• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR

TAHUN 2011-2013

SKRIPSI

OLEH :

ELICIA FADHILAH 101000079

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR

TAHUN 2011-2013

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

ELICIA FADHILAH NIM. 101000079

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

“KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA KISTA OVARIUM DI RUMAH

SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2011-2013” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan peniplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang diatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, April 2015 Yang Membuat Pernyataan

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

JudulSkripsi : KARAKTERISTIK WANITA PENDERITA

KISTA OVARIUM DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANG SIANTAR TAHUN 2011-2013

NamaMahasiswa : Elicia Fadhilah NomorIndukMahasiswa : 101000079

Program Studi : IlmuKesehatanMasyarakat

Peminatan : Epidemiologi

Tanggal Lulus : 03Februari 2015

DisahkanOleh KomisiPembimbing

Pembimbing I

drh. Hiswani, M.Kes Drs.Jemadi, M.Kes

NIP. 19650112 199402 2 001 NIP.19640404 199203 1 005

Medan, April 2015

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(5)

ABSTRAK

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun.

Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Insani pematang siantar tahun 2011-2013 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 124 data penderita (Total Sampling).Data dianalisa dengan uji chi-square, Exact Fisher dan Anova.

Hasil Penelitian ditemukan Proporsi penderita kista ovarium: umur 28-35 tahun (32%), suku Batak (60.5%), agama Islam (48.4%), pendidikan SMA (71%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (50%), status kawin (90.3%), nyeri abdomen bawah (56.2%),haid tidak teratur (70.2%), ukuran diameter kista 2-9 cm (47,6%), kista ovarium jinak (82,3%), terapi pembedahan (91.9%), Lama rawatan rata-rata 4.5 hari (5 hari), biaya sendiri (76.6%). Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kista berdasarkan umur (p=0.000) danproporsi jenis kista berdasarkan ukuran diameter kista (p=0.044), uji chi-square tidak dapat dilakukan untuk mengetahui proporsi ukuran kista berdasarkan keluhan karena terdapat 5 sel (62.5%) yang mempunyai expected count < 5, Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi status perkawinan berdasarkan jenis kista (p=0.123) dan proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0.596), juga lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya (p=0.850).

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dalam perawatan penderita kista ovarium. Dan pada wanita umur 20-50 tahun agar lebih memperhatikan gejala kista ovarium agar dapat dideteksi adanya kista ovarium dengan cepat.

(6)

ABSTRACT

Ovarian cyst is one of the gynecological benign tumor most often found in women in their reproductive life. Based on Indonesia Demographic Health Survey incidence of ovarian cysts in Indonesia reached 37.2%, and most often found in women aged between 20-50 years and rarely at puberty.

To defind the characteristics of women with ovarian cysts patient who are Hospitalized at Vita Insani Hospital in 2011-2013 was a descriptive study with case series design. Population and sample of data 124 patients (total sampling). Data of patient were analyzed by chi-square test, Fisher's Exact and ANOVA.

The Research Found Proportion of patients with ovarian cysts: age 28-35 years (32%), Batak (60.5%), Islam (48.4%), high school education (71%), occupation Housewife (50%) , married status (90.3%), lower abdominal pain (56.2%), menstrual irregularities (70.2%), the size of the cyst diameter 2-9 cm (47.6%), benign ovarian cysts (82.3%), surgical treatment (91.9%), the average treatment length 4.5 days or 5 days, the cost of their own (76.6%). There were a significant difference between the proportion of cysts by age (p = 0.000), chi-square test can not be carried out to determine the proportion of the size of the cyst is based on a complaint because there are 5 cells (62.5%) who had epected count <5,there was no significant difference between the proportion of married by medical treatment (p = 0.596).

Expected to the hospital in order to improve and maintain the quality of caring the patients with ovarian cysts. And for woman to be more attention to symtoms of ovarian cyst so that disease can be detected quickly.

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elicia Fadhilah

Tempat Lahir : Medan

Tanggal Lahir : 26 februari 1993

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke : 1 dari 2 Bersaudara

Alamat Rumah : Jalan Garu 1 no 151-a Medan

Nama Ayah : Sunardi

Suku Bangsa Ayah : Jawa

Nama Ibu : Salmah Lubis

Suku Bangsa Ibu : Mandailing

Riwayat Pendidikan

Tahun 1996 – 1998 : TK Swasta Islamiyah Guppi Medan Tahun 1998 – 2004 : SD Negeri 060823 Medan

Tahun 2004 – 2007 : SMP Negeri 15 Medan Tahun 2007 – 2010 : SMA Negeri 14 Medan

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul,”Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013”yang merupakan salah satu syarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai

pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan..

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

(9)

Sumatera Utarayang telah memberikan sarandan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Drs, Jumirah , Apt, M.Kes selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Ratna Uli Tumanggor yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dr. Alphin Hoza, MM selaku direktur Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan pengumpulan data

9. Seluruh staff Rumah sakit Vita Insani Pematang Siantar yang memberi bantuan mulai dari pengumpulan data sampai penelitian ini selesai.

10.Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayah Sunardi dan Mama Salmah Lubis yang telah membesarkan, mendidik, memberikan motivasi, doa, dan dukungannyaselama ini kepada penulis.

11.Adik tersayangMuhammad Habibullah atas doa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

13.Keluarga besar HmI Komisariat FKM USU untuk proses, semangat, nasehat dan doa yang diberikan keada penulis.

14.Sahabat terkasih ( Rizvya ) dan KB tersayang (Siti, Nur, Sri Novita, Magda, Anggia, Muthia)yang selalu ada dalam suka dan duka terima kasih atas semangat, saran, masukan, doa, dan canda tawa selama ini. 15.Teman seperjuangan di peminatan epidemiologi 2010(Sri Rezeki,

Melyana, Siti Chadiyah, Chrisnina, Isri Rezta, Sylvana, Izzah Dienillah, Cyndi O dll) yang telah membantu penulis dalam penyelesain skripsi ini, teman PBL, LKP, serta teman – teman stambuk 2010 terima kasih atas dukungan, doa, semangat, dan kebersamaan selama ini.

16. Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulismenyadarimasih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan

skripsiini.Untukitu,penulismengharapkansarandankritikanyangbersifatmembangu nagarkedepannyabisa

menjadilebihbaik.Akhirnyadengansegalakerendahanhatipenulismengharapkansem oga skripsiinidapatmemberikansumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

(11)

Elicia Fadhilah

2.4.1 Distribusi dan Frekuensi ... 16

2.4.2 Determinan ... 17

2.5 Gejala Kista Ovarium dan Tanda-Tanda Klinik ... 19

(12)

3.4 Metode Pengumpulan data ... 29

3.5 Teknik analisa data ... 29

3.6 Defenisi Operasional ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 35

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 35

4.1.1. Gambaran umum Rumah sakit Vita Insani ... 35

4.1.2. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Rumah sakit ... 36

a. Visi ... 36

b. Misi ... 36

c. Falsafah ... 36

d. Motto ... 37

4.1.3. Fasilitas Rumah Sakit Vita Insani ... 37

4.2. Analisis Univariat ... 38

4.2.1. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi ... 38

4.2.2 Distribusi proporsi Penderita kisa ovarium berdasarkan keluhan 40 4.2.3. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid ... 40

4.2.4. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista ... 41

4.2.5. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista ... 42

4.2.6. distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista ... 42

4.2.7. Lama rawatan Rata-rata penderita kista ovarium ... 43

4.2.8. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya ... 43

4.3. Analisis Bivariat ... 44

4.3.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur ... 44

4.3.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran diameter kista ... 45

4.3.3. Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista ... 46

4.3.4. Umur Berdasarkan Status Haid ... 46

4.3.5. Status Perkawinan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis ... 47

4.3.6. Lama Rawatan Rata0rat Berdasarkan Sumber biaya ... 48

BAB V PEMBAHASAN ... 50

5.1.Distribusi Proporsi Penderita kista ovarium berdasarkan Sosiodemografi ... 50

5.1.1. Umur ... 50

5.1.2. Suku ... 52

5.1.3. Agama... 53

5.1.4. Pendidikan ... 54

(13)

5.1.6. Status Perkawinan ... 57

5.2. Keluhan... 58

5.3 Status Haid... 60

5.4. Ukuran Diameter Kista ... 61

5.5. Jenis Kista ... 62

5.6. Penatalaksanaan Medis ... 63

5.7. Lama Rawatan rata-rata ... 64

5.8. Sumber Biaya ... 65

5.9. Analisa Statistik ... 66

5.9.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur ... 66

5.9.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter kista ... 68

5.9.3. Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista ... 70

5.9.4. Umur Berdasarkan Status Haid ... 71

5.9.5. Status Perkawinan Berdasarkan penatalaksanaan Medis ... 72

5.9.6. Lama Rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

6.1. Kesimpulan ... 76

6.2. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 4.1Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Sosiodemografi di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

2011-2012 ... 38 Tabel4.2Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013... 40 Tabel4.3Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status Haid di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 41 Tabel 4.4Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran

Diameter Kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 41 Tabel 4.5Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis Kista di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 42 Tabel 4.6Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 42 Tabel 4.7Lama Rawata rat-rata Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita

Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 ... 43 Tabel 4.8Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya

di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 43 Tabel 4.9Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista

Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 44 Tabel 4.10Distribusi Proporsi Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 45 Tabel 4.11Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 46 Tabel 4.12Distribusi Proporsi Status Umur Berdasarkan Status Haid Penderita

Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

(15)

Tabel 4.13Distribusi Proporsi Status Perkawinn Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 ... 48 Tabel 4.14Distribusi Lama Rawatan rata-rata (hari) berdasarkan Sumber biaya

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1Diagram Bar Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-201350 Gambar 5.2Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Suku di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-201352 Gambar 5.3Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Agama di

Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 53 Gambar 5.4Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Pendidikan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 54

Gambar 5.5Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 55 Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status

Perkawinan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 57

Gambar 5.7 Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 58 Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status

Haid di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 60 Gambar 5.9Diagram Bar Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran

Diameter Kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 61

Gambar 5.10Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis

Kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 62 Gambar 5.11Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

Tahun 2011-2013 63

Gambar 5.12Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

(17)

Gambar 5.13Diagram Bar Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 66

Gambar 5.14Diagram Bar Proporsi Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang

Siantar Tahun 2011-2013 67

Gambar 5.15Diagram Bar Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang

Siantar Tahun 2011-2013 70

Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Umur Berdasarkan status Haid Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun

2011-2013 71

Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit

Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 72 Gambar 5.18 Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata (hari)

(18)

ABSTRAK

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun.

Untuk mengetahui karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Insani pematang siantar tahun 2011-2013 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel 124 data penderita (Total Sampling).Data dianalisa dengan uji chi-square, Exact Fisher dan Anova.

Hasil Penelitian ditemukan Proporsi penderita kista ovarium: umur 28-35 tahun (32%), suku Batak (60.5%), agama Islam (48.4%), pendidikan SMA (71%), pekerjaan Ibu Rumah Tangga (50%), status kawin (90.3%), nyeri abdomen bawah (56.2%),haid tidak teratur (70.2%), ukuran diameter kista 2-9 cm (47,6%), kista ovarium jinak (82,3%), terapi pembedahan (91.9%), Lama rawatan rata-rata 4.5 hari (5 hari), biaya sendiri (76.6%). Ada perbedaan yang bermakna antara proporsi jenis kista berdasarkan umur (p=0.000) danproporsi jenis kista berdasarkan ukuran diameter kista (p=0.044), uji chi-square tidak dapat dilakukan untuk mengetahui proporsi ukuran kista berdasarkan keluhan karena terdapat 5 sel (62.5%) yang mempunyai expected count < 5, Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi status perkawinan berdasarkan jenis kista (p=0.123) dan proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis (p=0.596), juga lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya (p=0.850).

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dalam perawatan penderita kista ovarium. Dan pada wanita umur 20-50 tahun agar lebih memperhatikan gejala kista ovarium agar dapat dideteksi adanya kista ovarium dengan cepat.

(19)

ABSTRACT

Ovarian cyst is one of the gynecological benign tumor most often found in women in their reproductive life. Based on Indonesia Demographic Health Survey incidence of ovarian cysts in Indonesia reached 37.2%, and most often found in women aged between 20-50 years and rarely at puberty.

To defind the characteristics of women with ovarian cysts patient who are Hospitalized at Vita Insani Hospital in 2011-2013 was a descriptive study with case series design. Population and sample of data 124 patients (total sampling). Data of patient were analyzed by chi-square test, Fisher's Exact and ANOVA.

The Research Found Proportion of patients with ovarian cysts: age 28-35 years (32%), Batak (60.5%), Islam (48.4%), high school education (71%), occupation Housewife (50%) , married status (90.3%), lower abdominal pain (56.2%), menstrual irregularities (70.2%), the size of the cyst diameter 2-9 cm (47.6%), benign ovarian cysts (82.3%), surgical treatment (91.9%), the average treatment length 4.5 days or 5 days, the cost of their own (76.6%). There were a significant difference between the proportion of cysts by age (p = 0.000), chi-square test can not be carried out to determine the proportion of the size of the cyst is based on a complaint because there are 5 cells (62.5%) who had epected count <5,there was no significant difference between the proportion of married by medical treatment (p = 0.596).

Expected to the hospital in order to improve and maintain the quality of caring the patients with ovarian cysts. And for woman to be more attention to symtoms of ovarian cyst so that disease can be detected quickly.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Negara Indonesia merupakan Negara berkembang yang saat ini sedang dalam proses pembangunan untuk menjadi Negara yang makmur. Proses pembangunan yang dilakukan diantaranya adalah pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya. Dimana kesehatan itu adalah keadaan sehat baik itu secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(Depkes RI, 2009)

Kesehatan memiliki berbagai macam ruang lingkup yang harus dipenuhi.Salah satu ruang lingkup kesehatan adalah kesehatan reproduksi. Dimana kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara, fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi baik pada laki-laki dan perempuan. (Depkes RI, 2009)

(21)

Kista ovarium secara umum memiliki ukuran kurang dari 6cm dan jenis kista ovarium bisa bervariasi, ada yang berisi cairan jernih yang biasanya disebut kista fungsional, berisi darah seperti kista merah (rubrum), kista berisi gigi, rambut, dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti fibroma.Di antara kista ovarium ini ada yang bersifat neoplastik (memerlukan operasi) dan ada yang bersifat nonneoplastik (tidak memerlukan operasi).(Prawirohardo,2002)Kebanyakan kista ini jinak, sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang ganas. Kista ovarium yang ganas disebut juga dengan kanker ovarium.(Hadibroto,2009)

Menurut WHO tahun 2005, Kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskuler. Data sari American cancer society tahun 2007 menunjukkan kanker ovarium menempati urutan ke -8 dan menjadi penyebab kematian kelima terbanyak akibat kanker yang terjadi pada wanita di amerika serikat (Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).(Rock JA)

(22)

Berdasarkan data yang diperoleh CDC di Amerika pada tahun 2011 insidensi kanker ovarium tertinggi terjadi di kaota New York, Columbia dan Washington dengan interval 12,5-14,9 per 100.000 penduduk. Dan yang paling rendah terjadi di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000 penduduk. (CDC, 2011)

Menurut data statistics by country for ovarian cancer tahun 2011 mengatakan bahwa insidens kanker ovarium di Indonesia adalah 20.426 kasus dari 238.452.952 populasi. (Right Diagnosis ,2011) Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2%, dan paling sering terdapat pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang pada pubertas (Wiknjosastro, 2005)

Data dari Rumah SakitMuhammadiyah Surabayamenunjukkan bahwa angka kejadian kista ovarium pada bulan Januari - Maret 2011, sebanyak 11 orang (15,1%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 73 orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 4 orang, usia > 45 tahun sebanyak 7 orang.Dan pada bulan April - Juni 2011, penderita kista ovarium sebanyak 32 orang (39,5%) dari jumlah pasien dengan penyakit kandungan sebanyak 81 orang dengan kelompok umur 17- 45 tahun sebanyak 11 orang, usia > 45 tahun sebanyak 21orang. (Taufiqoh, 2012)

(23)

2010)Kemudian Di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus.(Dumaris, 2012)

Dari Survei Pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Vita insani Pematang Siantar, data seluruh penderita kista ovarium yang diperoleh terdapat 124 orang penderita pada tahun 2011-2013. Adapun rincian setiap tahun yaitu pada tahun 2011 sebanyak 40 orang, pada tahun 2012 sebanyak 53 orang dan tahun 2013 sebanyak 31 orang penderita.

Berdasarkan latar belakang diatas , maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik wanita penderita kista ovarium di rumah Sakit Vita Insani Pematang siantar tahun 2011-2013.

1.2. Rumusan Masalah

Belum diketahui karateristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Isani Pematang Siantar Tahun 2011-2013.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui Karakteristik wanita penderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang siantar Tahun 2011-2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi yang meliputi : umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan.

(24)

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista

e. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista.

f. Mengetahui ditribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata (hari) penderita kista ovarium.

h. Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya.

i. Mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan jenis kista j. Mengetahui proporsi keluhan berdasarkan ukuran diameter kista. k. Mengetahui proporsi jenis kista berdasarkan diameter kista l. Mengetahui proporsi status perkawinan berdasarkan jenis kista

m. Mengetahui proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis

n. Mengetahui proporsi lama rawatan rata-rata (hari) berdasarkan Sumber biaya.

1.4. Manfaat Penelitian

(25)

1.4.2. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai kista ovarium

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kista Ovarium

Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai pada wanita di masa reproduksinya.(Depkes RI, 2011)Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. (Owen, 2005)

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium.Dalam kehamilan tumor ovarium yang paling sering dijumpai ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor Ovarium yang cukup besar dapat menyebabkn kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala kedalam panggul.(Wiknjosastro,2005)

(27)

2.2. Jenis dan karakter kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista nonneoplastik sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya. (Prawirohardjo,2002)

Kista ovarium neoplastik jinak diantaranya: (Mansjoer, 2000) a. Kistoma Ovarii Simpleks

Kistoma ovarii simpleks merupakan kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dengan reseksi ovarium.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum

Bentuk kista multilokular dan biasanya unilateral, dapat tumbuh menjadi sangat besar.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perleketan kista denganomentum, usus-usus, dan

peritoneum parietale.Selain itu, bisa terjadi ileus karena perleketan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei. Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista in tito tanpa pungsi terlebih dulu dengan atau tanpa

salpingo-ooforektomi tergantung besarnya kista. c. Kistadenoma Ovarii Serosum

(28)

tetapi tidak sebesar kista musinosum. Selain teraba massaintraabdominal juga dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama dengan kistadenoma ovarii musinosum.

d. Kista Dermoid

Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal

berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada mesoderm dan

entoderm.Bentuk cairan kista ini seperti mentega. Kandungannya tidak hanya berupa cairan tapi juga ada partikel lain seperti rambut, gigi, tulang, atau sisa-sisa kulit. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan sebagian lagi padat.Dapat menjadi ganas, seperti karsinoma epidermoid. Kista ini diduga berasal dari sel telur melalui proses parthenogenesis. Gambaran klinis adalah nyeri mendadak di perut bagian bawah karena torsi tangkai kista

dermoid.Dinding kista dapat ruptur sehingga isi kista keluar di rongga

peritoneum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista dermoid bersama seluruh

ovarium.

Kista nonneoplastik terdiri dari: (Prawirohardjo, 2002) a. Kista Folikel

(29)

Kista folikel ini bisa menjadi sebesar jeruk nipis. Bagian dalam dinding kista yang tipis yang terdiri atas beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan di dalam kista, maka terjadilah atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista berwarna jernih dan sering kali mengandung estrogen.Oleh sebab itu, kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid.Kista folikel lambat laun dapat mengecil dan menghilang spontan, atau bisa terjadi ruptur dan kista pun menghilang. Umumnya, jika diameter kista tidak lebih dari 5 cm, maka dapat ditunggu dahulu karena kista folikel biasanya dalam waktu 2 bulan akan menghilang sendiri.

b. Kista Korpus Luteum

Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi

(30)

Penanganan kista korpus luteum ialah menunggu sampai kista hilang sendiri. Dalam hal dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.

c. Kista Lutein

Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut, ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar ukuran tinju.Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia. Tumbuhnya kista ini ialah akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan, dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

d. Kista Inklusi Germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.Kista ini lebih banyak terdapat pada wanita yang lanjut umurnya, dan besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini biasanya secara kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologik ovarium yang diangkat waktu operasi.Kista terletak di bawah permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih dan serus.

e. Kista Endometriosis

(31)

endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama.Kista ini berasal dari sel-sel selaput perut yang disebut peritoneum.Penyebabnya bisa karena infeksi kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga kuman-kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran indung telur.Infeksi tersebut melemahkan daya tahan selaput perut, sehingga mudah terserang penyakit.Gejala kista ini sangat khas karena berkaitan dengan haid. Seperti diketahui, saat haid tidak semua darah akan tumpah dari rongga rahim ke liang vagina, tapi ada yang memercik ke rongga perut. Kondisi ini merangsang sel-sel rusak yang ada di selaput perut mengidap penyakit baru yang dikenal dengan endometriosis.Karena sifat penyusupannya yang perlahan, endometriosis sering disebut kanker jinak.

f. Kista Stein-Leventhal

Ovarium tampak pucat, membesar 2 sampai 3 kali, polikistik, dan permukaannya licin.Kapsul ovarium menebal. Kelainan ini terkenal dengan nama sindrom Stein-Leventhal dan kiranya disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terhadap gangguan ovulasi, oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometrii sering ditemukan.

Menurut Nugroho, klasifikasi kista terdiri dari: (Nugroho,2010) a. Tipe Kista Normal

(32)

Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.

Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi.

Kista fungsional terdiri dari kista folikel dan kista luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang dengan sendiri dalam waktu 6-8 minggu.

b. Tipe Kista Abnormal

Jenis kista yang termasuk pada kista abnormal adalah kistadenoma, kista coklat ( endometrioma), kista dermoid, kista endometriosis, kista hemorrhage,dan kista Lutein.

(33)

kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.

Kista Lutein merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Beberapa tipe kista lutein antara lainKista Granulosa Lutein merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.Kemudian Kista Theca Lutein merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami.Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor ovarium dan terapi hormonal.Dan kista polikistik ovarium merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu.Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.

2.3 Anatomi Ovarium

(34)

(medulla). Pada cortex terdapat folikel-folikel primordial. Pada medulla terdapat pembuluh darah, urat saraf dan pembuluh limpa.(Anggun, 2012)

Ovarium terletak antara Rahim dan panggul dan disamping kanan-kiri uterus yang menghasilkan hormone estrogen dan progesterone, mempengaruhi kerja uterus serta memberikan sifat kewanitaan dan mempunyai dampak dalam mengatur proses menstruasi. (Prawirohardjo,2010)

Ovarium berbentuk bulat lonjong agak pipih, permukaan halus dan ukurannya bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Gambaran ovarium bayi baru lahir warna agak coklat, memanjang, struktur rata. Ukuranya kira-kira 1,3 x 0,5 x0,3 cm, beratnya kurang dari 0.3 gram, dengan bertambahnya usia menjadi anak-anak, ovarium juga bertambah besar dan saat usia prepubertas dijumpai follicle kistik yang dominan yang hampir mirip dengan penyakit polikistik ovariun. Pada periode reproduksi, ovarium bentuk agak oval, ukuran 3-5 x 1,5-3,0 x 0.6-1,5 cm dan berat kira-kira 5-8 gram, warna putih kemerah-merahan dan permukaan lebih halus. Pada pemotongan dijumpai follikel-follikel kistik, korpora lutea warna kuning, korpora albikan warna putih umumnya dijumpai di korteks dan medula. Wanita post menopause ovariumnya bertambah kecil. Ukurannya bervariasi, ada yang lisut/berkerut, gyriform, dan konsistensi biasanya padat. (wiknjosastro,2005)

(35)

e. Umur 35-45 tahun : mempunyai sel telur 34.000 f. Masa menopause semua telur menghilang.

Indung telur merupakan sumber hormonal perempuan yang paling utama, sehingga mempunyai peranan dalam mengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur ( ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri.

2.4. Epidemiologi Kista Ovarium 2.4.1. Distribusi dan Frekuensi

Angka kejadian kista sering terjadi pada wanita berusia produktif. Jarang sekali di bawah umur 20 maupun di atas 50 tahun.(William, 2007)

Kista Ovarium ditemukan pada hampir semua wanita premenopause dan pada 18% wanita post menopause. Insiden yag sering terjadi pada wanita usia 30-54 tahun dan yang paling tinggi adalah wanita dengan kulit putih. (William, 2007) Di Indonesia sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, serta penyakit yang mengenai sistem reproduksi misalnya kista ovarium. (Manuaba, 2010)

Di Amerika insidensi kista ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per 100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kista adalah kista fungsional dan jinak.Di Amerika karsinoma ovarium didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang. (Rock JA,)

(36)

di kota Hawaii, Virginia, dan Louisiana dengan interval 7,5-10,4 per 100.000 penduduk(CDC,2011)

Di RSU H. Adam Malik Medan terdapat jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun 2008-2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari 2010- Oktober 2010 penderita kista ovarium pada wanita usia subur terdata sebanyak 34 kasus. (safitri,2010) Kemudian Di Rumah Sakit ST. Elisabeth Medan penderita kista ovarium dari tahun 2008-2012 terdata sebanyak 116 kasus. (Dumaris, 2012)

2.4.2. Determinan

Penyebab pasti dari penyakit kista Ovarium belum diketahui secara pasti.Akan tetapi salah satu pemicunya adalah faktor hormonal.Penyebab terjadinya kista ovarium ini dipengaruhi oleh banyak factor yang saling berhubungan. Beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya kista ovarium adalah

a. Gangguan pembentukan hormone

(37)

yang menetap sehingga dapat menyebabkan ganguan ovulasi. (Llewellyn, 2001)

b. Memiliki Riwayat kista ovarium atau keluarga memiliki riwayat kista ovarium.(Wiknjosastro, 2005)

c. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen) Tamoxifen dapat menyebabkan kista ovarium fungsional jinak yang biasanya menyelesaikan penghentian pengobatan tersebut.(William,2007) d. Pada pengobatan infertilitas

Pasien dirawat karena infertilitas dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin atau agen lainnya , seperti clomiphene citrate atau letrozole , dapat mengembangkan kista sebagai bagian dari sindrom hiperstimulasi ovarium.(William, 2007)

e. Gaya hidup yang tidak sehat

(38)

f. Gangguan siklus Haid

Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus diwaspadai. Menstuasi di usia dini yaitu 11 tahun atau lebih muda merupakan faktor resiko berkembangnya kista ovarium, wanita dengan siklus haid tidak teratur juga merupakan faktor resiko kista ovarium.(Manuaba,2010).

g. Pemakaian alat kontrasepsi hormonal

Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal juga merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium.(Henderson, 2005)

2.5. Gejala Kista Ovarium dan Tanda-tanda Klinik

(39)

teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera. (Moore,2001)

2.6. Komplikasi

Salah satu hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ini ialah kista tersebut berubah menjadi ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi dari kista ovarium yang dapat terjadi ialah (Prawirohardjo,2010)

1. Perdarahan ke dalam kista

Biasanya terjadi sedikit- sedikit hingga berangsur- angsur menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala- gejala klinik yang minimal, akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri diperut.Kista berpotensi untuk pecah, tidak ada patokan mengenai besarnya kista yang berpotensi pecah.Pecahnya kist bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya pendarahan. (Hakimi, 1993)

2. `Infeksi pada kista

(40)

3. Torsio ( Putaran tangkai )

Torsio atau putaran tangkai trjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih, torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau aligamentum roduntum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark peritonitis dan kematian.Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma TOA, masa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada wanita usia reproduksigejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat dikuadrat abdomen bawah, mual dan muntah dapat terjadi demam leukositosis.

4. Perubahan keganasan

Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan kegansannya,adanya asites dalam hal ini mencurigakan masa kista ovarium berkembang setelah masa menapouse sehingga bisa kemungkinan untuk berubah menjadi kanker. 5. Robek dinding kista

(41)

2.8. Pencegahan Kista Ovarium

Belum ada tindakan khusus agar terhindar dari penyakit kista ovarium. Akan tetapi pencegahan ditujukan untuk menurunkan angka insidensi kista Ovarium dan secara tidak langsung akan mengurangi angka kematian akibat kista Ovarium. 2.8.1. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kista ovarium dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kista ovarium.Pencegahan primer dapat dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat seperti tidak merokok, menkonsumsi makanan yang kaya serat dan mengandung zat anti oksidan yang tinggi, serta hindari zat kimia tambahan yang berbahaya pada makanan.

2.8.2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kista ovarium melalui diagnosa , pemeriksaan dini dan bekala kemudian pengobatan yang tepat. (Budiarto, 2002)

Kista ovarium jinak tumbuh secara tersembunyi dan sering tidak dapat dideteksi selama beberapa tahun.Tidak menyebabkan nyeri, tetapi jika membesar dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan jarang menimbulkan gangguan

(42)

sampai padat, memberi tanda kista ovarium. Diagnosis dapat dikonfirmasi dengan

skening ultrason abdomen atau transvagina, yang dapat membedakannya dari kehamilan, kegemukan, pseudosiesis, kandung kemih penuh atau degenerasi

kistik dari mioma.(Llewellyn,2001)

Prawirohardjo (2002), menyatakan bahwa apabila pada pemeriksaan ditemukan kista di rongga perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat digerakkan atau tidak), maka perlu ditentukan jenis kista tersebut.Pada kista

ovarium biasanya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari kista.Jika kista

ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan kista itu konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung kemih penuh, sehingga pada anamnesis perlu lebih cermat dan disertai pemeriksaan tambahan. Apabila sudah ditentukan bahwa kista yang ditemukan ialah kista

ovarium, maka perlu diketahui apakah kista itu bersifat neoplastik atau

nonneoplastik.(Prawirohardjo, 2002)

Kista nonneoplastik akibat peradangan umumnya dalam anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan kista-kista akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena perleketan.Kista

(43)

Penegakan diagnose dapat dibantu dengan pemeriksaan lanjutan yang berupa :(Prawirohardjo, 2002)

(1) Laparaskopi yaitu pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat kista,

(2) Ultrasonografi yaitu dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas kista, apakah kista berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

(3) Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista

(4) Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

2.9. Penatalaksanaan Medis

Apabila kista sudah terlanjur tumbuh dan didiagnosa sebagai kista ovarium yang berbahaya, biasanya tindakan medis perlu dilakukan. Operasi pengangkatan biasanya akan dilakukan untuk mencegah kista ovarium tumbuh lebih besar. Penyembuhan dari kista juga tergantung pada jenisnya masing-masing.Kista

(44)

menghadapi kista yang tidak memberi gejala atau keluhan pada penderita dan yang besar kistanya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar kista tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum, jadi merupakan kista nonneoplastik. Tidak jarang kista-kista tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium yang kira-kira besarnya normal. Oleh sebab itu, dalam hal ini perlu menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan kista tersebut, maka dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar kista itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.(Prawirohardjo, 2002)

Tindakan operasi pada kista ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan kista dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung kista.Akan tetapi, jika kistanya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforektomi).Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah ditemukan pada satu atau pada dua ovarium.(Prawirohardjo, 2002)

(45)

salpingo-ooforektomi bilateral.Akan tetapi, wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan tingkat keganasan kista yang rendah (misalnya kista sel

granulosa), dapat dipertanggung-jawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal.

Terapi bergantung pada ukuran dan konsistensi kista dan penampakannya pada pemeriksaan ultrasonografi.Mungkin dapat diamati kista ovarium berdiameter kurang dari 80 mm, dan skening diulang untuk melihat apakah kista membesar.Jika diputuskan untuk dilakukan terapi, dapat dilakukan aspirasi kista atau kistektomi ovarium.Kista yang terdapat pada wanita hamil, yang berukuran >80 mm dengan dinding tebal atau semisolid memerlukan pembedahan, setelah kehamilan minggu ke 12.Kista yang dideteksi setelah kehamilan minggu ke 30 mungkin sulit dikeluarkan lewatpembedahan dan dapat terjadi persalinan

(46)

2.10 Kerangka Konsep

Karakteristik Wanita Penderita Kista Ovarium 1. Sosiodemografi

Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan

Status Perkawinan 2. Keluhan

3. Status Haid

4. Ukuran Diameter kista 5. Jenis Kista

6. Penatalaksanaan Medis 7. Lama Rawatan

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit Vita Insani Pematang siantar.Alasan Pemilihan lokasi ini atas dasar pertimbangan bahwa Rumah Sakit Vita Insani adalah salah satu unit pelayanan medis yang menyediakan data tentang penyakit kista ovarium dan belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik wanita penderita kista ovarium pada tahun 2011-2013.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai April 2014 sampai dengan Februari 2015.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

(48)

3.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh data pasien yang menderita kista ovarium yang dirawat di rumah sakit Vita Insani Pematang siantar Tahun 2011-2013, yang berjumlah 124 kasus (total sampling)

3.4. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status pasien yang menderita kista ovarium di Rumah Sakit Vita insani pematang siantar tahun 2011-2013. Semua kartu status pasien dikumpulkan kemudian dilakukan proses pencatatan sesuai dengan variabel yang dibutuhkan untuk diteliti.

3.5. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisa dengan computer menggunakan program SPSS (Statistical package for social science). Data dianalisa dengan uji Anova , t-test dan chi square . Uji Anova digunakan untuk menganalisis data lama raatan dengan sumber biaya, sementara itu uji chi-square

(49)

3.6 . Defenisi Operasional

3.6.1. Kista Ovarium adalah suatu tumor, baik kecil maupun yang besar , kistik atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium[19]dan sesuai dengan diagnosis dokter.

3.6.2. Sosiodemografi adalah keterangan yang menunjukkan spesifikasi pribadi penderita hipertensi dan hubungan sosialnya di masyarakat meliputi umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan sesuai tercatat pada kartu status.

3.6.3. Umur adalah usia wanita yang menderita kista ovarium sesuai dengan kartu status, dan umur dikategorikan berdasarkan rumus Sturges.

Berdasarkan rumus Sturges diperoleh : 1. 12-19

(50)

3.6.4. Suku adalah etnik yang melekat pada penderita kista ovarium sesuai tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Batak 2. Jawa 3. Tionghoa 4. Melayu 5. Lain-lain

3.6.5. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita kista ovarium sesuai yang tercatat pada kartu status, dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Katholik

4. Hindu 5. Budha

3.6.6. Tingkat Pendidikan adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh penderita kista ovarium yang tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Tidak tamat SD/ Tamat SD/ sederajat 2. Tamat SMP/sederajat

3. Tamat SMA/ sederajat

(51)

3.6.7. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan penderita kista ovarium sehari-hari yang tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Ibu Rumah Tangga

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 3. Pegawai Swasta

4. Wiraswasta 5. Lain-lain 6. Tidak Bekerja

3.6.8. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat pernikahan penderita kista ovarium sesuai tercatat pada kartu status,dikategorikan atas:

1. Belum kawin 2. Kawin

3.6.9. Keluhan utama adalah pernyataan pasien yang menjelaskan alasan mencari bantuan medis,dikategorikan atas:

(52)

3.6.10.Status haid adalah keterangan yang menunjukkan riwayat menstruasi penderita kista ovarium yang tercatat di kartu status,dikategorikan atas: 1. Haid teratur

2. Haid tidak teratur 3. Menopause

3.6.11. Ukuran diameter kista adalah besar ukuran kista yang dialami penderita menurut ukuran kista terbesar berdasarkan hasil pemeriksaan dokter sesuai yang tercatat dalam status pasien, ukuran diameter kista dikategorikan dengan rumus Sturges.

Berdasarkan rumus Sturges diperoleh 1. 2-9

2. 10-17 3. 18-25

3.6.12. Jenis kista adalah kalsifikasi kista yang dialami penderita kista ovarium yang tercatat di kartu status,dikategorikan atas:

1. Kista Ovarium Jinak 2. Kista Ovarium Ganas

3.6.13. Penatalaksanaan medis adalah tindakan yang dilakuka terhadap penderita kista ovarium sehubungan dengan tindakan penyembuhan yang dilakukan sesuai yang tercatat di kartu status,dikategorikan atas:

1. Terapi Hormonal 2. Terapi Pembedahan

(53)

3.6.14. Lama rawatan adalah jumlah hari penderita kista ovarium dirawat dari tanggal masuk sampai keluar (baik dengan izin dokter, atas permintaaan sendiri, maupun meninggal dunia) sesuai tercatat pada kartu status.

3.6.15. Sumber biaya adalah asal biaya yang digunakan penderita selama masa perawatan sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas : 1. Askes

(54)

BAB 4

HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara dan kota terbesar kedua setelah kota Medan. Kota Pematangsiantar memiliki luas wilayah 79.791 km2, terdiri dari 8 kecamatan dan 43 kelurahan.Secara geografis Kota Pematangsiantar diapit Kabupaten Simalungun.Kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. Kota Pematangsiantar hanya berjarak 128 km dari Kota Medan dan 52 km dari Prapat sehingga sering menjadi kota perlintasan.

(55)

4.1.2. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

a. Visi

Visi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah menjadi rumah sakit yang disenangi masyarakat tahun 2014

b. Misi

Misi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah:

i. Menciptakan budaya senyum bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Vita Insani

ii. Menyediakan peralatan modern dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat

iii. Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen Rumah Sakit Vita Insani. iv. Meningkatkan peran Rumah Sakit Vita Insani dalam memberikan

pelayanan yang cepat dan akurat

v. Mengembangkan sistem pembayaran pelayanan kesehatan dalam bentuk tarif yang terjangkau untuk masing-masing jenis pelayanan.

vi. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, indah dan asri. c. Falsafah

(56)

d. Motto

Motto Rumah Sakit Vita Insani adalah “Kami Peduli Anda”.

4.1.3. Fasilitas Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Rumah Sakit Vita Insani memiliki fasilitas yang memadai antara lain Laboratorium, Radiologi, Apotik, Instalasi Farmasi, Fisiotherapi, Klinik obgyn yang memiliki Alat USG dan masih banyak fasilitas lainnya. Jumlah fasilitas tempat tidur Rumah Sakit Vita Insani sebanyak 128 buah meliputi 12 buah pada kelas super VIP dan VIP, 15 buah pada kelas I, 28 buah pada kelas II, 57 buah pada kelas III, 6 buah pada ruang ICU, dan 10 buah pada kamar bayi.

(57)

4.2. Analisis Univariat

4.2.1.Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi

Adapun distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013

Kristen Protestan 52 41.9

(58)

5. Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 62 50.0

Pegagawai Negeri Sipil (PNS) 11 8.9

Pegawai swasta 12 9.7

Wiraswasta 23 18.5

Lain-Lain (Petani, Pedagang) 15 12.1

Tidak Bekerja 1 0.8 berdasarkan umur tertinggi yaitu pada kelompok umur 28-35tahun yaitu sebanyak 32 orang (25,8 %) dan terendah pada kelompok umur 60-67 tahun yaitu sebanyak 2 orang (1.6%).

Karakteristik penderita kista ovarium dengan kelompok umur termuda pada penelitian ini yaitu: penderita umur 12 tahun, status belum kawin , keluhan nyeri abdomen bawah, penatalaksanaan medis terapi pembedahan.

Karakteristik penderita kista ovarium dengan kelompok umur tertua yaitu penderita umur 75 tahun, status kawin, keluhan nyeri abdomen bawah, pentalaksanaan medis terapi pembedahan

Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan suku tertinggi adalah suku batak sebanyak 75 orang (60.5%) .Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam yaitu sebanyak 60 orang (48.4%), tidak ditemukan penderita kista ovarium yang beragama Hindu.

(59)

ovarium berdasrkan pekerjaan tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62 orang (50%) dan yang terendah adalah pegawai swasta sebanyak 12 orang (9.7%) da nada juga yang sedang tidak bekerja yaitu sebanyak 1 orang (0.8%) .

Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah berstatus kawin yaitu sebanyak 112 (90.3%) .

4.2.2. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan keluhan yang dirasakan penderita dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

No. Keluhan f %

1. Nyeri Abdomen Bawah 99 56,2

2. Nyeri Ketika Haid 31 17.6

3. Terjadi Pendarahan 30 17,1

4. Perut Membesar 16 9.1

TOTAL 176 100

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi keluhan penderita kista ovarium yang tertinggi adalah Nyeri abdomen bawah yaitu sebanyak 99 orang (56.2%) dan terendah adalah perut membesar sebanyak 16 orang (9.1%).

(60)

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status orang (70.2%) dan terendah adalah menopause sebanyak 15 orang (12.1%) . 4.2.4. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran

Diameter Kista

Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran diameter kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang

(61)

4.2.5. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasrkan Jenis Kista Adapun proporsi penderita kista ovarium berdasrkan jenis kista dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis kista di Rumah Sakit vita insani Pematang Siantar Tahun

2011-Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista yang tertinggi adalah kista ovarium jinak yaitu sebanyak 102 orang (82.3%) dan yang terendah adalah kista ovarium ganas yaitu sebanyak 22 orang (17.7%)

4.2.6. Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis

Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Di Rumah Sakit Vita Insani 2011-2013

(62)

4.2.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium

Adapun lama rawatan Rata-rata penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

Lama Rawatan Rata-rata (hari)

Mean 4.5

SD (Standart Deviasi) 1.137

Minimum 1

Maximum 9

Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium adalah 4,5 hari atau 5 hari. SD (Standar Deviasi) 1,137 hari dengan lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan maksimum 9 hari.

4.2.8. Distribusi Proporsi Penderita kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya

Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar

(63)

4.3. Analisa Statistik

4.3.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur

Adapun distribusi proporsi jenis kista berdasarkan umur penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kista.

4.3.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

(64)

Tabel 4.10.Distribusi Proporsi Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista ovarium yang memiliki keluhan nyeri abdomen bawah proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah >6cm yaitu sebanyak 48 orang (87,3%) dan yang terendah adalah

≤ 6cm yaitu sebanyak 7 orang (12,7%). Dari 12 penderita kista ovarium yang

memiliki keluhan nyeri ketika haid proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah >6cm

yaitu sebanyak 10 orang (83,3%) dan yang terendah adalah ≤ 6cm yaitu sebanyak

2 orang (16,7%). Dari 5 penderita kista ovarium yang memiliki keluhan Pendarahan proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah >6cm yaitu sebanyak 3

orang (60%) dan yang terendah adalah ≤ 6cm yaitu sebanyak 2 orang (40%). Dari

3 penderita kista ovarium yang memiliki keluhan perut membesar proporsi ukuran

dimeter tertinggi adalah ≤6cm yaitu sebanyak 2 orang (66,7%) dan yang terendah adalah >6cm yaitu sebanyak 1 orang (33,3%).

Berdasarkan uji chi-square terdapat 5 sel (62.5%) yang mempunyai

epected count < 5sehingga analisa statistik tidak dapat dilakukan 4.3.3. Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

(65)

Tabel 4.11.Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkaan Ukuran Diameter proporsi ukuran diameter kista ovarium tertinggi pada ukuran >6cm yaitu

sebanyak 90 orang (88,2%) dan proporsi terendah pada ukuran ≤ 6 cm yaitu

sebanyak 12 orang (11,8%). Dari 12 penderita kista ovarium ganas , proporsi ukuran diameter kista tertinggi pada ukuran > 6cm yaitu sebanyak 15 orang (68,2%).

Berdasarkan hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai p <0,05, artinya ada perbedaan prporsi yang bermakna antara jenis kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista

4.3.4. Umur Berdasarkan Status Haid

Adapun distribusi proporsi umur berdaarkan status haid penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut.

(66)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 22 penderita kista ovarium haid tidak teratur, proporsi umur tertinggi adalah <45 tahun yaitu sebanyak 19 orang (86.4%) dan proporsi terendah adalah ≥ 45 yaitu sebanyak 3 orang (13,6%). Dari 87 penderita kista ovarium haid teratur, proporsi umur tertinggi adalah <45 tahun yaitu sebanyak 73 orang (83.9%) dan proporsi terendah adalah ≥ 45 yaitu sebanyak 14 orang (16.1%). Dari 15 penderita kista ovarium yang telah menopouse, proporsi umur tertinggi adalah ≥ 45 tahun yaitu sebanyak 14 orang (93.3%) dan proporsi terendah adalah < 45 yaitu sebanyak 1 orang (6.7%).

Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p <0,001 , artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan status haid.

4.3.5. Status Perkawinan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Adapun distribusi proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13.Distribusi Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013

(67)

(62,2%) dan terendah adalah belum kawin yaitu sebanyak 12 orang (10,5%). Dari 10 orang penderita kista ovarium yang mendapatkan penatalaksanaan medis terapi pembedahan + hormonal, proporsi status perkawinan tertinggi adalah kawin yaitu sebanyak 10 orang dan tidak ditemukan penderita yang memiliki status perkawinan belum kawin.

Berdasarkan hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai p >0,05, artinya Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis.

4.3.6. Lama Rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya

Adapun distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya penderita kista ovarium dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.14 Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata (hari) BerdasarkanSumber Biaya Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012

Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-rata (hari)

(68)

Terdapat 95 penderita kista ovarium dengan menggunakan biaya sendiri yang mempunyai lama rawatan rata-rata 4,46 hari (4 hari) dan nilai SD=1,183.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan
Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proporsi penderita hipertensi berdasarkan status penyakit penyerta yang dirawat inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar tahun 2010-2011 dapat dilihat pada gambar di

Untuk mengetahui karakteristik penderita kista ovarium pada wanita sebelum menopause yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014- 2015 dilakukan

Untuk mengetahui karakteristik penderita kista ovarium pada wanita sebelum menopause yang dirawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2014- 2015 dilakukan

a) Mengetahui distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi yang meliputi : umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penderita WUS dengan kista ovarium di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegara selama periode Tahun 2009 sampai

Gambar 5.15 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Balita Penderita TB Paru yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Dari 6 orang penderita kista ovarium ganas, proporsi status perkawinan tertinggi kawin yaitu sebanyak 6 orang (100%) dan tidak ditemukan penderita yang memiliki status

Distribusi Proporsi Penderita DM dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di RS Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2011.. Berdasarkan tabel