• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SEGI EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/ 2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SEGI EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/ 2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 37 MEDAN T .A 2015/ 2016

Oleh:

Levana Hutagalung NIM. 4122111030

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI SEGI

EMPAT BAGI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 37 MEDAN T.A 2015/ 2016

Levana Hutagalung (NIM: 4122111030)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan aktivitas belajar siswa dengan model Quantum Teaching pada materi segiempat bagi siswa kelas VII di SMP Negeri 37 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-1 SMP Negeri 37 Medan yang berjumlah 41 orang. Objek penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi segiempat di kelas VII-1 SMP Negeri 37 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Terdapat peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu aktivitas yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang ditetapkan. Aktivitas siswa mendengarkan pada siklus I 29,375% dan pada siklus II menjadi 26,875% semakin mendekati waktu idealnya(20%), aktivitas membaca LAS pada siklus I 16,875% dan pada siklus II menjadi 15,625% semakin mendekati waktu idealnya(10%), aktivitas menulis pada siklus I 28,125% dan pada siklus II menjadi 29,125% semakin mendekati waktu idealnya(30%), aktivitas berdiskusi/bertanya pada guru/teman pada siklus I 21,875% dan pada siklus II menjadi 26,25% semakin mendekati waktu idealnya(30%), aktivitas berbicara/mengobrol antar siswa yang tidak relevan dengan KBM pada siklus I 3,75 dan pada siklus II menjadi 1,875% semakin mendekati waktu idealnya(0%). Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segiempat di kelas VII SMP Negeri 37 Medan T.A 2015/2016.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkaN kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kesehatan, kesempatan, dan kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Quantum Teaching Pada Materi Segiempat Bagi Siswa Kelas VII

di SMP Negeri 37 Medan T.A 2015/ 2016”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Zul

Amry, M.Si, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan

dan saran yang membangun sejak penyusunan proposal, penelitian sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Erlinawaty Simanjuntak,

S.Pd, M.Si Bapak Drs. H. Banjarahor, M.Pd dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Dosen

Penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.

Mukhtar, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan

saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy

Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan Bapak Drs. Zul Amry, M.Si.,Ph.D selaku ketua

jurusan, sekertaris jurusan, dan ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED

serta seluruh Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang

sudah membantu penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Sahat Marulak,

S.Pd, M.Hum selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 37 Medan dan Ibu Tiodor Sitanggang, S.Pd

selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 37 Medan, guru, staf, pegawai, dan

siswa-siswi SMP Negeri 37 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda S.Hutagalung dan

Ibunda M.Hutabarat yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang tak

terhingga kepada penulis selama menjalani pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini. Terima

(6)

v

tercinta Alkesa Hutagalung yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungan kepada

penulis.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Eka Nurlia, Ayuck dan Sri Milawarni

Tambunan yang selalu menemani dan pemberi semangat terbaik kepada penulis selama 3 tahun

ini. Kepada teman yang selalu ada Itok Silalahi, Veronica Hutapea dan Elisa Librana Naibaho

serta seluruh anak DIK A 2012 yang selalu setia menemani penulis selama 4 tahun ini. Terima

kasih juga kepada sahabat yang meski jarang bertemu namun selalu saling mendoakan Riana

Utari Panjaitan dan Khana Ritonga karena doa tulus kalian penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun

penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi

sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu

pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengertian Belajar 7

2.1.2. Pembelajaran Matematika 8

2.1.3. Aktivitas Belajar 9

2.1.3. 1. Pengertian aktivitas belajar 9

2.1.3.2. Indikator Aktivitas Belajar Siswa 11

2.1.3.3. Nilai Aktivitas Dalam Pengajaran 12

2.1.4. Model Pembelajaran Quantum Teaching 12

2.1.4.1. sejarah Quantum Teaching 12

2.1.4.2. pengertian Quantum Teaching 13

2.1.4.3.Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran

(8)

vii

2.1.4.4Kerangka Perancangan Quantum Teaching 13

2.1.4.5. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran

Quantum Teaching 14

2.2. Materi Pelajaran Segiempat 15

2.3. Kerangka Konseptual 22

2.4. Penelitian Relevan 23

2.5. Hipotesis Tindakan 23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 24

3.2.1. Lokasi Penelitian 24

3.2.2. Waktu Penelitian 24

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 24

3.3.1. Subjek Penelitian 24

3.3.2 Objek Penelitian 24

3.4. Prosedur Penelitian 24

3.5. Alat Pengumpulan Data 30

3.5.1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 30

3.5.1. Lembar Observasi pengelolaan Pembelajaran 30

3.5.3. Angket 32

3.6. Analisis Data 32

3.6.1. Reduksi Data 32

3.6.2.Interprestasi Hasil 33

3.6.2.1. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa 33

3.6.2.2. Analisi Lembar Observasi Pengelolaan

Pembelajaran 35

3.6.2.3. Analisi Angket Respon Siswa 36

3.7.Paparan Data 37

3.8.Menarik Kesimpulan 37

(9)

4.1Hasil Penelitian 39

4.2Pembahasan Hasil Penelitian 61

4.3Temuan Penelitian 65

4.4Diskusi Hasil Penelitian 65

4.5Rekap Tindakan 66

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan 76

5.2Saran 76

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 indikator aktivitas belajar siswa 11

Tabel 3.1 Kadar Rata-Rata Persentase Aktivitas Siswa Dalam

Pembelajaran 25

Tabel 3.2 Aspek Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran 30

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Alur kegiatan penelitian tindakan 29

Gambar 4.1 rata-rata persentase aktivitas siswa siklus I 47

Gambar 4.2 Rata-rata persentase aktivitas siswa siklus II 58

Gambar 4.3 peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas

siswa pada siklus I dan sklus II 62

Gambar 4.4 Peingkatan Rata-rata Skor Pengelolaa Pembelajaran

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 80

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 89 Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa I (LAS I) 98 Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa II (LAS II) 102 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa III (LAS III) 104 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa III (LAS IV) 107 Lampiran 7 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I

(LAS I) 109

Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II

(LAS II) 111

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa III

(LAS III) 112

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa IV

(LAS IV) 114

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 115 Lampiran 12 Kadar Aktivitas Belajar Awal Siswa 118 Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 120 Lampiran 14 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 128 Lampiran 15 Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 136

Lampiran 16 Kisi-kisi Angket Respon Siswa 144

Lampiran 17 Angket Respon Siswa 145

Lampiran 18 Lembar Validitas Angket Respon Siswa 148 Lampiran 19 Kadar Aktivita Belajar Siswa Siklus I 151

Lampiran 20 Kadar Aktivita Belajar Siswa Siklus II 152

Lampiran 21 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I dan II 153

Lampiran 22 Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I dan II 156

Lampiran 23 Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran Siklus

Observer I Dan II 159

Lampiran 24 Skor Data Angket Respon Siswa Siklus I 160

Lampiran 25 Skor Data Angket Respon Siswa Siklus II 162

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Dalam perkembangan peradaban modern matematika memegang peran

penting. Karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi

sempurna. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujono (Siahaan,dkk, 2012:128) mengemukakan bahwa “matematika merupakan alat yang efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semua tidak akan mendapat

bantuan yang berarti. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika perlu

dipelajari oleh siswa. Selain itu cornelius (Abdurahman, 2012:204) juga

mengemukakan alasan perlu belajar matematika karena matematika merupakan “(1) sarana berpikir yang jelas dan logis,(2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan dari generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Selanjutnya, Cockroft (Abdurahman, 2012:204) juga mengemukakan

bahwamatematika perlu diajarkan kepada siswa karena:

“(1) selalu digunakan dalam kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat;(4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menentang”.

Namun, kenyataannya pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan

jika dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Salah satunya di sekolah

SMP Negeri 37 Medan, berdasarkan informasi dari guru matematika hasil ulangan

umum mata pelajaran matematika siswa masih rendah, rata-rata nilai yang diperoleh

siswa adalah 65. Nilai tersebut masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu memperoleh rata-rata nilai 75.

(14)

2

Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena kebanyakan

siswa masih merasa bahwa matematika itu sulit. Seperti yang dikemukakan oleh

Abdurahman (2012:202) bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di

sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para

siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang

berkesulitan belajar.”

Selanjutnya,Russefendi (Husna,dkk, 2012:176) juga mengatakan bahwa:“matematika bagi anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi, dianggap sebagai ilmu yang sukar dan ruwet.”

Anggapan bahwa matematika merupakan bidang studi yang paling sulit

tentunya akan mengurangi minat siswa untuk belajar matematika. Kurangnya minat

siswa untuk belajar matematika akan berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa

dalam kelas.

Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa

dalam proses pembelajaran danmerupakan indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Sriyono (Abdullah, 2013:1) bahwa: “aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani.

Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar”.

Oleh sebab itu, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran

terutama dalam pembelajaran matematika. Namun, pada kenyataanya aktivitas belajar

siswa masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil observasi peneliti pada tanggal 25

januari 2016 di SMP Negeri 37 Medan. terlihat bahwaAktivitas belajar matematika

siswa didominasi oleh aktivitas mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru yaitu

57,25% dari waktu yang tersedia dan melebihi dari batas toleransi yang ditetapkan

yaitu 20% PWI 30%, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas yang tidak sesuai

dengan KBM seperti berbicara/ mengobrol antara siswa ini melebihi batas toleransi

(15)

ditetapkan hanya 0% PWI 5%. Sedangkan, aktivitas membaca Lembar Aktivitas

Siswa (LAS) maupun sumber pembelajaran yang relevan dengan materi pelajaran

hanya 0,87%, aktivitas menulis penjelasan guru/ teman, menyelesaikan soal sebesar

28,62% dari waktu yang tersedia, aktivitas berdiskusi/ bertanya antara siswa hanya

2,12% dari waktu yang tersedia, aktivitas bertanya/ menjawab pertanyaan guru juga

rendah yaitu 1,12% dari waktu yang tersedia. Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa

waktu yang dipakai dalam melakukan aktivitas ada yang melebihi interval toleransi

Persentase Waktu Ideal (PWI) dan ada yang belum mencapai interval toleransi PWI.

ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di kelas masih didominasi oleh

aktivitas pasif.

Kurangnya aktivitas siswa seperti ini, tentunya tidak akan menghasilkan hasil

belajar secara maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:170) bahwa:

“kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaanya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikannya kepada siswa. Disisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif”.

Hasil belajar siswa yang kurang maksimal dapat dilihat pada salah satu materi

matematika yakni segiempat, menurut guru mata pelajaran matematika di SMP

Negeri 37 Medan disana dilihat dari ulangan harian untuk materi segiempat dalam

mengenal sifat-sifat dan menghitung luas serta keliling pada kelas VII terdahulu

masih dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. Untuk mencukupinya

maka guru sering mengadakan remedial agar bisa mencapai nilai KKM.

Dari pernyataan diatas, menunjukkan bahwa hasil belajar dan aktivitas belajar

siswa masih rendah. Hal ini bisa disebabkan karena pada saat peneliti observasi di

sekolah, guru dalam mengajar masih menggunakan model pembelajaran langsung

berupa penyampaian materi lewat ceramah.

Sebagai seorang pendidik, guru harus pandai meramu berbagai komponen

(16)

4

memaksimalkan keaktifan siswa sehingga tercipta kondisi yang kondusif dan

bermakna. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh sardiman (2011:48) bahwa:

“guru dalam hal membimbing dan menyediakan kondisi yang kondusif sudah barang tentu guru tidak dapat mengabaikan faktor atau komponen-komponen yang lain dalam lingkungan proses belajar-mengajar, termasuk misalnya bagaimana dirinya sendiri, keadaan siswa, alat-alat peraga atau media, metode, model dan sumber-sumber lainnya”.

Banyak model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang kondusif

dan efisien dan membuat siswa menjadi aktif dalam kelas.model pembelajaran yang

dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan membuat siswa menjadi

tidak menakuti matematika sehingga berdampak baik terhadap aktivitas dan hasil

belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat menciptakan hal tersebut

diantaranya adalah model Quantum Teaching.

Deporter,dkk (2010:32) menyatakan bahwa:“Quantum Teaching adalah model pembelajaran yang menekankan kegiatan aktif, bermakna menyenangkan, dimana dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator”. Sehingga dapat dikatakan bahwa Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang

menuntut siswa aktif dan menciptakan suasana yang menyenangkan.

Pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang

membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata

yang siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan dikehidupan mereka sendiri.

Menurut Deporter,dkk (2010:128) kerangka pembelajaran TANDUR

(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan) dalam model

pembelajaran Quantum Teaching mencerminkan gaya mengajar progresif dan

menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa

mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pembelajaran nyata bagi diri

(17)

Dari uraian diatas, terlihat bahwa model Quantum Teaching dapat membuat

siswa merasa nyaman dan rileks tanpa dibayangi dengan ketakutan dan kesulitan

dalam memahami matematika secara baik dan mendalam. Hal ini diharapkan dapat

mengoptimalkan partisipasi siswa dan juga membuat siswa tidak berkesulitan dalam

memahami konsep serta dapat meningkatkan keaktifan siswa yang akan berdampak

pada peningkatan aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Quantum Teaching Pada Materi Segiempat Bagi Siswa Kelas VII di SMP Negeri 37 Medan T.A 2015/ 2016”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit bagi siswa.

2. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas

masih rendah.

3. Nilai ulangan harian siswa pada materi segiempat masih rendah.

4. Model Quantum Teaching belum pernah diterapkan guru dalam mengajar.

1.3Pembatasan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup permasalahan dan agar peneliti menjadi lebih efektif, jelas dan terarah, masalah dibatasi pada “Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Quantum Teaching Pada Materi Segiempat Bagi Siswa Kelas

VII Di SMP Negeri37 Medan T.A 2015/ 2016”.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah

(18)

6

model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segiempat di kelas VII SMP

Negeri 37 Medan T.A 2015/ 2016?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi Tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui

peningkatan aktivitas belajar siswa di SMP Negeri 37 Medan melalui model

pembelajaran Quantum Teaching.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa, sebagai bahan informasi untuk menentukan cara belajar yang sesuai

dalam mempelajari matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi guru bidang studi

matematika dalam menentukan model pembelajaran yang efektif dan efisien

dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Bagi pihak sekolah, sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam

rangka perbaikan model pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan untuk diterapkan

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Terdapat peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dari siklus I

ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu aktivitas yang diperoleh

pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang ditetapkan. Aktivitas

siswa mendengarkan pada siklus I 29,375% dan pada siklus II menjadi

26,875% semakin mendekati waktu idealnya(20%), aktivitas membaca LAS

pada siklus I 16,875% dan pada siklus II menjadi 15,625% semakin

mendekati waktu idealnya(10%), aktivitas menulis pada siklus I 28,125% dan

pada siklus II menjadi 29,125% semakin mendekati waktu idealnya(30%),

aktivitas berdiskusi/bertanya pada guru/teman pada siklus I 21,875% dan pada

siklus II menjadi 26,25% semakin mendekati waktu idealnya(30%), aktivitas

berbicara/mengobrol antar siswa yang tidak relevan dengan KBM pada siklus

I 3,75 dan pada siklus II menjadi 1,875% semakin mendekati waktu

idealnya(0%).

2. Model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa pada materi segiempat.di kelas VII SMP Negeri 37 Medan.

5.2Saran

Adapun saran yang dapat diajukan dari peneliti adalah:

1. Dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching di kelas

disarankan kepada guru pada tahap Alami guru lebih mengoptimalkan

bertanya lebih banyak kepada siswa yang kurang aktif agar siswa menjadi

terbiasa untuk menanggapi pertanyaan guru dan menjadi percaya diri

dalam mengemukakan perndapatnya.

(20)

77

2. Dalam menerapkan model Quantum Teaching disarankan kepada guru

pada tahap Namai guru menggunakan media pembelajaran hal ini dapat

menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran dan untuk

mengefektifkan waktu dalam proses belajar mengajar

3. Guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa pada saat berdiskusi

supaya pembelajaran dapat berjalan kondusif dan siswa dapat fokus

terhadap pembelajaran dan tugas guru. Selain itu, pembentukan kelompok

harus benar-benar diperhatikan dan sebaiknya menggabungkan siswa yang

aktif dengan siswa yang kurang aktif hal ini dapat mendukung tercipta

aktivitas belajar yang baik.

4. Bagi siswa diharapkan pada saat proses belajar mengajar siswa lebih aktif

dalam bertanya dan mengemukakan pendapat baik kepada teman maupun

kepada guru.

5. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan

penelitian yang sama disekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda

agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, wahab.(2013). Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kelompok Berbasis Laboratorium Pada Materi Bangun

Sisi Datar. FMIPA UNG

http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/download/3337/3313 [23 februari 2016]

Kadir, Abdul.(2013). Dinamika Ilmu [online]. Vol 13, No.1. https://www.google.co.id/url?q=http://journal.iain.ac.id/index.php/dinamika_

ilmu/ [23 februari 2016]

Abdurahman, Mulyono. (2012), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Deporter, dkk. (2010). Quantum Teaching. Kaifa. Bandung.

Diah, Halimatussa. (2014). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP. FMIPA Unimed

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Habibah, Umi. (2012). Penerapan Model PAIKEM Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidayah Nurul Krandon Kota Tegal

http://lib.unnes.ac.id/19185/1/1402408118.pdf [23 februari 2016]

Husna, Raudatul, dkk. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Siswa SMP Kelas VII Langsa. Jurnal Pendidikan Matematika

PARADIKMA [online] Vol 5, No.2.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-29446

jurnal1%20187-204.pdf [23 februari 2016]

Purba, dkk. (2012). Filsafat Pendidikan. Unimed.

Rajagukguk, Friska R. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika Dengan Metode Ekspositori di SD [online].

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/6280/6432 [23

(22)

78

Sardiman. (2011). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Ar-russ Media. Yogyakarta

Siahaan, Friska B. 2012. Pengaruh Strategi React Dan Sikap Siswa Terhadap Matematika Dalam Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA [Online]. Vol 6 No.2.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-25814-Jurnal%20128-136.pdf [23 februari 2016]

Sinaga, B. (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3). Disertasi Program Studi Matematika . UNS. Surabaya.

Sukino,dkk. (2006). Matematika Untuk SMP kelas VII. Erlangga. Jakarta

Suzana, Adriani. (2012). Pengembangan Modul Matematika Pada Materi Segiempat dengan Pendekatan PMR Untuk Siswa SMP. FMIPA UNY.

http://eprints.uny.ac.id/9151/[ 23 februari 2016]

Gambar

Tabel 2.1  indikator aktivitas belajar siswa
Gambar 3.1 Alur kegiatan penelitian tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Divisi dari Partai Liberal yang pada dasarnya mendapat dukungan dari iuran keanggotaan, yaitu dari 8000 anggota di seluruh Australia. Divisi ini

Uji MANOVA digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan beberapa variabel terikat antara bebrapa kelompok yang

Secara umum, otot pada manusia terbagi menjadi 3 tipe, yaitu (1) otot polos yang bekerja di luar kesadaran (involunter), (2) otot lurik yang bekerja di bawah kesadaran

Protective factor dari perkembangan hidup pelaku yang paling utama adalah perhatian dan kepedulian orangtua (parental affection), menumbuhkan kedekatan emosional

Adversity quotient yang tinggi merupakan salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh remaja warga binaan agar mereka tetap memiliki orientasi masa depan

Selain harus mempunyai kompetensi sesuai standar dan berkomitmen, seorang apoteker harus memiliki tujuh peran apoteker yang dikenal dengan istilah seven star pharmacist sebagai

Kompetensi dasar merupakan acuan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan standar kompetensi lulusan untuk penilaian. Kompetensi dasar dirumuskan

siswamembolos, guru melapor ke Bimbingan Konseling (BK) dan yang menindak lanjuti adalah BK tersebut. Guru PKn kelas XI dan XII menghadapi siswa yang ramai di