Oleh :
Dian Utami NIM. 4111430001 Program Studi Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1. Data Variabel Prediktor dan Variabel Respon 26 Tabel 4.2. Jumlah ATB Berdasarkan Wilayah 28 Tabel 4.3. Estimasi Parameter Model Regresi Sederhana 29
Tabel 4.4. NilaiMoran’s I 32
RIWAYAT HIDUP
MODEL REGRESI SPASIAL UNTUK MENGANALISIS DAT A ANAK TI DAK B ERSE KOL AH USIA
KURANG 15 TAHUN DI KOTA MEDAN
Dian Utami (4111430001)
ABSTRAK
Pendidikan dikatakan sebagai katalisator faktor utama pengembangan SDM, namun di sisi lain banyak anak usia kurang 15 tahun yang tidak bersekolah. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan model regresi banyak anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di Kota Medan menggunakan regresi spasial dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan variabel terikat yaitu jumlah anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun, sementara variabel bebas yang digunakan adalah jumlah penduduk pra sejahtera, jumlah sekolah SD, jumlah anak bekerja usia kurang 15 tahun dan rasio antara anak yang bersekolah dengan anak tidak bersekolah (ATB) kurang 15 tahun. Analisis yang digunakan yaituSpatial Autoregresive Model (SAR). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat adalah jumlah penduduk pra sejahtera, jumlah sekolah SD dan rasio antara anak yang bersekolah dengan anak tidak bersekolah (ATB) kurang 15 tahun. Nilai koefisien determinasi (R2) adalah 95.46%.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Regresi Spasial Untuk Menganalisis Data Anak Tidak Bersekolah Usia Kurang 15 Tahun Di Kota Medan”.
Dalam skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika dan Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika Universitas Negeri Medan.
4. Dr. Pardomuan Sitompul, M.Si selaku Ketua Prodi Jurusan Matematika.
5. Dr. Ani Minarni, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Dr. Mulyono, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Dra. Hamidah Nasution, M.Si, Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Dr. Mulyono, M.Si selaku dosen penguji yang telah membimbing serta memberikan masukan dalam pembuatan skripsi.
menjadi manusia yang lebih baik lagi dan mencirikan sikap serta sifat layaknya manusia yang berintelektual.
9. Kepala BAPPEDA Kota Medan beserta stafnya yang telah memberikan izin dan kemudahan selama peneliti melakukan peneltian. 10. Kepala Badan PP dan KB Kota Medan beserta stafnya yang telah
memberikan izin dan kemudahan selama peneliti melakukan peneltian. 11. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Suparmin dan Ibunda Erni
Deliana, yang telah memberikan support dan semangat serta do’a yang selalu menjadi pelecut semangat dalam menulis skripsi ini.
12. Kakak dan Adik-adikku tersayang yaitu DIDI MINHHERA (Dian Siska, Dian Shinta, Minarlin, Hikmah Danu, Herviana Ramadhani, dan Rajib Ahri) yang telah membantu dan menjadi motivasi selama melakukan penelitian.
13. Teman-teman seperjuangan (Khoiriah Lubis, Mahyurani, Uni Fiana Silalahi, Ahmad Fauzi, Wira Sanjaya, Julianti, Desi Ratnasari Lubis, Nurlaeli Fitriani) dan seluruh keluarga besar Matematika Nondik 2011. 14. Teman-teman 1 kost KMAHROB (Khoiriah Lubis, Mahyuni Sinaga,
Robiatul Adawiyah).
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas kebaikan dari semua pihak yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun mengingat penulis masih dalam tahap belajar, penulis menyadari bahwa isi yang disajikan dalam skripsi ini masih memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.
Medan, Januari 2016 penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Tujuan Penelitian 6
1.5. Manfaat Penelitian 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1. Pengertian Anak Usia Sekolah 7 2.2. Anak Tidak Sekolah Usia Kurang 15 Tahun 7 2.3. Faktor-faktor Anak Tidak Sekolah Usia Kurang 15 Tahun 8
2.3.1. Penduduk Pra Sejahtera 8
2.3.2. Sekolah SD 8
2.3.3. Anak Bekerja Usia Kurang 15 Tahun 9 2.3.4. Rasio Jumlah Anak yang Bersekolah Dengan Anak
Tidak Bersekolah Usia Kurang 15 Tahun 9
2.4. Metode Kuadrat Terkecil 10
2.5. Matriks Bobot Spasial 12
2.6. Model Regresi Spasial 13
2.6.2.Spatial Error Model(SEM) 15 2.7. Signifikansi Parameter Regresi Spasial 16
2.8. Efek Dependensi Spasial 16
2.8.1.Moran’s I 16
2.8.2.Langrange Multipler(LM) 18
2.9.SoftwareOpenGeoda 19
BAB III METODE PENELITIAN 21
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21
3.2. Data dan Sumber Data 21
3.3. Variabel Penelitian 21
3.4. Definisi Variabel 21
3.5. Prosedur Penelitian 22
3.6. Menganalisis Data 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26
4.1. Data 26
4.2. Statistik Deskriptif Variabel Respon di Kota Medan 27
4.3. Model Regresi Sederhana 29
4.4. Regresi Spasial 30
4.4.1. Pengujian Efek Spasial 30 4.4.2. UjiLagrange Multiplier(LM) 32 4.5. Data Matriks Bobot Spasial (Spatial Weight Matrices) 33 4.6. Model Regresi Spasial Berdasarkan Data Hasil Penelitian 39 4.6.1. ModelSpatial Autoregresive (SAR) 39
4.6.2. Diskusi Hasil 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 48
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Ilustrasi dariContiguity 12 Gambar 2.2.Moran’s I Scatterplot 18 Gambar 3.1.Flow ChartRegresi spasial 23 Gambar 4.1. Kecamatan Kota Medan 27 Gambar 4.2. Peta Tematik ATB di Kota Medan 28 Gambar 4.3. Grafik antara variabel bebas dan variabel bergantung 29
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Jumlah Anak Tidak Bersekolah dan Jumlah Anak Sekolah SD Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2014
Lampiran 2. Data Jumlah Sekolah Dasar (SD) dan Jumlah Anak Bekerja Usia Kurang 15 Tahun Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2014
Lampiran 3. Jumlah Penduduk Pra Sejahtera Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun 2014
Lampiran 4. Hasil Output dari ProgramOpenGeoda Lampiran 5. Tabel Distribusi t
Lampiran 6. Tabel Distribusi z Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8. Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi Lampiran 9. Permohonan Surat Izin Penelitian dari Jurusan
Matematika
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun sebuah negara. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, dengan adanya pendidikan bagi masyarakat akan menjadikan masyarakat lebih maju dalam pemikirannya. Pemikiran masyarakat yang maju akan membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi. Pendidikan tidak lepas dari peran pemerintah. Pemerintah mengutamakan pentingnya pendidikan bagi seluruh masyarakat dengan meningkatkan mutu pendidikan.
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 60 Ayat (1) menyatakan bahwa “setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya”. Hal tersebut dapat diartikan bahwa setiap anak Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, serta gender. Realitasnya masih ada sebagian orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan bagi anak. Menurut laporan tahun 2012 di Indonesia masih terdapat sekitar 2,5 juta anak usia 7-15 tahun yang tidak bersekolah (Unicef, 2012).
Putus sekolah menjadi masalah yang cukup serius karena ironis dengan usaha pemerintah yang gencar untuk memajukan pendidikan nasional. Putus sekolah disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor ekonomi, psikologis, serta lingkungan sosial menjadi pemicu seorang anak tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Pendidikan yang diupayakan oleh pemerintah sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilihat dari Program Wajib Belajar.
Pemerintahan Orde Baru (masa kepemerintahan Presiden Soeharto), yaitu sejak tahun 1984 saat Bapak Nugroho Notosusanto menjabat sebagai Menteri pendidikan di Indonesia, namun pada masa itu pendidikan belum dapat diakses seluruh masyarakat Indonesia oleh karena keterbatasan ekonomi. Oleh sebab itu, hanya masyarakat tertentu saja yang dapat menikmati pendidikan tersebut (Candra, 2006).
Peningkatan pendidikan di Indonesia melalui program wajib belajar Sembilan tahun ini diharapkan dapat mengembangkan dan membawa dampak kemajuan bagi masyarakat Indonesia dan dapat direalisasikan secara merata sampai keseluruh daerah-daerah di Indonesia mulai dari kota-kota besar hingga daerah-daerah terpencil sekalipun. Hal ini dipertegas dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tertuang dalam pasal 34, yang isinya sebagai berikut:
1. Setiap warga negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya
3. Wajib belajar merupakan tanggung jawab Negara yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat
4. Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut oleh peraturan pemerintah. Orientasi dan prioritas kebijakan tersebut antara lain:
Penuntasan anak usia 7-12 tahun untuk tingkat sekolah dasar Penuntasan anak usia 13-15 tahun untuk tingkat sekolah menengah
pertama
Pendidikan untuk semua (dalam pendidikan untuk semua dicanangkan oleh badan pendidikan untuk anak).
nasional. Program Wajib Belajar Pendidikan Sembilan Tahun dan beberapa undang-undang yang mengamanatkan pentingnya pendidikan bagi anak, masih belum optimal jika melihat realitas sebagian anak-anak terutama di pedesaan yang putus sekolah (Nurpratiwiningsih, 2011).
Banyaknya anak yang putus sekolah ataupun yang tidak bersekolah di Indonesia masih menjadi masalah di negara berkembang seperti Indonesia. Pada tahun 2011, anak putus sekolah di Sumatera Utara sebanyak 14.901 siswa walaupun jumlah ini jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya, yakni mencapai angka 41.110 siswa (www.tribunnews.com). Kondisi ini mengindentifikasikan bahwa program pendidikan dasar 9 tahun belum berhasil. Selain itu, banyak penduduk tidak mampu melakukan partisipasi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yang biasanya terhambat karena masalah kesulitan ekonomi.
Banyaknya anak tidak bersekolah di suatu daerah sangat mungkin dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi geografis daerahnya, termasuk posisinya terhadap daerah lain misalnya tingkat pendidikan masyarakat di lingkungan tersebut rendah yang diikuti oleh rendahnya kesadaran tentang pentingnya pendidikan. Permasalahan mengenai pengaruh tempat atau lingkungan terhadap banyaknya anak tidak bersekolah di suatu daerah dapat di analisis melalui model regresi spasial (Rati, dkk, 2013).
Model regresi spasial merupakan hasil pengembangan dari metode regresi linier klasik. Pengembangan itu berdasarkan adanya pengaruh tempat atau spasial pada data yang dianalisis (Anselin, 1988). Data spasial adalah suatu data yang mengacu pada posisi, objek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi.
Mapping Science Committee (1995) dalam Rajabidfard (2001) menerangkan
penyakit, penentuan harga jual rumah, pertanian, kedokteran, pemilihan seorang pemimpin, kriminalitas, kemiskinan, anak tidak bersekolah dan lain-lain.
Di dalam suatu observasi yang mengandung informasi ruang atau spasial, maka analisis data tidak akan akurat jika hanya menggunakan analisis regresi sederhana (Anselin, 1988). Jika informasi ruang atau spasial diabaikan pada data yang memiliki informasi ruang atau spasial dalam analisis, maka koefisien regresi akan bias atau tidak konsisten, koefisien determinasi (R2) rendah, dan kesimpulan yang ditarik tidak tepat karena model tidak akurat. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana ketepatan atau kecocokan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok data hasil observasi. Nilai R2 dikatakan baik jika berada di atas 0,5 karena nilai R2 berkisar antara 0 dan 1. Semakin rendah atau kecil nilai R2, maka ketepatan atau kecocokan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok data hasil observasi dikatakan semakin buruk atau tidak akurat. Namun sebaliknya, Semakin besar nilai R2, maka ketepatan atau kecocokan garis regresi yang terbentuk dalam mewakili kelompok data hasil observasi dikatakan semakin baik (Sarwoko, 2005). Yang menjadi masalah paling mendesak untuk di analisis oleh model regresi spasial ini adalah masalah banyaknya anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun, karena analisis (kajian) untuk masalah ini belum tersedia.
Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Model Regresi Spasial Untuk Menganalisis Data Anak Tidak Bersekolah Usia Kurang 15 Tahun Di Kota Medan”.
1.2. Rumusan Masalah
dalamnya ada faktor spasial dapat digunakan regresi spasial. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana model regresi banyak anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di kota Medan dengan menggunakan model regresi spasial.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di kota Medan.
1.3. Batasan Masalah
1. Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan di kota Medan. Data diperoleh dari BAPPEDA dan Badan PP dan KB. Data yang digunakan adalah data sekunder tahun 2014, yakni:
a. Jumlah anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di kota Medan. b. Jumlah penduduk pra sejahtera tiap kecamatan.
c. Jumlah sekolah SD tiap kecamatan.
d. Jumlah anak bekerja di bawah usia 15 tahun tiap kecamatan. e. Jumlah anak yang bersekolah tiap kecamatan.
2. Pada data anak yang tidak bersekolah, anak yang bekerja, dan anak yang bersekolah usia kurang 15 tahun diambil dari data anak yang tidak bersekolah pada usia sekolah SD, data anak yang bekerja pada usia sekolah SD, dan data anak bersekolah tingkat sekolah SD.
3. Data diolah menggunakan regresi spasial. Metode spasial yang digunakan adalah pendekatan area yaituSpatial Autoregressive Model(SAR), Spatial
Error Model (SEM), dan Spatial Autoregressive Moving Average
(SARMA).
4. Untuk mengetahui keberadaan efek spasial digunakan uji Moran’s I dan untuk pemilihan model yang sesuai digunakan uji Lagrange Multiplier (LM).
6. Penentuan model regresi pada jumlah anak tidak bersekolah di kota Medan hanya dilakukan di 7 kecamatan yang terpilih, yaitu pada kecamatan:
Medan Belawan Medan Deli Medan Helvetia Medan Sunggal Medan Johor Medan Amplas Medan Perjuangan
1.4. Tujuan Penelitian
1. Menentukan model regresi banyak anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di kota Medan dengan menggunakan model regresi spasial.
2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di kota Medan.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Pemerintah
Model anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun yang diperoleh dapat digunakan untuk membuat suatu antisipasi, kebijakan dan langkah awal yang dilakukan untuk mengurangi bertambahnya anak yang tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di kota Medan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Menambah dan memperluas pengetahuan tentang regresi, khususnya yang berhubungan dengan regresi spasial.
Dari hasil dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bentuk umum persamaan ModelSpatial Autoregressive(SAR) adalah
2. Model yang digunakan pada kasus anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di Kota Medan adalah Model Spatial Autoregressive(SAR). Model
Spatial Autoregressive (SAR) adalah model regresi spasial yang di
dalamnya hanya bergantung pada lag saja, artinya di dalam regresi ada ketergantungan nilai variabel terikat suatu wilayah dengan nilai variabel terikat wilayah lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah anak tidak bersekolah usia kurang 15 tahun di Kota Medan adalah jumlah penduduk pra sejahtera, jumlah sekolah SD, jumlah anak bekerja usia kurang 15 tahun dan rasio antara anak yang bersekolah dengan anak tidak bersekolah (ATB) kurang 15 tahun.
4. Pada Model SAR hanya 3 variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikatnya yaitu jumlah penduduk prasejahtera, jumlah sekolah SD, dan rasio anak bersekolah dengan anak tidak bersekolah (ATB) kurang 15 tahun.
5. Koefisien determinasi pada model SAR sebesar 95,46%. 5.2. Saran
Berikut saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian:
khususnya di kecamatan Medan Belawan yang merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah anak tidak bersekolah.
2. Regresi spasial dengan pendekatan area yang digunakan peneliti adalah Model Spatial Autoregresive (SAR). Dengan menambahkan faktor lain didalam penelitian selanjutnya memungkinkan model spasial dengan pendekatan area yang lain seperti ModelSpatial Error (SEM) dan SARMA dapat digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Alamudin, Arifin., (2012), www.tribunnews.com/2012/06/11/14.901-siswa-putus-sekolah-di-sumut (di akses tanggal 25 Desember 2015).
Anselin, L., (1988), Spatial Econometrics : Methods and Models, Kluwer Academic Publisher, London.
Anselin, L., (2002), Spatial Externalities, Spatial Multipliers and Spatial Econometrics, Universitas of Illionis Urbana-Champaign, Urbana. Anselin, L., (2005), Exploring Spatial Data with GeoDa, University ofIllinois,
Urbana.
Anselin, L., Syabri, I., dan Youngihn, K., (2004), GeoDa: An Introduction to Spatial Data Analysis,University of Illinois, Urbana.
Candra, Dwi., (2006), Penyebab Anak-anak Putus Sekolah dan Cara
Penanggulangannya, Laporan hasil Penelitian, Pendidikan Luar
Sekolah Universitas Negeri Malang.
Demartoto, Argyo., (2008), Karakteristik Sosial Ekonomi dan Faktor-faktor
Penyebab Anak Bekerja di Sektor Informal di Kota Surakarta,
Laporan Penelitian, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
Djalal, Nachrowi dan Usman, Hardius., (2006), Penggunaan Teknik Ekonometri, Rajawali Pers, Jakarta.
Draper, Norman dan Harry, Smith., (1992),Analisis Regresi Terapan, Gramedia, Jakarta.
Kemdiknas, (2012), http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/peserta-didik-sekolah-dasar (di akses tanggal 25 Desember 2015).
Kurnia, A., dan Syahfitri, U., (2006), Pendekatan Statistika Untuk Pemetaan Kemiskinan Di Provinsi Jawa Barat, Jurnal Forum Statistika dan Komputasi,Vol 11, No 2, Hal 1-9.
LeSage, J. P., (1998), Spatial Econometrics. Departement of Economics, University of Toledo.
LeSage, J.P., dan Pace, R.K., (2009), Introduction to Spasial Econometrics, R Press, Boca Ration.
Nurpratiwiningsih, L., (2011), Pelaksanaan Program Wajib Belajar 9 Tahun Di
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, Skripsi, FIS,
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Rati, Musfika., Nababan, Ester., dan Sutarman., (2013), Model regresi Spasial Untuk Anak Tidak Bersekolah Usia Kurang 15 Tahun Di Kota Medan, Jurnal Saintia Matematika,Vol 1, Hal 87-99.
Sarwoko., (2005),Dasar-dasar Ekonometrika, ANDI Yogyakarta, Yogyakarta. Setiawan dan Kusrini, D. E., (2010), Ekonometrika, ANDI Yogyakarta,
Yogyakarta.
Steel, Robert G.D., dan James H. Torrie., (1991),Prinsip Dan Prosedur Statistika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sunarti, Euis., (2011), Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files-Kependudukan-dan-Keluarga-Sejahtera.pdf