• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE TENTANG SEKS DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI KALANGAN REMAJA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE TENTANG SEKS DAN KESEHATAN REPRODUKSI DI KALANGAN REMAJA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Dewi Irawati Tampubolon 4123141022

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Dewi Irawati Tampubolon dilahirkan di Balige, pada tanggal 11 Januari 1994.

Ibu bernama Serti Hutagaol dan Ayah bernama Resman Tampubolon dan

merupakan anak ke-empat dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk

SD HKBP NO.2 Balige dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 4 Balige, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,

penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Balige dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Biologi Reguler,

Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan, dan lulus ujian pada tanggal 22 Juni 2016. Selama perkuliahan,

penulis aktif dalam mengikuti kegiatan organisasi baik intra maupun ekstra

kampus, yaitu IKBKB (Ikatan Keluarga Besar Kristen Biologi), UKMKP (Unit

Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan), dan HMJ (Himpunann Mahasiswa

(4)

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BALIGE TENTANG SEKS DAN KESEHATAN REPRODUKSI

DI KALANGAN REMAJA

Dewi Irawati Tampubolon 4123141022

ABSTRAK

Pengetahuan remaja tentang seks dan kesehatan reproduksi masih rendah sehingga mereka dapat membuat persepsi yang salah yang berakibat pada tindakan yang salah pula yang berkaitan dengan seks dan kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige tentang seks dan kesehatan reproduksi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu persepsi siswa terhadap seks dan kesehatan reproduksi. Sampel adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige dengan jumlah total sebanyak 181 siswa, siswa laki-laki sebanyak 91 siswa dan siswa perempuan sebanyak 90 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket yang berjumlah 40 yang telah divalidasi terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige tentang seks dan kesehatan reproduksi di kalangan remaja adalah baik. Berdasarkan kategori skor angket pada rentang interval 112-142 di kategorikan baik. Sedangkan rata-rata skor angket pada siswa perempuan 126,5 dan untuk skor angket pada siswa laki-laki 118,2. Simpulan penelitian adalah mayoritas siswa XI IPA SMA Negeri 1 Balige memiliki persepsi yang baik dimana setiap indikator persepsi telah mencerminkan persepsi yang baik.

(5)

Perception Of Student Grade XI Science SMA NEGERI 1 BALIGE About Sex and Reproduction Healthness Among Teens

Dewi Irawati Tampubolon 4123141022

ABSTRACT

Teenagers knowledge about sex and reproduction healthness is still low, so they had wrong perception that caused wrong behave involved about sex and reproduction healthness. This research is aimed to know perception of student grade XI Science SMA Negeri 1 Balige about sex and reproduction healthness. This kind of research is a descriptive research. Variabel that used in this research is single variable that perception of student about sex and reproduction healthness. The sample is all student grade XI Science SMA Negeri 1 Balige with total 181 students, 91 boys and 90 girls. The instrumen of research that used is 40 quesioner that validated first. The result of research shows that is a good perception of student grade XI Science SMA Negeri 1 Balige about sex and reproduction heathness among teens. Based quesioner, get interval score 112-142, categorated good. Average quesioner score for girls is 126,5 and for boys 118,2. The conclusion of research is major of student XI Science SMA Negeri 1 Balige has a good perception.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberi rahmat dan karunianya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Kelas XI IPA Di SMA Negeri 1 Balige Tentang Seks dan Kesehatan Reproduksi Di Kalangan Remaja” disusun untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIMED.

Pada kesempatan ini, teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada

kedua orangtua tercinta, Ayahanda Resman Hutagaol, Ibunda Serti Hutagaol,

kakak-kakak tercinta Marlina Tampubolon, Dinar Tampubolon, abang Jefri

Tampubolon dan adik Surya Elizabeth Tampubolon, Kekasih Debby Andreas

Manullang serta seluruh sanak keluarga yang sudah memberikan dorongan, doa

dan dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED.

Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

setulusnya kepada Bapak Drs. Nusyirwan, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran serta motivasi yang kuat

kepada penulis dari awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Penulis

juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Drs. Toyo Manurung, M.Si,

Ibu Dra. Nuraini Harahap, M.Si dan Ibu Selvia Dewi Pohan, S.Pd., M,Si selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih

juga disampaikan kepada Bapak Hendro Pranoto, M.Si selaku dosen pembimbing

akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu dosen serta staf pegawai jurusan

biologi FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Penghargaan

juga disampaikan kepada Bapak Makmur Siahaan, M.Si sebagai kepala sekolah,

Bapak H. Siahaan sebagai guru biologi yang telah membantu dalam penelitian ini.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada semua teman-teman dalam

(7)

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan inspirasi dan informasi

kepada para pembaca, sehingga dapat menambah pengetahuan dan memperkaya

cakrawala pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis,

Dewi Irawati Tampubolon

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Rumusan Masalah 3

1.5 Tujuan Penelitian 4

1.6 Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS 5

2.1 Kerangka Teoritis 5

2.1.1 Pengertian Persepsi 5

2.1.2 Pengertian Seks 6

2.1.3 Pendidikan Seks 6

2.1.4 Perilaku Seksual Remaja 8

2.1.5 Perilaku Seksual Remaja Yang Tidak Wajar 9 2.1.6. Sebab-Sebab Terjadinya Penyimpangan Seksual 11

2.1.7 Dampak Perilaku Seksual 12

2.1.8 Cara Menghindari Dorongan Seksual 15

2.1.9 Seks Bebas 15

2.1.10 Penyakit Menular Seksual (PMS) 16

2.1.11 Kontrasepsi 18

2.1.12 Kesehatan Reproduksi Remaja 19

2.1.13 Menstruasi 20

2.1.14 Kebersihan Organ Reproduksi Perempuan Dan Laki-laki 21

(9)

2.1.16 Keputihan 24

2.1.17 Fertilisasi 25

2.2 Kerangka Konsep 26

BAB III METODE PENELITIAN 27

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 27

3.2 Populasi dan Sampel 27

3.3 Alat Pengumpul Data 27

3.4 Jenis Penelitian 30

3.5 Prosedur Penelitian 30

3.6 Teknik Analisis Data 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32

4.1 Hasil Penelitian 32

4.2 Pembahasan Hasil Penelitan 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 65

5.1 Kesimpulan 65

5.2 Saran 65

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Persepsi siswa tentang membahas seks adalah sesuatu

hal yang tabu 30

Gambar 4.2 Persepsi siswa tentang hubungan seks perlu dihindari

karena hanya melampiaskan nafsu saja 31

Gambar 4.3 Persepsi siswa tentang kedewasaan dapat diukur dengan

melakukan hubungan seks 31

Gambar 4.4 Persepsi siswa tentang remaja yang merasakan gejolak

seksual merupakan bukan hal yang normal 31

Gambar 4.5 Persepsi siswa tentang membahas seks dengan orangtua

bukanlah hal yang penting 32

Gambar 4.6 Persepsi siswa tentang video porno merupakan

penyimpangan seksual 32

Gambar 4.7 Persepsi siswa tentang berkhayal tentang seks merupakan

hal yang normal 33

Gambar 4.8 Persepsi siswa tentang melakukan seks sebelum menikah

perlu dihindari untuk mencegah kehamilan 33

Gambar 4.9 Persepsi siswa tentang melakukan hubungan seks adalah

bukti cinta dari pasangan 34

Gambar 4.10 Persepsi siswa tentang melihat video porno adalah

cara menambah pengetahuan tentang seks 34

Gambar 4.11 Persepsi siswa tentang melakukan masturbasi/onani

merupakansalah satu bentuk penyimpangan seksual 35

Gambar 4.12 Persepsi siswa tentang perlunya bertanya tentang

seks kepada orangtua dan guru 35

Gambar 4.13 Persepsi siswa tentang hubungan seksual hanya boleh

dapat dilakukan sesudah menikah 36

Gambar 4.14 Persepsi siswa tentang keteratikan terhadap lawan jenis

(11)

Gambar 4.15 Persepsi siswa tentang remaja yang melakukan kontak

fisik dengan pacar adalah hal yang wajar 37

Gambar 4.16 Persepsi siswa tentang remaja memberikan ciuman

kepada pacar bukanlah perilaku seksual 37

Gambar 4.17 Persepsi siswa tentang berpelukan dan mencium

dengan lawan jenis adalah perbuatan yang tidak boleh

dilakukan sama sekali meskipun suka sama suka 38

Gambar 4.18 Persepsi siswa tentang perilaku seks bebas di kalangan

remaja adalah hal yang wajar 38

Gambar 4.19 Persepsi siswa tentang melakukan hubungan seks

dengan siapa saja dan tidak seorangpun dapat melarangnya 39

Gambar 4.20 Persepsi siswa tentang menolak pacar ketika diajak

ke tempat yang sepi 39

Gambar 4.21 Persepsi siswa tentang menolak pacar yang mengajak

melakukan hubungan suami istri adalah keharusan 40

Gambar 4.22 Persepsi siswa tentang menggunakan peralatan

makan penderita AIDS akan membuat tertular 40

Gambar 4.23 Persepsi siswa tentang lingkungan perlu dijaga agar

tidak terkena bakteri yang dapat menyebabkan HIV/AIDS 41

Gambar 4.24 Persepsi siswa tentang cara paling ampuh untuk

menghindari agar tidak terkena AIDS adalah tidak

melakukan seks bebas 41

Gambar 4.25 Persepsi siswa tentang berjabat tangan dan memeluk

penderita AIDS akan membuat tertular 42

Gambar 4.26 Persepsi siswa tentang menghindari HIV/AIDS

perlu karena sampai saat ini belum ditemukan obatnya 42

Gambar 4.27 Persepsi siswa tentang menggunakan kondom dapat

mencegah HIV/AIDS 43

Gambar 4.28 Persepsi siswa tentang berganti-ganti pasangan dapat

menyebabkan infeksi menular seksual 43

(12)

mudah menyerap keringat dan tidak terlalu ketat

merupakan cara menjaga kesehatan reproduksi 44

Gambar 4.30 Persepsi siswa tentang perlunya memahami cara

menjaga kesehatan reproduksi 44

Gambar 4.31 Persepsi siswa tentang berdiskusi dengan teman,

dengan orang lebih tua dapat menambah pengetahuan

mengenai kesehatan reproduksi 45

Gambar 4.32 Persepsi siswa tentang organ seksual merupakan organ

yang vital, maka harus dijaga sebaik-baiknya 45

Gambar 4.33 Persepsi siswa tentang wanita yang sudah mengalami

pubertas setiap bulan akan mengalami menstruasi 46

Gambar 4.34 Persepsi siswa tentang kehamilan tak akan terjadi jika seks

dilakukan sekali 46

Gambar 4.35 Persepsi siswa tentang pendidikan seksual seharusnya

diberikan sedini mungkin 47

Gambar 4.36 Persepsi siswa tentang pendidikan seksual adalah hal

yang tabu karena berisi materi yang vulgar 47

Gambar 4.37 Persepsi siswa tentang pendidikan seksual

memberikan manfaat kepada remaja untuk berperilaku

normatif sehingga terhindar dari berbagai penyimpangan

seksual 48

Gambar 4.38 Persepsi siswa tentang penggunaan kondom dapat

mencegah penularan infeksi menular seksual 48

Gambar 4.39 Persepsi siswa tentang memperkenalkan alat kontrasepsi

pada remaja berarti mengijinkan seks bebas 49

Gambar 4.40 Persepsi siswa tentang homoseksual merupakan kelainan

seksual yang perlu dihindari 49

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Penggolongan Pernyataan Dalam Angket 26

Tabel 3.2 Skor Skala Likert 27

Tabel 3.3 Penyebaran Soal Indikator Angket 27

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket 66

Lampiran 2. Bobot masing-masing angket 69

Lampiran 3. Tabel kategori skor angket 70

Lampiran 4. Skor angket siswa perempuan 71

Lampiran 5. Skor angket siswa laki-laki 73

Lampiran 6. Tabulasi Skor Angket Siswa Perempuan Kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Balige tentang Seks dan Kesehatan

Reproduksi di Kalangan Remaja T.P

2015/2016 74

Lampiran 7. Tabulasi Skor Angket Siswa Laki-laki Kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Balige tentang Seks dan Kesehatan

Reproduksi di Kalangan Remaja T.P 2015/2016 75

Lampiran 8. Jumlah Siswa Laki-laki yang menjawab di tiap butir

pernyataan 76

Lampiran 9. Jumlah Siswa Perempuan yang menjawab di tiap

butir pernyataan 77

(15)

1

Remaja didefenisikan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa

anak-anak menuju masa dewasa (Notoatmodjo, 2007). Masa remaja diawali oleh masa

pubertas. Pada masa pubertas salah satu yang terjadi adalah kematangan

organ-organ seksual. Salah satu masalah penting yang dihadapi remaja sehubungan

dimulainya kematangan seksual adalah risiko terjadinya hubungan seksual

menyimpang, risiko ini dapat terjadi ketika remaja kurang dalam pengetahuan

seks dan kesehatan reproduksi (Utama dan Falasifah, 2013). Kerentanan remaja

dalam menghadapi masalah seksualitas timbul seiring dengan perkembangan

remaja yang sedang dalam masa transisi (Prihartini, dkk, 2002)

Sebagai remaja, secara fisiologis dan psikologis mereka merasakan adanya

dorongan seksual, ketidaktahuan remaja mengenai seks dan kesehatan reproduksi,

membuat remaja mengalami masalah kesehatan reproduksi seperti mengalami

infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS, kehamilan di usia sangat muda yang

sering diakhiri dengan tindakan aborsi. Seperti data yang diperoleh dari PKBI

(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Bali, menunjukkan bahwa sekitar

15 juta remaja usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahunnya, ini berarti remaja

melakukan hubungan seks dan mengalami kehamilan dalam usia yang sangat

muda (Citrawathi, 2013).

Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia juga melakukan survei,

sebanyak 13% remaja perempuan tidak tahu tentang perubahan fisiknya dan 40%

tidak mengetahui kapan masa subur seorang perempuan dan yang

memprihatinkan, pengetahuan remaja tentang cara paling penting untuk

menghindari infeksi HIV masih terbatas, hanya 14% remaja perempuan dan 95%

remaja laki-laki menyebutkan pantang berhubungan seks, 18% remaja perempuan

dan 25% remaja laki-laki menyebutkan menggunakan kondom, serta 11% remaja

perempuan dan 8% remaja laki-laki menyebutkan membatasi jumlah pasangan

(16)

yang yang tidak dapat mengendalikan dorongan seksualnya pada masa

pubertasnya sehingga remaja terjerumus ke jurang kehancuran moral dan

spiritual. Kebebasan seks dikalangan remaja semakin merajalela tidak saja di

kota-kota besar tetapi juga di kota-kota kecil bahkan telah merambah ke

kampung-kampung (Dewi, 2012).

Penelitian juga dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI di 4 Kota besar

yaitu Medan, Jakarta Pusat, Bandung dan Surabaya pada tahun 2011

menunjukkan bahwa 35,9% remaja mempunyai teman yang sudah pernah

melakukan hubungan seks sebelum menikah dan 6,9% responden telah melakukan

hubungan seks sebelum menikah (Siregar, dkk, 2012). Seks bebas memiliki

banyak konsekuensi, misalnya penyakit menular seksual (PMS), infeksi,

infertilitas, dan kanker. Tidak heran semakin banyak kasus kehamilan sebelum

menikah, meningkat pula kasus pengguguran kandungan (aborsi) dan penyakit

kelamin atau penyakit menular seksual (Dianawati, 2003).

Banyak remaja yang terjerumus ke dalam kehidupan seks bebas, tetapi

sebenarnya remaja tidak boleh disalahkan seutuhnya dengan keadaan tersebut.

Fakta yang terjadi ketika saya melakukan diskusi dengan remaja di SMA Negeri 1

Balige bahwa remaja masih kurang dalam pengetahuan seks dan kesehatan

reproduksi. Kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi karena penyampaian

informasi mengenai hal tersebut masih dianggap tabu dan tidak sopan untuk

dibicarakan dan tidak adanya pendidikan seks diajarkan di sekolah. Hal inilah

yang membuat para remaja mencari tahu sendiri mengenai informasi seks dan

kesehatan reproduksi. Informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan

pengetahuan dan persepsi mereka mengenai seluk-beluk seks dan kesehatan

reproduksi itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator

meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini.

Pandangan atau persepsi kaum remaja tentang seks dan kesehatan

reproduksi masing-masing berbeda. Namun demikian, seaneh-anehnya pandangan

mereka tentang seks dan kesehatan reproduksi tersebut, pandangan ini

benar-benar hidup dikalangan mereka dan tidak sedikit dari mereka yang melakukan

(17)

diketahui bahwa cara seseorang mempersepsi sesuatu akan menentukan sikap dan

tindakannya terhadap objek persepsinya (Dianawati, 2003).

Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Setianti dan Hanny (2009).

Penelitian tersebut lebih menekankan pada pengetahuan alat-alat reproduksi

laki-laki dan perempuan, hasil penelitian tersebut tidak menggambarkan bagaimana

persepsi siswa mengenai kesehatan reproduksi, padahal dengan mengetahui

persepsi siswa mengenai kesehatan reproduksi akan membantu mencegah

beberapa masalah yang ada, seperti masalah seks bebas, kehamilan yang tidak di

inginkan, ataupun masalah aborsi . Dari beberapa penjelasan di atas peneliti

tertarik untuk meneliti tentang persepsi siswa SMA Kelas XI IPA di SMA Negeri

1 Balige Tentang Seks dan Kesehatan Reproduksi Di Kalangan Remaja, untuk

mengetahui bagaimana pemahaman, pandangan, perilaku tentang seks, serta

bagaimana usaha mereka untuk mencegah diri terhadap seks bebas yang sedang

marak sekarang ini. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah pernah

dilakukan sebelumnya, perbedaan tersebut mengenai waktu, tempat, dan

responden, sehingga diharapkan dengan penelitian ini didapatkan hasil yang

berbeda dengan penelitian sebelumnya.

1.2. Identifikasi Masalah

Kurangnya pemahaman remaja tentang seks dan kesehatan reproduksi, dan

tidak adanya pendidikan seks yang seharusnya sangat penting diberikan kepada

anak-anak remaja.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan untuk menghindari penafsiran yang

berbeda dan terlalu luas, maka penulis membatasi masalah yaitu, hanya

membahas mengenai persepsi Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige

(18)

1.4. Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige tentang

seks dan kesehatan reproduksi ?

1.5. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui persepsi Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Balige

tentang seks dan kesehatan reproduksi.

1.6. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan,

khususnya Biologi tentang seks dan kesehatan reproduksi remaja.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, yang

meliputi: bagi siswa, dapat memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai

seks dan kesehatan reproduksi remaja dan memiliki persepsi positif mengenai

seksualitas remaja, bagi guru, khususnya guru Biologi dapat lebih intensif

memberikan layanan informasi tentang seks dan kesehatan reproduksi remaja agar

siswa memiliki persepsi positif mengenai seksualitas remaja, bagi sekolah,

sekolah dapat lebih meningkatkan pendidikan dan pengetahuan mengenai seks

(19)

Berdasarkan hasil penelitian rata-rata skor angket pada siswa perempuan

126,5 dan untuk skor angket pada siswa laki-laki 118,2. Berdasarkan kategori skor

angket skor tersebut dikategorikan baik. Jadi peneliti dapat menyimpulkan,

persepsi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Balige tentang seks dan kesehatan

reproduksi di kalangan remaja adalah baik, artinya siswa memahami tentang seks

dan kesehatan reproduksi dibuktikan dengan jawaban siswa di tiap indikatornya.

5.2 Saran

Penulis menyarankan, siswa SMA Negeri 1 Balige perlu diadakan

komunikasi, informasi, edukasi kepada remaja tentang seks dan kesehatan

reproduksi sehingga dapat mencegah dampak negatif yang ditimbulkan dari

persepsi remaja yang mendukung terhadap perilaku seksual. Bagi institusi

pendidikan hendaknya memasukkan kurikulum mengenai kesehatan reproduksi

yang dapat membantu para remaja menemukan solusi terpercaya dari masalah

kesehatan reproduksi sehingga dapat menghindarkan remaja dari hal-hal yang

dapat merusak kesehatan mereka. Untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan hubungan persepsi tentang seks dan kesehatan reproduksi remaja, perlu

menghubungkannya dengan faktor-faktor yang lain seperti faktor sosial, budaya

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Barata, (2012), Seks Bebas, Jurnal, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Bono, E.D., (2007), How To Have A Beautiful Mind, Penerbit Kaifa, Bandung

Boyke, (2010), It’s All About Sex, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta

Citrawathi, D.M., (2013), Faktor Determinan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR) Di SMP, Jurnal Biologi Universitas Pendidikan Ganesha, Bali

Dariyo, A., (2002), Psikologi Perkembangan Remaja, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta

Dewi, H.E., (2012), Memahami Perkembangan Fisik Remaja, Penerbit Gosyen, Yogyakarta

Dianawati, A., (2003), Pendidikan Seks Untuk Remaja, Penerbit PT Kawan Pustaka, Depok

Djaali, H., Pudji, M., (2008), Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan, Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta

Evlyn, M.R.H., Dewi E.S., (2007), Hubungan Antara Persepsi Tentang Seks Dan Perilaku Seksual Remaja Di SMA Negeri 3 Medan, Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera Utara, Volume 2 Nomor 2

Fidyawati, (2012), Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan Perilaku Personal Hygiene Remaja Putri SMPN 1 Seyegen Sleman Yogyakarta, Karya Tulis Ilmiah, Yogyakarta

Hasan, S., Abu, N., (2012), Lets Talk About Love, Penerbit Tiga Serangkai, Jakarta

Kartono, K., (2009), Patologi Sosial, Penerbit Rajawali Press, Jakarta

Kasdu, D., (2005), Solusi Problem Wanita Dewasa, Penerbit Puspa Swara, Jakarta

Lestari, T.W., Elisa, U., dan Suparmi, (2013), Kesehatan Reproduksi, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Manuaba, I.A.C., Ida, B.G.F.M., dan Ida, B.G.M, (2009), Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

(21)

Pakasi, D.T., dan Reni, K., (2013), Antara Kebutuhan Dan Tabu : Pendidikan Seksualitas dan Kesehatan Bagi Remaja di SMA, Jurnal Kesehatan, 17(2):79-89

Prihartini, T., Sartini, N., dan, Tina, A., (2002), Hubungan Antara Komunikasi Efektif Tentang Seksualitas Dalam Keluarga Dengan Sikap Remaja Awal Terhadap Pergaulan Bebas Antar Lawan Jenis, Jurnal Psikologi, 2002, NO.2:124-139

Rahmawati, V.E., Ninik, A., dan Suyati, (2011), Hubungan Pemanfaatan Beberapa Jenis Media Massa dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Kelas XI SMA, Jurnal Kebidanan, Jombang

Rakhmawati, E., dan Suripto., (2012), Pengaruh Komunikasi Orangtua-Remaja Dan Layanan Informasi Terhadap Peningkatan Pemahaman Kesehatan Reproduksi Pada Remaja, Jurnal Kesehatan, Semarang

Rihardini, T., Yolanda, Z.S., (2012) Persepsi Remaja Tentang Perilaku Seks

Pranikah Di SMA “X”, Jurnal Kebidanan, Volume 1 Nomor 1

Rufti, K., (2014), Did You Know, Penerbit Sadean Laris Publisher, Jakarta

Sapitri, A., Elly, D., dan Herbet, S., (2013) Hubungan Metakognitif Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan Persepsi Perilaku Seksual Siswa SMA Se-Kota Medan Tahun 2013, Thesis, Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, UNIMED

Sari, K.P., (2010), Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Ditinjau Dari persepsi Kualitas Komunikasi Orangtua Dan Remaja, Skripsi, Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Yogyakarta

Sarwono, (2010), Psikologi Remaja, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta

Setianti, Y., dan Hanny, H., (2009), Tanggapan Siswa Madrasah Tsanawiyah Mathlaul Ulum Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja, Laporan Akhir Penelitian Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas padjajaran, UNPAD

Siregar, N.A.K., Asfriyati., Arma, A.J.A., (2012), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Narapidana Remaja Pria Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Balige Kabupaten Toba Samosir 2012, Jurnal Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat USU dan Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan

(22)

Sunaryo, (2004), Psikologi Untuk Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Utama, I.B., Falasifah, A.Y., (2013), Picture Of Reproductive Health Awareness

In Students At High School “X” Bantul, Scientific Writing Study Program

Nursing, University Of Muhammadiyah Yogyakarta 2013, Yogyakarta

Wicaksono, P., (2015), Persepsi Siswa Terhadap pelaksanaan Pendidikan Seksual Di SMA Ibu Kartini Semarang Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi, Jurusan Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang

Widyastuti, Y., Anita, R., dan Yuliasti, E.P., (2009), Kesehatan Reproduksi, Penerbit Fitramaya, Yogyakarta

Wijaya, Y.S., (2015), Pengaruh Layanan Informasi Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KKR) Terhadap Persepsi Siswa Tentang Seksualitas Remaja Pada Siswa X-9 SMA PGRI I PATI, Skripsi, Jurusan Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Semarang

Gambar

Tabel 3.1 Penggolongan Pernyataan Dalam Angket

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memberikan pemaparan kegiatan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang dipelajari di kampus kedalam dunia kerja yang

Kartowisastro, Ph.D, selaku ketua jurusan sistem komputer dan dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ide dan saran serta mengorbankan waktu dan tenaganya untuk

Secara lebih lanjut, model analisis jalur pada penelitian ini memperlihatkan bahwa harga diri seksual, baik secara umum dan khusus dalam hal kompetensi seksual,

Reica pada tanggal 1 Januari 2011, bergerak dalam bidang jual beli gula pasir merek “My Sugar”.. Reica mengambil uang untuk keperluan pribadi

Pengembangan Program Parent Support Group (PSG) untuk Meningkatkan Kualitas Cara Pengasuhan Orangtua terhadap Anak dengan Gangguan Autisme di SLB X Kota Bandung Universitas

From the result of the study, it is concluded that role-play is more appropriate technique to improve students’ speaking ability of the twelfth grade students of SMA Stella

Pendekatan ini digunakan karena mempunyai beberapa kelebihan yang akan mempermudah siswa dalam belajar dan menyelesaikan soal matematika. Beberapa kelebihan

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk saluran yang telah ditransposisikan, yaitu suatu metode pengembalian keseimbangan ketiga fasa dengan mempertukarkan