1 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009
tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, urusan penanaman modal daerah
ditetapkan menjadi urusan yang ditangani oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Bandung, maka berdasarkan amanat pasal 19 Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 12 Tahun 2009, Rincian Tugas Pokok, Fungsi Satuan, Uraian
Tugas, dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung
perlu diatur lebih lanjut oleh Walikota Bandung. ( Peraturan Walikota Bandung
Nomor 410 Tahun 2010 tentang TUPOKSI BAPPEDA Kota Bandung )
Salah satu pembangunan Kota Bandung yaitu dengan adanya
Pengembangan Ekonomi di Kota Bandung dengan menitikberatkan Investasi pada
sektor–sektor penting dan menjanjikan yang ada di Kota Bandung. Merupakan
tugas pokok pada Penanaman Modal yang ada pada Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Bandung, dengan menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan daerah bidang koordinasi promosi dan penanaman modal
pengendalian penanaman modal, menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan
teknis dan penyelenggaraan fasilitasi promosi dan peluang investasi serta
infrastruktur pendukung investasi. Kegiatan promosi yang sudah terjadwal setiap
periodenya, dimana sudah menjadi kagiatan rutin dalam satu periode kerja
menjadwalkan kegiatan promosi dalam usaha menarik investor pada bidang
penanaman modal. ( TUPOKSI Bidang Penanaman Modal BAPPEDA Kota
Bandung )
Kegiatan promosi adalah salah satu dari kegiatan pemasaran perusahaan,
yang kegiatannya memberikan informasi kepada masyarakat atau konsumen
seputar jasa atau produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Kegiatan
promosi juga merupakan kegiatan komunikasi antara perusahaan dengan
konsumen. ( Ateng Rudi Rachmansyah, 2015 )
Kegiatan promosi diperlukan untuk menarik Investor guna
mengembangkan dan meningkatkan perekonomian daerah, baik investor dalam
negeri maupun investor asing. Namun, pengajuan kegiatan promosi tidak
semudah yang dibayangkan. Banyak hal–hal yang dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan promosi. Dituntutnya Transparansi mengenai kegiatan
promosi, dimana dalam satu kegiatan promosi harus transparan dalam setiap
kegiatan, baik dalam hal pengeluaran, pemasukan dan output apa yang akan
dicapai. ( Deden Rusyana, 2015 )
Dalam kegiatan ini juga harus ada kejelasan mengenai kegiatan yang
tidaknya pengaruh yang didapat yang berhubungan dengan investasi atau untuk
menarik para investor, jika sekiranya tidak ada output yang dirasa penting atau
tidak didapatkan, tentu saja kegiatan ini tidak akan berjalan. ( Deden Rusyana,
2015 )
Dalam proses pencairan anggaran promosi menggunakan beberapa metode
yang salah satunya adalah metode Langsung ( LS ), metode LS sendiri merupakan
metode pencairan guna pembayaran kegiatan yang telah dilaksanakan, dimana
pihak ketiga sebagai penerima hak atas penyedia barang atau jasa. ( Deden
Rusyana, 2015 )
Pada bidang penanaman modal di Badan Perencanaan Pembangunan
daerah Kota Bandung, hambatan yang terjadi pada saat proses pencairan anggaran
langsung yaitu Kurangnya SDM dalam proses penyusunan yang mengakibatkan
lamanya proses penyusunan laporan pertanggungjawaban sehingga keterlambatan
pemberian laporan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran, kesalahan
input informasi yang mengakibatkan harus dilakukannya pengecekan ulang
terhadap pihak ketiga selaku pemberi kwitansi, dan juga kesalahan proses
pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, sehingga harus dilakukan
perbaikan dari awal dan pengecekan kembali. ( Dede Sopyan, 2015 )
Oleh karena itu beberapa hal tersebut menjadi penghambat dalam kegiatan
di bidang penanaman modal. Bidang penanaman modal harus menyusun kembali
kebutuhan dan sesuai anggaran yang dikeluarkan jika anggaran yang diterima
tidak sesuai dengan yang dianggarkan. ( Deden Rusyana, 2015 )
Berdasarkan uraian diatas, uraian diatas penulis mengambil judul laporan
kerja praktek pada instansi pemerintah dengan Judul Laporan Kerja Praktek : “ IMPLEMENTASI PENCAIRAN ANGGARAN KEGIATAN PROMOSI
BIDANG PENANAMAN MODAL PADA BAPPEDA KOTA BANDUNG “
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari Laporan Kerja Praktek ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang
Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui hambatan dalam proses pencairan anggaran kegiatan
promosi Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung.
3. Upaya apa saja yang dilakukan Bidang Penanaman Modal mengatasi
hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Dengan adanya Kerja Praktek ini penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak antara lain :
1.3.1 Kegunaan Praktis
Dengan adanya Kerja Praktek ini penulis mendapatkan banyak informasi
dan ilmu yang didapatkan dan berharap dapat memberikan manfaat bagi penulis,
instansi juga peneliti lainnya.
1. Bagi Instansi
Hasil dari laporan ini diharapkan bisa menjadi masukan pemikiran terhadap
Bidang Penanaman Modal dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan
Promosi di Badan Perencanaan Pembanguna ( BAPPEDA ) Kota Bandung.
Memperoleh tenaga kerja yang bermanfaat dalam membantu menyelesaikan
tugas perusahaan
2. Bagi Penulis
Bagi penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
proses pencairan anggaran kegiatan promosi dengan menggunakan metode
langsung, mengetahui proses penyusunan berkas-berkas yang diperlukan
sebagai syarat pendukung, seperti penyusunan dokumen bukti-bukti
pengeluaran guna menyusun laporan pertanggungjawaban, serta mengetahui
dokumen pendukung apa saja yang diperlukan dalam proses pencairan
1.3.2 Kegunaan Akademis
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang
diperlukan mengenai Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi bagi peneliti
lainnya atau bagi pengguna data yang memerlukan. Selain memberikan tambahan
pengetahuan bagi penulis diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca
mengenai proses pencairan anggaran di instansi pemerintahan, serta terjalinnya
hubungan kerja sama antar isntansi pemerintah dan instansi pendidikan khususnya
mahasiswa, yang juga memberikan manfaat berupa pengetahuan dan pengalaman
yang tidak didapat saat proses belajar di tempat kuliah.
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan kerja Praktek
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek
Tempat kerja praktek ini dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung yang berlokasi di Jalan. Tamansari no. 76
Bandung.
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek ini mulai tanggal 27 Juli sampai
dengan tanggal 7 September 2015 yang dilaksanakan di Bidang Penanaman
Kota Bandung. Adapun waktu aktivitas dan pelaksanaan kerja praktek ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1
Waktu Kerja Praktek
NO AKTIVITAS HARI WAKTU PENEMPATAN
1 Kerja Praktek Senin s/d Jum’at 08.00 WIB - 16.00 WIB Penanaman Modal
2 Istirahat
Senin s/d Jum’at
12.00 WIB – 13.00 WIB Penanaman Modal
Jum’at 11.30 WIB – 13.00 WIB Penanaman Modal
Tabel 1.2
Pelaksanaan Kerja Praktek
Tahap Prosedur Bulan
9
2.1 Sejarah Singkat BAPPEDA Kota Bandung
Pada tahun 1969 Propinsi daerah tingkat I Jawa Barat telah memiliki suatu
badan yang menangani masalah pembangunan di daerah yang disebut Badan
Perancang Pembangunan Daerah ( BAPPEMDA ), badan ini merupakan embrio
dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Pada tahun 1972, Jawa Barat telah menyempurnakan Badan Perencanaan
yang disebut Badan Perancang Pembangunan Kotamadya yang disebut
BAPPEMKO untuk Kotamadya dan BAPPEMKA untuk Kabupaten.
BAPPEMKO merupakan Badan Perencanaan yang pertama di indonesia yang
bersifat regional dan lokal dan ditetapkan dengan SK. Gubernur Provinsi Jawa
Barat No.43 Tahun 1972. Setelah berjalan selama dua tahun, kedudukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah baru dikukuhkan dan diakui dengan SK.
Presiden No.15 Tahun 1974, walaupun baru sampe Tingkat Daerah Tingkat I,
sedangkan untuk Derah Tingkat II masih tetap berlaku SK Gubernur.
Kemudian dengan SK. Presiden No.27 Tahun 1980, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Tingkat II diakui secara nasional. Dengan SK. Presiden
tersebut lahirlah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I atau
atau BAPPEDA Tingkat I. Pertimbangan yang mendasari terbitnya SK. Presiden
No.27 Tahun 1980 yaitu : Untuk meningkatkan keserasian pembangunan di
daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral
dan pembangunan regional. Untuk menjamin laju perkembangan, keseimbangan
dan kesinambungan pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang lebih
menyeluruh, terarah serta terpadu. Pembentukan BAPPEDA Kotamadya Daerah
Tingkat II Bandung berdasarkab Perda No.12 Tahun 1981, Perda No.24 Tahun
1981.
Seiring dengan diberlakukannya pasal Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang struktur pembangunan daerah, maka Pemerintah Kota Bandung
menata kembali Struktur Organisasi Perangkat Derah. BAPPEDA sebagai salah
satu unsur Organisasi Perangkat daerah juga menata kembali struktur
organisasinya termasuk merubah nama BAPPEDA Kotamadya Daerah Tingkat II
Bandung menjadi BAPPEDA Kota Bandung. Hal ini ditetapkan dengan Perda
Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2001 tentang kewenangan Daerah Kota
Bandung sebagai daerah otonomi, untuk struktur organisasi ditetapkan dengan
Perda Nomor 06 Tahun 2001 tentang pembentukan dan Susunan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, sedangkan untuk uraian tugas dan fungsi
ditetapkan dengan perda Nomor 17 Tahun 2001 tentang Rincian Tugas Pokok dan
2.2 Struktur Organisasi BAPPEDA Kota Bandung
Pembentukan Bappeda Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung didasarkan
pada Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 1981 dan Perda Nomor 24 Tahun 1981.
Dalam era desentralisasi dan otonomi daerah, dikeluarkan Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 06 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Tingkat Kota Bandung, yang mengubah nama Bappeda
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung menjadi Bappeda Kota Bandung.
Perubahan tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Bappeda kembali
mengalami perubahan sesuai dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 12 Tahun 2009 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota
Bandung nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi
Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 12 Tahun 2009 dan Peraturan Walikota Bandung Nomor 410
Tahun 2010 tentang Rincian tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja
Badan perencanaan pembangunan daerah Kota bandung, Susunan Organisasi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung terdiri dari :
1. Kepala Badan.
2. Sekertariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b. Sub Bagian Keuangan .
c. Sub Bagian Program.
3. Bidang Perencanaan Tata Ruang, Sarana dan Prasarana, membawahkan :
b. Sub Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana.
4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan, membawahkan :
a. Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi.
b. Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Daerah.
5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat,
membawahkan:
a. Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya.
b. Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat.
6. Bidang Perencanaan Pemerintahan, membawahkan :
a. Sub Bidang Perencanaan Sumberdaya Pemerintahan.
b. Sub Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah.
7. Bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik, membawahkan :
a. Sub Bidang Penelitian Pengembangan.
b. Sub Bidang Statistik.
8. Bidang Penanaman Modal, membawahkan :
a. Sub Bidang Informasi Penanaman Modal dan Promosi Daerah.
b. Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi.
9. Unit Pelaksana Teknis Badan.
10. Kelompok Jabatan Fungsional.
Secara lengkap bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung dapat dilihat dalam Gambar
13 Sumber : PMD Bappeda Kota Bandung
Gambar 2.1
2.3 Uraian Pekerjaan BAPPEDA Kota Bandung
Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 410 Tahun 2010 tentang
rincian Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas, Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Kota Bandung, Uraian Tugas Bidang pada BAPPEDA Kota
Bandung adalah sebagai berikut :
1. Kepala Badan
a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan.
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup perencanaan pembangunan
daerah.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya dan
e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan Badan.
2. Sekertariat
a. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan.
b. Pelaksanaan kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum dan
kepegawaian, keuangan dan program.
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang.
d. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program, evaluasi
dan pelaporan kegiatan Badan.
A.Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
1) Pelaksanaan dan penyusunan rencana pengelolaan administrasi umum.
2) Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kegiatan
suat menyurat, pengagendaan naskah dinas, pengagendaan kearsipan,
kerumahtanggaan dan administrasi perjalanan dinas.
3) Pelaksanaan dan penyusunan rencana pengolahan administrasi
kepegawaian.
4) Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan badan.
B.Sub. Bagian Keuangan
1) Pelaksanaan dan penyusunan rencana pengelolaan administrasi
keuangan.
2) Pelaksanaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyiapan
bahan penyusunan anggaran dan penyiapan pengelola keuangan
BAPPEDA.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan administrasi keuangan.
C.Sub.Bagian Program
1) Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi program
kerja Badan.
2) Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan
bahan penyusunan rencana kegiatan dinas, koordinasi penyusunan
rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program dan
3) Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi program
3. Bidang Perencanaan Tata Ruang, Sarana dan Prasarana
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup
perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan sarana
dan prasarana.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan tata ruang dan
lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana.
c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup,
serta perencanaan sarana dan prasarana.
A.Sub Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan tata
ruang dan lingkungan hidup.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup
yang meliputi penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota dan lingkungan hidup, penyusunan rencana pembangunan
pengelolaan kawasan tata ruang dan lingkungan hidup, serta
kerjasama perencanaan pembangunan tata ruang dan lingkungan
B.Sub Bidang Perencanaan Sarana dan Prasarana
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sarana
dan prasarana kota.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sarana dan prasarana kota.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sarana dan prasarana kota yang
meliputi penyusunan rencana pembangunan infrastruktur, sarana dan
prasarana kota, serta kerjasama perencanaan pembangunan
infrastruktur, sarana dan prasarana kota.
4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi serta
perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pengembangan
ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha
daerah.
c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan
pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.
A.Sub Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan perencanaan pengembangan ekonomi.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi yang
meliputi penyusunanpedoman dan standar perencanaan pembangunan
koperasi dan UKM, penyusunan rencana pembangunan pengelolaan
koperasi dan UKM, serta kerjasama perencanaan pembangunan
koperasi dan UKM.
B.Sub Bidang Perencanaan Pembiayaan dan Pembangunan Usaha Daerah
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
pembiayaan dan pengembangan usaha daerah.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan pembiayaan dan pengembangan
usaha daerah.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha
daerah yang meliputi penyusunan pedoman dan standar perencanaan
pembangunan pengembangan usaha daerah, penyusunan rencana
pembangunan pengelolaan pengembangan usaha daerah, serta
5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan
kesejahteraan rakyat.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sosial budaya dan
perencanaan kesejahteraan rakyat.
c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan perencanaan
kesejahteraan rakyat.
A.Sub Bidang Perencanaan Sosial Budaya
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sosial
budaya.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya yang meliputi
penyusunan pedoman, standar dan perencanaan pembangunan
pengembangan sosial budaya yaitu perencanaan pembangunan
pendidikan, perpustakaan, Kepemudaan dan olahraga,
ketenagakerjaan, agama, kebudayaan, kependudukan dancatatan sipil.
B. Sub Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan kesejahteraan rakyat.
3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan kesejahteraan rakyat yang
meliputi penyusunan pedoman, standar dan perencanaan
pembangunan serta memfasilitas pengembangan kesejahteraan yaitu
kesehatan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, Sosial,
Keluarga Berencana dan keluarga sejahtera.
6. Bidang Perencanaan Pemerintahan
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan
sumber daya pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan
daerah.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sumber daya
pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan daerah.
c. Pelaksanaan koordinasi Perencanaan lingkup Sumber Daya Pemerintahan
dan Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah.
A.Sub Bidang Perencanaan Sumber Daya Pemerintahan
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sumber
daya pemerintahan.
2) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup
Sumber Daya Pemerintahan.
3) Pelaksanaan koordinasi penyusunan dokumen perencanaan
penetapan kebijakan, serta pelaksanaan evaluasi potensi dan
monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah.
B.Sub Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
kerjasama pembangunan daerah.
2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup perencanaan kerjasama
pembangunan daerah.
3) Pelaksanaan koordinasi penyusunan dokumen perencanaan lingkup
kerjasama pembangunan daerah yang meliputi perencanaan
pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD, RKPD dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
7. Bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup penelitan
pengembangan dan statistik;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penelitan pengembangan dan
statistik.
c. Pelaksanaan dan pengkordinasian penelitian dan pengembangan lingkup
penelitan pengembangan dan statistik.
A.Sub Bidang Penelitian Pengembangan
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup penelitan
2) Penyiapan bahan penelitian dan pengembangan lingkup penelitan
pengembangan.
3) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sebagai bahan dalam
penyusunan dokumen perencanaan.
B.Sub Bidang Statistik
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup statistik.
2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup statistik.
3) Pelaksanaan lingkup statistik yang meliputi pendataan,
penyelenggaraan survei, penyusunan, pengkajian dan penyajian data
statistik, pengelolaan informasi statistik Kota, penyelenggaraan
kerjasama antar lembaga untuk pengembangan statistik kota serta
penyusunan buku Bandung dalam angka.
8. Bidang Penanaman Modal
a. Perencanaan dan penyusunan program lingkup informasi penanaman
modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman modal dan
promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi.36
c. Pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah
serta bina potensi dan kerjasama investasi.
A.Sub Bidang Informasi Penanaman Modal dan Promosi Daerah
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup informasi penanaman
2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman modal
dan promosi daerah,
3) Pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah
yang meliputi seminar, pameran, temu usaha, pengiriman dan
penerimaan misi penanaman modal dalam rangka promosi dan
pemasaran daerah, baik di dalam dan luar negeri dan falitasi promosi
dan pemasaran produksi dan perdagangan.
B.Sub Bidang Potensi dan Kerjasama Investasi
1) Penyusunan program dan rencana kerja lingkup bina potensi dan
kerjasama investasi.
2) Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup bina potensi dan kerjasama
investasi.
3) Pelaksanaan lingkup bina potensi dan kerjasama investasi yang
meliputi penyusunan peta potensi dan identifikasi potensi sumber daya
daerah, usulan bidang-bidang usaha potensial, fasilitas penanaman
modal, penyiapan materi perjanjian kerjasama penanaman modal,
membangun kemitraan usaha kerjasama, pelaksanaan koordinasian
kerjasama penanaman modal serta pembinaan potensi usaha dalam
2.4 Tugas Pokok dan Fungsi BAPPEDA Kota Bandung
Rincian Tugas pokok dan Fungsi Badan Perencanaan pembangunan
Daerah Kota Bandung Telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Bandung,
Nomor 474 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung, yang dimana Tugas Pokok
dan Fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Tugas Pokok BAPPEDA Kota Bandung
a. Merumuskan kebijakan perencanaan dan penilaian atas pelaksanaan
pembangunan bagi masyarakat Kota Bandung.
b. Memfasilitasi dan mendukung aspirasi masyarakat untuk keinginan
membangun daerahnya agar lebih baik dan perencanaannya tidak
merugikan salah satu pihak yang ada di dalamnya.
c. Mengevaluasi dan membuat pelaporan pelaksanaan atas perencanaan
daerah yang sudah disetujui oleh kebelah dua pihak antara Masyarakat
Kota Bandung dan BAPEDDA.
2. Fungsi BAPPEDA Kota Bandung
Fungsi dan peran BAPPEDA sebagai lembaga teknis daerah yang
bertanggung jawab terhadap perencanaan pembangunan sebagaimana
diamanatkan dalam pasal 14, ayat (1), Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, bahwa salah satu urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah adalah urusan perencanaan dan pengendalian
Kewenangan perencanaan pengendalian tersebut kemudian dipertegas
kembali dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dari 26 (dua puluh enam) urusan sesuai
dengan pasal 7, ayat (2), BAPPEDA sebagai salah satu lembaga teknis daerah 18
yang merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, mengemban 3 (tiga)
urusan wajib yang wajib dilaksanakan, yaitu urusan penataan ruang, perencanaan
pembangunan dan urusan statistik.
Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, tidak kurang terdapat 13 (tiga belas) pasal
yang menyatakan dan menetapkan secara langsung fungsi dan peran Kepala
BAPPEDA, yaitu :
1. Pasal 10, ayat (2) : Kepala Bappeda menyiapkan rancangan RPJP Daerah .
2. Pasal 11, ayat (3) : Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka
Panjang Daerah .
3. Pasal 12, ayat (2) : Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJP
Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah .
4. Pasal 14, ayat (2) : Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RPJM
Daerah sebagai penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah ke dalam
strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas dan arah
5. Pasal 15, ayat (4) : Kepala Bappeda menyusun rancangan RPJM Daerah
dengan menggunakan rancangan Renstra-SKPD .
6. Pasal 16, ayat (4) : Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang Jangka
Menengah Daerah .
7. Pasal 18, ayat (2) : Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RPJM
Daerah berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah .
8. Pasal 20, ayat (2) : Kepala Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD
sebagai penjabaran dari RPJM Daerah .
9. Pasal 21, ayat (4) : Kepala Bappeda mengkoordinasikan penyusunan
rancangan RKPD dengan menggunakan RENJA-SKPD .
10. Pasal 22, ayat (4) : Kepala Bappeda menyelenggarakan Musrenbang
penyusunan RKPD .
11. Pasal 24, ayat (2) : Kepala Bappeda menyusun rancangan akhir RKPD
berdasarkan hasil Musrenbang .
12. Pasal 28, ayat (2) : Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan pembangunan dari masing-masing SKPD .
13. Pasal 29, ayat (3) : Kepala Bappeda menyusun evaluasi pembangunan
27 3.1 Landasan Teori
3.1.1 Anggaran
Anggaran merupakan salah satu hal terpenting dalam mendukung
terlaksananya kegiatan dan pekerjaan para pegawai di kantor instansi pemerintah
karena anggaran tersebut merupakan penunjang kelancaran proses pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi para pegawai. Menurut Mardiasmo yang dikutip dalam
buku Deddi Nordiawan, dkk menyebutkan bahwa :
“Anggaran sebagai pernyataan mengenai estimasi kerja yang hendak
dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
dan penganggaran merupakan proses atau metode untuk mempersiapkan suatu
anggaran.” ( 2010 : 69 )
Sedangkan menurut Dedi Nordiawan, dkk dalam bukunya menyatakan
bahwa :
“Anggaran dinyatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi kerja yang
hendak dicapai selama periode tertentu dalam ukuran finansial.” ( 2010 : 69 )
Aggaran dapat diketahui sebagai rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dalam periode
3.1.2 Standar Operasional Prosedur ( SOP )
Menurut Istyadi Insani (2010 : 1 ), dalam bukunya yang berjudul Standar
Operasional Prosedur (SOP) adalah :
“ Standar Operasional Prosedur sebagai pedoman pelaksanaan administrasi
perkantoran dalam rangka peningkatan pelayanan.”
Sedangkan menurut Arini Tathagati ( 2015 : 1 ) Standar Operasional
Prosedur ( SOP ) adalah :
“Dokumen yang menjabarkan aktivitas operasional yang dilaksanakan
sehari-hari, dengan tuhuan agar pekerjaan tersebut dilaksanakan secara benar,
tepat, dan konsisten, untuk menghasilkan produk sesuai standar yang telah
ditetapkan sebelumnya”.
Pada intinya, SOP mengatur bagaimana proses pekerjaan dilakukan
sehari-hari sebagai pedoman agar pekerjaan tersebut berjalan dengan baik dan
memberikan hasil yang baik sesuai yang diinginkan.
3.1.3 Pencairan Langsung ( LS )
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Indonesia tentang Tata
CaraPembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Daerah Nomor 190/PMK.05/2012 menyebutkan Pencairan Anggaran dengan
metode langsung adalah sebagai berikut :
” Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah
hak lainnya atas dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat
perintah kerja lainnya melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung”.
Adapun dokumen penunjang dalam proses pencairan Langsung adalah
sebagai berikut :
1. Surat Permintaan Pembayaran ( SPP )
Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran
tagihan kepada negara.
2. Surat Permintaan Pembayaran Langsung ( SPP-LS )
Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS
adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Pengeluaran, dalam rangka
pembayaran tagihan kepada penerima hak/ Bendahara Pengeluaran.
3. Salinan Surat Penyediaan Dana ( SPD )
4. Ceklist
Merupakan berkas bukti pembayaran berupa bukti pembayaran yang sah yang
diberikan pihak ketiga kepada bendahara pengeluaran.
5. Surat Perintah Membayar Langsung ( SPM-LS )
Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh Bendahara Pengeluaran untuk mencairkan
anggaran dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara
Adapun pihak-pihak yang terliban dalam Pencairan Langsung ( LS )
adalah sebagai berikut :
1. PPTK
2. Bendahara Pengeluaran / Pembuat SPP
3. Verifikator
4. Penyusun Laporan
5. Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK )
6. Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA )
7. Pengguna Anggaran ( PA )
8. Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD )
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
Adapun pelaksanaan dari Prosedur Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi
pada Badan Perencanaan Pembangunan ( BAPPEDA ) Kota Bandung adalah
sebagai berikut :
3.2.1.1Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Bidang Penanaman
Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kota Bandung
Dalam Laporan Kerja Praktek ini penulis akan membahas metode yang
digunakan Bidang Penanaman Modal dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan
Pengelolaan Administasi Keuangan ( Pencairan LS ) pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai
34
Gambar 3.2
Adapun proses pencairan dengan Metode Langsung ( LS ) menurut
Standar Operasional Prosedur (SOP) Bappeda Kota Bandung adalah sebagai
berikut :
1. PPTK mengajukan SPP untuk Kegiatan Pengadaan Barang atau Jasa yang
sudah dilaksanakan, untuk pembayaran.
2. Bedasarkan pengajuan dari PPTK, Bendahara Peneluaran Memeriksa dan
memastikan apakah pengajuan dari PPTK tidak melebihi alokasi pagu
anggaran. Bila tidak sesuai, maka dikembalikan lagi kepada PPTK untuk
diperbaiki, bila sesuai diberikan kepada verifikator untuk diperiksa.
3. Verifikator memeriksa kebenaran dan kelengkapan berkas, bila tidak valid
atau belum lengkap, maka berkas dikembalikan.
4. Penyusun laporan merekap SPP-LS yang diterima dan setelah lengkap
meneruskan kepada pmbuat SPP.
5. Bendahara pengeluaran menandatangani SPP-LS dengan
dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS, yang
selanjutnya diserahkan kepada PPK.
6. Berdasarkan SPP-LS beserta lampirannya yang diterima dari Bendahara
Pengeluaran, PPK Menerbitkan SPM-LS dan diserahkan kepada KPA.
7. SPM-LS yang diterima dari PPK, diparaf oleh KPA dan diserahkan kepada
PA untuk ditandatangani.
8. PA menandatangani SPM-LS yang diterima dari KPA. SPM-LS yang sudah
9. DPKAD memproses SPM-LS dan menerbitkan SP2D. SP2D yang
diterbitkan disampaikan ke bidang Perbendaharaan.
10. Seluruh rekaman disimpan dan dipelihara oleh bendahara pengeluaran.
3.2.1.2Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi
Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung
Pelaksanaan Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Bidang
Penanaman Modal di BAPPEDA Kota Bandung pada dasarnya telah dilaksanakan
dengan baik dan sesuai prosedur dari Pengelola Administrasi keuangan hal ini
didasarkan pada pengamatan saat melakukan kerja praktek dan berdasarkan hasil
wawancara dengan anggota bidang penanaman modal selaku pengguna anggaran.
Namun pada pelaksanaan proses pencairan anggaran tentu saja selalu
ditemukan beberapa masalah yang terkadang menghambat proses pencairan
anggaran yang dimana menghambat efektivitas dan efisiensi dalam proses
pencairan anggaran. Sesuai yang terkait dengan standar prosedur pencairan
anggaran kegiatan promosi hambatan yang ditemukan seperti berikut :
1. Kurangnya SDM dalam proses penyusunan yang mengakibatkan lamanya
proses penyusunan laporan pertanggungjawaban sehingga keterlambatan
pemberian laporan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran.
2. Ditemukannya kesalahan input informasi yang mengakibatkan harus
dilakukannya pengecekan ulang terhadap pihak ketiga selaku pemberi
3. Kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan,
sehingga harus dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali.
3.2.1.3Upaya Bidang Penanaman Modal Mengatasi Hambatan
dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung
Upaya yang telah dilakukan Bidang Penanaman Modal di Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung dalam mengatasi hambatan
diatas adalah sebagai berikut :
1. Membuat laporanpertanggungjawaban dengan lebih teliti, fokus, dan
melakukan pengecekan ulang sebelum laporan di berikan kepada bendahara
pengeluaran. Serta laporanpertanggungjawaban dibuat dua hari kerja setelah
kegiatan promosi dilakukan.
2. Membiasakan melakukan pengecekan ulang terhadap kwitansi apakah sudah
sesuai atau belum, sebelum pembuatan laporan.
3. Melakukan pengisian SPP dengan lebih teliti dan melakukan pengecekan
kembali setiap diterimanya SPP apakah data sudah sesuai dengan yang ada
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek
3.2.2.1Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang
Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Kota Bandung
Pencairan Anggaran dengan metode Langsung ( LS ) dimana pencairan
anggaran dilakukan setelah Kegiatan Promosi selesai dilaksanakan dan
menggunakan Pihak Ketiga sebagai penyedia jasa, sehingga Pihak Ketiga
mempersiapkan berkas dan bukti-bukti pembayaran yang sah. Pejabat Pelaksana
Teknis Anggaran ( PPTK ) yang telah dipilih dalam kegiatan promosi akan
membuat laporan pertanggungjawaban atau hasil setelah kegiatan promosi
dilaksanakan yang akan di berikan kepada Pengguna Anggaran ( PA ).
Pihak Ketiga yang telah menyediakan jasa dalam pelaksanaan kegiatan
promosi akan menghubungi PPTK untuk menagih biaya-biaya dalam kegiatan
promosi yang telah diakukan dan memberikan berkas bukti-bukti pembayaran
yang berupa list dan bukti pembayaran yang sah seperti kwitansi. Contoh list
pembayaran adalah sebagai berikut :
No Penyediaan Jasa Biaya Bukti Pembayaran
1 Banner dan Spanduk Rp 1.000.000,- √
2 Travel ke Lombok Rp. 2.000.000,- √
Sumber : Bidang Penanaman Modal BAPPEDA Kota Bandung
Tabel 3.3
Ceklis di kolom bukti pembayaran pada contoh list pembayaran
berdasarkan bukti dari kwitansi, apabila bukti kwitansi telah benar maka akan
dicantumkan di list pembayaran pihak ketiga sebagai salah satu bukti dan syarat
pengajuan pembayaran yang akan diberikan kepada PPTK.
Bukti pembayaran yang diterima oleh PPTK disesuaikan atau disusun
kembali sesuai proses kegiatan, dikarenakan kurangnya SDM pada saat
penyusunan, terkadang menyebabkan lamanya proses penyusunan laporan. Juga
keterlambatan penyerahan pelaporan pertanggungjawaban kepada Bendahara
Pengeluaran disebabkan keterlambatan penyusunan laporan pertanggungjawaban
oleh pegawai yang memakan waktu proses pencairan anggaran lebih lama dari
yang seharusnya. Selanjutnya akan diberikan kepada Bendahara Pengeluaran guna
memeriksa apakah sesuai dengan pagu anggaran yang ditetapkan atau tidak. Jika
sudah sesuai lalu diserahkan kepada verifikator untuk diverifikasi terkait
kelengkapan berkas dan kebenaran berkas.
Namun pada saat verifikator menyesuaikan kembali bukti pembayaran
terkadang ditemukan kesalahan input informasi yang tercantum pada kwitansi
baik berupa salah pencatatan nama perusahaan nama kegiatan ataupun kesalahan
input informasi lainnya yang menyebabkan harus dilakukan pengecekan ulang.
Kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, sehingga
harus dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali yang tentunya
memakan waktu lebih lama dalam proses pencairan anggaran.
Jika bukti pembayaran sudah sesuai penyusun laporan merekap SPP-LS
selaku Bendahara Pengeluaran, bendahara pengeluaran menandatangani SPP-LS
dengan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan
SPP-LS, dokumen-dokumen lampiran disini terdiri dari Salinan Surat Penyediaan
Dana ( SPD ) dan CekList yang kemudian diberikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen ( PPK ). Contoh dari Surat Permintaan Pembayaran Langsung (
SPP-LS ) di Badan Perencanaan Pembangunan ( BAPPEDA ) Kota Bandung adalah
Sumber : Bagian Keuangan BAPPEDA Kota Bandung
Gambar 3.3
Kebenaran cara pengisian dan keabsahan format SPP secara administratif
formal dengan memperhatikan :
1. kesuaian nomor kegiatan
2. kodering dan alamat SKPD/Unit Kerja
3. nama dan nomor rekening
4. peruntukkan (pekerjaan/keperluan dana)
5. nomor dan tanggal Surat Penyedian Dana ( SPD ) sebagai dasar
penyediaan dana
6. batas jumlah dana yang disediakan
7. nomor dan tanggal DPA/DPPA/DPAL-SKPD serta pagu dana definitif
kegiatan yang bersangkutan
8. Nomor Rekening Bank
9. Nama Program
Berdasarkan SPP-LS yang diterima dari Bendahara Pengeluaran, Pejabat
Pembuat Komitmen ( PPK ) menerbitkan Surat Perintah Membayar Langsung (
SPM-LS ) dan diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ). SPM yang
diterima diparaf oleh KPA dan diserahkan kepada Pengguna Anggaran ( PA )
untuk ditandatangani, PA disini merupakan Kepala Bappeda, PA menandatangani
SPM-LS yang selanjutnya akan diberikan ke Bendahara Pengeluaran untuk
selanjutnya diserahkan ke Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah ( DPKAD ),
Penerbitan SPM paling lambat dua hari kerja terhitung sejak diterimanya
Badan Perencanaan Pembangunan ( BAPPEDA ) Kota Bandung adalah sebagai
berikut :
Sumber : Bag.Keuangan Bappeda Kota bandung
Gambar 3.4
Surat Perintah Membayar ( SPM )
Dalam hal ini Surat Perintah Membayar ( SPM ) tidak akan dikeluarkan
apabila laporan pertanggungjawaban belum diserahkan kepada Bendahara
Pengeluaran atau laporan pertanggungjwaban beserta dokumen-dokumen
menerbitkan Surat Perintan Pencairan Dana ( SP2D ) atas nama pihak ketiga,
SP2D akan diterbitkan paling lambat dua hari kerja sejak Surat Perintah
Membayar ( SPM ) diterima. SP2D yang diterbitkan disampaikan ke bidang
perbendaharaan yang dimana setelah anggaran tersebut cair akan langsung
diberikan kepada pihak ketiga. Proses pencairan anggaran ini umumnya memakan
waktu satu minggu hingga yang paling lama dua minggu sejak proses penyusunan
laporan pertanggungjawaban.
3.2.2.2Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi
Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung
Hambatan-hambatan yang terjadi dalam Pencairan Anggaran Kegiatan
Promosi pada Bidang Penanaman Modal adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya SDM dalam proses penyusunan laporan pertanggungjawaban
yang mengakibatkan lamanya proses penyusunan laporan
pertanggungjawaban sehingga bedampak pada keterlambatan pemberian
laporan pertanggungjawaban kepada bendahara pengeluaran, yang akan
memakan waktu lebih lama dalam proses pencairan anggaran.
2. Sering ditemukannya kesalahan input informasi pada kwitansi baik dari
nama perusahaan, pencatatan jumlah uang yang keluar maupun informasi
lainnya, yang mengakibatkan harus dilakukannya pengecekan ulang
3. Kesalahan proses pengklasifikasian data setelah SPP sudah berjalan, dimana
tidak sesuai dengan informasi yang terdapat pada laporan
pertanggungjawaban sehingga harus dilakukan perbaikan dari awal dan
pengecekan kembali.
3.2.2.3Upaya Bidang Penanaman Modal Mengatasi Hambatan
dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung
Berikut ini adalah upaya yang dilakukan Bidang Penanaman Modal dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pencairan anggaran :
1. Membuat segera laporan pertanggungjawaban dua hari kerja setelah
kegiatan selaesai dilaksanakan, serta lebih fokus dan teliti dalam membuat
laporan pertanggungjawaban dan membiasakan diri untuk melakukan
pengecekan sebelum memberikannya kepada bendahara pengeluaran.
2. Membiasakan melakukan pengecekan ulang terhadap kwitansi yang
diterima apakah sudah sesuai atau belum, sebelum pembuatan laporan.
3. Melakukan pengisian SPP dengan lebih teliti dan melakukan pengecekan
kembali setiap diterimanya SPP apakah informasi data sudah sesuai dengan
46 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilaksanakan penulis pada Badan
Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA) Kota Bandung bidang Penanaman
Modal, dan berdasarkan dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pembayaran LS adalah pembayaran yang dilakukan langsung kepada
Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas dasar perjanjian kerja,
surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya melalui
penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
2. Hambatan yang terjadi dalam pencairan anggaran kegiatan promosi seperti
yang terjadi pada umumnya yaitu kurangnya SDM pada saat penyusunan,
terkadang menyebabkan lamanya proses penyusunan laporan yang
berakibat pada keterlambatan penyerahan pelaporan pertanggungjawaban
kepada Bendahara Pengeluaran. Pada saat verifikator menyesuaikan
kembali bukti pembayaran terkadang ditemukan kesalahan input informasi
yang tercantum pada kwitansi baik berupa salah pencatatan nama
perusahaan nama kegiatan ataupun kesalahan input informasi lainnya yang
menyebabkan harus dilakukan pengecekan ulang. Dan juga kesalahan
dilakukan perbaikan dari awal dan pengecekan kembali yang tentunya
memakan waktu lebih lama dalam proses pencairan anggaran.
3. Upaya yang dilakukan oleh anggota Bidang Penanaman Modal dalam
mengantisipasi hambatan-hambatan tersebut adalah, dengan membuat
segera laporan pertanggungjawaban dua hari kerja setelah kegiatan selesai
dilaksanakan, serta lebih fokus dan teliti dalam membuat laporan
pertanggungjawaban dan membiasakan diri untuk melakukan pengecekan
sebelum memberikannya kepada bendahara pengeluaran. Membiasakan
melakukan pengecekan ulang terhadap kwitansi yang diterima apakah
sudah sesuai atau belum, sebelum pembuatan laporan. Melakukan
pengisian SPP dengan lebih teliti dan melakukan pengecekan kembali
setiap diterimanya SPP apakah informasi data sudah sesuai dengan yang
ada dalam laporan pertanggungjawaban.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil kerja praktek dan pembahasan yang telah diuraikan
penulis, prosedur pencairan Anggaran langsung (LS) pada BAPPEDA Kota
Bandung sudah baik dan sesuai prosedur yang ditentukan, namun perlu kiranya
penulis memberikan saran yang dapat dijadikan pertimbangkan bagi instansi yang
berkaitan dengan prosedur pencairan anggaran langsung dan uang persediaan,
1. Diharapkan saling mengingatkan untuk membuat laporan
pertanggungjawaban dua hari kerja setelah kegiatan promosi dilakukan
untuk mengantisipasi keterlambatan penyusunan laporan yang dikarenakan
kurangnya SDM dalam penyusunan laporanpertanggungjawaban
2. Perlunya ditingkatkan dalam pengecekan ulang pada dokumen buti-bukti
kwitansi yang diterima dengan lebih teliti apakah sudah sesuai dengan
kegiatan yang dilaksanakan atau tidak agar tidak terjadi kesalahan setelah
input data.
3. Perlunya meningkatkan ketelitian dalam memasukkan data ke dalam
lembar SPP, dimana disesuaikan dengan dokumen dokumen pendukung
sebelumnya, dan perlunya sosialisasi mengenai Standar Operasional
Prosedur ( SOP ) secara keseluruhan kepada seluruh pegawai, agar dapat
diimplementasikan terhadap kegiatan sehari-hari sehingga meminimalisir
GHINA KARIMA RAMADHAN
21112104
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Mata Kuliah Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Dibimbing Oleh :
Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak.,CA
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vii
LEMBAR PENGESAHAN ... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1
1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4
1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 5
1.3.1 Kegunaan Praktis ... 5
1.3.2 Kegunaan Akademis ... 5
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6
1.4.1 Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek... 6
1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 6
BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA ... 9
2.1 Sejarah Singkat Bappeda Kota Bandung ... 9
2.2 Struktur Organisasi Bappeda Kota Bandung ... 11
2.3 Uraian Pekerjaan Bappeda Kota Bandung ... 14
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ... 27
3.1 Landasan Teori ... 27
3.1.1 Anggaran ... 27
3.1.2 Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 28
3.1.3 Pecairan Langsung (LS) ... 28
3.2 Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan Kerja Praktek ... 30
3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 30
3.2.1.1 Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 30
3.2.1.2 Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 36
3.2.1.3 Upaya Bidang Penanaman Modal mengatasi Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 37
3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 38
3.2.2.1 Proses Pencairan Anggaran dalam Kegiatan Promosi di Bidang Penanaman Modal Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kota Bandung ... 38
3.2.2.2 Hambatan dalam Proses Pencairan Anggaran dalam
3.2.2.3 Upaya Bidang Penanaman Modal mengatasi Hambatan
dalam Proses Pencairan Anggaran Kegiatan Promosi Pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA )
Kota Bandung ... 45
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
4.1 Kesimpulan ... 46
4.2 Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50
49
Mardiasmo, 2001. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. Andi.
Nordiawan, Deddi, Ayuningtyas Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi
Kedua. Jakarta. Salemba Empat.
Tugas Pokok, dan Fungsi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota
Bandung
Tugas Pokok, dan Fungsi Bidang Penanaman Modal Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Kota Bandung.
Pedoman Mutu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor 190/PMK.05/2012
Perdirjen Perbendaharaan No. Per-66/Pb/2005.
Perpres Nomor 54 Tahun 2010.
www.bappeda-bandung.go.id
iv
melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “IMPLEMENTASI
PENCAIRAN ANGGARAN KEGIATAN PROMOSI.”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu penulis mohon maaf apabila dalam penyusunan laporan ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Namun penulis berusaha untuk
menanggulanginya. Kritik dan saran sangat membangun penulis harapkan agar
laporan ini lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, S.E., M.Ak., Ak.,CA, selaku ketua Program Studi
Akuntansi.
5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si selaku kordinator Kerja Praktek Prodi
Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.
6. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si.,Ak.,CA, selaku Dosen Wali
Akuntansi-4 angkatan 2012 sekaligus sebagai dosen Pembimbing sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek.
7. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
8. Drs.H.R.Achmad Tadjudin Sastrawinata, M.Si., selaku Kepala Bidang
Penanaman Modal Daerah di BAPPEDA Kota Bandung;
9. Ateng Rudi Rachman, SH., selaku Kepala Sub Bidang Bina Potensi dan
Kerjasama Investasi di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA
Kota Bandung;
10.Drs. Deden Rusyana, selaku Kepala Sub Bidang Informasi Penanaman
Modal dan Promosi di Bidang Penanaman Modal Daerah BAPPEDA Kota
Bandung;
11.Dede Sopyan, SAP., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal
Daerah BAPPEDA Kota Bandung;
12.Elly Yudiningsih, SE., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal
Daerah BAPPEDA Kota Bandung;
13.Andrie Prasetya Nugraha, S.sos, selaku Pelaksana di Bidang Penanaman
Modal Daerah BAPPEDA Kota Bandung;
14.Ida Maemunah, S.sos., selaku Pelaksana di Bidang Penanaman Modal
15.Seluruh Karyawan di BAPPEDA Kota Bandung yang telah membantu
selama proses Kerja Praktek maupun proses pembuatan laporan;
16.Bapak T.Karpidin dan Ibu Ika Hermina, kedua orang tuaku yang selalu
memberikan doa, kasih sayang dan dukungan dalam menempuh
pendidikan untuk bekal di masa depan.
17.Teman–teman seperjuangan Mirna, Silvia, Kezia, Sahabat-sahabatku, dan
semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang tulus.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang telah
menyempatkan diri untuk membaca laporan hasil kerja praktek ini. Semoga isi
laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.
Bandung, Desember 2015