• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL DALAM MEMPERTAHANKAN GAYA PERNIKAHAN ALA BETAWI (Studi Kasus pada Masyarakat Betawi, Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BENTUK KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL DALAM MEMPERTAHANKAN GAYA PERNIKAHAN ALA BETAWI (Studi Kasus pada Masyarakat Betawi, Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir: Penelitian Ilmu Komunikasi

BENTUK KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL DALAM MEMPERTAHANKAN GAYA PERNIKAHAN ALA BETAWI

(Studi Kasus pada Masyarakat Betawi, Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur)

TUGAS AKHIR:

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Prasyarat untuk Mendapatkan

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh: Hadijah Ervanah

NIM: 09220063

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul:

BENTUK KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL DALAM MEMPERTAHANKAN GAYA PERNIKAHAN ALA BETAWI

(Studi Kasus pada Masyarakat Betawi, Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur)

Oleh:

HADIJAH ERVANAH NIM: 09220063

Telah memenuhi persyaratan untuk dipertahankan Didepan Dewan Penguji dan disetujui

Pada tanggal, 25 April 2015

Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing II

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

Bentuk Komunikasi Antar Personal Dalam Mempertahankan Gaya Pernikahan Ala Betawi (Studi Kasus Pada Masyarakat Betawi, Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makassar Jakarta Timur)”. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW., keluarga, dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini dapat selesai berkat bimbingan, bantuan, dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Bapak Jamroji, MComm selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu dan kesabaran dalam memberi petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini,

2. Bapak M. Himawan Sutanto, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran kepada penulis sehingga terselesaikan skripsi ini,

3. Kedua orang tua tercinta Bapak Idot Ervanah dan Ibu Suyatin yang telah memberikan motivasi, nasihat, dioa, dukungan baik secara moril maupun materi serta terimakasih atas kesabaran yang kalian miliki selama peneliti menyelesaikan skripsi ini.

4. Responden pada penelitian dalam skripsi ini atas kerjasamanya, tanpa kalian penelitian ini tidak akan pernah selesai.

Semoga Allah SWT. menunjukkan jalan dan memberikan cahaya-Nya, serta melapangkan dada kita dengan limpahan iman, rahmat, dan keindahan tawakal. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Namun demikian tiada manusia yang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk menjadikan skripsi ini lebih sempurna.

Malang, 12 Mei 2015

(4)

DAFTAR ISI

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 8

2.1.2 Pola Komunikasi ... 10

2.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi ... 11

2.1.4 Proses Komunikasi... 14

2.1.5 Fungsi Komunikasi ... 15

2.2Komunikasi Budaya ... 16

2.3 Komunikasi Tradisional ... 19

2.4 Konsep Perkawinan ... 23

2.4.1 Pengertian Perkawinan ... 23

2.4.2 Syarat dan Rukun Perkawinan ... 27

2.4.3 Segi Pandang Perkawinan ... 31

2.4.4 Tujuan Perkawinan ... 33

2.4.5 Terjadinya Perkawinan ... 33

(5)

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3.3.Prosedur Penelitian ... 39

3.4.Informan Penelitian ... 40

3.5.Instrumen Penelitian ... 41

3.6.Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.7.Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1. Tradisi Pernikahan Masyarakat Betawi Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur ... 47

4.2. Bentuk Komunikasi Antar Personal dalam Mempertahankan Gaya Pernikahan Ala Betawi Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur... 52

4.3. Kendala-Kendala Masyarakat Betawi dalam Mempertahankan Tradisi pernikahan Kelurahan Kebon Pala Kecamatan Makasar Jakarta Timur ... 54

BAB V PENUTUP ... 55

5.1. Kesimpulan ... 55

5.2.Saran ... 56

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1...48

Gambar 1.2...49

Gambar 1.3...50

Gambar 1.4...51

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Aji, Firman dan Sirait, S. Martin. 1990. Perencanaan Dan Evaluasi: Suatu Sistem Untuk Proyek Pemabanguna. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Hadad, Al Thahir. 1993. Wanita Dalam Syariat Dan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Firdaus. Al-Jamal, Ibrahim Muhammad. 1991. Fiqih Wanita Islam. Jakarta: Pustaka Panjimas

Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek, Edisi Revisi Kelima. Jakarta: Rineka Cipta.

Ary, Donal. 2002. An Invitation to Research in Social Education. Bacerly Hills: Sage Publication.

Asnawi, Mochd. 1975.Himpunan Dan Undang-Undang RI Tentang Perkawinan Serta Peraturan Pelaksanaan. Kudus: Menara.

Basyir, Ahmad Azhar. 2000. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta: UII Press. Cangara, Hafied.2004.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Fuaduddin. 1999. Pengasuhan Anak Dalam Keluarga Islam, Lembaga Kajian Agama Dan Gender. Jakarta.

Ghazali, Abd. Rahman. 2003. Fiqih Munakahat. Bogor: kencana. Cet ke-1

Harris, Marvin, Theories of Culture in Postmodern Times. New York: Altamira Press, 1999. Hasanuddin.2002. Diktat Kuliah Mukarromah Al-Mazahib Fit Munakahat.

Hazarin. 1961. Hukum Kekeluargaan Nasional Indonesia. Jakarta: Tintamas.

Hosen, Ibrahim. 1971. Fiqh Perbandingan Dalam Masalah Nikah, Talak dan Rujuk. Jakarta: Ihya Ulumuddin.

(8)

Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991. 2001.Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Humaniora Utama Press.

Jalaluddin, Rakhmat. 1998.Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Junus, Mahmud. 1964. Hukum Perkawinan Dalam Islam. Jakarta: CV Al-Hidayah.

Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru, 1974.

Komala, Lukiati. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.

Lincoln dan Guba. 1995. Naturalistic Inquiry. New Delhi: Sage Publications.

Lukiati, Komala. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan Konteks.Bandung: Widya Padjadjaran.

M. B. Miles & Huberman A.M. 1994. Qualitative Data Analysis. California: Sage Publication. Masdar, Helmy.1996. Islam dan Keluarga Berencana. Semarang: CV Thoha Putra.

Mudhdor, Zuhdi. 1994. Memahami Hukum Perkawinan. Bandung: Al-Bayan.Cet ke-1.

Mulyana, Deddy. dan Jalaluddin, Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.

Muqhniyah, Jawad Muhammad. 1978.Pernikahan Menurut Hukum Perdata Dari Lima Mazhab. Yogyakarta: Kota Kembang.

Nasution. 1996. Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Onong Uchjana Effendy. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prawirohamidjojo, Soetojo. 1988. Pluralisme dalam Perundang-Undangan Perkawinan di Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press.

(9)

Ramulya, Mohd Idris. 1996. Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Ratna, Nyoman Kutha, Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Robert C. Bogdan & Steven Taylor. 1993. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Terj) A. Khozin Afandi. Surabaya: Usaha Nasional.

Saleh, Wantjik.1980.Hukum Perkawinan Indonesia. Jakarta: Galia Indonesia.

Soemijati.1982. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta: Liberty. Stewart, L. Tubbs-Sylvia Moss, Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi

Antarbudaya. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

Sudarsono. 1992. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sukandarrumidi.2004.Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Syahrani, Riduan.1989. Seluk Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata. Bandung: Alumni.

Syamsu, Nazwar. 1983.Al-Quran tentang Manusia dan Masyarakat. Jakarta: ghalia Indonesia.Cetakan ke-1.

Thalib, Sajuti. 1974. Hukum Kekeluargaan Indonesia. Jakarta: UI Press.

Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974. 1996. Jakarta: Departemen Agama RI. Wahyudi, J. B. 1986. Media Komunikasi Massa Televisi. Bandung: Alumni.

Wiryanto. 2004. Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Yin, Robert. K. 1997. Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo.

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Salah satu tujuan syariat Islam adalah memelihara kelangsungan keturunan melalui perkawinan yang sah menurut agama diakui oleh undang-undang dan diterima sebagai bagian dari budaya masyarakat.1 Dari sini akan tercipta kehidupan yang harmonis, tentram, dan sejahtera lahir batin yang didambakan oleh setiap insan yang normal.2

Perkawinan merupakan ikatan lahir batin yang dalam kuat dan kekal antara dua insan, suatu ikatan yang mencakup hubungan timbal balik yang luas di antara keduanya maka harus terdapat kesatuan hati dalam suatu ikatan yang tidak mudah lepas. Perkawinan termasuk bidang yang tidak kebal dari pengaruh bentuk hubungan antar pemeluk agama. Untuk itu harus ada kesamaan dasar dan tujuan antara kedua mempelai.

Menurut Riduan Syahrani pentingnya ikatan lahir batin dalam perkawinan merupakan pertalian jiwa yang terjadi karena adanya kemauan yang sama dan ikhlas antara seorang pria dengan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami isteri.3

1 Fuaduddin, Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, Lembaga Kajian Agama dan Gender (Jakarta: 1999), hlm. 4.

(11)

2

Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau mitzaqon gholizon untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya adalah ibadah.4

Menurut BAB I Pasal 1 undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dirumuskan pengertian perkawinan yang di dalamnya tercantum tujuan perkawinan

dengan rumusan “perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.5

Pelaksanaan perkawinan diperlukan suatu lembaga pernikahan yang mengatur hubungan antara suami-isteri secara yuridis maupun religius, sehingga hubungan tersebut sah menurut agama, hukum, dan tidak melanggar norma-norma hukum kebiasaan yang berlaku di kalangan masyarakat.

Pelaksanaan perkawinan tersebut diadakan dalam sejumlah rangkaian upacara pernikahan secara adat yang dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat. Bentuk dan tata cara pernikahan tiap daerah berbeda yang pada umumnya dipengaruhi oleh sistem kekerabatan masyarakat hukum adat setempat. Tujuan dari ikatan penikahan tersebut adalah untuk mencapai keluarga yang sakral, penuh kasih sayang, kebajikan dan saling menyantuni, membangun, membina, dan memelihara hubungan kekerabatan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan sebuah tradisi pernikahan agar

4 Instruksi Presiden RI nomor 1 tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Humaniora utama press, 2001), hlm. 18.

(12)

3

tetap utuh,perlu kemudian adanya bentuk komunikasi yang baik, sehingga akan tetap mampu mempertahankan sebuah tradisi.

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu-individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup.6

Komunikasi menurut Dr.Everett Kleinjan dalam Cangara adalah suatu kebutuhan naluriah yang ada pada semua makhluk hidup, bahkan hewan juga melakukan proses komunikasi diantara sesamanya, dan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernafas, sepanjang manusia hidup maka ia perlu berkomunikasi.7

Komunikasi akan dapat berhasil baik apabila timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan penerima informasi memahami. Tirman Sirait mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi sebagai berikut,

“Komunikasi adalah suatu tingkah laku perbuatan atau kegiatan penyampaian atau

pengoperan lambang-lambang yang mengandung arti atau makna-makna informasi

6 Rakhmat, Jalaluddin. 1998. Metode penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), hlm. 1.

(13)

4

dari seseorang kepada orang lain, atau lebih jelasnya suatu pemindahan atau pengoperan informasi mengenai pikiran dan perasaan-perasaan”.8

Komunikasi memang sangat sederhana dan mudah dipahami, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat komunikasi memiliki referensi yang berbeda, atau di dalam komunikasi berjalan satu arah misalnya dalam media massa, tentunya untuk membentuk persamaan ini akan mengalami banyak hambatan.9Agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan efektif, maka dibutuhkan suatu komunikasi yang berlaku pada setiap pihak-pihak yang terkait didalamnya. Komunikasi yang berlaku dalam suatu masyarakat erat kaitannya dengan tujuan dan pencapaian target masyarakat itu sendiri.

Interaksi budaya dalam konteks komunikasi sering kali menghadapi masalah atau hambatan-hambatan dalam penggunaan bahasa, lambang-lambang, nilai atau norma masyarakat yang terdapat di dalamnya, disini kemudian perlu diadakannya bentuk komunikasi yang baik. Demikian pula dengan interaksi dalam sebuah pernikahan khususnya dalam pernikahan antar suku tidak menutup kemungkinan untuk menghadapi berbagai permasalahan. Namun, dibalik perbedaan kesukuan yang terjadi dalam sebuah perpaduan dua kebudayaan dalam sebuah ikatan pernikahan antar suku terdapat hal yang sangat menarik terjadi pada pasangan-pasangan yang berbeda suku.

8 Aji, Firman dan Sirait, S. Martin, Perencanaan Dan Evaluasi (Suatu Sistem Untuk Proyek

Pemabanguna, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990). hlm. 11

(14)

5

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti terkait dengan bentuk komunikasi masyarakat Betawi dalam mempertahankan tradisi pernikahan bahwa Masyarakat Betawi merupakan salah satu kelompok etnis yang masih kuat mempertahankan tradisi ritual adat dalam berbagai tahapan peristiwa, termasuk dalam peristiwa perkawinan.Kelompok etnis merupakan salah satu bentuk perwujudan peran manusia sebagai makhluk sosial. Manusia mengikuti berbagai kegiatan sesuai tradisi adat yang bersangkutan termasuk mengikuti ritual adat. Kegiatan manusia tidak terlepas dari ruang yang sudah ada maupun ruang yang baru diciptakan. Disinilah peran ritual adat menjadi salah satu pertimbangan utama yang mempengaruhi penataan ruang.

Betawi adalah suatu masyarakat yang mendiami daerah Jakarta. Sebagai kota metropolitan, Jakarta merupakan tempat perpaduan adat istiadat, gagasan-gagasan baik

antar suku maupun bangsa. Sebagai sebuah kota dagang yang ramai, “Sunda Kelapa”

nama Jakarta tempo dulu disinggahi berbagai suku bangsa. Budaya Arab, India, Cina, Sunda, Jawa, Eropa, dan Melayu berbaur menjadi bagian dari karakteristik kebudayaan Betawi yang kita kenal sekarang ini.

Dalam menjalankan ritual adat masyarakat Betawi tidak hanya melibatkan pihak keluarga dekat namun juga seluruh keluarga yang bersangkutan. oleh sebab itu, ritual adat pada upacara pernikahan suku Betawi membutuhkan persiapan yang benar-benar matang melalui komunikasi antar personal ataupun interpersonal agar dapat berlangsung dengan baik.

(15)

6

adat Betawi yang unik itu sudah sulit ditemui. Kebanyakan orang bahkan orang Betawi sekalipun sudah jarang melakukan prosesi pernikahan seperti itu. Hal tersebut mengakibatkan upacara pernikahan adat Betawi menunjukkan beberapa perubahan dan pengembangan. Perubahan dan pengembangan tersebut antara lain mengenai adat kebiasaan sebelum pernikahan dan alat atau bahan kelengkapan upacara yang digunakan. Perubahan tersebut sifatnya umum sedangkan nilai-nilai hakiki yang terkandung didalam upacara pernikahan itu sendiri tetap berlangsung sesuai dengan tradisi masyarakat Betawi. Untuk itulah diperlukan suatu lembaga yang digunakan masyarakat Betawi sebagai wadah informasi dan dapat memfasilitasi pemenuhuan kebutuhan masyarakat termasuk terhadap kelengkapan prosesi upacara pernikahan adat Betawi. Oleh karena itu, peneliti tertarik mengangkat judul skripsi terkait “Bentuk Komunikasi Antar Personal Dalam Mempertahankan Gaya Pernikahan Ala Betawi”. 1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menetapkan rumusan masalah yang akan dibahas. Yaitu bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan masyarakat Betawi dalam mempertahankan tradisi pernikahan?

1.3Pembatasan masalah

Untuk membatasi permasalahan yang diteliti, sehingga penelitian yang dilakukan tidak meluas dan didapatkan data yang akurat, maka peneliti memberikan fokus pada materi yang akan dijadikan sebagai objek penelitian yakni terkait dengan bentuk komunikasi dan pernikahan ala Betawi.

(16)

7

Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka perlu adanya solusi untuk mengatasinya. Oleh karena itu sebelum seseorang melakukan penelitian maka harus menetapkan apa saja yang menjadi tujuan dalam penelitiannya.

Beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian yang berjudul “Bentuk

Komunikasi Antar Personal Dalam Mempertahankan Gaya Pernikahan Ala Betawi” adalah untuk mengetahui bentuk komunikasi masyarakat Betawi dalam mempertahankan pernikahan.

1.5Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan berguna baik secara teoritis maupun secara praktis antara lain:

a. Manfaat Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan pada bidang ilmu komunikasi khususnya pada bentuk komunikasi masyarakat dalam mempertahankan sebuah tradisi pernikahan, serta memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

b. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada kepala suku masyarakat Betawi pada khususnya dan masyarakat Betawi pada umumnya dalam upaya untuk terus mampu mempertahankan tradisi pernikahan melalui bentuk komunikasi masyarakat yang baik.

(17)

8

Agar pembahasan dalam skripsi ini tidak terjadi salah pengertian atau kekurangjelasan makna, maka perlu adanya definisi konseptual. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi kesamaan penafsiran dan terhindar dari kesalahan pengertian pada pokok pembahasan ini. Definisi konseptual yang berkaitan dengan judul yang penulis angkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi adalah Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa ( who says what in which channel to whom with what effect).

Gambar

Gambar 1.5.............................................................................................................52

Referensi

Dokumen terkait

Sūrah an-Nūr ayat 34 ini diawali dengan lam qasam dan huruf ta ḥ qiq (qad) agar manusia memperhatikan tujuan dari ayat tersebut. Sedangkan al-Bāqun membaca lafa ẓ

Berdasarkan pada hasil intrepetasi citra satelit Landsat 8, terdapat beberapa kelas penggunaan lahan yang dominan di wilayah pesisir Selat Madura yaitu : pemukiman,

The Global Positioning System (GPS) was developed by the Department of Defense (DoD) primarily for the U.S. military to provide precise estimates of position,

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatNya dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan berjudul “Pengaruh Ekstrak Air Herba

Berdasarkan kesimpulan di atas dari hasil wawancara penulis kepada koordinator bagian pengolahan bahan pustaka bahwa pustakawan mengalami kendala dalam hal tenaga

kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Seluruh data yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan dan. dianalisis. Kegiatan analisis

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat dukungan sosial dalam mengerjakan skripsi pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) NU

[r]