• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan media informasi wisata kuliner di Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan media informasi wisata kuliner di Kota Bandung"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

WISATA KULINER DI KOTA BANDUNG

2.1 Pengertian Wisata Kuliner

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga tahun 2003 Wisata adalah “bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, bertamasya dsb)”. Sedangkan Kuliner berati masakan atau makanan. Jadi dapat disimpulkan bahwa wisata kuliner ialah perjalanan yang memanfaatkan masakan serta suasana lingkungannya sebagai objek tujuan Wisata. Masa perjalanan yang tergolong dalam definisi wisata adalah tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari tiga bulan, serta tidak dalam rangka mencari pekerjaan.

Kegiatan wisata tidak hanya dilakukan secara perorangan, melainkan juga dikelola secara profesional dan dilakukan secara berkelompok. Menurut sebuah artikel di media elektronik (internet) orang yang melakukan kegiatan wisata disebut wisatawan.

“wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dalam waktu tertentu untuk bersenang-senang, istirahat, melewati liburan, mengunjungi objek-objek wisata, berobat, berdagang, olahaga, ziarah,

mengunjungi keluarga, atau mengikuti konferensi.”

(www.persiatour.com , 2007)

Wisatawan terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Wisatawan Nusantara

2. Wisatawan Mancanegara 3. Pengunjung

(2)

Wisatawan Mancanegara ialah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan di luar negara asalnya, selama kurang dari 12 bulan pada suatu destinasi tertentu, dengan tujuan perjalanan tidak untuk bekerja atau memperoleh pengahasilan.

Pengunjung (Pelancong) ialah Penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan ke objek wisata komersial selama satu hari (pulang - pergi) tanpa menginap di akomodasi komersial. ( Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia; www.budpar.go.id)

2.2 Bandung Sebagai Pusat Kuliner

Menurut seorang ahli pariwisata Andar Danova Goeltom, M.Sc. Bandung sudah di kenal sebagai pusat kuliner nusantara sejak tahun 1941, hal ini dikarenakan Bandung memiliki jumlah rumah makan terbanyak di Indonesia. Bukan hanya dari golongan masyarakat pencinta makanan saja yang sengaja datang ke Bandung akan tetapi banyak para tokoh nasional baik itu dari dalam negeri maupun luar negeri yang menyempatkan diri datang ke Bandung (PikiranRakyat, Edisi Cetak - Sabtu, 17 Februari 2007)

(3)

(PAD) Kota Bandung. Saat ini 37% PAD Kota Bandung berasal dari pajak pariwisata. (Pikiran Rakyat, 17 Februari 2007)

Maraknya toko pakaian dan bisnis pakaian sisa ekspor di seluruh wilayah Kota Bandung secara tidak langsung mendorong pertumbuhan bisnis rumah makan. Setiap produsen makanan berlomba-lomba untuk menciptakan makanan/kuliner dengan rasa dan jenis yang berbeda. Potensi wisata kuliner ini bisa menguntungkan, terutama bagi Pemerintah Kota Bandung dan para pengusaha pariwisata. Dari sisi ekonomi wisata ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata itu sendiri.

Banyak diantara wisatawan menyukai sajian kuliner Bandung karena selain harganya relative murah, rasa serta cara penyajian cukup menarik. Ditunjang dengan rasa yang sangat bervariatif.

Dilihat dari segi harga, masih ada makanan yang memiliki harga di bawah Rp 5000,00, untuk porsi masih ada yang seharga di bawah Rp 10.000,00. Sementara untuk kue yang di kota lain harga bisa mencapai Rp 30.000,00 hingga Rp 50.000,00, sedangkan di Bandung masih ada yang harganya di bawah Rp 30.000,00.

2.2.1 Tempat dan Jenis Makanan

Di Bandung banyak tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat wisata kuliner Berikut ini adalah tempat-tempat rumah makan ataupun jajanan khas Bandung, yang sudah cukup punya nama baik itu di Bandung sendiri maupun luar Bandung.

(4)

Daftar tempat makan Pasteur, Annex-Le'Aries Garden Hotel Alamat : Jl. Sukahaji No. 123 Asian Deli Thai Resto

Alamat : Jl. Cipaganti No. 171 Balcony Dine & Wine

Jenis Makanan : Indonesia, Itali Alamat : Jl. Sersan Bajuri No. 100 Bumbu Desa (Pasirkaliki)

Jenis Makanan : sunda

(5)

Dapur Sangkuriang

Jenis Makanan : Chinese, sunda Alamat : Jl. Karang Sari No. 5 Delvi Le Raos Café & Strawberry Farm

Jenis Makanan : EROPA, Chinese, Jepang, sunda

Alamat : Jl. Sukajadi No. 232 GRACE the art of dinning

Jenis Makanan : AMERIKA, Indonesia, Itali

Alamat : Jl. Karanglayung No. 24 Green Tea Resto

Jenis Makanan : Itali, Jepang, Chinese, Indonesia

Alamat : Jl. Setiabudi No. 83

Griya Dahar Ibu Kadi

Jenis Makanan : sunda, Chinese Alamat : Jl.Dr.Djunjunan No. 178 Gudeg Kranggan

Jenis Makanan : jawa

Alamat : Jl. Prof. Ir. Sutami No.115 Han Kook Garden Restaurant Alamat : Jl. Setiabudi No. 61 Hyper Seafood Restaurant Jenis Makanan : Chinese

Alamat : Paskal Hyper Square Blok A.56, Jl. HOS Cokroaminoto No. 25-27 (Pasir Kaliki)

Ikan Bakar Cianjur I Jenis Makanan : sunda

Alamat : Jl. Dr. Setiabudhi No. 67, Bandung

Ikan Bakar Cianjur II

(6)

Javana Bistro

Alamat : Paskal Hyper Square Blok A.52, Jl. HOS Cokroaminoto No. 25-27 (Pasir Kaliki)

Kedai Rossan Villa

Jenis Makanan : Itali, sunda Alamat : Jl. Sersan Bajuri No. 99 Kipas-Kipas Steak House & Coffee Bar

Jenis Makanan : Itali

Alamat : Paskal Hyper Square Blok A.55, Jl. HOS Cokroaminoto No. Alamat : Jl. Sukajadi No. 246 Meeting Point (MP) Resto Sukajadi No. 137-139 Kav 6B-68 Rumah Makan Sunda Oneng Jenis Makanan : sunda

Alamat : Jl. Dr. Junjunan No. 119 Sam's Strawberry Corner (Setiabudi)

(7)

Soto Ojolali BTC

Alamat : Jl. Setiabudi No. 174 Teras Carmel

Alamat : Paskal Hyper Square Blok A.42, Jl. HOS Cokroaminoto No. 25-27 (Pasir Kaliki)

Tomodachi Resto

Jenis Makanan : Thailand, Jepang, French

Alamat : Jl. Sukajadi No.193 Tortila Café

Jenis Makanan : Chinese, Indonesia, Itali

Alamat : Jl. Setiabudhi No. 438 Vienna Café

Jenis Makanan : Indonesia, Korea, Thailand, Itali, Jepang, French Alamat : Jl. Sukajadi No. 205

Warung Nasi Wibisana

(Djundjunan)

Jenis Makanan : sunda

Alamat : Jl. Dr Djundjunan No. 168 Wibisana - Surya Sumantri

Jenis Makanan : Chinese, sunda Alamat : Jl. Surya Sumantri No. 49 Winner Hifiber Sausages

Jenis Makanan : German

Alamat : Jl. Setrasari No. 42 (700 meter dari Jl. Setiabudhi),

(8)

2.3 Keterkaitan Wisata Kuliner dengan Industri Lain

Menurut Prof. Dr. Maman Khaeruman, Pengembangan wisata kuliner di Bandung, dinilai bisa meningkatkan kesejahteraan petani di kawasan Bandung dan sekitarnya. Dan apabila direncanakan dengan baik, bisnis kuliner akan menumbuhkan rantai usaha, karena terjadi peningkatan permintaan produk petani.

Bandung yang saat ini menjadi tujuan utama wisata kuliner harus bisa memanfaatkan peluang itu. Bukan hanya petani yang akan diuntungkan, tapi juga berpeluang menumbuhkan usaha-usaha baru.

Apabila usaha kuliner berkembang bagus, maka akan dibutuhkan berbagai usaha lainnya. Mulai dari produsen makanan, pemasok bahan baku, hingga ke usaha distribusi bahan makanan.

Bandung tidak kekurangan bahan untuk mengembangkan wisata kuliner. Dari sisi SDM, Bandung memiliki banyak sekolah pariwisata yang kualitasnya dinilai baik.

Begitupun dalam hal produksi makanan, beberapa perguruan tinggi memiliki jurusan teknologi pangan, yang bisa diandalkan untuk membuat inovasi-inovasi. Jurusan teknik mesin di Bandung pun sudah banyak dikenal keandalannya, dalam hal membuat mesin-mesin untuk mendukung semua itu.

2.4 Pelestarian Wisata Kuliner

(9)

2.4.1 Kegiatan Promosi Event

Untuk lebih meningkatkan perkembangan kuliner di Bandung perlu diadakannya kegiatan promosi berupa event pariwisata khususnya di bidang kuliner, promosi sangat penting dalam rangka mempromosikan dan mengajak masayarakat untuk turut melestarikan warisan kuliner nusantara, khususnya kuliner kota Bandung. Melalui acara ini masyarakat lebih mengenal makanan khas kota sendiri dan menambah inspirasi bagi pedagang.

2.4.2 Penambahan Sarana Informasi

Meskipun Bandung terkenal dengan makanannya yang enak, akan tetapi banyak para wisatawan yang masih kesulitan untuk mendapatkan informasi di mana bisa menemukan tempat lokasi rumah makanan yang dimaksud. Hal ini tidak lain dikarenakan minimnya sarana media informasi baik berupa petujuk arah ataupun akses jalan yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Oleh karena itu dibutuhkan penambahan sarana berupa media informasi guna memudahkan para wisatawan dalam menikmati kunjunganya di kota Bandung.

2.4.3 Pembentukan Badan Asosiasi

Asosiasi kuliner di Indonesia sudah terbentuk sejak lama melalui kelompok-kelompok kecil yang tergabung dalam asosiasi chef (koki) di beberapa daerah di Indonesia seperti IJUMSU-Medan, IJUMPI-Bali, ACCPSS-Sulawesi Selatan, EJCA-Jatim, ACJ Yogyakarta, BCC Batam, ACP Jakarta, dan Jawa Barat yang dalam hal ini diwakili oleh Bandung Chef Assocation (BCA).

(10)

Adapun agenda prioritas dalam perencanaan strategis ICA yang akan di lakukan dan di lakasanakan kedepan :

1. Para pelaku pariwisata khususnya yang bergerak di bidang kuliner harus menjaga dan memberikan standardisasi

pengelolaan bisnis kuliner. Standar kesehatan, standar kebersihan, standar pelayanan, maupun standar ketenaga kerjaan harus ditetapkan dengan merujuk kepada negara-negara tetangga yang sudah menetapkan standar internasional.Para

2. pelaku pariwisata selayaknya mengutamakan masakan-masakan lokal sebagai menu utama, terutama di hotel-hotel berbintang. Jangan lupa beri kesempatan kepada manusia lokal sebagi tenaga permanennya.

3. Dampak sosial dari wisata di tengah munculnya budaya-budaya globalisasi tetap harus dibendung dengan kekuatan lokal dan langkah-langkah penting pemerintah daerah yang lebih bijaksana dan menetapkan strategi-strategi yang lebih efektif dan efisien untuk dapat menyejahterakan masyarakat melalui wisata kuliner.

4. Tentunya good will pemerintah khususnya dinas pariwisata daerah bersama dengan masyarakat asosiasi kuliner yang harus kontinu memberikan agenda tersendiri dalam melakukan pengembangan dan penyuluhan terhadap produsen-produsen kuliner yang dituntut menampilkan kreativitas dan inovasi produk-produk kuliner bernuansa lokal dan tetap memerhatikan kebersihan lokasi, sumber daya manusia, dan infrastrukturnya serta pelayanan prima dan keramahtamahan khas lokal.

(11)

daerah dapat terarah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pemerintah daerah.

6. Pemerintah daerah dan asosiasi kuliner harus proaktif di dalam melakukan promosi pariwisata khususnya sosialisasi khazanah

kuliner Indonesia melalui road show ke luar negeri dan menghadiri event kuliner yang seringkali diadakan di luar negeri (Edisi Cetak –Sabtu 17 Febuari 2007, Pikiran Rakyat)

2.5 Desain Grafis

Desain Grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan. Desain grafis melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin. (sumber : designgrafis.wordpress.com )

Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis komunikasi lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan (mendesain) atau pun produk yang dihasilkan (desain/rancangan).

2.6 Media Informasi

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat serta

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir

dengan judul “Perancangan Media Informasi Wisata Kuliner Di kota

Bandung “. Laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir.

Pada kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati, penulis

ingin menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan ucapan terima kasih

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Drs. Hary Lubis selaku dekan fakultas Desain, Universitas

Komputer Indonesia.

2. Bapak Taufan Hidayatullah, M.Ds Selaku ketua jurusan Desain Grafis.

3. Bapak Kankan K, S.Sn selaku koordinator sekaligus pembimbing

tugas

akhir yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan

rancangan media informasi wisata kuliner ini.

4. Seluruh dosen fakultas desain yang telah memberikan ilmunya serta

pengalamannya dalam mengajarkan ilmu desain grafis.

5. Terimakasih untuk semua keluarga, khususnya kedua orang tua, yang

selalu memberikan support dan doa kepada penulis

6. Teman - teman di fakultas Desain angkatan 2005, khusunya anak

(13)

7. Terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung atau tidak

langsung telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Semoga ALLAH SWT membalas atas segala bantuan, dan

membalas kebaikannya yang lebih besar dari yang mereka berikan

selama ini.

Akhir kata, tiada kata lain harapan penulis semoga laporan ini

dengan segala kekurangan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan

bagi pembaca.

Amin.

Bandung, Januari 2009

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .... ………..…….………… i

DAFTAR ISI ………..…...……... iii

DAFTAR GAMBAR ...………...…….... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...……....…………...…… 1

1.2 Identifikasi Masalah ...…....……… 2

1.3 Fokus Masalah ...…...…...…… 2

1.4 Tujuan Perancangan ...………...….………… 3

1.5 Kata Kunci Perancangan ...…...…… 3

BAB II WISATA KULINER DI KOTA BANDUNG 2.1 Pengertian Wisata Kuliner ...……..….……… 4

2.2 Bandung Sebagai Pusat Kuliner ...…...…..…… 6

2.2.1 Tempat dan Jenis Makanan ...…...….……. 12

2.3 Keterkaitan Wisata Kuliner dengan Industri Lain ...… 11

2.4 Pelestarian Wisata Kuliner ...…………..……. 11

2.4.1 Kegiatan Promosi Event ...…...………. 12

2.4.2 Penambahan Sarana Media Informasi ..…...……. 12

2.4.3 Pembentukan Badan Asosiasi …. …….…..…. 12

2.5 Desain Grafis ………...………..………. 14

2.6 Media Informasi ………...…….….………. 14

BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Strategi Perancangan ...…...……… 15

3.1.1 Strategi Komunikasi ...…...……… 15

3.1.1.1 Segmentasi ...…...……… 16

3.1.1.2 Pesan Utama ...……… 17

3.1.2 Strategi Kreatif ...…...……… 17

(15)

3.1.2.2 Pendekatan Visual ...…...….… 18

3.1.3 Strategi Media ...…...……… 18

3.1.3.1 Media Utama ... ...…...……… 18

3.1.3.2 Media Pendukung ...……… 18

3.1.4 Strategi Distribusi ...…...……… 19

3.1.4.1 Jalur Distribusi ... ...…...……… 20

3.1.4.2 Jadwal Penyebaran Media ...…… 21

3.2 Konsep Visual ...……… 21

3.2.1 Format Desain ...…...……… 21

3.2.2 Gaya dan Kesan ...…...……… 21

3.2.3 Ilustrasi ...…...……… 22

3.2.4 Layout ...…...……… 25

3.2.5 Tipografi ...…...……… 26

3.2.6 Warna ...…...……… 28

BAB IV TEKNIS PRODUKSI 4.1 Hardware ... ...…...……… 29

4.2 Software ...…...……… 29

4.3 Ukuran dan Teknis Cetak ...…...……… 30

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Table Jalur Distribusi ...…... …...………… 21

Gambar 3.2 Gedung Sate ... ...…... …...………… 22

Gambar 3.3 Tiang Petunjuk Arah ...……...………… 23

Gambar 3.4 Sample Makanan ...……...………… 24

Gambar 3.5 Mojang Bandung ...……....….. …...………… 24

Gambar 3.6 Cover Depan ...……....….. …...……… 25

Gambar 3.7 Layout Isi ...….…....…... ...………… 26

Gambar 3.8 Skema Warna ...….... …...…...………… 28

Gambar 4.1 Bentuk Booklet ...….... …....….. ...………… 30

(17)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI

WISATA KULINER DI KOTA BANDUNG

DK 26313/Tugas Akhir Semester 1 2008/2009

Oleh :

Oka Prasetyo NIM :

52105026

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(18)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI

4.1 Hardware

Dalam perancangan media informasi wisata kuliner kota

Bandung perangkat keras yang dibunakan berupa 1 buah unit

computer, dan beberapa hardware pendukung lainya dengan spesifikasi

sebagai berikut :

Prossesor : Intel Pentium 4 ( 2,26 )

VGA Card : NVIDIA Geforce Mx 4000 (64Mb)

Harddisk : Seageate 80 GB

Memory : Visipro 256 Mb

Sound Card : SoundMax

Monitor : Samsung 15”

CD writer : Asus

Kamera Nikon :

Kamera Digital Canon

-4.2 Software

Perangkat lunak yang digunakan dalam merancang media

informasi wisata kuliner di kota Bandung adalah :

1. Adobe Photosop CS2:

Program Adobe photoshop digunakan untuk :

- Mengatur intensitas cahaya pada gambar photo ,

- pewarnaan pada gambar vector

- memotong dan menggabungkan gambar

- melayout tampilan visual secara keseluruhan yang akan dipakai pada

media-media yang digunakan.

2. CorelDraw X3

- Membentuk atau membuat illustrasi yang akan dipakai, berupa

(19)

- Merancang sketsa dan menentukan ukuran dari bentuk cover

“booklet”, dan tas,

- Penulisan isi content booklet.

4.3 Ukuran dan Teknis Cetak

1. Booklet

Gambar 4.1 Bentuk Booklet

Ukuran : 14,5 cm x 14,5 cm ( cover ). 12 cm x 10,5 cm (isi)

Material : Art Paper / 160gram (cover) 80 gram (isi) Corugated ( cover ),.

Teknis Cetak : Cetak Separasi + Laminasi Dop (cover)

(20)
(21)

2. Billboard

Ukuran : 2,5 m x 8 m

Material :Collybrate Flexy

Frontlite

Teknis Cetak : Digital Printing

Pasca cetak : tiang / papan

besi billboard

3. Poster

Ukuran : 42 cm x 60 cm

Material : Art paper

Teknis Cetak : offset / separasi

Pasca cetak : lem

4. Iklan Majalah

Ukuran : 17,5 cm x 25 cm

Material : Coated Papper

Teknis Cetak : Cetak

Separasi

(22)

5. Taksi

Ukuran : 20 cm x 120 cm

Material : Stiker

Teknis Cetak : Digital Printing

Pasca cetak : kaca depan bagian

atas taksi

6. Bus

Ukuran : 1,5 m x 4,5 cm

Material : Cat

Teknis Cetak : Air Brush

Pasca cetak : badan bus

bagian samping

7. X-Banner ( indoor)

Ukuran : 70 cm x 190 cm

Material : Albatros

Teknis Cetak : Digital Printing

(23)

8. Shoping Bag

Ukuran : 30 cm x 40 cm

Material : karton paper

Teknis Cetak : cetak separasi

Pasca cetak : lipatan, pengeleman,

mata itik, tali

9. Spanduk

Ukuran : 70 cm x 300 cm

Material : Collybrate Flexy Frontlite

Teknis Cetak : Digital printing

Pasca cetak : tiang,

10. Banner Web

Ukuran : 50 pt x 70 pt

Material : Digital ( swf )

Teknis : Software adobe

Flash / Dreamweaver cs

(24)

11. Flyer

Ukuran : 14,5 cm X 19 cm

Material : Art paper 60 gram

Teknis : offset separasi

Pasca cetak :

-12. Sarung ban

Ukuran : diameter 58 cm

Material : finil

Teknis : Digital Printing

13. Brosur Lipat

Ukuran : 38 cm X 19,5 cm

Material : Art paper 60 gram

Teknis : offset separasi

(25)

DAFTAR PUSTAKA

A.Danova.(2007,17 Febuari). Bandung Sebagai Pusat Kuliner. Pikiran

Rakyat Bandung

Bowo.Antonious.(2008).Teknik Grafika dan Industri Grafika (Jilid 2). Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Daftar Tempat Makan dan Jajanan di kota Bandung (2008) Tersedia di:

http://www.bandungfood.com [10 Nopember 2008]

Khasali, Renald, 1992 Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Idepfoundation (2004) Panduan Medesain media Cetak. Tersedia di

http://www.idepfoundation.org

Pocketbook Peta Wisata Belanja Bandung (Edisi ke-2).(2008) Tersedia di:

http://www.bandung.petawisata.com [10 Nopember 2008]

Restaurant information at Bandung Tourism official website (2008) Tersedia

di: http://www.bandungtourism.com [10 Nopember 2008]

Santoso, Endro. (2004). Modul GRA.PUR.013. Membuat Pisau Pon Rill dan

Embosing. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Sutopo. (2001), Peranan Foto Reproduksi dan Pembuatan Pelat Dalam

Gambar

Gambar 3.1   Table Jalur Distribusi  ..............…........ …............…………   21
Gambar 4.1 Bentuk Booklet
Gambar 4.2 Format cetak, Pon, Ril

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan evaluasi kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pekerjaan Konstruksi atas Kegiatan SKPD Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Risiko lesi prakanker serviks yang tinggi pada kelompok wanita yang berhubungan seksual pertama kali pada umur di atas atau sama dengan 20 tahun karena keadaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan tutor sudah memenuhi standar (D-IV/S1) tetapi masih terjadi ketidaksesuaian (miss-macth) antara keahlian dengan

Kajian tingkat keberhasilan sambungan pada penerapan teknologi sambung samping tanaman kakao di

Gaji dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan dan peraturan dapat dibayar atas dasar perjanjian kerja antara yang memberi pekerjaan

1. Bahasa alamiah kurang ringkas. Query yang digunakan penelusur sering berupa kata atau istilah tidak standar sehingga sering terjadi kehilangan informasi saat

[r]

Oleh karna itu, judul yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata