PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) T E R H A D A P H A S I L BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS KELAS XI DI SMA SWASTA BINTANG
TIMUR 1 BALIGE T.P. 2015/2016
Oleh:
Melisa Simarmata NIM 4122121012
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Melisa Simarmata lahir di Laenaboru I pada tanggal 10 Oktober 1994.
Ayahanda bernama Faber Simarmata dan Ibunda bernama Nurmaya Siburian dan
merupakan anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk di
SD 030359 Adiannangka dan lulus pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah
di SMP Negeri 1 Bunturaja dan lulus pada tahun 2009, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 1 Siempat Nempu dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun
2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika Fakultas
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) T E R H A D A P H A S I L BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS KELAS XI DI SMA SWASTA BINTANG
TIMUR 1 BALIGE T.P. 2015/2016 Melisa Simarmata (NIM 4122121012)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamis kelas XI di SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI Semester genap SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige. Dengan teknik cluster random sampling terpilih kelas XI IA-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 40 orang dan XI IA-4 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan berupa tes soal pilihan berganda sebanyak 20 soal yang telah divalidasi sesuai dengan standar soal yang baik.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata nilai pretes kelas eksperimen 35,9 dan kelas kontrol 33,4. Pada pengujian normalitas dan homogenitas kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil uji t dua pihak nilai kedua kelas untuk pretes diperoleh thitung= 0,89 dan ttabel =
1,994 karena thitung<ttabel, maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan awal siswa
kedua kelas sampel sama. Kemudian diberi perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Langsung. Setelah pembelajaran selesai diberikan, dilakukan postes dengan hasil nilai rata-rata kelas eksperimen 74,9 dan kelas kontrol 65,1. Pada pengujian normalitas dan homogenitas diperoleh bahwa data postes berdistribusi normal dan variansnya homogen. Dari hasil uji t satu pihak kedua kelas diperoleh thitung= 5,32 dan ttabel= 2,00 untuk = 0,05. Karena
thitung> ttabel maka Ha diterima yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan
penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamis kelas XI di SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P. 2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) T e r h a d a p H a s i l Belajar Siswa pada Materi
Pokok Fluida Dinamis Kelas XI di SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P.
2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Drs. Henok Siagian, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal
sampai dengan selesainya penulisan skripsi. Ucapan terimakasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof.Dr. Mara Bangun Harahap, M.S., Ibu Dr.
Sondang R. Manurung, M.Pd., dan Ibu Dr. Derlina, M.Si. sebagai dosen penguji I,
II, III yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis
sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku dekan MIPA Unimed dan
Bapak Drs. Alkhafi Maas Siregar, M.Si. selaku ketua jurusan Fisika. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya,
M.Pd. selaku ketua Prodi Pendidikan Fisika dan penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. Eidi Sihombing, M.S. sebagai dosen Pembimbing
Akademik dan seluruh dosen dan staf pegawai di Jurusan Fisika Unimed yang
sudah membantu Penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Fr.
Fransiscus Linus, CMM, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Swasta Bintang Timur
1 Balige, Bapak Samsudin Sihombing, S.Pd. dan Ibu Sondang Aritonang, S.Pd.
selaku guru Fisika SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige, dan Bapak Hotman
Saragih, S.Pd. dan Bapak Polmer Manik, S.Pd. yang telah membantu dalam
penelitian dan seluruh staf pegawai yang telah membantu penulis dalam
v
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Faber
Simarmata dan Ibunda Almh. Nurmaya Siburian yang telah memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis. Juga kepada Abang Mariani, Abang
Roy, Kak Ranap, Kak jairul, Kak Wahyu, dan Kak Lamtaida. Ucapan terimakasih
juga penulis sampaikan kepada sahabat tercinta khususnya Mustika Pasaribu,
Sondang E. Hutapea, dan Veronicawaty Sinaga (Memusove), serta teman
seperjuangan Benny F.J. Sinaga, Dessy Y. Sitepu, Winro Samosir, dan
teman-teman PPLT BTB 1 2015 dan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
Alexsander Pakpahan yang telah membantu dalam pencarian referensi. Ucapan
terimakasih juga kepada teman saya di Pendidikan Fisika Dik C 2012 dan yang
teristimewa untuk Lacae Simamora yang telah memberikan semangat dan
dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan seluruh
teman-teman yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pendidikan.
Medan, 2016 Penulis,
vi
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran dan Hasil Belajar 11
2.1.2 Pengertian Model Pembelajaran 18
2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 20
2.1.2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 22
2.1.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
vii
2.1.2.4 Teori-teori Belajar yang Mendukung 24
2.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Model Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) 27
2.1.2.6 Sistem Sosial Model Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) 28
2.1.2.7 Prinsip Reaksi Model Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) 28
2.1.2.8 Lingkungan Belajar Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) 29
2.1.3 Hasil-hasil Penelitian dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) 30
2.1.4 Model Pembelajaran Langsung 31
2.1.5 Materi Pokok 32
2.2 Kerangka Konseptual 43
2.3 Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 46
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 46
3.3 Variabel Penelitian 46
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 46
3.4.1 Jenis Penelitian 46
3.7.1 Menentukan Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku 52
3.7.2 Uji Normalitas 52
viii
3.7.4 Pengujian Hipotesis (Uji t) 53
3.7.4.1 Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes (Uji t Dua Pihak) 53
3.7.4.2 Uji Kesamaan Rata-Rata Postes (Uji t Satu Pihak) 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif 56
4.1.1 Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 56
4.1.2 Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 57
4.1.3 Pengujian Perspektif Awal 59
4.1.3.1 Uji Normalitas Data 59
4.1.3.2 Uji Homogenitas 59
4.1.3.3 Hasil Pengujian Hipotesis 60
4.1.4 Penilaian Afektif 60
4.1.5 Penilaian Psikomotorik 63
4.2 Pembahasan 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 69
5.2 Saran 69
DAFTAR PUSTAKA 70
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Hasil Belajar dan Berbagai Faktor yang Berpengaruh
16
Gambar 2.2 Aliran Tunak 33
Gambar 2.3 Tabung Alir 30
Gambar 2.4 Fluida Bergerak 34
Gambar 2.5 Penampang Pipa 37
Gambar 2.6 Venturimeter Tanpa Manometer 38
Gambar 2.7 Prinsip Kerja Tabung Pitot 40
Gambar 2.8 Penampang Sayap Pesawat Terbang 40
Gambar 2.9 Penyemprot Nyamuk 42
Gambar 2.10 Tangki Bocor 42
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 49
x
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 57
Diagram 4.2 Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58
Diagram 4.3 Perbandingan Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 63
Diagram 4.4 Keterampilan Kelas Eksperimen 64
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 22
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation 23
Tabel 2.3 Hasil-hasil Penelitian dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI) 30
Tabel 3.1 Desain Penelitian Two Group (Pretes dan Postes) 47
Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar 50
Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Siswa 51
Tabel 4.1 Rata-Rata Nilai Pretes dan Postes Kedua Kelas 56
Tabel 4.2 Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56
Tabel 4.3 Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56
Tabel 4.4 Ringkasan Perhitungan Uji Normalitas 59
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji Homogenitas 59
Tabel 4.6 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 60
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji t 61
Tabel 4.8 Penilaian Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 73
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 75
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa 99
Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Instrumen 107
Lampiran 5 Kunci Jawaban Tes 126
Lampiran 6 Penilaian Afektif 127
Lampiran 7 Penilaian Psikomotorik 131
Lampiran 8 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol 133
Lampiran 9 Nilai Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 135
Lampiran 10 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians 137
Lampiran 11 Uji Normalitas 139
Lampiran 12 Uji Homogenitas 141
Lampiran 13 Uji Hipotesis 142
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian 147
Lampiran 15 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 151
Lampiran 16 Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t 152
Lampiran 17 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 153
Lampiran 18 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 154
Lampiran 19 Surat Persetujuan Dosen Pembimbing 156
Lampiran 20 Validasi Instrumen 157
Lampiran 21 Surat Izin Penelitian 161
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan (Trianto, 2011: 1).
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan
yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,
karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
saat ini maupun yang akan datang.
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari
rata-rata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.
Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat
konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu
bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih
substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan
dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang
secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.
Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap
rendahnya hasil belajar peserta didik yang disebabkan dominannya proses
2
teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik,
cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain.
Banyak kritik yang ditujukan pada guru yang mengajar yang terlalu
menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka penumpukan
informasi/konsep pada subjek didik dapat saja kurang bermanfaat bahkan tidak
bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunikasikan oleh guru
kepada peserta didik melalui satu arah seperti menuang air ke dalam gelas. Tidak
dapat disangkal, bahwa konsep merupakan suatu hal yang sangat penting, namun
terletak pada bagaimana konsep itu dipahami oleh peserta didik. Pentingnya
pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap,
keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah. Dalam kondisi demikian faktor
kompetensi guru dituntut, dalam arti guru harus mampu meramu wawasan
pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Kenyataan di
lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan
konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan
dengan konsep yang dimiliki.
Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan anak untuk berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan
kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk
mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran science tidak
dapat mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis,
karena strategi pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam proses
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, ketika kita memberikan pelajaran fisika,
maka kita seharusnya berpikir bagaimana pelajaran fisika dapat membentuk anak
yang memiliki sikap, kecerdasan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Berdasarkan pengalaman pengajaran di SMA Swasta Bintang Timur 1
Balige, pada saat peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan Terpadu
3
dengan rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan yang sulit dipahami, sehingga
ada anggapan bahwa pelajaran Fisika hanya perlu bagi yang pintar dan berminat
saja, dan yang akan menjadi ahli Fisika. Akibatnya Fisika terasa asing dalam
kehidupan siswa, sehingga pelajaran Fisika dianggap sulit dan membosankan. Hal
ini berkaitan dengan masalah kualitas rancangan pengajaran Fisika yang disajikan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru lebih dominan menyajikan materi Fisika
dengan menonjolkan persamaan-persamaan matematik dalam bentuk yang kurang
menarik dan terkesan sulit bagi siswa, sehingga siswa akan merasa jenuh sebelum
mempelajarinya. Selain masalah di atas, rendahnya hasil belajar Fisika yang
diperoleh siswa juga disebabkan karena faktor yang berhubungan dengan suasana
belajar di kelas.
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda. Menurut Dahlan (1990), model mengajar dapat
diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di
kelas (isjoni, 2011: 49).
Hal itu dapat kita terapkan dengan menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI). Berdasarkan hasil penelitian Adolf
(2012) pada Materi Pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai rata-rata pretes adalah
skor rata-rata pretes kelas eksperimen 30,88 pada kelas kontrol sebesar 29,25. Dan
skor rata-rata postes kelas eksperimen 71,50 dan pada kelas kontrol sebesar 61,75.
Demikian juga hasil penelitian dari Novariana disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) lebih
baik dengan rata-rata hasil belajar 69,63 dibanding dengan pembelajaran
konvensional dengan rata-rata hasil belajar 55,30.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya
maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan perbedaan materi, tempat
4
belajar Fisika siswa dengan mengangkat judul, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida Dinamis Kelas XI di SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P. 2015/2016.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi antara lain :
1. Persepsi siswa yang masih dominan beranggapan bahwa belajar Fisika itu
tidak menarik.
2. Pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher centered).
3. Hasil belajar siswa untuk mata pelajaran Fisika yang masih rendah.
4. Model pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.
5. Sarana belajar yang kurang memadai.
6. Guru dominan menyajikan materi Fisika dengan menonjolkan
persamaan-persamaan matematik yang terkesan sulit bagi siswa.
1.3 Batasan Masalah
Untuk dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan,
maka penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Semester II di SMA Swasta
Bintang Timur 1 Balige T.P. 2015/2016.
2. Model pembelajaran yang diberikan kepada siswa dibatasi, yaitu model
pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) di kelas eksperimen
dan pembelajaran langsung di kelas kontrol.
5
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai batasan masalah, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada materi pokok
Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige
T.P. 2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran langsung pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI
semester II SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P. 2015/2016?
3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P.
2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada materi
pokok Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Swasta Bintang Timur 1
Balige T.P. 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran langsung pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI
semester II SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P. 2015/2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Dinamis di kelas XI semester II SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P.
6
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi dan dapat menambah wawasan tentang penggunaan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) bagi pembaca dan
peneliti selanjutnya.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan guru tentang hasil belajar siswa
pada materi pokok Fluida Dinamis menggunakan model pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) di dalam pembelajaran.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
guna meningkatkan pemahaman dan dapat diterapkan di masa mendatang.
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional dari kata atau istilah dalam kegiatan penelitian ini
adalah:
1. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2003 : 2).
2. Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak
sepenuhnya dapat dijelaskan (Trianto, 2011 : 17).
3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar (Mulyono Abdurrahman, 2003: 37).
4. Menurut Joyce (dalam Trianto, 2011: 22) menyatakan, model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau dalam pembelajaran tutorial
dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
5. Model pembelajaran Kooperatif Group Investigation adalah model yang
dirancang untuk membimbing siswa dalam memperjelas masalah, menelusuri
7
menguasai informasi, gagasan, dan kemampuan yang simultan (Joyce, 2009:
36).
6. Menurut Arends pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
69 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan analisa data serta
pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas XI SMA Swasta Bintang Timur
1 Balige T.P. 2015/2016 yang diajar dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada materi
pokok Fluida Dinamis sebesar 74,90.
2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas XI SMA Swasta Bintang Timur
1 Balige T.P. 2015/2016 yang diajar dengan menggunakan Model
Pembelajaran Langsung pada materi pokok Fluida Dinamis sebesar
65,10.
3. Ada pengaruh yang signifikan dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil
belajar siswa di kelas XI SMA Swasta Bintang Timur 1 Balige T.P.
2015/2016 dengan thitung> ttabelyaitu 5,32 > 2,00 pada taraf signifikan α =
0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai saran, yaitu :
1. Dalam penelitian ini peniliti mengalami kesulitan dalam mengkontrol
siswa yang berdampak pada proses pembelajaran kurang efektif dan
menggunakan waktu untuk mengkontrol siswa tersebut. Maka kepada
peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) agar memberikan motivasi
terlebih dahulu kepada siswa guna mentertibkan siswa dan pembelajaran
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Arends, R.I. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cunayah, C. dan I. E.I. (2014). 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.
Daryanto. (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya.
Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
H. M. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Isjoni. (2011). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models of Teaching: Model-model Pengajaran Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kanginan, M. (2013). Fisika. Jakarta: Erlangga.
Lasmi, K. N. (2012). Seri Pendalaman Materi Fisika. Bandung: Esis.
Latif, H. A. (2009). Pendidikan Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT Refika Aditama.
Lie, A. (2010). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Pitoyo, A., J. H., Waluyo, Suwandi, S., dan Andayani. (2014). The Effect of Group Investigation Learning Model, Accelerated Learning Team and Role Playing on Elementary School Students’ Writing Skills Viewed from Cognitive Style. Journal of Education and Practice. 5 (1). 21 – 29. Diakses dari http://www.iiste.org pada tanggal 30 Januari 2016
71
Sani, R. A.. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sanjana, H. W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup.
Simanjuntak, S. L., dan Siregar N. (2014). Pengaruh Model Pembelejaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar pada Materi Listrik Dinamis. Jurnal Inpafi. 2 (2). 117-179. Diakses dari http://jurnal.unimed.ac.id pada tanggal 30 Januari 2016
Simanjuntak, S. M., dan Simanjuntak, M. P. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Media Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Semester Ii Sma Negeri 10 Medan T.A. 2013/2014. Jurnal Inpafi. 2 (4). 97-104. Diakses dari http://jurnal.unimed.ac.id pada tanggal 30 Januari 2016
Simbolon, A. B. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dengan Pembelajaran Konvensional Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X SMA Negeri 1 Kec. Binjai T.A. 2011/2012. Medan: Universitas Negeri Medan.
Sinaga, N. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Hukum Newton di Kelas X Semester 1 SMA Negeri 7 Medan T.A. 2009/2010. Medan: Universitas Negeri Medan.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Slavin, R. E. (2010). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktek. Bandung: Nusa Media.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
72