• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Analisis Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Luka Berbegara Kaya Grup Musik Cupumanik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Analisis Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Luka Berbegara Kaya Grup Musik Cupumanik"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh :

Fajar Wira Utama

NIM. 41808105

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

By, Sosiocultural Practice on Discourse anarchism In the lyrics of "Luka Bernegara" by Cupumanik . To achieve these objectives then review raised questions how Dimension Text , Discourse Practice, Sosiocultural Practice.

Singer research using qualitative research method research designs with Norman Fairclough Critical Discourse Analysis . The data collection techniques is used interview with informants , How to analysis the text in the lyrics of the song " Luka Bernegara " . In Research singer informants used only for secondary data additional or because not for primary data critical discourse analysis pure Thought Alone findings.

Results of research on the dimensions of the text shows that there is an element of anarchism delivery. Discourse Practice song lyrics based on the luka bernegara would be a letdown social groups against the government because there are many governments that came out of the law, in other words there is still more government is busy taking care of their personal interests than busy serving the community. Practice Sosiocultural happened a disappointment that occurs in the community and become a call to not fully stand idly against the government.

The conclusion of this study, researchers said that Cupumanik wanted to convey a message through the lyrics of songs in the form of resistance to anarchism attitudes embodied in the lyrics of luka bernegara and a wake to to communities to fight the tyranny in this state in Indonesia.

Advice from researchers to the community, so that we continue to work in many ways, be it in music, air entrepreneurship, as well as being the leader of a fair and prosperous so that the emergence of a sense of national and state strong.

(3)

perlawanan mereka terhadap pemerintah, pandangan tersebut dapat di lihat pada kontek perpolitikan yang ada di Indonesia pada masa pembuatan lagu luka bernegara di tahun 2010, pada masa tersebut terlihat ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, khususnya pada keputusan-keputusan yang telah di ambil oleh para petinggi negara.

Kata bernegara dalam lirik lagu tersebut lebih di tonjolkan kepada realitas yang terjadi pada tahun 2010 dan berdampak pada masa ini dengan banyaknya masyarakat yang sudah kurang mempercayai pemerintah dan tidak berminat pada hal yang berbau politik (apolitis).

Wacana anarkimse mengenai lirik lagu luka bernegara semakin di perkuat dengan ada nya realitas pada masa pembuatan lagu tersebut di tahun 2010 mengenai kasus suap pembangunan wisma atlet untuk SEA Games di Palembang. Nazaruddin terkait pembangunan wisma atlet tersebut dan merambat kepada para kader lainnya. permasalahan dimulai dari kecerobohan Partai Demokrat di dalam merekrut anggota. Menurut dia, Demokrat meminjam istilah murah meriah dan tidak memikirkan latar belakang para kader.

Kata anarki sendiri adalah serapan dari bahasa Inggris yaitu anarchy, akar kata

anarki berasal dari bahasa Yunani yang berupa kata „anarchos’ atau pun kata

‘anarchein’. Kata anarchos dan anarchein dapat disama artikan tanpa pemerintahan ataupun kekuasaan, sedangkan anarkis sendiri adalah orang/manusia yang mempercayai adanya anarki.

Pada pernyataan diatas patut di pahami bahwa ideologi anarkisme membenarkan tentang „tiada pemimpin‟ ataupun „tanpa pemerintahan‟. Sama sekali tak menyatakan

“tanpa aturan.” Artinya anarki dalam lirik lagu luka bernegara perwujudan dalam sikap

bukan dalam bentuk prilaku.

(4)

Bernegara. Bagi Cupumanik lagu ini adalah lagu mengenai kebebasan yang datang dari diri sendiri, dulu Cupumanik menaruh perasaan dan merespon persoalan politik dengan hati atau perasaan, dan ternyata itu sudah jauh dari manfaat. Karena menurut Cupumanik perpolitikan kita penuh dengan tipu daya dan juga konflik hingga pada akhirnya mereka punya cara sendiri untuk menjadi masyarakat yang bernegara, cukup dengan bekerja dan berkarya agar berbudaya. Hal tersebut membuktikan bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang kurang memahami pemahaman, penghayatan, dan kepercayaan akan keutamaan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila Pancasila dan keterkaitan satu sama lain.

Konflik sosial budaya telah terjadi karena kemajemukan suku, kebudayaan, dan agama yang tidak di kelola dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, penegakan hukum yang masih kurang berjalan dengan baik dan pelaksanaannya telah diselewengkan sedemikian rupa, sehingga banyaknya pertentangan dengan prinsip keadilan, yaitu persamaan hak warga Negara di hadapan hukum. Peralihan kekuasaan yang sering menimbulkan konflik, pertumpahan darah, dendam antara kelompok masyarakat terjadi sebagai akibat proses demokrasi yang tidak berjalan dengan baik, penyalahgunaan kekuasaan sebagai akibat dari lemahnya fungsi pengawasaan dari pemerintah, serta terbatasnya pengawasaan oleh masyarakat dan media massa pada masa lampau yang telah menjadikan pertanggung jawaban pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab tidak terlaksana. Akibatnya, kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara Negara menjadi berkurang.

(5)

negara, dimana pada saat itu cupumanik dan banyak kalangan dari masyarakat yang kecewa akan dunia perpolitikan. Hingga saat ini dalam setiap penampilan konsernya Cupumanik, selalu membawakan lagu luka bernegara sebagai sebuah tembang hits mereka. Peneliti sangat tertarik menganalisis lirik Luka Bernegara Karya Cupumanik ini. Analisis wacana dalam bentuk analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) berarti peneliti menganalisis wacana pada level naskah beserta sejarah dan konteks wacana tersebut. Penelaahan atas wacana tidak hanya dilakukan pada level naskah, namun dilanjutkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi.

Analisis wacana kritis, kritis di sini berarti bahwa tujuan analisis adalah mengungkap peran praktik kewacanaan dalam upaya melestarikan dunia sosial, termasuk hubungan-hubungan sosial yang melibatkan hubungan kekuasaan yang tak sepadan. Tujuan analisis wacana kritis yaitu menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan antara fenomena sosiokultural dengan proses perubahan dalam permasalahan terkini. Selain itu, analisis wacana kritis bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara penggunaan bahasa dengan praktik sosial.

Pada penelitian, peneliti menggunakan metode analisis wacana kritis.Untuk mengetahui pesan dari lirik lagu Luka Bernegara karya Cupumanik, peneliti menggunakan teori analisis wacana kritis yang dikemukakan oleh Norman Fairclough. Dalam model Fairclough, teks disini di analisis secara linguistik, dengan melihat kosakata, semantik, dan tata kalimat. Ia juga memasukan koherensi dan kohesivitas, bagaimana antar kalimat atau kalimat tersebut digabung sehingga menimbulkan pengertian.

(6)

makna menurut sang penulis lirik. Tetapi ketika lirik telah menyebarluas melalui saluran komunikasi, makna lirik tidak lagi hanya tunggal, melainkan jamak. Hal ini disebabkan karena ada perbedaan interpretasi. Interpretasi setiap individu berbeda dengan individu yang lain, hal ini disebabkan oleh latar belakang pendikan, pengalaman, ideologi dan sudut pandang yang berbeda. Dari sini peneliti berusaha menginterpretasikan tanda-tanda dalam lirik lagu tersebut yang merepresentasikan tentang keputusasaan. Dalam lirik lagu tersebut berdasarkan interpretasi awal dari peneliti terdapat kata-kata dalam lirik

II. RUMUSAN MASALAH

2.1 RUMUSAN MASALAH MAKRO

Dari sudut pandang yang telah diuraikan diatas maka penulis menentukan fokus kajian penelitian, Bagaimana Wacana Anarkisme Dalam Teks Lirik Lagu Luka Bernegara Karya Band Cupumanik ditinjau dari analisis Wacana Kritik Dengan Pendekatan Norman Fairclough?

2.2 RUMUSAN MASALAH MIKRO

1. Bagaimana Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dilihat dari teks ?

2. Bagaimana Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dilihat dari discourse practice (produksi dan konsumsi teks) ?

3 Bagaimana Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dilihat dari sociocultural practice (situasional, institusional, sosial) ?

III. METODE PENELITIAN

(7)

kelas. Dengan demikian proses penelitiannya tidak hanya mencari makna yang terdapat pada sebuah naskah, melainkan seringkali menggali apa yang terdapat di balik naskah menurut paradigmaa penelitian yang digunakan.

“Dalam pemahaman penelitian kualitatif, realitas itu realitas alam sekalipun, dikonstruksikan secara sosial, yakni berdasarkan kesepakatan bersama. Hasil konstruksi itu dipengaruhi sifat hubungan antara peneliti dengan yang diteliti, secara kendala-kendala situasional diantara keduanya.” (Mulyana dan Solatun, 2008)

Penelitian kualitatif pun bersifat empiris. Karena arti empiris sendiri berarti dapat diamati oleh pancaindera. Penelitian kualitatif tentu saja bersifat empiris, hanya saja pengamatan yang dilakukan bukan berdasarkan ukuran matematis yang terlebih dulu ditetapkan peneliti dan harus disepakati oleh pengamat lain, melainkan berdasarkan ungkapan subjek penelitian. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban.

Dengan ungkapan lain, metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita lakukan untuk melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa lain dan situasi lain. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2007:5), “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.” Penelitian kualitatif dari segi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang. Pada definisi ini hanya mempersoalkan satu metode, yaitu wawancara terbuka, sedangkan yang penting dari definisi adalah apa yang diteliti yaitu upaya memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku baik individu maupun kelompok.

(8)

menggunakan metode analisis wacana kritis ini, analisis akan difokuskan pada aspek kebahasaan dan konteks-konteks yang terkait dengan aspek tersebut. Konteks di sini dapat berarti bahwa aspek kebahasaan tersebut digunakan untuk tujuan dan praktik tertentu.

Analisis wacana lirik lagu dalam penelitian ini peneliti lakukan dengan cara menginterpretasi atau menafsirkan teks-teks yang ada. Oleh karena itu, subjektivitas tidak dapat dihindarkan dalam penelitian ini karena realitas yang ditemukan dalam teks merupakan hasil interpretasi atau penafsiran saya. Akan tetapi, subjektivitas tersebut diminimalisasi dengan digunakannya hasil analisis linguistik sebagai bukti. Penelitian dengan metode analisis wacana kritis dianggap semakin berkualitas apabila penelitian tersebut semakin banyak memperhatikan konteks historis, sosial, budaya dari teks yang diteliti.

Sedangkan dalam studi analisis wacana (discourse analysis), pengungkapan maksud tersembunyi yang terdapat di dalam suatu teks, itu dapat dikategorikan sedalam analisis wacana kritis. Pemahaman dasar analisis wacana kritis adalah wacana tidak dipahami semata-mata sebagau obyek studi bahasa saja. Bahasa dalam analisis wacana kritis selain pada teks juga pada konteks, yaitu bahasa dapat difungsikan sebagai alat dam praktik mencapai tujuan, termasuk pula pada praktik ideologi. Seperti yang diungkapkan pula oleh Eriyanto mengenai posisi bahasa dalam pandangan wacana kritis sebagai berikut, “Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya.”(Eriyanto, 2001:6)

(9)

menampilkan efek ideologis baim secara langsung atau tidak. Sebagai contoh suatu wacana dapat memproduksi hubungan kekuasaan yang timpang antar kelas-kelas sosial, seperti pria dan wanita, dan secara umum wacana dapat merepsentasikan perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap kelompok-kelompok. sosial dalam masyarakat. Pemakaian bahasa dalam analisis wacana kritis baik bahasa tutur maupun tulisan adalah termasuk sebagai praktik sosial. Praktik sosial dalam analisis wacana kritis dipandang sebagai hubungan dialektis antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi, dan struktur sosial.

Berikut menurut Fairclough dan Wodak dalam Eriyanto, “Analisis wacana kritis adalah bagaimana bahasa menyebabkan kelompok sosial yangada bertarung dan mengajukan ideologinya masing-masing.” (Eriyanto,2001:7) Analisis wacana kritis pun turut mempretimbangkan elemen kekuasaan. Wacana dalam bentuk teks, percakapan atau apapun tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah wajar dan netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Konsep kekuasaan yang dimaksdukan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana dan masyarakat. Ideologi pun menjadi konsep penting dalam analisis wacana kritis, Karena dalam setiap bentuk teks, percakapan atau apapun itu adalah merupakan praktik ideologi yang merupakan pancaran suatu ideologi tertentu.

Wacana bagi ideologi adalah media bagi suatu kelompok untuk mempersuasikan, menyebarkan, dan memberikan pemahaman kepada khalayak mengenai suatu konsepsi kehidupan yang mereka miliki sehingga dianngap wajar dan benar, yang kemudian dapat diterima oleh masyarakat.

IV. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 4.1 STUDI KEPUSTAKAAN

(10)

3. Internet Searching

4.3 TEKNIK ANALISIS DATA

1. Pengumpulan data (Data Collection) 2. Reduksi data (Data Reduction) 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

4.4.UJI KEABSAHAN DATA 1. Triangulasi Data 2. Member Check

V. PEMBAHASAN

Sesuai dengan judul peneliti, pada bagian ini peneliti akan melakukan analisis yang peneliti intepretasikan, dan menurut peneliti memandang dalam kajian pembahasan yang peneliti lakukan, dengan Analisis Wacana Kritis pada Wacana Anarkisme dalam lirik lagu luka bernegara karya Cupumanik dengan menggunakan Paradigma Kritis.

Peneliti melihat bahwa teks perlu dibahas secara mendalam menggunakan linguistic kritis (critical lingustik), kajian tersebut merupakan relasi-relasi antara kekuasaan yang tersembunyi (hidden power) dan proses ideologi yang muncul dalam teks lisan atau tulisan. Lingustik kritis amat relevan digunakan untuk menganalisis fenomena yang penuh kesenjangan.

(11)

terhadap pemerintahan yang pada masa itu sangat jelas terlihat bahwa mereka lebih disibukan dengan kesibukan pribadi mereka tanpa melihat akan permasalahan yang terjadi di negri kita, jadi pemimpin seperti apakah yang cocok memimpin Negara kita ini, apakah budayawan atau negarawan. Luka bernegara yang tercipta dari salah satu karya Cupumanik ini menjadi suatu cambukan besar kepada masyarakat banyak, mereka harus lebih harus berhati-hati dalam memilih suatu pemimpin baik para pengikut nya. Luka bernegara yang tercipta sebagai judul teks lirik lagu grup musik Cupumanik menggambarkan akan rasa kekecewaan dan bentuk perlawanan yang memiliki unsure anarkisme terhadap pemerintah Indonesia. Jika di lihat dari segi penyampaian dan isi dalam lirik lagu Luka Bernegara, sangat mudah dan dipahami bila didengarkan secara baik, namun jika di pahami secara memandang dalam bentuk realitas yang terjadi pada saat ini sangat rumit karena banyakanya permasalahan yang timbul di negara ini terlebih di Indonesia. kosakata yang dipakai oleh grup musik Cupumanik ini tidak menggunakan kata-kata yang lumayan sulit dalam isi lirik teks lagu luka bernegara yang terlihat, karena bahasa dan kata-kata yang digunakan adalah bahasa masyarakat Indonesia yang digunakan baik di umum dan masyarak yang mengerti akan kajian bahasa perpolitikan.

Lirik dalam sebuah lagu, sebagai sebuah wacana selalu mengandung teks dan konteks di dalamnya yang memiliki makna tersendiri, ketika berbicara tentang teks yang tertulis, maka sudah berbicara tentang konteks yang berkembang di masyarakat pendukung musik tersebut. Lirik lagu Luka Bernegara karya band Cupumanik ini memiliki makna tersendiri baik itu dari penciptanya maupun bagi pendengarnya.

Intertekstualitas

(12)

(Teeuw, 1988:145).

Intertekstualitas merupakan salah satu teori yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh makna dalam proses menbaca suatu karya sastra. Karena setiap pembaca yang berhadapan dengan teks pasti bertemu dengan proses pemaknaan. Pada hakekatnya seseorang membaca untuk memberoleh sesuatu, entah itu berupa informasi atau makna dari teks yang dibaca tersebut.

Intertekstualitas menekankan pada Intelligibility (tingkat terpahaminya suatu teks) dan meaning (makna) yang ditentukan oleh kontribusi teks-teks pendahulu terhadap berbagai macam efek signifikansi. Karya sastra ditulis atau dicipta berdasarkan konvensi sastra yang ada. Karya sastra ditulis mencontoh karya yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi, di samping itu, karya sastra adalah kreatifitas, maka karya sastra ditulis tidak semata-mata hanya mencontoh saja, melainkan juga memperkembangkan konvensi yang sudah ada, bahkan menyimpangi ciri-ciri dan konvensi-konvensi yang ada dalam batas-batas tertentu. Dalam sejarah sastra selalu ada ketegangan antar konvensi dengan pembaharuan (Teeuw, 1980: 12). Hal ini merupakan prinsip kreativitas dan sifat kreatif karya sastra.

5.2 Wacana Anarkisme Dalam Lirik lagu Luka Bernegara Karya Cupumanik Dalam Discourse Practice

(13)

tahun 2011. Lagu luka bernegara ini di ciptakan karena kekecewaan Cupumanik dan berujung dengan sikap perlawanan terhadap pemerintahan, dimana pada masa tersebut banyak pemerintah yang gagal menjalankan tugasnya untuk bernegara, kader partai yang mengusung unsur demokrasi ini terjerat kasus hukum dengan KPK (komite pemberantasan korupsi) yang telah di anggap menjadi sarang para koruptor di Indonesia.

Dalam produksi dan konsumsi teks yang terdapat pada lagu luka bernegara karya Cupumanik terdapat wacana anarkisme yang di sampaikan kepada masyarakat. para informan pendukung memandang akan unsur produksi teks dan konsumsi teks ini dilihat melalui akan rasa perlawanan yang timbul akan pandangan Cupumanik dan bentuk perlawanan terhadap kaum tirani.

Cupumanik selalu berbicara dalam menjelaskan akan arti lagu luka bernegara dan mengaitkan akan permasalahan dalam bentuk tema dan arti dalam setiap lirik lagu luka bernegara ini dalam penyampaian panggung offAir maupun Onair. Dengan penyampaian dan penjelasan yang dilakukan oleh Che sebagai vokalis dalam menarik permasalahan yang terjadi di indonesia baik dari segi kebudayaan, ekonomi, sosial dan pemerintahan yang saat ini masih panas dan belum menemukan titik solusi untuk menuntaskan permasalahan tersebut. Karena itu Cupumanik selalu mengingatkan kepada setiap penonton dan menyampaikan yang dilakukan segala cara agar masyarakat indonesia jangan terlalu berharap terhadap pemerintah, lakukanlah cara bernegara yang baik menurut kalian baik itu dengan bekerja keras maupun berkarya agar berbudaya.

(14)

bagaimana teks tersebut di produksi ( Eriyanto, 2001 :316 ). Seperti halnya wacana anarkisme yang muncul dalam teks lirik lagu luka bernegara karya Cupumanik, suatu praktik diskursus yang melibatkan bagaimana hubungan antara pemerintah dengan masyarakat, bagaimana pemerintah mengurus negara yang baik agar masyarakat menjadi makmur dan sejahtera. Pola hubungan yang demokratis dimana masyarakat dapat mengajukan pendapat secara bebas tentu saja akan menghasilkan wacana yang berbeda, karena dalam teks lirik lagu luka bernegara pemaknaan lebih dikuasai oleh pemerintah dalam teks lirik lagu tersebut.

Praktik wacana inilah yang menentukan bagaimana teks tersebut terbentuk. Dalam pandangan Norman Faircough, ada dua sisi dari praktik diskursus tersebut, yakni produksi teks (di pihak media) dan konsumsi teks (di pihak khalayak).

Lagu luka bernegara ini adalah salah satu single Cupumanik dan dirilis pada tahun 2011. Lagu luka bernegara ini di ciptakan karena kekecewaan Cupumanik dan berujung dengan sikap perlawanan terhadap pemerintahan, dimana pada masa tersebut banyak pemerintah yang gagal menjalankan tugasnya untuk bernegara, kader partai yang mengusung unsur demokrasi ini terjerat kasus hukum dengan KPK (komite pemberantasan korupsi) yang telah di anggap menjadi sarang para koruptor di Indonesia.

Dalam produksi dan konsumsi teks yang terdapat pada lagu luka bernegara karya Cupumanik terdapat wacana anarkisme yang di sampaikan kepada masyarakat. para informan pendukung memandang akan unsur produksi teks dan konsumsi teks ini dilihat melalui akan rasa perlawanan yang timbul akan pandangan Cupumanik dan bentuk perlawanan terhadap kaum tirani.

(15)

dengan bekerja keras maupun berkarya agar berbudaya.

Terlihat akan kata-kata Cupumanik sebelum memulai dan memproduksi akan penyampaian pesan lirik lagu luka bernegara akan di penyampaian rasa anarkisme. Dalam pengertian kata produksi dan konsumsi teks yang terlihat menunjukkan akan bentuk sosok Cupumanik membawa dan menyampaikan akan rasa perlawanan melalui pesan produksi teks yang akan disampaikan kepada masyarakat akan rasa anarkisme yang baik dan benar.

Menurut pandangan peneliti dalam mengambil kesimpulan akan praktik produksi teks yang di lakukan oleh grup musik Cupumanik dilakukan secara tegas dan sesuai akan realitas yang terjadi di pemerintahan kita, dikarenakan dengan adanya setiap kata dalam penyampaian komunikasi yang tegas dilakukan oleh Cupumanik menunjukkan akan pemahaman apa yang dirasakan masyarakat terlebih para kaum yang termarjinalkan dan disampaikan kepada masyarakat terlebih bagi pemerintahan yang masih mementingkan dan menggunakan kekuasaan mereka untuk hal pribadi mereka.

5.4 Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Luka Bernegara Karya Cupumanik Dalam Sosioculture Practice

(16)

wacana anarkisme yang terdapat pada lirik lagu luka bernegara karya Cupumanik, situasi yang ada pada saat lirik ini dibuat adalah keadaan khalayak sedang merasakan akan permasalahan yang terjadi di Indonesia.

Terlihat di permasalahan yang terjadi di indonesia terlebih bagi pemerintah Indonesia yang sekarang sangat miris akan rasa bernegara yang benar hingga meningkatnya GOLPUT (golongan putih) dari tahun ke tahun, hingga berujung banyaknya kaum apatis di masa sekarang. Hal ini dikarenakan siapapun partai yang menang dan siapapun pemimpin yang menjadi pemimpin di Indonesia mereka meyakini bahwa kehidupan mereka tidak berubah dan bahkan kehidupan mereka bertambah miskin atau dimiskinkan. Sehingga, golongan masyarakat ini lebih memilih bekerja daripada libur untuk mengikuti pemilihan suara untuk memilih siapa pemimpin mereka yang akan datang. Dan angka masyarakat apatis semakin tinggi, dikarenakan banyaknya para politisi partai yang mementingkan kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan masyarakat. Ketika menjelang Pemilu (pemilihan umum), para petinggi partai gencar menghabiskan puluhan bahkan ratusan miliar untuk iklan janji-janji. Namun ketika mereka berhasil mendapatkan kursi kekuasaan, mereka asyik mengeruk kebijakan yang menghasilkan keuntungan bagi partai partai mereka sendiri.

B. Instituasional

Level instituasional melihat bagaimana pengaruh institusi oraganisasi dalam praktik produksi wacana, institusi ini bisa berasal dari dalam media sendiri, bisa juga kekuatan-kekuatan eksternal diluar media yang menentukan proses produksi berita. (Eriyanto, 2001:323).

(17)

C. Sosial

Terlihat akan aspek yang terdapat pada situasional lebih mengarah pada waktu atau suasana yang terdapat pada mikro, aspek sosial lebih melihat pada aspek situasional yang lebih makro seperti pada sistem budaya,sistem politik, sistem ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Sistem itu menentukan siapa yang berkuasa, nilai-nilai apa yang dominan dalam masyarakat, dan bagaimana nilai dan kelompok yang berkuasa itu mempengaruhi dan menentukan media ( Eriyanto, 2001:325 ).

Bentuk akan sosial grup musik Cupumanik ini mengambarkan akan bentuk perlawanan terhadap kaum tirani, yang menjelaskan bagaimana seharusnya bernegara yang baik, pada makna lirik tersebut di jelaskan sosok pemimpin apakah yang seharusnya memimpin negri ini, apakah seorang budayawan atau negarawan. Pada realitasnya masih banyak pemerintah yang melanggar pearturan-peraturan yang telah mereka buat sendiri, realitasnya masih banyak pemerintah yang memanfaatkan kekuasaan atau kedudukan mereka untuk kepentingan pribadi mereka, hingga pada akhirnya banyak yang lebih memilih menjadi golput dan bersikap apatis pada pemerintahan kita, karena pada intinya masyarakat adalah kedaulatan tertinggi tetapi realitas yang terjadi pemerintah yang lebih berkuasa dan menjadi sewenang-wenang terhadap masyarakat

5.5 Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu “Luka Bernegara“ Karya Cupumanik

(18)

karikatur masyarakat. Sementara keadilan dan kesetaraan akan susah diterapkan oleh negara dengan pemerintahannya, karena dengan bentuk otoritasnya, negara hanya akan mempromosikan ketidaksetaraan dan juga ketidakadilan. Pemerintah, ataupun segala bentuk otoritas itu jauh dari kepemilikan hak atas individu.

Wacana anarkisme dalam lirik lagu luka bernegara karya Cupumanik merupakan sebuah wacana yang terdapat didalam teks yang menggambarkan akan rasa kekecewaan serta keluhan-keluhan kelompok masyarakat sosial terhadap pemerintah sehingga terjadi suatu bentuk perlawanan terhadap pemerintah yang mengatasnamakan demokrasi. Paham anarkisme ini mengajarkan bagaimana satu pemahaman yang mempercayai bahwa segala bentu negara serta pemerintahan (dengan kekuasannya) merupakan lembaga yang menumbuh kembangkangkan penindasaan terhadap kehidupan sehingga menimbulkan bentuk perlawanan terhadap pemerintah.

(19)

ilmu pengetahuan, secara spesifikasi di berikan kepada bidang keilmuan komunikasi agar lebih baik.

6.1 Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Luka Bernegara Karya Cupumanik Dalam Teks

Teks memperlihatkan bahwa Lirik adalah sebuah teks yang ditulis dengan tingkat kesadaran yang tinggi. Diciptakan dengan bahasa yang luas dan menyampaikan suatu pesan yang ingin disampaikan kepada setiap pendengarnya dengan alunan musik beserta lirik yang diciptakan secara keyakinan akan setiap penciptanya. Semua dalam lirik yang tercipta dan dibuat oleh si penciptanya memiliki ciri masing-masing dalam mengemas setiap pesan yang ingin disampaikan dengan dibentuk secara baik dan tidak dengan bahasa yang baku. 6.2 Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Luka Bernegara Karya

Cupumanik Dalam Discourse Practice

Pada discourse practice ingin menceritakan dan menunjukkan akan isi lirik lagu Luka Bernegara kepada para pendengar disampaikan untuk masyarakat terlebih di tujukan kepada pemerintah. Lagu luka bernegara di rilis pada tahun 2011, penciptaan lagu ini di buat untuk membuka pikiran masyarakat agar lebih mandiri dengan apa yang mereka bisa kerjakan dan tidak berpangku tangan terhadap pemerintah kita yang pada masa itu masih kurang memperdulikan kesejahteraan masyarakat.

6.3 Wacana Anarkisme Dalam Lirik Lagu Luka Bernegara Karya Cupumanik Dalam Sosiocultural Practice

Pada sosiocultural Practice ingin menunjukkan dan menjelaskan tentang situasi dan sosial pada masa terciptanya akan lirik lagu luka bernegara karya cupumanik.

Lirik lagu “Luka Bernegara” inipun mempunyai aspek realitas eksternal

(20)

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. 2009. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Ardinanto, Dr Elvinaro. 2010. Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Arifin, Anwar. 2011. Sistem Komunikasi Indonesiai. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.

Djohan. 2003. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik.

Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Rosdakarya.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang.

Fairclough, Norman. 1989. “Language And Power”. London: longman

Mulyana, Deddy dan Solatun. 2008. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar

Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Sekretariat Jendral MPR RI Sean M. Sheehan. 2007. Anarkisme: Perjalanan Sebuah Gerakan Perlawanan

Sumber Website :

http://musik.kapanlagi.com/berita/cupumanik-tunjukkan-sikap-apolitis-di-klip-luka-bernegara.html, Senin, 9 November 2015, Pukul 15:30 WIB

https://id-id.facebook.com/notes/cak-ripin-kartun/partai-demokrat-sebagai-bunker-para-koruptor/10150361521822105/, Senin, 4 Januari 2016, Pukul 21:15 WIB

http://sastra.um.ac.id/wp-content/uploads/2009/10/Jejak-Halliday-dalam-Linguistik-Kritis-dan-Analisis-Wacana-Kritis-Anang-Santoso.pdf/, Senin, 4 Januari 2016, Pukul 21:15 WIB

http://www.globalmuslim.web.id/2011/07/jadi-bungker-para-koruptor-inilah-awal.html/ kamis, 4 febuari 2016. Pukul 14:22 WIB

(21)

1 1.1 Latar Belakang Masalah;

Lirik lagu “luka bernegara” yang di dalamnya terkandung ideologi anarkisme karya cupumanik ini membahas tentang kekecewaan yang berujung menjadi bentuk perlawanan mereka terhadap pemerintah, pandangan tersebut dapat di lihat pada kontek perpolitikan yang ada di Indonesia pada masa pembuatan lagu luka bernegara di tahun 2010, pada masa tersebut terlihat ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, khususnya pada keputusan-keputusan yang telah di ambil oleh para petinggi negara.

Kata bernegara dalam lirik lagu tersebut lebih di tonjolkan kepada realitas yang terjadi pada tahun 2010 dan berdampak pada masa ini dengan banyaknya masyarakat yang sudah kurang mempercayai pemerintah dan tidak berminat pada hal yang berbau politik (apolitis).

(22)

Kata anarki sendiri adalah serapan dari bahasa Inggris yaitu anarchy, akar kata anarki berasal dari bahasa Yunani yang berupa kata „anarchos’ atau pun kata

‘anarchein’. Kata anarchos dan anarchein dapat disama artikan tanpa pemerintahan ataupun kekuasaan, sedangkan anarkis sendiri adalah orang/manusia yang mempercayai adanya anarki.

Pada akhir abad 17 seorang tokoh bernama William Godwin (1756 – 1836) menemukan alasan timbulnya penyakit sosial justru ada pada keberadaan negara dengan pemerintahannya. Bahwa keberadaan negara tak lebih hanya sebatas karikatur masyarakat. Sementara keadilan dan kesetaraan akan susah diterapkan oleh negara dengan pemerintahannya, karena dengan bentuk otoritasnya, negara hanya akan mempromosikan ketidaksetaraan dan juga ketidakadilan. Pemerintah, ataupun segala bentuk kekuasaan itu jauh dari kepemilikan hak atas individu.

Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Yaitu dimulai antar-manusia dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama hal itu merupakan pergerakan dari manusia itu sendiri. – Peter Kropotkin (Russian, 1842 – 1921)

Pada pernyataan diatas patut di pahami bahwa ideologi anarkisme membenarkan tentang „tiada pemimpin‟ ataupun „tanpa pemerintahan‟. Sama sekali tak menyatakan “tanpa aturan.” Artinya anarki dalam lirik lagu luka bernegara perwujudan dalam sikap bukan dalam bentuk prilaku.

(23)

keadaan pemerintahan pada masa orde baru, dengan liriknya yang sangat penuh kritikan menjadi representasi pada masa itu.

Grup band asal kota Bandung yang terbentuk pada tahun 1996 yaitu Cupumanik, memberikan lontaran kata-kata penuh kekecewaan dan makian akan perpolitikan yang terus memanas akan konflik dan tidak menemukan titik penyelesaian yang baik, sehingga pada tahun 2011, cupumanik berhasil merilis single lagu yang berjudul Luka Bernegara. Bagi Cupumanik lagu ini adalah lagu mengenai kebebasan yang datang dari diri sendiri, dulu Cupumanik menaruh perasaan dan merespon persoalan politik dengan hati atau perasaan, dan ternyata itu sudah jauh dari manfaat. Karena menurut Cupumanik perpolitikan kita penuh dengan tipu daya dan juga konflik hingga pada akhirnya mereka punya cara sendiri untuk menjadi masyarakat yang bernegara, cukup dengan bekerja dan berkarya agar berbudaya. Hal tersebut membuktikan bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang kurang memahami pemahaman, penghayatan, dan kepercayaan akan keutamaan nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila Pancasila dan keterkaitan satu sama lain.

(24)

proses demokrasi yang tidak berjalan dengan baik, penyalahgunaan kekuasaan sebagai akibat dari lemahnya fungsi pengawasaan dari pemerintah, serta terbatasnya pengawasaan oleh masyarakat dan media massa pada masa lampau yang telah menjadikan pertanggung jawaban pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintah yang bersih dan bertanggung jawab tidak terlaksana. Akibatnya, kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara Negara menjadi berkurang.

Berbagai permasalahan yang terjadi saat ini tentu harus di selesaikan dengan tuntas melalui proses yang benar agar tercipta persatuan dan kesatuan nasional yang lebih baik, oleh karena itu pembngunan di Negara ini harus di landasi dengan terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber etika dan moral untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, serta perbuatan yang bertentangan dengan hukum dan hak asasi manusia. Terwujudnya sila persatuan Indonesia yang merupakan sila ketiga dari pancasila sebagai landasan untuk mempersatukan bangsa dan negara Indonesia, serta pulihnya kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara negara dan antara sesama masyarakat sehingga dapat menjadi landasan untuk kerukunan dalam hidup bernegara.

(25)

Wacana memiliki pengertian yang beragam tergantung pada konteks apa yang sedang digunakan untuk diperbincangkan. Istilah wacana yang digunakan dalam Critical Discourse Analysis (CDA) yang dikembangkan para ahli linguistic social seperti Norman Fairclough, Teun Van Djik, Ruth Wodak memiliki pemahaman yang berbeda dari pemahaman mengenai wacana. Dalam konteks ini wacana dimaknai sebagai pernyataan-pernyataan yang tidak hanya mencerminkan atau merepresentasikan melainkan juga menkonstrusi dan membentuk relasi sosial.

Analisis wacana dalam bentuk analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis/CDA) berarti peneliti menganalisis wacana pada level naskah beserta sejarah dan konteks wacana tersebut. Penelaahan atas wacana tidak hanya dilakukan pada level naskah, namun dilanjutkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi.

Analisis wacana kritis, kritis di sini berarti bahwa tujuan analisis adalah mengungkap peran praktik kewacanaan dalam upaya melestarikan dunia sosial, termasuk hubungan-hubungan sosial yang melibatkan hubungan kekuasaan yang tak sepadan. Tujuan analisis wacana kritis yaitu menjelaskan dimensi linguistik kewacanaan antara fenomena sosiokultural dengan proses perubahan dalam permasalahan terkini. Selain itu, analisis wacana kritis bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara penggunaan bahasa dengan praktik sosial.

(26)

Fairclough. Dalam model Fairclough, teks disini di analisis secara linguistik, dengan melihat kosakata, semantik, dan tata kalimat. Ia juga memasukan koherensi dan kohesivitas, bagaimana antar kalimat atau kalimat tersebut digabung sehingga menimbulkan pengertian. (Eriyanto, 2001 : 286)

Norman Fairclough membangun suatu model yang mengintegrasikan secara bersama-sama analisis wacana yang didasarkan pada linguistik dan pemikiran sosial dan politik dan secara umum di integrasikan pada perubahan sosial. Oleh karena itu, model yang di kemukakan oleh fairclough ini sering juga sebagai model perubahan sosial (social change). Fairclough memusatkan perhatian pada bahasa. Fairclough menggunakan wacana menunjuk pada pemakaian bahasa sebagai praktik sosial, lebih dari aktivitas individu atau untuk merefleksikan sesuatu. Memandang bahasa sebagai praktik sosial semacam ini, mengandung sejumlah implikasi. (Eriyanto, 2001 : 286)

(27)

tersebut yang mengacu pada hubungan tentang keputusasaan. Dari sinilah peneliti berusaha menangkap pesan itu kemudian berusaha menginterpretasikannya dalam

penelitian ini dengan judul “(ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN

FAIRCLOUGH MENGENAI WACANA ANARKISME DALAM LIRIK LAGU LUKA BERNEGARA KARYA GROUP MUSIK CUPUMANIK).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pernyataan yang jelas, tegas, dan konkrit mengenai masalah yang akan diteleliti, adapun rumusan masalah ini terdiri dari pertanyaan makro dan pertanyaan mikro, yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Dari sudut pandang yang telah diuraikan diatas maka penulis menentukan fokus kajian penelitian, Bagaimana Wacana Anarkisme Dalam Teks Lirik Lagu Luka Bernegara Karya Band Cupumanik ditinjau dari analisis Wacana Kritik Dengan Pendekatan Norman Fairclough?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

1. Bagaimana Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dilihat dari teks ?

2. Bagaimana Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dilihat dari discourse practice (produksi dan konsumsi teks) ?

(28)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Pada penelitian inipun memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari penelitian sebagai ranah kedepannya, adapun maksud dan tujuannya sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis lirik lagu dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis, sedangkan teori Wacana Kritis yang digunakan adalah teori Wacana Kritis dari Norman Fairclough, yang digunakan untuk menganalisis makna wacana kritis tentang bernegara dalam lirik lagu yang berjudul Luka Bernegara karya Cupumanik.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Seperti apa yang telah dipaparkan pada poin-poin yang terdapat pada pertanyaan mikro penelitian, maka tujuan penelitian dapat peneliti sampaikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada pertanyaan mikro pada masalah penelitian, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dilihat dari teks.

2. Untuk mengetahui Wacana Anarkisme dalam lirik lagu Luka Bernegara dari discourse practice.

(29)

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara teoritis Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan ilmu dan temuan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan pijakan penelitian lebih lanjut khususnya pada teori ilmiah mengenai Wacana Kritis yang terdapat dalam media massa khususnya lirik lagu.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan untuk para akademisi, dapat memotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam memikirkan penelitian dibidang Wacana Kritis selanjutnya terhadap dunia keilmuan.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Universitas

(30)

b. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu serta pengetahuan baik dari segi teoritis ataupun praktisnya bagi peneliti, untuk mengetahui lebih jauh mengenai materi dari penelitian itu sendiri serta hal-hal yang berkaitan dengan kajian ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu yang peneliti dapatkan selama perkuliahan. Dengan penelitian ini juga memberikan wawasan kepada peneliti, bahwa dalam kehidupan ini dipenuhi oleh tanda-yang tidak hanya cukup melihat maknanya dari apa yang terlihat, namun perlu diperhatikan pula makna lain yang terkandung dibalik tanda itu. c. Bagi Masyarakat

(31)

11 2.1 Tinjauan Pustaka

Dalam kajian pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan serta relevansi dengan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan ini lebih memadai. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat kajian pustaka berupa penelitian yang ada. Selain itu, karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan yang ada serta cara pandang mengenai objek-objek tertentu, sehingga meskipun terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu hal yang wajar dan dapat disinergikan untuk saling melengkapi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis wacana kritis Norman Fairclough. Melalui metode ini peneliti dapat melihat secara detail maksud pemilihan, pengkombinasian, dan pengunaan tanda – tanda dalam lirik lagu luka bernegara sehingga dapat merepresentasikan Kelas Sosial pada lirik lagu luka bernegara, sudah tersampaikan dengan baik dan menarik kesimpulan.

2.1.1 Penelitian Terdahulu

(32)

mana ada dasarnya peneliti mengutip beberapa pendapat yang dibutuhkan oleh penelitian sebagai pendukung penelitian. Tentunya dengan melihat hasil karya ilmiah yang memiliki pembahasan serta tinjauan yang sama.

Pada tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan menelaah penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan serta relevansi dengan penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, peneliti mendapatkan rujukan pendukung, pelengkap serta pembanding yang memadai sehingga penulisan skripsi ini lebih memadai. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuatkajian pustaka berupa penelitian yang ada. Selain itu, karena pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghargai berbagai perbedaan yang ada serta cara pandang mengenai objek-objek tertentu, sehingga meskipun terdapat kesamaan maupun perbedaan adalah suatu hal yang wajar dan dapat disinergikan untuk saling melengkapi.

(33)

Pebedaannya

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

Komunikasi tidak dapat terlepas dari semua aspek kehidupan masyarakat, oleh karena itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos (serba hadir). Artinya, komunikasi berada di manapun dan kapanpun juga. Komunikasi dalam kehidupan manusia terjadi melalui interakasi antar individu, sehingga komunikasi dibutuhkan sebagai salah satu proses interaksi yang bertujuan untuk mengubah pikiran, pandangan, serta perilaku individu tersebut.

(34)

Communication is the process by which an individual transmits

stimuly (ussually verbal) to modify the behaviour of other individuals”.

Dengan kata lain Komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa melalui komunikasi, setiap manusia dapat menyampaikan apa yang didalam pikirannya baik pengiriman lambang-lambang yang berarti seperti bahasa atau simbol untuk mencapai kesamaan makna dengan manusia lain.

Menurut Onong U. Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menyatakan bahwa fungsi komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Menginformasikan (to inform), yaitu memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yangterjadi, ide atau pikiran, dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.

2. Mendidik (to educate), yaitu sebagai sarana pendidikan, dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain sehingga orang lain mendapatkan informasi dan pengetahuan.

3. Menghibur (to entertaint), yaitu komunikasi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

(35)

mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang diharapkan. (Effendy, 1998:36)

Secara garis besar, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dan informasi yang memudahkan dan memenuhi berbagai macam kebutuhan manusia disegala bidang kehidupan. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan dengan satu sama lain dan mencapai satu kesamaan makna. Profesor Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi. (Changara, 2002:2)

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi

dalam Teori dan Praktek”. “Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris

Communications” berasal dari kata latin “Communicatio, dan bersumber dari kata “Communis” yang berarti “sama”, maksudnya adalah sama

(36)

Sebagaimana yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek Carl I. Hovland, mendenifisikan “Komunkasi adalah upaya yang sistematis untuk

merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap”. (Effendy, 2005 : 10).

Sedangkan Menurut Gode (1969:5) yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, memberikan pengertian

komunikasi adalah “It is a process that makes common to or several what

the monopoly of one or some (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang)”. (Wiryanto, 2004 : 6).

Sebagaimana yang dikutip oleh Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi. Menurut Harold D. Laswell cara yang baik untuk

menggambarkan komunikasi adalah “Dengan menjawab pertanyaan

sebagai berikut: Who, Say What, In Which Channel, To Whom, With What

Effect”. (Wiryanto, 2004 :7).

Pertanyaan ini mengandung lima unsur dalam komunikasi yang menunjukkan studi ilmiah mengenai komunikasi cenderung untuk berkonsentrasi pada satu atau beberapa pertanyaan diatas :

(37)

2. Say What (mengatakan apa), pesan yaitu: ide, informasi, opini yang dinyatakan sebagai isi pesan dengan menggunakan simbol atau lambang yang berarti.

3. In which channel (melalui saluran apa) media ialah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesan agar pesan lebih mudah untuk diterima dan dipahami, biasanya komunikator menggunakan pers, radio, televisi, dan lain-lain.

4. To Whom (kepada siapa) komunikan ialah orang yang menjadi sasaran komunikator dalam menyampaikan pesan. untuk itu seorang komunikator harus mengetahui betul sifat dan kondisi komunikan dimanapun berada.

5. Effeck (efek) yakni efek atau pengaruh kegiatan komunikasi yang di lakukan komunikator kepada komunikan, sehingga terlihat adanya perubahan yang terjadi dalam diri komunikan.

(38)

2.1.2.2 Komponen-Komponen Komunikasi

Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi terdiri dari proses yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen. Menurut Effendy (2005:6), Ruang Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

3. Media (media)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (effect)

Untuk itu, Lasswell memberikan paradigma bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.2.2.1 Komunikator dan Komunikan

Komunikator dan komunikan merupakan salah satuunsur terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator sering juga disebut sebagai sumber atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder. Hafied Cangara dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi”

mengatakan bahwa:

”Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga” (Cangara, 2004:23).Begitu pula dengan komunikator atau penerima, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau

(39)

orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau negara”. Selain itu, ”dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber”.

Cangara pun menekankan:

“Kenalilah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan

komunikasi” (Cangara, 2004:25).

2.1.2.2.2 Pesan

Pesan yang dalam bahasa Inggris disebut message,content, tau information, salah unsur dalam komunikasi yang teramat penting, karena salah satu tujuan dari komunikasi yaitu menyampaikan atau mengkomunikasikan pesan itu sendiri. Cangara menjelaskan bahwa:

”Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,

informasi, nasihat, atau propaganda” (Cangara, 2004:23).

2.1.2.2.3 Media

Media dalam proses komunikasi yaitu, ”Alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima” (Cangara, 2004:23).

(40)

komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi” (Cangara, 2004:24).

Lebih jelas lagi Cangara menjelaskan, dalam konteks komunikasi massa media, yaitu:

“Alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette, dan semacamnya” (Cangara, 2004:24).

2.1.2.2.4 Efek

Efek atau dapat disebut pengaruh, juga merupakan bagian dariproses komunikasi. Namun, efek ini dapat dikatakan sebagai akibat dari proses komunikasi yang telah dilakukan. Seperti yang dijelaskan Cangara, masih dalam bukunya ”Pengantar Ilmu Komunikasi”, pengaruh

atau efek adalah:

”Perbedaaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan

oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang” (De Fleur, 1982, dalam Cangara, 2004:25). Oleh sebab itu, Cangara

mengatakan, ”Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau

penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan” (Cangara,2004:25)

2.1.2.3 Tujuan Komunikasi

(41)

diharapkan dapat mendorong adanya perubahan opini, sikap, maupun perilaku. Menurut Onong Uchjana dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, menyebutkan ada beberapa tujuan dalam berkomunikasi, yaitu:

a. perubahan sikap (attitude change) b. perubahan pendapat (opinion change) c. perubaha perilaku (behavior change) d. perubahan sosial (social change)

Sedangkan Joseph Devito dalam bukunya Komunikasi Antar Manusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:

1) Menemukan

Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri dan diri orang lain yang kita ajak bicara. Komunikasi juga memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar yang dipenuhi oleh objek, peristiwa dan manusia.

2) Untuk Berhubungan

Salah satu motivasi dalam diri manusia yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain.

3) Untuk Meyakinkan

(42)

4) Untuk Bermain

Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri kita dengan mendengarkan pelawak.

2.1.2.4 Lingkup Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003:52), ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup (scope)-nya dan banyak dimensinya. Para mahasiswa acap kali mengklasifikasikan aspek-aspek komunikasi ke dalam jenis-jenis yang satu sama lain berbeda konteksnya. Berikut ini adalah penjenisan komunikasi berdasarkan konteksnya.

A. Bidang Komunikasi

Yang dimaksud dengan bidang ini adalah bidang pada kehidupan manusia, dimana diantara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lain terdapat perbedaan yang khas, dan kekhasan ini menyangkut pula proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya, komunikasi meliputi jenis-jenis sebagai berikut:

1) Komunikasi sosial (sosial communication)

2) Komunikasi organisasi atau manajemen (organiazation or management communication)

3) Komunikasi bisnis (business communication) 4) Komunikasi politik (political communication)

(43)

6) Komunikasi antar budaya (intercultural communication) 7) Komunikasi pembangunan (development communication) 8) Komunikasi tradisional (traditional communication)

B. Sifat Komunikasi ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal (verbal communicaton) a. Komunikasi lisan

b. Komunikasi tulisan

2. Komunikasi nonverbal (nonverbal communication) a. Gerak tubuh (gestural)

b. Gambar (pictorial) c. Tatap muka (face to face) d. Bermedia (mediated) C. Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikasi seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk- bentuk sebagai berikut:

(44)

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication) Komunikasi kelompok kecil (small group communication) Komunikasi kelompok besar (big group communication).

3. Komunikasi Massa (Mass Communication) Komunikasi media massa cetak (printed mass media) Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media).

D. Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick dalam Ardianto, Elvinaro. dkk.Komunikasi Massa Suatu Pengantar Terdiri dari:

1. Surveillance (Pengawasaan) 2. Interpretation (Penafsiran) 3. Linkage (Pertalian)

4. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai) 5. Entertainment (Hiburan)

(Dominick dalam Ardianto, Elvinaro. dkk. 2007: 14).

Surveillance (pengawasaan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama: fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang suatu ancaman; fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

(45)

terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca, pemirsa atau pendengar untuk memperluas wawasan.

Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilali kelompok media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, Media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

(46)

karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. E. Teknik Komunikasi

Istilah teknik komunikasi berasal dari bahasa Yunani “technikos”

yang berarti keterampilan. Berdasarkan keterampilan komunikasi yang dilakukan komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi:

a. Komunikasi informastif (informative communication) b. Persuasif (persuasive)

c. Pervasif (pervasive) d. Koersif (coercive) e. Instruktif (instructive)

f. Hubungan manusiawi (human relations) (Effendy, 2003:55) F. Metode Komunikasi

Istilah metode dalam bahasa Inggris “Method” berasal dari bahasa

Yunani “methodos” yang berarti rangkaian yang sistematis dan

yang merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Atas dasar pengertian diatas, metode komunikasi meliputi kegiatan kegiatan yang teroganisasi sebagai berikut:

1. Jurnalis

(47)

2. Hubungan Masyarakat a. Periklanan

b. Kehumasan c. Juru bicara

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.1.3.1Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy adalah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukan di gedung-gedung bioskop. (Effendy, 1998:50-61)

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bitter sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat yaitu: “Mass communication is messages communicated through a

mass medium to alarge number of people” (Pesan yang dikomunikasikan

melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Rakhmat, 1996:188) Pembahasan lebih mendalam mengenai komunikasi massa diungkapkan oleh Fredsow yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat sebagi berikut:

“A massa communication may be distinguished from other kind of

(48)

same time all the people forming the cross-selection of the

population. “

(Komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagi kelompok, dan bukan satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagi lapisan masyarakat). (Rakhmat,1996:188)

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Lazimnya media massa modern menunjukan seluruh sistem dimana pesan-pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan, diterima dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

(49)

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa secara umum antara lain adalah:

1. Fungsi Informasi, adalah penyebar informasi yang merupakan suatu kebutuhan pembaca, pendengar atau pemirsa.

2. Fungsi Pendidikan, merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya, karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik, melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembacanya.

3. Fungsi Mempengaruhi, untuk mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk, feature, iklan, artikel, dan sebagainya, dimana khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan di televisi ataupun surat kabar.

4. Proses Pengembangan Mental, untuk mengembangkan wawasan kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain, karena melalui komunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya. Hal ini sesuai dengan fungsi komunikasi massa, yakni fungsi proses pengembangan mental. 5. Fungsi Adaptasi Lingkungan, adalah setiap manusia berusaha

untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuaian tersebut.

(50)

dunia dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat control utama dan pengaturan lingkungan.

2.1.3.3Ciri-ciri Komunikasi Massa

Berdasarkan dari komponen-komponen komunikasi dapat dijelaskan ciri-ciri komunikasi massa menurut Onong Uchjana Effendy, yaitu sebagai berikut:

Komunikator pada komunikasi massa melembaga. Komunikator melakukan komunikasi atas nama organisasi atau institusi, maupun instansi. Mempunyai struktur organisasi garis tanggung jawab tertentu sesuai dengan kebijakan dan peraturan lembaganya. Pesan Komunikasi massa bersifat umum. Komunikasi massa menyampaikan pesan yang ditujukan kepada umum, karena mengenai kepentingan umum pula. Maka komunikasi yang ditujukan perorangan atau sekelompok orang tertentu tidak termasuk ke dalam komunikasi massa.

Komunikasi massa mencapai komunikan dari berbagai golongan, berbagai tingkat pendidikan, usia, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

(51)

komunikannya tersebar dan terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda. Komunikasi massa berlangsung satu arah. Berbeda dengan komunikasi tatap muka, dimana komunikan dapat memberikan respon secara langsung, maka dalam komunikasi massa tidak terdapat arus balik dari komunikasi. (Effendy, 2000: 37)

2.1.4 Tinjauan Tentang Lirik

Lirik Lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang sudah dilihat, didengar maupun dialaminya. Dalam mengekspresikan pengalamannya, penyair atau pencipta Lagu melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Permainan bahasa ini dapat berupa permainan vokal, gaya bahasa maupun penyimpangan makna kata dan diperkuat dengan penggunaan melodi dan notasi musik yang disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga pendengar semakin terbawa dengan apa yang dipikirkan pengarangnya (Awe, 2003, p.51). Definisi lirik atau syair Lagu dapat dianggap sebagai puisi begitu pula sebaliknya. Hal serupa juga dikatakan oleh Jan van Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa.

(52)

Herman J. Waluyo (1987) mengatakan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa pada struktur fisik dan struktur batinnya.

Dari definisi diatas, sebuah karya sastra merupakan karya imajinatif yang menggunakan bahasa sastra. Maksudnya bahasa yang digunakan harus dibedakan dengan bahasa sehari-hari atau bahkan bahasa ilmiah. Bahasa sastra merupakan bahasa yang penuh ambiguitas dan memiliki segi ekspresif yang justru dihindari oleh ragam bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari (Awe, 2003, p. 49). Karena sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan bahasa sastra cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca (Wellek & Warren, 1989,. 14-15).

Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini, lagu sekaligus merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Pesan dapat memiliki berbagai macam bentuk, baik lisan maupun tulisan. Lirik lagu memiliki bentuk pesan berupa tulisan kata-kata dan kalimat yang dapat digunakan untukmenciptakan suasana dan gambaran imajinasi tertentu kepada pendengarnya sehingga dapat pula menciptakan makna-makna yang beragam.

(53)

sedang terjadi maupun atas cerita-cerita imajinatif. Dengan demikian lagu juga dapat digunakan untuk bebagai tujuan, misalnya menyatukan perbedaan, pengobar semangat seperti pada masa perjuangan, bahkan lagu dapat digunakan untuk memprovokasi atau sarana propaganda untuk mendapatkan dukungan serta mempermainkan emosi dan perasaan seseorang dengan tujuan menanamkan sikap atau nilai yang kemudian dapat dirasakan orang sebagai hal yang wajar, benar dan tepat.

Propaganda melalui maupun tidak melalui lirik lagu tetap memiliki efek yang kompleks. Contohnya Jika pesan dalam lirik lagu oleh propagandis diketengahkan tentang ketidakadilan dan ketimpangan-ketimpangan sosial dan secara tidak langsung menempatkan pemerintah sebagai pihak yang harusnya bertanggung jawab pada keadaan itu, bukan tidak mungkin hanya melalui lagu, khalayak menjadi marah, menuntut bahkan melawan pemerintah sebagai pihak yang bertanggungjawab dengan berbagai bentuk.

Oleh karena bahasa dalam hal ini kata-kata, khususnya yang digunakan dalam lirik lagu tidak seperti bahasa sehari-hari dan memiliki sifat yang ambigu dan penuh ekspresi ini menyebabkan bahasa cenderung untuk mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca (Wellek & Warren, 1989, 14-15).

(54)

manusia memaknai keadaan sekitarnya. Tanda atau sign menurut Littlejohn adalah basis dari seluruh komunikasi (1996,. 64). Sedangkan yang disebut tanda dapatberupa gambar atau tulisan (Kurniawan, 2001,.53).

2.1.4.1 Jenis-Jenis Lirik

Lirik merupakan sebuah kata-kata indah, lirik memiliki jenis-jenis atau macam-macam lirik. pengertian lirik adalah karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Oleh karna itu, lirik dapat mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan, dengan ungkapan kata-kata indah. disetiap jenis-jenis lirik tersebut terdapat berbagai bagian-bagian sehingga lirik naratif, lirik puisi, lirik deskriptif terbagi-bagi lagi,

a. Lirik Naratif

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Analisis Wacana Model Norman Fairclough
Gambar 2.2
Gambar 3.1 Cupumanik
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian yaitu BMT Amanah Kudus, analisis data pelaksanaan pelayanan sistem jemput bola dalam meningkatkan

Sectio Caesaria adalah suatu tindakan pembedahan dengan melakukan irisan pada dinding abdomen dan uterus yang bertujuan untuk melahirkan bayi. Proses persalinan dengan

 Meningkatkan peran kawasan perkotaan di Jawa Barat bagian Selatan menjadi PKNp yang mempunyai fungsi tertentu dengan skala pelayanan internasional, nasional atau beberapa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan pada usahatani cabai merah per hektar per satu kali musim tanam di Desa

berdasarkan model kualitas untuk game mobile , kemudian Berdasarkan hasil pengujian ISO 9126 didapatkan bahwa game Pahlawan Gigi sudah mendapat nilai 1 yang

“ Leksikon Nomina Bahasa Gayo dalam Lingkungan Kedanauan Laut Tawar : Kajian Ekolinguistik” (Tesis).. Pascasarjana Universitas Sumatera

Dasar Hukum Para Pihak Dalam Kesepakatan Bersama Mengenai Penyelesaian Pinjaman Antara CIMB Niaga Dengan Mestika Sawit Intijaya……… 53. Sahnya Perjanjian Tentang

Studi tentang sejarah perempuan, khususnya yang mengkaji tentang persoalan-persoalan kekerasan terha- dap perempuan sangat erat kaitannya dengan masalah hak asasi