• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015

SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT

SUMSEL Oleh: Mega Lestari

Perubahan zaman menuntut perubahan pada pendidikan. Begitupun dalam suatu pembelajaran dibutuhkan model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran khususnya Pembelajaran Sejarah. Dalam hal ini peneliti menggunakan model Discovery learning untuk mengembangkan Pembelajaran Sejarah. Alat ukur keberhasilan suatu pembelajaran ialah dilihat dari hasil belajar. Dalam hasil belajar yang dinilai ialah aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa dan seberapa besar taraf signifikan Pengaruh penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Ada atau tidaknya pengaruh dan seberapa besar taraf signifikan Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

Penelitian menggunakan metode penelitianquasi eksperimen dengan desain penelitian one group pretest posttest design.Populasi dalam penelitian ini ialah adalah siswa kelas X terdiri dari empat kelas yakni X.1, X.2, X.3, dan X.4. Sampel yang digunakan ialah X.1 dengan teknik pengambilan sampel secara acak (Random Sampling). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes, dokumentasi dan observasi.

Berdasarkan hasil hipotesis I uji t Harga t0, 975 dengan dk = 54 dari daftar distribusi

student adalah 2,01. Kriteria pengujian terima H0jika t hitung antara -2,01 dan 2,01 dan

tolak H0jika mempunya harga lain. Dari perhitung didapat t = 7,12 maka nilai t tidak

berada di daerah penerimaan. Jadi H0 ditolak. Maka H1 diterima. Uji hipotesis II

menggunakan rumus korelasi product moment didapat hasil perhitungan korelasi sebesar 0,71. Berdasarkan tabel interpretasi Sofyan Siregar (2013:337) berada pada kategori kuat. Jadi dalam hal ini tolak H0terima H1.

(2)

SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT

SUMSEL

Oleh

MEGA LESTARI

(S k r i p s i)

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

Peneliti merupakan anak pertama dari tiga bersaudara putri pertama

Bapak Ahmad Syarbini dan Ibu Fatma. Peneliti dilahirkan pada

tanggal 1 Mei 1993 di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pendidikan

peneliti dimulai dari Taman Kanak-kanak Idhata Tanjung Enim,

dilanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Merapi Timur, Lahat

Sumatera Selatan dan tamat belajar pada tahun 2005.

Peneliti melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1

Merapi Timur, Sumatera Selatan dan selesai pada tahun 2008 dan dilanjutkan kejenjang

sekolah menengah atas di SMA Negeri 4 Lahat dan tamat belajar pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program Studi Pendidikan

Sejarah. Pada Semester VI penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Banjar Negeri Gunung Alip, Tanggamus Lampung dan menjalani Program Pengalaman

Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Gunung Alip Tanggamus Lampung. Selama

melaksanakan perkuliahan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung

peneliti pernah menjabat sebagai staf divisi danus di HIMAPIS, staf divisi kerohanian di

(7)

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. dengan kerendahan hati dan rasa syukur,

kupersembahkan sebuah karya kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada :

Bapak ku A. Syarbini dan Ibuku Fatma yang telah membesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, memperjuangkan segalanya hanya untuk kesuksesan ku. Terima kasih untuk segalanya, terima kasih untuk setiap tetesan keringat yang tidak pernah terhitung banyaknya, terimakasih untuk tetesan air mata dan doa yang selalui mengiringi setiap langkah

kecilku.

Terima kasih pada saudariku : Nur aini dan Rahma

Terimakasih atas doa, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan. Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, dan teman-teman yang telah mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku, serta almamater yang aku

(8)

Moto

Hidup itu seperti sepeda, untuk tetap seimbang teruslah bergerak...

(9)

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester

Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan ”. Penulisan skripsi ini

sebagai syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya

kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan FKIP Universitas

Lampung.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan Bidang Keuangan

Umum dan Kepegawaian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(10)

Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Syaiful. M, M.Si sebagai pembahas dalam skripsi ini yang telah

memberikan bimbingan, sumbangan pikiran, kritik, dan saran selama

perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi.

7. Bapak Drs. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah,

Pembeimbing Akademik dan Pembimbing I dalam skripsi ini yang telah sabar

membimbing dan memberi masukan serta saran yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum., Dosen Pembimbing II yang telah

menyediakan waktu, tenaga, untuk mengarahkan, membimbing dan

memberikan saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta

selalu membuat penulis merasa semangat, percaya diri dan mampu

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yaitu Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum., Bapak Drs. Iskandar Syah,

M.H., Bapak Drs. Wakidi, M. Hum, Bapak Drs. Tantowi, M.Si., Dr. R.M

Sinaga, M.Hum., Bapak Basri, S.Pd, M.Pd., Bapak Suparman Arif, S.Pd,

M.Pd., dan Bapak Cheri Saputra, S.Pd, M.Pd., yang telah memberikan bekal

(11)

memberikan waktu untuk peneliti dalam melakukan penelitian serta

membantu peneliti dalam memberikan data-data penunjang dalam penelitian

skripsi ini.

11. Bapak Romsul Fayat, S.Pd sebagai guru mitra peneliti yang telah membantu

dalam penelitian saya di SMA Negeri 1 Merapi Timur.

12. Sahabatku Debi Gusmalisa dan Winda Anggraini yang selalu memberikan

dukungan.

13. Teman-teman angkatan 2011 kelas ganjil maupun genap yang telah

melewatkan waktu bersama.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, 2015

Peneliti,

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Pembatasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 8

1.5. Tujuan Penelitian ... 8

1.6. Kegunaan Penelitian ... 9

1.7. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Konsep Pengaruh ... 11

2.1.2 Konsep Model Discovery Learning ... 12

2.1.3 Konsep Hasil Belajar ... 15

2.1.4 Pengertian Pembelajaran Sejarah ... 21

2.2. Penelitian yang Relevan ... 22

2.3. Kerangka Pikir ... 23

2.4. Paradigma ... 24

2.5. Hipotesis ... 25

III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang Digunakan ... 26

3.2 Desain Penelitian...……….…………. ... 26

3.3 Populasi dan Sampel ……….………. . 28

3.3.1 Populasi ... 28

3.3.2 Teknik Pemilihan Sampel ... 29

3.3.3 Sampel... 30

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 30

3.4.1 Variabel Penelitian ... 30

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 31

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.5.1 Tes ... 32

3.5.2 Dokumentasi ... 33

3.5.3 Observasi ... 33

3.6 Langkah-langkah Penelitian ... 34

(13)

3.10.2 Uji Reabilitas………..………. .. 48

3.10.3 Tingkat Kesukaran ... 49

3.10.4 Daya pembeda ... 50

3.10Teknik Analisis Data ... 50

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 54

4.2Hasil Penelitian ... 60

4.2.1 Hasil Belajar kognitif ... 67

4.2.2 Analisis Data ... 69

4.3Pembahasan ... 81

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 86

5.2Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA

(14)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal terpenting Perkembangan dunia karena dengan

pendidikan mampu memajukan peradaban manusia. Artinya bahwa

pendidikan merupakan komponen yang sangat penting bagi perkembangan

kehidupan manusia. Pendidikan adalah khas dan alat manusia. Tidak ada

makhluk lain yang membutuhkan pendidikan ( Made Pidarta, 2009: 1).

Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 ialah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperluakan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negera.

Pembelajaran Sejarah merupakan salah satu muatan dalam pendidikan

Indonesia. Aman (2011:7) mengemukakan bahwa Pembelajaran Sejarah

dianggap sebagai pelajaran yang membosankan karena seolah-olah

cenderung hapalan. Bahkan kebanyakan siswa menganggap bahwa

Pelajaran Sejarah tidak membawa manfaat karena kajiannya adalah masa

(15)

pembangunan bangsa. Oleh karena itu, Pelajaran Sejarah hanya dianggap

sebagai pelajaran pelengkap, apalagi mata pelajaran tidak tidak di UN- kan.

Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang semakin menyempitakan

gerak langkah Pembelajaran Sejarah yakni dengan semakin kecilnya porsi

jam Pelajaran Sejarah disekolah tidak mengherankan jika prestasi belajar

sejarah siswa juga cenderung kurang memuaskan.

Sikap apatis terhadap Pelajaran Sejarah tentu diakibatkan oleh faktor intern

dan ekstern. Faktor intern meliputi sikap siswa terhadap pelajaran yang

kurang postif begitu juga dengan minat dan motivasi yang cenderung

rendah. Selain itu faktor ekstern yakni terkait dengan penyajian materi

Pelajaran Sejarah yang cenderung rentetan fakta yang membosankan,

metode dan model pembelajaran yang kurang sesuai dengan subtansi materi

Pelajaran Sejarah, kurangnya sarana pembelajaran yang mendukung dan hal

itu berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa Pembelajaran Sejarah.

Peneliti memfokuskan pada penggunaan model pembelajaran yang kurang

sesuai dengan subtansi materi sejarah. Dari permasalahan yang telah

diutarakan untuk itu dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dalam

Pembelajaran Sejarah untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal

ini, ModelDiscovery Learning menjadi model pilihan yang dapat digunakan

dalam Pembelajaran Sejarah. Bruner mengungkapkan dalam Agus N Cahyo

(2013:116) kelebihan menggunakan ModelDiscovery Learningialah,

1. Adanya suatu kenaikan dalam potensi intektual. 2. Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada ektrinsik

(16)

4. Murid lebih senang mengingat-ingat materi.

Dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa penerapan Model Discovery

Learningmembawa kebaikan bagi siswa itu sendiri dan dapat meningkatkan

hasil belajar karena dengan Model Discovery Learning mampu

meningkatkan potensi intektual siswa. Selain itu, siswa lebih senang

mengingat-ingat materi . Dengan begitu, akan meningkatakan hasil belajar.

Dengan penerapan Model Discovery Learning yang mengacu pada

keaktifan peserta didik dalam memahami materi membuat Pembelajaran

Sejarah lebih hidup dan dinamis diharapkan meningkatkan hasil belajar

siswa. Siswa tidak hanya menerima materi yang diberikan guru yang hanya

sederetan fakta saja, akan tetapi bisa mengembangkan pembelajaran

menjadi sebuah penemuan konsep yang akan memudahkan peserta didik

dalam mempelajari Pembelajaran Sejarah.

Menurut Agus N Cahyo dalam bukunya Panduan Aplikasi Teori-Teori

Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler, “Pembelajaran Discovery

Learning ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses

kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca

sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri” (Agus N

Cahyo, 2013:101).

Discovery Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan cara

peserta didik sendiri mencari konsep dalam pembelajaran sehingga peserta

didik yang harus berperan aktif. Peran peserta didik dalam model

(17)

pembelajaran. Peran guru hanya membimbing dan memfasilitasi siswa agar

aktif.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki hambatan dalam

perkembangan dunia pendidikan. Perkembangan dan kemajuan pendidikan

tidak merata, misalnya perkembangan pendidikan di wilayah perkotaan akan

berbeda dengan wilayah pedesaan. Sebagai sentral di wilayah perkotaan,

informasi guna kemajauan pendidikan mudah berkembang. Lain halnya

dengan di desa, untuk itulah peneliti akan menerapkan Model Discovery

Learning di SMA Negeri 1 Merapi Timur Desa Sirah Pulau Kecamatan

Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Dengan demikian, di

wilayah pedesaan pun mendapatkan informasi untuk pengembangan

Pembelajaran Sejarah.

Keberhasilan suatu pembelajaran ditandai meningkatnya prestasi belajar

siswa. Prestasi belajar siswa sangat erat kaitannya dengan hasil belajar.

Hasil belajar merupakan tolak ukur dalam pembelajaran. Ketika hasil

belajar siswa meningkat peluang prestasi belajar meningkat juga sangat

tinggi. Menurut Roestiyah dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar

Mengajar menyatakan bahwa: “Keberhasilan sebuah model mengajar itu

dapat terlihat dari pencapaian aktivitas dan prestasi belajar siswa di dalam

kelas, yaitu terlihat pada tinggi atau tidaknya prestasi belajar siswa setelah

(18)

Dalam hasil belajar yang dinilai ialah aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik. Menurut Daryanto (2014:54) proses pembelajaran menyentuh

tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Aspek kognitif yaitu

ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Tujuannya untuk mengetahui

kemampuan intelektual siswa. Aspek afektif adalah ranah yang berkaitan

dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti

perasaan, minat sikap, emosi dan nilai, sedangkan aspek psikomotorik ialah

ranah yang berkaitan dengan skill (kemampuan) setelah siswa menerima

pengalaman belajar tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian dengan guru Mata Pelajaran

Sejarah yang dilakukan di SMA Negeri 1 Merapi Timur diketahui bahwa

hasil belajar kognitif siswa mata pelajaran siswa masih rendah. Hal ini

terlihat dari hasil tes mata Pelajaran Sejarah siswa kelas X.1

Tabel 1.1 Nilai tes Mata Pelajaran Sejarah

No Nama Siswa Nilai

1 Ardi A 65

2 Ardian Nopriansyah 69

3 Ayu Seviani 61

4 Cecep Supriadi 66

5 Cendy Pratama 64

6 Desti Heriyani 60

7 Dina Krisna 68

8 Dina Ristika 66

9 Eva Susanti 67

10 Fajri Okta 64

11 Fitria Permata sari 63

12 Harwindo 76

13 Heri Sunardi 64

14 Herli Pradita 70

15 Indah Tirsa Alnita 65

(19)

17 Jeli Rahma Wati 76

18 Karmansyah 63

19 Lara Okfa 63

20 Marsiwan 70

21 Mifta Khoirunnisa 75

22 Raka Alfarizi 67

23 Reska Astuti 67

24 Tri Damayanti 60

25 Yoga Agung Prandowo 64

26 Yogi Pirnando 60

27 Yulia 62

28 Yusuf Rizal Ibrahim 65 Sumber : Guru Mata Pelajaran Sejarah 2015

Dari data di atas, hanya 3 (tiga) orang siswa yang lulus dengan standar

KKM 75.

Selain itu rendahnya minat belajar pada Mata Pelajaran Sejarah terlihat dari

obervasi awal pra penelitian, pembelajaran di kelas cenderung pasif, terlihat

kurang ketertarikan siswa pada Mata Pelajaran Sejarah, banyak diantara

siswa kurang memperhatikan penjelasan sewaktu guru mengajar. Hal ini

menunjukkan rendahnya afektif siswa pada Mata Pelajaran Sejarah. Siswa

tidak memiliki minat belajar sehingga kurangnya ketertarikan memahami

materi Pembelajaran Sejarah.

Penilaian hasil belajar psikomotorik terlihat padaskill(kemampuan) setelah

siswa menerima pengalaman belajar tertentu. Pada Mata Pelajaran Sejarah,

penilaian hasil belajar psimotorik siswa dapat dilihat dari produk yang

dihasilkan dari implementasi Pembelajaran Sejarah. Dalam hal ini

pemberian tugas oleh guru Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 1 Merapi

(20)

Mata Pelajaran Sejarah SMA Negeri 1 Merapi Timur diketahui bahwa

kemampuan siswa dalam membuat portofolio masih rendah.

Berdasarkan uraian di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa rendahnya hasil

belajar pada mata pelajaran di atas meliputi hasil belajar kognitif, hasil

belajar afektif, dan hasil belajar psikomotorik.

Dari latar belakang di atas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap 2014/2015 SMA

Negeri 1 Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di

identifikasikan sebagai berikut :

1. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Kognitif

Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi

Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

2. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Afektif

Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi

Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

3. Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar

Psikomotorik Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri

1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat

(21)

1.3 Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis

membatasi masalah pada, “Pengaruh Model Discovery Learning Terhadap

Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA

Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat

Sumatera Selatan”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut

1. Apakah ada pengaruh penerapan Model Discovery Learning terhadap

Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X

Selatan Semester Genap 2014/2015 SMA Negeri 1 Merapi Timur

Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan?

2. Seberapa Besar Taraf Signifikansi Pengaruh penerapan Model

Discovery Learning Terhadap Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata

Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester

Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan ?”

1.5 Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

1. Ada atau tidaknya pengaruh penerapan Model Discovery Learning

terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah

Kelas X Selatan Semester Genap 2014/2015 SMA Negeri 1 Merapi

(22)

2. Besarnya Taraf Signifikan Pengaruh penerapan Model Discovery

Learning Terhadap Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap

2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang

membutuhkan. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi

pengembangan Pembelajaran Sejarah dengan menggunakan model

pembelajaranDiscovery Learning.

2. Secara praktis

1. Bagi guru : Memberikan informasi model yang dapat

digunakan dalam pengembangan Pembelajaran Sejarah

2. Bagi siswa : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

merekontruksi sendiri dalam menentukan konsep dalam belajar

dan memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran

3. Bagi sekolah : Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

sekolah dalam pengembangan Pembelajaran Sejarah

4. Bagi peneliti : Memberikan pengalaman yang berharga bagi

peneliti untuk mengetahui Pengaruh Model Discovery Learning

terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran

Sejarah Kelas X di SMA Negeri 1 Merapi Timur Kecamatan

(23)

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Ilmu Pendidikan,

khususnya Pendidikan Sejarah.

2. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas X pada Mata Pelajaran Sejarah

SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kecamatan

Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

3. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah Pengaruh Model Discovery Learning

terhadap Hasil Belajar Kognitif

4. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Merapi Timur Kecamatan

Merapi Timur Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

5. Waktu Penelitian

(24)

REFERENSI

Made Pidarta. 2009. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak

Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Halaman 1

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogjakarta : Ombak. Halaman 56

Agus N Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogjakarta : Diva Press. Halaman 101

Ibid. Halaman 116

Roestiyah. 1986.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Halaman 37

(25)
(26)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep Pengaruh

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:849) adalah daya

yang ada dan timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk

watak, kepercayaan atau perbuataan seseorang. Surakhmad (1982:7)

menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu

benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan

terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu perubahan yang terjadi

akibat kekuatan yang muncul dari sutu benda atau orang dan juga gejala

yang ada disekelilingnya

Slameto (2003;2) menyatakan bahwa perubahan adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru sehingga

dapat memperoleh hasil yang diinginkan.

Perubahan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perubahan

model, strategi, dan pendekatan yang digunakan oleh seorang guru dalam

kegiatan pembelajaran. Ketepatan model, strategi, dan pendekatan yang

digunakan oleh guru akan memberi pengaruh terhadap hasil belajar peserta

(27)

2.1.2. Konsep ModelDiscovery Learning

Agus N Cahyo (2013:101) mengemukakan, “Discovery Learning ialah

suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental

melalui tukar pendapat, dengan diskusi, membaca sendiri dan mencoba

sendiri, agar anak dapat belajar sendiri”.

Menurut Sund dalam Roestiyah (2008:20)Discoveryadalah proses mental

dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.

Menurut Roestiyah (2008:20) dalam bukunya strategi belajar dan

mengajar mengungkapkan kelebihan ModelDiscovery Learning:

1. Teknik ini mampu membantu siswa siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapan; serta penguasaan keterampilan dan proses kognitif/pengenalan siswa

2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut

3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa

4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing

5. Mampu mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memilki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat

6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri 7. Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru.

Selain memiliki kelebihan, Model Discovery juga memiliki kelemahan.

Berikut kelemahan Model Discovery Learning menurut Ausebel dalam

Agus N Cahyo (2013:118), “kurangnya kemampuan siswa dalam

mengikuti Model Discovery Learning yang justru membutuhkan

penguasaan informasi yang lebih cepat dan tidak diberikan dalam bentuk

(28)

Menurut Asri Budiningsih (2008:43), “Cara yang baik untuk belajar

adalah memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses intuitif untuk

akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Discovery Learning)”. Bruner

dalam Asri Budiningsih juga mengemukakan (2008:42), “Pembentukan

konsep dan pemahaman konsep merupakan dua kegiatan mengkategorikan

yang berbeda menuntut proses berfikir yang berbeda pula”. Bruner dalam

Asri (2008:43) mengemukakan ada 5 unsur dalam memahami konsep

yaitu;

1. Nama

2. Contoh-contoh baik yang positif maupun yang negatif 3. Karakteristik baik yang pokok maupun tidak

4. Rantangan karakteristik 5. Kaidah

Tujuan pembelajaran dalam Model Discovery Learning menurut Bell

dalam Agus N Cahyo (213:104) adalah :

1. Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

2. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkret maupun abstrak dan juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan.

3. Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawa untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan

4. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi serta mendengar dan menggtunakan ide-ide orang lain.

5. Terdapat beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna

(29)

Menurut Agus N Cahyo (2013:111), dalam Model Discovery Learning

bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk

melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan,

mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan

bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Dalam rangka menerapkan suatu model pembelajaran, setiap model

memiliki tahap-tahapan. Berikut tahapan penerapan Model Discovery

Learningmenurut Syah dalam Agus N Cahyo (2013:249),

a. Stimulation

Pada tahapan ini, guru memberikan rangsangan kepada peserta didik

sehingga timbul kebingungan. Pada tahap ini guru bertanya dengan

mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau

mendengarkan uraian yang membuat permasalahan. Stimulasi pada

tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang

dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam mengekplorasi

bahan. Dalam hal ini, Bruner memberikan Stimulation menggunakan

teknik bertanya yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

dapat menghadapkan siswa pada kondisi internal yang mendorong

ekplorasi.

b. Problem Statment

Pada tahap selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengindentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah

yang relevan dengan bahan pelajaran. Kemudian salah satunya dipilih

(30)

c. Data Collagection

Dalam tahapan ini, siswa diberi kesempatan mengumpulkan data yang

menunjang hipotesis yang dibuat oleh siswa dari berbagai macam

sumber.

d. Data Processing

Merupakan kegiatan pengolahan data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi dan

sebagainya. Tujuan dari tahapan ini ialah pembentukan konsep dan

generalisasi.

e. Verification

Menurut Burner, Verification bertujuan agar proses belajar akan

berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau

pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam

kehidupannya.

f. Generalization

Pada tahapan Generalization merupakan tahap penarikan kesimpulan

yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian

atau masalah yang sama, tentu saja memperhatikan hasil verifikasi.

2.1.3. Konsep Hasil belajar

Dalam proses belajar ada tiga aspek yang dilihat. Menurut Sudjana (2006)

belajar dapat dilihat dari tiga sudut pandang

(31)

Dalam belajar, hasil belajar merupakan salah satu komponen yang sangat

penting. Suryosubroto (1997:2) mengatakan bahwa, “Hasil belajar adalah

penilaian tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di

sekolah yang menyangkut pengetahuan dan keterampilan yang dinyatakan

sesudah penilaian”. Bloom dalam Asep Jikad dan Abdul Haris (2008:14)

mengatakan bahwa, hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Winkel (1999:134) menyatakan: ”Ada tiga ranah hasil belajar yaitu

kogni-tif, afekkogni-tif, dan psikomotorik”. Menurut Oemar Hamalik (2009:79) hasil

belajar kognitif menitikberatkan pada proses intelektual. Bloom

mengemukakan dalam Oemar Hamalik (2009:80) jenjang-jenjang tujuan

kognitif adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan (C1) merupakan pengingat bahan-bahan yang telah dipelajari mulai dari fakta samapi ke teori yang menyangkut informasi yang bermanfaat.

2. Pemahaman (C2) adalah abilitet untuk menguasai pengertian. Pemahaman tampak pada ahli bahan dari satu bentuk ke bentuk lainnya, penafsiran, dan memperkirakan

3. Penerapan (C3) adalah abilitet untuk menggunakan bahan yang telah dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata

4. Ananlisis (C4) adalah abilitet untuk merinci bahan menjadi bagian-bagian supaya strukturorganisasinya muda di pahami, meliputi identifikasi bagian-bagian, mengkaji hubungan antara bagian-bagian, mengenali prinsip-prinsip organisasi.

5. Sintesis (C5) adalah abilitet mengkombinasikan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan baru yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dan struktur baru

6. Evalusi (C6) adalah abilitet untuk mempertimbangkan nilai bahan untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal dan kriteria eksternal.

Berikut Indikator hasil belajar kognitif :

Aspek kognitif C1 : a). Terminologi Kemampuan yang paling dasar adalah

(32)

diketahuinya tetap berdiri sendiri tanpa dihubungkan dengan fakta atau

gejala lainnya. c). Universal dan abstraksi, pengetahuan akan bagan-bagan

dan pola-pola utama yang dipakai untuk mengorganisasikan

fenomen-fenomen. Suke Silverius (1991: 41-42). Aspek kognitif C2 : a).

Menerjemahkan (Translation) Pengalihan konsep yang dirumuskan

dengan kata-kata ke dalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam

kategori menerjemahkan. b). Menginterpretasi (Interpretation)

Menginterpretasi adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami ide

utama suatu komunikasi. c). Mengekstrapolasi (Ekstrapolation)

Kemampuan untuk membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat

memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun

masalahnya. Menurut Suke Silverius (1991 : 43-44). Aspek kognitif C3 :

Kemampuan untuk menyeleksi atau memilih suatu abstraksi tertentu

(konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan

dalam suatu situasi baru dan menerapkannya secara benar. (Suharsimi

Arikunto, 2001: 119). Aspek kognitif C4 : a). Analisis unsur Kemampuan

untuk merumuskan asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unsur-unsur

penting dan dapat membedakan antara fakta dan nilai. b). Analisis

hubungan Kemampuan untuk mengenal unsur-unsur dan pola

hubungannya. c). Analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kemampuan

untuk menganalisis pokok-pokok yang melandasi tatanan suatu organisasi,

misalnya : menentukan falsafah pengarang dari isi buku yang ditulisnya.

(1991: 46). Aspek kognitif C5 : a). Tulisan Membuat kesimpulan dari

(33)

suatu rencana atau mekanisme kerja. c). Hubungan abstraksi

menghubungkan konsep-konsep yang sudah ada. Suke Silverius (1991:

47-48). Aspek kognitif 6 : Pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode materiil, dll. Nana Sudjana (1991: 28)

Menurut Bruner dalam Asri Budiningsih (2008:40), perkembangan

kognitif manusia ialah sebagai berikut

1. Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan

2. Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi scara realis

3. Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentangapa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan

4. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya 5. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa

merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa.

Selain melihat kemampuan kognitif dari Taksonomi Bloom,

perkembangan kognitif bisa juga dilihat dari perilaku siswa selama

mengikuti pelajaran yang diungkap Bruner di atas. Jika siswa sudah masuk

dalam kategori yang disebutkan Bruner maka dapat dikatakan bahwa

(34)

Tabel 2.1 Contoh Daftar Kata Kerja Operasional ranah kognitif Taksonomi Bloom

Pengetahuan (C1) Pemahaman (C2) Penerapan (C3) Analisis (C4) Sintesis (C5) Penilaian (C6)

Mengutip Memperkirakan Menugaskan Menganalisis Mengabstraksi Membandingkan

Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengaudit Mengatur Menyimpulkan

Menjelaskan Mengkategorikan Menentukan Memecahkan Menganimasi Menilai

Menggambar Mencirikan Menerapkan Menegaskan Mengumpulkan Mengarahkan

Membilang Merinci Menyesuaikan Mendeteksi Mengkategorikan Mengkritik

Mengidentiflkasi Mengasosiasikan Mengkalkulasi Mendiagnosis Mengkode Menimbang

Mendaftar Membandingkan Memodifikasi Menyeleksi Mengkombinasikan Memutuskan

Menunjukkan Menghitung Mengklasifikasi Memerinci Menyusun Memisahkan

Memberi label Mengkontrasikan Menghitung Menominasikan Mengarang Memprediksi

Memberi indek Mengubah Membangun Mendiagramkan Membangun Memperjelas

Memasangkan Mempertahankan Mengurutkan Mengkorelasikan Menanggulangi Menugaskan

Menamai Menguraikan Membiasakan Merasionalkan Menghubungkan Menafsirkan

Menandai Menjalin Mencegah Menguji Menciptakan Mempertahankan

Membaca Membedakan Menentukan Mencerahkan Mengkreasikan Memerinci

Menyatakan Mendiskusikan Menggambarkan Menjelajah Mengoreksi Mengukur

Menghafal Menggali Menggunakan Membagankan Merancang Merangkum

Meniru Mencontohkan Menilai Menyimpulkan Merencanakan Membuktikan

Mencatat Menerangkan Melatih Menemukan Mendikte Memvalidasi

Mengulang Mengemukakan Menggali Menelaah Meningkatkan Mengetes

Mereproduksi Mempolakan Mengemukakan Memaksimalkan Memperjelas Mendukung

Meninjau Memperluas Mengadaptasi Memerintahkan Memfasilitasi Memilih

(35)

Menyatakan Meramalkan Mengoperasikan Mengaitkan Merumuskan

Mempelajari Merangkum Mempersoalkan Memilih Menggeneralisasi

Mentabulasi Menjabarkan Mengkonsepkan Mengukur Menggabungkan

Memberi kode Melaksanakan Melatih Memadukan

Menelusuri Meramalkan Mentransfer Membatasi

Menulis Memproduksi Mereparasi

Memproses Merekonstruksi

Mengaitkan Menampilkan

Mensuimulasikan Menyiapkan

Memecahkan Memproduksi

Melakukan Merangkum

Mentabulasi

(36)

2.1.4. Pengertian Pembelajaran Sejarah

Menurut Deni Darmawan dan Permasih dalam Kurikulum dan

Pembelajaran (2012:132) mengatakan, “Pembelajaran merupakan

akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan konsep belajar

(Learning)”. Aman (2011:56), Pembelajaran Sejarah merupakan cabang

ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal-usul dan perkembangan

serta peranan masyarakat dimasa lampu berdasarkan motode dan

metodelogi tertentu.

Menurut Peraturan Mendiknas No. 22 tahun 2006 Standar Isi untuk satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Aman (2011: 58) menyebutkan

bahwa Mata Pelajaran Sejarah memiliki 5 tujuan yaitu

1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.

2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta secara benar dengan didasarkan pada pendekakan ilmiah dna metodelogi keilmuan.

3. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau

4. Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang

5. Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.

Denis Gunning dalam Aman (2005:73) mengemukakan tujuan

Pembelajaran Sejarah ialah mengajarkan konsep, mengajarkan

(37)

Berikut tujuan pembelajaran sejarah adalah :

1. Mendorong siswaberpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan datang

2. Memahami bahwasejarah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat

(Pusat Kurikulum, 2002).

Dari pendapat di atas, tujuan Pembelajaran Sejarah ialah mengajarkan

pembelajaran sejarah untuk memahami arti pentingnya sejarah dengan

tidak hanya menghapal akan tetapi lebih memahami konsep secara

keseluruhan sehingga materi yang didapat tidak hanya dalam bentuk fakta

sejarah (pengetahuan) akan tetapi dapat menimbulkan rasa penghargaan

dan jiwa nasionalisme.

2.2. Penelitian yang Relevan

1. Judul Skripsi “Efektivitas Penggunaan Metode Discovery Learning

Terhadap Hasil Belajar Kelas X SMK Diponegoro Yogyakarta”.

Peneliti adalah Akhmad Afendi mahasiswa Program Studi

Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Afendi Pembelajaran dengan

Metode Discovery Learning lebih efektif dari pada pembelajaran

dengan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika

(38)

2. Judul skripsi “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar” Peneliti adalah

Ina Azariya Yupita mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri

Surabaya. Menurut penelitian oleh Ina Azariya Yupita

1. Penerapan model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan

aktivitas guru dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN

Surabaya.

2. Penerapan model pembelajaran Discovery dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN

Surabaya.

3. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Surabaya pada pembelajaran

IPS dengan menerapkan model pembelajaran Discovery

meningkat secara signifikan

2.3. Kerangka Pikir

Umu Sekaran mengatakan (1992:91), kerangka pikir adalah model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Pembelajaran

adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal”, Asri (2008:11).

Dalam hal ini, pembelajaran merupakan desain yang diciptakan oleh guru

guna mengoptimalkan proses bealajar siswa.

Pembelajaran Sejarah merupakan salah satu muatan pembelajaran

disekolah. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan penelitian terhadap

(39)

pembelajaran. Pembelajaran dengan Model Discovery Learning siswa

dituntut untuk lebih aktif. Guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplore

suatu materi pembelajaran secara optimal. Dari pembelajaran sejarah

dengan Model Discovery Learningakan dilihat hasil belajar sebagai alat

ukur peningkatan pengaruh Model Discovery Learning. Hasil belajar

yang dilihat peneliti ialah hasil belajar kognitif. Dalam hasil belajar

kognitif terdapat enam jenjang taksonomi yang dikemukan oleh Bloom

yaitu ranah C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4

(ananlisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi).

2.4. Paradigma

Keterangan :

= Garis Kegiatan = Garis Pengaruh Pembelajaran Sejarah

ModelDiscovery Learning

(40)

2.5. Hipotesis

Dalam penelitian, perlu merumuskan hopotesis. Menurut Sugiyono (2013:

64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Berikut Hipotesis I

H0= Tidak Ada Pengaruh Penerapan ModelDiscovery LearningTerhadap

Hasil Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X

SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015

Kabupaten Lahat Sumatera Selatan

H1= Ada Pengaruh Penerapan Model Discovery LearningTerhadap Hasil

Kognitif Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA

Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten

Lahat Sumatera Selatan

Hipotesis II

H0 = Besarnya Taraf Signifikan pengaruh Penerapan Model Discovery

Learning Lemah Terhadap Hasil Belajar Kognitif Belajar Siswa

pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi

Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten Lahat Sumatera

Selatan

H1 = Besarnya Taraf Signifikan pengaruh Penerapan Model Discovery

Learning Kuat Terhadap Hasil Belajar Kognitif Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur

(41)

REFERENSI

Alwi Hasan, dkk. 2005.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan

Winarno Surakhmad. 1982.Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Transito. Halaman 7

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Halaman 2

Agus N Cahyo. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: Diva Press. Halaman 103

Roestiyah. 2008.Strategi Belajar dan Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. hlm 20

Roestiyah.Ibid. Halaman 20

Agus N Cahyo.Op Cit. Halaman 118

Asri Budiningsih. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 43

Ibid. Halaman 42

Ibid. Halaman 43

Agus N Cahyo.Op Cit. Halaman 104

Agus N Cahyo.Op Cit. Halaman 111

Agus N Cahyo.Op Cit. Halaman 249

Nana Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

B.Suryosubroto. 1997.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka

Cipta. Halaman. 2

Asep Jihad & Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Press. Halaman 14

W. S Winkel. 1999.Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia. Halaman 134

Oemar Hamalik. 2009. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 79

(42)

Suke Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT. Grasindo. Halaman 41-42

Ibid. halaman 43-44

Suharsimi Arikunto. 2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 119

Suke Silverius.Op Cit. Halaman 46

Suke Silverius.Op Cit. Halaman 47-48

Nana Sudjana. 1991.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Halaman 28

Purwanto.Op Cit. Halaman 51

Asri Budiningsih.Op Cit. Halaman 40

Tim pengembangan MKDP. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogjakarta : Ombak. Halaman 56

Ibid. halaman 58

Ibid. Halaman 73

Umu, Sarakan .1992.Business Reseach.Jakarta: Kencana.Halaman 91

(43)

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

Suatu penelitian dibutuhkan sebuah metode penelitian. Seperti halnya yang

diungkapkan Nana Syaodih Sumadinata (2007:52), metode penelitian

adalah cara atau kegiatan pelaksaan penelitian yang didasari oleh

asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan

dan isu-isu yang dihadapi.

Dalam penelitian Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Hasil

Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X di SMA

Negeri 1 Merapi Timur Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat

Sumatera Selatan, peneliti menggunakan metode penelitian quasi

eksperimen

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan suatu kuasi eksperimen.Desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design seperti pada

tabel berikut ini

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Perlakuan

X.1 O1 X O2

(44)

Keterangan:

X.1 : kelas eksperimen

X : Model Discovery Learning

O1 :pretest

O2 :posttest

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal dan memberikan posttest untuk mengukur kemampuan

akhir dengan memberikan masing-masing 20 soal pilihan ganda. Materi

yang digunakan untuk soal pretestmerupakan materi yang telah dipelajari

sebelum penerapan Model Discovery learning yakni mengenai tentang

proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha di

Indonesia. Kemudian setelah diketahui kemampuan awal, siswa diberikan

perlakuan dengan model pembelajaran Discovery Learning selama 4x

pertemuan dengan mempelajari materi Peradaban awal masyarakat di

dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia dengan sub bab

peradaban kuno Asia-Afrika. Setelah diberikan perlakuan, untuk

mengukur kemampuan akhir peneliti melakukan posttest. Materi yang

digunakan pada saat posttest ialah materi yang telah telah dipelajari

dengan menggunakan Model Discovery Learning yakni materi tentang

peradaban kuno asia-Afrika dengan bobot soal disetarakan dengan soal

pretest sehingga soal pretest dan posttest dapat mengukur kemampuan

(45)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Hadari Nawawi dalam Margono (2010: 118), populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,

hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu

penelitian. Sugiyono mengatakan bahwa (2013: 80), populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri

1 Merapi Timur Tahun Pelajaran 2014/2015, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Populasi Anggota Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur

No Kelas

Siswa Jumlah

Total

L P

1 X.1 12 16 28

2 X.2 12 17 29

3 X.3 20 12 32

4 X.3 17 16 33

Jumlah 61 61 122

(46)

Dari data di atas, Populasi penelitian kelas X adalah kelas X.1, X.2, X.3

dan X.4.

3.3.2. TeknikSampling

Penelitian yang dilakukan peneliti ialah penerapan Model Discovery

Learning pada Mata Pelajaran Sejarah. Dari data sampel yang telah

dikemukakan teknik sampling yang digunakan peneliti menggunakan

Random Sampling, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan guru Mata Pelajaran Sejarah kelas X SMA Negeri 1 Merapi Timur

bahwa kemampuan siswa kelas X.1, X.2, X.3 dan X.4 adalah sama.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:138), teknik random sampling ini

memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh

kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Jadi teknik Sampling yang

digunakan adalahRandom Sampling.

Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara mengundi kelas

X SMA Negeri 1 Merapi Timur untuk menentukan kelas mana yang akan

diterapkan Model Discovery Learning. Tahapan pengundian anggota

sampel dilakukan bersama guru Mata Pelajaran Sejarah SMA Negeri 1

Merapi Timur dengan memasukkan nama kelas X yaitu X.1, X.2, X.3 dan

X.4. Setelah semua kelas ditulis pada kertas kemudian dimasukkan ke

dalam gelas undian. Nama kelas yang keluar dari undian yang akan

menjadi sampel penelitian dan sampel pada penelitian ini adalah kelas X.1

sebagai objek penelitian yang mendapatkan perlakuan atau kelompok

(47)

3.3.3. Sampel

Menurut Sugiyono (2013: 81), sampel merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian

ini ialah kelas X.1.

Tabel 3.3 Anggota Sampel

No. Kelas Jumlah Siswa

Jumlah KET

Laki-laki Perempuan

1. X.1 12 16 28 orang Eksperimen

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Merapi Timur Tahun Pelajaran 2014/2015

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1. Variabel Penelitian

Dalam suatu penelitian, ada variabel yang menjadi acuan sebuah penelitian

tersebut. Menurut Sudaryanto (2003:15), dalam penelitian kuantitatif

berarti akan berhadapan dengan istilah yang dinamakan variabel.

Suharsimi Arikunto (2006:118) mengemukakan variabel merupakan objek

penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu

penelitian.

Dalam penelitian ini dengan judul Pengaruh Model Discovery Learning

Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas

X SMA Negeri 1 Merapi Timur Semester Genap 2014/2015 Kabupaten

Lahat Sumatera Selatan, Model Discovery Learning merupakan variabel

bebas (X) dan hasil belajar kognitif siswa variabel terikat (Y). Variabel

(48)

variabel terikat (Y). Jadi dalam hal ini dapat disimpul X akan

mempengaruhi Y.

3.4.2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Latipun (2002 : 42), definisi operasional variabel bebas maupun

variabel terikat akan membantu peneliti untuk mengarahkan dan

memberikan batasan bagi operasionalisasi suatu eksperimen. Perumusan

definisi operasional tersebut sebagai berikut :

a. Model Discovery Learning merupakan variabel bebas dalam

penelitian. PembelajaranDiscovery Learning ialah suatu pembelajaran

yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar

pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri,

agar anak dapat belajar sendiri” (Agus N Cahyo, 2013:101). Dalam

model ini siswa dituntut agar lebih aktif dan peranan guru hanya

sebagai fasilitator dan motivasi

b. Hasil belajar kognitif dalam penelitian merupakan variabel terikat dari

penerapan Model Discovery Learning . Hasil belajar kognitif yaitu

kemampuan ingatan yang disebut C1, kamampuan pemahaman disebut

C2, kemampuan penerapan disebut C3, kemampuan Analisis yang

disebut C4, Sintesis yang disebut C5, Evaluasi yang disebut C6.

(49)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Tes

Berdasarkan desain penelitian, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Sudaryano mengemukakan

(2012:101) tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa

telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek

pengetahuan dan keterampilan. Menurut Sumarna dalam Sudaryano

(2012:102) hal yang hendak di ukur adalah tingkat penguasaan peserta

didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan. Adapun

langkah-langkah dalam menyusun instrumen tes ialah sebagai berikut,

1. Menentukan tujuan tes

2. Menentukan acuan dan skor pada masing-masing butir soal

3. Menentukan kisi-kisi

4. Menentukan materi tes

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peradaban Kuno Asia

Afrika. Teknik tes ini dibagi menjadi dua macam, yaitu pretest dan

posttest. pretest adalah tes yang dilakukan sebelum siswa mendapat

perlakuan sehingga peneliti mengetahui kemampuan hasil belajar kognitif

siswa sebelum penerapan Model Discovery Larning sedangkan posttest

adalah tes yang digunakan setelah mendapatkan perlakuan. Dengan

demikian, peneliti dapat melihat pengaruh penerapan Model Discovery

Learning terhadap hasil belajar kognitif siswa. Tes yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar kognitif siswa meliputi aspek C1, aspek C2,

(50)

objektif sebanyak 20 butir soal dengan lima alternatif jawaban. Tujuan

Taksonomi Bloom ialah untuk memberikatan tingkatan kesulitas dalam

masing-masing ranah. Suharsimi Arikunto (2006:116) mengemukakan,

taksonomi disusun menjadi suatu tingkatan yang menunjukkan tingkat

kesukaran. Dalam hal ini, semakin tinggi tingkatan, maka semakin tinggi

pula tingkat kesukaran. Dengan skor yang diberikan tiap tingkatan

memiliki perbedaan. Semakin sukar soal berdasarkan Taksonomi Bloom

maka skornya juga semakin meningkat.

3.5.2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi menurut Husaini Usman

dan Purnomo Setiady Akbar (2009: 69) adalah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dalam penelitian ini teknik

dokumentasi digunakan peneliti untuk melihat populasi dan sampel yang

digunakan dengan melihat hasil dokumentasi sekolah.

3.5.3. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013: 145), observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai

proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan

observasi digunakan bila penelitian berhubungan dengan tingkah laku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden tidak terlalu

besar. Dalam hal ini, teknik observasi digunakan untuk mengamati

(51)

3.6. Langkah-Langkah Penelitian

1. Penelitian pendahuluan terhadap sekolah yang akan dijadikan subjek

penelitian

2. Menentukan populasi dan sampel dari subjek penelitian

3. Membuat intrumen penelitian

4. Validitas instrumen

5. Menerapkan instrumen

6. Melakukan evaluasi dari penerapan

7. Melakukan kesimpulan dari hasil penelitian

8. Membuktikan hipotesis

3.7. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan guru menanyakan kehadiran peserta didik,

memberikan motivasi dan apresiasi serta menyampaikan tujuan

pembelajaran dan pemberianpretestpada pertemuan pertama

2. Kegiatan inti

Berikut tahapan penerapan model Discovery Learning menurut Syah

dalam Agus N Cahyo (2013:249) :

a. Stimulation

Pada tahapan ini, guru memberikan rangsangan kepada peserta

didik sehingga timbul kebingungan. Pada tahap ini guru bertanya

dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca

atau mendengarkan uraian yang membuat permasalahan. Stimulasi

(52)

belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa dalam

mengekplorasi bahan. Dalam hal ini, Bruner memberikan

Stimulation menggunakan teknik bertanya yaitu dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan

siswa pada kondisi internal yang mendorong ekplorasi.

b. Problem Statment

Pada tahap selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengindentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda

masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah

satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

c. Data Collagection

Dalam tahapan ini, siswa diberi kesempatan mengumpulkan data

yang menunjang hipotesis yang dibuat oleh siswa dari berbagai

macam sumber.

d. Data Processing

Merupakan kegiatan pengolahan data dan informasi yang telah

diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi dan

sebagainya. Tujuan dari tahapan ini ialah pembentukan konsep dan

generalisasi.

e. Verification

Menurut Burner, Verification bertujuan agar proses belajar akan

berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan

(53)

pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam

kehidupannya.

f. Generalization

Pada tahapan generalization merupakan tahap penarikan

kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk

semua kejadian atau masalah yang sama, tentu saja memperhatikan

hasil verifikasi.

3. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir ialah penarikan kesimpulan dari pelajaran yang telah

(54)

1. Guru membuka pembelajaran, siswa memberi salam, dilanjutkan dengan do’a. Menanyakankabar hari itu kepada peserta didik serta tentang kesiapan belajar, menanyakan kehadiran peserta didik.

2. Guru memberikan motivasi dan apersepsi kemampuan kepada siswa. hari itu kepada peserta didik serta tentang kesiapan belajar, menanyakan kehadiran peserta didik.

3. Guru memberikan permasalahan kepada siswa

bagaiamana peradaban Indonesia bisa terbentuk melalui tanya jawab serta menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru menjelaskan secara singkat cara belajar dengan modelDiscovery Learningkepada siswa dan membagi siswa kedalam kelompok heterogen.

5. Guru membagikan LKK dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin permasalahan yang terdapat dalam LKK

6. Guru mengajak siswa ke ruang perpustakaan,

memberikan kesempatan kepada siswa mencari sumber yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan.

7. Siswa melakukan diskusi dengan teman kelompok mengenai materi yang telah dikemukakan.

8. Setelah melakukan diskusi kelompok siswa

mempresentasikan hasil diskusi dan forum tanya jawab untuk mengathui kebenaran dari materi seputar permasalah yang dikemukakan dan pada akhir diskusi penyampaian konsep materi bahasan dari tiap-tiap kelompok.

9. Guru menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dapat dijadikan prinsip umum.

10. Guru mnegkondisikan siswa untuk pertemuan selanjutnya

11. Guru menutup pembelajaran dengan mengucap salam

Langkah-Langkah Pembelajaran TahapanDiscovery Learning

(55)

3.8. Instrument Penelitian

Margono (2010:155) mengungkapakan bahwa instrumen penelitian adalah

alah pengumpul data yang harus dirancang sehingga menghasilkan data

empiris. Instrumen dalam penelitian ini pengamatan hasil belajar kognitif

siswa adalah tes pilihan ganda.

Langkah-langkah membuat instrumen tes yaitu;

a. Tujuan tes

Tujuan tes yang dilakukan peneliti yaitu untuk mengukur

kemampuan kognitif siswa Untuk mengukur kemampuan kognitif

siswa, peneliti menggunakan pretest dan posttest. Pretest dilakukan

untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi yang

telah diajarkan sebelum peneran model Discovery Learning

sedangkan posttest untuk mengetahui kemampuan akhir siswa

mengenai materi yang telah diajarkan setelah penerapan model

Discovery Learning. Jadi peneliti dapat melihat pengaruh hasil

belajar kognitif siswa dengan model sebelum penerapan model

Discovery Learning dan setelah penerapan model Discovery

Learning

b. Acuan dan skor tes

Tes yang digunakan peneliti berdasarkan Taksonomi Bloom

menggunakan enam aspek yaitu C1, C2, C3, C4, C5 dan C6. Berikut

penskoran butir soal berdasarkan aspek kognitif, C1 dengan skor 2,

C2 dengan skor 3, C3 dengan skor 4, C4 dengan skor 6. C5 dengan

(56)

c. Kisi-kisi

Dalam menentukan soal, peneliti merumuskan kisi-kisi soal untuk

menunjukkan proporsi dan jumlah angka mutlak dari setiap aspek

butir soal yang membentuk suatu perangkat tes. Berikut kisi-kisi soal

pretest,

Tabel 3.4 kisi-kisi soalpretestuntuk mengukur kemampuan kognitif No Kompetensi

Dasar

Materi Tes Tingkatan taksonomi Nomor soal

Sumber : olah data oleh peneliti tahun 2015

Sedangkan kisi-kisi soal posttest untuk mengukur kemampuan

kognitif adalah sebagai berikut,

Tabel3.5 kisi-kisi soalposttestuntuk mengukur kemampuan kognitif

No Kompetensi

(57)

d. Materi tes

Materi yang digunakan dalam pretest meliputi materi yang telah

diajarkan oleh guru mata pelajaran sebelum penerapan model

Discovery Learning yaitu teori tentang proses masuk dan

berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia.

sedangkan posttest yakni tes yang dilakukan untuk mengukur

kemampuan kognitif siswa setelah penerapan model Discovery

Learning. Materi posttest ialah mengidentifikasi Peradaban awal

masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban

Indonesia.

Tabel 3.6 Soalpretestdanposttest

Soal Pretest Soal Posttest Aspek

1. Perhatikan data berikut ini, 1. Prasasti kedukan bukit 2. Prasasti telaga batu 3. Prasasti talang tuo 4. Prasasti yupa

Dari data di atas, berikut yang menunjukkan

1. Perhatikan data berikut ini 1. Tembok besar cina 2. Kuil

3. Istana 4. Arca

Dari data di atas, berikut yang menunjukkan

3. Dikenalnya aksara pada masa kerajaan hindu-budha

3. Dikenalnya aksara pada masa peradaban lembah

(58)

Menemu-di Indonesia sehingga

4. Pengaruh letak geografis kerajaan Kutai terhadap

e. Perikanan dan pariwisata

4. Pengaruh letak geografis peradaban lembah sungai

5. Tembok besar Cina merupakan perwujudan

6. Persamaan utama antara kerajaan Kutai dan kerajaan Sriwijaya adalah ...

a. Sistem pemerintahan demokrasi

b. Dibangun oleh tokoh-tokoh agama

c. Tumbuh didaerah lembah sungai

d. Semua peninggalan telah punah

e. Hancur karena bencana alam

6. Persamaan utama antara peradaban sungai indus dan peradaban sungai gangga ialah

a. Sistem pemerintahan demokrasi

(59)

mataram kuno dinasti

8. Perhatikan data berikut, 1. Dewa Shiwa

8. Perhatikan data berikut, 1. Dewa osiris peradaban lembah nil adalah

9. Dilihat dari peninggalan kebudayaan kerajaan kutai tentang prasasti yupa dapat ditarik kesimpulan bahwa... a. Kerajaan kutai telah

mengenal aksara b. Kerajaan kutai berada

ditepi sungai mahakam c. Kerajaan kutai

merupakan kerajaan yang bercorak budha d. Kerajaan kutai telah ada

pada masa Sebelum Masehi

e. Semua benar

9. Dilihat dari peninggalan kebudayaan peradaban lembah sungai eufrat dan tigris tentang lempengan terracotta dapat ditarik kesimpulan bahwa... a. Peradaban sungai

Eufrat dan tigris belum mengenal aksara

b. Peradaban sungai Eufrat dan tigris berada dilembah sungai

c. Peradaban sungai Eufrat dan tigris bercorak

monotheisme

(60)

puncak kejayaan... a. Aksara tolak ukur

kemajuan ilmu pengetahuan

b. Aksara manjadi acuan awal terbentuknya

a. Aksara tolak ukur kemajuan ilmu kerajaan hindu budha di Indonesia berpengaruh pada kehidupan sosial budaya masyarakat ? karena... a. Posisi yang strategis

memungkinkan untuk

c. Letak geogafis sangat mendominasi pengaruh a. Posisi yang stategis

memungkinkan untuk terjadi pertemuan antar kebudayaan b. Letak geografis

mempengaruhi sudut pandang suatu kebudayaan

c. Letak geogafis sangat mendominasi

pengaruh dalam bidang perekonomian d. Letak geografis

mempengaruhi sistem

Gambar

Tabel 1.1 Nilai tes Mata Pelajaran Sejarah
Tabel 2.1 Contoh Daftar Kata Kerja Operasional ranah kognitif Taksonomi Bloom
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.2 Populasi Anggota Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Merapi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara pajanan intensitas kebisingan dan lama kerja dengan

Dengan dukungan kuat dan aliansi strategis antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan PT Tunas Ridean Tbk serta hadirnya brand baru "Mandiri Tunas

Eksplan berupa stek hijau singkong satu buku dengan ukuran ± 1 cm, berasal dari stek berumur 1 bulan yang ditumbuhkan di polibag, digunakan untuk percobaan perbanyakan tunas

autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi”.Berdasarkan pernyataan tersebut telah jelas bahwa melalui pemecahan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ GAMBARAN PERILAKU TIDAK AMAN PADA PEKERJA PENGRAJIN PERABOT RUMAH TANGGA DI TOKO MULIA RATTAN, JALAN GATOT

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran perilaku tidak aman pada pekerja pengrajin perabot rumah tangga (yang berbahan dasar rotan) di Toko Mulia Rattan,

Terdapat pengaruh yang signifikan pada pembelajaran dengan model problem based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi pesawat sederhana.. Terdapat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan karagenan, tepung terigu dan sumber jenis serat yang tepat pada pembuatan edible straws, sehingga dihasilkan