• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A P L I K A S I M E T O D E G E O L I S T R I K K O N F I G U R A S I SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN

BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT

Oleh:

Rochayanti Nurma Roharta Simatupang NIM 4103240028

Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sain

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Yesus Kristus atas segala

rahmat dan berkat-Nya telah memberikan kesehatan dan hikmat serta

kebijaksanaan kepada penulis sehingga penelitian skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Judul yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2014 ialah “Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Menentukan Keberadaan Batu

Gamping di Daerah Kejaren Dusun I Sulkam Kabupaten Langkat”.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih atas terselesaikannya skripsi ini

kepada berbagai pihak yang telah membantu terutama kepada ibu Rita Juliani,

S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan

dan nasehat keilmuan selama masa penelitian dan penulisan skripsi ini serta

kepada bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si,

dan bapak Muhammad Kadri, S.Si., M.Sc selaku dosen penguji I, II, dan III yang

telah banyak memberikan saran dan kritikan demi penyempurnaan skripsi ini.

Selain itu, penulis ucapkan terimakasih juga kepada bapak Drs. Rahmatsyah, M.Si

selaku Kepala Laboratorium Fisika FMIPA Unimed, bapak Prof. Drs. Motlan,

M.Sc., Ph.D selaku Dekann FMIPA Unimed, ibu Dr. Derlina, M.Si selaku ketua

jurusan FMIPA Unimed sekaligus dosen pembimbing akademik penulis, dan juga

seluruh dosen dan staf Bidang Kajian Fisika Bumi Unimed.

Ucapan terimakasih juga penulis tujukan kepada bapak tercinta Ridwan

Siburian, ibunda tersayang Kamsia Sirait dan adikku Rosmawaty Simatupang,

Bernath Frederich Simatupang, dan Melinda Simatupang, Op. Aritonang di

Sunggal, dan seluruh keluarga besar SIMATUPANG di Batam serta sahabatku

Yenni Simamora dan Niwayan, yang memberangkatkan penulis dengan doa dan

memberikan kepercayaan penuh serta pesan moral sehingga mampu dan terus

berjuang dalam menyelesaikannya dengan baik.

Terimakasih juga kepada mereka yang namanya tidak bisa penulis sebut

satu-persatu yang telah membantu mensukseskan penelitian ini baik tenaga dan

(3)

vi

teman-teman seperjuangan baik dari UNIMED diantaranya Adeline Silaban,

Hengki Sembiring, dan Sartika Simanjuntak (merupakan sahabat terbaik), Vicky

Panjaitan, Filemon Sagala, Sovian Sigiro, Syahputra Ops, dan bg Arman

Tumanggor , maupun dari USU diantaranya Jay, Andico dan Istas penulis

ucapakan banyak terimakasih karena sudah saling menjaga. Akhir kata, penulis

berharap Allah berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah

membantu. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, 16 Juli 2014 Penulis

(4)
(5)

iv

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK MENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING

DI DAERAH KEJAREN DUSUN I SULKAM KABUPATEN LANGKAT

Rochayanti N R Simatupang (4103240028) ABSTRAK

Daerah Kejaren dengan posisi koordinat 3047’51,5”-3048’27,3” LU dan 97048’8,05”-97048’30,7” BT merupakan daerah potensi batu gamping. Penelitian bertujuan untuk menentukan keberadaan dan komposisi kandungan batu gamping di daerah Kejaren.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik Automatic Resistivity System (ARES) konfigurasi Schlumberger dengan mengukur nilai tahanan jenis lapisan tanah di daerah Kejaren sebanyak delapan belas lintasan. Pemodelan dan inversi data lapangan dilakukan dengan menggunakan software Res2DinV dan Surfer 10. Pengujian untuk menganalisa kandungan batu gamping diambil secara acak dari singkapan batu gamping pada dua lokasi titik penelitian dilakukan dengan menggunakan X-Ray Diffractometer Shimadzu 6100 data diinversikan kesoftwareMatch.

Hasil penelitian menunjukkan keberadaan batu gamping di daerah Kejaren tersebar digroupline1,groupline2,groupline3, dangroupline4 dengan nilai tahanan jenis antara 500-38000 Ω m, 500-4000 Ω m, 380000, dan 500-20000 Ω m yang diinterpretasikan pada lapisan warna hijau muda sampai ungu. Penyebaran batu gamping untuk kedalaman 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, 25 m dan 30 m masing-masing sebesar 47 Ha, 39 Ha, 31 Ha, 27 Ha, 28,33 Ha , dan 31,33 Ha. Pengujian sampel dari singkapan batu gamping di lintasan T7 dan T6 daerah Kejaren diperoleh hasil kandungan CaCO3 dengan persentase berat sebesar 74,38% dan 100%, dimana kandungan utama mineral adalah calcite dengan Density Bulk(B.D) sebesar 2,6770 gr/cm3serta bentuk kristalhexagonal.

(6)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Nilai tahanan jenis dari berbagai tipe batuan 19

Tabel 2.2. Nilai tahanan jenis air 19

Tabel 3.1. Tabel Spesifikasi Geolistrik 21

Tabel 3.2. Tabel data inversi 25

Tabel 4.1. Tiitk koordinat di tiap-tiaplinedaerah Kejaren 29

Tabel 4.2.Color scaledari nilai tahanan jenis dua dimensi di 18line 31

Tabel 4.3. Nilai tahanan jenis batu gamping di daerah Kejaren 40

Tabel 4.4. Nilai tahanan jenis batuan dari setiap lapisan dengan 41 acuan titik Y

Tabel 4.5. Penyebaran batu gamping untuk setiap kedalaman 43

Tabel 4.6. Lokasi singkapan batu gamping daerah Kejaren 44

Tabel 4.7. Data hasil pengujian difraksi sinar-X padalineT7 dan 45 T6

Tabel 4.8. Tabel hasil uji XRD pada sampel T7 45

(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Data curah hujan dan banyaknya hari hujan serta 52

Vegetasi di Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat

Lampiran 2. Peta topografi daerah penelitian Kejaren Dusun I Sulkam 57 Kab. Langkat SUMUT

Lampiran 3. Peta geologi daerah Kejaren Dusun I Sulkam Kabupaten 58 Langkat SUMUT

Lampiran 4. Gambar penampang kontur tahanan jenis dua dimensi di 61 Daerah Kejaren

Lampiran 5. Perhitungan manual untuk mencari nilai tahanan jenis 70 semu ( )

Lampiran 6. Dataexceldari hasil inversi Res2DinV diLineT6 71

Lampiran 7. Result data difraksi sinar-X (XRD) denganSoftware 77 Match di daerah Kejaren

Lampiran 8. Laporan hasil penggridan Surfer 10 85

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kawasan karst adalah suatu kawasan batu gamping dengan bentang alam

tiga dimensional yang terbentuk akibat proses pelarutan lapisan batuan dasar.

Proses pelarutan batugamping umunya diikuti oleh proses lainnya seperti

runtuhan (misalnya longsoran dan amblesan dipermukaan tanah), retakan, dan

transport dalam bentuk larutan melalui saluran bawah permukaan tanah. Bentang

kawasan karst dicirikan dengan adanya cekungan tertutup, drainase permukaan,

dan gua. Proses terbentuknya kawasan karst berlangsung selama jutaan tahun dan

hanya dijumpai pada daerah-daerah tertentu. Terbentuknya kawasan karst pada

bagian permukaan terlihat dari bentuknya yang berbukit dan berlembah terjal

sedangkan pada bagian bawah permukaan terjadi pelarutan menyebabkan

terbentuknya ruangan, lorong sungai bawah tanah di kenal dengan gua. Kawasan

karst dimanfaatkan untuk melestarikan fungsi hidrologi, proses geologi,

keberadaan flora dan fauna serta nilai-nilai sejarah dan budaya.

Geologi kawasan karst Indonesia umumnya berpuncak datar dan

memiliki punggungan berupa batu gamping yang memanjang. Kawasan karst

terjadi di kawasan batu gamping dan kawasan batuan yang mudah larut serta

mempunyai porositas sekunder atau memiliki kekar dan sesar intensif. Kawasan

karst Indonesia mencapai 20% dari total luas wilayah Indonesia yaitu sekitar

154.000 km2 dengan ketebalan lapisan beragam yang terbentang dari Sumatera

sampai Irian Jaya. Menurut Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Badan Penelitian

dan Pengembangan (2011), cadangan batu gamping di Sumatera Utara sangat

banyak dan memiliki penyebaran yang begitu luas. Penyebaran batu gamping ada

di beberapa lokasi diantaranya di Kabupaten Karo, Tapanuli Tengah, Simalungun,

dan Langkat. Penyebaran batu gamping di Kabupaten Langkat sebagian sudah di

teliti ole Zahedi (2002), dimana dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa gua

di Kecamatan Bahorok merupakan gua batu gamping dengan kualitas kelas C

(9)

2 Kejaren. Letak geografis Kecamatan Kutambaru antara 03o13’48”–03o26’15” LU serta 98o12’45”-98o21’29” BT. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Salapian, sebelah barat dengan Kecamatan Sei Bingai, sebelah utara dengan

Kecamatan Kuala, dan sebelah selatan dengan Kabupaten Karo. Posisi Kabupaten

Karo dekat dengan kecamatan Kutambaru memiliki penyebaran bahan galian

berupa batu gamping, dolomit, dan marmer (Sukhyar, 2011).

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara (2011), batu gamping digunakan sebagai bahan baku pertanian

untuk penetralitas tanah yang memiliki konsentrasi tanah asam tinggi, bahan

agregat penimbun jalan untuk perbaikan sarana infrastruktur. Kondisi demikian

menyebabkan pemanfaatan dan konsumsi batu gamping tidak begitu besar. Perlu

dilakukan kajian sehinga konsumsi dan pemanfaatan batu gamping dapat

digunakan secara optimal dengan memperhatikan sifat fisik dan kimianya. Kajian

yang dilakukan dengan memperhatikan sifat fisik dapat digunakan metode

geofisika sedangkan sifat kimia dapat digunakan metode difraksi sinar-X.

Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan

keberadaan batu gamping adalah metode geolistrik. Metode geolistrik adalah

salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam

bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan potensial,

arus, dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat

penginjeksian arus kedalam bumi. Metode geolistrik yang terkenal diantaranya

adalah metode potensial diri (SP), arus telluric, magnetotelluric, elektromagnetik,

IP (Induced Polarization), dan resistivitas (tahanan jenis). Metode geolistrik

tahanan jenis sangat popular dan sering digunakan baik dalam survei geologi dan

eksplorasi. Menggunakan metode geolistrik, Nabeel dkk (2013) memperoleh

anomali batu gamping dengan rentang tahanan jenis antara 1027-8000 Ω m.

Penelitian yang sama dilakukan oleh Nadliroh dkk (2012), memperoleh rentang

tahanan jenis batu gamping setelah ditanam ke dalam tanah antara 9,3-591 Ω m

dan fosfat berkisar 5,3-255 Ω m. Penelitian Karunia dkk (2012) memperoleh

(10)

3

Ω m. Memiliki kecendrungan membentuk pola kontur lorong dan diduga sebagai

batuan penudung dalam strukur penyusun sungai bawah tanah.

Berbagai macam konfigurasi elektroda pada metode geolistrik salah satu

diantaranya yaitu, konfigurasi Schlumberger yang mampu mendeteksi adanya

nonhomogenitas lapisan batuan. Menggunakan konfigurasi Schlumberger, Herlin

dan Budiman (2012) memperoleh nilai tahanan jenis batu gamping pada lapisan

bidang gelincir berkisar 22068–134811Ω m pada kedalaman lapisan sekitar ±5,03 m dengan ketebalan sekitar ± 4,63 m.

Apabila sampel batuan telah diperoleh maka dilakukan uji analisa kimia

di laboratorium untuk menentukan kadar CaCO3 (Sanusi, 1984) . Analisa kimia

batu gamping dapat dilakukan dengan metode difraksi sinar-X. Difraksi sinar-X

(XRD) adalah suatu metode yang diperlukan untuk menganalisis mineralogi suatu

sampel batuan, sebab melalui metode XRD dapat mengidentifikasi jenis dan sifat

mineral tertentu dengan melihat pola difraksi mineral yang dihasilkan. Adler dan

Handoko (2007) dalam penelitiannya mengamati puncak intensitas maksimum

sampel yang mengandung mineral calcite dan dolomite diperoleh kandungan

mineral calcite pada sampel batu gamping A, B, dan C sekitar 81,17 %, 59,6 %

dan 82,5%.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan

judul “Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Menentukan Keberadaan Batu Gamping di Daerah Kejaren Dusuin I Sulkam Kabupaten

Langkat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan sejumlah masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah aplikasi metode geolistrik konfigurasi Schlumbergeruntuk

menentukan keberadaaan batu gamping di daerah Kejaren?

2. Bagaimanakah komposisi kandungan kimia dari singkapan batu gamping

(11)

4 1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang penulis batasi dalam penelitian yaitu:

1. Akuisisi data primer di lapangan menggunakan metode geolistrik

konfigurasiSchlumberger.

2. Pengolahan dan analisa data untuk interpretasi kuantitatif menggunakan

softwareRes2DinV dan Surfer 10.

3. Komposisi kandungan kimia yang diteliti di laboratorium dilakukan

dengan uji difraksi sinar-X (XRD) dengan sampel yang berasal dari

singkapan batu gamping di daerah Kejaren.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah untuk:

1. Menentukan keberadaan batu gamping di daerah Kejaren menggunakan

metode geolistrik konfigurasi Schlumberger dan Surfer 10 yang

memanfaatkan sifat tahanan jenis.

2. Menentukan komposisi kandungan kimia dari singkapan batu gamping di

daerah Kejaren dengan menggunakan XRD.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi kepada pemerintah setempat tentang penyebaran

batu gamping yang terdapat di daerah Kejaren

2. Sebagai tinjauan bagi para peneliti yang ingin melanjutkan penelitian

mengenai komposisi kandungan kimia dari singkapan batu gamping yang

(12)

48 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan, analisis dan interpretasi data pada penelitian dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keberadaan batu gamping di daerah Kejaren tersebar digroupline1,groupline

2, groupline 3, dan groupline 4 dengan nilai tahanan jenis antara 500-38000

Ω m, 500-4000 Ω m, 500-380000, dan 500-20000 Ω m yang diinterpretasikan pada lapisan warna hijau muda sampai ungu. Penyebaran batu gamping untuk

kedalaman 5 m, 10 m, 15 m, 20 m, 25 m dan 30 m masing-masing sebesar 47

Ha, 39 Ha, 31 Ha, 27 Ha, 28,33 Ha , dan 31,33 Ha.

2. Pengujian sampel dari singkapan batu gamping di daerah Kejaren diperoleh

hasil kandungan CaCO3dilineT7 dan T6 dengan persen berat sebesar 74,38%

dan 100%, dimana kandungan utama mineral adalah calcite dengan Density

Bulk(B.D) sebesar 2,6770 gr/cm3serta bentuk kristalhexagonal.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran untuk penelitian

selanjutnya yaitu:

1. Hasil penelitian di kedalaman 25 dan 30 meter menunjukkan luasan batu

gamping sangat besar, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

memperpanjang lintasan berarti hasil yang diperoleh semakin dalam.

2. Perlu dilakukan penelitian berlanjut di daerah yang sama dengan metode

geolistrik tahanan jenis tiga dimensi (3D) agar data lebih akurat.

3. Melakukan uji batuan lain seperti uji mekanik untuk melihat kualitas batuan

tersebut sebagai bahan bangunan yang baik.

4. Melakukan uji thin slice untuk mengidentifikasi susunan mineral dari batu

(13)

49 DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman Oman, (2007), Ensiklopedia Bahan Galian Indonesia Seri Batugamping,Warta Geologi,2(3): 51-53

Adji Tjahyo Nugroho, dan Haryono Eko, (2004), Geomorfologi dan Hidrologi Karst Bahan Ajar, Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta

Adler John, dan Handoko Bagus Endar Bachtiar Nur, (2007), Pengukuran Parameter Seismik dan Difraksi Sinar-X (XRD) pada Batuan Karbonat Formasi Parigi,Proc. ITSains & Tek,39A: 146-165

Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (2011), Studi Pemanfaatan Batugamping di Kabupaten Tapanuli Selatan, Pemprov.Sumut, Medan

Endarto Danang, (2005), Pengantar Geologi Dasar, LPP UNS dan UPT Press, Surakarta

Folk Robert L., (1980), Sedimentary Rocks, Hemphill Publishing Company Austin, Texas

GEOVision Inc., (2010),Electrical Resistivity Method, http://www.geovision.com /resistivity.php (diakses Desember 2013)

Herlin Helmi Septaria, dan Budiman Arif, (2012), Penentuan Bidang Gelinci Gerakan Tanah dengan Aplikasi Geolistrik Metode Tahanan Jenis Dua Dimensi Konfigurasi Wenner-Schlumberger, Jurnal Fisika Unand, 1(1): 23

Huggett Richard John, (2007),Fundamentals of Geomorphology, Routledge, New York

Indriana Rina Dwi, dan Danusaputro Hernowo, (2006), Uji Nilai Tahanan Jenis Polutan Air Laut dengan Metode Ohmik dan Geolistrik Tahanan Jenis Skala Laboratorium,Berkala Fisika,9(3): 145-149

(14)

50 Karunia Dimas Noer, Darsono, dan Darmanto, (2012), Identifikasi Pola Aliran Sungai Bawah Tanah di Mudal, Paracimantoro dengan Metode Geolistrik, Indonesian Journal Applied Physics,2(2): 91

Lukito Dwijo, (2011), Geolistrik, http://dwijolukito.blogspot.com/p/geolistrik. html (diakses Januari 2014)

Milsom John, (2003),Field Geophisics, John Wiley and Sons Ltd, Chichester

Muallifah Faqih, (2009), Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Resistivitas Tanah,Jurnal Neutrino,1(2): 179-197

Nabeel Faza, Warnana Dwa Desa, dan Bahri Ayi Syaeful, (2013), Analisa Sebaran Fosfat dengan Mengggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger: Studi Kasus Saronggi, Madura, Jurnal Sains dan Seni Pomits,2(1): 2337-3520

Nadliroh Siti Ulien, Khumaedi, dan Supriyadi, (2012), Pemodelan Fisis Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Fosfat dalam Batuan Gamping, Indonesian Journal of Applied Physics,2(2): 83

Oates Joseph A.H., (1998), Lime and Limestone, Chemistry and Technology, Wiley-Vch, Weinheim

Pusat Bahasa Kemdiknas, (2008), Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php (diakses Januari 2014)

Santoso Djoko, (2002),Pengantar Tehnik Geofisika, ITB, Bandung

Sanusi Bachrawi, (1984), Mengenal Hasil Tambang Indonesia, PT.Bina Aksara, Jakarta

Sidabalok Alimuddin, dkk, (2010), Kabupaten Langkat dalam Angka 2010, BPS Kabupaen Langkat, Langkat

Subterra Indonesia, (2011), Geologi Gua, http://www.subterra.or.id/2011/09/ geologi-gua.html# (diakses Februari 2010)

(15)

51 Syamsuddin, (2007), Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi Dangkal dengan Menggunakan Metode Geolitrik Tahanan Jenis 2D (Studi Kasus Potensi Longsor di Panawangan, Ciamis), Institut Teknologi Bandung, Bandung

Telford William Murray, (1990),Applied Geophysics Second Edition, Cambridge University Press, New York

Turdjaja Djadja, Zulfikar, Karangan Corry, (2011), Eksplorasi Umum Dolomit di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara , Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2011, 1-8

Gambar

Gambar penampang kontur tahanan jenis dua dimensi di

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya estimasi Matriks Asal Tujuan dari data lalu lintas menggunakan aplikasi software EMME/3 di Kota Surakarta pada tahun 2013, selain

Peserta Pandu Penuntun yang dimaksud adalah Pandu HW Penuntun yang memenuhi persyaratan dan terdaftar sebagai peserta Hizbul Wathan Scout Virtual Got Talens Kwarwil Jawa

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, teknik, evaluasi, tindak lanjut, dan implikasinya pengelolaan SDM Di SMA Negeri 5 Mataram.

Salah satu yang yang perlu dilakukan adalah perlindungan hukum bagi Tenaga kerja Indonesia khususnya yang berada di Malaysia, Peran Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia

Implementasi keperawatan untuk diagnosa pertama penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, diagnosa kedua intoleransi aktifitas berhubungan

[r]

Ditinjau dari aspek uji kualitas fisik dan kualitas organoleptik perendaman ekstrak kulit nanas pada daging bebek afkir tidak terjadi interaksi yang nyata (P<0,05)

Assalam Family adalah produk Asuransi Jiwa Syariah yang dikeluarkan oleh PT Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera 1912, Assalam Family merupakan program asuransi jiwa yang