• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Konsep Cadangan Waktu Pada Penjadwalan Proyek Dengan Critical Path Method (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Konsep Cadangan Waktu Pada Penjadwalan Proyek Dengan Critical Path Method (CPM) (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KONSEP CADANGAN WAKTU PADA PENJADWALAN

PROYEK DENGAN CRITICAL PATH METHOD

(CPM)

(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat dalam

menempuh Colloqium Doctum/Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh :

GEA GEBY AURORA SYAFRIDON

08 0404 045

BIDANG STUDI STRUKTUR

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Konsep

Cadangan Waktu pada Penjadwalan Proyek Rumah Sakit Prima” guna memenuhi salah

satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program Strata Satu pada Universitas Sumatera

Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan petunjuk, bantuan dan

dorongan pada penulis selama penyusunan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih penulis

sampaikan kepada :

1. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam penyelesaian tugas akhir

ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku Ketua Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak/Ibu staf pengajar di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Sumatera Utara.

5. Ayahanda dr. H. Syafridon, Sp.M dan Ibunda Hj. Norina Ridwan, AMG tercinta

yang selalu memberikan motivasi, nasehat, kasih sayang, doa, dukungan material

(3)

6. Adik-adik M.Fadhil Syafridon dan Syafira Syafridon tersayang yang selalu

memberikan motivasi, kasih sayang, doa dan dukungannya.

7. Kakek dan Nenek tersayang yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang, doa

dan dukungannya.

8. Sahabat tersayang Wika Lydia, S.Ked yang selalu memberikan semangat dan

dukungannya.

9. Rekan-rekan mahasiswa Angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan namanya

satu persatu, yang telah banyak memberikan perhatiannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih banyak terdapat

kekurangan dan jauh dari sempurna, baik tata bahasa maupun pembahasan materi,

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, serta referensi yang penulis miliki.

Oleh karena itu sangat diharapkan saran-saran serta kritikan yang membangun dari

pembaca untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

Medan, Desember 2012

(4)

ABSTRAK

Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, biaya, dan mutu. Pemilihan metode penjadwalan pada proyek juga merupakan salah satu kebijakan yang sangat perlu diperhatikan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana awal.

CPM (Critical Path Method) merupakan suatu metode dalam mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis. CPM adalah metode perancangan alur proyek yang menggunakan perkiraan waktu tetap untuk setiap kegiatannya. Metode CPM memecahkan masalah dengan perhitungan maju, perhitungan mudur dan perhitungan cadangan waktu.

Cadangan waktu adalah kurun waktu proyek yang belum diperuntukkan (uncommitted) bagi kegiatan tertentu, sehingga dapat dipakai untuk memecahkan masalah proyek dalam aspek jadwal.

Kata Kunci :

(5)

DAFTAR ISI

1.6 Sistematika Penulisan ………. 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum ……… 5

2.2 Proyek ……….. 7

2.2.1 Definisi Proyek ………. 7

2.2.2 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi ……….. 7

(6)

2.2.4 Unsur-Unsur Penyusunan Kegiatan Proyek ………. 9

2.3 Penjadwalan Proyek ……….. 10

2.3.1 tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal ………... 10

2.3.2 Unsur-Unsur Penyusunan Kegiatan ………... 11

2.3.3 Macam-Macam Penjadwalan Proyek ……….... 11

2.3.3.1 Bar Chart(Diagram Batang) ……….. 11

2.3.3.2 Kurva S ………... 14

2.3.3.3 Presedence Diagram Method(PDM) ………. 16

2.3.3.4 Critical Path Method(CPM) ……….. 18

2.3.3.5 Program Evaluation and Review Technique(PERT) 23 2.4 Network Planning……….. 26

2.5 Konsep Cadangan Waktu (Time Reserve Management) ……….. 28

2.5.1 Waktu Kumulatif Jalur (WKJ) ……….. 28

2.5.2 Memantau dan Mengendalikan Jadwal Penggunaan Cadangan Waktu ………. 30

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian ………... 32

3.2 Lokasi Penelitian ………... 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ………. 32

3.4 Metode Analisis Data ……… 33

3.5 Bagan Alir ……… 34

(7)

4.1.1 Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima

dengan Critical Path Method(CPM) ……… 36

4.2 Pembahasan ……… 42

4.2.1 Analisis Penggunaan Cadangan Waktu ……….. 48

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ………. 57

5.2 Saran ………... 58

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.11 : Simbol antarkejadian metode CPM ………... 20

Gambar 2.12 : Diagram CPM ……… 20

Gambar 2.13 : Sebuah kegiatan harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan lain dimulai ……….. 21

Gambar 2.14 : Tiga kegiatan harus diselesaikan lebih dahulusebelum kegiatan lain dimulai ………... 21

Gambar 2.15 : Dua kegiatan harus dimulai terlebih dahulu sebelum dua kegiatan lain dimulai ………. 21

Gambar 2.16 : Dua kegiatan harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan lain dimulai dan kegiatan lain dapat dimulai jika salah satu dari dua kegiatan sudah selesai ………. 22

(9)

Gambar 2.18 : Diagram perhitungan maju ……….. 23

Gambar 2.19 : Diagram perhitungan mundur ……….. 23

(10)

DAFTAR TABEL

Hal :

Tabel 4.1 : Hubungan ketergantungan antar kegiatan ……….. 37

Tabel 4.2 : Jumlah cadangan waktu pada tiap kegiatan ……… 44

Tabel : Perhitungan maju dan perhitungan mundur ………. 60

(11)

DAFTAR SIMBOL

Lingkaran (node), mewakili sebuah kejadian atau event yang

menunjukan titik waktu mulai/selesainya suatu kegiatan.

Anak panah mewakili sebuah kegiatan (activity) yang

memerlukan jangka waktu tertentu.

Anak panah putus-putus mewakili sebuah kegiatan semu (dummy)

yang tidak memerlukan jangka waktu.

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Time Schedule Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima

Lampiran II : Gambar Jaringan Kerja CPM

Lampiran III : Perhitungan Maju dan Perhitungan Mundur Metode CPM

(13)

ABSTRAK

Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, biaya, dan mutu. Pemilihan metode penjadwalan pada proyek juga merupakan salah satu kebijakan yang sangat perlu diperhatikan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana awal.

CPM (Critical Path Method) merupakan suatu metode dalam mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis. CPM adalah metode perancangan alur proyek yang menggunakan perkiraan waktu tetap untuk setiap kegiatannya. Metode CPM memecahkan masalah dengan perhitungan maju, perhitungan mudur dan perhitungan cadangan waktu.

Cadangan waktu adalah kurun waktu proyek yang belum diperuntukkan (uncommitted) bagi kegiatan tertentu, sehingga dapat dipakai untuk memecahkan masalah proyek dalam aspek jadwal.

Kata Kunci :

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membutuhkan

manajemen di berbagai bidang, karena keterpaduan antara teknologi yang dipakai dan

manajemen yang diterapkan akan membuahkan hasil atau produk yang optimum.

Seiring dengan perkembangan dunia industri konstruksi yang semakin pesat,

maka tingkat kesulitan untuk mengelola dan menjalankan sebuah proyek juga semakin

tinggi. Semakin tinggi tingkat kesulitannya, berarti semakin panjang durasi waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Untuk keluar dari masalah tersebut

adalah pelayanan manajemen konstruksi yang berfungsi sebagai alat bantu yang mampu

mengendalikan seluruh proses dalam proyek sehingga akan mencapai hasil yang optimal

dipandang dari segi waktu, biaya dan mutu (triple constraint).

Pemilihan metode pelaksanaan dan jadwal yang tepat sangat mempengaruhi

keberhasilan suatu pelaksanaan pembangunan proyek. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu proyek adalah kecepatan waktu

pelaksanaan, ketepatan pencapaian mutu (quality) dan pengendalian biaya pelaksanaan.

Dengan memperhatikan ketiga faktor tersebut akan didapatkan suatu hasil yang

maksimal dalam melaksanakan proyek tersebut.

Sebagian besar proyek pembangunan dibagi dalam beberapa kegiatan kerja

khusus, masing-masing dengan sasaran dan rentang waktu penyelesaiannya. Setiap

(15)

peralatan tertentu atau penggolongan kerja yang lebih spesifik. Keberhasilan

perencanaan proyek ditentukan adanya perencanaan kerja yang jelas sebelum proyek

konstruksi dimulai. Yang dimaksud dengan rencana kerja adalah suatu pembagian waktu

yang terinci untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari bagian pekerjaan

persiapan sampai pekerjaan akhir.

1.2 Perumusan Masalah

Umumnya terdapat beberapa proyek yang proses kegiatannya tidak berjalan

sesuai perencanaan dasar, terutama bagi proyek yang besar dan kompleks. Hal ini

disebabkan antara lain waktu menyusun perencanaan dasar belum cukup tersedia data

dan informasi yang diperlukan sehingga bahan perencanaan sebagian besar didasarkan

pada prakiraan dan asumsi. Sebagai contoh, akan sulit untuk menentukan selama proyek

berlangsung mengenai berapa besar berubahnya nilai tukar mata uang, atau adanya

pemogokan buruh, perubahan iklim yang tidak menolong, dan lain sebagainya. Oleh

karena itu perubahan atau penyimpangan dari rencana selalu terjadi.

Dalam Tugas Akhir ini penyusun akan membahas tentang Time Reserve

Management atau dikenal dengan “cadangan waktu” sebagai salah satu metode

pengelolaan proyek yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan jadwal.

Sedangkan proses pengkajian dan perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan

aplikasi konsep tersebut menggunakan jaringan kerja Metode Jalur Kritis atau Critical

(16)

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui hasil evaluasi ulang pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah Sakit

Prima yang mencakup waktu pelaksanaan di lapangan dengan menggunakan

Critical Path Method(CPM).

b. Mengetahui apakah tersedia cadangan waktu dalam pelaksanaan Proyek

Pembangunan Rumah Sakit Prima.

c. Membandingkan metode penjadwalan proyek di lapangan dengan menggunakan

kurva S dengan Critical Path Method(CPM).

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang bisa didapatkan dari perencanaan ini adalah :

a. Manfaat teoritis, yaitu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang manajemen konstruksi serta

penerapannya di lapangan.

b. Manfaat praktis, yaitu dapat memberikan gambaran kepada pelaksana proyek

bahwa metode CPM dapat dipakai untuk mengevaluasi apakah terdapat

cadangan waktu dari keseluruhan waktu yang diberikan oleh pemilik proyek

sehingga kurun waktu yang belum diperuntukkan (uncommitted) bagi

kegiatan tertentu tersebut dapat dipakai untuk memecahkan masalah proyek

(17)

1.5 Pembatasan Masalah

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, serta untuk memperjelas dan

memudahkan penulisan, maka permasalahan yang dibahas akan dibatasi.

Batasan-batasan tersebut meliputi :

a. Lokasi proyek yang digunakan sebagai objek pembahasan adalah proyek

pembangunan Rumah Sakit Prima.

b. Pengolahan data perencanaan dan pengendalian yang dibuat berdasarkan

data-data dan dokumentasi perusahan.

c. Time Schedule proyek sebagai acuan untuk durasi masing-masing kegiatan

pelaksanaan pekerjaan.

d. Asumsi sumber daya tersedia dalam jumlah yang normal.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran garis besar penulisan Tugas Akhir ini maka

diuraikan dalam sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, perumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, pembatasan masalah dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, terdiri dari uraian tentang teori dasar yang

digunakan dalam mendukung penelitian ini.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN, terdiri dari kerangka pemecahan

masalah dan gambaran umum dalam pengumpulan data, pengolahan

data serta analisa dari masalah yang diteliti.

(18)

penyelesaian masalah dikaitkan dengan teori maupun literature secara

sistematis.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN, terdiri dari kesimpulan dan saran yang

diperlukan atas pembahasan dan penyelesaian masalah yang telah

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu

teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

management). Kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain dan bersinergi untuk

meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan proyek.

Teknologi konstruksi (construction technology) mempelajari metoda atau teknik

yang digunakan untuk mewujudkan bangunan fisik dalam lokasi proyek. Dalam bahasa

Inggris, istilah technology berasal dari kata techno dan logic. Logic, dapat diartikan

sebagai urutan dari setiap langkah kegiatan (prosedur), misalnya kegiatan X harus

dilaksanakan lebih dahulu, kemudian baru kegiatan Y dan seterusnya, sedangkan techno

adalah cara yang harus digunakan secara logic.

Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan

mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang

telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan sistem dan

hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horizontal (H. Kerzner, 1982).

Dari definisi di atas terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung

hal-hal pokok berikut :

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu

merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya

(20)

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan

secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan

yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.

c. Memakai pendekatan sistem (system approach to management).

d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal disamping hirarki vertikal.

Gambar 2.1. Sistem Manajemen Proyek

Pada setiap proses penyelesaiannya, proyek konstruksi harus berpegang pada tiga

kendala (triple constraint), yaitu sesuai spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time

schedule, dan sesuai biaya yang direncanakan.

Gambar 2.2. Triple Constraint

Agar proyek dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target yang diinginkan,

(21)

sesuai dengan ketiga batasan tersebut, diperlukan suatu sistem manajemen proyek.

Manajemen untuk constraint mutu, waktu dan biaya dilakukan dengan jalan

pengawasan (controlling). Constraint waktu dan biaya merupakan constraint yang

saling terkait satu sama lain. Sehingga untuk mengendalikan keduanya perlu dilakukan

usaha manajemen waktu dan biaya yang dapat meningkatkan kualitas perencanaan

waktu dan jadwal untuk menghadapi jumlah kegiatan dan kompleksitas yang cenderung

bertambah. Hal itu dapat dilakukan dengan bantuan Analisis Jaringan Kerja (network

analysis) yang berupa penyajian perencanaan dan pengendalian, khususnya jadwal

kegiatan secara sistematis dan analitis.

2.2 Proyek

2.2.1 Definisi Proyek

Proyek adalah suatu proses pembangunan fisik yang mempunyai waktu terbatas

(awal dan akhir proyek relatif pasti) dan hasil proyek yang bersifat unik (hanya

satu/terbatas).

Dari definisi proyek di atas, diketahui bahwa ciri pokok proyek adalah :

a. Memiliki tujuan atau hasil kerja akhir.

b. Biaya, jadwal dan mutu dalam pencapaian tujuan telah ditetapkan.

c. Waktu awal dan akhir proyek ditentukan dengan jelas.

d. Tidak berulang-ulang jenis kegiatan.

2.2.2 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu

(22)

Bangunan gedung: rumah, kantor, pabrik dan lain-lain.

Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah :

1. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.

2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi

pondasi umumnya sudah diketahui.

3. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressingpekerjaan.

Bangunan sipil: jalan, jembatan, bendungan dan infrastruktur lainnya.

Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah :

1. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna

bagi kepentingan manusia.

2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi

pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.

3. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.

Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnya saling tumpang tindih, tetapi pada

umumnya direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu perencana dan pelaksana

yang berbeda.

2.2.3 Tahapan dalam Kegiatan Proyek

1.Tahap kegiatan persiapan tersebut meliputi :

a. Identifikasi gagasan proyek atau analisis pendahuluan.

b. Pengembangan gagasan menjadi konsep-konsep alternatif.

c. Evaluasi kelayakan konsep alternatif yang baik.

d. Penentuan konsep alternatif yang baik.

(23)

f. Menyusun perkiraan biaya.

g. Menyusun organisasi pelaksana.

2. Tahap pelaksanaan ditandai dengan kegiatan proyek, mencakup :

a. Menyiapkan rincian rekayasa desain untuk kegiatan pengadaan material

dan konstruksi.

b. Menyusun anggaran definitif dan jadwal induk proyek.

c. Pengadaan dan mobilisasi tenaga kerja.

d. Pembelian material dan peralatan masuk pabrikasi.

e. Penyelesaian konstruksi, pra-operasi dan start-up.

2.2.4 Unsur-unsur Penyusunan Kegiatan Proyek

Penyusunan kegiatan secara logis menurut waktu tertentu, akan menghasilkan

rencana formal yang mencantumkan :

 Kegiatan atau tugas

 Waktu

 Sumber daya

 Biaya, sebagai target dalam pelaksanaan nantinya

Mengingat perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka

beberapa faktor harus diperhatikan untuk membuat jadwal proyek yang cukup efektif,

yaitu :

1. Secara teknis jadwal tersebut bisa dipertanggungjawabkan (technically feasible).

2. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat (reliable estimate).

(24)

4. Sesuai dengan penjadwalan proyek lain yang menggunakan sumber daya yang

sama.

5. Fleksibel terhadap perubahan-perubahan.

6. Mendetail, dipakai sebagai alat ukur hasil yang dicapai dengan pengendalian

kemajuan proyek.

7. Dapat menampilkan kegiatan pokok yang kritis.

2.3 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek merupakan hal yang sangat perlu kita perhatikan dalam

pelaksanaan proyek. Penjadwalan merupakan alat mutlak yang diperlukan guna

menyelesaikan suatu proyek. Untuk proyek yang berskala kecil yang hanya memiliki

beberapa kegiatan, umumnya penjadwalan tidak begitu mutlak dilakukan. Akan tetapi

pada proyek berskala besar serta rumitnya ketergantungan (keterkaitan) antar kegiatan,

penjadwalan serta kontrol menjadi sangat penting agar kegiatan dapat dilaksanakan

dengan efisien dan tepat waktu.

2.3.1 Tujuan dan Manfaat Perencanaan Jadwal

Jadwal bagi proyek adalah sangat penting untuk dapat menyelesaikan proyek

secara terjadwal. Untuk itu, sebelum proyek dimulai sebaiknya terlebih dahulu

direncanakan jadwal proyek. Tujuan perencanaan jadwal dalam suatu proyek adalah :

a. Mempermudah perumusan masalah proyek

b. Menemukan metode atau cara yang sesuai

(25)

d. Mendapatkan hasil yang optimum

Adapun manfaat dari perencanaan tersebut adalah :

a. Mengetahui keterkaitan antar kegiatan

b. Mengetahui kegiatan yang perlu menjadi perhatian (kegiatan kritis)

c. Mengetahui dengan jelas kapan memulai kegiatan dan kapan harus

menyelesaikannya

2.3.2 Unsur-unsur Penyusunan Kegiatan

Penyusunan kegiatan secara logis menurut waktu tertentu akan menghasilkan

rencana formal yang mencantumkan kegiatan, waktu, sumber daya, dan biaya sebagai

target di dalam pelaksanaan.

Mengingat perubahan-perubahan yang selalu terjadi pada saat pelaksanaan, maka

beberapa faktor harus diperhatikan untuk membuat jadwal proyek yang cukup efektif,

yaitu :

a. Secara teknis jadwal tersebut bisa dipertanggung jawabkan

b. Disusun berdasarkan perkiraan yang akurat, seperti perkiraan waktu,

sumber daya serta biaya berdasarkan kegiatan pada proyek sebelumnya

c. Sesuai sumber daya yang tersedia

2.3.3 Macam-macam Penjadwalan Proyek

Dengan perkembangan saat ini, penjadwalan proyek mengalami perkembangan

yang pesat pula. Sampai saat ini terdapat beberapa metode penjadwalan yang sering

(26)

2.3.3.1 Bar Chart (Diagram Batang)

Bar chart adalah grafik batang dari sejumlah data kategori yang memiliki

sifat-sifat yang sama, seperti skala yang sama, periode pengumpulan yang sama

serta persamaan kondisi lainnya sehingga kategori data tersebut dapat

diperbandingkan.

Bar chart merupakan metode network planning yang cukup banyak

digunakan. Pada Gantt Chart ini mengkombinasikan dua hal, yaitu penjadwalan

dan fungsi perencanaan. Gantt chart ini lebih dikenal karena penggunaannya

yang mudah dan sederhana.

Sebuah Gantt Chart digunakan dengan mudah karena pelaksanaan sebuah

pekerjaan tidak terganggu oleh kegiatan lainnya yang benar-benar dikerjakan

sesuai dengan urutan pekerjaan tanpa mendahului atau melewati waktu

perencanaan. Milestone chart juga merupakan bagian dari Gantt chart ini.

Dengan menggunakan Gantt chart dapat diperoleh berbagai keuntungan seperti

pada pelaksanaan pekerjaan, sebuah aktivitas mudah untuk dipahami urutan

pekerjaannya. Dengan bar chart sebuah urutan pelaksanaan mudah dibuat dan

diperbaiki. Namun, akibat dari ketidaktergantungannya pekerjaan yang satu

dengan yang lain, maka pelaksanaan pekerjaan akan menjadi lebih lama. Juga

dengan menggunakan metode ini, urutan kegiatan sebuah pekerjaan menjadi

(27)

Pembuatan bar chart bertujuan untuk memudahkan visualisasi dan

pembacaan data. Untuk mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam

merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan

pada saat pelaporan . penggambarannya terdiri dari baris kolom, pada kolom

tersusun urutan kegiatan, sedang baris menunjukkan periode waktu (jam, hari,

minggu atau bulan).

Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat

urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Baris menunjukkan periode

waktu yang dapat berupa jam, hari, mingguan, ataupun bulanan. Penggambaran

bar (batang) pada setiap baris kegiatan untuk menunjukkan waktu mulai dan

waktu selesainya kegiatan. Kelemahan bar chart, kurang dapat menjelaskan

keterkaitan kegiatan satu dengan yang lainnya. Bar chart mula-mula

diperkenalkan oleh Hendra Lawrence Gantt pada tahun 1917. Metode tersebut

bertujuan mengidentifikasi unsur waktu dan urutan untuk merencanakan suatu

kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu selesai dan waktu pelaporan.

 Aturan Bar Chart

Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat

urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Baris menunjukkan periode

waktu yang dapat berupa jam, hari, mingguan, ataupun bulanan.

Penggambaran bar (batang) pada setiap baris kegiatan untuk menunjukkan

(28)

bila diperlukan, pada masing-masing balok minimal dibubuhi keterangan

perihal :

 Kurun Waktu Kegiatan

Rencana atau perkiraan kurun waktu maupun kenyataan waktu yang

digunakan. Kenyataan waktu yang digunakan yang terungkap pada

waktu pelaporan biasanya digambarkan dengan garis tabel, sejajar

dengan waktu pelaksanaan. Disini akan terlihat berapa besar

perbedaan antara perencanaan dan kenyataan.

 Sumber Daya

Penjelasan mengenai jumlah sumber daya untuk menyelesaikan

kegiatan yang bersangkutan.

 Node I dan J

Bila bagan balok ini dihasilkan dari analisis jaringan kerja, misalnya

CPM, maka akan meningkatkan dan mempermudah penggunaannya

bila dicantunkan pula penjelasan mengenai nomor node-I dan node-J

pada masing-masing kegiatan.

 Garis Laporan

Laporan terkahir (setiap bulan) ditandai dengan garis putus vertikal.

Dengan demikian, akan terlihat seberapa jauh kemajuan atau

(29)

Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen yang bersangkutan dan

ditentukan urutan pelaksanaan pekerjaannya, kemudian diperkirakan kurun

waktu yang diperlukan.

Gambar 2.3. Bar Chart 2.3.3.2 Kurva S

Kurva S merupakan gambaran diagram persen kumulatif biaya yang

diplot pada suatu sumbu koordinat dimana sumbu absis (X) menyatakan waktu

sepanjang masa proyek dan sumbu (Y) menyatakan nilai persen kumulatif biaya

selama masa proyek tersebut. Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan

pengendalian biaya yang sangat lazim digunakan pada suatu proyek.

Kurva S secara grafis adalah penggambaran kemajuan kerja (bobot %)

kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu horizontal. Bobot

kegiatan adalah nilai persentase proyek dimana penggunaannya dipakai untuk

mengetahui kemajuan proyek tersebut.

Setelah mendapatkan bobot kegiatan, selanjutnya adalah membuat tabel

(30)

periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode

sebelumnya (kumulatif) sehingga akhir proyek akan mencapai 100%.

Tujuan pembuatan kuva S adalah untuk mengetahui pengeluaran biaya

yang dikeluarkan per satuan waktu dan progress pekerjaan yang didasarkan pada

volume yang dihasilkan di lapangan.

Gambar 2.4. Kurva S

Bobot kegiatan =

ℎ 100%

2.3.3.3 Presedence Diagram Method (PDM)

PDM adalah metode jaringan kerja dimana kegiatan ditulis dalam node

yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya berfungsi

sebagai penunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Oleh

karena itu PDM sering disebut juga AON (Activity On Node).

(31)

Forward Analysis (perhitungan ke depan) untuk menentukan Earliest

Start(ES) dan Earliest Finish(FS).

Backward Analysis (perhitungan ke belakang) untuk menentukan Latest

Start(LS) dan Latest Finish(LF).

Bentuk node yang umum digunakan dalam diagram PDM adalah sebagai berikut:

Dimana,

ES : Earliest Start

EF : Earliest Finish

LS : Latest Start

LF : Latest Finish

Gambar 2.5. Node PDM D : Durasi

PDM mempunyai 4 jenis konstrain/hubungan logis ketergantungan, yaitu :

1. Finish to Finish (FF), yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa

selesainya kegiatan berikutnya (successor) tergantung pada selesainya

kegiatan sebelumnya (predecessor).

Gambar 2.6. Konstrain FF

2. Finish to Start (FS), yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya

kegiatan berikutnya (successor) tergantung pada selesainya kegiatan

sebelumnya (predecessor).

(32)

Gambar 2.7. Konstrain FS

3. Start to Start (SS), yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya

kegiatan berikutnya (successor) tergantung pada mulainya kegiatan

sebelumnya (predecessor).

Gambar 2.8. Konstrain SS

4. Start to Finish (SF), yaitu hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya

kegiatan berikutnya tergantung pada mulainya kegiatan sebelumnya.

Gambar 2.9. Konstrain SF

2.3.3.4 Critical Path Method (CPM)

CPM (Critical Path Method) merupakan suatu metode dalam

mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis. CPM dikembangkan pada

tahun 1957 sebagai model jaringan untuk pemetaan alur sebuah proyek. CPM

adalah metode perancangan alur proyek yang menggunakan perkiraan waktu

(33)

Pada CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai

tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan

antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

proyek. Jadi CPM merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha

mengoptimalkan biaya total proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian

total proyek yang bersangkutan. Teknik penyusunan jaringan kerja yang terdapat

pada CPM, sama dengan yang digunakan pada PERT. Perbedaan yang terlihat

adalah bahwa PERT menggunakan activity oriented, sedangkan dalam CPM

menggunakan event oriented. Pada activity oriented anak-panah menunjukkan

activity atau pekerjaan dengan beberapa keterangan aktivitasnya, sedang event

orientedpada peristiwa merupakan pokok perhatian dari suatu aktivitas.

CPM mempunyai beberapa manfaat dalam kegiatan penjadwalan proyek,

antara lain :

 Memprediksi waktu yang dibuthkan untuk menyelesaikan proyek.

 Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan

dalam menjaga jadwal penyelesaian proyek.

 Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan suatu proyek.

CPM sering disebut juga AOA (Activity On Arrow) yang terdiri dari anak

panah dan lingkaran/segi empat. Anak panah menggambarkan kegiatan/aktivitas,

sedangkan lingkaran/segiempat menggambarkan kejadian (event). Kejadian

(34)

anak panah disebut node “J”. Grafik atau bagan yang terdiri dari simbol-simbol

anak panah dan lingkaran/segiempat tersebut melambangkan ilustrasi dari sebuah

proyek.

Bentuk node yang umum digunakan dalam diagram CPM adalah sebagai berikut:

Gambar 2.10. Simbol Kejadian

Gambar 2.11. Simbol antarkejadian

Bentuk jaringan kerja CPM secara sederhana dapat dilihat pada diagram berikut,

(35)

Dimana,

Lingkaran (node), mewakili sebuah kejadian atau event yang

menunjukan titik waktu mulai/selesainya suatu kegiatan.

Anak panah mewakili sebuah kegiatan (activity) yang

memerlukan jangka waktu tertentu.

Anak panah putus-putus mewakili sebuah kegiatan semu (dummy)

yang tidak memerlukan jangka waktu.

Anak panah tebal mewakili kegiatan pada lintasan kritis.

Pada CPM terdapat logika ketergantungan antar kegiatan-kegiatan yang

dinyatakan sebagai berikut:

1. Kegiatan A harus selesai sebelum kegiatan B dimulai.

Gambar 2.13. Sebuah kegiatan harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan lain dimulai

2. Kegiatan A, B dan C harus selesai sebelum kegiatan D dapat dimulai.

(36)

3. Kegiatan A dan B harus dimulai sebelum kegiatan C dan D.

Gambar 2.15. Dua kegiatan harus dimulai terlebih dahulu sebelum dua kegiatan lain dimulai

4. Kegiatan A dan B harus selesai sebelum kegiatan C dapat dimulai, tetapi

D sudah dapat dimulai bila kegiatan B telah selesai.

Gambar 2.16. Dua kegiatan harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan lain dimulai dan kegiatan lain dapat

dimulai jika salah satu dari dua kegiatan sudah selesai

5. Kegiatan A, B, dan C mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang

sama.

(37)

Dalam CPM (Critical Path Method) dikenal beberapa istilah, yaitu EET

(Earliest Event Time) dan LET (Latest Event Time), Float, dan Critical Path.

EET adalah peristiwa paling awal atau waktu tercepat dari event. LET adalah

peristiwa paling akhir atau waktu paling lambat dari event.

Berikut ini akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat pada CPM, yaitu:

EET (Earliest Event Time), adalah peristiwa paling awal atau waktu

tercepat dari event. Untuk menghitung besarnya nilai EET, digunakan

perhitungan ke depan (forward analysis), dimulai dari kegiatan paling

awal dan dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya.

Gambar 2.18. Diagram Perhitungan Maju

EETj= EETi+ durasi A

EETk= EETj+ durasi B

LET (Latest Event Time), adalah peristiwa paling akhir atau waktu

paling lambat dari event. Untuk menghitung besarnya nilai LET,

digunakan perhitungan ke belakang (backward analysis), dimulai dari

kegiatan paling akhir dan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan

(38)

Gambar 2.19. Diagram Perhitungan Mundur

LETj= LETk– durasi B

LETi= LETj– durasi A

Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam

suatu kegiatan sehingga memungkinkan penundaan atau perlambatan

kegiatan tersebut secara sengaja atau tidak sengaja, tetapi penundaan

tersebut tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam

penyelesaiannya.

Lintasan kritis (critical path), adalah sebuah kegiatan yang

menghubungkan antarkegiatan kritis. Aktifitas jalur terpanjang yang

dilewati antarkegiatan merupakan jalur kritis. Sebuah kegiatan dikatakan

kritis apabila penundaan saat awal akan menyebabkan penundaan waktu

penyelesaian keseluruhan proyek.

2.3.3.5 Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah suatu model

jaringan yang mampu memetakan waktu penyelesaian kegiatan yang acak. PERT

dikembangkan pada akhir tahun 1950-an untuk proyek U.S. Navy’s Polaris yang

memiliki ribuan kontraktor. PERT dikembangkan agar tercipta ruang/potensi

untuk pengurangan waktu dan biaya yang diperlukan untuk penyelesaian proyek

(39)

Metodologi PERT divisualisasikan dengan suatu grafik atau bagan yang

melambangkan ilustrasi dari sebuah proyek. Diagram jaringan ini terdiri dari

beberapa titik(nodes)yang merepresentasikan kejadian (event) atau suatu titik

tempuh (milestone). Titik-titik tersebut dihubungkan oleh suatu vektor (garis

yang memiliki arah) yang merepresentasikan suatu pekerjaan (task) dalam

sebuah proyek. Arah dari vektor atau garis menunjukan suatu urutan pekerjaan.

Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya

penundaan maupun gangguan konflik suatu jadwal. PERT pada prinsipnya

adalah hubungan ketergantungan antara bagian-bagian kegiatan yang harus

didahulukan. Metode PERT ini mempunyai beberapa keunggulan yaitu

hubungan ketergantungan yang logis, sehingga memungkinkan proyek

dikendalikan dengan jelas. Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara

umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing

kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum

PERT cenderung terlalu optimis dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah

proyek.

Diagram PERT sangat bermanfaat bagi pengelolaan sebuah proyek

karena menyediakan informasi berikut:

 Jangka waktu penyelesaian proyek.

(40)

 Tahapan kegiatan yang kritis, yang dapat berdampak langsung terhadap

waktu penyelesaian proyek.

 Kegiatan yang memiliki tenggat waktu relatif longgar yang seharusnya

dapat dikelola sebagai tambahan waktu bagi tahapan kegiatan kritis.

 Tanggal kegiatan dimulai dan tanggal kegiatan berakhir (periode

program).

Untuk membuat jaringan kerja, harus diketahui semua kegiatan yang

terjadi pada suatu proyek, waktu (durasi) setiap kegiatan, dan ketergantungan

antar kegiatan (kegiatan pendahulu dan kegiatan pengikut).

Untuk dapat menjadwal dengan metode tersebut, ada beberapa hal yang

perlu diketahui, yaitu elemen-elemen PERT.

Lingkaran (node), mewakili sebuah kejadian atau event

yang menunjukan titik waktu mulai/selesainya suatu

kegiatan.

Anak panah mewakili sebuah kegiatan (activity) yang

memerlukan jangka waktu tertentu.

Anak panah putus-putus mewakili sebuah kegiatan semu

(41)

Gambar 2.20. Diagram PERT

2.4 Network Planning

Pengelolaan proyek berskala besar memerlukan perencanaan, penjadwalan, dan

pengkoordinasian yang tepat dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan. Untuk itu

diperlukan prosedur yang tepat berdasarkan penggunaan network (jaringan) dan

teknik-teknik networkdalam perencanaan, penjadwalan, dan pengkoordinasian suatu proyek.

Dengan menggunakan penjadwalan yang memiliki sifat sistematis maka pihak

manajemen dapat mengetahui :

1. Hubungan tiap kegiatan dengan kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.

2. Hubungan yang harus didahulukan diantara kegiatan.

3. Perkiraan biaya dan waktu realistis untuk setiap kegiatan.

4. Penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dngan cara hal-hal kritis

pada proyek.

Dalam penjadwalan proyek, dikenal juga istilah metode jaringan kerja atau

(42)

penyempurnaan dari bagan balok, karena dapat memberikan penyelesaian

masalah-masalah yang belum terpecahkan seperti lama perkiraan waktu penyelesaian proyek,

kegiatan-kegiatan yang bersifat kritis dalam penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Pada dasarnya network planning dimaksudkan untuk merencanakan dan

mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki hubungan ketergantungan yang

kompleks dalam masalah design engineering, konstruksi dan pemeliharaan. Dari segi

penyusunan jadwal, jaringan kerja dipandang sebagai langkah penyempurnaan dari

bagan balok, karena dapat memberikan penyelesaian masalah-masalah yang belum

terpecahkan seperti lama perkiraan waktu penyelesaian proyek, kegiatan-kegiatan yang

bersifat kritis dalam penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Network planning banyak membantu memecahkan persoalan perencanaan,

penjadwalan dan pengendalian proyek yang besar dan kompleks. Manfaat penggunaan

teknik-teknik network planning dalam pelaksanaan suatu proyek antara lain :

1. Untuk mengatur jalannya proyek.

2. Mengetahui lintasan kritis pekerjaan.

3. Mengetahui pekerjaan mana yang harus diutamakan dan dapat selesai tepat waktu.

4. Untuk persyaratan dokumen tender lelang proyek.

5. Untuk mengetahui jenis pekerjaan mana yang tidak masuk lintasan kritis sehingga

pengerjaannya bisa lebih santai sehingga tidak menggangu pekerjaan utama yang

harus tepat waktu.

6. Sebagai rekayasa value engineering sehingga dapat ditentukan metode kerja

(43)

Gambar 2.21. Ringkasan langkah-langkah dalam menyusun jaringan kerja

2.5 Konsep Cadangan Waktu (Time Reserve Management)

Cadangan waktu adalah kurun waktu proyek yang belum diperuntukkan

(uncommitted) bagi kegiatan tertentu, sehingga dapat dipakai untuk memecahkan

masalah proyek dalam aspek jadwal (Dennis H. Busch, 1991).

Konsep cadangan waktu dijabarkan sebagai perbandingan antara waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan proyek terhadap waktu yang tersedia.

Dalam konteks yang spesifik, CW adalah cadangan waktu pada jalur tertentu dari

urutan kegiatan proyek. Adapun WKJ merupakan jumlah kumulatif kurun waktu untuk

menyelesaikan node-node pada jalur tersebut. Angka CW dapat positif, negatif, atau nol.

Positif berarti waktu yang tersedia lebih besar dari waktu yang diperlukan guna

(44)

diperlukan. Sedangkan angka CW negatif berarti tidak cukup waktu untuk

menyelesaikan proyek sesuai jadwal.

2.5.1 Waktu Kumulatif Jalur – WKJ

Idealnya jadwal yang dihasilkan dari perencanaan dasar sudah merupakan

perencanaan yang memiliki WKJ yang terpendek, akan tetapi telah diketahui bahwa

pada awal proyek sewaktu membuat perencanaan dasar, masih terbatas data dan

informasi yang tersedia, sehingga WKJ yang tersusun masih banyak memiliki peluang

untuk penyempurnaan.

 Cadangan Waktu Node

Untuk menghitung CW jalur, terlebih dahulu ditinjau cadangan waktu

node CW. Selanjutnya, dianalisis bagaimana hubungan CW node-node yang

menjadi komponen jalur tersebut terhadap CW jalur proyek secara keseluruhan.

Batasan cadangan waktu node dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

Cadangan waktu node,

bersangkutan memiliki waktu tersedia lebih besar dari yang diperlukan untuk

(45)

sebaliknya. Untuk menghitung cadangan waktu node, urutannya adalah sebagai

berikut :

a. Dari kalender kerja diambil angka-angka numerik parameter EET dan

LET dari node.

b. Hitung CW dengan rumus diatas.

2.5.2 Memantau dan Mengendalikan Jadwal Penggunaan Cadangan Waktu

Syarat utama agar kegiatan pengendalian efektif adalah adanya tolok ukur yang

dapat dipakai sebagai pembanding objek yang dikaji. Dalam hal pengendalian jadwal,

tolok ukur yang dimaksud berupa jadwal induk. Jadwal induk ini terdiri dari beberapa

milestone sebagai sasaran kegiatan komponen proyek.

Pada umumnya cadangan waktu yang tersedia pada beberapa kegiatan dalam suatu

proyek dapat dimanfaatkan untuk hal-hal berikut:

1. Memperpanjang rentang waktu dari kegiatan non kritis sehingga dapat

mengurangi kebutuhan tenaga kerja dan sumber daya manusia.

2. Penundaan mulainya beberapa kegiatan dalam rangka menyesuaikan dengan

situasi yang berkaitan dengan baik buruknya cuaca, kemungkinan pelaksanaan

konstruksi yang lebih mapan, atau sekedar memperlambat sementara kegiatan

berkaitan dengan proses manajemen.

3. Merangkai kegiatan non kritis tertentu yang memerlukan sumber daya yang

sama untuk penyelesaiannya, sebagai contoh kita dapat menggunakan peralatan

tertentu dengan cara memindah-mindah dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya,

(46)

Cadangan waktu akan memberikan kesempatan cukup dalam mengatur penjadwalan

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mencoba membandingkan waktu

pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit Prima di lapangan yang menggunakan kurva S

dengan CPM (Critical Path Method).

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian, untuk memperoleh data, penulis menggunakan data

yang telah ada dan diperoleh langsung dari CV.PRIMA ABADI JAYA yaitu berupa time

schedule proyek pembangunan Rumah Sakit Prima yang beralamat di Jl. Belanga (Simp.

Ayahanda) No. 1 Medan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Dalam pelaksanaan penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa jenis data

yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini. Data

primer yang diperlukan untuk penelitian ini berupa data Kurva S yang diperoleh

dari konsultan, kontraktor dan pengawas proyek tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas

akhir ini. Data sekunder ini merupakan data-data yang diperoleh dari literatur

(48)

3.4 Metode Analisis Data

Dalam Tugas Akhir ini penyusun akan membandingkan waktu pelaksanaan

pembangunan Rumah Sakit Prima yang di lapangan menggunakan Kurva S dengan

CPM (Critical Path Method) serta menganalisis ketersediaan cadangan waktu setelah

dilakukan penjadwalan ulang menggunakan CPM.

Data primer berupa time schedule akan dianalisis menggunakan CPM yang

digunakan untuk menganalisis jaringan kerja proyek. Langkah-langkah yang dilakukan

dalam pengevaluasian ulang time scheduleproyek tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan

tiap pekerjaan.

2. Membuat jaringan kerja CPM.

3. Mengidentifikasi jalur kritis dan jalur non kritis pada jaringan.

4. Menghitung jumlah hari cadangan waktu yang didapat dari jalur non kritis

(49)

3.5 Bagan Alir

 Bagan alir penulisan tugas akhir

(50)

 Bagan alir perhitungan metode CPM

(51)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil

Pada penelitian ini akan dilakukan analisa ulang waktu penjadwalan proyek

dengan menggunakan CPM. Unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membuat jaringan

CPM adalah jenis pekerjaan proyek, perkiraan waktu pelaksanaan pekerjan dan logika

ketergantungan kegiatan proyek. Jika data-data tersebut dapat diperoleh, kita dapat

menghitung EET (Earliest Event Time) dan LET (Latest Event Time), Float, danCritical

Path dari setiap pekerjaan yang dilakukan. Hal ini dilakukan karena pemilihan metode

pelaksanaan dan jadwal yang tepat akan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu

pelaksanaan pembangunan proyek.

Dari data yang didapat dalam bentuk time schedule proyek pembangunan rumah

sakit Prima diperoleh bahwa pembangunan rumah sakit tersebut terdiri dari berbagai

macam kegiatan/pekerjaan. Pekerjaan tersebut dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu

pekerjaan basementyang terdiri dari 16 jenis kegiatan dan pekerjaan bangunan atas yang

terdiri dari 81 jenis kegiatan.

Data time scheduleproyek secara detail dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.1 Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Rumah Sakit Prima dengan

Critical Path Method(CPM)

Sebelum menganalisis suatu proyek, dibuat suatu daftar logika ketergantungan

antar kegiatan yang disajikan dalam Tabel 4.1 serta dilanjutkan dengan menggambarkan

jaringan kerja seluruh kegiatan pembangunan gedung yang dapat dilihat pada gambar

(52)

Jaringan kerja dibuat untuk menjelaskan hubungan antara kegiatan dan waktu

perencanaan proyek. Penyusunan jaringan kerja ini dibuat berdasarkan logika mengenai

keterkaitan suatu aktivitas kegiatan dengan aktivitas-aktivitas kegiatan lainnya dalam

menyelesaikan proyek secara keseluruhan. Setelah network digambarkan, langkah

selanjutnya adalah melakukan perhitungan yang dilakukan dengan dua cara, yaitu

perhitungan maju (forward analysis) dan perhitungan mundur (backward analysis). Pada

bab 2 telah dibahas perhitungan maju dan mundur, yaitu sebagai berikut:

 Perhitungan maju

Untuk mempermudah proses pembuatan jaringan kerja, sebelumnya perlu dibuat

hubungan ketergantungan antar kegiatan yang disajikan dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1. Hubungan ketergantungan antar kegiatan

No. Uraian Kegiatan Kegiatan Durasi

(hari)

Aktivitas

Pendahulu

A. BASEMENT

1. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang A1 19

-2. Galian Tanah A2 15 A1

3. Galian Pile Cup & Sloof A3 11 A1

4. Lantai Kerja A4 10 A1

(53)

6. Pembesian Pile Cup A6 7 A1

7. Pembesian Sloof A7 6 A1

8. Pembesian Stick Kolom A8 6 A1

9. Pembesian Plat Lantai Basement A9 6 A1

10. Pengecoran Base Plate Basement A10 2 A4

11. Pembesian Dinding Basement A11 8 A2, A6, A10

12. Bekisting Dinding Basement A12 11 A9

13. Pengecoran Dinding Basement A13 9 A9

14. Pembesian Kolom Basement ke Lt. 1 A14 4 A2, A6, A10

15. Bekisting Kolom Basement ke Lt. 1 A15 3 A14

16. Pengecoran Kolom Basement ke Lt. 1 A16 3 A14

B. BANGUNAN ATAS

17. Bekisting Balok & Plat Lt. 1 B17 14 A14

18. Pembesian Balok & Plat Lt. 1 B18 11 A11, A15

19. Pengecoran Balok & Plat Lt. 1 B19 2 A12, A13

20. Pembesian Kolom Lt. 1 ke Lt. 2 B20 3 B17, B18

21. Bekisting Kolom Lt. 1 ke Lt. 2 B21 3 B17, B18

22. Pengecoran Kolom Lt. 1 ke Lt. 2 B22 3 B21

23. Bekisting Balok & Plat Lt. 2 B23 12 B17, B18

24. Pembesian Balok & Plat Lt. 2 B24 9 B21

25. Pengecoran Balok & Plat Lt. 2 B25 2 B22

26. Pembesian Kolom Lt. 2 ke Lt. 3 B26 3 B23, B24

27. Bekisting Kolom Lt. 2 ke Lt. 3 B27 3 B23, B24

28. Pengecoran Kolom Lt. 2 ke Lt. 3 B28 3 B26, B27

29. Bekisting Balok & Plat Lt. 3 B29 12 B23, B24

30. Pembesian Balok & Plat Lt. 3 B30 9 B26, B27

31. Pengecoran Balok & Plat Lt. 3 B31 1 B30

32. Pembesian Kolom Lt. 3 ke Lt. 4 B32 3 B31

(54)

34. Pengecoran Kolom Lt. 3 ke Lt. 4 B34 3 B32, B33

35. Bekisting Balok & Plat Lt. 4 B35 12 B31

36. Pembesian Balok & Plat Lt. 4 B36 9 B32, B33

37. Pengecoran Balok & Plat Lt. 4 B37 2 B34

38. Pembesian Kolom Lt. 4 ke Lt. 5 B38 3 B35, B36

39. Bekisting Kolom Lt. 4 ke Lt. 5 B39 3 B35, B36

40. Pengecoran Kolom Lt. 4 ke Lt. 5 B40 3 B39

41. Bekisting Balok & Plat Lt. 5 B41 11 B34

42. Pembesian Balok & Plat Lt. 5 B42 9 B35, B36

43. Pengecoran Balok & Plat Lt. 5 B43 2 B40

44. Pembesian Kolom Lt. 5 ke Lt. 6 B44 3 B41, B42

45. Bekisting Kolom Lt. 5 ke Lt. 6 B45 3 B41, B42

46. Pengecoran Kolom Lt. 5 ke Lt. 6 B46 3 B45

47. Bekisting Balok & Plat Lt. 6 B47 11 B40

48. Pembesian Balok & Plat Lt. 6 B48 9 B41, B42

49. Pengecoran Balok & Plat Lt. 6 B49 2 B46

50. Pembesian Kolom Lt. 6 ke Lt. 7 B50 3 B47, B48

51. Bekisting Kolom Lt. 6 ke Lt. 7 B51 3 B47, B48

52. Pengecoran Kolom Lt. 6 ke Lt. 7 B52 3 B50, B51

53. Bekisting Balok & Plat Lt. 7 B53 11 B46

54. Pembesian Balok & Plat Lt. 7 B54 9 B47, B48

55. Pengecoran Balok & Plat Lt. 7 B55 2 B52

56. Pembesian Kolom Lt. 7 ke Lt. 8 B56 3 B53, B54

57. Bekisting Kolom Lt. 7 ke Lt. 8 B57 3 B53, B54

58. Pengecoran Kolom Lt. 7 ke Lt. 8 B58 3 B56, B57

59. Bekisting Balok & Plat Lt. 8 B59 11 B52

60. Pembesian Balok & Plat Lt. 8 B60 9 B53, B54

61. Pengecoran Balok & Plat Lt. 8 B61 2 B58

(55)

63. Bekisting Kolom Lt. 8 ke Lt. 9 B62 3 B59, B60

64. Pengecoran Kolom Lt. 8 ke Lt. 9 B64 3 B62, B63

65. Bekisting Balok & Plat Lt. 9 B65 11 B58

66. Pembesian Balok & Plat Lt. 9 B66 9 B61

67. Pengecoran Balok & Plat Lt. 9 B67 2 B64

68. Pembesian Kolom Lt. 9 ke Lt. 10 B68 3 B64

69. Bekisting Kolom Lt. 9 ke Lt. 10 B69 3 B64

70. Pengecoran Kolom Lt. 9 ke Lt. 10 B70 3 B68, B69

71. Bekisting Balok & Plat Lt. 10 B71 11 B64

72. Pembesian Balok & Plat Lt. 10 B72 9 B64

73. Pengecoran Balok & Plat Lt. 10 B73 2 B70

74. Pembesian Kolom Lt. 10 ke Lt. 11 B74 3 B71, B72

75. Bekisting Kolom Lt. 10 ke Lt. 11 B75 3 B71, B72

76. Pengecoran Kolom Lt. 10 ke Lt. 11 B76 3 B75

77. Bekisting Balok & Plat Lt. 11 B77 11 B70

78. Pembesian Balok & Plat Lt. 11 B78 9 B71, B72

79. Pengecoran Balok & Plat Lt. 11 B79 2 B76

80. Pembesian Kolom Lt. 11 ke Lt. 12 B80 3 B77, B78

81. Bekisting Kolom Lt. 11 ke Lt. 12 B81 3 B77, B78

82. Pengecoran Kolom Lt. 11 ke Lt. 12 B82 3 B81

83. Bekisting Balok & Plat Lt. 12 B83 11 B76

84. Pembesian Balok & Plat Lt. 12 B84 9 B77, B78

85. Pengecoran Balok & Plat Lt. 12 B85 2 B82

86. Pembesian Kolom Lt. 12 ke Lantai Atap B86 3 B83, B84

87. Bekisting Kolom Lt. 12 ke Lantai Atap B87 3 B83, B84

88. Pengecoran Kolom Lt. 12 ke Lantai Atap B88 3 B86, B87

89. Bekisting Balok & Plat Lantai Atap B89 8 B82

90. Pembesian Balok & Plat Lantai Atap B90 6 B83, B84

(56)

92. Pembesian Kolom Lantai Atap ke Lantai

Helipad B92 3 B90

93. Bekisting Kolom Lantai Atap ke Lantai

Helipad B93 3 B90

94. Pengecoran Kolom Lantai Atap ke Lantai

Helipad B94 3 B93

95. Bekisting Balok & Plat Lantai Helipad B95 10 B91

96. Pembesian Balok & Plat Lantai Helipad B96 8 B92, B93

97. Pengecoran Balok & Plat Lantai Helipad B97 1 B96

Contoh perhitungan pembuatan jaringan kerja dengan metode CPM, yaitu:

(57)

- EET5= EET1+ durasi A5

= 19 + 11

= 30

Perhitungan Mundur  LETj= LETk– durasi B

- LET97 = EET97

= 179

- LET96 = LET97- durasi B97

= 179 – 1

= 178

- LET95= LET97- durasi B97

= 179 – 1

= 178

- LET94= LET97- durasi B97

= 179 – 1

= 178

- LET93= LET96- durasi B96

= 178 – 8

= 170

- LET92= LET96- durasi B96

(58)

= 170

Perhitungan maju dan perhitungan mundur selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel lampiran 3.

4.2 Pembahasan

Dari hasil perhitungan dengan metode CPM diperoleh bahwa waktu untuk

menyelesaikan proyek pembangunan rumah sakit Prima adalah 179 hari.

Setelah melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, langkah

selanjutnya adalah menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan kemudian menentukan

jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut:

o Earliest Event Time(EET) = Latest Event Time(LET)

o Latest Event Time(LET) -Earliest Event Time(EET) = Durasi Kegiatan

Dari hasil pengolahan data pada jaringan kerja CPM, jalur kritis yang diperoleh yaitu

pada kegiatan A1 – A2 A11 B18 B21 B24 B27 B30 B31 B33 B36 B42

-B48 - B54 - B60 - B63 - B64 - B71 - B78 - B84 - B90 - B92 - B96 - B97 . Pada jalur

kritis ini terletak kegiatan-kegiatan yang apabila pelaksanaannya terlambat, akan

menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan.

Berikut adalah uraian kegiatan yang bersifat kritis, yaitu:

- A1 yaitu pekerjaan pondasi tiang pancang.

- A2 yaitu pekerjaan galian tanah.

- A11 yaitu pekerjaan pembesian dinding basement.

- B18 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 1.

- B21 yaitu pekerjaan bekisting kolom lantai 1 ke lantai 2.

(59)

- B27 yaitu pekerjaan bekisting kolom lantai 2 ke lantai 3.

- B30 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 3.

- B31 yaitu pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai 3.

- B33 yaitu pekerjaan bekisting kolom lantai 3 ke lantai 4.

- B36 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 4.

- B42 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 5.

- B48 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 6.

- B54 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 7.

- B60 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 8.

- B63 yaitu pekerjaan bekisting kolom lantai 8 ke lantai 9.

- B64 yaitu pekerjaan pengecoran kolom lantai 8 ke lantai 9.

- B71 yaitu pekerjaan bekisting balok dan plat lantai 10.

- B78 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 11.

- B84 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai 12.

- B90 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai atap.

- B92 yaitu pekerjaan pembesian kolom lantai atap ke lantai helipad.

- B96 yaitu pekerjaan pembesian balok dan plat lantai helipad.

- B97 yaitu pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai helipad.

Selain kegiatan kritis, juga terdapat kegiatan non kritis atau kegiatan yang

memiliki cadangan waktu pada tiap waktu pekerjaannya. Berikut akan diuraikan

(60)

Tabel 4.2. Jumlah cadangan waktu pada tiap kegiatan

No. Uraian Kegiatan Kegiatan Jumlah cadangan waktu (hari)

A. BASEMENT

1. Galian Pile Cup & Sloof A3 12

2. Lantai Kerja A4 11

3. Bobok Kepala Tiang Pancang A5 12

4. Pembesian Pile Cup A6 16

5. Pembesian Sloof A7 42

6. Pembesian Stick Kolom A8 42

7. Pembesian Plat Lantai Basement A9 31

8. Pengecoran Base Plate Basement A10 11

9. Bekisting Dinding Basement A12 31

10. Pengecoran Dinding Basement A13 40

11. Pembesian Kolom Basement ke Lt. 1 A14 12

12. Bekisting Kolom Basement ke Lt. 1 A15 12

13. Pengecoran Kolom Basement ke Lt. 1 A16 12

B. BANGUNAN ATAS

14. Bekisting Balok & Plat Lt. 1 B17 26

15. Pengecoran Balok & Plat Lt. 1 B19 31

16. Pembesian Kolom Lt. 1 ke Lt. 2 B20 29

17. Pengecoran Kolom Lt. 1 ke Lt. 2 B22 15

18. Bekisting Balok & Plat Lt. 2 B23 13

19. Pengecoran Balok & Plat Lt. 2 B25 15

20. Pembesian Kolom Lt. 2 ke Lt. 3 B26 9

21. Pengecoran Kolom Lt. 2 ke Lt. 3 B28 7

22. Bekisting Balok & Plat Lt. 3 B29 1

23. Pembesian Kolom Lt. 3 ke Lt. 4 B32 18

(61)

25. Bekisting Balok & Plat Lt. 4 B35 9

26. Pengecoran Balok & Plat Lt. 4 B37 16

27. Pembesian Kolom Lt. 4 ke Lt. 5 B38 11

28. Bekisting Kolom Lt. 4 ke Lt. 5 B39 8

29. Pengecoran Kolom Lt. 4 ke Lt. 5 B40 8

30. Bekisting Balok & Plat Lt. 5 B41 19

31. Pengecoran Balok & Plat Lt. 5 B43 14

32. Pembesian Kolom Lt. 5 ke Lt. 6 B44 12

33. Bekisting Kolom Lt. 5 ke Lt. 6 B45 9

34. Pengecoran Kolom Lt. 5 ke Lt. 6 B46 9

35. Bekisting Balok & Plat Lt. 6 B47 8

36. Pengecoran Balok & Plat Lt. 6 B49 9

37. Pembesian Kolom Lt. 6 ke Lt. 7 B50 7

38. Bekisting Kolom Lt. 6 ke Lt. 7 B51 4

39. Pengecoran Kolom Lt. 6 ke Lt. 7 B52 4

40. Bekisting Balok & Plat Lt. 7 B53 22

41. Pengecoran Balok & Plat Lt. 7 B55 20

42. Pembesian Kolom Lt. 7 ke Lt. 8 B56 2

43. Bekisting Kolom Lt. 7 ke Lt. 8 B57 15

44. Pengecoran Kolom Lt. 7 ke Lt. 8 B58 15

45. Bekisting Balok & Plat Lt. 8 B59 4

46. Pengecoran Balok & Plat Lt. 8 B61 15

47. Pembesian Kolom Lt. 8 ke Lt. 9 B62 22

48. Bekisting Balok & Plat Lt. 9 B65 17

49. Pembesian Balok & Plat Lt. 9 B66 15

50. Pengecoran Balok & Plat Lt. 9 B67 14

51. Pembesian Kolom Lt. 9 ke Lt. 10 B68 16

52. Bekisting Kolom Lt. 9 ke Lt. 10 B69 13

(62)

54. Pembesian Balok & Plat Lt. 10 B72 11

55. Pengecoran Balok & Plat Lt. 10 B73 13

56. Pembesian Kolom Lt. 10 ke Lt. 11 B74 9

57. Bekisting Kolom Lt. 10 ke Lt. 11 B75 6

58. Pengecoran Kolom Lt. 10 ke Lt. 11 B76 6

59. Bekisting Balok & Plat Lt. 11 B77 6

60. Pengecoran Balok & Plat Lt. 11 B79 8

61. Pembesian Kolom Lt. 11 ke Lt. 12 B80 6

62. Bekisting Kolom Lt. 11 ke Lt. 12 B81 3

63. Pengecoran Kolom Lt. 11 ke Lt. 12 B82 3

64. Bekisting Balok & Plat Lt. 12 B83 6

65. Pengecoran Balok & Plat Lt. 12 B85 7

66. Pembesian Kolom Lt. 12 ke Lt. Atap B86 5

67. Bekisting Kolom Lt. 12 ke Lt. Atap B87 2

68. Pengecoran Kolom Lt. 12 ke Lt. Atap B88 2

69. Bekisting Balok & Plat Lantai Atap B89 3

70. Pengecoran Balok & Plat Lantai Atap B91 2

71. Bekisting Kolom Lt. Atap ke Lt. Helipad B93 8

72. Pengecoran Kolom Lantai Atap ke Lantai

Helipad B94 5

Contoh perhitungan untuk mencari cadangan waktu pada tiap node, yaitu :

(63)

- CWA5= EET5– LET5

= 31 – 30

= 1

- CWA6= EET6– LET6

= 34 – 26

= 8

- CWA7= EET7– LET7

= 41 – 25

= 16

Perhitungan CW selengkapnya dapat dilihat pada Tabel lampiran 4.

4.2.1 Analisis Penggunaan Cadangan Waktu

Pada dasarnya cadangan waktu dapat digunakan untuk mengatur ulang jadwal

pengerjaan suatu kegiatan proyek, salah satunya adalah penundaan waktu mulai setiap

kegiatan yang memiliki cadangan waktu.

1. Kegiatan galian pile cup dan sloof (A3) yang memiliki cadangan waktu selama

12 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 10 Juli 2011.

2. Kegiatan lantai kerja (A4) yang memiliki cadangan waktu selama 11 hari, dapat

dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 11 Juli 2011.

3. Kegiatan bobok kepala tiang pancang (A5) yang memiliki cadangan waktu

(64)

4. Kegiatan pembesian pile cup (A6) yang memiliki cadangan waktu selama 16

hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 21 Juli 2011.

5. Kegiatan pembesian sloof (A7) yang memiliki cadangan waktu selama 42 hari,

dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 18 Agustus 2011.

6. Kegiatan pembesian stick kolom (A8) yang memiliki cadangan waktu selama 42

hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 18 Agustus 2011.

7. Kegiatan pembesian plat lantai basement (A9) yang memiliki cadangan waktu

selama 31 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 8 Agustus 2011.

8. Kegiatan pengecoran base plate basement (A10) yang memiliki cadangan waktu

selama 11 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 19 Juli 2011.

9. Kegiatan bekisting dinding basement (A12) yang memiliki cadangan waktu

selama 31 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 14 Agustus

2011.

10. Kegiatan pengecoran dinding basement (A13) yang memiliki cadangan waktu

selama 40 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 25 Agustus

2011.

11. Kegiatan pembesian kolom basement ke lantai 1 (A14) yang memiliki cadangan

waktu selama 12 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 24 Juli

2011.

12. Kegiatan bekisting kolom basement ke lantai 1 (A15) yang memiliki cadangan

waktu selama 12 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 29 Juli

(65)

13. Kegiatan pengecoran kolom basement ke lantai 1 (A16) yang memiliki

cadangan waktu selama 12 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal

29 Juli 2011.

14. Kegiatan bekisting balok dan plat lantai 1 (B17) yang memiliki cadangan waktu

selama 26 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 12 Agustus

2011.

15. Kegiatan pengecoran balok dan plat lantai 1 (B19) yang memiliki cadangan

waktu selama 31 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 25

Agustus 2011.

16. Kegiatan pembesian kolom lantai 1 ke lantai 2 (B20) yang memiliki cadangan

waktu selama 29 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 29

Agustus 2011.

17. Kegiatan pengecoran kolom lantai 1 ke lantai 2 (A22) yang memiliki cadangan

waktu selama 15 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 18

Agustus 2011.

18. Kegiatan bekisting balok dan plat lantai 2 (B23) yang memiliki cadangan waktu

selama 13 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 13 Agustus

2011.

19. Kegiatan pengecoran balok dan plat lantai 2 (B25) yang memiliki cadangan

waktu selama 15 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 24

(66)

20. Kegiatan pembesian kolom lantai 2 ke lantai 3 (B26) yang memiliki cadangan

waktu selama 9 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 21

Agustus 2011.

21. Kegiatan pengecoran kolom lantai 2 ke lantai 3 (B28) yang memiliki cadangan

waktu selama 7 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 22

Agustus 2011.

22. Kegiatan bekisting balok dan plat lantai 3 (B29) yang memiliki cadangan waktu

selama 1 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 13 Agustus 2011.

23. Kegiatan pembesian kolom lantai 3 ke lantai 4 (B32) yang memiliki cadangan

waktu selama 18 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 23

September 2011.

24. Kegiatan pengecoran kolom lantai 3 ke lantai 4 (B34) yang memiliki cadangan

waktu selama 15 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 23

September 2011.

25. Kegiatan bekisting balok dan plat lantai 4 (B35) yang memiliki cadangan waktu

selama 9 hari, dapat dimulai selambat-lambatnya pada tanggal 14 September

Gambar

Gambar 2.1. Sistem Manajemen Proyek
Gambar 2.3. Bar Chart
Gambar 2.4. Kurva S
Gambar 2.7. Konstrain FS
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan penjadwalan pada proyek Apartemen Gateway Pasteur- Bandung dibuat dengan menggunakan metode CPM berbasis Microsoft Project dengan data- data yang

Selain itu nilai SL dapat bernilai positif jika semua pekerjaan yang berakhir di titik i atau j selesai lebih awal dari waktu paling lambat dari waktu tang diperbolehkan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi apakah pelaksanaan Pembangunan proyek gedung ruang bersalin dan instalasi bedah sentral RSUD Ambarawa tahun 2017 sudah sesuai

Durasi suatu proyek tidak akan lebih lama dari jalur terpanjang, sehingga total waktu yang diperlukan untuk penyelesaian proyek setara dengan panjang jalur kritis,

Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu

Proyek konstruksi adalah suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini adalah menganalisis pekerjaan mana yang harus diawasi dengan metode CPM, serta bagaimana melakukan pengendalian waktu pada proyek

Sehingga penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui metode pengendalian proyek pada proyek pembangunan gapura Taman Hutan Kota Langsa dan untuk mengetahui perbandingan