i ABSTRAK
STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN
BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH Oleh
Atika Sari
Penelitian ini berfokus pada pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik. Penelitian ini dilaksanakan di lima Taman Kanak-Kanak di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah yang terdiri dari TK Pertiwi, TK ABA, TK Tunas Bangsa, TK 17 Agustus, dan TK Madinah Azzahro. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data campuran kuantitatif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman guru mengenai pembelajaran tematik yang meliputi konsep, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari pembelajaran tematik masih rendah. Data menunjukan bahwa guru belum menerapkan pembelajaran tematik di sekolah terlihat pada rencana pembelajaran yang dibuat tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN
BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015
Oleh ATIKASARI
Skripsi
Sebagai Salah satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
STUDI DESKRIPTIF PEMAHAMAN GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DI DESA JATI DATAR KECAMATAN
BANDAR MATARAM LAMPUNG TENGAH TAHUN 2015
(Skripsi)
Oleh:
ATIKASARI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGRUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
xii
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN ... 9
A. Pembelajaran Tematik ... 9
1. Kompetensi Guru secara Umum... 23
2. Kompetensi Guru PAUD. ... 28
C. Kerangka Pikir Penelitian ... 30
III. METODE PENELITIAN ... 33
A. Jenis Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
C. Variabel Penelitian ... 35
D. Definisi Konseptual dan Oprasional Variabel ... 35
xiii
2. Definisi Oprasional ... 35
E. Kisi-kisi Instrumen ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
1. Angket ... 37
2. Dokumentasi ... 38
3. Wawancara ... 38
G. Teknik Analisis Data ... 38
H. Pengkategorian ... 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Kerangka Pikir Penelitian ... 32 2 Kisi-kisi Instrumen ... 36 3 Persentase Pemahaman Guru PAUD Tentang Konsep
Pembelajaran Tematik ... 41 4 Persentase Pemahaman Guru PAUD Tentang Aspek Perencanaan Pembelajaran Tematik ... 42 5 Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Tematik ... 43 6 Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam Evaluasi
Pembelajaran Tematik ... 44 7 Rekapitulasi Persentase Pemahaman Guru PAUD dalam
vii MOTO
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua
( Aristoteles )
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak
( Aldus Huxley )
Ketidaktahuan, saya belajar, saya salah, saya bimbingan, saya revisi, dan saya menjadi tahu
viii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, dan dengan segala Ketulusan serta kerendahan hati, sebentuk karya kecil ini kepersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku tercinta ayahanda Ahmad Nizar (Alm) dan Ibu Nurlena (Almh) yang telah memberikan dukungan dan motivasi walau sudah tiada kepada
penulis dengan rasa kasih sayang dan pengorbanan yang sampai saat ini penulis rasakan
Orang-orang yang ku sayangi dan semua rekan-rekan yang selalu member motivasi dan membantu ku hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Atika Sari , dilahirkan di Desa
Gunung Batin Ilir Kec. Terusan Nunyai Kab. Lampung
Tengah, pada tanggal 07 april 1993. Penulis adalah anak
keempat dari lima bersaudara, dari bapak Ahmad Nizar
(Alm) dan Ibu Nurlena ( Almh).
Pendidikan formal yang ditempuh adalah :
1. Taman Kanak-kanak Annur Gunung Batin Udik Kec. Terusan Nunyai
Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 1999.
2. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Gunung Batin Ilir Kec. Terusan Nunyai
Kab. Lampung Tengah diselesaikan tahun 2005.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Terusan Nunyai Kec.
Terusan Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan pada tahun 2008.
4. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Terusan Nunyai Kec. Terusan
Nunyai Kab. Lampung Tengah diselesaikan tahun 2011.
Pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas
Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas
Lampung. Jurusan Ilmu Pendidikan, Program Studi S1-Pendidikan Guru
ix
SANWACANA
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha ESA aatas rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Studi
Deskriptif Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik di Wilayah Jati
Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah”. Skripsi ini dibuat untuk
memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Terselesaikannya Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang dating
baik dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan ini juga tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas lampung .
2. Ibu Dr. Riswanti Rini,M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Ibu Ari Sofia,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
4. Bapak Drs. Baharuddin,M.Pd., Pembimbing I, yang telah membantu,
mengarahkan, membimbing, dan member dorongan dengan kesabaran dan
x
5. Ibu Dra. Sasmiati, M.Hum., Pembimbing II, yang telah banyak membantu,
mengarahkan, membimbing, meluangkan waktu dan member dorongan
dengan kesabaran dan tulus sampai skripsi ini selesai.
6. Ibu Dr. Rochmiyati,M.Si.,penguji, yang telah banyak membantu
mengarahkan, membimbing dan member dorongan dengan kesabaran dan
tulus sampai skripsi ini selesai.
7. Bapak dan Ibu Dosen Staf karyawan Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah
membantu sampai skripsi ini selesai.
8. Seluruh guru PAUD tempat penelitian di TK Pertiwi, TK ABA, TK Tunas
Bangsa, TK 17 Agustus, dan TK Madinah Azzahro yang telah membantu
kelancaran selama penelitian.
9. Kedua orang tua, mertua dan suamiku serta kaka dan adikku dan
orang-orang tersayang yang telah memberikan do’a, motivasi, dan bantuan moril
dan materil dalam menyelesaikan studi ini.
10.Sahabatku di PG-PAUD angkatan 2011 Adzani Novita Amalia Rani, Dwi
Marliawita, Nurul Kartika Setiana, Sulistiana Kartika dan Wahyu Tri
Aprilia, yang tiada hentinya memotivasi dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11.Teman-teman seperjuangan PG-PAUD angkatan 2011 yang telah
membantu, dan memotivasi penulis serta tak lupa terimakasih atas rasa
kekeluargaan dan kebersamaan yang telah diberikan.
xi
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis
khusunya. Kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas
skripsi ini dimasa mendatang sangat penulis harapkan.
Bandar lampung, September 2015 Penulis,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi siswa agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebagai upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut seperti yang diatur dalam Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan anak usia dini
merupakan investasi yang sangat besar bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan anak usia dini sangat penting dipahami dan dilaksanakan
oleh setiap orangtua dan pemerhati anak usia dini untuk mengembangkan
2
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini membutuhkan media dan sumber
belajar yang sesuai dengan minat perkembangan siswa yang mencakup
aspek-aspek perkembangan anak usia dini seperti aspek-aspek moral agama, aspek-aspek
bahasa,aspek kognitif, aspek fisik motorik dan aspek sosial emosianal. Peran
guru dalam pendidikan anak usia dini sangat mempengaruhi pemilihan
metode pendekatan yang tepat. Pemilihan metode pendekatan akan
berdampak pada minat belajar siswa sehingga merangsang potensi dan
mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini.
Mengingat pentingnya pendidikan anak usia dini perlu adanya pendekatan
yang tepat dan efektif dalam proses pembelajarannya. Keberhasilan
pembelajaran pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh kemampuan
seorang guru dalam menyajikan proses kegiatan belajar mengajar yang
menarik dan menyenangkan bagi siswanya. Selain dalam memilih kegiatan
pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran anak usia dini kompetensi guru
juga perlu diperhatikan.
Peranan guru dalam pembelajaran harus memperhatikan aspek-aspek dalam
menunjang kualitas pengajaran di kelas, guru yang kompeten akan dapat
menyajikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sehingga proses
pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswanya. Peranan guru harus
didasari atas komitmen mendidik dengan tujuan mulia yaitu melahirkan
generasi-generasi masa depan yang unggul dan cerah. Memiliki guru yang
profesional merupakan kunci keberhasilan bagi kegiatan belajar mengajar
3
hasilnya menunjukan bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap
keberhasilan proses pembelajaran karena ketika guru telah memasuki ruang
kelas dan menutup pintu kelas maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak
ditentukan oleh guru. Sebagaimana yang tercantum dalam PP RI No. 19
tahun 2005 tentang kualifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial.
Guru yang kompeten adalah guru yang sadar akan tugas dan tanggung jawab
terhadap profesinya dimulai dari merancang kegiatan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran serta mengevaluasi kegiatan
pembelajaran. Salah satu kompetensi yang harus dimilik oleh guru adalah
kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Proses belajar dalam pendidikan anak usia dini dilaksanakan secara holistik
dan terintegritas sehingga semua aspek dapat dikembangkan dengan optimal
bukan dengan cara terpisah-pisah dalam pengembangannya. Kemajuan
perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain
hal ini berarti anak usia dini memandang segala sesuatu sebagai suatu
keseluruhan bukan bagian demi bagian.
Guru hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari
pembelajaran yang akan diberikan kepada siswanya, adapun model
4
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto, 2011:142).
Model pembelajaran yang tepat bagi Pendidikan anak usia dini adalah model
pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang
mengaitkan konsep-konsep dari beberapa bidang pengembangan dengan tema
sebagai pemersatu. Penggunaan model pembelajaran tematik, siswa akan
terlatih mengaitkan informasi yang satu dengan yang lain, sehingga dapat
menghadapi situasi silang lingkungan, pengetahuan, dan perangkat dengan
suasana menyenangkan dan sekaligus menjadikan siswa belajar secara aktif
dan terlibat langsung dengan kehidupan nyata. Pembelajaran tematik
diajarkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat
segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak
pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional
(nurani sujiono, 2011:222), sehingga pembelajaran tematik cocok sebagai
pembelajaran untuk anak usia dini.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di beberapa sekolah di Desa Jati
Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah terdapat 90 persen guru
PAUD belum menerapkan pembelajaran tematik di sekolah. Kondisi
demikian terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dilakukan
oleh guru dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara terpisah-pisah
antara aspek satu dengan aspek yang lain. Pembelajaran tidak dilakukan
secara utuh dalam satu kegiatan pembelajaran, terlihat dalam kegiatan
5
pengembangan aspek yang lainnya seperti aspek moral agama, sosial
emosional, fisik motorik dan bahasa. Guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang hanya mendukung aktivitas akademik seperti belajar
menulis, berhitung dan membaca menyebabkan pengembangan aspek yang
lain seperti aspek motorik, sosial emosional dan juga moral agama anak
kurang dikembangkan pada saat aktivitas pembelajaran. Kegiatan motorik
dilakukan hanya satu kali dalam seminggu sehingga didalam kegiatan belajar
sehari-hari siswa kurang melakukan aktivitas yang mendukung
pengembangan motorik, khususnya motorik kasar siswa yaitu pengembangan
pada otot besar, seperti yang tertera pada indikator pengembangan pisik
motorik kasar anak usia dini, selanjutnya pada kegiatan pengembangan aspek
sosial dan agama hanya terlihat pada saat kegiatan berkelompok, pada saat
kegiatan individu siswa terfokus kepada hasil belajar masing-masing
sehingga sikap sosial terhadap siswa lain masih rendah. Kegiatan
pembelajaran harian yang dilakukan siswa saat dikelas kurang memunculkan
tema yang digunakan pada hari itu meskipun guru memiliki rencana kegiatan
pembelajaran sebagai pedoman namun guru belum melaksanakan
pembelajaran tematik sesuai tahapan pelaksanaan pembelajaran tematik yang
dimulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Berdasarkan latar
belakang masalah diatas peneliti telah meneliti tentang pemahaman guru
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Mayoritas guru belum melaksanakan pembelajaran tematik disekolah
2. Mayoritas guru melaksanakan pembelajaran secara terpisah-pisah antara
aspek satu dengan yang lain
3. Tema yang tertulis dalam rencana pembelajaran tidak sesuai dengan
kegiatan belajar yang dilakukan
4. Mayoritas guru belum melaksanakan pembelajaran sesuai tahapan
pelaksanaan pembelajaran tematik.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan mengingat keterbatasan peneliti
maka masalah yang diteliti adalah pemahaman guru PAUD dalam
pembelajaran tematik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah
penelitian yakni bagaiman pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran
tematik ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
Untuk mendeskripsikan pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi
terhadap hasil kualitas guru dalam memahami pembelajaran tematik
khususnya diwilayah Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung
Tengah
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi guru
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya saat kegiatan belajar
mengajar.
b. Manfaat bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam
merencanakan dan menyeleksi guru-guru sebagai pendidik yang
profesional untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya
pendidikan di PAUD.
c. Manfaat bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi peneliti dalam
proses pengalaman dan pemahaman dalam pelaksanaan penelitian
untuk mengetahui pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran
8
d. Manfaat bagi Masyarakat/Orangtua
Menjadi referensi tambahan bagi masyarakat atau orangtua dalam
mengetahui guru yang menyajikan kegiatan pembelajaran yang
memperhatikan minat dan aspek perkembangan anak secara terpadu.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran
tematik di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah
2. Subjek penelitian
Subjek openelitian ini adalah guru PAUD yang berada di Desa Jati Datar
Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah
3. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram
Lampung Tengah
4. Waktu penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN
A. Pembelajaran Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan
mengemukakan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,
bermakna dan autentik.
Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa,
karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Fokus
perhatian dalam pembelajaran tematik terletak pada proses yang
ditempuh siswa saat berusaha memahami isi pembelajaran sejalan
dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.
Menurut Suyanto (2013:253) mengatakan bahwa :
10
mata pelajaran secara terintegrasi dalampertemuan tatap muka dan/atau praktik pengamatan pembelajaran.
Pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu
tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan
memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Tujuan dari adanya tema ini bukan hanya untuk menguasai
konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran, akan tetapi juga keterkaitannya
dengan konsep-konsep dari mata pelajarannya lainnya. Menurut Trianto,
(2011:147) menjelaskan bahwa :
Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memeberikan pengalaman bermakana kepada siswa.
Pembelajaran Tematik diajarkan pada siswa dengan menggunakan tema,
tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini untuk membangun
pengetahuan pada siswa dan mengembangkan seluruh aspek
perkembangan siswa. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting
untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara
sistematik dan holistik.
Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran
terpadu yang sistem pembelajarannya memungkinkan siswa aktif baik
secara individual maupun kelompok untuk menggali dan mengemukakan
11
autentik. Melalui pembelajaran tematik, siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang
melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam
pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek
kurikulum, dan aspek belajar mengajar.
Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umunya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional (Nurani Sujiono, 2011: 277).
Pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang
dipilih dan dikembangkan oleh guru bersama siswa dengan
memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Pembelajaran Tematik diajarkan pada siswa dengan menggunakan tema,
tema digunakan pada pembelajaran anak usia dini untuk membangun
pengetahuan pada siswa dan mengembangkan seluruh aspek
perkembangan siswa. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting
untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara
sistematik dan holistik.
Karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah model
12
melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa, karena dalam pembelajaran
tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep
lain yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pembelajaran
tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa saat berusaha
memahami isi pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan
yang harus dikembangkannya.
2. Karateristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik menurut Suyanto (2013:254) memiliki cirri-ciri
atau karateristik sebagai berikut :
1. Berpusat pada siswa,
2. memberikan pengalaman langsung,
3. pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak,
4. menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan, 5. bersifat luwes,
6. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karateristik tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Berpusat pada siswa
siswa sebagai subyek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan
sebagai fasilitator dan/atau tutor yaitu memberikan
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar agar
13
2. Memberikan pengalaman langsung
Dengan pengalaman langsung anak dapat melihat sendiri,
merasakan sendiri, mengobservasi sendiri, sebagai dasar untuk
memahami hal-hal baru yang lebih abstrak;
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang
paling dekat, relevan, dan berkaitan dengan kehidupan siswa
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Konsep dari masing-masing bidang pengembangan dilaksanakan
dalam suatu proses pembelajaran secara utuh, ini ditujukan untuk
membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
5. Bersifat fleksibel
Guru dapat mengaitkan dan mengembangkan bahan ajar dengan
kehidupan siswa dan keadaan lingkungan setempat dimana sekolah
dan siswa berada;
6. Hasil pembelajaran sesuai minat dan kebutuhan siswa
Siswa dapat berfikir kreatif satu dengan yang lain dalam memahami
konsep yang diajarkan sesuai dengan minat dan kebutuhan
masing-masing siswa.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Penciptaan suasana belajar yang nyaman dan aman serta
menyenangksn bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar sambil
bermain ditujukan untuk kesiapan siswa dalam menerima dan
14
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran tematik
Menurut Trianto (2011:154) secara umum prinsip-prinsip pembelajaran
tematik dapat diklasifikasikan menjadi empat prinsip yaitu:
1. Prinsip penggalian tema,
2. Prinsip pengelolaan pembelajaran, 3. Prinsip evaluasi,
4. Prinsip reaksi.
Adapun uraian dari prinsip-prinsip diatas adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Penggalian Tema
Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam
pembalajaran tematik, menurut Trianto (2011:154) dalam penggalian
tema tersebut hendaklah memperhatikan syarat seperti berikut :
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak bidang pengembangan. b. Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk
dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.
d. Tema dikembangakan harus mewadahi sebagian besar minat siswa,
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa- peristiwa autentik yang terjadi didalam rentang waktu belajar. f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum
yang berlaku serta harapan masyarakat ( asas relevansi).
g. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip Pengelolaan Belajar
Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu
menempatkan dirinya dalam keseluruhan proses, artinya guru harus
mampu menempatkan diri sebagai fasilitator, dan mediator dalam
pembelajaran. Menurut Trianto (2011:154) guru dapat berlaku seperti
15
a. guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar,
b. pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok, c. guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terfikirkan dalam perencanaan.
3. Prinsip Evaluasi
Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Suatu
kinerja dapat diketahui hasilnya apabila dilakukan evaluasi,maka
menurut Trianto (2011:154) dalam melaksanakan evaluasi dalam
pembelajaran tematik diperlukan beberapa langkah-langkah positif
sebagai berikut :
a. memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self-evaluation/self- assessment) disamping bentuk evaluasi lainnya;
b. guru perlu mengajak para siswa untuk emngevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip Reaksi
Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta
tidak mengarahkan siswa ke aspek yang sempit tetapi ke sebuah
kesatuan yang utuh dan bermakna.
4. Implikasi Pembelajaran Tematik Terpadu
Adapun implikasi pembelajaran tematik menurut Trianto (2011:173)
adalah sebagai berikut :
1. Eksistensi guru dan peserta didik, dimana didalam eksistensi guru ini meliputi beberapa sub bagian yaitu (1) team teaching (pembelajaran tim), (2) guru tunggal serta wawasan peserta didik.
16
kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik. Oleh karena itu, dalam pelaksaan memerlukan berbagai sarana prasarana, bahan ajar, sumber belajar, dan media pembelajaran oendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.
3. Model pengaturan ruangan, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruangan agar suasana belajar menyenangkan dan bervariasi, disesuaikan dengan tema kegiatan, agar pembelajaran tidak pasif.
4. Strategi pemilihan metode dimana terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan didalam pembelajaran guru dapat menyesuaikan metode dengan kegiatan yang akan dilakukan, adapun macam-macam metode pembelajaran adalah sebagai berikut : (1) metode diskusi, (2) metode tanya jawab, (3) metode demonstrasi, (4) metode ceramah, (5) metode percobaan, (6) metode simulasi.
5. Implementasi Pembelajaran Tematik Anak Usia Dini
Menurut Suyanto (2013:264) pembelajaran tematik memiliki
tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Penyusunan perencanaan pembelajaran tematik di TK Rencana pembelajaran tematik yang akan digunakan oleh guru untuk melaksanakan proses pembelajaran tematik meliputi :
a. Merumuskan identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran,kelas,semester, dan waktu)
b. Merumuskan kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan
c. Merancang materi pokok beserta uraian untuk mencapai komoetensi dasar dan indikator
d. Merumuskan scenario pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup
e. Menentukan alat dan media yang digunakan f. Penilaian dan tindak lanjut.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
untuk pembelajaran tematik anak usia dini dapat disusun secara teratur
dengan menggunakan prosedur yang telah ditentukan yaitu pada tahapan
awal guru dapat menentukan tema pembelajaran, merumuskan tingkat
pencapaian perkembangan dan indikator, merancang materi pembelajaran
17
kegiatan pembelajaran untuk mencapai indikator ketercapaian meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Menentukan sumber, media da
alat yang digunakan dalam kegiatan sesuaiu tema kegiatan dan membuat
pedoman penilaian untuk mengetahui keberhasilan kegiatan
pembelajaran. Perencanaan pembelajaran erat hubungannya dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena perencanaan dijadikan
pedoman demi kelancaran pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Anak Usia dini
Tahap selanjutnya melaksanakan pembelajaran tematik anak usia dini
yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup dimana masing-masing langkah kegiatan memiliki alokasi
waktu yang berbeda-beda. Langkah-langkah dari kegiatan
pelaksanaan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan pendahuluan
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan awal atau
pembukaan. Kegiatan pemanasan bagi siswa agar siswa dapat
memasuki tahap pembelajaran berikutnya dengan mudah.
Menurut Trianto (2011:216) dalam kegiatan pendahuluan guru
dapat melakukan kegiatan seperti berikut :
Menciptakan suasana awal pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, penggalian atau eksplorasi terhadap pengalaman yang berkaitan dengan tema, melakukan apersepsi dan penilaian awal.
Berdasarkan pendapat diatas guru dapat memulai kegiatan
18
dari menciptakan kondisi anak yang kondusif untuk kegiatan awal
pembelajaran. Melakukan apersepsi dengan melakukan
Tanya-jawab singkat, menggali pengetahuan anak tentang tema yang
akan dilakasanakan dan melakukan penilaian awal terhadap
siswa.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa.
Dalam kegiatan inti, guru sudah harus memusatkan proses
pembelajaran pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Trianto (2011:218)
kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran
tematik, adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan yang paling awal guru memberitahukan tujuan atau kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa beserta garis besar materi yang akan disampaikan
2. Alternative kegiatan belajar yang akan dialami siswa dimana guru menyampaikan kepada siswa kegiatan belajar yang harus ditempuh siswa dalam mempelajari tema atau topic yang ditentukan.
Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam
kegiatan inti dofokuskan pada aktivitas belajar siswa. Pelaksanaan
pembelajaran tematik anak usia dini pada kegiatan inti ditujukan
untuk membentuk pengalaman langsung siswa dimana siswa
dapat mempelajari dan memahami konsep yang akan
disampaikan, siswa dapat berinteraksi langsung dengan teman
19
keberhasilan ketercapaian indikator sebelum pelaksanaan evaluasi
pembelajaran.
c. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup adalah kegiatan pengambilan kesimpulan
tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dimulai dari
pelaksanaan kegiatan pendahuluan dan inti. Kegiatan penutup
juga dapat dikatakan sebagai kegiatan refleksi setelah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
Menurut Trianto (2011:219) secara umum kegiatan akhir atau
penutup dan tindak lanjut dalam pembelajaran tematik adalah
sebagai berikut :
1. Mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang diajarkan 2. Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian
tugas dan latihan.
3. Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
4. Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
penutup adalah penyimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
dilakukan, dari kegiatan penutup dapat diketahui berhasil
tidaknya kegiatan yang dilakukan sehingga guru dapat menindak
lanjuti terhadap hasil pembelajaran. Kegiatan poenutup dapat
dilakukan dengan cara mengungkapkan hasil pembelajaran,
mendongeng, membaca cerita, dan menyampaikan pesan dari
20
3. Evaluasi Pembelajaran Tematik
Evaluasi adalah proses menentukan dan membuat keputusan tentang
tujuan dan hasil dari pembelajaran. Hasil evaluasi didapatkan dari
proses penilaian yang dilakukan oleh guru.
Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari kegiatan belajar (Trianto, 2011:223).
Disimpulkan bahwa penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan
untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pencapaian indikator
yang ditentukan dan juga menjadi acuan tindak lanjut bagi guru dalam
menindak lanjuti indikator yang belum tercapai.
Menurut Trianto (2011:224) beberapa tahap yang harus diketahui oleh
guru dari kegiatan evaluasi pembelajaran tematik meliputi :
1. Tujuan penilaian, 2. prinsip penilaian, 3. alat penilaian, 4. aspek
penilaian.
Adapun tahapan evaluasi pembelajaran tematik dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Tujuan penilaian
Tujuan penilaian pembelajaran tematik antara lain :
1. Mengetahui pencapain indikator,
2. Untuk mengetahui hambatan dan efektivitas pembelajaran,
3. Untuk mengetahui perkembangan yang dicapai oleh siswa,
4. Sebagai acuan untuk tindak lanjut indikator yang belum
21
b. Prinsip penilaian
Prinsip penilaian pembelajaran tematik adalah sebagai berikut :
1. Penilaian di Taman Kanak-kanak tidak ditekankan pada
penilaian secara tertulis karena siswa belum semuanya dapat
membaca dan menulis kalimat,
2. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari
masing-masing TPP dan aktivitas belajar siswa,
3. Penilaian dilakukan secara terus menerus selama kegiatan
belajar berlangsung,
4. Hasil karya dapat digunakan dalam pertimbangan penilaan.
c. Alat penilaian
Alat penilaian dapat berupa tes dan non tes, tes mencakup
tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian, dan portofolio.
Akan tetapi didalam pendidikan anak usia alat penilaian yang
cocok dapat diperoleh dari observasi, catatan harian, fortopiolio,
dengan melakukan penilaian pada proses, kinerja dan produk.
d. Aspek penilaian
Penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melainkan sudah
terpisah sesuai dengan tingkat pencapaian perkembangan, hasil
22
6. Pemahaman Guru Dalam Pembelajaran Tematik
Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu
dari berbagai aspek, Pemahaman umumnya mendapat penekanan dalam
proses belajar mengajar. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir
secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain. Menurut Supardi
(2013:139) mengatakan bahwa:
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui dan diingat,
dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat
melihatnya dari berbagai sisi.
Mengukur pemahaman, kata-kata operasional yang cocok dipakai antara
lain adalah membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan,
menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan.
Menurut Supardi (2013:139) membedakan pemahaman kedalam tiga
tingkatan yang meliputi:
1. Pemahaman terjemahan
Pengalihan arti bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Pengalihan konsep abstrak menjadi suatu model dan pengalihan konse-konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam grafik.
2. Pemahaman penafsiran
Menghubungkan bagian terdahulu denga diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok.
3. Pemahaman ekstrapolasi
Diharapkan seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun permasalahannya.
Pemahaman merupakan kemampuan mengetahui dan mengingat sesuatu
23
baik pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, maupun pemahaman
ekstrapolasi maka orang tersebut akan dapat menghubungkan fakta. Proses
kognitif dalam kategori pemahaman termasuk percontohan, klasifikasi,
rangkuman, dugaan, perbandingan, dan penjelasan
Guru dikatakan paham jika guru mampu memahami arti dari suatu bahan
yang akan diajarkan pada anak didik yaitu dengan mengacu pada ranah
kognitif melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur,
menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh
dan menyimpulkan materi pembelajaran.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa guru dikatakan paham
jika guru mampu mengetahui dan memahami pembelajaran tematik
melalui proses membedakan, menyajikan, mengatur,
menginterprestasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh
dan menyimpulkan materi pembelajaran. mengenai aspek pembelajaran
tematik yaitu konsep pembelajaran tematik, perencanaan pembelajaran
tematik, pelaksanaan pembelajaran ematik dan evaluasi pembelajaran.
B. Kompetensi Guru
1. Kompetensi Guru Secara Umum
Guru adalah pendidik yang berada di lingkungan sekolah, dalam
pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa dapat terbantu dalam
menerima informasi yang bermanfaat untuk pendidikan siswa
24
karena seorang guru adalah salah satu kunci utama sumber informasi
yang dibutuhkan oleh siswanya. Djamarah (2000:31) mengatakan bahwa :
Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti lembaga pendidikan
formal, tetapi juga bisa dimesjid, surau/mushola, dirumah, dan
sebagainya.
Tugas seorang guru mendidik, mengajar dan membimbing yang berada di
lingkungan sekolah dan memberikan ilmu pengetahuan kepada siswa
yang bermanfaat untuk pendidikan selanjutnya. Menurut UU No 14
tahun 2005 (Suyanto, 2013 : 23 ) tentang guru dan dosen menyebut guru
adalah Pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah.
Karena itu, guru merupakan seorang pendidik yang berada dilingkungan
sekolah yang bertugas mendidik, mengajar, dan member bimbingan dan
memberikan ilmu pengetahuan kepada siswanya untuk kesiapan dalam
melanjutkan pendidikan selanjutnya. Seorang guru perlu meningkatkan
kompetensi yang dimiliki, dengan demikian guru dapat menjalankan
tugas kependidikannya dengan baik. Kompetensi merupakan seperangkat
ilmu serta keterampilan mengajar guru di dalam menjalankan tugasnya
sebagi seorang guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa dicapai dengan
25
memiliki kualifikasi kompetensi tertentu sesuai dengan bidang tugas dan
akhirnya dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Sebagaimana yang
tercantum didalam PP RI No.19 tahun 2005 tentang kualifikasi
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi profesional
(Suyanto, 2013: 41).
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan seorang guru dalam
kemantapan akhlak, sifat dan sikap yang dimiliki dan mampu menjadi
tauladan yang baik bagi siswanya maupun masyarakat.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi social adalah kemampuan guru dalam berinteraksi dan
berkomunikasi secara efektif dan efisien baik dengan siswa, sesama
guru, orang tua siswa dan masyarakat.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan guru dalam
penguasaan materi secara luas dan mendalam mengenai bidang studi
26
Guru yang berkompetensi harus memiliki kriteria-kriteria sebagai guru
yang bermutu. Hal ini dikemukakan oleh Wardiman Djojonegoro
(Suyanto, 2013:28) guru yang bermutu memiliki empat kriteria utama,
yaitu:
a. Kemampuan profesional, kemampuan profesional meliputi kemampuan kecerdasan, sikap, dan prestasi kerja
b. Upaya Profesional, upaya profesional adalah upaya seorang guru untuk mentransformasikan kemampuan profesional yang dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar secara nyata
c. Waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional, yaitu intensitas seorang guru yang dikonsentrasikan untuk tugas-tugas profesinya. d. Kesesuaian antara keahlian dan pekerjaan. Guru yang bermutu ialah
mereka yang dapat membelajarkan siswa secara tuntas, benar dan berhasil. Untuk itu guru harus menguasi keahliannya baik dalam disiplin ilmu pengetahuan maupun metodologi mengajar.
Guru yang berkompetensi harus guru yang profesional, agar seorang guru
dikatakan profesional maka guru harus mempunyai syarat-syarat. Seperti
yang dikemukan oleh Suyanto (2013: 28) bahwa ada empat syarat agar
seorang guru dapat dikatakan profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan guru mengolah dan menyiasati kurikulum
2. Kemampuan guru mengaitkan materi kurikulum dengan lingkungan 3. Kemampuan guru memotivasi siswa untuk belajar sendiri
4. Kemampuan guru untuk mengintegrasikan berbagai bidang studi atau mata pelajaran menjadi satu kesatuan konsep yang utuh
Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa apabila seorang guru
tidak punya sikap profesional maka siswa yang di didik akan sulit untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik, ini sesuai dengan kemampuan
guru dalam kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan pemahaman terhadap siswa dan juga pemahaman terhadap
pembelajaran. Adanya seorang guru yang memiliki kompetensi
27
pembelajaran yang bermakna dan berkualitas melalui perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang
guru.
Meningkatkan kualifikasi kompetensi guru juga tidak terlepas dari
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab guru. Tugas mendidik guru
berkaitan dengan transformasi nilai dan pembentukan pribadi, sedangkan
tugas mengajar berkaitan dengan transformasi pengetahuan dan
keterampilan kepada siswanya. Sebagaimana yang tercantum dalam
undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20,
maka tugas guru adalah:
1. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 2. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
3. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, peserta didik dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perhatian diberikan secara adil tanpa adanya perbedaan.
4. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik guru, serta nilai nilai agama dan etika.
5. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. Guru mempunyai tanggung jawab, yang dimana tanggung jawabnya tidak hanya menyampaikan ide-ide, akan tetapi guru juga menjadi suatu wakil dari suatu cara hidup yang kreatif, suatu simbol kedamaian dan ketenangan.
Berdasarkan paparan diatas disimpulkan bahwa seorang guru memiliki
tugas dan tanggung jawab terhadap profesinya dimulai dari merancang
kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran serta
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Guru dituntut memiliki kompetensi
28
dalam proses mendidik dan juga menjadi contoh tauladan kepribadian bagi
siswanya.
a. Mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik anak usia dini
b. Menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini
c. Merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan kurikulum
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik e. Memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik
f. Mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
h. Menyelenggarakan dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini
i. Menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil pembelajaran pada anak usia dini
j. Menggunakan hasil penilaian, pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan anak usia dini k. Melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini
2. Kompetensi kepribadian
a. Bertindak sesuai dengan norma, agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi anak usia dini dan masyarakat
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa
d. Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa percaya diri, dan bangga menjadi guru
29
3. Kompetensi Profesional
a. Mengembangkan materi, struktur, dan konsep bidang keilmuan yang mendukung serta sejalan dengan kebutuhan dan tahapan perkembangan anak usia dini
b. Merancang berbagai kegiatan pengembangan secara kreatif sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini
c. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
4. Kompetensi Sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, suku, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat
c. Beradaptasi dalam keanekaragaman sosial budaya bangsa Indonesia
d. Membangun komunikasi profesi
Peraturan pemerintah tersebut menjelaskan bahwa setiap guru PAUD
harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik
dimana kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam
mengolah kegiatan pembelajaran dimulai dari merancang,
melaksanakan sampai pada tahap evaluasi atau penilaian,
kompetensi kepribadian berkaitan dengan kemampuan guru dalam
berperilaku dan bersikap didepan siswa maupun masyarakat karena
seorang guru harus menjadi contoh tauladan bagi siswanya,
kompetensi professional berkaitan dengan kemampuan guru dalam
bersikap professional terhadap profesinya baik dalam merancang
maupun menerapkan ilmu yang guru miliki, dan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru untuk menempatkan posisinya sebagai
30
siswa maupun masyarakat serta mudah beradaptasi didalam kondisi
siswa yang berbeda-beda.
C. Kerangka Pikir Penelitian
Peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswanya. Pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa perlu diperhatikan agar siswa
dapat berkembang dengan baik, karena itu guru harus memiliki kompetensi
yang baik. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni
kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran,
kompetensi kepribadian yaitu kemampuan guru untuk menjadi seorang yang
dapat ditauladani baik dari cara berbicara maupun cara berperilaku,
kompetensi professional yakni kemampuan seorang guru dalam
menempatkan dirinya sesuai dengan profesi yang guru tekuni, dan
kompetensi sosial kemampuan guru dalam beradaptasi sesuai dengan
lingkungannya. Kompetensi tersebut harus dimiliki oleh guru karena seorang
guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengemas suatu kegiatan
pembelajaran agar dapat terjadinya proses pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan dan minat belajar siswa. Penting bagi pendidik membekali siswa
agar dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan yang dimiliki, salah
satunya adalah dengan mengoptimalkan proses pembelajaran bagi siswa.
Sebelum guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran, guru terlebih dulu memahami tujuan dari pembelajaran yang
akan diberikan bagi siswanya agar terlaksana pembelajaran yang bermakna.
31
pembelajaran, seorang guru yang kompeten harus paham tentang apa yang
akan diajarkan kepada siswanya. Guru dikatakan paham jika guru dapat
membedakan, menyajikan, mengatur, menginterprestasikan, menjelaskan,
mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan kegiatan
pembelajaran.
Guru yang kompeten adalah guru yang memilih dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa, dalam pendidikan
anak usia dini kegiatan pembelajaran dilakukan secara terpadu yakni
memadukan kegiatan pengembangan antara aspek satu dengan aspek yang
lainnya. Mengembangkan seluruh aspek perkembangan siswa dengan
memilih model pembelajaran yang menarik dan dilakukan secara terpadu
berpengaruh dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran terpadu yang
cocok bagi anak usia dini adalah model pembelajaran tematik karena dalam
pembelajaran tematik siswa belajar secara holistik dengan mengaitkan
beberapa bidang pengembangan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam
kegiatan pembelajaran, dengan menekankan keterlibatan siswa dalam proses
belajar secara aktif.
Selain model pembelajaran yang baik dan efektif juga diperlukan pemahaman
dari seorang guru terhadap model yang telah guru pilih dan akan diajarkan
kepada siswanya. Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik berpengaruh
terhadap penyajian proses pembelajaran meliputi tahap perencanaan, tahap
32
Adapun kerangka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Kerangka pikir penelitian Pemahaman guru PAUD
dalam Pembelajaran Tematik 1. Konsep pembelajaran
tematik 2. Perencanaan
pembelajaran tematik 3. Pelaksanaan
pembelajaran tematik 4. Evaluasi pembelajaran
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode merupakan salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan
dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian
tergantung metode yang digunakan. Suatu hal yang harus diingat oleh
seseorang peneliti tentang banyaknya metode yang akurat dalam artian dapat
digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Agar peneliti dapat memenuhi
kriteria ilmiah maka cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data
sampai analisis data diusahakan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan
metode yang ada.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif
kuantitatif merupakan pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut dengan
model atau nuansa penelitian dengan pengolahan dan penyajian data yang
mempergunakan penelitian deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala
lewat analisis variabel pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih ( variabel yang berdiri sendiri), dimana
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada
34
(Sugiyono, 2014:56). Penelitian deskriptif, tidak ada perlakuan yang
diberikan atau dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan
uji variabel apa yang ada dalam suatu situasi.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan individu yang dijadikan subjek penelitian.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2014:117).
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah guru PAUD di Desa
Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah, yakni ada 5
sekolah TK.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu ( Sugiyono, 2014:118).
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti menggunakan teknik
sampling jenuh. Sampling jenuh adalah penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik ini dilakukan jika
jumah populasi relative kecil, kurang drai 30 orang dimana semua
35
Berdasarkan teknik sampel diatas maka jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah 21 guru, dari 5 TK yang terambil sebagai
sampel penelitian.
C. Variabel Penelitian
Variabel didalam penelitian ini adalah variabel tunggal, maka variabel yang
digunakan adalah pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik di
wilayah Jati Datar Kecamatan Bandar Mataram Lampung Tengah
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual
Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik adalah kemampuan guru
dalam memahami arti daripembelajaran yang akan diajarkan pada anak
didik dengan mengaitkan beberapa bidang pengembangan dalam satu
kesatuan kegiatan yang utuh didalam sebuah tema yang telah ditentukan.
2. Definisi Operasional
Pemahaman guru dalam pembelajaran tematik yaitu seorang guru yang
mengetahui dan memahami tentang pembelajaran tematik yaitu
pembelajaran dengan menggunakan tema secara terpadu dengan
mengaitkan beberapa bidang pengembangan menjadi satu kesatuan yang
utuh dengan mengacu pada proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pada pembelajaran tematik yang diterapkan melalui proses
36
menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh dan menyimpulkan
materi pembelajaran.
E. Kisi-kisi Instrumen
Kisi-kisi instrument berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun soal angket
pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik. Pembuatan angket
penelitian ini dibuat dengan skala guttman karena peneliti hanya memakai
dua interval untuk mendapatkan jawaban tegas terhadap pertanyaan yang
dituju untuk subyek penelitian.
Adapun kisi-kisi instrument pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran
tematik adalah sebagai berikut :
Table 2. Kisi-kisi Instrumen
37
Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk
mendukung penelitian ini. Teknik tersebut adalah angket dan dokumentasi.
1. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab ( Sugiyono, 2014 : 199 ). Dalam metode angket
ini menggunakan angket tertutup, dimana peneliti menggunakan
pertanyaan atau pernyataan dengan kalimat postif dan negative dan
responden hanya memilih jawaban sesuai jawaban yang ditulis oleh
peneliti.
Angket ini berfungsi sebagai alat uji dan pengumpul data bagi guru
PAUD yang nantinya akan diteliti mengenai pemahaman guru PAUD
38
2. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan perististiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2014 : 329 ), metode dokumentasi untuk melengkapi data yang bersifat
dokumenter seperti dokumentasi gambar serta alat-alat yang dapat
menunjang dalam penelitian yang dilakukan. Dokumentasi dilakukan
sebagai alat pengumpul data saat peneliti melakukan penelitian disekolah
yaitu mengumpulkan data berupa gambar saat pelaksanaan kegiatan
penelitian, data-data perangkat pembelajaran yang dipakai oleh guru
disekolah yang berhubungan dengan tujuan penelitian yaitu meneliti
pemahaman guru PAUD dalam pembelajaran tematik terpadu.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menunjang teknik
angket dalam penelitian ini adalah wawancara.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, yang lebih mendalam dan jumlah respomdennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2013:137).
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan data
yang tidak terungkap dalam hasil angket yang berkaitan dengan kendala
guru dalam pembelajaran tematik.
G. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul yang dilakukan adalah analisis data, proses
analisis data merupakan salah satu usaha untuk merumuskan jawaban dari
39
kebenaran dari data-data yang telah diperoleh, sehingga dapat diketahui
hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
Untuk menganalisis dua jenis data kuantitatif dan kualitatif maka digunakan
analisis data campuran kuan-kual, data kuantitatif dijadikan sebagai metode
utama sedangkan analisis data kualitatif menjelaskan lebih dalam tentang data
kuantitatif.
Analisis data kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk menghitung
jumlah ceklis yang terdapat pada lembar angket dan observasi penelitian dan
menggunakan persentase untuk menghitung item dalam lembar angket dan
observasi. Analisis kualitatif untuk melengkapi gambaran yang diperoleh dari
analisis data kuantitatif yaitu dengan menguraikan kata-kata dalam kalimat
secara sistematis dan dideskripsikan menjadi paragraf.
H. Pengkategorian
Pengkategorian ditujukan untuk menggolongkan hasil penelitian yang didapat
menjadi satu tujuan yang akan dicapai. Pengkategorian tersebut untuk
menemukan hasil kesimpulan yang dilihat dari perhitungan persentase yang
didapatkan dengan mengacu pada aspek yang akan diteliti.
Berdasarkan hasil data angket yang diperoleh, diketahui bahwa pemahaman
guru PAUD dalam pembelajaran tematik memiliki nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah yaitu 50, nilai tersebut digunakan untuk mencari interval
dengan rumus sebagai berikut :
40
i = ( 100 – 50 ) 4
i = 50 = 12,5 dibulatkan menjadi 13 4
Keterangan : i : interval
NT : Nilai Tertinggi NR : Nilai Terendah
K : Banyaknya Kelas dari Kategori
Kategori Pemahaman Guru PAUD dalam Pembelajaran Tematik
Persentase (%) Kategori
46 – 58 Belum Paham
59 – 71 Mulai Paham
72 – 84 Paham
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Pemahaman guru dalam konsep pembelajaran tematik dikategorikan
belum paham hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan dan informasi
yang diterima oleh guru mengenai pembelajaran tematik. Perencanaan
pembelajaran tematik pemahaman guru dikategorikan mulai paham artinya
guru mulai paham dalam aspek perencanaan pembelajaran dimana ada
enam indikator yang harus diperhatikan guru pada saat merencanakan
pembelajaran, kendala yang dihadapi guru dalam memahami aspek
perencanaan pembelajaran tematik disebabkan karena mudahnya guru
mendapatkan rencana pembelajaran yang telah baku menjadi buku
panduan untuk kegiatan dikelas selama satu semester tanpa guru harus
membuat perencanaan kegiatan pembelajaran sendiri sehingga sulit bagi
guru untuk memahami isi rencana pembelajaran yang dibuat dan
berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Perencanaan pembelajaran tematik tersebut tidak sesuai
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru salah satunya
61
dalam pelaksanaan pembelajaran tematik dikategorikan belum paham.
Belum pahamnya guru dalam aspek pelaksanaan pembelajaran tematik
dilihat dari rencana pembelajaran tematik yang telah dibuat belum
diterapkan dalam proses pembelajaran yang ditujukan bagi siswa sehingga
pelaksanaan kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan tahapan
pembelajaran tematik. Pemahaman guru dalam evaluasi pembelajaran
tematik dikategorikan belum paham. Hasil evaluasi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dapat dijadikan informasi mengenai berhasil tidaknya
kegiatan pembelajaranyang dilakukan. Proses penilaian yang dilakukan
adalah usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh. Berdasarkan data yang diperoleh
disimpulkan bahwa dalam aspek evaluasi pembelajaran tematik guru
belum melakukan penilaian secara objektif karena guru melakukan
penilaian tidak menggunakan catatan harian siswa maupun hasil penilaian
terdahulu.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis
mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Bagi guru
Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi yang berkenaan
dengan penyusunan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi
62
2. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya menyediakan buku penunjang tentang
pembelajaran tematik dan memfasilitasi guru untuk mengikuti
pelatihan dalam meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran
tematik. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
pembelajaran tematik agar terlaksana pembelajaran tematik dengan
baik.
3. Bagi pemerintah daerah
Pemerintah daerah khususnya Dinas Pendidikan hendaknya
mengadakan pelatihan dan pengawasan yang tujukan bagi guru dalam
meningkatkan pengetahuan tentang kegiatan pembelajaran tematik
dalam pendidikan anak usia dini, sehingga para guru diharapkan dapat
meningkatkan kualifikasi kompetensi dan melaksanakan kegiatan