• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BATU GAMPING DAERAH CANGAP KERABANGEN KABUPATEN LANGKAT TERHADAP KEKUATAN MORTAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BATU GAMPING DAERAH CANGAP KERABANGEN KABUPATEN LANGKAT TERHADAP KEKUATAN MORTAR."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BATU GAMPING DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT

T E R H A D A P K E K U A T A N M O R T A R

Oleh:

Devi Sunday Hutapea NIM 4113240004 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 29 November 1992. Ayah bernama Jodi Hutapea dan Ibu bernama Wati

Sidabukke, dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk SD Santo Thomas 4 Medan, dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Methodist - 5 Medan dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Markus Medan dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2011, penulis mengikuti SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang kemudian lulus dan diterima di Program Studi Fisika Jurusan Non-Kependidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas

kasih dan penyertaan-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada

penulis sehingga penulis menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Batu

Gamping daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat

Terhadap Kekuatan Mortar” ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Rita Juliani,, M.Si selaku

Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah meluangkan banyak waktu untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada ketiga Bapak

Dosen Penguji, Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si yang sudah banyak membantu

penulis untuk mendapatkan referensi dalam pembuatan sampel penelitian skripsi

ini, dan Bapak Drs. Rappel Situmorang M.Si yang telah banyak membantu selama

proses penyusunan skripsi dan memberikan masukan yang membangun bagi

penulis serta Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si yang telah memberikan banyak

masukan yang membangun kepada penulis dalam penyusunan skripsi, dan Bapak

Dr. Ridwan A. Sani, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah banyak

memberikan bimbingan selama masa perkuliahan penulis. Selain itu, kepada

Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Alkhafi

Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNIMED, Bapak Drs.

Makmur Sirait, M.Si selaku Ketua Prodi Fisika, Bapak Drs. Abd.Hakim, S.M.Si

selaku Kepala Laboratorium Fisika FMIPA UNIMED dan Staf Tata Usaha Fisika

yang telah banyak membantu, serta seluruh staf pengajar/dosen Fisika yang telah

membekali Ilmu Fisika kepada penulis selama kuliah di Fakultas MIPA

UNIMED. Teruntuk Bapak Kepala Desa Sulkam Pak Zona serta Pak Gia

Tarigan, Bang Wandi Kaban, Bang Modal Ginting dan semua paman dan bibi

yang telah banyak membantu penulis selama di Desa Sulkam yang begitu ramah

(5)

v

Ucapan terimakasih yang teristimewa penulis ucapkan secara khusus

kepada kedua orangtua penulis, Ayahanda Jodi Hutapea dan Ibunda Wati

Sidabukke yang tak pernah henti memberikan doa, semangat, motivasi, kasih

sayang dan dukungan yang besar baik spiritual maupun material bagi penulis

selama masa perkuliahan hingga saat ini . Penulis juga mengucapkan terimakasih

buat adik penulis Margaret Hutapea, Amd dan sepupu penulis Friska Saragih yang

sudah membantu selama proses penelitian skripsi dan atas dukungannya selama

ini kepada penulis selama ini, serta seluruh keluarga yang telah mengiringi

langkah penulis dengan kekuatan doa dan ketulusan cinta. Kepada Sahabat

penulis Christine Y. M. Tambunan, Lastri E. Samosir dan Devy Monita

Nainggolan yang sudah menemani penulis selama proses yang sangat rumit ini,

untuk dukungan dan dorongan serta semangat yang selalu ada buat penulis. Buat

teman-teman seperjuangan Fisika NonDik 2011 Liya, Arie, Dede, Santri, Wina,

Hajar, Kadri, Bill, Donita, Wempy, Iwan, Dewi Rita, Dede, Deslina, Eca, Yati,

Hotdon, Jeddah, Krisna, Lisda, Ela, Tresia, Vina, Jetro, Sapwan, Mentari, Mersya,

Neni, Debora, Randi, Riris, Sunda, Sahata, Wike, Kia, Mutia, Tiara yang sudah

menemani penulis selama proses perkuliahan hingga saat ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, kritik

dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk perbaikan dan

penyempurnaan dimasa mendatang. Untuk kritik dan saran dapat menghubungi

penulis melalui akun google di hutapeadevisunday@gmail.com. Semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Medan, Maret 2016

Devi Sunday Hutapea

(6)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Geologi Lokasi Penelitian 60

Lampiran 2. Hasil Gridding Report menggunakan Surfer13 61 Lampiran 3. Perhitungan Uji Fisi, Uji Tekan, Uji Tarik dan Uji Aus 66 Lampiran 4. Alat yang digunakan selama Penelitian 81

Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian 86

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Batuan 7

Gambar 2.2. Batu Gamping 16

Gambar 2.3. Contoh Sampel Batuan 29

Gambar 2.4. Perubahan Sampel Batuan Untuk Uji Tekan 31

Gambar 2.5. Pengujian Kuat Tarik 33

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian 34

Gambar 3.2. Bahan Campuran Batu Gamping 38

Gambar 3.3. Sampel Uji Sifat Fisik 39

Gambar 3.4. Sampel Uji Tekan dan Uji Tarik 41

Gambar 3.5. Diagram Alir Penelitian 42

Gambar 4.1. Kontur Pemukaan menggunakan Surfer13 44

Gambar 4.2. Grafik Sampel Uji Kuat dan Kuat Tarik 54

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 4

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Batuan 6

2.1.1. Proses Pembentukan Batuan 6

2.1.2. Jenis Batuan 7

2.1.2.1. Batuan Sedimen 8

2.1.2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen 9

2.2. Batu Gamping 11

2.2.1. Proses Pembentukan Batu Gamping 11

2.2.2. Komponen Mineral Batu Gamping 12

2.2.3. Sifat Batu Gamping 13

2.2.4. Tipe- Tipe Batu Gamping 13

2.2.5. Klasifikasi Batu Gamping 14

2.2.6. Manfaat Batu Gamping 15

2.3. Pengertian Semen 16

2.3.1. Komposisi Bahan Baku Semen 17

2.3.2. Jenis Semen dan Fungsinya 18

2.3.3. Pembuatan Semen 21

2.3.4. Proses Pembuatan Semen Portland 22

2.3.5. Sifat- sifat Semen Portland 23

2.3.5.1. Sifat Fisika Semen Portland 23

2.3.5.2. Sifat Kimia Semen Portland 24

2.3.5.3. Persyaratan Semen Portland 24

2.4. Mekanika Batuan 27

2.4.1. Prinsip Dasar Mekanika Batuan 27

2.4.2. Sifat Fisik dan Sifat Mekanik 28

(9)

vii

2.4.2.2. Sifat Mekanik Batuan 33

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 34

3.2. Alat- alat Penelitian 35

3.3. Prosedur Penelitian 36

3.3.1. Pembuatan bahan 36

3.3.2. Pencetakan sampel 36

3.3.3. Uji Sifat Fisik 38

3.3.4. Kuat Tekan 40

3.3.5. Kuat Aus 40

3.3.5. Kuat Tarik 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42

4.1. Hasil Penelitian 43

4.1.1. Deskripsi Data 43

4.1.2. Uji Fisik 44

4.1.3. Uji Tekan 46

4.1.4. Uji Tarik 48

4.1.5. Uji Aus 50

4.2. Pembahasan 51

4.2.1. Uji Sifat Fisik Mortar 51

4.2.2. Uji Kuat Tekan 52

4.2.3. Uji Kuat Tarik 52

4.2.4. Uji Kuat Aus 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik 10

Tabel 2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen Non Klastik 10

Tabel 2.3. Pembagian Batu Gamping Berdasarkan Tekstur Klastik dan Non

Klastik 14

Tabel 2.4. Klasifikasi Batu Gamping Berdasarkan Kadar Dolomit atau MgO 15

Tabel 2.5. Komposisi Semen Portland Tipe I 19

Tabel 2.6. Jenis Semen SNI 21

Tabel 2.7. Persyaratan Kimia Semen Portland 25

Tabel 2.8. Persyaratan Fisika Semen Portland 26

Tabel 3.1. Alat di Lapangan 35

Tabel 3.2. Alat Uji Sifat Fisik Batuan 35

Tabel 3.3. Alat Uji Kuat Tekan 35

Tabel 3.4. Alat Uji Kuat Tarik 35

Tabel 3.5. Alat Uji Abrasi/ Aus 36

Tabel 3.6. Bahan Campuran Batu Gamping dan Komposisinya 38

Tabel 3.7. Variasi Bahan Campuran Batu Gamping dengan Semen 38

Tabel 4.1. Koordinat Pengambilan Batu Gamping 43

Tabel 4.2. Uji Sifat Fisik 45

Tabel 4.3. Uji Kuat Tekan Batu Gamping Titik 1 46

Tabel 4.4. Uji Kuat Tekan Batu Gamping Titik 2 46

Tabel 4.5. Uji Kuat Tekan Batu Gamping Titik 3 47

Tabel 4.6. Uji Kuat Tekan Batu Gamping Titik 4 47

(11)

x

Tabel 4.8. Uji Kuat Tarik Batu Gamping Titik 1 48

Tabel 4.9. Uji Kuat Tarik Batu Gamping Titik 2 48

Tabel 4.10. Uji Kuat Tarik Batu Gamping Titik 3 49

Tabel 4.11. Uji Kuat Tarik Batu Gamping Titik 4 49

Tabel 4.12. Uji Kuat Tarik Batu Gamping Titik 5 49

Tabel 4.13. Uji Kuat Aus Batu Gamping Titik 1 50

Tabel 4.14. Uji Kuat Aus Batu Gamping Titik 2 50

Tabel 4.15. Uji Kuat Aus Batu Gamping Titik 3 50

Tabel 4.16. Uji Kuat Aus Batu Gamping Titik 4 51

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batu gamping adalah batuan sedimen yang sebagian besar disusun oleh

kalsium karbonat yang berasal dari sisa- sisa organisme laut seperti kerang, siput

laut, dan koral yang sudah mati. Batu gamping terbentuk secara organik, secara

mekanik maupun secara kimia. Batu gamping yang terjadi secara organik di alam

yang merupakan pengendapan cangkang ataupun siput dan ganggang yang berasal

dari kerangka koral. Batu gamping yang terjadi secara mekanik tidak jauh berbeda

dengan jenis batu gamping yang terbentuk secara organik, perbedaannya yang

terjadi diantara keduanya adalah terjadinya perombakan bahan batu gamping yang

kemudian terbawa arus dan biasanya mengendap tidak jauh dari tempat semula.

Batu gamping yang terjadi secara kimia merupakan jenis dari batu gamping yang

terjadi dalam kondisi iklim dan dalam suasana lingkungan tertentu.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Sumatera Utara (2011),

cadangan batu gamping di Sumatera Utara sangat banyak dan tersebar luas di

beberapa kabupaten, tetapi potensi dan kualitas batu gamping tersebut belum

diketahui secara baik dan akurat seperti di Kabupaten Karo, Deli Serdang dan

Langkat. Konsumsi batu gamping di daerah digunakan sebagai bahan penetralis

tanah dan digunakan sebagai bahan agregat penimbun jalan di daerah untuk

memperbaiki sarana infrastruktur. Kondisi ini menyebabkan pemanfaatan dan

konsumsi batu gamping tidak begitu besar dibandingkan penyebaran yang luas.

Batu gamping merupakan salah satu mineral industri yang digunakan oleh

sektor industri dan pertanian, bangunan, penstabil jalan raya, pengapuran,

pertanian, bahan keramik, industri kaca, pembuatan karbit, untuk peleburan dan

pemurnian baja, untuk bahan pemutih dalam industri kertas pulp dan karet dan

juga industri semen. Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan

perekat yang mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi

satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai

(13)

2 kompak atau dalam pengertian yang luas adalah material plastis yang

memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi bangunan (Anas, 2012).

Batuan yang terdapat pada daerah Cangap Kerabangen disusun oleh mineral kalsit

(40%-75%), lumpur karbonat (13%-22%), bioklas Arthropoda (15%), bioklas

Brachiopoda (10%), bioklas koral (4%-8%), bioklas Ooids (6%-7%), bioklas

Echinodermata (4%-5%) dan opak (2%-3%). Adapun nama dan klasifikasi batu

gamping di daerah Cangap Kerabangen ialah Batu Gamping Kerangka

(Boundstone) dan Batu Gamping Lumpur Karbonat (Mudstone) setelah dilakukan

proses sayatan tipis pada batu gamping ( Sigiro, 2010).

Penggabungan semen dan batu gamping menjadikan kedua material yang

memiliki manfaat sama yaitu untuk konstruksi bangunan maka metode yang

dilakukan pengujian sifat fisik dan mekanik dari kedua material dengan analisis

mekanika batuan. Hasil analisis mekanika batu gamping dimana besarnya kuat

tekan batuan dipengaruhi oleh porositas, absorpsi, dan berat jenis. Dari hasil

pengujian sifat fisik yaitu porositas dan sifat mekanik yaitu semakin besar

porositas batu gamping, maka nilai kuat tekannya akan semakin kecil, begitu

sebaliknya yang menyebabkan batuan tersebut akan mudah pecah (Raihan dkk,

2012).

Sifat fisik dan sifat mekanik dari gypsum-papan partikel semen dianalisis

pada penelitian yang dikondisikan pada kelembaban relatif 200C dan 60 % dan

kemudian direndam di dalam air selama 24 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa

penggabungan semen portland meningkatkan perlawanan beban mekanik dari

papan. Pada saat kering, semen Portland meningkatkan modulus pecah sebesar

53% dan meningkatkan kekuatan internal sebesar 206 %. Peningkatan ini

diperoleh setelah 24 jam perendaman dalam air. Peningkatan rasio 642 %

diperoleh dari modulus pecah dan 97 % pada kekerasan . Penambahan semen

portland mengakibatkan penurunan rasio 21 % pada resapan air setelah 2 jam

perendaman air dan 26 % setelah 24 jam perendaman air. Pengurangan rasio dari

43 % dan 61 % pada ketebalan serta 33 % dan 46 % pada variasi linear yang

diamati setelah 2 dan 24 jam perendaman air. Kesimpulan bahwa semen portland

(14)

3 (Herrera dkk, 2010). Menurut hasil pengujian yang menunjukkan bahwa

penambahan semen dan serat untuk tanah liat meningkatkan kekuatan kompresi

dan rendahnya modulus elastisitas serta pengerasan tanah liat (Li dkk, 2014).

Penggunaan bahan ligno-selulosa (Pistachio, Delima, Kapas, jenis

Haloxylon), untuk membuat blok konstruksi ringan. Tiga beban pada semen

Portland tipe II (65, 70, 75 dengan/ tanpa kayu), tiga jenis aditif untuk

mempercepat pengaturan semen (CaCl2 (3 dengan/ tanpa semen), CaSO4 (5, 10 %

dengan/ tanpa semen)) yang dianggap sebagai variabel (9 perlakuan). Tiga

pengulangan dibuat untuk setiap perlakuan dan sifat fisik dan mekanik dari setiap

cetakan dievaluasi sesuai ASTM D-1037. Besarnya jumlah kepadatan dari cetakan

divariasikan dari 0.96 ke 1.17 g/cm3. Perbedaan yang signifikan ditemukan antara

kadar semen dan kekuatan tekan pada CaCl2 dan CaSO4. Perbedaan yang tidak

signifikan juga dimiliki kadar semen dan juga CaCl2 dan CaSO4 dalam

penyerapan air dan penambahan ketebalan. Penyerapan air yang rendah dan

ketebalan kadar semen sebesar 75% dan 3% CaCl2 pada cetakan semen- kayu

(Moghadam dkk, 2013).

Berdasarkan uraian di atas setelah mengetahui sifat dari batu gamping dan

sifat dari semen maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sifat

fisik dan mekanik pencampuran semen dan batu gamping dengan judul:

Pengaruh Batu Gamping Daerah Cangap Kerabangen Kecmatan Kutambaru Kabupaten Langkat Terhadap Kekuatan Mortar.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalahnya yaitu :

1. Proses pembakaran batu gamping, clay dan gypsum dengan alat

furnace dengan lama proses pembakaran selama 6 jam ( pasir kuarsa dan pasir

besi tidak dibakar) bahan ini disebut bahan dasar

2. Kemudian proses pencampuran dengan semen sebanyak 6 variasi

(100% bahan dasar, 90% bahan dasar dan 10% semen, 80% bahan dasar dan 20%

semen, 70% bahan dasar dan 30% semen, 60% bahan dasar dan 40% semen, dan

(15)

4 3. Campuran bahan dasar dan semen dicetak dan unutk uji sifat fisik

dilakukan proses penimbangan berat masing- masing sampel dari berat awal,

dilakukan perendaman di dalam air selama 24 jam dan ditimbang beratnya, dan

dipanaskan kedalam oven selam 24 jam dengan suhu dibawah 1000 C kemudian

sifat fisik meliputi bobot isi, berat jenis, derajat kejenuhan, kadar air, dan

porositas.

4. Uji mekanik dilakukan dengan pembuatan sampel dengan 2 buah

cetakan kubus ( 5cm x 5cm x 5cm) untuk uji tekan dan cetakan brequitte untuk

uji tarik dimana uji tekan dengan alat Compression Machine, uji tarik dengan alat

Tensile Test Machine dan uji aus dengan alat Los Angeles.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana uji fisik yang dimiliki bahan dasar batu gamping Daerah Cangap

Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat?

2. Bagaimana uji mekanik yang dimiliki bahan dasar batu gamping Daerah

Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat?

3. Bagaimana uji fisik dan mekanaik yang dimiliki dari campuran bahan dasar

batu gamping Daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru

Kabupaten Langkat dengan semen Portland tipe I?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sifat fisik bahan dasar batu gamping daerah Cangap

Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

2. Untuk mengetahui sifat mekanik dasar batu gamping daerah Cangap

Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

3. Untuk mengetahui sifat fisik campuran bahan dasar batu gamping dan

semen Portland tipe I.

4. Untuk mengetahui sifat mekanik campuran bahan dasar batu gamping dan

(16)

5 1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh setelah dilakukan peneltian ini adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai informasi untuk pemerintah daerah Langkat mengenai sifat fisik dan

mekanik batu gamping daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru

Kabupaten Langkat.

2. Sebagai informasi mengenai sifat fisik dan mekanik dari semen.

3. Sebagai informasi mengenai sifat fisik dan mekanik dari pencampuran batu

gamping daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten

(17)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data pada penelitian diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian menunjukkan setiap sampel memiliki bobot isi asli 0,3327

gram, bobot isi kering 0,3303 gram, berat jenis asli senilai

327,03gram/cm3, berat jenis semu 330,33 gram/cm3, kadar air asli berkisar

0,73%, kadar air jenuh 3,16%, porositas 1,43% untuk nilai porositas

haruslah dihilangkan karena semakin kecil nilai porositas, kekuatan untuk

menahan beban juga semakin besar ( L. Toruan, 2013), dan derajat

kejenuhan 23,61%.

2. Hasil uji kuat tekan sampel 1 sampai 3 dengan semen 0%, 10% dan 20%

pada beban maksimal antara 4,00 kg/cm2 sampai 48,00 kg/cm2 , sampel 4

sampai 6 memiliki beban maksimal antara 40,00 kg/cm2 sampai 100,00

kg/cm2 dikarenakan semen yang dicampur 30%, 40%, dan 50% dengan

variasi semen yang banyak sehingga kuat tekan tinggi dengan nilai 100,00

kg/cm2. Menurut SNI 03-6882-2002 untuk nilai 1 MPa setara dengan 10

kg/cm2, maka untuk tipe M mortar dengan kuat tekan minimum sebesar

17,2 MPa dipakai untuk dinding bata bertulang, dinding dekat tanah,

pasangan pondasi, adukan dinding penahan dan adukan jalan, tipe S untuk

kuat tekan minimum 12,5 MPa merupakan kuat tekan sedang,tipe N kuat

tekan minimum 5,2 MPa merupakan kuat tekan sedang digunakan untuk

pasangan terbuka di atas tanah, tipe O dengan kuat tekan 2,4 MPa adukan

tekan rendah dipakai untuk konstruksi dinding dengan beban tidak

melebihi 7 kg/cm2. Disimpulkan dari rata- rata nilai kuat tekan diatas,

maka disimpulkan bahwa dari rata rata nilai kuat tekan berada pada tipe N

dan tipe O dengan kuat tekan minimum 5,2 MPa dan 2,4 MPa.

3. Hasil uji kuat tarik dilihat bahwa nomor benda uji sampel 1 memiliki kuat

(18)

57 benda uji sampel 2, 3, 4, 5, dan karena jumlah semen yang terdapat di

dalam sampel 20 %, 30%, 40%, dan 50% semen dan hasil uji tarik

memiliki kuat tarik antara 14,20 kg/cm2 sampai 32,79 kg/cm2 , sama

dengan kuat tekan yang dimiliki sampel dengan variasi jumlah semen yang

sama perbandingannya dengan bahan dasar, bahwa kuat tarik yang

dimilikinya semakin besar yakni 32,79 kg/cm2. Berdasarkan SNI

03-6882-2002 termasuk tipe O dengan konstruksi dinding yang hanya mampu

menahan beban tidak lebih dari 7 kg/cm2 dan dengan cuaca yang tidak

ekstrim dengan nilai kuat minimum sebesar 2,4 MPa.

4. Hasil pengujian abrasi yang dimiliki mempunyai ketahanan aus yang baik

yaitu titik 1 24,92%, titik 2 sebesar 26,34%, titik 3 sebesar 23,76%, titik 4

sebesar 30,08% dan titik 5 sebesar 27,40%.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu:

1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi bahan dasar batu

gamping lebih banyak.

2. Melakukan uji mekanik pada batu gamping tersebut dengan uji yang lain

seperti uji Modulus Young, uji serap air, uji kuat lekat untuk melihat

kualiatas batuan tersebut sebagai bahan bangunan yang baik.

3. Melakukan uji batuan yang lain seperti uji XRD untuk mengetahui

kandungan apa saja yang terdapat pada bahan dasar batu gamping

(19)

58 DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Oman, (2007), Ensikolpedia Bahan Galian Indonesia Seri Batugamping, Warta Geologi, 2(3), 51-53

Anas Khairul, (2012), Makalah Pembuatan Semen,

http://khairul-anas.blogspot.com/2012/05/makalah-pembuatan semen.html# (diakses Maret 2015)

Anonim, (2014), Laporan Praktikum Mekanika Batuan

Jumat At, (2014), Jenis- Jenis Semen dan Fungsinya,

http://civilkitau.blogspot.com/2014/03/jenis-jenis-semen-dan-fungsinya.html, (diakses Maret 2015)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, (2011), Studi Pemanfaatan Batugamping di Kabupaten Tapanuli Selatan, Pemprov. Sumut, Medan

Endarto Danang, (2005), Pengantar Geologi Dasar, Cetakan 2, LPP UNS dan UPT Press, Surakarta

Febriarlita Lucia, (2013), Siklus Batuan,

https://luciafebriarlita17.wordpress.com/2013/05/02/siklus-batuan/ (diakses Maret 2015)

Herrera, Cloutier Alain, (2010), Physical and Mechanical Properties of Gypsum Particleboard Reinforced with Portland Cement, Europe Journal Wood, 69: 247-254

L. Toruan, Armin, (2013), Pengaruh Porositas Agrerat Terhadap Berat Jenis Maksimum Campuran, Jurnal Sipil Statik Vol. 1 No. 3

Li Lin, Li Yadong, Cetin Bora, (2014), Effect of Climatic Factors on Mechanical Properties of Cement and Fiber Reinforced Clays, Original Paper Geotech English, USA

Mathur, S.M, (2008), Elements of Geology, Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi

Monghadam Sedigheh, Shamsian Mohammad, (2013), Investigation on Physical and Mechanical Properties of Wood-Cement Block Manufactured From Agriculture Residues and Haloxylon Species, Journal Indian Acad Wood Science, 11(2): 134-139

(20)

59 Noor Djauhari, (2008), Geologi untuk Perencanaan, Erlangga, Jakarta

Putra Bobi, (2013), Definisi Semen Secara Umum, https://bobiandikaputra.wordpress.com/2013/01/08/definisi-semen-secara-umum/ (diakses Maret 2015)

Sedeyaningsih, Anis, (2010), Pengaruh Penggantian Sebagian Agrerat Halus Dengan Serbuk Batu Gamping Keras Terhadap Kuat Tekan Dan Berat Jenis Batako, Skripsi, Fakultas Keguruan Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sembiring Hengki, (2014), Penentuan Struktur Batuan Bawah Permukaan dan Uji Mekanik Batuan di Daerah Pamah Paku Kutambaru Kabupaten Langkat, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Sigiro Sovian, (2014), Pendeteksian Struktur Penyebaran Batu Gamping dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

SNI 03-2417-1991, Kuat Abrasi Mortar

SNI 03-2437-1991, Sifat Fisik Mortar

SNI 03-6882-2002, Tipe- Tipe Mortar

Sujiman, MT, (2007), Mekanika Batuan Untuk Rekayasa Pertambangan, Universitas Kutai Kartanegara

Tugino, (2010), Model Kuat Tekan Dan Tarik Proporsi Tras Muria Dengan Kapur Untuk Bahan Dasar Mortar, Jurnal Teknik Sipil Dan Perencanaan No. 1 Vol 12

Ulum Bahchrul Moh, (2011), Laporan Hasil Uji Semen, Politeknik Negeri Malang

Utomo, (2011), Semen,

http://bilangapa.blogspot.com/2011/02/semen.html (diakses Maret 2015)

Gambar

Tabel 4.8. Uji Kuat Tarik Batu Gamping Titik 1

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian untuk menganalisa kandungan batu gamping diambil secara acak dari singkapan batu gamping pada dua lokasi titik penelitian dilakukan dengan menggunakan X-Ray

Telah dilakukan pendeteksian resistivitas lapisan bawah permukaan tanah dengan metode geolistrik di Daerah Uruk Gedang Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat dengan tujuan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur dan penyebaran batuan di bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas dan kualitas batu gamping sebagai bahan bangunan dengan

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ PEMETAAN BATU GAMPING DI LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN, KHUSUSNYA DI DAERAH LAU ADIMDAYANG DESA SULKAM KECAMATAN

Dengan rata-rata nilai porositas batu gamping sebesar 9,09% maka batuan tersebut termasuk pada golongan batu gamping yang buruk karena terdapat cukup banyak

Dengan rata-rata nilai porositas batu gamping sebesar 9,09% maka batuan tersebut termasuk pada golongan batu gamping yang buruk karena terdapat cukup banyak

Upah dari buruh Industri Batu Gamping di Kecamatan Puger termasuk dalam kategori Upah Minimum Kabupaten (UMK) Jember yang berada dalam nilai Rp. rata-rata gaji buruh

Untuk menjawab rumusan masalah tentang Perbedaan faktor – faktor yang mempengaruhi produktifitas industri batu gamping di Desa Puger Kulon dan Desa Kasiyan Kecamatan