• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi Di SMP PALAPA Binjai Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Perilaku Remaja Putri Terhadap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi Di SMP PALAPA Binjai Tahun 2015"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BINJAITAHUN 2015

I. Karakteristik Responden

1. Nama Responden : ... 2. Umur : ... 3. Kelas : ... II. Pertanyaan Sumber Informasi

1. Darimana saja kamu pernah mendapatkan informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi?

a. Iklan di TV f. Guru

b. Ayah g. Media cetak

c. Ibu h. Teman

d. Kakak i. Lain-lain, sebutkan...

2. Darimana saja kamu pernah mendapatkan informasi mengenai pembalut? a. Iklan di TV f. Guru

b. Ayah g. Media cetak

c. Ibu h. Teman

d. Kakak i. Lain-lain, sebutkan...

3. Darimana saja kamu mendapatkan informasi menstruasi? a. Iklan di TV f. Guru

b. Ayah g. Media cetak

c. Ibu h. Teman

d. Kakak i. Lain-lain, sebutkan...

4. Darimana kamu mendapatkan informasi terkait merk pembalut yang kamu gunakan sekarang?

a. Iklan di TV f. Guru

(2)

b. Karena meihat iklan ditelevisi dan media lainnya

c. Karena hanya merk tersebut yang tersedia di warung terdekat d. Tidak ada alasan apapun

6. Menurut kamu media apa yang paling baik untuk menyampaikan informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi?

a. Iklan di TV f. Guru

b. Ayah g. Media cetak

c. Ibu h. Teman

d. Kakak i. Lain-lain, sebutkan...

7. Siapa yang paling berperan dikeluarga kamu memberikan informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi?

a. Ibu b. Ayah

c. Saudara/ kakak/ adik III. Pengetahuan

1. Apakah kamu pernah mendengarkan kebersihan genitalia? a. Ya (3)

b. Tidak (1)

2. Menurut kamu apa yang dimaksud dengan kebersihan genitalia adalah:

a. Suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan genitalia seseorang untuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi (3) b. Menjaga kebersihan diri (2)

c. Mencuci dengan mengunakan air saja (1)

3. Menurut kamu yang dimaksud dengan kebersihan genitalia pada saat menstruasi adalah:

(3)

b. Menjadi tidak nyaman dan tidak percaya diri (1)

c. Untuk memelihara kebersihan dan kesehatan genitalia seseorang yang dilakukan selama menstruasi untuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi (3)

5. Menurut kamu, apa yang sebaiknya dilakukan pertama kali sebelum membersihkan genitalia kita?

a. Mencuci tangan (3)

b. Langsung membasuh geniatalia (2) c. Tidak melakukan apa-apa (1)

6. Menurut kamu apakah pembalut wanita itu?

a. Perangkat yang digunakan oleh wanita disaat menstruasi, ini berfungsi untuk menyerap darah dari vagina supaya tidak meleleh kemana-mana (3) b. Perangkat tipis yang digunakan oleh wanita setiap hari (2)

c. Perangkat yang digunakan oleh wanita dan lanjut usia (1)

7. Menurut kamu, jenis pembalut seperti apa yang sebaiknya digunakan pada saat menstruasi?

a. Pembalut modern (1)

b. Pembalut tradisional/kain (3)

8. Menurut kamu, bahan pembalut seperti apa yang sebaiknya digunakan pada saat menstruasi?

a. Pembalut dengan bahan yang mengandung parfum dan gel (1) b. Pembalut yang harum (2)

c. Pembalut dengan bahan yang lembut dan menyerap (3)

9. Apa yang terjadi jika tidak sering mengganti pembalut pada saat menstruasi? a. Bakteri tidak dapat berkembangbiak divagina (2)

(4)

b. Gangguan alat reproduksi (2) c. Tidak ada dampaknya (1)

11. Apakah unsur-unsur bahan kimia yang ada didalam pembalut modern dapat membahayakan kesehatan?

a. Ya (3) b. Tidak (1)

12. Apakah anda mengetahui unsur-unsur bahan kimia didalam sehelai pembalut? a. Ya (3)

b. Tidak (1)

13. Jika menggunakan pembalut dapat membahayakan kesehatan, penyakit apa yang dapat timbuk akibat kebiasaan menggunakan pembalut?

a. Kanker rahim (3) b. Keputihan (1)

c. Peradangan pada dinding rahim (Endometriosis) (2)

14. Menurut kamu, berapa kali harus mengganti pembalut dalam sehari? a. Satu kali sehari (1)

b. Dua kali sehari (2)

(5)

2. Jawablah semua pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan tanda

checlist ( √ ) pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar.

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Informasi seputar kebersihan organ kewanitaan saat menstruasi itu sangat penting

2 Kita hanya bisa mendapatkan informasi seputar kebersihan organ kewanitaan dari teman 3 Yang dilakukan pertama sekali sebelum

membasuh alat kelamin adalah mencuci tangan.

dengan bahan yang mengandung parfum dan bisa dipakai seharian

6 belakang (vagina) ke depan

24 7 Menggunakan pembalut tradisional

(kain) dapat menggunakan kesehatan

13 8 Menggunakan pembalut modern dapat

menyembuhkan penyakit kanker rahim 33 9 Menggunakan pembalut sangat penting

pada saat menstruasi. 10 Pembalut membuat seseorang merasa

lebih percaya diri, nyaman, bersih, dan bebas bergerak sepanjang hari

31 11 Pembalut dapat menyebabkan gangguan

pencernaan 12 Sebelum membersihkan alat kelamin

sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu 13 Pembalut dapat menyebabkan efek

samping bagi kesehatan 14 Cara membersihkan pembalut yang

(6)

a. 10 tahun e. 14 tahun

b. 11 tahun f. 15 tahun

c. 12 tahun g. 16 tahun

d. 13 tahun

2. Apakah kamu menggunakan pembalut saat menstruasi? a. Ya (3)

b. Tidak (1)

3. Sejak umur berapa kamu menggunakan pembalut?

a. 10 tahun e. 14 tahun

b. 11 Tahun f. 15 tahun

c. 12 Tahun g. 16 tahun

d. 13 tahun

4. Berapa hari kamu mengalami menstruasi dalam setiap bulannya? a. < dari 1 minggu

b. > dari 1 minggu c. 2 minggu

5. Jenis pembalut apa yang kamu gunakan saat ini a. Pembalut tradisional/ kain (3)

b. Pembalut modern (1)

6. Berapa helai pembalut yang kamun habiskan dalam sehari? a.2 (1)

b. 3 (2) c. 4 (3)

7. Darimana biasanya kamu membeli pembalut? Jawaban boleh lebih dari satu. a. mall

(7)

a. Ya b. Tidak

9. Pembalut wanita merek apakah yang kamu gunakan? (Jawaban boleh lebih dari satu)

a. Kotex Soft and smooth (1) h. Softex Ultra (1) b. Kotex Dry Comfort (1) i. Softex Lainnya (1) c. Laurier soft care (1) j. Whisfer Ultra (1) d. Laurier Super Slimguard (1) k. Whisfer lainnya (1) e. Charm Bodyfit (1) L. Hers Protex (1) f. Charm lainnya (1) m. Lainnya, sebutkan... g. Softex Super Deluxe (1)

10. Efek samping apa yang kamu rasakan bagi kesehatan kamu pada saat menggunakan pembalut tersebut?

a. Alat kelamin terasa nyeri ( seperti di sedot/ dihisap) (3) b. Gatal-gatal dan pembalut terasa basah/ becek (2) c. Tidak merasakan efek samping (1)

11. Dengan cara apa kamu mengetahui pembalut yang kamu gunakan saat ini berkualitas baik?

a. Mencium aroma pembalut, jika harum maka pembalut tersebut berkualitas baik (2)

b. Mengeluarkan inti pembalut dan mengaduknya didalam segelas air, jika tidak terjadi perubahan warna pada air tersebut maka pembalut yang kamu gunakan berkualitas baik (3)

c.Tidak pernah mengetes pembalut yang digunakan dan tidak mengetahui tersebut berkualitas baik atau tidak (1)

(8)

sudah terkena noda darah (3)

b. Membasuh alat kelamin dengan air bersih dari depan ke belakang (2) c.Mengeringkan alat kelamin dengan celana dalam setelah dibasuh dengan air

(1)

14. Apa yang kamu gunakan pada saat membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi?

a. Membersihkannya dengan air bersih (2)

b. Membersihkan dengan air bersih dan sabun mandi (1)

c. Membersihkannya dengan air bersih dan cairan pembersih kewanitaan (3) 15. Apa yang kamu lakukan setelah membersihkan alat kelamin pada saat

menstruasi?

a. Mengeringkan alat kelamin dengan celana dalam (1) b. Mengeringkan alat kelamin dengan baju (2)

c. Mengeringkan alat kelamin dengan handuk atau tissue (3) 16. Bagaimana cara kamu ketika mengganti pembalut?

a. Langsung memakai pembalut (1)

b. Membersihkan alat kelamin terlebih dahulu dan membuang bekas pembalut ketempat sampah (2)

c. Membersihkan alat kelamin terlebih dahulu, mengganti celana dalam jika sudah terkena noda darah menstruasi (3)

17. Apakah kamu juga pernah mengajak teman/ kenalan kamu untuk menjaga kebersihan genitalia pada saat menstruasi?

a. ya (3) b. tidak (1)

18. Bagaimana cara kamu membersihkan pembalut?

(9)

19.Bagaimana cara kamu membuang pembalut?

a. Pembalut dicuci sampai tidak tersisa lagi sisa darah kemudian dibuang (3) b. Mengeluarkan isi inti pembalut dan membuangnya ke saluran air (2) c. Langsung dibuang tanpa dibersihkan terlebih dahulu (1)

20. Kemana kamu membuang bekas pembalut yang sudah kamu gunakan? a. WC (1)

(10)

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Informasi mengenai kebersihan diri kewanitaan pada saat menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Ibu, Kakak, Guru, Media

(11)

Ibu, Iklan 4 7,4 7,4 42,6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Merk pembalut yang digunakan saat ini

Frequency Percent Valid Percent

(12)

Karena Melihat Iklan di TV

Informasi mengenai kebersihan kewanitaan saat menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Pernah atau tidak mendengar Istilah kebersihan genitalia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Mencuci dengan

(13)

Untuk memelihara

Hal pertama yang dilakukan sebelum membasuh alat kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Langsung membasuh

genitalia

17 31,5 31,5 31,5 Mencuci tangan 29 53,7 53,7 85,2 Tidak melakukan apa – apa 8 14,8 14,8 100,0 Total 54 100,0 100,0

Jenis pembalut yang sebaiknya digunakan pada saat menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Pembalut modern 25 46,3 46,3 46,3

Pembalut tradisional/ kain 29 53,7 53,7 100,0 Total 54 100,0 100,0

Bahan pembalut yang sebaiknya digunakan pada saat menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Pembalut dengan bahan

yang lembut dan menyerap

41 75,9 75,9 75,9

Dampak tidak sering mengganti pembalut pada saat menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Bakteri akan mati saat

berada di vagina

4 7,4 7,4 7,4 Bakteri mudah berkembang

(14)

Tidak ada dampaknya 17 31,5 31,5 100,0 Total 54 100,0 100,0

Bahan – bahan yang ada didalam sehelai pembalut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Daur ulang kertas bekas

dan kardus bekas

31 57,4 57,4 57,4 Daur ulang kertas bekas

dan kardus bekas, Gel

14 25,9 25,9 83,3 Daur ulang kertas bekas

dan kardus bekas, Gel, Pemutih

9 16,7 16,7 100,0

Total 54 100,0 100,0

Penyakit yang dapat timbul akibat penggunaan pembalut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frekuensi mengganti pembalut dalam sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(15)

Setuju 9 16,7 16,7 66,7 tidak setuju 18 33,3 33,3 100,0 Total 54 100,0 100,0

Sikap soal 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(16)

Setuju 21 38,9 38,9 75,9 Tidak setuju 13 24,1 24,1 100,0 Total 54 100,0 100,0

Sikap soal 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(17)

Setuju 17 31,5 31,5 85,2 Tidak setuju 8 14,8 14,8 100,0 Total 54 100,0 100,0

Sikap soal 14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(18)

13 tahun 13 24,1 24,1 87,0 14 tahun 4 7,4 7,4 94,4 15 tahun 3 5,6 5,6 100,0 Total 54 100,0 100,0

Frekuensi menstruasi tiap bulannya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Pembalut Modern 30 55,6 55,6 55,6

Pembalut Tradisional 24 44,4 44,4 100,0 Total 54 100,0 100,0

Frekuensi pembalut yang digunakan tiap hari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Tempat membeli pembalut yang digunakan

Frequency Percent Valid Percent

(19)

Efek samping yang dirasakan pada saat menggunakan pembalut

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Cara mengetahui kuallitas pembalut yang digunakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Mencium aroma pembalut

jika harum maka pembalut tersebut berkualitas baik

12 22,2 22,2 22,2

Mengeluarkan inti pembalut dan mengaduknya dalam segelas air, jika tidak terjadi

19 35,2 35,2 57,4

Usaha untuk menjaga kebesihan kewanitaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Membasuh alat kelamin

dengan air bersih dari depan ke belakang

13 24,1 24,1 24,1

Mengeringkan alat kelamin setelah dibasuh dengan air

6 11,1 11,1 35,2 Mengganti pembalut tiap 4

jam sekali

(20)

air bersih dan cairan pembersih kewanitaan Membersihkannya dengan air bersih dan sabun mandi

10 18,5 18,5 100,0 Total 54 100,0 100,0

Kegiataan Yang Dilakukan Setelah Membersihkan Alat Kelamin Saat Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Langsung memakai

pembalut celana dalam jika sudah terkena noda darah menstruasi

23 42,6 42,6 100,0

Total 54 100,0 100,0

Pernah Atau Tidaknya Mengajak Teman/Kenalan Untuk Menjaga Kebersihan Kewanitaan Saat Menstruasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative dibuang ke tempat sampah dan untuk pembalut kain sebaiknya direndam memakai sabun ditempat tertutup terlebih du

30 55,6 55,6 100,0

(21)

pembalut dan

membuangnya kesaluran air Pembalut dicuci sampai tidak tersisa lagi sisa darah kemudian dibuang

40 74,1 74,1 100,0

Total 54 100,0 100,0

Tempat Membuang Pembalut yang Sudah Digunakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Saluran pembuangan air 15 27,8 27,8 27,8

Tong sampah 29 53,7 53,7 81,5

Wc 10 18,5 18,5 100,0

Total 54 100,0 100,0

Tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Baik 44 81,5 81,5 81,5

(22)
(23)
(24)

Andira,Dita. 2010.Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta. A+ Plus Books Arikunto, Suharsimi, 1998 Prosedur Penelitian, PT, Bima Aksara. Jakarta.

Ariyani, Irmatri.2009. Aspek Biopsikososial Hygiene Menstruasi pada Remaja di Pesantren As-Syafi’iyah. Bekasi. Skripsi FKM-UI.

Baradero,M. 2010. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan seksualitas. Jakarta: EGC

Basmalah, 2010. Pembalut Wanita Oxygen. http://onlybasmalah.wordpress.com. 14 juli 2010 BKKBN.2003. Buku sumber untuk Advokasi Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi,

Gender dan pembangunan Kependudukan. Jakarta: Badan Koordinasi KB Nasional Dhanardono.2010. statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: salemba Medika

Depkes. 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika

Fikri, Abu.2010. Iklan di TV Madu dan Racun. http://www.gaulislam.com. 19 juli 2010

Handayani, Rinneke.2010. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Puteri tentang Hygiene pada saat menstruasi. Skripsi FKM-USU.

Hidayana, I. M.et al, 1997. Perilaku sex remaja dikota dan didesa kasus Sumatera Utara Laboratorium Antropologi Jurusan antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI.

Indriastuti, Putri. 2009. Hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku hygienis remaja putri pada saat menstruasi. Thesis. Universitas Muhannadiyah Surakarta.

Koff, Elissa, Rierdan dan Jill. 1995. Preparing Girls For Menstruation: Recommendation From Adolescent Girls. Adolescence,30,795-803. Mei, 2009. www.proquest.com/pqdweb.

Kumalasari, Intan DKK. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Kebidanan Dan Keperawatan. Jakarta: Salembah Medika

(25)

Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Ilmu Dan Seni. Jakarta: PT. Rineka

Noor, Asrilla. 2010. Keluarga. http://sosbud.kompasiana.com. 28 Juli 2010

Nugraha, B.D.1997. Pendidikan seks bagi anak dalam seminar kapan pendidikan seks bagi anak dimulai. Jakarta. 15 november.

Paat, G.1997. Pendidikan seks, suatu pendekatanpraktis dalam seminar kapan pendidikan seks bagi anak dimulai. Jakarta. 15 november 1997.

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Daerah Istimewa Yogyakatra.2000. Yogyakarta

Pinem, Saroha.2009. Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media

Prawirohardjo.2009. Anatomi Alat Reproduksi. Jakarta: PT. Bina Pustaka

Progestian, Prima. 2009. Tolak kanker. http://tolakkanker.blogspot.com. 14 juli 2010

Proverawati,Atikah.2009. Menarche. Yogyakarta: Maha Medika

Rabita. 2010. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna (skripsi). Medan

Saadah, Firtous. 2004. Tingkat Pengetahuan dan persepsi tentang haid/ menstruasi serta perilaku hygiene menstruasi pada pelajar kelas II SLTP Negeri 1 Bogor tahun 1999. Skripsi FKM-UI.

Santrock, J. W., 2003. Adolescence, Perkembangan Remaja. Penerjemah: Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Erlangga, Jakarta.

Shah, Nicole. 2009. The impact of shortcomings. Menstruation education,34.8-9. 15 mei 2009. www.proquest.com/pqdweb.

Sianturi, Yenny,2001. Faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap tentang menstruasi pada siswi kelas IV,V,VI SDN di Kecamatan Cakung Kota Madya Jakarta Timur yang berhubungan dengan faktor karakteristik dari dirinya, keluarga dan informasi yang diterima. Skripsi FKM-UI.

(26)

Tarwoto & Wartonah.2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Ed.4: Salemba Medika

Wahyuningsih, Merry. 2010. Tips Menjaga Kesehatan Alat Kelamin. Jakarta: Detik Health

Widyastuti,Yani.2011. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Pitra maya

(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran perilaku remaja putri tentang kebersihan genitalia pada saat menstruasi di SMP PALAPA Binjai Tahun 2015 (Notoatmodjo,2007).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP PALAPA Binjai 3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 – Januari 2016 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswi yang duduk dikelas VII, VIII dan IX SMP PALAPA Binjai sebanyak 54 orang yang didapat dari daftar kehadiran siswa.

3.3.2 Sampel

(28)

3.4 Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data yang diperoleh dari anak SMP PALAPA Binjai secara langsung dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden dan berisikan daftar pertanyaan serta pilihan jawaban yang telah dipersiapkan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari dari kantor tata usaha SMP PALAPA BINJAI yaitu data-data mengenai jumlah seluruh siswi putri dan jumlah kelas.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja putri terhadap kebersihan genitalia pada saat menstruasi di SMP Palapa Binjai.

3.6 Definisi Operasional

1. karakteristik responden adalah kriteria responden yang diukur melalui umur dan kelas responden.

2. Sumber informasi adalah asal atau sumber keterangan – keterangan yang diperoleh responden. Sumber informasi terdiri dari :

a. Keluarga adalah orang – orang yang memiliki kedekatan darah dengan responden

(29)

Kakak/ saudara dalah orang – orang yang memiliki kedekatan dan hubungan darah dengan responden yang ikut memberikan informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi. b. Iklan pembalut adalah semua jenis pembalut yang diiklankan di televisi.

2. Pengetahuan adalah hasil tahu atau suatu pemikiran remaja putri tentang kebersihan genetalia pada saat menstruasi. Pengetahuan dikategorikan menjadi 3 yaitu: baik, sedang dan buruk.

3. Sikap adalah respon atau kesediaan remaja putri tentang kebersihan

genetalia pada saat menstruasi, yang dikategori atas: baik, sedang dan buruk 4. Tindakan adalah persepsi dan respon yang akan dilakukan remaja putri

tentang kebersihan genitalia pada saat menstruasi, yang dikategorikan: baik, sedang dan buruk.

3.7 Aspek Pengukuran

(30)

3.7.1 Pengetahuan

Untuk pengetahuan disusun sebanyak 14 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan mempunyai nilai tertinggi 3 dan terendah 1. Total skor tertinggi 42. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

a. Pengetahuan baik, apabila jumlah skor responden >34 (>75%)

b. Pengetahuan sedang, apabila jumlah skor responden 21 – 34 (45% -

75%)

c. Pengetahuan Kurang, apabila jumlah skor responden <21 (45%)

3.7.2. Sikap

Aspek pengukuran sikap menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat atau dialaminya. Adapun bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang masuk dalam katagori skala Likert adalah sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif (favorable) diberi skor:

Nilai 4 : Jawaban Sangat Setuju (SS) Nilai 3 : Jawaban Setuju (S)

Nilai 2 : Jawaban Tidak Setuju (TS)

Nilai 1: Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

b. Untuk pernyataan negatif (unfavorable) diberi skor:

Nilai 1 : Jawaban sangat Setuju (SS) Nilai 2 : Jawaban Setuju (S)

Nilai 3 :Jawaban Tidak Setuju (TS)

(31)

Maka nilai tertinggi adalah 60 dari 15 pernyataan yang akan diberikan dan nilai terendah 15.

. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:

1.Sikap baik, apabila jumlah skor responden >30 (>75%)

2. Sikap sedang, apabila jumlah skor responden 18 – 30 (45% - 75%) 3. Sikap Kurang, apabila jumlah skor responden < 18 (45%)

5.7.3.Aspek pengukuran Tindakan

Untuk tindakan disusun sebanyak 20 pertanyaan . masing – masing pertanyaan nomor 2,5,6,11,12,13,14,15,16,17,18,19 dan 20 mempunyai nilai tertinggi 3. Untuk pertanyaan nomor 1,3,4,7,8 dan 9 hanya dilihat gambaran hasilnya saja. Total nilai adalah 42. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasi dalam 3 kategori, yaitu:

a. Tindakan baik, apbila jumlah skor responden >32 (>75%)

b. Tindakan sedang, apabila jumlah skor responden 19 – 32 (45% - 75%) c. Tindakan kurang, apabila jumlah skor responden <19 (<45%)

3.8 Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan, diedit dan decoding secara manual. Untuk mengetahui perbedaan dan kebenaran data tersebut yang meliputi:

1. Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit, hal ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas data.

(32)

Mengkode data dengan member kode pada masing – masing jawaban untuk mempermudah pengolahan data

3. Tabulating

Membuat tabulasi termasuk dalaam kerja memproses data, membuat tabulasi yaitu untuk memasukkan data kedalam tabel.

3.9 Metode Analisa Data

Data yang telah terkumpul dianalisa dengan menggunakan sistem komputerisasi

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dengan melakukan analisa pada setiap variabel hasil penelitian dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada setiap variabel penelitian, data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi. 2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan melakukan uji statistic Chi-square

(33)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum SMP PALAPA BINJAI

SMP Palapa Binjai terletak di Jl. Sei Musi kelurahan Tanah Seribu, Kecamatan Binjai Selatan. SMP Palapa Binjai berdiri pada tahun 1987, dengan luas bangunan 322 M2 dan luas area 6750 M2,

4.2 Karakteristik Responden

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Kelas di SMP PALAPA BINJAI 2015

No. Karakteristik Responden Jumlah (n) (%)

Umur

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan umur, sebagian besar responden berumur 13 tahun yaitu 21 orang (38,9%) sedangkan yang paling rendah adalah responden dengan umur 15 tahun dan 16 tahun yaitu sebanyak 3 orang (5,6%).

(34)

yaitu 20 orang (37.0 %) dan responden yang berada pada kelas IX (9) yaitu 11 orang (20,4%).

4.3 Hasil Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independent pengetahuan sikap dengan tindakan remaja putri terhadap kebersihan genitalia pada saat menstruasi di SMP PALAPA BINJAI.

4.3.1 Sumber Informasi

Tabel 4.3. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Kebersihan genitalia Pada Saat Menstruasi

No. Sumber Informasi Jumlah (n) (%)

(35)

Tabel 4.4. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Pembalut Ibu, Iklan, Kakak, Teman Ibu, Iklan menyatakan ibu sebagai sumber informasi yang paling berperan dalam memberikan informasi mengenai pembalut dan hanya 1 orang responden (1,8%) yanng menyatakan iklan, kakak, teman sebagai sumber informasi mengenai pembalut.

Tabel 4.5. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Menstruasi

(36)

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebanyak 15 orang responden (27.6%) menyatakan ibu sebagai sumber informasi yang paling berpengaruh dalam memberikan informasi mengenai menstruasi dan sebanyak 1 orang responden (1,8%) menyatakan iklan, guru, teman sebagai sumber informasi mengenai menstruasi.

Tabel 4.6. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Merk Pembalut Yang digunakan saat ini

No Sumber Informasi Jumlah (n) (%) mengetahui merk pembalut yang digunakan saat melalui iklan di TV.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Tentang Alasan Pemilihan Pembalut

No. Alasan Jumlah (n) Persen (%)

1. 2. 3. 4.

Karena Sudah Disediakan Oleh Orangtua Karena Melihat Iklan di TV dan Media Lainnya

Karena Hanya Merk Tersebut Yang Tersedia di Warung Terdekat

(37)

Dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebanyak 17 orang responden (31.5%) menyatakan memilih pembalut karena melihat iklan di TV dan media lainnya.

Tabel 4.8. Distribusi Sumber Informasi Responden Tentang Media Terbaik Untuk Menyampaikan Informasi Mengenai Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi

Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebanyak 15 orang responden (27.6%) menyatakan ibu sebagai sumber informasi terbaikuntuk menyampaikan informasi mengenai kebersihan diri kewanitaan saat menstruasi.

(38)

4.3.2. Pengetahuan Responden

Seluruh responden (100%) mengatakan pernah mendengarkan istilah kebersihan genitalia.

Tabel 4.9. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Kebersihan Genitalia

No Pilihan Jumlah (n) Persen (%)

1

2 3

Suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan genitalia seseorang

Menjaga kebersihan diri

Mencuci dengan menggunakan air menyatakan pengertian kebersihan genitalia secara benar.

Tabel 4.10. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Menjaga Kebersihan Organ Kewanitaan Pada Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) Persen (%)

1 2 3

Untuk menghambat pengeluaran darah haid yang akan keluar Menjadi tidak nyaman dan tidak percaya diri

Untuk memelihara kebersihan dan kesehatan genitalia seseorang yang dilakukan selama menstruasi untuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi

(39)

memelihara kebersihan dan kesehatan genitalia seseorang yang dilakukan selama menstruasi untuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi.

Tabel 4.11. Distribusi Pengetahuan Responden Hal Pertama Yang Sebaiknya Dilakukan Pada Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) (%) menyatakan bahwa hal pertama yang dilakukan sebelum membasuh alat kelamin adalah mencuci tangan.

Tabel 4.12. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Jenis Pembalut Yang Sebaiknya Digunakan Pada Saat Menstruasi

(40)

Tabel 4.13. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahan Pembalut Yang Sebaiknya Digunakan Pada Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 2 3

Pembalut dengan bahan yang mengandung parfum dan gel Pembalut yang harum menyatakan bahwa bahan pembalut yang baik adalah pembalut dengan bahan yang lembut dan menyerap.

Tabel 4.14. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Dampak Tidak Sering Mengganti Pembalut Pada Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 2

3

Bakteri tidak dapat berkembang biak divagina

Bakteri mudah berkembang biak kedalam vagina dan menyebabkan infeksi

(41)

Tabel 4.15. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Dampak Pembalut

Menyebabkan kanker rahim, infeksi, gatal-gatal menyatakan bahwa dampak pembalut bagi kesehatan adalah menyebabkan kanker rahim, infeksi, gatal-gatal. Seluruh responden (100%) mengetahui bahwa didalam pembalut modern terdapat bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan.

Tabel 4.16. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bahan-bahan yang Ada di Dalam Sehelai Pembalut

No Pilihan Jumlah (n) (%) kardus bekas, Gel, Pemutih

(42)

Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit Yang Dapat Timbul Akibat Penggunaan Pembalut

No Pilihan Jumlah (n) (%)

Peradangan Pada Dinding Rahim menyatakan bahwa kanker rahim adalah penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pembalut.

Tabel 4.18 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai berapa kali Mengganti Pembalut Dalam Sehari

No Pilihan Jumlah (n) (%)

Setiap empat jam sekali

5

(43)

Tabel 4.19. Distribusi Pengetahuan Responden sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi sedangkan sebanyak 21 orang responden (38.9%) memiliki pengetahuan sedang mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi.

4.3.3. Sikap Responden

Tabel 4.20. Distribusi Sikap Responden Mengenai Personal Hygiene Saat Menstruasi

No. Pernyataan SS S TS STS Total

1 Informasi seputar kebersihan organ kewanitaan saat menstruasi itu sangat penting

informasi seputar kebersihan organ kewanitaan dari teman 3 Yang dilakukan pertama sekali sebelum

membasuh alat kelamin adalah mencuci tangan.

dengan bahan yang mengandung parfum dan bisa dipakai seharian

6 belakang (vagina) ke depan

24 7 Menggunakan pembalut tradisional

(kain) dapat mengganggu kesehatan

13 8 Menggunakan pembalut modern dapat

(44)

pada saat menstruasi. 24.1% 35.2% 22.2% 18.5% 100% 10 Pembalut membuat seseorang merasa

lebih percaya diri, nyaman, bersih, dan bebas bergerak sepanjang hari

31 11 Pembalut dapat menyebabkan gangguan

pencernaan 12 Sebelum membersihkan alat kelamin

sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu 13 Pembalut dapat menyebabkan efek

samping bagi kesehatan 14 Cara membersihkan pembalut yang

benar adalah mencuci sampai tidak tersisa lagi sisa darah kemudian dibuang ketempat sampah

15 Pembalut tradisional dapat berdampak buruk bagi kesehatan organ reproduksi jika tidak dicuci dengan bersih

33

(45)
(46)

tradisional dapat berdampak buruk bagi kesehatan organ reproduksi jika tidak dicuci dengan bersih.

Dari hasil 15 pertanyaan tentang kebersihan genitalia pada saat menstruasi yang telah dijabarkan diatas, maka sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.21. Distribusi Sikap Responden

No Sikap Responden Jumlah (n) (%)

Dari tabel 4.21 dapat kita ketahui bahwa responden sebagian besar memiliki sikap baik yaitu 33 orang responden (61.1%), sebagian lainnya memiliki sikap sedang yaitu sebanyak 12 orang responden (22.2%) dan sebagian lainnya memiliki sikap kurang yaitu sebanyak 9 orang (16.7%).

4.3.4. Tindakan Responden

(47)

Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa sebanyak 17 orang responden (31.5%) mengalami menstruasi pertama kali saat berumur 12 tahun. Seluruh responden (100%) menggunakan pembalut saat menstruasi.

Tabel 4.23. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pertama Kalinya Menggunakan Pembalut pertama kali menggunakan pembalut saat berumur 12 tahun.

(48)

Tabel 4.25. Distribusi Tindakan Responden Berdasarkan Pembalut Yang Digunakan

No Jenis Pembalut Jumlah (n) (%)

1 2

Pembalut Modern Pembalut Tradisional

30 24

55.6 44.4

Total 54 100

Dari tabel 4.25 dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang responden (55.6%) menggunakan pembalut modern sedangkan sebanyak 24 orang responden (44.4%) menggunakan pembalut tradisional.

Tabel 4.26. Distribusi Tindakan Responden Berdasarkan Jumlah Pembalut (Helai) Yang digunakan Pada Saat Menstruasi Tiap Harinya. No Jumlah Pembalut (helai) Jumlah (n) (%) 1

2 3

2 3 4

15 22 17

27.8 40.7 31.5

Total 54 100

(49)

Tabel 4.27. Distribusi Tindakan Responden Tentang Tempat Membeli

Tabel 4.28. Distribusi Tindakan Responden Tentang Pergantian Merk Pembalut Jika Pembalut Yang Biasa Digunakan Tidak Ada

(50)

Tabel 4.29. Distribusi Tindakan Responden Mengenai Efek Samping Yang Dirasakan Saat Menggunakan Pembalut

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 2 3

Alat kelamin terasa nyeri Gatal-gatal

Tidak merasakan efek samping

19 pernah mengalami efek samping dari pembalut yaitu gatal-gatal.

Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Cara Mengetahui Kualitas Pembalut Yang Digunakan

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 Mencium aroma pembalut, jika harum maka pembalut tersebut berkualitas baik

12 22.2

2 Mengeluarkan inti pembalut dan mengaduknya dalam segelas air, jika tidak terjadi perubahan warna pada air tersebut maka pembalut yang digunakan berkualitas baik

19 35.2

3 Tidak pernah mengetes pembalut yang digunakan dan tidak mengetahui pembalut tersebut berkualitas baik atau tidak

23 42.6

Total 54 100

(51)

Tabel 4.31. Distribusi Tindakan Responden Usaha Untuk Menjaga Kebersihan Kewanitaan.

No Usaha Jumlah (n) (%)

1 Mengganti pembalut tiap 4 jam sekali 35 64.8 2 Membasuh alat kelamin dengan air bersih

dari depan ke belakang

13 24.1

3 Mengeringkan alat kelamin setelah dibasuh dengan air

6 11.1

Total 54 100

Dari tabel 4.31 dapat dilihat bahwa sebanyak 35 orang responden (64.8%) melakukan usaha untuk menjaga kebersihan kewanitaannya dengan cara mengeringkan alat kelamin setelah dibasuh dengan air. Seluruh responden (100%) melakukan usaha untuk menjaga kebersihaan kewanitaan.

Tabel 4.32. Distribusi Tindakan Responden Tentang Cara Digunakan Untuk Membersihkan Alat Kelamin Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 Membersihkannya dengan air bersih 21 38.9 2 Membersihkannya dengan air bersih dan

sabun mandi

10 18.6

3 Membersihkannya dengan air bersih dan cairan pembersih kewanitaan

23 42.5

Total 54 100

(52)

Tabel 4.33. Distribusi Tindakan Responden Tentang Kegiataan Yang Dilakukan Setelah Membersihkan Alat Kelamin Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 Langsung memakai pembalut 10 18.6

2 Membersihkan alat kelamin terlebih dahulu dan membuang bekas pembalut ketempat sampah

21 38.9

3 Membersihkan alat kelamin terlebih dahulu, mengganti celana dalam jika sudah terkena noda darah menstruasi

23 42.5

Total 54 100

Dari tabel 4.33 dapat dilihat bahwa sebanyak 23 orang responden (42.5%) mengganti celana dalam jika sudah terkena noda darah menstruasi ketika selesai membersihkan alat kelamin.

Tabel 4.34. Distribusi Tindakan Responden Tentang Pernah Atau Tidaknya Mengajak Teman/Kenalan Untuk Menjaga Kebersihan Kewanitaan Saat Menstruasi

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 2

Ya Tidak

30 24

55.6 44.4

Total 54 100

(53)

Tabel 4.35. Distribusi Tindakan Responden Tentang Cara Membersihkan Pembalut

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 Jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah dan untuk pembalut kain sebaiknya direndam memakai sabun ditempat tertutup terlebih dulu sebelum dicuci

30 55.6

2 Hanya disiram sekedar saja 24 44.4

Total 54 100

Dari tabel 4.35 dapat dilihat bahwa sebanyak 38 orang responden (55.6%) telah membersihkan pembalut yang digunakan dengan benar.

Tabel 4.36. Distribusi Tindakan Responden Tentang Cara Membuang Pembalut Yang Sudah Digunakan

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 Pembalut dicuci sampai tidak tersisa lagi sisa darah kemudian dibuang

40 74.1

2 Mengeluarkan isi inti pembalut dan membuangnya kesaluran air

8 14.8

3 Langsung dibuang tanpa dibersihkan terlebih dahulu

6 11.1

Total 54 100

Dari tabel 4.36 dapat dilihat bahwa sebanyak 40 orang responden (74.1%) telah membuang pembalut yang digunakan secara benar.

Tabel 4.37. Distribusi Tindakan Responden Tentang Tempat Membuang Pembalut yang Sudah Digunakan

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1 Wc 10 18.5

2 Saluran pembuangan air 15 27.8

3 Tong sampah 29 53.7

(54)

Dari tabel 4.37 dapat dilihat bahwa sebanyak 29 orang responden (53.7%) membuang pembalut yang sudah digunakan kedalam tong sampah.

Dari hasil 20 pertanyaan tentang kebersihan genitalia pada saat menstruasi yang telah dijabarkan diatas, maka tindakan responden dapat dikategorikan sebagai berikut:

Tabel 4.38 Distribusi Tindakan Responden

No Pilihan Jumlah (n) (%)

1. 2.

Baik Sedang

44 10

81.5 18.5

Total 54 100

(55)

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa berdasarkan umur, sebagian besar responden berumur 13 tahun yaitu 21 orang (38,9%) sedangkan yang paling rendah adalah responden dengan umur 15 tahun dan 16 tahun yaitu sebanyak 3 orang ( 5,6%). Menurut BKKBN, 2003 batasan usia remaja adalah 10-19 tahun sedangkan menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik (organobiologik) secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional). Terjadinya perubahan besar ini umumnya ini membingungkan remaja yang mengalaminya. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi merupakan suatu bagian yang penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus. Inilah sebabnya maka para ahli dalam bidang kesehatan reproduksi remaja berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja putri diperlukan dalam mengatasi kesehatan reproduksi remaja putri , agar remaja putri tahu pentingnya menjaga kebersihan genitalia pada saat menstruasi (BKKBN, 2003).

(56)

(37.0%) dan responden yang duduk di kelas IX (9) yaitu sebanyak 11 responden (20.4%).

5.2 Sumber Informasi

Berdasarkan hasil tabel 4.3 didapatkan bahwa sebanyak 19 orang siswi (35.1%) mendapatkan informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi dari ibu, sebanyak 17 orang siswi (31.5%) menyatakan sumber informasi mengenai pembalut untuk pertama kalinya adalah ibu.sebanyak 15 orang siswi (27.6%) juga mendapatkan informasi mengenai menstruasi melalui ibu, dan 15 orang siswi (27.6%) juga menyatakan bahwa media atau sumber informasi terbaik dalam penyampaian informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi adalah ibu. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3, tabel 4.4, tabel 4.5, tabel 4.8 yang menunjukkan bahwa ibu sangat berperan dalam memberikan edukasi tentang tindakan remaja terhadap kebersihan genitalia pada saat menstruasi.

(57)

kesehatan reproduksi dan sumber informasi yang nyaman tentang menstruasi adalah orangtua.

Dari informasi diatas dapat dilihat bahwa peran ibu sedikit banyak memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pembentukan pengetahuan, sikap maupun tindakan siswi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi. Santrock (2003) menyatakan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah media edukasi bagi anak-anaknya dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya, mempersiapkan anak untuk kehidupan masa remaja menuju dewasa, memberikan pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak dengan menyekolahkannya.

Pendidikan kesehatan reproduksi pada tingkat pertama harus dilakukan oleh orangtua dan paling dianggap ideal adalah ibu, mengingat hubungannya yang erat dengan anak (Paat, 1997). Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa bagi remaja putri yang baru mengalami menarche akan cenderung bertanya kepada ibunya. Kecenderungan ini menurut peneliti merupakan hasil interaksi yang terjadi dalam keluarga. Selain karena ibu dinilai sangat dekat dengan anak-anaknya, secara psikologis akan lebih nyaman untuk berbagi masalah “ kewanitaan ” dengan

sesama wanita.

(58)

kanak-kanak. Tetapi kenyataannya tidak semua orang tua dapat memberikan pendidikan itu. Akibatnya remaja perempuan tidak menerima pendidikan kesehatan reproduksi yang benar dan bertanggung jawab, karena seringkali mereka menerima informasi tentang kesehatan reproduksi justru dari teman, film dan tayangan televisi (Sujarwati,2002).

Kebersihan genitalia pada saat menstruasi merupakan keseluruhan perilaku dalam menjaga kebersihan alat reproduksi pada saat menstruasi. Informasi mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi sangat penting karena jika tidak diterapkan akan berdampak negatif, yaitu akan menimbulkan infeksi pada alat reproduksi dan jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kemandulan, sehingga menurunkan kualitas hidup individu yang bersangkutan (Sianturi,2001). Minat responden dalam pemilihan pembalut lebih cenderung didapatkan dari iklan di televisi dan media lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 bahwa sebanyak 27 orang responden (49.9%) paling banyak mengunakan merk pembalut yang mereka lihat di iklan televisi hanya 9.3% yang menyatakan bahwa ibu atau orang tua yang memiliki peran mengenai merk pembalut yang digunakan pada saat menstruasi. Pada tabel 4.7 sebanyak 17 orang responden (31.5%) menyatakan memilih pembalut karena melihat iklan ditelevisi dan media lainnya. Peneliti berasumsi bahwa bukan hanya ibu yang dijadikan sumber informasi oleh responden dalam hal pemilihan pembalut tetapi juga iklan.

Studi yang dilakukan Aliaswastika dalam penelitian kuantitatifnya mengenai remaja perempuan dan seksualitas” tahun 2007 terhadap enam remaja

(59)

pemaknaan seorang remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi sangat bergantung pada sumber informasi yang dimilikinya tentang hal tersebut, dan bagaimana ia berkomunikasi dengan orang yang menjadi sumber primer baginya untuk mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Terbentuknya frame of reference dan pola komunikasi ini dimulai sejak mereka mengalami menstruasi pertama.

5.3 Pengetahuan Mengenai Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4. 19) diketahui bahwa sebagian besar siswi SMP PALAPA Binjai sudah memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 33 responden (61.1%) tentang gambaran perilaku remaja putri tentang kebersihan genitalia pada saat menstruasi . Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, faktor pengetahuan (kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang positif maupun negatif akan mempengaruhi sikap dan tindakan. Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pendidikan, media informasi dan keterpaparan informasi. Seperti yang dikatakan oleh Marvan, Morales, dan Cortes, 2006 dalam Emotional Reactions to Menarche Among Mexican Women of Different Generations bahwa pengetahuan yang cukup akan

(60)

benar, maka pengetahuan itu akan menjadi bekal yang positif saat mereka mengalaminya sendiri. Mereka akan lebih siap menghadapinya dan akan berperilaku sesuai dengan apa yang mereka ketahui sebelumnya.

Seluruh responden (100%) yang pernah mendengar istilah kebersihan genitalia. Menurut Baradero, 2010 banyak perempuan Indonesia yang tidak memperhatikan alat genitalia mereka ketika menstruasi karena masih ada yang tidak pernah mendengar istilah kebersihan genitalia. Sehingga banyak masalah timbul pada remaja pada saat menstruasi seperti keputihan, gatal-gatal, bau tidak sedap dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil tabel 4.9 sebanyak 39 responden (72.2%) mengatakan pengertian kebersihan genitalia secara benar. Pengertian kebersihan genitalia yang benar adalah suatu tindakan kebersihan dan kesehatan genitalia seseorang. Menurut Sujarwati, 2009 kebersihan genitalia atau persomal hygiene pada saat menstruasi merupakan komponen hygiene pada saat menstruasi merupakan komponen hygiene perorangan yang memegang peran penting dalam status perilaku kesehatan seseorang termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. Pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terinfeksi. Oleh karena itu kebersihan genitalia harus lebih dijaga karena kumangenitala mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan infeksi saluran reproduksi (Sujarwati, 2009).

(61)

menstruasi untuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. Menurut Sarwono, 2003 menstruasi bukan merupakan barang tabu untuk dibicarakan sebagaimana pada jaman dulu. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk organ-organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kebersihan. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu kebersihan daerah genitalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit, yaitu rasa gatal yang disebabkan oleh jamur Candida yang akan subur tumbuhnya pada saat haid. Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang diajarkan oleh orangtua kita sejak kita masih kecil. Tetapi karena orang tua sering kali tidak merasa nyaman membicarakan masalah kesehatan dan kebersihan. (Sarwono, 2003).

(62)

terjadi akan sangat mungkin memunculkan gangguan reproduksi, terutama didaerah kewanitaan.

Berdasarkan hasil tabel 4.12 sebanyak 29 responden (53.7%) menyatakan bahwa pembalut tradisional/ kain adalah pembalut yang baik digunakan pada saat menstruasi. Pembalut tradisional merupakan pembalut yang terbuat dari kain (tentu saja dengan desain yang lebih baik, bukan sekedar potongan-potongan kain yang disumpalkan) kembali muncul sekitar tahun 1970-an dan cukup populer pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Wanita memilih memakai pembalut kain karena memiliki kelebihan seperti alasan kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan, dan lebih murah karena kemungkinkan untuk dicuci dan digunakan kembali. Namun pembalut tradisional ini sendiri juga memiliki kekurangan seperti gangguan kesehatan reproduksi jika pembalut tidak dicuci dengan keadaan benar-benar bersih. Sementara mengenai bahan pembalut yang baik adalah yang berbahan lembut dan menyerap. Pada saat menstruasi, sebaiknya menggunakan pembalut yang permukaannya lembut dan daya serapnya tinggi, sehingga tetap nyaman selama menggunakannya. Kenyamanan menjadi sangat penting karena pada saat menstruasi wanita menjadi cenderung lebih was-was dan khawatir darah menstruasinya akan menyebar kemana-mana.

(63)

pembalut harus diganti secara teratur 4-5 kali atau setiap setelah mandi dan buang air besar ataupun kecil. Penggantian pembalut yang tepat adalah apabila di permukaan pembalut telah ada gumpalan darah. Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.

Berdasarkan hasil tabel 4.15 sebanyak 24 responden (44,4%) menyatakan bahwa dampak pembalut bagi kesehatan adalah menyebabkan kanker rahim, infeksi, gatal-gatal. Pembalut memiliki dampak bagi kesehatan, salah satunya adalah memicu terjadinya kanker rahim, infeksi dan gatal-gatal. Produk pembalut yang mengandung zat-zat kimia didalamnya serta berkualitas buruk dapat menyebabkan daerah kewanitaan selalu mengalami banyak masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi serta memicu terjadinya kanker rahim.

Berdasarkan tabel 4.16 sebanyak 31 siswi (57.4%) hanya mengetahui bahwa pembalut terbuat dan bahan daur ulang kertas bekas dan kardus bekas sedangkan untuk bahan lainnya mereka tidak mengetahui secara pasti. Pembalut wanita adalah produk sekali pakai, karena itulah para produsen mendaur ulang bahan baku kertas bekas dan pulp, menjadikannya bahan dasar untuk menghemat biaya. Bahan bakunya mulai dari kertas koran, kardus, karton bekas penuh dengan bakteri dan kuman-kuman, serta bermacam pewarna sintetis dan berbau. Dalam proses daur ulang, banyak zat kimia yang digunakan untuk proses pemutihan kembali seperti dioxin yaitu bahan sampingan dan proses bleaching (pemutihan).

(64)

dua kali dalam sehari. Menurut PKBI DIY (2000) untuk menjaga kebersihan dan kesehatan daerah kewanitaan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur 4 sampai 5 kali sehari atau setiap 4 jam sekali, apalagi jika sedang banyak-banyaknya.

Kebersihan genitalia pada saat menstruasi merupakan Kebersihan genitalia personal pada saat mengalami menstruasi, karena bila penanganan selama menstruasi tidak benar atau tidak bersih maka dapat mengakibatkan infeksi pada alat reproduksi yang mempunyai dampak yang buruk ke masa depan seperti terjadinya kemandulan dan kanker rahim. Sebagian besar responden menjawab secara benar tentang dampak kebersihan genitalia yang buruk. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Handayani (20l0) di salah satu SMP PALAPA Binjai dimana pengetahuan siswi di SMP tersebut tentang kebersihan genitalia sudah baik. Hal ini didorong oleh faktor-faktor antara lain peran keluarga, iklan di televisi dan teman sebaya.

5.4 Sikap Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi

(65)

kebersihan organ kewanitaan dari teman. Sejalan dengan pendapat Nugraha (1997) banyak orang tua yang tidak berkomunikasi kepada anaknya terutama yang berkaitan dengan seksual. Informasi yang harus disampaikan orang tua kepada anaknya dirumah adalah seputar pendidikan seks yang berisikan anatomi dan fisiologi alat kelamin, proses reproduksi, kontrasepsi, penyakit kelamin, kebersihan kelamin dan topik-topik yang berhubungan dengan seks. Hal ini terkait dengan sumber informasi yang harus diberikan oleh orang tua dan didukung oleh pendapat para ahli bahwa seorang anak harus belajar tentang tubuhnya, dan anak perempuan memerlukan informasi tentang perubahan yang terjadi pada fisik dan emosionalnya pada saat terjadi pubertas dan memerlukan pengetahuan secara nyata tentang menstruasi dan kebersihannya. Menurut PKBI DIY (2000) orang tua harus menyiapkan anaknya dengan memberi informasi tentang pubertas dan seksual serta harus dapat menjawab eksplorasi seksual yang sening di konfirmasi anak.

Soal pernyataan no 3 sebanyak 18 orang responden (33.3%) menyatakan sangat setuju bahwa yang dilakukan pertama sekali sebelum membasuh alat kelamin adalah mencuci tangan. Progestian (2009) mengungkapkan hal terpenting yang perlu di perhatikan oleh remaja puteri pada saat menstruasi adalah daerah kewanitaan perlu dibersihkan secara cermat, cara membersihkan daerah kewanitaan yang terbaik adalah mencuci tangan dengan air bersih terlebih dahulu sebelum membasuhnya dengan air bersih juga.

(66)

saat menstruasi. Dalam sebuah artikel kesehatan mengungkapkan sekarang ini begitu banyak pilihan merk pembalut wanita dengan keunggulan masing-masing, mulai dari pembalut tradisional sampai pembalut modern yang memiliki aroma parfum, aroma rempah-rempah, warna dan bentuknya yang beragam yang memiliki efek samping bagi kesehatan. Hal ini menjadi daya tarik bagi konsumen sehingga sulit untuk menentukan pilhan, dan tidak jarang memungkinkan akan berganti-ganti jenis pembalut.

Soal pernyataan no 5 sebanyak 24 orang responden (44.4%) menyatakan sangat setuju bahwa cara membersihkan/ membasuh alat kelamin wanita adalah dan arah belakang (vagina) ke depan. Soal pernyataan no 6 sebanyak 15 orang responden (27.8%) menyatakan sangat setuju bahwa membersihkan alat kelamin harus menggunakan sabun mandi. Hal ini menunjukkan suatu sikap yang salah.

(67)

semakin merangsang bakteri yang menyebabkan infeksi. Apabila menggunakan sabun, sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5), misalnya sabun bayi yang biasanya ber-pH netral. Setelah memakai sabun, hendaklah dibasuh dengan air sampai bersih (sampai tidak ada lagi sisa sabun yang tertinggal), sebab bila masih ada sisa sabun yang tertinggal malah dapat menimbulkan penyakit. Setelah dibasuh, harus dikeringkan dengan handuk atau tissue, tetapi jangan digosok-gosok. Dengan menjaga kebersihan tubuh dapat memberikan kesegaran bagi tubuh dan memperlancar peredaran darah.

Sejalan dengan sebuah penelitian Widyastuti (2011) salah satu fenomena perilaku remaja puber tentang kebersihan genitalia pada saat menstruasi masih rendah, mengenai kebersihan genitalia pada saat menstruasi pada perempuan pengunjung rumah sakit di Subang dan Tangerang (N=305) mengungkapkan bahwa sebagian besar (77.5 % di Tangerang dan 68.3 % di Subang) mempunyai status kebersihan genitalia pada saat menstruasi yang buruk. Dalam hal kebersihan genitalia individu, masih terdapat responden yang salah dalam mencuci alat kelaminnya yaitu dan arah belakang ke depan.

(68)

Dalam pernyataan sikap siswi dapat menjawab benar tentang pernyataan melakukan cuci tangan dengan sabun sebelum memegang alat kelamin, tetapi apabila ditanya pada saat wawancara sejauh mana tindakan remaja maka sebagian besar responden mengatakan tidak pernah melakukan cuci tangan dengan beberapa alasan seperti karena keterbatasan waktu, lupa, dan memang tidak terbiasa dari kecil, dan mereka menganggap bukan sesuatu yang penting.

Hal ini terkait dengan sumber informasi yang di peroleh para siswi dan orangtua khususnya ibu. Pengetahuan dengan sikap siswi sangat berkaitan dengan pendidikan dan sumber informasi yang di dapat karena dapat dilihat pada penelitian Handayani (2010) pendidikan ibu yang rendah mayoritas bersikap negatif, demikian dengan siswi yang memiliki keterbatasan sumber informasi juga memiliki sikap negatif. Dengan demikian, seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan tinggi dalam menghadapi kebersihan genitalia pada saat menstruasi akan membentuk sikap negatif pula terhadap penerimaannya. Dengan kata lain sikap positif akan lebih sedikit ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang dibandingkan dengan pengetahuan baik, sehingga individu akan membentuk sikap negatif terhadap hal-hal yang dirasakannya yang akan merugikan dirinya.

(69)

di atas pembalut wanita berkualitas buruk yang menjadi sarang pertumbuhan bakteri merugikan walaupun hanya digunakan selama 2 jam. Penyebab utama penyakit kewanitaan, yaitu: 10% Imunitas tubuh lemah, 30% kurang higienis, dan 50% lingkungan yang tidak bersih serta penggunaan pembalut yang kurang sehat. 83% wanita dewasa terjangkit infeksi vagina (62% dari data tersebut disebabkan oleh pemakaian pembalut yang kurang berkualitas).

(70)

samping bagi kesehatan. Soal pernyataan no 14 sebanyak 15 orang responden (27.8%) menyatakan setuju bahwa cara membersihkan pembalut yang benar adalah mencucinya sampai tidak ada sisa darah kemudian dibuang ke tempat sampah. Sesuai dengan kutipan dari sebuah artikel kesehatan, jika menggunakan pembalut sekali pakai sebaiknya dibersihkan dulu sebelum dibungkus lalu dibuang ke tempat sampah. Untuk pembalut lainnya sebaiknya direndam memakai sabun di tempat tertutup terlebih dahulu sebelum dicuci.

Soal pernyataan no 15 sebanyak 33 orang responden (61,1%) menyatakan sangat setuju bahwa pembalut tradisional dapat berdampak buruk bagi kesehatan organ reproduksi jika tidak dicuci dengan bersih.. Artikel kesehatan reproduksi mengungkapkan pembalut tradisional merupakan pembalut yang terbuat dan kain (tentu saja dengan desain yang lebih baik, bukan sekedar potongan-potongan kain yang disumpalkan) kembali muncul sekitar tahun 1970-an dan cukup populer pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Wanita memilih memakai pembalut kain karena memiliki kelebihan seperti alasan kenyamanan, kesehatan, dampak lingkungan, dan lebih murah karena memungkinkan untuk dicuci dan digunakan kembali.

(71)

gangguan kesehatan reproduksi jika pembalut tidak dicuci dengan keadaan benar-benar bersih.

Menurut Sianturi (2001) faktor penentu sikap seseorang salah satunya adalah faktor komunikasi sosial. Informasi yang diterima individu tersebut dapat menyebabkan perubahan sikap pada diri individu tersebut. Positif atau negatif informasi dan proses komunikasi tersebut tergantung seberapa besar hubungan sosial dengan sekitarnya mampu mengarahkan individu tersebut bersikap dan bertindak sesuai dengan informasi yang diterimanya. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang memperoleh informasi dari ibu, iklan dan lain sebagainya ada yang bersikap positif dan ada pula yang negatif.

Sikap positif maupun negatif dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh. Seperti yang diungkapkan oleh Shah (2009) bahwa wanita yang tidak memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai Kebersihan genitalia pada saat menstruasi kebanyakan memiliki sikap yang negatif, begitu juga sebaliknya. Kemungkinan beberapa sikap negatif dan hasil penelitian ini dipengaruhi oleh sumber informasi yang salah yang mereka terima, usia remaja yang masih muda, dimana emosinya masih labil dan cenderung untuk membentuk suatu pemahaman tersendiri terhadap suatu permasalahan.

5.5 Tindakan Kebersihan Genitalia Pada Saat Menstruasi

(72)

genitalia pada saat menstruasi yang telah melakukan praktek kebersihan genitalia pada saat menstruasi dengan benar.

Dari hasil tabel 4.22 dan 4.23 menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang responden (31,5%) mengalami menstruasi pertama kali dan menggunakan pembalut saat berumur 12 tahun. Menurut Andira, 2010 mengatakan walaupun mestruasi biasanya mulai antara umur 11 dan 14 tahun, kadang-kadang ada juga yang lebih lambat datangnya. Biasanya hal ini karena keterlambatan yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, misalnya : ibunya terlambat mendapat menstruasi pertama, seringkali anaknya juga mengalami hal yang sama. Jika ukuran tubuh lebih kecil dari ukuran rata-rata, biasanya menstruasinya lebih telat. Hampir semua anak perempuan telah menstruasi pada usia 12 tahun. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi merupakan suatu bagian yang penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus. Inilah sebabnya maka para ahli dalam bidang kesehatan reproduksi remaja berpendapat bahwa kesetaraan perlakuan terhadap remaja putri diperlukan dalam mengatasi kesehatan reproduksi remaja putri , agar remaja putri tahu pentingnya menjaga kebersihan genitalia pada saat menstruasi

(73)

lama (3–8 hari), Pendarahan lebih banyak terjadi pada hari kedua dan ketiga, lalu semakin sedikit sampai menstruasi berhenti.

Dari hasil tabel 4.25 dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang responden (55,6%) menggunakan pembalut modern. Jenis pembalut yang di pakai oleh sebagian besar siswi adalah jenis pembalut modern, dimana sebagian besar merk pembalut modern yang di gunakan oleh para responden merupakan produk yang berkualitas buruk.

Dari hasil tabel 4.26 dapat dilihat bahwa sebanyak 22 orang responden (40,7%) menggunakan 3 helai pembalut dalam sehari saat menstruasi.. Salah satu yang sangat ditekankan bagi perempuan yang tengah mengalami menstruasi adalah pemeliharaan kebersihan genitalia. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan, idealnya penggunaan pembalut selama menstruasi harus diganti secara teratur minimal mengganti pembalut 4 kali sehari atau lebih baik setiap 4 jam sekali, jika kurang dan 4 kali sehari maka bakteri yang ada dalam darah yang sudah keluar akan lebih mudah berkembangbiak dalam keadaan yang lembab.

(74)

informasi mengenai merk pembalut yang mereka terima melalui iklan di televisi ataupun media lainnya.

Berdasarkan hasil tabel 4.29 dapat dilihat bahwa sebanyak 25 orang responden (46,3%) pernah mengalami efek samping dari pembalut yaitu gatal-gatal. Saat sedang haid dan memakai pembalut biasa, tanpa disadari cairan yang sudah diserap pembalut biasa yang sudah bercampur dengan kimia dan bercampur dengan bahan yang tidak steril dari pembalut biasa. Dan saat seorang wanita duduk tanpa disadari, cairan kotor dari pembalut akan keluar kembali karena terkena tekanan dan naik ke atas dan masuk kembali ke organ kewanitaan. Hal ini yang akan menyebabkan infeksi dan timbulnya masalah kewanitaan. Maka perlu dikhawatirkan jika saat memakai pembalut terasa becek/ tidak kering. Hal ini berkaitan dengan pemyataan Indriastuti (2009) hygienis adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit.

(75)

sebagian dari lembaran inti pembalut & celupkan ke dalam gelas dan aduk dengan sumpit. Lihat perubahan warna air, jika pembalut tetap utuh dan air di dalam gelas tidak keruh maka produk pembalut tersebut berkualitas baik, tetapi jika hancur dan airnya keruh, berarti produk pembalut tersebut berkualitas buruk dan banyak mengandung pemutih. Dan produk yang berkualitas buruk tersebut mengandung dioksin yang sering menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami banyak masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, juga pemicu terjadinya kanker mulut rahim/servik.

Berdasarkan hasil tabel 4.31 dapat dilihat bahwa sebanyak 35 rang responden (64,8%) menyatakan bahwa responden melakukan usaha untuk menjaga kebersihan genitalia dengan cara mengeringkan alat kelamin setelah dibasuh dengan air. Tabel 4.32 dapat dilihat bahwa sebanyak 23 orang responden (42,5%) mengatakan bahwa membersihkan alat kelamin dengan air bersih dan cairan pembersih kewanitaan. Sebagian besar siswi telah menggunakan pembalut ketika menstruasi, sebagian besar siswi juga telah menjaga kebersihan kewanitaannya saat menstruasi seperti mengeringkan alat kelaminnya setelah dibasuh dengan air kemudian juga siswi menggunakan cairan pembersih untuk membersihkan alat kelaminnya, sebagian besar juga mengaku akan mengganti celana dalamnya jika sudah ada noda darah.

(76)

pernah mengajak teman/ kenalan untuk menjaga kebersihan genitalia saat menstruasi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Handayani (2010) di salah satu SMP di Binjai dimana sikap siswi di SMP tersebut tentang kebersihan genitalia sudah baik. Peneliti berasumsi bahwa sikap siswi yang baik ini dipengaruhi oleh pengetahuan responden yang baik. Dari pengetahuan dan sikap yang baik ini kemungkinan akan berpengaruh besar terhadap tindakan kebersihan genitalia siswi nantinya.. Menurut PKBI DIY (2000) tindakan tersebut sudah benar, setelah mandi atau buang air, vagina harus dikeringkan dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. Selain itu pemakaian celana dalam hendaknya bahan yang terbuat dan yang mudah menyerap keringat.

Gambar

Tabel 4.3. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Kebersihan genitalia Pada Saat Menstruasi
Tabel 4.5. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Menstruasi
Tabel 4.6. Distribusi Sumber Informasi Responden Mengenai Merk Pembalut Yang digunakan saat ini
Tabel 4.8. Distribusi Sumber Informasi Responden Tentang Media Terbaik Untuk Menyampaikan Informasi Mengenai Kebersihan Genitalia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Pembagian Biaya Pemungutan sebagaimana tersebut pada Pasal 4, 5, 6 dan 7 Peraturan ini khusus untuk pembagian kepada Dinas Pendapatan

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Bagaimana mengatur tata letak buku diperpustakaan STIKOM Dinamika Bangsa Jambi agar mudah dicari oleh mahasiswa

Namun pada aplikasi ini submenu yang paling penting adalah submenu pada menu sewa dan menu bawa, karena pada menu tersebut berkenaan dengan aktivitas pembayaran gaji para supir

[r]

Konsep dasar dari penulisan ini adalah menerangkan bagaimana cara pembuatan sebuah situs sebagai salah satu sarana untuk pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), untuk memperoleh

[r]

Dari hasil pencarian akar pendekatannya akan diketahui metode mana dari kedua metode di atas yang lebih tepat dengan akurasi mendekati nol dan lebih cepat. Dimana dari kedua

[r]