• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA DIKLAT KKPI PADA SISWA KELAS X AP SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM KOMPUTER DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA DIKLAT KKPI PADA SISWA KELAS X AP SMK NEGERI 9 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FASILITAS LABORATORIUM

KOMPUTER DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA MATA DIKLAT KKPI

PADA SISWA KELAS X AP SMK NEGERI 9

SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Badi’atur Rodliyah

NIM 7101407140

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Suhermini, M.Si Drs. Marimin, M.Pd

NIP. 194807121976032001 NIP. 195604271982031002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dr. Partono Thomas, M.S NIP. 195212191982031002

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Tanggal :

Penguji

Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 196801021992031002

Anggota I Anggota II

Dra. Suhermini, M.Si Drs. Marimin, M.Pd

NIP. 194807121976032001 NIP. 195604271982031002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si NIP.196603081989011001

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Juli 2011

Badi’atur Rodliyah NIM. 7101407140

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Belajar adalah petualangan yang tiada akhir,

tidak ada batasan usia untuk belajar, kita layak belajar sepanjang hidup kita. (Andrie Wongso)

Persembahan

Untuk Ayahku dan ibuku Dosen dan Guruku

(6)

PRAKATA

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Fasilitas Laboratorium Komputer dan Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan yang benar.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan menuntut ilmu di UNNES.

2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.

3. Dr. Partono Thomas, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberi ijin penelitian.

4. Dra. Suhermini, M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

(7)

5. Drs. Marimin, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Siti Fadhilah, M.Pd, Kepala SMK Negeri 9 Semarang yang memberi ijin untuk mengadakan penelitian di SMK Negeri 9 Semarang.

7. Dra. Surtikanti, M.M, Wakasek Kesiswaan SMK Negeri 9 Semarang.

8. Vivien Agustaviani, S.Pd, Guru pengampu mata diklat KKPI SMK Negeri 9 Semarang.

9. Siswa-siswi kelas X AP1, X AP2 dan XAP3, SMK Negeri 9 Semarang atas kerjasama dan kesediaanya untuk menjadi responden dalam penelitian.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Juli 2011

Penyusun

(8)

SARI

Badi’atur Rodliyah. 2011. Pengaruh Fasilitas Laboratorium Komputer dan Kompetensi Guru terhadap Presatasi Belajar Mata Diklat KKPI pada Siswa Kelas X Program Keahlian AP SMK Negeri 9 Semarang Tahun 2010/2011. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra.Suhermini, M.Si. Pembimbing II : Drs. Marimin, M.Pd.

Kata Kunci : Fasilitas Laboratorium Komputer, Kompetensi Guru dan Prestasi Belajar.

Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru, dengan adanya fasilitas laboratorium komputer yang memadai maka akan meningkatkan prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, begitu pula dengan kompetensi guru, dengan kompetensi guru yang tinggi maka akan meningkatkan prestasi belajar mata diklat KKPI. Berdasarkan persepsi siswa tentang fasilitas laboratorium komputer untuk praktik sudah baik dan kompetensi guru sudah tinggi, akan tetapi kenyataannya masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 7,2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini dibuktikan dengan uji F yang diperoleh Fhitung = 71,248 sehingga H3 yang berbunyi ”Ada pengaruh yang positif fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata diklat KKPI”, diterima. Pada pengujian secara parsial (uji t) untuk variabel fasilitas laboratorium komputer (X1) diperoleh thitung = 2,583 dengan signifikansi 0,011<0,05, sehingga H1 yang berbunyi “Ada pengaruh yang positif fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar mata diklat KKPI”, diterima. Untuk variabel kompetensi guru (X2) diperoleh thitung = 4,606, dengan signifikansi 0,000<0,05 sehingga H2 yang berbunyi “Ada pengaruh yang positif kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata diklat KKPI”, diterima. Secara simultan fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar sebesar 60,4%. Secara parsial pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar sebesar 6,92 % dan pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar sebesar 19,1%.

Simpulan penelitian ini adalah fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar baik secara simultan maupun parsial, disarankan kepada siswa hendaknya lebih meningkatkan keterampilan komputer. Pihak sekolah untuk meningkatkan fasilitas laboratorium komputer terutama menambah buku-buku penunjang/literatur yang berkaitan dengan mata diklat KKPI. Guru disarankan untuk lebih meningkatkan pemberian tugas praktik atau soal-soal bagi siswa agar lebih meningkatkan prestasi belajar siswa. Bagi peneliti lanjut disarankan untuk menambah variabel lain baik faktor ekstern maupun intern yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... . 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... ... 11

2.1 Tinjauan Tentang Belajar ... 11

2.1.1 Pengertian Belajar ... 11

2.1.2 Tujuan Belajar ... 12

2.1.3 Prestasi Belajar ... 13

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... . 14

2.2 Tinjauan tentang Fasilitas Laboratorium Komputer Sekolah... . 16

2.2.1 Pengertian Fasilitas Sekolah ... ... . 16

2.2.2 Ruang Laboratorium Komputer ... 18

2.3 Karakteristik Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi ... 19

(10)

2.4 Kompetensi Guru .. ... 24

2.4.1 Pengertian Kompetensi Guru ... 24

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Kompetensi Guru ... 26

2.4.3 Kompetensi Guru dalam Hubungan dengan Prestasi Belajar Siswa ... 26

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan... ... 27

2.6 Kerangka Berfikir ... 27

2.7 Hipotesis ... . 31

BAB III METODE PENELITIAN ... . 33

3.1 Pendekatan Penelitian ... 33

3.2 Objek Penelitian ... 33

3.2.1 Populasi ... 33

3.2.2 Sampel ... 34

3.3 Variabel Penelitian ... 36

3.3.1 Variabel Bebas ... 36

3.3.2 Variabel Terikat ... 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4.1 metode Observasi ... 37

3.4.2 Metode Dokumentasi ... 38

3.4.3 Metode Angket (Kuesioner) ... 38

3.5 Uji Instrumen ... 39

3.5.1 Validitas ... 39

3.5.1.1. Hasil Uji Validitas ... 40

3.5.2 Reliabilitas ... 44

3.6 Teknik Analisis Data ... 45

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase ... 46

3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... .... .. 47

3.7 Uji Asumsi Klasik ... 48

3.7.1 Uji Normalitas ... ... 48

3.7.2 Uji Multikolinieritas ... 49

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ... 49

(11)

3.8 Uji Hipotesis ... 49

3.8.1 Uji Simultan (Uji F) ... 49

3.8.2 Uji Parsial (Uji t) ... 50

3.8.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 50

3.8.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .. 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Deskripsi Penelitian Variabel Fasilitas Laboratorium Komputer (X1) ... 52

4.1.2 Deskripsi Penelitian Variabel Kompetensi Guru (X2) ... 59

4.1.3 Deskripsi Prestasi Belajar ... 63

4.1.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 64

4.1.5 Uji Asumsi Klasik ... 66

4.1.5.1 Hasil Uji Normalitas ... 66

4.1.5.2 Hasil Uji Multikolinieritas ... 67

4.1.5.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 67

4.1.6 Hasil Uji Hipotesis ... 68

4.1.6.1 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 68

4.1.6.2 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 69

4.1.6.3 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 71

4.1.6.4 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... Parsial (r2) ... 72

4.2 Pembahasan ... .. 73

BAB V PENUTUP ... 77

5.1 Simpulan ... 77

5.2 Saran … ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... . 79

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kriteria Nilai Rata-rata Kelas X Siswa Administrasi Perkantoran

Semester Genap tahun Ajaran 2010/2011 ... 5

Tabel 1.2 Data Fasilitas Laboratorium Komputer Mata Diklat KKPI SMK Negeri 9 Semarang ... 6

Tabel 1.3 Data Penelitian yang Relevan ... 27

Tabel 3.1 Data Jumlah Populasi Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Perhitungan Proporsi Sampel dari Perwakilan Kelas ... 35

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal ... 37

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Fasilitas Laboratorium Komputer (X1)... ... 41

Tabel 3.5 Hasil Uji validitas Kompetensi Guru (X+2) ... 42

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

Tabel 3.7 Interval Kelas Presentase dan Kategori. ... 47

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Fasilitas Laboratorium Komputer... 52

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Indikator Tempat Ruangan Belajar... ... 53

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Indikator Penerangan ... 54

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Indikator Pendingin Ruangan/AC ... 55

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Indikator Buku-buku Penunjang ... 56

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Peralatan Komputer...…. . 57

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Kebersihan Ruangan ... 58

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kompetensi Guru ... 59

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Kompetensi Pedagogik ... 60

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Kompetensi Profesional ... 61

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Kompetensi Sosial ... 62

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Indikator Kompetensi Kepribadian ... 63

Tabel 4.13 Deskripsi Prestasi Belajar ... 64

Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 67

Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas Data Penelitian ... 68

Tabel 4.16 Hasil Analisis Uji F (Uji Simultan) ... 70

(13)

Tabel 4.17 Hasil Analisis Uji t (Uji Parsial)... ... 71 Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Simultan ... 72 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial ... 73

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir ... ... 31 Gambar 4.1. Grafik Normal P-P Plot ... 66 Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 69

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Pengisian Angket Kepada Siswa ... 82

Lampiran 2 Kisi – Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian ... 83

Lampiran 3 Instrumen Penelitian ( Uji Coba) ... 84

Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket Penelitian ... 88

Lampiran 5 Angket Penelitian ... 89

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 92

Lampiran 7 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 106

Lampiran 8 Deskripsi Persentase Per Soal ... 108

Lampiran 9 Deskriptif Persentase Per Indikator dan Per Variabel ... 114

Lampiran 10 Analisis Regresi Berganda antara X1 dan X2 terhadap Y ... 120

Lampiran 11 Uji Asumsi Klasik ... 122

Lampiran 12 Daftar Nama Responden ... 123

Lampiran 13 Data Nilai Siswa ... 127

Lampiran 14 Surat Ijin Observasi ... 130

Lampiran 16 Surat ijin penelitian ... 131

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 132

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan adalah sekolah yang disiapkan untuk mencetak siswa yang berketerampilan, sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja. Pembekalan tersebut berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja secara profesional dan siap terjun langsung di dunia kerja. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibagi menjadi beberapa program keahlian, salah satu bidang keahlian adalah program keahlian Administrasi Perkantoran.

SMK Negeri 9 Semarang merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Semarang yang mempunyai visi yaitu mencetak lulusan yang siap untuk bekerja dan bersaing dalam dunia kerja yang profesional dan memiliki keterampilan. Salah satu mata diklat yang diajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Progam Keahlian Administrasi Perkantoran adalah Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

Mata diklat ini merupakan bidang studi yang menuntut agar peserta didik mempunyai kemampuan untuk menggunakan teknologi komputer dalam kehidupan sehari-hari dan mengaplikasikan komputer sesuai dengan standar kompetensi kerja. Hasil belajar atau prestasi belajar merupakan tolok ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu. Untuk mengetahui hasil belajar, guru perlu mengadakan evaluasi atas kemampuan siswa dalam

(17)

memahami materi yang telah disampaikan, melalui hasil evaluasi tersebut, maka dapat dilihat hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah fasilitas belajar. The Liang Gie (2004:46) menyatakan bahwa “fasilitas adalah persyaratan yang meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak didik. Fasilitas belajar meliputi ruang kelas, papan tulis, alat tulis, meja-kursi, over head proyektor, penerangan , buku pelajaran, dan peralatan lainnya”. Oleh karena itu fasilitas belajar yang memadai sangat penting demi pencapaian hasil belajar siswa yang memuaskan.

Salah satu standar fasilitas sekolah yang harus ada di dalam suatu sekolah adalah adanya fasilitas laboratorium yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing sekolah. Fasilitas laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian Administrasi Perkantoran laboratorium yang biasanya ada yaitu laboratorium komputer, laboratorium mengetik, laboratorium kearsipan. Adanya fasilitas laboratorium komputer yang memadai dan kompetensi yang baik, maka dapat menciptakan kondisi belajar yang kondusif sehingga prestasi belajar yang didapatkan oleh peserta didik lebih optimal.

(18)

Sarana dan prasarana yang harus terdapat di laboratorium komputer diantaranya adalah seperangkat komputer, printer, LAN (Local Area Network) atau

wairless, LCD projector, meja dan kursi. Sarana dan prasarana yang terdapat di dalamnya disesuaikan dengan perkembangan jaman dan disesuaikan dengan kemampuan sekolah. Laboratorium komputer SMK Negeri 9 Semarang program keahlian Administrasi Perkantoran dapat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan praktik komputer diantaranya yaitu microsoft office, microsoft power point,

microsof excel, internet, dan sofwere lainnya.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Slameto (2003:54) adalah faktor guru. Keberadaan guru dalam dunia pendidikan merupakan faktor penentu untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar agar berjalan efektif dan efisien. Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang kompleks sehingga merupakan kegiatan yang sukar dilakukan oleh guru karena guru harus memiliki beberapa kemampuan dasar untuk menjadi pengajar di kelas. Seorang guru hendaknya membantu siswa untuk dapat menggunakan kesempatan belajar, sumber dan media belajar secara efektif, seperti yang dikemukakan oleh Slameto (2003:97) bahwa “dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan, sehingga tercapai keberhasilan dalam proses belajar-mengajar”. Hal itu merupakan semua kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.

(19)

jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas. Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 menyatakan Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Berdasarkan survei pendahuluan di SMK Negeri 9 Semarang diketahui bahwa siswa kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran prestasi belajar siswa mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari nilai mata diklat dari 120 siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran nilainya masih banyak siswa memperoleh nilai dibawah batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 72.

Tabel 1.1. Kriteria Nilai Rata-rata Kelas Siswa X Administrasi Perkantoran Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011

Kelas

Jumlah keseluruhan

Siswa

KKM

Tuntas Belum tuntas % Jumlah

Siswa %

Jumlah Siswa

X-AP1 40 72 62,5% 25 37,5% 15

X-AP2 40 72 67,5% 27 32,5% 13

X-AP3 40 72 57,5% 23 42,5% 17

Sumber: Data Sekolah yang diolah 2011

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa diduga ditentukan oleh faktor kompetensi guru. Kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru baik dibidang kognitif seperti penguasaan bahan akan sangat menunjang proses pembelajaran. Mucciararone Gus (2002 September) Journal Education Departement of Western Australia “Teacher Competencies and Professional Standards Competency Framework for

(20)

Barat sebagai berikut: a)memfasilitasi pembelajaran siswa, b)menilai hasil belajar siswa, c)melibatkan dalam pembelajaran profesional, d)berperan serta mengembangkan program dan kurikulum dalam lingkungan yang berfokus kepada hasil belajar, e)membangun kebersamaan dalam masyarakat sekolah.

Kompetensi guru mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) dapat dikatakan baik, hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan guru mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, ibu Vivien Agustaviani, S.Pd yang sudah lulus sertifikasi guru profesional bidang studi Administrasi Perkantoran sebagai guru SMK Negeri 9 Semarang.

Banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam belajar jangan begitu saja mempersalahkan pihak guru, sebab mungkin saja dari siswa sendiri tidak ada motivasi untuk belajar. Sardiman (2006:74) berpendapat bahwa “Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu”. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajarnya yang akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

(21)

dibuktikan dengan respon siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan aktifnya siswa dalam bertanya, selain itu siswa mempunyai keinginan yang tinggi untuk menguasai materi mata diklat KKPI.

Prestasi belajar diduga juga ditentukan oleh fasilitas belajar Djamarah (2004:46) berpendapat bahwa “fasilitas adalah segala sesuatu yang memudahkan anak didik. Fasilitas belajar yang mendukung kegiatan belajar peserta didik akan menyebabkan proses belajar mengajar menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan”. Mata diklat KKPI merupakan mata pelajaran produktif dimana kegiatan belajar lebih ditekankan pada praktik. Fasilitas penunjang untuk mata diklat ini tidak lain adalah laboratorium komputer, observasi awal menunjukkan fasilitas komputer di SMK Negeri 9 Semarang sudah cukup memadai, hal ini ditunjukkan dengan tabel fasilitas komputer sebagai berikut:

Tabel 1.2. Fasilitas Laboratorium Komputer Mata Diklat KKPI SMK Negeri 9 Semarang

No. Nama Alat Jumlah/unit Keadaan

1. Komputer siswa 40 Cukup baik

2. Komputer guru 2 Baik

3. Meja siswa 40 Baik

4. Meja guru 2 Baik

5. Kursi siswa 40 Baik

6. Kursi guru 2 Baik

7. LCD Projector 1 Baik

8. Printer 1 Baik

8. Scanner 1 Baik

9. Titik akses internet (LAN) Sedang

10. Stabilizer Baik

(22)

12. Papan tulis 2 Baik

13. Spidol 4 Baik

14. Penghapus 2 Baik

15. Tempat sampah 2 Baik

16. Pendingin ruangan/AC 3 Cukup baik

Sumber: Data Sekolah yang diolah 2011

Secara umum laboratorium komputer di SMK Negeri 9 Semarang ada 2 ruangan, namun yang digunakan untuk praktik Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi hanya ada satu ruangan. Penelitian Nighat Sana Kirmani (2008) mengenai pengaruh fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar siswa, dikatakan bahwa “fasilitas laboratorium komputer sekolah memberikan kontribusi yang signifkan terhadap hasil belajar siswa”.

Dari gambaran uraian di atas terdapat kesenjangan antara kompetensi guru dan fasilitas belajar dalam hal ini fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar siswa mata diklat KKPI, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Fasilitas Laboratorium Komputer dan Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”

1.2 Rumusan Masalah

(23)

2. Adakah pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

3. Adakah pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011? 4. Adakah pengaruh fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru terhadap

prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran kompetensi guru, fasilitas laboratorium komputer dan prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui adanya pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

(24)

siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMKN 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

4. Untuk mengetahui adanya pengaruh fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran SMKN 9 Semarang tahun pelajaran 2010/2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Secara Teoritis

a. Bagi pembaca, dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan tentang dunia pendidikan.

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengembangan penelitian lebih lanjut khususnya tentang pengaruh fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi siswa, dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat dan semangat lagi dalam mempelajari mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI), sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.

(25)

c. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan tentang pentingnya fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa, serta dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan kontrol terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru. d. Peneliti mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang pengaruh

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Tentang Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003:2)

Anni (2006:16) berpendapat ada tiga unsur pokok tentang pengertian belajar yaitu: a) adanya perubahan perilaku, b) adanya proses pengalaman, perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, c) lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar yang berbentuk perubahan kognitif, efektif dan psikomotorik.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan perilaku individu yang disebabkan oleh proses pengalaman, baik menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga terjadinya perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar yang senantiasa mengarah yang lebih baik.

(27)

2.1.2 Tujuan Belajar

Menurut Sardiman ( 2007 : 26 – 29 ) tujuan belajar ada 3 jenis, yaitu : 1. Untuk mendapat pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan.

2. Penanaman konsep dan pengetahuan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati sehingga akan menitik beratkan pada keterampilan gerak atau penampilan dari anggota tubuh seseorang yang belajar, sedangkan keterampilan rohani lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan, penghayatan dan keterampilan berfikir serta kreativitas untuk menyesuaikan dan merumuskan suatu masalah konsep.

3. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar“ tetapi betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya.

Sugandi ( 2004 : 23 ) mengungkapkan ranah tujuan pembelajaran antara lain : 1. Tujuan pembelajaran ranah kognitif

Tujuan pembelajaran ranah kognitif BS Bloom yaitu : pengetahuan pemahaman, penerapan analisis, sintesis dan evaluasi.

2. Tujuan pembelajaran ranah afektif

Tujuan pembelajaran ranah afektif dari Kratwohl yaitu : pengenalan, pemberian respon, penghargaan nilai, pengorganisasian dan pengalaman.

3. Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik

(28)

2.1.3 Prestasi Belajar

Prestasi tidak lepas dari hasil belajar, prestasi merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman siswa dalam interaksi dengan lingkungannya. Suryabrata (2001:232) berpendapat bahwa “prestasi belajar dapat dikatakan sebagai kecakapan yang baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak dalam periode tertentu”.

Belajar di sekolah mengakibatkan siswa memperoleh suatu perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap atau perilaku yang sesuai dengan tujuan belajar. Bloom dan Max, Darsono (2000:32) berpendapat bahwa “prestasi belajar dirumuskan sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik”.

(29)

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Siagalang dalam Tu’u (2004:78) berpendapat

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri sebagai berikut:

1. Faktor Kecerdasan

Kecerdasan menyangkut kemampuan yang luas, tidak hanya kemampuan rasional memahami, mengerti, memecahkan problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya. Siswa yang memiliki kecerdasan tinggi akan lebih mudah memecahkan masalah dan menyesuiakan diri terhadap keadaan yang baru, sebaliknya siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah akan lebih sulit dalam memecahkan masalah.

2. Faktor Bakat

Bakat merupakan suatu potensi, keadaan atau sifat yang ada pada individu yang dibawa sejak lahir dan dapat dikembangkan melalui latihan-latihan yang kontinyu. Apabila siswa mempelajari sesuai dengan bakatnya maka siswa akan lebih mudah dan mendapat hasil yang memuaskan.

3. Faktor Minat dan Perhatian

Minat adalah sebuah kecendrungan yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan suatu hal yang menariknya dan merasa senang berkecimpung di dalam bidang itu. Adanya minat akan mendorong individu untuk lebih perhatian terhadap objek yang sedang dipelajari.

4. Faktor Motif

Motif adalah dorongan yang membuat seseorang berbuat sesuatu dengan mendasari dan mempengaruhi setiap usaha atau kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motif merupakan suatu kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan). Seseorang akan berhasil dalam belajar, apabila pada dirinya sendiri ada keinginan yaitu motif yang baik dan kuat untuk belajar. Hal demikian akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

5. Faktor cara Belajar

Cara belajar yang efektif memungkinkan mencapai prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien. Cara belajar yang efisien sebagai berikut:

a. Berkonsentrasi pada saat belajar.

(30)

c. Membaca dengan teliti bahan yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya.

d. Mencoba mengerjakan soal-soal latihan dan menyelesaikannya. 6. Faktor Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah yang dimaksud adalah segala kondisi yang terdapat di lingkungan pendidikan dimana siswa belajar secara sistematis dan kontinyu. Kondisi ini meliputi kompetensi yang dimiliki oleh guru dalam proses pembelajaran, hubungan antara murid dan guru, hubungan antara siswa maupun fasilitas yang mendukung dalam proses belajar.

7. Faktor Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan utama alam proses belajar. Keadaan yang ada pada keluarga akan berpengaruh besar terhadap prestasi belajar misalnya cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak, keadaan ekonomi keluarga, keteladanan dari orang tua dan suasana rumah.

8. Faktor Lingkungan masyarakat

Pengaruh yang terjadi dalam kingkungan masyarakat ini terjadi karena siswa merupakan makhluk sosial dan berinteraksi di dalamnya. Kegiatan siswa dengan masyarakat, dengan teman bergaul, perkembangan informasi dalam masa media, secara tidak langsung akan mempengaruhi siswa dalam belajar.

Dari uraian di atas mengenai prestasi belajar dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa yang dicapai ketika mengikuti dan mengerjakan tugas kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Prestasi belajar siswa dinilai terutama pada aspek kognitif karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

(31)

Titik perhatian pada penelitian ini adalah terkait dengan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terutama aspek faktor ekstern lingkungan sekolah dalam hal fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru. Kompetensi guru dalam penelitian ini merupakan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

Guru yang berkompeten dengan melihat situasi yang ada dalam proses belajar mengajar, perlu menentukan apa yang terbaik dalam membantu siswa untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Guru dituntut aktif, inisiatif dan kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, karena guru lebih mengetahui secara langsung perkembangan belajar siswa di kelas, sehingga guru perlu mengembangkan pembelajaran yang konstektual, yaitu dengan menyesuaikan model dan contoh pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa.

2.2Tinjauan tentang Fasilitas Laboratorium Komputer Sekolah 2.2.1 Pengertian Fasilitas Sekolah

(32)

The Liang Gie (2004:46) “Fasilitas adalah persyaratan yang meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak didik”.

Macam-macam fasilitas belajar sebagai berikut: 1. Tempat atau Ruang Belajar

Salah satu syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya adalah tersedianya tempat atau ruang belajar, inilah yang digunakan oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar mengajar, kebersihan ruangan dengan tempat atau ruang belajar yang memadai dan nyaman untuk belajar maka siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik.

2. Penerangan Cukup dan sirkulasi udara

Penerangan yang terbaik adalah sinar matahari, karena warnanya putih dan sangat intensif. Namun apabila cuaca tidak baik, pihak sekolah juga harus menyediakan penerangan sehingga tidak akan mengganggu proses belajar mengajar di kelas.

3. Buku-buku pegangan

Syarat yang lain dalam kegiatan belajar mengajar yaitu buku-buku pegangan. Buku-buku pegangan yang dimaksud di sini adalah buku-buku pelajaran yang dapat menunjang pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru.

4. Peralatan Belajar

Peralatan belajar adalah sebagai bagian dari sistem yang harus ada agar kesatuan sistem kegiatan dapat terlaksana dengan sempurna dan terarah ketujuan yang dilakukan. Kekurangan alat, ketiadaan atau kurang tepat alat yang dipergunakan akan mengurangi sempurnanya efisiensi maupun efektivitas kegiatan atau bahkan berhenti sama sekali.

Fasilitas merupakan penunjang tercapainya tujuan pendidikan. Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas laboratorium komputer meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses belajar mengajar.

(33)

Dari pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fasilitas laboratorium komputer yang meliputi segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan proses belajar mengajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

2.2.2 Ruang Laboratorium Komputer

Bafadal (2003:2-3) mengatakan bahwa “sarana pendidikan di sekolah mencakup semua perangkat peralatan yang digunakan untuk proses belajar, seperti ruang teori, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium”. Standar sarana dan

prasarana SMK bahwa ruang laboratorium komputer adalah tempat yang digunakan sebagai pengembangan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum setengah rombongan belajar. Rasio minimum ruang laboratorium komputer adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan perbaikan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer adalah 8 m. Ruangan harus memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan dan sirkulasi udara yang memadai.

Sarana minimal yang harus dimiliki adalah sebagai berikut: 1. Perabot, yang meliputi: kursi, meja, kursi guru, dan meja guru.

2. Peralatan pendidikan, seperti komputer 1 unit/peserta didik, printer, scanner, titik akses internet, LAN, Stabilizer, dan modul praktik.

(34)

4. Peralatan lainnya yang terdiri dari tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding dan kotak kontak dengan jumlah masing-masing 1 buah perkelas. (Kemendiknas, UU No.40 : 2008)

Mulyasa (2006:65-66) mengatakan bahwa “pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid untuk berada di sekolah, disamping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai”. Fasilitas yang memadai yang dimaksudkan baik secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

2.3Karakteristik Belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI)

(35)

diklat ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai siswa sedini mungkin agar siswa mempunyai bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global.

Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) merupakan salah satu mata diklat yang menekankan pada aspek keterampilan sehingga di dalam mata diklat KKPI ada karakteristik atau ciri tersendiri. Puspita (2005:49) menyatakan bahwa karakteristik belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dapat dipandang dari 3 segi: (1) Segi disiplin pada mata diklat komputer, disiplin sangat menentukan individu dalam menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan. Disiplin disini dapat dibedakan menjadi dua yaitu disiplin dari dalam diri siswa meliputi disiplin dalam kehadiran, disiplin dalam berlatih, disiplin dalam menyelesaikan tugas dan disiplin yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi keberadaan guru belajar pada waktu mengajar, pemberian tugas dari guru;(2) Segi metode, untuk metode pengajaran yang sesuai digunakan adalah metode drill atau latihan, dengan alasan bahwa dalam belajar Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) yang ditekankan pada aspek keterampilan sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk berlatih;(3) Segi peralatan, di dalam belajar komputer dibutuhkan beberapa peralatan seperti mesin tulis (komputer) atau hardware dan software, kertas, meja dan kursi serta ruangan yang baik.

(36)

Pengelolaan Informasi (KKPI) harus disesuaikan. Kurikulum mata diklat komputer edisi KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004.

Mata pelajaran komputer yang diajarkan pada siswa kelas X di SMK Negeri 9 Semarang sesuai dengan kuikulum edisi KTSP dengan nama “Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi” terdiri dari:

1. Kemampuan minimal yang harus dibekalkan pada siswa agar berwawasan luas terhadap perkembangan informasi dan mampu menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk:

a. Mencari informasi

b. Mengelompokkan, mengklasifikasi, menyimpan c. Mengambil kembali informasi tersebut

d. Mengemas menjadai informasi baru e. Menyusun menjadi bahan paparan f. Memaparkan atau mempresentasikan

2. Berdasarkan standar komperensi, KKPI terdiri dari beberapa pembahasan materi yaitu:

a. Mengetik dengan 10 jari (mengetik pada papan keybord standar) b. Mengidentifikasikan dan mengoperasikan komputer personal c. Mengoperasikan perangkat lunak pengolah data

(37)

f. Melakukan koneksi ke internet dan bekerja sama dengan internet mengoperasikan penulusuran web (webbrouser), mengoperasikan perangkat lunak klien email (email client)

g. Mengelola informasi

h. Mengidentifikasikan kode etik

Mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) juga berfungsi untuk membekali peserta didik untuk beradaptasi dengan dunia kerja dan perkembangan dunia, juga pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Mata diklat KKPI agar sesuai dengan perkembangan kebutuhan dunia kerja maka kurikulum mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi harus disesuaikan. Berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Operator Komputer, KKPI untuk siswa kelas X terdiri dari 2 kompetensi yaitu :

1. Mengoperasikan software aplikasi basis data

Siswa diajarkan bagaimana cara mengoperasikan aplikasi basis data yang dikenal dengan program Microsoft Office Access mulai dari memasukkan data, mengolah data dan sebagainya.

2. Mengoperasikan software presentasi

Siswa dituntut agar dapat mengoperasikan software presentasi atau yang lebih dikenal dengan Microsoft Office Powerpoint. Siswa dituntut agar dapat mendesain tampilan dan mempresentasikannya dengan compact disc

(38)

Setelah menyelesaikan proses belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI), siswa diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut :

1.Mampu mengoperasikan komputer

2.Mampu mengoperasikan sistem operasi software

3.Mampu menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data dan keperluan yang terkait dengan kebutuhan dunia kerja

4.Mampu mengoperasikan PC dalam suatu jaringan serta mengoperasikan

web design.

(39)

Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator dari fasilitas laboratorium komputer dalam penelitian ini adalah:

1. Tempat/ruangan belajar 2. Penerangan

3. Pendingin ruangan/AC 4. Buku-buku penunjang

5. Peralatan belajar (seperangkat komputer) 6. Kebersihan dan kerapian ruangan

(Gie, 2004:46) 2.4Kompetensi Guru

2.4.1 Pengertian Kompetensi Guru

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional maka guru harus mempunyai kompetensi. Yamin (2004:127) mengartikan bahwa “kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan para guru pada tahap pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Kemampuan dasar ini akan dijadikan landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian peserta didik.

(40)

menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. (UU No. 14 tentang Guru dan Dosen:2005)

Parameter standar yang dijadikan rujukan bagi guru untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru yang profesional yaitu kualifikasi pendidikan dan kompetensi. Berkaitan dengan Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran Haris Suparno dalam Triyanto (2007:72) berpendapat bahwa “kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru antara lain: kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”. Kompetensi- kompetensi yang harus dimiliki guru adalah sebagai berikut:

(a) kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik, (b) kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (c) kompetensi profesional, yaitu kemampuan penugasan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi, (d) kompetensi sosial, yaitu kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat.

(41)

2.4.2 Tujuan dan Manfaat Kompetensi Guru

“Tujuan adanya Kompetensi guru adalah jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap pembelajaran, dengan

sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya”. (Junaidi;2009) Adapun manfaat disusunnya Kompetensi guru ini adalah sebagai acuan

pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.

2.4.3 Kompetensi Guru dalam Hubungan dengan Prestasi Belajar Siswa

Hamalik (2003:36) berpendapat bahwa “dalam proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian besar juga ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing siswa”. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga para siswa belajar pada tingkat optimal. 2.5Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1. Penelitian yang Relevan No. Nama

Peneliti

(42)

Pelajaran Akuntansi mencapai tujuan pembangunan nasional. Oleh karena itu, pemerintah terus menerus menyempurnakan sistem pendidikan nasional dibidang pendidikan yaitu adanya perbaikan pada berbagai sektor. Perbaikan ini dimaksudkan untuk menghasilkan anak didik yang dapat berprestasi secara optimal.

(43)

seleksi, untuk keperluan penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum serta untuk menentukan kebijakan dalam sekolah.

Prestasi belajar yang dicapai mencerminkan kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Namun, hal ini bukan berarti prestasi siswa disebabkan oleh karena kemampuan siswa itu sendiri, melainkan disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa terdiri dari: kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan, dan cara belajar, sekolah dan sarana pendukung belajar yang di dalamnya termasuk fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru.

Fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru merupakan faktor ekstern yang turut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan informasi (KKPI) pada kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran dimana kegiatan belajar lebih difokuskan pada kegiatan praktik komputer secara langsung. Kegiatan praktik mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) sangat berkaitan dengan kelengkapan laboratorium komputer itu. Penelitian ini menggunakan persepsi siswa untuk mengukur pengaruh fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI).

(44)

seperti yang kita inginkan, begitu pula sebaliknya kegiatan belajar mengajar yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai diharapkan dapat membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Harapan dengan tersedianya alat-alat atau fasilitas laboratorium komputer yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun siswa sebagai pelajar.

Selain faktor ekstern yang melibatkan fasilitas belajar siswa di sekolah, faktor guru juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Guru merupakan kunci dalam peningkatan kualitas/mutu pendidikan dan membantu siswa dalam proses belajar mengajar yang efektif sehingga mencapai keberhasilan dalam mencapai prestasi belajar yang optimal, dalam mengerjakan diperlukan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 10 Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian/personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi yang langsung mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar di kelas adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional, sedangkan kompetensi kepribadian merupakan jembatan yang menghubungkan guru dengan siswa agar guru menjadi tauladan/panutan untuk siswa, dan kompetensi sosial berhubungan langsung dengan masyarakat sekitar.

(45)

kemampuan siswa dalam menerima informasi yang masuk, sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda. Pandangan atau persepsi yang terjadi dapat berupa respon positif maupun negatif. Apabila siswa mempunyai respon positif tehadap kompetensi guru dan fasilitas laboratorium komputer, maka siswa akan dapat meningkatkan prestasi belajar.

(46)

Dari uraian di atas dapat ditunjukkan dalam skema sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir 2.7HIPOTESIS

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data terkumpul. Apabila peneliti telah

mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan

anggapan dasar, maka kemudian membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji hipotesis” (Suharsimi, 2006:71).

Fasilitas Laboratorium Komputer Sekolah (X1) : Persepsi siswa terhadap: a. Tempat ruangan belajar b. Penerangan

c. Pendingin ruangan/AC d. Buku-buku penunjang e. Peralatan Komputer f. Kebersihan ruangan

(The Liang Gie, 2004:46)

Kompetensi Guru (X2): Persepsi siswa terhadap:

1. Kompetensi profesional

2. Kompetensi Pedagogik

3. Kompetensi Sosial

4. Kompetensi Kepribadian (Triyanto, 2007:72)

Hasil Belajar (Y) :

(47)

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat diambil hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. H1 : Ada pengaruh yang positif fasilitas laboratorium komputer terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang.

2. H2 : Ada pengaruh yang positif kompetensi guru terhadap prestasi belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) pada siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang. 3. H3 : Ada pengaruh yang positif fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi

(48)

BAB III

METODE PENILITIAN

3.1Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif karena tujuannya untuk menunjukkan hubungan antar variabel yaitu mengetahui besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, hanya mengukur variabel yang ada dan tidak memanipulasi variabel tersebut.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian non eksperimen, yang berarti penelitian ini tidak mengadakan perlakuan terhadap subjek penelitian melainkan mengkaji fakta-fakta yang telah terjadi dan dialami oleh sasaran penelitian.

3.2Objek Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2006:130).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 9 Semarang tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah siswa 120. Adapun jumlah kelas dapat dilihat dari tabel 3.1

(49)

Tabel 3.1

Jumlah populasi penelitian

No. Kelas Populasi

1. X-AP1 40

2. X-AP2 40

3. X-AP3 40

Jumlah 120

Sumber: Data yang diolah tahun 2011 3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 2006:131).

Ukuran sampel pada populasi penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin seperti berikut:

2

1 Ne N n

 

Dimana :

n : Ukuran sampel

N : Ukuran populasi

e : Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditukar atau diinginkan yaitu 5%

(50)

digunakan adalah teknik proportional random sampling. Proportional digunakan untuk menentukan besarnya sampel pada tiap kelas, sedangkan Random adalah pengambilan sampel dengan mengacak jumlah sampel artinya semua siswa dianggap sama, random dilakukan dengan cara pengolahan data SPSS, dari hasil pengolahan data SPSS maka sampel yang telah diketahui akan menjadi perwakilan dari tiap kelas. maka perhitungan sampel berikut:

2

maka sampel yang diteliti sebanyak 93 siswa

Dari ukuran sampel yang telah diketahui ini, selanjutnya akan ditentukan perwakilan dari tiap kelas, dimana populasi yang dijadikan objek penelitian tersebut 3 kelas. Adapun perhitungan proporsi dari perwakilan kelas dapat dilihat dari tabel 3.2

Tabel 3.2. Perhitungan proporsi sampel dari perwakilan kelas

(51)

Jumlah 120 Siswa 93 3.3Variabel Penelitian

Suharsimi (2006:116) berpendapat bahwa “variabel adalah gejala yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian”. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini ada dua, variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).

3.3.1 Variabel Bebas

1. Fasilitas Laboratorium Komputer (X1)

Laboratorium komputer merupakan salah satu fasilitas yang sangat diperlukan dalam mendukung prestasi belajar siswa, terutama untuk mata diklat produktif Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) yang memiliki substansi teknologi informasi. Indikator fasilitas laboratorium komputer pada penelitian ini adalah tempat ruangan belajar, penerangan, pendingin ruangan/AC, buku-buku penunjang, peralatan belajar, kebersihan ruangan (Gie, 2004:46).

2. Kompetensi Guru mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (X2)

(52)

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh suatu gejala. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar (Y) siswa kelas X-AP. Indikator dari variabel ini adalah hasil yang telah dicapai terhadap usaha hasil belajar mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi yang dinyatakan dalam bentuk angka yaitu dari hasil rata-rata nilai ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan di sekolah dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 72.

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal

KKM Kriteria

72 Tuntas

72 Belum Tuntas

Sumber: data yang diolah tahun 2011 3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.4.1 Metode Observasi

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data melalui pengamatan-pengamatan langsung mengenai apa yang sebenarnya terjadi di SMK Negeri 9 Semarang, mulai dari fasilitas laboratorium komputer, guru, siswa dan kegiatan belajarnya.

3.4.2 Metode Dokumentasi

(53)

Perkantoran di SMK Negeri 9 Semarang, selain itu metode dokumentasi juga digunakan untuk mengetahui jumlah dan daftar nama siswa kelas X program keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 9 Semarang yang menjadi responden dalam penelitian.

3.4.3 Metode Angket (Kuesioner)

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi atau hal-hal yang ia ketahui” (Suharsimi, 2006 : 151).

Kuesioner ini terdiri dari butir-butir pertanyaan atau pernyataan untuk mengungkapkan variabel bebas atau untuk memperoleh data mengenai fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru (persepsi siswa terhadap kompetensi guru mata diklat Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi)

Penggunaan kuesioner diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban karena responden hanya memberikan tanda cheklist (√) pada

jawaban yang sudah tersedia sehingga untuk menjawabnya hanya perlu waktu singkat. Penelitian ini menggunakan skala likert. “Skala pengukuran ini digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2009:134).

Penskoran dari tiap jawaban yang diberikan oleh responden, peneliti menentukan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Perskoran Jawaban Responden Skor Jawaban Fasilitas Laboratorium

Komputer

Kompetensi Guru

4 SS = Sangat Setuju SL = Selalu

3 ST = Setuju SR = Sering

(54)

1 TS = Tidak Setuju TP = Tidak Pernah

3.5Uji Instrumen 3.5.1 Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2006:168). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Penelitian ini menggunakan validitas internal yaitu menghitung validitas berdasarkan data dan instrumen yang telah dibuat sebelumnya.

Uji validitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas untuk instrumen fasilitas laboratorium komputer (X1) dan kompetensi guru (X2) menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson yaitu :

  

 

2 2

2

2 x N y y

x N

y x xy

N rxy

Dimana:

xy

r

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : jumlah responden

X : skor item Y : skor total (Suharsimi, 2006 : 170)

(55)

tabel harga r product moment pada taraf signifikasi 5% atau interval kepercayaan 95%. Apabila rhitung ≥ rtabel maka butir instrumen dikatakan valid, dan apabila rhitung≤ rtabel maka butir instrumen dikatakan tidak valid.

Berdasarkan hasil uji coba kepada 27 responden yang terdiri dari 49 butir pernyataan (lampiran) diperoleh data sebagai berikut:

3.5.1.1 Hasil Uji Validitas

a. Fasilitas Laboratorium Komputer (X1)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 27 responden yang diperoleh dengan populasi 120 - sampel 93, dan dengan 22 item pernyataan fasilitas laboratorium komputer (X1) pada taraf kesalahan 5% diperoleh rhitung > rtabel maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.5. Hasil Uji Instrumen Fasilitas Laboratorium Komputer (X1)

Variabel Indikator No.

Soal rtabel rhitung Keterangan

(56)

16

Untuk mengetahui pernyataan valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung dibandingkan dengan tabel correlation product moment untuk dk (derajat keabsahan) = n-1 = 27-1 = 26 untuk alfa 5% adalah 0,381. Jika rhitung > rtabel maka soal tersebut valid dan sebaliknya.

b). Keputusan :

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada rhitung dibandingkan dengan rtabel. Jadi pernyataan dinyatakan valid kecuali pada soal nomor 5, 13 dan 14.

b. Kompetensi Guru (X2)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 27 responden yang diperoleh dengan populasi 120 - sampel 93, dan 25 item pernyataan Kompetensi Guru (X2) (persepsi siswa) pada taraf kesalahan 5% diperoleh rhitung > rtabel maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.6. Hasil Uji Instrumen Kompetensi Guru (X2)

Variabel Indikator No.

Soal

rtabel rhitung Keterangan

(57)

Kompetensi 3. Penilaian proses dan

hasil belajar 2. Menampilkan diri

sebagai pribadi yang

(58)

a) Analisis :

Untuk mengetahui pernyataan valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung dibandingkan dengan tabel correlation product moment untuk dk (derajat keabsahan) = n-1 = 27-1 = 26 untuk alfa 5% adalah 0,381. Jika rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut valid dan sebaliknya.

b) Keputusan :

Pada tabel di atas dapat dilihat nilai pada rhitung dibandingkan dengan rtabel. Jadi pernyataan dinyatakan valid kecuali pada soal nomor 47.

Pernyataan yang valid seluruhnya digunakan untuk memperoleh data, sedangkan untuk pernyataan yang tidak valid tidak digunakan karena indikator pada pernyataan yang tidak valid sudah dapat terwakili oleh pernyataan-pernyataan yang valid.

3.5.2 Reliabilitas

“Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik” (Suharsimi, 2006 : 178). Reliabilitas artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Penelitian ini menggunakan reliabilitas internal yaitu menghitung reliabilitas berdasarkan data dan instrumen yang telah dibuat sebelumnya.

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha sebagai berikut :

(59)

11

r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

Untuk mencari varians butir digunakan rumus :

Setelah diperoleh koefisien reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan harga r product moment pada taraf signifikansi 5%. Apabila r11 ≥ rtabel maka dikatakan instrumen tersebut reliabel, sedangkan apabila r11 ≤ rtabel maka dikatakan instrument tersebut tidak reliabel.

Berdasarkan uji coba reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha atau dengan menggunakan bantuan progam SPSS diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 3.7. Uji Coba Reliabilitas

No Variabel Cronbach

Alpha

Cronbach Alpha yang disyaratkan

Keterangan 1 Fasilitas laboratorium

komputer (X1)

0,748 ≥0.60 Reliabel

2 Kompetensi guru (X2) 0,744 ≥0.60 Reliabel

Sumber: data penelitian yang diolah tahun 2011

Koefisien reliabilitas masing-masing variabel lebih besar dari rtabel= 0,60 maka dapat dijelaskan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam penelitian.

3.6Teknik Analisis Data

(60)

bagaimana pengaruh fasilitas laboratorium komputer dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :

3.6.1 Analisis Deskriptif Persentase

Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel agar lebih mudah memahaminya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Persentase skor

 

% x100

N n

 %

Keterangan:

n : jumlah skor jawaban responden N : jumlah skor jawaban ideal (Ali, 1998:184)

Sedangkan penentuan tabel kategori adalah sebagai berikut : 1. Presentase Maksimal = skor maksimal x 100%

skor minimal = 4 x 100% 4

= 100%

2. Presentase Minimal = skor minimal x 100% skor maksimal

= 1 x 100% 4

= 25%

3. Rentang Presentase = persentase maksimal – presentase minimal = 100%-25%

= 75%

Gambar

Tabel 2.1. Penelitian yang Relevan
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
tabel 3.1
Tabel 3.1 Jumlah populasi penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keywords – Ship Accident, Ship Sinking, Root Cause Analysis, Apollo Root Cause Analysis Method, Ship

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini baik secara langsung maupun

YANG DIBERI KESEMPATAN UNTUK MENDAFTAR KEMBALI DI JALUR UNDANGAN FAKULTAS KEDOKTERAN TA.. Pendidikan Dokter

02 Rumah Sakit Umum Daerah Sub Unit Organisasi : 1.. Pius

Menyatakan bahwa karya ilmiah yang berjudul “ KAJIAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA HASIL PEMILUKADA OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI (Berdasarkan Peraturan Mahkamah

Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah, penelitian ini hanya akan fokus membahas tentang pengaruh motivasi kerja dan iklim

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

Tujuan dari pembibitan yaitu mempersiapkan bahan tanaman yang memenuhi kriteria layak tanam, sehingga dapat digunakan untuk penanaman baru ( new planting )