• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN

HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUANSERIBU

FAUZIAH ROSSY

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

(4)
(5)

ABSTRAK

FAUZIAH ROSSY. Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu. Dibimbing oleh YATRI INDAH KUSUMASTUTI.

Penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan homestay di Pulau Pramuka ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan dan hubungan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif yang didukung dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data menggunakan metode survey dan analisis data statistik menggunakan uji Rank Spearman untuk mengetahui korelasi antara variabel strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay. Hasil uji Rank Spearman menggunakan program SPSS 17.0 menunjukan bahwa karakteristik usaha homestay tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan dan strategi komunikasi pemasaran memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pendapatan.

Kata kunci : komunikasi pemasaran, homestay dan pendapatan

ABSTRACT

FAUZIAH ROSSY. Analysis of Relationship Marketing Communication Strategies by Income Level of homestay at Pramuka Island. Supervised by YATRI INDAH KUSUMASTUTI.

The research, entitled Analysis of Relationship Marketing Communication Strategies by Income Level homestay at Pramuka Island to analyze the relationship between the characteristics of a homestay with income levels and relationship marketing communication strategies with the income level. The approach used in this study supported the quantitative approach with a qualitative approach. Retrieval of data using survey methods and statistical data analysis using the Spearman Rank test to determine the correlation between variables of marketing communication strategies with the income level of homestay. Spearman Rank test results using SPSS 17.0 showed that the characteristics of homestay does not have a significant relationship with the level of income and marketing communication strategies have a significant relationship with income level.

(6)
(7)

ANALISIS HUBUNGAN STRATEGI KOMUNIKASI

PEMASARAN DENGAN TINGKAT PENDAPATAN

HOMESTAY DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU

FAUZIAH ROSSY

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

(8)
(9)
(10)

Judul Skripsi : Analisis Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestay di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu

Nama : Fauziah Rossy

NIM : I34070118

Disetujui oleh

Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS Ketua Departemen

(11)
(12)

PRAKATA

Alhamdulillah, puji dan syukur ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, dan nikmat-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan Homestaydi Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu‖.

Penyelesaian penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Skripsi ini, yaitu: Ibu Ir. Yatri indah Kusumastuti, M.Si, selaku dosen pembimbing Skripsi yang selalu melimpahkan perhatian, kesabaran, waktu, tenaga, dan pikirannya dalam membantu penulis menyelesaikan Skripsi. Seksi III Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

Ibunda tercinta, Uke Rosita, yang selalu membantu mengirimkan doanya untuk penulis, menemani penyelesaian Skripsi ini hingga selesai, mencarikan buku, membuatkan makanan yang enak-enak untuk menemani mengerjakan Skripsi, kasih sayang beserta perhatian yang tiada hentinya. Ayahanda tekasih, Hari Gunara, atas doanya yang tiada henti, tetesan keringat yang tercurahkan demi mencukupi kebutuhan penulis, perhatian, kasih sayang yang tiada henti. Keluarga Besar Kebon Jae terutama sang Nenek, Ismawati untuk nasihat dan semangatnya yang tiada henti mengiringi sang penulis. Teman-teman satu angkatan SKPM 44, Wira, Turasih, Bio, Arsyad, Ira, dan juga yang lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2013

(13)
(14)

DAFTAR ISI

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 5

Komunikasi Pemasaran 5

Bauran Komunikasi Pemasaran 5

Proses Komunikasi 7

Tujuan komunikasi Pemasaran 8

Pariwisata 9

Teknik Penentuan Responden 20

Lokasi dan Waktu Penelitian 20

Pengolahan dan Analisis Data 21

Uji Kolerasi Rank Spearman 21

GAMBARAN UMUM 23

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 23

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat 23

Sebaran dan Komposisi Penduduk 23

(15)

Mata Pencaharian 25

Potensi Pariwisata 26

Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata 27

Transportasi 27

Akomodasi dan Perusahaan Pangan 28

Perusahaan Jasa 29

Karakteristik Responden 30

GAMBARAN KARAKTERISTIK HOMESTAY DENGAN TINGKAT

PENDAPATAN 31

Hubungan Karakteristik Homestaydengan Tingkat Pendapatan 31 Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan Tingkat Pendapatan 32 Karakteristik HomestayMenurut Kelengkapan dengan Tingkat Pendapatan 33 Karakteristik HomestayMenurut Jarak Lokasi dengan Tingkat Pendapatan 34 GAMBARAN STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN

TINGKAT PENDAPATAN 35

Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan 35 Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran

dengan Tingkat Pendapatan 36

Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran Informasi dengan

Tingkat Pendapatan 37

Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya Komunikasi dengan

Tingkat Pendapatan 38

SIMPULAN DAN SARAN 41

Simpulan 41

Saran 41

(16)

DAFTAR TABEL

1. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan 16

2. Kriteria Pengukuran Korelasi 21

3. Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu 22 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 23 5. Jumlah Penduduk Kec. Kepulauan Seribu Utara Menurut

Tingkat Pendidikan. 23

6. Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu 24 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu

Tahun 2003-2009 25

8. Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden 30 9. Hasil Uji Korelasi Hubungan Karakteristik Homestay

dengan TingkatPendapatan 31

10. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Lama Usaha dengan

Tingkat Pendapatan 32

11. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Fasilitas dengan

Tingkat Pendapatan 33

12. Hubungan Karakteristik Homestay Menurut Jarak Lokasi

dengan Tingkat Pendapatan 34

13. Hasil Uji Korelasi Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran

dengan Tingkat Pendapatan 35

14. Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Bauran Komunikasi Pemasaran dengan Tingkat Pendapatan 36 15. Hubungan Starategi Komunikasi Pemasaran Menurut Penawaran

Informasi dengan Tingkat Pendapatan 37

16. Hubungan Strategi Komunikasi Pemasaran Menurut Biaya

(17)

DAFTAR GAMBAR

Tekss

1. The Communication Process 7

2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak dan Proses Pembelian 8

3. Kerangka Pemikiran 13

Lampiran

1. Alat Transportasi Kapal Kayu Besar 55

2. Dermaga Pulau Pramuka 55

3. Restaurant Terapung 56

4. Sarana Perusahaan Pangan 56

5. Media komunikasi Homestay 57

6. Kelengkapan Informasi homestay 58

7. Kelengkapan homestay 59

8. Blog 60

9. Facebook 60

10. Website 61

11. Selebaran 62

DAFTAR LAMPIRAN

(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Negara Indonesia adalah Negara kepulauan atau yang sering juga disebut Nusantara. Negeri ini terdiri dari ± 17.508 buah pulau, dengan jumlah penduduk menempati urutan keempat terbesar didunia, setelah Cina, India dan Amerika, Negara Indonesia memiliki garis pantai (pesisir) sepanjang 81.000 km, dengan luas wilayah 5,8 juta km², yang terdiri dari 0,3 juta km² laut tutorial, 2,8 juta km² perairan Nusantara (archipagic waters) dan 2,7 juta km² merupakan Zona Economic Exclusif (ZEE). Dengan kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah, Negara ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Terdapat berbagai jenis objek wisata alam yang bisa dikunjungi salah satunya adalah wisata bahari (Benardie, 2002).

Destinasi wisata bahari yang menarik dan juga mudah dikunjungi salah satunya berada di Ibukota Negara Indonesia yaitu Jakarta. Selain tempatnya yang strategis dan menjadi escape point bagi wisatawan yang berkunjung, alat transportasi dan juga kekayaan alam baharinya tidak kalah dengan tempat wisata bahari di berbagai pulau yang ada di seluruh penjuru Indonesia. Tempat wisata bahari di Jakarta salah satunya berada di Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang tersusun oleh ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan laut dangkal, yang terdiri dari gugus kepulauan dengan 78 pulau sangat kecil, 86 gosong pulau dan hamparan laut dangkal pasir karang pulau sekitar 2.136 hektar (reef flat 1.994 ha, laguna 119 ha, selat 18 ha dan teluk 5 ha), terumbu karang tipe fringing reef, mangrove dan lamun bermedia tumbuh sangat miskin hara atau lumpur, dan kedalaman laut dangkal sekitar 20-40 m (TNLKPS, 2001).

Dari jumlah pulau yang berada di dalam Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berjumlah 78 pulau, diantaranya 20 pulau sebagai pulau wisata, 6 pulau sebagai hunian penduduk dan sisanya dikelola oleh perorangan atau badan usaha. Dengan bermodalkan slogan LSM (Lestarikan terumbu karang, mangrove, lamun dan ekosistemnya; Selamatkan penyu sisik Kepulauan Seribu; dan Manfaatkan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu melalui wisata bahari resort wisata, wisata konservasi di pulau pemukiman dan budidaya kelautan tradisional di Zona Pemukiman), Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu mengajak seluruh lapisan masyarakat yang ada di Kepulauan Seribu untuk bersama-sama menjaga kelestarian ekosistem pulau-pulau sangat kecil dan perairan dangkal (TNLKPS, 2001).

(19)

pengusaha restauran, pengusaha penginapan dan pengusaha tour and travel. Berbekal dukungan dari Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu, adanya Paguyuban Mutiara Pesisir ini diharapkan dapat membangun koordinasi yang harmonis, membangun kesepahaman dalam menciptakan produk dan paket-paket ekowisata bahari yang lestari dan juga sebagai wadah bagi masyarakat pelaku usaha wisata yang mandiri.

Paguyuban Mutiara Pesisir memiliki prinsip kekeluargaan, kerjasama dan silaturahmi yang berguna untuk membangun kerjasama dan koordinasi yang harmonis diantara pelaku usaha wisata, homestay dan catering; memberikan konstribusi positif bagi masyarakat; membantu pemerintah dibidang pariwisata; menciptakan keamanan, kebersihan, kenyamanan, ketertiban, dan keindahan; serta mengupayakan kesejahteraan anggota. Pada prakteknya keberadaan Paguyuban Mutiara Pesisir ini hanya berlangsung selama kurang lebih satu tahun. Seiring dengan perkembangan pariwisata yang cukup meningkat di Pulau Pramuka, banyak dari para anggota yang merasa tidak mendapatkan keuntungan yang berarti seperti kesejahteraan anggota, maka banyak anggota yang melakukan inovasi secara individual. Inovasi yang perkembangannya terlihat sangat jelas adalah pada pengusaha penginapan atau yang biasa disebut homestay. Banyak dari pengusaha Homestay ini yang menambah jumlah homestay yang dimilikinya, fasilitas yang diberikan dalam kelengkapan homestay dan juga dalam cara mempromosikan produk yang dalam hal ini adalah penginapan yang dimilikinya dengan cara yang relatif beragam, agar mendapatkan pendapatan yang lebih meningkat.

Industri homestay sangat berkembang di wilayah Pulau Pramuka Kepulauan Seribu, khususnya sebagai sarana penunjang kegiatan pariwisata. Masing-masing homestay berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanannya untuk dapat menarik minat wisatawan yang berkunjung. Selain kualitas pelayanan, karakteristik homestay menunjang minat wisatawan untuk berkunjung, seperti lama usaha homestay berdiri, fasilitas atau kelengkapan yang dimiliki homestay dan jarak lokasi homestay yang strategis tentu akan memberikan dampak yang berbeda-beda satu dan yang lainnya.

Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para pengusaha homestay untuk tetap mendapatkan pengunjung, terdiri dari keberagaman media jenis bauran komunikasi pemasaran yang digunakan, penawaran informasi yang dicantumkan dalam isi pesan dan juga biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Dari masing-masing variabel tersebut akan dihubungkan dengan tingkat pendapatan sehingga akan terlihat bagaimana hubungannya dan juga keragaman tingkat pendapatannya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka disusunlah beberapa perumusan masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah hubungan antara karakteristik homestaydengan tingkat pendapatan homestay?

(20)

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka ditetapkan beberapa tujuan penelitian, sebagai berikut:

1. Menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh pemilik usaha homestay.

2. Menganalisis bagaimana hubungan antara strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay dengan tingkat pendapatan pemilik homestay.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai beragam karakteristik homestay yang terdapat di Pulau Pramuka, strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay dalam rangka memasarkan homestaynya dan juga hubungan antara karakteristik homestay dengan tingkat pendapatan serta hubungan antara strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan.

Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:

1. Bagi para pelaku industri pariwisata, penelitian ini diharapkan dapat menambah kesadaran akan pentingnya komunikasi pemasaran sehingga dapat mengatur beragam strategi untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi dari keberagaman informasi dan juga penggunaan media komunikasi secara efisien dan juga tepat mengenai sasaran.

2. Bagi Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, diharapkan penelitian ini dapat menambah gambaran dari keberadaan homestay beserta komponen kelengkapan yang dimiliki oleh homestay, serta dapat menambah pengawasan dan peningkatan akan pengelolaan koordinasi yang lebih harmonis dan sesuai agar menjadi semakin lestari.

3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang komunikasi bisnis mengenai komunikasi pemasaran yang terjadi di salah satu kawasan Taman Nasional Laaut Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Pramuka.

4. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kesesuaian kondisi lapangan dengan berbagai teori yang telah dipelajari mengenai komunikasi bisnis, terutama komunikasi pemasaran serta hubungannya dengan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu tingkat pendapatan.

Ruang Lingkup Penelitian

(21)
(22)

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Pemasaran

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung, secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendi 1986). Kotler diacu dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan mana individu sdan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Machfoedz (2010) mengungkapkan bahwa komunikasi pemasaran merupakan semua elemen dalam pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder sebuah perusahaan. Sehingga pemasaran memang merupakan suatu konsep yang terintegrasi, mulai dari proses perencanaan, penciptaan barang sampai penjualan barang.

Dari ketiga para ahli yang mengungkapkan pengertian mengenai komunikasi, pemasaran dan komunikasi pemasaran, bahwa pada saat ini konsep pemasaran sering sekali dikaitkan dengan dunia bisnis yang penuh dengan persaingan sehingga menuntut tiap-tiap produsen untuk berupaya keras agar mendapatkan konsumen sebanyak mungkin, yang akhirnya akan menghasilkan laba yang tinggi. Namun pada hakikatnya sesuai dengan pengertian para ahli diatas, bahwa proses pemasaran tidaklah hanya sekedar menyalurkan lalu menjual produk kepada konsumen sehingga mendapatkan laba, tetapi mencangkup semua tahapan dari produksi sampai layanan penjualan, dimana masing-masing pihak saling berinteraksi.

Bauran Komunikasi Pemasaran

(23)

Kegiatan komunikasi pemasaran menurut Lovelock diacu dalam Nirwana (2012) dapat melibatkan seluruh variabel bauran komunikasi pemasaran (marketing mix communication) yang terdiri dari variabel komunikasi personal (personal communication), periklanan (advertising), promosi penjualan (promotion selling) serta pemberitahuan (publicity). Setiap variabel dari bauran komunikasi pemasaran, memiliki kriteria yang berbeda dinilai dari segi media yang digunakan, jangkauan, sasaran, waktu, biaya yang diperlukan, serta keterlibatan orang dalam promosi. Pada variabel komunikasi pemasaran yang pertama, Personal Communication adalah kegiatan komunikasi yang bersifat personal menghendaki adanya keterlibatan orang atau penyedia jasa secara langsung. Peran orang ini dibutuhkan untuk menginformasikan keberadaan jasa pada pelanggan, karena keberhasilan pemasaran bergantung kepada kemampuan dan juga keterampilan tenaga personal yang dapat memberikan wawasan terhadap jasa yang akan dirtawarkan pada pelanggan. Media yang digunakan biasanya lebih pada tenaga personal seperti, personal selling, telemarketing, customer service, customer training, dan word of mouth.

Variabel komunikasi pemasaran yang kedua adalah Advertising, dimana aktivitas promosinya memanfaatkan dari keberadaan media atau sarana dan prasarana pendukung kegiatan komunikasi itu sendiri. Media dibutuhkan karena dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Media yang dibutuhkan ini bisa berupa media cetak maupun media elektronik seperti, koran, majalah, brosur, e-mail, jejaring sosial, internet, televisi dan yang lainnya. Dalam kegiatan advertising, proses penyampaian informasi terbilangsangat cepat dan juga biaya yang dibutuhkan tergolong cukup hemat dan juga tidak membutuhkan banyak tenaga personal (Nirwana, 2012).

Variabel komunikasi pemasaran yang ketiga adalah Sales Promotion atau promosi penjualan dimana kegiatan promosi ini berguna untuk meningkatkan penjualan dalam jangka pendek untuk mencapai target penjualan. Kegiatan promosi ini biasanya dikemas dalam bentuk pameran, event promotion, pemberian diskon atau potongan harga, dan pemberian hadiah kepada pelanggan atau calon pelanggan. Dalam pelaksaannya kegiatan promosi ini digunakan ketika sedang menghadapi persaingan yang semakin tajam dan apabila keadaan respon pasar sedang menurun kepada keberadaan dari produk dan jasa yang telah dipasarkan. Mengingat kegiatan sales promotion hanya dilakukan pada kondisi dan situasi tertentu maka biaya yang dikeluarkan terhitung cukup mahal, karena hampir melibatkan semua bauran pemasaran seperti, produk, harga, distribusi, promosi dan juga tenaga personal (Nirwana, 2012).

(24)

Proses Komunikasi

Proses komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan atau menyebarkan informasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Menurut Berkowitz dalam Nirwana (2012) proses komunikasi melibatkan beberapa elemen, seperti yang tertera pada Gambar 1. Diantaranya source atau sumber pesan, message atau pesan yang disampaikan, adanya receiver atau penerima pesan, serta encoding dan decoding.

Encoding merupakan proses transformasi ide tau gagasan kedalam symbol yang dapat dipahami. Sedangkan decoding merupakan suatu proses untuk menerima simbol dan merubahnya dalam bentuk gagasan atau ide. Sumber informasi dapat berasal dari orang yang ingin menyampaikan informasi atau memiliki informasi, sedangkan pesan (message) merupakan informasi yang disampaikan dari sumber informasi kepada penerima informasi (receiver). Dengan demikian proses informasi melibatkan sumber informasi, pesan yang disampaikan dan penerima informasi. Proses informasi ini akan berhasil jika pesan yang disampaikan dapat dipahami sesuai dengan isi pesan, tetapi jika pesan yang disampaikan tidak dapat diterjemahkan oleh penerima pesan, maka informasi

Source Encode Message Decode

Feedback Loop

Noise

Gambar1.The Communication Process

(Sumber: Berkowitz, Kerin, Hartley, Rudelius, 1992, diacudalam: Nirwana (2012))

Receive r

(25)

Reminding

tersebut mengalami kegagalan. Penyebab kegagalan informasi diantaranya ada gangguan atau noise.

Keberadaan setiap variabel bauran komunikasi berisikan pesan, dimana setiap isi pesan bersifat informative tentang keberadaan jasa kepada pelanggan. Dalam komunikasi pemasaran, isi pesan tidak hanya ditujukan kepada pihak pemasar saja namun juga kepada pasar sehingga cakupannya lebih luas Sebaiknya dalam menyiapkan isi pesan, pesan yang akan disampaikan harus bersifat persuasive agar dapat mengarahkan penerima pesan untuk percaya dengan pesan yang disampaikan atau bahkan ketika pesan tersebut dapat mengarah pada penguatan daya pengingat tentu akan lebih mudah lagi dalam mendapatkan konsumen. Untuk pesan komunikasi pemasaran yang bersifat informative, persuasive dan mengandung daya pengingat, diperlukan adanya strategi komunikasi yang baik untuk menghindari adanya kegagalan dalasm proses penyampaian pesan.

Tujuan komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama menurut Tjiptono (2008), yaitu untuk menyebarkan informasi (komunikasi informatif), mempengaruhi untuk melakukan pembelian atau menarik konsumen (komunikasi persuasif), dan mengingatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan kembali). Keterkaitan antara tujuan komunikasi, respon khalayak, dan tahapan-tahapan dalam proses pembelian dapat diringkas dalam Gambar 2.

Respon yang di berikan oleh konsumen sebagai komunikan adalah meliputi:

1. Efek kognitif, yaitu kesadaran informasi tertentu.

2. Efek afeksi, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapakan adalah realisasi pembelian.

3. Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Yang diharapkan adalah pembelian ulang.

Tujuan komunikasi dan respon khalayak dalam tahapan proses pembelian Gambar 2. Tujuan Komunikasi, Respon Khalayak, dan Proses Pembelian

(26)

terdiri atas :

1. Menyadari (awarness) produk yang ditawarkan.

2. Menyukai (interest) dan berusaha unutk mengetahui lebih lanjut. 3. Mencoba (trial) untuk membandingkan dengan harapannya. 4. Mengambil tindakan (act) membeli atau tidak membeli. 5. Tindak lanjut (follow up) membeli kembali atau pindah merek.

Pariwisata

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (bussines) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Yoeti, 1980).

Pariwisata adalah suatu gejala yang sangat kompleks di dalam masyarakat; ada objek wisata, ada hotel, ada souvenir shop,ada pramuwisata, ada angkutan wisata, ada biro perjalanan, ada rumah makan, dan lain-lainnya. Disamping itu, ada pula wisatawan dengan segala tingkah lakunya (Soekadijo, 1995). Menurut Wahab, dalam Pendit (1994) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan pekerjaan, meningkatkan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi produktivitas lainnya.

Berdasarkan definisi yang diberikan oleh Yoeti, pariwisata bukanlah suatu kegiatan yang bersifat rutin, sedangkan menurut Soekadijo dan Wahab, bahwa pariwisata merupakan suatu gejala yang sangat kompleks sehingga bisa menjadi suatu jenis usaha baru yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat karena satu sama lain komponen yang terdapat dengan kegiatan pariwisata bisa menghasilkan suatu prospek pekerjaan bagi bidang yang lainnya.

Jenis Pariwisata

Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang pada suatu Negara maka timbullah bermacam-macam jenis pariwisata yang dikembangkan sebagai suatu kegiatan yang lama-kelamaan mempunyai ciri tersendiri. Menurut Pendit (1994) jenis pariwisata terdiri dari 14 macam, diantaranya adalah Wisata Budaya, Wisata Olahraga, Wisata Pertanian yang sekarang terkenal dengan sebutan Agrowisata, Wisata Cagar Alam, dan yang sekarang sedang menjadi tren adalah Wisata Maritim (Marina) atau Wisata Bahari. Jenis wisata bahari ini banyak dikaitkan dengan olahraga di air, di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut. Kegiatan yang dapat dilakukan diantaranya adalah memancing, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi selancar, balapan mendayung, berkeliling melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta sebagai rekreasi perairan.

(27)

baik, keanekaragaman jenis ikan dan ekosistem lamun dan mangrove yang terjaga dan juga tersedia paket-paket wisata yang dapat membantu wisatawan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap mengenai daya tarik yang ada di Pulau Pramuka agar perjalan wisata yang dilakukan lebih terarah. Secara tidak langsung dapat mendukung apa yang telah dikemukan oleh Surbaktiet al (2008) yang menyatakan bahwa wisata bahari merupakan wisata minat khusus yang berbentuk aktivitas yang berkaitan dengan kelautan, baik diatas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan dibawah permukaan laut.

Karakteristik Homestay

Terkait dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya (Yoeti, 1996). Salah satu pelayanan yang paling penting adalah keberadaan penginapan. Penginapan di Pulau Pramuka dikenal dengan namahomestay.

Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumah-rumah penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan sebagai penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong berpendapatan sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama masyarakat setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan lingkungan setempat. Sedangkan Yoeti (1996) mengungkapkan bahwa homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di Up-grade sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu pendek.

Secara umum, baik Pendit maupun Yoeti sependapat bahwa homestay merupakan rumah-rumah penduduk yang diperuntukkan bagi wisatawan yang datang untuk tinggal sementara dengan cara sederhana. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh kedua ahli pariwisata tersebut keberadaan homestay di Pulau Pramuka memang didominasi oleh rumah-rumah yang berasal dari rumah penduduk yang disewakan bagi para wisatawan. Setiap homestaydi Pulau Pramuka memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga masing-masing memiliki ciri tersendiri sesuai dengan kebutuhan para pemilik homestay.

Lama usaha

(28)

dari keberadaan pasar dalam menghadapi perubahan maupun perkembangan wisatawan yang datang.

Kelengkapan

Pendit (1994) mengungkapkan bahwa ketika wisatawan merencanakan suatu kegiatan yang lebih dari 24 jam maka para wisatawan tersebut memerlukan tempat tinggal untuk sementara selama perjalanannya dimana ia dapat beristirahat, mandi dan makan. Adapun tempat tinggal tersebut tidak harus berupa hotel yang mewah, namun dapat memenuhi syarat ―comfort” dan kesehatan. Salah satu syarat ―comfort‖ yang terdapat dalam keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini diwujudkan dalam bentuk Kelengkapan yang diberikan oleh para pemilik homestay guna memuaskan kebutuhan para wisatawan yang menyewa homestay mereka. Kelengkapan merupakan bentuk fisik dari berbagai fasilitas yang ditawarkan oleh para pemilik homestaysebagai daya jual.

Jarak Lokasi

Menurut letaknya, terkait dengan bagaimana pun definisi suatu hotel maupun penginapan, Pendit (1994) mengungkapkan ada beberapa syarat sehingga letak penginapan terbagi menjadi penginapan atau hotel kota, pegunungan, pantai dan pedalaman. Berdasarkan syarat dan jenis penginapan, penginapan yang berada di Pulau Pramuka termasuk pada penginapan pantai. Hanya saja, harus di garis bawahi bahwa akses akan objek dan daya tarik wisata, akses sarana dan prasana dalam kegiatan wisata bahari tidak kalah penting sehingga posisi akan keberadaan homestay menjadi salah satu perhitungan yang harus dipertimbangkan.

Pertimbangan ini disesuaikan dengan keadaan wilayah geografis Pulau Pramuka yang dikelilingi oleh lautan sehingga akses utama menuju Pulau Pramuka dihitung dari keberadaan dermaga. Jarak lokasi homestay menentukan kemudahan bagi wisatawan dalam mengakses informasi mengenai homestay.

Pendapatan

Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode. Arus masuk bruto adalah jumlah pendapatan yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Secara garis besar pendapatan timbul karena adanya transaksi dari peristiwa ekonomi seperti, penjualan barang, penjualan jasa dan penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalty dan deviden (Kuswandi, 2005).

(29)

Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah penerimaan bersih dari hasil operasi perusahaan (baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur). Hal ini serupa dengan yang diungkapkan oleh Arif dan Wibowo (2002) bahwa pendapatan merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga, misalnya penjualan (sales), pendapatan sewa (rent revenuea), pendapatan deviden (dividen revenuea) dan pendaptan komisi (commission revenue). Terkait dengan usaha yang dilakukan oleh para pemilik Homestay, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arif dan Wibowo maupun Kuswandi, dalam prakteknya pendapatan yang didapat dalam usaha kepemilikan homestay ini diperoleh dari pendapatan sewa, yang diperoleh dalam satu periode yang menghasilkan laba, sehingga para pemilik homestay atau para pengusaha homestay ini mampu bertahan dan berinovasi dalam menjalankan usahanya.

Kerangka Pemikiran

Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu sebagai salah satu destinasi wisata bahari yang memiliki beragam daya tarik objek wisata seperti, kunjungan resort wisata bahari, wisata pendidikan dan konservasi laut, wisata alam bawah laut serta wisata pulau pemukiman. Salah satu pulau yang menjadi pusat pemerintahan serta pusat objek dan daya tarik wisata adalah Pulau Pramuka. Di Pulau Pramuka para wisatawan dapat melakukan bermacam-macam kegiatan dari mulai kegiatan di permukaan laut, dalam laut maupun di daratan, seperti memancing, snorkeling, diving, bersepeda dan tentunya kulinari mengenai keragaman masakan khas Pulau.

Dalam kegiatan pariwisata, hampir setiap tahunnya mengalami pengingkatan baik dari jumlah kunjungan wisatawan yang datang maupun dari jumlah sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Salah satunya yang menjadi sorotan dengan perkembangan yang cukup signifikan adalah adanya pertambahan jumlah homestay. Homestay merupakan suatu bentuk bangunan rumah yang di up-grade sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi standart bangunan yang bisa disewakan kepada para wisatawan yang datang untuk menikmati objek dan daya tarik wisata yang ada di Pulau Pramuka. Seiring dengan bertambahnya jumlah kunjungan wisatawan pun, maka keberadaan homestay menjadi sarana dan prasarana yang cukup penting mengingat akses akan jarak perjalanan yang ditempuh tidak semudah seperti di darat, sehingga tempat penginapan dapat menjadi tempat penampungan bagi wisatawan yang datang untuk beristrahat, menaruh barang-barang yang dibawa, dengan beragam fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing homestay.

(30)

hubungannya dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu bulan. Tingkat pendapatan yang diperoleh dari adanya usaha homestay salah satunya di dukung oleh strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh para pemilik homestay.

Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik homestay diukur dari jenis bauran komunikasi yang digunakan, penawaran informasi yang diberikan untuk dapat memperoleh pelanggan dan juga biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan komunikasi. Ketiga komponen pengukuran ini akan dihubungkan dengan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kurun waktu satu bulan. Dari kedua komponen baik karakteristik homestay maupun strategi komunikasi pemasaran ini dihubungkan dengan tingkat pendapatan guna mendapatkan gambaran mengenai suatu proses pemasaran yang terjadi dalam kegiatan usaha kepemilikan homestay karena banyak dari masyarakat Pulau Pramuka yang menekuni usaha ini.

Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka disusunlah hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Diduga ada hubungan positif antara karakteristik usaha homestay dengan tingkat pendapatan.

2. Diduga ada hubungan positif antara strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pelaku usaha homestay dengan tingkat pendapatan.

Keterangan :

Menjelaskan hubungan

Gambar3. Kerangka Pemikiran Karakteristik

Homestay

Lama Usaha

Kelengkapan

Jarak Lokasi

Strategi Komunikasi Pemasaran

Jenis Bauran Komunikasi Pemasaran

Kelengkapan Informasi Biaya Komunikasi

(31)

Definisi Operasional

1. Karakteristik Homestay adalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh pelaku usaha untuk mempertahankan keberadaan dari usaha penginapan yang dimilikinya. Menurut Yoeti (1996) homestay adalah jenis akomodasi yang berasal dari rumah-rumah rakyat yang telah di up-grade sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk tempat tinggal sementara dalam jangka waktu pendek. Dalam proses up-grade tersebut pada masing-masing homestay tentu memiliki perbedaan tergantung dari pemilik homestay tersebut. Untuk mengukur perbedaan tersebut, karakteristik homestay terbagi dalam tiga pengukuran, yaitu:

1) Lama Usaha adalah kurun waktu usaha, semenjak pertama kali homestay tersebut dibangun dan digunakan untuk penginapan. Lama usaha diukur dengan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan hasil perhitungan yaitu sebagai berikut:

Nilai Max = 10 tahun Nilai Min = 1 tahun

∑K = 3

Sehingga, pengukuran lama usaha di kategorikan sebagai berikut: 1. Lama : ≥9 tahun

2. Sedang : 5-8 tahun 3. Baru : 1-4 tahun

2) Kelengkapan adalah bentuk fisik dari berbagai fasilitas homestay yang ditawarkan oleh para pemilik homestay sebagai daya jual dari keberadaan homestay tersebut. Fasilitas dalam penelitian ini terdiri dari:

i. WC

Fasilitas tersebut diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = Terdiri dari 7 macam fasilitas Nilai Min = Terdiri dari 3 macam fasilitas

∑K = 3

Sehingga, pengukuran fasilitas di kategorikan sebagai berikut: 1. Sangat Lengkap : ≥ 7 macam fasilitas

(32)

3) Jarak Lokasi adalah tempat dimana homestay tersebut berada, dihitung berdasarkan jarak dari dermaga. Lokasi diukur dengan satuan meter dan menggunakan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = 500m Nilai Min = 100m

∑K = 3

Sehingga, pengukuran lokasi dikategorikan sebagai berikut: 1. Jauh : 368- 500m

2. Sedang : 234-367m 3. Dekat : 100-233m

2. Strategi Komunikasi Pemasaran adalah upaya yang dilakukan oleh masing-masing pemilik usaha homestay dalam rangka mempertukarkan informasi mengenai jasa yang ditawarkan kepada khalayak (promosi). Kotler dalam Panuju (2000) mendefinisikan bahwa pemasaran adalah proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Dalam strategi komunikasi pemasaran komponen yang akan diukur terbagi menjadi tiga yaitu:

1) Jenis Bauran Komunikasi Pemasaran menurut Lovelock dalam Nirwana (2012) merupakan salah satu strategi dalam kegiatan komunikasi pemasaran guna mengatisipasi persaingan yang semakin tajam dalam persaingan bisnis, selain itu juga berguna untuk memasarkan produk atau jasa agar sampai pada penerima pesan atau target pasar yang dituju. Ada empat variabel bauran komunikasi pemasaran dengan media yang berbeda sesuai dengan sasaran, waktu, biaya, jangkauan dan keterlibatan tenaga promosi yang tercantum dalam Tabel 1. Pemilihan jenis bauran komunikasi pemasaran dalam penelitian ini diukur melalui seberapa banyak media ataupun bentuk kegiatan komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemilik usaha homestay. Setelah diuraikan beragam media ataupun bentuk kegiatannya maka akan terlihat jenis bauran komunikasi pemasaran yang mana yang paling banyak digunakan. Jenis bauran komunikasi pemasaran diukur menggunakan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = Terdiri dari 4 macam bauran komunikasi pemasaran Nilai Min = Terdiri dari 2 macam bauran komunikasi pemasaran

∑K = 3

Sehingga, Pengukuran jenis media komunikasi yang digunakan dikelompokkan menjadi tiga kategori:

(33)

Tabel 1. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk Kegiatan Promosi yang Dapat Digunakan

Variabel Bauran Komunikasi

Pemasaran Media serta Bentuk Kegiatan Promosi Personal Communication Personal Selling, Telemarking, Customer Service,

Customer Training dan World of Mouth

Advertising Koran, Majalah, Brosur, Email, Jejaring Sosial, Internet, dan Alat Komunikasi Elektronik

Sales Promotion

Pameran Produk, Event Promosi, Pemberian Potongan Harga atau Diskon, Pemberian Hadiah pada pelanggan maupun calon pelanggan

Publicity Press Release, Press Conference, Special Event, Exhibition atau Sponsorship

2) Penawaran Informasi adalah upaya untuk menggambarkan atau membuat isi pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak. Jenis penawaran informasi ini terdiri dari:

vi. Penawaran Paket Wisata Penawaran informasi ini diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = Terdiri dari 6 macam penawaran informasi Nilai Min = Terdiri dari 2 macam penawaran informasi

∑K = 3

Sehingga, pengukuran penawaran informasi dikategorikan sebagai berikut: 1. Lengkap : ≥ 6 macam informasi

2. Kurang Lengkap : 4-5 macam informasi 3. Tidak Lengkap : 2-4 macam informasi

3) Biaya Komunikasi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kegiatan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan, biaya pengeluaran ini dihitung dari biaya satu bulan terakhir. Biaya diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = Rp500.000,- Nilai Min = Rp20.000,-

∑K = 3

Sehingga, pengukuran biaya dikategorikan sebagai berikut: 1. Tinggi : Rp360.000,- ― Rp500.000,-

(34)

3. Rendah : Rp20.000,- ― Rp180.000,-

3. Pendapatan berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh Arif dan Wibowo (2002) merupakan kenaikan harta perusahaan yang disebabkan oleh adanya transaksi dengan pihak ketiga, misalnya: penjualan (sales), pendapatan sewa (rent revenue), pendapatan dividen (dividend revenue) dan pendapatan komisi (commission revenue), sehingga tingkat pendapatan dalam penetian ini adalah penerimaan hasil operasi suatu usaha baik usaha dagang maupun jasa yang dalam hal ini penerimaan tersebut diperoleh dari pendapatan sewa (rent revenue) homestay dari pemilik homestay kepada penyewa yaitu wisatawan. Tingkat pendapatan diukur dengan skala ordinal yang dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan:

Nilai Max = Rp8.000.000,- Nilai Min = Rp200.000,-

∑K = 3

Sehingga, pengukuran tingkat pendapatan dikategorikan sebagai berikut: 1. Tinggi : Rp5.800.000,- ― Rp8.000.000,-

(35)
(36)

METODE

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan agar dapat memperoleh data statistik objektif melalui perhitungan ilmiah yang berasal dari sampel orang-orang yang diminta untuk menjawab pertanyaan dengan instrumen kuesioner mengenai karakteristik homestay, strategi komunikasi pemasaran dan juga pendapatan. Selain itu, pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menganalisis bagaimana hubungan antara karakteristik usaha homestay, strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan homestay dalam kurun waktu satu bulan terakhir.

Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe eksplanatory. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel atau populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Sedangkan penelitian dengan tipe eksplanatory merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesa (Singarimbun & Effendi, 1989).

Sementara data-data kualitatif dilakukan untuk mendukung data-data kuantitatif dengan memberikan gambaran atau deskripsi dari Tabel hasil perhitungan statistik, serta juga melengkapinya dengan hasil wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan. Informan dalam penelitian ini adalah salah satu perwakilan dari Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu selaku penjembatan atas keberadaan usaha homestay bagi masyarakat Pulau Pramuka, aparat desa dari pihak paguyuban, serta tokoh masyarakat di Pulau Pramuka.

Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui pengumpulan data dilapangan dengan menggunakan instrumen berupa kuisioner dan wawancara mendalam. Sebuah kuisioner merupakan sekumpulan pertanyaan yang disusun untuk menggali informasi dari responden. Pertanyaan untuk responden disusun dan direncanakan secara mendetail yang terdiri dari pertanyaan tertutup yang memungkinkan responden untuk memberikan pilihan jawaban sesuai dengan yang sudah disediakan. Selain itu kuisioner disusun dengan pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden untuk merespon pertanyaan secara lebih luas tidak hanya terkait dengan jawaban yang telah diberikan. Sedangkan penggalian informasi untuk informan dilakukan dengan wawancara mendalam tidak terstruktur.

(37)

pihak lain dari kelompoknya maupun dari lingkungannya. Informan dalam penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) yang terdiri dari perwakilan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, salah satu pemimpin kegiatan pemuda di Pulau Pramuka, Ketua Paguyuban, dan juga beberapa pemilik jasa wisata di Pulau Pramuka yang telah terkemuka.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil dokumentasi dan studi literatur yang relevan dengan tujuan penelitian ini seperti data laporan bulanan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang disusun pada bulan Maret tahun 2010 mengenai data kependudukan, tulisan yang dikeluarkan oleh Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, buku-buku mengenai ilmu kepariwisataan, ilmu komunikasi dan juga akutansi mengenai pendapatan, selain itu adapula gambar, brosur dan penawaran paket wisata bahari yang dikeluarkan oleh beberapa pemilik jasa wisata di Pulau Pramuka dan juga penelusuran studi pustaka dari skripsi yang terkait dengan keberadaan Pulau Pramuka yang menjadi salah satu pusat pemerintahan dan pulau pemukiman di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu.

Teknik Penentuan Responden

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2011). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat Pulau Pramuka yang memiliki usaha homestay. Unit analisis penelitian ini adalah individu dan metode yang digunakan dalam menentukan responden adalah dengan sensus. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) sensus merupakan penambilan informasi yang dikumpulkan dari seluruh populasi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kasie Ekonomi Kelurahan Pulau Panggang tahun 2011 di Pulau Pramuka terdapat 60 homestay dan 60 homestay inilah yang menjadi populasi dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil sensus yang dilakukan, di Pulau Pramuka hanya terdapat 56 homestay yang sesuai dalam data dan memang keberadaannya dalam kondisi layak huni. Sementara 4 rumah diantaranya bukanlah usaha homestay namun untuk rumah tinggal, adapula rumah yang memang disewakan namun untuk jangka panjang sehingga tidak termasuk dalam kategori homestay serta ada beberapa rumah yang tidak berpenghuni dan sedang direnovasi namun bukan untuk homestay dan juga memang benar-benar rumah yang sama sekali tidak untuk disewakan, sehingga jumlah responden seluruhnya ada 56 homestay.

Lokasi dan Waktu Penelitian

(38)

1. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu memiliki lokasi yang strategis atas keberadaannya di wilayah DKI. Jakarta sehingga menjadikan ―escape point‖ yang sangat ideal sebagai tempat wisata bahari.

2. Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu memiliki program kerjasama atau fasilitator dengan masyarakat yaitu adanya pendirian Paguyuban dari pelaku usaha yang salah satunya terdiri dari pelaku usaha Homestay yang dapat mendukung penelitian ini.

3. Sebagai kawasan konservasi tentunya Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu harus menjaga kelestarian alamnya, dalam upaya untuk mengenalkan kawasan konservasi kepada masyarakat pada umumnya maupun pengunjung maka penelitian ini dirasa penting untuk mengembangkan potensi dari keberadaan Objek Wisata Bahari.

Pemilihan tempat penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2011. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner diolah secara kuantitatif. Data diolah secara statistik dengan menggunakan Microsoft excel 2007 dan SPSS for Windows versi 17.0. Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan Uji Korelasi Rank Spearman dan Tabulasi Silang untuk mengukur hubungan antara karakteristik usaha, dan strategi komunikasi pemasaran dengan tingkat pendapatan yang didapat oleh para pelaku usaha homestay. Data kualitatif bersifat untuk memaknai atau melengkapi data kuantitatif. Gabungan antara data kuantitatif dan kualitatif tersebut diolah dan dianalisa serta disajikan dalam Tabel naratif, bagan, matriks dan gambar, kemudian ditarik kesimpulan dari semua data yang telah diolah melalui penjelasan-penjelasan ilmiah.

Uji Kolerasi Rank Spearman

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi normal. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat yang berskala ordinal (non parametrik). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) dan negatif (-). Korelasi yang menghasilkan angka positif berarti hubungan kedua variabel bersifat searah, yang berarti jika variabel besar maka variabel terikat juga besar. Korelasi yang menghasilkan angka negatif berarti hubungan kedua variabel tidak searah atau bertolak belakang, sehingga jika variabel bebas kecil maka variabel terikat pun kecil. Rumus korelasi Rank Spearman:

Keterangan :

rs = Nilai Koefisien Rank Spearman di = Disparitas (x1-x2)

(39)

Koefisien korelasi Rank Spearman (rxy) menunjukkan kuat tidaknya antara indikator x terhadap variabel X dengan indikator y terhadap variabel Y maupun variabel X terhadap variabel Y sehingga digunakan batasan koefisien korelasi (r). Kriteria pengukuran dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2 Kriteria Pengukuran Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Menunjukkan hubungan yang sangat rendah 0.20 – 0.399 Mununjukkan hubungan yang rendah 0.40 – 0.599 Mununjukkan hubungan yang sedang 0.60 – 0.799 Menunjukkan hubungan yang kuat

0.80 - 1.000 Menunjukkan hubungan yang sangat kuat Sumber: Sugiyono (2011)

Melalui korelasi Rank Spearman dan juga berdasarkan batasan nilai koefisien korelasi, hubungan antar variabel yang diteliti dilihat dari signifikansi atau probabilitas atau nilai α. Nilai signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar (0,1) maka artinya hasil penelitian memiliki tingkat kepercayaan sebesar 90 persen dan kesalahan sebesar 10 persen. Dasar pengambilan keputusan melalui:

a. Jika nilai signifikansi hasil penelitian <0,1 maka Ho ditolak. Jadi hubungan kedua variabel signikan.

b. Jika nilai signifikansi hasil penelitian >0,1 maka Ho diterima. Jadi hubungan antara variabel tidak signikan.

(40)

GAMBARAN UMUM

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu secara keseluruhan termasuk ke dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta. Luas daratan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu sekitar 864,59 ha atau 8,76 km² dan luas perairan sebesar 474.562 ha atau 4.745,62 km² terdiri dari 2 Kecamatan dan 6 Kelurahan, yakni Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Keluran Pulau Kelapa, Pulau Harapan dan Pulau Panggang) dan Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan (Kelurahan Pulau Tidung, Pulau Pari dan Pulau Untung Jawa). Jumlah pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu tercatat 110 pulau, dan ada 4 pulau yang sudah tenggelam, yaitu P. Dapur, P. Nyamuk Besar, P. Ubi Besar dan P. Ubi Kecil

Kepulauan Seribu yang terletak di lepas pantai utara Jakarta dengan posisi memanjang dari Utara-Selatan ditandai dengan pulau-pulau kecil berpasir putih dan gosong-gosong karang. Pulau Untung Jawa merupakan pulau berpenghuni yang paling selatan atau dekat dengan Jakarta. Sedangkan kawasan paling utara adalah Pulau Sebira yang berjarak sekitar 150 km dari Jakarta. Sebelum akhir tahun 2001 Kepulauan Seribu merupakan salah satu kecamatan dalam wilayah Kabupaten Jakarta Utara dan terdiri dari 4 Kelurahan. Pada tahun 2001, berubah menjadi Kabupaten Administratif yang merupakan bagian dari DKI Jakarta dengan Ibukota Kabupaten di Pulau Pramuka. Data jumlah pulau pada tiap Kelurahan tersaji pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Kecamatan dan Kelurahan Jumlah Pulau

Kecamatan Kepulauan Seribu Utara – Berkedudukan di Pulau Kelapa

1. Kelurahan Pulau Panggang 13

2. Kelurahan Pulau Harapan 30

3. Kelurahan Pulau Kelapa 36

Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan – Berkedudukan di Pulau tidung

1. Kelurahan Pulau Untung Jawa 15

2. Kelurahan Pulau tidung 6

3. Kelurahan Pulau Pari 10

Jumlah 110

Sumber: Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu, April 2001 dalam TNLKPS, 2001

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Sebaran dan Komposisi Penduduk

(41)

Panggang (5.751 jiwa), Kelurahan Pulau Kelapa (6.128 jiwa) dan Kelurahan Pulau Harapan (2.182 jiwa). Jika dilihat dari kepadatan penduduk terlihat seolah-olah kepadatan penduduk rendah, namun dari beberapa pulau yang berada dalam satu kelurahan hanya pulau-pulau tertentu yang ditempati untuk pemukiman sehingga kepadatan penduduk pada pulau-pulau tersebut tetap saja tinggi. Sebaran Penduduk Kepulauan Seribu Utara, disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara

No. Kelurahan Penduduk Kepala Keluarga

L P Jumlah L P Jumlah

1. P. Panggang 2.928 2.823 5.751 1.320 148 1.468 2. P. Kelapa 3.055 3.073 6.128 1.368 188 1.556 3. P. Harapan 1.109 1.073 2.182 494 72 566 Jumlah 7.092 6.969 14.061 3.182 408 3.590 Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari

Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010). Jumlah penduduk yang telah berkeluarga di Kecamatan Pulau Seribu secara keseluruhan berjumlah 3.490 jiwa yang tersebar di tiga kelurahan yaitu Pulau Panggang terdapat (1.468 jiwa), Pulau Kelapa (1.556 jiwa) dan Pulau Harapan (566 jiwa). Pulau Harapan menempati posisi yang terendah karena memang jumlah penduduknya yang terbilang cukup sedikit jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berada di Kelurahan Pulau Panggang maupun Pulau Kelapa sehingga tidak mengherankan jumlah penduduk yang telah berkeluarga hanya seperempat dari jumlah penduduk secara keseluruhan.

Pendidikan

Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu pada bulan Maret 2010 yang tertera dalam Tabel 5, menyatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kabupaten Pulau Seribu relatif rendah yaitu 46,33 persen merupakan lulusan SD hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia masih memprihatinkan, sehingga perlu peningkatan dan perhatian yang cukup serius. Sementara untuk penduduk yang Tamat SMP terdapat 12,08 persen dan Tamat SMA 6,82 persen serta Tamat Perguruan Tinggi 2,57 persen.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kec. Kepulauan Seribu Utara Menurut

(42)

Jika dilihat dari bentuk wilayahnya yang berupa kepulauan kecil serta sarana dan prasaranya, kegiatan perekonomian yang didominasi dengan angkutan laut (kapal dan perahu motor) baik milik pemerintah daerah, swasta maupun nelayan, namun banyak lembaga-lembaga (seperti LIPI, Perguruan Tinggi, Sektor Swasta, Ormas Keagamaan dan Politik, serta LSM) yang melakukan kegiatan di kawasan ini, dan juga besarnya alokasi APBD serta lengkapnya fasilitas pendidikan. Seharusnya bisa lebih membuat masyarakat terdedah akan ilmu pengetahuan, namun sangat disayangkan masih saja ada ketimpangan dalam pendidikan yang diperoleh masyarakat di Kepulauan Seribu.

Mata Pencaharian

Berdasarkan Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010) yang tertera pada Tabel 6. Jenis mata pencaharian yang dominan berada di kawasan ini adalah nelayan dengan jumlah sebanyak 3.299 jiwa, karyawan swasta atau PNS dan juga ABRI dengan jumlah 694 jiwa dan pedagang dengan jumlah 460 jiwa. Sedangkan yang lainnya didominasi oleh pensiunan, pertukangan, fakir miskin dan lain-lain.

Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk di Kepulauan Seribu Jenis Mata

Sumber : Laporan Rekapitulasi Bulanan Penyelenggaraan Pemerintahan Dari Tiap Kelurahan Di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara (Maret, 2010).

Penduduk dengan mata pencaharian sebagai nelayan ini sudah barang tentu tidak mengherankan karena memang luasan wilayahnya yang terdiri dari wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh lautan dengan sumber daya alamnya yang melimpah, serta merupakan pekerjaan yang sudah diwariskan secara turun-menurun sehingga sudah seperti menjadi pekerjaan pokok bagi setiap penduduk. Ada berbagai jenis nelayan yang terdapat dikawasan ini, diantaranya nelayan budidaya, nelayan tangkap atau nelayan jaring (jaring muroami, jaring tangsi dan jaring mayang), nelayan bubu, nelayan pancing dan nelayan ikan hias.

(43)

mempertahankan pengetahuan lokal juga untuk membekali nelayan agar dapat mengantisipasi perubahan lingkungan alam yang terjadi dan juga mengantisipasi pasang surut pendapatan perikanan yang sering tidak tentu akibat perubahan musim laut yang sering kali sudah tidak bisa diduga akibat adanya pemanasan global.

Struktur sosial nelayan pada umumnya memiliki pola hubungan patron-klien. Setiap nelayan sudah memiliki tengkulak masing-masing dan satu tengkulak bisa membawahi beberapa nelayan. Tengkulak berperan penting dalam membantu modal para nelayan seperti pembuatan alat tangkap, dan juga kapal. Tingkat kesetiaan nelayan pada tengkulak cukup tinggi karena nelayan hanya akan menjual ikan tangkapannya kepada tengkulak karena merasa memiliki hutang. Nelayan hanya akan dibebaskan untuk menjual ikannya kemanapun dengan syarat nelayan tersebut tidak memiliki hutang. Struktur seperti inilah yang membuat posisi sosial nelayan menjadi rendah dan termaginalkan. Namun karena kurangnya tingkat pendidikan sehingga mereka tidak bisa mendapatkan akses yang luas untuk menyampaikan aspirasi yang dirasakan, sehingga mereka bertahan dengan profesinya sebagai nelayan.

Potensi Pariwisata

Pulau Pramuka merupakan salah satu kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang berpotensi besar untuk pengembangan wisata bahari mengingat letaknya dengan ibu kota Negara (Jakarta), sehingga menjadikan kawasan ini mempunyai peluang pengembangan yang baik. Sejalan dengan perkembangan kota-kota besar, maka semakin banyak orang yang menginginkan kegiatan yang kembali ke alam atau istilahnya Back to Nature. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan didalam kawasan Pulau Pramuka diantaranya adalah menyelam (scuba diving), ada 26 spot penyelaman terbaik dalam kawasan ini, snorkeling, memancing, wisata pendidikan (penanaman pohon mangrove, lamun, serta rehabilitasi karang, penyu sisik, elang bondol), berjemur di pantai, berkemah dan lain-lain.

Tabel 7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kepulauan Seribu Tahun 2003-2009 No. Tahun Jumlah Pengunjung Perubahan Jumlah Pengunjung (%)

(44)

sebesar 59 persen namun pada tahun berikutnya terutama di tahun 2008 jumlah pengunjung meningkat hingga 253,8 persen. Penambangan jumlah pengunjung yang cukup signifikan ini menunjukkan bahwa wisata bahari semakin diminati oleh para wisatawan. Secara keseluruhan jumlah wisatawan ini dari 2003-2009 mengalami peningkatan sebesar 50,4 persen.

Panorama laut di kawasan ini menjadi daya tarik alamiah bagi wisatawan.Pemandangan seperti pada saat matahari terbit dan matahari terbenam menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa pulau di dalam kawasan Taman Nasional telah dikembangkan menjadi resort-resort wisata, dengan sarana pariwisata antara lain dibangunnya dermaga, anjungan pengunjung, restoran dan pondok-pondok inap yang dikelola oleh pihak swasta. Sedangkan untuk wisatawan yang ingin melihat kehidupan asli masyarakat di Pulau dapat mengunjungi pulau-pulau Pemukiman dengan segala kegiatannya dari mulai memperbaiki jaring, membuat ikan kering, memperkenalkan berbagai alat tangkap yang digunakan oleh nelayan sehingga menjadi salah satu ciri khas tertentu bagi wisatawan yang datang.

Fasilitas Pendukung Kegiatan Pariwisata

Dalam kaitannya dengan kegiatan pariwisata, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ketempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat tinggalnya, maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, yaitu semenjak dari ia berangkat sampai di tempat tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya (Yoeti, 1996). Pendit (1994) menyatakan ada tiga perlengkapan pelayanan dalam kegiatan pariwisata yaitu, Transportasi, Akomodasi dan Perusahaan Pangan serta Perusahaan Jasa.

Transportasi

Transportasi atau pengangkutan yang menentukan jarak dan waktu dalam perjalanan adalah unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala pariwisata. Moda transportasi inilah yang berperan sebagai pelengkap perjalanan wisatawan yang bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya. Perlengkapan transportasi ini memiliki beberapa kategori, diantaranya adalah pengangkutan dengan kapal, kereta api, mobil bus serta pesawat terbang.

Alat transportasi atau alat pengangkutan yang berperan untuk mencapai atau mendukung akses moda transportasi menuju Pulau Pramuka adalah dengan Kapal. Kapal tersebut dapat dijangkau melalui dermaga yang terdapat di Muara Angke ataupun di Pantai Marina Ancol. Cara termudah dan juga murah untuk mencapai Pulau Pramuka ini dapat ditempuh melalui dermaga Muara Angke dengan Kapal Kayu atau yang biasa disebut dengan Kapal Ojek, kapal ini tersedia pada jam-jam tertentu seperti jam 07.00 pagi dan juga jam 01.00 siang, dengan waktu tempuh selama ±2,5 jam. Sedangkan jika ditempuh melalui dermaga Pantai Marina Ancol dengan menggunakanSpeedboat atau kapal dengan motor cepat sehingga waktu tempuhnya cenderung lebih singkat ±1 jam, namun biaya yang dikeluarkan pun tentunya lebih tinggi dan jam keberangkatannya pun tertentu sesuai dengan pemesanan bagi wisatawan yang ingin menggunakannya.

(45)

membuat moda transportasi yang lebih mudah dijangkau baik secara harga, pelayanan, dan juga jarak jempuhnya yang lebih singkat, yaitu dengan keberadaan speedboat KM. Kerapu dengan jadwal yang lebih fleksibel artinya lebih beragam, jarak tempuh yang lebih singkat, dan harga yang lebih murah sehingga memungkinkan wisatawan untuk datang dengan volume yang lebih tinggi dan juga dari berbagai kalangan.

Akomodasi dan Perusahaan Pangan

Pendit (1994) mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan akomodasi adalah merupakan sarana penginapan, sedangkan perusahaan pangan yang dimaksud adalah usaha catering yang menangani makan dan minum bagi wisatawan maupun lembaga yang memesannya secara khusus untuk keperluan yang bermacam-macam. Dalam kegiatan pariwisata, sarana penginapan ini menjadi sangat penting terutama dalam hal penampungan wisatawan-wisatawan agar lebih banyak jumlahnya, dengan harga yang lebih murah, lebih praktis dan lebih popular, teristimewa bagi mereka yang tergolong ekonomi lemah tetapi perlu dan ingin mengadakan perjalanan.

Pulau Pramuka memberikan beragam jenis penginapan yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan yang datang tentunya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan wisatawan itu sendiri. Pilihan-pilihan tersebut terdiri dari adanya Resort Wisata Bahari seperti Resort Pulau Kotok, Pulau Bira, Pulau Sepa, Pulau Putri, Pulau Matahari dan Pulau Pantara. Sedangakan untuk Wisata Pendidikan dan Konservasi Laut berada di kawasan Pulau Pramuka dengan akomodasi yang terdiri dari Wisma atau Mess Tamu TNlKpS, Villa Delima, Villa Dermaga dan Homestay milik Penduduk.

Keberadaan homestay di Pulau Pramuka ini berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan pertambahan wisatawan yang datang ke Pulau Pramuka. Pendit (1994) mengungkapkan bahwa Homestay merupakan rumah-rumah penduduk setempat disuatu daerah tujuan wisata yang dipergunakan sebagai penginapan sementara bagi wisatawan-wisatawan yang tergolong berpendapatan sedang atau ekonomi lemah. Mereka tinggal sementara bersama masyarakat setempat dengan cara makan, minum, dan hidup dengan situasi dan lingkungan setempat. Homestay tersebut biasanya terdiri dari satu bangunan lengkap dengan kamar mandi, kamar, tidur, ruang tamu, ruang keluarga dan dapur. Namun ada beberapa homestay yang hanya terdiri dari kamar-kamar saja seperti kamar persewaan kost-kostan, setiap bangunan kamar tersebut terdiri dari kamar utama termasuk tempat untuk tidur dan juga kamar mandi, luasan bangunannya pun terbilang lebih kecil dibanding dengan bentuk bangunan rumah.

Gambar

Gambar1.The Communication Process
Tabel 1. Variabel Bauran Komunikasi Pemasaran serta Media dan Bentuk
Tabel. 2 Kriteria Pengukuran Korelasi
Tabel 8. Jumlah dan Presentase Karakteristik Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangakan manfaaat dari penelitian ini sendiri : manfaat praktis, penelitian ini diharapkan akan memeperoleh pemahaman yang jelas berkenaan pemberlakuan Peraturan Daerah

Pengawas Pendidikan Agama Islam PPAI adalah pegawai negeri sipil darilingkungan Kementerian Agama yang diberi tugas, tanggung jawab danwewenangpenuh terhadap pelaksanaan

Tahap selanjutnya dalam implementasi perekaman e-KTP adalah tahap pendataan jumlah wajib KTP dan penyerahan surat panggilan untuk melakukan perekaman. Pendataan dilakukan

Terdapat tiga isu utama yang akan dikerjakan dalam lima tahun ke depan oleh Jurusan Ilmu Komputer, yaitu (1) peningkatan pengetahua, soft skill dan

Semakin panjang lama penyimpanan alat steril, maka semakin besar kemungkinan terjadinya kotaminasi.Kontaminasi mikroba patogen dapat memicu terjadinya infeksi

Artinya adalah jumlah tenaga saat ini lebih kecil dibandingkan dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menjalankan beban kerja yang meningkat karena peningkatan

43 Selanjutnya Gogri dkk mengemukakan bahwa kecerdasan majemuk dapat digunakan untuk membantu anak belajar dengan lebih baik. 44 Dengan demikian, rancangan

prezi, kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol dikenai pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan soal,