Operational Bank Performance Analysis of Efficiency With Operating Expence To Operating Income (BOPO) Ratio At
Sharia Mandiri Bank Branch Braga Bandung
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang D3 Program Studi Keuangan dan Perbankan
Oleh :
DWI TRI SEPTIANI 21510025
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ix 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
1.2.1 Identifikasi Masalah... 4
1.2.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.3.1 Maksud Penelitian ... 5
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ... 6
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 6
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 6
1.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Bank ... 8
2.1.1.1 Pengertian Bank ... 8
2.1.2 Perbankan Syariah ... 9
2.1.2.1 Pengertian Bank Syariah ... 9
2.1.2.2 Kegiatan Bank Syariah ... 9
2.1.2.3 Prinsip Dasar Perbankan Syariah ... 12
2.1.3 Efisiensi ... 18
2.1.3.1 Pengertian Efisiensi ... 18
2.1.4 Rasio Keuangan ... 20
2.1.4.1 Pengertian Rasio Keuangan ... 20
x
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 27
3.2 Metode Penelitian ... 27
3.2.1 Desain Penelitian ... 29
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 30
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data... 32
3.2.3.1 Sumber Data... 32
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 32
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.2.5 Rancangan Analisis ... 35
3.2.5.1 Analisis Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 36
3.2.5.2 Analisis Perkembangan/ Fluktuasi BOPO ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 38
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 38
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 41
4.1.3 Job Description ... 44
4.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 47
4.2 Pembahasan Penelitian ... 48
4.2.1 Analisis Efisiensi Kinerja Operasional Bank ... 48
4.2.2 Analisis Perkembangan/ Fluktuasi BOPO Per 2005-2012 ... 53
4.2.3 Kendala yang Dihadapi dan Solusi Untuk Mempertahankan Efisiensi Kinerja Operasional Bank Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung ... 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 58
5.2 Saran ... 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1Kerangka Pemikiran ... 26 Gambar 4.1 Logo Bank Syariah Mandiri ... 40 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
xii
Tabel 1.2Rasio BOPO Bank Mandiri Syariah Periode 2005-2012 ... 3
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian ... 7
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 31
Tabel 4.1 Rasio BOPO Syariah Mandiri Periode 2005-2012 ... 49
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1Perkembangan BOPO Bank Mandiri Syariah
xiv
Lampiran 1 Laporan Laba/Rugi Bank Syariah Mandiri Tahun
2005-2012
Lampiran 2 Surat Permohonan Mengadakan Penelitian dari UNIKOM
Lampiran 3 Surat Balasan Persetujuan Dari Bank Syariah Mandiri
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan
baik serta tepat pada waktunya.
Dalam Laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “Analisis
Efisiensi Kinerja Operasional Bank dengan Menggunakan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung”. Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna memperoleh gelar Ahli Madya pada
Program Studi Keuangan dan Perbankan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, diantaranya yaitu kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Bapak Dr. Dedi Sulistyo S., MT. Sebagai Dekan di Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty,SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Keuangan
vii
Indonesia.
5. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing penulis selama
menyusun Tugas Akhir ini, yang telah memberikan masukan, motivasi,
serta waktu yang sangat berharga bagi penulis, guna penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.
6. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si selaku Dosen Penguji Tugas Akhir, yang
telah meluangkan waktunya, serta memberikan masukan guna
memperbaiki Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Dosen Keuangan dan Perbankan yang telah memberikan ilmu
yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh staff dan karyawan Bank Syariah Mandiri KCP Braga Bandung,
khususnya Pak Ade Nurmansyah yang mengizinkan penulis melakukan
penelitian ini.
9. Mamah, Bapak, Yhusril serta orang-orang tercinta yang telah memberikan
dorongan dan doa yang tak ternilai besarnya.
10.Nevan Herdiansyah yang telah membantu penulis dalam segala hal, baik
secara motivasi, masukan, serta perhatiannya hingga tersusunnya Tugas
Akhir ini dengan baik dan tepat waktu.
11.Sahabat terbaikku Ratna Kurniawati, Diah Nurrahmawati yang selalu
memberikan semangat, kebersamaan dan canda tawa hingga tersusunnya
viii
12.Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Dengan ini penulis berharap, semoga amal baik yang telah mereka berikan
mendapat balasan dari Allah SWT.Amin
Wassalamualaikumwr.wb.
Bandung, September 2013
Penulis
Andi Arifin. (2009). Analisis Tingkat Efisiensi Bank dengan pendekatan Data Envelopment Analisis (DEA). Semarang: Universitas Brawijaya.
Andi Dahlia. (2012). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT. Bank Syariah Mandiri Dengan PT. Bank Muamalat Indonesia. Makassar: Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Hasanudin.
Andri. (2008). Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia. Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas .
Arfan Suryadi. (2011). Analisis Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2005- 2010. Makassar: Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Hasanudin
Endri. (2011). Evaluasi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis. STEI Tazkia
Herdianti, R. A. (2012). Analisis Laporan Laba/Rugi Pada Bank Syariah Mandiri Bandung Periode 2005-2012. Bandung.
Hesty Lestiawati. (2009). Analisis Tingkat Kesehatan Bank di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gunadharma .
Ivan Gumilar., & Siti Komariah. (2011). Pengukuran Efisiensi Kinerja Dengan Metode Stochastic Frontier Approach Pada Perbankan Syariah. Bisnis & Manajemen .
Kasmir. (2002). Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers.
Muhamad. (2002). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: (UPP) AMPYKPN.
Murti, & Salamah. (2005). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
Rafika. (2011). Efficiency of Fund Management of Sharia Banking in Indonesia (Based On Parametric Approach). International Journal of Academic Research in Economics and Management Science .
Slamet Riyadi. (2003). Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sugiyono. (2011).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini bisa diperhatikan bahwa perkembangan bank syariah di
Indonesia bisa dikatakan sangat pesat hal tersebut dikarenakan, pemerintah
melakukan langkah–langkah strategis dalam pengembangan perbankan syariah
yaitu dengan pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk membuka
kantor cabang Unit Usaha Syariah (UUS) atau konversi dari sebuah bank
konvensional menjadi bank syariah (Atmawardhana dalam Ivan Gumilar dan Siti
Komariah;2011). Langkah strategis ini menurut Hatifuddin dalam Ivan Gumilar
dan Siti Komariah (2011;94) merupakan respon dan inisiatif dari perubahan
Undang–Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 sebagai pengganti UU No.7
tahun 1992, yang secara tegas sistem perbankan syariah ditempatkan sebagai
bagian dari sistim perbankan nasional. Kebijakan ini diharapkan akan
memberikan dasar hukum yang lebih kokoh dan peluang yang lebih besar dalam
perkembangan perbankan syariah di Indonesia sehingga setara dan sejajar dengan
bank konvensional.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Bank Syariah di Indonesia
Jenis 2007 2008 2009 2010 2011 2012
BUS 3 5 6 11 11 11
UUS 25 27 25 23 23 24
BPRS 114 131 139 150 153 155
2
Keterangan :
BUS = Bank Umum Syariah
UUS = Unit Usaha Syariah
BPRS = Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Dilihat dari tabel 1.1 diatas menunjukkan perkembangan perbankan syariah berdasarkan laporan tahunan Bank Indonesia 2011 (Januari 2012). Secara
kuantitas, pencapaian perbankan syariah sungguh membanggakan dan terus
mengalami peningkatan dalam jumlah bank. Jika pada tahun 2007 hanya ada tiga
Bank Umum Syariah dan 114 Bank Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada
Januari 2012 (berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan
oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah telah mencapai 35 unit yang terdiri atas
11 Bank Umum Syariah dan 24 Unit Usaha Syariah. Selain itu, jumlah Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai 155 unit pada periode yang
sama.
Menyadari bahwa pertumbuhan perbankan syariah nasional yang relatif
cepat maka perbankan syariah harus memegang teguh prinsip syariah, prinsip
kehati–hatian, memberikan manfaat bagi masyarakat dan mengembangkan sistem
perbankan yang kompetitif. Untuk menciptakan hal–hal tersebut salah satu tugas
berat bagi perbankan syariah yang harus sangat diperhatikan adalah dengan
memperhatikan faktor efisiensi bank tersebut.
Menurut Hesty lestiawasti (2009;7) Penilaian efisiensi suatu bank bisa
dilihat salah satunya dari perhitungan rasio efisiensi bank tersebut yang sering
Karena Studi bank yang digunakan oleh penulis adalah Bank Mandiri Syariah
KCP Braga Bandung, maka dibawah ini terdapat data BOPO Bank Mandiri
Syariah KCP Braga Bandung dari tahun 2005-2012.
Tabel 1.2
Rasio BOPO Bank Mandiri Syariah Per 2005-2012
NO Tahun Biaya
Operasional (Rp)
Pendapatan
Operasional (Rp) BOPO (%)
1 2005 435.552.040 572.730.329 76.05
2 2006 523.224.714 624.056.429 83.84
3 2007 728.252.280 895.319.813 81.34
4 2008 986.865.732 1.279.857.303 77.10
5 2009 1.090.275.832 1.418.036.558 76.88
6 2010 1.593.254.907 1.929.021.262 82.59
7 2011 2.311.646.172 2.817.506.827 82.04
8 2012 221.623.893 273.163.081 81.13
Sumber: Laporan Keuangan Bank Mandiri Syariah, data diolah
Tabel 1.2 diatas menunjukan persentase BOPO Bank Mandiri Syariah
KCP Braga Bandung, bisa dilihat bahwa dalam beberapa periode, kinerja
operasional bank Mandiri Syariah KCP Braga menunjukan inefisiensi karena
adanya peningkatan rasio BOPO .Berdasarkan survey awal inefisiensi kinerja ini
disebabkan karena tidak seimbangnya antara meningkatnya pendapatan
operasional dengan naiknya biaya operasional bank tersebut.
Efisiensi menurut Atmawardhana dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah
(2011;96) merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan
salah satu yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. Kemampuan
menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran
kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran efisiensi menurut Astiyah dan
Jardine dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah (2011;96) bank dihadapkan pada
4
yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output
tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa
lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian (Iswardono dan Darmawan
dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah ;2011)
Apabila melihat dari data diatas belum dapat disimpulkan faktor yang
menyebabkan kurang optimalnya prosentase efisiensi kinerja pada PT. Bank
Mandiri Syariah dari tahun 2005-2012, maka harus ada penelitian terlebih dahulu
untuk mengetahui faktor yang menyebabkan hal tersebut. Maka dengan itu
penulis mengambil judul “Analisis Efisiensi Kinerja Operasional Bank dengan Menggunakan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.”
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang ada pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga adalah (1)
presentasi efisiensi kinerja pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga belum pernah
mencapai titik optimal ;(2) nilai prosentase efisiensi Bank Mandiri Syariah KCP
Braga Bandung masih tergolong tinggi; (3) Variabel input yang ada tidak
dialokasikan dalam variabel output secara optimal .
1.2.2. Rumusan Masalah
Maka dari itu, penulis akan merumuskan masalah–masalah yang akan
1. Bagaimana mengukur efisiensi kinerja operasional bank dengan
menggunakan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
2. Seberapa besar perkembangan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) Menggunakan rasio pertumbuhan Pada Bank
Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
3. Apa yang menjadi kendala dan bagaimana solusi untuk mempertahankan
efisiensi kinerja operasional bank Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga
Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari , mengumpulkan data dan
mendapatkan informasi sebagai bahan dalam penelitian yang berhubungan dengan
judul diatas yaitu “Analisis Efisiensi Kinerja Operasional Bank dengan
Menggunakan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.”
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Mampu mengukur tingkat efisiensi kinerja operasional bank dengan
menggunakan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional
6
2. Untuk mengetahui perkembangan efisiensi kinerja operasional bank
dengan menggunakan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
3. Untuk mengetahui kendala beserta solusinya dalam mempertahankan
efisiensi kinerja operasional bank Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga
Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Kegunaan Praktis
a) Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tolak ukur dan membantu
bank untuk terus meningkatkan tingkat persentase efisiensi kinerja operasional
bank.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a) Bagi Pengembangan Ilmu
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dalam pengembangan ilmu pada bidang keuangan dan perbankan tanpa
b) Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dasar
penelitian, dan pengetahuan bagi siapapun yang ingin melakukan penelitian
dengan topik yang sama
1.5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
Waktu penelitian dari bulan Desember 2012-Juli 2013.
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian
NO Kegiatan
Bulan/Tahun
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013
1 Pra Survei
2 Usulan
Penelitian
3 Pengambilan
Data
4 Analisis
Data
5 Bimbingan
6 Penyusunan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kajian Pustaka 2.1.1 Bank
2.1.1.1 Pengertian Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai
tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam
bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak,
uang kuliah dan pembayaran lainnya.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah Badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.(Kasmir, 2002).
Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
bank tidak lepas dari masalah keuangan.
2.1.2 Perbankan Syariah 2.1.2.1 Pengertian Bank Syariah
Menurut Muhamad (2002;13) Bank Islam atau selanjutnya disebut
dengan Bank Syariah adalah
Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW.
Menurut Antonio dalam Andi Dahlia (2012;17) membedakan bank
syariah menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi
dengan prinsip syariah Islam.
Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.
2.1.2.2 Kegiatan Bank Syariah
Berdasarkan Peraturan BI dalam Andi Dahlia (2011;19) kegiatan usaha
bank umum syariah terdiri atas :
1. Menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad wadi’ah
10
2. Menghimpun dana dalam bentuk unvestasi berupa Deposito, Tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan syariah.
3. Menyalurkan pembiyaan bagi hasik berdasrkan akad mudharabah, akad
musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan syariah.
4. Menyalurkan pembiyaan berdasarkan akad mudharabah, akad islam, akad
istisha, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
5. Menyalurkan pembiyaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
6. menyalurkan pembiyaan penyewa barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli dalam bentuk
ijarah mutahinya bittamlik atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
7. Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
8. melakukan usaha kartu debit dan atau kartu pembiyaan berdasarkan
prinsip syariah.
9. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko, sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan prinsip
syariah, anatara lain, seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah,
murabahah, kafalah, atau hawalah berdasrkan prinsip syariah.
10.Membeli surat berharga berdasrkan prinsip syariah yang diterbitkan oleh
perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak ketiga berdasarkan
prinsip syariah.
12.Melakukan penitipan atau kepentingan pihak lain berdasarkan suatu akad
yang berdasarkan prinsip syariah.
13.Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasrkan prinsip syariah.
14.Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.
15.Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad wakalah.
16.Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasrkan prinsip
syariah.
17.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan
dibidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
18.Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah.
19.Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Mum Syariah atau
lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasrkan prinsip
syariah.
20.Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat
kegagalan pembiyaan berdasarkan prinsip syariah, dengan syarat harus
12
21. Berttindak sebagai pendiri dan pengurus dana pensiun berdasarkan prinsip
syariah.
22.Melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang pasar modal.
23.Menyelenggarakan kegiatan atau produk bank yang berdasarkan prinsip
syariah dengan menggunakan sarana elektronik.
24.Menertibkan, menawarkan, dan memeperdagangkan surat berharga jangka
pendek berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak
langsung maupun tidak langsung melalui pasar uang.
25.Menrbitkan, menawarkan, dan memperdagangkan surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui pasar modal.
26.Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank umum syariah
lainnya yang berdasarkan prinsip syariah.
2.1.2.3 Prinsip Dasar Perbankan Syariah
Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya
berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan
prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Menurut Syafi’I Antonio dalam Andi Dahlia (2012;19) Adapun
prinsip-prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :
lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan
kapan saja si penitip menghendaki. secara umum terdapat dua jenis al-wadiah,
yaitu
a. Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)
adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak
diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak
bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan
diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam
perbankan syariah berupa produk safe deposit box.
b . Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)
adalah akad penitipan barang/uang di mana pihak penerima titipan
dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang
titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau
kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yang diperoleh
dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak penerima titipan.
Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan.
2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha
antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan
prinsip ini adalah:
14
Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara
mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak,
sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu
bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan
karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus
bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad mudharabah secara umum
terbagi menjadi dua jenis:
1). Mudharabah Muthlaqah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu,
dan daerah bisnis.
2). Mudharabah Muqayyadah
Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib dimana
mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal mengenai tempat, cara,
dan obyek investasi.
a. Al-Musyarakah
Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama
yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih.
2). Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau
lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.
3. Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana
bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat
nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank,
kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga
sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya berupa:
a. Al-Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.
b. Salam
Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman
oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum
barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat- syarat tertentu. Bank dapat
bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi salam.
Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini
16
c. Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga
bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa pembayaran
dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Barang
pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Bank dapat bertindak sebagai
pembeli atau penjual. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian
memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan
cara istishna maka hal ini disebut istishna
4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan
atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis:
(1) Ijarah, sewa murni.
(2) ijarah al muntahiya bit tamlik
merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai
hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.
5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank.
Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:
melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.
b. Al-Kafalah
Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi
kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
c. Al-Hawalah
Al Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang
lain yang wajib menanggungnya. Kontrak hawalah dalam perbankan biasanya
diterapkan pada Factoring (anjak piutang), Post-dated check, dimana bank
bertindak sebagai juru tagih tanpa membayarkan dulu piutang tersebut.
d. Ar-Rahn
A-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan
atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai
ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai.
e. Al-Qardh
Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial.
18
2.1.3 Efisiensi
2.1.3.1 Pengertian Efisiensi
Pengertian efisiensi itu sendiri telah didefinisikan oleh banyak pakar
ekonomi dan manajemen, salah satunya adalah pengertian Efisiensi menurut
Iswardono dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah (2011;101):
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang
dipergunakan.
Endri (2008;123) mendefinisikan efisiensi sebagai berikut:
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah perusahaan dengan mengacu pada filosofi (kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan).
Sedangkan menurut Atmawardhana dalam Ivan Gumilar dan Siti
Komariah (2011;101) terdapat 3 faktor yang menyebabkan efisiensi:
(1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang lebih kecil mendapatkan hasil output yang sama; dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi merupakan
kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh hasil
tertentu dengan menggunakan masukan (input yang serendah-rendahnya) untuk
menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar.
Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisiensi jika pusat
menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama.
2. Mengguanakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama untuk
menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar.
Menurut Berger dan Master dalam Endri (2008;123) Efisiensi industri
perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro.
Apabila dilihat dari sisi mikro, efisiensi dihubungkan dengan persaingan
antar bank yang semakin ketat, apabila suatu bank mengalami ketidakefisiensian
operasional secara terus menerus, maka secara lambat laun bank tersebut akan
mengalami kebangkrutan atau bisa disebut juga diistilahkan likuidasi karena
tersaingi oleh bank-bank yang mengalami tingkat efisien yang sangat baik. Oleh
karena itu bank harus mengefisiensikan segala kegiatan operasionalnya agar bisa
bertahan dan berkembang. Persaingan tersebut terjadi dengan kompetitornya
dilihat dari segi harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan.
Hal-hal tersebut yang menyebabkan bank sulit mempertahankan nasabahnya
dan menarik minat calon nasabahnya, sehingga input yang didapatkan menurun
sedangkan output yang dibutuhkan lebih besar, maka bank tersebut memiliki
kemungkinan untuk bangkrut atau dilikuidasi.
Sedangkan bank yang dikatakan efisien dilihat dari sisi Makro adalah bank
yang mampu menjalankan fungsi intermediasi secara optimal melalui penyaluran
kredit dengan biaya yang murah. Semakin banyak kredit yang disalurkan ke
sektor riil, maka kegiatan investasi akan berkembang dan pertumbuhan ekonomi
20
akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada
akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
2.1.4 Rasio Keuangan
2.1.4.1Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Slamet Riyadi (2006;155):
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam prosentase atau kali.
Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam neraca
publikasi biasanya meliputi rasio permodalan yaitu Capital Adequacy Ratio
(CAR); Aktiva Produktif yaitu Aktiva Produktif Bermasalah, Non Performing
Loan (NPL), PPAP terhadap Aktiva Produktif dan Pemenuhan PPAP; rasio
Rentabilitas yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Interest
Margin (NIM), Beban Operasional Termasuk Pendapatan Bunga (BO/PO); rasio
Likuiditas yaitu Cash Rasio dan Loan To Deposit Ratio (LDR).
Kegunaan rasio keuangan adalah untuk mengetahui kinerja keuangan
suatu bank baik kinerja operasional maupun kinerja non operasional bank tersebut
apakah telah bekerja secara efisien atau belum dan bagaimana tingkat kesehatan
bank tersebut sudah dikatakan sehat atau kurang sehat, serta upaya-upaya apa
yang harus dilakukan agar bank tersebut bisa dikatakan efisien bahkan bekerja
lebih efisien serta bank dalam kategori sehat dan lebih baik lagi dalam segala
Menurut Slamet Riyadi (2006;155): Rasio Profitabilitas adalah
perbandingan Laba (setelah pajak) dengan Modal (Modal Inti) atau Laba (sebelum
pajak) dengan total Assets yang dimiliki banyak pada periode tertentu.
Dalam penelitian Hesty Lestiawati (2009;6) profitabilitas diistilahkan
dengan rasio rentabilitas (earning): Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat
untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh bank yang bersangkutan.
Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Agar hasil
perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya (ril), maka posisi
modal atau assets di hitung secara rata-rata selama periode tertentu. pada rasio
profitabilitas terdapat beberapa rumus perhitungan yang digunakan, rumus-rumus
itu berupa ROA, ROE, NPM, BOPO.
2.1.4.3Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Slamet Riyadi (2006;159):
BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.
Rumus:
BOPO = Biaya Operasional x 100%
22
Menurut Karyadi dalam Andi Arifin (2009;2) rasio ideal BOPO berkisar
70%-80%. Sehingga apabila prosentase BOPO melebihi 80% maka bank tersebut
dikatakan inefisiensi. ketidakefisiensian bank tersebut dikarenakan karena Biaya
Operasional yang sangat tinggi dan Pendapatan Operasional yang tidak cukup
tinggi. Maka bank tersebut harus memperbaiki kinerja operasional bank agar
menjadi efisien.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Judul Kesimpulan
24
Efisiensi merupakan suatu parameter kinerja yang diukur melalui hasil
variabel masukan atau input dan hasil variabel pengeluaran output. Suatu hasil
kinerja dikatakan efisien apabila pengeluaran atau output yang optimal dengan
input variabel yang sangat minimal. Efisiensi bagi sebuah bank merupakan aspek
yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan kinerja keuangan yang sehat.
Pengukuran efisiensi kinerja bisa dilakukan dengan rasio efisiensi yaitu
jika Rasio BOPO mencapai nilai 80% atau lebih. Semakin kecil Rasio BOPO
maka bank dinilai memiliki efisiensi kinerja operasional yang semakin tinggi.
Rendahnya rasio BOPO berarti bank dapat menutup biaya operasional dengan
pendapatan operasionalnya. Kinerja keuangan suatu bank dapat ditingkatkan salah
satunya dengan memperbaiki operasional keuangan bank tersebut. Apabila
operasional bank tersebut tidak efisien, artinya pendapatan atau input yang
didapatkan bank tidak cukup besar untuk menutupi pengeluaran atau biaya-biaya/
beban-beban bank yang dibutuhkan.
Bank Mandiri Syariah harus meningkatkan pendapatan operasionalnya,
pendapatan operasional disini berupa pendapatan dari pihak ketiga atau pada
perbankan syariah diistilahkan sebagai Mudharib .Maka dari itu Bank Mandiri
Syariah harus pandai menarik minat masyarakat luas, yang sekarang lebih banyak
mempercayai Bank Konvensional dibandingkan dengan Bank Syariah, mungkin
salah satunya dengan cara iklan di media cetak atau elektronik, ataupun juga
dengan cara hadiah-hadiah yang dapat menarik minat masyarakat sesuai dengan
hukum islam. Kesimpulan awal semakin banyak nasabah (Mudharib) maka
semakin besar pula pendapatan operasional Bank Mandiri Syariah tersebut.
Selain dari itu apabila Bank Mandiri Syariah menekan biaya-biaya
operasional maka efisiensi kinerja Bank Mandiri Syariah tersebut akan meningkat.
Penekanan biaya-biaya operasional itu bisa dengan cara mengurangi beban
promosi atau beban bonus bagi para mudharib. Berdasarkan uraian diatas maka
26
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
RASIO KEUANGAN
BANK
BANK SYARIAH
RASIO PROFITABILITAS
(BOPO)
EFISIENSI KINERJA OPERASIONAL
BANK ANALISIS
27
3.1. Objek Penelitian
Objek Penelitian menurut Husein Umar dalam Narimawati (2010;29) :
Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi
objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.
Objek dalam penelitian ini adalah efisiensi kinerja operasional bank. yang
pada saat bank yang dijadikan unit penelitian adalah Bank Mandiri Syariah KCP
Braga Bandung.
3.2. Metode Penelitian
Metode Penelitian menurut Sugiyono (2007;4) adalah sebagai berikut :
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan,
mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk
keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran
28
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengertian dari Metode Deskriptif
menurut Cooper dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah (2011;105) adalah
sebagai berikut:
Metode Penelitian yang memberikan gambaran umum dan menjelaskan tentang data yang telah diperoleh, dimana gambaran dan penjelasan ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh dan diakhiri dengan menarik kesimpulan.
Sedangkan Pendekatan Kualitatif yaitu penelitian yang didapatkan tidak
langsung dari sumbernya melainkan dari data-data yang telah diolah baik berupa
laporan keuangan bank tersebut ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
efisiensi itu dari jurnal-jurnal, buku-buku , ataupun internet.
Dengan menggunakan metode deskriptif penulis akan menjelaskan atau
memaparkan tentang pengukuran efisiensi kinerja operasional bank dengan
menggunakan rasio efisiensi atau sering dikenal dengan istilah BOPO (Biaya
Operasional/ Pendapatan Operasional) Bank Mandiri Syariah KCP Braga
Bandung, selain itu memaparkan tentang perkembangan efisiensi kinerja
operasional Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung tersebut, serta
memaparkan pula tentang kendala beserta solusinya guna untuk mempertahankan
3.2.1. Desain Penelitian
Desain Penelitian menurut Murti dan Salamah (2005;47):
Desain Penelitian merupakan perencanaan, struktur, dan strategi desain
penelitian dalam rangka menjawab pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan
yang mungkin terjadi.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan permasalahan tentang efisiensi kinerja operasional bank
sebagai indikasi dari fenomena inefisiensi BOPO yang terjadi pada
beberapa tahun penelitian, lalu selanjutnya menetapkan judul penelitian
yaitu Analisis Efisiensi Kinerja Operasional Bank dengan Menggunakan
Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pada
Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung
2. Mengidentifikasi permasalahan yaitu nilai prosentase BOPO yang terjadi
pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung masih tergolong tinggi,
serta pendapatan operasional yang didapat tidak sebanding dengan biaya
operasional yang dikeluarkan.
3. Menetapkan rumusan masalah pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga
Bandung, antara lain pengukuran efisiensi kinerja operasional bank
dengan menggunakan rasio BOPO, serta menganalisis perkembangan
30
4. Menetapkan tujuan penelitian yang disesuaikan dengan rumusan masalah
yaitu tentang pengukuran efisiensi kinerja operasional Bank Mandiri
Syariah KCP Braga Bandung serta perkembangannya
5. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel efisiensi
kinerja operasional bank sebagai variabel penelitian yang digunakan
6. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data yang berhubungan dengan efisiensi kinerja operasional
bank pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung
7. Melakukan analisis data yang pada penelitian ini menggunakan rasio
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional sebagai pengukuran
efisiensi kinerja operasional bank, sedangkan perkembangan efisiensi
kinerja operasional bank menggunakan rasio pertumbuhan.
8. Melakukan pelaporan hasil penelitian yang berkaitan dengan judul tersebut
9. Menyimpulkan hasil penelitian
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Operasional variabel menurut Hasan Mustafa dalam Andi Dahlia (2012;
57) adalah sebagai berikut :
Proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel
penelitian harus disusun definisi operasionalnya.
Sedangkan menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati (2002;20) :
Operasionalisasi Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa operasionalisasi variabel adalah suatu
ukuran penelitian, selain itu juga mendefinisikan variabel itu sendiri, serta
menetapkan variabel dependent/terikat serta variabel independent/bebasnya.
Dikarenakan pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, maka hanya ada satu variabel independent/bebas.
Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
informan yang terkait dalam penelitian. Selain itu juga disebutkan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini. Variabel dalam penelitian ini berupa variabel
independent/ bebas, variabel independent/ bebas itu sendiri ialah efisiensi.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
Efisiensi Efisiensi
Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO = Biaya Operasional
Pendapatan OperasionalX 100 %
32
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan data 3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan
sekunder. Menurut Murti dan Salamah (2005; 85):
Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data kepada
pengumpul data.Maksudnya data yang didapatkan oleh penulis adalah data yang
didapatkan dengan secara langsung dari pihak terkait sebelum diolah terlebih
dahulu. Data primer didapatkan dengan teknik pengumpulan data wawancara/
interview.
Sedangkan data sekunder menurut Murti dan Salamah (2005;85):
Sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalkan melalui dokumen atau arsip. Maksudnya data yang
didapatkan dengan teknik dokumentasi, karena data tersebut telah diolah terlebih
dahulu pihak bank. Data tersebut berupa laporan keuangan bank tersebut.
Penulis menggunakan kedua sumber data, yaitu data sekunder dan data
primer karena peneliti ingin menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
dokumentasi/pengumpulan data sebagai data sekunder berupa laporan
keuangan,dan dengan cara wawancara/interview sebagai data primer untuk
identifikasi masalah yang terjadi pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga tersebut.
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
1. Populasi
Menurut Murti dan Salamah (2005;69): Populasi merupakan keseluruhan
obyek yang diteliti dan terdiri atas sejumlah individu, baik yang terbatas (finite)
maupun tidak terbatas (infinite).
Dalam penelitian ini populasi adalah laporan keuangan Bank Mandiri
Syariah KCP Braga Bandung sejak berdiri.
2. Sampel
Menurut Murti dan Salamah (2005;70): Sampel adalah bagian populasi
yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi.
Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling,
yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sekaran
dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah, 2003).
Adapun yang dijadikan pertimbangan dalam penentuan sampel penelitian
ini antara lain:
1. Bank-bank Syariah yaitu Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2. Telah menerbitkan laporan keuangan selama 3 bulan berturut-turut.
3. Bank-bank tersebut tidak merger dalam periode pengamatan.
Sampel penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Mandiri Syariah KCP
34
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dala penelitian ini adalah
penelitian lapangan (Field Research) yang dilakukan dengan cara mengadakan
peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data
primer dan sekunder.
Data primerdidapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :
a) Wawancara atau Interview
Teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Penulis
mengadakan hubungan langsung dengan pihak-pihak yang dapat dianggap
dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Sedangkan data sekunder didapat melalui beberapa cara, cara-cara tersebut antara
lain:
a) Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang
terdapat pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga tersebut. Mulai dari
literatur dan buku-buku yang ada.
b) Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data, mencatat, mempelajari text book dan buku–buku
atau referensi, seperti jurnal, media cetak lainnya di perpustakaan dan
Badan Pusat Statistik, internet berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
yang akan diteliti sehingga penelitian memiliki landasan yang kuat sebagai
suatu hasil ilmiah.
3.2.5. Rancangan Analisis
Rancangan analisis menurut Murti dan Salamah (2010:41) adalah
Uraian formula yang akan digunakan untuk memecahkan masalah (atau
hipotesis penelitian) secara urut sesuai pengajuan perumusan masalah atau
hipotesis.
Sedangkan Rancangan analisis menurut Umi Narimawati (2010;41),
adalah
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan doumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sesuai dengan pengertian diatas, peneliti melakukan langkah-langkah
dibawah ini untuk menganalisa serta memberi solusi mengenai masalah yang
sedang diteliti.
1. Langkah pertama yaitu, merumuskan masalah dan sasaran penelitian.
Rumusan dapat dikumpulkan dan diteliti dalam suatu penelitian, tetapi
penelitian yang bermanfaat bagi Bank Mandiri Syariah KCP Braga
Bandung.
2. Menentukan suatu informasi yang dibutuhkan dengan cara yang efisien,
36
sekunder. Dari penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan
pengumpulan data primer maupun sekunder.
3. Mengumpulkan data dan informasi dengan cara mewawancara secara
langsung salah satu pegawai atau pihak yang berwenang di Bank
Mandiri Syariah KCP Braga Bandung, serta data berupa laporan
keuangan Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
4. Mengukur efisiensi kinerja operasional bank pada Bank Mandiri Syariah
KCP Braga Bandung dengan menggunakan rasio Biaya Operasional
Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
5. Menganalisis perkembangan BOPO Bank Mandiri Syariah KCP Braga
Bandung dengan menggunakan rasio pertumbuhan (Growth Ratio).
6. Menarik kesimpulan efisiensi kinerja operasional bank pada Bank
Mandiri Syariah KCP Braga Bandung, serta perkembangan BOPO Pada
Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung tersebut.
3.2.5.1 Analisis Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Pada penelitian kali ini penulis menggunakan rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) untuk mengukur efisiensi kinerja
operasional bank pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
BOPO itu sendiri terdiri dari Biaya Operasional dibagi Pendapatan
Operasional. Biaya Operasional tersebut terdiri atas seluru jumlah biaya usaha
jumlah pendapatan yang didapatkan oleh bank tersebut kecuali pendapatan
bunga(bagi hasil).
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja
operasional bank pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut:
= ���� � � ��
� � � � � �� %
Pada penelitian ini digunakan standar Bank Indonesia sebagai dasar
tingkat efisiensi sebuah bank yaitu dilihat dari prosentasi BOPO yang berkisar
antara 70%-80%.
3.2.5.2 Analisis Perkembangan/ Fluktuasi BOPO
Analisis Perkembangan/ Fluktuasi ini digunakan penulis untuk mengetahui
seberapa besar perkembangan efisiensi kinerja operasional bank pada Bank
Mandiri Syariah KCP Braga Bandung. Analisis ini bisa dilihat dari laba yang
didapatkan suatu bank atau pada penelitian kali ini merupakan perbandingan
antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO). Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung perkembangan efisiensi kinerja
operasional bank pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut
Penjelasan:
X = Perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional
(BOPO) dalam persen
n = Tahun yang diteliti
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama : Dwi Tri Septiani
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22 Desember 1992
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Agama : Islam
Negara : Indonesia
Alamat : Jl. Rajawali Timur no.158/26 Rt.09 Rw.03
Kel.Ciroyom Kec.Andir Bandung 40125
II. Pendidikan Formal
1. Taman Kanak-kanak Aissyah Tahun 1997.
2. Sekolah Dasar Swadaya Bandung Tahun 1998-2004.
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 41 Bandung Tahun 2004-2007.
4. Sekolah Menengah Kejuruan N. 13 Bandung Tahun 2007-2010.
5. Terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Komputer Indonesia
Fakultas Ekonomi Program Diploma III (D3) Program Studi
Keuangan dan Perbankan Tahun 2010.
Bandung, September 2013 Yang bersangkutan,
Universitas Komputer Indonesia Bandung less than desirable customer of bank compare to convensional bank is an increase in the percentage of BOPO inefficiency categorized.
The purpose of this research is to investigate percentage measurement of BOPO from 2005 until 2012, the progress of BOPO to investigate the solution or constraints faced by Sharia Mandiri Bank in order to maintain the level efficiency of BOPO.
Research results show that the percentage of BOPO at Sharia Mandiri Bank KCP Braga Bandung tends to have increased percentage of BOPO. The percentage level of BOPO has increased caused by less of marketing strategic so it takes funds from the allowance for losses in last year and the goverment decision to give more flexibility conventional bank to open Sharia Unit Business to improve the quality of sharia banking in Indonesia.
Keyword : Efficiency, BOPO
I.Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Penelitian
Menyadari bahwa pertumbuhan perbankan syariah nasional yang relatif cepat maka perbankan syariah harus memegang teguh prinsip syariah, prinsip kehati–hatian, memberikan manfaat bagi masyarakat dan mengembangkan sistem perbankan yang kompetitif. Untuk menciptakan hal–hal tersebut salah satu tugas berat bagi perbankan syariah yang harus sangat diperhatikan adalah dengan memperhatikan faktor efisiensi bank tersebut.
Menurut Hesty lestiawasti (2009;7) Penilaian efisiensi suatu bank bisa dilihat salah satunya dari perhitungan rasio efisiensi bank tersebut yang sering dikenal dengan istilah BOPO (Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional).
Apabila melihat dari data diatas belum dapat disimpulkan faktor yang menyebabkan kurang optimalnya prosentase efisiensi kinerja pada PT. Bank Mandiri Syariah dari tahun 2005-2012, maka harus ada penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui faktor yang menyebabkan hal tersebut. Maka dengan itu penulis mengambil judul “Analisis Efisiensi Kinerja Operasional Bank dengan Menggunakan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.”
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang ada pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga adalah (1) presentasi efisiensi kinerja pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga belum pernah mencapai titik optimal ;(2) nilai prosentase efisiensi Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung masih tergolong tinggi; (3) Variabel input yang ada tidak dialokasikan dalam variabel output secara optimal .
1.2.2. Rumusan Masalah
Maka dari itu, penulis akan merumuskan masalah–masalah yang akan dibahas, masalah–masalah tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana mengukur efisiensi kinerja operasional bank dengan menggunakan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
2. Seberapa besar perkembangan Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Menggunakan rasio pertumbuhan Pada Bank
Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
3. Apa yang menjadi kendala dan bagaimana solusi untuk mempertahankan efisiensi kinerja operasional bank Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari , mengumpulkan data dan mendapatkan informasi sebagai bahan dalam penelitian yang berhubungan dengan judul diatas yaitu “Analisis Efisiensi Kinerja Operasional Bank dengan Menggunakan Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.”
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Mampu mengukur tingkat efisiensi kinerja operasional bank dengan menggunakan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
2. Untuk mengetahui perkembangan efisiensi kinerja operasional bank dengan menggunakan rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
3. Untuk mengetahui kendala beserta solusinya dalam mempertahankan efisiensi kinerja operasional bank Pada Bank Mandiri Syariah KCP Braga Bandung.
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Praktis
a) Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tolak ukur dan membantu bank untuk terus meningkatkan tingkat persentase efisiensi kinerja operasional bank.
1.4.2 Kegunaan Akademis
b) Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, referensi, dasar penelitian, dan pengetahuan bagi siapapun yang ingin melakukan penelitian dengan topik yang sama
II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Efisiensi
2.1.1.1 Pengertian Efisiensi
Pengertian efisiensi itu sendiri telah didefinisikan oleh banyak pakar ekonomi dan manajemen, salah satunya adalah pengertian Efisiensi menurut Iswardono dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah (2011;101): Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan.
Endri (2008;123) mendefinisikan efisiensi sebagai berikut: Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah perusahaan dengan mengacu pada filosofi (kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan inputnya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan).
Sedangkan menurut Atmawardhana dalam Ivan Gumilar dan Siti Komariah (2011;101) terdapat 3 faktor yang menyebabkan efisiensi: (1) apabila dengan input yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar; (2) input yang lebih kecil mendapatkan hasil output yang sama; dan (3) dengan input yang lebih besar dapat menghasilkan output yang lebih besar lagi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan masukan (input yang serendah-rendahnya) untuk menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar.
Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisiensi jika pusat pertanggungjawaban tersebut :
1. Menggunakan sumber, atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama.
2. Mengguanakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar.
Menurut Berger dan Master dalam Endri (2008;123) Efisiensi industri perbankan dapat ditinjau dari sudut pandang mikro maupun makro.
Apabila dilihat dari sisi mikro, efisiensi dihubungkan dengan persaingan antar bank yang semakin ketat, apabila suatu bank mengalami ketidakefisiensian operasional secara terus menerus, maka secara lambat laun bank tersebut akan mengalami kebangkrutan atau bisa disebut juga diistilahkan likuidasi karena tersaingi oleh bank-bank yang mengalami tingkat efisien yang sangat baik.
harga (pricing) maupun dalam hal kualitas produk dan pelayanan. Hal-hal tersebut yang menyebabkan bank sulit mempertahankan nasabahnya dan menarik minat calon nasabahnya, sehingga input yang didapatkan menurun sedangkan output yang dibutuhkan lebih besar, maka bank tersebut memiliki kemungkinan untuk bangkrut atau dilikuidasi.
Sedangkan bank yang dikatakan efisien dilihat dari sisi Makro adalah bank yang mampu menjalankan fungsi intermediasi secara optimal melalui penyaluran kredit dengan biaya yang murah. Semakin banyak kredit yang disalurkan ke sektor riil, maka kegiatan investasi akan berkembang dan pertumbuhan ekonomi akan meningkat. Dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi, kinerja perbankan akan semakin lebih baik dalam mengalokasikan sumber daya keuangan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kegiatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
2.1.2 Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Slamet Riyadi (2006;159): BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan.
Rumus:
BOPO = Biaya Operasional x 100% Pendapatan Operasional
Menurut Karyadi dalam Andi Arifin (2009;2) rasio ideal BOPO berkisar 70%-80%. Sehingga apabila prosentase BOPO melebihi 80% maka bank tersebut dikatakan inefisiensi. ketidakefisiensian bank tersebut dikarenakan karena Biaya Operasional yang sangat tinggi dan Pendapatan Operasional yang tidak cukup tinggi. Maka bank tersebut harus memperbaiki kinerja operasional bank agar menjadi efisien.
2.2 Kerangka Pemikiran
Efisiensi merupakan suatu parameter kinerja yang diukur melalui hasil variabel masukan atau input dan hasil variabel pengeluaran output. Suatu hasil kinerja dikatakan efisien apabila pengeluaran atau output yang optimal dengan input variabel yang sangat minimal. Efisiensi bagi sebuah bank merupakan aspek yang paling penting diperhatikan untuk mewujudkan kinerja keuangan yang sehat.
Pengukuran efisiensi kinerja bisa dilakukan dengan rasio efisiensi yaitu dengan menghitung rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia Bank dikategorikan inefisiensi jika Rasio BOPO mencapai nilai 80% atau lebih. Semakin kecil Rasio BOPO maka bank dinilai memiliki efisiensi kinerja operasional yang semakin tinggi. Rendahnya rasio BOPO berarti bank dapat menutup biaya operasional dengan pendapatan operasionalnya. Kinerja keuangan suatu bank dapat ditingkatkan salah satunya dengan memperbaiki operasional keuangan bank tersebut. Apabila operasional bank tersebut tidak efisien, artinya pendapatan atau input yang didapatkan bank tidak cukup besar untuk menutupi pengeluaran atau biaya-biaya/ beban-beban bank yang dibutuhkan.
mudharib. Berdasarkan uraian diatas maka dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
RASIO
KEUANGAN
BANK
BANK SYARIAH
RASIO PROFITABILITAS
(BOPO)
EFISIENSI
KINERJA
OPERASIONAL ANALISIS