• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGUNAAN KRIMINOLOGI DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEGUNAAN KRIMINOLOGI DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KEGUNAAN KRIMINOLOGI DALAM PENEGAKAN HUKUM PIDANA Oleh

SEPTA YOPI YANSYAH

Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami dari sisi yang berbeda. Usaha memahami kejahatan ini sebenarnya telah berabad-abad lalu dipikirkan oleh para ilmuan terkenal. Salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kejahatan adalah kriminologi. Nama kriminologi berasal dari kata “crime” yang berarti kejahatan atau penjahat dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan, maka kriminologi ialah suatu ilmu yang mempelajari gejala kejahatan seluas–luasnya. Pengertian seluas–luasnya mengandung arti seluruh kejahatan dan hal–hal berhubungan dengan kejahatan. Hal yang berhubungan dengan kejahatan ialah sebab–sebab kejahatan, cara–cara memperbaiki penjahat, cara–cara mencegah kemungkinan timbulnya kejahatan, akibat yang di timbulkannya, dan reaksi masyarakat.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kegunaan kriminologi dalam penegakan hukum pidana dan faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan kriminologi dalam penegakan hukum pidana.

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif ( Library Research ) yaitu dilakukan dengan menelaah peraturan-pertauran yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti dan bahan kepustakaan sebagai pendukung atau landasan secara teoritis, dengan menggunakan dua jenis data yaitu data primer yang diperoleh dari wawancara serta data sekunder yang diperoleh dari studi literatur.

(2)

pembuat undang- ndang. Terakhir pada tahap eksekusi adalah pelaksanaan hukum pidana secara konkret oleh aparat–aparat pelaksana pidana. Kegunaan kriminologi adalah memberikan cara penanggulangan atau pembinaan kepada pelaku kejahatan. Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan kriminologi dalam penegakan hukum pidana adalah ketidakpuasan terhadap hukum pidana dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kriminologi adalah Penerapan metode statistik.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi dan perkembangan teknologi dan komunikasi, telah menyebabkan

perubahan dalam masyarakat aneka dan corak perilaku yang berbeda–beda satu

dengan yang lainnya yang heterogen telah tumbuh perilaku yang beraneka macam

heterogenitas penduduk telah menjadi kebutuhan dan keinginan hidup yang lebih

variasi, sehingga dengan aneka kebutuhan tersebut, menjadi pola pikir masyarakat

dipengaruhi keadaan lingkungan. Pengaruh lingkungan dalam kehidupan sosial

ekonomi masyarakat, terlebih dengan masa kritis yang dewasa ini. Salah satu bentuk

dari aneka macam dan corak perilaku masyarakat yang umunya terjadi adalah

perilaku tindak kejahatan. Yang modus operandinya adalah kejahatan yang sering

dilakukan dengan berbagai bentuk atau motif kejahatan yang berbeda–beda.

Masalah kejahatan adalah masalah manusia yang berupa suatu kenyataan sosial, yang

sebab musababnya kerap kurang dipahami, karena tidak melihat masalahnya menurut

proporsi yang sebenarnya secara dimensional. Perkembangan dan peningkatan dan

penurunan kualitas maupun kuantitas kejahatan, baik yang ada di daerah perkotaan

(4)

Perkembangan di dalam dan di luar manusia tertentu, mempengaruhi kecenderungan

dan kemampuannya untuk melakukan perilaku yang jahat. Selanjutnya manusia

tersebut mempengaruhi lebih lanjut manusia tersebut mempengaruhi lebih lanjut

manusia di sekitarnya serta lingkungannya dalam usaha memenuhi keperluan fisik,

mental dan sosial secara positif maupun negatif. Paling utama adalah mencegah tidak

adanya kemungkinan dan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang

secara legal dan wajar. Caranya antara lain mengusahakan bersama dengan penuh

rasa tangung jawab terhadap sesama manusia, pemerataan kesempatan dan

kemampuan untuk memenuhi keperluan fisik, mental dan sosial demi kesejahteraan

aetiap anggota masyarakat.

Sebagai suatu kenyataan sosial masalah kejahatan tidak dapat di hindari dan memang

selalu ada,sehingga wajar bila menimbulkan keresahan. Demikian juga

perkembangan kriminalitas yang terjadi di daerah perkotaan. Peserta – peserta

interaksi sebagai fenomena yang ikut serta dalam terjadinya kejahatan mempunyai

hubungan fungsional satu sama lain. Bahkan ada kemungkinan yang bertangung

jawab fungsional terhadap terjadinya kejahatan tersebut. Ada pun yang disebut

peserta – peserta dalam timbulnya kejahatan tadi antara lain : para pelaku, korban ,

pembuat undang – undang serta undang – undang, pihak kepolisian, kejaksaan

kehakiman, lembaga – lembaga sosial lain dan para penyaksi ( mereka yang

menyaksikan/membiarkan berlansungnya suatu kejahatan). Jadi termasuk pula di sini

sebagai lingkungan yang abstrak maupun konkrit ( Ninik Widiyanti dan Yulius

(5)

Semua fenomena baik maupun buruk yang dapat merupakan faktor kriminogen (yang

dapat menimbulkan kejahatan ) harus diperhatikan dalam meninjau dan menganalisa

terjadinya suatu kejahatan atau penyimpangan lain. Tindakan ini untuk mencegah

pencarian kambing hitam pada satu atau beberapa fenomena saja, konsentrasi

perhatian hanya pada si pelaku atau kelompoknya saja. Sehingga tidak didapatkan

sebab hakikatnya, karena tidak melihat masalah menurut proporsi yang sebenarnya

secara dimensional.

Dapat dikatakan perilaku kejahatan adalah suatu perilaku yang beradaptasi pada atau

hasil kondisi lingkungan tertentu. Dengan demikian kita sampai pada perhatian

adaptasi pada suatu lingkungan sebagai suatu proses yang menetukan. Perilaku

kriminal itu mengadung beberapa unsur lain seperti :

1. Unsur pendukung pada suatu perbuatan kriminal.

2. Risiko yang dikandung dalam pelaksanaan suatu kriminalitas. 3. Masa lampau yang mengkondisikan seseorang individu terlibat. 4. Struktur kemungkinan untuk melakukan suatu kriminalitas ( Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita : 1987 : 2 ).

Kejahatan merupakan suatu fenomena yang komplek yang dapat dipahami dari

berbagai sisi yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap

berbagai komentar tentang suatu peristiwa kita ternyata tak mudah untuk memahami

kejahatan itu sendiri. Usaha memahami kejahatan ini sebenarnya telah berabad – abad

lalu dipikirkan oleh para ilmuwan terkenal. Plato ( 347 – 427 s.m. ) misalnya

menyatakan dalam bukunya ’Republiek’ menyatakan antara lain bahwa emas,

(6)

( 322 – 382 s.m. ) menyatakan bahwa kemiskinan menimbulkan kejahatan dan

pemberontakan. Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang

perlu untuk hidup, tetapi untuk kemewahan. Thomas Aquino ( 1226 – 1274 )

memberikan beberapa pendapatnya tentang pengaruh kemiskinan tentang kejahatan.

Orang kaya yang hidup untuk kesenagan dan memboros - boroskan kekayaanya, jika

suatu kali jatuh miskin mudah menjadi pencuri ( Topo Santoso dan Eva Achjani

2006 : 1 ).

Bonger menempatkan satu lagi penulisan masa lampau yaitu Thomas More ( 1478 –

1535). Penulis buku Utopia ( 1516 ) ini menceritakan bahwa hukuman berat yang

dijatuhkan kepada penjahat pada waktu itu tidak berdampak banyak untuk

menghapuskan kejahatan yang terjadi. Untuk itu katanya, harus dicari sebab musabab

kejahatan dan menghapuskannya.

Pendapat para sarjana tersebut di atas kemudian tertampung dalam suatu ilmu

pengetahuan yaitu kriminologi. Kriminologi merupakan cabang ilmu yang muncul

pada abad ke -19 yang pada intinya merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

dari sebab musabab kejahatan. Hingga kini batasan dan ruang lingkup kriminologi

masih terdapat berbagai perbedaan pendapat di kalangan para sarjana.

Sutherland memasuki proses pembuatan undang – undang, pelanggaran dari undang-

udang dan reaksi terhadap pelanggaran undang – undang tersebut ( reating toward the

breaking of the law ). Dengan kata lain Stuherland membatasi objek studi kriminologi

pada perbuatan – perbuatan sebagaimana ditentukan dalam hukum pidana. Hal ini

(7)

sependapat dengan Thoesten Sellin norma ( norma – norma kelakuan ) yaitu norma –

norma tingkah laku yang telah digariskan oleh berbagai kelompok – kelompok

masyarakat menyakut norma kesopanan, norma susila, norma adat, norma agama dan

norma hukum. Jadi obyek studi kriminologi tidak saja perbuatan – perbuatan yang

bertentangan dengan hukum, tapi juga tingkah laku tersebut bukan merupakan suatu

pelanggaran dalam penegakan hukum pidana ( Topo Santoso dan Eva Achjani 2006 :

2 ).

Kriminologi yang mempelajari gejala – gejala kejahatan seluas – luasnya. Pengertian

seluas – luasnya mengadung arti seluruh kejahatan dan hal – hal yang berhubungan

dengan kejahatan. Hal yang berhubungan dengan kejahatan ialah sebab timbul dan

melenyapnya kejahatan, akibat yang ditimbulkan , reaksi masyarakat, pribadi

penjahat (umur, keturunan, pendidikan, cita – cita). Ke dalam pengertian ini dapat

dimasukan sistem penjara, sistem hukuman, penegakan hukum serta pencegahan.

Aspek tadi dipelajari dalam hukum tertentu umpama timbulnya kejahatan, reaksi

masyarakat dipelajari psikologi, sosiologi, antropologi, dan masalah keturunan

dipelajari oleh biologi, demikian masalah penjara dipelajari penologi. Keseluruhan

ilmu yang membahas hal yang bersangkut paut dengan kejahatan yang tadinya satu

sama lain merupakan data yang terpisah digabung menjadi satu kebulatan yang

sistematis disebut kriminologi. Inilah sebab orang mengatakan kriminologi

(8)

Kriminologi juga bertujuan untuk menciptakan perkembangan pengetahuan lain

berkenaan dengan proses penyusunan undang – undang kejahatan dan pencegahan

atau pelaku kejahatan. Dalam penanggulangan kejahatan penegakan hukum pidana

juga diperlukan, karena penegakan hukum pidana yang merupakan kebijakan

penanggulangan kejahatan mempunyai tujuan akhir yaitu perlindungan masyarakat

guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kegunaan kriminologi

dalam penegakan hukum pidana merupakan bagian integral dari kebijakan untuk

mencapai kesejahteraan, maka wajar jika dikatakan bahwa usaha penanggulangan

kejahatan merupakan penegakan hukum pidana (Sudarto,1986:111).

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan diatas, penulis ingin mengetahui serta

mencari bagaimanakah kegunaan kriminologi dalam penegakan hukum pidana dan

faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan kriminologi, sehingga penulis

mengambil judul skripsi “ Kegunaan Kriminologi Dalam Penegakan Hukum Pidana”.

B. Permasalahan dan ruang lingkup 1. Permasalahan

Berdasarkan judul diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi

ini adalah :

a. Bagaimanakah kegunaan kriminologi dalam penegakan hukum pidana ?

b. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan kriminologi dalam

(9)

2. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup adalah berdasarkan teori – teori dengan batasan – batasan

kegunaan kriminologi dalam menangulangi kejahatan yang mana membahas

bagaimana ilmu kriminologi mengamati dan mempelajari suatu kejahatan yang terjadi

dengan cara mencari sebab – sebab dan faktor – faktor penyebab terjadinya kejahatan

tersebut.

C. Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui kegunaan kriminologi dalam penegakan hukum pidana.

b. Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi perkembangan kriminologi

dalam penegakan hukum pidana.

2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah :

a. secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam rangka pengembangan Ilmu Hukum, khususnya Ilmu Hukum Pidana yang

berkaitan dengan kegunaan kriminologi dalam penegakan hukum pidana.

b. secara praktis, sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan berkarya ilmiah,

daya nalar dengan acuan yang disesuaikan dengan disiplin ilmu yang telah

(10)

mengetahui kegunaan kriminologi dalam penegakan hukum pidana. Juga

diharapkan sebagai bahan bacaan rekan – rekan mahasiswa dan sumbangan

pemikiran bagi praktisi maupun akademisi hukum.

D. Kerangka Teoritis dan Konseptual 1. Kerangka Teoritis

Kerangka teoritis adalah konsep – konsep yang merupakan abstraksi dan hasil

pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengadakan

identifikasi terhadap dimensi – dimensi sosial yang dianggap relevan oleh peneliti

( Soerjono Soekanto 1986 : 124 ).

Upaya penanggulangan kejahatan khususnya preventif antara kriminologi dan hukum

pidana terdapat hubungan yang saling terkait, karena kriminologi adalah ilmu yang

menjelaskan mengapa seseorang melakukan kejahatan sedangkan hukum pidana

melihat apakah suatu perbuatan itu bertentangan dengan hukum atau tidak.

Kriminologi mempelajari aktivitas kejahatan yang dilakukan dalam bentuk individu

atau terorganisir termasuk cara – cara yang digunakan penjahat, kriminologi juga

mempelajari sebab musabab kejahatan, degan cara membandingkan pribadi dan

tingkah laku penjahat dengan pelaku lain.

Penaggulanan dengan cara mencari sebab-sebab kriminalitas, selain dengan berbagai

metode, dapat pula dilakukan dengan cara mempelajari atau dengan studi mengenai

kejahatan, yaitu dengan Teori Sosiologi. Teori ini mengupas kejahatan dari segi

(11)

Ilmu ini meneliti pengaruh keadaan masyarakat terhadap timbulnya serta akibat

kejahatan. Karena kejahatan tidak terlepas dari kondisi aspek masyarakat yaitu :

1. Ekonomi

2. Politik

3. Kebudayaan ( Simadjuntak, 1981 : 130 ).

Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang menyelidiki gejala kejahatan

seluas-luasnya maka kriminologi akan memusatkan perhatiannya pada kejahatan dari

berbagai sisi termasuk perhatiannya terhadap pelaku kejahatan dan korban kejahatan

atau masyarakat. Oleh karena itu kegunaan kriminologi sangat dibutuhkan dalam

penegakan hukum pidana. Penegakan hukum pidana dapat diartikan sebagai upaya

untuk membuat hukum pidana itu dapat berfungsi, beroperasi atau berkerjanya dan

terwujud secara konkrit. Menurut Sudarto kebijakan hukum pidana dibagi menjadi

dua jenis kebijakan, yaitu :

1. Kebijakan secara penal ( hukum pidana )

Kebijakan hukum pidana melalui jalur penal lebih menitikberatkan pada sifat

”represif” (penindasan/pemberantasan/penumpasan ) setelah kejahatan itu terjadi.

Penegakan hukum pidana pada hakikatnya merupakan penegakan kebijakan melalui

beberapa tahapan :

a. Tahap Formulasi

Yaitu tahapan penegakan hukum ”in abstracta” oleh pembuatan undang – udang

(12)

b. Tahap Aplikasi

Yaitu penerapakan hukum piadana oleh aparat – aparat penegakan hukum mulai dari

kepolosisan, sampai dengan, pengadilan, tahap ini dapat pula disebut dengan tahap

kebijakan.

c. Tahap Eksekusi

Yaitu tahap pelaksanaan hukum pidana secara konkret oleh aparat – aparat

pelaksanaan hukum pidana, tahap ini dapat pula disebut dengan tahap kebijakan

eksekatif atau administratif

2. Kebijakan non-penal ( di luar jalur hukum )

Kebijakan hukum pidana melalui jalur non-penal lebih menitikberatkan pada sifat

”prefentif” (pencegahan/penangkalan/pengendalian) yang dilakukan sebelum

kejahatan itu terjadi.

( Muladi dan Barda Nawawi, 1992 : 157).

2. Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan kerangka yang menghubungkan atau

menggambarkan konsep – konsep khusus yang merupakan kumpulan dari arti yang

berkaitan denagn istilah itu (Soerjono Soekanto 1986 : 32 ).

Agar memberikan kejelasan yang mudah dipahami maka akan dijabarkan beberapa

(13)

a. Kegunaan adalah fungsi atau manfaat yang dapat dirasakan dan dinikmati

( Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. 2001 )

b. Kriminologi adalah Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari sebab – sebab

kejahatan, pelaku kejahatan dan cara menanggulangi kejahatan (Moeljatno,1986 :

3).

c. Penegakan hukum adalah upaya hukum untuk menterjemahkan dan mewujudkan

keinginan – keinginan hukum pidana menjadi kenyataan yakni dengan melarang

suatu yang bertentangan dengan hukum (on recht) dan mengenakan nestapa

(penderitaan) kepada yang melanggar larangan tersebut (Sudarto, 1986 : 60).

d. Hukum pidana adalah keseluruhan aturan ketentuan hukum mengenai perbuatan

-perbuatan yang dapat dihukum dan aturan pidananya (Pompe, 1959 : 15).

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah suatu uraian mengenai penulisan

secara teratur dan terperinci yang di atur sesuai pembabakan sehingga penulisan ini

dapat memberikan gambaran yang utuh dari keseluruhan materi skripsi ini. Tiap bab

dalam penulisan skripsi ini saling berkaitan satu sama lain adapun dalam penulisan

(14)

I. PENDAHULUAN

Merupakan Bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang, permasalahan

dan ruang lingkup, tujuan dan kegunaan penulisan, kerangka teoritis dan

kerangka konseptual, serta sistematika penulisan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan Bab tinjaun pustaka yang menguraikan mengenai pengertian –

pengertian umum dari kriminologi, yang terdiri dari pengertian kriminologi,

sejarah kriminologi, pengertian kejahatan, penyebab kejahatan, dan pengertian

penegakan hukum pidana.

III. METODE PENELITIAN

Merupakan Bab yang menjelaskan metode yang dipakai guna memperoleh

dan mengolah data yang akurat. Adapun metode yang digunakan terdiri dari

pendekatan masalah, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan dan

pengolahan data secara analisa data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pembahasan berdasarkan hasil penelitian terhadap

permasalahan dalam penelitian ini yaitu meliputi kegunaan kriminologi dalam

penegakan hukum pidana dan faktor faktor yang mempengaruhi perkembagan

(15)

V. PENUTUP

Merupakan bab yang berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang

merupakan jawaban terhadap permasalahan berdasarkan hasil penelitian serta

berisikan saran – saran penulis mengenai apa yang harus kita tingkatkan dari

pengembangan teori – teori yang berkaitan dengan permasalahan dan

(16)

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, sebagaimana

dipaparkan dalam bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Kegunaan kiminologi dalam penegakan hukum pidana dibagi menjadi tiga

tahapan yaitu : Pertama pada tahap formulasi adalah memberikan saran dalam

pembuatan Rencana Undang-Undang, mengkriminalkan suatu perbuatan yang

tadinya bukan merupakan tindak pidana menjadi perbuatan yang dapat

dipidana dan Mendekriminalisasikan suatu perbuatan yang tadinya tindak

pidana menjadi bukan perbuatan yang dapat dipidana. Kedua pada tahap

aplikasi kegunaan kriminologi adalah sebagai ilmu bantu kepada aparat –

aparat penegak hukum mulai dari kepolisian sampai pengadilan dalam

menegakan peraturan perundang – undangan pidana yang telah dibuat oleh

pembuat undang- ndang. Terakhir pada tahap eksekusi adalah pelaksanaan

hukum pidana secara konkret oleh aparat – aparat pelaksana pidana.

Kegunaan kriminologi adalah memberikan cara penanggulangan atau

pembinaan kepada pelaku kejahatan.

2. faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan kriminologi dalam

penegakan hukum pidana adalah ketidakpuasan terhadap hukum pidana.

(17)

keharusan dan larangan terhadap pelanggarnya yang semata – mata

dijalankan untuk menakut – nakuti dengan cara diancam dengan hukuman

hukuman yang sangat berat. walaupun sudah diterapkan penyiksaan –

penyiksaan yang berat bahkan sampai menerapkan hukuman mati kepada

para pelaku kejahatan tetapi tetap saja kejahatan itu tetap ada. Dan terutama

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kurang mengikuti

perkembangan zaman, karena pembentukan perbuatan kejahatan – kejahatan

baru dipengaruhi oleh sesuai perkembangan masyarakat.

Adapun faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kriminologi adalah

Penerapan metode statistik. Statistik kriminal disusun berdasarkan

kriminalitas yang tercatat baik secara resmi (kepolisian, kejaksaan,

pengadilan) dan pengaduan korban dan anggota masyarakat. Berarti hasil

pencatatan dipengaruhi oleh kemauan korban atau masyarakat untuk

melaporkan kejahatan yang dialami. Kriminalitas tercatat hanya sampel dari

jumlah kriminalitas yang terjadi karena berapa jumlah kriminalitas yang

terjadi tidak pernah diketahui disebabkan ada kriminalitas yang tidak

dilaporkan

B. Saran

Setelah melakukan pembahasan dan memperoleh suatu kesimpulan dalam skripsi

ini, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam mencegah kejahatan dapat berhasil dengan baik dengan cara

meningkatkan kesadaran hukum pada masyarakat, sehingga mereka memahami

(18)

subjek hukum. Apabila kesadaran hukum telah tercapai maka setidak –

tidaknya para subjek hukum akan taat atau takut pada ancaman pidana pada

pelanggaran – pelanggaran hukum atau undang – undang

2. Penanggulangan kejahatan tidak hanya terbatas pada diselesaikannya bidang

penyidikan oleh polisi, atau penuntutan oleh kejaksaan atau vonnis oleh hakim,

jika seorang penjahat yang masuk ke lembaga pemasyarakatan sebaiknya

bukan hanya di kurung saja untuk menimbulkan efek jera saja tidak cukup.

Melainkan mengarahkan atau membina juga agar para penjahat dapat insaf

kembali menjadi manusia pancasila yang taat pada hukum dan undang –

Referensi

Dokumen terkait

Kedua: Isi atau bagian teori dan hasil meliputi ; makna perkembangan sosial anak, bentuk-bentuk perkembangan sosial anak ; faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak

Sehubungan dengan Dokumen Kualifikasi Saudara untuk pelelangan pekerjaan tersebut di atas, bersama ini POKJA ULP DPU 15 mengundang Saudara untuk hadir pada :. Harap membawa dokumen

Promosi pertama kurang efektif karena masih trial and error , hal itu dikarenakan masih minimnya informasi tentang kota, jenis kelamin, serta umur dari masyarakat

Dari informasi di atas, peneliti dapat menjelaskan bahwa peranan pustakawan dalam sistem temu balik informasi di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

[r]

Jumlah neutrofil pada kedua kelompok tidak mengalami penurunan sebelum operasi dan setelah induksi (p>0,005), namun mengalami penurunan pada 90 menit setelah inhalasi

PT SUMMARECON AGUNG Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2014. (Disajikan dalam ribuan

Universitas Negeri Malang Nomor 1318/UN32lRPl2}t4 tanggal 11 Desember 20L4, dosen yang diberi tugas tambahan sebagai Wakil Rektor ll (Bidang Umum dan