• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Nom or Telepon : 087867277872

Orang Tua : - Ayah : Rajasegaran A/ L Ponniah - Ibu : Alam elu A/ P Krishnasam y

Em ail : kart hikarajasegaran94@gm ail.com

(2)

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

Saya Karthika A/P Rajasegaran dengan nomor nim 120100469 adalah mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saya sedang mengadakan penelitian dengan judul “ Gambaran Tingkat Depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik” .

Penelitian ini akan dimulai dengan menerangkan tujuan penelitian terlebih dahulu terhadap pasien dan menanyakan kesediaan pasien untuk mengikuti penelitian ini. Apabila pasien setuju dan memenuhi kriteria penerimaan, Selanjutnya pasien mengisi biodatanya dan kuisioner dengan melingkari salah satu dari empat item pernyataan, jumlah pernyataan sebanyak 21 item.

Saya sangat berharapkan kesediaan Ibu / Bapak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberikan dampak yang membahayakan. Semua informasi yang diberikan oleh Ibu / Bapak akan dirahsiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila data Ibu/ Bapak dipublikasikan, kerahsiannya tetap akan dijaga. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kesediaan Ibu/ Bapak mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa tekanan. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan partisipasi dan kesediaan waktu Ibu/ Bapak sekalian, saya ucapkan ribuan terima kasih.

Subyek, Peneliti,

(3)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Alamat :

Telah mendapat penjelasan dan memahami mengenai segala yang akan dilakukan untuk penelitian. Dengan ini saya menyatakan setuju untuk diikutsertakan sebagai responden dalam penelitian ini. Demikian surat persetujuan ini dibuat dalam keadaan baik dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Terimakasih.

Responden ,

(4)

Instruksi : Kuisioner ini terdiri dari 21 kelompok pernyataan. Silakan membaca masing-masing kelompok pernyataan dengan seksama, dan pilih satu pernyataan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan dengan baik bagaimana perasaan anda selama 1 bulan ini, termasuk hari ini. Lingkari nomor pernyataan yang telah anda pilih. Jika beberapa pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomor yang paling tinggi untuk kelompok itu. Yakinkan bahwa anda tidak memilih lebih dari satu pernyataan untuk satu kelompok.

Nama : Jenis Kelamin : 1 - Laki-laki

3 Saya merasa sangat sedih atau tidak gembira, sampai saya tidak dapat menahannya.

2. Pesimistik

0 Saya yakin dengan masa depan saya.

1 Saya merasa takut dengan masa depan saya daripada biasanya. 2 Saya tidak berharap segalanya menjadi lebih baik untuk saya. 3 Saya merasa putus asa dengan masa depan saya dan keadaan hanya menjadi semakin buruk.

3. Kegagalan Masa Lalu

0 Saya tidak merasakan saya gagal.

1 Saya telah gagal lebih dari yang seharusnya.

2 Saat saya menoleh ke belakang, saya melihat banyak kegagalan. 3 Saya merasa orang yang sepenuhnya dengan kegagalan.

4. Kehilangan Kesenangan

0 Saya memperoleh kesenangan dari semua hal yang saya nikmati 1 Saya kurang menikmati sesuatu daripada seperti biasanya.

(5)

3 Saya tidak mendapat kesenangan apapun dari semua yang biasa saya nikmati.

5. Perasaan Bersalah

0 Saya sama sekali tidak merasa bersalah.

1 Saya merasa bersalah pada kebanyakan hal yang saya lakukan atau seharusnya yang saya lakukan.

2 Saya merasa bersalah pada kebanyakan waktu. 3 Saya merasa bersalah setiap waktu.

6. Perasaan Merasa Dihukum

0 Saya tidak merasakan saya sedang dihukum. 1 Saya merasa saya mungkin dihukum.

2 Saya mengharapkan untuk dihukum. 3 Saya merasa saya sedang dihukum.

7. Benci diri sendiri

0 Saya merasa sama dengan diri saya selama ini. 1 Saya kehilangan kepercayan terhadap diri saya. 2 Saya kecewa dengan diri saya.

3 Saya tidak menyukai diri saya.

8. Pengkritikan terhadap diri sendiri

0 Saya tidak mengkritik atau menyalahkan diri saya lebih dari seperti biasanya.

1 Saya lebih kritis terhadap diri saya lebih dari seperti biasanya. 2 Saya mengkritik diri saya untuk semua kesalahan saya.

3 Saya menyalahkan diri saya untuk semua kejadian buruk yang terjadi.

9. Pikiran atau keinginan untuk bunuh diri

0 Saya tidak mempunyai pikiran apapun untuk membunuh diri saya sendiri. 1 Saya mempunyai pikiran untuk membunuh diri saya sendiri, tapi saya takut.

2 Saya merasa ingin bunuh diri.

3 Saya ingin bunuh diri, bila ada kesempatan.

10. Menangis

0 Saya tidak menangis lagi seperti biasanya. 1 Saya menangis lebih dari biasanya.

2 Saya menangis pada masalah-masalah yang kecil. 3 Saya sudah tidak sanggup lagi untuk menangis.

11. Tidak bisa beristirahat

(6)

1 Saya merasa kurang bisa beristirahat seperti biasanya. 2 Saya tidak bisa beristirahat atau sangat sulit untuk diam.

3 Saya sangat tidak bisa beristirahat atau saya harus tetap bergerak atau melakukan sesuatu.

12. Kehilangan minat

0 Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain atau aktivitas tertentu. 1 Saya sedikit berminat terhadap orang lain atau sesuatu hal daripada keadaan sebelumnya.

2 Saya kehilangan hampir seluruh minat terhadap orang atau hal lain. 3 Sangat sulit untuk berminat terhadap apapun.

13. Keragu-raguan

0 Saya membuat keputusan sebaik keadaan sebelumnya.

1 Saya sedikit kesulitan untuk membuat keputusan daripada seperti biasanya.

2 Saya lebih sulit dalam membuat keputusan daripada seperti biasanya. 3 Saya kesulitan membuat keputusan apapun.

14. Ketidakberartian

0 Saya menganggap diri saya berarti.

1 Saya tidak menganggap diri saya berarti dan berguna seperti biasanya. 2 Saya merasa sangat tidak berarti dibandingkan dengan orang lain. 3 Saya merasa diri saya sama sekali tidak berarti.

15. Kehilangan energi

0 Saya mempunyai banyak energi seperti biasanya.

1 Saya kekurangan energi dibandingkan keadaan biasanya.

2 Saya tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan banyak hal. 3 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan apapun.

16. Perubahan dalam pola tidur

0 Saya tidak mengalami perubahan dalam pola tidur. 1 Saya tidak dapat tidur nyeyak seperti biasanya.

2 Saya terbangun 1-2 jam lebih awal dan sukar tidur kembali.

3 Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya dan tidak dapat tidur kembali.

17. Mudah tersinggung

0 Saya tidak mudah tersinggung seperti sebelumnya. 1 Saya lebih mudah tersinggung daripada sebelumnya. 2 Saya lebih sering tersinggung daripada sebelumnya. 3 Saya tersinggung setiap waktu.

(7)

18. Perubahan dalam selera makan

0 Saya tidak mengalami perubahan selera makan. 1 Selera makan saya kurang daripada yang biasanya. 2 Saya tidak selera makan sama sekali.

3 Saya gila makan setiap saat.

19. Kesulitan Berkonsentrasi

0 Saya dapat berkonsentrasi baik seperti biasanya. 1 Saya tidak berkonsentrasi sebaik sebelumnya.

2 Sangat sulit untuk berkonsentrasi untuk jangka lama. 3 Saya tidak dapat berkonsentrasi pada apapun.

20. Capek atau Lelah

0 Saya tidak merasa capek atau lelah dibandingkan keadaan sebelumnya. 1 Saya mudah capek atau lelah daripada yang biasanya.

2 Saya merasa sangat lelah atau capek untuk melakukan apapun daripada yang biasanya.

3 Saya terlalu capek atau lelah untuk melakukan hampir semua aktivitas daripada yang biasanya.

21. Kehilangan Minat Seks

0 Saya tidak mempunyai perubahan dalam minat seks.

1 Saya sedikit kurang tertarik terhadap seks dibandingkan yang biasanya. 2 Saya kurang tertarik dengan seks sekarang.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

HASIL SPSS

Umur kategori

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

15 - 25 9 18.0 18.0 18.0

26 - 35 34 68.0 68.0 86.0

>36 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Jantina

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki laki 29 58.0 58.0 58.0

perempuan 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

StatusPerkhawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

menikah 32 64.0 64.0 64.0

bujang 13 26.0 26.0 90.0

janda/duda 5 10.0 10.0 100.0

(15)

DEPRESI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

(16)

Status

Perkawinan

menikah 11 0 21 0 32

Belum

menikah

3 0 9 1 13

janda/duda 0 1 3 1 5

(17)

DAFTAR PUSTAKA

American Psychiatric Association , 2012 : HIV and clinical depression. In : HIV mental health treatment issue. Diunduh dari

http://www.psychiatry.org/file%20library/practice/hiv/fact%20sheets/depression-2012.pdf [ Diakses : 16 Mei 2 015 ]

Ardhiyanti , 2015 : Konsep dasar HIV/AIDS. Di : Bahan Ajar Aids Pada Asuhan Kebidanan. Edisi Pertama . Penerbit : Deepublish publisher, Yogyakarta. 7 – 13. Diunduh dari :

https://books.google.com.my/books?id=ej_pCAAAQBAJ&pg=PT36&dq=patofisiolo

gi+hiv+aids&source=gbs_toc_r&cad=3#v=onepage&q=patofisiologi%20hiv%20aids

&f=false [ Diakses : 14 Mei 2015]

Ditjen PP & PL Kemenkes RI , 2014 : Statistik kasus HIV/AIDS di Indonesia. Diunduh dari : http://spiritia.or.id/Stats/StatCurr.pd [ Diakses : 31 Maret 2015]

Ditjen PP & PL, Kemenkes RI , 2014 : Situasi dan Analisis HIV/ AIDS. Diunduh dari :

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%20AIDS.

pdf [ Diakses : 13 Mei 2015 ]

Ginting , 2011 : Hubungan konstruk kepimpinan dengan kualitas hidup penderita Hiv/Aids di Rumah Sakit Rujukan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009. Diunduh dari : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26765/3/Chapter%20II.pdf [ Diakses : 10 Mei 2015 ]

(18)

Jakarta. Diunduh dari : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20282772-T-Henni%20Kusuma.pdf [ Diakses : 31 Maret 2015]

National Institute of Mental Health, 2010 : What is depression. Diunduh dari :

http://www.nimh.nih.gov/health/topics/depression/index.shtml [ Diakses : 25 April 2015]

National Institute of Mental Health, 2011 : Classification of depression. Diunduh dari: http://www.nimh.nih.gov/health/publications/depression/index.shtml?rf=32471 [Diakses : 3 Mei 2015 ]

Rossella , 2013 : Faktor – faktor berpengaruh terhadap harapan hidup 5 tahun pasien HIV / AIDS di RSUP DR.Kariadi Semarang. Diunduh dari:

http://eprints.undip.ac.id/44074/3/3_BAB_II_.pdf [Diakses :14 Mei 2015 ]

Selvia Widyarsono , 2013 : Hubungan antara depresi dengan kualitas hidup aspek sosial pada orang dengan HIV/AIDS. Diunduh dari:

http://repository.upi.edu/3220/4/S_PSI_0906860_CHAPTER1.pdf: [Diakses: 29 Maret 2015]

Siahaan, 2014 : Gambaran Tingkat Depresi pada Lansia di Unit Pelayanan Terpadu Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita wilayah Binjai dan Medan. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/40392 [Diakses : 1Mei 2015] Suman dua, 2012 : Depression level among HIV/AIDS patients . Diunduh dari:

http://isrj.org/ArchiveArticle.aspx?ArticleID=1276 [Diakses :31 Maret 2015]

Tamher , 2009 : Faktor resiko depresi. In : Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan asuhan keperawatan. Penerbit : Salemba Medika. 53. Diunduh dari:

(19)

SzYD4BA&ved=0CBsQ6AEwAA#v=onepage&q=faktor%20resiko%20depresi&f=f

alse [Diakses: 5 Mei 2015 ]

Trisnapati, 2011 :Keefektifan pelatihan kebermaknaan hidup terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia dip anti werdha dharma bakti. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Diunduh dari:

http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/21/21

[Diakses : 1Mei 2015]

World Health Organization, 2010 : Depression. Diunduh dari:

http://www.who.int/mental_health/management/depression/en/ [Diakses : 25 April 2015 ]

World Health Organization, 2014 : HIV Transmission . Diunduh dari:

http://www.who.int/features/qa/71/en/ [ Diakses : 10 Juni 2015 ]

Profil RSUP Haji Adam Malik, 2015 : Info RSUP HAM . Diunduh dari:

http://rsham.co.id/tentang [ Diakses : 28 November 2015 ]

Africa Centre for Health and Population Studies, South Africa, 2013 : Prevalence

and correlates of depression among HIV-infected and -affected older people in rural

South Africa. Diunduh dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3781323/

[ Diakses: 2 December 2015]

Yaunin, 2013: Kejadian Gangguan Depresi Pada Penderita HIV/AIDS Yang

Mengunjungi Poli VCT RSUP DR. M. Djamil Padang Periode Januari – September 2013. Diunduh dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/100 [ Diakses : 2 December 2015 ]

(20)

https://www.researchgate.net/publication/42324289_Sindrom_Depresif_Pada_Pender

ita_HIVAIDS_Di_RSUP_Haji_Adam_Malik_Medan [ Diakses : 3 December 2015]

Ann N. Do, 2014: Excess Burden of Depression among HIV-Infected Persons Receiving Medical Care in the United States: Data from the Medical Monitoring

Project and the Behavioral Risk Factor Surveillance System. Diunduh dari :

http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0092842 [ Diakses: 3 December 2015]

Gibson, 2010: Depression among patients attending a HIV/AIDS outpatient clinic in Kingston, Jamaica. Diunduh dari:

(21)

BAB 3

KERANGKA OPERASIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Operasional

Gambar 3.1. Kerangka Operasional

Depresi

(22)

3.2 Definisi Operasional

3.2.1. Depresi

Definisi Operational: Depresi merupakan gangguan mental yang menyebabkan penurunan mood dan ditandai dengan kecemasan dan kesedihan.

Cara Ukur : Pengisian Kuesioner dengan cara angket. Alat ukur : Kuesioner BDI

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Dapat mengetahui tingkat depresi

1- 16 : Normal

17-20 : Depresi ringan 21-30 : Depresi sedang 31 dan keatas : Depresi berat

3.2.2 Usia

Definisi Operational: Usia responden berdasarkan tanggal lahir dihitung sampai ulang tahun terakhir

Cara Ukur : Pengisian Kuesioner dengan cara angket. Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Interval

(23)

3.2.3 Jenis Kelamin

Definisi Operational : Jenis Kelamin Responden Cara Ukur : Pengisian Kuesioner dengan cara angket. Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Norminal

Hasil ukur : Jenis kelamin responden dinyatakan dengan : 1 : laki-laki

2 : perempuan

3.2.4 Status Perkawinan

Definisi Operational : Status perkhawinan responden saat ini Cara Ukur : Pengisian kuesioner dengan cara Angket

Alat Ukur : Kuesioner Skala Ukur : Norminal Dinyatakan dengan 1 : menikah

(24)

3.2.5 HIV/AIDS

Definisi Operational : HIV merupakan suatu virus yang menyerang sel darah putih dan merusakkan system imun dan AIDS merupakan dampak daripada infeksi HIV.

Cara Ukur : Observasi Alat Ukur : Rekam Medis Skala Ukur : Norminal

Hasil Ukur : Responden di diagnosis dengan HIV/AIDS.

(25)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian potong lintang ataupun yang disebutkan desain Cross Sectional. Penelitian ini disebut studi deskriptif karena ingin mengetahui tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS yang datang ke Pusat Pelayanan Khusus Haji Adam Malik, Medan. Penelitian ini merupakan desain Cross Sectional karena subyek diukur atau dikumpulkan secara simultan yaitu pada waktu yang bersamaan.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan.

4.2.2 Waktu Penelitian

(26)

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pasien yang memderita HIV/AIDS dari lingkungan umur 15 hingga 40 tahun yang datang ke Pusat Pelayanan Khusus Haji Adam Malik, Medan.

4.3.2 Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode non probability sampling dengan teknik Accidental sampling. Accidental sampling adalah mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan , yaitu siapa saja pasien HIV/ AIDS yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti saat dilakukan penelitian dapat menjadi sampel (responden) dan memiliki kriteria yang sudah ditetapkan. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

(a) Umur responden harus dalam lingkungan 15 tahun hingga 40 tahun.

(b) Responden harus mampu membaca dan memahami kuesioner yang diberikan. (c) Bersedia untuk menjadi responden.

Kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah : (a) Responden yang tidak sadar.

Rumus Besar Sampel :

zα²PQ d² n = besar sampel

zα = tingkat kemaknaan yang ditetapkan peneliti ( peneliti menetapkan α = 0,05 dan zα penelitian ini sebesar 1,96)

p = Proposi kategori (dari literature didapatkan 22%) Q = 1-p = 0,78

(27)

Maka jumlah subyek penelitian yang diperlukan untuk mengetahui proporsi depresi pada pasien HIV/AIDS adalah sebagai berikut :

1,96².0,22. 0,78 0,12² n = 45.7

Dengan demikian jumlah sampel pada penelitian ini dibulatkan jadi 50 orang.

4.3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner berupa sejumlah pertanyaan tertulis. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada tinjauan teori yang telah dipaparkan oleh peneliti terhadap penelitiannya.

Sebelum kuesioner dikenalkan pada responden, instrument tersebut harus diuji coba dengan maksud untuk mendapat instrument yang baik, instrument ini harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel.

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak di ukur dan instrument dikatakan reliable apabila digunakan beberepa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Kuesioner yang akan diberikan pada penelitian ini adalah Beck Depression Inventory (BDI) dimana pasien harus menjawab 21 soalan dan jawaban untuk setiap soalan mempunyai nilai 0 hingga 3. Jumlah kan semua jawabannya sesuai dengan nilai masing-masing. Jika jumlahnya lebih dari 21 maka pasien itu mempunyai depresi.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer yaitu kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh reponden untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS.

(28)

Adapun prosedur pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah – langkah berikut :

 Mengajukan permohonan izin pelaksaan penelitian pada instansi pendidikan.

 Setelah medapatkan izin dari instansi pendidikan, kemudian mengajukan permohonan izin kepada Pusat Pelayanan Khusus Haji Adam Malik.

 Memilih responden yang berkonsultasi di Pusat Pelayanan Khusus Haji Adam Malik, Medan yang memenuhi syarat atau kriteria sampel dan menjelaskan tuuan penelitian kepada responden serta meminta kesediannya untuk ikut serta dalam penelitian sebagai responden.

 Setelah mendapat izin , maka meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetuuan (informed consent).

 Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden selanjutnya mempersilahkan responden untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan.

4.5 Pengolahan dan Analisis data

4.5.1 Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul sebelum di analisa terlebih dahulu dilakukan hal-hal seperti berikut :

(a) Editing

Dilakukan untuk memeriksa data, memeriksa jawaban, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpul dan memeriksa kelengkapan dan kesalahan. (b) Coding

Memberi kode jawaban responden sesuai dengan indicator pada kuesioner. (c) Entry data

(29)

(d) Tabulating

Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pergorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat di jumlah, disusun dan didata untuk disajikan dan dianalisis.

4.5.2 Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bentuk komputer dengan menggunakan program SPSS for windows versi 21.

(30)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17 Kecamatan Medan Tuntungan. RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Memiliki instalasi Rawat Jalan seluas 7000 m² yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan rawat jalan. Salah satunya Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) merupakan pelayanan pertama di Sumatera Utara bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mulai beroperasional tahun 2005 ( Profil RSUP Haji Adam Malik, 2015 ).

(31)

5.2 Hasil Penelitian

Table 5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia

15 – 25 tahun 9 18.0 26 – 35 tahun 34 68.0 36 - 40 tahun 7 14.0

Jenis Kelamin

laki laki 29 58.0 perempuan 21 42.0

Status Perkawinan

menikah 32 64.0 belum menikah 13 26.0 janda/duda 5 10.0

(32)

Tabel 5.2 Tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusyansus

Tingkat Depresi Frekuensi (n) Persentase (%)

Normal 14 28 Depresi ringan 1 2 Depresi sedang 33 66 Depresi berat 2 4

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.4, mayoritas pasien HIV/AIDS mengalami depresi. Hanya 28% yaitu 14 orang sahaja yang berada dalam kategori normal. 33 orang (66%) mengalami depresi sedang. Hanya seorang (2%) yang mengalami depresi ringan dan 2 orang (4%) yang mengalami depresi berat.

Tabel 5.3 Tingkat depresi berdasarkan kategori usia pasien HIV/AIDS

Kategori Normal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat Total Usia (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

15 – 25 4 44.4 0 0 5 55.6 0 0 9 100

26 – 35 6 17.7 1 2.9 25 73.5 2 5.9 34 100

36 – 40 4 57.1 0 0 3 42.9 0 0 7 100

(33)

terdapat 34 orang dan 6 orang (17.7%) daripada itu adalah normal. Mayoritas dalam kategori ini mengalami depresi sedang yaitu 25 orang ( 73.5%). Hanya seorang yang mengalami depresi ringan dan 2 orang (5.9%) mengalami depresi berat pula. Berdasarkan kategori usia 36 – 40 tahun , terdapat 7 orang pasien HIV/AIDS. 4 orang (57.1%) adalah normal dan 3 orang (42.9%) mengalami depresi sedang.

Tabel 5.4 Tingkat depresi menurut jenis kelamin

Jenis Normal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat Total

Kelamin (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

laki laki 4 13.8 0 0 23 79.3 2 6.9 29 100

perempuan 10 47.6 1 4.8 10 47.6 0 0 21 100

Berdasarkan tabel 5.4 , kebanyakkan kaum laki – laki mengalami depresi sedang yaitu sebanyak 23 orang (79.3%) dan depresi berat adalah 2 orang (6.9%). Hanya 4 orang (13.8%) daripada 29 orang adalah normal. Untuk kaum perempuan pula, 10 orang (47.6%) daripada 21 orang dalam batas normal. 10 orang (47.6%) mengalami depresi sedang dan seorang mengalami depresi ringan.

Tabel 5.5 Tingkat depresi menurut status perkawinan

Status Normal Depresi ringan Depresi sedang Depresi berat Total

Perkawinan (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

Menikah 11 34.4 0 0 21 65.6 0 0 32 100

Belum menikah 3 23.1 0 0 9 69.2 1 7.7 13 100

(34)

Berdasarkan tabel 5.5, tingkat depresi pasien HIV/AIDS menurut status perkawinan mereka adalah kebanyakkan pasien HIV/AIDS belum menikah mengalami depresi sedang adalah 9 orang (69.2%), normal adalah 3 orang (23.1%) dan seorang (7.7%) mengalami depresi berat. Selain itu, pasien yang telah menikah mayoritas mengalami depresi sedang yaitu (65.6%) dan yang normal pula (34.4%).

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran tingkat depresi pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik Medan.

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) RSUP Haji Adam Malik Medan mengalami depresi sebanyak 72%. Hasil ini sesuai dengan penelitian Africa Centre for Health and Population Studies, University of KwaZulu-Natal, Somkhele, South

Africa mengenai Prevalensi dan korelasi depresi terhadap pasien terinfeksi HIV di pedesaan Afrika Selatan yang didapatkan dari 422 responden sebanyak 52 % mengalami depresi. Hasil penelitian diperkuat oleh penelitian Yaunin (2013) di Poli VCT RSUP Dr. M. Djamil Padang yang menunjukkan bahwa sebanyak 55.8% pasien HIV/AIDS mengalami gangguan depresi.

(35)

menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga tetapi masih bisa melakukannya.

Selain itu, dalam hasil penelitian Yaunin (2013) didapatkan umur pasien HIV/AIDS yang mengalami gangguan depresi terbanyak adalah pada usia 30 - 39 tahun yaitu sebanyak 58,3% manakala untuk persentase yang terendah ditemukan pada usia <20 tahun yaitu sebanyak 4,2%. Pada penelitian ini pula kategori umur pasien yang banyak mengalami depresi adalah 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 56%. Hal ini sedikit berbeda dari penelitian Yaunin karena pasien HIV/AIDS yang paling banyak datang ke Pusyansus RSUP Haji Adam Malik adalah dalam lingkungan umur 26 – 35 tahun. Menurut penelitian Ann N.Do (2014) mengenai “Excess Burden of Depression among HIV/AIDS infected person receiving medical care in United

(36)
(37)

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 50 pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus (Pusyansus) RSUP Haji Adam Malik Medan dapat disimpulkan bahwa :

1. Kebanyakkan ODHA mengalami depresi. Seramai 36 orang (72%) mengalami depresi.

2. Berdasarkan tingkat depresinya didapatkan: normal (28%), depresi ringan (2%), depresi sedang (66%) dan depresi berat (4%).

3. Usia terbanyak mengalami depresi adalah pada usia 26 – 35 tahun (56%) dimana mayoritas adalah depresi sedang yaitu (73.5%).

4. Sebanyak (50%) laki- laki mengalami depresi dan (79.3%) adalah depresi sedang. Manakala sebanyak (22%) perempuan mengalami depresi dan (47.6%) daripadanya adalah depresi sedang.

5. Mayoritas pasien yang belum nikah mengalami depresi sedang yaitu (69.2%) dan yang telah menikah pula mengalami depresi sedang sebanyak (65.6%)

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Pelayanan Kedokteran

1. Dokter dapat memberikan konseling dan edukasi tidak hanya pada pasien namun juga pada keluarga. Khususnya keluarga yang tidak memberikan dukungan secara efektif pada pasien sehingga dapat meningkatkan partisipasi keluarga dalam merawat dan mengurangi tingkat depresi pasien.

(38)

penatalaksanaan lebih lanjut dalam menanggapi tanda dan gejala depresi pada pasien HIV/AIDS.

6.2.2 Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi institusi pendidikan untuk pengembangan ilmu medis. Khususnya aspek psikososial dan dapat digunakan sebagai bahan referensi/bacaan bagi mahasiswa.

6.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

(39)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Depresi

2.1.1 Definisi

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari (National Institute of Mental Health, 2010).

Depresi adalah gangguan mental yang umum , ditandai dengan kesedihan , kehilangan minat atau kesenangan , perasaan bersalah atau rendah diri , tidur terganggu atau nafsu makan, perasaan kelelahan , dan kurang konsentrasi (World Health Organization, 2010).

2.1.2 Etiologi

1. Faktor Biologis

(40)

2. Faktor Neurokimia

Neurotransmitter asam amino dan peptide neuro aktif telah dilibatkan dalam patofiologi gangguan mood. Sejumlah peneliti telah mengajukan bahwa system messengers kedua- seperti regulasi kalsium, adenilat siklase, dan fosfatidilinositol dapat menjadi penyebab. Asam amino glutamate dan glisin tampaknya menjadi neurotransmitter eksitasi utama pada system saraf pusat. Glutamat dan glisin berikatan dengan reseptor N-Metil-D-Aspartat (NMDA), jika berlebihan dapat memiliki efek neurotoksik. Hipokampus memiliki konsentrasi reseptor NMDA yang tinggi sehingga mungkin jika glutamate bersama dengan hiperkortisolemia memerantarai efek neurokognitif pada stress kronis. ( Siahaan, 2014).

3. Faktor Genetik

Faktor genetik yang signifikan terlibat dalam timbulnya gangguan mood tetapi pola pewarisan genetik terjadi melalui mekanisme yang kompleks. Tidak hanya menyingkirkan pengaruh psikososial tetapi faktor nongenetik mungkin memiliki peranan kausatif didalam timbulnya gangguan mood pada beberapa orang. Komponen genetik memiliki peranan yang bermakna didalam gangguan bipolar I daripada gangguan depresi berat. ( Siahaan, 2014)

4. Faktor Psikososial

(41)

stressor eksternal. Klinis lain menunjukkan bahwa peristiwa hidup hanya memegang peranan terbatas dalam awitan dan waktu depresi. ( Siahaan, 2014 )

5. Faktor Kepribadian

Tidak ada satupun ciri bawaan atau jenis kepribadian yang secara khas merupakan predisposisi seseorang mengalami depresi dibawah situasi yang sesuai. Orang dengan gangguan kepribadian tertentu- objektif kompulsif, histrionic dan borderline- mungkin memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami depresi daripada orang dengan gangguan kepribadian antisocial atau paranoid. Gangguan kepribadian paranoid dapat menggunakan mekanisme defense proyeksi dan mekanisme eksternalisasi lainnya untuk melindungi diri mereka dari kemarahan didalam dirinya. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa gangguan kepribadian tertentu terkait dengan timbulnya gangguan bipolar I dikemudian hari meskipun demikian, orang dengan gangguan distemik dan siklotimik memiliki resiko gagguan depresi berat atau gangguan bipolar I kemudian hari. ( Siahaan, 2014)

2.1.3 Gejala dan tingkat depresi

PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa III) yang merujuk pada ICD- 10 ( International Classification Diagnostic 10) menyebutkan gejala depresi menjadi gejala utama dan gejala lainnya seperti yang terurai di bawah ini :

Gejala utama meliputi :

1. Perasaan depresif atau perasaan tertekan. 2. Kehilangan minat dan semangat.

(42)

Gejala lain meliputi :

1. Konsentrasi dan perhatian berkurang. 2. Perasaan bersalah dan tidak berguna. 3. Tidur terganggu.

4. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang.

5. Perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri. 6. Pesimistik.

7. Nafsu makan berkurang.

Berpedoman pada PPDGJ III yang rujuk pada ICD- 10 ( International Classification Diagnostic 10), tingkat depresi dibedakan dalam depresi berat , sedang dan ringan sesuai dengan banyak & beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi kehidupan seseorang ( Maslim, 2001). Gejala yang dimaksudkan terdiri atas gejala utama & gejala lainnya yaitu :

1. Ringan, sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala depresi ditambah dua dari gejala di atas ditambah dua dari gejala lainnya namun tidak boleh ada gejala berat diantaranya. Lama periode depresi sekurang- kurangnya selama dua minggu. Hanya sedikit kesulitan kegiatan sosial yang umum dilakukan. 2. Sedang, sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi

seperti pada episode depresi ringan ditambah tiga atau empat dari gejala lainnya. Lama episode depresi minimum dua minggu serta menghadaapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial.

(43)

2.1.4 Klasifikasi

1. Gangguan depresi mayor

Gejala-gejala dari gangguan depresi mayor berupa perubahan dari nafsu makan dan berat badan, perubahan pola tidur dan aktivitas, kekurangan energi, perasaan bersalah, dan pikiran untuk bunuh diri yang berlangsung setidaknya ± 2 minggu.

2. Gangguan dysthmic

Dysthmia bersifat ringan tetapi kronis (berlangsung lama). Gejala-gejala dysthmia berlangsung lama dari gangguan depresi mayor yaitu selama 2 tahun atau lebih. Dysthmia bersifat lebih berat dibandingkan dengan gangguan depresi mayor, tetapi individu dengan gangguan ini masi dapat berinteraksi dengan aktivitas sehari-harinya.

3. Gangguan depresi minor

Gejala-gejala dari depresi minor mirip dengan gangguan depresi mayor dan dysthmia, tetapi gangguan ini bersifat lebih ringan dan atau berlangsung lebih singkat.

Tipe-tipe lain dari gangguan depresi adalah:

4. Gangguan depresi psikotik

Gangguan depresi berat yang ditandai dengan gejala-gejala, seperti: halusinasi dan delusi.

5. Gangguan depresi musiman.

(44)

2.1.5 Faktor Resiko

Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya depresi adalah sebagai berikut :

1. Kehilangan / meninggal orang (objek) yang dicintai. 2. Sikap pesimistik

3. Kecenderungan berasumsi negative terhadap suatu pengalaman yang mengecewakan.

4. Kehilangan integritas pribadi

5. Berpenyakit degenerative kronik, tanpa dukungan sosial yang adekuat. ( Tamher, 2009 )

2.1.6 Diagnosis

(45)

2.2 HIV/AIDS

2.2.1 Definisi

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Gejala-gejala timbul tergantung dari infeksi oportunistik yang menyertainya. Infeksi oportunistik terjadi oleh karena menurunnya daya tahan tubuh (kekebalan) yang disebabkan rusaknya sistem imun tubuh akibat infeksi HIV tersebut. ( Depkes RI , 2003 dalam Ginting , 2014 )

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Sindrom AIDS timbul akibat melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. ( Depkes RI , 2003 dalam Ginting , 2014 )

2.2.2 Epidemiologi

(46)

Gambar 2.1. Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan

pada tahun 1987 hingga September 2014.

(47)

Gambar 2.2. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan menurut

kelompok umur pada tahun 2010 hingga September 2014. ( Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI , 2014)

Gambar 2.3. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan menurut

(48)

Gambar 2.4. Jumlah kasus HIV yang dilaporkan per

Provinsi dari tahun 1987 hingga September 2014. ( Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI , 2014)

Gambar 2.5. Persentase kumulatif AIDS yang dilaporkan menurut kelompok umur dari tahun 1987 hingga September 2014.

(49)

Gambar 2.6. Persentase kumulatif AIDS menurut jenis kelamin dari tahun 1987 hingga September 2014.

( Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI , 2014)

(50)

( Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI , 2014)

Gambar 2.8. Case fatality Rate AIDS yang dilaporkan dari tahun 2000 sampai September 2014.

( Sumber : Ditjen PP & PL Kemenkes RI , 2014)

2.2.3 Patofisiologi

1. Proses Replikasi HIV

(a) Struktur dan Materi Genetik HIV

Secara structural morfologinya, bentuk HIV terdiri atas sebuah silinder yang dikelilingi pembungkus lemak yang melingkar – melebar. Pada pusat lingkaran terdapat untaian RNA. HIV mempunyai 3 gen yang merupakan kompeonen fungsional dan structural. Tiga gen tersebut yaitu gag , pol, dan

(51)

Gambar 2.9. Struktur Hiv

(b) Siklus Hidup HIV

Sel pejamu yang terifeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek ; hal ini berarti HIV secara terus-menerus menggunakan sel pejamu baru untuk mereplikasi diri. Sebanyak 10 milyar virus dihasilkan setiap harinya. Serangan pertama HIV akan tertangkap oleh sel dendrit pada membrane mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang terinfeksi akan membuat alur ke nodus limfa dan kadang-kadang ke pembuluh darah perifer selama 5 hari setelah paparan, dimana replikasi virus menjadi capat. Siklus hidup HIV dibagi menjadi 5 fase, yaitu :

1. Masuk dan mengikat 2. Reverse transcriptase 3. Replikasi

(52)

(c) Proses Replikasi HIV

Sel CD4 berperan sebagai coordinator system imun, menjadi sasaran uatama HIV. HIV merusak sel-sel CD4 sehingga system kekebalan tubuh menjadi porak – poranda. Berbeda dengan bakteri, misalnya : Mycobacterium tuberculosis yang berkembang – biak dengan membelah diri, maka HIV sebagai retrovirus butuh sel hidup untuk memperbanyak dirinya. Sel yang adi sasaran adalah sel – sel CD4. HIV akan menempel di sel CD4, memasuki dan menggunakannya sebagai mesin fotokopi untuk memperbanyak diri. Replikasinya begitu cepat, bisa mencapai jutaan setiap harinya, sekaligus merusakkan sel CD4 yang digunakan sebagai host atau inang.

Replikasi HIV di dalam sel CD4 terjadi melalui 7 tahap, yaitu :

1) HIV menempelkan diri (fusi) ke sel inang yang dalam hal ini adalah sel CD4. 2) Setelah berfusi, selanjutnya RNA HIV, enzim reverse transcriptase dan

integrase serta protein-protein virus lainnya memasuki sel inang ( CD4). 3) DNA Virus bergerak ke nucleus sel CD4 dan dengan bantuan enzim integrase

berintegrasi dengan DNA sel inang (CD4).

4) Virus RNA baru digunakan sebagai geom (genetic informasi) RNA untuk membuat protein virus.

5) Virus RNA baru dan protein bergerak ke permukaan sel dan terbentuklah virus muda yang baru.

6) Virus HIV baru dimatangkan oleh enzim protease yang dilepas dari protein

HIV, dan siap memasuki sel CD4 lainnya.

(53)

2.2.4 Stadium HIV/AIDS Pembagian stadium :

a. Stadium pertama : HIV

Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis ketika antibody terhadap virus tersebut berubah dari negative menadi positif. Rentang waktu seak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibody terhadap HIV menjadi positif disebut window period. Lama window period antara satu sampai tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangung sampai enam bulan.

b. Stadium kedua : Asimptomatik ( tanpa gejala )

Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak menunjukkan gejala-gejala. Keadaan ini dapat berlangsung sekitar 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien HIV/AIDS tang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.

c. Stadium ketiga : pembesaran kelenar limfe secara menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenopathy), tidak hanya muncul pada satu tempat saja dan berlangsung lebih dari satu bulan.

d. Stadium keempat : AIDS

Keadaan ini disertai adanya bermacam-macam penyakit, antara lain penyaki konstitusional, penyakit syaraf dan penyakit infeksi sekunder.

(54)

2.2.5 Penularan HIV/AIDS

HIV dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui:

1. Darah (termasuk darah haid)

2. Air mani

3. Cairan vagina

4. ASI

Darah mengandung konsentrasi virus tertinggi, diikuti oleh air mani, cairan vagina, diikuti oleh ASI. ( World Health Organization , 2014 )

Kegiatan yang dapat menyebabkan Penularan HIV adalah :

1. Kontak seksual tanpa pelindung :

Kontak darah langsung, termasuk jarum narkoba, suntikan, transfusi darah, kecelakaan di layanan kesehatan atau produk darah tertentu. ( World Health Organization, 2014 )

2. Ibu ke bayi :

Sebelum atau selama kelahiran, atau melalui ASI

3. Hubungan seksual (vaginal dan anal):

Dalam alat kelamin dan dubur, HIV dapat menginfeksi selaput lendir secara langsung atau masuk melalui luka yang disebabkan saat berhubungan. (

World Health Organization, 2014 )

(55)

Mulut adalah sebuah lingkungan yang tidak ramah bagi HIV (dalam air mani, cairan vagina atau darah), yang berarti risiko penularan HIV melalui tenggorokan, gusi, dan mulut lebih rendah daripada melalui vagina atau

membran anal. Namun ada, kasus

yang didokumentasikan di mana HIV ditularkan secara lisan, jadi kita tidak bisa mengatakan bahwa mendapatkan air mani yang terinfeksi HIV, cairan vagina atau darah di mulut tanpa risiko. ( World Health Organization, 2014 )

5. Berbagi jarum suntik: Sebuah jarum suntik bisa lewat darah langsung dari aliran darah satu orang ke orang lain. Ini adalah cara yang sangat efisien untuk mengirimkan virus melalui darah. Berbagi jarum dianggap sebagai berisiko tinggi. ( World Health Organization, 2014 )

2.2.6 Gejala Klinis

Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada penderita AIDS umumnya sulit dibedakan karena bermula dari gejala klinis umum yang didapati pada penderita penyakit lainnya. Secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Rasa lelah dan lesu

b. Berat badan menurun secara drastis

c. Demam yang sering dan berkeringat waktu malam d. Mencret dan kurang nafsu makan

e. Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut f. Pembengkakan leher dan lipatan paha

(56)

2.2.7 Diagnosis dan Klasifikasi

Diagnosis infeksi HIV & AIDS dapat ditegakkan berdasarkan klasifikasi klinis WHO atau CDC. Di Indonesia diagnosis AIDS untuk keperluan surveilans epidemiologi dibuat apabila menunjukkan tes HIV positif dan sekurang-kurangnya didapatkan dua gejala mayor dan satu gejala minor.

Tabel 2.1. Gejala mayor dan gejala minor infeksi HIV/AIDS.

1. Berat badan menurun >10% dalam 1 bulan

2. Diare kronik berlangsung >1 bulan

3. Demam berkepanjangan >1 bulan

4. Penurunan kesadaran

GEJALA MINOR

1. Dermatitis generalisata

2. Herpes Zooster multi-segmental dan berulang

3. Kandidiasis orofaringeal

4. Herpes simpleks kronis progresif

5. Limfadenopati generalisata

(57)

Stadium Gejala Klinis

I 1.Tidak ada penurunan berat badan

2. Tanpa gejala/ hanya Limfadenopati

II 1. Penurunan berat badan < 10%

2. ISPA berulang : sinusitis, otitis media, tonsillitis dan faringitis

3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir

4. Luka di sekitar bibir

5. Ulkus mulut berulang

III 1. Penurunan berat badan >10%

2. Diare, demam yang tidak diketahui penyebabnya >1 bulan

3. Kandidiasis oral atau Oral Hairy Leukoplakia

4.TB Paru dalam 1 tahun terakhir

5. Limfadenitis TB

(58)

IV 1. Sindroma Wasting (HIV)

2. Pneumoni Pneumocystis

3. Pneumonia Bakterial yang berat berulang dalam 6 bulan

4. Kandidiasis esofagus

5. Herpes Simpleks Ulseratif >1 bulan

6. Limfoma

7. Sarkoma Kaposi

8. Kanker Serviks yang invasive

9. Retinitis CMV

10. TB Ekstra paru

11. Toksoplasmosis

(59)

2.2.8 Terapi HIV

Saat ini telah diketemukan obat untuk menghambat penggandaan virus yang bekerja dengan berbagai cara sebagai berikut:

a. Obat anti HIV yang pertama adalah: Reverse Transcriptase Inhibitor

(RTI)

fungsinya menghalang penciptaan DNA virus dari RNA dengan membuat sel tiruan yang mengganggu proses ini. Contoh obatnya: Zidovudine, Didanosine,Zalcitabine, Stavudine, dan sebagainya.

b. Obat anti HIV yang juga mengganggu proses penciptaan DNA virus dari

RNA, Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (analog nonnukleosida/NNRTI), obat ini mengikat enzim reverse transciptase

dan menghalang kegiatannya. Contoh obatnya: Saquinavir,

Indinavir,Nelfinavir.

c. Protease inhibitor : Menghalang kegiatan protease, sebuah enzim yang memotong rantai protein HIV menjadi protein tertentu yang diperlu untuk

merakit tiruan virus yang baru.

d. Attachment dan Fusion Inhibitor:

Mencegah pengikatan HIV pada sel.

e. Obat Antisense:

Obat yang mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya.

(60)

2.3.1 Hubungan depresi dengan HIV/AIDS

Gangguan mood, terutama depresi , adalah komplikasi kejiwaan paling umum yang terkait dengan penyakit HIV/AIDS. Studi menemukan orang dengan HIV/AIDS memiliki dua kali risiko depresi dibandingkan mereka yang berisiko HIV tetapi tidak sebenarnya terinfeksi.Depresi juga bisa menjadi konsekuensi dari cedera otak HIV atau obat antiretroviral . Satu studi menemukan bahwa jumlah kumulatif prevelensi depresi pada pasien HIV/AIDS adalah lebih dari 22%. (American Psychiatric Association, 2012)

Banyak profesional perawatan kesehatan percaya bahwa diagnosis HIV/AIDS akan menghasilkan depresi. Meskipun diagnosis pasti akan memicu kecemasan dan kesusahan-kadang begitu parah itu merusak fungsi dan bahkan dapat menyebabkan bunuh diri-ini jenis respons emosional-situasi tertentu adalah tidak sama dengan depresi. Seseorang tertekan oleh diagnosis HIV/ AIDS mungkin memang memerlukan pengobatan, yang paling mungkin untuk reaksi penyesuaian, tapi tekanan akan menanggapi mendukung dan lain jenis psikoterapi daripada obat-obatan. (American Psychiatric Association, 2012)

(61)

Tabel 2.3. Jenis obat HIV dan efek sampingnya

Obat HIV & Efek samping Interleukin

- Depresi , disorientasi ,kebingungan dan koma Steroid

- Mania atau depresi

Efavirenz (sustiva)

- Konsentrasi menurun,depresi , kegelisahan , mimpi buruk

Vinblastine

- Depresi , gangguan kognitif

AZT ( Retrovir , AZT ) - Mania , depresi Interferon

- Neurasthenia sindrom kelelahan,depresi Zalcitabine ( Hivid )

- Depresi , gangguan kognitif

(62)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

HIV (Human Immunodeficiency Virus) /AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius. AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang dapat menular dan mematikan. Virus tersebut menyerang sistem kekebalan manusia dan ini akan menyebabkan individu yang terinfeksi tersebut mengalami penurunan daya tahan tubuh yang ekstrim sehingga mudah terjangkit penyakit-penyakit infeksi dan keganasan yang dapat menyebabkan kematian (Sunaryati, 2011 dalam Widyarsono, 2013).

Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu melalui hubungan seksual dengan penghidap HIV/AIDS, ibu pada bayinya, melalui darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS, pemakaian alat kesehatan yang tidak steril, alat alat utk menoreh kulit dan penggunaaan jarum suntik secara bergantian. Hiv tidak menular melalui peralatan makan, pakaian, handuk,saputangan, toilet yang dipakai secara bersama-sama, berpelukan di pipi, berabat tangan, hidup serumah dengan penderita HIV/AIDS, gigitan nyamuk dan hubungan sosial yang lain ( Nursalam, 2007).

Berdasarkan hasil Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan s/d September 2014 oleh Ditjen PP & PL Kemenkes RI, jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan 1 Januari s.d. 30 September 2014 adalah 24.745. Secara kumulatif kasus HIV/AIDS 1 April 1987 s.d . 30 September 2014, adalah 206.095 dan jumlah kematian adalah 9.796. Jumlah kasus jika menurut jenis kelamin adalah laki-laki sebesar 30.001 dan perempuan sedangkan 16.149. Jika menurut provinsi , jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Sumatera Utara adalah 10,789. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang tertinggi di Indonesia dilaporkan di Jakarta yaitu 40.259.

(63)

Senada dengan David & Brian, Cichocki (2009) juga menemukan dalam studinya bahwa pasien HIV/AIDS sangat rentan mengalami tanda dan gejala depresi mulai ringan hingga berat. Gejala depresi ini dapat muncul seak 1 bulan setelah didiagnosa HIV yang selanutnya berkembang dan beralan secara fluktuatil seiring perjalanan penyakit. ( Kusuma , 2011)

Depresi adalah jenis gangguan mood ( menurut klasifikasi DSM - IV ) di mana orang mengalami perasaan sedih yang mendalam , kesepian dan seluruh dunia muram dan abu-abu . Sebenarnya ada empat set gejala depresi yaitu gejala emosional , gejala kognitif , gejala motivasi dan fisik atau gejala somatik ( Prasad, 2007 dalam Suman , 2012)

Depresi dapat berkontribusi pada penurunan kesehatan fisik dan mental yang menyebabkan seseorang malas untuk melakukan aktivitas self care harian secara rutin. Pada pasien HIV/AIDS , hal ini berpengaruh pada ketidakpatuhan pasien terhadap regimen terapi ARV dan obat obatan profilaksis serta hal lainnya yang ia perlukan untuk menjaga kesehatanan. Ditambah lagi nafsu makan yang berkurang, ketidakinginan untuk berolahlaga dan kesulitan tidur. Hal in dapat menyebabkan kondisi fisik yang semakin menurun sehingga akan memperberat penyakitnya ( Holmes, et al, 2007). Li, et al.(2009) juga menemukan pada penelitiannya bahwa perasaan depresi dapat menyebabkan pasien HIV/AIDS sungkan untuk mencari bantuan pengobatan, perawatan dan informasi tentang penanganan terhadap penyakinya yang pada akhirnya dapat memperparah kondisi kesehatannya. ( Kusuma, 2011)

Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa ramai ODHA yang mengalami depresi dan ia akan semakin memperburuk kondisi kesehatan mereka. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ganbaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu bagaimanakah gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

(64)

Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan.

2. Untuk mengetahui proposi pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan yang mengalami depresi.

3. Untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS berdasarkan usia, status perkhawinan dan jenis kelamin.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik sehingga dapat dilakukan kerjasama dengan bagian psikiatri untuk penatalaksaannya.

2. Sebagai kesempatan untuk menambah pengalaman untuk mengaplikasikan ilmu dalam hal melakukan penelitian dan juga sebagai pembelajaran bagi peneliti mengenai tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS.

(65)

ABSTRAK

Pendahuluan: Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. HIV adalah singkatan dari (Human Immunodeficiency Virus) , yaitu virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik.

Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu metode non probability sampling dengan teknik Accidental sampling dengan jumlah sampel 50 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yaitu Beck Depression Inventory (BPI) dimana pasien harus menjawab 21 soalan dan jawaban untuk setiap soalan mempunyai nilai 0 hingga 3.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakkan pasien HIV/AIDS mengalami depresi yaitu sebanyak 32 orang (64%). Usia terbanyak mengalami depresi adalah pada usia 26 – 35 tahun yaitu 34 orang (68%). Berdasarkan tingkat depresinya didapatkan: normal (36%), depresi ringan (2%), depresi sedang (58%) dan depresi berat (4%). Sebanyak (50%) laki- laki mengalami depresi dan perempuan pula hanya (22%). Mayoritasnya yang menikah mengalami depresi yaitu sebanyak (42%), (20%) yang belum nikah dan (10%) yang Janda/ Duda.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa kebanyakkan pasien HIV/AIDS mengalami depresi. Ini mungkin karena tekanan hidup mereka yang tinggi. Dibutuhkan kerjasama bagian psikiatris untuk mengurangi depresi pada HIV/AIDS ini agar tidak dapat memburukkan lagi kondisi mereka.

(66)

ABSTRACT

Background: Depression is a serious mental disorder characterized by feelings of sadness and anxiety. This disorder usually disappears within a few days but can also sustained that can affect daily activities. HIV stands for (Human Immunodeficiency Virus), the virus that causes AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) by attacking white blood cells called CD4 cells, which can damage the human immune system.

Aim: The aim of the study is to describe the depression level among HIV / AIDS

patients in “ Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan’.

Method: This study is a descriptive study with cross sectional design. The sampling technique used was non-probability sampling with accidental sampling method with a sample size of 50 respondents. Data collected by questionnaire that is Beck Depression Inventory (BPI) in which patients had to answer 21 questions and each question’s answer has a value of 0 to 3.

Results: The results of this study indicate that most HIV / AIDS patients experience depression as many as 32 people (64%). The most number of patients that is having depression is from the age category 26-35 years that is 34 people (68%). Based on the obtained degree of depression: normal patients are (36%), patients that is affected by mild depression is (2%), moderate depression are (58%) and major depression are (4%). (50%) of male experience depression while only (22%) of females having it. The majority were married patients as many as (42%), (20%) are unmarried and (10%) the widow / widower.

Conclusion: It is concluded that most HIV / AIDS patients suffering from depression. This is probably due to the high pressure of their lives. The psychiatric department should cooperate to reduce depression in HIV / AIDS patients so that it will not worsen their condition anymore.

(67)

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN HIV/AIDS DI PUSAT

PELAYANAN KHUSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

OLEH :

KARTHIKA A/P RAJASEGARAN

120100469

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(68)

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN HIV/AIDS DI PUSAT

PELAYANAN KHUSUS RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran”

OLEH :

KARTHIKA A/P RAJASEGARAN

120100469

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(69)
(70)

ABSTRAK

Pendahuluan: Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. HIV adalah singkatan dari (Human Immunodeficiency Virus) , yaitu virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik.

Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu metode non probability sampling dengan teknik Accidental sampling dengan jumlah sampel 50 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yaitu Beck Depression Inventory (BPI) dimana pasien harus menjawab 21 soalan dan jawaban untuk setiap soalan mempunyai nilai 0 hingga 3.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakkan pasien HIV/AIDS mengalami depresi yaitu sebanyak 32 orang (64%). Usia terbanyak mengalami depresi adalah pada usia 26 – 35 tahun yaitu 34 orang (68%). Berdasarkan tingkat depresinya didapatkan: normal (36%), depresi ringan (2%), depresi sedang (58%) dan depresi berat (4%). Sebanyak (50%) laki- laki mengalami depresi dan perempuan pula hanya (22%). Mayoritasnya yang menikah mengalami depresi yaitu sebanyak (42%), (20%) yang belum nikah dan (10%) yang Janda/ Duda.

Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa kebanyakkan pasien HIV/AIDS mengalami depresi. Ini mungkin karena tekanan hidup mereka yang tinggi. Dibutuhkan kerjasama bagian psikiatris untuk mengurangi depresi pada HIV/AIDS ini agar tidak dapat memburukkan lagi kondisi mereka.

(71)

ABSTRACT

Background: Depression is a serious mental disorder characterized by feelings of sadness and anxiety. This disorder usually disappears within a few days but can also sustained that can affect daily activities. HIV stands for (Human Immunodeficiency Virus), the virus that causes AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) by attacking white blood cells called CD4 cells, which can damage the human immune system.

Aim: The aim of the study is to describe the depression level among HIV / AIDS

patients in “ Pusat Pelayanan Khusus RSUP Haji Adam Malik, Medan’.

Method: This study is a descriptive study with cross sectional design. The sampling technique used was non-probability sampling with accidental sampling method with a sample size of 50 respondents. Data collected by questionnaire that is Beck Depression Inventory (BPI) in which patients had to answer 21 questions and each question’s answer has a value of 0 to 3.

Results: The results of this study indicate that most HIV / AIDS patients experience depression as many as 32 people (64%). The most number of patients that is having depression is from the age category 26-35 years that is 34 people (68%). Based on the obtained degree of depression: normal patients are (36%), patients that is affected by mild depression is (2%), moderate depression are (58%) and major depression are (4%). (50%) of male experience depression while only (22%) of females having it. The majority were married patients as many as (42%), (20%) are unmarried and (10%) the widow / widower.

Conclusion: It is concluded that most HIV / AIDS patients suffering from depression. This is probably due to the high pressure of their lives. The psychiatric department should cooperate to reduce depression in HIV / AIDS patients so that it will not worsen their condition anymore.

(72)
(73)

BAB 3 KERANGKA OPERASIONAL DAN DEFINISI

OPERASIONAL.…. ……… 27

3.1 Kerangka Operasional Penelitian………. 27

(74)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan

pada tahun 1987 hingga September 2014 ……….. 11 Gambar 2.2 Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan menurut kelompok

umur pada tahun 2010 hingga September 2014.……….. 12 Gambar 2.3 Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan menurut jenis kelamin

pada tahun 2008 hingga September 2014..……… 12 Gambar 2.4 Jumlah kasus HIV yang dilaporkan per Provinsi

dari tahun 1987 hingga September 2014………..…….. 13 Gambar 2.5 Persentase kumulatif AIDS yang dilaporkan menurut kelompok umur dari tahun 1987 hingga September 2014…..………. 13

Gambar 2.6 Persentase kumulatif AIDS menurut jenis kelamin

dari tahun 1987 hingga September 2014……… 14 Gambar 2.7 Sepuluh provinsi yang melaporkan jumlah kumulatif AIDS

terbanyak dari tahun 1987 sampai September 2014……… 14 Gambar 2.8 Case fatality Rate AIDS yang dilaporkan dari

(75)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gejala mayor dan gejala minor infeksi HIV/AIDS……… 21

Tabel 2.2 Stadium Klinis HIV/AIDS menurut WHO………. 22

Tabel 2.3 Jenis obat HIV dan efek sampingnya……….. 25

Tabel 3.1 Definisi Operasional……… 27

Table 5.1 Karakteristik Responden………. 37

Tabel 5.2 Tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusyansus……….... 38

Tabel 5.3 Tingkat depresi berdasarkan kategori usia pasien HIV/AIDS……… 38

Tabel 5.4 Tingkat depresi menurut jenis kelamin………. 39

(76)

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar

Table 5.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.2 Tingkat depresi pada pasien HIV/AIDS di Pusyansus
Tabel 5.4 Tingkat depresi menurut jenis kelamin
Gambar 2.1. Jumlah kasus HIV dan AIDS yang dilaporkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

We suggest a new data analysis technique that expands the time scope of the field long term monitoring of trees in arid environments and enable us to improve our understanding

[r]

GROUND DEFORMATION EXTRACTION USING VISIBLE IMAGES AND LIDAR DATA IN MINING AREAa. Wenmin Hu a,b , Lixin

[r]

Dalam menyampaikan informasi, Sekolah TARUNA TERPADU BOGOR masih menggunakan cara yang manual, hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penulisan ilmiah mengenai Pembuatan

Kaltim Tahun Anggaran 2012, menyatakan bahwa pada tanggal 28 Agustus 2012 pukul 11.59 Wita tahapan pemasukan/upload dokumen penawaran ditutup sesuai waktu pada

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini karni kirirnkan Pengumuman Pendaftaran Calon Pejabat Pimpinan Tinggi Pratarna Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya evaluasi dokumen penawaran dari perusahaan )€ng saudara pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara dalam kegiatan.. PembuKian