BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar (Sugiyanto, 2008: 35). Senada dengan pendapat tersebut, Sanjaya (2006: 240) mengemukakan bahwa Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistim pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistim penilaian dilakukan terhadap kelompok dan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan ketrampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok.
kerjasama. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta mengembangkan keterampilan sosial.
Pendapat lain mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan dilatih dan dibiasakan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi(sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab (Rosalin, 2008: 111)
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah sesuai dengan tuntutan materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa dalam kelas dalam melakukan kerja kelompok. Penekanan pendekatan ini adalah mengaktifkan siswa dalam pembelajaran melalui kerjasama antar siswa dalam suasana belajar berkelompok.
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya (2010: 246), yaitu:
1. Saling tergantungan positif
tidak ada anggota kelompok yang memandang dirinya lebih pintar dari anggota kelompoknya dan menanggap bahwa anggota kelompoknya bodoh dan tidak bisa diajak untuk berdiskusi atau belajar bersama.
2. Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab melakukan yang terbaik bagi kelompoknya. Oleh karena itu, guru harus memiliki kesiapan dalam menyusun tugas belajar dan memberikannya kepada siswa sehingga setiap siswa memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompoknya masing-masing.
3. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan kesempatan kepada siswa sebagai anggota kelompok untuk bekerjasama. Hasil pemikiran dari satu orang akan dapat menjadi milik bersama dalam kelompok yang memungkinkan setiap anggota kelompok memiliki kemampuan sama dalam penguasaan suatu materi pelajaran.
4. Komunikasi antar anggota
5. Evaluasi proses kelompok
Guru harus menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar dapat menilai kualitas kerjasama dan hasil kerja kelompok sekaligus dapat menjadi masukan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki di dalam masyarakat di mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantungan satu sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin beragam (Ibrahim, dkk, 2000: 9).
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pada pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
kelompok ini disebut kelompok asal. Anggota dari kelompokkelompok yang mendapat tanggung jawab sama berkumpul untuk mempelajari materi pembelajaran, kelompok ini disebut Tim Ahli.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu
dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”(Lie, 1999: 30)
kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 2001).
Kelompok Asal `
Kelompok ahli
Gambar 1. Hubungan Kelompok Asal dan Kelompok Ahli
Rencana pembelajaran kooperative tipe jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut (Slavin, 1995):
1. Membaca : siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi.
2. Diskusi kelompok ahli : siswa dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut.
3. Diskusi kelompok : ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya.
4. Kuis : siswa memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik. 5. Penghargaan kelompok : penghitungan skor kelompok dan
menentukan penghargaan kelompok. Setelah kuis dilakukan, maka dilakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor kelompok.
Skor individu setiap kelompok memberi sumbangan pada skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh pada kuis sebelumnya dengan skor terakhir.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperative tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 4-6); b. Materi pelajaran dibagi kepada siswa dalam bentuk teks yang telah
dibagi menjadi beberapa sub bab;
c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya; e. Setelah anggota kelompok ahli kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar temannya secara bergilir;
f. Setelah seluruh siswa selesai melaporkan guru menunjukkan satu kelompok untuk menyampaikan hasilnya, kelompok lain menanggapi dan guru mengklarifikasi;
g. Membuat kesimpulan.
h. Tiap-tiap siswa dikenai tagihan secara individu.
Kelebihan model pembelajaran kooperative tipe jigsaw adalah:
c) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
d) Melatih siswa untuk lebih aktif berbicara dan berpendapat
e) Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi dalam mempelajari materi
f) Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya
Kelemahan model pembelajaran kooperative tipe jigsaw adalah:
a) Pembagian kelompok yang tidak heterogen memungkinkan kelompok yang anggotanya lemah semua.
b) Memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya seperti penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya nanti akan berpindah.
c) Memerlukan dana yang lebih besar untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran.
d) Penugasan anggota kelompok menjadi ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.
e) Siswa yang aktif akan mendominasi diskusi.
f) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi ketika sebagai tim ahli sehingga memungkinkan terjadinya miskonsepsi.
kelompok secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
2.3 Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran, aktivitas merupakan salah satu faktor penting. Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep matematika dengan bantuan guru. Tanpa ada aktivitas belajar yang baik maka proses pembelajaran yang efektif juga tidak akan tercapai.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas artinya adalah “kegiatan / keaktifan”. W.J.S. Poewadarminto menjelaskan aktivitas sebagai suatu kegiatan atau kesibukan. S. Nasution menambahkan bahwa aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani dan kedua-keduanya harus dihubungkan.
Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 7) merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Selanjutnya Sardiman (1994: 24) menyatakan “Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
Aktivitas belajar sendiri banyak sekali macamnya, sehingga para ahli mengadakan klasifikasi. Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2004: 101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan ke dalam 8 kelompok :
1. Visual Activities, meliputi kegiatan seperti membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain)
2. Oral Activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan interupsi.
3. Listening Activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan diskusi, musik dan pidato.
4. Writting Activities, seperti : menulis cerita, menulis karangan, menulis laporan, angket, menyalin, membuat rangkuman.
5. Drawing Activities, seperti ; menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model, mereparasi, bermain dan berternak.
7. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani, tenang dan gugup.
2.4 Hasil Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan (Syaiful, 2002: 13). Sementara itu Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan hasil belajar menurut Anni (2004: 4) merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Senada dengan hal tersebut Sudjana (1990: 22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar.
1) Latar belakang pendidikan orang tua
Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi belajar. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak dituntut harus lebih berprestasi dengan berbagai cara dalam pengembangan prestasi belajar anak.
2) Status ekonomi sosial orang tua
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, sehingga kesehatan anak terganggu. Akibatnya, belajar anak juga terganggu.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah
Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepala sekolah. Sedangkan dirumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar anak dapat berkeasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik.
4) Media yang dipakai guru
5) Kompetensi guru
Kompetensi guru adalah cara guru dalam pembelajaran yang dilakukannya terhadap siswa dengan metode atau program tertentu. Metode atau program disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Bervariasinya potensi yang tersedia melahirkan metode pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah.
Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa, antara lain :
1) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar dibandingkan dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga hasil belajarnya juga akan lebih baik.
2) Kecerdasan / intelegensia
sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi yang diperoleh juga akan rendah.
3) Cara belajar
Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajar sesuai dengan bakatnya akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar di luar bakatnya.
5) Minat
Seorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang akan dicapai lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kurang berminat dalam belajar.
6) Motivasi
Motivasi sebagai faktor intern berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan memiliki prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.
2.4 Pembelajaran Matematika
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar. Matematika berasal dari kata latin thematik yang mulanya diambil dari bahasa Yunani Mathematika yang berarti mempelajari. Kata matematika berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama yaitu Mathein atau Mathenein yang artinya belajar (berfikir). Maka matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar). Matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran) bukan hasil dari eksperimen atau observasi.
Mata pelajaran matematika di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
4. model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
5. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
6. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.(Depdiknas, 2006: 154)
Ruang lingkup Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
Matematika merupakan suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis, berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Dengan demikian, pelajaran matematika tersusun sedemikian rupa sehingga pengertian terdahulu lebih mendasari pengertian berikutnya. Kemudian Herman dalam Risal, Nur Alam (2009: 1) mengemukakan bahwa pada hakekatnya belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi sebab matematika berkenaan dengan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol tersusun secara hirarki dengan penalarannya deduktif.
Beberapa pegertian matematika menurut para ahli yaitu :
1. Menurut H.W. Fowler dalam Pandoyo (1997: 1) matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran.
2. Russefendi (Murniati, 2003: 46) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, defenisi-defenisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil, di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.
bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah, kurang, kali, dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti aljabar, geometri, dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berpikir logis.
4. Lalu Reys (Murniati, 2007: 46) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan diantara hal itu (Murniati, 2007: 46).
5. Berdasarkan etimologis, Tinggih (Suherman, dkk, 2003: 16) mengemukakan bahwa matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar.
2.5 Penelitian yang Relevan
Penelitian Sukesih dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran Matematika kelas IV SDN 3 Candimas Kec. Natar Lampung Selatan Tahun pelajaran 2011/2012.” Dari hasil penelitian menunjukkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV melalui model jigsaw mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut diketahui dari nilai tes siswa, pada pra tindakan siswa yang mencapai KKM , pada siklus I 86% dengan rata-rata nilai 7,2. Pada siklus II menjadi 100%, dengan rata-rata kelas 8,5. Sedangkan pada siklus III rata-rata nilai menjadi 9,3.
2.6 Hipotesis Tindakan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa, interaksi antara guru dan siswa, maupun interaksi antara siswa dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, siswa dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan.
siswa diantaranya dapat dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam memperbaiki proses pembelajaran peranan guru sangat penting, yaitu menetapkan metode pembelajaran yang tepat. Guru seharusnya mampu menentukan metode pembelajaran yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif, dan hasil belajarnya pun diharapkan dapat lebih ditingkatkan (Sumiati dan Asra, 2009: xii).
Pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dan sangat berpengaruh terhadap pengkajian ilmu dan teknologi. Sebab dalam matematika terkandung ilmu pengetahuan yang banyak memberikan konsep pemikiran yang sistematis, logis, cermat dan konsisten. Matematika terdiri dari konsep-konsep yang terstruktur yang disusun dari konsep yang sederhana ke konsep yang sulit.
Menurut PP NO 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada bagian III PERMEN 23 TH 2006 tentang standar kompetensi lulusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika SD/MI adalah :
1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat-sifatnya serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari
5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan table,gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan
7. Memiliki kemampuan berfikir logis,kritis dan kreatif.
Dari hasil pengamatan penulis di kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung didapati hasil belajar yang masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan kurang seriusnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran berlangsung, sebagian siswa ada yang bermain, membuat gumpalan kertas, mengobrol dan melamun. Ketika diadakan latihan soal di akhir pembelajaran matematika didapati hanya 12 orang (40%) dari 30 siswa yang nilainya di atas KKM, sedangkan 18 orang (60%) nilainya dibawah KKM dan rata-rata kelas 60. KKM matematika kelas V SDN 1 Surabaya adalah 65.
Tabel. 1.1 Nilai Matematika Siswa Kelas V B SDN 1 Surabaya
Nilai Jumlah Siswa Persentase
35-49
Sumber : Data Nilai Siswa Kelas V B
kooperative tipe jigsaw. Kelebihan model pembelajaran ini adalah siswa harus benar-benar mempelajari materi yang diberikan, karena mereka akan memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain, sehingga dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
1.2Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya nilai rata-rata matematika kelas V B SDN 1 Surabaya
2. Rendahnya aktivitas belajar matematika siswa terhadap proses belajar mengajar mata pelajaran matematika
3. Pembelajaran yang digunakan masih cenderung berpusat pada guru dan kurang mengaktifkan siswa.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi bangun ruang melalui model pembelajaran kooperative tipe jigsaw siswa kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:
1. Meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi bangun ruang melalui model pembelajaran kooperative tipe jigsaw siswakelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang melalui model pembelajaran kooperative tipe jigsaw siswa kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Siswa
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan c. Siswa lebih tertarik dan lebih termotivasi untuk belajar matematika
2. Guru
a. Melalui penelitian ini guru dapat memberi motivasi serta inovasi pembelajaran untuk lebih meningkatkan kompetensi dalam profesinya sebagai guru dalam pembelajaran.
b. Menambah wawasan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki serta dapat menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, serta mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan untuk peserta didik dimasa yang akan datang.
3. Bagi sekolah
Memberikan motivasi serta referensi tentang model-model pembelajaran yang positif sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
4. Bagi Peneliti
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam penelitian mengenai pendekatan kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung pada Pokok bahasan Bangun Ruang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V B SDN 1 Surabaya sebelum dilakukannya pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe jigsaw sangat rendah. Rata-rata skor yang diperoleh siswa hanya 60. Rata-rata ini diperoleh setelah menjumlahkan skor yang diperoleh semua siswa kemudian dibagi dengan banyaknya siswa.
2. Hasil nilai test siswa kelas V B SDN 1 Surabaya setelah pembelajaran mengalami penigkatan hal ini terbukti dari hasil post test pada siklus I terdapat kenaikan nilai dari sebelum tindakan sebanyak 12,5 poin
yaitu 60 menjadi 72,50 sedangkan dari siklus pertama ke siklus
kedua mengalami kenaikan nilai sebesar 13,83 dari 72,50 menjadi
5.2Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika diantaranya adalah :
1. Guru sebaiknya dapat mengelola kelas dengan baik ketika penerapan Metode Jigsaw dilakukan sehingga dapat dicapai hasil yang diinginkan. 2. Siswa sebaiknya lebih meningkatkan aktivitas belajar pada pelajaran
matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga hasil belajarpun meningkat.
3. Sekolah diharapkan menyediakan referensi pengetahuan yang lebih luas tentang berbagai metode dan model pembelajaran matematika sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DI KELAS V B SDN 1 SURABAYA KECAMATAN KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
(SKRIPSI)
OLEH : ROSMINIATI
PROGRAM STUDI STRATA-1 PGSD DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
JIGSAW DI KELAS V B SDN 1 SURABAYA KECAMATAN KEDATON KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
ROSMINIATI
Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar Lampung diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa masih rendah yaitu berkisar dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah (65).
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Adapun prosedur dalam penelitian ini ada 2 siklus dengan empat langkah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dengan lembar aktivitas belajar dan lembar hasil tes belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada Siklus 1 mencapai ketuntasan sampai 83% dengan peningkatan nilai sebesar 12,5 poin, pada Siklus II mencapai ketuntasan sampai 93% dengan peningkatan nilai sebesar 13,83 poin.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Meningkatnya aktivitas belajar siswa adalah karena dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw proses kegiatan pembelajaran tidak lagi berfokus pada guru, melainkan pembelajaran berfokus pada siswa. Siswa belajar dengan mengalami langsung, berperan aktif, merasa senang dan tertantang karena siswa merasa bertanggung jawab terhadap materi pelajaran yang diterimanya dan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh agar dapat mengajarkan pada temannya yang lain.
1. Judul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di Kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013
2. Identitas Penelitian :
a. Nama : Rosminiati
b. NPM : 1113069080
c. Program : S1 PGSD
d. Fakultas : Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan e. Jurusan : Ilmu Pendidikan
Menyetujui,
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing,
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Hi. Sugiman, M.Pd
PENGESAHAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Hi. Sugiman, M. Pd. ………...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Muncarno, M. Pd ………...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :
Nama Mahasiswa : Rosminiati
NPM : 1113069080
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Lokasi Penelitian : SDN 1 Surabaya
Dengan ini menyatakan dengan bahwa tugas akhir yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013” tersebut adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternayata, pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Menggala pada tanggal 22 Pebruari 1958, kemudian menyelesaikan pendidikan formal di SDN 7 Tanjung Karang pada tahun 1968, melanjutkan di SMPN 3 Tanjung Karang diselesaikan pada tahun 1974, kemudian melanjutkan ke SPGN I Tanjung Karang selesai tahun 1977.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil karyaku ini bagi orang-orang yang sangat kusayangi, sebagai rasa syukur dan terimakasihku atas terselesaikannya skripsi ini :
Suamiku tercinta Desnayanto, yang selalu mendukungku, menyayangiku dan telah memberikan banyak cinta dan kasih sayang serta dukungan tiada henti baik moril maupun materil.
Keluarga besarku yang aku banggakan, kalian telah memberikanku semangat untuk bangkit kembali dan menatap masa depan yang lebih maju dan selalu mengingatkanku pada-Nya.
Teman-teman seperjuangan di S1 PGSD dalam jabatan yang tidak dapat kusebutkan satu persatu yang selalu memberikan saran terbaik untukku, serta
Para pendidikku, dosen pembimbing dan pembahasku yang telah bersedia membagi ilmu dan waktu untuk mengantarku meraih keberhasilan.
MOTTO
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di Kelas V B SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Kota Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013” ini dengan baik dan lancar.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik secara moral ataupun material dalam menyelesaikan penulisan laporan penelitian ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan mereka, untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Baharuddin, M.Pd, sebagai Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Drs. Hi. Sugiman, M.Pd, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan dengan kesabaran. 4. Drs. Muncarno, M.Pd, selaku dosen pembahas yang telah memberikan banyak
penelitian ini.
6. Ibu Rasmawati, S.Pd selaku observer/teman sejawat atas kerjasamanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.
7. Teman-teman peserta program S1 PGSD dalam jabatan yang telah banyak memberikan semangat dan bantuan serta rasa persahabatan dan kekeluargaan yang akan menjadi kenangan indah.
8. Suamiku tercinta dan anak-anakku serta keluarga yang selalu mendukungku dengan penuh cinta kasih.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skiripsi ini yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang dan semoga laporan penelitian tindakan kelas ini dapat meberikan manfaat bagi semua pihak.
Bandar Lampung, Januari 2013
DAFTAR LAMPIRAN ... i
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw ... 10
2.3 Aktivitas Belajar ... 15
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I Pertemuan 1 ... 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pemetaan/Analisis SK-KD ... 67
2. Silabus Pembelajaran Siklus I ... 71
3. Silabus Pembelajaran Siklus II... 75
4. RPP Siklus 1 ... 79
5. LKS Siklus I Pertemuan 1 ... 88
6. LKS Siklus I Pertemuan 2 ... 91
7. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Silklus I Pertemuan 1 ... 92
8. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Silklus I Pertemuan 2 ... 94
9. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Silklus I Pertemuan 1 ... 96
10.Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Silklus I Pertemuan 2 ... 97
11.RPP Siklus II ... 98
12.LKS Siklus II Pertemuan 1 ... 106
13.LKS Siklus II Pertemuan 2 ... 108
14.Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Silklus II Pertemuan 1 ... 109
15.Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Silklus II Pertemuan 1 ... 111
16.Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Silklus II Pertemuan 1 ... 113
17.Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Silklus II Pertemuan 2 ... 114
18.Daftar Nilai Siswa ... 115
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Nilai Matematika Siswa Kelas V B ... 3
3.1 Jadwal Kegiatan PTK ... 35
4.1 Data Nilai LKS Kelompok Ahli Siklus I ... 38
4.2 Data Nilai LKS Kelompok Asal Siklus I Pertemuan 1 ... 38
4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 39
4.4 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 40
4.5 Data Nilai LKS Kelompok Ahli Siklus I Pertemuan 2 ... 43
4.6 Data Nilai LKS Kelompok Asal Siklus I Pertemuan 2 ... 43
4.7 Data Nilai Evaluasi Akhir Siklus I Pertemuan 2 ... 44
4.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2 ... 45
4.9 Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 46
4.10 Data Nilai LKS Kelompok Ahli Siklus II Pertemuan 1 ... 50
4.11 Data Nilai LKS Kelompok Asal Siklus II Pertemuan 1 ... 51
4.12 Data Nilai Evaluasi Akhir Siklus II Pertemuan 1 ... 51
4.13 Hasil Pengamatan Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 52
4.14 Pengamatan Keaktifan Belajar Siklus II Pertemuan 2 ... 55
4.15 Data Nilai LKS Kelompok Ahli Siklus Siklus II Pertemuan 2 ... 56
4.16 Data Nilai Evaluasi Akhir Siklus 2 ... 57
4.17 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2 ... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SURABAYA
Jl. Danau Towuti Kec. Kedaton Bandar Lampung Telp. (0721) 7408030SURAT KETERANGAN
NOMOR : / / / /SBY/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dra.Hj. Amnah Tarmizi
NIP : 19560303 197703 2 003
Jabatan : Kepala SDN 1 Surabaya
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa :
Nama : Rosminiati
NPM : 1113069080
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan Mahasiswa : Universitas Lampung
Yang bersangkutan benar telah melaksanakan penelitian di SDN 1 Surabaya Kecamatan Kedaton Bandar lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan judu “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw” di Kelas V B dari bulan Oktober 2012 sampai dengan Pebruari 2013.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandar Lampung, Januari 2013 Kepala Sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. (1999 ). Pendidikan Bagi Anak berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Abu Ahmadi, 1999. Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta Ani,Tri C. 2004. Psikologi Belajar . Semarang: UPT UNNES Press
Ardens, R.I.(2001).Exploring Teaching: An Introduction to Education. New York: Mc Graw-Hill Companies
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Darsono, Max. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdiknas. 2006. Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran. Jakarta: Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta _______, 2002. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta: Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Herrhyanto, Nar, dkk. 2009. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas terbuka. Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA
University Press
Lie, Anita. 1999. Metode Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Universitas Kristen Petra
Murniati, Endyah. 2007. Kesiapan Belajar Matematika di Sekolah Dasar . Surabaya; SIC
Pandoyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Semarang:IKIP Semarang Press Rosalin, Elin. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung :
PT. Karsa Mandiri Persada
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana
______, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. P.T Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Slameto. 1995. Proses Belajar Mengajar dalam SKS. Jakarta: Bina Aksara.
______, 2003.Belajar dan faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:Rineka cipta.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning Theory. Second Edition. Massachusetts:Allyn and Bacon Publish
Solihati, Raharjo. 2008. Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara.
Sumiati, Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima
Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Penilaian Sertifikasi Guru Rayon 13.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.