JANTAN TIPE MEDIUM UMUR 0 – 8 MINGGU (Usul Penelitian)
Oleh EKA APRIYANTI A. Latar Belakang dan Masalah
Selama ini daging ayam yang dikonsumsi berasal dari daging broiler atau daging ayam kampung. Selain dari kedua sumber tersebut, alternatif daging ayam sebenarnya dapat pula diperoleh dari ayam jantan tipe medium. Ayam jantan tipe medium berasal dari hasil sampingan usaha penetasan ayam petelur. Pertumbuhan ayam jantan tipe medium dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik 30% dan lingkungan 70%. Salah satu unsur dari faktor lingkungan yang memberikan pengaruh paling besar adalah ransum. Pemilihan ransum dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan ternak mampu meningkatkan pertumbuhan ternak tersebut. Hingga saat ini belum terdapat ransum dengan komposisi khusus bagi ayam jantan tipe medium. Para peternak yang mengembangkan usaha peternakan ayam jantan tipe medium masih menggunakan ransum komersial broiler sebagai ransum ayam jantan tipe medium. Ransum komersial broiler yang biasa digunakan adalah ransum produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Indonesia dan PT. Japfa Comfeed Indonesia.
B. Tujuan Penelitian
1) mengetahui pengaruh pemberian ransum komersial terhadap performans ayam jantan tipe medium; 2) mengetahui pemberian ransum komersial yang terbaik terhadap performans ayam jantan tipe medium.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, tentang pemberian ransum komersial yang terbaik terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, Income Over Feed Cost (IOFC), konsumsi protein, dan konsumsi energi ayam jantan tipe medium.
D. Hipotesis
1) ada pengaruh pemberian ransum komersial terhadap performans ayam jantan tipe medium umur 0 -- 8 minggu 2) terdapat jenis ransum komersial terbaik terhadap performans ayam jantan tipe medium umur 0 -- 8 minggu.
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu mulai 24 Desember--18 Febuari 2011, di kandang ayam Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
D. Metode Penelitian
Rancangan Percobaan pada penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) terdiri atas 3 perlakuan yaitu
1) R1 : ransum komersial broiler produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia. 2) R2 : ransum komersial broiler produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm. 3) R3 : ransum ayam jantan tipe petelur produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.
Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1%. Jika ada peubah yang nyata dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1993).
F. Peubah yang diamati
1. Konsumsi ransum (g/ekor/minggu) 2. Konsumsi protein (g/ekor/minggu) 3. Konsumsi energi (g/ekor/minggu) 4. Pertambahan berat tubuh (g/ekor/minggu) 5. Konversi ransum
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA RANSUM KOMERSIAL TERHADAP PERFORMANS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM
UMUR 0--8 MINGGU
Oleh :
EKA APRIYANTI
Pemilihan ransum dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan ternak mampu meningkatkan pertumbuhan ternak tersebut. Oleh sebab itu, pemilihan ransum harus diperhatikan dalam pemeliharaan ayam jantan tipe medium agar mendapatkan konsumsi ransum, konsumsi energi, konsumsi protein,
pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan income over feed cost yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui pengaruh pemberian ransum komersial terhadap performan ayam jantan tipe medium; (2) mengetahui
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Perunggasan merupakan komoditi yang secara nyata mampu berperan dalam
pembangunan nasional, sebagai penyedia protein hewani yang diperlukan dalam
pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan
kebutuhan sumber protein hewani semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
meningkatnya konsumsi protein hewani dari tahun ke tahun yaitu mulai 2004
hingga 2009 masing-masing sebesar 4,15 %; 4,18 %; 4,19 %; 4,18 %; 4,33%; dan
4,32 % (Dinas Peternakan Provinsi Lampung, 2009). Bertambahnya tingkat
kepadatan penduduk yang disertai dengan meningkatnya pendapatan per kapita
serta kesadaran gizi masyarakat menjadi penyebab meningkatnya protein hewani.
Sumber protein hewani tersebut antara lain, daging, susu, dan telur.
Selama ini daging ayam yang dikonsumsi berasal dari daging broiler atau daging
ayam kampung. Selain dari kedua sumber tersebut, alternatif daging ayam
sebenarnya dapat pula diperoleh dari ayam jantan tipe medium. Ayam jantan tipe
medium berasal dari hasil sampingan usaha penetasan ayam petelur. Ayam jantan
di penetasan ayam petelur merupakan hasil yang tidak diharapkan karena hanya
ayam betina yang dipasarkan untuk dapat diambil produksi telurnya. Ayam jantan
daging dalam waktu relatif lebih cepat dan hasilnya mudah dipasarkan, karena
harganya relatif lebih murah dan dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pertumbuhan dan bobot hidupnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam
petelur betina, dan harga day old chick (DOC) ayam jantan tipe medium lebih
murah dibandingkan dengan DOC ayam pedaging, serta kadar lemaknya lebih
rendah (Wahju, 1992). Menurut Suprianto (2002), ayam jantan tipe medium
sebagai ternak penghasil daging mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih
besar dibandingkan dengan pertumbuhan ayam betina. Pertumbuhan ayam jantan
tipe medium dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik 30% dan lingkungan 70%.
Salah satu unsur dari faktor lingkungan yang memberikan pengaruh paling besar
adalah ransum. Ransum merupakan hal yang paling penting, mengingat hampir
lebih dari 70 % dari biaya produksi dipakai untuk biaya ransum.
Pemilihan ransum dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan ternak mampu
meningkatkan pertumbuhan ternak tersebut. Hingga saat ini belum terdapat
ransum dengan komposisi khusus bagi ayam jantan tipe medium. Para peternak
yang mengembangkan usaha peternakan ayam jantan tipe medium masih
menggunakan ransum komersial broiler sebagai ransum ayam jantan tipe
medium. Ransum komersial broiler yang biasa digunakan adalah ransum
produksi PT Charoen Pokphand Jaya Farm Indonesia dan PT Japfa Comfeed
Indonesia. Berdasarkan hal di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian
untuk mengetahui pengaruh pemberian ransum komersial terhadap performans
ayam jantan tipe medium yang menggunakan ransum komersial Pokphand dan
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1) mengetahui pengaruh pemberian ransum komersial terhadap performans
ayam jantan tipe medium;
2) mengetahui pemberian ransum komersial yang terbaik terhadap performans
ayam jantan tipe medium.
C. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, tentang pemberian
ransum komersial yang terbaik terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat
tubuh, konversi ransum, Income Over Feed Cost (IOFC), konsumsi protein, dan
konsumsi energi ayam jantan tipe medium.
D. Kerangka Pemikiran
Ayam jantan tipe medium merupakan hasil samping dari industri pembibitan
ayam petelur. Akhir-akhir ini, ayam jantan tipe medium telah banyak digunakan
dan dimanfaatkan sebagai ayam penghasil daging (Daryanti, 1982). Pertumbuhan
ayam jantan tipe medium dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu genetik 30% dan
lingkungan 70%. Ayam jantan tipe medium mempunyai bobot tubuh yang cukup
besar tetapi masih berada diantara bobot ayam tipe ringan dan broiler.
Ayam jantan tipe medium memiliki beberapa keunggulan, diantaranyadapat
memproduksi daging dalam waktu relatif lebih cepat dan hasilnya mudah
seluruh lapisan masyarakat. Pertumbuhan dan bobot hidupnya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan ayam petelur betina, dan harga DOC ayam jantan tipe
medium lebih murah dibandingkan dengan DOC ayam pedaging, serta kadar
lemaknya lebih rendah (Wahju, 1992).
Keberhasilan dalam mengembangkan usaha ayam jantan tipe medium sebagai
penghasil daging ditentukan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal
meliputi faktor genetik, sedangkan faktor eksternal meliputi tata laksana
pemeliharaan, ransum, iklim, kondisi kandang, dan obat-obatan. Ransum
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ayam. Tujuan
utama pemberian ransum adalah menjamin pertambahan bobot badan yang
ekonomis selama periode pertumbuhan berlangsung. Ransum yang efisien pada
ayam adalah ransum yang seimbang antara kandungan energi dengan protein,
vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan (Anggorodi, 1994).
Budiarti (1983) menyatakan bahwa jenis ransum berpengaruh nyata terhadap
konsumsi ransum, pertambahan bobot tubuh, dan konversi ransum pada ayam
pedaging. Hasil penelitian Riyanti (1995) menyatakan bahwa ditinjau dari
pertambahan berat tubuh, bobot badan akhir dan aspek ekonomi, ternyata ayam
jantan tipe petelur lebih baik bila diberikan ransum dengan tingkat energi
metabolis 3.000 kkal/kg dan protein 22%. Tingkat energi dan protein dalam
berbagai ransum akan memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap
pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, komposisi tubuh, dan efisiensi
penggunaan ransum. Efisiensi protein bagi ayam jantan tipe medium belum
Menurut Nova, dkk. (2002), kebutuhan protein dan energi metabolisme untuk
broiler fase starter sebesar 22--24% dan 2.900--3.000 kkal/kg ransum, sedangkan
untuk fase finisher sebesar 19% dan 3.000 kkal/kg ransum. North dan Bell (1990)
menyatakan bahwa kandungan protein yang dibutuhkan broiler untuk fase
finisher sebesar 19--21% dengan energi metabolisme sebesar 2.900--3.300
kkal/kg ransum. Ayam petelur tipe ringan membutuhkan energi metabolisme
antara 2.350--3.100 kkal/kg ransum, dengan protein pada periode starter
(1--8 minggu) sebesar 20,00--22,20% (Wahju, 1992).
Wahju (1992) mengemukakan bahwa energi dan protein yang dikonsumsi
merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi laju pertumbuhan. Selain
itu, tingkat energi ransum akan menentukan besarnya ransum yang dikonsumsi.
Semakin rendah kandungan energi ransum, maka konsumsi ransum akan
meningkat, sedangkan semakin tinggi kandungan energi ransum, konsumsi
ransum akan menurun. Pertumbuhan maksimal ayam akan dicapai bila jumlah
dan jenis nutrisi dalam ransum sesuai dengan jumlah dan jenis yang dibutuhkan.
Penyusunan ransum yang memperhatikan kandungan energi dan protein serta
keseimbangannya akan menghasilkan pertumbuhan ayam yang relatif cepat dan
mutu daging yang baik. Namun, sampai saat ini ransum untuk ayam jantan tipe
medium belum tersedia sehingga masih menggunakan ransum komersial broiler.
Kenyataan di lapangan para peternak masih sering menggunakan ransum
komersial broiler sebagai ransum ayam jantan petelur meskipun ransum khusus
bagi ayam jantan petelur telah diproduksi belum lama ini. Berdasarkan uraian di
pengaruhnya terhadap performans ayam jantan tipe medium umur 0--8 minggu.
Pada penelitian ini akan dicoba pemberian ransum komersial broiler produksi PT
Charoen Pokphand Jaya Farm Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia serta
ransum ayam petelur produksi PT Charoen Pokphand Jaya Farm Indonesia.
E. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah
1) ada pengaruh pemberian ransum komersial terhadap performans ayam jantan
tipe medium umur 0--8 minggu;
2) terdapat jenis ransum komersial terbaik terhadap performans ayam jantan tipe
III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 minggu mulai 24 Desember--18 Februari
2011, di kandang ayam Laboratorium Produksi dan Reproduksi Ternak, Jurusan
Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
B. Bahan dan Alat
1. Ayam
Ayam yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam jantan tipe petelur strain
MB 502 umur satu hari (DOC) dengan bobot tubuh 32--38 g/ekor dengan
koefisien keragaman sebesar 7,09 % sampai dengan umur 8 minggu sebanyak 180
ekor. Ayam dipelihara secara komersial pada petak kandang sistem litter.
2. Ransum
Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah BR0, BR1,dan CP 610 M
yang diberikan pada umur 0--4 minggu dan BR1 dan CP 611M yang diberikan
pada umur 5--8 minggu yang diperoleh dari PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk
dan PT Charoen Pokphand Jaya Farm Indonesia. Hasil analisis proksimat ransum
Tabel 5. Analisis proksimat ransum perlakuan
Sumber: * Hasil analisis di laboratorium PT Japfa Comfeed Indonesia(2010). ** Hasil analisis di laboratorium PT Charoen Pokphand Indonesia (2010) *** Hasil analisis di laboratorium Peternakan Polinela (2010).
Keterangan : CP 610 M : Ransum komersial ayam jantan tipe medium fase starter Prod. PT.
Charoen Pokhphand Jaya Farm
CP 611 M : Ransum komersial ayam jantan tipe medium fase finisher Prod. PT. Charoen Pokhphand Jaya Farm
3. Air minum
Air minum yang digunakan dalam penelitian berupa air sumur yang diberikan
4. Vaksin dan vitamin
Vaksin yang diberikan adalah Medivac ND Clone-45 (New Castle Desease),
Medivac ND Lasota (New Castle Desease),Biomune (Avian Influenza), dan
Gumboro. Vitamin yang diberikan adalah vitachick.
C. Alat Penelitian
Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
1) tempat ransum gantung (hanging feeder) sebanyak 18 buah yang digunakan
untuk ayam yang berumur lebih dari 14 hari,
2) tempat air minum sebanyak 18 buah yang digunakan untuk ayam berumur
lebih dari 14 hari,
3) timbangan kapasitas 10 kg ketelitian 50 g sebanyak 1 buah yang digunakan
untuk menimbang ayam dan ransum,
4) timbangan kapasitas 5 kg ketelitian 40 g sebanyak 1 buah yang digunakan
untuk menimbang ayam dan sisa ransum,
5) timbangan elektrik sebanyak 1 buah untuk menimbang DOC yang baru datang
dan vitamin,
6) tirai yang terbuat dari plastik sebanyak 10 buah,
7) lampu pijar 25 watt untuk memanaskan dan penerangan berjumlah 18 buah,
8) ember sebanyak 4 buah, bak air minum sebanyak 3 buah,
9) hand sprayer sebanyak 2 buah dan Thermohigrometer, 1 buah,
10)bambu untuk membuat sekat-sekat pada kandang,
11)alat-alat kebersihan,
D. Metode Penelitian
1. Rancangan perlakuan
Penelitian ini terdiri atas 3 perlakuan yaitu
1) R1 : ransum komersial broiler produksi PT. Japfa Comfeed Indonesia.
2) R2 : ransum komersial broiler produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.
3) R3 : ransum ayam jantan tipe petelur produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm.
2. Rancangan percobaan
Rancangan Percobaan pada penelitian ini menggunakan metode rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan yang terdiri dari ransum komersial broiler
produksi Comfeed, ransum komersial broiler produksi Pokphand dan ransum
ayam jantan tipe medium produksi Pokphand. Masing-masing perlakuan diulang
sebanyak enam kali dengan unit percobaan terdiri dari 10 ekor ayam.
3. Analisis data
Data yang diperoleh dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan atau 1%. Jika ada
E. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan kandang
Ukuran kepadatan kandang yang akan digunakan adalah 10ekor/m². Kandang
dibersihkan 1 minggu sebelum DOC datang, kemudian didesinfeksi menggunakan
desinfektan. Tahapannya meliputi :
1) mencuci lantai kandang dengan menggunakan air dan sikat,
2) mengapur dinding, tiang, sekat ayam dan lantai kandang,
3) menyemprot kandang dengan desinfektan,
4) memasang sekat,
5) mencuci peralatan kandang (feed tray dan galon),
6) setelah kandang kering, lantai kandang kemudian ditaburi dengan sekam
setebal 5--6 cm.
2. Tahap pelaksanaan
Anak ayam umur sehari yang telah tiba didiamkan sekitar 15--20 menit di dalam
boks yang telah dibuka untuk beradaptasi tempat. Kemudian semua DOC
ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, lalu dimasukkan ke area
brooding dan diberi minum air gula merah dengan konsentrasi 5%. Air minum
diberikan secara ad libitum, dan pemberiannya pada pukul 06.00 dan 16.00 WIB.
Ransum diberikan secara ad libitum pada saat ayam umur 1--56 hari. Lampu
penerangan mulai dihidupkan pada pukul 17.00 sampai pukul 06.00 WIB.
Mengukur suhu dan kelembaban kandang setiap hari, yaitu pada pukul 06.00,
(%) diukur menggunakan thermometer dan thermohigrometer yang diletakkan
pada bagian tengah kandang yang digantung sejajar dengan tinggi petak-petak
kandang.
Program vaksinasi yang dilakukan adalah (1) vaksinasi ND Clone-45 saat ayam
berumur 5 hari melalui tetes mata dengan dosis 0,2 cc/ekor; (2) vaksinasi AI
(Biomune)saat ayam berumur 5 hari melalui suntik bawah kulit (Subcutan)
dengan dosis 0,3 cc/ekor; (3) vaksinasi Gumboro milk saat ayam berumur 9 hari
melalui cekok mulut dengan dosis 0,2 cc/ekor; (4) vaksinasi Gumboro
intermediate saat ayam umur 14 dan 24 hari melalui cekok mulut dengan dosis 0,2
cc/ekor; (5) vaksinasi Medivac ND Clone saat ayam umur 30 hari melalui air
minum dengan dosis 0,1 cc/ekor.
F. Peubah yang diamati
1. Konsumsi ransum (g/ekor/minggu)
Konsumsi ransum diukur setiap minggu berdasarkan selisih antara jumlah ransum
yang diberikan pada awal minggu (g) dengan sisa ransum pada akhir minggu
berikutnya (Rasyaf, 2005).
2. Konsumsi protein (g/ekor/minggu)
Konsumsi protein diukur berdasarkan persentase protein kasar ransum selama
3. Konsumsi energi (g/ekor/minggu)
Konsumsi energi diukur dari kadar energi ransum dikali dengan konsumsi ransum
selama seminggu (Rasyaf, 2005).
4. Pertambahan berat tubuh (g/ekor/minggu)
Menurut Rasyaf (2005), pertambahan berat tubuh diukur setiap minggu
berdasarkan selisih bobot ayam jantan akhir minggu dengan bobot tubuh minggu
sebelumnya (g).
5. Konversi ransum
Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi selama
seminggu dibagi dengan pertambahan bobot tubuh pada minggu yang sama
(Rasyaf, 2005).
6. Income over feed cost (IOFC)
Income over feed cost dihitung berdasarkan perbandingan antara pendapatan yang
diperoleh dari penjualan ayam dan biaya ransum selama pemeliharaan
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA RANSUM KOMERSIAL TERHADAP PERFORMANS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM
UMUR 0--8 MINGGU
Oleh
EKA APRIYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PETERNAKAN
pada
Jurusan Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA RANSUM KOMERSIAL TERHADAP PERFORMANS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM
UMUR 0--8 MINGGU
(Skripsi)
Oleh
EKA APRIYANTI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang dan Masalah ... 1
B. Tujuan Penelitian ... 3
C. Kegunaan Penelitian ... 3
D. Kerangka Pemikiran ... 3
E. Hipotesis ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Ayam Jantan Tipe Medium ... 7
B. Ransum ... 9
C. Performans... 15
1. Pertambahan berat tubuh... ... 17
2. Konsumsi ransum... ... 18
3. Konversi ransum... ... 21
4. Income Over Feed Cost (IOFC)... ... 22
III. BAHAN DAN METODE... ... 24
A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
B. Bahan dan Alat….……… 24
1. Ayam ... 24
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan nutrien ransum berdasarkan label ... 11
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) ransum ayam ras petelur fase starter.. 13
3. Standar performans produksi ayam jantan tipe petelur per 1000 ekor.... 16
4. Kuantitas pakan ayam broiler menurut golongan umur ... 20
5. Kandungan nutrien ransum perlakuan... 25
6. Konsumsi ransum ayam jantan tipe medium pada umur 0--8 minggu .. 31
7. Konsumsi protein ayam jantan tipe medium pada umur 0--8 minggu ... 33
8. Konsumsi energi ayam jantan tipe medium pada umur 0--8 minggu ... 36
9. Pertambahan berat tubuh ayam jantan tipe medium pada umur 0--8
minggu ... 38
10. Konversi ransum ayam jantan tipe medium pada umur 0--8 minggu ... 40
11. Income over feed cost (IOFC) ayam jantan tipe medium pada umur 0--8 minggu ... 42
12. Perhitungan analisis ragam data konsumsi ransum ayam jantan tipe
medium ... 50
13. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap konsumsi ransum ayam
jantan tipe medium ... 51
14. Perhitungan analisis ragam data konsumsi protein ayam jantan tipe
medium ……….. 51
15. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap konsumsi protein ayam
16. Perhitungan analisis ragam data konsumsi energi ayam jantan tipe
medium ……….. 53
17. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap konsumsi energi ayam
jantan tipe medium ... 54
18.Perhitungan uji lanjut Jarak Berganda Duncan untuk data konsumsi energi ayam jantan tipe medium ... 55
19. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh perlakuan terhadap konsumsi energi ……….. 55
20. Perhitungan analisis ragam data pertambahan berat tubuh ayam jantan
tipe medium ……… 56
21. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap pertambahan berat tubuh
ayam jantan tipe medium ... 57
22. Perhitungan analisis ragam data konversi ransum ayam jantan tipe
medium ……….. 57
23. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap konversi ransum ayam
jantan tipe medium ... 58
24. Perhitungan analisis ragam data income over feed cost ayam jantan tipe
medium ……….. 59
25. Analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap income over feed cost ayam
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kurva pertumbuhan broiler... 18
2. Tata letak kandang... 49
3. Ransum komesial broiler PT Japfa Comfeed... 61
4. Ransum komesial broiler PT Charoen Pokhpand... 61
DAFTAR PUSTAKA
Aksi Agraris Kanisius (AAK). 2003. Beternak Ayam Pedaging. Cetakan keenam. Kanisius. Jakarta.
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Pertama. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Cetakan ke-5. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Anonim. 2010. Pemberian Pakan dan Minum Ayam Ras Pedaging. http ://agromaret.com/.. Jakarta. Indonesia.
--- 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Blakely, J. dan D.H. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Cetakan IV. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta (Diterjemahkan oleh: B. Srigandono).
Budiarti, D.S. 1983. “Pengaruh Berbagai Ransum Komersial terhadap
Performans Ayam Pedaging Strain Arbor Acres CP-707 pada Pemeliharaan di Atas Lantai Kawat”. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Cahyono, B. 2004. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging. Cetakan ke-1. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
Card, L. E. 1982. Poultry Production. 11th Ed. Lea and Febiger. Philadelphia.
Darma, M. 1982. “Tanggapan Ayam Jantan Pedaging terhadap Mutu Ransum
pada Awal Pertumbuhan”.Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Dinas Peternakan Provinsi Lampung 2009. Statistik Peternakan. Dinas Peternakan Provinsi Lampung. Bandar Lampung.
Dwiyanto, K., H. Resnawati, M. Sabrani, dan Sumarmi.1978.”Efisiensi produksi daging dari ayam jantan final stock tipe dwiguna”. ProsidingSeminar Penelitian Peternakan dan Pengembangan Peternakan,Bogor. Bogor.
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta.
. 2005. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Cetakan ke-2. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Gleves, E.W. and S. Dewan 1971. The influence of dietary and eviromental factor upon feed consumption and production respon in laying chicks. Poult. Sci.
Gumanti, F. 1993. “Pengaruh Pemberian Tepung dan Ekstrak Limbah Udang terhadap Performans Ayam Jantan Petelur dan Buras jantan”. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gunaidi. 1996. “Pengaruh Beberapa Jenis Ransum Komersial dan Strain terhadap
Pertumbuhan Ayam Pedaging”. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Lampung. Lampung.
Hawlider, M.A.R. and S.P. Rose. 1992. “The response of growing male and
famale broiler chickens kept at different temperature to dietary energy
concentration feed form”. Animal Feed Sci. And technol. 39 : 71 – 78.
Kartasujana, R. dan E. Suprijatna. 2005. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Maryanti, S. 1990. “Pengaruh Strain dan Imbangan Energi Protein Ransum
terhadap Pertumbuhan Bobot Badan Ayam Pedaging”. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Yogyakarta.
Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
National Research Council (NRC). 1994. Nutrient requirements of poultry. 9th ed. Washington, D.C.: National Academy ress.
North, M.O. and D.D.Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. An Avi Book Published by Van Nostrand Reinhold Published. New York.
Priyono, D. 2003. “Performans Ayam Ras Petelur Tipe Medium Periode Tiga
Bulan Pertama Bertelur yang Diberi Ransum dengan Kandungan Metionin
pada Berbagai Level”. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ramajaya Farm. 2009. Standar Performans Produksi Ayam Jantan Petelur per 1000 ekor. Bandar Lampung.
Ramayanti, P. 2009. “Pengaruh Pembatasan Pemberian Ransum Broiler terhadap
Pertumbuhan Ayam Jantan Tipe Medium”. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Lampung. Lampung.
Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius. Yogyakarta
Riyanti. 1995. “Pengaruh berbagai imbangan energi protein ransum terhadap peforman ayam petelur jantan tipe medium”. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak. Ciawi. Bogor.
.2002. Managemen Usaha Ternak Unggas. Buku Ajar Universitas Lampung. Lampung.
Rizal, .2006. Ilmu Nutrien Unggas. Andalas University Press. Padang.
Santosa, U. 2008. “Faktor – faktor yang Memengaruhi Pertambahan Berat
Tubuh Unggas”. http://uripsantosa.wordpress.com/2008/06/29/faktor - faktor yang memengaruhi pertambahan berat badan pada unggas/. Diakses tanggal 13 Februari 2009.
Siregar, A.P. dan M. Sabrani. 1970. Teknik Modern Beternak Ayam. C.V. Yasaguna. Jakarta
Siregar, A.P., M.Sabrani, dan P. Suroprawiro. 1980. Teknik Beternak Ayam Ras di Indonesia. Margie Group. Jakarta.
Siregar, H. 1987. “Pengaruh Pemberian Tiga Macam Ransum Komersial
SNI. 2006. Ransum Ayam Ras Petelur FaseStarter. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
Soedarsono. 1997. “Respon Broiler terhadap Berbagai Kondisi Lingkungan”. Disertasi. Universitas Padjajaran. Bandung.
Steel, R.G.D. dan Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Diterjemahkan oleh Bambang Sumantri, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sudaryani, T. dan H. Santosa. 1996. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang Baterai. Edisi ke-1. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumadi. 1995. “Pengaruh Penggunaan Berbagai Tingkat Tetes dalam Ransum terhadap Bobot dan Persentase Daging, Darah, Tulang serta Organ Dalam Ayam Ras Petelur Jantan Tipe Medium”. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Suprianto. 2002. “Pengaruh Pemberian Berbagai Bakteri dalam Air Minum terhadap Pertumbuhan Ayam Jantan Tipe Medium”. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tillman, A. D., S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosekejo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tobing. V. 2002. Beternak Ayam Broiler Bebas Antibiotika Murah & Bebas Residu. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wahju, J.1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ketiga. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S.--selaku Pembimbing Utama--atas
bimbingan, motivasi, dan ilmu yang diberikan selama masa studi dan
penyusunan skripsi;
2. Bapak Ir. Arif Qisthon, M.Si.--selaku Pembimbing Anggota dan Sekertaris
Jurusan Peternakan--atas bimbingan, saran, dan ilmu yang diberikan selama
masa studi dan penyusunan skripsi;
3. Bapak Liman, S.Pt., M.Si.--selaku Pembahas--atas saran, arahan,
pengetahuan, dan pembelajaran selama menyusun skripsi;
4. Bapak Ir. Syahrio Tantalo, M.P.--yang telah membimbing, memberikan
motivasi dan ilmu yang diberikan selama penyusunan skripsi;
5. Bapak Ir. Yusuf Widodo, M.P.--selaku Pembimbing Akademik--atas motivasi, nasihat,
dan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Jurusan Peternakan,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung ;
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.--selaku Ketua Jurusan Peternakan--atas
7. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.--selaku Dekan Fakultas
Pertanian;
8. Bapak dan ibu dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Unila--atas
bimbingan, nasihat, dan ilmu yang diberikan selama masa studi;
9. Bapak, Emak, Nenek, Kakek, dan adikku Ronny Dwi Romadhoni--atas restu,
do’a, motivasi, dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini;
10. Teman seperjuangan selama penelitian (Nita, Tri,Yuni), teman-teman
angkatan ‘07 (Ferry, Atin, Marlina, Furi, Nesti, Evi, Dea, Diana, Andes, Tian,
Reza, Kundau, Cecep, Ipin, Indra, Gentleman Ar, Riduan, Dony, David,
Noviar, Dani, Hadi, Ivan, Deny, Jono, Fery W, Wingky Ar, Joko, Adi,
Rahman),angkatan ’08, ’09, ’10, Mas Very, Mba Erni, dan Mas Agus atas
motivasi, bantuan, dan kebersamaannya.
11. PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk , PT Charoen Pokphand dan Rama Jaya
atas bantuan dan kerja samanya.
Semoga semua bantuan dan jasa yang diberikan kepada penulis mendapatkan
balasan dan rahmat dari Allah SWT. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bandar Lampung, September 2011
Penulis
“...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu
dan boleh jadi(pula)kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu,
Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”
(Q S Al Baqoroh: 216)
Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta
bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan.
Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat.
(Hamka)
Tanda cinta kepada Allah adalah banyak mengingat (menyebut) Nya,
karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali engkau akan banyak
mengingatnya.
Ar Rabi’ bin Anas
(Jami’ al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)
Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia
padahal kematian terus mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan
kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang
tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya ridha
atau murka terhadapnya.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. ………..
Sekretaris : Ir. Arif Qisthon, M.Si. ....……..
Penguji Bukan Pembimbing : Liman, S.Pt., M.Si. .………..
2. Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.
NIP. 19610826 198702 1 001
Judul Penelitian : PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA RANSUM KOMERSIAL TERHADAP PERFORMANS AYAM JANTAN TIPE MEDIUM UMUR 0--8 MINGGU
Nama : Eka Apriyanti
NPM : 0714061037
Jurusan/Program Studi : Peternakan
Fakultas : Pertanian
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. Ir. Arif Qisthon, M.Si. NIP. 195805061984101001 NIP. 196706031993031002
2. Ketua Jurusan Peternakan
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirrohim
Allhamdulillah...kuhaturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya serta suri tauladanku Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman hidup
dalam berikhtiar
Untaian kata sederhana kutulis dengan tinta keikhlasan
Untuk segala Cinta, Kasih dan Penantian, Setulus hati kupersembahkan untuk
orang-orang yang berarti dalam kehidupanku
Ayah dan Ibu tercinta, adikku Ronny Dwi Romadhoni, Nenek dan Kakekku serta calon
pendamping hidupku yang senantiasa berdoa untuk keberhasilanku
Teriring do’a untuk
Ayah dan Ibu tercinta. Semoga Allah SWT kelak
menempatkan keduanya dalam jannah-Nya.
Untuk keluarga besarku dan sahabat-sahabat kupersembahkan penghormatan
dan baktiku.
RIWAYAT HIDUP
Eka Apriyanti lahir di Bandar Lampung pada 20 April 1989 sebagai putri pertama
dari dua bersaudara pasangan Bapak Sudarno dan Ibu Sumirah.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Karang Anyar,
Lampung Selatan pada 2001, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1
Lampung Selatan pada 2004, dan sekolah menengah umum di SMA Gajah Mada
Bandar Lampung pada 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas
Lampung pada Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru pada 2007.
Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) pada Juli sampai dengan Agustus 2010
di Sumber Proteina Farm, Desa Gedung Agung, Kecamatan Jati Agung,
Kabupaten Lampung Selatan. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi
pengurus Bidang Pendidikan dan Pelatihan Himpunan Mahasiswa Peternakan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1) Konsumsi energi R1 lebih tinggi (P<0,01) daripada R2 dan R3, sedangkan
R1, R2, dan R3 tidak berbeda nyata (P>0,05) pada konsumsi ransum,
konsumsi protein, pertambahan berat tubuh, konversi ransum, dan income
over feed cost (IOFC).
2) Terdapat pengaruh terbaik pada pemberian ransum komersial R3 terhadap
performan ayam jantan tipe medium.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peternak dapat memakai ransum komersial R3
dalam pemeliharaan ayam jantan tipe medium namun peternak perlu
mempertimbangkan penggunaan ransum tersebut dari segi harga dan ketersediaan