• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi Resin dan Kadar Aditif dalam Perekat Lignin Resolsinol Formaldehida pada Kayu Lamina Kempas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komposisi Resin dan Kadar Aditif dalam Perekat Lignin Resolsinol Formaldehida pada Kayu Lamina Kempas"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jurnal Teknologi Hasil

Jurnal Teknologi Hasil 0215-3351, diterbitkan dua kali oleh

Departemen Teknologi Hasil Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Penerbitan dilakukan setiap bulan Juni dan Desember.

Editor Pelaksana

Dr. Juang (Departemen Teknologi Hasil IPB)

Kartika Sari, Teknologi Hasil IPB)

Dr. B CH S imangunsong (Departemen Teknologi Hasil IPB)

Ketua Editor

(Departemen Teknologi Hasil IPB)

Editor

Dr. Mirtha Karina LIPI,

Prof, Dr. Suminar S. Achmadi (Departemen Kimia, IPB)

Prof. Dr. (Departemen Hasil IPB)

Dr. Nugroho Teknologi Hasil

Dr. Sulaeman Yusuf Biomaterial LIPI, Cibinong)

Dr. Naresworo Nugroho (Departemen Teknologi Hasil

Dr. Hariadi (Departemen Teknologi Hasil

Administrasi Ikhsan dan Laya Rachmi

Alamat Editor Departemen Teknologi Hasil Fakultas Kehutanan, Pertanian

Kampus IPB Darmaga, 16680

(025 62 1285 E-mail:

Nomor Rekening BCA KCU

No. 095 0457678

Harga Eceran Rp.

Rp.

Foto Depan

Handicraft kayu dari batang

(3)

FRACTIONATION AND MILD BLEACHING OF PULP FROM OLD

CORRUGATED CONTAINER pulp dari

Old Corrugated Container)

Nyoman J.

NATURAL REGENERATION AND STAND DAMAGE AFTER LOGGING

OPERATION (Regenermi Tegakan Pemanenan

Juang R. Matangaran

D

A

N STRUKTUR

GERGAJI JATI (Carbonization and of

Teak

Pari, Kurnia Wasrin Syafii, Buchari

ANTI JAMUR DAMAR MATA KUCING (Shorea javanica Activity of Kucing (Shorea javanica V ) )

Rita Kartika Sari, Syafii, Kurnia Muhammad

APLIKASI ROLLER-BAR BERLAPIS KARET MENINGKATKAN

KUALITAS VENIR (I): ketebalan

(Application of Rubber-Faced Roller-Bar to Improve the Veneer Cutting Quality (I): of rubber thickness)

Edi Bakar

KOMPOSISI RESIN DAN KADAR DALAM PEREKAT

RESORSINOL FORMALDEHIDA PADA K A W LAMINA KEMPAS (The

Resin and Percentage In Lignin of

Kempm Laminated Wood)

Adi Surdiding Ruhendi, Yusuf Sudo Hadi, Suminar S. Aclimadi UCAPAN TERIMA KASIH

PENULIS DAN INDBKS SUBYEK VOLUME 16

(4)

KOMPOSISI RESIN DAN KADAR

DALAM

LIGNIN RESORSINOL FORMALDEHIDA

PADA KAYU LAMINA KEMPAS

Resin Composition and

Percentage

In

Resorcinol

Formaldehyde

Laminated Wood)

Adi Surdiding Yusuf Sudo Suminar S ,

ABSTRACT

This research was aimed to optimize the utilization of lignin obtained pulp mill. through copolymerization with resorcinol and formaldehyde, hereinafter is called LRF, to be used for laminated wood by cold press. The findings indicated that glue was to the commercial phenol resorcinol formaldehyde resin. Mole ratios of lignin, resorcinol, and formaldehyde were significantly affect gelatination of the glue mix. The optimum composition of lignin :formaldehyde was found to be plus 1.5% paraformaldehyde hardener, based on the weight of the resin content. The glue was suitable to be applied to laminated wood under 15-hours cold press at room temperature. Physical and mechanical properties of the laminated wood met the qualification of commercial structural wood.

Keywords : Glue, lignin, laminated wood

PENDAHULUAN

Dari total biaya produksi kayu olah-an tersebut, lebih dari 30% nya biaya perekat (Sellers 2001). Sebahagian besar perekat diproduksi di Indone-sia saat ini perekat sintetik seperti urea

formaldehida, formaldehida dan

formaldehida, untuk

kebutuhan industri kayu lapis, dan venir lamina. tara perekat tipe WBP (Weather

Boiled seperti dari fenol

resorsinol formaldehida (FRF) dan

formaldehida (RF) digunakan untuk produk kayu pertukangan (wood

working) keperluan atau

dan perkapalan.

dari potensi bahan baku fenolik yang tersedia, sesungguhnya

memproduksi perekat serupa, ialah dari lindi (black liquor) sisa pernasak kayu pada proses pulping. Sampai saat ini, lindi di 33 buah pabrik pulp yang ada di Indonesia 2001) sebahagian besar digunakan sebagai bakar. Padahal

dari lindi bisa diperoleh

I ) Peneliti pada Puslitbang Teknologi Hasil

2) Staf Departemen Teknologi Hasil Fakultas Kehutanan 3) Staf Departemen Kimia Fakultas

(5)

Komposisi Resin dan

berbagai jenis produk yang bermanfaat Tujuan penelitian ini adalah men-dapatkan

lignin, pemakaian yang optimum dan

dan komponen kimia lainnya. alokasi kempa yang sesuai untuk

Lebih kurang 48% dari

pemasak dalam proses pulping

adalah lindi 18% dari

lindi adalah lignin (Rudatin

1989). Lignin bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku perekat termoset (Pizzi 1994,

Santoso namun masih

kendala dalam proses pembuatannya dan dalam aplikasinya me-merlukan suhu yang tinggi dengan waktu yang lebih lama dari-pada perekat termoset sintetis sehingga dinilai kurang menguntungkan.

kini pula pada penggunaannya

gai perekat Salah satu

upaya untuk mencapai adalah

dengan dengan lignin

dengan resorsinol dan formaldehida, sehingga terbentuk resin lignin

formaldehida (LRF) (Santoso al. 2001, Ruhendi 1999, Pizzi 1994).

Salah satu perekat dasar lignin

adalah perekat kempa lignin

resorsinol formaldehida (LRF),

dung resorsinol (dari

resin cair total) yang pada

lignin melalui lignin,

kemudian metilena

resorsinol dengan lignin

yang Perekat ini digunakan

untuk finger joint dan (Klashorst et al. 1985 dan Truter al. 1994 Pizzi 1994). Kelemahan

adalah pot life-nya yang lebih

dibandingkan perekat fenolik

lainnya (Pizzi 1994, Ruhendi 1999). Jika dipakai sebagai perekat lamina, resin

memerlukan

dehida, untuk membentuk ikatan silang pada suhu ruang (Pizzi 1994).

pembuatan kayu lamina kempas

(Koompassia malaccensis Maing.) dengan perekat LRF.

BAHAN

D A N

Penrbuatan Perekat

Dalam proses pembuatan resin LRF lignin dicampur dengan NaOH dan diaduk pada suhu ruang sampai mem-bentuk pasta. Selanjutnya ditambahkan

NaOH 50% sambil diaduk sampai semua

pasta dan pH mencapai 10.

Resorsinol sedikit demi

sedikit ke dalam dan diaduk

kayu kempas malaccensis

Maing.). Pemilihan jenis kayu didasarkan pada sifat dan

yang relatif sulit dikerjakan dan direkat (Marta-wijaya al. 1989). Setiap bilah kayu diusahakan (homogen). dipi-lih secara visual, kayu dikeringkan

(6)

Komposisi Resin dan Kadar

dalam oven hingga kadar airnya berkisar antara 8- 12%.

Kayu yang telah disiapkan kemudian dibersihkan dan dilaburi dengan resin dengan variasi komposisi seperti disebut-kan di Sebelum dilaburkan,

resin ini dibubuhi dengan

paraformaldehida dengan bervariasi

sebagai berikut: 0; dan

bobot resin Kemu-dian resin sisi kayu

bobot 85

pelaburan rnerata, pctongan kayu direkatkan dengan kayu

Selanjutnya kayu dikempa

masing-masing 8 jam dan 15 jam,

dan pada ruang selama

minggu. Penetapan waktu kempa dan besarnya tekanan proses pengempaan,

disesuaikan dengan operasional

perekat, 8-1 5 jam dan 1).

Untuk setiap komposisi perekat dibuat 4 buah kayu lamina. Kayu lamina selanjutnya dibuat contoh uji untuk

geser tekan, dan diuji dengan ngacu pada Jepang (JAS 1996).

Data geser tekan yang

dihasilkan dengan data

keteguhah geser tekan dari kayu lamina yang dibuat dengan perekat komersial

resorsinol firmaldehyde, PRF) dan dengan

dalam rancangan acak lengkap (RAL) dan uji beda rnenurut Tukey (Steel dan Torrie 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Resin Kadar

terhadap Resin Perekat LRF

Kadar resin rnenggarnbarkan jumlah resin yang terbentuk sebagai rcaksi

kopolirnerisasi sedangkan

tergelatin rnelukiskan kemampuan life resin. Kadar resin yang tinggi peningkatan jum-lah dalarn kopolimer (resin), yang diduga akan berperan dalam reaksi antara perekat dan sirekat, sementara life

yang semakin lama dapat

tungkan karena umur pakai kopolirner jadi lama.

Kadar resin dan waktu tergelatin rataan

berturut-turut dan 25-140

sernentara respon yang sama dengan perekat pembanding (PRF) berturut-turut adalah 6 dan 85 Ringkasan data kedua

masing-masing disajikan bempa histo-

gram kadar dalam resin

(Garnbar 1) dan waktu tergelatin (Gambar 2).

Berdasarkan hasil

diketahui bahwa rnol

kadar nyata terhadap

kadar resin dan

nyata terhadap waktu tergelatin perekat. interaksi antara kedua

perlakuan tidak mempengamhi

nyata kadar resin tetapi

nyata waktu tergelatinnya.

(7)

102 Komposisi Resin

Komposisi (mol)

0% ( b l ) (b2) (b3) (b4)

Gambar 1. Kadar resin dengan komposisi

a 0% (bl) 0.5%

2. Waktu tergelatin akibat komposisi

(8)

Komposisi Resin Kadar

Berdasarkan uji beda diketahui bahwa komposisi

terhadap pembentukan resin LRF.

meningkatkan resin LRF.

Namun demikian, hasil uji beda juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata jika kadar dalam kisaran

Hal mengisyaratkan bahwa

dalam kopolimerisasi LRF, paraformaldehida berfungsi sebagai katalis, sesuai dengan sinyalemen Pizzi (1994).

Pemakaian bahan yang sama berpe-ngaruh negatif terhadap waktu tergelatin; hasil uji

beda bahwa peng-gunaan

dalam kisaran satu sama

lain berbeda nyata, penambahan semakin mempersingkat waktu ter-gelatin. Bila diasumsikan bahwa tergelatin ini melukiskan pot life perekat LRF, maka

penggunaan paraformal-dehida

sampai kadar dari resin diduga

masih relatif memadzi, dan serupa dengan

perekat formal-dehida

yang rata-rata di 88 dan

syarat untuk keperluan industri 1994).

Komposisi Resin Kadar

dalam Perekat LRF Rekat Kayu Lamina

Dalam aplikasinya, LRF dira-mu

dengan Untuk mendapatkan

maksimum

ramuan perekat LRF memiliki waktu pengerasan yang ideal dan keteguhan rekat dari produk

persyaratan yang maka

kan penelitian aplikasi pada perekat LRF.

hasil pengujian keteguhan geser tekan dalam keadaan kering, mau-pun dalam keadaan dicantumkan pada 2. Secara keseluruhan keteguh-an geser tekan kayu lamina yang dikempa selama 15 jam cenderung lebih tinggi

dibandingkan yang dikempa 8 jam. ini sejalan dengan pernyataan

(1981) dan Widiati yang mukakan bahwa waktu kempa terhadap keteguhan Semakin lama waktu kempa. sampai tertentu kemampuan perekat

semakin karena pemberian tekanan menyebabkan perubahan bentuk sel menjadi

atau pecah (Kollmann dan Cote 1968). Keteguhan geser tekan kayu

kempas pada keadaan kering dengan kempa 8 jam, rata-rata berkisar

antara sementara jika

dikempa selama 15 jam,

berkisar antara kg/cm2. Nilai

keteguhan geser ini masih di

perekat PRF sebagai

pembanding, namun bila mengacu kepada standar yang dianjurkan oleh Tahir et

nilai keteguhan geser

sebahagian syarat, karena lebih dari 55 Demikian pula bila dingkan dengan ketentuan standar

(JAS karena standar

syaratkan keteguhan geser tekan lamina antara 54-96 kg/cm2. Keteguhan geser tekan kayu lamina kempas pada

keadaan dengan waktu kempa 8

jam, rata-rata berkisar antara kg/cm2

, sementara dalam waktu kempa 15 jam, rata-ratanya berkisar antara

kg/cm2 3).

Selanjutnya nilai keteguhan geser tekan rata-rata kayu lamina yang diuji dalam

kondisi lebih

perekat PRF kg/cm2), namun bila mengacu kepada standar yang dianjurkan oleh Tahir et kayu lamina yang

menggunakan perekat dengan

komposisi = dengan kadar

antara dengan masa

kemps 15 jam, dan komposisi I :

dengan kadar antara dengan masa kempa 15 jam

(9)

104 Komposisi Resin dan

syarat, karena lebih dari 41 kg/cm2

. Bila kepada ketentuan standar Jepang

(JAS, hanya kayu lamina yang

menggunakan perekat berkornposisi

: 0,5 : 2 dengan kadar masa kempa 15 jam yang syarat.

Terdapat kecenderungan bahwa ke-naikan keteguhan geser tekan kayu yang diuji dalam keadaan kering, terjadi sampai tertentu dengan meningkat-nya kadar resorsinol dalam resin dan yang dipakai dalarn peramuan perekat

LRF 2). Sernentara pengujian

dalarn keadaan 3),

jukkan bahwa kenaikan keteguhan geser I tekan kayu lamina tidak selalu seiring dengan rneningkatnya kadar resorsinol dalarn kornposisi resin LRF, narnun

sarnpai pada sejalan dengan

penambahan rnasih sesuai dengan sinyalemen yang dikernukakan

(198 dan (1994).

Untuk mengetahui pengaruh kompo-sisi resin LRF, kadar dalam ramuan perekat dan waktu kempa yang diterapkan masing-masing terhadap keteguhan geser tekan kayu lamina, dilakukan

sidik Hasil sidik

menunjukkan bahwa nisbah

kadar dan waktu kempa

berpengaruh nyata terhadap keteguhan geser tekan kayu lamina yang

dalam keadaan kering rnaupun Fenornena serupa terlihat pula pada interaksi dari ketiga perlakuan yang

dikenakan. perhitungan beda,

terindikasi bahwa resin yang

resorsinol 0,5 rnol berbeda nyata dengan 0,7 rnol dan rnol, tetapi tidak berbeda nyata dengan yang 0,9 rnol. Sernentara

penggunaan sebanyak tidak

berbeda nyata dan waktu

antara 8 jam berbeda nyata dengan 15 jam.

2. Keteguhan rekat kayu lamina kempas (kg/cm2), kering

Kempa

jam

Komposisi (L : R : F), A

Kadar B

-

Komposisi L: R: F = 1: 0.3 : 2 tidak bisa sebagai perekat

lamina karena pada percobaan pendahuluan lamina yang

menggunakan perekat dengan komposisi mengalami 1-3

-

= persyaratan Tahir et (1988) Jepang (JAS, 1996)

-

P R F = Fenol

(10)

I Komposisi Resin dan 105

3. Keteguhan rekat kayu lamina kempas

Kempa Komposisi B

3,5

1 : 0,5 : 2 8 jam : 0,7 : 2

: 0,9 : 2 (a,) 2 ( a )

: 5

jam I : : 2 (a,)

PRF 76.80

-

Komposisi L: R: F = 1: 0,3 : 2 bisa sebagai perekat lamina

korena pada percobaan pendahuluan semua lamina yang perekat LRF dengan

komposisi mengalami etelah 1-3 hari.

- = persyaratan yang dianjurknn et 988)

-

* *) = persyaratan Jepang (JAS. 1996)

PRF = resorsinol formaldehida

Berdasarkan data beda interaksi yakni semakin waktu

ketiga perlakuan, dapat gelatin.

bahwa perekat yang sesuai untuk paraformaldehida adalah sebanyak kayu lamina kempas adalah resin dengan dari resin

dan kadar

sesuai untuk kayu lamina kempas dari kadar resin serta masa kempa

15 jam karena keteguhan geser adalah resin dengan komposisi

dan 1 dan kadar

tekannya persyaratan Standar

masing-masing dari kadar resin Jepang (JAS 1996) maupun persyaratan

yang dianjurkan oleh Tahir et al. serta kempa 15 jam.

baik dalam keadaan kering maupun

KESIMPULAN NR (2001) Hulu dan Industri

Pemakaian di luar Jawa. Sukarela.

Kongres Kehutanan Indonesia Jakarta, terhadap pembentukan resin lignin

resorsinol formaldehida, dan 25-28 Oktober 200 1.

rneningkatkannya Akzonobel (2001) Synteko Phenol

penggunaan tetapi berpenga- cinol Adhesive with Hardeners

ruh negatif terhadap waktu tergelatin

(11)

Kornposisi Resin Kadar

2620, 2622, Casco Adhesive

(Asia). Jakarta.

Japanese Agricultural Standard (JAS) (1996) Japanese Agricultural Standard for Structural Glued laminated Timber. Notification of the Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Januari 29, 1996. JPIC. Tokyo.

Kollmann FFP and Cote Jr EW (1968) Wood Based Material.

Verlag, Berlin.

C 981) Properties of Tannin from Tree Bark as Adhesive for Plywood and Particleboard. Dissertation. university of The Philippines at Los

A, I, Mandang

SA, Kadir K (1989) Atlas Kayu Indonesia Jilid

Kehutanan, Dephut.

A (1994) Advanced Wood Adhe- sives Technology. Marcer Dekker. New York.

S (1989) Potensi

lignin dari industri pulp dan kertas di Indonesia. Berita (25) 1: 14 17.

S (1999) lignin

berbahan dasar sebagai perekat kayu laminasi. Ilmu Pertanian Indonesia Vol. 8 19

-

Santoso A (1995) Pencirian, dan

upaya sebagai bahan

perekat kayu lapis. Thesis Program IPB.

Santoso A, Ruhendi S, Hadi YS, dan Achmadi SS (2001) Pengaruh kornpo-sisi perekat lignin resorsinol forrnaldehida

terhadap emisi dan sifat

fisis-mekanis kayu lamina. J. Teknol Hasil Vol. XIV (2): 5.

Sellers T (2001) Wood Adhesive: Inno- vations and Applications in North America. Forest Products J, June 2001.

Standar Nasional lndonesia (SNI) (1998). Kumpulan SNI Perekat.

isasi Nasional, Jakarta.

Steel RGD dan JH (1989) Prinsip

Prosedur Statistik. Gramedia,

Jakarta.

Tahir PMD, Sahri MH and Ashari Z (1998) of less Used and Fast Growing Tropical Platation Hardwood Species. Faculty of Forestry Universiti Pertanian Malaysia. Selangor, Malaysia.

Widiati KY (2001) Tekanan dan

Waktu Tekan terhadap Keteguhan Rekat dan Perekat pada Kayu Lamina. Prosiding Seminar Nasional IV MAPEKI,

Samarinda: 6-9 200 1.

Gambar

Gambar 1. Kadar padat dalam resin LRF dengan komposisi berbeda
Tabel 3. Keteguhan rekat kayu lamina kempas (kg/cm2), uji basah

Referensi

Dokumen terkait

6.1 Berpidato atau presentasi untuk pelbagai keperluan (acara perpisahan, perayaan ulang tahun,dll.) dengan lafal, intonasi, dan sikap yang tepat. VI Disediakan naskah

[r]

Menurut peneliti, promosi jurnal elektronik melalui cara ini sangat efektif karena pengguna telah diberitahukan manfaat dan cara penelusuran informasi pada jurnal

Gambar 3.2 menunjukkan alur sistem bekerja secara umum mulai dari enam sensor infrared dan sensor DS18B20 yang memonitoring jumlah telur dan suhu didalam freezer kemudian

Merokok sering disebut sebagai faktor risiko independen untuk penyakit jantung koroner karena angka kejadian penyakit jantung koroner pada perokok lebih tinggi walaupun ketika

dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp.. 1) Menggunakan suatu bahan sebagai bahan tambahan pangan dan mengedarkan pangan tersebut secara bertentangan dengan

pada tanggal 20 Mei 2014). Iran sangat terbantu dengan dukungan yang diberikan oleh Tiongkok,. sehingga seperti yang sudah dijelaskan bahwa pilar utama hubungan