• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUNH 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUNH 2015"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN

BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH Oleh

Atika Sari

Penelitian ini berfokus pada pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini dilaksanakan di lima Taman Kanak-Kanak di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah yang terdiri dari TK Pertiwi, TK ABA, TK Tunas Bangsa, TK 17 Agustus, dan TK Madinah Azzahro. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data campuran kuantitatif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik yang meliputi konsep, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari pembelajaran tematik masih rendah. Data menunjukan bahwa guru belum menerapkan pembelajaran tematik di sekolah terlihat pada rencana pembelajaran yang dibuat tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

(2)

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN

BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

Oleh ATIKASARI

Skripsi

Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN

BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015

(Skripsi)

Oleh:

ATIKASARI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(4)

xii

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN ... 9

A. Pembelajaran Tematik ... 9

1. Kompetensi Guru secara Umum... 23

2. Kompetensi Guru PAUD. ... 28

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 30

III. METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

C. Variabel Penelitian ... 35

D. Definisi Konseptual dan Oprasional Variabel ... 35

(5)

xiii

2. Definisi Oprasional ... 35

E. Kisi-kisi Instrumen ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

1. Angket ... 37

2. Dokumentasi ... 38

3. Wawancara ... 38

G. Teknik Analisis Data ... 38

H. Pengkategorian ... 39

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(6)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Kerangka Pikir Penelitian ... 32 2 Kisi-kisi Instrumen ... 36 3 Persentase Pemahaman Guru PAUD Tentang Konsep

Pembelajaran Tematik ... 41 4 Persentase Pemahaman Guru PAUD Tentang Aspek Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 42 5 Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Tematik ... 43 6 Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam Evaluasi

Pembelajaran Tematik ... 44 7 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam

(7)
(8)
(9)

vii MOTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

( Aristoteles )

Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak

( Aldus Huxley )

Ketidaktahuan, saya belajar, saya salah, saya bimbingan, saya revisi, dan saya menjadi tahu

(10)
(11)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala Ketulusan serta kerendahan hati, sebentuk karya kecil ini kepersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku tercinta ayahanda Ahmad Nizar (Alm) dan Ibu Nurlena (Almh) yang telah memberikan dukungan dan motivasi walau sudah tiada kepada

penulis dengan rasa kasih sayang dan pengorbanan yang sampai saat ini penulis rasakan

Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu member motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(12)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Atika Sari , dilahirkan di Desa

Gunung Batin Ilir Kec. Terusan Nunyai Kab. Lampung

Tengah, pada tanggal 07 april 1993. Penulis adalah anak

keempat dari lima bersaudara, dari bapak Ahmad Nizar

(Alm) dan Ibu Nurlena ( Almh).

Pendidikan formal yang ditempuh adalah :

1. Taman Kanak-kanak Annur Gunung Batin Udik Kec. Terusan Nunyai

Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1999.

2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Batin Ilir Kec. Terusan Nunyai

Kab. Lampung Tengah diselesaikan tahun 2005.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Terusan Nunyai Kec.

Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2008.

4. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Terusan Nunyai Kec. Terusan

Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan tahun 2011.

Pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas

Lampung. Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S1-Pendidikan Guru

(13)

ix

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha ESA aatas rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi

Deskriptif Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik di Wilayah Jati

Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah”. Skripsi ini dibuat untuk

memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Terselesaikannya Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang dating

baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan ini juga tidak terlepas dari

bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas lampung .

2. Ibu Dr. Riswanti Rini,M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Ibu Ari Sofia,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan

Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

4. Bapak Drs. Baharuddin,M.Pd., Pembimbing I, yang telah membantu,

mengarahkan, membimbing, dan member dorongan dengan kesabaran dan

(14)

x

5. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum., Pembimbing II, yang telah banyak membantu,

mengarahkan, membimbing, meluangkan waktu dan member dorongan

dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.

6. Ibu Dr. Rochmiyati,M.Si.,penguji, yang telah banyak membantu

mengarahkan, membimbing dan member dorongan dengan kesabaran dan

tulus sampai skripsi ini selesai.

7. Bapak dan Ibu Dosen Staf karyawan Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah

membantu sampai skripsi ini selesai.

8. Seluruh guru PAUD tempat penelitian di TK Pertiwi, TK ABA, TK Tunas

Bangsa, TK 17 Agustus, dan TK Madinah Azzahro yang telah membantu

kelancaran selama penelitian.

9. Kedua orang tua, mertua dan suamiku serta kaka dan adikku dan

orang-orang tersayang yang telah memberikan do’a, motivasi, dan bantuan moril

dan materil dalam menyelesaikan studi ini.

10.Sahabatku di PG-PAUD angkatan 2011 Adzani Novita Amalia Rani, Dwi

Marliawita, Nurul Kartika Setiana, Sulistiana Kartika dan Wahyu Tri

Aprilia, yang tiada hentinya memotivasi dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan PG-PAUD angkatan 2011 yang telah

membantu, dan memotivasi penulis serta tak lupa terimakasih atas rasa

kekeluargaan dan kebersamaan yang telah diberikan.

(15)

xi

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis

khusunya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas

skripsi ini dimasa mendatang sangat penulis harapkan.

Bandar lampung, September 2015 Penulis,

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi siswa agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebagai upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut seperti yang diatur dalam Undang-undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan anak usia dini

merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan

negara. Pendidikan anak usia dini sangat penting dipahami dan dilaksanakan

oleh setiap orangtua dan pemerhati anak usia dini untuk mengembangkan

(17)

2

Pelaksanaan pendidikan anak usia dini membutuhkan media dan sumber

belajar yang sesuai dengan minat perkembangan siswa yang mencakup

aspek-aspek perkembangan anak usia dini seperti aspek-aspek moral agama, aspek-aspek

bahasa,aspek kognitif, aspek fisik motorik dan aspek sosial emosianal. Peran

guru dalam pendidikan anak usia dini sangat mempengaruhi pemilihan

metode pendekatan yang tepat. Pemilihan metode pendekatan akan

berdampak pada minat belajar siswa sehingga merangsang potensi dan

mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.

Mengingat pentingnya pendidikan anak usia dini perlu adanya pendekatan

yang tepat dan efektif dalam proses pembelajarannya. Keberhasilan

pembelajaran pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh kemampuan

seorang guru dalam menyajikan proses kegiatan belajar mengajar yang

menarik dan menyenangkan bagi siswanya. Selain dalam memilih kegiatan

pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran anak usia dini kompetensi guru

juga perlu diperhatikan.

Peranan guru dalam pembelajaran harus memperhatikan aspek-aspek dalam

menunjang kualitas pengajaran di kelas, guru yang kompeten akan dapat

menyajikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sehingga proses

pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswanya. Peranan guru harus

didasari atas komitmen mendidik dengan tujuan mulia yaitu melahirkan

generasi-generasi masa depan yang unggul dan cerah. Memiliki guru yang

profesional merupakan kunci keberhasilan bagi kegiatan belajar mengajar

(18)

3

hasilnya menunjukan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap

keberhasilan proses pembelajaran karena ketika guru telah memasuki ruang

kelas dan menutup pintu kelas maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak

ditentukan oleh guru. Sebagaimana yang tercantum dalam PP RI No. 19

tahun 2005 tentang kualifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi

kepribadian dan kompetensi sosial.

Guru yang kompeten adalah guru yang sadar akan tugas dan tanggung jawab

terhadap profesinya dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran serta mengevaluasi kegiatan

pembelajaran. Salah satu kompetensi yang harus dimilik oleh guru adalah

kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Proses belajar dalam pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara holistik

dan terintegritas sehingga semua aspek dapat dikembangkan dengan optimal

bukan dengan cara terpisah-pisah dalam pengembangannya. Kemajuan

perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain

hal ini berarti anak usia dini memandang segala sesuatu sebagai suatu

keseluruhan bukan bagian demi bagian.

Guru hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari

pembelajaran yang akan diberikan kepada siswanya, adapun model

(19)

4

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas untuk

menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto, 2011:142).

Model pembelajaran yang tepat bagi Pendidikan anak usia dini adalah model

pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang

mengaitkan konsep-konsep dari beberapa bidang pengembangan dengan tema

sebagai pemersatu. Penggunaan model pembelajaran tematik, siswa akan

terlatih mengaitkan informasi yang satu dengan yang lain, sehingga dapat

menghadapi situasi silang lingkungan, pengetahuan, dan perangkat dengan

suasana menyenangkan dan sekaligus menjadikan siswa belajar secara aktif

dan terlibat langsung dengan kehidupan nyata. Pembelajaran tematik

diajarkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat

segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak

pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional

(nurani sujiono, 2011:222), sehingga pembelajaran tematik cocok sebagai

pembelajaran untuk anak usia dini.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di beberapa sekolah di Desa Jati

Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah terdapat 90 persen guru

PAUD belum menerapkan pembelajaran tematik di sekolah. Kondisi

demikian terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan

oleh guru dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara terpisah-pisah

antara aspek satu dengan aspek yang lain. Pembelajaran tidak dilakukan

secara utuh dalam satu kegiatan pembelajaran, terlihat dalam kegiatan

(20)

5

pengembangan aspek yang lainnya seperti aspek moral agama, sosial

emosional, fisik motorik dan bahasa. Guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang hanya mendukung aktivitas akademik seperti belajar

menulis, berhitung dan membaca menyebabkan pengembangan aspek yang

lain seperti aspek motorik, sosial emosional dan juga moral agama anak

kurang dikembangkan pada saat aktivitas pembelajaran. Kegiatan motorik

dilakukan hanya satu kali dalam seminggu sehingga didalam kegiatan belajar

sehari-hari siswa kurang melakukan aktivitas yang mendukung

pengembangan motorik, khususnya motorik kasar siswa yaitu pengembangan

pada otot besar, seperti yang tertera pada indikator pengembangan pisik

motorik kasar anak usia dini, selanjutnya pada kegiatan pengembangan aspek

sosial dan agama hanya terlihat pada saat kegiatan berkelompok, pada saat

kegiatan individu siswa terfokus kepada hasil belajar masing-masing

sehingga sikap sosial terhadap siswa lain masih rendah. Kegiatan

pembelajaran harian yang dilakukan siswa saat dikelas kurang memunculkan

tema yang digunakan pada hari itu meskipun guru memiliki rencana kegiatan

pembelajaran sebagai pedoman namun guru belum melaksanakan

pembelajaran tematik sesuai tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik yang

dimulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Berdasarkan latar

belakang masalah diatas peneliti telah meneliti tentang pemahaman guru

(21)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Mayoritas guru belum melaksanakan pembelajaran tematik disekolah

2. Mayoritas guru melaksanakan pembelajaran secara terpisah-pisah antara

aspek satu dengan yang lain

3. Tema yang tertulis dalam rencana pembelajaran tidak sesuai dengan

kegiatan belajar yang dilakukan

4. Mayoritas guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan

pelaksanaan pembelajaran tematik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan mengingat keterbatasan peneliti

maka masalah yang diteliti adalah pemahaman guru PAUD dalam

pembelajaran tematik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah

penelitian yakni bagaiman pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran

tematik ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

Untuk mendeskripsikan pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik

(22)

7

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi

terhadap hasil kualitas guru dalam memahami pembelajaran tematik

khususnya diwilayah Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung

Tengah

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Pendidik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi guru

dalam menjalankan tugas dan kewajibannya saat kegiatan belajar

mengajar.

b. Manfaat bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam

merencanakan dan menyeleksi guru-guru sebagai pendidik yang

profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya

pendidikan di PAUD.

c. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi peneliti dalam

proses pengalaman dan pemahaman dalam pelaksanaan penelitian

untuk mengetahui pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran

(23)

8

d. Manfaat bagi Masyarakat/Orangtua

Menjadi referensi tambahan bagi masyarakat atau orangtua dalam

mengetahui guru yang menyajikan kegiatan pembelajaran yang

memperhatikan minat dan aspek perkembangan anak secara terpadu.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran

tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

2. Subjek penelitian

Subjek openelitian ini adalah guru PAUD yang berada di Desa Jati Datar

Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

3. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram

Lampung Tengah

4. Waktu penelitian

(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran

terpadu yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan

siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan

mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

bermakna dan autentik.

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata

pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa,

karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus

perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang

ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan

dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Menurut Suyanto (2013:253) mengatakan bahwa :

(25)

10

mata pelajaran secara terintegrasi dalampertemuan tatap muka dan/atau praktik pengamatan pembelajaran.

Pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu

tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan

memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah

pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai

konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya

dengan konsep-konsep dari mata pelajarannya lainnya. Menurut Trianto,

(2011:147) menjelaskan bahwa :

Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakana kepada siswa.

Pembelajaran Tematik diajarkan pada siswa dengan menggunakan tema,

tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini untuk membangun

pengetahuan pada siswa dan mengembangkan seluruh aspek

perkembangan siswa. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting

untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara

sistematik dan holistik.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran

terpadu yang sistem pembelajarannya memungkinkan siswa aktif baik

secara individual maupun kelompok untuk menggali dan mengemukakan

(26)

11

autentik. Melalui pembelajaran tematik, siswa akan memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan

menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang

melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan

pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam

pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek

kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umunya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional (Nurani Sujiono, 2011: 277).

Pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang

dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan

memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah

pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

Pembelajaran Tematik diajarkan pada siswa dengan menggunakan tema,

tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini untuk membangun

pengetahuan pada siswa dan mengembangkan seluruh aspek

perkembangan siswa. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting

untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara

sistematik dan holistik.

Karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah model

(27)

12

melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa, karena dalam pembelajaran

tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari

melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep

lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran

tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha

memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan

yang harus dikembangkannya.

2. Karateristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik menurut Suyanto (2013:254) memiliki cirri-ciri

atau karateristik sebagai berikut :

1. Berpusat pada siswa,

2. memberikan pengalaman langsung,

3. pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak,

4. menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan, 5. bersifat luwes,

6. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karateristik tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berpusat pada siswa

siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan

sebagai fasilitator dan/atau tutor yaitu memberikan

kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar agar

(28)

13

2. Memberikan pengalaman langsung

Dengan pengalaman langsung anak dapat melihat sendiri,

merasakan sendiri, mengobservasi sendiri, sebagai dasar untuk

memahami hal-hal baru yang lebih abstrak;

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang

paling dekat, relevan, dan berkaitan dengan kehidupan siswa

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Konsep dari masing-masing bidang pengembangan dilaksanakan

dalam suatu proses pembelajaran secara utuh, ini ditujukan untuk

membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

5. Bersifat fleksibel

Guru dapat mengaitkan dan mengembangkan bahan ajar dengan

kehidupan siswa dan keadaan lingkungan setempat dimana sekolah

dan siswa berada;

6. Hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa

Siswa dapat berfikir kreatif satu dengan yang lain dalam memahami

konsep yang diajarkan sesuai dengan minat dan kebutuhan

masing-masing siswa.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Penciptaan suasana belajar yang nyaman dan aman serta

menyenangksn bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar sambil

bermain ditujukan untuk kesiapan siswa dalam menerima dan

(29)

14

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran tematik

Menurut Trianto (2011:154) secara umum prinsip-prinsip pembelajaran

tematik dapat diklasifikasikan menjadi empat prinsip yaitu:

1. Prinsip penggalian tema,

2. Prinsip pengelolaan pembelajaran, 3. Prinsip evaluasi,

4. Prinsip reaksi.

Adapun uraian dari prinsip-prinsip diatas adalah sebagai berikut :

1. Prinsip Penggalian Tema

Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam

pembalajaran tematik, menurut Trianto (2011:154) dalam penggalian

tema tersebut hendaklah memperhatikan syarat seperti berikut :

a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak bidang pengembangan. b. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk

dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.

c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.

d. Tema dikembangakan harus mewadahi sebagian besar minat siswa,

e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa- peristiwa autentik yang terjadi didalam rentang waktu belajar. f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum

yang berlaku serta harapan masyarakat ( asas relevansi).

g. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

2. Prinsip Pengelolaan Belajar

Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu

menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses, artinya guru harus

mampu menempatkan diri sebagai fasilitator, dan mediator dalam

pembelajaran. Menurut Trianto (2011:154) guru dapat berlaku seperti

(30)

15

a. guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,

b. pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok, c. guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama

sekali tidak terfikirkan dalam perencanaan.

3. Prinsip Evaluasi

Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Suatu

kinerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi,maka

menurut Trianto (2011:154) dalam melaksanakan evaluasi dalam

pembelajaran tematik diperlukan beberapa langkah-langkah positif

sebagai berikut :

a. memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self-evaluation/self- assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya;

b. guru perlu mengajak para siswa untuk emngevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

4. Prinsip Reaksi

Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta

tidak mengarahkan siswa ke aspek yang sempit tetapi ke sebuah

kesatuan yang utuh dan bermakna.

4. Implikasi Pembelajaran Tematik Terpadu

Adapun implikasi pembelajaran tematik menurut Trianto (2011:173)

adalah sebagai berikut :

1. Eksistensi guru dan peserta didik, dimana didalam eksistensi guru ini meliputi beberapa sub bagian yaitu (1) team teaching (pembelajaran tim), (2) guru tunggal serta wawasan peserta didik.

(31)

16

kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik. Oleh karena itu, dalam pelaksaan memerlukan berbagai sarana prasarana, bahan ajar, sumber belajar, dan media pembelajaran oendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.

3. Model pengaturan ruangan, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruangan agar suasana belajar menyenangkan dan bervariasi, disesuaikan dengan tema kegiatan, agar pembelajaran tidak pasif.

4. Strategi pemilihan metode dimana terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan didalam pembelajaran guru dapat menyesuaikan metode dengan kegiatan yang akan dilakukan, adapun macam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) metode diskusi, (2) metode tanya jawab, (3) metode demonstrasi, (4) metode ceramah, (5) metode percobaan, (6) metode simulasi.

5. Implementasi Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini

Menurut Suyanto (2013:264) pembelajaran tematik memiliki

tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Penyusunan perencanaan pembelajaran tematik di TK Rencana pembelajaran tematik yang akan digunakan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran tematik meliputi :

a. Merumuskan identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran,kelas,semester, dan waktu)

b. Merumuskan kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan

c. Merancang materi pokok beserta uraian untuk mencapai komoetensi dasar dan indikator

d. Merumuskan scenario pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup

e. Menentukan alat dan media yang digunakan f. Penilaian dan tindak lanjut.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan

untuk pembelajaran tematik anak usia dini dapat disusun secara teratur

dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan yaitu pada tahapan

awal guru dapat menentukan tema pembelajaran, merumuskan tingkat

pencapaian perkembangan dan indikator, merancang materi pembelajaran

(32)

17

kegiatan pembelajaran untuk mencapai indikator ketercapaian meliputi

kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Menentukan sumber, media da

alat yang digunakan dalam kegiatan sesuaiu tema kegiatan dan membuat

pedoman penilaian untuk mengetahui keberhasilan kegiatan

pembelajaran. Perencanaan pembelajaran erat hubungannya dengan

pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena perencanaan dijadikan

pedoman demi kelancaran pelaksanaan pembelajaran.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Anak Usia dini

Tahap selanjutnya melaksanakan pembelajaran tematik anak usia dini

yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup dimana masing-masing langkah kegiatan memiliki alokasi

waktu yang berbeda-beda. Langkah-langkah dari kegiatan

pelaksanaan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan pendahuluan

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan awal atau

pembukaan. Kegiatan pemanasan bagi siswa agar siswa dapat

memasuki tahap pembelajaran berikutnya dengan mudah.

Menurut Trianto (2011:216) dalam kegiatan pendahuluan guru

dapat melakukan kegiatan seperti berikut :

Menciptakan suasana awal pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, penggalian atau eksplorasi terhadap pengalaman yang berkaitan dengan tema, melakukan apersepsi dan penilaian awal.

Berdasarkan pendapat diatas guru dapat memulai kegiatan

(33)

18

dari menciptakan kondisi anak yang kondusif untuk kegiatan awal

pembelajaran. Melakukan apersepsi dengan melakukan

Tanya-jawab singkat, menggali pengetahuan anak tentang tema yang

akan dilakasanakan dan melakukan penilaian awal terhadap

siswa.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran tematik

menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa.

Dalam kegiatan inti, guru sudah harus memusatkan proses

pembelajaran pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Trianto (2011:218)

kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran

tematik, adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan yang paling awal guru memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa beserta garis besar materi yang akan disampaikan

2. Alternative kegiatan belajar yang akan dialami siswa dimana guru menyampaikan kepada siswa kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari tema atau topic yang ditentukan.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam

kegiatan inti dofokuskan pada aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan

pembelajaran tematik anak usia dini pada kegiatan inti ditujukan

untuk membentuk pengalaman langsung siswa dimana siswa

dapat mempelajari dan memahami konsep yang akan

disampaikan, siswa dapat berinteraksi langsung dengan teman

(34)

19

keberhasilan ketercapaian indikator sebelum pelaksanaan evaluasi

pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup adalah kegiatan pengambilan kesimpulan

tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dimulai dari

pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan inti. Kegiatan penutup

juga dapat dikatakan sebagai kegiatan refleksi setelah kegiatan

pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Trianto (2011:219) secara umum kegiatan akhir atau

penutup dan tindak lanjut dalam pembelajaran tematik adalah

sebagai berikut :

1. Mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang diajarkan 2. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian

tugas dan latihan.

3. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya

4. Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

penutup adalah penyimpulan dari kegiatan pembelajaran yang

dilakukan, dari kegiatan penutup dapat diketahui berhasil

tidaknya kegiatan yang dilakukan sehingga guru dapat menindak

lanjuti terhadap hasil pembelajaran. Kegiatan poenutup dapat

dilakukan dengan cara mengungkapkan hasil pembelajaran,

mendongeng, membaca cerita, dan menyampaikan pesan dari

(35)

20

3. Evaluasi Pembelajaran Tematik

Evaluasi adalah proses menentukan dan membuat keputusan tentang

tujuan dan hasil dari pembelajaran. Hasil evaluasi didapatkan dari

proses penilaian yang dilakukan oleh guru.

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari kegiatan belajar (Trianto, 2011:223).

Disimpulkan bahwa penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan

untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pencapaian indikator

yang ditentukan dan juga menjadi acuan tindak lanjut bagi guru dalam

menindak lanjuti indikator yang belum tercapai.

Menurut Trianto (2011:224) beberapa tahap yang harus diketahui oleh

guru dari kegiatan evaluasi pembelajaran tematik meliputi :

1. Tujuan penilaian, 2. prinsip penilaian, 3. alat penilaian, 4. aspek

penilaian.

Adapun tahapan evaluasi pembelajaran tematik dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Tujuan penilaian

Tujuan penilaian pembelajaran tematik antara lain :

1. Mengetahui pencapain indikator,

2. Untuk mengetahui hambatan dan efektivitas pembelajaran,

3. Untuk mengetahui perkembangan yang dicapai oleh siswa,

4. Sebagai acuan untuk tindak lanjut indikator yang belum

(36)

21

b. Prinsip penilaian

Prinsip penilaian pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :

1. Penilaian di Taman Kanak-kanak tidak ditekankan pada

penilaian secara tertulis karena siswa belum semuanya dapat

membaca dan menulis kalimat,

2. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari

masing-masing TPP dan aktivitas belajar siswa,

3. Penilaian dilakukan secara terus menerus selama kegiatan

belajar berlangsung,

4. Hasil karya dapat digunakan dalam pertimbangan penilaan.

c. Alat penilaian

Alat penilaian dapat berupa tes dan non tes, tes mencakup

tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian, dan portofolio.

Akan tetapi didalam pendidikan anak usia alat penilaian yang

cocok dapat diperoleh dari observasi, catatan harian, fortopiolio,

dengan melakukan penilaian pada proses, kinerja dan produk.

d. Aspek penilaian

Penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melainkan sudah

terpisah sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan, hasil

(37)

22

6. Pemahaman Guru Dalam Pembelajaran Tematik

Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu

dari berbagai aspek, Pemahaman umumnya mendapat penekanan dalam

proses belajar mengajar. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir

secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain. Menurut Supardi

(2013:139) mengatakan bahwa:

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk

mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui dan diingat,

dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai sisi.

Mengukur pemahaman, kata-kata operasional yang cocok dipakai antara

lain adalah membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan,

menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan.

Menurut Supardi (2013:139) membedakan pemahaman kedalam tiga

tingkatan yang meliputi:

1. Pemahaman terjemahan

Pengalihan arti bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Pengalihan konsep abstrak menjadi suatu model dan pengalihan konse-konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam grafik.

2. Pemahaman penafsiran

Menghubungkan bagian terdahulu denga diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.

3. Pemahaman ekstrapolasi

Diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun permasalahannya.

Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu

(38)

23

baik pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, maupun pemahaman

ekstrapolasi maka orang tersebut akan dapat menghubungkan fakta. Proses

kognitif dalam kategori pemahaman termasuk percontohan, klasifikasi,

rangkuman, dugaan, perbandingan, dan penjelasan

Guru dikatakan paham jika guru mampu memahami arti dari suatu bahan

yang akan diajarkan pada anak didik yaitu dengan mengacu pada ranah

kognitif melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur,

menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh

dan menyimpulkan materi pembelajaran.

Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa guru dikatakan paham

jika guru mampu mengetahui dan memahami pembelajaran tematik

melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur,

menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh

dan menyimpulkan materi pembelajaran. mengenai aspek pembelajaran

tematik yaitu konsep pembelajaran tematik, perencanaan pembelajaran

tematik, pelaksanaan pembelajaran ematik dan evaluasi pembelajaran.

B. Kompetensi Guru

1. Kompetensi Guru Secara Umum

Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah, dalam

pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu

pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa dapat terbantu dalam

menerima informasi yang bermanfaat untuk pendidikan siswa

(39)

24

karena seorang guru adalah salah satu kunci utama sumber informasi

yang dibutuhkan oleh siswanya. Djamarah (2000:31) mengatakan bahwa :

Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan

pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti lembaga pendidikan

formal, tetapi juga bisa dimesjid, surau/mushola, dirumah, dan

sebagainya.

Tugas seorang guru mendidik, mengajar dan membimbing yang berada di

lingkungan sekolah dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa

yang bermanfaat untuk pendidikan selanjutnya. Menurut UU No 14

tahun 2005 (Suyanto, 2013 : 23 ) tentang guru dan dosen menyebut guru

adalah Pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar

dan pendidikan menengah.

Karena itu, guru merupakan seorang pendidik yang berada dilingkungan

sekolah yang bertugas mendidik, mengajar, dan member bimbingan dan

memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya untuk kesiapan dalam

melanjutkan pendidikan selanjutnya. Seorang guru perlu meningkatkan

kompetensi yang dimiliki, dengan demikian guru dapat menjalankan

tugas kependidikannya dengan baik. Kompetensi merupakan seperangkat

ilmu serta keterampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugasnya

sebagi seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan

(40)

25

memiliki kualifikasi kompetensi tertentu sesuai dengan bidang tugas dan

akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Sebagaimana yang

tercantum didalam PP RI No.19 tahun 2005 tentang kualifikasi

kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional

(Suyanto, 2013: 41).

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pembelajaran.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan seorang guru dalam

kemantapan akhlak, sifat dan sikap yang dimiliki dan mampu menjadi

tauladan yang baik bagi siswanya maupun masyarakat.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi social adalah kemampuan guru dalam berinteraksi dan

berkomunikasi secara efektif dan efisien baik dengan siswa, sesama

guru, orang tua siswa dan masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam

penguasaan materi secara luas dan mendalam mengenai bidang studi

(41)

26

Guru yang berkompetensi harus memiliki kriteria-kriteria sebagai guru

yang bermutu. Hal ini dikemukakan oleh Wardiman Djojonegoro

(Suyanto, 2013:28) guru yang bermutu memiliki empat kriteria utama,

yaitu:

a. Kemampuan profesional, kemampuan profesional meliputi kemampuan kecerdasan, sikap, dan prestasi kerja

b. Upaya Profesional, upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata

c. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional, yaitu intensitas seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya. d. Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan. Guru yang bermutu ialah

mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasi keahliannya baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajar.

Guru yang berkompetensi harus guru yang profesional, agar seorang guru

dikatakan profesional maka guru harus mempunyai syarat-syarat. Seperti

yang dikemukan oleh Suyanto (2013: 28) bahwa ada empat syarat agar

seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan guru mengolah dan menyiasati kurikulum

2. Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan lingkungan 3. Kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri

4. Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang studi atau mata pelajaran menjadi satu kesatuan konsep yang utuh

Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa apabila seorang guru

tidak punya sikap profesional maka siswa yang di didik akan sulit untuk

tumbuh dan berkembang dengan baik, ini sesuai dengan kemampuan

guru dalam kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah

kemampuan pemahaman terhadap siswa dan juga pemahaman terhadap

pembelajaran. Adanya seorang guru yang memiliki kompetensi

(42)

27

pembelajaran yang bermakna dan berkualitas melalui perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang

guru.

Meningkatkan kualifikasi kompetensi guru juga tidak terlepas dari

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru. Tugas mendidik guru

berkaitan dengan transformasi nilai dan pembentukan pribadi, sedangkan

tugas mengajar berkaitan dengan transformasi pengetahuan dan

keterampilan kepada siswanya. Sebagaimana yang tercantum dalam

undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20,

maka tugas guru adalah:

1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan

kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, peserta didik dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perhatian diberikan secara adil tanpa adanya perbedaan.

4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai nilai agama dan etika.

5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Guru mempunyai tanggung jawab, yang dimana tanggung jawabnya tidak hanya menyampaikan ide-ide, akan tetapi guru juga menjadi suatu wakil dari suatu cara hidup yang kreatif, suatu simbol kedamaian dan ketenangan.

Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa seorang guru memiliki

tugas dan tanggung jawab terhadap profesinya dimulai dari merancang

kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran serta

mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru dituntut memiliki kompetensi

(43)

28

dalam proses mendidik dan juga menjadi contoh tauladan kepribadian bagi

siswanya.

a. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini

b. Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini

c. Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan kurikulum

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik e. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik

f. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

h. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini

i. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini

j. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan anak usia dini k. Melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam

meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini

2. Kompetensi kepribadian

a. Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi anak usia dini dan masyarakat

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa

d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa percaya diri, dan bangga menjadi guru

(44)

29

3. Kompetensi Profesional

a. Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini

b. Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini

c. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif

4. Kompetensi Sosial

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, suku, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

c. Beradaptasi dalam keanekaragaman sosial budaya bangsa Indonesia

d. Membangun komunikasi profesi

Peraturan pemerintah tersebut menjelaskan bahwa setiap guru PAUD

harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik

dimana kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam

mengolah kegiatan pembelajaran dimulai dari merancang,

melaksanakan sampai pada tahap evaluasi atau penilaian,

kompetensi kepribadian berkaitan dengan kemampuan guru dalam

berperilaku dan bersikap didepan siswa maupun masyarakat karena

seorang guru harus menjadi contoh tauladan bagi siswanya,

kompetensi professional berkaitan dengan kemampuan guru dalam

bersikap professional terhadap profesinya baik dalam merancang

maupun menerapkan ilmu yang guru miliki, dan kompetensi sosial

adalah kemampuan guru untuk menempatkan posisinya sebagai

(45)

30

siswa maupun masyarakat serta mudah beradaptasi didalam kondisi

siswa yang berbeda-beda.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswanya. Pembelajaran

yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa perlu diperhatikan agar siswa

dapat berkembang dengan baik, karena itu guru harus memiliki kompetensi

yang baik. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni

kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran,

kompetensi kepribadian yaitu kemampuan guru untuk menjadi seorang yang

dapat ditauladani baik dari cara berbicara maupun cara berperilaku,

kompetensi professional yakni kemampuan seorang guru dalam

menempatkan dirinya sesuai dengan profesi yang guru tekuni, dan

kompetensi sosial kemampuan guru dalam beradaptasi sesuai dengan

lingkungannya. Kompetensi tersebut harus dimiliki oleh guru karena seorang

guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengemas suatu kegiatan

pembelajaran agar dapat terjadinya proses pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan dan minat belajar siswa. Penting bagi pendidik membekali siswa

agar dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki, salah

satunya adalah dengan mengoptimalkan proses pembelajaran bagi siswa.

Sebelum guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi

pembelajaran, guru terlebih dulu memahami tujuan dari pembelajaran yang

akan diberikan bagi siswanya agar terlaksana pembelajaran yang bermakna.

(46)

31

pembelajaran, seorang guru yang kompeten harus paham tentang apa yang

akan diajarkan kepada siswanya. Guru dikatakan paham jika guru dapat

membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan,

mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan kegiatan

pembelajaran.

Guru yang kompeten adalah guru yang memilih dan melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, dalam pendidikan

anak usia dini kegiatan pembelajaran dilakukan secara terpadu yakni

memadukan kegiatan pengembangan antara aspek satu dengan aspek yang

lainnya. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan siswa dengan

memilih model pembelajaran yang menarik dan dilakukan secara terpadu

berpengaruh dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran terpadu yang

cocok bagi anak usia dini adalah model pembelajaran tematik karena dalam

pembelajaran tematik siswa belajar secara holistik dengan mengaitkan

beberapa bidang pengembangan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam

kegiatan pembelajaran, dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif.

Selain model pembelajaran yang baik dan efektif juga diperlukan pemahaman

dari seorang guru terhadap model yang telah guru pilih dan akan diajarkan

kepada siswanya. Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik berpengaruh

terhadap penyajian proses pembelajaran meliputi tahap perencanaan, tahap

(47)

32

Adapun kerangka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Kerangka pikir penelitian Pemahaman guru PAUD

dalam Pembelajaran Tematik 1. Konsep pembelajaran

tematik 2. Perencanaan

pembelajaran tematik 3. Pelaksanaan

pembelajaran tematik 4. Evaluasi pembelajaran

(48)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode merupakan salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan

dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

tergantung metode yang digunakan. Suatu hal yang harus diingat oleh

seseorang peneliti tentang banyaknya metode yang akurat dalam artian dapat

digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Agar peneliti dapat memenuhi

kriteria ilmiah maka cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

sampai analisis data diusahakan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan

metode yang ada.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

kuantitatif merupakan pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan

model atau nuansa penelitian dengan pengolahan dan penyajian data yang

mempergunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian

deskriptif yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala

lewat analisis variabel pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini

berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik

hanya pada satu variabel atau lebih ( variabel yang berdiri sendiri), dimana

dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada

(49)

34

(Sugiyono, 2014:56). Penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang

diberikan atau dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan

uji variabel apa yang ada dalam suatu situasi.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan individu yang dijadikan subjek penelitian.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2014:117).

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah guru PAUD di Desa

Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah, yakni ada 5

sekolah TK.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu ( Sugiyono, 2014:118).

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menggunakan teknik

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan jika

jumah populasi relative kecil, kurang drai 30 orang dimana semua

(50)

35

Berdasarkan teknik sampel diatas maka jumlah sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah 21 guru, dari 5 TK yang terambil sebagai

sampel penelitian.

C. Variabel Penelitian

Variabel didalam penelitian ini adalah variabel tunggal, maka variabel yang

digunakan adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di

wilayah Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual

Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik adalah kemampuan guru

dalam memahami arti daripembelajaran yang akan diajarkan pada anak

didik dengan mengaitkan beberapa bidang pengembangan dalam satu

kesatuan kegiatan yang utuh didalam sebuah tema yang telah ditentukan.

2. Definisi Operasional

Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik yaitu seorang guru yang

mengetahui dan memahami tentang pembelajaran tematik yaitu

pembelajaran dengan menggunakan tema secara terpadu dengan

mengaitkan beberapa bidang pengembangan menjadi satu kesatuan yang

utuh dengan mengacu pada proses perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi pada pembelajaran tematik yang diterapkan melalui proses

(51)

36

menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan

materi pembelajaran.

E. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrument berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun soal angket

pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik. Pembuatan angket

penelitian ini dibuat dengan skala guttman karena peneliti hanya memakai

dua interval untuk mendapatkan jawaban tegas terhadap pertanyaan yang

dituju untuk subyek penelitian.

Adapun kisi-kisi instrument pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran

tematik adalah sebagai berikut :

Table 2. Kisi-kisi Instrumen

(52)

37

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk

mendukung penelitian ini. Teknik tersebut adalah angket dan dokumentasi.

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab ( Sugiyono, 2014 : 199 ). Dalam metode angket

ini menggunakan angket tertutup, dimana peneliti menggunakan

pertanyaan atau pernyataan dengan kalimat postif dan negative dan

responden hanya memilih jawaban sesuai jawaban yang ditulis oleh

peneliti.

Angket ini berfungsi sebagai alat uji dan pengumpul data bagi guru

PAUD yang nantinya akan diteliti mengenai pemahaman guru PAUD

(53)

38

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan perististiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,

2014 : 329 ), metode dokumentasi untuk melengkapi data yang bersifat

dokumenter seperti dokumentasi gambar serta alat-alat yang dapat

menunjang dalam penelitian yang dilakukan. Dokumentasi dilakukan

sebagai alat pengumpul data saat peneliti melakukan penelitian disekolah

yaitu mengumpulkan data berupa gambar saat pelaksanaan kegiatan

penelitian, data-data perangkat pembelajaran yang dipakai oleh guru

disekolah yang berhubungan dengan tujuan penelitian yaitu meneliti

pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik terpadu.

3. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang teknik

angket dalam penelitian ini adalah wawancara.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, yang lebih mendalam dan jumlah respomdennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013:137).

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan data

yang tidak terungkap dalam hasil angket yang berkaitan dengan kendala

guru dalam pembelajaran tematik.

G. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul yang dilakukan adalah analisis data, proses

analisis data merupakan salah satu usaha untuk merumuskan jawaban dari

(54)

39

kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga dapat diketahui

hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Untuk menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan

analisis data campuran kuan-kual, data kuantitatif dijadikan sebagai metode

utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih dalam tentang data

kuantitatif.

Analisis data kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menghitung

jumlah ceklis yang terdapat pada lembar angket dan observasi penelitian dan

menggunakan persentase untuk menghitung item dalam lembar angket dan

observasi. Analisis kualitatif untuk melengkapi gambaran yang diperoleh dari

analisis data kuantitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam kalimat

secara sistematis dan dideskripsikan menjadi paragraf.

H. Pengkategorian

Pengkategorian ditujukan untuk menggolongkan hasil penelitian yang didapat

menjadi satu tujuan yang akan dicapai. Pengkategorian tersebut untuk

menemukan hasil kesimpulan yang dilihat dari perhitungan persentase yang

didapatkan dengan mengacu pada aspek yang akan diteliti.

Berdasarkan hasil data angket yang diperoleh, diketahui bahwa pemahaman

guru PAUD dalam pembelajaran tematik memiliki nilai tertinggi 100 dan

nilai terendah yaitu 50, nilai tersebut digunakan untuk mencari interval

dengan rumus sebagai berikut :

(55)

40

i = ( 100 – 50 ) 4

i = 50 = 12,5 dibulatkan menjadi 13 4

Keterangan : i : interval

NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah

K : Banyaknya Kelas dari Kategori

Kategori Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik

Persentase (%) Kategori

46 – 58 Belum Paham

59 – 71 Mulai Paham

72 – 84 Paham

(56)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

Pemahaman guru dalam konsep pembelajaran tematik dikategorikan

belum paham hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan dan informasi

yang diterima oleh guru mengenai pembelajaran tematik. Perencanaan

pembelajaran tematik pemahaman guru dikategorikan mulai paham artinya

guru mulai paham dalam aspek perencanaan pembelajaran dimana ada

enam indikator yang harus diperhatikan guru pada saat merencanakan

pembelajaran, kendala yang dihadapi guru dalam memahami aspek

perencanaan pembelajaran tematik disebabkan karena mudahnya guru

mendapatkan rencana pembelajaran yang telah baku menjadi buku

panduan untuk kegiatan dikelas selama satu semester tanpa guru harus

membuat perencanaan kegiatan pembelajaran sendiri sehingga sulit bagi

guru untuk memahami isi rencana pembelajaran yang dibuat dan

berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Perencanaan pembelajaran tematik tersebut tidak sesuai

dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru salah satunya

(57)

61

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dikategorikan belum paham.

Belum pahamnya guru dalam aspek pelaksanaan pembelajaran tematik

dilihat dari rencana pembelajaran tematik yang telah dibuat belum

diterapkan dalam proses pembelajaran yang ditujukan bagi siswa sehingga

pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan tahapan

pembelajaran tematik. Pemahaman guru dalam evaluasi pembelajaran

tematik dikategorikan belum paham. Hasil evaluasi pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dapat dijadikan informasi mengenai berhasil tidaknya

kegiatan pembelajaranyang dilakukan. Proses penilaian yang dilakukan

adalah usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,

berkesinambungan dan menyeluruh. Berdasarkan data yang diperoleh

disimpulkan bahwa dalam aspek evaluasi pembelajaran tematik guru

belum melakukan penilaian secara objektif karena guru melakukan

penilaian tidak menggunakan catatan harian siswa maupun hasil penilaian

terdahulu.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

mengemukakan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru

Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi yang berkenaan

dengan penyusunan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi

(58)

62

2. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya menyediakan buku penunjang tentang

pembelajaran tematik dan memfasilitasi guru untuk mengikuti

pelatihan dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran

tematik. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang

pembelajaran tematik agar terlaksana pembelajaran tematik dengan

baik.

3. Bagi pemerintah daerah

Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan hendaknya

mengadakan pelatihan dan pengawasan yang tujukan bagi guru dalam

meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan pembelajaran tematik

dalam pendidikan anak usia dini, sehingga para guru diharapkan dapat

meningkatkan kualifikasi kompetensi dan melaksanakan kegiatan

Gambar

Tabel 1. Kerangka pikir penelitian
Table 2. Kisi-kisi Instrumen

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah perusahaan asuransi yang sangat besar tidak dapat dihindarkan ikut meningkatkan persaingan di antara sesama pelaku usaha perasuransian. Setiap perusahaan berlomba

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret.. Penelitian ini menggunakan metode

Pendekatan Structure, Conduct and Performance (SCP) merupakan analisis struktur pasar yang ternyata mendekati pasar persaingan sempurna, perilaku pasar yang berdasarkan mekanisme

Kamampuh atawa kompeténsi Sadérék dina ngawasa bahan ieu kagiatan diajar baris dipeunteun ku hasil tés jeung laporan pancén pribadi, anu ngawengku (1) bahan ajar

Ciptaan nilai tambah menurut penggunaan para pelaku aktivitas produksi dan transaksi komoditi perikanan di TPI Sodohoa tahun 2015 adalah sebesar Rp199.410.000.000,-

Sumbangan Hunayn Bin Ishaq ini telah memberi impak kepada perkembangan dan penyebaran ilmu pada zaman tersebut kerana adanya pertambahan sumber-sumber rujukan

Hal ini dipastikan selama audit percontohan dilakukan pada bulan oktober 2011 (COC dilokasi budidaya (ini merupakan ujian atas nama ASC / MSC) dan MSC audit COC penuh

Pola retak balok lentur geser yang terbentuk menunjukkan adanya pengaruh dari beban terpusat yaitu pada pada daerah momen murni, retak yang terbentuk mengalami kemiringan