• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

DEWI LESTARI

Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

menggunakan media realia. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan daur yang setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui observasi dan

soal tes. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media realia pada

mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari temuan siklus I, siklus II

dan siklus III yaitu aktivitas belajar siswa seperti dalam aspek partisipasi, sikap,

perhatian dan prestasi mengalami peningkatan disetiap siklusnya yaitu persentase

rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I (36,62%), siklus II (56,83%), dan siklus III

(71,58%). Begitu juga hasil belajar siswa pada siklus I terdapat 17 siswa (53,12%)

mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II terdapat 23 siswa (71,87%), dan untuk

siklus III meningkat menjadi 27 siswa (84,40%). Apabila hasil belajar siswa dianalisis

dengan uji t-tes berdasarkan taraf kepercayaan 5%, (dk): n-1dan n=32 ditemukan

sebesar 2,042. Berdasarkan ketentuan tersebut, pada uji t-tes siklus I dengan siklus II

didapatkan hasil t

hitung

2,56 > t

tabel

2,042 dan pada uji t-tes siklus II dengan siklus III

didapatkan hasil t

hitung

3,22 > t

tabel

2,042. Dengan demikian H

0

ditolak dan H

a

diterima.

Artinya hipotesis penelitian ini diterima serta adanya peningkatan nilai dari tiap siklus

nya setelah pembelajaran mengunakan media realia.

Berdasarkan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan

agar guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan dapat menggunakan media realia dalam

pembelajaran matematika khususnya pada materi pembelajaran geometri agar

aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

(2)

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

DEWI LESTARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Skripsi

Oleh

DEWI LESTARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Prosedur penelitian tindakan kelas... 29

2.

Grafik rekapitulasi persentase aktivitas belajar siswasiklus I, II, III... 78

3.

Grafik rekapitulasi persentase kinerja guru siklus I, II, III... 81

4.

Grafik rekapitulasi persentase ketuntasan hasil belajar siswa

(5)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1.

Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas ... 90

2.

Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 91

3.

Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 92

4.

Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 93

5.

Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 94

6.

Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 95

7.

Pemetaan/Analisis SK-KD ... 96

8.

Silabus Pembelajaran ... 100

9.

Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 105

10.

Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 114

11.

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Pertemuan I ... 118

12.

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I Pertemuan II ... 119

13.

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 121

14.

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ... 122

15.

Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 127

16.

Nilai

Post Test

Tertinggi Siklus I ... 128

17.

Nilai

Post Test

Terendah Siklus I ... 129

18.

Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 130

19.

Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 139

20.

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan I ... 143

21.

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Siklus II Pertemuan II ... 144

22.

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I. ... 146

23.

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ... 147

24.

Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 152

25.

Nilai

Post Test

Tertinggi Siklus II ... 153

26.

Nilai

Post Test

Terendah Siklus II ... 154

27.

Perhitungan Uji t Tes Siklus I dengan Siklus II ... 155

28.

Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ... 156

29.

Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 166

(6)

xi

Siklus III Pertemuan II ... 174

32.

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan I ... 176

33.

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan II ... 177

34.

Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 182

35.

Nilai

Post Test

Tertinggi Siklus III ... 183

36.

Nilai

Post Test

Terendah Siklus III ... 184

37.

Perhitungan Uji t Tes Siklus II dengan Siklus III ... 185

38.

Tabel Nilai-Nilai dalam Distribusi t ... 186

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Sepuluh pengelompokan golongan media... 8

2.

Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa

dan kinerja guru ... 26

3.

Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam%... 27

4.

Struktur guru dan pegawai SD Negeri 2 Metro Selatan... 38

5.

Aktivitas belajar siswa siklus I... ... 44

6.

Kinerja guru siklus I... ... 47

7.

Hasil belajar siswa siklus I... ... 50

8.

Aktivitas belajar siswa siklus II... 58

9.

Kinerja guru siklus II... ... 60

10.

Hasil belajar siswa siklus II... ... 63

11.

Aktivitas belajar siswa siklus III... ... 70

12.

Kinerja guru siklus III... ... 73

13.

Hasil belajar siswa siklus III... ... 75

14.

Rekapitulasi persentase aktivitas siswa siklus I, II, III... 78

15.

Rekapitulasi persentase kinerja guru siklus I, II, III ... 80

(8)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Media ... 7

2.2 Pengertian Media Realia ... 14

2.3 Pengertian Belajar ... 16

2.4 Pengertian Matematika... 19

2.5 Hipotesis Tindakan... 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian ... 23

3.2 Setting Penelitian ... 23

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4 Alat Pengumpulan Data ... 24

3.5 Teknik Analisis Data ... 25

3.6 Indikator Keberhasilan ... 28

3.7 Prosedur Penelitian... 28

3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian……….. ……… 37

4.1.1 Profil Sekolah ... 37

4.1.2 Deskripsi Awal ... 38

4.1.3 Refleksi Awal ... 39

4.2.4 Persiapan Pembelajaran ... 40

(9)

vii

4.1.6 Temuan pada Siklus II ... 53

4.1.7 Temuan pada Siklus III ... 66

4.2 Pembahasan ... 78

4.2.1 Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 78

4.2.2 Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 80

4.2.3 Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 87

(10)

MOTTO

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat".

(QS. Al Mujadalah : 11)

“Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu

maka Allah akan memudahkan baginya

jalan menuju syurga”.

(Pepatah Arab)

“Menjadi SDM yang berkualitas agar berguna

bagi bangsa dan Negara”.

(11)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua

:

Drs. Muncarno, M.Pd.

Sekretaris

:

Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing

:

Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd.

2.

Dekan FKIP

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si

NIP 19600315 198503 1 003

(12)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama mahasiswa

: Dewi Lestari

NPM

: 0813053005

Program studi

: S-1 PGSD

Jurusan

: Ilmu Pendidikan

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Media

Realia untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah asli

hasil penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk

dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya. Apabila

dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut

berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 25 Juli 2012

Yang membuat pernyataan,

Dewi Lestari

(13)

i

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kepada Allah S.W.T dan kerendahan hati, skripsi ini

kupersembahkan kepada:

Ibuku Susti Ningsih dan Ayahku Miswandi yang telah memberikan doa,

semangat, cinta dan kasih sayang tiada batas serta perjuangan ayah dan ibu

bekerja demi biaya pendidikanku hingga aku bisa menyelesaikan studi

sarjanaku.

Kakakku Dedi Darmawan, S.Kom. dan adikku Dino Santosa yang selalu

berbagi kasih sayang dan semangat disetiap langkahku.

Seseorang yang semoga kelak menjadi pendamping hidupku dan

menjadi imamku dunia dan akhirat

(14)

HALAMAN PERSETUJUAN

Judul

: PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO

SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012.

Nama Mahasiswa

: DEWI LESTARI

Nomor Pokok Mahasiswa

: 0813053005

Program Studi

: S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Fakultas

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)

MENYETUJUI,

1.

Komisi Pembimbing

Drs. Muncarno, M. Pd.

Dr. Hj. Sowiyah, M. Pd.

NIP 19581213198503 1 003

NIP 19600725198403 2 001

2.

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(15)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Pekalongan, Lampung Timur pada

tanggal 26 Agustus 1990, sebagai anak kedua dari tiga

bersaudara, dari pasangan Bapak Miswandi dan Ibu Susti

Ningsih.

Peneliti mengenyam pendidikan pertama kali di Sekolah

Dasar (SD) diselesaikan di SDN 3 Pekalongan, Lampung

Timur yang diselesaikan pada tahun 2002. Peneliti melanjutkan pendidikannya di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) di MTs Negeri 1 Batanghari, Lampung Timur yang

diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA

Kartikatama Metro yang diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi S-1

PGSD Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan

Bakat (PKAB) Universitas Lampung. Pada tahun 2011 Peneliti pernah menjuarai

lomba Pidato Bahasa Inggris dalam rangka Jumpa Tanding, Latihan, dan Gembira

(Jutalara) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan

(16)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Realia untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika

Kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di

Universitas Lampung.

Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bantuan dari berbagai

pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku rektor Universitas

Lampung yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam

mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya skripsi ini.

2.

Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan

kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

3.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(17)

iii

kemudahan kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga

terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

4.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1 PGSD

Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan

kepada peneliti dalam mengikuti pendidikan hingga terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

5.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua S1 PGSD Metro yang telah

memberi kemudahan dan arahan kepada peneliti hingga terselesaikannya

skripsi ini.

6.

Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama atas

kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik

dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7.

Ibu Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing kedua atas

kesediannya untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, kritik

dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8.

Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti, M.Pd., selaku Dosen Pembahas atas kesediaannya

untuk membahas, memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat

dalam proses penyempurnaan skripsi ini.

9.

Bapak Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan arahan dan membantu dalam penyelesaian tugas yang ada di

dalam kampus.

10.

Bapak dan Ibu dosen serta staf S1 PGSD Universitas Lampung yang turut

(18)

iv

11.

Ibu Surtiati, S.Pd. Kepala SDN 2 Metro Selatan yang telah memberikan izin

untuk melaksanakan penelitian di SDN 2 Metro Selatan.

12.

Ibu Muryati S.Pd selaku guru pamong dan teman kolaborasi dalam

melaksanakan penelitian ini yang telah banyak membantu peneliti dalam

kelancaran penyusunan skripsi ini.

13.

Seluruh guru, staf administrasi, dan seluruh karyawan di SDN 2 Metro

Selatan yang yang telah memberikan kemudahan dan motivasi yang

membangun kepada peneliti.

14.

Siswa-siswi kelas IV SDN 2 Metro Selatan yang menjadi subjek dalam

penelitian ini.

15.

Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, Ibunda Ibu Susti Ningsih dan

Ayahanda Bapak Miswandi, Kakakku Dedi Darmawan, S.Kom, kakak iparku

Heny Mutiara, S.Pd dan adikku Dino Santosa beserta keluarga besar tercinta

yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil, doa, serta

kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti.

16.

Sahabat-sahabat terdekat peneliti: Fitka, Icha, Wira, Devi, Ayu, Agil, Manda,

Rebecca, Veni, Annisa, Anggun, Renshi, Novi, Reni, Edo, Maiko,

terimakasih atas semangat dan doa kalian.

17.

Brigpol. Hary, S.IP yang telah memberikan doa, semangat, motivasi dan

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

18.

Rekan-rekan S1 PGSD angkatan 2008, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

persatu, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah dan

(19)

v

19.

Seluruh dosen, staf administrasi dan karyawan FKIP Unila, seluruh

teman-teman PGSD, kakak-kakak, adik-adik angkatan, 2006, 2007, 2009, 2010,

2011 terimakasih atas kerja samanya.

20.

Semua pihak yang telah banyak memberikan motivasi dan informasi serta

pendapat yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peningkatan dan

perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar ke SD-an. Semoga

Allah SWT melimpahkan balasan atas kebaikan dan perhatian yang diberikan

kepada peneliti, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat. Amin.

Metro, 25 Juli 2012

Peneliti

(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa. Setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara

maksimal dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan

pendidikan untuk memajukan tumbuhnya pikiran (intelek) anak. Pikiran (intelek)

anak dapat dikembangkan melalui proses pendidikan dilembaga sekolah. Di sekolah,

anak belajar berbagai macam mata pelajaran, salah satunya adalah matematika.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir

logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama (Aisyah,

dkk., 2007: 1.3). Pembelajaran matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia

rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi

matematika sehingga peserta didik memiliki kemampuan dalam berfikir logis dan

memiliki penalaran yang sistematis. Diharapkan pembelajaran matematika dapat

membekali peserta didik dan menjadikan pikiran atau intelektual anak berkembang

dengan menggunakan penalaran, ide dan proses.

Ditinjau dari profil sekolah SDN 2 Metro Selatan, sekolah ini letaknya cukup

strategis, yaitu berada di depan jalan utama dan berada di tengah dari jumlah seluruh

SD yang berada di kota Metro yang berjumlah 8 SDN dan 2 SD swasta. SDN 2

(21)

2

prestasi dalam bidang akademik dan non akademik seperti pada tahun 2012 juara 1

dan 2 senam, olahraga tali temali dan sepak bola. Keunggulan lain yang dimiliki

SDN 2 Metro Selatan adalah Sekolahan ini menjadi ketua gugus dan ketua K3S se

kecamatan Metro Selatan. Berdasarkan fakta di sekolah, meskipun sekolahan ini

memiliki banyak keunggulan, namun dalam hal pembelajaran masih ditemui

berbagai masalah dalam proses belajar-mengajar khususnya pada mata pelajaran

matematika.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru

dan siswa kelas IV SDN 2 Metro Selatan dalam pembelajaran matematika, terlihat

bahwa dalam proses belajar-mengajar terdapat beberapa masalah yang timbul dalam

proses pembelajaran yang dihadapi guru, yaitu: (1) dalam mengelola pembelajaran

guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan belum menggunakan media yang bervariasi yang

dapat menunjang proses pembelajaran; (2) guru hanya menggunakan media seadanya

dalam pembelajaran di kelas seperti buku cetak matematika kelas IV sehingga guru

lebih sering terpaku pada buku; (3) kurangnya stimulus (rangsangan) yang diberikan

guru dalam upaya meningkatkan aktivitas mengelola informasi dan berfikir kritis

dalam proses belajar; (4) guru mengungkapkan bahwa bila siswa diberikan

pertanyaan maka sebagian besar jawaban siswa tidak benar dan; (5) siswa pasif

ketika diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka

pahami. Timbulnya permasalahan di atas menyebabkan aktivitas dan hasil belajar

siswa rendah. Kurang lebih 28% siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran mata

pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan, atau sekitar 9 orang dari 32

orang siswa. Hal ini terlihat pada nilai hasil rata-rata ujian akhir semester matematika

disemester ganjil Tahun Pelajaran 2010/2011 yaitu 48,00 sedangkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru di SDN 2 Metro Selatan

(22)

3

Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan suatu perubahan

pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi termotivasi dan

membangkitkan minat peserta didik sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa. Mata pelajaran matematika dalam pendidikan di SD, tidak terlepas dari

sistem pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran yang merupakan alat

perantara guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang bersifat abstrak agar

menjadi konkret sehingga mempermudah pemahaman siswa terhadap matematika.

Hal ini dikuatkan oleh Diyah (2007: 2) salah satu karakteristik matematika adalah

mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak menyebabkan banyak siswa

mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika, terlebih lagi pada siswa SD.

Untuk memanipulasi objek-objek dalam materi pembelajaran yang akan diajarkan

dalam mata pelajaran matematika diperlukan alat perantara yaitu dengan penggunaan

suatu media dalam pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah memahami materi

pelajaran yang disampaikan oleh guru dan akan menjadi lebih aktif dari pada tanpa

menggunakan bantuan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

matematika dapat dipilih menggunakan benda yang nyata dan dekat dengan siswa.

Benda-benda nyata yang akrab dengan kehidupan keseharian siswa dapat dijadikan

sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika.

Kehadiran alat peraga atau media dalam proses belajar-mengajar khususnya

pembelajaran mata pelajaran matematika dapat mewakili dan membantu guru dalam

menyampaikan materi pelajaran melalui kata-kata atau kalimat tertentu yang tidak

bisa diungkapkan guru kepada siswa. Penggunaan media pembelajaran memiliki

manfaat seperti media dapat digunakan untuk menghindari terjadinya verbalisme,

membangkitkan minat/motivasi, menarik perhatian peserta didik, mengatasi

keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, mengaktifkan peserta didik, dan

(23)

4

Ibrahim dan Syaodih (2003: 118) mengemukakan bahwa untuk mencapai

hasil yang optimum dari proses belajar mengajar, salah satu hal yang sangat

disarankan adalah digunakannya media yang bersifat langsung dalam bentuk obyek

nyata atau realia. Dari pernyataan tersebut, peneliti tertarik untuk menggunakan

media realia, yaitu media nyata atau termasuk dalam jenis benda sebenarnya atau

obyek (object), yaitu semua benda yang masih dalam keadaan asli, alami seperti

dimana ia hidup dan berada. Media realia dapat digunakan pada kegiatan belajar

dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan

kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Peneliti memilih media realia

karena media tersebut merupakan media yang dekat dengan kehidupan nyata siswa,

sederhana dan mudah didapat dilingkungan sekitar.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan

perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan media realia untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata

pelajaran matematika siswa kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran

2011/2012.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai

berikut:

1.2.1 Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika kelas IV

SDN 2 Metro Selatan.

1.2.2 Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2

Metro Selatan.

1.2.3 Sebagian guru SDN 2 Metro Selatan belum memanfaatkan media pembelajaran

(24)

5

1.2.4 Pembelajaran matematika di SDN 2 Metro Selatan masih kurang bervariasi

dalam menggunakan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam

menyampaikan materi pembelajaran.

1.2.5 Ketuntasan hasil belajar masih di bawah KKM yang ditetapkan di SDN 2

Metro Selatan yaitu 60,0.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1.3.1 Bagaimanakah penggunaan media realia dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun

Pelajaran 2011/2012?

1.3.2 Bagaimanakah penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun

Pelajaran 2011/2012?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendiskripsikan:

1.4.1 Peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika

kelas IV SDN 2 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.4.2 Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

(25)

6

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tentang penggunaan media realia untuk meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV SDN 2

Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagi siswa; melalui penerapan penggunaan media realia diharapkan dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika.

1.5.2 Bagi guru; penerapan penggunaan media realia dapat dijadikan salah satu

wawasan guru dalam memlilih dan menggunakan media pembelajaran secara

fungsional sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang bermakna.

1.5.3 Bagi sekolah; penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

memberikan masukan bagi sekolah dalam usaha penyediaan dan pengelolaan

media pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran matematika agar dapat

meningkatkan efektifitas proses pembelajaran.

1.5.4 Bagi keilmuan ke SD an; penelitian ini dapat memberikan referensi untuk

kemajuan pengadaan media pembelajaran khusus lingkup ke SD an dan dapat

meningkatkan hasil belajar bidang studi matematika sebagai kompetensi

keprofesionalan.

1.5.5 Bagi peneliti; penelitian ini dapat menambah wawasan tentang penelitian

tindakan kelas dengan menggunakan media realia sehingga dapat menciptakan

pembelajaran yang bermakna, sekaligus penelitian ini dapat meningkatkan

(26)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Media

2.1.1 Pengertian Media Secara Umum

Media dalam pembelajaran merupakan alat perantara untuk

menyampaikan pesan dari guru kesiswa agar siswa dapat dengan mudah

memahami materi pembelajaran. Gagne (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007:

23) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Djamarah dan Zain

(2006: 120) menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Ibrahim dan Syaodih (2003: 112) mengartikan bahwa media

pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan

siswa. Sedangkan Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association

of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, menyatakan

bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan

orang untuk menyalurkan pesan/informasi (Sadiman, dkk., 2006: 6).

Senada dengan hal tersebut Sadiman, dkk., (2006: 7) menyatakan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

(27)

8

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi.

Dari beberapa definisi para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

media merupakan alat berupa benda apa saja yang dapat digunakan sebagai

perantara dan penyalur pesan/informasi untuk membantu seseorang dalam

tujuan tertentu.

2.1.2 Jenis-Jenis Media

Dewasa ini banyak jenis dan bentuk media yang digunakan dalam

pembelajaran mulai dari yang bersifat sederhana sampai media yang rumit,

mulai dari media yang murah sampai media yang mahal.

Tabel 1. Sepuluh pengelompokan golongan media.

No Golongan Media Contoh dalam pembelajaran

1 Audio Kaset audio, siaran radio, CD

2 Cetak Buku pelajaran, modul, gambar

3 Audio cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan

tertulis

4 Proyeksi Visual Diam OHT, film bingkai (slide)

5 Proyeksi Audiovisual Diam Film bingkai (slide) bersuara

6 Visual Gerak Film bisu

7 Audiovisual Gerak Film gerak bersuara, video, TV

8 Objek Fisik Benda nyata, model, spesimen

9 Manusia dan Lingkungan Guru, pustakawan, laboran

10 Komputer CAI (pembelajaran berbantuan

komputer), CBI (pembelajaran

berbasis komputer)

Sumber: Anderson (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007: 26)

Menurut Suharjo (2006: 109) Jenis-jenis media pembelajaran yang dapat

dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah:

1. Benda sebenarnya

(28)

9

Presentasi grafis adalah suatu media yang disajikan dalam bentuk grafis, misalnya grafik, chart, peta, diagram, lukisan, gambar.

3. Gambar diam (potret)

Media gambar dapat digunakan untuk mengungkapkan bentuk nyata maupun kreasi khayalan belaka sesuai dengan bentuk yang pernah dilihat orang yang menggambarkannya.

4. Gambar gerak

Media gambar gerak seperti Video Tape Recorder, VCD, film dan televisi.

5. Media Audio

Media Audio adalah media pembelajaran yang hanya memberikan rangsangan suara atau isi pesan yang hanya dapat diterima oleh indra pendengaran.

6. Pengajaran terprogram

Pengajaran terprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secar individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajarnya.

7. Simulasi (peniruan situasi)

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja. 8. Komputer

Komputer merupakan suatu alat yang dapat membantu kelancaran tugas-tugas dalam berbagai bidang kehidupan umat manusia.

Sedangkan menurut Sanaky (2011: 50) beberapa jenis media yang sering

digunakan yaitu:

1. Media cetak

Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi, mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah. 2. Media pameran

Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi yang dapat dipamerkan dalam media ini, berupa benda-benda sesungguhnya (realia) atau benda reproduksi atau tiruan dari benda-benda asli. Media yang dapat diklasifikasikan kedalam jenis media pameran yaitu poster, grafis, realia dan model.

a) Realia yaitu benda nyata yang dapat dihadirkan diruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat

menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu sistem misalnya peralatan laboratorium. b) Model yaitu benda tiruan yang digunakan untuk

mempresentasikan realitas. Model mesin atau benda tertentu dapat digunakan untuk menggantikan mesin riel.

3. Media yang diproyeksikan

(29)

10

4. Rekaman audio

Rekaman audio adalah jenis medium yang sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa asing, al-quran dan latihan – latihan yang bersifat verbal.

5. Video dan VCD

Video dan vcd dapat digunakan sebagai media untuk mempelajari obyek dan mekanisme kerja dalam mata kuliah tertentu. Gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara dapat ditayangkan melalui media video dan vcd.

6. Komputer

Sebagai media pembelajaran, komputer memiliki kemampuan yang sangat luar biasa dan komputer mampu membuat proses belajar mengajar menjadi interaktif.

Dari pendapat para ahli di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

terdapat berbagai jenis media pembelajaran baik media yang sangat sederhana

dan mudah didapat hingga media yang canggih dan mahal harganya. Dari

berbagai macam jenis media pembelajaran dimaksudkan agar guru dapat

memanfaatkan media yang diperlukan tersebut dalam kegiatan pembelajaran

dikelas guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.1.3 Prinsip-Prinsip Pemilihan dan Penggunan Media

Proses belajar-mengajar dalam pembelajaran memerlukan ketelitian guru

dalam memilih dan menggunakan media. Media yang digunakan harus tepat

dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat tercapai tujuan

pembelajaran.

Solihatin dan Raharjo (2007: 32) menyatakan bahwa ada beberapa prinsip

umum yang perlu diperhatikan dalam prinsip penggunaan dan pemanfaatan

media pembelajaran, sebagai berikut:

1. Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan.

2. Penggunaan beberapa macam media secara bervariasi memang perlu. 3. Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif. 4. Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam

(30)

11

5. Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau sekedar pengisi waktu kosong.

6. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup sebelum penggunaan media.

Dick dan Carey (dalam Suharjo, 2006: 120) menyebutkan bahwa

disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, setidaknya masih ada

4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu:

1. Ketersediaan sumber belajar setempat (jika tidak ada harus dibuat atau dibeli).

2. Ketersediaan dana untuk membuat atau membeli.

3. Keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang akan dipilih untuk waktu yang lama, dan;

4. Efektivitas biayanya dalam jangka waktu panjang, misalnya: pengadaan media terasa mahal tetapi kalau dapat dipakai berulang-ulang dalam waktu yang lama akan menjadi murah.

Sedangkan menurut Suharjo (2006: 121) kriteria pemilihan media

dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut:

1. tiap jenis media tentu mempunyai kelebihan dan kelemahan. 2. pemilihan media harus dilakukan secara obyektif.

3. pemilihan media hendaknya memperhatikan juga: kesesuaian tujuan pembelajaran, kesesuaian materi, kesesuaian

kemampuan anak, kesesuaian kemampuan guru, ketersediaan bahan, ketersediaan dana, serta kualitas teknik (mutu media).

Menurut Aisyah, dkk., ( 2007: 8.14) ada beberapa prinsip yang digunakan

dalam menyusun media pembelajaran matematika. Prinsip-prinsip tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran.

2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran.

3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.

Dari beberapa teori para ahli di atas, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa dalam pemilihan penggunaan media, guru harus memperhatikan

prinsip-prinsip penggunan media seperti kelebihan dan kelemahan media,

(31)

12

dicapai dan materi yang akan diajarkan, kesesuaian biaya, dan kepraktisan,

sehingga proses pembelajaran berlangsung secara efektif.

2.1.4 Manfaat Media Pembelajaran

Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar

sangatlah penting karena media pembelajaran memiliki manfaat yang sangat

besar untuk memperlancar interaksi guru dengan siswa sehingga kegiatan

pembelajran akan lebih efektif dan efisien.

Manfaat media pembelajaran menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010:

67) diantaranya yaitu:

1. Menarik perhatian siswa.

2. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.

3. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

4. Mengatasi keterbatasan ruang.

5. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. 6. Waktu pembelajran bisa dikondisikan.

7. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

8. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar.

9. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;

10.Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dari manfaat media yang telah dijelaskan, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa manfaat media pembelajaran yaitu untuk mengaktifkan siswa dalam

kegiatan pembelajaran sehingga menciptkan suasana belajar yang kondusif dan

efektif, serta mempercepat pemahaman siswa mengenai materi yang sedang

dijelaskan oleh guru

2.1.5 Langkah-langkah Penggunaan Media

Penggunaan media realia dalam pembelajaran dapat dilakukan didalam

(32)

13

dilaksanakan. Menurut Sumarno (dalam Sumarno, http: //elearning.unesa.ac.id)

media pembelajaran yang telah dipilih dapat digunakan secara efektif dan

efisien harus menempuh langkah-langkah secara sistematis. Ada tiga langkah

pokok yang dapat dilakukan dalam penggunaan media termasuk media realia

yaitu:

1. Persiapan

Persiapan maksudnya kegiatan dari seorang tenaga pengajar yang akan mengajar dengan menggunakan media. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan tenaga pengajar pada langkah persiapan diantaranya: a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagaimana

bila akan mengajar seperti biasa. Dalam RPP cantumkan media yang akan digunakan.

b. Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaannya nanti tidak terburu-buru dan peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik.

2. Pelaksanaan/Penyajian

Tenaga pengajar pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media perlu mempertimbangkan seperti:

a. Yakinkan bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap digunakan.

b. Jelaskan tujuan yang akan dicapai.

c. Jelaskan lebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran.

d. Hindari kejadian-kejadian yang bisa mengganggu perhatian /konsentrasi, dan ketenangan peserta didik.

3. Tindak lanjut

Aktivitas ini perlu dilakukan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang materi yang dibahas dengan menggunakan media. Disamping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilakukannya. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan diantaranya diskusi, eksperimen, observasi, latihan dan tes.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalam

penggunaan media, termasuk media realia terdapat tiga langkah pokok yang

harus diperhatikan yaitu langkah persiapan seperti membuat RPP dan

menyiapkan peralatan yang akan digunakan; langkah pelaksanaan seperti

menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses

pembelajaran; dan langkah tindak lanjut seperti kegiatan diskusi, eksperimen,

(33)

14

2.2 Pengertian Media Realia

Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber

belajar. Asra, dkk., (2007: 5.9) menyatakan bahwa media realia adalah semua media

nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun

sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, inspektrum, herbarium, air,

sawah, dan sebagainya.

Menurut Sanaky (2011: 50) media realia yaitu benda nyata yang dapat

dihadirkan diruang kuliah untuk keperluan proses pembelajaran. Pengajar dapat

menggunakan realia untuk menjelaskan konsep bentuk dan mekanisme kerja suatu

sistem misalnya peralatan laboratorium. Lebih lanjut, Sanaky (2011: 113) juga

menjelaskan beberapa benda yang digolongkan kedalam media tiga dimensi antara

lain:

1. Kelompok pertama yaitu kelompok benda asli, model atau tiruan sederhana, mock-up, dan barang contoh atau specimen.

a) Benda asli

Benda asli merupakan alat yang paling efektif untuk mengikutsertakan berbagai indera dalam belajar. Hal ini disebabkan benda asli memiliki sifat keasliannya, mempunyai ukuran besar dan kecil, berat, warna dan adakalanya disertai dengan gerak dan bunyi, sehingga memiliki daya tarik sendiri bagi pebelajar. Jadi benda asli adalah benda dalam keadaan sebenarnya dan seutuhnya.

b) Benda model

Benda model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil. Model atau benda tiruan tersebut bentuknya harus sama sesuai dengan aslinya, besarnya dapat sama atau lebih kecil atau lebih besar lagi dari aslinya, tetapi jangan lupa bentuknya harus selalu sama dengan bentuk aslinya.

c) Alat tiruan sederhana (mock-up)

(34)

bagian-15

bagian yang memang penting dan yang diperlukan saja untuk dibuat sesederhana mungkin supaya mudah dipelajari.

2. Kelompok kedua yaitu kelompok diodrama dan pameran.

Diodrama yaitu sebuah pemandangan tiga dimensi mini yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya.

Menurut Solihatin dan Raharjo (2007: 27) menyatakan bahwa pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Media realia dapat digunakan pada kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya.

Berdasarkan kajian teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa media realia

adalah media yang bersifat langsung dalam bentuk objek nyata, dan sangat

bermanfaat terutama terhadap siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda

tertentu.

2.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Media Realia

Penggunaan media realia dalam pembelajaran tentunya memiliki

kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan ketika seorang guru

memutuskan untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran.

Ibrahim dan Syaodih (2003: 119) mengidentifikasi bahwa ada beberapa

kelebihan dan kelemahan dalam menggunakan objek nyata ini:

a. Kelebihan

1. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra.

b. Kelemahan

(35)

16

2. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media lain.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa media

realia tidak hanya memiliki kelebihan seperti memberikan kesempatan

semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun

melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata tetapi juga memiliki kelemahan

yaitu biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata

kadang-kadang tidak sedikit. Cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir

kelemahan dalam menggunakan media realia dapat dilakukan dengan

membawa media realia kedalam kelas atau lingkungan sekitar sekolah sehingga

murid tidak perlu keluar lingkungan sekolah. Oleh karena itu perlu adanya

pemahaman yang mendalam mengenai media ini supaya dalam penerapannya

dapat terlaksana dengan baik dan dapat meminimalisir hal-hal yang tidak

diinginkan. dalam proses pembelajaran

2.3 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang

dibawanya sejak lahir. Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 10)

mengungkapkan bahwa belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah

sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru.

Sedangkan menurut Bell-Gredler (dalam Winataputra, 2008: 1.5) belajar adalah

proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan

(36)

17

diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua

melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Menurut Biggs, belajar dapat didefinisikan dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut materi yang dikuasai siswa. Sedangkan secara Institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah dipelajari. Adapun pengertian belajar secara kualitatif (tinjauan mutu) adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman. Pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa (Syah, 2008: 67).

Menurut Hamalik (2001: 29) belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu

tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi merupakan

langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam kehidupan manusia melalui

pengalaman dan lingkungan yang ada disekitarnya dan memberikan hasil perubahan

yang positif dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.3.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas sangat berhubungan erat dengan kegiatan belajar mengajar,

karena tanpa adanya aktivitas maka kegiatan belajar mengajarpun tidak dapat

dilaksanakan. Menurut Mulyono (2001: 26), aktivitas artinya “kegiatan atau

keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

terjadi baik fisik maupun non fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan

Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas

yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu

harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan

(37)

18

Hal yang hampir sama juga diungkapkan Kunandar (2010: 277)

menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk

sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna

menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari

kegiatan tersebut. Seperti yang dikatakan Douglass (dalam Hamalik, 2001: 172)

tentang The Principle of Activity, sebagai berikut: One learns only by some

activities in the neural system: seeings, hearing, smelling, feeling, thinking,

physical or motor activity. The learner must actively engage in the “learning”,

whether it be of information a skill, an understanding, a habit, an ideal, an

attitude, an interest, or the nature of a task. Hal ini menunjukkan bahwa dalam

sebuah pembelajaran terdapat beberapa sistem aktivitas diantaranya yaitu

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, pemikiran, dan psikis atau

aktivitas motorik. Pebelajar harus secara aktif menggunakan hal tersebut dalam

pembelajaran sehingga terjadi sebuah kemampuan memperoleh informasi,

kebiasaan, ide, sikap, dan pemahaman terhadap sesuatu pekerjaan.

Dari beberapa pengertian tersebut, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan peserta

didik baik fisik maupun non fisik dalam proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan belajar. Tujuan belajar adalah adanya suatu perubahan tingkah laku yang

positif. Tingkah laku yang positif membutuhkan proses aktivitas belajar yang

positif. Semakin aktif peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar yang

positif maka akan menjadikan pembelajaran semakin menyenangkan dan

(38)

19

2.3.2 Pengertian Hasil Belajar

Dalam kegiatan belajar, hasil belajar adalah suatu hal yang sangat penting

untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Hasil belajar adalah hasil yang

diperoleh dari proses belajar yang telah dilakukan oleh seseorang dengan adanya

perubahan-perubahan baik dari segi pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 20) hasil belajar merupakan suatu

puncak proses belajar. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi guru. Hasil

belajar dapat berupa dampak pembelajaran dan dampak pengiring. Kedua

dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.

Hamalik (2001: 30) menyatakan bahwa hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek seperti pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti dan sikap.

Dari kajian teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki seseorang setelah ia melakukan suatu proses

pembelajaran dan menerima pengalaman belajarnya berupa pengetahuan,

keterampilan, emosional, sikap, dan tingkah laku. Untuk mengetahui hasil

belajar yang dilakukan peserta didik, guru perlu melakukan proses evaluasi.

Proses evaluasi terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru

tentang sejauh mana kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

belajarnya.

2.4 Pengertian Matematika

Matematika merupakan mata pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan

(39)

20

lain-lain. Mempelajari matematika sangat bermanfaat dan berguna dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini dikuatkan oleh Suwangsih (2006: 9) menyebutkan kegunaan

matematika yaitu sebagai berikut :

1. Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain.

2. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan

sehari-hari.

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematika” yang berarti

mempelajari, atau “mathesis” yang berarti “relating to learning” (pengetahuan atau

ilmu). Perkataan Mathematike berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang

serupa, yaitu “mathaein” yang mengandung arti ajaran atau belajar (berpikir)

Ensiklopedia Indonesia dalam Tim MKPBM UPI (2001:17).

Hakikat matematika adalah memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada

kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif (Soedjadi dalam Heruman, 2007: 1). Bruner

(Aisyah, dkk., 2007: 1.6) melalui teorinya mengungkapkan bahwa dalam proses

belajar, sebaiknya siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda atau alat

peraga yang dapat diotak-atik, sehingga siswa menemukan dan memahami konsep

matematika dengan baik.

Dari uraian kajian pustaka di atas peneliti mengambil kesimpulan bahwa

matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang didapat dengan berfikir yang

menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lainnya, yang dikelompokan dalam

tiga bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri. Mata pelajaran matematika

merupakan mata pelajaran yang dekat dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari

(40)

21

2.4.1 Tujuan Matematika

Dalam batasan pengertian pembelajaran yang dilakukan disekolah,

pembelajaran matematika dimaksudkan sebagai proses yang sengaja dirancang

dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang

memungkinkan kegiatan siswa belajar matematika sekolah.

Adapun tujuan matematika sekolah, khusus di SD atau Madrasah

Ibtidaiyah (MI) agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan umum dan khusus yang ada dikurikulum SD/MI, merupakan pelajaran matematika disekolah, jelas memberikan gambaran belajar tidak hanya dibidang kognitif saja, tetapi meluas pada bidang psikomotor dan efektif. Pembelajaran matematika diarahkan untuk pembentukan kepribadian dan pembentukan kemampuan berfikir yang bersandar pada hakikat matematika, ini berarti hakikat matematika merupakan unsur utama dalam pembelajaran matematika. Oleh karena nya hasil-hasil pembelajaran menampakkan kemampuan berfikir yang matematis dalam diri siswa, yang bermuara pada kemampuan menggunakan matematika sebagai bahasa dan alat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Hasil lain yang tidak dapat diabaikan adalah terbentuknya kepribadian yang baik dan kokoh (Aisyah, dkk., 2007: 1.4).

Berdasarkan kajian pustaka di atas peneliti mengambil kesimpulan

bahwa tujuan matematika adalah memahami konsep matematika,

menggunakan penalaran pada pola dan sifat, dan matematika jelas

(41)

22

meluas pada bidang psikomotor dan efektif. Tujuan mempelajari matematika

juga dapat digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam

kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan perhitungan.

2.5 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis PTK yaitu

“Apabila dalam pembelajaran mata pelajaran matematika menggunakan media realia

sesuai dengan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan

(42)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. PTK adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat (Wardhani, dkk., 2007: 1.3).

Setiap siklus yang ada dalam penelitian ini terdiri dari empat kegiatan pokok

yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi

dengan guru matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui penggunaan media

realia.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Metro Selatan. Peneliti

mengambil lokasi penelitian di SDN 2 Metro Selatan karena di SD ini

merupakan tempat peneliti melakukan kegiatan Program Pengenalan Proses

(43)

24

3.2.2 Subjek Penelitian

PTK ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antar peneliti dengan

guru matematika kelas IV SDN 2 Metro Selatan. Adapun subjek penelitiannya

adalah siswa dan guru kelas IV SDN 2 Metro Selatan dengan jumlah siswa 32

orang, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

3.2.3 Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun

Pelajaran 2011/2012 dalam jangka waktu 5 bulan dimulai dari bulan desember

hingga april.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilaksanakan selama pelaksanan tindakan.

3.3.1 Lembar panduan observasi, yaitu digunakan untuk mengamati apakah dengan

menggunakan media realia, aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama

proses pembelajaran berlangsung akan meningkat, dengan memberikan nilai

pada lembar observasi.

3.3.2 Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa

dengan diberikan soal-soal latihan, guna mengetahui tingkat ketercapaian hasil

belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan guru setelah diterapkannya

media realia di kelas IV SDN 2 Metro Selatan.

3.4 Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Instrumen pengumpulan data berupa data kualitatif dalam penelitian ini

diperoleh menggunakan data non tes yaitu lembar panduan observasi,

digunakan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media realia,

(44)

25

Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru

selama proses pembelajaran berlangsung.

3.4.2 Instrumen pengumpulan data berupa data kuantitatif dalam penelitian ini

diperoleh menggunakan tes. Pengumpulan data tes menggunakan butir

soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa

setelah diterapkannya penggunaan media realia. Dari hasil analisis tes tersebut

dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa. Teknik tes ini dilakukan pada

saat siswa mengerjakan soal tes yang diberikan oleh guru, sementara penilaian

hasil kerja setelah proses pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data secara kualitatif

dan kuantitatif.

3.5.1 Data kualitatif

a Data aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran

Data kualitatif ini, diperoleh dari data non tes yaitu lembar observasi. Data

observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan kinerja guru

selama proses pembelajaran. Data tersebut dicatat berdasarkan perilaku yang

sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaraan.

Data kualitatif pada lembar observasi kegiatan siswa dan kinerja guru,

dianalisis dengan menggunakan rumus:

NA =

100

%

Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan JS = Jumlah skor yang diperoleh

(45)

26

100 = Bilangan tetap.

[image:45.612.146.356.172.298.2]

(Sumber: adopsi Aqib, dkk., 2009: 41)

Tabel 2. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa dan kinerja guru.

Rentang Skor Kualifikasi 80,01 % - 100 % Sangat Tinggi

60,01 % - 80 % Tinggi 40,01 % - 60,00 % Sedang 21,01 % - 40,00 % Rendah

0 – 20 % Sangat Rendah

(Triyana, Arifah Nur dalam http://www.scribd.com)

3.5.2 Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data dari hasil tes. Data kuantitatif diperoleh dari

nilai hasil belajar yang dikerjakan siswa dalam siklus yang dilaksanakan yaitu

pada siklus I, II ,III dan siklus berikutnya. Data kuantitatif penelitian ini

didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas, ketuntasan belajar siswa

dan uji hipotesis dari post-tes siklus I dengan post-tes siklus II dan post-tes

siklus II dengan post-tes siklus III.

1) Nilai rata-rata seluruh siswa didapat dengan menggunakan rumus:

X

=

n

i x

Keterangan:

X : nilai rata-rata yang dicari

xi : jumlah nilai siswa

n

: banyaknya siswa
(46)
[image:46.612.159.376.106.224.2]

27

Tabel 3. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %

Tingkat Keberhasilan

(%) Arti

> 80% Sangat tinggi

60-79% Tinggi

40-59% Sedang

20-39% Rendah

<20% Sangat rendah

(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)

2) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal,

digunakan rumus sebagai berikut:

P =

siswa

belajar tuntas yang siswa

x 100%

(Sumber: adopsi Aqib, dkk., 2009: 41).

3) Uji hipotesis untuk menentukan peningkatan secara signifikan hasil post-tes

siklus I dengan post-tes siklus II dan post-tes siklus II dengan post-tes

siklus III, menggunakan rumus:

t =

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan post-tes siklus II dengan post-tes siklus I dan

post-tes siklus III dengan post-tes siklus II.

Xd = deviasi masing-masing subyek (d - Md)

xd2 = jumlah kuadrat deviasi

d.b = ditentukan dengan N-1

Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan

(47)

28

a. Jika t hitung > t table Ho ditolak; Ha diterima; dan

b. Jika t hitung < t table Ho diterima; Ha ditolak.

(sumber: Muncarno, 2008: 26-32)

3.6 Indikator Keberhasilan

Penggunaan media realia dalam pembelajaran matematika pada penelitian ini

dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya dan KKM

untuk mata pelajaran matematika kelas IV di SDN 2 Metro Selatan adalah ≥ 60.

Tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal dianggap tuntas belajar apabila 75 %

dari jumlah siswa memperoleh nilai sekurang-kurangnya 60 dan aktivitas belajar suatu

kelas dianggap tuntas apabila sudah mencapai 75% dari jumlah siswanya (Depdiknas,

2008: 5).

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan berbentuk siklus (cycle). Dalam setiap siklus terdiri

dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (act), pengamatan

(observe), dan refleksi (reflect).

1. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan yang akan

dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang

diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar

(48)

29

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

[image:48.612.160.423.112.359.2]

Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Arikunto (2006: 16).

3.8 Urutan Penelitian Tindakan Kelas

PTK ini terdiri atas beberapa siklus, minimal dilaksanakan dengan tiga siklus

yaitu: siklus I, siklus II dan siklus III dan seterusnya sampai penelitian ini

berhasil. Masing-masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

3.8.1 Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1. Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan, yaitu ”Mengenal sifat-sifat bangun ruang”.

2. Peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk membuat kesepakatan tentang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media realia yang sesuai dengan materi ajar dan tujuan pembelajaran.

Perencanaan 1

Refleksi 1 SIKLUS I

Pelaksanaan 1

Obsevasi 1

Refleksi II Pelaksanaan II

Obsevasi II SIKLUS II Perencanaan II

(49)

30

3. Membuat Pemetaan, Silabus dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kurikulum KTSP.

4. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran di kelas.

5. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan instrumen penilaian kinerja guru selama pembelajaran berlangsung serta LKS berupa soal tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa.

6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I diawali dengan Kegiatan mengelola proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan media realia dengan persiapan guru yang

berkolaboratif dengan peneliti. Penerapan tindakan mengacu pada RPP yang

dibuat. Dalam pelaksanan pembelajaran dengan menggunakan media realia

meliputi beberapa tahap, yaitu:

1. Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3. G

Gambar

Tabel
Tabel 2. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa dan
Tabel 3. Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam %
Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dan

Validasi yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk menguji kelayakan dari multimedia e-learning materi ekologi siswa sekolah dasar.Uji Kelayakan ini

Pengumpulan data dari penelitian ini adalah: (1) data hasil belajar dari siklus I dan siklus II yang dilakukan siswa dan diambil dari penilaian tes hasil belajar oleh

Mekanika tubuh adalah pengunaan organ tubuh secara efesien dan efektif sesuai dengan fungsinya.Dengan melakukan aktivitas secara benar dan beristirahat dalam posisi

Keterkaitan ini terlihat dari rasio debu/klei dan P total dengan hasil analisis mineral fraksi pasir yang menyatakan bahwa tanah dan tanah tertimbun 1 memiliki tingkat

dilakukan secara operasional. Oleh karenanya rumusan sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan program operasional dan kegiatan pokok organisasi

Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon III pada unit penyelenggara penyuluhan kehutanan di daerah, yang selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris

Kesenjangan yang lebar antara si kaya dengan si miskin dapat menambah kesulitan saat keadaan orang kaya mempengaruhi struktur adminitrasi,Cita rasa dan