• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor yang Menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Pengusaha Salon Kecamatan Medan Maimun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-faktor yang Menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Pengusaha Salon Kecamatan Medan Maimun"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENGHAMBAT PRODUKTIVITAS BERWIRAUSAHA PADA WANITA

WIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON KECAMATAN

MEDAN MAIMUN)

OLEH

RAHMATIKA KHAIRINI 110502316

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENGHAMBAT PRODUKTIVITAS BERWIRAUSAHA PADA WANITA

WIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON KECAMATAN

MEDAN MAIMUN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita pengusaha salon kecamatan medan maimun. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi salon yang berjumlah 31 salon dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, faktor sosial budaya, faktor emosional, dan faktor pendidikan berpengaruh signifikan terhadap menghambat produktivitas berwirausaha wanita pengusaha salon di Kecamatan Medan Maimun. Secara parsial faktor sosial budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap menghambat produktivitas berwirausaha wanita wirausaha, akan tetapi faktor emosional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap menghambat produktivitas berwirausaha wanita wirausaha, dan faktor pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap menghambat produtivitas berwirausaha wanita wirausaha.

(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT INHIBIT WOMEN ENTREPRENEUR ENTREPRENEURSHIP PRODUCTIVITY (CASE STUDY

IN WOMEN SALON ENTREPRENEUR MEDAN MAIMUN DISTRICT)

The aims of this study is to know and analyze factors that inhibit women salon entrepreneur productivity entrepreneurship Medan Maimun district. This research is associative research. This research sample is the entire salons population which amounts to 31 salons by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using multiple regression analysis with significance value of 5%. The results showed that simultaneous, sosiocultural factor, emotional factor, and educational factor significantly influence inhibiting the productivity of women entrepreneurship in the district of Medan Maimun salon. Partially, socialcultural factors had positive and significant effect to inhibit productivity entrepreneurial women entrepreneurship, however emotional factors had negative and not significant effect to inhibit productivity entrepreneurial women entrepreneurship and educational factors had positive and significant effect to inhibit productivity entrepreneurial women entrepreneurship.

(4)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Pengusaha Salon Kecamatan Medan Maimun ini guna serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk Papa Ir. Abdul Hadi G.r. Dipl. P.M. dan Mama Suyanti Vitri Andriani yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta doanya kepada peneliti serta abang saya Herdian Rizki Hadi yang senantiasa memberikan dukungan.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu Dra. Marhayanie, MSi, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(5)

Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .

4. Ibu Dra. Marhaini, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, saran, dan masukan selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Yasmin Chairunisa, S.P, M.B.A selaku Dosen Pembanding 1 yang turut meluangkan waktu dalam memberi kritik, arahan, saran, dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.

6. Kepada Nadela Febriana, Debby Zelvia, Mahirah Ferin, Anggi, Indah Lestari, Ayu, Fetisya Chaesara, Ilhamdi Fachri, Ori Junifer, Fandi, Randa Pasaribu, Yosua Sinulingga, Fauzan, Vido Hawari, Farhan, Mulya, Bayu, Michael, dan seluruh teman-teman stambuk 2011 Program Studi S1 Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 7. Kepada Kevin Marshall, Bagus Airlangga, Rifqi Nuzul, Dika Widya,

Dini Annisa, Goklas Reinhard, Danny Frans, M.Rizky, Akbar Prasaja, seluruh abang- abang dan kakak-kakak stambuk 2010 Program Studi S1 Manajemen yang telah banyak memberi dukungan dan bantuan selama penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.

Medan, Februari 2015 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

2.1.1. Pengertian Wirausaha... 9

2.1.2. Kewirausahaan ... 12

2.1.3. Wirausaha Wanita (Women Entrepreneur) ... 15

2.1.4. Faktor-Faktor Penghambat Wanita Berwirausaha ... 16

2.1.5. Produktivitas ... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 25

2.3. Kerangka Konseptual ... 31

2.4. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Batasan Operasional ... 34

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 37

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

3.6.1. Populasi ... 38

3.6.2. Sampel ... 38

3.7 Jenis Data ... 38

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

3.9.1. Uji Validitas ... 40

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 41

3.10 Teknik Analisis Data ... 41

3.10.1. Metode Analisis Deskriptif ... 41

3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

3.10.2.1. Uji Normalitas ... 42

(7)

3.10.2.3. Uji Heteroskedostisitas ... 43

3.10.3. Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 43

3.10.3.1. Koefisien Determinasi (R²) ... 44

3.10.3.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 44

3.10.4.3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Maimun ... 46

4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 47

4.2.1. Hasil Uji Validitas ... 47

4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas ... 50

4.3 Analisis Deskriptif ... 51

4.3.1. Karakteristik Responden ... 51

4.3.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 51

4.3.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 52

4.3.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 52

4.3.2. Deskriptif Variabel ... 53

4.3.2.1. Faktor Sosial Budaya (X1) ... 54

4.3.2.2. Faktor Emosional (X2) ... 58

4.3.2.3. Faktor Pendidikan (X3) ... 61

4.3.2.4. Menghambat Produktivitas Wanita Berwirausaha (Y) ... 64

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 68

4.6.1. Uji Normalitas ... 68

4.6.1.1. Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ... 68

4.6.1.2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Of Regression Standarizied Residual ... 69

4.6.1.3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test ... 70

4.6.2. Uji Multikolinearitas ... 70

4.6.3. Uji Heteroskedostisitas ... 71

4.6.3.1. Hasil Uji Heteroskedostisitas dengan Scatter Plot ... 72

4.6.3.2. Hasil Uji Heteroskedostisitas dengan Gletser ... 72

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

4.7.1. Koefisien Determinasi (R²) ... 74

4.7.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 76

4.7.3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 77

4.6 Pembahasan ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 35

3.2 Instrumen Skala Likert ... 37

4.1 Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 48

4.2 Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 49

4.3 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 50

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 52

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 52

4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 53

4.7 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Faktor Sosial Budaya…. ... 54

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Emosional ... 58

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Pendidikan ... 61

4.10 Distribusi Jawaban responden Terhadap Menghambat Produktivitas Wanita Berwirausaha ... 64

4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ... 70

4.12 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 71

4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser ... 72

4.14 Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

4.15 Uji Koefisien Determinasi ... 75

4.16 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 76

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptul ... 33 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram ... 68 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 91

2 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 97

3 Distribusi Jawaban Responden ... 99

4 Uji Asumsi Klasik ... 100

(11)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENGHAMBAT PRODUKTIVITAS BERWIRAUSAHA PADA WANITA

WIRAUSAHA (STUDI KASUS PADA WANITA PENGUSAHA SALON KECAMATAN

MEDAN MAIMUN)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wanita pengusaha salon kecamatan medan maimun. Jenis penelitian ini adalah asosiatif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi salon yang berjumlah 31 salon dengan menggunakan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, faktor sosial budaya, faktor emosional, dan faktor pendidikan berpengaruh signifikan terhadap menghambat produktivitas berwirausaha wanita pengusaha salon di Kecamatan Medan Maimun. Secara parsial faktor sosial budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap menghambat produktivitas berwirausaha wanita wirausaha, akan tetapi faktor emosional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap menghambat produktivitas berwirausaha wanita wirausaha, dan faktor pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap menghambat produtivitas berwirausaha wanita wirausaha.

(12)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS THAT INHIBIT WOMEN ENTREPRENEUR ENTREPRENEURSHIP PRODUCTIVITY (CASE STUDY

IN WOMEN SALON ENTREPRENEUR MEDAN MAIMUN DISTRICT)

The aims of this study is to know and analyze factors that inhibit women salon entrepreneur productivity entrepreneurship Medan Maimun district. This research is associative research. This research sample is the entire salons population which amounts to 31 salons by using saturated sampling technique. The hypotheses in this research is analysed using multiple regression analysis with significance value of 5%. The results showed that simultaneous, sosiocultural factor, emotional factor, and educational factor significantly influence inhibiting the productivity of women entrepreneurship in the district of Medan Maimun salon. Partially, socialcultural factors had positive and significant effect to inhibit productivity entrepreneurial women entrepreneurship, however emotional factors had negative and not significant effect to inhibit productivity entrepreneurial women entrepreneurship and educational factors had positive and significant effect to inhibit productivity entrepreneurial women entrepreneurship.

(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Setiap individu memiliki hak untuk memilih dan bebas memilih jenis pekerjaan sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimilikinya, termasuk wanita. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat, mendapat keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan meningkatkan harga dirinya.

Tak dapat dipungkiri permasalah seputar gender juga terjadi di dalam dunia bisnis, hal ini tercermin pada anggapan bahwa dunia bisnis adalah dunia laki-laki. (Setiawati dan Paramitha, 2011:1). Meskipun dalam kenyataannya, dalam Pasal 3 UU No.11 Tahun 2005 Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya telah menjamin persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

Dahulu wanita hanya dianggap sebagai makhluk lemah yang tidak bisa melakukan sesuatu. Kebebasan wanita dalam melahirkan pemikiran-pemikiran dan bekerja ataupun berusaha sangat dibatasi dengan norma-norma dan adat istiadat yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mempercayai bahwa wanita bisa membuat sesuatu yang luar biasa. (Savitri, 2009:4)

(14)

Salah satu dari hambatan tersebut lebih terletak pada masih menguatnya faktor sosial-budaya sebagian masyarakat. Dalam setiap interaksi sosial yang ternaungi oleh sistem sosial budaya patriarki, hampir selalu terdapat konstruksi yang memposisikan, mengkotak-kotakkan, dan memberikan penilaian tertentu yang kerap lebih mengutamakan bagi salah satu pihak. Konstruksi sosial terhadap perempuan yang hidup dalam sistem sosial budaya yang patriarki telah membentuk suatu keyakinan dan memposisikan perempuan sebagai jenis kelamin kedua setelah laki-laki, dan tidak setara dengan laki-laki.

(15)

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan mencatat dari 46 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang diketahui, sekitar 60 persen pengelolanya adalah kaum perempuan. Dengan jumlah yang cukup banyak itu, peran wirausaha perempuan menjadi cukup besar bagi ketahanan ekonomi, karena mampu menciptakan lapangan kerja, serta mengatasi masalah kemiskinan.(female.kompas.com). Merebaknya bisnis yang dijalankan para wanita ini semakin menambah jumlah pengusaha. Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) mencatat jumlah wanita yang menjadi pengusaha meningkat setiap tahunnya. Anggota IWAPI saat ini disebutkan telah mencapai lebih dari 16.000 orang. Menurut Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Pasar Modal, Investasi, Keuangan dan Perbankan yaitu Prof. Dr

Produktivitas merupakan salah satu faktor kunci dalam mendorong perkembangan suatu usaha agar lebih maju. Untuk mencapai produktivitas yang tinggi, hal yang perlu diperhatikan adalah masalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, sikap, dan perilaku (Supriyanto dan Bodroastuti, 2012:2)

. Adler Haymans Manurung SE., ME., M.Com., SH, minat ibu rumah tangga untuk berbisnis itu tak menjadi masalah, selama dia bisa mengurus keluarga dengan baik, karena hal ini merupakan peran utama mereka dalam keluarga (web.bisnis.com).

Selain itu, menurut Henry Simamora (2004: 612) faktor-faktor yang digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu.

(16)

dari Biro Pusat Statistik mengenai tingkat pendidikan yang diperoleh pengusaha profil industri skala kecil dan kerajinan pada tahun 2002 sangat mengecewakan karena perbedaan tingkat pendidikan antara wanita dan pria sangat timpang dan didominasi oleh kaum pria. (Widyadari,dkk. n.d :17). Hal ini bisa mempengaruhi produktivitas kemampuan wanita dalam berwirausaha.

Tak dapat dipungkiri seorang wanita sebagai ibu rumah tangga memegang posisi yang sangat penting dalam keluarga. Ibu rumah tangga harus mengerjakan segala tugas rumah tangga, memastikan segala kebutuhan keluarga terpenuhi, mengurus anak dan suami, memperhatikan tumbuh kembang anak-anak, serta mendidik anak-anaknya untuk menjadi manusia yang berguna. Tugas rutin sebagai seorang ibu rumah tangga sejatinya sudah cukup menguras energy dan tenaga. Hal ini bisa menyebabkan berkurangnya produktivitas berwirausaha wanita dalam hal waktu.

(17)

(female.kompas.com). Hal ini bisa mempengaruhi produktivitas sikap kerja wanita dalam berwirausaha.

Women entrepreneur melakukan aktivitas bisnis disela-sela kesibukan mengasuh anak, merawat rumah, mengerjakan tugas rumah tangga dan mengurus suami. Mereka bisa mempunyai usaha mereka sendiri dengan tetap tidak melupakan status mereka sebagai ibu rumah tangga. Fenomena ini sangat menarik, dewasa ini karena disela-sela waktu mengurus anak dan suami, ibu rumah tangga bisa menghasilkan pendapatan dari bisnis yang dijalankannya. Selain itu, karena para wirausaha wanita seringkali menghabiskan jumlah waktu yang sama dalam usaha mereka seperti para lelaki pengusaha, ini berarti mereka menghadapi beban kerja yang berat karena mereka masih harus menjalankan tanggung jawab rumah tangga mereka setelah seharian berbisnis. (Muller, 2006:34)

(18)

Bagi kaum wanita menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting dan menjadi aktivitas yang disukai banyak wanita, salon kecantikan merupakan bagian dari gaya hidup wanita untuk memanjakan dan mempercantik dirinya. Usaha salon kecantikan kini semakin marak berkembang karena banyak diminati masyarakat Indonesia terutama oleh kaum wanita

Salon merupakan salah satu sektor dunia usaha yang membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dan mulai berkembang di kota Medan, dimana banyak bermunculan usaha sejenis yang menarik antusiasme masyarakat untuk menggunakan jasa tersebut, dimana salon dapat memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya kaum wanita atas kebutuhan akan kecantikan diri. Kecamatan Medan Maimun merupakan wilayah selatan kota Medan yang terdapat banyak usaha salon yang mayoritas pendirinya adalah wanita.

(analisausaha.com).

(19)

Berdasarkan uraian ini, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor – faktor yang menjadi penghambat tersebut sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Menghambat Produktivitas Berwirausaha Pada Wanita Wirausaha (Studi Kasus Pada Wanita Pengusaha Salon Di Kecamatan Medan Maimun)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitan ini, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah faktor sosial budaya, faktor emosional dan faktor pendidikan menjadi penghambat produktivitas berwirausaha pada wanita wirausaha 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor sosial budaya, faktor emosional dan faktor pendidikan yang menjadi penghambat produktivitas berwirausaha pada wanita wirausaha.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti,

Dapat menjadi tambahan dan memperluas wawasan peneliti khususnya dalam bidang kewirausahaan dan mengenai faktor-faktor yang menjadi penghambat produktivitas berwirausaha pada wanita wirausaha

2. Bagi Mahasiswa

(20)

3. Bagi Pelaku Bisnis khususnya Pengusaha Wanita

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam berwirausaha dan sebagai bahan masukan kepada para wanita yang ingin berwirausaha.

4. Bagi Masyarakat Luas

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Wirausaha

Menurut Zimmerer (2005:3), seorang wirausaha adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk mendirikannya.

(22)

Menurut Zimmerer

a. Menyukai tanggung jawab

dan Scarborough (2004:3) profil kewirausahaan digambarkan sebagai berikut:

Wirausahawan merasa bertanggung jawab secara pribadi atas hasil perusahaan tempat mereka terlibat.Mereka lebih menyukai dapat mengendalikan sumber-sumber daya mereka sendiri dan menggunakan sumber-sumber daya tersebut untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan sendiri.

b. Lebih menyukai resiko menengah

Wirausahawan bukanlah seorang pengambil resiko liar, melainkan selain seorang yang mengambil resiko yang diperhitungkan.Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan tingkat pemahaman resiko pribadinya. Mereka biasanya melihat peluang di daerah yang sesuai dengan pengetahuan, latar belakang dan pengalamannya yang akan meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.

c. Keyakinan atas kemampuan mereka untuk berhasil

Wirausahawan pada umumnya memilki banyak keyakinan atas kemapuan untuk berhasil.Mereka cenderung optimis terhadap peluang keberhasilan dan optimisime mereka biasanya berdasarkan kenyataan.Salah satu penelitian dari

(23)

d. Hasrat untuk mendapatkan umpan balik langsung

Wirausahawan ingin mengetahui sebaik apa mereka bekerja dan terus-menerus mencari pengukuhan.

e. Tingkat energi yang tinggi

Wirausahawan lebih energetik dibandingkan orang kebanyakan. Energi ini merupakan faktor penentu mengingat luar biasanya bisnis yang diperlukan untuk mendirikan suatu perusahaan. Kerja keras dalam waktu yang lama merupakan sesuatu yang biasa.

f. Orientasi ke depan

Wirausahawan memilki indera yang kuat dalam mencari peluang. Mereka melihat ke depan dan tidak mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang dikerjakan besok. Bila manajer tradisional memperhatikan pengelolaan sumber daya yang ada, wirausahawan lebih tertarik mencari dan memanfaatkan peluang.

g. Keterampilan mengorganisasi

Membangun sebuah perusahaan ”dari nol” dapat dibayangkan seperti menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar besar. Para wirausahawan mengetahui cara mengumpulkan orang-orang yang tetap untuk menyelesaikan suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif memungkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan ke depan menjadi kenyataan.

(24)

tingkat pendidikan, personality (kepribadian), prestasi pendidikan, dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, ingin lebih dihargai atau self-esteem, serta keterpaksaan dan keadaan.

2.1.2 Kewirausahaan

Pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. (Suryana, 2006:2).

Menurut Sukirno (2004:369), definisi dan pandangan terhadap kewirausahaan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, psikologi dan sosiologi. Seseorang yang bertekad untuk berkecimpung di bidang perusahaan dapat didorong oleh keinginan sendiri (psikologi) yang didasarkan oleh bentuk dan cara berpikir. Keputusan seseorang untuk berdagang juga didasarkan oleh kebutuhan ekonomi dan karena adanya masyarakat di sekelilingnya yang menjadi potensi langganannya. Berikut adalah pandangan-pandangan tentang kewirausahaan mengikut perspektif yang berbeda yaitu menurut bidang ekonomi, psikologi, dan sosiologi.

1. Perspektif Kewirausahaan Bidang Ekonomi

(25)

2. Perspektif Kewirausahaan Bidang Psikologi

Di dalam bidang psikologi, sifat kewirausahaan dikaitkan dengan perilaku diri yang lebih cenderung kepada fokus dari dalam diri (di mana keberhasilan dicapai dari hasil kekuatan dan usaha diri, bukannya karena faktor nasib).Ini termasuk sifat-sifat pribadi seperti tekun, rajin, inovatif, kreatif, dan semangat yang terus menerus berkembang untuk bersikap independen.

3. Perspektif Kewirausahaan Bidang Sosiologi

Seorang wirausaha dari sudut pandang pengkaji sosial ialah seorang oportunis yang pandai mengambil peluang dan kesempatan yang ada dalam lingkungannya. Seorang wirausaha adalah orang yang pandai bergaul, mempengaruhi masyarakat untuk meyakinkan mereka bahwa apa yang ditawarkan olehnya sangat berguna untuk masyarakat

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:13), jika diperhatikan

(26)

Suryana (2006:30) menjelaskan seorang wirausaha selalu berprinsip bahwa apa yang dilakukan merupakan usaha optimal untuk menghasilkan nilai maksimal. Ciri-ciri umum kewirausahaan sebagai berikut :

1. Memiliki perspektif ke depan, sukses adalah sebuah perjalanan bukan tujuan, setiap saat mencapai target sasaran atau impian maka segeralah membuat impian-impian baru yang dapat memacu serta memberi semangat dan antusiasme kepada kita untuk mencapainya.

2. Memiliki kreativitas tinggi, seorang wirausaha dibutuhkan daya kreasi dan inovasi yang lebih.

3. Memiliki sifat inovasi tinggi, seorang wirausaha harus dapat menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi untuk mengembangkan bisnisnya.

4. Memiliki keberanian menghadapi resiko, seorang wirausaha harus berani menghadapi resiko. Semakin besar resiko yang dihadapinya semakin besar pula kesempatan untuk meraih keuntungan.

5. Selalu mencari peluang, seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu. Bahkan ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. 6. Memiliki jiwa kepemimpinan, seorang wirausaha harus memiliki

kemampun dan semangat untuk mengembangkan orang-orang disekelilingnya.

(27)

2.1.3 Wirausaha Wanita (Women Entrepreneur)

Menurut Zimmerer dan Scarborough (2002:13), meskipun telah diperjuangkan selama bertahun-tahun secara legislatif, wanita tetap mengalami diskriminasi ditempat kerja. Meskipun demikian, bisnis kecil telah menjadi pelopor dalam menawarkan peluang di bidang ekonomi baik pekerjaan maupun kewirausahaan.

Singh (2012:48) menyatakan Women Entrepreneur adalah seseorang yang menerima tantangan untuk memenuhi kebutuhan pribadinya dan menjadi pribadi yang ekonomis.Seseorang yang memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan hal yang positif dengan membangun sifat wirausahawan, yang mampu berkontribusi dalam keluarga dan kehidupan sosial).

Menurut Bruni,.dkk (2004:261), berikut tipe wirausaha wanita:

1. Aimless

Wanita muda yang memulai berwirausaha karena pengangguran

2. Success oriented

Wanita muda yang memandang aktivitas kewirausahaan sebagai strategi jangka panjang

3. Strongly success oriented

(28)

4. Dualists

Wanita yang mencari fleksibilitas untuk menyeimbangkan keluarga dan kewajibannya bekerja

5. Return workers

Wanita yang meninggalkan pekerjaan mereka untuk menjalankan tugasnya dalam mengurus keluarganya dan masih berkeinginan melakukan sesuatu untuk pemenuhan dirinya sendiri di luar keluarganya

6. Traditionalists

Wanita yang memiliki keluarga dengan latarbelakang sifat wirausahawan yang kuat

7. Radicals

Wanita yang memulai memperkenalkan lebih dalam mengenai hal-hal yang berpihak kepada wanita.

2.1.4 Faktor-faktor Penghambat Wanita Berwirausaha

Menurut Alma (2005:43) faktor-faktor yang menghambat wanita wirausaha,yaitu:

1. Faktor kewanitaan di mana sebagai ibu rumah tangga ada masa hamil, menyusui yang ini tentu akan mengganggu aktivitas usahanya

(29)

3. Faktor emosional yang dimiliki wanita. Kadang dalam pengambilan keputusan mengutamakan emosional sehingga kehilangan rasionalitasnya.

4. Sifat pandai, cekatan, hemat dalam mengatur keuangan rumah tangga, akan berpengaruh terhadap keuangan perusahaan. Kadang wanita pengusaha agak sulit dalam mengeluarkan uang, dan harga-harga dipasang agak tinggi. Kebiasaan kaum ibu ialah bila mau membeli ia menawar rendah sekali, tetapi bila menjual ingin harga tinggi.

Terdapat beberapa faktor pembatas yang mempengaruhi peran gender perempuan (Hastuti, 2004:12):

1. Status Sosial

Status gender perempuan terutama yang berkaitan dengan proses pendidikan, kesehatan, dan posisi dalam proses pengambilan keputusan umumnya memberikan dampak terhadap produktivitas mereka. Perbedaan yang terjadi antara pencapaian pendidikan laki-laki dan perempuan, disertai kenyataan bahwa perempuan secara umum kurang memperoleh akses yang sama terhadap sumber daya pendidikan dan pelatihan telah menciptakan konsekuensi kritis terhadap perempuan dalam peran produktif dan reproduktif mereka.

2. Hambatan Memperoleh Pekerjaan

(30)

reatif. Dalam hal ini perempuan seringkali enggan bekerja jauh secara fisik, karena mereka diharapkan selalu berada dekat dengan anak-anaknya. 3. Status Pekerjaan

Sering terjadi pembedaan posisi untuk gender yang berbeda. Perempuan sering memperoleh posisi yang lebih rendah dari rekannya laki-laki. Demikian juga sering terjadi imbalan yang berbeda untuk jenis pekerjaan yang sama.

4. Beban Ganda

Kaum perempuan memiliki peran ganda yang jauh lebih banyak dibandingkan laki-laki. Masalah mempersatukan keluarga dengan pekerjaan bagi perempuan jauh lebih rumit dibandingkan dengan laki-laki, karena perempuan secara tradisional selalu diasumsikan untuk selalu berada dekat dengan anak-anaknya sepanjang hari, sekaligus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Akibatnya, perempuan mempunyai tuntutan peran ganda dari pekerjaan dan keluarga.

Muller (2006:29) menyebutkan masalah yang dialami perempuan adalah:

1. Memperoleh rasa percaya masyarakat, personil bank maupun konsumen bahwa perempuan pengusaha mampu menjalankan usaha dan menawarkan produk dan pelayanan yang baik

(31)

3. Tingkat pendidikan adalah faktor yang menentukan bagi pendaftaran usaha maupun bagi akses pinjaman resmi. Sulit bagi pengusaha dengan tingkat pendidikan yang rendah untuk meresmikan usaha mereka ataupun untuk mengajukan kredit resmi.

Pendidikan merupakan sarana peningkatan mutu dan produktifitas sumber daya yang dapat menjadi sarana dan wadah pengembangan keahlian untuk digunakan dalam berwirausaha. Ketika perempuan kekurangan akses untuk memperoleh pendidikan dalam berwirausaha, maka mereka telah kekurangan kesempatan yang lebih baik untuk memaksimalkan potensi mereka di segala bidang, terutama dibidang ekonomi dan bisnis.(Widyadari, dkk, n.d:18)

Febriani (2012:16) menyebutkan wanita memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat menjadi penyebab kegagalannya sebagai pelaku bisnis antara lain:

1. Memanfaatkan kesempatan untuk kepentingan pribadi, tidak berani mengambil resiko, kurang percaya diri, atau terlalu percaya diri, terlalu berambisi sehingga menangani usaha diluar kemampuannya.

2. Wawasan sempit sehingga kurang informasi, tidak bisa membagi waktu atas peran gandanya, sibuk dengan urusan keluarga sehingga curahan waktu untuk kegiatan usahanya minimal, kurang sabar atau emosi tinggi. 3. Menetapkan keputusan dengan tergesa-gesa, masih bergantung atau

(32)

Singh (2012:51) menyebutkan masalah yang dihadapi wirausahawan wanita, yaitu:

1. Kelangkaan Bahan Baku 2. Persaingan yang Ketat 3. Pergerakan yang Terbatas 4. Hubungan Keluarga 5. Kurangnya Pendidikan

6. Masyarakat Laki-Laki yang Mendominasi

7. Tidak Berani Mengambil Resiko

Menurut Tambunan (2009:39) faktor rendahnya representatif women entrepreneur yaitu:

- Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya kesempatan pelatihan yang membuat perempuan sangat dirugikan baik dalam ekonomi dan masyarakat

- Beratnya pekerjaan rumah tangga

- Hukum , tradisi , adat istiadat , kendala budaya atau agama pada sejauh mana wanita dapat membuka bisnis mereka sendiri

(33)

2.1.5 Produktivitas

Gaspersz (2001:24) menyatakan bahwa produktivitas merupakan suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kualitas hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.

Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian ini akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas akan tetapi harus lebih mampu didalam mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja, oleh karena itu didalam usaha mencapai apa yang dinginkan hendaknya terlebih dahulu harus ada upaya yang bersifat pengorbanan, sehinga didalam arti yang sederhana dan teknis, pengertian prokdutivitas adalah perbandingan antara hasil yang dikeluarkan dengan sumber-sumber dayanya yang ada pada kurun waktu tertentu (Sumarsono, 2003:40).

Mali dan Coeli, dkk. dalam Gasperz (2001:26) juga menyatakan bahwa produktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, kinerja, kualitas, hasilhasil merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan demikian produktivitas merupakan kombinasi antara efektivitas dan efisiensi.

(34)

kuantiatif semata-mata, sehingga tidak mempunyai nilai mutlak, melainkan nisbi yang mengambarkan keragaman dari suatu kegiatan.

Menurut Gomes (2003:160) bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Knowledge (pengetahuan) 2. Skills (ketrampilan) 3. Abilities (kemampuan) 4. Attitudes (sikap) 5. Behaviors (perilaku).

Knowledge (pengetahuan). Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:249)

knowledge (pengetahuan) merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non-formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

(35)

secara produktif. Dengan kata lain, jika seseorang memiliki ketrampilan yang baik maka akan semakin produktif.

Abilities (kemampuan). Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:249) Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seseorang. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang tinggi, diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula, maka seseorang dapat melaksanakan aktivitas dengan tanpa ada permasalahan teknis.

Attitudes (sikap). Sikap adalah pernyataan evaluative baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan-terhadap obyek, individu, atau peristiwa (Robbins, 2008:92). Sikap (attitude) merupakan kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan.

(36)

Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah yang dikutip oleh Sedarmayanti (2001:71), terdapat enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, adalah:

1. Sikap kerja

2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervise serta keterampilan dalam teknik industri.

3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercemin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality control service) dan panitia mengenai kerja unggul.

4. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efiseien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

5. Efisiensi tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.

(37)

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Endang rendah dari pada laki-laki.

2. Faktor sosial budaya membatasi kebijakan pengarusutamaan

gender di dalam pembangunan, baik yang berasal dari norma-norma di dalam masyarakat maupun di dalam kondisi keluarga/

Adanya persepsi sosial

budaya dalam tanggung jawab terhadap keluarga dan usaha, kurangnya dukungan keuarga, tingkat pendidikan dan penyandang cacat merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kurangnya kesempatan

(38)

Erin Karina Salon di Jalan Sei Mencirim)

1.Faktor kewanitaan, faktor sosial budaya dan adat istiadat, faktor administrasi, dan faktor pendidikan merupakan faktor yang menjadi penghambat

women entrepreneur

dalam berwirausaha. 2.Faktor Sosial Budaya

dan Adat Istiadat merupakan faktor paling dominan yang menghambat women entrepreneur dalam berwirausaha. di Jalan Jamin Ginting

Alasan yang di sengaja merupakan faktor yang paling dominan yang menyebabkan women entrepreneur

1.Faktor kemandirian, faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan secara serentak memotivasi wanita berwirausaha 2.Faktor Emosional

merupakan faktor yang paling dominan

(39)

Tulus

dapat dikaitkan dengan banyak faktor, dan yang paling yang penting adalah:

- Rendahnya tingkat

pendidikan dan kurangnya kesempatan

pelatihan yang membuat wanita sangat dirugikan baik dalam ekonomi dan masyarakat.

- Pekerjaan rumah tangga yang berat.

- Hukum, tradisi, adat istiadat, kendala budaya atau agama pada sejauh mana perempuan dapat membuka bisnis mereka sendiri.

- Kurangnya akses ke kredit formal dan fasilitas lainnya.

1. Variable prestasi, affiliasi, otonomi, dan dominasi menjadi faktor yang terbukti secara bersama-sama dalam satu model sebagai penjelas tingkat intensi kaum perempuan memilih

karir sebagai wirausaha di Kota

Malang.

2. Variabel prestasi dan dominasi terbukti menjadi faktor pendorong intensi dan

(40)

Sanputri faktor modal, faktor emosional, dan faktor pendidikan.

1. Variabel Modal, peluang, pendidikan,

emosional, dan pengalaman

berpengaruh positif dan signifikan terhadap wiraswasta memulai usaha kecil pada pedagang pakaian pajak sore Padang Bulan Medan. 2. Faktor Emosional

merupakan variabel yang paling dominan mendorong usaha kecil dalam memulai usaha. Yves dalam sumber daya manusia:

Pengusaha masih menghadapi kesulitan dalam mempekerjakan orang terlatih, dan dengan melek huruf,

berhitung, serta keterampilan komputer

dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan khusus untuk sektor ekonomi mereka. Trias

(41)

Pengusaha di

2. Masalah ketidakadilan gender masih dialami oleh pengusaha perempuan, baik yang

disadari maupun yang tidak disadari. Semua komponen dalam ketidakadilan gender baik marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan dan beban ganda pernah dialami oleh pengusaha perempuan yang menjadi objek dalam penelitian ini.

1. Kelebihan- kelebihan yang dimiliki wanita yaitu tekun, teliti, ulet, sabar, tangguh, rasa tanggung jawab tinggi,

kemauan keras, semangat tinggi, dan disiplin.

2. Kelemahan-kelemahan yang dapat menjadi kagagalan yaitu wawasan sempit, tidak

bias membagi waktu atas peran gandanya, sibuk dengan urusan keluarga, kurang sabar atau emosi tinggi, menetapkan keputusan dengan tergesa-gesa, masih bergantung atau didominasi suami, dan

(42)

G. Erode District

Variabel 3. Analisis skor

tertimbang

4. Uji Kai

Kuadrat (Chi-Square)

Latar belakang sosial termasuk faktor, jenis dan modus bisnis, program pelatihan merupakan masalah penting dari perempuan pengusaha di Erode District.

Motivasi individu , struktur keluarga , pendidikan , kependudukan , pengangguran , dan lingkungan sosial dan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi

1. Kelangkaan bahan baku

2. Persaingan yang ketat

3. Pergerakan yang terbatas

4. Hubungan Keluarga 5. Kurangnya

Pendidikan

6. Masyarakat laki-laki yang mendominasi 7. Tidak berani

(43)

Sri

Faktor skill merupakan faktor yang paling dominan yang

(pengetahuan), skills

(ketrampilan), abilities

(kemampuan), attitudes

(sikap), dan behaviors

(perilaku) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan dan positif terhadap produktivitas karyawan bagian produksi PT Nusantara Building Industries.

2.3. Kerangka Konseptual

(44)

Beratnya pekerjaan rumah tangga juga merupakan faktor rendahnya repfresentatif

women entrepreneur. (Tambunan, 2009:39).

Menurut Piaget (dalam Dariyo, 2007:180), kematangan emosi adalah kemampuan dalam mengontrol dan mengendalikan emosinya, dapat berpikir secara baik dengan melihat persoalan secara obyektif dan mampu mengambil sikap dan keputusan akan suatu hal dengan tepat. Faktor emosional yang dimiliki wanita, disamping menguntungkan juga bias merugikan. Misalnya dalam pegambilan keputusan, faktor emosional dapat menyebabkan wanita menjadi terlalu mudah emosi, terlalu tergesa-gesa (Febriani, 2012:16). Selain itu dalam memimpin karyawan, muncul elemen-elemen emosional yang mungkin dapat mempengaruhi hubungan dengan karyawan pria atau wanita yang terkadang hanya mengikuti emosi pribadi saja seperti pilih kasih, dll.

(45)

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat secara skematis sebagai berikut :

Menghambat Produktivitas Berwirausaha Wanita

Sumber : Hastuti (2004:16), Dariyo (2007:180), Hisrich,dkk (2008:75), Tambunan (2009:39), dan Febriani (2012:16)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4.

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009:96).

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah : Faktor sosial budaya, faktor emosional, dan faktor pendidikan menjadi faktor penghambat produktivitas bewirausaha pada wirausaha wanita

Faktor Sosial Budaya

Faktor Emosional

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah faktor sosial budaya (X1), faktor emosional (X2), faktor pendidikan (X3), dan menghambat produktivitas berwirausaha wanita (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di salon-salon kecantikan di Kecamatan Medan Maimun. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015.

3.3 Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wirausaha wanita dan dalam hal ini wanita pengusaha salon di Kecamatan Medan Maimun.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah

a. Variabel Independent (X). yaitu Faktor Sosial Budaya (X1), Faktor Emosional (X2), dan Faktor Pendidikan (X3).

(47)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DEFENISI DIMENSI INDIKATOR SKALA

UKUR

1. Persepsi mengenai kodrat wanita yang seharusnya berperan penuh dalam mengurus rumah tangga 2. Persepsi mengenai peran

suami sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab untuk memberi nafkah keluarga

Likert

2. Beban Ganda

1. Wanita bertugas mendidik dan mengikuti

perkembangan anak 2. Pembagian waktu antara

keluarga dan pekerjaan 3. Tenaga yang lebih untuk

mengurus keluarga dan menjalankan usaha

1. Proses pengambilan keputusan

2. Membedakan urusan pribadi dengan profesionalitas kerja

(48)

dengan melihat

1. Hubungan dengan pelanggan

2. Hubungan dengan karyawan

1. Rendahnya tingkat pendidikan

2. Pendidikan formal mempengaruhi

kepercayaan diri dalam menjalankan usaha

Likert

2.Pelatihan Non Formal

1. Kurangnya pelatihan mempengaruhi kualitas usaha jasa

2. Kurangnya pelatihan mempengaruhi kepuasan pelanggan

3. Pengetahuan Bisnis

Menghambat

1. Sikap dalam melayani pelanggan

2. Sikap dalam berkomunikasi dengan karyawan

3. Sikap dalam melaksanakan pekerjaan

Likert

2. Kemampuan

1. Kemampuan manajerial 2. Kemampuan teknis 3. Kemampuan personal

3. Waktu 1. Waktu untuk keluarga 2. Waktu untuk usaha

(49)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah faktor sosial budaya (X1), faktor emosional (X2), faktor pendidikan (X3

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:132). Dalam penelitian ini, responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

), dan menghambat produktivitas berwirausaha wanita (Y) yang diukur dengan menggunakan skala Likert.

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

Sumber : Sugiyono ( 2005:134)

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju ( SS ) 5 2 Setuju ( S ) 4

(50)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2003:103), Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah wirausaha wanita yang mendirikan salon di Kecamatan Medan Maimun yang berjumlah 31 salon.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini teknik penentuan sampel yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, atau peneliti yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono,2005). Berdasarkan pengertian tersebut, yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh salon yang berada di Kecamatan Medan Maimun, yaitu sebanyak 31 salon.

3.7 Jenis Data

Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).

(51)

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada para wanita pengusaha salon di Kecamatan Medan Maimun.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian misalnya buku referensi (baik buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data a. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

b. Studi Dokumentasi

(52)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden. Penyebaran kuesioner diberikan kepada wanita pengusaha salon diluar dari kecamatan Medan Maimun.

Uji Validitas dan Realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 17.0 for Windows.

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2011:76), validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

Suatu pengukuran instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur construct sesuai dengan tujuan dan harapan peneliti. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai correlated item – total correlation atau disebut dengan rhitung pada setiap butir pertanyaan terhadap nilai rtabel

1. Jika r

. Sunyoto (2009: 72) menyatakan sebagai berikut:

hitung positif dan rhitung rtabel ,

jika r

maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan valid, dan

hitung negatif atau rhitung rtabel

2. r

, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.

hitung

3. Nilai r

dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation.

(53)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Situmorang dan Lufti (2011:79), Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu.

Penelitian ini menggunakan one shot dimana kuesioner diberikan hanya sekali saja kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain untuk mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengukuran reliabilitasnya menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut Sunyoto (2009: 68) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

3.10 Teknik Analisis Data. 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

(54)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Analisis Regresi Linear Berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :

3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig (signifikansi) > 0,05 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig (signifikansi) < 0,05.

3.10.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai

Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah :

Melihat nilai Tolerance

(55)

- Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

- Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00. 3.10.2.3 Uji Heteroskedostisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser

dimana dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar Pengambilan Keputusan (Situmorang dan Lufti, 2011:119) :

- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. - Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05 3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

(56)

lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Keterangan:

+ e

Y = Menghambat Produktivitas Berwirausaha Wanita a = Konstanta

X1 X

= Faktor Sosial Budaya

2

X

= Faktor Emosional

3

b

= Faktor Pendidikan

1

b

= koefisien Faktor Sosial Budaya

2

b

= koefisien Faktor Emosional

3

e = Standard error

= koefisien Faktor Pendidikan

3.10.3.1 Koefisien Determinasi (R2

Besarnya pengaruh Sosial Budaya, Emosional dan Pendidikan secara bersama-sama dalam menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Wirausaha ditunjukkan dengan besarnya Nilai Koefisien Determinasi = R squre (R

)

2

3.10.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ).

(57)

digunakan uji statistik F (Uji-F) dimana sebagai indikator adalah nilai Fhitung dibandingkan dengan nilai Ftabel

Hipotesis awal didefinisikan sbb: .

Ho = Tidak terdapat pengaruh antara Sosial Budaya, Emosional dan Pendidikan secara simultan atau serempak dalam menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Wirausaha;

Ha = Terdapat pengaruh antara Sosial Budaya, Emosional dan Pendidikan secara simultan atau serempak dalam menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wanita Wirausaha.

Setelah dilakukan Uji F jika : Nilai Fhitung > nilai Ftabel Nilai F

, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika

hitung < nilai Ftabel dimana F

, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

tabel yang digunakan pada uji F ini adalah Ftabel

3.10.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

pada tingkat interval kepercayaan (confidence interval) 95% atau alpha = 0,05, yakni sebesar = 2,96. (Sujarweni, 2014: 245)

(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Kecamatan Medan Maimun

Kota Medan merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi, dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi :

1. Sebagai pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan bisnis, keuangan di Sumatera Utara. 2. Sebagai pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera

Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat-pusat perdagangan.

3. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional.

4. Sebagai pintu gerbang regional atau internasional serta kepariwisataan untuk kawasan Indonesia bagian barat.

(59)

tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota medan terletak pada 3º 30' - 3º 43' Lintang Utara dan 98º 35' - 98º 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter diatas permukaan laut.(www.asiamaya.com)

Kecamatan Medan Maimun merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Medan yang memiliki luas wilayah 2,98 km² dengan kepadatan penduduknya adalah 16.441,28 jiwa/km².(id.wikipedia.org). Di Kecamatan Medan Maimun terdapat beragam jenis usaha, salah satunya merupakan usaha salon yang terdapat banyak baik di pinggir jalan maupun di dalam gang-gang yang terdapat di sepanjang jalan Kecamatan Medan Maimun. Usaha-usaha salon yang terdapat di Kecamatan Medan Maimun ini di dominasi oleh kaum wanita yaitu berjumlah 31 salon.

4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 wanita pengusaha salon yang berada diluar Kecamatan Medan Maimun. Jumlah 30 orang diambil agar dapat memenuhi asumsi kurva normal pada uji statistik.

4.2.1. Hasil Uji Validitas

(60)

Tabel 4.1

Validitas Tiap Butir Pertanyaan Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

(61)

Pada pernyataan butir 12 dan 30 terlihat bahwa data tidak valid karena pada Tabel 4.3, r untuk sampel 30 adalah sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation untuk pernyataan butir 12 adalah 0,265 dan nilai corrected item total correlation untuk pernyataan butir 30 adalah 0,313. Hal ini berarti bahwa data pernyataan butir 12 dan 30 harus dikeluarkan. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.

Tabel 4.2

(62)

VAR00024 103.23 221.633 .770 .957 Valid

VAR00025 103.27 218.409 .843 .956 Valid

VAR00026 103.17 223.937 .793 .957 Valid

VAR00027 103.13 228.120 .629 .958 Valid

VAR00028 103.27 224.064 .771 .957 Valid

VAR00029 103.43 228.530 .634 .958 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa setelah pernyataan butir 12 dan 30 dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, terlihat bahwa seluruh butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation untuk seluruh butir pernyataan > 0,361.

4.2.2. Hasil Uji Reliabilitas

Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sujarweni, 2014:199).

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.959 28

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Berdasarkan Tabel 4.5 Reliabel Statistic, Cronbach’s Alpha = 0,959 dengan jumlah pernyataan 28 butir, menunjukkan bahwa pernyataan ini reliable

(63)

4.3. Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 20 butir untuk varibel X dan 8 butir untuk variabel Y, jadi total seluruh pertanyaan adalah 28 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai Faktor Sosial Budaya (X1), Faktor Emosional (X2), Faktor Pendidikan (X3) dalam menghambat Produktivitas Berwirausaha pada Wirausaha Wanita (Y). Responden dalam penelitian ini adalah Pengusaha wanita salon di Kecamatan Medan maimun

4.3.1. Karakteristik Responden

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis faktor-faktor yang menghambat produktivitas berwirausaha pada wirausaha wanita. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penelitian dilakukan yaitu pada bulan Desember 2014 - Januari 2015

Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha wanita salon kecantikan di Kecamatan Medan Maimun. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari usia, status dan pendidikan terakhir.

4.3.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

(64)

dengan persentasi 3,22%. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 Dibawah 25 1 3,22

2 26-30 8 25,8

3 31-35 12 38,7

4 36-40 6 19,35

5 41-45 2 6,45

6 Diatas 46 2 6,45

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

4.3.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Mayoritas responden berstatus menikah dengan persentasi 96,77% atau berjumlah 30 orang, dan 1 responden berstatus tidak menikah dengan persentasi 3,22%. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 Menikah 30 96,77

2 Belum/Tidak Menikah 1 3,22

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

4.3.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

(65)

Diploma (D3) sebesar 3,22%. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Kategori Jumlah

Nominal (orang) %

1 SD 2 6,45

2 SMP 7 22,58

3 SMU 18 58,06

4 Diploma (D3) 1 3,22

5 Sarjana (S1) 3 9,67

Sumber: Hasil Penelitian ,2015 (data diolah) 4.3.2. Deskriptif Variabel

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh faktor sosial budaya, emosional, pendidikan dalam menghambat produktivitas berwirausaha pada wirausaha wanita di Kecamatan Medan Maimun, dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4

Kurang Setuju (KS) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2

(66)

4.3.2.1. Faktor Sosial Budaya (X1)

Tanggapan responden mengenai faktor sosial budaya (X1) : Tabel 4.7

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Faktor Sosial Budaya

Item Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0,0 2 6,5 3 9,7 18 58,1 8 25,8 31 100 2 0 0,0 2 6,5 3 9,7 26 83,9 0 0,0 31 100 3 0 0,0 2 6,5 6 19,4 17 54,8 6 19,4 31 100 4 0 0,0 2 6,5 3 9,7 19 61,3 7 22,6 31 100 5 0 0,0 1 3,2 6 19,4 19 61,3 5 16,1 31 100 6 0 0,0 5 16,1 9 29 16 51,6 1 3,2 31 100 7 0 0,0 3 9,7 10 32,2 14 45,2 4 12,9 31 100 8 0 0,0 3 9,7 11 35,8 14 45,2 3 9,7 31 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

1. Pada pernyataan “Persepsi bahwa wanita berperan penuh mengurus rumah tangga menyebabkan saya tidak terlalu berpikir jauh dalam mengembangkan usaha”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 2 orang atau 6,5%, 3 orang atau 9,7% responden menyatakan kurang setuju, 18 orang atau 58,21% responden menyatakan setuju, dan 8 orang atau 25,8% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 18 orang atau 58,21% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita.

(67)

menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 2 orang atau 6,5%, 3 orang atau 9,7% responden menyatakan kurang setuju, 26 orang atau 83,9% responden menyatakan setuju, dan tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 26 orang atau 83,9% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita. 3. Pada pernyataan “Persepsi bahwa wanita berperan penuh mengurus rumah

tangga menyebabkan saya menjalankan bisnis ini hanya sekedar memenuhi hobi berbisnis”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 2 orang atau 6,5%, 6 orang atau 19,4% responden menyatakan kurang setuju, 17 orang atau 54,8% responden menyatakan setuju, dan 6 orang atau 19,4% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 17 orang atau 54,8% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita.

(68)

19 orang atau 61,3% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita.

5. Pada pernyataan “Saya merasa menjadi seorang wirausaha wanita telah mengurangi intensitas saya dalam memperhatikan perkembangan pada anak” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 1 orang atau 3,2%, 6 orang atau 19,4% responden menyatakan kurang setuju, 19 orang atau 61,3% responden menyatakan setuju, dan 5 orang atau 16,1% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 19 orang atau 61,3% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita.

(69)

7. Pada pernyataan “Saya merasa harus mencurahkan tenaga lebih untuk membereskan urusan rumah tangga sebelum pergi bekerja”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 3 orang atau 9,7%, 10 orang atau 32,2% responden menyatakan kurang setuju, 14 orang atau 45,2% responden menyatakan setuju, dan 4 orang atau 12,9% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 14 orang atau 45,2% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita.

(70)

4.3.2.2. Faktor Emosional (X2)

Tanggapan responden mengenai Faktor Emosional (X2): Tabel 4.8

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Faktor Emosional

Item Pernyataan

STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0,0 1 3,2 6 19,4 16 51,6 8 25,8 31 100 2 0 0,0 1 3,2 5 16,1 16 51,6 9 29 31 100 3 0 0,0 2 6,5 5 16,1 17 54,8 7 22,6 31 100 4 0 0,0 3 9,7 7 22,6 16 51,6 5 16,1 31 100 5 0 0,0 4 12,9 4 12,9 20 64.5 2 6,5 31 100 6 0 0,0 2 6,5 2 6,5 21 67,7 6 19,4 31 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)

1. Pada pernyataan “Saya merasa ketepatan saya dalam mengambil keputusan bisa tergantung pada tingkat emosi yang sedang saya alami” dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0,0% responden menyatakan sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 1 orang atau 3,2%, 6 orang atau 19,4% responden menyatakan kurang setuju, 16 orang atau 51,6% responden menyatakan setuju, dan 8 orang atau 25,8% responden menyatakan sangat setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 16 orang atau 51,6% menyatakan setuju dari pernyataan ini dapat menghambat produktivitas berwirausaha pada pengusaha wanita.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
Instrument Skala Tabel 3.2 Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet

skor penilaian yang diperoleh dengan menggunakan tafsiran Suyanto dan Sartinem (2009: 227). Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini da- pat dilihat

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang

Pada tahun 2014 penelitian tentang generator fluks aksial juga telah dilakukan oleh Frasongko Budiyanto yang berjudul Generator Turbin Angin Putaran Rendah, jenis

Diberbagai daerah atau kabupaten/kota, regulasi produk perundang-undangan tentang peralihan penguasaan hutan masyarakat adat menjadi hutan yang dikuasi oleh pemerintah sudah terjadi

Suharso, Buhani, Yuwono, S.D., and Tugiyono, 2017a , Inhibition of calcium carbonate (CaCO 3 ) scale formation by calix [4] resorcinarene compounds, Desalination and

Dengan semua latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penelitian ini dilakukan pada karyawan Bank Tabungan Negara Syariah Kantor Cabang Semarang dengan

Setelah Sukarno berpidato mengajukan usul tentang dasar-dasar negara tanggal 1 Juni 1945, sidang BPUPKI pertama berakhir. Hari itu juga ketua BPUPKI menunjuk dan