KENDARAAN BERMOTOR (BBNKB) PADA KANTOR SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP (SAMSAT) PEMATANG
SIANTAR O L E H
Nama : FITRI ANJELLINA NIM : 072600014
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH:
Nama : FITRI ANJELLINA Nim : 072600014
Program Studi : D III Administrasi Perpajakan
Judul : PROSEDUR PELAKSANAAN PEMUNGUTAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR PADA KANTOR SAMSAT PEMATANG SIANTAR
Ketua Prodip III Dosen Pembimbing Supervisor Adm.Perpajakan
Drs.M.H.Thamrin Nst,Msi Drs.Humaizi MA
NIP. 196401081991021001 NIP. 060078528 Alfan Jamil
Dekan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan PKLM ini telah diujikan oleh Panitia Penguji Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FISIP USU
Pada Hari :
Tanggal :
Pukul :
Tim Majelis Penguji
Tanda Tangan
1. Ketua (______________________)
Asalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin.Berkat rahmat dan ridho serta kemudahan dari
Allah SWT, Penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dalam bentuk
Laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan pada Kantor Samsat
Pematang Siantar.Yang mana tugas akhir ini ditulis dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk dapat menyelesaikan Studi pada Program Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Sebagaimana manusia yang tidak terluput dari kekurangan, penulis menyadari
bahwa penulisan laporan ini belum cukup sempurna.Masih banyak kelemahan dan
kekurangan yang membutuhkan saran dan perbaikan, demi peningkatan kualitas
keilmiahan dimasa yang akan datang.Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk dapat dipergunakan dimasa yang akan
dating.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dari pertolongan Allah
SWT, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.Oleh karenanya dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Kepada orang tua penulis, Ayahanda Tugianto dan Ibunda Elni Saragih, yang
telah memberikan dorongan, doa dan segenap rasa cinta dan kasih sayang
3. Bapak Drs. M Husni Thamrin Nst,M.Si selaku Ketua Jurusan Prodip III
Adaministrasi Perpajakan FISIP USU.
4. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan saran dan arahan kepada penulis.
5. Bapak Drs. M. Sianturi, SE.M.Si selaku Kepala Dinas Pendapatan Daerah
Pematang Siantar.
6. Semua Staf dan Karyawan di Kantor SAMSAT Pematang Siantar yang telah
memberikan banyak bantuan kepada penulis.
7. Seluruh PRODIP III. Administrasi Perpajakan FISIP USU atas kemudahannya
dalam segala urusan administrasi.
8. Buat pacar aku yang tercinta Shufi Ghazali Amsar (opie) yang telah banyak
membantu dan memberikan motivasi dan kesetiaannya dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
9. Buat sahabatku yang tersayang Sabrina Hasibuan, yang telah banyak
membantuku
10.Buat adik ku M. Eliyanto penulis yang telah memberi samangat aku dalam
penyusunan skripsi ini.
11.Buat temen-temen baik penulis Hana, kurniawan, Pay,Sapriani yang telah
Wassalammualaikum Wr.Wb
Medan, 14 Juni 2010
Penulis,
DAFTAR ISI ...iv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 7
E. Metode Pengumpulan Data ... 8
F. Sistematika Penulisan Laporan ... 9
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daeah Provinsi Sumatera Utara ...11
B. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Provinsi Sumatera Utara ...15
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara ...16
B. Sumber Pendapatan Daerah ...22
1. Jenis-jenis Pajak Daerah ...23
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ...24
3. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ...25
C. Dasar Pengenaan, Tarif Pajak dan Cara Perhitungan Pajak...25
1. Tarif Pajak BBN-KB...27
2. Dasar Pendenaan BBN-KB ...28
3. Massa Pajak, Saat Pajak Terhutang dan Wilayah Pemungutan BBN-KB ...29
5. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ...29
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA A. Sistem Penilaian Dalam Pemungutan BBN-KB ...32
B. Syarat Pengurusan BBN-KB ...33
C. Prosedur BBN-KB ...35
D. Kegiatan Pelayanan BBN-KB ...38
E. Contoh Perhitungan BBN-KB...40
F. Kendala dan upaya yang dihadapi dalam pemungutan BBN-KB ...42
G. Mekanisme Pelayanaan Kantor SAMSAT ...43
H. Daftar Realisasi PKB dan BBN-KB ...44
A. Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sumber pendapatan Negara yang
sangat berpengaruhi dan memiliki peranan yang terpenting bagi Negara Indonesia
adalah pajak.Baik Pajak pusat maupun Pajak Daerah.Tinggi rendahnya pendapatan
dari sektor perpajakan sangat mempengaruhi pendapatan Negara terhadap
pembangunan nasional.
Untuk maningkatkan penghasilan tersebut pemerintah melakukan
kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan untuk mendukung perkembangan dan kemajuan
negara.Pemerintah Pusat memberikan kewenangan kepada tiap-tiap daerah yaitu
kewenangan pemerintah Daerah untuk melakukan kebijakan-kebijakan di bidang
perpajakan dengan tujuan untuk membangunan daerahnya.
Setiap Pajak Daerah pada pelaksanaannya telah diatur dalam peraturan
Daerah.Dalam perturan daerah ini diatur semua yang menyangkut tentang
subjek,objek,tarif serta bagaimana aturan pelaksanaanya.Salah satu kebijakan
Pemerintah Daerah adalah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 34 Tahun 2000
tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air.Dengan
peraturan Daerah akan mendapatkan pemasukan kas daerah melalui pemungutan Bea
Setiap pemilik kendaraan mengetahui tentang Bea Balik Nama ini dengan
tujuan untuk memastikan keabsahan kepemilikan kendaraan bermotor tersebut.Dalam
hal mengetahui tentang BBN ini yang terpenting adalah mengetahui tentang
prosedur pelaksanaannya.Karena dengan mengetahui prosedur pelaksanaannya kita
dengan mudah dalam melaksanaan Bea Balik Nama ini. Baik kemudahaan bagi
Wajib Pajak itu sendiri maupun bagi petugas pelakasanaan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas,penulis merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian dalam pelakasanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yang
merupakan salah satu syarat kelulusan dalam program Diploma III Administrasi
Perpajakan Universitas Sumatera Utara dengan judul:
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Tujuan di laksanakannya PKLM ini adalah :
1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor .
2. Untuk mengetahui tentang subjek dan objek serta tarif yang dikenakan
terhadap Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
3. Untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat dalam melakukan
pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
4. Untuk mengetahui masalah yang terjadi dan penanganan masalah yang terjadi
dalam prosedur pelaksanaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor .
Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah :
1.Bagi Mahasiswa
a) Mengaplikasi teori yang di pelajari di bangku perkuliahaan .
b) Mengetahui lebih jelas tentang prosedur pemungutan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor.
2. Bagi Kantor SAMSAT Pematang Siantar
a) Memperoleh ide-ide baru baik dan perbaikan sistem birokrasi Kantor
Samsat Pematang Siantar.
b) Membina hubungan yang baik dengan Universitas Sumatra Utara
khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
c) Sebagai salah satu sarana untuk menyebar luaskan informasi mengenai
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor kepada masyarakat.
3. Bagi Universitas Sumatera Utara
a) Meningkatkan hubungan kerja sama antara Universitas Sumatra Utara
khusussnya dengan Kantor Samsat Pematang Siantar.
b) Memberikan uji nyata terhadap di siplin ilmu yang telah di sampaikan
melalui bangku perkuliahan.
c) Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya
Dinas Pendapatan Daerah.
d) Mengusahakan adanya umpan balik untuk kurikulum perbaikan dan
C. Ruang Lingkup dan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan mandiri ini meliputi :
1. Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB).
2. Masalah yang muncul dalam pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBNKB) .
3. Realisasi penerimaan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB).
4. Cara perhitungan pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Metode dalam pelaksanaan Praktik Lapangan Mandiri ini adalah :
1. Tahap persiapan
Yaitu kegiatan yang di lakukan oleh mahasiswa sebelum terjun ke langsung
melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi kegiatan seperti :
a. Pemilihan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri
b. Pemilihan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri
c. Pengajuan judul dari kegiatan yang akan di bawah dalam Praktik Kerja
Lapangan Mandiri.
d. Penetapan judul dari kegiatan yang akan di bawah dalam Praktik Kerja
Lapangan Mandiri
e. Pengajuan proposal dari kegiatan yang akan di bawah dalam Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
f. Mempersiapakan surat pengantar Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
2. Studi Literatur
Yaitu kegiatan studi untuk mencari data- data serta informasi-informasi
dengan membaca landasan teori,menelaah peraturan perundang-undangan di
bidang perpajakan,buku-buku dan catatan-catatan ataupun bahasa tertulis yang
3. Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara
lansung pada objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri.Pengamatan yang di
lakukan sesuai dengan data-data yang ada pada instansi yang bersangkutan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
4. Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan apa
yang di kerjakan pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri antara lain :
1. Data Primer (bersumber dari kantor Sistem Administrasi di Bawah Satu
Atap Pematang Siantar).
2. Data Sekunder (bersumber dari buku-buku ilmiah,Undang-Undang yang
berhubungan dengan Bea Balik Nama Kendaran Bermotor).
5. Analisis dan Evaluasi
Penulis melakukan analisa dan evaluasi sesuai dengan fakta-fakta yang
ada secara faktual dan cermat mengenai pelaksanaan Prosedur
Pelaksanaan Bea Balik Nama kendaraan Bermotor di Kantor SAMSAT
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam Praktik Keja Lapangan Mandiri ini ada tiga metode yang di gunakan
dalam usaha untuk mengumpulkan data yaitu :
1. Daftar Pertanyaan
Yaitu dengan cara melakukan komunikasi dan tanya jawab secara langsung
dengan pihak Kantor SAMSAT mengenai hal-hal yang menjadi objek
pembahasan.
2. Daftar Observasi (Pengamatan).
Yaitu kegiatan pengumpulan data dengan cara langsung maupun tidak
langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati
,mendengar dan bila perlu ikut serta dalam mengerjakan tugas yang di
berikan pihak instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih
dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan
tidak melakukan pekrjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko tinggi.
3. Daftar Dokumentasi
Yaitu kegiatan mengumpulkan data dengan membuat daftar dekomentassi
F. Sistematika Penulisan Laporan
Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan laporan PKLM ini,
penulisan membagi sistematika penulisan kedalam beberapa bab yang terdiri dari:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang Praketk Kerja Lapangan
Mandiri,perumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian,ruang lingkup Praktek
Kerja Lapangan Mandiri ,metode penelitian dan sistematika penuliasan
penelitian.
Bab II Deskripsi Lokasi Praktik Kerja Lapangan (PKLM)
Berisikan tentang gambaran umum tentang Kantor SAMSAT Pematang Siantar
serta tugas dan fungsi Kantor SAMSAT Pematang Siantar khususnya mengenai
Bea Blik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Bab III Gambaran Data Objek Pajak
Berisikan tentang data-data yang di peroleh selama melaksanaan praktik dan
merupakan sebagai dasar dalam membuat laporan.Adapun isi dari bab ini
mengenai apa saja yang menyangkut tentang prosedur pemungutan Bea Balik
Nama baik dari dasar hukum sampai dengan pelaksanaannya di Kantor
Bab IV Analisa dan Evaluasi
Pada bab ini penulisan menjelaskan tentang data-data yang telah di kumpulkan
melalui proses analisa dan evaluasi selama masa penelitian.
Bab V Penutup
Dalam bab ini penulis akan mencoba memberikan kesimpulan dan saran
sehubungan dengan hal-hal yang telah di kemukakan pada uraian bab-bab
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
A. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Sumatera Utara
Pada mulanya,urusan pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam kordinasi
Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai Bagian Pajak dan Pendapatan.Berdasarkan surat
keputusan (SK) Gubernur Kepala Tingkat I Sumatera Utara No.102/II/GSU tanggal 6
maret 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera
Utara,Biro Keuangan sejak tanggal 16 mei 1973 .Dengan demikian bagian Pajak dan
Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.
Dengan terbitnya SK Gubernur Sumatera Utara tanggal 21 maret 1975
No.137/II/GSU (berdasarkan SK Mendagri tanggal 7 november 1974 No. Finmat
7/15/3/74), Maka terhitung sejak 1 april 1974, Sub Direktorat Pendapatan Daerah
Selanjutnya, pada tanggal 1 september 1975 No. KUPD 3/12/43 Tentang
Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I diseluruh Indonesia, maka dengan
demikian Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan
Daerah.Semula pembentukannya berdasarkan SK Gubernur Tingkat I Sumatera Utara
No.143/II/GSU, yang kemudian dikukuhkan dengan Perda Provinsi Sumatera Utara
No.4 Tahun 1976,yang mulai berlaku 31 maret 2976.Setelah Otonomi Daerah,tugas
pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah diatur dalam Perda Provinsi Sumatera
Utara dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara No.060.25.K Tahun
2002.
Pada tanggal 1 april 1978 resmilah didirikan Kantor SAMSAT ,yang melayani
pengurus Surat-surat Kendaraan Bermotor .
SAMSAT merupakan singkatan dari Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
adalah gabungan dari Tiga Instansi yang mempunyai tugas dan fungsi berbeda tetapi
mempunyai objek data yang sama yaitu Kendaraan Bermotor yang berdomisili di
Instansi yang terkait dalam Kantor SAMSAT yaitu
1. Kepolisian Daerah Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU.
2. Pemerintah Daerah Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Provinsi
Sumatera Utara.
3. Departemen Keuangan yaitu PT.(Persero) Jasa Raharja Utama Pematang
Berdirinya Kantor SAMSAT adalah merupakan tindak lanjut dari Surat keputusan
bersama Tiga Menteri (Menhamkan, Menteri Keuangan, dan Menteri dalam Negeri)
yang membentuk kerjasama dengan Sistem baru yang disebut dengan Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (On line Under Room Operation) dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Sebagai usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat pemilik Kendaraan Bermotor yang bedomisili didaerah
Sumatera Utara.
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah Sumatera Utara melalui
penerimaan dari sektor PKB dan penerimaan dari sektor BBNKB.
3. Meningkatkan penerimaan Asuransi Kerugian Kecelakaan Jasa
Raharja Pematang Siantar.
4. Sebagai usaha menyeragamkan tindakan, keteriban dan kelancaran
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara
Berdasarkan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 2001 tentang
Organisasi Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara dan SK Gubernur Kepala
Tingkat I Sumatera Utara No.060.254.K Tahun 2002 Tentang Tugas, Fungsi, da Tata
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah adalah
menyelenggarakan sebagian kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas
pokoknya,Dispenda berfungsi :
- Menyiapkan bahan perumusan
perencanaan/program,kebijaksanaan, dan pembinaan teknis di
bidang Pendapatan Daerah.
- Menyelenggarakan pembinaan, program pengelolaan.Pajak
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air di Bawah Tanah dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor,Retribusi dan Pendapatan
lain-lain,Pengendalian dan Pembinaan.
- Melaksanakan tugas-tugas yang terkait dengan ketetapan Kepala
Selain melaksanakan tugas pokoknya juga berfunsi sebagai coordinator dibidang
Pendapatan Daerah, dimana dari sumber penerimaan pendapatan tersebut yang secara
langsung dikelola oleh Dispendasu antara lain pemungutan yang bersumber dari
Pajak Daerah dan beberapa penerimaan lainnya sedangkan pungutan PAD lainnya
dikelola secara teknis oleh instansi/unit kerja di Provinsi Sumatera Utara.
Dalam melakukan fungsi tersebut, maka dispendasu berupaya melakukan
koordinasi dalam rangka intensifikasi dan ekstensifikasi guna peningkatan
Pendapatan Daerah yang setiap tahunnya tertuang dalam APBN atau P.APBD sebagai
sumber Keuangan Daerah untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah,
pelaksanaan kepada masyarakat.
C. Susunan Struktur dan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Susunan dan Struktur Organisasi Uni Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Pendapatan serta rincian tugas pokok,fungsi dan uraian tugas masing-masing
ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.
Susunan Organisasi Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan adalah sebagai
berikut :
a. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendapatan membantu Kepala
Dinas dalam pengadminstrasian dan pengutipan PKB,PKDA,Palak
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Pendapatan mempunyai fungsi :
1) Menyempurnakan dan menyusun konsep standar-standar
pendataan potensi, pengadministrasian dan pengutipan dan
pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak ABT/APU,
PBB-KB,Retribusi dan Pendapatan Lain-lain.
2) Menyelenggarakan optimalisasi potensi pengadministrasian
dan pengutipan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA,
Pajak ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain
sesuai dengan standar yang ditetapakan.
3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas.
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Menyusun dan menyampaikan rencana kebutuhan
Kauangan,Personil dan Peralatan dan Ketatausahaan,UPTD,
sesuai standar yang ditetapkan
2) Menyelenggarakan pengolahan Keuangan, Personil, Peralatan,
3) Menghimpun bahan atau data dari seksi lainnya,untuk
pembukuan dan pelaporan hasil pengutipan PKB, PKDA, Pajak
ABT/APU, PBB-KB, Retribusi dan Pendapatan Lain-lain sesuai
dengan standar yang ditetapkan
4) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
5) Memperjuangakan pelaksanaan tugasnya kepada UPTD sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya
c. Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Kepala Seksi Pajak Kendaraan Bermotor(PKB) mempunyai tugas sebagai
berikut :
1) Melaksanakan pendapatan potensi,penetapan dan
penagihan,menerima dan memproses usul/pengajuan
keberatan dari wajib pajak dan membuat daftar jumlah
tagihan,tunggakan dan denda PKB dan BBN-KB sesuai
dengan standar yang ditetapkan
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepada Kepala
UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya
3) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala UPTD sesuai dengan bidang dan tugasnya
4) Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala UPTD
Kepala Seksi Pajak Kendaraan di Atas Air(PKDA) mempunyai tugas sebagai
berikut :
1) Melakukan pendapatan potensi,penetapan dan penagihan,
menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan
membuat daftar yang jumlah tagihan, tunggakan dan denda
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan ABT/APU dan PBB-KB
sesuai dengan standar yang ditetapakn
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD
sesuai dengan bidang dan fungsinya
3) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya Kepada
Kepala UPTD sesuai dengan bidang dan fungsinya
e. Kepala Seksi Retribusi
Kepala Seksi Retribusi mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Melakukan pendataan potensi, penatapan dan penagihan,
menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan
membuat daftan jumlah tagihan, tunggakan, dan denda
Retribusi sesuai dengan standar yang ditetapkan
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD
sesuai dengan bidang dan fungsinya
3) Memperanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala UPTD sesuai dengan bidng dan fungsinya
1) Melakukan pendapatan potensi, penetapan dan penagihan ,
menerima dan memproses usul keberatan dari wajib pajak dan
membuat daftar jumlah tagihan, tunggakan, dan denda
Retribusi sesuai dengan bidang dan fungsinya
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD
sesuai dengan bidang dan fungsinya
3) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala UPTD sesuai dengan bidang dan fungsinya
Tabel 1 : Gambaran Pos Pelayanan Pendapatan Daerah Dinas Pendapatan Daerah
(SAMSSAT) Pematangsiantar.
Berdasaarkan Personil Pendidikan Jumlah
Berdasarkan Pangkat atau Golongan
PHL (Pegawai Harian Lepas)
Petugas Polri
Jasa Raharja
Tamatan SMA
Tamatan D III
Tamatan SI Golongan III/d Golongan III/c Golongan III/b Golongan III/a Golongan II/d Golongan II/c Golongan II/b Golongan II/a 25 orang 2 orang 10 orang 3 0rang 3 orang 3 orang 9 orang 2 orang 3 orang 2 orang 4 orang 6 orang 7 orang 7 orang
Jumlah 86 orang
BAB III
Sebelum membahas Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor lebih jauh,kita
Harus mengetahui defenisi pajak.Adapun pengertian pajak menurut :
1. Prof.DR.Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar –dasar hukum
pajak dan Pendapatan, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
berdasarkan UU (yang dapat dipaksaa) dengan tidak mendapat jasa timbal
balik (kontra prestasi) yang lansung dapat di tujukan dan yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran umum.
2. Prof.DR.P.J.A Adriani( Hukum Pajak), Pajak adalah iuran kepada
Negara( yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh wajib pajak
membayarnya menurut peraturan-peratuaran dengan tidak mendapat
prestasi kembali,yang lansung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai peneluaran-pengeluaran umum yang berhubunagan
dengan tugas Negara untuk menyelenggaraan pemerintah.
3. Dr.Soeparman Soemahawidjaja, Pajak adalah iuran wajib berupa uang
atau barang yang di pungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma
hukum, guna ,menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa
kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa cirri-ciri
yang melekat pada pengertian pajak adalah : 22
b) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditujukan adanya kontraprestasi
individual oleh pemerintah.
c) Pajak dipungut oleh Negara,baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
d) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak,terlihat
adanya 2 (dua) fungsi pajak :
1. Fungsi Penerimaan( Budgeter )
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah,contoh
:dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri.
2. Fungsi Mengatur( Reguler )
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan dibidang social dan ekonomi, sebagai contoh : dikenakannya
pajak yang lebih tinggi terhadap minuman keras,sehingga konsumsi
minuman keras dapat ditekan.
B. Sumber Pendapatan Daerah
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ,maka pengertian Pendapatan Daerah
adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan
bersih.Sedangkan Pendapatan Asli Daerah adalah Pendapatan yang diperoleh Daerah
yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pendapatan Daerah bersumber dari :
1. Pendapatan Asli Daerah,yang bersumber dari :
a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2. Dana Perimbangan,yang terbagi atas :
a. Dana Alokasi Umum ( DAU )
b. Dana Alokasi Khusus ( DAK )
3. Lain-lain Pendapatan yang sah
Salah satu sumber pendapatan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah adalah Pajak Daerah.Pajak daerah adalah pajak-pajak yang di pungut oleh
Pemerintah Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota) yang diatur berdasarkan peraturan
daerah masing-masing dan yang hasil pemungutannya digunakan
untuk pembiyaan rumah tangga daerahnya.Sedangkan menurut UU No 34 Tahun
membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pebangunan daerah.
Pajak Derah sebagai sumber Pendapatan Daerah diharapkan menjadi salah satu
sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah daerah, yang bertujuan untuk
meningkatakan dan meratakan kesejahteraan masyarakat.Dengan demekian,Daerah
mampu melaksakan Otonomi yaitu dapat membantu Rumah Tangga-nya sendiri
1. Jenis-jenis Pajak Daerah
Dalam literatur pajak dan public finance,pajak dapat diklasifikasikan
berdasarkan golongan ,weewenang,sifat dan lain sebagainya.Pajak Daerah termasuk
ke dalam klasifikasi pajak menurut wewenang pemungutannya.Artinya pihak yang
berwenang dan berhak memungut Pajak Daerah adalah Pemerintah
Daerah.Selanjutnya Pajak Daerah ini dapat di klasifikasikan kembali menurut
wilayah kekuasaan pihak pemungutannya.
Menurut wilayah pemungutannya Pajak Daerah dibagi menjadi :
a. Pajak Propinsi
Pajak Propinsi adalah Pajak Daearah yang dipungut oleh pemerintah
daerarah tingkat propinsi.Pajak Propinsi berlaku sampai saat ini terdiri dari :
1) Pajak Kenadaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
b. Pakak Kabupaten/Kota
Pajak Kabupaten/Kota adalah Pajak Daerah yang dipungut oleh Pemerintah
Daerah tingkat Kabupaten/Kota,yang terdiri dari :
1) Pajak Hotel
2) Pajak Restoran
3) Pajak Hiburan
4) Pajak Reklame
5) Pajak Penerangan Jalan
6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor termasuk golongan Pajak Daerah yang
dipungut oleh Pemerintah Propinsi.Bea Balik Nama kendaraan Bermotor
merupakan pajak yang dikenakan terhadap penyerahan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli,tukar menukar,hibah,warisan atau
3. Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pengertian Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor menuru peraturan
Pemerintah No.34 Tahun 2000 adalah Pajak atas penyerahaan hak milik kendaraan
bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau sepihak atau keadaan yang terjadi
karena jual beli,tukar menukar,hiba,warisan,atau pemasukan Badan Usaha.Dasar
hukum pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :
o UU No.34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas UU No.18 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah Retribusi Daerah
o PP No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
o Perda Provinsi Sumatera Utara No.3 Tahun 2002 tentang PKB
o Perda Provinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2002 tentang BBN-KB
o Peraturan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2002
tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air
o Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.973/1620.K/2002 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Sumatera Utara No.4 Tahun
2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di
Keputusan Gubernur Sumatera Utara No.973/1621.K/2002 tentang Perhitungan
Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor
A. Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Yang menjadi Objek dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
penyerahan Kendaraan Bermotor.Termasuk penyerahaan Kendaraan Beramotor
adalah pemasukan kendaraan bermotor dari luar negeri untuk di pakai secara tetap di
Indonesia,kecuali :
a) Untuk dipakai sendiri oleh orang pribadi yang bersangkutan
b) Untuk diperdagangkan
c) Untuk dikeluarkan kembali dari Wilayah Pabean Indonesia
d) Digunakan untuk pameran,penelitian, contoh dan kegiatan olahraga
bertaraf internasional kecual;I apabila selama 3 (tiga)tahun
berturut-berturut tidak dikeluarkan kembali dari Wilayah Indonesia.
Pengecualian objek pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
Penyerahan Kendaraan Bermotor kepada :
a) Pemerintah Pusat,dan Pemerintah Daerah kecuali yang dipakai
oleh Badan Usaha Milik Negara ataupun Badan Usaha Milik
Daerah
b) Kedutaan,Konsultan,Perwakilan Asing,dan Lembaga-lembaga
c) Pemerintah Kabupaten/Kota.
B. Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Yang dimaksud Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
Orang Pribadi atau Badan yang dapat menerima penyerahaan kendaraan
bermotor.Sedankan Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
orang pribadi atau badan yang menerima penyerahaan kendaraan bermotor.Wajib
Pajak dapat mewakilkan pembayaran Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
kepada :
a) Untuk orang pribadi adalah orang yang bersngkutan,kuasanya atau
ahli warisnya
b) Untuk Badan adalah pengurus atau kuasanya.
C. Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Tarif yang berlaku sesuai dangan pasal 9 (Sembilan)PERDA Propinsi
Sumatera Utara No.9 Tahun 2002 adalah :
A. Untuk Penyerahan Pertama:
a. 10% ( sepuluh persen ) untuk Kendaraan Bermotor Bukan
umum,seperti sepeda motor,mobil sedan jeep,pick up atau yang
sejenisnya yang digunakan untuk kepentingan pribadi.
b. 10% ( sepuluh persen )untuk Kendaraan Bermotor Umum, seperti
alat pengangkutan umum ( angkot )berupa bus,bus mini,sedan taxi
atau pengankutan umum lainnya yang sejenis yang digunakan
c. 3% ( tiga persen ) untuk Kendaraan Bermotor Alat-alat berat dan
Alat-alat besar.
B. Untuk Penyerahan Kedua dan selanjutnya adalah :
a. 1% (satu persen ) Untuk Kendaraan Bermotor Bukan Umum
b. 1% (satu persen ) Untuk Kendaraan Bermotor Umum
c. 0,3 ( nol koma tiga persen ) Untuk Kendaraan Bermotor Alat-alat
berat dan besar
C. Untuk Penyerahan karena warisan adalah :
a. 0,1% ( nol koma satu persen ) untuk Kendaraan Bermotor Bukan
Umum
b. 0,1% ( nol koma satu persen ) untuk Kendaraan Bermotor Umum
c. 0,03% ( nol koma nol tiga persen ) untuk Kendaraan Bermotor
Alat-alat Berat dan Besar.
D. Dasar Pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Dasar pengenaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor umum ditetapakan
sebesar 60% (enam puluh enam persen) dari nilai jual beli kendaraan bermotor.
Dasar pengenaan PKB dan BBN;KB untuk alat-alat berat dan alat-alat besar
ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) dari nilai jual kendaraan bermotor.
D. Cara Perhitungan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Pokok Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif BBN-KB dengan Dasar Pengenaan Pajak BBN-KB
Tarif x Dasar Pengenaan Pajak
E. Wilayah Pemungutan Bea Balik Nama Kandaraan Bermotor
BBN-KB yang terutang dipungut di Wilayah Daerah tempat Kendaraan
Bermotor didaftarkan, dimana Orang Pribadi atau Badan yang menyerahakan
Kendaraan Bermotor waji melaporkan secara tertulis kepada Kepala Daerah atas
terjadinya penyerahaan hak milk tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga puluh ) hari
sejak penyerahaan Kendaraan Bermotor.
Dan apabila terjadi pemindahan Kendar an Bermotor dari satu Daerah ke
daerah lain,maka Wajib Pajak yang bersangkutan harus memperlihatkan bukti
pelunasan BBN-KB di Daerah asalnya berupa surat keterangan fiscal antar
daerah.Dimana Pemungutan BBN-KB merupakan satu kesatuan dengan pengurus
Administrasi Kendaraan Bermotor.
F. Surat Pemberitahuan
Wajib Pajak BBN-KB waijb mendaftarkan Penyerahan Kendaraan Bermotor
dengan mengisi SPTPD(surat pemberitahuan pajak daerah) dalam jangka waktu
bekas),sedangkan untuk penyerahan Kendaraan Bermotor yang baru dalam jangka
waktu paling lama 14(empat belas) hari sejak penyerahan.
SPTPD harus diisi dengan jelas, benar, dan lengkap serta ditanda tangani oleh
Wajib Pajak atau orang yang diberi kuasa olehnya.
SPTPD sekurang-kurangnya harus memuat :
a. Nama dan alamat lengkap pemilik
b. Tanggal penyerahan
c. Jenis merak,isi selinder,tahun pembuatan,warna,nomor rangka,dan
nomor mesin.
Bentuk, isi, kualitas, dan ukuran SPTPD ditetapkan oleh Kepala Daerah
ANALISA DAN EVALUASI DATA
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No.4 Tahun 2002 tentang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,yang dimaksud
dengan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut atas setiap
penyerahan Kendaraan Bermotor. Penyarahan yang dimaksud adalah penyerahan
sebagai akibat perjanjian dua belah pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang
terjadi karena jual beli,tukar menukar, hibah, termasuk hibah wasiat dan
hadiah,warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.
Kendaraan Bermotor menyatakaanan bahwa orang/badan tersebutlah yang berhak
atas Kendaraan Bermotor itu, dalam artian merekalah yang sah memiliki dan
menguasai Kendaraan Bermotor. Kepemilikan Kendaraan Bermotor ini adalah sama
halnya seperti kita memiliki Surat Akte Kepemilikan Rumah ataupun Sertifikat Tanah
yang pada intinya menyatakan hak milik.
Tetapi pada kenyataannya masih banyak pihak yang menyepelekan akan hak
kepemilikan kendaraan bermotor.Hal ini dapat dimaklumi karena masih banyak pihak
yang tidak mengerti atau mengetahui tentang bagaimana caranya mengurus Bea Balik
Nama Kendaraa Bermotor. Jangankan tata cara pengurusnya, tempat mereka harus
A. Sistem Penilaian Dalam Pemungutan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Pemungutan Pajak Daerah (BBN-KB) adalah suatu kesatuan kegiatan yang
dilakukan yang dimulai dari menghimpun data objek dan sabjek pajak, menentukan
besarnya pajak yang terhutang sehingga kegiatan penagihan pajak kepada wajib pajak
serta pangawasan penyetorannya.
Pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah pada umumnya tidak dapat diberikan
kepada pihak ketiga. Pajak Daerah dipungut berdasarkan penetapan Kepala Daerah
atau dengan kata lain dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dengan menggunakan Suarat
Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat
yang ditunjuk.
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) khusus bagi pengenaan Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor terdiri dari 5 (lima) lembar :
Lembar pertama untuk Wajib Pajak
Lembar kedua untuk DIPENDA Provinsi Sumatera Utara
Lembar ketiga untuk PT.(AK) Jasa Raharja
Lembar keempat untuk Bendahaawan Khusus Penerima
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiaban pajak harus menggunakan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD). Kepada Wajib Pajak yang telah mendapat
Surat Ketetapan Pajak Daerah (SPTPD) dapat dikeluarakan Surat Tagihan Pajak
Daerah (STPD). Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sampai jatuh
tempo (selama 30 hari), maka STPD yang disampaikan kepada Kepala Daerah akan
ditambah dengan sanksi administrasi sebesar 2% (dua persen) per bulan,berlaku
paling lama 15 (lima belas) bulan sejak saat terutangnya pajak dan bila Wajib Pajak
sudah mendapat STPD tetapi tidak juga membayar pajaknya,maka Kepala Daearah
dapat mengeluarkan Surat Tagihan Pajak Daerah atau Surat Paksa berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
B. Syarat Pengurusan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Jika terjadi penyerahan hak milik kendaraan bermotor, maka Orang pribadi atau
Badan yang telah menerima penyerahan hak milik (dalam hal ini dianggap sebagai
Wajib Pajak BBN-KB )wajib mendaftarkan penyerahan Kendaraan Bermotor dengan
mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak saat penyerahan.
SPTPD tersebut harus diisi dengan jelas,benar, dan lengkap serta ditandatangani
Dalam SPTPD Memuat Sekurang-kurangnya tentang :
- Nama dan alamat lengkap pemilik
- Tanggal penyerahan
- Jenis, merek, isi silinder, tahun pembuatan, warna, nomor
angka dan nomor mesin
Adapun yang menjadi syarat dalam pengurus BBN-KB secara umum Wajib Pajak
(Orang pribadi atau Badan) ataupun kuasanya harus melampirkan dan menyerahkan
berkas-berkas sebagai berikut :
a) BPKP (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) asli + foto copy
b) STNK (Surat tanda nomor Kendaraan Bermotor) asli + foto copy
c) KTP (Kartu tanda penduduk) asli + foto copy
d) Bukti Penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor sebagai akibat
- Kuitansi jual beli (jika terjadi karena jual beli Kendaraan
Bermotor)
- Bukti tukar menukar Kendaraan Bermotor (jika terjadi
pertukaran Kendaraan Bermotor)
- Surat hibah (termasuk hibah karena wasiat, hadiah, atau
pemasukan ke Badan Usaha).
- Hasil checking fisik Kendaraan Bermotor yang telah
ditandatangani oleh petugas check fisik di Kantor SAMSAT
tersebut
- SKPD (Surat ketetapan Pajak Daerah) tahun sebelumnya
C. Prosedur Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Adapun prosedur-prosedur yang harus dilalui dalam melaksanakan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut :
Pendaftaran dalam hal ini yang dilakukan oleh Wajib Pajak adalah :
a. Pendaftaran
- Pengambilan Formulir SPTPD (Surat Pemberitahuan Pajak
Daerah)
- Pengisian Formulir SPTPD
- Pendaftaran berkas
- Menyampaikan berkass yang telah ditandatangani oleh Wajib
Pajak atau kuasanya
b. Penelitian Berkas
Dalam tahapan ini petugas meneliti kelengkapan berkas yang meliputi:
- Check persyaratan dan kelengkapan berkas
- Pendaftaran (entry)
- Menyampaikan berkas kepada bagian penetapan
c. Penetapan
Yang digunakan pada bagian penetapan ini adalah sebagai berikut :
- Membuat perhitungan dan penetapan (pembukuan)
- Mencheck ketetapan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah
d. Final Checking
Pada bagian ini petugas melakukan hak-hal sebagai berikut :
- Meneliti kebeneran perhitungan
- Meneliti kebeneran penetapan
- Meneliti data pajak dalam Ketetapan BBN-KB
e. Pembayaran
Prosedur pada bagian ini adalah sebagai berikut :
- Menerima pembayaran dari Wajib Pajak (loket kasir)
- Membukukan hasil penerimaan
- Menyampaikan SKPD pada loket embossing STNK
- Menyampaikan berkas kepada petugas kartu boks (arsip)
- Menyampaikan berkas belum bayar penagihan
f. Penagihan
Yang menjadi tugas dibagian ini adalah sebagai berikut :
- Membuat dan menyampaikan Surat Tagihan Pajak (STP) yang
belum mendaftar dan menunggak kepada Wajib Pajak
- Membuat penetapan denda tunggakan pajak yang
menyelesaikan tunggakan
- Mengirim berkas penyelesaian tunggakan kepada kartu boks
D. Kegiatan Pelayanan BBN-KB
Kegiatan pelayanan BBN-KB dilaksanakan pada Kantor SAMSAT Pematang
Siantar dengan instansi yang terkait yaitu POLRI, DIPENDA dan PT.(AK) Jasa
Raharja.Dalam pelaksanaan pelayanan BBN-KB, para petugas diarahkan untuk lebih
memprioritaskan Wajib Pajak yang langsung membayar pajaknya daripada kuasa
Wajib Pajak, untuk itu disiapkan loket-loket bagi Wajib Pajak dan kuasnya Wajib
Pajak.
A. Cara Perhitungan BBN-KB
Sufi Ghazali Amsar,seorng penduduk bertempat tinggal di Jl.Karang Sari
Pematang Siantar membeli sebuah sepeda motor keluaran tahun 2007 dengan merek
Honda Supra Fit/NF 100 SL dari Bapak Tugianto yang beralamat di Jl.Adam Malik
Pematang Siantar seharga Rp..500.000,-(sebelas juta lima ratus ribu rupiah).
a. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhiuntuk mengurus
BBN-KB?
b. Berapakh Pajak BBN-KB yang harus dibayar oleh Shufi Ghazali
Amsar?
B. Syarat-syarat yang harus diserahkan oleh Shufi Ghazali Amsar adalah sebagai berikut :
- Menyerahkan BPKP (Bukti Kepemilikan Kendaraan
Bermotor) asli + foto copy atas nama Bapak Tugianto
- Menyerahkan STNK asli +foto copy
- Menyerahkan KTP Shufi Ghazali Amsar yang asli +foto copy
- Menyerahkan kuitansi jual beli kendaraan bermotor yang asli
antara Shufi Ghazali Amsar dan Bapak Tugianto
- Menyerahkan hasil Checking kendaraan bermotor yang telah
disetujui oleh pihak SAMSAT (Kepolisian)
- Menyerahkan SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) tahun
C. Perhitungan Pajak BBN-KB :
- Pembelian yang dilakukan oleh Shufi Ghazali Amsar adalah
pembelian kendaraan bermotor bekas (bukan baru) dari dealer
agen atau penyalur/orang lain.
- Jenis kendaraan bermotornya adalah kendaraan bermotor
bukan umum Sepada motor merek Honda type NF 100 SL
buatan tahun 2007
- Harga kendaraan bermotor sesuai kutansi jual beli adalah Rp.
8.500.000,-
- Tarif yang berlaku untuk penyerahan kedua kendaraan bermotor bukan umum
adalah 1% (satu persen) sesuai dengan PP.Sumatera Utara No.4 Tahun 2002
g. Daftar nilai jual kendaraan bermotor untuk Honda type 100 SL berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 69 Tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Jenis/merek/Tipe Tahun
Pembuatan
Bobot NIlai Jual
Kendaraan Bermotor
Honda Supra
Fit/NF/100 SL
Perhitungan :
Rumus : Tarif x Rp. 8.500.000,-
= 1 % x Rp. 8.500.000,-
= 1/100 x Rp.8.500.000,-
= Rp. 85.000,
G. Kendala yang dihadapi dalam Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB
- Alamat Wajib Pajak tidak lengkap misalnya nomor rumah
sehingga sulit untuk menagih BBN-KB
- Banyak Wajip Pajak yang masih memiliki Kendaraan sendiri tidak
mampu membayar Pajaknya berhubung karena keadaan ekonomi
H. Upaya dalm Pelaksanaan Pemungutan BBN-KB
- Menjalin koordinasi dengan aparat kepolisian untuk melakukan
razia
- Memotivasi Wajib Pajak agar mau membayar BBN-KB
- Pencarian alamat yang tertulis dengan super BBN-KB masih
terus dilakukan
- Melakukan Sosialisasi
- Pencarian alamat yang tertulis sesuai dengan STNK seuai
MEKANISME PELAYANAN PADA KANTOR SAMSAT
PEMILIK/PEMOHON
D. DITERIMA RESI
LOKET PENDAFTARAN & PENETAPAN
A. AMBIL FORMULIR E. MEMBAYAR DI PAYMENT BANK SUMUT
B. MENDAFTAR
F. VALIDASI LOKET LOKET LOKET LOKET LOKET I. MENERIMA G. DICETAK RAN BARU PERPAN PENGESAH MUTASI HAL-HAL STNK - STNK JANGAN AN STNK KHUSUS TNKB - TNKB STNK - TCKB - BTCKB - BPKB H. DIARSIP C. DITETAPKAN BIAYA ADMINISTRASI BARU
- STNK
DAFTAR PERBANDINGAN TARGET-REALISASI PKB DAN BBN-KB TA. 2007 S/D 2009
Target dan Realisasi TA. 2008 (Januari-Desember)
No Jenis
Penerimaan
Target Realisasi
1 PKB 34.625762.700 31.716.529.737
2 BBN-KB 1.150.000.000 1.193.723.361
Pendapatan Denda Pajak
1 PKB 76.465.000 1.130.559.347
2 BBN-KB 1.800.360 26.229.990
Target dan Realisasi TA. 2009 (Januari-Desember)
No Jenis
Penerimaan
Target Realisasi
1 PKB 35.647.510.000 39.026.351.326
2 BBN-KB 1.190.000.0000 1.089.670.931
Pendapatan Denda Pajak
1 PKB 1.220.753.000 709.938.640
2 BBN-KB 1.251.640 28.566.902
Target dan Realisasi TA. 2010 (Januari-April)
No Jenis
Penerimaan
Target Realisasi
1 PKB 43.531.116.000 11.701.352.449
2 BBN-KB 1.400.000.000 467.959.776
Pendapatan Denda Pajak
1 PKB 1.220.753000 384.674.283
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang Tata Cara Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai hasil
akhir dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang dilakukan Pada Kantor
SAMSAT Pematang Siantar, sebagai berikut :
1. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah Pajak yang dipungut di
tingkat Provinsi atas setiap penyerahan hak milik Kendaraan Bermotor
sebagai akibat perjanjian 2 (dua) pihak atau perbuatan sepihak atau
keadaan yang terjadi karena jual beli.tukar menukar, hibah termasuk hibah
wasiat atau hadiah, warisan atau pemasukan ke dalam badan usaha yang
ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Persyaratan-persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh Wajib Pajak
dalam mengurus BBN-KB adalah melampirkan : BPKP asli + foto copy,
STNK asli + foto copy, KTP asli +foto copy, Bukti Penyerahan hak milik
Kendaraan Bermotor, Hasil Checking fisik Kendaraan Bermotor dan
SKPD Tahun sebelumnya.
2. Peraturan tentang Pajak Daerah khususnya tentang BBN-KB ditinjau
ulang dan diperbaharui setiap 5 (lima) tahun sekali sesuai denga tata cara
3. Kantor SAMSAT (Sistem Administrasi Satu Atap) Pematang Siantar
merupakan gabungan dari 3 (tiga) instansi :
a. Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Ditlantas polisi Daerah Sumatera Utara)
b. Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara (Dipenda Sumatera Utara)
c. Departemen Keuangan (PT.AK Jasa Raharja Pematang Siantar)
4. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti dan memahami tentang
prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan dan diikuti dalam mengerus
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, hal ini terlihat dari banyaknya
masyarakat yang membayar Pajak BBN-KB bersama (atau
sekaligus)dengam membayar Pajak PKB untuk tahun berikutnya, padahal
batas waktu untuk melakukan BBN-KB adalah 30 (tiga puluh) hari setelah
terjadinya pemindahan hak milik.Serta masih banyak masyarakat yang
mengerus melalui para calo, padahal hal ini sangat merugikan masyarakat
itu sendiri.Hal ini dapat dapat diartikan bahwa kesadaran dari pemilik
kendaraan bermotor dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dapat
dikatakan rendah
B. SARAN
Sebagai hasil akhir dari laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini,
Penulis juga mempunyai saran-saran yang mungkin dapat memberikan
manfaat untuk Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara,khususnya Kantor SAMSAT Pematang Siantar, adapun saran-saran
1. Perlunya meningkatkan sosialisasi peraturan-peraturan tentang
BBN-KB yang lebih menyentuh dan menyadarkan masyarakat akan
pentingnya mengurus Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
2. Hendaknya prosedur-prosedur yang berlaku dalam mengurus Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor agar lebih disederhanakan untuk
memudahakan masyarakat dalam mengurus kepentingannya.
3. Agar memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui
brosur-brosur, spanduk atau pamphlet tentang pentingnya kesadaran
masyarakat dalam membayar Pajak Daerah khususnya BBN-KB
Adriani, dan Brotodiharjo 1991.Pengantar Hukum Pajak.PT.Eres Bandung.
Mardiasmo 2002.Perpajakan.Penerbit Andi,Yogyakarta.
Prakoso Kesit Bambang 2003,Pajak dan Distribusi Daerah.UII Press,Yoyakarta.
Soemitro,Rochmat 1991.Pajak dan Pendapatan.PT .Eresko Bandung,Bandung
Pemerintahan Republik Indonesia UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomor.34 Tahun 2000 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air .
Pemerintah Republik Indonesia PP. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah dan perda Provinsi Sumatera Utara No. 3 Tahun 2002 tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan Perda Provinsi Sumatera Utara No. 4 Tahun 2002 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Gebernur Sumatera Utara No. 102/II/GSU Tahun 1973 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara
Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Gebernur Sumatera Utara No. 137/II/GSU Tahun 1975 tentang Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan menjadi Direktorat Pendatan Daerah.
Pemerintah Republik Sumatera Utara, Keputusan Geburnur Sumatera Utara No. 143/II/GSU, dikukuhkan dengan Perda Provinsi.Sumatera Utara No. Tahun 1976.