BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota bandung merupakan salah satu kota bersejarah, pada tahun 1810 hindia
belanda datang dan menetap di kota bandung. Kemudian hindia belanda membangun
berbagai bangunan untuk menunjang aktifitas dan kegiatan di kota Bandung,sehingga
kota bandung cukup kaya dengan berbagai bangunan peninggalan kolonial Belanda
yang dibangun dengan berbagai gaya atau langgam yang menjadi ciri bagi sejarah
perkembangan kota Bandung. Setelah kemerdekaan, peninggalan - peninggalan berupa
artefak seperti bangunan heritage yang masih terjaga dengan baik. Lokasi gedung-gedung tua itu umumnya di kawasan kota yang paling awal dibangun seperti di jalan
Asia Afrika Bandung (jalur Grote postweg, jalan raya pos yang dibangun dari Anyer
sampai Panarukan). Namun pada saat ini, terdapat beberapa permasalahan dalam
kawasan bersejarah ini. Salah satunya muncul lahan terbengkalai yaitu pada lahan eks.
palaguna, yang dalam sejarah awal mula lahan tersebut merupakan lahan yang pernah
di bangun pertokoan dan hotel. Menurut Roger Trancik di dalam bukunya yang berjudul
Finding Lost Space, ada lima faktor utama yang menyebabkan terbengkalainya lahan di kota-kota besar yaitu :
1. Meningkatnya ketergantungan pada kendaraan.
2. Pengaruh Rancangan Arsitek Terhadap ruang terbuka .
3. Adanya aturan baru yang dibuat tentang pembangian zoning dan landuse yang menyebabkan terpisahnya komponen - komponen dalam kota.
4. Tidak adanya partisipasi dari pihak pengembang/developer untuk ikut bertanggung
jawab terhadap ruang publik di perkotaan.
5. Kurangnya perawatan terhadap bangunan lama seperti bangunan industri, militer dan
area transportasi di tengah jantung kota.
Industri kreatif di Indonesia dan khususnya di Kota Bandung dewasa ini telah
menunjukan aktifitas yang menggembirakan. Keanekaragaman budaya dan seni yang
ada di Indonesia dan khususnya di Kota Bandung dapat mempengaruhi potensi kreatif
yang timbul pada masyarakat. Menurut Kementrian Perdagangan Republik Indonesia
2 menyebutkan bahwa industri kreatif dapat dikelompokkan kedalam 14 sub sektor. Sub
sektor tersebut diantaranya : periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan,
desain, video (film dan fotografi), permainan interaktif (game), musik, seni pertunjukan,
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak 50 (software), televisi
dan radio, dan riset pembangunan. Ke- 14 sektor tersebut merupakan acuan dalam
pengembangan jenis usaha kreatif yang ada di Indonesia. Berbagai komunitas yang
mempunyai latar belakang berbeda tumbuh dan berkembang di Kota Kembang ini.
Sejumlah komunitas ini mempunyai benang merah yang membuat mereka bisa dengan
mudah disatukan, yaitu kreativitas. Berikut merupakan data jumlah pelaku industri
kreatif di Kota Bandung.
Saat ini kota bandung memiliki banyak forum dan organisasi lintas komunitas
kreatif yang membangun dan membangkitkan prestasi kota bandung. Namun, pada
kenyataanya, wadah untuk menampung aktifitas tersebut sangat minim dalam segi
kebutuhan ruang, tapak dan pembangunan. Maka dari itu, Penulis merancang Bandung
Creative Hub sebagai wadah aktifitas kreatif dan penghubung dari berbagai bangunan Gambar 1.1. Potensi sektor usaha kreatif di kota bandung
yang berada pada kawasan heritage yang merupakan pusat kota yang memiliki nilai
sejarah dan identitas kota bandung dengan menyediakan berbagai fasilitas pendukung
dan sistem organisasi yang baik.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Menghidupkan kembali lahan terbengkalai pada kawasan heritage serta
menghubungkan fungsi atau fasilitas baru pada kawasan heritage.
Merancang bangunan bandung creative hub sebagai wadah pengembangan kreatifitas terutama anak muda yang berada di bandung.
1.2.2 Tujuan
Mempelajari,menganalisis dan mengetahui tentang sejarah lahan yang ada
pada kawasan heritage.
mempelajari dan menganalisis fasilitas baru yang sangat berpotensi di kota
bandung.
Mempelajari,menganalisis dan mengetahui tentang aktifitas di bidang industri
kreatif.
1.3 Masalah Perancangan
Bagaimana menghubungkan fungsi atau fasilitas baru pada kawasan
heritage?
Bagaimana merancang bangunan bandung creative hub yang sesuai dengan
4
1.4 Pendekatan Perancangan
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Perancangan
Tapak yang di pilih untuk pembanguna bandung creative hub adalah pada
kawasan heritege jalan asia afrika tepatnya pada tapak eks. palaguna.
Perancanga bangunan Creative Hub Mengambil Tema Connectivity
Perancangan bangunan Creative Hub mempertimbangkan karakteristik dari kawasan yang ada.
Perancangan bangunan Creative Hub harus mengacu pada studi literatur dan karakter seni dan budaya yang ada di kota bandung.
Bagan 1. Pendekatan Perancangan
1.6 Kerangka Berfikir
Tema
Judul
Creative hub sebagai penghubung kawasan heritage
di kota bandung
Konteks
RTRW
Landuse
Tapak
Kajian Pustaka
Buku Architecture in context (Brent C. Brolin)
Buku Finding lost Space ( Roger Trancik )
Buku Urban Design Compendium 1& 2 (Llewelyn - davies )
Analisa site ( Edward T. White) Analisa
potensi
Permasalaha n Konsep Skematik Hasil Rancangan Kriteria Perancangan
Bagan 2. Kerangka Berfikir
6
1.7 Skematik Penulisan
Sistematika laporan dari perancangan Bandung Creative Hub ini adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN
Pada Bab I, memuat latar belakang, maksud, tujuan, masalah perancangan,
pendekatan perancangan, lingkup dan batasan, kerangka berpikir dalam Bandung
Creative Hub dan sistematika penulisan laporan tugas akhir. BAB II. DESKRIPSI PROYEK DAN ANALISIS
Pada Bab II, memuat penjelasan mengenai proyek secara umum, program kegiatan,
kebutuhan ruang, studi banding proyek.
BAB III. ELABORASI TEMA
Pada Bab III, memuat tentang pengertian tema, hubungan tema dengan rancangan
proyek yang dikerjakan yaitu menyangkut fungsi dan bentuknya (interpretasi tema) ,
studi banding tema sejenis.
BAB IV. ANALISA
Pada Bab IV, memuat tentang data, analisa fungsional, analisis kondisi lingkungan, kesimpulan hasil analisa.
BAB V. KONSEP RANCANGAN
Pada Bab V, memuat konsep perencanaan, konsep dasar, rencana tapak, perancangan
bentuk bangunan.
BAB VI. HASIL RANCANGAN
Pada Bab VI, memuat dan menjelaskan hasil perancangan Bandung Creative Hub, meliputi site plan, block plan, bentukan 3d massa dan tapak bangunan, 3d suasana,
Kelurahan balong Gede
:
14000 m (1.4 Ha)
2:
70 %
30 %
:
12,6
:
5 m
:
7 m
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Umum
LOKASI :JL.Asia Afrika, Kecamatan Regol,
Kelurahan balong Gede
LUAS LAHAN :
KDB :
KLB :
GSB :
GSS :
Gambar 2.1. Peta kawasan dan lokasi site
Suhu : Curah hujan :
Rata - Rata 23 – 30 ºC kisaran 1500-2250 mm
16 ºC 2000 mm
35 ºC
Kelembaban : Tekanan Udara :
Rata - rata 54 – 85% 900 – 1000 mbar
76%.
Kota bandung merupakan kota yang memiliki tekanan udara dan kelembaban
yang cukup baik. Dalam arsitektur, suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh
dalam desain. Berikut merupakan penjabaran tentang suhu dan kelembaban kota
bandung menurut BMKG.
Jalan Asia afrika merupakan jalan yang dulunya bernama groote postweg pada
masa kolonial. Kini jalan asia afrika menjadi kawasan heritage dikarnakan pada
kawasan ini banyak bangunan - bangunan peninggalan belanda. Lokasi yang strategis
dan berada di jantung kota bandung, menjadikan kawasan ini banyak di kunjungi para
wisatawan maupun anak sekolah guna mendapatkan pengetahuan sejarah. Lokasi
kawasan heritage ini juga merupaan kawasan yang dekat dengan alun - alun bandung
yang biasanya digunakan untuk beribadah, duduk santai ,bermain, dan hanya sekedar
menganbil gambar atau foto.
Dalam peraturan pemerintah rencana tata guna lahan,Jalan Asia Afrika
merupakan kawasan perdagangan, jasa serta RTH. Jalan Asia Afrika Merupakan pusat
perdagangn dan pelayanan jasa yang sangat dominan di kawasan tersebut. Pada tabel
mewajibkan fungsi bangunan seperti komersial, perdagangan, dan sosial budaya skala
yang di target kan adalah skala kota dan regional serta nasional dan internasional.
Berikut merupakan tabel dari rencan strukur pelayanan kota bandung yang bersuber
dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya kota bandung.
2.2 Program Kegiatan
Program kegiatan yang diselengarakan pada bandungcreative hub merupakan program kegiatan yang setiap tahunya di ada kan di kota bandung, Akan tetapi, yang
berkaitan denga fungsi bangunan bandung creative hub . Kegiatan yang di
selenggarakan merupakan kegiatan yang berkaitan denga industri kreatif di bidang
fashion, video , film, kuliner serta pasar seni dan barang antik. Berikut merupakan
beberapa acara yang di selenggarakan selama setahun :
Tabel 1. rencan strukur pelayanan kota bandung
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Program
Kegiatan
Perbulan
Tahun baru Festival JepangAnniversary Bandung BMX
Culinary night
Bandung Awards Pekan budaya Tionghoa
Festifal film bandung Teater Musical Bandung Art
Susur Cikapundung
Lomba Foto
Food expo
Pameran lukisan dan
foto”sejarah” Drama Tari
Peringatan asia Afrika & video mapping
Pameran tenun, bordir dan jahit
English festival Women Festival
Ledies moment Festival kuliner
Festival film karya anak muda bandung
Toys Market
Festifal Budaya Sunda
Pameran Foto TIK
Bazar Fashion
Lomba Fotografi in Frame
Konser musik kemerdekaan
TANJOUBY OMEDETOU COSPLAY
Bandung Enterpreneur day Festival Peringatan hari Kemerdekaan
Festival Seni, Sastra, dan Budaya Jabar
EVENT HUT KOTA BANDUNG
Festival Indonesia Handmade Futsal Competition
Festival Tari merak Festival hijab fashion
Gambar 2.2. Program Kegiatan
(Sumber: Data pribadi)
Tabel 2. Kegiatan dan acara perbulan
2.4 Studi Banding Proyek Sejenis
2.4.1 Federation Square
Federation Square terletak di jantung kota Melbourne. Seluas 3,2 hektar dan
berpusat pada dua utama ruang publik : lapangan terbuka (St. Paulus Pengadilan dan
The Square) dan satu tertutup (The Atrium), dibangun di atas atas dek beton di atas
jalur kereta api sibuk. Kota ini terletak di persimpangan antara Flinders
Street dan Swanston Street / St Kilda jalan di Melbourne Central Business District ,
Letak Federation Square berada di tepian sungai yarra . lokasi strategis dengan
di tenah kota dengan beberapa elemen pendukung seperti sungai.
Beberapa fasilitas di tawarkan pada bangunan ini, seperti Grand theater foyer,
grand teater, the galery, the valley, youth cinema, badminton hall, dan masih banyak
fasilitas pendukung lainya.
Gambar 2.3. Lokasi Federation Square
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.4. Site Plan Federation Square
Bangunan terdiri dari 3 lantai dengan bentuk denah yang radial serta di lengkapi
dengan beberapa fungsi ruang pendukung. Walaupun bentuk denah seperti tidak
beraturan, namun sirkulasi pada bangunan terlihat jelas. Gambar 2.5. Denah Federation Square
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.6. Suasana dan aktifitas di Federation Square
Pada area ruang terbuka, digunakan sebagai area santai dan pengunjung dapat
duduk dan menghadap Yarra river dan area tersebut memang terbuka, tanpa ada batas
dinding
Pada event tertentu, dapat di selenggarakan di luar banguan terutama pada event
pemutaran film dan event lainya. dan dinding bangunan dapat di hadikan sebagai layar
untuk memutar film tersebut.
Di dalam bangunan tedapat beberapa fungsi ruang salah satunya adalah ruang
pameran. Sering digunakan dalam acara pameran lukis dan foto, dengan pencahayaan
yang cukup baik dan ruangan terlihat transparan namun terbatas oleh kaca. Gambar 2.7. aktifitas pada malam hari di Federation Square
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.8. Suasana Pameran Federation Square
2.4.2 Tallinn Town Hall
Arsitek : BIG (Bjarke Ingels Group) & Adams Kara Taylor
Proyek : TALLINN TOWN HALL
Luas Area : 28.000 M2
Lokasi : Tallinn
Material : Kaca, Beton dan Baja
Sebuah bangunan publik yang terletak di tengah kota tallinn yang berdekatan
dengan balai kota dan beberapa kantor pemerintahan serta pasar atau area
perbelanjaan.
Gambar 2.9. Site Plan Tallinn Town Hall
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.10. Konsep bentuk Denah Tallinn Town Hall
Ide bentuk dasar pada bangunan ini berbentuk persegi, namun bentuk persegi
tersebut mulai di acak sesuai bentuk namun tetap bersmbungan satu sama lain. Lalu
bentuk tersebut mulai dikombinasiakan dengan bentuk persegi namun berbeda ukuran.
Permainan besar kecil bentuk persegi mulai di kombinasikan pada tahap 3. Setelah
menemukan penyusunan yang pas, fungsi ruang mulai di tandai sesuai program ruang.
Konsep utama pada bangunan ini ialah konktivitas, koneksi antar bentuk persegi,
koneksi antara fungsi ruang, koneksi antar level bangunan, koneksi secara keamanan
dan utilitas, koneksi secar visual serta koneksi secara penataan penghijauan.
Konsep tampak bangunan dibedakan dengan beberapa bentuk, sesuai analisa
pencahayaan, penghawaan, sudut pandang, serta respon dari beberapa bangunan
sekitar tapak.
Gambar 2.11. Konsep Connection Tallinn Town Hall
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.12. Konsep Tampak Tallinn Town Hall
Konsep atap , Atap ini akan miring untuk membentuk puncak menara ramping
dan dibalut bahan reflektif. Serta terdapat pencahayaan pada sudut atap guna
memberikan cahaya yang masuk langsung ke bangnan.
Sesuai konsep Dasar, bentuk denah yang diambi merupakan bentuk
persegi,tengan konsep koneksi antara fungsi ruang, koneksi antar level bangunan,
koneksi secara keamanan dan utilitas, koneksi secar visual serta koneksi secara
penataan penghijauan. Dengan penyesuaian program rang dan program kebutuhan
dengan memaksimalkan efisiensi ruang yang digunakan. Meskipun bentuk yang persegi
yang disusun tidak beraturan, namun program ruang pada denah telah disusun rapi
sesuai kebutuhan ruang.
Gambar 2.13. Perspektif Mata BurungTallinn Town Hall
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.14. Denah Tallinn Town Hall
Desain tampak yang dibuat merupakan hasil analisa dari seluruh sudut pandang
yang ada pada pada site dan merespon beberapa view yang ada pada site. Mengingat
kawasan sekitar merupakan kawasan pemerintahan dan kawasan heritage. Hasil analisa ini merupakan salah satu penghormatan aristek terhadap bangunan sekitar dan
penyesuaian dengan tampak bangunan sekitarnya.
Memaksimalkan ruang terbuka pada bagian atap bangunan dengan memberi
skywalk sebagai penghubung antar banguan. hal ini merupakan upaya dari
pemanfaatan dan penambahan ruang terbuka dan penerapan konsep connectivity.
Gambar 2.14. Denah Tallinn Town Hall
(Sumber: http://www.archdaily.com/) Gambar 2.14. Denah Tallinn Town Hall
2.4.3 Seoul Creative Lab
Arsitek : Hyunjoon Yoo arsitek
Lokasi : 5 Nokbeon - dong , Eunpyeong - gu , Seoul , Korea Selatan
Tim Desain : HyunjoonYoo , Jinsung Huh , Insil Anak , Jaehong Mik , Moonchul
Choi , Sunkeun Hwang , Seungho Ham , Hyuntak Cho
Area : 600,0 meter persegi
Proyek Tahun : 2013
Material : Kaca, kayu, Baja dan Beton
Seoul Creative Lab didesain dengan dasar pemikiran " ruang inspirasi " pada
saat proses mendesain untuk menciptakan ruang tersebut. Plafon di desain tinggi
dengan menggunakan material spons guan menyerap suara dan mengontrol suhu pada
atap sesuai iklim dan musim di daerah tersebut. Sehingga, antar ruang yang ada,
merupakan ruang yang nyaman dan kedap suara.
Bentuk denah yang sederhana dengan vokalpoin di tengah banguan membuat
setiap ruangan yang ada pada bangunan Seoul Creative Lab ini mendapatkan cahaya
matahari secara langsung. Bentuk persegi membuat penataan denah ruangan menjadi
teratur dan rapi, Sehingga tidak terdapat ruang mati yang tidak terpakai. Gambar 2.15. Denah Seoul Creative Lab
Setiap ruang memiliki bidang horizontal. Namun, perpustakaan ini membuat
pengguna nyaman saat membaca buku dikarenakan bentuk tempat baca di design
senyaman mungkin dan sesederhana mungkin dengan memaksimalkan pencahayaan
yang cukup. Seoul Creative Lab ini juga menyediakan ruang pertunjukan untuk
engunjung yang akan memamerkan film pendek atau hanya sekedar film di bidang
pendidikan dan pembelajaran ntuk kreatifitas.
Bangunan Seoul Creative Lab memaksimalkan pandangan terhadap gunung
Bukhansan dari kejauhan. Bentuk bangunan yang persegi dengan taman di tengah
bangunan dimaksudkan untuk memaksimlkan ruang terbuka dan pada sisi luar
Gambar 2.16. Ruang dan Fasilitas yang ada pada Seoul Creative Lab
(Sumber: Data pribadi)
Gambar 2.17. Balkon di buat guna memaksimalkan pandangan
bangunan terdapat dua balkon yang menojol agar gunung Bukhansan dapat terlihat
dengan jelas dan antara pengunjung satu dengan yang lain dapat berkomunikasi
dengan baik walau dari ruang dan titik yang berbeda.
Sirkulasi yang baik membuat bangunan Seoul Creative Lab ini terlihat nyaman
digunakan dengan beberapa fasilitas yang ada. Pengunjung juga dengan mudah
berkomunilasi dengan baik . Fasilitas yang di berikan juga cukup memadai dan efisien
dengan beberapa bentuk ruangnya.
Gambar 2.18. Sirkulasi yang baik pada bangunan Seoul Creative Lab
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 2.19. Fasilitas ruang Seoul Creative Lab tanpa dinding masif
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian
Connectivity / Konektifitas
Dalam kamus besar bahasa indonesia :
koneksi / koneksifitas : hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan) segala
urusan (kegiatan).
Dalam buku arsitektur bentuk, ruang dan tatanan:
konektifitas merupakan sebuah ruang - ruang yang di hubungkan oleh sebuah ruang
bersama.
Konektifitas dalam arsitektur tidak terlepas dari Kontekstual dalam beberapa teori
arsitektur, konektifitas dan kontekstual sangat berkaitan. berikut merupakan memaparan
dari beberapa teori kontekstual. menurut Brent C. Brolin dalam bukunya
Architecture in Context (1980) menjelaskan, kontekstualisme adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan
sekitarnya. Dengan kata lain, kontekstualisme merupakan sebuah ide tentang perlunya
tanggapan terhadap lingkungannya serta bagaimana menjaga dan menghormati jiwa
dan karakter suatu tempat. Untuk mewujudkan dan menciptakan arsitektur kontekstual,
sebuah desain tidak harus selamanya kontekstual dalam aspek form dan fisik saja, akan
tetapi kontekstual dapat pula dihadirkan melalui aspek non fisik, seperti fungsi, filosofi,
maupun teknologi.
Tidak Selamanya bangunan yang selaras dengan banguan kuno mampu
ditampilkan utuh dan dapat disebut menjadi karya yang kontekstual. Tampilan fasade
bangunan dengan citra kontekstual harus pula mempertimbangkan tentang fungsi
Aktifitas Perbelanjaan dan Pertokoaan (Industri kreatif di bidang Fesyen)
Aktifitas Film dan pertunjukan Seni Tari dan Film
(Industri kreatif di bidang Seni pertunjukan
Aktifitas Bermain (Industri kreatif di bidang Permainan Interaktif)
Aktifitas Fotografi dan Film (Industri kreatif di bidang Video, fotograf dan film)
Aktifitas culinary night setiap 2 minggu (Industri kreatif di bidang Kuliner
Aktifitas Jual dan beli Barang antik (Industri kreatif di bidang pasar seni dan barang antik
3.2 Interpretasi Tema
Terdapat 15 Industri kreatif yang ada di kota bandung, dari 15 industri kreatif yang ada
di kota bandung, terdapat 6 industri kreatif pada kawasan heritage yang sangat
berpotensi.
Gambar 3.1. diagram Kreatif industri di kota bandung
(Sumber: Data pribadi)
Gambar 3.2. Aktifitas yang ada pada Kawasan heritage di asia afrika
Pada kawasan heritage, tema konektifitas merupakan koneksi antar aktifitas
disekitar kawasan dan aktifitas didalam site. Beberapa potensi yang telah ada, namun
kurang di ketahui oleh masyarakat terutama masyarakat di kota bandung. Adapun
penerapan konektifitas didalam site dan bangunan. Berikut merupakan penerapan tema
dalam bangunan. Adapun penerapan konektifitas didalam site dan bangunan. Berikut
merupakan penerapan tema dalam bangunan.
Sebagai penerapan tema dan konsep, antar bangunan disediakan penghubung
berupa skywalk dengan jarak yang berbeda. Selain berfungsi sebagai penghubung,skywalk dapat berfungsi sebagai sarana fotografi yang merupakan pendukung dari aktifitas dan fungsi bangunan Bandung Creative Hub. Beberapa Bentuk
yang digunakan merupakan bentuk yang mengarah pada analisa bentuk yang sesuai
dengan tema connectivify dan bentuk bangunan sekitar.
Gambar 3.3. Penerapan Tema Connectivity
(Sumber: Data pribadi) Industri Keratif
fotografi dan video
3.3 Studi Banding Tema Sejenis
A New Landmark for Antalya
Arsitek : 1+1 Architects
Lokasi : Kepez, Cumhuriyet, 17110 Kepez/Çanakkale Merkez/Çanakkale
Province,Turkey
Tim Desain : Ervin Garip, Banu Garip
Proyek Tahun : 2015
Material : Kaca, Baja dan Beton
A New Landmark for Antalya merupakan ruang publik yang memiliki tema Connectivity disesuaikan dengan konteks alam, topografi, dan perubahan lingkungan perkotaan. Konsep yang di ambil dari kata "Kepez," yang berarti "Mahkota Terbuka"
yang terletak di puncak topografi, dan memiliki pemandangan Teluk Antalya, serta pusat
kota.
Gambar 3.4.Lkasi New Landmark for Antalya
Sebagai taman kota, ruang fasilitas yang ada dalam New Landmark for Antalya
ialah mencakup ruang pameran, lokakarya, kantor, restoran, teras panorama, kafe, toko
Sovenir, dan tempat rekreasi disetiap fungsi pendukung.
Gambar 3.5. Site Plan New Landmark for Antalya
(Sumber: Data pribadi)
Gambar 3.6. Potongan Kawasan New Landmark for Antalya
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 3.7. Potongan Bangunan New Landmark for Antalya
Secara keseluruhan, Fasilitas yang dirancang mengutamakan pejalan kaki. Di
dukung dengan ruang terbuka yang cukup baik, pengunjung dapat menikmati alam
dengan berjalan, jogging, dan bersepeda, dengan sistem sirkulasi terbuka yang
semangkin lama semangkin tinggi ,dan dan dilengkapi dengan ruang semi terbuka
dalam bangunan untuk melihat alami terbuka.
Salah satu fasilitas yang ada pada New Landmark for Antalya ialah air mancur
di dalam ruang transparan yang sangat digemari anak - anak. Konsep dari bangunan ini
ialah, bagaimana kita dapat menikmati dan merasakan unsur air di dalam ruangan
namun terasa berada di luar bangunan. dengan fasilitas ini, pengunjung banyak
mengunjungi New Landmark for Antalya hanya untuk menikmati dan bermain air mancur tersebut.
Gambar 3.8. Perspektif Mata Burung
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 3.9. Suasana dan Fasilitas New Landmark for Antalya
Sirkulasi pejalan kaki yang lebar dan nyaman, membuat pengunjung dapat menikmati
alam terbuka. Dan sirkulasi seperti ramp membuat para pejalan kaki tidak menyadari
baha mereka telah sampai pada puncak mahkota New Landmark for Antalya.
Terlihat jelas bahwa lokasi New Landmark for Antalya merupakan lokasi ruang
terbuka yang sejuk . Lokasi ini masih bisa dikatakan alami dengan banyaknya
penghijauan yang ada di sekita bangunan. New Landmark for Antalya merupakan ruang terbuka serta tempat rekreasi yang sangat bagus untuk para pengunjung yang
jenuh dengan padatnya perkotaan.
Gambar 3.10. Sirkulasi New Landmark for Antalya
(Sumber: http://www.archdaily.com/)
Gambar 3.11. Penerapan Tema Connectivity
Gambar diatas merupakan Interior teras panorama dan kafe yang ada di dalam
bangunan dengan fasilitas yang mendukung dan memadai, serta konsep koneksi
terhadap keselarasan ruang ternuka dengan bangunan sekitar. kombinasi antara
Skywalk pada bangunan dan pemanfaatan ruang yang jelas, membuat bangunan ini
selaras dan berirama dengan baik.
Gambar 3.12. Penerapan Tema Connectivity
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis Fungsional
4.1.1 Organisasi Ruang
4.1.2 Zoning
Bagan 3. Organisasi Ruang
(Sumber: Data Pribadi)
Drop off Basemant Lobby
Industri Kreatif fotorafi Industri Kreatif Kuliner Industri Kreatif Fashion Industri Kreatif Barang antik & seni
Toilet, ramp dan tangga
Aplihteater
Urban toys & lapangan futasl
Arena Skateboard
Bagan 4. Zoning
Industri Kreatif Barang antik &
4.1.3 Program Ruang
4.2 Analisis Kondisi lingkungan
4.2.1Sejarah lokasi
Lokasi merupakan lahan yang dulunya pernah berdiri sebuah mall pertama di
kota bandung yang dikenal dengan nama Palaguna Plaza. Sebelum di bangun mall
palaguna Plaza, lahan ini pernah di bangun bioskop Varia, Elita dan Oriental yang
cukup terkenal pada tahun 1971 dan pada tahun 1955 lahan tersebut pernh di bangun
pertokoan dan hotel. Akan tetapi , Pada masa sekarang lahan tersebut menjadi lahan
terbengkalai dan hanya digunakan sebagai tempat parkir bus wisata pada saat
wisatawan datang ke kota bandung.
Jalan Asia afrika merupakan jalan yang dulunya bernama groote postweg pada
masa kolonial. Kini jalan asia afrika menjadi kawasan heritage dikarnakan pada
kawasan ini banyak bangunan - bangunan peninggalan belanda. Lokasi yang strategis
dan berada di jantung kota bandung, menjadikan kawasan ini banyak di kunjungi para
wisatawan maupun anak sekolah guna mendapatkan pengetahuan sejarah. Lokasi
kawasan heritage ini juga merupaan kawasan yang dekat dengan alun - alun bandung Bagan 6. Alur Kegiatan Pengunjung
(Sumber: Data Pribadi) Bagan 5. Alur Kegiatan Pengelola
yang biasanya digunakan untuk beribadah, duduk santai ,bermain, dan hanya sekedar
menganbil gambar atau foto.
4.2.2 Kondisi Lahan dan Potensi
Kota Bandung yang terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi
Jawa Barat. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi,
perekonomian maupun keamanan. Secara geografis wilayah Kota Bandung berada antara 107°36’ Bujur Timur dan 6°55’ Lintang Selatan, dengan total luas wilayah 167,7 km² dan jumlah populasi mencapai 8,6 juta jiwa pada Sensus tahun 2011.
Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 meter di atas
permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan
terendah di sebelah Selatan 675 meter di atas permukaan laut. Dikarenakan
ketinggiannya, iklim di Bandung lebih sejuk dari sebagian besar kota di Indonesia dan
diklasifikasikan sebagai iklim lembab, dengan suhu rata-rata 23,6 ° C (74,5 ° F)
[image:33.612.147.469.121.326.2]sepanjang tahun.
Gambar 4.1. Lokasi kawasan Heritage di kota bandung
4.2.3 Peraturan bangunan sekitar
Kawasan asia afrika merupakan tergolong kawasan perdagangan dan jasa.
Kawasan ini juga sebagai kawasan cagar budaya karena banyak bangunan
peninggalan bersejarah.
Lokasi : Jl. Asia-Afrika, Kecamatan Regol, Kelurahan
Luas Lahan : 1.4 Ha
KDB : 70%
KLB : 12.6
Elevasi : 702 mdpl
Lebar GSB : 7 meter (di atas permukaan laut)
Lebar GSS : 5 meter
[image:34.612.134.484.104.341.2]Kemiringan Kontur : 1
Gambar 4.2. Peta Peruntukan Lahan di kota bandung
4.2.4 View
Potensi :
Lokasi site berada pada kawasan komersial sekaligus pusat kota Bandung, tepatnya di
depan Alun-alun Bandung yang berpotensi menjadikan bangunan Bandung Creative
Hub menjadi point of interest dan menarik perhatian di sekitarnya
Masalah :
Berada pada kawasan komersial dan h e r i t a g e m e n j a d i k a n p e r t i m b a n g a n
tersendiri bagi bangunan yang hendak di bangun, yaitu agar desain bangunan tidak
mencederai desain bangunan pada kawasan heritage.
Solusi :
Pengembangan dan penerapan desain pada Bandung Creative Hub dengan
mempertimbangkan desain kawasan heritage agar Bandung Creative Hub dapat
[image:35.612.73.565.103.303.2]menyatu dengan kawasan baik secara desain maupun peruntukannya.
Gambar 4.3. View Kawasan Heritage
4.2.5 Orientasi
Potensi:
Di bagian Utara pada site tepat di jalan asia afrika, menjadikan bangunan yang akan
dibangun di site ini dapat menggunakan material kaca secara maksimal dengan
keselarasan bagunan heritage yang ada di jalan asia afrika.
Masalah:
Bagian timur dan barat terletak pada sisi kiri dan sisi kanan site, sehingga bangunan
yang akan dibangun harus merespon setiap sisi pada bagian tersebut.
Solusi :
Meminimalisir penggunaan maaterial kaca serta tata letak ruang harus di perhatikan
pada bangunan Bandung Creative Hub.
4.2.6 Lalu lintas
Simpang tiga antara jalan asia afrika dan jalan banceuy merupakan salah satu
jalan yang sering mengalami kemacetan pada jam sibuk,dikarenakan jalan tersebut
merupakan salah satu simpul antara jalan asia afrika dan jalan banceuy. Jalan banceuy
[image:36.612.161.481.102.307.2]merupakan kawasan komersil yang melakukan aktifitas perdagangan setiap hari. Gambar 4.4. Arah Matahari Pada kawasan
Biasanya kemacetan terjadi pada jam 11.00 hingga jam 18.00 sesuai dengan aktifitas
perdagangan yang dilakukan pada jam 09.00 hingga jam 18.00
Pada persimpangan jalan asia afrika juga mengalami macet pada jam sibuk,
dikarenakan pada jalan asia afrika banyak berdirinya perkantoran dan simpang tiga
pada jalan asia afrika merupakan titik simpul antara jalan asia afrika dan jalan dalem
kaum. jalan asia afrika juga merupakan jalur primer yang memiliki lebar jalan 14 meter
yang menghubungkan dan meneruskan jalur antar kota. Hal ini merupakn jalur utama
pada kawasan asia afrika yang berpotensi sebagai akses utama menuju tapak.
Jalan Braga merupakan jalan yang sering dilewati. Persimpangan Ini merupakan
persimpangan yang paling sering di lewati dan simpul yang sangat macet pada saat jam
sibuk bahkan saat akhir pekan. Karena jalan braga merupakan jalan yang sering
dikunjungi para wisatawan serta anak muda saat akhir pekan. kawasan braga juga
[image:37.612.143.475.347.665.2]merupakan kawasan heritage yang dulunya merupakan pusat perbelanjaan.
Gambar 4.5. Jalur Lalu lintas
01 24 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Padat - Macet
Lancar - Padat
Sepi - Lancar
Kepadatan Kendaraan Pada hari Senin - Jum’at
(Sumber:Pengamatan pribadi)
Pada hari senin hingga hari jum’at Kepadatan kendaraan sering terjadi pada saat aktifitas pergi kerja, jam istirahat dan jam pulang kerja. 01 24 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Padat - Macet Lancar - Padat
Sepi - Lancar
Karena hari Sabtu dan Minggu merupakan akhir pekan, maka kepadatan yang sering terjadi di area alun - alun dan area perbelajaan (Plaza Parahyangan).
Kepadatan Kendaraan Pada hari Sabtu & Minggu
(Sumber:Pengamatan pribadi)
Persimpangan antara jalan dewi santika dan jalan dalem kaum merupakan
simpul yang sering mengalami kemacetan pada jam sibuk dan hari libur, dikarenakan
pada jalan dewi santika terdapat pusat perbelanjaan dan badan jalan sering digunakan
untuk tempat parkir kendaraan roda dua dan tempat pemberhentian angkot. Jalan dewi
santika merupakan salah satu kawasan komersial dengan yang melakukan aktifitas
perdagangan setiap hari dan selalu mengalami peningkatan pengunjung pada akhir
pekan. Biasanya aktifitas dilakukan mulai pukul 10.00 hingga pulul 20.00.
jalan ini perupakan jalur penghubung antara jalan asia afrika dan jalan dalem
kaum. Tepatnya pada sisi sebelah timur alun - alun . Jalur ini sering terjadi kemacetan
jika jalan asia afrika juga sedang mengalami macet. Jalur terbagi menjadi dua bagian,
memudahkan akses masuk menuju tapak. Sebagai jalan penghubung antar dua jalan
primer, berpotensi sebagai akses sekunder pada tapak.
Jalan dalem kaum merupakan jalan pada sisi selatan tapak yang merupakan jalur
sekunder. Jalan ini sedang mengalami perbaikan dan pembuatan pedestrian dan juga
disepanjang jalan ini kekurangan peneduh. lebar jalan 10 meter sedikit lebih kecil dari
lebar jalan asia afrika dan pedestrian yang akan di buat memiliki lebar 2-3 meter.
[image:38.612.68.548.347.686.2]Melihat keadaan pada jalur tersebut berpotensi sebagai akses tersier pada tapak.
Gambar 4.6. Data Kepadatan Kendaraan Perhari
01 24 04 03 02 12 11 10 09 08 07 06 05 13 16 15 23 22 21 20 19 18 17 14
Tingkat kemacetan tinggi pada jalur sekunder Tingkat kemacetan tinggi pada jalan dalem kaum
Tingkat kemacetan tinggi pada jalan Banceuy
Tingkat kemacetan tinggi pada Jalan Braga
Tingkat kemacetan tinggi pada jalan homan dan jalan pasundan
Jalur Lancar
Potensi :
Site Mudah diakses dari seluruh daerah Bandung karena lokasi site berada di pusat kota.
Kendala :
Akses menuju lokasi site merupakan akses yang sering mengalami kamacetan pada jam kerja.
Solusi :
Mengatur entrance dan exit pada tapak untuk mencegah kemacetan.
4.2.7 Sirkulasi
Sirkulasi merupakan elemen pendukung yang sangat di butuhkan pada setiap
bangunan. Sirkulasi juga sebagai penghubung anata sat bangunan ke bangunan lain.
Pada saat ini, terutama sirkulasi pejalan kaki kurang di perhatikan. sehingga
mengurangi tingkat minat pengunjung untuk berjalan karena fasilitas pendukung kurang
[image:39.612.82.535.94.329.2]memadai. Berikut Merupakan data sirkulasi pada Kawasan asia afrika Gambar 4.7. Data Kepadatan Kendaraan Pada Kawasan
Potensi :
Secara Keseluruhan sirkulasi pejalan kaki sdah sangat baik dan layak. Terutama pada kawasan asia afrika.
Kendala :
Hamir tidak memiliki Sirkulasi pejalan kaki di jalan dalem kaum. Sehingga pejalan kaki sulit untuk berjalan dengan aman di jalan tersebut.
Solusi :
Memberikan dan menyediakan sirkulasi pejalan kaki pada jalan dalem kaum.
4.3 Kesimpulan
Program ruang dan alur yang baik akan menjadikan bangunan sekitar terhubung
dengan baik. Elemen pendukung, aturan serta potensi sebaiknya di kembangkan
dengan baik agar kawasan heritage tetap terjaga dan bangunan baru seperti bandung
Creative Hub ini dapat selaras dari berbagai elemen arsitektur. Penghijauan, ruamh
terbuka yang layak juga harus diikur sertakan dalam perancangan, guna meremajakan
kembali alam dan mengurangi polusi sekitar.
Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki Sangat Baik
Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki Baik Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki Buruk
Fasilitas Sirkulasi Pejalan Kaki cukup baik
Aktifitas Perbelanjaan dan Pertokoaan (Industri kreatif di bidang Fesyen) Aktifitas Film dan pertunjukan Seni Tari
dan Film
(Industri kreatif di bidang Seni pertunjukan Aktifitas Bermain (Industri kreatif di bidang Permainan Interaktif)
Aktifitas Fotografi dan Film (Industri kreatif di bidang Video, fotograf dan film) Aktifitas culinary night setiap 2 minggu (Industri kreatif di bidang Kuliner
Aktifitas Jual dan beli Barang antik (Industri kreatif di bidang pasar seni dan barang antik
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
Konsep dasar perancangan “Bandung Creative Hub” adalah bagaimana mewadahi kegiatan - kegiatan dibidang industri kreatif dengan menggali potensi yang ada pada kawasan sekitar. Menciptakan ruang publik yang dapat menyesuaikan
kebutuhan dan pola aktifitas yang berkaitan dengan industri kreatif. Sehingga Bandung
Creative Hub dapat menjadikan tempat belajar dan menampung komunitas industri kreatif hingga sesuatu yang dihasilkan mendapat nilai jual yang tinggi, serta sesuai
dengan kebutuhan dalam kaidah arsitektur.
Konsep ini meliputi bagaimana site yang berada pada kawasan heritage dapat
menyatu meskipun berbeda fungsi bangunanya. tema yang diusung merupakan tema
yang bernama “Connectivity” dimana kata tersebut dimaksudkan alam dua unsur yang
sangat berkaitan, yaitu penghubung kawasan heritage dan penghubung potensi indutri
kreatif yang ada pada kawasan tersebut, namun nilai jual produk industri kreatif tersebut
menurun.
5.2 Rancangan Tapak
2 Pembagian Zona pada bangunan Bandung Creatuve Hub didasari oleh jenis
kegiatan dan hubungannya serta kepentingan pada masing-masing zona. Selain itu juga
meliputi adanya keterikatan antara satu zona dengan zona lainnya dan di hubungkan
dengan sirkulasi penunjang di dalam program ruang tersebut.
5.2.2 Gubahan masa
Awalnya bentuk bangunan bandung Creative Hub inimengabil dari beberapa
bentuk bangunan yang di selaraskan pada kawasan sekitar. namun mengalami
transformasi bentuk dengan menambahkan bentuk lengkung sebagai estetika. dan
fungsi lainnya.
5.2.3 Pencapaian
Terdapat 5 pintu masuk bagi pejalan kaki dengan berbagai sisi jalan yang ada pada kawasan heritage,, Memiliki 2 pintu masuk basement dan 1 pintu keluar basemant.
Bangunan ini jga dilengkapi dengan sirkulasi secara vertikal dengan menggunakan
[image:42.612.111.494.273.498.2]ramp.
Gambar 5.1. Gubahan Masa
Tata Hijau
Gambar 5.2. Pencapaian
(Sumber: Data Pribadi )
Gambar 5.3. Penghijauan
[image:43.612.73.557.412.627.2]4
5.3 Bangunan
5.3.2 Sirkulasi
Sirkulasi yang di tawarkan ialah sirkulasi pejalan kaki dan sirkulasi kendaraan. anak
tetapi, mengingat bahwa fungsi bangunan ini adalah ruang publik, Maka sirkulasi
pejalan kaki diperbanyak dan di perlebar serta diberikan banyak penghijauan agar
pejalan kaki merasa nyaman saat menggunakan sirkulasi tersebut.
[image:45.612.112.488.118.376.2]5.3.3 Struktur dan konstruksi
Gambar 5.4. Sirkulasi
(Sumber: Data Pribadi )
[image:45.612.159.440.515.711.2]6 Sistem struktur yang digunakan pada bangunan adalah menggunakan struktur
baja yang diseliputi oleh beton. Struktur ini dipilih karena memperkuat bangunan karena
bangunan menggunakan roof garden dan bentang yang lebar. bentang antar kolom 8,4
meter dengan tinggi perlevel lantai 3,5 meter.
5.3.4 Utilitas
Utilitas didalam bangunan mengenai air bersih
menggunakan airdari PDAM Kota Bandung melalui
proses penyaringan dan sterilisasi yang baik. Pompa
berada didalam basement kemudian di pompa naik
keatas atap bangunan kemudian ditampung oleh bak
toren kemudian disalurkan ke seluruh pipa.
Utilitas didalam bangunan mengenai Penyegaran udara.
yaitu menggunakan sistem ac central dengan kapasitas
ruang yang banyak dan bangunan bandung kreative hub
ini memiiki banyak sekali ruang pamer sebagai fasilitas
[image:46.612.65.583.194.771.2]bangunan.
Gambar 5.6. Sistem Penyegaran Udara
BAB VI
HASIL RANCANGAN
6.1 Peta Situasi
6.1.1 Block Plan
[image:47.612.169.405.208.439.2]6.1.2 Site Plan
Gambar 6.1. Blok Plan
(Sumber: Data Pribadi)
[image:47.612.176.411.471.713.2]6.2 Gambar - Gambar Perancangan
[image:48.612.138.485.161.716.2]6.2.1 Denah Bangunan
Gambar 6.3. Denah Lantai 1
(Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.4. Denah Lantai 2
6.2.2 Potongan Bangunan
Gambar 6.5. Denah Lantai 3
(Sumber: Data Pribadi)
[image:49.612.137.535.55.350.2]6.2.3 Tampak Bangunan
Gambar 6.7. Tampak Depan
(Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.8. Tampak Belakang
(Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.9. Tampak Samping Kanan
[image:50.612.70.545.109.354.2](Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.10. Tampak Samping Kiri
[image:50.612.81.548.578.681.2]6.2.4 Perspektif
Gambar 6.11. Perspektif Mata Burung
[image:51.612.113.489.112.375.2](Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.12. Perspektif Mata Burung
Gambar 6.13. Perspektif Mata Burung kawasan
[image:52.612.95.520.328.576.2](Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.14. Perspektif mata manusia
Gambar 6.15. Suasana sisi timur
(Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.16. Suasana Amplihteater
[image:53.612.85.525.378.620.2]Gambar 6.17 Suasana Jembatan Penyebrangan
(Sumber: Data Pribadi)
Gambar 6.18 Perspektif pandangan menuju Masid Agung
[image:54.612.74.546.361.632.2]6.3 Foto Maket
Gambar 2.3. Lokasi Federation Square
BANDUNG
CREATIVE HUB
SEBAGAI
PENGHUBUNG KAWASAN
HERITAGE
Tema
CONNECTIVITY
LAPORAN PERANCANGAN
AR38313S-STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER VIII TAHUN 2015/2016
Sebagai Persyaratan untuk memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
TIARA DWI ADE
104 13 702
JURUSAN TEKNK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3. Masalah Perancangan ... 3
1.4. Pendekatan ... 4
1.5. Lingkup Dan Batasan ... 5
1.6. Kerangka Berfikir ... 6
1.7. Sistematika Laporan ... 7
BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1. Umum ... 8
2.2. Program Kegiatan ... 10
2.3. Kebutuhan Ruang ... 11
2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 13
BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Pengertian Tema ... 23
3.2. Interpretasi Tema ... 24
3.3 Studi baning Tema sejenis... 26
BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Fungsional ... 31
4.2. Analisa Kondisi Linglingan ... 33
BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1. KONSEP DASAR ... 41
5.2. RENCANA TAPAK ... 42
5.3. BANGUNAN ... 44
BAB VI HASIL PERANCANGAN
6.1. Peta SITUASI ... 44
6.2. Gambar Perancangan ... 43
6.3. Foto Maket ... 56
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Neufert, Ernst. 2000. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Ching, Francis DK. 1996. Arsitektur, Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Jakarta : Erlangga.
Trancik, Roger . 1980. Finding Lost Space.
Brent C. Brolin, Architecture in Context
llewelyn- davies,2000. urban design compendium.: The hausing Coperation
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, 2007. Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi kreatif 2025.
Mouraria Creative Hub Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari http://www.archdaily.com/625194/cim-mouraria-creative-hub-dnsj-arq
SCL – Seoul Creative Lab Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari
http://www.archdaily.com/461013/scl-nil-seoul-creative-lab-hyunjoon-yoo-architects
Impact Hub Belgrade Diakses 06 september 2015, 09.39 WIB, dari
http://www.archdaily.com/627398/impact-hub-belgrade-ured-architecture-studio
Federation Square Diakses 10 Oktober 2015, 07.45 WIB, dari http://www.archdaily.com/627398/ Federation-Square
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studio tugas akhir yang berjudul
“Bandung Creative Hub Sebagai Penghubung Kawasan Heritage”.
Penulisan laporan studio tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat wajib mata kuliah Akhir dariProgram Studi Sarjana, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam penyelesaian laporan ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Baik dalam Bimbingan, pencarian data, hingga pada saat penyusunan laporan ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih Khusunya kepada yang terhormat :
1. Bapak Nova Chandra Aditya, ST Selaku Dosen pembimbing Tugas akhir atas bimbingan dan arahannya.
2. Bapak DR. Salmon P Martana, ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur
3. Ibu Dhini D. Tantarto Ir., M.T. selaku Ketua koordinator Tugas Akhir
4. Seluruh Dosen Teknik Arsitektur Unikom, yang banyak memberi masukan tentang Arsitektur .
5. Untuk Orang Tua keluarga, teman-teman 2011 dan 2013 yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dalam penyususan laporan Tugas akhir ini.
6. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penulis serta keterbatasan waktu yang ada, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan penyusunan laporan Tugas akhir ini.
Penyusun berharap semoga apa yang disajikan dalam laporan Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandung, 26 Februari 2016