PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN
DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)
THE EFFECT OF PROFITABILITY, FIRM SIZE AND MANAGERIAL OWNERSHIP TO FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE AS A MODERATING VARIABLE (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange Year 2013-2015)
Oleh
ALFINA DWI RUKMANA 20130420523
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
Indonesia Tahun 2013-2015)
THE EFFECT OF PROFITABILITY, FIRM SIZE AND MANAGERIAL OWNERSHIP TO FIRM VALUE WITH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE AS A MODERATING VARIABLE (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock
Exchange Year 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
ALFINA DWI RUKMANA 20130420523
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
iii
“Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh
keikhlasan , istiqomah dalam menghadapi cobaan”
“Hai orang- o r a n g y a n g b e r i m a n , j a d i k a n l a h s a b a r d a n s h a l a t m u s e b a g a i p e n o l o n g m u , s e s u n g g u h n y a A l l a h b e s e r t a
o r a n g -orang yang sabar” (QS A l -B a qar ah : 1 5 3 )
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, m a k a a p a b i l a k a m u t e l a h s e l e s a i ( d a r i s u a t u u r u s a n ) k e r j a k a n d e n g a n
s e s u n g g u h n y a ( u r u s a n ) y a n g l a i n d a n h a n y a k e p a d a T u h a n m u l a h h e n d a k n y a k a m u ber h ar ap (QS A l -I n s yi r ah : 68)
Bersikapkalah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia meneteramkan
amarah ombakk dan gelombang itu (Marcus Aurelius)
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk...
Allah swt, satu-satunya Tuhan yang kusembah, untuk menjalankan kewajibanku sebagai seorang islam
Kekasih Allah swt, Nabi Muhammad saw dan sahabatnya..
Ibuku Ibuku
Ibuku
Bapakku
Keluarga dan saudara-saudaraku di jagat raya yang senantiasa mengagungkan perintah Allah swt, Rasulullah saw dan sahabat-sahabatnya
v
yang tiada terhingga, sebuah perjuangan panjang dengan penuh rasa syukur, sehingga saya dapat menyelesaikam penulisan skripsi dengan baik. Sholawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Agung, Muhammad saw dan
sahabat-sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “ Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan
corporate social responsibilty sebagai variabel moderasi” disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelasr Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, saya persembahkan sebuah karya sederhana ini untuk orang orang yang tak ada hentinya mendoakan dan mendukung saya dalam menyelesaikannya :
vi
terimalah kado keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu... dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segalaperasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa hingga segalanya... maafkan anakmu Ayah...Bunda masih saja anakmu ini menyusahkanmu... 2. Teruntuk Kakakku, mas Anang Eko Prasetyo terimakasih udah memberiku
semangat, dukungan dan dorongan, makasih buat transferan saatku meminta uang... hehehe. Mbak ipar Licka Duri Fradawindi makasih mbak udah selalu memberiku semangat dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini, makasih juga udah kasih uang trus setiapku pulang keperantauan.. hehe. Untuk keponaanku yang lucu, pinter dan cantik Lizzy Anka Chiquita (Chia) dek makasih selalu buat tante ketawa, dengan kemanjaanmu membuat tante tambah sayang sama kamu dek.. I Love you my litle sister Chiaaa...
3. Kepada Ibu Evi Rahmawati, SE.,M.Acc.,Ak.,PhD.,CA terima kasih banyak atas bimbingan, nasehat, kesabaran dan ilmu yang Ibu berikan kepada saya hingga dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa ada halangan. Terimakasih atas pengetahuan yang telah Ibu berikan yang sangat bermanfaat bagi saya.
4. Kepada Mama Erni Suryandari F, S.E., M.Si terima kasih atas bimbingan, nasehat, kesabaran, dan ilmu yang mama berikan kepada fina hingga dapat menyelesaikan skripsi ini... makasih juga ma udah jadi mama kedua fina di perantauan ini, bisa menjadi teman curhat, serta memberikanku semangat tiada hentinya.... Love you maaaaaaaaa...
5. Buat mbah uty Siti Amanah, mbah uty Painem, Pak Pur dan bude Rom serta keluarga besar Ayah Bunda, maaf ga bisa di sebutin satu per satu, terimakasih atas doa dan dukungan selama ini kepada fina, dan maaf fina sering merepotkan keluarga ini.
vii
bisa...
7. Teruntuk Mama (Yulfitri) papa (Zulfan) dan adek Zhizi, makasih atas support, atas kasih sayang yang engkau curahkan untukku, makasih selalu peduli atas kesehatanku, makasih udah jadi keluarga kedua fina ma, pa, dek... makasih juga buat, kak Wulan, bang Lian dan keponaanku Azzam atas support kalian yang menginginkan aku selalu cepat selesai kuliah dan cepat pulang makasih yaa... sayang kalian love youuuuu...
8. Terciptalah sahabat sedari masuk kuliah Semester 1, haii gengs princessku Sundari, Mutia, Novita, Claudia, Ica, Farita, Yogi, Iman dan Ivo makasih udah jadi teman yang telah kita bina hingga sampai saat ini dan seterusnya
ya gengs walaupun ntar kita bakal pulang ke rumah masing” jangan jadi
akhir d penghujung perteman kita.
9. Sahabat seperjuangan selama 1 tahun terakhir, buat ciwiciwiku Thata, Surya, Claudia dan Retno tetap jadi teman curhat yang dengerin keluh kesahku selama ini ya, makasih udah saling memebatu, peduli, sayang dan perhatian selama ini. buat cowocowoku Kukuh, Jerry, Ical, Idos dan Satria, makasih udah jadi pelindung buat aku dan ciwiciwi selama ini. Makasih juga udah selalu menghibur saatku senang dan sedih...
10.Buat sahabat KKN Agen 47 makasih atas support dan kasih sayang yang kalian berikan, dan makasih udah menjadi keluarga baru selama 1 bulan kemarin, saat ini dan seterusnya.
viii
12.Untuk ngaba-ngaba :
EEM (omcu) makasih udah support, selalu sabar, selalu dengerin curhatanku, keluh kesahku selama ini, tetap jadi ngaba yang baik buat fina yaa... maaf selama ini fina selalu ngrepoti abang...
Tedy (bangted) makasih ya bang, selalu jagain fina selalu dengerin curhatan fina, selalu support selalu ngajak fina jalan-jalan.... maaf selama ini fina selalu ngrepoti abang...
13.Hai teman seperjuangan skripsiku, mas Gista makasih udah jadi teman baik, selalu support dan nemeni dari pagi hingga sore di SAC, heheh... untuk Vina, Denny, Totok dan April... makasih selalu sabar maaf selalu tanya-tanya... hehe makasih juga buat dek ida (Anis) dan Listy udah mengajariku ngaji yang baik dan benar... untuk mbak Anes dan aka makasih atas dukungan dan motivasinya...
14.Keluarga besar KPMB (Batanghari-Jambi) makasih ya udah jadi tempat dimanaku belum tau hingga tau di perantauan ini, tetap jadi keluarga yang selalu support dan membanggakan daerah.
15.Keluarga Laspaga (Smansa) makasih ya atas keramaian grup saatku skripsi, buat ketawa terkadang kuhanya menyimak saja... Ayok buat yang belum, tambah semangatnya mengerjakan skripsi, dan yang udah selesai semoga di beri kelancaran dan kemudahan menuju kesuksesan... Amin... 16.Dan tak lupa untuk teman-teman akuntansi angkatan 2013 Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta... makasih menjadi teman seperjuangan selama masa kuliah...
ix
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... xi
ABSTRAK ... xii
KATA PENGANTAR ... xiii
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Batasan Masalah ... 8
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11
A. Landasan Teori ... 12
1. Teori Agency ... 12
2. Teori Signalling ... 13
3. Teori Legitimacy ... 15
4. Teori Stakeholders ... 15
5. Pengertian Profitabilitas ... 16
6. Pengertian Ukuran Perusahaan ... 17
7. Pengertian Mekanisme Corporate Governance ... 18
8. Pengertian Nilai Perusahaan ... 19
9. Pengertian Pengungkapan CSR ... 20
x
C. Model Penelitian ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
A. Subjek Penelitian ... 36
B. Jenis Data ... 36
C. Teknik Pengambilan Sampel ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Devinisi Operasional Variabel ... 37
F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47
B. Analisis Kualitas Data ... 48
1. Uji Deskriptif ... 48
C. Analisis Uji Asumsi Klasik ... 50
1) Uji Normalitas ... 50
2) Uji Autokorelasi ... 51
3) Uji Multikolinearitas ... 51
4) Uji Heteroskedastisitas ... 53
D. Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 54
1) Hasil Pengujian H1, H2, H3, dan H4 ... 54
2) Hasil Pengujian H5, H6, dan H7 ... 56
E. Pembahasan Hipotesis ... 59
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN . 68 A. Kesimpulan ... 68
B. Saran ... 69
C. Keterbatasan ... 70
xi
4.3 Tabel Uji Normalitas ... 50
4.4 Tabel Uji Autokorelsi ... 51
4.5 Tabel Uji Multikolinearitas ... 52
4.6 Tabel Uji Heterokedestisitas ... 53
4.7 Tabel Uji Hasil Pengujian H1, H2, H4, dan H4 ... 55
4.8 Tabel Uji Hasil Pengujian H5, H6, dan H7 ... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Gambar Model Penelitian Pertama ... 34
xi
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh di laporan tahunan (annual report). Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, diperoleh sampel 65 perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian. Pengujian yang dilakukan antara lain: regresi berganda, dan anilisis regresi moderasi (MRA) dengan hasil SPSS 23,0. Hasil penelitian: 1) profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, 2) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan 3) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, 4) pengungkapan corporate social responsibility
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, 5) pengungkapan corporate social responsibility bukan merupakan variabel moderasi dalam pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, 6) pengungkapan corporate social responsibility bukan merupakan variabel moderasi dalam pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, dan 7) pengungkapan corporate social responsibility merupakan variabel moderasi dalam pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
Kata kunci: Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Nilai Perusahaan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
xii ABSTRACT
This research is aimed at testing the influences of profitability, the size of company and managerial ownership towards the value of company with the Corporate Social Responsibility disclosure as the moderating variable on manifacturing companies listed in the Indonesian Stock Exchange Year 2013-2015. This research uses secondary data which is obtained from the annual report. This research uses purposive sampling method, which takes 65 companies as the samples. The testings include: multiple regression, moderation regression analysis (MRA) with the result of SPSS of 23,0. The results of the research: 1) profitability negatively affects to the value of company, 2) the size of company negatively affects the value of company, 3) managerial ownership does not affect the value of company, 4) corporate social responsibiity disclosure positively affects the value of company, 5) corporate social responsibiity disclosure is not a moderating variable in the influence of profitability towards the value of company, 6) corporate social responsibiity disclosure is not a moderating variable in the influence of the size of company towards the value of company, and 7) corporate social responsibiity disclosure is not a moderating variable in the influence of managerial ownership towards the vaue of company.
1
A. Latar Belakang
Indonesia pada era globalisasi saat ini, dunia usaha semakin
berkembang pesat sehingga perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan
lainnya. Setiap perusahaan yang berkembang pesat dapat memaksimalkan
nilai perusahaan dan mensejahterakan para pemegang saham. Saat pemegang
saham akan mengembangkan usaha-usahanya perusahaan membutuhkan
investor, dimana investor disini memberikan pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, secara keseluruhan serta terhadap biaya modal perusahaan secara
keseluruhan pula. Peningkatan nilai perusahaan bisa dicapai apabila
manajemen perusahaan mampu menjalin kerja sama yang baik dengan
stakeholdesrnya.
Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa nilai
perusahaan adalah suatu konsep penting bagi investor, sebab nilai perusahaan
merupakan tolak ukur yang digunakan pasar dalam menilai perusahaan secara
keseluruhan. Apabila perusahaan tersebut dijual, besarnya harga yang
dibayarkan oleh calon pembeli itulah yang disebut nilai perusahaan. Fokus
utama investor apabila akan menginvestasikan modalnya pada suatu entitas.
Dengan melihat harga saham maka investor dapat mengetahui seberapa besar
perusahaan tersebut mampu mengembangkan modal yang akan
diinvestasikan. Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang
2
salah satu surat berharga yan dikeluarkan oleh perusahaan, sedangkan tinggi
rendahnya harga saham dipengaruhi oleh salah satu kondisi emiten. Secara
keseluruhan bahwa setiap perusahaan akan mengembangkan modal untuk
merealisasikan kinerja perusahaan yang baik sehingga perusahaan juga dapat
memberikan informasi terhadap stakeholdersnya.
Fenomena terkait dengan krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun
2008 berdampak terhadap pasar modal Indonesia yang tercermin dari
terkoreksi turunnya harga saham hingga 40-60 persen dari posisi awal tahun
2008 (Kompas, 25 November 2005), yang disebabkan oleh aksi melepas
saham oleh investor asing yang membutuhkan likuiditas dan diperparah
dengan aksi “ikut-ikutan” dari investor domestik yang ramai-ramai melepas
sahamnya. Kondisi tersebut secara harfiah mempengaruhi nilai perusahaan
karena nilai perusahaan itu sendiri jika diamati melalui kemakmuran
pemegang saham yang dapat diukur melalui harga saham perusahaan di pasar
modal.
Perusahaan yang akan meningkatkan nilai perusahaan dapat
menggunakan kinerja perusahaan yang diukur dengan profitabilitas.
Profitabilitas merupakan kemampuan dalam memperoleh profit pada periode
tertentu. Suatu perusahaan yang tinggi serta berhasil memperoleh laba yang
terus meningkat akan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai
kinerja yang baik, sehingga akan menciptakan respon yang positif kepada
pemegang saham dan membuat harga saham perusahaan meningkat. Semakin
di masa depan dapat diniliai baik, yang artinya bahwa nilai perusahaan juga
akan ternilai semakin baik dimata investor.
Pramana dan Mustanda (2016) menunjukkan bahwa profitabilitas yang
diukur dengan menggunakan ROA berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Penelitian Mardiyati et.al., (2012) menunjukkan bahwa rasio
profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROE berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Penelitian Yuniati et.al., (2016) menunjukkan
bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Banyaknya penelitian
mengenai profitabilitas yang pengukurannya menggunakan Return On Assets
(ROA) terhadap nilai perusahaan namun hasilnya menunjukkan adanya
ketidakkosistenan, sehingga pada penelitian ini menggunakan Return On
Equity (ROE) dalam pengukurannya.
Terdapat faktor lain yang di duga mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan yaitu ukuran perusahaan. Menurut Sujoko dan Ugi (2007) ukuran
perusahaan dapat dilihat dengan besar kecilnya perusahaan yang akan
mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin timbul
dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Ukuran perusahaan yang
besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor
akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat. Ukuran
perusahaan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang dapat mengukur atau
menentukan nilai besar atau kecilnya perusahaan. Semakin besar ukuran
4
Suatu perusahaan yang memiliki total aktiva dengan jumlah besar maka
dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut akan banyak mendapatkan
perhatian yang besar dari para investor, kreditor, maupun para pemakai
infiormasi keuangan lainnya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Menurut
Pramana dan Mustanda (2016) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian Bernandhi dan
Muid (2014) menunjukkan bahwa ukuran perushaan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Penelitian Wiyono (2013) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Terdapat
ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini juga menambahkan kepemilikan manajerial sebagai
variabel independen dan pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai variabel moderasi. Menurut Suryani (2010) kepemilikan
manajerial adalah besar kecilnya jumlah kepemilikan saham manajerial dalam
perusahaan dapat mengindikasikan adanya kesamaan (congruance)
kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa manajer yang mempunyai kepemilikan saham di
perusahaan akan cenderung bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham karena terdapat kesamaan kepentingan antara keduanya. Manajer
sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena
dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai
Eriandi (2013) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan
Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) menemukan bahwa variabel
kepemilikan manajerial terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Namun
penelitian Permatasari (2010) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Terdapat ketidakkonsistenan
hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap nilai perusahaan.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel
moderasi dapat diketahui bahwa beberapa tahun terakhir banyak perusahaan
semakin menyadari betapa pentingnya menerapkan program Corporate
Social Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Hal ini
juga didukung dengan adanya UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas dan penerbitan PP No. 47/2012 yang menyatakan bahwa perusahaan
yang memanfaatkan atau berdampak terhadap fungsi sumber daya alam
dituntut tidak hanya mencari keuntungan semata, akan tetapi juga dituntut
untuk memperhatikan masyarakat luas dengan melakukan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
Pramana dan Mustanda (2016) dan Susanti dan Santoso (2011)
menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility mampu
memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Namun
dengan penelitian yang dilkukan oleh dilakukan Dewa et.al., (2014)
6
mampu memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Pramana dan Mustanda (2016) dan Imron et.al.,
(2013) sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania
(2011) yang membuktikan bahwa pengungkapan corporate social
responsibility mampu memperkuat hubungan ukuran perusahaan terhadap
nilai perusahaan. Namun penelitian Kusumawardani (2016) menunjukkan
bahwa pengungkapan corporate social responsibility tidak mampu
memperkuat hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani dan Hadiprajitno (2012) sejalan
dengan penelitian Amanti (2012) yang menunjukkan bahwa variabel
pengungkapan corporate social responsibility dapat memperkuat pengaruh
antara kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah diteliti oleh
Pramana dan Mustanda (2016) yang bertujuan untuk menguji pengaruh
profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan csr
sebagai variabel moderasi. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Adapun tujuan dari
replikasi ini karena penelitian tersebut masih belum meyakinkan
(incloncusive) dan sebagai usaha untuk menyempurnakan hasil penelitian
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
ulang dengan judul “PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN
PERUSAHAAN DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).”
Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah adanya pemilihan periode
penelitian yaitu tahun 2013-2015, penambahan variabel independen yaitu
mekanisme corporate governance yang diproksikan kepemilikan manajerial
dan penambahan variabel moderasi yaitu pengungkapan corporate social
responsibility, serta pengukuran nilai perusahaan menggunakan price book
value. Dikarenakan ketidakkonsistennya penelitian terdahulu maka di
pandang perlu untuk melakukan penelitian dan pengujian kembali dengan
8
B.Batasan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka penelitian ini dibatasi dengan
variabel profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial untuk
mrnguji terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan corporate social
responsibility sebagai variabel moderasi. Sehingga penelitian yang dilakukan
dapat mempersingkat waktu, tenaga dan teori-teori untuk mendapatkan hasil
yang signifikan.
C.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada latar belakang diatas, maka
dapat ditentukan rumusan masalah penelitian yaitu :
1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
3. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
4. Apakah pengungkapan corporate social resposibility berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI?
5. Apakah pengungkapan corporate social responsibility dapat memperkuat
pengaruh positif profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
6. Apakah pengungkapan corporate social responsibility dapat memperkuat
pengaruh positiif ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
7. Apakah pengungkapan corporate social responsibility dapat memperkuat
pengaruh positif kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI?
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditunjukkan tujuan
dari penelitian, yaitu :
1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.
2. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
3. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusaahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
4. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh pengungkapan
corporate social resposibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
5. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh profitabilitas
10
BEI dengan pengungkapan corporate social responsibility sebagai
variabel moderasi.
6. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh ukuran
perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dengan pengungkapan corporate social responsibility
sebagai variabel moderasi.
7. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI dengan pengungkapan corporate social responsibility
sebagai variabel moderasi.
E.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam bidang teoritis dan
praktisi :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan atau
pengetahuan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan
pada perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pembahasannya khusus terkait pengaruh profitabilitas, size dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan
corporate social responsibility sebagai variabel moderasi. Selain itu,
diharapkan mampu menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya yang erat
2. Manfaat praktisi
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi perusahaan
agar mengetahui tingkat nilai perusahaan yang disajikan dalam laporan
keuanagan tahunan perusahaan. Serta menjadi pengawas atau pengontrol
terhadap aktivitas perusahaan khususnya dalam mengetahui nilai
perusahaan. Kemudian dengan adanya pempublikasian kepada masyarakat
tentang tujuan-tujuan perusahaan, maka perusahaan akan mendapat
perhatian, kepercayaan, dan dukungan dari masyarakat.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Landasan Teori 1. Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan
keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan adalah
sekumpulan kontrak antara principal dan agency. Principal adalah pihak
yang memberikan perintah kepada agen untuk bertindak atas nama
principal, sedangkan agen adalah pihak yang diberi kepercayaan oleh
principal untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, hal ini
terdapat hubungan antara pemilik sumber daya ekonomis (pengendalian)
dan manajer (penggunaan). Dalam teori keagenan, pemilik perusahaan
hanya tertarik pada aspek finansial semata dalam hal keuangan maupun
investasi bagi perusahaan yang semakin meningkat. Hal ini yang kemudian
menimbulkan konflik kepentingan karena masing-masing pihak hanya
berusaha mengikuti keinginan untuk meraih keuntungan pribadi. Dengan
demikian, principal berharap adanya return yang cepat atas suatu investasi.
Adapun teori yang sama menurut Darmawati et.al., (2005), inti dari
hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan
(principal/investor) dan pengendalian (agent/manajer). Kepemilikan
diwakili oleh investor yang mendelegasikan kewenangan kepada agen
dalam hal ini manajer untuk mengelola kekayaan investor. Investor
pengelolaan tersebut, mereka akan memperoleh keuntungan dengan
bertambahnya kekayaan dan kemakmuran investor.
Menurut Setyapurnama dan Norpratiwi (2004) menyatakan
hubungan keagenan dapat menimbulkan masalah pada saat pihak-pihak
yang bersangkutan mempunyai tujuan yang berbeda. Pemilik modal
menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran para pemilik
modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya
kesejahteraan bagi para manajer. Dengan demikian muncullah konflik
kepentingan antara pemilik (investor) dengan manajer (agen). Pemilik
lebih tertarik untuk memaksimumkan return dan harga sekuritas dari
investasinya, sedangkan manajer mempunyai kebutuhan psikologis dan
ekonomi yang luas, termasuk memaksimumkan kompensasinya. Kontrak
yang dibuat antara pemilik dengan manajer diharapkan dapat
meminimumkan konflik antar kedua kepentingan tersebut. Teori
beranggapan bahwa pemisahan fungsi eksekutif dan fungsi pengawasan
pada teori keagenan menciptakan “checks and balances”, sehingga terjadi
independensi yang sehat bagi para manajer untuk menghasilkan kinerja
perusahaan yang maksimum dan return yang memadahi bagi para
pemegang saham.
2. Teori Signalling
Teori signalling merupakan teori yang menyajikan mengenai
tindakan perusahaan dalam menyampaikan signalling-signalling kepada
14
berupa aktivitas perusahaan dalam merealisasikan keinginan pemiik.
Signalling juga dapat membantu dalam segi promosi, sehingga perusahaan
tersebut dapat dikatakan lebih baik daripada perusahaan lainnya. Informasi
adalah komponen penting bagi investor dan pelaku bisnis. Informasi yang
memiliki kriteria lengkap, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor dan kreditur sebagai tolak ukur untuk mengambil keputusan
investasi dan kredit. Sehingga pengumuman yang mengandung nilai
positif diharapkan akan diterima oleh pasar (Suryani dan Herianti, 2015).
Reaksi pasar mengacu adanya perubahan harga saham pada waktu
informasi diumumkan dan menginterprestasikan dan menganalisis
informasi sebagai signalling baik atau signalling buruk. Jika pengumuman
informasi tersebut sebagai signalling baik bagi investor, maka terjadi
perubahan harga saham dan kenaikan hargan saham (Suryani dan Herianti,
2015).
Menurut teori signalling, bahwa perusahaan menyusun laporan
keuangan secara periodik dan tersirat maksud-maksud tertentu yang
ditujukan kepada stakeholders perusahaan. Riset-riset menyatakan bahwa
terdapat respon terhadap signalling-signalling-nya tersebut (Ball and
Brown, 1968) dan tanggapan stakeholders sangat tergantung pada cara
pandangnya sehingga respon yang muncul dapat respon positif atau respon
negatif. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban
perusahaan (stakeholders theory) dan gambaran triple bottom line (profit,
3. Teori Legitimacy
Teori legitimacy menyatakan bahwa organisasi memberikan
keyakinan dalam pelaksanaan kegiatannya, terdapat batasan dan norma
terhadap masyarakat secara berkelanjutan di tempat dimana organisasi
berada. Perubahan norma pada masyarakat seiring berjalannya waktu tentu
memberikan dampak bagi perusahaan yang harus terus mengikuti
perkembangan dari norma masyarakat. Proses legitimacy erat kaitannya
dengan suatu kontrak sosial yang dibuat oleh perusahaan dengan
melibatkan berbagai pihak dalam kemasyarakatan (Harsanti, 2011).
Menurut Dowling dan Preffer (1975) menjelaskan bahwa teori legitimasi mempunyai manfaat yang besar dalam hal menganalisis suatu pola pikir dan perilaku organisasi. Mereka mengatakan
“legitimacy merupakan suatu hal yang penting bagi organisasi, terdapat batasan yang ditekankan oleh norma-norma maupun nilai-nilai sosial, serta reaksi terhadap batasan tersebut sehingga mendorong arti pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan.”
Teori legitimacy menjelaskan bahwa untuk mendapatkan legitimasi
yang kuat dari masyarakat perlu dilakukan pengungkapan tanggung jawab
sosial oleh perusahaan sehingga nantinya akan memberikan kepercayaan
dan keyakinan bagi masyarakat dalam upaya menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan serta dengan adanya dukungan masyarakat akan semakin
meningkatkan nilai perusahaan kedepannya (Harsanti, 2011).
4. Teori Stakeholders
Stakeholders merupakan sistem yang secara eksplisit berbasis
tentang suatu organisasi dan lingkungannya. Stakeholders dan organisasi
16
yang berbentuk responsibilitas dan akuntabilitas. Teori stakeholders
merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen perusahaan
memenuhi atau mengelola harapan para stakeholders.
Teori stakeholders menekankan mengenai akuntabilitas organisasi
jauh melebihi kinerja keuangan atau ekonomi sederhana. Teori ini
menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara sukarela
mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial dan
intelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk
memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholders.
Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang saat ini
yaitu publikasi pengungkapan corporate social responsibility. Melalui
publikasi pengungkapan corporate social responsibility (pengungkapan
sosial dan lingkungan) perusahaan dapat memberikan informasi yang lebih
cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan dan pengaruhnya terhadap
kondisi sosial masyarakat dan lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007).
Akibat dari kurangnya perhatian terhadap stakeholders dengan rendahnya
tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial
perusahaan (Kusumadilaga, 2010).
5. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas dapat diukur dengan indikator Return On
Equity (ROE) menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik. Rasio
efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi
(Prapaska dan Siti, 2012). Rasio profitabilitas mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan bisnis yang
dilakukan. Hasilnya, investor dapat melihat seberapa efisien perusahaan
menggunakan aset dan dalam melakukan operasinya untuk menghasilkan
keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah
kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
6. Ukuran Perusahaan
Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 berdasarkan ukuran,
perusahaan dapat digolongkan atas 2 kelompok sebagai berikut
a. Perusahaan Kecil merupakan badan hukum yang didirikan di
Indonesia yang: (1) memiliki sejumlah kekayaan (total asset) tidak
lebih dari Rp 20 miliar; (2) bukan merupakan afiliasi dan dikendalikan
oleh suatu perusahaan yang bukan perusahaan menengah/kecil; (3)
bukan merupakan reksadana.
b. Perusahaan Menengah dan Besar merupakan kegiatan ekonomi yang
mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
usaha. Usaha ini meliputi usaha nasional (milik negara atau swasta)
dan usaha asing yang melakukan kegiatan di Indonesia. Pada
penelitian ini, ukuran perusahaan dilihat melalui total asset yang
dimiliki perusahaan. Pada umumnya perusahaan yang besar biasanya
akan mengungkapkan informasi lebih banyak dari pada perusahaan
18
Ukuran perusahaan dapat dilihat dengan besar kecilnya perusahaan
yang akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang
mungkin timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan. Ukuran
perusahaan mencerminan besar kecilnya perusahaan (Sujoko dan Ugi,
2007). Semakin besar total aset maka semakin besar pula ukuran suatu
perusahaan. Selain itu ukuran perusahaan turut menentukan tingkat
kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan, maka semakin dikenal
oleh masyarakat yang artinya semakin mudah untuk mendapatkan
informasi yang akan meningkatkan nilai perusahaan. Bahkan perusahaan
besar yang memiliki total aktiva dengan nilai aktiva yang cukup besar
dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan
tersebut. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total assets yang
dimiliki oleh perusahaan, yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi
perusahaan.
7. Mekanisme Corporate Governance
Mekanisme merupakan cara kerja sesuatu secara tersistem untuk
memenuhi persyaratan tertentu. Mekanisme corporate governance
merupakan suatu prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang
mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol atau
pengawasan terhadap keputusan.
Masalah keagenan sering muncul karena adanya perpedaan
kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Menurut Suryani
perusahaan untuk menghilangkan masalah keagenan. Adanya konsentrasi
kepemilikan dari institusi dan dari pihak manajerial dianggap bisa
mengurangi kecenderungan manajer dalam memanipulasi laba. Suryani
(2010) menemukan adanya bukti yang menyatakan bahwa tindakan
pengawasan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dan pihak investor
insitusional dapat membatasi perilaku para manajer. Mereka
menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak
investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan
perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi
perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri.
Kepemilikan manajerial juga dianggap bisa mengurangi perilaku
opportunistic manajer. Menurut Suryani (2010) besar kecilnya jumlah
kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan dapat mengindikasikan
adanya kesamaan (congruance) kepentingan antara manajemen dengan
pemegang saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajer
yang mempunyai kepemilikan saham di perusahaan akan cenderung
bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham karena terdapat
kesamaan kepentingan antara keduanya.
8. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah sebagai nilai pasar,
sebab nilai perusahaan akan memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum ketika harga saham perusahaan meningkat. Semakin
20
kemakmuran yang dirasakan oleh para pemegang sahamnya (Nurlela dan
Islahuddin, 2008). Suatu perusahaan pada dasarnya untuk meningkatkan
nilai perusahaan dan dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya
dengan cara price book value (PBV).
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh
suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun,
yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.
Masyarakat menilai dengan bersedia membeli saham perusahaan dengan
harga tertentu sesuai dengan persepsi dan keyakinannya. Meningkatnya
nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan
para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka
kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat, dan ini adalah tugas dari
manajer sebagai agen yang telah diberi kepercayaan oleh para pemilik
perusahaan untuk menjalankan perusahaannya.
9. Pengungkapan Corporate Social Responsibilty
Pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu proses
menginformasikan suatu dampak sosial dan lingkungan dari setiap
kegiatan ekonomi organisasi terhadap kelompok khusus yang
berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan perusahaan
(Hackston dan Milne, 1996). Informasi akan dipublikasikan dalam laporan
tahunan sehingga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pengungkapan
disclosure). Salah satu jenis informasi pengungkapan sukarela adalah
pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar apa yang diwajibkan oleh
standar akuntansi atau peraturan badan pengawasan.
Terdapat beragam laporan sosial diantaranya sustainability report
dan corporate social responsibility. Global reporting initiative (GRI),
sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan keberlanjutan ekonomi
dalam reporting guidelines, sustainability report atau laporan
keberlanjutan adalah praktek pengukuran, pengungkapan dan upaya
akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan
berkelanjutan kepada para pemangku kepentingan baik internal maupun
eksternal. Pengungkapan sustainability report berbeda dengan
pengungkapan corporate social responsibility meskipun keduanya
sama-sama merupakan pengungkapan sosial. Pengungkapan sosial yang lebih
luas dan terperinci disusun dalam sustainability report, sedangkan
pengungkapan sosial yang lebih sedikit disusun dalam pengungkapan
corporate social responsibility yang terintegrasi dengan laporan tahunan
perusahaan (Soelistyoningrum dan Prastiwi, 2011). Namun pada intinya,
tujuan dari penyusunan laporan keberlanjutan dan laporan pengungkapan
corporate social responsibility adalah sama, yaitu memperkuat
keberlanjutan perusahaan dengan jalan membangun kerjasama antar
stakeholders yang difasilitasi perusahaan dengan menyusun
22
Perusahaan yang memiliki tingkat pengungkapan corporate social
responsibility dapat mewujudkan citra yang baik bagi para stakeholders
sehingga saham perusahaan akan lebih diminati oleh investor. Saham lebih
diminati artinya permintaan saham oleh investor akan menjadi lebih tinggi
dan meningkatnya permintaan saham akan mendorong meningkatnya nilai
perusahaan. Pengungkapan corporate social responsibility adalah
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab
perusahaan di dalam laporan tahunan. Indikator corporate social
responsibility yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan indikator
menurut Global Reporting Initiative G4 (GRI) yang dilakukan perusahaan.
Indikator yang terdapat di dalam GRI yang digunakan dalam penelitian:
1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator).
2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator).
3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance
indicator).
4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance
indicator).
5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator).
6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance
indicator).
Berdasarkan indikator-indikator di atas terdapat 91 pengungkapan
yang terdiri atas 9 indikator ekonomi, 34 indikator lingkungan hidup, 16
manusia, 11 indikator kemasyarakatan, dan 9 indikator tanggung jawab
produk.
B.Penelitian terdahulu dan penurunan hipotesis
1. Hubungan Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan
Profitabilitas diukur dengan indikator return on equity (ROE).
Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik,
yang akan ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan
yang selanjutnya mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik
modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham
suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga
saham tersebut di pasar modal (Hermuningsih, 2013).
Peningkatan profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi nilai
perusahaan dan itu tergantung dari bagaimana persepsi investor terhadap
peningkatan profitabilitas perusahaan. Persepsi investor dalam
menanggapi profitabilitas akan mempengaruhi harga saham sekaligus nilai
dari perusahaan tersebut. Perusahaan dengan prospek yang baik ini yang
diinginkan oleh investor dan investor lebih tertarik untuk membeli saham.
Semakin tinggi permintaan dari investor terhadap saham maka akan
mempengaruhi harga saham dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Sehingga semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan semakin
tinggi pula nilai perusahaan. Pramana dan Mustanda (2016) menunjukkan
bahwa profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA berpengaruh
24
menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan menggunakan
ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hermuningsih (2013) menunjukkan
bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Penelitian Yuniati et.al., (2016) menunjukkan bahwa rasio
profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROA berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
2. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Nilai Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total
aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Besar kecilnya perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin
timbul dari berbagai situasi yang dihadapi perusahaan.
Ukuran perusahaan yang semakin besar, maka banyak investor yang
cenderung menaruh perhatian pada perusahaan tersebut (Bernandhi dan
Muid, 2014). Hal ini menyebabkan atas naiknya harga saham perusahaan
di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap
perusahaan besar. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan
dianggap memiliki nilai yang lebih besar. Nilai total aset perusahaan
Penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih
(2011) menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin tinggi tingkat keyakinan investor terhadap kemampuan
perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian investasi. Penelitian
Pramana dan Mustanda (2016) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Bernandhi dan Muid (2014) dan
Prasetyorini (2013) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian Wiyono
(2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
3. Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan Nilai Perusahaan
Kepemilikan manajerial merupakan kondisi yang menunjukkan
bahwa manajer memiliki saham di dalam perusahaan atau manajer tersebut
sekaligus menjadi pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial
merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur
dengan persentase jumlah saham yang dimilki oleh manajemen (Eriandani,
2013).
Menurut Sujoko dan Ugi (2007), konflik keagenan terjadi karena
26
menyebabkan penurunan nilai perusahaan. Struktur kepemilikan menjadi
penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik
di sebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik
keagenan tidak terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan seratus persen
oleh manajemen. Manajer sekaligus pemegang saham akan meningkatkan
nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai
kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga. Penelitian
yang dilakukan oleh Eriandani (2013) menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sofyaningsih dan
Hardiningsih (2011) menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial
terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Namun penelitian Permatasari
(2010) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
4. Hubungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan Nilai Perusahaan
Pengungkapan corporate social responsibility merupakan suatu alat
informasi untuk mengetahui adanya legitimasi di suatu perusahaan,
perusahaannya. Tujuan perusahaan yaitu untuk memaksimalkan dan
mensejahterahkan para pemegang saham.
Pengungkapan corporate social responsibility menjadi penting
karena para stakeholders perlu mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana
perusahaan melaksanakan peranannya sesuai dengan keinginan
stakeholders, sehingga menuntut adanya akuntabilitas perusahaan atas
kegiatan pengungkapan corporate social responsibility yang telah
dilakukannya. Makin baik pengungkapan corporate social responsibility
yang dilakukan perusahaan maka stakeholders akan makin terpuaskan dan
akan memberikan dukungan penuh kepada perusahaan atas segala
aktivitasnya yang bertujuan untuk menaikan kinerja dan mencapai laba
serta pada akhirnya menaikkan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Ioannou dan Serafeim (2010) yang menyatakan bahwa
dalam teori stakeholders, strategi pengungkapan corporate social
responsibility akan mengarahkan pada kinerja yang lebih baik melalui
perlindungan dan peningkatkan reputasi dan nilai perusahaan.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
Zarkia dan Salim (2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
pengungkapan corporate social responsibility, maka semakin tinggi nilai
perusahaan. Perusahaan yang membangun hubungan yang baik dengan
stakeholders dengan melaksanakan aktivitas corporate social
responsibility maka akan meningkatkan reputasi perusahaan dimata
28
itu, hasil penelitian tersebut menunjukkan pengaruh pengungkapan
corporate social responsibility dengan nilai perusahaan. Penelitian
Pramana dan Mustanda (2016) menunjukkan bahwa pengungkapan
Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Velda dan Achmad
(2013) dan Rosiana et.al., (2013) yang menyatakan bahwa pengungkapan
corporate social responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H4 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan.
5. Hubungan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi
Perusahaan yang melakukan pengungkapkan informasi informasi
meningkatkan nilai perusahaan menurut prespektif ekonomi. Dengan
adanya pengimplementasian corporate social responsibility, perusahaan
akan menerima informasi sosial dan mengoptimalkan kekuatan
keuangannya dalam jangka panjang. Hal tersebut menandakan pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan akan menjadi lebih kuat ketika
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi juga melakukan
pengungkapan informasi terkait langkah apa yang telah dilakukan
Pengungkapan sosial perusahaan dapat diimplemetasikan melalui
kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Menurut Anggraini (2006)
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa, pengungkapan corporate social responsibility
akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan
meningkat.
Perilaku etis mengindikasikan perusahaan berupa tanggungjawab
sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang
dalam jangka panjang akan tercermin pada keuntungan perusahaan (profit)
dan peningkatan kinerja keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengungkapan corporate social responsibility akan meningkatkan nilai
perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat. Penelitian yang
dilakukan oleh Susanti dan Santoso (2011) sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pramana dan Mustanda (2016) menunjukkan bahwa
pengungkapan corporate social responsibility yang berkedudukan sebagai
variabel moderating diduga akan memperkuat pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Namun dengan penelitian yang dilkukan oleh
dilakukan Dewa et.al., (2014) menunjukkan bahwa luas pengungkapan
corporate social responsibility tidak mampu memperkuat pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa
pengungkapan corporate social responsibility di Indonesia merupakan hal
30
RI nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Berdasarkan analisis
dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5 : Pengungkapan corporate social responsibility memperkuat
pengaruh positif profitabilitas terhadap nilai perusahaan
6. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya ukuran suatu
perusahaan yang akan berpengaruh terhadap struktur modal, semakin
besar perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan
perusahaan untuk melakukan investasi. Semakin besar ukuran perusahaan
juga peranan pengungkapan corporate social responsibility sangat
diperlukan. Di samping itu perusahaan besar merupakan emiten yang
banyak disoroti oleh para calon investor. Secara umum, penelitian yang
dilakukan mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan
tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar
menimbulkan tanggung jawab yang besar pula, terutama terhadap
pertanggung jawaban sosial.
Ukuran perusahaan merupakan rasio yang digunakan dalam
menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang rasionya
besar biasanya cenderung lebih banyak mengungkapkan tanggung jawab
et.al., (2013) menyatakan bahwa, semakin besar suatu perusahaan maka
biaya keagenan yang muncul juga semakin besar, untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut, perusahaan cenderung akan mengungkapkan informasi
yang lebih luas.
Adanya pengungkapan corporate social responsibility membuat citra
perusahaan nilai perusahaan akan semakin baik terutama untuk
perusahaan-perusahaan besar karena berkontribusi langsung terhadap
lingkungan dimana perusahaan itu berdiri. Penelitian yang dilakukan
Pramana dan Mustanda (2016) dan Imron et.al., (2013) sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Sudana dan Arlindania (2011) yang
membuktikan bahwa pengungkapan corporate social responsibility
diharapkan mampu memperkuat hubungan ukuran perusahaan dengan nilai
perusahaan. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility memperkuat
32
7. Hubungan Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi
Mekanisme corporate governance diduga dapat meningkatkan nilai
perusahaan karena kepemilikan manajerial dapat memotivasi manajer
untuk bertindak hati-hati dalam setiap pengambilan keputusan dan
menciptakan kinerja perusahaan yang optimal. Dampak lain yang dapat
menginteraksi hal tersebut yaitu pengungkapan corporate social
responsibility. Pengungkapan corporate social responsibility yang
menunjukkan kontribusi perusahaan terhadap masyarakat yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Kegiatan pengungkapan corporate social
responsibility merupakan bagian dari good corporate governance dan
pengungkapan corporate social responsibility yang transparan merupakan
hal yang penting bagi perusahaan untuk meningkatkan perbaikan
mekanisme corporate governance perusahaan sehingga akan memberi
nilai tambah bagi perusahaan.
Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai
perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai
kekayaannya sebagai pemegang saham juga akan meningkat. Dengan nilai
perusahaan akan menarik minat investor dalam berinvestasi. Akan tetapi,
investor tidak ingin berisiko dalam penanaman modalnya di suatu
perusahaan. Mereka lebih cenderung memilih perusahaan yang telah
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani dan Hadiprajitno (2012) sejalan
dengan penelitian Amanti (2012) yang menunjukkan bahwa variabel
pengungkapan corporate social responsibility dapat memperkuat pengaruh
antara kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
analisis dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H7 : Pengungkapan Corporate Social Responsibility memperkuat
34
C. Model Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu maka,
model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Model 1 :
H1 (+)
H2 (+)
H3 (+)
[image:51.595.175.509.218.508.2]H4 (+)
Gambar 2.1
Profitabilitas (ROE)
Ukuran perusahaan
(SIZE)
Nilai Perusahaan
(PBV) Kepemilikan
manajerial (KM)
Model 2 :
H5 (+)
H6(+)
[image:52.595.174.505.135.408.2]
H7(+)
Gambar 2.2
Profitabilitas (ROE)
Nilai Perusahaan
(PBV)
Pengungkapan CSR Ukuran
Perusahaan (SIZE)
Kepemilkan Manajerial
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek/Subjek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
tahun 2013 sampai tahun 2015.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang di dapat dari
media perantara. Dalam penelitian ini data yang akan digunakan adalah
laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan purposive
sampling yang dipilih berdasarkan kriteria sesuai dengann tujuan penelitian.
Sampel penelitian yang dipilih didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan go public dan merupakan perusahaan manufaktur pada tahun
2013-2015 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
b. Perusahaan mempublikasikan laporan mengenai kegiatan pengungkapan
corporate social responsibility atau sustainability report dan laporan
tahunan (annual report) secara kontinyu dari tahun 2013-2015 baik secara
fisik maupun melalui website www.idx.co.id atau website masing-masing
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulakn dengan melakukan penelusuran
data sekunder, kemudian dilanjutkan dengan pencatatan dan perhitungan.
Penelusuran data sekunder melalui metode studi pustaka, yaitu dengan
mengolah literatur, artikel, jurnal, maupun media tertulis lainnya yang
berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian, selain itu, menggunakan
metode dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan sumber-sumber data
dokumenter seperti laporan keuangan seluruh perusahaan yang terdaftar di
BEI dari tahun 2013-2015, yang diperoleh melalui website www.idx.co.id,
dan Pojok BEI UMY.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Indikator kinerja perusahaan dapat dilihat melalui banyak hal
diantaranya adalah profitabilitas, leverage, pertumbuhan perusahaan,
keunikan perusahaan, ukuran perusahaan, nilai aktiva, deviden,
pengehematan pajak, fluktuasi nilai tukar, dan keadaan pasar modal. Akan
tetapi, dalam penelitian ini hanya membahas dua faktor yang dianggap paling
dapat menginterprestasikan nilai perusahaan yaitu profitabilitas dan ukuran
perusahaan serta menambah satu proksi dari mekanisme corporate
governance yaitu kepemilikan manajerial. Penelitian ini juga manambah
faktor pengungkapan corporate social responsibility dalam memperkuat
hubungan suatu faktor yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan dan
38
atau tidak pengungkapan corporate social responsibility itu dapat
mempengaruhi faktor-faktor tersebut (Martalina, 2011).
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan price book
value (PBV) yang mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada
manajemen dan perusahaan industri di Bursa Efek Indonesia (BEI). Price
book value (PBV) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut:
PBV = Harga Pasar Saham
Nilai Buku per lembar saham 2. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain:
a. Profitabilitas
Return On Equity atau profitabilitas merupakan suatu pengukuran
dari penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan
atas modal yang mereka investasikan dalam sebuah perusahaan. ROE
merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the
common stockholders) karena dalam rasio ini menunjukkan tingkat
pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang
perusahaan beroperasi adalah menghasilkan laba yang bermanfaat bagi
para investor, ukuran yang digunakan dalam pencapaian alasan ini
adalah tinggi rendahnya angka ROE yang berhasil dicapai. Semakin
tinggi ROE, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba untuk para investor.
Profitabilitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
rasio ROE (return on equity) sebagai berikut:
ROE = Laba bersih
ekuitas saham biasa b. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan tolak ukur bagi perusahaan untuk
menentukan nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian Prasetyorini dan
Wiyono (2013) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara
antara lain dengan total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan
yang tampak dalam nilai total aset perusahaan. Penelitian ini
menggunakan ukuran perusahaan yang dihitung dengan nilai natural
log (ln) dari total asset perusahaan pada akhir tahun.
SIZE = Logaritma Nature (LN) Total Asset
c. Kepemilikan Manajerial
Susanti (2010) kepemilikan manajerial adalah para pemegang
saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam
40
pengambilan keputusan pada suatu perusahaan