APLIKASI SIMULASI SISTEM UNTUK PERENCANAAN
PEMBELIAN BAHAN DAN PERSEDIAAN PRODUK
DI PT. MEDAN TROPICAL CANNING & FROZEN INDUSTRIES
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
Widya Rahmadani Utami
NIM. 080403083
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan
baik. Pembuatan Tugas Sarjana ini merupakan langkah selanjutnya bagi penulis
untuk mengenal dunia kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama
perkuliahan dan ditujukan untuk memenuhi sebagain syarat-syarat dan ketentuan
dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar sarjana teknik.
Tugas Sarjana ini terdiri dari struktur pengerjaan dan dasar-dasar dari
penelitian yang akan dilakukan di PT. Medan Tropical Canning & Frozen
Industries. Tugas ini memaparkan judul Tugas Sarjana penulis, yaitu “Aplikasi Simulasi Sistem untuk Perencanaan Pembelian Bahan dan Persediaan Produk di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan Tugas Sarjana
ini. Akhir kata, penulis berharap agar tugas ini berguna bagi kita semua.
Medan, Juli 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah mendapatkan
bimbingan dan dukungan yang besar dari berbagai pihak, baik berupa materi,
spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA, selaku Dosen Pembimbing I
atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang selalu diberikan dalam
penyelesaian Tugas Sarjana ini.
4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Dosen Pembimbing II sebagai dosen
pembimbing yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis untuk
menghasilkan karya ilmiah yang baik.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Dosen Pembanding I
yang telah memberikan banyak masukan positif dalam penyelesaian Tugas
Sarjana ini.
6. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M.Sc, selaku Dosen Pembanding II yang
telah memberikan banyak masukan positif dalam penyelesaian Tugas Sarjana
7. Bapak Aulia Ishak, ST, MT, selaku Dosen Pembanding III yang telah
memberikan banyak masukan positif dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
8. Bapak Nazamuddin Hutabarat, SH, selaku Manajer Personalia PT. Medan
Tropical Canning & Frozen Industries yang memberikan izin melakukan
penelitian ini.
9. Bapak Tengku Aznul, selaku Asisten Manajer Produksi PT. Medan Tropical
Canning & Frozen Industries yang membimbing penulis dalam penelitian ini.
10.Orang tua dan adik-adik yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada
penulis baik doa, moral maupun materi dalam menyelesaikan Tugas Sarjana.
11.Akhmad Bakrie, selaku rekan setia dan seperjuangan yang tidak pernah lelah
membantu, memberi masukan, dan memotivasi penulis dalam penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
12.Sahabat penulis Sieben Schewester dan semua teman-teman angkatan 2008 di
Departemen Teknik Industri USU yang telah memberikan banyak masukan
kepada penulis.
13.Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani, Bang Nurmansyah, dan Bang Ridho atas
bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian
Tugas Sarjana ini.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian
laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan
terima kasih. Semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juli 2012
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-3
1.3. Tujuan Penelitian ... I-4
1.4. Manfaat Penelitian ... I-4
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-5
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1 2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.4. Daerah Pemasaran ... II-4
2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-4
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4
2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja ... II-7
2.5.3. Jam Kerja ... II-8
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8
2.6. Proses Produksi ... II-10
2.6.1. Standar Kualitas ... II-10
2.6.2. Bahan yang Digunakan ... II-11
2.6.3. Uraian Proses Produksi ... II-12
2.6.4. Mesin dan Peralatan yang Digunakan ... II-13
2.6.5. Utilitas ... II-13
2.6.6. Waste Treatment ... II-14
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Pembelian ... III-1
3.1.1. Peran dan Lingkup Pembelian ... III-1
3.1.2. Pengukuran Performa Pembelian dan Peningkatan
yang Berkesinambungan ... III-3
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.3. Perencanaan Persediaan ... III-7
3.4. Bentuk Sistem Persediaan ... III-7
3.5. Tujuan Persediaan ... III-10
3.6. Fungsi Persediaan ... III-11
3.7. Definisi Simulasi ... III-13
3.8. Tujuan Imitasi pada Simulasi ... III-14
3.9. Prinsip Dasar Simulasi ... III-15
3.10. Konsep Simulasi ... III-16
3.11. Imitasi Sistem ... III-17
3.12. Langkah-langkah Simulasi ... III-18
3.13. Simulasi Dinamis ... III-20
3.14. Powersim ... III-24
3.15. Komponen Powersim ... III-26
3.16. Persamaan Simulasi Dinamis ... III-29
3.17. Verifikasi dan Validasi Model Simulasi ... III-37
3.17.1. Verifikasi Model Simulasi ... III-37
3.17.2. Validasi Model Simulasi ... III-38
3.17.2.1. Bentuk Validasi Model ... III-38
3.17.2.2. Pengulangan Simulasi ... III-39
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.17.2.4. Nilai Rata-rata Hasil Simulasi ... III-40
3.17.2.5. Penentuan Jumlah Ulangan Simulasi ... III-41
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Jenis Penelitian ... IV-1
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.3. Kerangka Konseptual ... IV-1
4.4. Pengumpulan Data ... IV-4
4.4.1. Sumber Data ... IV-4
4.4.2. Instrumen Penelitian ... IV-5
4.4.3. Metode Pengumpulan Data ... IV-6
4.5. Pengolahan Data ... IV-6
4.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-11
4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-11
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Jumlah Tangkapan ... V-1
5.1.2. Data Permintaan Produk Makanan Kaleng ... V-3
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.1.4. Kapasitas Maksimum Produksi dan Kapasitas
Kontainer ... V-3
5.1.5. Data Persentase Rendemen Proses Produksi ... V-4
5.1.6. Data Harga Penjualan Produk, Unit Cost Produk
Penjualan Frozen, dan Unit Cost Frozen ... V-4
5.2. Pengolahan Data ... V-5
5.2.1. Formulasi Masalah ... V-5
5.2.2. Membangun Model ... V-5
5.2.2.1. Causal Loop ... V-6
5.2.2.2. Main Model ... V-12
5.2.3. Akuisisi Data ... V-17
5.2.3.1. Pengujian Distribusi Data Jumlah
Tangkapan Ikan Tuna ... V-17
5.2.3.2. Pengujian Distribusi Data Jumlah
Tangkapan Udang ... V-19
5.2.3.3. Pengujian Distribusi Data Jumlah
Tangkapan Kepah ... V-21
5.2.4. Menerjemahkan Model ... V-22
5.2.4.1. Kuantifikasi Data ... V-23
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.4.2.1. Hasil Simulasi Pola Tangkapan
Ikan Tuna, Udang, dan Kepah ... V-41
5.2.4.2.2. Hasil Simulasi Rencana Pembelian
Ikan Tuna, Udang, dan Kepah ... V-42
5.2.4.2.2.1. Hasil Simulasi Rencana
Pembelian Ikan Tuna . V-43
5.2.4.2.2.2. Hasil Simulasi Rencana
Pembelian Udang ... V-46
5.2.4.2.2.3. Hasil Simulasi Rencana
Pembelian Kepah ... V-49
5.2.4.2.3. Hasil Simulasi Total Profit Produk
Ikan Tuna, Udang, dan Kepah ... V-52
5.2.4.2.3.1. Hasil Simulasi Total
Profit Produk Ikan Tuna V-52
5.2.4.2.3.2. Hasil Simulasi Total
Profit Produk Udang .. V-53
5.2.4.2.3.3. Hasil Simulasi Total
Profit Produk Kepah .. V-54
5.2.5. Verifikasi ... V-54
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.6.1. Validasi Total Profit Produk Ikan Tuna ... V-58
5.2.6.2. Validasi Total Profit Produk Udang ... V-61
5.2.6.3. Validasi Total Profit Produk Kepah ... V-63
5.2.7. Perencanaan Taktis dan Strategis ... V-65
5.2.8. Eksperimen ... V-66
5.2.9. Analisis Hasil ... V-73
5.2.10. Implementasi dan Dokumentasi ... V-85
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1. Analisis Formulasi Masalah ... VI-1
6.2. Analisis Membangun Model ... VI-1
6.3. Analisis Akuisisi Data ... VI-2
6.4. Analisis Menerjemahkan Model ... VI-3
6.5. Analisis Verifikasi ... VI-10
6.6. Analisis Validasi ... VI-11
6.7. Analisis Perencanaan Taktis dan Strategis ... VI-12
6.8. Analisis Eksperimen ... VI-14
6.9. Analisis Hasil Simulasi ... VI-15
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
― GAMBAR ALGORITMA PERENCANAAN PEMBELIAN BAHAN
DAN PERSEDIAAN PRODUK
― SURAT KEPUTUSAN TENTANG TUGAS SARJANA MAHASISWA
― SURAT PERMOHONAN TUGAS SARJANA
― FORMULIR PENETAPAN TUGAS SARJANA
― SURAT IJIN MELAKUKAN RISET (SURAT PENJAJAKAN) KE PT.
MEDAN TROPICAL CANNING & FROZEN INDUSTRIES
― SURAT BALASAN IZIN RISET DARI PT. MEDAN TROPICAL
CANNING & FROZEN INDUSTRIES
― LEMBAR ASISTENSI TUGAS SARJANA DOSEN PEMBIMBING I
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja PT. Medan Tropical Canning &
Frozen Industries ... II-7
2.2. Jam Kerja pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries.... II-8
3.1. Simbol Operasi Aritmatika ... III-30
5.1. Data Jumlah Tangkapan Periode 1 Februari 2012–31 Maret 2012 .... V-1
5.2. Data Rentang Permintaan Makanan Kaleng ... V-3
5.3. Data Persentase Rendemen Proses Produksi ... V-4
5.4. Data Harga Penjualan Produk, Unit Cost Produk, Penjualan Frozen
dan Unit Cost Frozen ... V-4
5.5. Pendefinisian Komponen Main Model Jenis Ikan Tuna dalam
Software Powersim ... V-24
5.6. Pendefinisian Komponen Main Model Jenis Udang dalam
Software Powersim ... V-28
5.7. Pendefinisian Komponen Main Model Jenis Kepah dalam
Software Powersim ... V-32
5.8. Time Table Simulasi Pola Tangkapan Ikan Tuna, Udang, dan Kepah V-43
5.9. Time Table Simulasi Rencana Pembelian Ikan Tuna I-V ... V-46
5.10. Time Table Simulasi Rencana Pembelian Udang I-V ... V-48
5.11. Time Table Simulasi Rencana Pembelian Kepah I-V ... V-51
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.13. Time Table Simulasi Total Profit Produk Udang ... V-53
5.14. Time Table Simulasi Total Profit Produk Kepah ... V-54
5.15. Perbandingan Formulasi Komponen Manual dengan Powersim ... V- 55
5.16. Pengujian Validasi Simulasi Total Profit Produk Ikan Tuna ... V-59
5.17. Rata-rata Pembelian Ikan Tuna dan Rata-rata Sisa Stok Produk Ikan
Ikan Tuna ... V-60
5.18. Pengujian Validasi Simulasi Total Profit Produk Udang ... V-62
5.19. Rata-rata Pembelian Udang dan Rata-rata Sisa Stok Produk Udang . V-62
5.20. Pengujian Validasi Simulasi Total Profit Produk Kepah ... V-64
5.21. Rata-rata Pembelian Kepah dan Rata-rata Sisa Stok Produk Kepah .. V-64
5.22. Rata-rata Permintaan Harian Produk dalam Jumlah yang Tetap ... V-65
5.23. Rencana Pembelian Bahan dalam Jumlah yang Tetap ... V-66
5.24. Time Table Simulasi Rencana Pembelian Ikan Tuna I-V dalam Jumlah
yang Tetap ... V-67
5.25. Time Table Simulasi Rencana Pembelian Udang I-V dalam Jumlah
yang Tetap ... V-69
5.26. Time Table Simulasi Rencana Pembelian Kepah I-V dalam Jumlah
yang Tetap ... V-71
5.27. Rata-rata Total Profit dalam Jumlah yang Tetap ... V-72
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.29. Rata-rata Sisa Stok dalam Jumlah Pembelian yang Tetap ... V-73
5.30. Perbandingan Rata-rata Total Profit Produk Ikan Tuna ... V-74
5.31. Perbandingan Rata-rata Pembelian Ikan Tuna ... V-75
5.32. Perbandingan Rata-rata Sisa Stok Produk Ikan Tuna ... V-77
5.33. Perbandingan Rata-rata Total Profit Produk Udang ... V-78
5.34. Perbandingan Rata-rata Pembelian Udang ... V-79
5.35. Perbandingan Rata-rata Sisa Stok Produk Udang ... V-80
5.36. Perbandingan Rata-rata Total Profit Produk Kepah ... V-82
5.37. Perbandingan Rata-rata Pembelian Kepah ... V-83
5.38. Perbandingan Rata-rata Sisa Stok Produk Kepah ... V-84
6.1. Hasil Pengujian Distribusi terhadap Pola Tangkapan ... VI-3
6.2. Time Table Simulasi Total Profit Produk Ikan Tuna, Udang, dan
Kepah ... VI-9
6.3. Hasil Uji Validasi terhadap Data Total Profit Produk Ikan Tuna,
Udang, dan Kepah ... VI-12
6.4. Rencana Pembelian Bahan dalam Jumlah yang Tetap ... VI-13
6.5. Rata-rata Total Profit dalam Jumlah yang Tetap ... VI-14
6.6. Perbandingan Rata-rata Total Profit, Rata-rata Pembelian Harian, dan
Rata-rata Sisa Stok Produk ... VI-15
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen
Industries ... II-6
2.2. Bagan Alir Proses Produksi di PT. Medan Tropical Canning & Frozen
Industries ... II-12
3.1. Sistem Persediaan Input-Output ... III-8
3.2. Sistem Persediaan Berjenjang ... III-10
3.3. Hubungan antara Berbagai Jenis Model ... III-22
3.4. Tampilan Awal Powersim Constructor ... III-25
3.5. Keterangan Tombol-tombol pada Powersim ... III-26
3.6. Ikon Level (a) dan Label Level (b) ... III-27
3.7. Ikon Rate (a) dan Label Rate (b) ... III-27
3.8. Ikon Auxilary (a) dan Label Auxilary (b) ... III-28
3.9. Ikon Constant (a), Ikon Snapshot (b), Label Constant (c), dan Label
Snapshot Constant (d) ... III-29
3.10. Urutan Komputasi Simulasi Dinamis ... III-30
4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2
4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10
4.3. Blok Diagram Langkah-langkah Penelitian ... IV-12
5.1. Contoh Causal Loop Hasil Tangkapan Ikan Tuna yang Ditawarkan
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.2. Contoh Causal Loop Profit Produk Ikan Tuna ... V-8
5.3. Causal Loop Jenis Ikan Tuna ... V-9
5.4. Causal Loop Jenis Udang ... V-10
5.5. Causal Loop Jenis Kepah ... V-11
5.6. Legenda yang Digunakan dalam Main Model ... V-13
5.7. Contoh Main Model Persediaan Produk Ikan Tuna ... V-13
5.8. Main Model pada Jenis Ikan Tuna ... V-8
5.9. Main Model pada Jenis Udang ... V-9
5.10. Main Model pada Jenis Kepah ... V-10
5.11. Pola Distribusi Frekuensi Jumlah Tangkapan Ikan Tuna ... V-19
5.12. Pola Distribusi Frekuensi Jumlah Tangkapan Udang ... V-20
5.13. Pola Distribusi Frekuensi Jumlah Tangkapan Kepah ... V-22
5.14. Main Model pada Jenis Ikan Tuna yang Telah Dikuantifikasi ... V-38
5.15. Main Model pada Jenis Udang yang Telah Dikuantifikasi ... V-39
5.16. Main Model pada Jenis Kepah yang Telah Dikuantifikasi ... V-40
5.17. Time Graph Simulasi Pola Tangkapan Ikan Tuna,Udang, dan Kepah V-41
5.18. Time Graph Simulasi Rencana Pembelian Ikan Tuna I-V ... V-44
5.19. Time Graph Simulasi Rencana Pembelian Udang I-V ... V-47
5.20. Time Graph Simulasi Rencana Pembelian Kepah I-V ... V-50
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.22. Rencana Pembelian Udang I-V dalam Jumlah yang Tetap ... V-69
5.23. Rencana Pembelian Kepah I-V dalam Jumlah yang Tetap ... V-71
5.24. Grafik Perbandingan Rata-rata Total Profit Produk Ikan Tuna ... V-75
5.25. Grafik Perbandingan Model Pembelian Ikan Tuna ... V-76
5.26. Grafik Perbandingan Sisa Stok Produk Ikan Tuna ... V-77
5.27. Grafik Perbandingan Rata-rata Total Profit Produk Udang ... V-79
5.28. Grafik Perbandingan Model Pembelian Udang ... V-80
5.29. Grafik Perbandingan Sisa Stok Produk Udang ... V-81
5.30. Grafik Perbandingan Rata-rata Total Profit Produk Kepah ... V-82
5.31. Grafik Perbandingan Model Pembelian Kepah ... V-83
5.32. Grafik Perbandingan Sisa Stok Produk Kepah ... V-84
6.1. Time Graph Simulasi Pola Tangkapan Ikan Tuna, Udang, dan Kepah VI-4
6.2. Time Graph Simulasi Rencana Pembelian Ikan Tuna ... VI-6
6.3. Time Graph Simulasi Rencana Pembelian Udang ... VI-7
ABSTRAK
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur khususnya mengolah bahan hasil laut. Pada kondisi nyatanya perusahaan dihadapkan pada permasalahan yaitu sering terjadinya kekurangan bahan dikarenakan prediksi pembelian bahan yang dilakukan secara kasar sehingga mengakibatkan sering tidak terpenuhinya jumlah permintaan. Selain itu, dampak yang dapat ditimbulkan adalah perusahaan tidak memiliki landasan dalam pertimbangan dari segi ekonomis. Jika perusahaan terus menerapkan metode seperti ini dengan adanya persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan dapat kehilangan profit dari yang seharusnya diperoleh. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perencanaan pembelian bahan dan persediaan produk dengan mengaplikasikan simulasi sistem dengan cara merancang beberapa alternatif model pembelian sehingga diperoleh kondisi terbaik.
Tujuan yang ingin dicapai adalah merancang model-model pembelian dan memperoleh model pembelian dan sisa stok produk berdasarkan total profit maksimal. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah mengenai pembelian, persediaan, simulasi, dan Powersim. Simulasi ini yang dijalankan pada 3 jenis bahan, yaitu ikan tuna, udang, dan kepah. Model pembelian yang dirancang terdiri atas dua rencana, yaitu model pembelian dalam jumlah yang bervariasi dan dalam jumlah yang tetap. Masing-masing kategori model pembelian terdiri atas 5 level rencana.
Rencana I dilakukan kenaikan pembelian ikan tuna dan udang sebesar 50% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 30% dari kebutuhan bahan harian. Rencana II dilakukan kenaikan pembelian ikan tuna dan udang sebesar 25% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 15% dari kebutuhan bahan harian. Rencana III dilakukan pembelian semua jenis bahan sebesar kebutuhan bahan harian. Rencana IV dilakukan penurunan pembelian ikan tuna dan udang sebesar 25% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 15% dari kebutuhan bahan harian. Rencana V dilakukan penurunan pembelian sebesar 50% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 30% dari kebutuhan bahan harian.
ABSTRAK
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur khususnya mengolah bahan hasil laut. Pada kondisi nyatanya perusahaan dihadapkan pada permasalahan yaitu sering terjadinya kekurangan bahan dikarenakan prediksi pembelian bahan yang dilakukan secara kasar sehingga mengakibatkan sering tidak terpenuhinya jumlah permintaan. Selain itu, dampak yang dapat ditimbulkan adalah perusahaan tidak memiliki landasan dalam pertimbangan dari segi ekonomis. Jika perusahaan terus menerapkan metode seperti ini dengan adanya persaingan yang semakin ketat, maka perusahaan dapat kehilangan profit dari yang seharusnya diperoleh. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan perencanaan pembelian bahan dan persediaan produk dengan mengaplikasikan simulasi sistem dengan cara merancang beberapa alternatif model pembelian sehingga diperoleh kondisi terbaik.
Tujuan yang ingin dicapai adalah merancang model-model pembelian dan memperoleh model pembelian dan sisa stok produk berdasarkan total profit maksimal. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah mengenai pembelian, persediaan, simulasi, dan Powersim. Simulasi ini yang dijalankan pada 3 jenis bahan, yaitu ikan tuna, udang, dan kepah. Model pembelian yang dirancang terdiri atas dua rencana, yaitu model pembelian dalam jumlah yang bervariasi dan dalam jumlah yang tetap. Masing-masing kategori model pembelian terdiri atas 5 level rencana.
Rencana I dilakukan kenaikan pembelian ikan tuna dan udang sebesar 50% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 30% dari kebutuhan bahan harian. Rencana II dilakukan kenaikan pembelian ikan tuna dan udang sebesar 25% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 15% dari kebutuhan bahan harian. Rencana III dilakukan pembelian semua jenis bahan sebesar kebutuhan bahan harian. Rencana IV dilakukan penurunan pembelian ikan tuna dan udang sebesar 25% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 15% dari kebutuhan bahan harian. Rencana V dilakukan penurunan pembelian sebesar 50% dari kebutuhan bahan harian sedangkan pembelian kepah 30% dari kebutuhan bahan harian.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan selalu berupaya untuk menjaga eksistensinya dalam
persaingan bisnis yang semakin kompetitif. Faktor yang menjadi pokok pemikiran
dan memberikan pengaruh yang besar yaitu pada perencanaan persediaan.
Perencanaan persediaan merupakan salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan perusahaan untuk mencapai target penjualannya. Perencanaan
persediaan berfungsi untuk menjaga fluktuasi permintaan, spekulasi produk ketika
harga produk naik dan memberikan kepuasan kepada konsumen. Masalah yang
sering terjadi dalam perencanaan persediaan terutama pada perusahaan yang
mengolah hasil-hasil sumber daya alam adalah ketersediaan sumber daya sebagai
bahan baku yang akan diolah dan ketidakpastian jumlah bahan baku yang dapat
diperoleh sehingga akan mempengaruhi ke jumlah produk yang dapat dihasilkan.
Oleh karena itu, perusahaan harus bisa merencanakan pembelian bahan dengan
tujuan untuk memprediksi jumlah persediaan produk yang dihasilkan yang dapat
memenuhi permintaan pasar.
Berdasarkan hasil observasi dan interview dengan pihak perusahaan PT.
Medan Tropical Canning & Frozen Industries, diperoleh bahwa perusahaan ini
berproses produksi secara terputus atau intermitten process (proses terputus)
untuk memenuhi permintaan yang bersifat fluktuatif (berubah-ubah) dari waktu ke
menganut sistem Make To Stock (MTS) karena produk-produk diselesaikan dan
ditempatkan sebagai persediaan untuk dipasarkan ke pihak konsumen.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, ada penelitian dengan judul
perbandingan model persediaan dalam variabel permintaan dengan
mengaplikasikan simulasi diperoleh model yang bertujuan untuk menurunkan
biaya-biaya dengan berbagai alternatif model persediaan sedangkan penelitian
lainnya hanya berfokus pada pengurangan biaya persediaan tanpa memunculkan
berbagai alternatif.
Berdasarkan hasil interview dengan pihak perusahaan, perusahaan ini tidak
memiliki sistem persediaan dan sering mengalami kekurangan bahan yang diolah
dikarenakan prediksi pembelian bahan yang dilakukan secara kasar, yaitu
berdasarkan rata-rata jumlah bahan yang telah dibeli pada periode sebelumnya
sehingga mengakibatkan sering terjadi kekurangan jumlah persediaan produk dari
jumlah permintaan yang bervariasi.
Selain itu, dampak yang dapat ditimbulkan adalah perusahaan tidak
memiliki landasan dalam pertimbangan dari segi ekonomis. Jika perusahaan terus
menerapkan metode seperti ini dengan adanya persaingan yang semakin ketat,
maka perusahaan dapat kehilangan profit dari yang seharusnya diperoleh.
Rata-rata pembelian ikan tuna yang dilakukan adalah 2,4 Ton/hari, untuk udang adalah
2,1 Ton/hari, dan untuk kepah 2,5 Ton/hari sedangkan kapasitas maksimum
produksi sebesar 5 Ton/hari. Satu ton bahan bisa menghasilkan produk sebanyak
3.000 Kaleng. Jumlah kebutuhan bahan harian baik ikan tuna, udang, maupun
perusahaan sering melakukan pembelian di bawah kebutuhan bahan harian, selain
itu tidak adanya sistem persediaan pada perusahaan sehingga perusahaan sering
mengalami kekurangan jumlah persediaan produk sebanyak 1.000–30.000
Kaleng/bulan dari jumlah permintaan produk.
Oleh karena itu, pada penelitian ini akan diaplikasikan simulasi sistem
untuk merencanakan pembelian bahan dengan berbagai level alternatif sehingga
dapat ditentukan persediaan produk yang disesuaikan dengan permintaan pasar
yang bervariasi dan dapat diperoleh profit yang maksimal.
1.2. Perumusan Masalah
Sering terjadinya kekurangan bahan yang diolah dikarenakan prediksi
pembelian bahan yang dilakukan secara kasar, yaitu berdasarkan rata-rata jumlah
bahan yang telah dibeli pada periode sebelumnya sehingga mengakibatkan sering
terjadi kekurangan jumlah persediaan produk dari jumlah permintaan yang
bervariasi. Jika kondisi ini terjadi terus-menerus, maka secara perlahan akan
membuat perusahaan kehilangan profit yang seharusnya diperoleh. Oleh karena
itu, untuk membantu perusahaan menghadapi kondisi seperti ini, maka akan
dilakukan perencanaan pembelian bahan dan persediaan produk dengan
mengaplikasikan simulasi sistem dengan cara merancang beberapa alternatif
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk merencanakan pembelian bahan
dan persediaan produk dengan mengaplikasikan simulasi sistem yang dapat
diimplementasikan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Merancang model-model pembelian dengan menggunakan simulasi sistem.
2. Memperoleh model pembelian dan sisa stok produk berdasarkan total profit
maksimal.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai
pihak yakni:
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Mahasiswa dapat mempelajari dan menguasai teknik simulasi dengan
menggunakan software Powersim Studio untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada di perusahaan.
b. Mahasiswa memahami konsep perencanaan pembelian bahan dan
persediaan produk sebagai suatu sistem yang kompleks.
2. Manfaat bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi perusahaan untuk
merencanakan pembelian bahan dan persediaan produk dengan berbagai
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik
Industri USU.
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi
Adapun batasan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Software yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah software
Arena 10.0, powersim studio 2005, dan Microsoft Excel.
2. Perilaku jumlah tangkapan dilihat dari data historis selama dua bulan dimulai
dari 1 Februari 2012 sampai 31 Maret 2012.
3. Bahan baku yang diproses secara rutin untuk diekspor adalah ikan tuna,
udang, dan kepah.
4. Prosedur pembelian bahan tidak dibahas.
5. Waktu proyeksi simulasi dilakukan selama 1 bulan ke depan yang terdiri dari
25 hari kerja.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada perubahan sistem produksi dan metode kerja yang digunakan
selama tahun 2012.
2. Pola data yang terjadi pada masa lalu dianggap akan berlangsung ke masa
yang akan datang.
3. Tidak ada kendala yang terjadi dalam proses penangkapan bahan-bahan di
4. Tidak ada masalah yang terjadi saat pengiriman bahan baku dari supplier ke
perusahaan dan pembelian bahan baku dilakukan setiap hari kerja.
5. Pekerja dianggap bekerja secara normal.
6. Lini produksi disusun berdasarkan jenis pengolahan bahan baku.
7. Setiap kontainer pengiriman produk terdiri dari hanya satu jenis produk.
8. Permintaan harian produk makanan kalengdapat dicukupi perusahaan dengan
melaksanakan produksi 1 shift ditambah overtime (lembur).
9. Harga produk makanan kaleng dikonversikan dalam satuan mata uang
Rupiah.
10. Tidak terjadi perubahan harga bahan dan harga jual produk selama tahun
2012.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika yang digunakan dalam tugas sarjana ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN, menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan
asumsi serta sistematika penulisan tugas sarjana.
BAB II: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN, menguraikan secara jelas
tentang sejarah perusahaan, ruang lingkup usaha, lokasi perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, pembagian tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja,
jam kerja, proses produksi yang mencakup standar kualitas, bahan yang
digunakan, uraian proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan, utilitas,
BAB III: LANDASAN TEORI, menguraikan tentang tinjauan-tinjauan
kepustakaan yang berisi teori-teori pendukung yang digunakan sebagai landasan
dalam pembahasan dan pemecahan masalah.
BAB IV: METODOLOGI PENELITIAN, menjelaskan tentang metodologi
yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan
penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya.
BAB V: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA, menjelaskan
tentang pengumpulan data yang dilakukan dan sumber data yang dikumpulkan
adalah data sekunder. Bab ini juga berisi tentang pengolahan data penelitian
dengan menggunakan rancangan simulasi dengan bantuan software Powersim
Studio.
BAB VI: ANALISIS PEMECAHAN MASALAH, mengenai analisis hasil
pengolahan data seperti analisis terhadap masalah untuk menghasilkan berberapa
alternatif pemecahan masalah dan pemilihan alternatif terbaik sebagai solusi dari
permasalahan.
BAB VII: KESIMPULAN DAN SARAN, berisi kesimpulan yang diperoleh
penulis dari analisis pemecahan masalah dan saran-saran yang bermanfaat
diberikan penulis kepada pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Medan Canning & Frozen Industries (PT. MTC) didirikan pada tahun
1984 berdasarkan akte pendirian No. 153 tanggal 31 Januari 1984 dibuat oleh
Notaris Aniswar Yanis, S.H. di Medan dengan nama PT. Medan Canning &
Frozen Industries bergerak di bidang Usaha Industri Pengolahan Hasil Perikanan
untuk ekspor. Sebelumnya, pada tahun 1980-1984 pendiri aktif melakukan ekspor
daging kepiting mentah melalui pesawat udara ke Penang Malaysia untuk bahan
baku industri pengalengan Tropical Canning SDN-BHD Bukit Martajam Penang
Malaysia.
Pada tahun 1984 waktu pendirian PT. MTC, dengan modal kerja yang
sangat terbatas perusahaan hanya menyewa 4 lokal bangunan Standard Building
milik PT. KIM, dengan pemasangan mesin dan peralatan produksi pabrik
pengalengan secara sederhana dari barang-barang dan mesin-mesin peralatan
bekas pakai dari industri pengalengan Tropical Canning SDN-BHD Penang
Malaysia. Produksi percobaan bulan Juni 1985 dan produksi komersil bulan
Juli/Agustus 1985 dengan jumlah tenaga kerja 150 orang dan ekspor perdana hasil
produksi kepiting dalam kaleng (Canned Crabmeat) di bulan Oktober 1985 hanya
sebanyak 1 kontainer perbulan sampai dengan bulan Mei 1986 diekspor tanpa
merek ke Malaysia kemudian dari Malaysia diekspor ke Amerika Serikat dan
ke Amerika Serikat dan Kanada PT. MTC memperoleh sertifikat izin masuk
produk Canned Crabmeat ke Amerika Serikat dan Kanada berdasarkan sertifikasi
Food and Drug Administration (FDA) No. 08669.
Tahun 2000 diadakan perluasan pembangunan pabrik pembekuan udang
dan pabrik es batangan dengan kemudahan fasilitas pembebasan bea masuk
impor, perusahaan memasukkan mesin-mesin dan peralatan produksi yang
bermutu untuk industri pengolahan hasil perikanan ditempatkan di lokasi pabrik
baru di Kawasan Industri Medan areal tanah seluas 3,2 Ha, dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 1200 orang setiap hari dengan realisasi ekspor sebanyak 15-20
kontainer setiap bulan ke manca Negara.
Usaha strategi kedepan, perusahaan selalu melakukan kunjungan ke luar
negeri seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Belanda guna mengadakan
temu bisnis dan pendekatan yang akrab dengan buyer indentor di luar negeri dan
memperbanyak pembuatan iklan-iklan dan promosi didalam dan di luar negeri
serta mengundang buyer indentor untuk mengadakan kunjungan inspeksi secara
rutin di Unit Pengolahan Produksi PT. MTC dan dengan inspeksi tersebut
terjamin produk ekspor pesanan pembeli ke luar negeri.
Untuk melakukan penjualan produk ekspor bermerek dari produk hasil
perikanan Indonesia untuk keperluan pasar luar negeri, perusahaan berusaha
meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan peningkatan
SDM karyawan yang cukup terlatih serta diversifikasi produk “VINISI” merek
sendiri dan produk merek-merek pembeli luar negeri secara ototmatis realisasi
perusahaan Indonesia sanggup memproduksi produk hasil perikanan dengan
bermacam-macam produk bermerek diekspor ke luar negeri.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang manufaktur pengolahan hasil laut. Bidang usaha ini
diklasifikasikan berdasarkan prosesnya terbagi atas dua, yaitu canning dan frozen.
Canning merupakan proses dimana bahan hasil laut diolah menjadi makanan
dalam kaleng sedangkan frozen merupakan proses pembekuan bahan hasil laut
yang tujuan akhirnya akan diekspor untuk diproses lebih lanjut. Bahan hasil laut
yang diolah pada perusahaan ini adalah cumi, sotong, gurita, kepah, ikan tuna,
kepiting, udang, dan buah (cocktail).
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries memasarkan produknya
ke luar dan dalam negeri dengan variasi brand yang ditampilkan seperti Vinisi
untuk dalam negeri, sedangkan untuk luar negeri seperti Creuettes, Thon, Crab
Meat, Gelsha, dan lain sebagainya. Perusahaan ini memasarkan produknya untuk
dalam negeri dengan menggunakan bantuan jasa distributor sedangkan untuk
produk luar negeri menggunakan agen besar.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries terletak di Kawasan
Industri Medan 1 (KIM 1) Jalan Yos Sudarso KM. 10,5 Medan, Sumatera Utara
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan perusahaan
berskala internasional yang selalu menjaga kualitas produk yang akan
diekspornya. Adapun daerah pemasaran produk PT. Medan Tropical Canning &
Frozen Industries ke berbagai negara seperti Korea, Amerika, Italia, Spanyol,
Australia, Prancis, dan lain-lain.
Untuk daerah lokal, pabrik ini mencakup wilayah Sumatera dan Jawa.
Perusahaan ini menerapkan sistem produksi make to stock untuk memenuhi
permintaan konsumen. Produk makanan kaleng seperti cumi-cumi, sotong, kepah,
dan gurita lebih diutamakan sebagai produk ekspor ke luar negeri sedangkan
untuk produk seperti ikan tuna, kepiting, dan cocktail dijual dalam wilayah dalam
negeri.
2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu
dan di antara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan
tersebut. Tujuan tersebut sering dituangkan dalam sebuah wadah yakni visi.
Orang-orang dalam suatu organisasi, seberapa besarpun organisasi itu, pasti
memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai tidak
dapat dilakukan secara individual. Sehingga membentuklah organisasi.
Struktur organisasi suatu perusahaan memperlihatkan gambaran mengenai
dalam suatu organisasi dari urutan tertinggi menuju urutan yang paling rendah.
Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka akan terlihat adanya
pembagian pekerjaan secara tegas dan formal diantara bagian-bagian dalam
organisasi dan juga diperoleh gambaran yang jelas antara wewenang dan
tanggung jawab dalam mekanisme kerja suatu organisasi.
Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Medan Tropical
Canning & Frozen Industries adalah bentuk lini dan fungsional dimana
merupakan campuran struktur organisasi lini dan struktur organisasi fungsional.
Pada struktur organisasi di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries,
komisaris membawahi direktur utama dan direktur utama membawahi direktur
operasional. Direktur operasional membawahi beberapa departemen dan pimpinan
departemen tersebut membawahi pekerja. Struktur organisasi PT. Medan Tropical
Managing
Cash Controller Auditor Staff Accounting Assistant
2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries
digolongkan menjadi dua jenis yang terdiri dari:
1. Tenaga kerja tetap yaitu tenaga kerja yang mendapat upah/gaji tetap setiap
bulannya sesuai dengan jabatan dan pekerjannya.
2. Tenaga kerja tidak tetap (tenaga kerja borongan) yaitu tenaga kerja yang
upah/gajinya dibayar oleh kontraktor yang mempekerjakannya.
Jumlah dari seluruh tenaga kerja di PT. Medan Tropical Canning & Frozen
Industries mencapai 1200 orang. Untuk mengetahui rincian tenaga kerja tersebut
secara lebih lengkap, dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries
Jabatan Pria (Orang) Wanita (Orang) Jumlah (Orang)
Managing Director 1 1
2.5.3. Jam Kerja
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries menetapkan hari kerja
efektifnya dimulai dari hari senin sampai hari sabtu dengan jam kerja sebanyak
delapan jam per hari. Apabila seorang pekerja bekerja di luar dari jam kerja
tersebut, maka akan dihitung sebagai jam kerja lembur. Untuk keterangan lebih
rinci mengenai jam kerja di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries
baik bagi tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja borongan dapat dilihat pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries
No. Waktu Keterangan
1 Pukul 08.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif 2 Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat 3 Pukul 13.00 – 17.00 WIB Kerja Aktif
Sumber: PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries hanya menetapkan
sistem pengupahan tenaga kerja tetap dengan pembayaran pada awal bulan. Besar
upah tenaga kerja ditentukan sesuai dengan jabatan, keahlian, dan prestasi
kerjanya. Dengan memenuhi peraturan dan ketentuan pemerintah, PT. Medan
Tropical Canning & Frozen Industries memberikan upah minimum sesuai dengan
batas UMR (Upah Minimum Regional).
Upah/gaji yang diterima oleh tenaga kerja di perusahaan ini terdiri dari
lain-lain. Upah lembur juga diberikan kepada pekerja yang bekerja di luar jam kerja
efektif. Selain tunjangan-tunjangan yang dijelaskan di atas, pekerja pada
perusahaan ini juga memperoleh tunjangan lain, yaitu:
1. Tunjangan Hari Raya (THR)
Yaitu tunjangan yang diberikan untuk menyambut hari raya berupa tambahan
satu bulan gaji bagi karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun di
perusahaan ini.
2. Tunjangan selama sakit
Yaitu tunjangan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menjalani perawatan
karena sakit dan tidak dapat bekerja. Tunjangan ini hanya diberikan kepada
pekerja yang telah bekerja lebih dari dua tahun di perusahaan ini.
3. Tunjangan insentif
Yaitu tunjangan berupa upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang
mempunyai prestasi baik dalam melakukan pekerjaannya. Tunjangan ini
diberikan untuk meningkatkan motivasi para pekerja.
Setiap tenaga kerja pada perusahaan ini juga mengikuti program:
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
Yaitu suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi
tenaga kerja.
2. Cuti
PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries memberikan kesempatan
kepada pekerjanya untuk mengambil cuti selama 12 hari kerja setiap tahunnya.
jumlah karyawan yang cuti. Jika kesempatan cuti tidak digunakan karyawan,
dapat diakumulasikan ke tahun berikutnya sehingga kesempatan cuti menjadi
lebih panjang.
2.6. Proses Produksi 2.6.1. Standar Kualitas
Standar kualitas yang diterapkan pada perusahaan ini adalah terhadap
bahan, proses dan produk sesuai dengan HACCP (Hazard Analysis Critical
Central Point). HACCP atau ISO 22000 mengenai sistem manajemen keamanan
pangan adalah proses sistem kontrol yang di desain untuk identifikasi dan
mencegah mikrobia dan bahaya lainnya dalam produksi makanan dan keseluruhan
rantai makanan. HACCP meliputi tahapan pendesainan untuk mencegah masalah
sebelum hal ini terjadi dan untuk mengoreksi penyimpangan secara sistematis dan
cepat sehingga dapat mendeteksi masalah yang ada. HACCP/ISO 22000
memungkinkan produsen, pengolah, distributor, eksportir dan lain sebagainya dari
produk pangan untuk menggunakan sumber daya teknik secara efisien dan dalam
cara biaya yang efektif dalam jaminan keamanan pangan. Setiap tahapan proses
produksinya dilakukan quality control untuk memastikan bahwa setiap bahan
yang berasal dari stasiun sebelumnya sesuai standar yang ditetapkan untuk
dilanjutkan ke stasiun berikutnya. Produk yang akan diekspor ke wilayah USA
dan Canada terlebih dahulu melewati pengecekan izin masuk dalam bentuk
Canning & Frozen Industries memiliki sertifikasi yang berasal dari FDA (Food
Drug Administration) dengan nomor 08669.
2.6.2. Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan terbagi atas tiga, yaitu:
1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk
(dalam proses produksi) dan memiliki persentase yang relatif besar
dibandingkan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan baku yang digunakan
sangat menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan. Bahan baku yang
digunakan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries adalah
ikan tuna, udang, sotong, kepiting, cumi, kepah, gurita, dan buah.
2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses
produksi, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Adapun bahan penolong
yang digunakan adalah air bersih.
3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang tidak ikut dalam proses produksi,
tetapi ditambahkan ke produk pada saat atau setelah proses produksi, untuk
meningkatkan citra produk kepada konsumen, serta untuk melindungi produk
dalam transportasi. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah air
garam (Inbrine) sebagai kuah pada hasil olahan makanan laut, kaleng, dan
2.6.3. Uraian Proses Produksi
Adapun uraian proses produksi di PT. Medan Tropical Canning secara
umum dapat digambarkan melalui bagan alir proses produksi yang dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Bahan hasil olahan laut yang telah disortir
Bahan hasil olahan laut
Makanan laut
Makanan laut Air garam (Inbrine)
Label Kaleng
2.6.4. Mesin dan Peralatan
Mesin yang digunakan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen
Industries adalah sebagai berikut:
1. Mesin seamer
2. Mesin retort
3. Mesin label
4. Mesin inject printer
5. Mesin steam
Peralatan yang digunakan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen
Industries adalah sebagai berikut:
1. Basket
2. Chill box
3. Hand pallet
4. Timbangan
5. Sendok/ sudip
6. Kuali masak
7. Basket masak
8. Alat perapi makanan
2.6.5. Utilitas
Energi yang digunakan untuk mendukung segala kegiatan operasional
perusahaan berasal dari boiler. Boiler menggunakan cangkang kelapa sawit
2.6.6. Waste Treatment
Limbah yang dihasilkan pada pabrik ini terdiri atas limbah padat, limbah
cair, dan limbah gas.
1. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa sisa hasil olahan makanan laut. Sisa
tersebut berasal dari stasiun pencucian dan penyortiran bahan laut. Hasil dari
limbah padat ini akan diolah menjadi bahan pakan ternak yang bisa dijual
kembali ke perusahaan pakan ternak.
2. Limbah cair
Limbah cari berasal dari stasiun pencucian dan pemasakan. Pada stasiun
pencucian digunakan untuk membersihkan bahan olahan laut tersebut dan
pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Pada stasiun pemasakan, bahan olahan
laut dimasak dengan cara direbus selama 2-3 menit. Limbah cair ini akan
diolah di tempat penampungan limbah cair dan dialirkan ke tempat
penampungan limbah cair pusat di KIM 1 untuk diolah selanjutnya.
3. Limbah gas
Limbah gas berasal dari mesin boiler yang digunakan sebagai pembangkit
energi dalam perusahaan. Limbah gas ini langsung dibuang ke udara bebas
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pembelian
3.1.1. Peran dan Lingkup Pembelian1
Akibat yang diperoleh adalah semakin beragamnya jenis produk, semakin
pendek siklus kehidupan sebuah produk, dan semakin tingginya standar kualitas
sejalan dengan konsumen-konsumen yang jeli. Sebaliknya, ini berarti bahwa para
pembeli harus menemukan pemasok yang bisa mengembangkan jenis material dan
bagian-bagian peralatan yang semakin beragam, memperpendek skala waktu
pengembangannya, dan memenuhi standar kualitas yang paling ketat. Sangatlah Hampir semua orang mau mengakui bahwa tidak suka dan juga tidak hebat
dalam menjual, tapi orang-orang percaya bahwa orang tersebut adalah pembeli
yang baik. Orang-orang membeli barang dalam hidup mereka sehari-hari dan telah
melatih keahilan mereka selama bertahun-tahun. Banyak bagian yang ditelaah dari
sudut pandang manufaktur, konsepnya bisa diaplikasikan untuk organisasi publik
dan pelayanan.
Selama 3 dekade terakhir, bisnis-bisnis telah mengalami beberapa insiatif
besar. Hasil akhirnya menyebabkan perubahan yang fundamental dalam hal
bagaimana pembelian dilakukan. Tahun 1960-an dan 1970-an ketika revolusi
pasar terjadi. Produk atau pelayanan dari sebuah perusahaan dibuat untuk
memenuhi kebutuhan spesifik dari individu-individu dalam segmen pasar.
1
sulit untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen dan masih tetap mendapatkan
profit dengan menggunakan metode manufaktur yang tradisional yang
dikembangkan untuk produk-produk pasar masal.
Sebagai tambahan perubahan-perubahan ini, tekanan lainnya muncul pada
tahun-tahun terakhir. Tekanan itu termasuk di antaranya:
1. Gerakan untuk kembali ke asal di banyak perusahaan yang membuat mereka
menyewa pihak lain untuk menjalankan operasi-operasi yang dianggap bukan
merupakan kegiatan inti. Hal ini meningkatkan jarak, nilai, dan kompleksitas
produk dan pelayanan yang sekarang dibeli.
2. Kesadaran bahwa hampir semua pengeluaran biaya untuk suatu produk baru
diputuskan di tahap perencanaan serta keterlibaatan pemasok di saat awal bisa
sangat menurunkan biaya. Ini berakibat pada bagaimana cara menyeleksi dan
mengatur pemasok.
3. Tekanan dari para aktifis lingkungan memberi garis bawah pada penggunaan
ulang, preservarsi, dan daur ulang. Ini berarti bahwa para pemasok harus
mengembangkan produk yang ada atau pembeli harus mencari produk baru.
4. Kesadaran bahwa lebih dari separuh biaya yang menentukan kualitas proses
manufaktur disebabkan kualitas barang-barang uang dibeli dari pemasok.
3.1.2. Pengukuran Performa Pembelian dan Peningkatan yang Berkesinambungan2
2
Ukuran performa bisa menjadi alat yang sangat bagus untuk memotivasi
kedua pihak baik pembeli dan pemasok dalam membuhi tujuan dan target
perusahaan. Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa apa yang bisa diukur
berarti berhasil. Walaupun demikian, harus sangat berhati-hati dalam menentukan
ukuran performa karena ini akan menentukan segala hal yang dipandang sebagai
prioritas oleh departemen pembelian dan pemasok. Ini bisa menjadi penghalang
mendapatkan yang terbaik bagi perusahaan secara keseluruhan.
Sebagai contoh, misalnya menentukan ukuran performa pembeli adalah
memproses 50 permintaan pesanan dalam satu hari. Suatu ketika, pembeli
menerima permintaan untuk membeli produk tertentu yang tidak sesuai dengan
jumlah itu. Haruskah pembeli memproses permintaan pesanan dengan cepat agar
memenuhi target atau menghabiskan waktu untuk mencari sumber yang potensial,
membuat analisa biaya, dan mencari tahu apakah ada cara yang termurah dalam
memenuhi persyaratan pengguna. Ada beberapa poin yang harus diingat ketika
memutuskan ukuran performa yang paling sesuai bagi pembeli atau pemasok
tertentu.
1. Aktivitas tersebut harus mudah diukur. Bila orang-orang tidak memahami
bagaimana cara menilai ukuran performa, mereka tidak akan termotivasi
untuk meningkatkan diri.
2. Ukuran performa harus kuantitatif sebisa mungkin. Akan tetapi, beberapa
aktivitas karena sifatnya yang unik tetap akan subjektif.
3. Orang yang mengukur performa harus melihat korelasi antara peningkatan
4. Harus ada umpan balik mengenai efek perubahan dalam aktivitas. Semakin
lama jarak antara performa dan umpan baliknya, semakin sedikit
kemungkinan orang yang terlibat mampu mengambil langkah positif.
5. Aktivitas yang diukur harus di bawah kontrol orang tersebut.
Keahlian kunci bagi pembeli adalah memilih ukuran yang memotivasi tim
eksternal maupun tim internal untuk menghasilkan performa kelas dunia. Terdapat
3 tipe dasar pembelian, masing-masing membutuhkan ukuran performa yang
berbeda yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembelian transaksional
Ini adalah produk-produk yang lebih banyak pengaruhnya dalam kuadran non
kritis dari portofolio pembelian. Strategi pada produk-produk seperti ini
adalah membelinya dengan cara seefisien mungkin. Oleh karena itu, ukuran
performa harus berfokus pada efisiensi. Pengaplikasian pendekatan ini akan
memberikan beberapa rasio kunci yang akan mengukur keefisienan dari
transaksi dalam proses pembelian sehingga dapat dimonitor trend dalam rasio
dan menentukan target peningkatan.
2. Pembelian taktikal
Kunci ukuran bagi kelompok ini haruslah merefleksikan keefektifan dari
proses pembelian. Ada banyak ukuran yang bisa digunakan dan terserah pada
pembeli untuk memutuskan manakah yang paling sesuai bagi kebutuhan
Tanggung jawab pembeli yang pertama adalah mendukung jalur operasi
perusahaan dan memastikan bahwa persediaan tersedia saat dibutuhkan.
3. Pembelian strategis
Penggantian penekanan dalam mengukur performa untuk merefleksikan
persyaratan dalam pembelian strategis. Ukuran yang digunakan bagi
perubahan taktikal adalah harga menjadi total biaya, pengiriman menjadi
siklus waktu, dan kualitas produk menjadi kapabilitas proses.
Pembelian transaksional dan taktikal, cara yang paling praktis dalam
mengukur kualitas adalah memilih pemasok yang mengikuti standar khusus atau
telah mengikuti pengakuan resmi seperti ISO 9000. Perlu lebih keras untuk
pembelian strategis dan mengambil segala tindakan pencegahan untuk
memastikan agar menerima produk yang berkualitas. Hal tersebut dapat diraih
dengan cara menilai proses produksi pemasok dan memuaskan diri bahwa
pemasok itu mampu melakukan manufaktur sampai batas toleransi yang diminta.
Pengukuran performa yang sedang dilakukan akan ditunjukan pada bagaimana
memonitor proses untuk memastikan agar performa yang sesuai dengan kualitas
tersebut bisa dihasilkan.
3.2. Definisi Persediaan3
Dalam kegiatan usaha seperti ditemui pada sistem manufaktur selalu
dijumpai persediaan dalam berbagai bentuk antara lain bahan baku (raw material)
sebagai masukan untuk proses produksi, bahan penolong (supplies), untuk
3
membantu terlaksananya proses produksi, suku cadang (spare part) untuk
menggantikan komponen yang mengalami kerusakan, barang setengah jadi (work
in process), dan barang jadi (finished good) yang siap dipasarkan kepada
konsumen. Keberadaan persediaan ini tidak hanya di lantai produksi, tetapi juga
tersebar di luar sistem manufaktur mulai dari gudang pabrik, gudang distributor
sampai dengan gudang milik pengecer.
Keberadaan persediaan dalam kegiatan usaha tidak dapat dihindarkan.
Salah satu penyebab utamanya adalah barang-barang tersebut tidak dapat
diperoleh secara instan, tetapi diperlukan tenggang waktu untuk memperolehnya.
Tenggang waktu tersebut dimulai dari saat melakukan pemesanan, waktu untuk
memproduksinya, waktu untuk mengantarkan barang ke distributor bahkan
sampai dengan waktu untuk memproses barang di gudang hingga siap digunakan
oleh pemakainya. Interval waktu antara saat pemesanan dilakukan sampai dengan
barang siap digunakan disebut dengan waktu ancang-ancang (lead time).
Persediaan dalam suatu unit usaha dapat dikategorikan sebagai modal
kerja yang berbentuk barang. Keberadaannya tidak saja dianggap sebagai beban
(liability) karena merupakan suatu pemborosan (waste), tetapi sekaligus juga
dianggap sebagai kekayaan (asset) yang dapat segera dicairkan dalam bentuk
uang tunai (cash). Dalam aktivitas unit usaha baik industri maupun bisnis, nilai
persediaan barang yang dikelola pada umumnya cukup besar bahkan ada yang
sangat besar, tergantung pada jenis skala industri dan bisnisnya. Dalam keadaan
tertentu, nilai aset total perusahaan seperti dijumpai pada perusahaan distribusi
sangat kecil, misalnya pada usaha jasa seperti bengkel, bank, angkutan, dan
sebagainya.
3.3. Perencanaan Persediaan4
1. Mempersiapkan rencana persediaan bahan pada tingkat agregat yang meliputi
bahan baku, work in progress, dan produk akhir.
Salah satu cakupan dari fungsi perencanaan dan pengendalian produksi
adalah perencanaan persediaan. Perencanaan persediaan terdiri atas beberapa
kegiatan, yaitu:
2. Merencanakan persediaan untuk masing-masing item dengan memperhatikan
faktor skala ekonomis, waktu ancang-ancang pengadaan, ketidakpastian
permintaan, dan tingkat pelayanan kepada pelanggan.
3.4. Bentuk Sistem Persediaan5
Secara umum, suatu sistem persediaan terbagi atas:
1. Sistem Sederhana
Sistem sederhana merupakan sistem persediaan berdasarkan atas input dan
output. Adapun bentuk sistem sederhana pada persediaan dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
4
Sukaria Sinulingga, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009, h.
26-27
5
PERSEDIAAN
Input
P(t)
Demand
D(t)
Output
W(t)
Gambar 3.1. Sistem Persediaan Input–Output
Gambar di atas menunjukkan sistem persediaan yang dipengaruhi oleh
proses input dan proses output. P(t) adalah rata-rata material atau bahan yang
masuk ke dalam sistem persediaan pada saat t sedangkan W(t) adalah rata-rata
material atau bahan keluar dari sistem persediaan. Output W(t) dipengaruhi oleh
permintaan atau kebutuhan terhadap material atau bahan dengan rata-rata D(t)
yang berasal dari luar perusahaan dan berada di luar kendali perusahaan. D(t)
dapat dianggap sebagai variabel di laur kendali perusahaan walaupun terkadang
dapat mempengaruhi permintaan dengan kebijaksanaan harga dan iklan atau
kebutuhan akan suatu bahan dapat dikendalikan melalui proses produksi yang
dijalankan. Rata-rata output W(t) akan sama dengan rata-rata permintaan D(t)
kecuali jika persediaan mengalami kekurangan dengan kata lain D(t) lebih besar
dari P(t) atau yang disebut juga sebagai kondisi out of stock dan stockout.
Kekurangan yang timbul dapat dipenuhi dengan rush order (pemesanan
mendadak). Bagi pihak supplier, rush order tentu tidak dapat diprediksi waktu
dan jumlahnya. Oleh karena itu, rush order tentu harus dilakukan kepada supplier
yang tinggi didukung oleh sistem yang fleksibel yang mampu mengubah volume
dari waktu ke waktu.
Proses input merupakan bagian dari sistem persediaan yang dapat
dikendalikan perusahaan melalui kebijaksanaan kapan dan berapa banyak
pemesanan yang perlu dilakukan. Walaupun demikian,
keterlambatan-keterlambatan pemenuhan pemesanan dari pemasok bisa saja terjadi sehingga
rata-rata input aktual P(t) akan berdeviasi atau berbeda dari harapan perusahaan.
2. Sistem Berjenjang (Multi Echelon Inventory System)
Persediaan sistem berjenjang berasa di gudang pusat ke gudang wilayah ke
gudang UPT dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gudang Pusat
Gudang Wilayah
Gudang UPT
Gambar 3.2. Sistem Persediaan Berjenjang
3.5. Tujuan Persediaan6
Divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan
pengendalian persediaan yang berbeda, yaitu:
6
1. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga
menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.
2. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order
produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk
mengurangi setup mesin). Disamping itu juga produk menginginkan
persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga
proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan.
3. Pembelian (purchasing), dalam rangka efisiensi, juga menginginkan
persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang
kecil dalam jumlah yang banyak. Pembelian juga ingin ada persediaan
sebagai pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.
4. Keuangan (finance) menginginkan minimisasi semua bentuk invenstasi
persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada
perhitungan pengembalian asset (return of asset) perusahaan.
3.6. Fungsi Persediaan7
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar
proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan
yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik,
persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :
a. Persediaan dalam Lot Size
7
Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan
(replenishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan
kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor
penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya persiapan
produksi atau pembelian dan biaya transpor.
b. Persediaan cadangan
Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan
permintaan konsumen biasanya diserti kesalahan peramalan. Waktu siklus
produksi (lead time) mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah
produksi yang ditolak (reject) hanya bias diprediksi dalam proses. Persediaan
cadangan mengamankan kegagalan mencapai permintaan konsumen atau
memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.
c. Persediaan antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penuruan persediaan
(supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk
menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahan dapat
memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi
terjadinya pemogokan tenaga kerja.
d. Persediaan pipeline
Sistem persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point)
dengan aliran diantara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan
terdiri dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan
produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen,
persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi (work in process).
Jika suatu produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari
suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut
persediaan transportasi. Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan
transportasi disebut persediaan pipeline. Persediaan pipeline merupakan total
investasi perubahan dan harus dikendalikan.
e. Persediaan lebih
Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan
fisik yang terjadi.
3.7. Definisi Simulasi8
Simulasi dapat didefinisikan sebagai pengimitasian proses dan kejadian
nyata. Imitasi dalam rangka penelitian, penyelidikan ataupun pengujian bersifat
terbatas dan terfokus pada suatu aktivitas atau operasi tertentu dengan maksud
untuk mengetahui karakteristik, keadaan dan hal-hal lainnya yang berkaitan
dengan kehadiran dan keberadaan dari aktivitas dan peristiwa dalam bentuk nyata.
Imitasi pada simulasi tidak menghasilkan sistem atau objek yang sama dan tidak
bertujuan untuk menggandakan sistem atau objek.
Imitasi pada simulasi bertujuan untuk menghadirkan sistem nyata dalam
bentuk maya melalui penggunaan tiruan dari komponen-komponen dan
8
strukturnya. Imitasi suatu keberadaan nyata pada prinsipnya tidak bersifat total
menyeluruh melainkan terbatas untuk satu atau beberapa hal tertentu. Sebagai
contoh, imitasi suatu perhiasan terbatas hanya untuk meniru warna dan kemilau
dari logam emas, tidak termasuk bentuk, bahan dan komposisi dari perhiasan asli
yang terbuat dari emas.
3.8. Tujuan Imitasi pada Simulasi9
Menurut pendefinisian pada berbagai kamus, kata simulasi diartikan
sebagai cara mereproduksi kondisi dari suatu keberadaan dengan menggunakan
model dalam rangka studi pengenalan atau pengujian atau pelatihan dan yang
sejenis lainnya. Simulasi dalam bentuk pengolahan data merupakan imitasi dari
proses dan input nyata yang menghasilkan data output sebagai gambaran
karakteristik operasional dan keadaan pada sistem.
Imitasi dalam simulasi menghasilkan model representasi dari suatu proses
atau operasi dan keadaan nyata. Model sebagai imitasi disusun dalam bentuk yang
sesuai menyajikan sistem nyata atas hal-hal tertentu yang perlu direpresentasikan
dengan maksud untuk menghadirkan tiruan dari kegiatan dan sistem nyata.
Sebagai contoh, model sistem antrian sebagai imitasi dari sistem pelayanan
disusun untuk menggambarkan posisi dari pelanggan di depan stasiun pelayanan.
Tujuan imitasi sistem nyata dengan menghadirkan elemen dan komponen
tiruan adalah untuk peniruan fungsi dan hubungan nyata serta interaksi antar objek
dan komponen nyata pada sistem tiruan. Komponen-komponen sistem tiruan hadir
9