• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELEVANSI METODE PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ‘ABDULLAH NASHIH ULWAN UNTUK REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RELEVANSI METODE PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ‘ABDULLAH NASHIH ULWAN UNTUK REMAJA"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

RELEVANSI METODE PENDIDIKAN ISLAM

MENURUT ‘ABDULLAH NASHIH ULWAN UNTUK REMAJA

SKRIPSI

Oleh:

Hidha Fildatun Azizah

NPM: 20120720213

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) strata Satu

Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

Hidha Fildatun Azizah

NPM: 20120720213

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TARBIYAH)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa

: Hidha Fildatun Azizah

Nomor Mahasiswa

: 20120720213

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan belum

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 06 September 2016

Yang membuat pernyataan

(4)

v

َلِإ ُعْدُا

َِب ُمَلْعَأ َوُ َكَبَر َنِإ ْنَسْحَأ َيِ َِِلاِب ْمُِْْداَجَو ِةَنَسَْْاِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْْاِب َكِبَر ِليِبَس

ْن

َنيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوَُو ِهِلْيِبَس ْنَع َلَض

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan

bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih

mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

.

(5)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Kedua Orang tua ku yaitu bapak H.

Musta’in dan Ibu

Hj. Dwi noryani, semoga seluruh

tetesan keringan dan air mata kalian untuk anakmu ini akan dibalas dengan Jannah-Nya..

Keluarga ku yaitu Mbak novi dan Mbak nina serta adek-adek ku: Amri, Faris dan Mirzaq

semoga selalu sayang sama hilda.

Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah Yogyakarta

(6)

vii

HALAMAN NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

ABSRAK ... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Rumusan Masalah ... 6

C.

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

D.

Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A.

Tinjauan Pustaka ... 9

B.

Kerangka Teori ... 11

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian ... 29

B.

Sumber Penelitian ... 29

(7)

viii

2

Data Sekunder ... 29

C.

Pendekatan Pendekatan ... 30

D.

Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Biografi Abdullah Nasikh Ulwan ... 32

1

Riwayat Hidup ... 32

2

Corak Pemikiran ... 34

3

Karya-karya Abdullah Nasikh Ulwan ... 35

4

Deskripsi Sinkat Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam ... 37

B.

Metode Pendidikan Menurut Abdullah Nasikh Ulwan ... 38

1

Metode Keteladanan ... 39

2

Metode Adat Kebiasaan ... 40

3

Metode nasihat ... 40

4

Metode Perhatian danPengawasan ... 43

5

Metode Hukuman ... 44

C.

Psikologi Remaja

1

Definisi Remaja ... 45

2

Karakterisrik Remaja ... 46

a.

Perkembangan Fisik ... 46

b.

Ciri-ciri Seks Sekunder ... 47

c.

Perkembangan Kognitif ... 47

d.

Perkembangan Emosi ... 48

(8)

ix

D.

ANALISIS METODE PENDIDIKAN MENURUT ABDULLAH NASIKH

ULWAN DITINJAU DARI ASPEK PSIKOLOGI REMAJA ... 50

1

Metode Mendidik Remaja Dengan Keteladanan ... 53

2

Metode Mendidik Remaja Dengan Kebiasaan ... 54

3

Metode Mendidik Remaja Dengan Nasihat ... 55

4

Metode Mendidik Remaja Dengan Pengawasan ... 56

5

Metode Mendidik Remaja Dengan Hukuman ... 56

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 60

B.

Saran ... 61

C.

Kata Penutup ... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)
(10)

psikologi remaja dan ketiga, untuk mengetahui relevansi metode pendidikan Islam menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan untuk remaja.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber primer penelitian adalah Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Data dikumpulkan dengan cara dokumentasi. Teknik analisis menggunakan kajian isi dengan tahapan: 1) mengumpulkan data yang sesuai dengan kerangka berfikir peneliti. 2) Menyeleksi data. 3) Menyusun data sesuai alur pikir peneliti. 4) Mengintrepetasikan data sesuai konteks yang berkembang.

Hasil penelitian: 1) Lima metode mendidik anak menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan yaitu metode dengan keteladanan, adat kebiasaan, nasihat, perhatian dan pengawasan serta hukuman. 2) Perkembangan psikologi remaja terjadi dalam aspek fisik ditandai adanya ketertarikan dengan lawan jenis, aspek kognitif dengan berfikir idealis dan mudah mengkritik, aspek emosi ditandai kurang bisa mengatur emosi, aspek moral ditandai rasa ingin dihargai dan diakui, aspek sosial ditandai mulai bergabung dengan komunitas yang sama serta aspek religiusitas ditandai rasa kagum terhadap seseorang yang taat beragama 3) Diantara lima metode pendidikan Islam menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan yang relevan untuk remaja adalah metode keteladanan, kebiasaan dan nasihat.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan

yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung sampai dewasa.

Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai

tahap tumbuh kembang, termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah

masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu

tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai

fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologi dan kognitif

(Soetjianingsih, 2007:1).

John W. Santrock (2003: 26) mengemukakan bahwa “Remaja

(adolescence) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara

masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis,

kognitif dan sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, remaja

dimulai pada kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18-22

tahun”. Sedangkan menurut Mappiare (1982) masa remaja berlangsung

antara umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22

tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu remaja awal dengan usia 12 tahun sampai 17 tahun, remaja akhir

(12)

Remaja dalam Islam dikategorikan sebagai fase baligh, usia

seseorang telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sudah mengetahui

dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk , sehingga ia

diberi beban tanggung jawab atas perbutan yang dilakukan (taklif). Tidak

ada batas usia yang tetap mengenai kapan waktunya memasuki usia balig,

karena setiap remja berbeda-beda tetapi berkisar antar 15-18

tahun(Al-Jauziyah, 2012: 539-540). Sebagaimana dalam hadist riwayat Ali bin Abi

Thalib

ُر ِﻓ َﻊ

ْﻟا

َﻘ َﻠ

َﻢ

َﻋ ْﻦ

َﺛ

َﻼ

َﺛ ٍﺔ

َﻋ ِﻦ

ﱠﻨﻟا

ِﺋﺎ

َﺣ ﻢ

ﱠﱴ

َﻳ

ْﺴ َـﺘ

ْﻴ ِﻘ

َﻆ

َو

َﻋ ِﻦ

ﱠﺼﻟا

ﱠِﱯ

َﺣ

ﱠﱴ

َﻳ

ِﺸ

َﺐ

َو

َﻋ ِﻦ

ْﻟا َﻤ

ْﻌ ُﻄ

ِفﻮ

َﺣ

ﱠﱴ

َـﻳ ْﻌ

ِﻘ

َﻞ

(نﺎﺨﻴﺸﻟا ﻩاور)

Suatu perbuatan dianggap ada dari tiga hal, yaitu dari seseorang yang sedang tidur hingga dia terbangun, dari seorang anak kecil hingga dia bermimpi basah dan dari seseorang yang gila hingga dia sadar.

Secara psikologi remaja sudah memiliki kemampuan dalam

memahami beban taklif, baik menyangkut dasar-dasar kewajiban,

jenis-jenis kewajiban, dan prosedur atau cara pelaksanaannya. Kemampuan

tersebut menunjukkan kematangan akal pikiran, dan kesadaran sesorang

dalam berperilaku sehingga dia pantas diberi taklif.

Selain hal tersebut remaja juga merupakan harapan bagi masa

depan kehidupan, baik masa depan di dalam rumah tangga maupun dalam

masyarakat serta bernegara. Maju mundurnya suatu negara yang akan

datang diamanatkan kepada bagaimana generasi muda dalam memimpin

dan menjalankan roda perputaran kebijakan suatu pemerintahan

(13)

3

seharusnya menjadi perhatian khusus bagi para pendidik agar tidak

berputus asa dalam mendidik para remaja.

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk

mencapai kemampuan bersikap secara dewasa. Diantara tugas-tugas

perkemabangan masa remaja menurut Hurlock adalah mampu menerima

keadaan fisiknya, mampu menerima dan memahami peran seks usia

dewasa, mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis, mencapai kemandirian emosional dan ekonomi,

mengembangkan konsep dan intelektual yang sangat diperlukan untuk

melakukan peran di masyarakat serta mempersiapkan diri untuk memasuki

pernikahan (Ali, 2005: 10).

Melihat harapan mulia yang diamanahkan kepada remaja serta beban

psikologi yang mereka tanggung akibat perubahan-perubahan baik itu

perubahan fisik, rohani, pikiran, perasaan dan sosial maka para pendidik

diharuskan selalu mendampingi dalam masa-masa kritis ini. Para pendidik

tetap memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan islam terhadap

remaja sebagai benteng pertahanan dari adanya perubahan-perubahan

tersebut. Walaupun tidak dipungkiri mendidik anak usia remaja sangat

tidak mudah karena egoisme dalam diri remaja sedang berada di

puncaknya. Sehingga perlunya para pendidik remaja menggunakn

(14)

Mendidik anak merupakan tanggung jawab yang berat. Rasulullah

SAW telah menyebutkan dengan tepat tanggung jawab itu yaitu sebagian

seorang pemimpin harus berhati-hati terhadap yang dipimpinnya. Orang

tua harus terus menerus mengawasi dan memperhatikan sehingga yakin

bahwa anak remajanya tidak tersesat dan jatuh. Seseorang tidak bisa

dibiarkan tumbuh dan berkembang begitu saja tanpa merawat dan

membembing. Karena anak bisa tumbuh liar tak terkendali. Pendidikan

merupakan tanggung jawab dan kewajiban orang tua karena anak sebagai

amanah Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits:

َأ

ْﻛ ِ

ﺮ ُﻣ

َأ اﻮ

ْو َﻻ

َد ُﻛ

ْﻢ

َو َأ

ْﺣ

ِﺴ

ُﻨ

َأ اﻮ

َد َـﺑ

ُﻬ ْﻢ

َﻓ ِﺈ

ﱠﻧ َﺄ ْو

َﻻ َ

د ُﻛ

ْﻢ

َﻫ ِﺪ

ﱠﻳ ٌﺔ

ِإ َﻟ ْﻴ

ُﻜ

ْﻢ

(ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑإ ﻩاور)

Hormatilah anak-anakmu sekalian dan perhatikanlah pendidikan mereka, karena anak-anakmu sekalian adalah karunia Allah SWT kepadamu . (HR. Ibnu Majah) (Al-Khafidz Abi Abdillah, tt: 391). Hadits tersebut mengandung perintah untuk pada orang tua untuk

memperhatikan pendidikan dan mengarahkan anak-anakny kepada akhlak

mulia sesuai ajaran agama Islam. Sekalipun anak memiliki kesiapan yang

besar untuk menjadi baik, sekalipun fitrahnya bersih dah lurus, tapi tidak

tertuntun kepada prinsip pendidikan yang utama selagi pendidik tidak

memiliki akhlak dan nilai kemuliyaan. Semua pengharapan yang positif

dalam diri anak tidak dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang

memadai, selaras dan seimbang.

Peran pendidik terutama orang tua sangat besar terhadap pendidikan

remaja, karena fase ini merupakan fase kritis kehidupan individu, maka

(15)

5

dan ikut mengawasi, membimbing dan mengarahkan agar remaja tidak

terjerumus kepada hal-hal yng merusak agama, jiwa dan akalnya. Tugas

berat orang tua kepada anak ini disampaiakan Allah secara langsung dalam

firman-Nya:

َﻳ َأﺎ

ﱡـﻳ َﻬ

ﱠﻟاﺎ

ِﺬ ْﻳ

َﻦ

َﻣآ ُﻨ

ُﻗ اﻮ

َأ اﻮ

ْـﻧ ُﻔ

َﺴ

ُﻜ

ْﻢ َ

و َأ

ْﻫ ِﻠ ْﻴ

ُﻜ

ْﻢ َﻧ

ًرﺎ

َو ا

ُـﻗ ْﻮ ُد

َﻫ

ﱠﻨﻟا ﺎ

ُسﺎ

َو

ِْﳊا

َﺠ

َرﺎ ٌة

َﻋ

َﻠ ْـﻴ

َﻬ ﺎ

َﻣ َﻼ

ِﺋ

َﻜ

ٌﺔ

ِﻏ

َﻼ

ٌظ

ِﺷ

َﺪ

ٌدا

َﻻ

َـﻳ ْﻌ

ُﺼ

َنﻮ

َﷲا

َﻣ

َأ ﺎ

َﻣ َﺮ ُﻫ

ْﻢ

َو َـﻳ

ْﻔ َﻌ ُﻠ

َنﻮ

َﻣ

ُـﻳ ﺎ

ْﺆ َﻣ ُﺮ

ْو َن

:ﱘﺮﺤﺘﻟا)

٦

(

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alalh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan sealalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6).

Bentuk penjagaan orang tua terhadap anak-anak remaja adalah selalu

mengawasi, memberi tauladan baik serta menjadi patner yang siap

membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi remaja. Hal yang paling

penting adalah selalu memberikan pendidikan islam kepada remaja sebagai

pengingat dan bekal melewati masa-masa kritis remaja agar dia tidak

hanyut dalam indahnya masa remaja yang penuh fatamorgana. Menurut

Rouseau dalam penerapan pendidikan harus didasarkan pada alam dimana

anak itu hidup (Rifa’i, 1984: 18). Mendidik remaja tidak semudah dalam

mendidik anak kecil atau orang dewasa, sehingga perlu metode pendidikan

yang sesuai dengan perubahan psikologi remaja.

‘Abdullah Nasih Ulwan merupakan ulama ahli bidang pedidikan,

yang karyanya sudah terkenal dan menjadi rujukan para pendidik di setiap

(16)

Aulad Fil Islam”, yang di dalamnya memuat metode-metode yang berpengaruh terhadap anak. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

mengenai relevansi metode pendidikan islam menurut ‘Abdullah Nashih

Ulwan untuk remaja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1 Bagaimana metode pendidikan yang ditawarkan oleh ‘Abdullah Nasih

Ulwan?

2 Bagaimana perkembangan psikologi remaja?

3 Bagaimana relevansi metode pendidikan Islam menurut ‘Abdullah

Nashih Ulwan untuk remaja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1 Untuk mengetahui metode pendidikan Islam menurut Abdullah

Nasih Ulwan?

2 Untuk Mendekripsikan perkembangan psikologi remaja.

3 Untuk mengetahui relevansi metode pendidikan Islam ‘Abdullah

Nasih Ulwan untuk remaja.

D. Kegunaan Penelitian

1 Kegunaan secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya

khazanah ilimu pengetahuan, wawasan dan kepustakaan Islam

(17)

7

2 Kegunaan secara praktis, hasil dari penelitian ini dapat digunakan

sebagai rujukan metode mendidik remaja bagi konselor anak, pendidik

lembaga pendidikan formal maupun non formal, orang tua dan juga

sebagai tambahn ilmu bagi para pembaca.

E. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini akan disusun secara sistematis, runtut dan terarah.

Oleh karena itu, maka penelitian ini dituliskan dengan sistematika berikut

ini:

Bab pertama, berisi pendahuluan. Pada bab pendahuluan ini

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika pembahasan.

Bab kedua, memuat uraian tentang tinjauan pustaka dan kerangka

teori yang relevan dan terkait dengan judul.

Bab ketiga, memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan,

mencakup jenis penelitian, sumber penelitian, metode pengumpulan data

serta analisis data yang digunakan.

Bab keempat, merupakan hasil dan pembahasan. Pada bab ini akan

diuraikan biografi ‘Abdullah Nashih Ulwan dan buku karyanya yang

berjudul “Tarbiyatul Aulad Fil Islam” kemudian dipaparkan juga secara

rinci kondisi psikologis remaja dalam ranah emosi, spiritual, intelektual,

sosial dan moral. Selanjutnya relevasi metode pendidikan menurut

(18)

Bab kelima merupakan penutup, yang memuat kesimpulan dan

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjaun pustaka dilakukan agar tidak terjadi pengulangan

penelitian terhadap objek yang sama. Adapun penelitian tentang metode

pendidikan islam bagi remaja ini telah dilakuaknan oleh beberapa peneliti,

diantaranya:

Hirpan (2007) tentang Pendidikan Sosial Dalam Kitab Tarbiyatul

Aulad Fil Islam Karya ‘Abdullah Nasih Ulwan Telaah Materi Dan

Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif kepustakaan,

dengan menggunakan pendekatan filosofis dan historis. Metode

pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa pendidikan sosial menjadi acuan dalam

pendidikan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Selanjutnya, N. Hartini (2011) tentang Metodologi Pendidikam

Anak Dalam Pandangan Islam (Studi Cara Rasulullah saw Mendidik

Anak). Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa

terdapat metode-metode dalam mendidik anak yang disarikan dari

berbagai pendapat ahli pendidikan yang besumber dari contoh yang

diajarkan oleh Rasulullah saw semasa hidupnya.

Selanjutnya, Rohmat Hidayat (2012) tentang Pengaruh Masa

(20)

Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Penelitian ini menggunakan metode

kuantitatif dengan pendekatan empirik dan menggunakan teknik

pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi,

dan angket. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Perilaku masa

pubertas kelas XI di SMA Negeri 1 Sumberjaya Kabupaten

Majalengka sebesar 72,4% dan ini dikategorikan kuat atau tinggi.

Kemudian, Yuni Irawati (2013) tentang Metode Pendidikan

Karakter Islami Terhadap Anak Menurut Abdullah Nasih Ulwan Dalam

Buku Pendidikan Anak Dalam Islam Dan Relevansinya Terhadap

Pendidikan Nasional. Penelitian ini merupakan penelitian library reseach,

pendekatan yang digunakan dengan data kualitatif. Adapun pendekatannya

dalah filosofis dedagogis. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah

adanya relevansi terhadap tujuan pendidikan nasional yaitu sama-sama

meghantarkan pada pendidikan keimanan (iman, taqwa dan ruh sehat) dan

pendidikan intelektual (moral dan sosial).

Yang terakhir, Sulkhan Sofyan (2015) tentang Materi dan Metode

pendidikan Anak Menurut Abdullah Nasih Ulwan ditinjau dari Perspektif

Catur Pusat Pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka

dengan menggunakn pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan

kesimpulan ada beberapa materi pendidikan yaitu keimanan, moral, fisik,

rasio, jiwa, sosial dan seksual. Sedangkan lima metode mendidik yaitu

keteladanan, adat, nasehat, perhatian dan hukuman. Dari materi dan

(21)

11

Dari penelusuran penelitian-penelitian yang ada, belum ada satupun

yang membahas metode pendidikan remaja menurut ‘Abdullah Nashih

Ulwan dalam buku Pendidikan anak dalam Islam dalam tinjauan psikologi.

Sehingga kiranya penting untuk diadakan penelitian pada objek ini.

B. Kerangka Teoritik

1. Metode Pendidikan islam

a. Pengertian Metode dan Pendidikan Islam

Metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara

kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (2002:740).

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam dijelaskan bahwa

metode berasal dari dua kata yakni meta dan hodos. Meta berarti

melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian,

metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan. Selain itu, ada pula yang mengatakan

bahwa metode adalah sarana untuk menemukan, menguji dan

menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin

tersebut (Nata, 1997: 91). Metode dalam bahasa Arab memiliki

arti Ṭarīqatun, manhajun, dan nidhāmun (Warson, 1997: 849).

Kata pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat

(22)

pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik (2002: 263).

Dalam bahasa Inggris, pendidikan diartikan education, sedangkan

dalam bahasa Arab diartikan dengan kata tarbiyah, yang berarti

memelihara, membesarkan dan mendidik sekaligus mengandung

makna mengajar (‘allama ta’līm). Istilah lain yang biasa

digunakan adalah istilah ta’dīb yang berarti susunan (Nata,

1997: 4-5).

Menurut Ahmad Marimba pendidikan itu sebagai “suatu

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh guru terhadap

perkembangan jasmani dan ruhani murid menuju terbentuknya

kepribadian yang utama”. Berdasarkan definisi tersebut,

pendidikan memiliki beberapa unsur yaitu usaha, guru, murid,

dasar dan tujuan.

Dalam buku Al-Ghazali Berbicara tentang Pendidikan

Islam merumuskan pengertian pendidikan menurut al-Ghazali

sebagai berikut:

(23)

13

Pendidikan Islam merupakan usaha sadar yang dilaksanakan

berlandaskan ajaran Islam untuk membimbing dan membina

manusia agar menjadi manusia muslim dan mukmin yang dapat

meningkatkan rohani (jiwa), akal dan hawa nafsunya sehingga ia

mampu hidup lebih baik produktif bagi kebutuhan diri, keluarga,

dan masyarakat (Hartini, 2011: 30).

Sedangkan tujuan dari pendidikan Islam sejalan dengan QS.

Al-Baqarah ayat 201 dan Al-Qashas ayat 77, diantaranya agar

peserta adalah agar peserta didik dapat menjadi hamba Allah yang

mampu meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat, agar peserta

didik memiliki ilmu, iman dan amal shaleh serta memiliki

ketrampilan dan kemandirian sehingga mampu menghadapi

kehidupan dunia dengan baik (Anis, 2012: 183).

b. Macam-macam metode Pendidikan Islam

Secara mendasar bahwa sifat dari sebuah metode dengan

tujuan pendidikan agama Islam setidaknya harus didasarkan pada

tiga aspek (Langgulung, 1995: 16). Yaitu:

1) Asumsi dasar manusia

2) Teori pertumbuhan dan perkembangan

3) Aspek pendidik sebagai pelajar

Metode pendidikan yang digunakan oleh Rasulullah saw

(24)

40 metode pendidikan dan pengajaran Rasulullah saw. dalam

karyanya. Macam-macam metode yang dipaparkan adalah:

1) Metode modeling dan etika mulia (keteladanan)

2) Metode pengajaran graduasi (pentahapan sesuai tingkatan)

3) Metode situasional dan kondisional

4) Metode selektif dan proporsional

5) Metode interaktif dialogis (tanya jawab)

6) Metode pertanyaan (berpikir logis dan rasional)

7) Metode pertanyaan untuk menyelami kecerdasan dan

pemahaman

8) Metode analogi

9) Metode tasybih (membuat persamaan antara beberapa hal

yang berbeda)

10) Metode menulis (menggambar)

11) Metode bahasa lisan dan isyarat (anggota tubuh)

12) Metode demonstrasi dengan alat peraga

13) Metode pre tes

14) Metode jawaban proporsional

15) Metode jawaban secara panjang lebar

16) Metode menjawab diluar konteks dan tema

17) Metode pengulangan pertanyaan

18) Metode menggunakan metode jawaban orang lain

(25)

15

20) Metode membenarkan kasus dengan sikap diam

21) Metode memilih momentum kondusif

22) Metode humor

23) Metode meyakinkan dengan cara bersumpah

24) Metode mengulang-ulang materi

25) Metode mengubah posisi, dan mengulang pertanyaan

26) Metode membangkitkan perhatian dengan mengulangi

penjelasan dan menunda jawaban

27) Metode membangkitkan perhatian dengan memegang

tangan peserta didik

28) Metode membangkitkan kuriositas dengan membiarkan

sesuatu tetap tidak jelas

29) Metode penjelasan secara global dan detail

30) Metode penyebutan bilangan secara global

31) Metode nasehat dan peringatan

32) Metode motivasi dan ultimatum

33) Metode cerita

34) Metode memberikan kata pengantar

35) Metode bahasa isyarat

36) Metode konsistensi dan prioritas tehadap pendidikan

perempuan

37) Metode menampakkan kemarahan

(26)

39) Metode menggunakan bahasa asing

40) Metode menampilkan kepribadian luhur

Adapun Metode mendidik peserta didik yang bersumber dari

Al-Qur’an maupun hadits Rasul menurut Awy’ A. Qolawun dalam

buku karyanya ada 35 metode, diantaranya:

1) Praktik secara langsung (Dakwah bil Haal)

2) Memberikan pelajaran secara gradual

3) Menghindari kejenuhan murid

4) Memperhatikan perbedaan kemampuan dan tingkat setiap

murid

5) Dialog dan tanya jawab

6) Diskusi dan lialektika

7) Observasi terhadap kecerdasan murid

8) Analogi atau kiasan

9) Alegori dan persamaan

10) Visualisasi dengan gambar

11) Menggunkan isyarat gerak tangan saat menerangkan

12) Penggunaan alat peraga

13) Memberikan keterangan langsung

14) Menjawab setiap pertanyaan dan menstimulus murid agar

berani bertanya

15) Menjawab satu pertanyaan dengan dua jawab atau lebih

(27)

17

17) Meminta murid untuk mengulangi pertanyaan

18) Melatih kepekaan murid dengan melempar alih pertanyaan

19) Melakukan tes dan uji coba

20) Melakukan konsesus terhadap sesuatu dengan tanpa kata

21) Mencari dan memanfaatkan momentum yang baik

22) Selingan joke, kelakar, dan bercanda gurau saat mengajar

23) Memantapkan keterangan dengan sumpah

24) Mengulangi keterangan sampai tiga kali

25) Menarik perhatian murid dengan mengubah posisi mengajar

26) Menarik perhatian dengan mengulang-ulang memanggil nama

si murid

27) Menarik perhatian murid dengan memegang tangan atau

pundaknya

28) Memancing rasa penaasaran murid

29) Menyebut akibat terlebih dahulu sebelum menyebut sebab

30) Mengglobalkan sesuatu kemudian merincikannya

Peneliti juga menemukan beberapa macam metode yang

semisal dengan 40 metode di atas, akan tetapi lebih umum

yakni metode pendidikan Islam. Adapun metode pendidikan Islam

yang disebutkan oleh Abdurrahman An-Nahlawi dalam kitab

Uṣūl at-Tarbiyyah alIslāmiyyah wa Asālībihā fil Bait wal

Madrasah wal Mujtama’ adalah:

(28)

2) Metode kisah qur’ani dan nabawi

3) Metode perumpamaan qur’ani dan nabawi

4) Metode keteladanan

5) Metode aplikasi dan pengamalan

6) Metode ‘ibrah dan nasehat

7) Metode targib wa tarhib (An-Nahlawi, 1995:204).

Adapun metode pendidikan Islam yang menurut peneliti paling

ringkas dan relevan dengan keadaan remaja zama sekarang adalah

metode yang diuarikan oleh Abdullah Nasih Ulwan dalam buku

karyanya, diantara metodenya adalah:

1) Metode keteladanan

2) Metode adat kebiasaan

3) Metode nasehat

4) Metode perhatian

5) Metode hukuman (Ulwan, 1984: 616).

c. Ruang lingkup Pendidikan Islam

1) Pendidikan Iman

Pendidikan iman adalah mengikat anak dengan

dasar-dasar keimanan, memniasakan dengan rukun iman

dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar syariat agar anak

memiliki shibghah keimanan dalam jiwanya.

Dasar keimanan yang dimaksud adalah segala

(29)

19

berupa seluruh masalah ghaib yang tidak terindra manusia.

Adapun rukun Islam adalah setiap ibadah yang berupa

badani maupun materi. Sedangkan yang dimaksud dasar

syariat adalah segala yang berhubungan dengan sistem dan

aturan Allah dan ajarannya.

Pemahaman yang menyeluruh tentang pendidikan

keimanan ini hendaknya didasarkan kepada wasiat-wasiat

Rasulullah Saw dan petunjuk di dalam menyampaikan

dasar keimanan dan rukun Islam kepada Anak (Ulwan,

1984: 151)

2) Pendidikan Moral

Pendidikan moral adalah serangkaian prinsip dasar

moral dan keutamaan sikap serta watak (tabiat) yang harus

dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak. Mulai

ditanamkannya pendidikan moral ini pada anak mulai dari

masa pemula hingga menjadi sorang mukallaf.

Apabila seorang anak tumbuh dan berpijak pada

landasan iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut,

ingat, pasrah dan berserah diri kepada Allah semata, maka

ia memliki bekal pengetahuan dalam menerima setiap

kemuliyaan yang Allah berikan. Hal ini telah dibuktikan

dengan kebiasaan yang dilakukan oleh para pendidik

(30)

dan mendapat keberhasilan yang luar biasa (Ulwan, 1984:

177)

3) Pendidikan Fisik

Beberapa dasar ilmiah yang digariskan Islam dalam

mendidik fisik anak-anak, supaya pendidik dapat

mengetahui besar tanggung jawab dan amanat yang

diberikan Allah kepada mereka. Diantaranya adalah:

Kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan anak,

mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan dan

minum, melindungi anak dari penyakit menular,

membiasakan anak untuk olah raga dan membiasakan anak

untuk zuhud atau tidak berlarut dalam kenikmatan (Ulwan,

2007: 213-226)

Apabila para pendidik sudah mencurahkan

perhatian dan tanggung jawab dalam pendidikan fisik ini,

maka generasi yang terbina akan memiliki kekuatan fisik,

sehat dan bersemangat dalam menjalani hidup dan belajar

(Ulwan, 2007: 259)

4) Pendidikan Rasio

Pendidikan rasio (akal) adalah membentuk pola

pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti:

ilmu-ilmu agama, kebudayaan dan peradaban (Ulwan,2007:

(31)

21

Tanggung jawab pendidik dalam memberikan

pendidikan rasio ini tidak kalah penting dibandingkan

pendidikan iman, moral dan fisik, karena dari kejernihan

berfikir dan ketajaman akal, anak anak tumbuh menjadi

pribadi yang matang.

5) Pendidikan Kejiwaan

Pendidikan kejiwaan bagi anak adalah mendidik

anak semenjak mulai mengerti supaya bersikap berani

terbuka, mandiri, suka menolong, bisa mengendalikan

amarah dan senang kepada seluruh bentuk keutamaan jiwa

dan moral (Ulwan, 2007: 363).

Islam memerintahkan para pendidik untuk

membebaskan anak dari segala faktor yang mengahalangi

kmuliyaan anak, mengahancurkan dan kebencian. Diantara

faktor-faktor tersebut adalah sifat minder, sifat penakut,

sifat kurang percaya diri, sifat dengki dan sifat pemarah

(Ulwan,2007: 363).

6) Pendidikan Sosial

Pendidikan sosial dimaksudkan untuk mengajari

anak sejak kecil agar terbiasa berpegang teguh pada etika

sosial yang utama dasar-dasar kejiwaan yang mulia,

(32)

keimanan yang tulus, sebagaimana yang dikemukakan

Ulwan bahwa:

ﻰﻠﻋ ﻞﻘﻌﻳ نأ ﺪﻨﻣ ﺪﻟﻮﻟا ﻪﻴﺑﺮﺗ ﻪﻴﺴﻔﻨﻟا ﺔﻴﺑﱰﻟﺎﺑ دﻮﺼﻘﳌا

،ﺔﺣاﺮﺼﻟاو ةأﺮﳉا

ﺐﺣو ،لﺎﻤﻜﻟﺎﺑ رﻮﻌﺸﻟا و ،ﺔﻋﺎﺠﺸﻟاو

و ،ﺐﻀﻐﻟا ﺪﻨﻋ طﺎﺒﻀﻧﻻاو ،ﻦﻳﺮﺧﻷا ﲑﳋا

ﻰﻠﻜﺑ ﻰﻠﺤﺘﻟا

قﻼﻃﻹا ﻰﻠﻋ ﺔﻴﺴﻔﻨﻟا ﻞﺋ ﺎﻀﻔﻟا

Dari kalimat di atas dapat kita pahami bahwa pendiidkan

sosial ini memiliki tujuan supaya seorang anak tampil di

masyarakat sebagi sosok yang mampu berinteraksi sosial

dengan baik, beradab, seimbang, berakal yang matang dan

berperilaku yang bijaksana (Ulwan, 2015: 289).

2. Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal

dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh untuk mencapai

kematangan”. Hurlock mengatakan adolescence sesungguhnya

memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,

sosial dan fisik. Pandangan ini juga didukung oleh Piget, dia

mengatakan remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi

terintregrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak

merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua

(33)

23

Remaja (adolescence) menurut John W. Santrock diartikan

sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa

dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan

sosial-emosional. Dalam kebanyakan budaya, remaja dimulai pada kira-kira

usia 10-13 tahun dan berakhir kira-kira usia 18-22 tahun” (Santrok,

2003: 26).

Menurut Diane E. Papalia dkk, masa remaja (adolescence) adalah

peralihan masa perkembangan yang berlangsung sejak usia 10 atau 11,

atau bahkan lebih awal sampai masa remaja akhir atau usia dua puluhan

awal, serta melibatkan perubahan besar dalam aspek fisik, kognitif dan

psikososial yang saling berkaitan (Papalia, Olds dan Feldman, 2009: 8).

Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan

dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antar umur 12-21

tahun, dengan pembagian 12-15 tahun remaja awal, 15-18 tahun masa

remaja pertengahan, 18-21 tahun remaja akhir (Monks, Knoers dan

Haditomo, 2000: 46).

Namun kebanyakan ahli memandang semua spek perkembangan

dalam masa remaja harus dibagi dalam dua periode, karena terdapat

ciri-ciri perilaku yang cukup banyak berbeda dari kedua periode

tersebut. Pembagian ini biasanya menjadi: periode remaja awal (early

adolesence) yaitu berkisar antara umur 13-17 tahun, dan periode ramaja

(34)

Diantara karakteristik masa remaja di antaranya adalah masa ini

merupakan periode penting, masa peralihan dari anak-anak menuju

dewasa, periode perubahan psikologi dan biologis, usia bermasalah,

pencarian identitas, usia yang ditakutkan, tidak realistik dalam

menghadapi kehidupan, ambang dari masa dewasa (Sukmawati, tt: ).

Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia remaja ini, terutama

dalam perilaku sosialnya adalah teman sebaya punya arti yang amat

penting bagi diri remaja. Mereka lambat laun akan mengikuti

kebiasan-kebiasaan yang dilakukan oleh teman-temannya, baik itu hal baik

maupun buruk. Sehingga pengaruh tersebut dapat menggantikan pola

perilaku yang dipelajari di rumah (Irwanto, 1997: 47-48).

Sedangkan dilihat dari fisiologinya, ciri-ciri remaja ditandai

dengan munculnya tanda kelmain primer, tanda kelamin sekunder dan

tanda kelamin tertier (Monks, Knoers dan Haditomo, 2000: 222).

3. Psikologi

Ilmu jiwa atau psikologi merupakan salah satu disiplin ilmu-ilmu

sosial. Jiwa itu abstrak, tidak dapat dilihat dan tidak bisa dipastikan

dimana letaknya. Kita tidak tahu adanya jiwa itu kecuali melalui gejala

kognitif, afektif dan psikomotorik. Beberapa ahli menyajikan definisi

secara bervariasi:

a. Menurut Sarlito Wiraman Sarwono, psikologi adalah ilmu yang

(35)

25

dengan lingkungan, yaitu tingkah laku manusia yang sudah

dewasa.

b. Clifford T. Morgan menjelaskan bahwa psikologi adalah ilmu yang

mempelajari tingkah laku manusia dengan hewan.

c. Edwin G. Boring dan Herbert S. Langeveld mengemukakan bahwa

psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa psikologi

adalah ilmu pengetahuan yang meneliti dan mempelajari mengenai

tingkah laku dan pengalaman organisme manusia tatkala berinteraksi

dengan lingkungan . Baik lingkungan dirinya sendiri, manusia lain,

hewan, tumbuhan (Tumanggor, 2014: 1-2).

Ilmu Jiwa atau psikologi dibagi menjadi dua,yang pertama yaitu

psikologi teoritis ‘theoritical psychology’ yang kajiannya mengandung

paradigma, konsep, proposisi dan yang kedua psikologi praktis ‘aplied

psychology’. Berikut uraian pembagian psikologi, diantaranya:

a. Psikologi teoeritis ini digolongkan menjadi dua, yaitu psikologi

umum yaitu ilmu yang menguraikan dan menyelidiki kegiatan

psikis dari manusia dewasa normal dan beradab. Sedangkan

psikologi khusus yaitu menguraikan dan menyelidiki segi-segi

(36)

1) Psikologi perkembangan, yaitu ilmu jiwa yang membahas

segi-segi perkembangan mulai dari yang kecil sampai

dewasa serta usia lanjut.

2) Psikologi kepribadian atau tipologi, yaitu ilmu jiwa yang

menguraikan struktur kepribadian manusia sebagai salah

satu keseluruhan, serta mengenai jenis atau tipe

kepribadian.

3) Psikologi sosial, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan tentang

kegiatan manusia dalam lingkungannya dengan situasi

sosial, seperti situasi kelompok, massa dan pembentuakn

kelembagaan dan pranata sosial.

4) Psikologi pendidikan, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan

dan menyelidiki kegiatan manusia dalam situasi

pendidikann dan proses belajar mengajar.

5) Psikologi diferensiasi, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan

tentang perbedaan individu dalam kecakapan, intelegensi,

ciri kepribadaian lainnya dan mengenai cara-cara untuk

menetukan perbedaan tersebut.

6) Psychopathology, yaitu ilmu jiwa yang menguraikan

kelainan, gangguan, serta penyakit jiwa seseorang.

7) Anthropo psychologys, yaitu membahas kejiwaan manusia

dalam budaya kesukubangsaan dimana orang yang

(37)

27

b. Psikologi Praktis

Psikologi ini terbagi dalam beberapa cabang yang ilmu langsung

dapat dipraktikan, diantaranya adalah:

1) Psychodiagnotic, yaitu ilmu jiwa yang digunakan seseorang

dalam memilih jabatan atau studi.

2) Psikologi klinis dan bimbingan psikologi, yaitu ilmu jiwa

yang membahas usaha menolong seorang pasien atau

penderita ksulitan psikis dalam menghadapi penyakit yang

diderita.

3) Mental hygiene dan psychotherapy, yaitu ilmu jiwa yang

membahas tentang konsepsi jiwa yang sehat serta cara

penyembuhan berbagai penyakit jiwa dengan tekniknya

yang khas.

4) Industrial psychology, yaitu ilmu jiwa yang membahas

psikologi kepemimpinan seleksi pegawai/buruh dalam

perusahaan, menemukan cara pendidikan yang terbaik

untuk tenagak skill, meyelesaikan kesulitan para pegawai.

5) Educational psycology, yaitu ilmu jiwa yang khusus

tentang usaha membantu dalam hal: seleksi dan penyaluran

calon dll.

6) Religious psychology, yaitu ilmu jiwa yang membahas

(38)

agama dan bagaimana tingkat atau kadar kesadaran serta

jenis pengalaman agama dalam hidup

Dengan berbagai pengertian di atas, maka psikologi tidak

hanya memiliki satu penegrtian dan satu macam akan tetapi

ilmu jiwa ini sudah memiliki cabang-cabang yang luas

(Tumanggor, 2014: 34-37). Sedangkan fokus pembahasan

dalam penelitian ini adalah psikologi perkembangan remaja.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pnelitian

1 Jenis Penelitian

Penelitian ini sepenuhnya merupakan penelitian pustaka (library

research), yaitu penelitian yang objek utamanya adalah bahan-bahan

pustaka meliputi sumber primer, sekunder dan pendukung. Karena itu,

bahan dan materi penelitian akan diperoleh dari penelusuran

kepustakaan berupa buku-buku, artikel dan tulisan lain yang berkaitan

dengan subjek penelitian (Zed, 2008: 2). Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, sedangkan sifat penelitian ini adalah

diskriptif-analitis, yaitu penelitian yang menjelaskan, menganalisa dan

menafsirkan data yang ada (Nata, 2010: 214).

2 Sumber penelitian

a.Data Primer

Buku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku

pendidikan Islam yaitu Tarbiyatul Aulad Fil Islam karangan

Abdullah Nasih Ulwan.

b.Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa

buku-buku atau karya ilmiah lain yang di dalamnya terdapat

(40)

1) Human Development Perkembangan Manusia karya Diane

E. Papalia dkk.

2) Psikologi Perkembangan Remaja Dari Segi Kehidupan

Sosial karya Melly Sri Sulastri Rifai.

3) Rasulullah Saw Guru Paling Kreatif, Inovatif dan Sukses

Mengajar karya Awy’ A. Qolawun.

4) Metodologi Studi Islam karya Abuddin Nata.

5) Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan pemikirana Tokoh

karya Heri Gunawan.

6) Tafsir Ayat-ayat Al-Qur’an karya Muhammad anis.

7) Dll.

c.Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan menggunakan psikologis, yaitu

pendekatan yang berpandangan bahwa manusia didik dan

makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan

pertumbuhan ruhaniah dan melalui proses pendidikan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik kajian isi (content

analysis). Holsti mendefinisikan bahwa kajian isi adalah teknik

apa pun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha

menemuka karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan

(41)

31

Teknik ini merupakan proses memilih, membandingkan

menggabungkan, memilih berbagai pengertian hingga ditemukan

pengertian yang relevan dengan fokus penelitian. (Abdurrahman.

[ed.], 2006: 224).

Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data-data yang berdasarkan kerangka

berfikir (teori) yang digunakan oleh peneliti.

b) Menyeleksi data-data yang ditemukan agar ditemukan

data yang relevan dengan fokus pembahasan.

c) Menyusun data sesuai dengan alur pikir peneliti.

d) Menginterpretasikan data sesuai dengan konteks yang

(42)

A. Biografi ‘Abdullah Nashih Ulwan

Pemikiran tentang pendidikan oleh tokoh-tokoh Islam terkemuka

dalam beberapa dekade terakhir ini, sudah mulai nampak dan sedikit

menggeliat. Terbukti dengan lahirnya karya-karya brilian dari rahim para

tokoh pemikir Islam serta kontribusi pemikirannya yang tiada nilainya.

‘Abdullah Nashih Ulwan adalah wakil dari tokoh-tokoh pemikir Islam

tersebut dengan karyanya yang salah satu dari karyanya adalah kitab

Tarbiyatul Aulad fil Islam, dengan kajian yang cukup fenomenal. Karya

tersebut mampu mendongkrak popularitas ‘Abdullah Nashih Ulwan ke

level yang lebih tinggi.

1 Riwayat ‘Abdullah Nashih Ulwan

‘Abdullah Nashih Ulwan dilahirkan di sebuah kota kecil di

daerah Qadhi Askar yang terletak di Harab, Suriah, pada tahun 1928

M atau bertepatan dengan tahun 1349 H (Abdullah, 1990: 159).

Padang pasir yang tandus merupakan saksi sejarah atas kelahirannya.

Dari tanah tandus inilah lahir seorang ‘Abdullah Nashih Ulwan

dengan membawa sejuta harapan bagi keluarganya. Kelahiran

‘Abdullah Nashih Ulwan merupakan suatu kebanggaaan bagi

keluarganya, masyarakat Qadhi Askar serta masyarakat muslim di

dunia. ‘Abdullah Nashih Ulwan dibesarkan di lingkungan yang

(43)

33

dalam bergaul, berinteraksi antar sesama manusia di lingkunag

masyrakat.

Diceritakan di beberapa referensi, bahwa ayahnya Sa’id

‘Ulwan adalah sosok seorang yang dikenal di kalangan masyarakat

sebagai seorang ulama dan tabib (dokter) yang disegani

(http//www.bicaramuslim.com.dalam Google.com., 2006). Selain

menyampaikan risalah Islam, beliau juga menjadi tumpuan masyrakat

karena banyak memberi informasi tentang dunia kesehatan dan

sekaligus dokter yang mengobati berbagai macam penyakit dengan

racikan kayu bakar yang kemudian menjadi obat mujarab dalam dunia

pengobatan alternatif di saat itu. Said Ulwan ketika mengobati

pasiennya lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an dan menyebut

Allah.

‘Abdullah Nashih Ulwan memasuki Universitas al-Azhar dan

memperoleh ijazah pertama dalam Fakultas Usuluddin pada tahun

1952. Kemudian pada tahun 1959 beliau menerima ijazah setaraf

Master Of Arts (MA) dalam spesialis pendidikan. Sebagai seorang

yang haus akan ilmu, beliau melanjutkan studinya pada Universitas

al-Azhar untuk mengambil gelar doktor . Akan tetapi pada pertengahan

studinya beliau diusir dari Mesir oleh presiden Jamal Abdunnasir pada

tahun 1954 (Ibnu Jamin, 2008: 25)

‘Abdullah Nashih Ulwan menjadi orang yang pertama yang

(44)

pelajaran asas dalam pembelajaran dan seterusnya mata peljaran

Tarbiyah Islamiyah ini menjadi mata peljaran yang wajib diambil oleh

siswa menengah di Syiria. ‘Abdullah Nashih Ulwan memiliki

hubungan yang erat dengan ulama-ulama Syiria serta menjadi anggota

di Majlis Ulama Syiria. ‘Abdullah Nashih Ulwan adalah orang giat

dalam gerakan Islam, mengabdikan diri untuk dakwah dan bergabung

dalam gerakan yang eksis di mesir sekitar tahun 1952 sampai tahun

1954, yaitu Ikhwanul Muslimin, sebuah organisasi yang

mengedepankan nilai akhlak di berbagai aspek kehidupan (Saidan,

2011: 126).

2 Corak pemikiran

Pemikiran merupakan hasil sebuah proses berpikir yang

dialami seseorang dalam menghadapi tantangan dan fenomena

kehidupan sekitar. Semakin besar tantangan seseorang dalam

hidupnya maka semakin besar juga untuk melakukan sebuah

alternatif–alternatif perlawanan, demikian pula sebaliknya. Dalam

proses berpikir seorang intelektual tentunya ada banyak hal yang

dapat mempengaruhi pola pikirnya. Dan pola pikir yang sangat

dominan diantaranya adalah latar belakang pendidikan yang dialami

seorang intelektual. Demikian juga ‘Abdullah Nashih Ulwan

merupakan seorang organisatoris dan intelektual yang mengalami

(45)

35

‘Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang tokoh yang

kebanyakan karya tulisnya berkisar pada masalah dakwah dan

pendidikan. Pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan anak yang

bermuat dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Masalah pendidikan

memang masalah yang besar. Pendidikan bukan sesuatu yang

sembarangan, sehingga ketika kita menyebut istilah pendidikan itu

berarti menyangkut masalah orang tua, pendidik (guru), masyarakat

atau mungkin negara. Pendidikan pada hakekatnya menyangkut

masalah paling mendasar tentang manusia (Hasyim, 1994: 9).

‘Abdullah Nashih Ulwan adalah salah satu pemikir yang

murni. Beliau mendasarkan ide dan pemikirannya dalam al-Qur’an

dan Hadist Rasulullah saw, kemudian mengilustrasikan penjelasan

pada apa yang dilakukan Rasulullah saw, para sahabat dan ulama

salaf. Beberapa pemikirannya ada yang mengambil referensi dari

pemikirannya ada yang mengambil referensi dari pemikir barat, akan

tetapi hanya digunakan untuk menerangkan pada hal tertentu saja,

seperti menguatkan kebenaran Islam dan eksistensi daulah Islam

(Zaid, 1992: 119).

Corak pemikiran ‘Abdullah Nashih Ulwan terbentuk ketika ia

belajar di Mesir, saat Ikhwanul muslimin menjadi gerakan yang

menonojol disana dan sebagai ikon kebangkitan Islam di dunia,

dengan ajaran inti kembali kepada Al Qur’an dan Sunna. ‘Abdullah

(46)

memberikan pengaruh terhadap pemikirannya, salah satunya

pendidikan yang ia tuangkan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

yang menitik beratkan dan bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.

Penguatan terhadap pemikiran ‘Abdullah Nashih Ulwan yang

tergolong salaf ini terdeteksi melalui organisasi Ikhwanul Muslimin,

sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata bahwa Ikhwanul

Muslimin merupakan sebuah gerakan yang berpaham salaf (Nata,

2001: 193).

3. Karya-karyanya.

‘Abdullah Nashih Ulwan, sebagaimana tokoh-tokoh lainnya,

mempunyai karya yang banyak beserakan di koleksi

perpustakaan-perpustakaan kampus. Karya tersebut cukup banyak karena kedalaman

ilmu yang dimiliki ‘Abdullah Nashih Ulwan dan kecintaanya terhadap

dunia jurnalistik. ‘Abdullah Nashih Ulwan telah menghasilkan karya

hampir lima puluh buah kitab yang membicarakan/membahas

berbagai macam hal. Diantara kitab-kitab yang terkenal antara lain

(Ulwan, 2015: 905) sebagai berikut:

1. Adab al-Khitabah wa al-Zifaf wa Wuquq al-Zaujain

2. Ahkam al-Zakah ‘ala Dhau’

3. Akhlaqiyah ad-Da’iyah

4. Al-Ukhuwwah al-Islamiyah

5. Al-Islam Syari’ah az-Zaman Wa al-Makan

(47)

37

7. Al-Islam Wa al-Hubb

8. Al-Islam Wa Al-Qadhiyyah Al-Filisthiniyyah

9. Af al Al-Insan Baina Al-Jabr Wa Al-Ikhtiyar

10. Ila Kulli Abin Ghayur

11. Ila Waratsati Al-Anbiya Wa Ad-Du’ah Ilallah

12. Baina Al-‘Amal Al Fardi Al-‘Amal Al-Jama’i

13. Tarbiyah Al-Aulad Fi Al-Islam

14. Ta’addud Al-Zaujat Fi-Al Islam Wa al-Hikmah Ta’addud Zaujat

an-Nabi Saw

15. At-Takaful Al-Ijtima’I Fi Al-Islam

16. ‘Aaqabat Al-Zawaj Wa Thuruq Mu ‘alajatiha

17. ‘Aqabat Fi Thariq Al-Dau’ah

18. Shifat Al-Da’iyah Al-Nafsiyah

19. Ruhaniyyah Al-Da’iyah

20. Tsaqafah Al-Da’iyah

4 Deskripsi singkat kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam

Kitab Tarbiyatul Aulad Fil Islam merupakan buku asli dari

buku yang telah diterjemahkan dengan judul Pendidikan Anak Dalam

Islam karangan ‘Abdullah Nashih Ulwan. Buku ini diterjemahkan

oleh Drs. Jamaluddin Miri L.c. Sebelum mengkaji buku tersebut,

maka erlebih dulu perlu diberikan deskripsi singkat dari isi buku

(48)

Buku terjemahan Tarbiyatul Aulad Fil Islam buku yang

telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Pendidikan

Anak Dalam Islam diterbitkan oleh pustaka Amani Jakarta, yang telah

dicetak sebanyak tiga kali pada tahu 2007 dalam dua jilid dengan no

ISBN 979-95419-6 dan tebal buku jilid 1 sebanyak 640 halaman dan

jilid II sebanyak 719 halaman. Buku terjemahan Tarbiyatul Aulad Fil

Islam memiliki keunikan karakteristik tersendiri yaitu terletak di

uraian yang menggambarkan totalitas dan keutamaan Islam bagi umat

Islam.

Buku ini disusun dalam tiga bagian secara kronologis. Setiap

bagian memuat beberapa pasal dan setiap pasal mengandung bebrapa

topik pembahasan. Judul-judul dan pasal-pasal dalm setiap bagian

dalam buku ini tersusun sebagai berikut:

Bagian pertama terdiri dari empat pasal:

Pasal I : Perkawinan ideal dan kaitannya dengan pendidikan

Pasal II : Perasaan Psikologi terhadap anak

Pasal III: Hukum umum dalam hubungannya dengan anak yang baru

lahir

Pasal IV :Sebab-sebab kenakalan pada anak-anak dan

penaggulangannya.

Bagian kedua: tanggung jawab terbesar bagi para pendidik,

bagian ini terdiri dari tujuh pasal:

(49)

39

Pasal II : Tanggung jawab pendidikan moral.

Pasal III : Tanggung jawab pendidikan fisik.

Pasal IV : Tanggung jawab pendidikan intelektual.

Pasal V : Tanggung jawab pendidikan psikologis.

Pasal VI : Tanggung jawab pendidikan sosial.

Pasal VII : Tanggung jawab pendidikan seksual

Bagian ketiga, terdiri dari tiga pasal dan penutup:

Pasal I: Metode yang berpengaruh terhadap anak

Pasal II: Kaidah-kaidah Asasi dalam pendidikan

Pasal III: Usulan edukatif yang harus disampaikan

Demikianlah garis besar dari kitab Tarbiyatul al-Aulad Fi Al-Islam.

Dalam setiap pasal memiliki pembahasan yang penting dan topik yang

bermanfaat. Semuanya bertujuan untuk menjelaskan metode yang

paling utama dalam pendidikan yang tepat bagi anak.

B. Metode pendidikan menurut ‘Abdullah Nashih Ulwan

1 Pendidikan dengan keteladanan

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang

berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan

membentuk aspek moral, spiritual, sosial pada anak. Mengingat

pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak, yang segala

tindak tanduk, disadari atau tidak akan ditiru oleh anak. Bahkan segala

(50)

kepribadian anak. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ulwan

(2005:607) bahwa:

,ﺎﻴﻘﻠﺧ ﺪﻟﻮﻟا داﺪﻋإ ﰱ ةﺮﺛﺆﳌا ﻞﺋﺎﺴﻟا ﻊﳒأ ﻦﻣ ﻲﻫ ﺔﻴﺑﱰﻟا ﰱ ةوﺪﻘﻟا

ﻨﻳﻮﻜﺗ و

ﻧ ﻪ

ﺮﻈﻧ ﰲ ﻰﻠﻋﻷا ﻞﺜﳌا ﻮﻫ ﰊﺮﳌاﻷ ﻚﻟذ ...ﺎﻴﻋﺎﻤﺘﺟإو ﺎﻴﺴﻔ

ﻮﻠﺳ ﻩﺪﻠﻘﻳ .ﺪﻟﻮﻟا ﲔﻋ ﰱ ﺔﳊﺎﺼﻟا ةﻮﺳﻷاو ﻞﻔﻄﻟا

ﺎﻴﻘﻠﺣ ﻪﻴﻛﺎﳛو ﺎﻴﻛ

ﻪﺳﺎﺴﺣإو ﻪﺴﻔﻧ ﰱ ﻊﺒﻄﻨﺗ ﻞﺑ ... ﺮﻌﺸﻳ ﻻ وأ ﺮﻌﺸﻳ ﺚﻴﺣ ﻦﻣ

!يرﺪﻳﻻ وأ يرﺪﻳ ﺚﻴﺣ ﻦﻣ ﺔﻳﻮﻨﻌﳌاو ﺔﻴﺴﳊاو ﺔﻴﻠﻌﻔﻟاو ﺔﻴﻟﻮﻘﻟا ﻪﺗرﻮﺻ

Keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik

buruknya anak. Jika pendidik adalah seorang yang jujur, dapat

dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhi maksiat maka anak

juga akan tumbuh menjadi pribadi yang jujur, dapat dipercaya,

berakhlak mulia, berani dan menjauhi maksiat. Begitu sebaliknya jika

pendidik adalah seorang pembohong, pengkhianat, kikir dan penakut

maka anak juga akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak jauh dari

kepribadian pendidiknya.

Allah Swt telah mengajarkan dan Dia adalah peletak metode

samawi yang tiada bandingnya. Rasulullah yang diutus untuk

menyampaikan risalah kepada umat manusia adalah seorang pendidik

yang memiliki sifat-sifat luhur, baik spiritual, moral maupun

intelektual. Sehingga umat manusia harus meneladani,mempelajari,

memenuhi panggilannya dan menggunakn metodenya dalam hal

(51)

41

baik bagi umat muslim di sepanjang sejarah dan bagi umat manusia di

setiap saat dan tempat sebagai petunjuk hidup.

َﻟ َﻘ

ْﺪ

َﻛ

َنﺎ

َﻟ

ُﻜ

ْﻢ

ِﰲ

َر

ُﺳ

ِلﻮ

ِﷲا

ُأ

ْﺳ َﻮ

ٌة

َﺣ

َﺴ َﻨ

..ٌﺔ

ﻷا)

: باﺰﺣ

٢١

(

Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri tauladan yang baik... (Al-Ahzab: 21)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya teladan hidup yang memiliki

akhlak yang sempurna dan jiwa yang mulia dapat menundang

ketertarikan pada dan rasa takjub anak didik.

2 Metode dengan adat kebiasaan

Setiap anak yang dilahirkan sesungguhnya telah membawa

fitrah tauhid yang murni, agama yang benar, dan beriman kepada Allah

tanpa kemaksiatan sedikitpun. Sebagaimana di jelaskan dalam

firman-Nya:

َﻓ َﺄ ِﻗ

ْﻢ َ

و

ْﺟ َﻬ

َﻚ

ِﻟ

ﱢﺪﻠ

ْﻳ ِﻦ

َﺣ ِﻨ

ْـﻴ ًﻔ

ِﻓ ﺎ

ْﻄ َﺮ

َت

ِﷲ

ﱠﻟا

ِﱵ

َﻓ

َﻄ

َﺮ

ﱠﻨﻟا

ِسﺎ

َﻋ

َﻠ ْـﻴ َﻬ

َﻻ ﺎ

َـﺗ ْﺒ

ِﺪ ْﻳ

َﻞ

َِﳋ ْﻠ

ِﻖ

ِﷲا

َذ

ِﻟ

َﻚ

ﱢﺪﻟا

ْﻳ ُﻦ

ْﻟا

َﻘ ﱢﻴ

ُﻢ

َو َﻟ

ِﻜ

ﱠﻦ

َﷲا

َأ

ْﻛ َـﺜ

َﺮ

ﱠﻨﻟا

ِسﺎ

َﻻ

َـﻳ ْﻌ

َﻠ ُﻤ

َنﻮ

:موﺮﻟا)

٣٠

(

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. Ar-Rum: 30)

Ulwan (1984:635) menjelaskankan dalam kitab Tarbiyatul

Aulad Fil Islam bahwa:

(52)

مﻼﺳﻹا قﻼﺧﺄﻳ قﻼﺨﺘﻳو ,ﻖﳊا نﺎﳝﻹا ﻰﻠﻋ

ﺔﻤﻗ ﱃا ﻞﺼﻳو ,

ﺔﻴﺗاﺬﻟا مرﺎﻜﻟاو ,ﺔﻴﺴﻔﻨﻟا ﻞﺋﺎﻀﻔﻟا

Dari penjelasan di atas, keberhasilan seorang anak yaitu ketika

ia tumbuh dengan iman yang benar, berhias dengan etika Islam,

sampai pada puncak spiritual yang tinggi tidak akan lepas dari dua

bekal dari pendidik, yaitu pendidikan Islam yang utama dan

lingkungan yang baik.

Pembiasaan merupakan penanaman kecakapan-kecakapan

berbuat dan mengucapkan sesuatu agar cara-cara yang tepat dapat

dikuasai oleh anak. Pembiasaan dapat memberi dampak yang lebih

kuat daripada hanya sekdar penanaman cara-cara berbuat dan

pengucapan (Mukodi, 2011: 68).

Selain pembiasaan yang diterapkan di rumah, faktor

lingkungan juga sangat mendukung terbentuknya kebiasaan baik

buruknya anak. Apabila lingkungan dan teman tempat bersosialisasi

anak mengajarkan kebaikan maka anak juga akan terbiasa melakukan

kebaikan dan takut bermaksiat. Inilah yang dimaksud faktor

lingkungan sosial, baik di sekolah maupun tempat yang lain (Ulwan,

1984: 636).

Ada hal-hal penting yang harus diketahui oleh para pendidik

dalam mengajarkan kebaikan kepada anak didik dan membiasakan

berbudi luhur. Yaitu mengikuti sistem stimulasi kepada anak dengan

(53)

43

metode targhib (pemberian pujian atau hal yang disenangi) dan

adakalanya menggunakan metode tarhib (pemberian peringatan atau

sesuatu yang ditakuti). Para pendidik pada kesempatan tertentu ketika

anak sudah berada di luar batas, terpakasa harus memberikan hukuman

jika dipandang akan mendatangkan mashlahat untuk anak (Ulwan,

1984: 650).

3 Metode mendidik dengan nasihat

Metode mendidik anak dengan nasihat, sesungguhnya telah di

ajarkan oleh Allah Swt dalam setiap firman-Nya yang termuat dalam

al-qur’an yang mulia. Al-Qur’an memiliki pengaruh yang amat kuat

pada jiwa dan hati. Karena ketika seorang muslim mendengarkan

bacaan al-Qur’an dan menghayatinya serta mengerti maknanya maka

jiwanya akan tertarik dan ruhnya akan bergetar. Sehingga dirinya akan

timbul janji kepada Allah untuk melaksanakan apa yang dinasehatkan

dan diwasiatkan , menunaikan perintahnya dan menjauhi larangannya

(Ulwan, 1984: 653).

Ulwan (1984: 665-690) menjelaskan beberapa macam metode

mendidik anak dengan menggunakan nasehat yang dicontohkan dalam

al-Qur’an, diantaranya adalah:

a. Pengarahan dengan kata penguat, seperti dalam firman Allah :

ِإ ﱠن

ِﰲ

َذ

ِﻟ

َﻚ

ََﻷ َﻳ

ِتﺎ

ِﻟ

َﻘ ْﻮ

ِم

َـﻳ َـﺘ َﻔ

ﱠﻜ

ُﺮ ْو

َن

:ﺪﻋﺮﻟا ).

٣

(

(54)

b. Pengarahan dengan pernyataan yang mengandung kecaman, seperti firman Allah:

َأ ْم

َﺗ ْﺄ ُﻣ

ُﺮ ُﻫ

ْﻢ َأ

ْﺣ

َﻼ

ُﻣ ُﻬ

ْﻢ

َِ َﺬ

َأ ا

ْم

ُﻫ ْﻢ

َـﻗ

ْﻮ ٌم

َﻃ

ُﻏﺎ

ْﻮ َن

:رﻮﻄﻟا)

٣٢

(

Apakah mereka diperintahkan oleh pikiran-pikiran mereka untuk mengucapkan tuduhan-tuduhan ini ataukah mereka kaum yang melampaui batas?(Qs. At-Thuur: 23).

c. Pengarahan dengan argumen-argumen logika, seperti firman Allah:

َﻟ ْﻮ

َﻛ

َنﺎ

ِﻓ ْﻴ

ِﻬ

َﻤ

َأ ﺎ

َِﳍ ٌﺔ

ِإ

َﷲا ﻻ

َﻟ َﻔ

َﺴ

َﺪ َﺗ

َﻓ ﺎ

ُﺴ ْﺒ

َﺤ

َنﺎ

ِﷲا

َر

ﱢب

ْﻟا

َﻌ ْﺮ

ِش

َﻋ ﱠﻤ

َﻳ ﺎ

ِﺼ

ُﻔ

َنﻮ

:ءﺎﻴﺒﻧﻷا)

٢٢

(

Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak bisana. Maka Maha suci Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan (Qs. Al-Anbiya’: 22).

d. Pengarahan dengan keuniversalan Islam, seperti firman Allah:

َﺷ ْﻦِﻣ ِبﺎَﺘِﻜْﻟا ِﰱ ﺎَﻨْﻃﱠﺮَـﻓ ﺎَﻣ

:مﺎﻌﻧﻷا) ٍءْﻲ

٣٨

(

Tiadalah kami alpakan sesuatu pun di dalam Al-Kitab (Qs. Al-An’am: 23)

e. Pengarahan dengan yurisprudensi, seperti firman Allah:

َو َأ ْﻣ

ُﺮ ُﻫ

ْﻢ

ُﺷ

َرﻮ

َـﺑ ى

ْـﻴ َـﻨ ُﻬ

ْﻢ

:ىرﻮﺸﻟا)

٣٨

(

Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka (Qs. Asy-Syuura: 38).

Rasulullah saw mencurahkan perhatian yang besar terhadap

masalah nasihat, dan mengarahkan para pendidik agar menyampaiakan

setiap materi dan ajakannya dengan melihat situasi serta kondisi anak

didik. Karena ketika situasi atau kondisi anak didik belum siap

menerima nasihat, maka tidak ada dampaknya sedikitpun. Bahkan

akan membuat anak semakin menjauh dan berdampak buruk dalam

(55)

45

Di dalam memberikan nasihat, hendaknya pendidik juga harus

memperhatikan kata-kata yang digunakan. Pemberian nasihat

hendaklah dilakukan dengan jiwa yang bersih, hati yang lapang dan

akal yang sadar tanpa adanya emosi terhadapa anak. Penggunaan

bahasa yang kurang tepat akan berpengaruh pada sampainya nasihat

tersebut terhadap objek yang dinasihati (Sulhan, 2011: 30).

4 Metode mendidik dengan perhatian atau pengawasan.

Mendidik dengan perhatian adalah senantiasa mencurahkan

perhatian penuh dan mengikuti perkembangan aspek akidah serta

moral anak, mengawasi dan memperhatikan kesiapan mental dan

sosial, di samping selalu bertanya tentang situasi pendidikan jasmani

dan kemampuannya, sebagaimana dikutip dari Ulwan (1984:691)

bahwa:

ﺔﻈﺣﻼﳌﺎﺑ ﺔﻴﺑﱰﻟاﺎﺑ دﻮﺼﻘﳌا

ﻦﻳﻮﻜﺘﻟا ﰲ ﻪﺘﻣزﻼﻣو ﺪﻟﻮﻟا ﺔﻘﺣﻼﻣ

ﻲﺴﻔﻨﻟا داﺪﻋﻹا ﰲ ﻪﺘﻈﺣﻼﻣو ﻪﺘﺒﻗاﺮﻣو ,ﻲﻗﻼﺧﻷاو يﺪﻴﻘﻌﻟا

ﻪﻟﺎﺣو ﻪﻌﺿو ﻦﻋ ﺮﻤﺘﺴﳌا لﺎﺌﺴﻟار ,ﻲﻋﺎﻤﺘﺟﻹاو

ﺔﻴﺑﺮﺗ ﰲ

ﻲﻤﻠﻌﻟا ﻪﻠﻴﺼﲢو ﺔﻴﻤﺴﳉا

Metode pendidikan ini merupakan salah satu asas yang kuat

dalam membentuk manusia yang seimbang, yaitu metode yang

memberikan semua haknya sesuai dengan posisinya masing-masing.

Pada hakikatnya dalam syariat Islam telah memberikan

(56)

anak-anaknya dalam segala aspek kehidupan dan pendidikannya.

Sebagaimana perintah Allah Swt dalam firman-Nya:

َﻳ

َأ ﺎ

ﱡـﻳ َﻬ

ﱠﻟا ﺎ

ِﺬ ْﻳ

َﻦ

َأ َﻣ ُﻨ

ُﻗ اﻮ

ﻮا

َأ ْـﻧ

ُﻔ

َﺴ

ُﻜ

ْﻢ

َو َأ ْﻫ

ِﻠ ْﻴ

ُﻜ

ْﻢ َﻧ

ًرﺎ

َو ا

ُﻗ

ُدﻮ

َﻫ

ﱠﻨﻟاﺎ

ُس

َو

ِْﳊا

َﺠ

َرﺎ ُة

َﻋ َﻠ ْـﻴ

َﻬ

َﻣ ﺎ

َﻼ

ِﺋ َﻜ

ٌﺔ

ِﻏ

َﻼ

ٌظ

ِﺷ

َﺪ

ٌدا

َﻻ َـﻳ

ْﻌ

ُﺼ

َنﻮ

ﷲا

ﺎَﻣ

َنﻮُﻠَﻌْﻔَـﻳَو ْﻢُﻫَﺮَﻣَأ

َﻣ ﺎ

ُـﻳ ْﺆ َﻣ

ُﺮ

َنو

:ﱘﺮﺤﺘﻟا)

٦

(

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Qs. At-Tahrim: 6)

Berdasarkan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw,

dalam perhatian dan pengawasan ada beberapa aspek yang

Referensi

Dokumen terkait

Pemikiran pendidikan agama Islam terhadap anak menurut Abdullah Nashih Ulwan ditinjau dari segi materi terdiri dari beberapa bagian, diantarnya yaitu: Pendidikan iman,

Menurut Nashih Ulwan beberapa materi yang harus diajarkan dalam parenting education antara lain: yaitu etika meminta izin, etika melihat, cara menghindarkan

Menurut Nashih Ulwan beberapa materi yang harus diajarkan dalam parenting education antara lain: yaitu etika meminta izin, etika melihat, cara menghindarkan

Berdasarkan perspektif Abdullah Nashih Ulwan yang sudah dijabarkan dalam tesis ini dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan karakter yang paling berpengaruh

Dalam konsep pendidikan kejiwaan Dr Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam karangannya yang berjudul Tarbiyatul Aulad Fi Al-Islam, diungkapkan bahwa terdapat empat faktor

Halab selesai tahun 1949. Universitas al-Azar di Mesir mengambil fakultas Ushuluddin dapat terselesaikan pada tahun 1952. Di al-Azhar, Abdullah Nashih Ulwan melanjutkan

Abdullah Nashih Ulwan, in his book entitled Tarbiyatul Aulad Fil Islam, explained that there are 7 seven primary child education in Islam that must be given to children, namely faith

Dokumen ini membahas tentang ide-ide Abdullah Nashih Ulwan tentang metode exemplary dan urgency mereka dalam pendidikan