• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDETEKSIAN STRUKTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDETEKSIAN STRUKTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENDETEKSIAN STRUKTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT

Oleh:

Sovian S.T. Sigiro NIM 4103240033 Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA, atas segala limpahan kasih karunia dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pendeteksian Struktur Penyebaran Batu Gamping dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat” untuk melengkapi persyaratan akademik mencapai derajad S-1 pada program studi fisika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam universitas Negeri Medan.

Penulis meyadari akan kekurangan dan keterbatasan yang ada pada diri penulis, sehingga skripsi ini penulis rasakan masuh terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan dan keterbukaan hati penulis mengharapkan akan saran, kritik dan koreksi yang konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.

Keberhasilan penulis dalam meyusun skripsi ini tak lepas dari bantuan, dorongan serta saran dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini apresisasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Motlan, M.Sc, P.hd selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang telah memberikan fasilitas dan kenyamanan dalam masa perkuliahan.

2. Ibu Drs. Derlina, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika yang telah membimbing dan menuntun penulis selama dan perkuliahan. 3. Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Juniar Hutahaean M.Si selaku pembimbing akademik yang telah membimbing, menuntun serta membantu penulis dalam menghadapi perkuliahan.

(4)

v

memberikan saran dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Segenap Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas negeri Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama proses masa perkuliahan. 7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas negeri Medan yang dengan ikhlas membantu pelaksanaan seminar skripsi ini sehingga berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

8. Bang Saragih dan Masyarakat Urugedang yang membantu penulis melakukan penelitian.

9. Orang tua saya yaitu Bapak D. Sigiro dan Ibu tercinta R. br Simarmata beserta keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat.

10. Segenap teman – teman seperjuangan Univesitas Negeri Medan khususnya Fisika ND Kece, Hengki, Rochayanti, Adeline, Viki, Marusaha, Sartika, Syahputra, Filemon dan teman-teman lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan secara keseluruhan yang telah memberikan dukungan, dorongan dan motivasi kepada penulis dalam masa perkuliahan dan juga dalam penulisan skripsi ini. 11. Puronika Simbolon yang telah banyak memberikan dukungan,

dorongan dan perhatian kepada penulis dalam menjalani perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan segala pihak yang membutuhkannya, demikian saya ucapkan teimakasih banyak.

Medan, Juli 2014 Penulis,

(5)

iii

PENDETEKSIAN STRUTUR PENYEBARAN BATU GAMPING DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

DI DAERAH CANGAP KERABANGEN KECAMATAN KUTAMBARU KABUPATEN LANGKAT

Sovian S.T. Sigiro (4103240033) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur penyebaran batu gamping, nilai resistivitas batuan, tekstur, komposisi mineral serta jenis batu gamping dengan menggunakan Geolistrik di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

Pendeteksian batu gamping dilakukan dengan menggunakan alat Geolistrik konfigurasi Schlumberger yang dilakukan pada 15 lintasan pengukuran dengan panjang setiap lintasan 155 meter. Nilai resistivitas tersebut diolah menggunakan software Res2Dinv dan Surfer8 sehingga didapatkan penampang dua dimensi setiap lintasan pengukuran dan penyebaran batu gamping di kedalaman 5 meter - 30 meter. Tekstur, komposisi dan jenis batu gamping dilakukan dengan analisis sayatan tipis (Thin Slice) yaitu dengan menganalisa sayatan di bawah mikroskop polarisasi.

Dari hasil interpretasi dengan software Res2Dinv diperoleh nilai

resistivitas batu gamping 500 Ωm - 10000 Ωm. Pengolahan data menggunakan

Software Surfer 10 didapatkan penyebaran batu gamping mulai dari kedalaman 15 meter hingga 30 meter. Hasil analisis sayatan tipis batuan diperoleh ukuran butir 0,02 mm-4 mm, berwarna abu-abu hijau kehitaman, bertekstur kristalin, bentuk butir menyudut-mebulat tanggung, sortasi buruk serta kemasnya tertutup. Batuan ini disusun oleh mineral kalsit (40%-75%), lumpur karbonat (13%-22%), bioklas Arthropoda (15%), bioklas Brachiopoda (10%), bioklas koral (4%-8%), bioklas Echinodermata (4%-5%), Ooids (6%-7%) dan opak (2%-3%).

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Batuan 7

2.1.1. Siklus Batuan 7

2.1.2. Jenis Batuan 8

2.2. Batuan Sedimen 9

2.2.1. Komposisi Batuan Sedimen 10

2.2.2. Tekstur Batuan sedimen 10

2.2.3. Struktur Batuan Sedimen 11

2.2.4. Klasifikasi Batuan Sedimen 13

2.3. Batu Gamping 14

2.3.1. Proses Pembentukan Batu Gamping 14

2.3.2. Sifat Batu Gamping 15

2.3.3. Komponen Mineral Batu Gamping 15

2.3.4. Tipe-tipe Batu Gamping 17

2.3.5. Klasifikasi Batu Gamping 17

2.3.5.1. Klasifikasi R.J. Dunham 19

2.3.5.2. Klasifikasi F.L. Folk 19

2.3.6. Manfaat Batu Gamping 20

2.4. Resistivitas Batuan 20

2.5. Geolistrik 22

2.5.1. Sifat Kelistrikan Bumi 22

2.5.2. Metode Geolistrik Resistivitas 25 2.5.2.1. Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger 26

2.5.2.2. Relativitas Semu 27

(7)

vii

2.5.2.4. Metode Survei Lapangan-Prosedur pengukuran dan Alat ukur 30 2.6. Metode Sayatan Tipis (Thin Slice) 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 32

3.2. Alat-alat Penelitian 33

3.3. Bahan Penelitian 33

3.4. Prosedur Penelitian 34

3.4.1. MetodeGeolistrik 34

3.4.2. Metode Sayatan Tipis (Thin Slice) 34

3.5. Diagram Penelitian 36

3.6. Teknik Pengambilan Data 37

3.6.1. Teknik Pengambilan Data Geolistrik 37 3.6.2. Teknik Pengambilan Data Analisis Sayatan Tipis 38 3.7. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data 38 3.7.1. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data Geolistrik 39 3.7.2. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Data Analisis Sayatan Tipis 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41

4.1. Hasil Pengambilan Data 41

4.1.1. Deskripsi Data 41

4.1.2. Pengolahan Data 43

4.2. Analisis dan Interpretasi Data Geolistrik 43

4.2.1. Line 1 43

4.2.2. Line 2 46

4.2.3. Line 3 48

4.3. Analisis dan Interpretasi Data Sayatan Tipis (Thin Slice) 52 4.3.1. Analisis dan Interpretasi Data Sayatan Tipis BCK 1 52 4.3.2. Analisis dan Interpretasi Data Sayatan Tipis BCK 2 53 4.3.3. Analisis dan Interpretasi Data Sayatan Tipis BCK 3 55 4.3.4. Hubungan Metode Geolistrik dan Analisis Sayatan Tipis 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Batuan 8

Gambar 2.2. Contoh Batu Gamping 20

Gambar 2.3. Titik Sumber Arus di Permukaan dari medium homogen 23 Gambar 2.4. Resistivitas pada Silinder Konduktor 24 Gambar 2.5. Prinsip Kerja Geolistrik Resistivitas 26 Gambar 2.6. Susunan Elektroda dalam Konfigurasi Schlumberger 27 Gambar 2.7. Lapisan Medium dengan berbagai Resistivitas 28 Gambar 2.8. Skema Akuisisi Data dengan Cara Lateral Mapping 29 Gambar 2.9. Teknik Akuisisi Data Vertical Sounding 29 Gambar 2.10. Susunan Elektroda untuk Geolistrik 2-D 31 Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian 32 Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian 36 Gambar 3.3. Resistivitas Konfigurasi Schlumberger 37 Gambar 3.4. Aliran Sinyal Konfigurasi Schlumberger 38 Gambar 4.1. Kontur permukaan daerah penelitian menggunakan Surfer8 42 Gambar 4.2. Hasil inversi penampang dua dimensi line 1 (a) T1, (b) T6,

(c) T7, (d) T12 dan (e) T13. 45 Gambar 4.3. Hasil inversi penampang dua dimensi line 2 (a) T2, (b) T5,

(c) T8, (d) T11 dan (e) T14 42 Gambar 4.4. Hasil inversi penampang dua dimensi line 3 (a) T3, (b) T4,

(c) T9, (d) T10 dan (e) T15 49 Gambar 4.5. Hasil kontur nilai resistivitas kedalaman 5 meter

hingga 28,7 meter 51

(9)

ix

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Tabel Data Lintasan 61 Lampiran 2. Peta Geologi Lokasi Penelitian 67 Lampiran 3. Colour Map Peta Geologi 68 Lampiran 4. Gambar 3 Kontur Resistivitas Pada Penampang

Kedalaman Semu 69

Lampiran 5. Alat yang digunakan saat Penelitian 70 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian 71 Lampiran 7. Deskripsi Sayatan Batuan 74

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kandungan sumber daya alam yang terdapat di bumi salah satunya adalah batuan. Menurut Pusat Bahasa Kemdiknas (2008), “batuan merupakan mineral atau paduan mineral yang membentuk bagian utama kerak bumi”. Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral. Batuan penyusun kerak bumi berdasarkan kejadian, tekstur, dan komposisi mineral, salah satunya adalah batuan sedimen.

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan (Pettijohn dalam Endarto, 2005). Batuan sedimen berasal dari hasil erosional batuan lain yang tersimpan di permukaan bumi karena pengaruh suhu dan tekanan. Batuan sedimen bermacam-macam dan dapat diklasifikasikan, tetapi berbagai sumber material dan lingkungan, membuat batuan sedimen sulit untuk diklasifikasikan dari batuan lainnya. Secara umum batuan sedimen dibagi menjadi dua yaitu : batuan klastik dan batuan non klastik (kimia-organik). Batuan sedimen dikelompokkan berdasarkan tekstur, komposisi dan sifat batuan. Lebih 95 % dari total volume batuan sedimen terdiri atas batu pasir, batu serpihan dan batu gamping (Hamblin dan Howard, 1980).

(12)

2

Batu gamping di Indonesia memiliki potensi besar mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Irian Jaya. Daerah yang memiliki potensi besar batu gamping umumnya menjadi daerah kawasan karst yang mempunyai ciri khas khusus yang mencakup areal luas dan geologinya. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Sumatera Utara cadangan batu gamping di Sumatera Utara sangat banyak dan tersebar luas di beberapa kabupaten, hanya saja potensi dan kualitas batu gamping tersebut belum diketahui secara baik dan akurat seperti di Kabupaten Karo, Deli Serdang, dan Langkat. Konsumsi batu gamping di daerah hanya digunakan untuk penetralis tanah yang memiliki konsentrasi tanah asam tinggi dan sebagai bahan agregat penimbun jalan. Kondisi demikian menyebabkan pemanfaatan dan konsumsi batu gamping tidak begitu besar sementara cadangan penyebarannya begitu luas. Untuk itu perlu dilakukan kajian sehingga konsumsi dan pemanfaatan batu gamping dapat digunakan secara optimal dengan memperhatikan sifat fisik dan kimianya. Untuk mengetahui sifat fisik dari batu gamping digunakan metode geofisika dan sebagai analisis tambahan untuk mengetahui tekstur dan struktur serta komposisi mineral batuan sehingga diperoleh nama dan jenis batuan yang lebih detail beserta genesanya digunakan analisis petografi dengan menggunakan metode sayatan tipis (thin slice) batuan berdasarkan pengambilan sampel batuan pada permukaan.

(13)

3

Menurut surat kabar Medan Bisnis, penyebaran batu gamping di Kabupaten Langkat terdapat di Kecamatan Bahorok, Salapian dan Kutambaru. Di Kecamatan Kutambaru, terdapat sumber daya batu gamping yang merupakan daerah berbukit dan umumnya berupa daerah ladang yang disertai adanya bebatuan. Dalam pendeteksian tentang penyebaran batu gamping pada umumnya dapat digunakan metode geofisika. Metode geofisika merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi yang melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Metode geofisika yang sering digunakan antara lain metode seismik, gravitasi, magnetik dan geolistrik resistivitas. Metode geolistrik resistivitas adalah salah satu dari jenis metode geofisika yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah permukaan bumi. Metode geolistrik memanfaatkan variasi resistivitas listrik berdasarkan pengukuran beda potensial akibat arus listrik yang diinjeksikan kedalam bumi. Metode resistivitas merupakan metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Metode geolistrik telah dilakukan oleh Nadliroh (2012), yang memperoleh nilai resitivitas batu gamping sebesar 591 . Metode geolistrik memiliki beberapa konfigurasi yang sering digunakan yaitu konfigurasi Wenner, Schlumberger dan Dipole-dipole. Setiap konfigurasi mempunyai metode

perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan (www.wikipedia.com)

(14)

4

Metode geolistrik dapat menentukan resistivitas batu gamping dan struktur batuan bawah permukaan bumi. Sehingga penulis memilih judul : Pendeteksian Struktur Penyebaran Batu Gamping dengan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten

Langkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Penyebaran dan kualitas serta nama dan jenis batu gamping di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat belum teridentifikasi.

2. Batu gamping merupakan sumber daya alam yang memiliki banyak manfaat terutama untuk bahan industri.

3. Pemanfaatan dan konsumsi batu gamping untuk masyarakat belum maksimal di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

4. Kurangnya perhatian pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya alam di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

5. Daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat gersang.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalahnya yaitu :

1. Penelitian dilakukan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger untuk mengetahui struktur penyebaran batu gamping di

daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

(15)

5

3. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan software res2DinV dan software Surfer.

4. Analisis petografi batu gamping dilakukan di laboratorium dengan metode sayatan tipis (Thin Slice).

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah maka masalah dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah struktur penyebaran batu gamping dengan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat? 2. Bagaimanakah penyebaran batu gamping berdasarkan hasil inversi dua

dimensi dengan software Res2Dinv dan software Surfer10 di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat? 3. Bagaimanakah warna, struktur, tekstur, komposisi mineral serta

penamaan dan klasifikasi batu gamping di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk :

1. Mengetahui struktur penyebaran batu gamping menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat.

2. Mengetahui penyebaran batu gamping berdasarkan hasil inversi dua dimensi dengan software Res2Dinv dan software Surfer di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat. 3. Mengetahui warna, struktur, tekstur, komposisi mineral serta

(16)

6

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang penyebaran batu gamping bawah permukaan tanah yang terdapat di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru kabupaten Langkat.

2. Sebagai masukan untuk pemerintah daerah dan pelaku industri berupa data awal dalam penggunaan dan pemanfaatan batu gamping.

3. Sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyebaran batu gamping.

(17)

57 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan, analisis dan interpretasi data pada penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur penyebaran batu gamping dengan menggunakan metode Geolistrik konfigurasi Schlumberger di daerah Cangap Kerabangen Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat memiliki struktur batu gamping yang berisi air, terdapat rekahan dan rembesan dengan nilai resistivitas batu gampingnya ialah mulai dari 500 Ωm hingga 16919 Ωm yang menyebar dalam bentuk vertikal dan horizontal.

2. Penyebaran batu gamping berdasarkan hasil inversi dua dimensi dengan software Res2Dinv dan software Surfer10 di daerah Cangap Kerabangen

Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat menunjukkan bahwa penyebaran batu gamping mulai meningkat dari kedalaman 15 meter hingga kedalaman 30 meter.

3. Hasil analisis ketiga sayatan tipis batuan diperoleh sampel batuan berwarna abu-abu hijau kehitaman, ukuran butir 0,02 mm – 4 mm, bertekstur kristalin, bentuk butir menyudut-mebulat tanggung, sortasi buruk serta kemasnya tertutup. Batuan ini disusun oleh mineral kalsit (40%-75%), lumpur karbonat (13%-22%), bioklas Arthropoda (15%), bioklas Brachiopoda (10%), bioklas koral (4%-8%), bioklas Ooids

(18)

58

5.2. Saran

(19)

59

DAFTAR PUSTAKA

Alwin, (2011), Studi Pemanfaatan Batu Gamping di Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Sumatera Utara

Artanto, Sugeng Bakti, Eko, Juhaeratun, (2010), Mengukur Resistivitas Bawah Permukaan Tanah Menggunakan Metode Geolistrik Sounding Konfigurasi Schlumberger, Universitas Negeri Malang, Malang

Endarto, Danang, (2005), Pengantar Geologi Dasar, LPP UNS dan UNS press, Surakarta

Fahlevi, Reza, (2011), http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip (diakses 13 Februari 2014)

Grace, Dian Eva, (2010), Analisis tahanan jenis batuan dan mineral di bawah permukaan dengan menggunakan metode Geolistrik di daerah panas bumi Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Hamblin, W.K, J.D Howard, (1980), Physical Geology, Burgess Publishing Company, United States

Lismawaty, 2001, Panduan Praktikum Mineral Optik. Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral, Institut Teknologi Medan, Medan

Loke, M.H, (2000), Electrical Imaging Suvreys for Environmental and Engineering Studies, European Section, EM1, Europe

Mathur, S.M, (2008), Elements of Geology, Prentice-Hall of India Private Limited, New Delhi

Milsom, John (2003), Field Geophysics Third Edition, John Wiley & Sons Ltd, England

Monthgomery, Carla W, (1989) Fundamentals of Geology, Wm.C. Brown Publisher, United States of America

(20)

60

Noor, Djauhari, (2008), Geologi Untuk Perencanaan, Erlangga, Jakarta

Nurdin, (2009), Dasar-dasar Mikropaleontologi (Batuan, Statigrafi, Sedimentologi), Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman, Purbalingga

Praptisih, M. Safei Siregar, Kamtono, Marfasran, Purna, (2012), Fasies dan Lingkungan Pengendapan Batuan Formasi Parigi di Daerah Palimanan Cirebon, Praptisih., dkk/ Riset Geologi dan Pertambangan Vol.22 No.1 (2012), 33-43

Pusat Bahasa Kemdiknas, (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses 24 Januari 2014) Santoso, Djoko, (2002), Pengantar Teknik Geofisika, Bandung, ITB

Sutaji, Hadi Imam, (2010), Penerapan Metode Very Low Frequency vertical Gradient (VLF V-Grdd) untuk Memetakan Sebaran Batu Gamping, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya

Telfrod, Geldart, Sheriff, (1990), Apllied Geophysics Second Edition, Cambridge University Press, New York

(21)

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sovian S.T. Sigiro lahir di Tanjung Beringin pada tanggal 17 Juli 1991 anak dari Bapak Dedit Sigiro dan Ibu Rengsi Simarmata, anak ke 3 dari 4 bersaudara. Pada tahun 1997 penulis masuk SD IMPRES I No.030356 Tanjung Beringin Kec.Sumbul dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan sekolah ke SLTP N 2 Sumbul dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Santo Thomas 3 Medan dan lulus pada tahun 2009.

Gambar

Gambar 4.7. Sayatan tipis batuan BCK 1
Gambar 3 Kontur Resistivitas Pada Penampang

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi Akuifer Di Sekitar Kawasan Karst Gombong Selatan Kecamatan Buayan Kabupaten Kebumen Dengan Metode Geolistrik Konfigurasi.. Schlumberger

Pengujian untuk menganalisa kandungan batu gamping diambil secara acak dari singkapan batu gamping pada dua lokasi titik penelitian dilakukan dengan menggunakan X-Ray

Hasil dari pengolahan data geolistrik dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger ternyata memiliki keunggulan dapat mendeteksi adanya sifat tidak homogen lapisan batuan

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ PEMETAAN BATU GAMPING DI LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN, KHUSUSNYA DI DAERAH LAU ADIMDAYANG DESA SULKAM KECAMATAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang pernah dilakukan, konfigurasi Wenner-Schlumberger cukup baik digunakan untuk mendeteksi penyebaran jenis material bawah permukaan

Skripsi berjudul Pendugaan Intrusi Air Laut Dengan Metode Geolistrik 2D Konfigurasi Wenner Schlumberger di Daerah Pantai Payangan , telah diuji dan disahkan Oleh

Hasil pemodelan menggunakan data tahanan jenis dari metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger diperoleh struktur yang menyebabkan keluarnya manifestasi panasbumi di

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Interpretasi dengan Metode Geolistrik Data hasil dengan metode geolistrik 1-D konfigurasi Schlumberger berupa nilai tahanan jenis batuan bawah