• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor-sektor lain dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia (Analisis Input output)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor-sektor lain dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia (Analisis Input output)"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP SEKTOR-SEKTOR LAIN DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

(Analisis Input Output)

OLEH BUDI PRATAMA

H14053285

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(2)

RINGKASAN

BUDI PRATAMA. Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Terhadap Sektor-Sektor Lain dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia (dibimbing oleh DIDIN S. DAMANHURI).

Sektor pertanian memiliki peran stategis dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut dipahami karena sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan terbesar bagi penduduk Indonesia, selain itu sektor pertanian juga menjadi sektor ekonomi utama bagi daerah pedesaan dimana daerah pedesaan menyumbang tingkat kemiskinan terbesar bagi penduduk Indonesia. Untuk itu, pembangunan sektor pertanian menjadi kunci keberhasilan bagi Indonesia untuk dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Pada kenyataannya sektor pertanian di Indonesia masih belum berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dimana pertumbuhan sektor pertanian dari tahun ketahunnya semakin menurun. Pembangunan ekonomi Indonesia lebih diarahkan kepada pengembangan sektor industri. Sektor industri dianggap sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian dibandingkan sektor-sektor lain. Sehingga sektor industri sangat diprioritaskan. Kontribusi sektor industri dapat dilihat dari indikator PDB dimana sektor industri menyumbang pendapatan nasional terbesar setiap tahunnya dan pertumbuhannya pun semakin meningkat.

Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan sektor industri dimana sektor tersebut menjadi sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan nasional tidak terlepas dari peran sektor pertanian. Contohnya adalah agroindustri dimana agroindustri merupakan bagian dari sektor industri pengolahan yang mengolah output atau produk-produk mentah dari sektor pertanian. Sehingga perkembangan agroindustri tergantung dari kontribusi sektor pertanian itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi tidak hanya pada sektor industri pengolahan saja melainkan dapat terjadi dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian.

Dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian sebenarnya dapat berperan terkait pengaruhnya terhadap sektor-sektor lain sebagai penyedia input (barang dan jasa) antara bagi sektor lain ataupun pengguna input antara dari sektor lain. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah melihat sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor pertanian. Dengan mengetahui sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap sektor pertanian maka pembangunan sektor pertanian dapat diarahkan untuk menciptakan keterpaduan antar sektor pertanian dengan sektor-sektor yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor pertanian.

(3)

yang tinggi terhadap sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa secara langsung dan tidak langsung. Kemudian sektor pertanian memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi terhadap sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran secara langsung dan tidak langsung. Akan tetapi dari analisis dampak penyebaran, sektor pertanian memiliki dampak penyebaran yang rendah terhadap pertumbuhan seluruh sektor dalam perekonomian baik ke depan maupun ke belakang. Begitu juga dengan dampak pengganda, sektor pertanian memiliki dampak penggandaan yang rendah terhadap peningkatan output, pendapatan dan tenaga kerja untuk seluruh sektor ekonomi lain ketika sektor pertanian dapat tumbuh dan berkembang.

(4)

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP SEKTOR-SEKTOR LAIN DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

(Analisis Input Output)

OLEH BUDI PRATAMA

H14053285

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(5)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Budi Pratama

Nomor Registrasi Pokok : H14053285

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian

Terhadap Sektor-Sektor Lain dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia (Analisis Input Output)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Didin S. Damanhuri NIP. 1952040819840310001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr.Ir.Dedi Budiman Hakim NIP. 196410221989031003

(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2010

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Budi Pratama, lahir pada tanggal 26 November 1986 di Medan Sumatera Utara. Penulis anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Agus Salim dan Huswidiani. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan Sekolah Dasar pada SD IKAL (Ikatan Keluarga Logistik) Medan, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Kartika I-1 Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di Institut Pertanian Bogor.

Penulis masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan setahun kemudian setelah melewati Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis diterima sebagai mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis memilih jurusan Ilmu Ekonomi atas keinginannya sendiri dimana pertanian merupakan sektor terpenting bagi negara Indonesia yang perlu didukung oleh ilmu ekonomi agar lebih memberi kontribusi terhadap

perekonomian negara.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus. Penulis aktif di organisasi internal yaitu HIPOTESA (Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi) dengan menjadi staff d’coupies

(division of information, promotion and external relationship) pada periode 2007. Sedangkan organisasi eksternal, penulis aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dari tahun 2007 sampai sekarang dan organisasi kedaerahan yaitu IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan). Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh kampus maupun departemen seperti Masa Perkenalan Kampus, Masa Perkenalan Fakultas, Masa Perkenalan Departemen Ilmu Ekonomi, Economic Contest, Seminar-seminar, dan lain sebagainya

(8)

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Terhadap Sektor-Sektor lain dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia”. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi Indonesia karena dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian terkait sektor

pertanian dan perannya terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada berbagai pihak yang telah memberi bantuan, perhatian, doa, semangat, kritik, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan berupa ilmu dan nasihat-nasihat yang sangat berguna baik secara teknis maupun teoritis dalam pembuatan skripsi disela-sela kesibukan beliau yang sangat luar biasa.

2. Dr. Lukytawati, selaku dosen penguji yang telah menguji hasil karya ini dan memberikan masukan berupa kritik maupun saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Alla Asmara, M. Si. Selaku komisi pendidikan yang memberikan masukan-masukan terkait penulisan dan isi skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

4. Orang tua penulis, yaitu Agus Salim dan Huswidiani yang selalu memberikan doa, materi, semangat, nasihat dan perhatian kepada penulis setiap waktu

(9)

keras karena keterlambatan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akan tetapi semuanya itu untuk memberikan yang terbaik untuk penulis. Penulis juga berterima kasih kepada adik-adik kandung yaitu Ratih Purnama Sari dan M. Ridwan Effendi yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

5. Anggun Istiyani Putri, yang telah memberikan doa, canda tawa, kasih sayang, semangat, perhatian, motivasi dan nasihat selama penyusunan skripsi ini. 6. Fransiscus, selaku pembahas dalam seminar hasil penelitian skripsi yang telah

memberikan masukan berupa saran dan kritik sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berterima kasih kepada Arisa dan Acyl yang telah membantu memberikan informasi maupun bimbingan atau arahan terkait

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Keluarga Besar IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan), yang tentunya selalu memberikan semangat dan juga doa kepada penulis di setiap pertemuan.

8. Semua teman-teman seperjuangan, yaitu Luken, Acun, Hengky, Adit, dan seluruh teman-teman Ilmu Ekonomi 42 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas perhatian, canda tawa, dan perjuangan selama 3 tahun di Departemen Ilmu Ekonomi.

9. Dan yang terakhir para peserta seminar hasil penelitian skripsi yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2010

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 12

2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian ... 12

2.2. Konsep Perhitungan Pendapatan Nasional... 13

2.3. Konsep Keterkaitan ... 15

2.4. Model Input Output ... 20

2.4.1. Asumsi Tabel Input Output ... 22

2.4.2. Keunggulan dan Kelemahan Tabel Input Output ... 23

2.4.3. Struktur Dasar Tabel Input Output ... 24

2.5. Definisi dan Kosep Variabel dalam Tabel Input Output ... 30

2.6. Analisis Input Output ... 34

2.6.1. Analisis Keterkaitan ... 34

2.6.2. Analisis Dampak Penyebaran ... 35

2.6.3. Analisis Dampak Pengganda ... 36

2.7. Penelitian Terdahulu ... 39

2.8. Kerangka Pemikiran Operasional ... 47

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 49

(11)

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP SEKTOR-SEKTOR LAIN DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

(Analisis Input Output)

OLEH BUDI PRATAMA

H14053285

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(12)

RINGKASAN

BUDI PRATAMA. Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Terhadap Sektor-Sektor Lain dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia (dibimbing oleh DIDIN S. DAMANHURI).

Sektor pertanian memiliki peran stategis dalam perekonomian Indonesia. Hal tersebut dipahami karena sektor pertanian menyediakan lapangan pekerjaan terbesar bagi penduduk Indonesia, selain itu sektor pertanian juga menjadi sektor ekonomi utama bagi daerah pedesaan dimana daerah pedesaan menyumbang tingkat kemiskinan terbesar bagi penduduk Indonesia. Untuk itu, pembangunan sektor pertanian menjadi kunci keberhasilan bagi Indonesia untuk dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Pada kenyataannya sektor pertanian di Indonesia masih belum berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dimana pertumbuhan sektor pertanian dari tahun ketahunnya semakin menurun. Pembangunan ekonomi Indonesia lebih diarahkan kepada pengembangan sektor industri. Sektor industri dianggap sebagai motor penggerak bagi pertumbuhan perekonomian dibandingkan sektor-sektor lain. Sehingga sektor industri sangat diprioritaskan. Kontribusi sektor industri dapat dilihat dari indikator PDB dimana sektor industri menyumbang pendapatan nasional terbesar setiap tahunnya dan pertumbuhannya pun semakin meningkat.

Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan sektor industri dimana sektor tersebut menjadi sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan nasional tidak terlepas dari peran sektor pertanian. Contohnya adalah agroindustri dimana agroindustri merupakan bagian dari sektor industri pengolahan yang mengolah output atau produk-produk mentah dari sektor pertanian. Sehingga perkembangan agroindustri tergantung dari kontribusi sektor pertanian itu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi tidak hanya pada sektor industri pengolahan saja melainkan dapat terjadi dengan sektor-sektor lain dalam perekonomian.

Dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian sebenarnya dapat berperan terkait pengaruhnya terhadap sektor-sektor lain sebagai penyedia input (barang dan jasa) antara bagi sektor lain ataupun pengguna input antara dari sektor lain. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah melihat sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor pertanian. Dengan mengetahui sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap sektor pertanian maka pembangunan sektor pertanian dapat diarahkan untuk menciptakan keterpaduan antar sektor pertanian dengan sektor-sektor yang memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor pertanian.

(13)

yang tinggi terhadap sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa secara langsung dan tidak langsung. Kemudian sektor pertanian memiliki keterkaitan ke belakang yang tinggi terhadap sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran secara langsung dan tidak langsung. Akan tetapi dari analisis dampak penyebaran, sektor pertanian memiliki dampak penyebaran yang rendah terhadap pertumbuhan seluruh sektor dalam perekonomian baik ke depan maupun ke belakang. Begitu juga dengan dampak pengganda, sektor pertanian memiliki dampak penggandaan yang rendah terhadap peningkatan output, pendapatan dan tenaga kerja untuk seluruh sektor ekonomi lain ketika sektor pertanian dapat tumbuh dan berkembang.

(14)

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR PERTANIAN

TERHADAP SEKTOR-SEKTOR LAIN DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

(Analisis Input Output)

OLEH BUDI PRATAMA

H14053285

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

(15)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh,

Nama Mahasiswa : Budi Pratama

Nomor Registrasi Pokok : H14053285

Program Studi : Ilmu Ekonomi

Judul Skripsi : Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian

Terhadap Sektor-Sektor Lain dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia (Analisis Input Output)

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Menyetujui, Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Didin S. Damanhuri NIP. 1952040819840310001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

Dr.Ir.Dedi Budiman Hakim NIP. 196410221989031003

(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Januari 2010

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Budi Pratama, lahir pada tanggal 26 November 1986 di Medan Sumatera Utara. Penulis anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Agus Salim dan Huswidiani. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan Sekolah Dasar pada SD IKAL (Ikatan Keluarga Logistik) Medan, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 7 Medan dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Kartika I-1 Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2005 penulis melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu di Institut Pertanian Bogor.

Penulis masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan setahun kemudian setelah melewati Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis diterima sebagai mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis memilih jurusan Ilmu Ekonomi atas keinginannya sendiri dimana pertanian merupakan sektor terpenting bagi negara Indonesia yang perlu didukung oleh ilmu ekonomi agar lebih memberi kontribusi terhadap

perekonomian negara.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus. Penulis aktif di organisasi internal yaitu HIPOTESA (Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi) dengan menjadi staff d’coupies

(division of information, promotion and external relationship) pada periode 2007. Sedangkan organisasi eksternal, penulis aktif di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dari tahun 2007 sampai sekarang dan organisasi kedaerahan yaitu IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan). Penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh kampus maupun departemen seperti Masa Perkenalan Kampus, Masa Perkenalan Fakultas, Masa Perkenalan Departemen Ilmu Ekonomi, Economic Contest, Seminar-seminar, dan lain sebagainya

(18)

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul ”Analisis Keterkaitan Sektor Pertanian Terhadap Sektor-Sektor lain dan Pengaruhnya Terhadap Perekonomian Indonesia”. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi Indonesia karena dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian terkait sektor

pertanian dan perannya terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada berbagai pihak yang telah memberi bantuan, perhatian, doa, semangat, kritik, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan penulis disampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Didin S. Damanhuri, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan berupa ilmu dan nasihat-nasihat yang sangat berguna baik secara teknis maupun teoritis dalam pembuatan skripsi disela-sela kesibukan beliau yang sangat luar biasa.

2. Dr. Lukytawati, selaku dosen penguji yang telah menguji hasil karya ini dan memberikan masukan berupa kritik maupun saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Alla Asmara, M. Si. Selaku komisi pendidikan yang memberikan masukan-masukan terkait penulisan dan isi skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.

4. Orang tua penulis, yaitu Agus Salim dan Huswidiani yang selalu memberikan doa, materi, semangat, nasihat dan perhatian kepada penulis setiap waktu

(19)

keras karena keterlambatan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akan tetapi semuanya itu untuk memberikan yang terbaik untuk penulis. Penulis juga berterima kasih kepada adik-adik kandung yaitu Ratih Purnama Sari dan M. Ridwan Effendi yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

5. Anggun Istiyani Putri, yang telah memberikan doa, canda tawa, kasih sayang, semangat, perhatian, motivasi dan nasihat selama penyusunan skripsi ini. 6. Fransiscus, selaku pembahas dalam seminar hasil penelitian skripsi yang telah

memberikan masukan berupa saran dan kritik sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berterima kasih kepada Arisa dan Acyl yang telah membantu memberikan informasi maupun bimbingan atau arahan terkait

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Keluarga Besar IMMAM (Ikatan Mahasiswa Muslim Asal Medan), yang tentunya selalu memberikan semangat dan juga doa kepada penulis di setiap pertemuan.

8. Semua teman-teman seperjuangan, yaitu Luken, Acun, Hengky, Adit, dan seluruh teman-teman Ilmu Ekonomi 42 yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas perhatian, canda tawa, dan perjuangan selama 3 tahun di Departemen Ilmu Ekonomi.

9. Dan yang terakhir para peserta seminar hasil penelitian skripsi yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2010

(20)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 12

2.1. Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian ... 12

2.2. Konsep Perhitungan Pendapatan Nasional... 13

2.3. Konsep Keterkaitan ... 15

2.4. Model Input Output ... 20

2.4.1. Asumsi Tabel Input Output ... 22

2.4.2. Keunggulan dan Kelemahan Tabel Input Output ... 23

2.4.3. Struktur Dasar Tabel Input Output ... 24

2.5. Definisi dan Kosep Variabel dalam Tabel Input Output ... 30

2.6. Analisis Input Output ... 34

2.6.1. Analisis Keterkaitan ... 34

2.6.2. Analisis Dampak Penyebaran ... 35

2.6.3. Analisis Dampak Pengganda ... 36

2.7. Penelitian Terdahulu ... 39

2.8. Kerangka Pemikiran Operasional ... 47

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 49

(21)

xi

3.2. Metode Analisis ... 49

3.2.1. Analisis Keterkaitan ... 50

3.2.1.1. Keterkaitan ke Depan ... 50

3.2.1.2. Keterkaitan ke Belakang ... 51

3.2.2. Analisis Dampak Penyebaran ... 52

3.2.2.1. Koefisien Penyebaran ... 52

3.2.2.2. Kepekaan Penyebaran ... 53

3.2.3. Analisis Pengganda ... 53

3.2.3.1. Pengganda Output... ... 54

3.2.3.2. Pengganda Pendapatan ... 55

3.2.3.3. Pengganda Tenaga Kerja ... 56

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Indonesia ... 58

4.1.1. Struktur Permintaan Antara dan Permintaan Akhir ... 58

4.1.2. Struktur Konsumsi... 60

4.1.3. Ekspor dan Impor ... 61

4.1.4. Struktur Investasi ... 62

4.1.5. Struktur Nilai Tambah Bruto ... 64

4.2. Analisis Keterkaitan ... 67

4.2.1. Keterkaitan ke Depan Sektor Pertanian dengan Sektor Lainnya Dalam Perekonomian Indonesia ... 67

4.2.2. Keterkaitan ke Belakang Sektor Pertanian Dengan Sektor Lainnya Dalam Perekonomian Indonesia ... 70

4.3. Analisis Dampak Penyebaran ... 73

4.3.1. Koefisien Penyebaran ... 74

4.3.2. Kepekaan Penyebaran ... 75

4.4. Analisis Pengganda ... 77

4.4.1. Pengganda Output ... 78

(22)

xii

(23)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1.1. Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Periode 1999-2006 di Indonesia ... 2 1.2. Jumlah dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar

Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2001-2009

(Miliar Rupiah) ... 5

1.3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2000-2007 Berdasarkan Daerah Perkotaan dan Daerah Pedesaan ………... 9

2.1. Tabel Input Output ... 26 2.2. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 42 4.1. Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2005 (Juta Rupiah) ... 59

4.2. Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah Sektor-Sektor

Perekonomian Indonesia Tahun 2005 (Juta Rupiah) ... 60

4.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor-Sektor Perekonomian

Indonesia Tahun 2005 (Juta Rupiah) ... 62

4.4. Pembentukan Modal, Pereubahan Stok, dan Investasi Sektor-Sektor

Perekonomian Indonesia Tahun 2005 (Juta Rupiah) ... 63

4.5. Struktur Nilai Tambah Bruto Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2005 (Juta Rupiah) ... 66

4.6. Keterkaitan ke Depan Sektor Pertanian Terhadap Sektor Lainnya dalam Perekonomian Indonesia Tahun 2005 ... 68

4.7. Keterkaitan ke Belakang Sektor Pertanian Terhadap Sektor Lainnya

dalam Perekonomian Indonesia Tahun 2005 ... 71

4.8. Nilai Koefisien Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

(24)

xiv

4.9. Nilai Kepekaan Penyebaran Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia

Tahun 2005 ... 76

4.10. Nilai Pengganda Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-Sektor Perekonomian Indonesia Tahun 2005 ... 77

(25)

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

(26)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Lampiran 1. Tabel Input Output Indonesia Tahun 2005 Transaksi

Domestik Atas Dasar Harga Produsen, klasifikasi 9 sektor ……. 87

Lampiran 2. Keterangan Tabel Input Output ……… 90

Lampiran 3. Matrik Koefisien Teknis Klasifikasi 9 sektor (diolah) ………... 91

Lampiran 4. Keterangan dari Matrik Koefisien Teknis ……… 92

Lampiran 5. Matrik Kebalikan Leontif Terbuka Klasifikasi 9 Sektor (diolah).. 93 Lampiran 6. Pengganda Output Klasifikasi 9 sektor (diolah) ………. 94 Lampiran 7. Pengganda Pendapatan Klasifikasi 9 Sektor (diolah) …………. 94 Lampiran 8. Pengganda Tenaga Kerja Klasifikasi 9 Sektor (diolah) ……….. 94

(27)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber

daya hutan, sumber daya laut, maupun keanekaragaman hayati yang terkandung di

dalamnya tersebar secara luas pada setiap pulau-pulau di Indonesia. Kekayaan

alam yang dimiliki tersebut dapat menjadi modal bagi pelaksanaan pembangunan

ekonomi bagi Indonesia.

Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan suatu proses

berkesi-nambungan antara sektor-sektor ekonomi yang mengoptimalkan sumber daya

yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Dengan

kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, pembangunan ekonomi dapat di

optimal-kan untuk mengolah sumberdaya alam tersebut melalui salah satunya adalah

sek-tor pertanian.

Di Indonesia sektor pertanian masih menjadi andalan penciptaan lapangan

pekerjaan dalam jumlah yang cukup besar. Dapat dilihat pada Tabel 1.1,

pendu-duk Indonesia yang bekerja pada sektor pertanian dari tahun 1999 sampai tahun

2006 rarata 40% dari total angkatan kerja pada tahun-tahun tersebut. Dari

ta-hun-tahun tersebut pertumbuhannya fluktuatif tetapi kecenderungannya semakin

(28)

pe-2

kerjaan terbesar bagi penduduk Indonesia jika dibandingkan sektor-sektor lain

da-lam perekonomian Indonesia

Tabel 1.1. Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Periode 1999-2006 di Indonesia

Tahun

Bekerja (Juta Orang)

Total Ang-katan Kerja

(Juta Orang)

Persentase Dari To-tal Angkatan Kerja Yang Bekerja Pada Sektor Pertanian

(Persen)

Pertumbuhan (Persen) Pertanian Non

Perta-nian

1999 38,38 50,44 94,55 40,59 - 2000 40,68 49,16 95,65 42,53 1,94 2001 39,74 51,06 98,81 40,22 -2,31 2002 40,63 51,01 100,79 40,31 0,09 2003 43,04 49,77 102,63 41,94 1,63 2004 40,61 53,11 103,97 39,06 -1,07 2005 41,81 53,13 105,8 39,52 0,46 2006 40,14 55,32 105,39 38,09 -1,43 Sumber: BPS, 2006

Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang menopang kehidupan

masyarakat pedesaan di Indonesia. Pembangunan sektor pertanian menyebabkan

pembangunan ekonomi pedesaan. Pembangunan sektor pertanian dapat dilakukan

salah satunya melalui peningkatan produktivitas pertanian itu sendiri yang

bertujuan untuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. Sehingga

meningkatnya hasil produksi pertanian akan berdampak pada peningkatan

pendapatan masyarakat desa. Peningkatan pendapatan masyarakat desa secara

tidak langsung membuat daya beli masyarakat desa akan meningkat.

Menurut Jhingan (2007) kenaikan daya beli daerah pedesaan sebagai

akibat kenaikan surplus pertanian membuat perangsang kuat terhadap

perkembangan sektor lain. Hal ini merupakan awal mula perkembangan ke arah

(29)

3

sektor pertanian1. Contohnya adalah ketika daya beli masyarakat desa cenderung

meningkat, permintaan akan barang manufaktur akan meningkat juga seiring

kebutuhan masyarakat desa akan barang manufaktur seperti traktor misalnya yang

digunakan dalam proses produksi. Sehingga meluasnya output dan peningkatan

produktivitas di sektor pertanian akan meningkatkan permintaan terhadap barang

manufaktur yang pada akhirnya akan memperluas sektor industri manufaktur

tersebut. Jika sektor ini terwujud maka sektor jasa pun dapat meningkatkan

pelayanannya untuk melayani kebutuhan sektor pertanian. Contohnya adalah jasa

pengangkutan dan perhubungan akan berkembang untuk mengangkut hasil

pertanian dari desa ke kota maupun mengangkut barang manufaktur dari kota ke

desa.

Disamping itu, kenaikan daya beli masyarakat pedesaan sebagai akibat

kenaikan surplus pertanian juga dapat meningkatkan permintaan atas

barang-barang bangunan. Hal ini dapat terjadi bila kebutuhan masyarakat desa akan

tempat tinggal semakin diperlukan. Mereka akan membangun rumah atau

merenovasi rumah ke tingkat yang lebih baik sehingga kebutuhan akan

bahan-bahan bangunan semakin tinggi. Dengan kebutuhan akan permintaan bahan-bahan

bangunan semakin tinggi dapat menyebabkan sektor bangunan akan berkembang.

Begitu juga yang terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih dapat tumbuh

1

(30)

4

seiring kebutuhan akan listrik, gas dan air bersih di pedesaan yang meningkat

akibat kenaikan daya beli masyarakat pedesaan.

Uraian diatas menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi di negara

berkembang dimana memiliki kekayaan sumberdaya alam jika diarahkan pada

sektor pertanian akan berdampak kepada perkembangan atau pertumbuhan

sektor-sektor ekonomi lainnya dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi

negara tersebut. Beda halnya dengan kondisi yang ada pada Indonesia. Kekayaan

alam yang melimpah yang dimiliki Indonesia seharusnya dapat menjadi peluang

untuk mengembangkan sektor pertanian. Akan tetapi, sektor pertanian di

Indonesia masih kurang berkembang. Kontribusi sektor pertanian terhadap

pendapatan nasional jika dilihat berdasarkan indikator PDB tidak terlalu besar.

Dapat dilihat pada Tabel 1.2, dari tahun 2003 hingga tahun 2005 pertumbuhan

sektor pertanian semakin menurun tetapi pada tahun 2006 hingga tahun 2008

pertumbuhan sektor pertanian mulai mengalami peningkatan. Walaupun

demikian, pertumbuhan sektor pertanian masih di bawah pertumbuhan PDB

secara nasional dan jika dibandingkan dengan sektor-sektor lain, pertumbuhan

(31)

5

Tabel 1.2. Jumlah dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003-2008 (Miliar Rupiah)

Sumber: BPS, 2008

keterangan: angka dalam kurung adalah pertumbuhan (%)

Pembangunan ekonomi Indonesia lebih diarahkan kepada pengembangan

sektor industri. Sektor industri dianggap sebagai motor penggerak bagi

pertumbuhan perekonomian dibandingkan sektor-sektor lain. Sehingga sektor

industri sangat diprioritaskan. Dapat dilihat dari kontribusi sektor industri

pengolahan terhadap pendapatan nasional melalui indikator PDB (Lihat Tabel

1.2). Berdasarkan Tabel tersebut, sektor industri yaitu industri pengolahan

menyumbang pendapatan nasional terbesar pada setiap tahunnya dari tahun 2003 Lapangan

Usaha

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Pertanian 240.387,3 (3,79) 247.163,6 (2,82) 253.726 (2,66) 262.402,8 (2,98) 271.401,2 (3,43) 284.337,8 (4,77) Pertamban-gan dan Penggalian 167.603,8 (-1,37) 160.100,5 (-4,48) 162.642 (3,11) 168.028,9 (2,21) 171.422,1 (2.02) 172.300,0 (0,51) Industri Pengolahan 441.754,9 (5,33) 469.952,4 (6,38) 491.699,5 (4,57) 514.100,3 (4,63) 538.084,6 (4,67) 557.765,6 (3,66) Listrik, Gas dan Air Bersih 10.349,2 (4,87) 10.897,6 (5,30) 11.596,6 (6,30) 12.251,1 (5,87) 13.517,1 (10,33) 14.993,7 (10,92)

Bangunan 89.621,8 (6,10) 96.334,4 (7,49) 103.403,8 (7,42) 112.233,6 (8,97) 121.901,0 (8,61) 130.815,7 (7,31) Perdagan-gan, Hotel dan Resto-ran 256.516,6 (5,45) 271.142,2 (5,70) 294.396,3 (8,38) 312.520,8 (6,13) 338.807,2 (8,41) 363.314,0 (7,23) Pengangku-tan dan Komunikasi 85.458,4 (12,19) 85.458,4 (13,38) 109.467,1 (12,97) 124.975,7 (13,64) 142.327,2 (14,04) 166.076,8 (16,69) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 140.374,4 (6,73) 140.374,4 (7,66) 161.959,6 (6,79) 170.074,3 (5,65) 183.659,3 (7,99) 198.799,6 (8,24)

[image:31.595.113.517.160.518.2]
(32)

6

hingga tahun 2008. Walaupun pada tahun 2003 hingga tahun 2008 pertumbuhan

sektor industri pengolahan kecenderungannya semakin menurun, akan tetapi

sektor tersebut masih menghasilkan pendapatan nasional terbesar bagi Indonesia.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan jauh lebih besar dari pertumbuhan sektor

pertanian dan jumlah pendapatan nasional yang berasal dari sektor industri

pengolahan jauh lebih besar juga dari sektor pertanian.

Akan tetapi, dalam pelaksanaan pembangunan sektor industri dimana

sektor tersebut menjadi sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan nasional

Indonesia tidak terlepas dari peran sektor pertanian. Contohnya adalah melalui

sistem agroindustri. Agroindustri merupakan bagian dari sektor industri

pengolahan yang mengolah output atau produk-produk mentah dari sektor

pertanian menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah yang tinggi.

Sehingga semakin berkembangnya agroindustri menyebabkan semakin

pentingnya peran sektor pertanian sebagai pemasok bahan baku agroindustri

tersebut. Untuk itu, ketika sektor pertanian dapat meningkatkan output

pertaniannya maka akan meningkatkan kinerja agroindustri tersebut dan

sebaliknya ketika sektor pertanian tidak dapat memenuhi permintaan dari

agroindustri maka agroindustri tersebut tidak dapat berkembang. Dengan

demikian, sektor pertanian dapat menjadi faktor keberhasilan pembangunan suatu

sektor terkait perannya sebagai penyedia input bagi sektor tersebut. Selanjutnya,

ketika agroindustri tersebut dapat berkembang dan sektor pertanian mengalami

peningkatan permintaan dari agroindustri tersebut maka sektor pertanian pun akan

(33)

7

dapat berupa pupuk, mesin traktor, atau bibit dimana semuanya itu dihasilkan oleh

sektor industri pengolahan untuk mendukung proses produksi sektor pertanian.

Sehingga peningkatan permintaan output dari sektor pertanian dapat meingkatkan

permintaan input dari sektor industri pengolahan. Dengan demikian, sektor

pertanian dapat merangsang perkembangan sektor lain terkait perannya sebagai

pengguna input dari sektor tersebut. Contoh lain dapat terjadi pada industri tekstil,

industri pengobatan, dan sektor-sektor lainnya.

Walaupun sektor pertanian di Indonesia masih tergolong kurang

berkembang tetapi sektor pertanian memainkan peranan penting dalam proses

industrialisasi pembangunan ekonomi Indonesia. Sektor pertanian dapat menjadi

sektor pendukung maupun penunjang dalam pembangunan sektor industri.

Dalam contoh kasus diatas sektor pertanian memiliki keterkaitan dengan sektor

industri dan pada kenyataannya dalam perekonomian dapat terjadi hubungan atau

keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor-sektor lainnya. Dengan

mengetahui sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap

sektor pertanian maka pembangunan sektor pertanian dapat diarahkan untuk

menciptakan keterpaduan antar sektor pertanian dengan sektor-sektor yang

memiliki keterkaitan yang tinggi dengan sektor pertanian. Sehingga diharapkan

dapat menciptakan sinergitas antara sektor-sektor tersebut dan pada akhirnya

dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, peran sektor pertanian diharapkan tidak hanya dilihat dari

kontribusinya terhadap PDB (dimana PDB hanya menggambarkan jumlah nilai

(34)

8

pertanian dapat berperan terkait pengaruhnya terhadap sektor-sektor lain sebagai

penyedia input (barang dan jasa) antara bagi sektor lain ataupun pengguna input

antara dari sektor lain yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi nasional. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada Analisis Input Output.

Dengan Analisis Input Output dapat diketahui keterkaitan antara sektor pertanian

dengan sektor lainnya, sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi

dengan sektor pertanian, serta melihat dampak penyebaran sektor pertanian

maupun dampak pengganda dari sektor pertanian.

1.2 Rumusan Masalah

Keberhasilan pembangunan suatu negara sangat ditentukan oleh

kemampuan negara tersebut dalam menggali sumberdaya yang ada, baik

sumberdaya alam maupun sumberdaya manusianya. Indonesia sebagai negara

agraris yang kaya akan sumberdaya alam seharusnya mampu menggali

sumberdaya alam tersebut untuk kemakmuran masyarakat Indonesia melalui

sektor pertanian.

Sektor pertanian merupakan tumpuan mayoritas penduduk Indonesia

karena sebagian besar penduduk menggantungkan hidupnya pada sektor

pertanian. Tetapi peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia masih

cukup rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB yang

sangat rendah dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun semakin berkurang (Lihat

(35)

9

Sektor pertanian menopang kehidupan pedesaan di Indonesia. Sehingga

pembangunan yang diarahkan kepada sektor pertanian akan menyebabkan

pembangunan ekonomi pedesaan. Akan tetapi pembangunan sektor pertanian di

Indonesia masih kurang mendapatkan prioritas dari pemerintah. Dapat dilihat dari

tingkat kemiskinan di Indonesia dimana penduduk miskin di Indonesia paling

banyak berasal dari daerah pedesaan (Lihat Tabel 1.3). Ini menunjukkan bahwa

sektor ekonomi yang menopang kehidupan pedesaan di Indonesia yaitu sektor

[image:35.595.114.514.351.541.2]

pertanian masih kurang berkembang.

Tabel 1.3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2000-2007 Berdasarkan Daerah Perkotaan dan Daerah Pedesaan

Sumber: BPS, 2008

Mengingat masih banyaknya potensi sumberdaya alam Indonesia yang

besar dan beragam kemudian besarnya masyarakat yang menggantungkan

hidupnya pada sektor pertanian maka pembangunan sektor pertanian perlu adanya

strategi alternatif untuk dapat berkembang.

Alternatif pembangunan sektor pertanian sebenarnya dapat dilakukan

dengan melakukan keterpaduan antara sektor pertanian dengan sektor lain yang

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin (Jutaan) Persentase (%)

dari Total Penduduk Indonesia Daerah

Perkotaan

Daerah Pedesaan

Daerah Perkotaan

Daerah Pedesaan

2000 12,3 26,4 14,6 22,4

2001 8,6 29,3 9,8 24,8

2002 13,3 25,1 14,5 21,1

2003 12,3 25,1 13,6 20,2

2004 11,4 24,8 12,1 20,1

2005 12,4 22,7 11,4 19,5

2006 14,3 24,8 13,4 21,9

(36)

10

lebih unggul dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi dan memiliki keterkaitan

dengan sektor pertanian2. Sehingga ketika sektor lain tersebut dapat tumbuh dan

berkembang maka sektor pertanian dapat berperan terkait keterpaduaannya

dengan sektor tersebut. Dengan demikian, perlu menganalisis sejauh mana

keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor-sektor lain dan sektor mana saja yang

memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap sektor pertanian. Dengan mengetahui

sektor mana saja yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap sektor pertanian

maka pembangunan sektor pertanian dapat diarahkan untuk menciptakan

keterpaduan antar sektor pertanian dengan sektor-sektor yang memiliki

keterkaitan yang tinggi dengan sektor pertanian. Untuk itu permasalahan yang

akan di bahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia?

2. Bagaimana keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor pertanian dengan

sektor-sektor lain dalam perekonomian Indonesia?

3. Bagaimana dampak penyebaran sektor pertanian terhadap sektor-sektor lain

dalam perekonomian?

4. Bagaimana dampak pengganda dari sektor pertanian dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja sektor-sektor lain dalam perekonomian?

2

(37)

11

1.2Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui peran sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia.

2. Mengetahui keterkaitan ke depan dan ke belakang sektor pertanian dengan

sektor-sektor lain dalam perekonomian Indonesia.

3. Mengetahui dampak penyebaran sektor pertanian terhadap sektor-sektor lain

dalam perekonomian.

4. Mengetahui dampak ekonomi dari sektor pertanian dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan, dan meningkatkan

penyerapan tenaga kerja sektor-sektor lain dalam perekonomian.

1.4 Manfaat Penellitian

Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini adalah:

1. Penulis, sebagai media untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu ekonomi

selama kuliah dan memberikan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan

kemampuan analisis penulis.

2. Pemerintah, sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintahan

dalam pembuat kebijakan untuk dapat melakukan grand strategy

pembangunan sektor pertanian.

(38)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian

Dalam penelitian ini, sektor-sektor perekonomian diklasifikasikan ke

dalam 9 sektor perekonomian. Sembilan sektor perekonomian itu adalah sektor

pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor

listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan atau konstruksi, sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan

jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

Sektor pertanian memiliki cabang-cabang sektor atau sub sektor yang

membentuk sektor pertanian tersebut. Sub sektor tersebut adalah sub sektor

tanaman pangan, sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan dan

hasilnya, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan.

Pembagian sub sektor tersebut sama hal nya terkait definisi pertanian itu

sendiri. Menurut BPS (2003), pertanian adalah semua kegiatan yang meliputi

penyediaan komoditi tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan,

kehutanan, dan perikanan. Semua kegiatan penyediaan tanaman bahan makanan,

perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan itu dilakukan secara sederhana,

yang masih menggunakan peralatan tradisional3.

3

(39)

13

Dengan demikian, sektor pertanian menjadi variabel dalam penelitian ini

yang akan dilihat pengaruhnya terhadap kedelapan sektor lainnya dalam

perekonomian Indonesia.

2.2. Konsep Perhitungan Pendapatan Nasional

Pembangunan dapat diartikan sebagai kapasitas dari sebuah perekonomian

nasional yang kondisi ekonomi awalnya kurang lebih bersifat statis dalam kurun

waktu yang cukup lama dapat menciptakan dan mempertahankan kenaikan

pendapatan nasional. Diperlukan suatu ukuran dalam mengidentifikasi

pembangunan suatu negara. Ukuran yang sering digunakan untuk mengukur

tingkat kemajuan pembangunan adalah Produk Domestik Bruto (PDB). PDB

dalam bidang ekonomi adalah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh

suatu negara pada periode tertentu yang sering dijadikan sebagai metode untuk

menghitung pendapatan nasional4.

Dalam pemahaman ekonomi makro, PDB dapat dipelajari dengan

pendekatan dari sisi penerimaan, pengeluaran, dan produksi. Menghitung nilai

PDB dengan pendekatan pengeluaran dapat dinotasikan dalam bentuk PDB =

konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + (ekspor-impor). Konsumsi

adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi adalah

pengeluaran yang dilakukan oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah adalah

pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah serta ekspor dan impor adalah

pengeluaran bersih atas perdagangan luar negeri. Menghitung nilai PDB dengan

4

(40)

14

pendekatan pendapatan juga dapat dinotasikan dalam bentuk PDB = sewa + upah

+ bunga + laba. Sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti

tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk

pengusaha5.

Pendekatan produksi dapat digunakan untuk melihat peran suatu sektor

dari sisi output, pendapatan, dan tenaga kerja. Nilai PDB juga dapat diperoleh dari

penjumlahan nilai tambah (barang dan jasa akhir) dalam produksi barrang dan jasa

dari berbagai sektor perekonomian6.

Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian

dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat pertumbuhan pendapatan

nasional. Meskipun demikian, selama perkembangan ilmu pengetahuan ekonomi,

para teoritikus ilmu pengetahuan masa kini masih menyempurnakan makna,

hakikat, dan konsep pertumbuhan ekonomi. Ini dipahami karena ketika banyak di

antara negara-negara Dunia Ketiga berhasil mencapai tingkat pertumbuhan

ekonomi yang tinggi sesuai target mereka, namun gagal memperbaiki taraf hidup

sebagian besar penduduknya. Hal ini menunjukkan bahwa ada yang salah dalam

definisi pertumbuhan ekonomi yang dianut selama ini.

Nilai PDB belum dapat mencerminkan kondisi atau peran menyeluruh

sektor-sektor ekonomi dalam perekonomian. Nilai PDB menunjukkan

perkembangan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi untuk

konsumsi akhir berupa konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi

5

Ibid. Hal. 18-19 6

(41)

15

dan ekspor impor. Nilai PDB juga diperoleh dari penjumlahan nilai tambah dalam

produksi barang dan jasa dari berbagai sektor perekonomian. Nilai PDB tidak

dapat melihat kontribusi suatu sektor terkait perannya dalam menyediakan barang

dan jasa antara bagi sektor-sektor lain dalam perekonomian. Hal ini dipahami

karena contohnya sektor pertanian dalam proses pembangunan ekonomi memiliki

pengaruh terhadap sektor-sektor lain terkait penyediaan input antara bagi sektor

lain atau pun sebaliknya penggunaan input antara dari sektor lain. Untuk itu, PDB

bukan merupakan indikator tunggal untuk melihat peran menyeluruh suatu sektor.

2.3 Konsep Keterkaitan

Ada berbagai teori yang menjelaskan bagaimana keterkaitan antar sektor

mempengaruhi perekonomian suatu negara. Keterkaitan ke belakang (backward

linkages) dan keterkaitan ke depan (forward linkages) merupakan alat analisis

yang digunakan untuk mengetahui tingkat keterkaitan suatu sektor dengan sektor

lain dalam perekonomian. Keterkaitan ke belakang menunjukkan hubungan

keterkaitan antar sektor dalam pembelian terhadap total pembelian input yang

digunakan untuk proses produksi, sedangkan keterkaitan ke depan menunjukkan

hubungan keterkaitan antar sektor dalam penjualan terhadap total penjualan output

yang dihasilkannya7.

Keterkaitan antar sektor dapat terjadi paling tidak melalui empat media,

yaitu:

7

(42)

16

1. Keterkaitan Produk

Merupakan keterkaitan yang terjadi melalui penggunaan produk suatu sektor

sebagai bahan baku bagi sektor lain.

2. Keterkaitan Konsumsi

Keterkaitan yang tercipta karena suatu sektor dapat menemukan nilai tambah

suatu produk dari sektor lain sehingga produk tersebut dikonsumsi oleh rumah

tangga.

3. Keterkaitan Investasi

Keterkaitan ini tercipta karena nilai tambah dari suatu sektor dipergunakan

untuk membeli barang-barang modal dalam rangka meningkatan produksi

berbagai sektor.

4. Keterkaitan Fiskal

Merupakan keterkaitan yang tercipta karena pajak yang ditarik dari suatu sektor

dipergunakan untuk membiayai investasi dan pelayanan pemerintah yang

berperan dalam meningkatkan produksi sektor-sektor lainnya

Dalam hal ini, sektor pertanian dapat memiliki keterkaitan dengan sektor

lain melalui ke empat media tersebut. Keterkaitan melalui empat media ini dapat

dijelaskan dengan beberapa contoh yaitu:

1. Keterkaitan Produk

Penggunaan produk dari sektor pertanian dapat digunakan oleh sektor lain

sebagai bahan baku sektor tersebut misalnya sektor industri pengolahan

minuman yang mengolah bahan dasar jeruk dari sektor pertanian untuk

(43)

17

2. Keterkaitan Konsumsi

Suatu masyarakat mempunyai nilai selera yang tinggi terhadap suatu produk

pertanian misalnya buah durian dan adanya produk olahan dari suatu industri

yang mengolah durian tersebut menjadi produk baru berupa permen rasa durian

menyebabkan permen durian laku dipasaran. Industri pengolahan mengambil

keuntungan dengan menciptakan produk baru dari produk dasar durian yang

sebelumnya memiliki nilai rasa yang tinggi di suatu masyarakat. Sehingga

keterkaitan konsumsi durian oleh masyarakat menyebabkan meningkatnya

konsumsi permen durian yang dihasilkan suatu industri.

3. Keterkaitan Investasi

Pendapatan yang besar ketika sektor pertanian mengalami peningkatan

produksi dapat digunakan sebagai modal. Modal ini digunakan untuk tujuan

investasi ke sektor non pertanian. Sehingga ada transfer modal dari sektor

pertanian ke sektor non pertanian. Contohnya ketika subsektor tanaman pangan

meningkat dan menghasilkan pendapatan, pendapatan tersebut digunakan

sebagai modal untuk berinvestasi ke sektor perdagangan. Investasi ke sektor

perdagangan ini dipilih karena sektor ini dapat berperan sebagai tempat

penyalur maupun pemasaran produk-produk tanaman pangan tersebut.

Sehingga keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor perdagangan dapat

dikaitkan melalui media investasi.

4. Keterkaitan fiskal.

Pajak yang ditarik dari sektor pertanian dapat digunakan untuk membiayai

(44)

18

Pembangunan jalan raya untuk menghubungkan daerah pedesaan tempat

dimana sektor pertanian melaksanakan aktivitasnya ke daerah perkotaan tempat

dimana produk pertanian tersebut di pasarkan menyebabkan alur distribusi

produk pertanian lancar. Dengan keadaan seperti itu, sektor perhubungan dan

pengangkutan dapat berkembang seiring kebutuhan pelayanan pengangkutan

produk pertanian. Sehingga keterkaitan antara sektor pertanian terhadap sektor

pengangkutan melalui media keterkaitan fiskal dari pembangunan jalan raya

tersebut dapat terjadi.

Uraian di atas menggambarkan beberapa contoh keterkaitan sektor

pertanian terhadap sektor lainnya. Dalam perekonomian sebenarnya masih banyak

hubungan keterkaitan antara sektor pertanian terhadap sektor lainnya. Akan tetapi

setiap keterkaitan tersebut akan dapat dijelaskan melalui empat media yang

disebutkan diatas.

Keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor lain ternyata dapat

mempengaruhi pertumbuhan atau pembangunan ekonomi. Alasannya adalah

ketika sektor pertanian dapat menunjang pertumbuhan sektor lain melalui

keterkaitan yang dimiliki maka secara agregat pertumbuhan ekonomi akan

meningkat. Kuznets (1964) menjelaskan pertanian di negara sedang berkembang

merupakan suatu sektor yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya

terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu8:

8

(45)

19

1. Kontribusi Produk

Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada

produk-produk sektor pertanian. Bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan

suplai makanan tetapi juga untuk penyediaan bahan baku kegiatan produksi di

sektor non pertanian. Misalnya industri pengolahan seperti industri makanan

dan minuman, tekstil dan pakaian jadi yang bahan inputnya berasal dari produk

pertanian kapas, barang-barang dari kulit dan farmasi dari tanaman

holtikultura.

2. Kontribusi Pasar

Kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunan

maka populasi di sektor pertanian (daerah pedesaan) membentuk bagian yang

sangat besar dari pasar (permintaan) domestik. Sehingga permintaan

produk-produk dari industri dan sektor-sektor lain sangat besar mengalir di daerah

pedesaan.

3. Kontribusi Faktor-Faktor Produksi

Pentingnya pertanian (dilihat dari sumbangan pertanian dalam PDB dan

penyerapan tenaga kerja) tanpa bisa dihindari menurun dengan semakin

tingginya tingkat pembangunan ekonomi. Sektor ini dilihat sebagai sumber

modal untuk investasi di dalam ekonomi. Jadi, pembangunan ekonomi

melibatkan transfer surplus modal dari sektor pertanian ke sektor non

(46)

20

4. Kontribusi Devisa

Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi

surplus neraca perdagangan baik melalui ekspor hasil-hasil pertanian atau

peningkatan produksi komoditi pertanian menggantikan impor.

Dengan demikian pentingnya untuk memperlajari seberapa besar

keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor lain dan pengaruhnya terhadap

pembangunan ekonomi memfokuskan penelitian ini dengan menggunakan

Analisis Input Output. Dengan menggunakan analisis ini, dapat diketahui seberapa

besar keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor lainnya dalam perekonomian

Indonesia.

2.4 Model Input Output

Model Input Output atau Tabel Input Output pertama kali diperkenalkan

oleh Profesor Wassily W. Leontif pada tahun 1930-an. Menurut BPS (2008)9

pengertian Tabel Input Output adalah suatu tabel yang menyajikan informasi

tentang transaksi barang dan jasa yang terjadi antar sektor ekonomi serta saling

keterkaitan antara sektor yang satu dengan sektor yang lainnya dalam suatu

wilayah pada suatu periode tertentu dengan bentuk penyajian berupa matriks.

Isian sepanjang baris Tabel Input Output menunjukkan bagaimana output suatu

sektor dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, dan

pada baris nilai tambah menunjukkan komposisi penciptaan nilai tambah sektoral.

9

(47)

21

Sedangkan masing masing kolomnya menunjukkan pemakaian input antara dan

input primer oleh suatu sektor dalam proses produksi. Dengan kata lain,

penggunaan Tabel Input Output dapat menunjukkan bagaimana output dari suatu

sektor ekonomi didistribusikan ke sektor-sektor lainnya dan bagaimana pula suatu

sektor memperoleh input yang diperlukan dari sektor-sektor lainnya.

Analisis Input Output (Analisis I-O) menunjukkan bahwa dalam

perekonomian secara keseluruhan mengandung keterkaitan dan ketergantungan

sektoral, yang mana output suatu sektor merupakan input pada sektor lain dan

sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan yang membawa

mereka ke arah keseimbangan (equilibrium) antara permintaan dan penawaran

dalam perekonomian secara menyeluruh.

Sebagai metode kuantitatif, Tabel Input Output memberikan gambaran

secara menyeluruh tentang:

1. Struktur perekonomian suatu wilayah yang mencakup output dan nilai tambah

masing-masing sektor.

2. Struktur input antara yaitu transaksi penggunaan barang dan jasa antar

sektor-sektor produksi.

3. Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri

maupun barang impor atau yang berasal dari luar negeri.

4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik berupa permintaan oleh berbagai

(48)

22

Kegunaan dari Tabel Input Output menurut BPS (2008)10, antara lain:

1. Memperkirakan dampak permintaan akhir terhadap output, nilai tambah,

impor, penerimaan pajak, dan penyerapan tenaga kerja diberbagai sektor

produksi.

2. Menyusun proyeksi variabel-variabel ekonomi makro.

3. Melihat komposisi penyediaan dan penggunaan barang dan jasa terutama

dalam analisis terhadap kebutuhan impor dan kemungkinan substitusinya.

4. Mengetahui sektor-sektor yang pengaruhnya paling dominan terhadap

pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang peka terhadap pertumbuhan

perekonomian nasional.

5. Melihat konsistensi dan kelemahan berbagai data statistik yang pada

gilirannya dapat dijadikan sebagai landasan perbaikan. Penyempurnaan, dan

pengembangan lebih lanjut.

6. Menganalisis perubahan harga, yaitu melihat pengaruh langsung dan tidak

langsung dari perubahan harga input terhadap output.

2.4.1 Asumsi Tabel Input Output

Data dalam Tabel Input Output merupakan rincian informasi tentang input

output sektoral, sehingga mampu menggambarkan keterkaitan antar sektor dalam

kegiatan perekonomian. Suatu Model Input Output yang bersifat terbuka dan

statis, maka transaksi-transaksi yang digunakan dalam penyusunan Tabel Input

Output harus memenuhi asumsi dasar11, yaitu:

10

Ibid. Hal 7. 11

(49)

23

1. Keseragaman (Homogenitas)

Setiap sektor hanya memproduksi satu jenis output (barang dan jasa) dengan

struktur input tunggal (seragam) dan tidak ada substitusi otomatis antar output

dari sektor yang berbeda.

2. Kesebandingan (Proportionality)

Kenaikan penggunaan input oleh suatu sektor akan sebanding dengan

kenaikan output yang dihasilkan.

3. Penjumlahan (Additivitas)

Jumlah pengaruh kegiatan produksi diberbagai sektor merupakan penjumlahan

dari pengaruh pada masing-masing sektor tersebut.

2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Tabel Input-Output

Analisis I-O merupakan varian terbaik keseimbangan umum (general

equilibrium) yang memiliki tiga unsur utama. Unsur-unsur tersebut antara lain (1)

memusatkan perhatiannya pada perekonomian dalam keadaan ekuilibrium, (2)

tidak berpusat pada analisis permintaan tetapi pada masalah teknis produksi, (3)

analisis ini didasari pada penelitian empiris. Keunggulan dari Tabel Input Output

Indonesia 2005 adalah12:

1. Kemampuannya untuk melihat sektor demi sektor dalam perekonomian secara

rinci sehingga membuat analisis I-O cocok bagi proses perencanaan.

2. Kemampuannya untuk menganalisis keterkaitan dan hubungan antar sektor

dalam suatu perekonomian.

12

(50)

24

Sedangkan keterbatasan Tabel Input Output Indonesia 2005 adalah13:

1. Koefisien input atau koefisien teknis diasumsikan tetap konstan selama

periode analisis atau proyeksi. Teknologi dalam proses yang digunakan oleh

sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan karena

koefisien teknis dianggap konstan. Akibatnya perubahan kuantitas dan harga

input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas harga output.

2. Besarnya biaya yang harus dilakukan dalam penyusunan Tabel Input Output

dengan menggunakan metode survey.

3. Semakin banyak agregasi yang dilakukan terhadap sektor-sektor yang ada

akan menyebabkan semakin besar pula kecenderungan pelanggaran terhadap

asumsi homogenitas dan akan semakin banyak informasi ekonomi yang

terperinci tidak tertangkap dalam analisisnya.

2.4.3 Struktur Dasar Tabel Input-Output

Output yang diproduksi oleh suatu sektor ekonomi dapat didistribusikan

kepada dua jenis pengguna, yaitu sektor produksi dan sektor konsumen akhir.

Jenis pengguna pada sektor produksi, menggunakan output dari suatu sektor

dijadikan input pada sektor lain dalam proses produksinya. Jenis pengguna untuk

konsumen akhir menggunakan output dari suatu sektor dijadikan sebagain

permintaan akhirnya.

Input antara dapat terjadi arus perpindahan barang dan jasa antar sektor.

Artinya, bahwa dari sektor i ke sektor j terjadi perpindahan atau sebaliknya. Sama

13

(51)

25

halnya dalam sektor itu sendiri, perpindahan terjadi dari sektor i ke sektor j jika

i=j. Hal tersebut dapat dinotasikan dalam bentuk umum, sebagai berikut:

Xi =

n jxij

+

Fi ...(2.1)

Keterangan: Xi = total output sektor i

xij = permintaan antara dari sektor i ke sektor j

Fi = total permintaan akhir dari sektor i i = 1,2,3,...

j = 1,2,3,...

Jenis pengguna pada sektor produksi yang menggunakan output suatu

sektor (sektor i) yang dialokasikan untuk memenuhi permintaan antara di sektor

lain (sektor j) adalah xij. Maka total permintaan antara dapat dinotasikan sebagai

berikut:

n=

j 1xij = xi1 + xi2 + ... + xij ...(2.2)

Jadi pengguna untuk konsumen akhir (permintaan akhir) terdiri dari rumah

tangga, perusahaan, pemerintah, dan pihak luar negeri. Permintaan akhir tersebut

terdiri dari konsumsi rumah tangga untuk rumah tangga, investasi untuk

perusahaan, pengeluaran pemerintah untuk pemerintah, dan ekspor dari luar

negeri. Hal tersebut dapat dinotasikan sebagai berikut:

Fi = Ci + Ii + Gi + ... + Ei ...(2.3)

Keterangan: Fi= total permintaan akhir sektor i

Ci = konsumsi rumah tangga dari sektor i

Ii = investasi dari sektor i

Gi= pengeluaran pemerintah dari sektor i

Ei = ekspor dari sektor i

i = 1,2,3,...

Susunan input terdiri dari input antara dan input primer. Input antara

(52)

26

pembiayaan faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, lahan, dan sebagainya.

Berdasarkan penggunaan faktor produksi, ada balas jasa dari input primer yang

akan diterima. Balas jasa tersebut adalah nilai tambah dari proses produksi. Oleh

karena itu, dalam prosesnya (input dan output) dapat dijabarkan dalam bentuk

Tabel I-O yang terdiri dari suatu kerangka matriks yang berukuran i x j dimensi

yang terbagi menjadi empat kuadran dan setiap kuadran mendeskripsikan suatu

[image:52.595.110.505.327.733.2]

hubungan tertentu.

Tabel 2.1 Tabel Input Output

Alokasi Output

Susunan Input

Permintaan Antara Permintaan Akhir

Total Output Sektor Produksi C I G ... E

1 2 ... j

Input antara Sektor Produksi 1 2 . . . n

I II

X1 X2 . . . Xi

Upah dan Gaji RT

III IV

Surplus Usaha

Input Primer lainnya

Total Input

Sumber: BPS, 2005 Keterangan:

xij = permintaan antara dari sektor i ke sektor j

Ci = konsumsi rumah tangga sektor i

Ii = investasi perusahaan sektor i

Gi = pengeluaran pemerintah sektor i

Ei = ekspor sektor i

Xi = total output akhir dari sektor i

Xj = total input sektor j

Uj = upah dan gaji sektor j

Sj = surplus usaha sektor j

Pj = input primer lainnya dari sektor j

i = 1,2,3...

[image:52.595.113.510.334.537.2]
(53)

27

Berdasarkan asumsi kesebandingan, dapat dikatakan bahwa total output sektor i

sama dengan total input sektor j (Xi=Xj).

Berdasarkan Tabel 2.1, isian sepanjang baris menunjukkan bagaimana

output dari suatu sektor dialokasikan, yaitu sebagian untuk memenuhi permintaan

antara dan sebagian lainnya untuk memenuhi permintaan akhir. Lain halnya untuk

isian sepanjang kolom menunjukkan pemakaian input antara (xi1 + xi2 + ... + xij)

dan input primer (Uj, Sj, Pj) oleh suatu sektor. Oleh karena itu, bentuk aljabar,

bentuk notasi, dan bentuk matriksnya adalah sebagai berikut:

a) Sektor dalam baris:

(i) Bentuk aljabar

x11 + x12+ ... + x1j + F1 = X1 x21 + x22+ ... + x2j + F2 = X2 . . . . . . . . . . . .

xi1 + xi2+ ... + xij + Fi = X2 ... ...(2.4.i)

Jika: Ci + Ii + Gi + ... + Ei = Fi

(ii)Bentuk notasi

n=

j 1

x

ij + Fi =Xi ...(2.4.ii)
(54)

28

b) Sektor dalam kolom

- Bentuk aljabar

x11 + x21+ ... + xi1 + V1 = X1 x12 + x22+ ... + xi2 + V2 = X2 . . . . . . . . . . . .

X1j + x2j+ ... + xij + Vj = Xj ...(2.5.i)

Jika: Uj + Sj + Pj = Vj

- Bentuk notasi

n=

j 1

x

ij + Vi =Xi ...(2.5.ii)

Angka-angka pada Tabel I-O sebenarnya digunakan untuk

menyempurnakan data nilai PDB menurut sektor produksi dan penggunaan.

Gambar

Tabel 1.1. Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja Periode 1999-2006 di Indonesia
Tabel 1.2. Jumlah dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Tabel 1.3.  Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun
Tabel 2.1 Tabel Input Output
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode Input-Output digunakan untuk melihat peran sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara terhadap perekonomian dengan melihat dari analisis keterkaitan, dampak

Hasil analisis investasi memperlihatkan bahwa sektor-sektor yang mengalami perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja akibat adanya pertumbuhan investasi sektor

Dampak tidak langsung investasi sektor pertanian terhadap pembentukan output sektor lainnya relatif cukup besar, terutama lebih banyak berpengaruh terhadap sektor- sektor

Hal ini sejalan dengan nilai keterkaitan ke belakang sektor jasa yang menduduki peringkat pertama; (2) analisis dampak pengganda pendapatan menunjukkan bahwa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran sektor pertanian terhadap perekonomian Jombang dan untuk mengetahui seberapa besar dampak investasi sektor

Hal ini sejalan dengan nilai keterkaitan ke belakang sektor jasa yang menduduki peringkat pertama; (2) analisis dampak pengganda pendapatan menunjukkan bahwa

Analisis keterkaitan langsung tidak langsung kedepan menunjukkan, sektor industri industri pengolahan memiliki nilai keterkaitan tertinggi sebesar 1,975 satuan sedangkan pada

Metode Input-Output digunakan untuk melihat peran sektor pertanian Kabupaten Banjarnegara terhadap perekonomian dengan melihat dari analisis keterkaitan, dampak