• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Jelly Mariska Sirait NIM 4123220012 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara dari orang tua Osmer Sirait dan Rusna

Rumapea. Pada tahun 2000, Penulis masuk SD INPRES 097386 Sagala Dolok dan

lulus pada tahun 2006, dilanjutkan dengan pendidikan di SMP Negeri 3 Dolok

Panribuan dan lulus pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan lagi di SMA

Negeri 1 Dolok Panribuan pada tahun 2009 dan selesai di tahun 2012. Pada tahun

2012 Penulis diterima di Program studi Biologi Jurusan Biologi melalui jalur

SNMPTN, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan dan lulus pada tahun 2016. Penulis pernah mengikuti PKL di Balai Induk

Holtikultura, Gedung Johor, Medan.

Dengan berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman selama masa kuliah, penulis menulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Ekologi Serangga Polinator pada Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuun L.)”

yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2016, yang dibimbing oleh

Bapak Syarifuddin, M.Sc., Ph.D. dengan pengidentifikasian dilakukan di

(4)

iii

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP EKOLOGI SERANGGA POLINATOR PADA TANAMAN CABAI

MERAH (Capsicum annum L.)

JELLY MARISKA SIRAIT (NIM 4123220012) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari perkebunan kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai merah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif survey dengan teknik pengambilan data menggunakan Plot Sampling. Kebun cabai yang digunakan masing-masing berukuran 1200 m2 yang terdiri dari 24 bedengan. Sampel yang digunakan sebanyak 6 bedengan yang dipilih secara random sampling. Cabai yang digunakan berumur 50 hari setelah tanam. Dari hasil penelitian didapatkan total 14 spesies serangga pollinator dari kedua lokasi yang berasal 3 ordo: Lepidoptera, Diptera, dan Hymenoptera dan 6 famili: Hesperidae, Nymphalidae, Pieridae, Syrphidae, Apidae, dan Vespidae. Kelimpahan serangga polinator pada kedua lokasi berbeda signifikan (t = 3,040; P = 0,004). Terdapat perbedaan komposisi serangga pollinator pada kedua lokasi. Waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah spesies serangga pollinator cabai merah (F = 3,049 ; P = 0,006) dan kelimpahan serangga pollinator cabai merah (F = 5,730 ; P = 0,000).

(5)

THE EFFECT OF OIL PALM PLANTATIONS ON THE ECOLOGY OF INSECT POLLINATORS IN CHILI RED (Capsicum annum L.)

JELLY MARISKA SIRAIT (NIM 4123220012) ABSTRACT

This study was aimed to determine the effect of oil palm plantations on the ecology of insect pollinators in cucumbers. The method used descriptif survey by plot sampling. Gardens chili used, each measuring 1200 m2 which consists of 24 bed. The sample was used as much as 6 beds selected by random sampling. Chili was used aged 50 days after planting. The results of this study, there was 14 species, belong to the 3 orde, i.e., Lepidoptera, Diptera, and Hymenoptera; and 6 families; i.e., Hesperidae, Nimphalidae, Pieridae, Syrphidae, Apidae, and Vespidae. The abundance of insect pollinators were significantly different (t = 3.040; P = 0.004). There was differences in the composition of insect pollinators of both locations. Observation time significantly affect the number of species of insect pollinators (F = 3.049; P = 0.006) and abundance of insect pollinators (F = 5.730; P = 0.000).

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai

dengan waktu yang direncanakan. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengaruh

Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Ekologi Serangga Polinator pada Tanaman

Cabai Merah (Capsicum annum L.) yang merupakan syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana sains pada jurusan Biologi Non Kependidikan, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih atas segala

bantuan yang telah diberikan, khususnya kepada bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd,

selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.

Bapak Dr. Hasruddin, M. Pd, selaku ketua jurusan Biologi UNIMED, Ibu Dr.

Melva Silitonga, M.Si, selaku ketua Program Studi Biologi, UNIMED, Bapak

Syarifuddin, M.Sc., Ph.D selaku doden Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan waktunya kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini. Kepada Bapak Prof. Dr.rer.nat.Binari Manurung, M.Si., Bapak

Drs.Puji Prastowo, M.Si., Ibu Elida Hafni siregar, S.Pd, M.Si., selaku dosen

penguji penulis mengucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun

untuk perbaikan skripsi ini. Bapak Drs. Tonggo Sinaga, MS selaku dosen

Pembimbing Akademik, penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian yang

telah diberikan selama menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Medan.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahhanda Osmer

Sirait dan Ibunda Rusna Rumapea yang tak pernah letih untuk memberikan

dukungan, semangat, dan kasih sayang. Kepada Kakak Sertika Sirait, Abang

Ramses Sirait, Kakak Manuturi Sirait, Abang Eduard Sirait, Bernat Sirait dan

Kakak Marina Sirait yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan semangat

kepada penulis. Kepada sahabat Biologi Nondik A 2012 yang selama 4 tahun

(7)

2012 terkhusus Ajeng, Kemala, Lelly, Monalisa, Ruth dan Ymelda yang sudah

memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap

skripsi ini bermanfaat untuk para pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

Medan, September 2016

(8)

vii

2.1 Klasifikasi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) 6 2.2 Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L.) 6

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 8

2.4 Serangga 9

2.5 Serangga Polinator (Penyerbuk) 11

2.6 Proses Serangga Menyerbuki Bunga 12

2.7 Kelapa Sawit 13

2.8 Hipotesis Penelitian 14

BAB III. METODE PENELITIAN 16

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 16

3.2 Penentuan Plot Sampling 17

3.3 Pengukuran Faktor Fisika Kimia Lingkungan 17

3.4 Observasi dan Koleksi Serangga Polinator 17

3.5 Identifikasi Serangga Polinator 18

3.6 Teknik Analisis Data 18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 20

4.1 Hasil Penelitian 20

4.1.1 Deskripsi Lokasi Kebun cabai 20

4.1.2 Faktor Kimia Fisika Lingkungan Kebun Cabai 21

(9)

4.1.4 Kelimpahan Serangga Polinator 23 4.1.4.1 Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman 23

Cabai Merah

4.1.4.2Perbandingan Kelimpahan Masing-masing Takson untuk 24 Kedua Lokasi

4.1.5 Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Jumlah Takson 30 Serangga Polinator Cabai Merah

4.1.6 Pengaruh Waktu Pengamatan Terhadap Kelimpahan Serangga 31 Polinator

4.2 Pembahasan 32

4.2.1 Faktor Kimia Fisika Lingkungan Kebun Cabai 32

4.2.2 Komposisi Serangga Polinator 33

4.2.3 Kelimpahan Serangga Polinator 34

4.2.4 Pengaruh Waktu Pengamatan 36

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 39

5.1 Kesimpulan 39

5.2 Saran 40

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Cabai Merah 6

Gambar 2.2 Bunga Cabai Merah 8

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Kebun Cabai Merah 16

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 20

Gambar 4.2 Beberapa spesies serangga polinator yang ditemukan 22

pada lokasi penelitian. Gambar 4.3 Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator Cabai 24

Merah Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Gambar 4.4 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 25

Kupu- Kupu Borbo cinara pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.5 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 26

Tawon Camsomeris colaris pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.6 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 27

Lalat Eristalinus megacephalus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.7 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 28

Lalat Helophilus fasciatus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.8 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 29

Lebah Xylocopa confusa pada Tanaman Mentimun Gambar 4.9 Jumlah Spesies Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 30

Merah Berdasarkan Jam Pengamatan Gambar 4.10 Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 34 Merah Berdasarkan Jam Pengamatan.

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman Cabai Merah 6

Gambar 2.2 Bunga Cabai Merah 8

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian Kebun Cabai Merah 16

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian 20

Gambar 4.2 Beberapa spesies serangga polinator yang ditemukan 22

pada lokasi penelitian. Gambar 4.3 Perbandingan Kelimpahan Serangga Polinator Cabai 24

Merah Berdasarkan Lokasi Pengamatan. Gambar 4.4 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 25

Kupu- Kupu Borbo cinara pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.5 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 26

Tawon Camsomeris colaris pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.6 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 27

Lalat Eristalinus megacephalus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.7 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 28

Lalat Helophilus fasciatus pada Tanaman Cabai Merah Gambar 4.8 Pengaruh Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kelimpahan 29

Lebah Xylocopa confusa pada Tanaman Mentimun Gambar 4.9 Jumlah Spesies Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 30

Merah Berdasarkan Jam Pengamatan Gambar 4.10 Kelimpahan Serangga Polinator pada Tanaman Cabai 34 Merah Berdasarkan Jam Pengamatan.

(12)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 15 2004-2014).

Tabel 3.1. Periode Pengamatan Serangga Polinator 18 Tabel 4.1. Faktor Fisika Lingkungan pada Masa Berbunga Tanaman 21

Cabai Merah di Desa Pulau Gambar, Serdang Bedagai

Tabel 4.2. Komposisi Serangga Polinator pada Kebun Cabai Merah yang 23 di Dekat Kelapa Sawit dan yang Jauh dari Kelapa Sawit di

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Serangga Polinator yang 44 Dekat dengan Pekebunan Kelapa Sawit

Lampiran 2. Uji Normalitas dan Homogenitas Data 46

Lampiran 3. Uji t 47

Lampiran 4. Uji Mann-Whitney 48

Lampiran 5. Uji Anava 50

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran

penting di Indonesia, karena mampu memenuhi kebutuhan khas masyarakat

Indonesia akan rasa pedas dari suatu masakan. Cabai merah juga dapat

memberikan warna dan rasa yang dapat membangkitkan selera makan, banyak

mengandung vitamin dan dapat juga digunakan sebagai obat-obatan (Marliah,

2011). Cabai memiliki beberapa kandungan senyawa yang berguna bagi kesehatan

manusia. Cabai juga mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga

tubuh dari serangan radikal bebas.

Kebutuhan akan cabai merah (Capsicum annum L.) terus meningkat

sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri

makanan yang membutuhkan bahan baku cabai. Namun permintaan yang besar ini

belum bisa tercukupi, karena produktivitas tanaman cabai merah per satuan luas

masih tergolong rendah. Menurut Badan Pusat Statistik (2015) Sumatera Utara

mengatakan data pada tahun 2012, produksi cabai sudah sebanyak 197.409 ton.

Sementara, pada tahun 2013, produksi tinggal 161.933 ton dan kembali menurun

14.123 ton (8,72%) pada tahun 2014 menjadi 147.810 ton. Salah satu usaha yang

dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi cabai merah tersebut adalah dengan

mengoptimalkan sumberdaya dari dalam lingkungan pertanian seperti peran

serangga penyerbuk.

Serangga merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan

tanaman. Interaksi antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan berbunga

merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Dalam interaksi tersebut

tumbuhan menyediakan sumber pakan yaitu serbuk sari dan nectar, tempat

berlindung serta tempat bereproduksi, sedangkan tumbuhan mendapat keuntungan

yaitu terjadinya penyerbukan yang merupakan bertemunya serbuk sari dengan

kepala putik. Ketersediaan pakan pada bunga juga berkaitan dengan

(15)

melakukan penyerbukan silang pada bunga tergantung pada (a) jarak antara

tanaman sejenis, (b) jarak hewan mampu melakukan perjalanan, (c) jumlah bunga

pada satu tanaman, (d) jumlah makanan yang tersedia di setiap bunga dan (e)

jumlah makanan yang dikumpulkan hewan (Raw, 2000).

Serangga yang berpotensi sebagai penyerbuk (polinator) adalah serangga

yang dapat membantu memindahkan serbuk sari ke kepala putik. Erniwati (2010)

menemukan ada 36 jenis serangga dari family Apidae, Megachilidae, Scoliidae,

dan Vespidae yang dapat melakukan penyerbukan. Sementara Widhiono dan

Eming (2015) mengatakan serangga polinator yang mengunjungi tanaman cabai

ada sebanyak 105 individu yang terdiri dari 10 spesies yaitu dari Chrysosoma

leucopogon sebanyak 38 individu, Apis cerana sebanyak 14 individu, Amegilla

cingulata sebanyak 10 individu, Nomia sp. sebanyak 4 individu, Philanthus

politus sebanyak 4 individu, Ropalidia romandi sebanyak 2 individu dan

Ropalidia fasciata sebanyak 4 individu, Hylaeus modestus sebanyak 3 individu,

Lasioglossum malachurum sebanyak 20 individu, Lasioglossum leucozonium

sebanyak 6 individu.

Hutan di Indonesia memiliki kekayaan alam hayati yang tinggi,

ditunjukkan oleh keanekaragaman jenis flora dan fauna. Kekayaan alam hayati

tersebut saat ini mengalami penurunan sebagai akibat pemanfaatan sumber daya

yang kurang bijaksana seperti perubahan peruntukan kawasan hutan (legal dan

illegal) menjadi areal perkebunan termasuk perkebunan kelapa sawit.

Pengembangan luas areal perkebunan kelapa sawit terus meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2010 perkebunan kelapa sawit tercatat 8.385.394 Ha,

sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sekitar 6,45% menjadi

9.572.715 Ha dan pada tahun 2014 luas areal perkebunan kelapa sawit meningkat

lagi menjadi 10.956.231 Ha (4,69 %) Luas areal menurut status pengusahaannya

milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas

areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal,

milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua)

yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal (Direktorat

(16)

3

Penggunaan lahan ini menyebabkan berubahnya struktur dan komposisi

vegetasi pada lahan tersebut dan pada akhirnya akan berpengaruh pada kestabilan

ekosistem yang baru. Perubahan ekosistem menjadi ekosistem baru tidak hanya

melibatkan vegetasi, tetapi juga melibatkan fauna baik yang hidup di atas tanah

maupun permukaan tanah. Dalam interaksi penyerbukan gangguan lanskap

mempengaruhi tiga komponen yaitu kepadatan penyerbuk, gerakan penyerbuk,

dan demografi tanaman (Hadley & Matthew, 2011). Hilangnya habitat telah

terbukti memiliki efek negatif yang kuat terhadap kelimpahan penyerbuk. Oleh

karena itu, dikebanyakan kasus, hilangnya habitat akan mengurangi jumlah dari

keduanya yaitu tanaman dan serangga penyerbuknya (Sjodin, 2008).

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami dampak

perubahan lanskap tersebut adalah melalui identifikasi jenis dan komposisi

serangga yang ada untuk dapat dimanfaatkan sebagai bioindikator guna

memprediksi perubahan habitat maupun ekosistem tertentu. Hal ini beranjak dari

pemahaman bahwa adanya keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik

lingkungan, dimana jenis atau populasi tumbuhan, hewan termasuk serangga dan

mikroorganisme akan mengalami perubahan kehadiran, vitalitas dan respon

sebagai akibat pengaruh kondisi lingkungan. Setiap jenis akan memberikan respon

terhadap perubahan lingkungan tergantung dari stimulasi (rangsangan) yang

diterimanya (Hadley & Matthew, 2011). Penelitian yang berhubungan dengan

pengaruh kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai

merah di Indonesia masih sangat terbatas. Hal inilah yang melatarbelakangi

dilakukannya penelitian ini.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahui adanya pengaruh perkebunan

kelapa sawit terhadap ekologi serangga pada tanaman disekitarnya dan sedikitnya

(17)

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada serangga polinator yang ada pada tanaman

cabai (Capsicum annum L.) yang berada di dekat perkebunan kelapa sawit dan

yang jauh dari perkebunan kelapa sawit.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan komposisi takson serangga polinator pada

tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) yang ditanam di dekat

perkebunan kelapa sawit dibanding dengan yang ditanam jauh dari

perkebunan kelapa sawit?

2. Apakah terdapat perbedaan kelimpahan serangga polinator tanaman cabai

merah yang ditanam di dekat perkebunan kelapa sawit dibanding dengan

yang ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit?

3. Apakah terdapat pengaruh waktu pengamatan terhadap jumlah takson

serangga polinator tanaman cabai merah?

4. Apakah terdapat pengaruh waktu pengamatan terhadap kelimpahan serangga

polinator tanaman cabai merah?

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perbedaan komposisi takson serangga polinator pada tanaman

cabai merah (Capsicum annum L.) yang ditanam di dekat perkebunan kelapa

sawit dibanding dengan yang ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit.

2. Mengetahui perbedaan kelimpahan serangga polinator tanaman cabai merah

antara yang ditanam di dekat perkebunan kelapa sawit dibanding dengan yang

ditanam jauh dari perkebunan kelapa sawit.

3. Mengetahui pengaruh waktu pengamatan terhadap jumlah takson serangga

polinator tanaman cabai merah.

4. Mengetahui pengaruh waktu pengamatan terhadap kelimpahan serangga

(18)

5

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengaruh pekebunanan

kelapa sawit terhadap ekologi serangga polinator pada tanaman cabai merah

(Capsicum annum L.).

2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang keragaman dan kelimpahan

serangga polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.).

3. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai jenis-jenis serangga

polinator pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) yang berada di

dekat kelapa sawit dan yang jauh dari kelapa sawit.

1.7. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari penelitian ini adalah:

1. Serangga polinator adalah serangga yang hinggap pada bunga jantan dan

bunga betina.

2. Komposisi serangga polinator adalah komposisi jenis serangga yang mencari

makan pada suatu mikro habitat.

3. Jam pengamatan adalah waktu pencarian pakan serangga pada bunga dari

pukul 07.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB berdasarkan interval waktu 60

menit.

4. Kelimpahan serangga polinator adalah jumlah seluruh serangga polinator

(19)

39 5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas, diperoleh kesimpulan:

1. Terdapat dua jenis serangga polinator utama pada tanaman cabai baik yang

terdapat pada kebun cabai yang berada di dekat perkebunan kelapa sawit

maupun yang jauh dari perkebunan kelapa sawit yaitu Helophillus

fasciatus dan Syrphus vitripennis. Namun, pada tanaman cabai yang

berada di dekat perkebunan sawit tidak ditemukan Camsomeris collaris

dan sebaliknya pada tanaman cabai yang jauh dari perkebunan kelapa

sawit tidak terdapat Xylocopa confusa.

2.

Kelimpahan serangga polinator pada tanaman cabai yang berada jauh dari

perkebunan kelapa sawit 70% lebih tinggi dibanding kelimpahan serangga

penyerbuk yang berada didekat perkebunan kelapa sawit. Hal ini

mengindikasikan bahwa lebih rendahnya tingkat keragaman vegetasi di

dekat perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan menurunnya tingkat

kelimpahan serangga penyerbuk.

3. Jumlah takson serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 10.00

WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti

waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah takson

serangga polinator cabai merah (F = 3,049 ; P = 0,006).

4. Kelimpahan serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 11.00 WIB

lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti

waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap kelimpahan

serangga polinator cabai merah (F = 5,730 ; P = 0,000).

5.2. Saran

Dari hasil dan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan adanya

penelitian lanjutan terhadap perbandingan serangga polinator pada tanaman yang

(20)

40

DAFTAR PUSTAKA

Apituley, F., Amin, S., dan Bagyo, Y., (2012), Kajian Komposisi Serangga Polinator Tanaman Apel (Malus sylvestris Mill) di Desa Poncokusumo

Kabupaten Malang, Jurnal El-Hayah 2 (2): 89-96.

http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=116123

Borror, D., Charles, T., dan Norman, F., (1996), Pengenalan Pembelajaran Serangga, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG], (2015), http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Informasi_Cuaca/Prakiraan_Cuaca/

Bugguide, http://bugguide.net/node/view/15740 (Di akses Mei 2016)

Carvell, C., W. R. Meek, R. Pywell, D. Goulson, dan M. Nowakowski,(2007), Comparing the Efficacy of Agri-Environment Schemes to Enhance Bumble Bee Abundance and Diversity on Arable Field Margins, Jurnal of Applied Ecology 44(1): 29-40. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111 /j.1365-2664.2006.01249.x/pdf.

Dharmawan, A., Ibrohim, Hawa, T., Hadi, S., dan Pudyo, S., (2004), Ekologi Hewan, Universitas Negeri Malang, Malang.

Direktorat Jenderal Perkebunan, (2014), Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit Meningkat http://ditjenbun.pertanian.go.id/setditjenbun/berita-238-pertumbuhan-arealkelapa-sawit-meningkat.html, (Di akses 15 Januari 2016).

Encyclopedia of Life, http://eol.org ( Di akses Mei 2016).

Erniwati, (2010), Kajian Aspek Ekologi Lebah Sosial (Hymenoptera, Apidae) dan Biologi Reproduksi Tanaman Yang Mendukung Konsep Pengembangan Pengelolaan Penyerbukannya, [Laporan Hasil Penelitian], LIPI, Jakarta.

Hadi, H., Udi, T., dan Rully, R., (2009), Biologi Insekta Entomologi, Graha Ilmu, Yogyakarta.

(21)

Biological reviews 87 (3): 526-544. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10. 1111/j.1469.

Hasan, P., (2015), Keanekaragaman dan Aktivitas Kunjungan Serangga Penyerbuk Serta Pengaruhnya dalam Pembentukan Buah Mentimun (Cucumis Sativus Linn.), [Thesis], Institut Pertanian Bogor, Bogor, http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/78822.

Jewiss, G., Marshall, S., dan Whitworts, (2012), Clusterflis (Calliphoridae: Polleniinae: Polenia) of nort America, Canadian, Journal of Arthropod Identification, 19: 1-22. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc

Khairiah, N., Dahelmi, dan Syamsuardi, (2012), Jenis-Jenis Serangga Pengunjung Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn. :Balsaminaceae), Jurnal Biologi 1(1): 9-14. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=view article&article=312714.

Kearns, C., dan David, W., (1997), Pollinators, Flowering Plants, and

Conservation Biology, Bio Science 47(5): 297-307.

https://www.researchgate.net/publication/207223457_Pollinators_Floweri ng_Plants_and_Conservation_Biology.

Marliah, A., Mariani N., dan Armin, (2011), Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Cabai Merah pada Media Tumbuh yang Berbeda, Jurnal Floratek 6: 84-91. http://jurnal.unsyiah.ac.id/floratek/article/viewFile/502/422.

Nimbalkar, RK., Chandekar, SK., Khunte, SP., (2011), Butterfly diversity in relation to nectar food plants from Bhor Tahsil, Pune District, Maharashtra, India, J Threatened Taxa, 3:1601-1609, http://threatened taxa.org /index.php/JoTT/article/view/1217/2204.

Orangutan Foundantion international, (2016), The main threat to the survivial of orangutan populations in the wild is the massive expansion of palm oil plantations in Borneo and Sumatra, https://orangutan.org/rainforest/the-effects-of-palm-oil.

Pardamean, M., (2011), Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit, Lili, Yogyakarta.

(22)

42

Pratiwi, H., (2013), Serangga Pengunjung Bunga Betina dan Polen yang Terbawa Kumbang Elaeidobius kamerunicus pada kelapa Sawit, [Skripsi], Institut Pertanian Bogor, Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/652 42.

Purnama, P., (2014), Budidaya Lombok, Indoliterasi, Yogyakarta.

Purwantiningsih, B., Amin, S., dan Bagyo, Y., (2012), Kajian Komposisi Serangga Pollinator Pada Tumbuhan Penutup Tanah di Poncokusumo, Malang, Berk. Penel. Hayati: 17: 165–172, http://s3.amazonaws.com (Capsicum annuum) and its Possible Influence on Cross Pollination, Annalysis of Botany Company 85: 48-492. https://www.google.co.id/? gws_rd=cr&ei=_h4gV7rNMYPL0ATKp57QAQ#q=foraging+behaviour+ of+wild+bees+at+hot+pepper+flowers+and+its+posible+influence+on+cr oss+pllination.

Rohman, A., (2008), Studi Keanekaragaman Polinator di Perkebunan Apel Organik dan Anorganik Desa Bumiaji Kota Batu, Skripsi, Universitas Islam Negeri Malang, Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id/946/1/05 5200 11%20Pendahuluan.pdf.

Rostini, N, (2012), 9 Strategi Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit, Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sembel, D., (2010), Pengendalian Hayati Hama-hama Serangga Tropis & Gulma, Andi Offset, Yogyakarta.

Sietawill., (2011), Budidaya Cabe ( Cabe Merah dan Cabe Rawit ) Capsicum sp, https://sietawill.wordpress.com/2011/01/08/budidaya-cabe-cabe-merah-dan-cabe-rawit-capsicum-sp/. (Diakses 3 Desember 2015).

Sjodin, E., Bengtsson, J., dan Ekbom, B., (2008), The influence of grazing intensity and landscape composition on the diversity and abundance of flower-visiting insects, Journal of Applied Ecology 45: 763772. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.13652664.2007.01443.x/abstr act?systemMessage=Wiley+Online+Library+will+be+disrupted+3+Mar+f rom+10-13+GMT+for+monthly+maintenance.

(23)

Suriana, N., (2012), Penyerbukan Silang Pada Tumbuhan Biji, http://informasitips.com/penyerbukan-silang-pada-tumbuhan-biji. (Diakses 3 desember 2015).

Weni, Y., Dahelmi, dan Syamsuardi, (2013), Jenis-jenis Serangga Pengunjung Bunga Nerium oleander (Apocynaceae) di Kecamatan Pauh, Padang, Jurnal Biologi Universitas Andalas, 2 (2): 96-102. http://download.portal garuda.org/article.php?article=312743&val=7495&title=Jenis-Jenis%20Se rangga%20Pengunjung%20Bunga%20NeriumoleanderLinn.(Apocynacea) %20di%20Kecamatan%20Pauh,%20Padang.

Widhiono, I., dan Eming, S., (2015a), Keragaman Serangga Penyerbuk dan Hubunganya dengan Warna Bunga pada Tanaman Pertanian di Lereng Utara Gunung Slamet, Jawa Tengah, Jurnal Biospecies, 8 (2): 43-50. https://www.researchgate.net/publication/282689938.

Gambar

Tabel 2.1. Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia Tahun 2004-2014).

Referensi

Dokumen terkait

Sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan traffic, salah satunya adalah dengan membuat status yang memiliki power, sangat-sangat

Synthesis of Fatty Acid Methyl Ester from Crude Jatropha ( Jatropha curcas Linnaeus) Oil Using Aluminium Oxide Modified Mg-Zn Heterogeneous Catalyst.. Production

Consequently, This research aims to analysis the effect of deposit, such as special obligatory deposit, financing deposit and financing simultaneously and partially towards net

Namun, hasil temuan dari penelitian yang dilakukan pada UMKM Kota Semarang menunjukan bahwa penetrasi pasar memiliki pengaruh positif yang lebih besar dan signifikan terhadap

Pengembangan kapas di Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat dilakukan di lahan tadah hujan dengan musim hujan yang

“pada satu sisi seorang anak memang mempunyai kewajiban untuk berjalan di atas nilai-nilai yang telah dihamparkan oleh orang tua dan masyarakatnya, namun pada sisi lain

Dikarenakan hal tersebut, maka diperlukannya suatu penelitian yang dapat melihat tingat kesadaran dan pemahaman para pengguna teknologi khususnya kalangan Mahasiswa FTK UIN

Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi ungu Jika bahan makanan ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi