TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN FIQH
DI
MTs DARUL HUDA PEDES-KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Smjana Pendidikan Islmn
Oleh:
Oitrrima ...< • . . . ? ' iiiW - ' " dad :
·-:···:75r-:..···'1"oojj···..
イセャN
:NャNzᄋᄋᄋセᄋᄋイェBイZZNBtヲHェSᄋ⦅ᄋᄋᄋᄋᄋᄋ
Gョセオォ : ァNエセ
.
.•i ; .
Mia Ma'rifatul Aini
niセZ105011000023
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRESTASI BELA.JAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQH
])IMTs DARUL HUDA PEDES-KARAWANG
SKRIPSI
Diajllkan Kepada Fakllltas lImu Tarbiyah dan Kegllruan Untllk Memenuhi Syarat Meneapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Mia Ma'rifatlll Aini NIM.I05011000023
Dibawah Bimbingan:
;:;2.
Drs. H. Ghllfran Ihsan, MANIP. ISO 202 340
セ
Dr. Akhmad So· M. A NIP. ISO 289321
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAR
JAKARTA
NIM
Jurusan/Semester
Alamat
: 105011 000023
: Pendidikan Agama Islam17 (tujuh)
Kp. Gulampok, Rt. 11, Rw. 03, Ds. Rangdumulya,
Kec.Pedes, Kab. Karawang, Provo Jawa Barat
MENYATAKANDENGANSESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi dengan judul "Pelaksanaan KTSP dan Kontribusinya Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran FiqhDiMTs Darnl Huda Pedes-Karawang" adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
1. Drs.H. Ghufron Ihsan, MA NIP. 150202340
2. Dr. Akhmad Sodig, M. Ag NIP. 150289321
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima konsekuensi secara akademis apabila ternyata skripsi ini bukan hasil
karya saya sendiri.
Jakarta, 22 Oktober 2008
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar dalam pelaksanaan KTSP yang berkaitan dengan mata pelajaran fiqh sudah dilaksanakan sesuai prosedur penyusunan dan pelaksanaan KTSP. Akan tetapi, keberhasilan pelaksanaan KTSP masih kurang optimal. Sehingga belum bisa memberikan kontribusi yang cukup memuaskan terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 pada mata pelajaran fiqh di MTs Darul Huda. Hal ini dikarenakan kurangnya bimbingan dan pelatihan-pelatihan mengenai sosialisasi pelaksanaan KTSP di sekolah, kurang tersedianya fasilitas atau sarana dan pra-sarana yang memadai, dan kurangnya kontrol serta evaluasi dari pihak sekolah mengenai pelaksanaan KTSP dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Hasil dari perhitungan prosentase antara pelaksanaan KTSP dan prestasi belajar siswa telah menghasilkan korelasi yang positif. Hal ini dapat diketahui dari hasil perhitungan statistik yang menyatakan bahwa pelaksanaan KTSP telah memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa yaitu sebesar 30,69%, dan sebesar 69,31% prestasi siswa dipengaruhi oleh fakter-fakter lain. Ini berarti pelaksanaan KTSP belum bisa memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 pada mata pelajaran fiqh. Ini dikarenakan belunl adanya perbedaan yang signifikan antara nilai siswa pada saat menggunakan KBK danKTSP.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan KTSP fiqh, cara gum mengajar mata pelajaran fiqh terhadap pelal,sanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkaitan dengan mata pelajaran fiqh sehingga dapat diketahui kontribusinya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh.
Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran, apabila KTSP dilaksanakan oleh guru dan siswa MTs Daml Huda Pedes-Karawang secara baik sesuai dengan prosedur, malm keberhasilan belajar siswa akan lebih optimal, tapi apabila KTSP tidak dilaksanakan secara tidak baik tentu keberhasilan belajarpun akan terhambat dan akibatnya prestasi belajar siswa menjadi rendah.
shahabatnya.
Dalmn penulism1 skripsi ini tidak begitu banyak kesulitm1 yang berarti ym1g
penulis hadapi, hal ini tentu tidak teriepas dari baJ1tuan berbagai pihak, baik yaJ1g
berupa sumbm1gan pikiran, motivasi maupun materi. Untuk itu dengan ketulusaJ1
hati penulis sampaikm1 terima kasih kepada yaJ1g terhormat:
I. DekaJ1 Fakultas Hnm Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan PendidikaJ1 Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Siti Khadijah, MA., Dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Drs. H. Ghufron IhsaJ1, MA., Pembimbing I, daJ1 Bapak Dr. Akhmad
Sodiq, M.Ag., Pembimbing II, yaJ1g telah membimbing penulis dalam proses
penulisan skripsi.
5. Bapak/Ibu Bosen daJ1 Karyawan/km'yawati Fakultas lImu Tarbiyah dan
KeguruaJ1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepala Sekolah, Guru mata pelajaran fiqh kelas 2 dan selmuh keluarga besar
MTs Darnl Huda Pedes-KarawaJ1g yaJ1g telah memberikaJ1 izin dan tempat
penelitim1 bagi penulis sehingga dapatュ・ョケ・ャ・ウセゥャH。jQ skripsi ini.
7. Apa' dan Mmna' tersayang, terima kasih yang tak terhingga. Sebuah ucapaJ1
terima kasih yang tidak dapat penulis ungkapkaJ1 meskipun dengaJ1 ungkapan
kata-kata terindah. YaJ1g tidak pemah bosaJ1 daJ1 henti-hentinya memberikaJ1
do' a daJ1 kasih sayang, materi serta semaJ1gat sehingga penulis tetap bisa
kalian penulis bukan siapa-siapa, dan kalian adalah salah satu anugerall dan
surga terindah dalam hatiku.
8. Adik tercinta Vina A Alfiani dan Keluarga besar tercinta yang tidak pernah
bosan dan henti-hentinya memberikan do'a, motivasi selia kebersamaan.
9. Kanda S, al Sahiya di Pulau Cendrawasih. Terima kasih untuk kiriman do'a
dan dukungan yang telah diberikan selama ini. Meskipun terpisahkan oleh
jarak dan tempat, mudah-mudahan Sang Malm Pecinta Sejati mempertemukan
kita dalam ridho-Nya.
10. Teman-teman seperjuangan (PAl B 2004), terutama, Lala Jamilah, Okta
Rafianti, Mumuh, Zoe!' Teman-teman kosan; Yayah Kudsiyah, Fitriah AB,
N'Chi. Teman-teman HMI Cabang Jakarta Selatan. Sahabat, peljuangan kita
belum selesai sampai disini, jadi tetaplah terus untuk bersemangat dan maju
meraih cita dan cinta.
1L Seluruh rekan dan rekanita, dan semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan
namanya satu per satu.
Menyadari kekurangan yang ada pada diri penulis, tentu skripsi ini masih
banyak kekurangannya, untuk itu segala kritikan yang bersifat konstruktif sangat
penulis harapkan. Namun demikian segala kekurangan yang terdapat dalam
skripsi ini merupakan tanggung jawab penulis.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, dan sebagai
sumbangan karya tulis ilmiah untuk civitas akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Oktober 2008
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA U.HAN MUNAQASAH
ABSTRAK v
KATAPENGANTAR vi
DAFTAR lSI viii
DAFTAR TABEL x
BAB
BAB
BAB
I
II
III
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. 1dentifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6
KA.JIAN TEORI 7
A. Kurikulull1 Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Mata
Pelajaran Fiqh 7
1. KTSP (Kurikulull1 Tingkat Satuan Pendidikan) 7
2. Aplikasi KTSP Pada Mata Pelajaran Fiqh 26
B. Prestasi Belajar Siswa 32
I. Definisi Prestasi Belajar Siswa 32
2. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Prestasi Belajar
Siswa 35
C. Kerangka Berfikir 36
D. Hipotesis 37
METODOLOGI PENELITIAN 38
A. Metode Penulisan 38
B. Tell1pat dan Waktu Pene1itian 38
C. Variabel Penelitian 39
BAB
BAB
IV
V
HASIL PENELITIAN 47
A. kondisi Obyektif MTs Darul Huda dan Pelaksanaan
Pengaj aran Bidang Studi Fiqih 47
B. Deskripsi Data 54
C. Analisis dan Interpretasi Data 55
a. Analisis Data 55
b. Interpretasi Data 73
PENUTUP 76
A. Kesimpulan 76
B. Saran 77
DAFTARPUSTAKA 78
LAMPIRAN
3. Tabel Populasi dan Sampel 32
4. Tabel Pemanfaatan Gedung MTs Daml Huda Pedes-Karawang 50
5. Tabel Keadaan Fasilitas Mts Darul Huda Pedes-Karawang 50
6. Tabel Keadaan Guru MTs Darul Huda Pedes-Karawang 51
7. Tabel Keadaan Tata Usaha (TV) dan pegawai MTs Darul Huda
Pedes-Karawang 51
8. Tabel Keadaan Siswa MTs Darul Huda Pedes-Karawang 53
9. Tabel Nilai Hasil Angket dan Nilai Raport Siswa (Prestasi Belajar) 58
10. Tabel Kemampuan Siswa dalam Menerima Mata Pelajaran Fiqh 59
II. Tabel Motivasi dan Minat (Dorongan untuk belajar mata pelajaran fiqh).. 60
12. Tabel Motivasi dan Minat (Kegiatan belajar siswa baik di sekolah maupUll
di rumah) 61
13. Tabel Perhatian Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fiqh 61
14. Tabel Ketaatan Siswa dalam Mengerjakan Tugas 62
15. Tabel Variasi Metode Guru dalam Mengajar Mata Pelajaran Fiqh 63
16. Tabel Motivasi Guru dalam Menyampaikan Pelajaran pada Mata Pelajaran
Fiqh 64
17. Tabel Penggunaan Alat/Media Pembelajaran Guru Mata Pelajaran Fiqh 64
18. Tabel Pemberian Latihan Soal-soal Semester Guru Mata Pelajaran Fiqh.. 65
19. Tabel Pellyajian Bahan Pelajaran Guru Mata Pelajaran Fiqh 66
20. Tabel Evaluasi Gum dalam Mata Pelajaran Fiqh 67
21. Tabel Evaluasi Guru dalam Memberikan Ujian Praktik pada Mata
Pelajaran Fiqh 67
22. Tabel Cara Guru Mengajar dalam Menyampaikan Materi Mata Pelajaran
Fiqh 68
[image:9.595.75.484.126.659.2]A.
Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu datang dari
berbagai macron aspek, baik itu dari aspek internal maupun eksternal.
Pada pihak siswa sendiri faktor yang mempengaruhinya yaitu
faktor-faktor psikis yang terdiri atas: intelektual misalnya yang mencakup intelegensi,
kemampuan belajar, cara belajar, minat, motivasi, kreativitas dan sileap non
intelektual yaitu keadaan kultural atau ekonomi. Sedangkan faktor-faktor yang di
luar siswa terdiri dari: faktor-faktor pengatur proses belajar di sekolah, seperti:
kurikulum, disiplin sekolah, fasilitas belajar dan pengelompokkan siswa. Pada
faktor sosial di selcolah seperti: siswa sosial, status sosial siswa, interaksi guru dan
siswa. Sementara yang termasulc situasional adalah seperti lceadaan politilc
elconomi, lceadaan walctu dan tempat serta musim/cuaca.
Dari beberapa faletor tersebut di atas, maka penulis berasumsi ballwa
lcurilculum merupakan saiall satu faktor yang tidak dapat ditinggallcan dari suatu
selcolah. Karena lcurilculum merupakan salah satu alat untulc mencapai tujuan
pendidilcan, selcaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada
Kurikulum sebagai program pendidikan keberhasilannya tidak terlepas dari
pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Kurikulum senantiasa bersifat
dinamis karena menyesuaikan dengan keadaan, sehingga kurikulum sering
diadakan perbaikan, namun demikian kadang sering tidak menghasilkan sesuatu
yang diharapkan, meskipun upaya perbaikannya itu sering bersifat optimal.
Meskipun demikian usaha untuk dapat mencapai tujuan pendidikan, maka
pelaksanaan kurikulum selalu diupayakan secara maksimal, dan operasionalisasi
dari kurikulum itu ialah sekolah, lebih khusus lagi adalah guru, sebagai petugas
profesional yang menangani proses belajar mengajar.
Lintas kurikulum metupakan kecakapan untuk hidup dan belajar sepanjang
hayat yang dibakukan dan harus dicapai olell peserta didik melalui pengalaman
belajar dan merupakan seperangkat kompetensi yang dilakukan sebagai hasil
belajar pada kajian tertentu.
Dalam Undang-udang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (UUSPN), disebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dengan demikian, maka keberadaan kurikulum sangat
penting artinya bagi keberlangsungan proses pendidikan dan proses pencapaian
berbagai kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik.1
Akan tetapi, pada perkembangan berikutnya kurikulum mengalami
perubahan terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman. Pada akhirnya,
sampailah perubahan kurikulum itu pada kurikulum 2006 atau biasa disebut
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam kurikulum 2004 diamanatkan bahwa dalanl peningkatan mutu
pendidikan seyogyanya secm'a terus menerus dilakukan secara menyeluruh
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Pengembangan
kecakapan hidup (life skill) melalui seperangkat kompetensi agar peserta didik
dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri dan berhasil dimasa yang akan datang.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikenal dengan
adanya Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan pendidikan secara keseluruhan dari
suatu sekolah.
Sebagaimana ketentuan dalanl Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka setiap sekolahlmadrasah harus
dapat mengembangkan kurikulum berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) dan Standar lsi (Sl) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Hal ini sesuai dengan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Rl tentang
Pendidikan BAB X tentang Kurikulum yang berbunyi:
"Pasal 1 pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional; dan Pasal 2: "kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.2
KTSP menuntut guru untuk berkreasi dalam menterjemahkan standar isi
(Standar Komptensi dan Kompetensi Dasar) ke dalam silabus, Rencana
Pdaksanaan Pembelajaran (RPP), proses pembelajaran, ekstrakurikuler, dan
komponen-komponen kurikulum lainnya yang disesuaikan dengan kondisi
objektif masing-masing satuan pendidikan.
KTSP dibangun tentunya memiliki maksud tujuan serta harapan-harapan
kedepan ylll1g mengakibatkan terjadinya perubahan/peningkatan mutu pendidikan.
Tapi, bagaimana realisasi pelaksanaan/penerapan sistem KTSP di Tingkat Satuan
Pendidikan sendiri? Hingga saat ini, masih banyak yang belum paham mengenai
penerapan KTSP dalam proses pembelajaran.
diharapkan oleh pihak pemerintah, dan sejauh manakah kesiapan dari pihak guru
dan siswa dalam merealisasikan KTSP di sekolah sehingga dapat membawa
dampak positif terhadap prestasi belajar siswa dan khususnya prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Fiqh.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Daml Huda Pedes-Karawang adalah termasuk
salah satu lembaga pendidikan Islam. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
berkaitan dengan bidang studi Fiqh telah dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas 2
MTs Darul Huda Pedes-Karawang seeara optimal.
Dengan adanya kurikulum tingkat satuan pendidikan yang telah
dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas 2 MTs Darul Huda Pedes-Karawang
seeara optimal, maka memungkinkan nilai prestasi belajar dalam bidang studi
Fiqh siswa kelas 2 MTs Darul Huda Pedes-Karawang akan berhasil dalam
mencapai prestasi yang lebih baik.
Bermula dari latar belakang masalah diatas, maka dalanl hal ini penulis
tertarik untuk melakukan sebnah penelitian dan menuangkannya dalam karya tulis
berbentuk skripsi yang diberi judul "Pelaksanaan KTSP dan Kontribusinya
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Di MTs Darul
Huda Pedes-Karawang."
B.
Identifikasi Masalah
Penyempurnaan kmikulum yang berkelanjutan merupakan keharusan agar
sistem pendidikan nasional selalu relevan dan kompetitif.3 KTSP merupakan
bentuk operasional kurikulurn dalam konteks desentralisasi pendidikan dan
otonomi daerall. Penyusunan kurikulwn ini melibatkan guru, kepala sekolah,
komite sekolah, dan dewan pendidikan lail111ya.
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Provinsi
untuk pendidikan menengab.
Keterlibatan pihakpihak tersebut dalam pengembangan kurikulum
-berdasarkan Self Determination Theory- dapat membangkitkan gairab dan rasa
memiliki yang lebih tinggi, serta tanggung jawab yang lebih besar terhadap
kurikulum, yang diharapkan dapat mendongkrak kualitas pendidikan itu. Dengan
demikian, sekolah harus dapat menyusun dan menetapkan kurikulum selta
pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuannya agar siswa mampu mencapai
hasil belajar yang baik dengan prestasi yang maksimal.
c.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pemhatasan Masalah
Berdasarkan dari pemikiran dan hasil wawancara pendahuluan dengan
guru bidang studi Fiqh di MTs Darnl Huda, maka penelitian ini
mengungkap:
a. KTSP dan pelaksanannya dalam proses kegiatan belajar mengajar
siswa pada mata pelajaran Fiqh di MTs Darul Huda
Pedes-Karawang.
b. Kontribusi KTSP terhadap prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Fiqh di MTs Darnl Huda Pedes-Karawang.
c. Kondisi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh dengan
menggunakan KTSP di MTs Darnl Huda Pedes-Karawang.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalab yang ingin diteliti sebagai berikut:
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui
kemajuan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan
KTSP. Secara rinci tujuan yang hendak dicapai adalah:
I. Untuk l11engctahui pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran Fiqh di MTs
Daml I-Iuda Pedes-Karawang.
2. Untuk l11engetahui sejauh mana kontribusi KTSP pada prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Fiqh di MTs Daml Huda Pedes-Karawang.
Manfaat penelitian ini adalah untuk mel11antapkan pelaksanaan KTSP di
sekolah, sehingga dapat dijadikan alat pembahaman yang lebih solid dan praktis
dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran pengetahuan ilmu agama
Islam, khususnya pada mata pelajaran Fiqh. Untuk lebih jelasnya manfaat
penelitian ini antara lain:
I. Melalui penelitian ini diharapkan akan didapatkan informasi tentang
pelaksanaan KTSP pada mata pelajaran Fiqh sehingga dapat terlihat
kontribusinya khususnya pada prestasi belajar siswa.
2. Bagi lembaga yang terkait, diharapkan akan dapat menjadi bahan acuan
dalam penyusunan KTSP khususnya dalam mata pelajaran Fiqh
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan peserta didik.
3. Bagi penulis, diharapkan akan menambah wawasan dan mendapat
informasi barn mengenai pengetahuan tentang pelaksanaan KTSP di
suatu sekolall. Dengan demikian, dapat memberikan masukan baru bagi
A. Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP)
Mata
Pelajaran Fiq
It1. Kurikulum Tiugkat Satuan Pendidikan (KTSP)
a. Definisi Kurikulum dan KTSP
Sehubungan dengan pembahasan tentang kurikulum dalam hal lill
KTSP, penulis akan menguraikan beberapa pengertian kurikulum dan
pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari berbagai
segi. Oleh karena itu, sebelum membahas pengertian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), terlebih dahulu akan dibahas pengertian
kurikulllm secara lImum.
lstilah "kurikulum" berasal dad bahasa Latin, yakni curriculum
awalnya mempunyai pengertian a running course, dan dalam bahasa
Perands yakni courier berarti to run=berlari. Istilah itu kemudian
digunakan untuk sejumlah mata pelajaral1 (courses) yang harus ditempllh
untuk mencapai suatll gelar penghargaan dalam dunia pendidikan, yang
dikenal del1gan ijazah.I
I Abdullah Idi, F'engembangan KlIrikllllim Teori dan F'rakJik, (Jakarta: Gaya Media,
Sebelumnya, kurikulum pernah diartikan sebagai "Reneana
Pembelajaran", yang terbagi menjadi reneana pelajaran minimum dan
reneana pelajaran temrai. Pada tataran implementasinya, reneana pelajaran
tersebut tidak hanya membiearakan proses pengajaran saja, melaiukanjuga
membahas eakupan yang lebih luas lagi, yaitu berbieara mengenai masalah
pendidikan.
KuHkulul11 juga dapat diartikan sebagai suatu program pendidikan
yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang
diprogramkan, direneanakan dan diraneang seeara sistemik atas dasar
nOlma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik llntnk rileneapai
tlljllan pendidikan.2 Oleh karena itu, istilah "Reneana Pembelajaran"
ternyata belum bisa mewakili apa yang disebut dengan kurikulum
tersebllt.3
Dengan kata lain, sllatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang
sangat penting untuk meneapai titik akhir dari suatu perjalanan dan
ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Pada perkembangan selanjutnya, muneul beberapa kategori atau jenis
kurikulum yang masing-masing dari jenis kurikulum tersebut memiliki eiri
masing-masing, diantaranya:
1) Kurikulum SubjekAkademik (subject matter)
Kurikulum ini memuat isi dan materi pelajaran. Dalam hal ini
kurikulum diartikan sebagai sejumlah mala pelajaran yang hams
ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai
pengalaman orang tua atau orang-orang pandai pada masa lampau,
yang telal1 disusun secara sistematis dan logis.4
Kurikulum subjck akademik merupakan tipe kurikulum yang
tertua. Kurikulum ini memiliki corak dengan bersumber pada
pendidikan klasikal (Perennialisme dan Esensialisme) dan
berorientasi pada masa lalu. Menurutnya, tugas utama pendidikan
adalal1 melestarikan yang terbaik dimasa lampau. Kajian-kajian
tradisional dipandang sebagai cara yang terbaik untuk menanamkan
intelektual. Kurikulum ini mengutamakan isi pendidikan. Belajar
adalal1 berusaha untuk menguasai materi pelajaran
sebanyak-banyaknya yang diberikan oleh guru. lsi pendidikan diambil dari
disiplin-disiplin ilmu, yang telah dikembangkan oleh para al1li
sebelumnya. Kurikulum ini sangat mengutamakan pengetal1uan,
maka pendidikan menjadi bersifat lebih intelektual. Nama pelajaran
dari kurikulum ini sama dengan disiplin ilmu sebagai suatu wujud
yang terpisal1; bukan sains, tetapi biologi, kimia atau fisika, bukan
studi sosial tetapi disiplin ilmu seperti sejaral1, geografi, atau
k ·5
e onoml.
2) Kurikulum Humanlstlk
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi
(personalized education) yaitu John Dewey (Progressive Education)
dan 1.1. Rosseau (Romantic Education). Kurikulum humanistik bertolak dari asumsi bal1wa anak atau siswa adalal1 yang pertama dan
utama dalam pendidikan. la adalal1 subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan. Pendidikan dalam kurikulum ini diarahkan
kepada membina manusia yang utuh bukan saja dari segi fisik dan
intelektual tetapi juga dari segi sosial dan afektif (emosi, sikap,
4 Demar Hamalik,KlIrikulllm dan Pembelajaran,(Ja:"arla: Bumi Aksara, 1995), Cet.
perasaan, nilai, dan lain-lain).6 Dengan kata lain, kurikulum
humanistik lebih menekankan pada individu, dan kurikulum harus
memberikan pengalaman-pengalaman belaj ar yang memuaskan
secara personal bagi setiap individu.
Kurikulum humanistik menuntut adanya hubungan emosional
yang baik antara murid dengan guru. Kurikulum humanistik juga
menekankan integrasi, yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang
bersifat intelektual tetapijuga emosional dan tindakan.
3) Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Corak dari kurikulum rekonstruksi sosial bahwa kurikulum lebih
menekankan pada kebutuhan masyarakat daripada kebutuhan
individual.7 Dalam hal ini mereka menempatkan tanggung jawab
utama atas kurikulum untuk mempengmuhi refOlmasi sosial dan
untuk memperoleh masa depan yang lebih baik bagi masyarakat.
Kurikulum ini juga lebih memusatkan pada perhatian dan
masalah-masalall yang dihadapinya dalatn masyarakat.
Kurikulum disusun sebagai suatu sarana untuk membantu dan
melengkapi siswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk
menyusun tujuan yang baru (new goals) dan ymlg dapat
mempengaruhi perubal1an kehidupan sosial. Dengan demikian,
melalui interal(si kerja sama sosial ini siswa diharapkan dapat
berusal1a memecal1kan masalal1-masalal1 yang dihadapinya dalam
masyarakat menuju pembentukan masym'akat yang lebih banyak.
4) Kurikulum Teknologi
Sejalml dengan perkembangan teknologi, di bidang pendidikan
Nana Syaodih Sukmadinata mengatakan bahwa:
Aliran ini memiliki persamaan dengan kurikulum klasik, yaitu
menekankan pada isi kurikulum, tetapi diarahkan pada
penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi yang besar diuraikan
1l1enjadi k01l1petensi yang lebih sempit/khusus dan akhirnya
menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur.8
Berdsarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa inti
dari penge1l1bangan kurikulu1l1 teknologi ini ialah adanya penekanan
dalam bidang kompetensi. Adapun pengembangan alat dan media
pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan
program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan k01l1petensi
telientu.
Dalam hal ini, teknologi digunakan dalam kurikulum melalui
dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam
pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology),
sedangkan penerapan teknologi perangkat Ilmak disebut juga
teknologi sistem (system technology).9
Se1l1entara itu, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, kurikulum diartikan sebagai
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.1O
Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
, Nana Syaodih Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,h. 96
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
Sedangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan sesuai dengan karakteristik, kondisi, dan potensi daerah,
sekolah, dan peselia didik masing-masing satuan pendidikan, dengan
mengacu pada
s1,
SKL, dan Panduan Penyusunan KTSP yang disusunoleh Badan Stanclar Nasional Penclidikan (BSNP).
Sebagaimana telah dikatakan diatas bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan, elibandingkan dehgan kurikuhun sebelumnya (1994 dan
Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004) KTSP memuat dlia ketentuan
yakni stanelar isi dan standar kelulusan. Dalam penyusunan KTSP, sekolah
memerlukan sumber daya manUsia (Tenaga Kependidikan dan tehaga non
kependidikan di sekolah) yang memiliki kemampuall selain mengelola
proses pembelajaran di sekolah, yaitu:
a) Kemampllan menganalisis potensi dan kekuatan/kelemahari yang ada eli sekolah
b) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan lingkungan sekitar
c) Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi kelulusan.11
Sedangkan yang menjadi acuan operasional KTSP Pendidikan
Agama (khususnya Pendidikan Aga.l11a Islam) ialah bahwa Kurikulum
harns dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat
beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan
b. RUling Lingkup dan Tujuan Kurikulum Tingkat Satnan
Pendidikan (KTSP)
1) Ruang Lingkup KTSP
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 BAB II
Pasal2 ayat 1-3 ruang lingkup Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) meliputi:
a) Lingkup Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:
(a) standar isi
(b) standar proses
(c) standar kompetensi lulusan
(d) stal1dar pehdidik dan tenaga kependidikan
(e) standar sarana dan prasarana
(f)standar pengelolaan (g) standar pembiayaan; dan
(h) standar pehilaial1 pendidikan.
b) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi,
akreditasi, dan setlifikasi.
c) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara
terencana, terarali, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasiona1, dan global.
2) Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui
pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan
mendorong sekolah Ulltuk melakukan pengambilan keputusan secara
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah uutuk:
a) m・ョゥョセォ。エォ。ョ mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama.
c) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.12
KTSP juga bertujuan bagaimana agar membuat siswa dan guru lebih aktif dalam proses pembelajaran. Selain murid hams aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif dalam memancing kreativitas anak didik sehingga dialog dua arah terjadi dengan sangat mamIS.d· · 13
3) Karakteristik KTSP
Karakteristik Satuan Pendidikan ialah: bahwa Kurikulurn harus
dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas
d 'd'ka 14
satuan pen I I n.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan pada
kemampuan yang hams dicapai dan dimiliki oleh lulusan suatu
jenjang pendidikan. Kemampuan lulusan yang harus dicapai
dinyatakan dengan standar kompetensi, yaitu kemampuan minimal
yang harus dicapai lulusan. Sebagai sebuah konsep sekaligus sebagai
sebuah program, KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut:
12 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2007), Cet. Ke-II,h.22
13 Artikel diakses pada tanggal 13 September
!J1!p://riyanafirly.wordpress.com/2006/11/25/ktsp-terbuka-untuk-mulok
a) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik
secat'a Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Individual
mauplln klasikal.
b) KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes)
dan keberagaman.
c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
dan metode yang bervariasi.
d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar
dalam lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Standar kompetensi yang diharapkan dicapai peserta didik
mencakllp aspek berpikir, keteranlpilan, dan kepribadian. Tujuan
utama dari standar kompetensi adalail untuk memberi arail kepada
pendidik tentang kemampUatl dan keterampilan yang menjadi fokus
proses pembelajaran dan penilaian. Jadi, standar kompetensi adalail
batas dan arall kemanlpuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata
pelajaran.1S
4) Komponen-Komponen KTSP
Untuk lebih jelas memailami secara menyeluruh, maka pemdis
akan menguraikan komponen-komponen kurikulum Tingkat Satuan
Penidikan (KTSP) sebagai berikut:16
a) Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat satuan
Pendidikan
b) Struktur dan Muatan KTSP yang terdiri dari :
(a) Mata Pelajaran
(c) Kegiatan Pengembangan Diri
(d) Pengaturan Beban Belajar
(e) Ketuntasan Belajar
(f) Kenaikan Kelas dan Kelulusan (g) Penjurusan
(h) Pendidikan Kecakapan Hidup
(i) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan global c) Kalender Pendidikan
d) Pengembangan Silabus
e) Rencana Pelaksanaanp・ョァ。ェセ。ョ (RPP)
Untuk memahami komponen-komponen tersebut, penulis akan
menguraikmlliya satu persatu dalam uraian berikut:
a) Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat satuan Pendidikan,
yang terdiri dari:
(a) Visi Satuan Pendidikan
I. Berorientasi kedepan
11. Dikembangkan bersama oleh seluruh warga sekolah
lll. Merupakan perpaduan antara langkah strategis dan
sesuatu yang dicita-citakan
IV. Dinyatakan dalam kalimat yang padat berrnakna tidak
lebih dari 25 kata
v. Dapat dijabarkan ke dalam dan indikator
keberhasilmmya
VI. Berbasis nilai dan mudah diingat
vii. Membumi (kontekstual)
(b) Misi Satuan Pendidikan; Berdasarkan VISI satuml
pendidikan, maka ditentukml misinya (sejtulllah langkah
strategis menuju visi yang telah dirumuskan).
serta keterampilan nntnk hidup mandiri da11 mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
11. Tujuan pendidikan menengah adalah meletakka11 dasm
kecerdasan, pengetahuan, kepribadia11, akhlak mulia,
selia keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
111. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadia11, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai dengan kejurummya.
b) Struktur dan Muatan KTSP
(a) Mata Pelajman
Mata pelajman beserta alokasi waktu untuk
masmg-masing tingkat satuan .pendidikan tertera pada struktur
kurikulum yang tercantum dalam standar isi.
(b) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikulunl untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri
khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata
pelajman yang ada. Substansi muatan lokal ditentuka11 oleh
satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajman
sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standm
Kompetensi dan Kompetensi Dasm untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggmakan.
(c) Kegiatan Pengembangan Diri
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, gwu, atau
tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.
(d) Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar dalam sistem paket digw1akan oleh tingkat
satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMPIMTs/SMPLB baik
kategori standar maupun mandiri, SMAIMA/SMALB/SMKI
MAK kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit
semester (SKS) dapat diglmakan oleh SMP/MTs/SMPLB
kategori mandiri, dan oleh SMAIMAISMALB/SMKlMAK
kategori mandiri.
(e) KetW1tasan Belajar
KatW1tasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.
Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
(f) Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah (PP)
19/2005 Pasa! 72 ayat I, peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengal1
setelah:
l. menye1esaikan seluruh program pembe1ajaran;
11. memperoleh ni1ai minima! baik pada penilaian akhir
untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, ke1ompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
IV. lulus ujian nasional.
g) Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI di SMA/MA.
Kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.
(h) Pendidikan kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
dari pedidikan semua mata pelajarall. Pendidikan kecakapan
hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan atau daJi satuan pendidikan formal
lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
(i) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan ldkal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan
lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peseda didik.
c) Kalender Pendidikan
SattIan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun
kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah,
karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masymakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
sebagaimana yang dimuat dalam Standar lsi.
d) Pengembangan Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar kedalaJ11 materi pokok, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian.
e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5) Kelebihan dan Keknrangan KTSP
Kelebihan KTSP
Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia memiliki
kelebihan masing-masing bergantung kepada situasi dan kondisi saat
di mana kurikulum tersebut diberlakukan. KTSP memiliki beberapa
kelebihan jika dibanding dengan kurikulum sebelumnya, terutama
kurikulum 2004 atau KBK. Kelebihan-kelebihan KTSP ini antara
lain:
(I) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan.
(2) Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen
sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program-program pendidikan.
(3) KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untnk
menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran
tertentu yang akseptabel bagi kebntnhan siswa.
(4) KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat
padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
(5) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada
sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan.17
Kelemahan KTSP
Setiap kurikulum yang diberlakukan di Indonesia di samping
memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan. Sebagai konsekuensi
logis, maka terdapat pula beberapa kelemahan-kelamahan dalam
(I) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
(2) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
(3) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun
prakteknya di lapangan.18
(4) Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam
pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan para guru.
6) Pct'bcdaan KTSP dcngan KBK (kurikulum 2004) 19
Perbedaan kurikulum 2004 dan KTSP yang akan diuraikan di
dalam pembahasan ini ialah perbedaan yang dikeluarkan oleh
Peraturan Pemerintah No. 19 th 2005, sebagai berikut:
TabclOI
Pcrbcdaan antara KTSP dcngan Kurikulum KBK
KURIKULUM
ESENSI KURIKULUM 2006/KTSP
PERBEDAAN 2004 (Scsuai PP No. 19 th
2005)
PENAMAAN Kurikulum 2004 Kurikulum Tingkat
atauKBK Satuan Pendidikan
(KTSP)
MANAJEMEN Ujicoba, BSNP sebagai penyuslill
pemodelan dan Standar lsi (Kerangka
MBS dilakukan Dasar, Stuktur
oleh pusat kurikulum) sekolah
(Direktiorat dan mengembangkan dalam
Balitbang) kurikulum tingkat satuan
pendidikan
KERANGKA Memuat : Memuat:
DASARDAN a. Standar a. Kelompok Mata
STRUKTUR kompetensi pelajaran
KURIKULUM b. Kompetensi b. Struktur Kurikulum
dasar tiap jenjang
c. Indikatof c. Standar kompetensi d. Materi pokok dan Kompotensi dasar
PEMBELAJARAN Berbasis Berorientasi kompetensi,
kompetensi, guru siswa sebagai pusat sebagai fasilitator pembelajaran
PELAKSANAAN Diberikan model- Sekolab dan komite model (model sekolah mengembangkan silabus, model kurikulum tingkat satuan pembelajaran, pendidikan dan
model penilaian) silabusnya berdasarkan: dalam dokurnen I. Kerangka dasar
lengkap yang kurikulum,
disusun pusat 2. Standar kompetensi, di
sebagai bawab supervisi dinas
acuan/pedoman kab/kota(SD/MI,
SMP/MTs, PAKET A
& B), dan/atau dinas provinsi (SMA, SMK, PLB, PAKET C)
7) PCl·samaan KTSP dcngan KBK (kurikulum2004io
(1) Sama sama menekankan pada aspek kompetensi yang harus
dimiliki oleh siswa.
(2) Sama sama merupakan kurikulum yang bersifat otonomi
daerah dimana setiap daerah diberikan kesempatan yang
seluas-Iuasnya untuk mengembangkanya.
(3) Adanya persamaan dalam perancangan pembelajaran berupa
adanya standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
(4) Sama sal11a adanya sistem evaluasi dalmn penentum1 hasil
bclajar siswa.
(5) Adm1ya kebebasm1 dalam pengembangan yang dilakukan
oleh guru walaupun di KTSP itu guru diberikan kebebasan
yang lebih.
(6) Sama sal11a berorientasi pada prinsip pendidikan sepanj ang
hayat.
(7) Smna sama memerlukan sarana dan prasarana yang
memadai.
c. Definisi, Tu.juan, dan KegunaanIImu Fiqh
1) DefinisiFiqh
Fiqh adalal1 termasuk diantara ilmu-ilmu dalmn agmna Islmn yang
l11engandung pengetal1uan untuk mendekatkm1 diri kepada Allal1 SWT.
dan didalamnya l11emuat masalal1-masalal1 hukum dakwal1 Islmn yang
berasal dari Allah dan Rasul-Nya.
Sehubungan dengan pembal1asan tentang ilmu fiqh, maka penulis
akan menguraikan beberapa pengertian tentang ill11u fiqh, baik dari
segi bal1asa maUptill istilah.
MenUlut bahasa "Fiqh" berasal dari katafaqiha-yafqahu-fiqhan
H|bG[[MセMセI
yang berarti "mengerti atau fahmn". Dari sinilah ditarik, ,
perkataan fiqh yang memberi pengertian kepal1mnan dalmn bentuk
syari'at yang sangat dianjurkan oleh Allal1 dan Rasul-Nya. Sedangkan
menurut pengertianfuqaha (faqih), fiqh merupakan pengertianzhanni
(sangkaan=dugaan) tentang hukum syari'at yang berhubU11gan dengan
tingkal11aku l11anusia.2!
yang mengetahui pengetahuan fiqh disebut denganFaqh atauFuqaha,
dan perkataan fiqh ini baru muncul setelah ilmu fiqh berkembang
menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri.
Menurut terminology (istilah), fiqh pada mulanya berarti
pengetahuan keagamaan yang mencakup seluruh ajaran agama, baik
berupa akidah akhlak, maupun amaliah (ibadah), yakni sama dengan
arti Syari'ah Islamiyah. Namun, pada perkembangan selanjutnya, fiqh
diartikan sebagai bagian dari Syari 'ah Islamiyah, yaitu pengetahuan
tentang hukum Syari 'ah Islamiyah yang berkaitan dengan perbuatan
manusia yang telah dewasa dan berakal sehat yang diambil dari
dalil-dalil yang terinci.22
Dari beberapa maian diatas maka definisi ilmu fiqh menurut istilah
syara' adalah "pengetahuan tentang hukum-hukum syari'ah Islam
mengenai pengetahuan manusia yang diambil dari dalil-dalil secara
detail". Atau "kodifikasi hukum-hukum syari' ah Islam tentang
perbuatan manusia yang diambil berdasarkan dalil-dalil secara detail".
Berdasarkan penelitian, ulanla telah menetapkan bahwa dalil-dalil
sebagai dasar acuan hukum syari'ah tentang perbuatan manusia
dikembalikan kepada empat sumber; Al-Qur'an, As-Sunnah, Al-Ijma',
dan Al-Qiyas. Kemudian, yang dijadikan dalil pokok dan sumber dari
hukum syari'ah, pertama adalah Al-Qm'an, kemudian As-Sunnah,
sekaligus sebagai interpretasi bagi keglobalan Al-Qur'an, dan sebagai
penjelas serta pelengkap Al_Qur'an.23
2) TU.iuan danKegunaan IImu Fiqh
Seperti kita pahami bahwa kedudukan, fungsi dan peranan syari'ah
adalah sebagai perangkat pelengkap Dunia dan Akhirat. Ia mempakan
pedoman hidup baik dalam kehidupan pribadi maupun masyarakat.
Dengan kata lain bahwa tujuan dan kegunaan syari'ah adalah untuk
memperoleh lcebahagiaan di Dunia dan Alchirat. Hal ini telah
terunglcap dalam AI-Qur'an surat AI-Baqarah ayat 201 yang berbunyi:
" , , 1 ' 0 F I セス
Pi
yijN\LセZG,:' ,:..
セセ'II
セZL;(,' ,:.. L;J.JI
セ セ| セIJJA; :;. ;.
g
セZZLDan dian/twa mereka ada orang yang berdo 'a "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di Dunia dan kebaikan di Akhirat dan peliharalah kami dari api neraka".
Dalam hal ini ilmu fiqh secara lchusus membahas tentang perbuatan
orang-orang mulcallaf, tentunya orang-orang yang telah dibebani
ketetapan-lcetetapan hulcum agama Islam. Malca, dari totalitas tersebut
ilmu fiqh mengambil bagian dalam bidang hulcum. Yaleni berlcenaan
dengan masalah-masalah ibadah, muamalah, munalcahat, uqubah dan
sebagainya, berdasarlcan dalil-dalil yang terperinci. Dengan kata lain
ballwa tlljuan dan lcegunaan ilmu fiqh adalah untuk memperoleh
lcebahagiaan di Dunia dan di Alchirat melalui pemahaman secara
mendalam dan pengalaman dengan benar pada masalah-masalah
2.
Aplikasi KTSP pada Mata Pelajaran Fiqh
Salah satu prinsip pelaksanaan kurikulurn dikatakan bahwa pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peselta didik untuk l11enguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus l11endapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesel11patan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. Salah satu dari prinsip pelaksanaan kurikulum yang lain bahwa kurikulum dilaksanakan dengan l11enggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan l11emanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang teljadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sUl11ber belajar, contoh dan teladan).24
Berbicara l11engenai pelaksanaan kurikulurn dalam hal ini KTSP, malm tidak
lepas dari adanya Standar Kompetenasi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
merupakan bagian penting dari KTSP. Pembahasan mengenai standar kompetensi
dan kOl11petensi dasar dalam penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan
kurikulurn tingkat satuan pendidikan mata pelajaran fiqh di MadrasahlMTs.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini akan menjadi arah dan
landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi wltuk penilaian. Dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar
Penilaian. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran fiqh di
Madrasah ini dikembangkan lebih lanjut oleh Dinas Pendidikan Departemen
Agama Republik Indonesia (Dispen Depag RI). Oleh kerana itu, penulis akan
menjabarkan lebih lanjut tentang pelaksanaan KTSP di Madrasah. Pembahasan
tersebut melalui tiga tallapan. Antara lain:
a. Tahap Perencanaan Persiapan Mengajar
Setelah guru memahami standar kompetensi dan kOl11petensi dasar mata
pelajaran fiqh yang dikeluarkan oleh Peraturan Menteri No 22-24 tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SMP, MTs, dan SMPLB,
aspek-aspek antara lain: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok, indikator, pengalaman belajar, penilaian, alokasi waktu dan sumber
belajar.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada snatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian komy.etensi untuk penilaian, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber belajar. 5(contoh format silabus KTSP teriampir)
Selain komponen penyusunan silabus yang terdapat di dalam pengertian
di atas, hal lain yang periu diperhatikan adalah prinsip-prinsip
pengembangannya, antara lain:26
1) Ilmiah
2) Relevan 3) Sistematis 4) Konsisten 5) Memadai
6) Aktual dan Kontekstual 7) Fleksibel
8) Menyeluruh
Setelah silabus disusun, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
Rencana Pelaksanaan Pel11belajaran (RPP) yang l11erupakan langkah-langkah
kegiatan pembelajaran pada saat beriangsungnya proses kegiatan belajar
mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru bidang studio Dalam RPP ini
ditulis sel11ua rencana atau tindakan-tindakan yang akan terjadi dalam proses
kegiatan belajar l11engajar antara guru dengan murid didalam kelas.
Rencana pelaksanaan pel11belajaran (RPP) adalah rencana yang l11enggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar lsi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas l11encakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator
25 CD (Compact Disk) Sosialisasi Sl & SKL, Undang-Undang No 20 Th 2003 Tentang
atau beberapa indikator untuk I (satu) kali pertemuan atau lebih.27 (contoh format RPP KTSP terlampir)
Sama halnya seperti penyusunan silabus, maka di dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran pun terdapat komponen RPP (minimal)
yang harus dicantumkan dalam sebauh model RPP KTSP,
komponen-komponen tersebut antara lain:28
I) Tujuan Pembelajaran 2) Materi Ajar
3) Metode pembelajaran 4) Sunlber Belaj ar
5) Penilaian Hasil Belajar
b. Tahap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses
penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas
pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi
tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi KTSP juga
dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk
pembelajaran. Dengan demikian pembelajaran berbasis KTSP adalall hasil
エ・セェ・ュ。ィ。ョ guru terhadap KTSP tertulis.29
Kegiatan belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses interaksi yang
terjadi antara siswa dengan lingkungannya dalam rangka untuk mencapai
tujuan yang telall ditetapkan, sehingga teljadi peruballan perilaku kem·ah
yang lebih bailc Dalam interaksi tersebut, teljadi hubungan timbal balik
antara guru dengml siswa. Dalam hal ini guru dan siswa merupakan suatu
komponen yang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar.
27CD (Compact Disk) Sosialisasi SI & SKL, Undang-Undang No 20 Th 2003 Tentang
Kegiatan Belajar Mengajar dalam KTSP dilandasi oleh prinsip-prinsip
sebagai berikut:30
I) Berpusat pada peserta didik
2) Mengembangkan kreativitas peserta didik
3) Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang 4) Mengembangkan beragam kemampuan yg bermuatan nilai 5) Menyediakan pengalaman belajar yang beragam belajar
melalui berbuat
Pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut diwujudkan dengan menerapkan
berbagai strategi dan metode pembelajaran yang efektif, kontekstual, dan
bermakna.
Sedangkan model pembelajaran yang diglmakan dalam KTSP adalah
dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Pakem merupakan salah satll model
pembelajaran yang diinginkan dalam implementasi KTSP di dalam kelas.
Secara umum, tlljuan penerapan pakem adalah agar proses pembelajaran
yang dilaksanakan di kelas dapat merangsang aktivitas dan kreatifitas belajar
peserta didik serta dilaksanakan dengan efektif dan menyenangkan. Model
ini juga merupakan salah satu alternatif solusi untuk menciptakan lulusan
yang berkualitas, kompetitif dan unggul.31
c. Tahap Evaluasi
Teknik penilaian/evalllasi ,yang digllnakan harns disesllaikan dengan
karakteristik indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang
diajarkan oleh guru. Tidak menutllp kemungkinan ballwa satu indikator dapat
diukur dengan beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Pelaksanaan evaillasi terhadap aspek kognitif menekankan pada unsur pokok
materi fiqh. Aspek afektif menekankan pada llnsur pokok perilakulakhlak. Aspek
dalam kehidupall sehari-hari materi ymg disampaikan, seperti dalam hal ibadah
(shalat, puasa dsb).
Secara Ul1111111, penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukall dengall
penilaian kelas, tes kemampum dasar, penilaim akhir satuall dm sertifikasi,
benchmarking, dm penilaiall program.
1) PcnilaianKclas
Penilaian kelas dilakukm dengm ulmgan harian, ulmgan Ul11Ul11, dm
ujian akhir.
Ulangall harian dilakukan setiap proses pembelaj arall dalml kompetensi
dasar tertentu. Ulallgm harim ini terdiri dari sepermgkat soal ymg harus
dijawab oleh peserta didik, dm tugas-tugas terstmktur ymg berkaital1 dengan
konsep yang Sedallg dibahas. Ulmgm harim minimal dilakukm tiga kali
dalam setiap semester.
Ulangm umum dilaksanakm setiap akhir semester. Ulmgm Ul11Ul11
dilaksanakan secara bersama untuk kelas-kelas paralel, dan pada umumnya
dilakukm ulmgm umUl11 bersama, baik tingkat rayon, kecamatm,
kodya/kabupaten maupun provinsi.
Uj ian akhir dilakukm pada akhir progrml pendidikm. Bahm-bahan
yang diujikan meliputi seluruh kompotensi dasar ymg telah diberikan,
dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas
tinggi.
Penilaim kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajum dan
hasil belajal' peselia didik, mendiagnosa kesulitm belajar, memberikan
umpm balik untuk perbaikm proses pembelajaran, dm penentum kenaikm
kelas.
2) TcsKcmampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukm untuk mengetahui kemampum
membaca, menulis, dm berhitung ymg diperlukm dalam rmgka
3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh
mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
Untuk keperluan sertifikasi, ォゥョ・セゥ。L dan hasil belajar yang dicantumkan
dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil
penilaian pada akhir jenjang sekolah.
4) Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang
sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang
memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di tingkat sekolah, daerah,
atau nasiona1. Penilaian dilakukan secara berkesinambungan sehingga
peserta didik dapat mencapai satuan tahap keunggulan pembelaj aran yang
sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya.
5) Penilaian Program
Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Dinas Pndidikan seC31'a kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program
dilakuk311 untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan
tujuan pendidikan nasional, selia kesesuaiannya deng3l1 tuntutan
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Definisi l>restasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu,
khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu,
yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.33
Prestasi yang dimaksud oleh penulis disini adalah prestasi siswa yang
melaksanakan belajar di dalahl kelas. Oleh karenallya prestasi yang dimaksud
merupakan hasil dari proses kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan
diharapkan baik oleh individu, guru, maupun lingkullgannya. Prestasi tersebut
bisa dilihat melalui hasil tes berupa angka-angka yang terlihat dalam raport
maupun perubahan-perubahan positif dari siswa-siswa yang melaksanakan
kegiatan belajar tersebut.
Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar
sering disebut prestasi belajar. Tentang apa yang telah dicapai oleh siswa
setelall melakukan kegiatan belajar, ada juga yang l11enyebutnya dengan istilah
hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, l11erujuk
kepada aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh karena itu, ketiga
aspek di atas juga harus menjadi indikator prcstasi belajar. Artinya, prestasi
belajar harus l11encakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikol11otOr.34
Dari hal ini, dapat kita ambil pengertian prestasi dari kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) yaitu hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya).35 Prestasi juga dapat diartikan sebagai sesuatu
yang dapat diraih oleh semua orang hanya dengan kemauan dan usaha yang
eerdas.
Adapun pengertian belajar berdasarkan KBBI adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu; berlatih, berubah tingkah laku atau
tanggapan yang disebabkan oleh pengalarnan,36 atau dapat diartikan pula
sebagai usaha sadar seseorang untuk merubah tingkah laku, melalui proses
interaksi dengal1 lingkungan.
Belajar juga dapat didefinisikan sebagai "suatu usaha atau kegiatan yang
bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterarnpilan dan
b . 37
se agamya.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan?8
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bahkan suatu hasil dan
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tapi yang lebih luas lagi adalah
mengalarni. Basil belajar juga bukan suatu penguasaan latihan, melainkan
perubahan tingkah laku. Belajar adaIah penarnbahan pengetahuan. Ada pula
yang menganggap belajar itu sebagai perubahan kelakual1 berkat pengalaman
dan latihan.
Dari penjelasan cliatas maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar di
sekolaIl sangat dipengaruhi oleh kemarnpuan umum kita yang diukur oleh IQ.
IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun, IQ yang
tinggi ternyata tidak menjarnin sukses di masyarakat.
Prestasi belajar secara umum dapat dipandang sebagai perwujudan
nilai-nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar. Dalarn hal 1111
35Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-I, h. 700
dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan yang dicapai oleh
siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
Prestasi belajar adalah istilah untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat
keberhasilan tentang suatu tujuan karena suatu usaha telah dilakuakan oleh
seseorang. Prestasi belajar adalah prestasi yang menunjukkan tingkat
keberhasilan seseorang yang dicapai karena telah melakukan usaha belajar
yang optimal.
Prestasi belajar juga dapat diartikan dengan penguasaan
pengetahuan/keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,
lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
gurU.39
Dari uraian di atas, maka prestasi belajar dalal11 penelitian ini adalall hasil
yang dicapai siswa setelah kegiatan pembelajaran. Pengukuran hasil yang
dicapai setelah proses pembelajaran adalah l11elalui evaluasi dengan
menggunakan alat ukur yang kualitasnya baik. Alat ukur tersebut adalah tes
prestasi yang mengacu kepada ranah kognitif dalam bentuk tertulis.
Prestasi belajar adalah cermin keberhasilan siswa dalam proses belajar di
sekolall. Demikian pentingnya arti prestasi belajar, maka usaha dalam
pendidikan diarahkan pada peningkatan prestasi belajar.4o
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dil11aksud prestasi belajar disini ialah hasil belajar yang telah dicapai oleh
seseorang/siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan
pembelajaran di sekolah. Prestasi tersebut terutama dimulai dari aspek
kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan Slswa dalam
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar4i
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun
dari luar diri (falctor eksternal) individu.
Yang termasllk faktor internal adalah:
a. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan mallplln yang
diperoleh. Yang termasuk faktor m1 misalnya penglihatan,
pendengaran, slruktllr tubllh, dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh
terdiri dari:
c. Faktor inlelektif yang meliputi:
(a) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat
(b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki
d. Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutllhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
e. Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang termasllk faktor eksternal, yaitu:
a. Faktor sosial yang terdiri atas:
a) lingkungan keluarga
b) lingkungan sekolah
c) lingkungan masyarakat
d) lingkungan kelompok
b. Faktor blldaya seperli adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c. Faktor lingkllngan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi seCaI'a langsllng atallpun tidak
C.
Kerangka Bed'ikit,Salah satu variabel yang mempengaruhi sistem pendidikan nasional adalah
kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengikuti dinamika yang ada
dalam masyarakat. Kurikulum harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat luas
dalam menghadapi persoalan kehidupan yang dihadapi.42
Sebagaimana telah dikemukakan dalam pengertian sebelumnya bahwa,
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh
masing-masing satuan pendidikan. Maka dalam hal ini KTSP merupakan strategi
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan
berprestasi. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang
memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan
masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan
pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan
pendidikan. KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan lmtuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tututan, dan kebutuhan
masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran
merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan ldnelja guru dan staf
sekolah, menawarkan pmtisipasi langs\ll1g kelompok-kelompok terkait, dan
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan, khususnya
kurikulum.43
Dari penjelasan diatas malm dapat diasumsikan bahwa jika KTSP lebih
banyak digwlakan maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini
didasari km'ena adanya faktor-faktor penduk\ll1g yang mendorong terjadinya suatu
proses pembelajaran yang baik dan efektif. Diantara faktor-faktor pendukung itu
antara lain: adanya sarana pengajaran, kemampum guru dalam mengajar, admya
belajar, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tetapi apabila faktor pendukung
tersebut kurang terpenuhi maka kemungkinan besar akan menghambat
pelaksanaan KTSP yang secara langsung atau tidak langsung akan berakibat
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.
D.
Hipotesis
Untuk menguj i ada tidaknya hubunganJpengaruh antara variabel X
(K urikulul11 Tingkat Satual1 Pendidikan/KTSP) dan variabel Y (Prestasi belajar
siswa dalam mata pelajaran fiqih), maka dalam hal ini penulis mengajukan
hipotesa sebagai berikut:
Ho Tidak terdapat hubungan pelaksanaan KTSP dengan prestasi belajar
siswa.
A. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
penulisan analisis deskriptif korelasional, yaitu dengan langkah menggambarkan
terlebih dahulu pembahasan yang hendak dibahas baik itu dianlbil dari
Undang-Undang yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan KTSP di sekolah maupun
pembahasan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan KTSP, kemudian
menghubungkannya dengan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata
pelajaran fiqh kelas 2 MTs.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Darul Huda yang bertempat di Kp.
Langseb Os. Kertaraharja Kec. Pedes Kab. Karawang. Pelaksanaan penelitian ini
berlangsllilg selama kurang lebih tiga minggu, yaitu dimulai sejak akhir bulan Juli
C. Variabel Penelitian
Setelah mengetahui latar belakang dan perumusan masalah pada bab
sebelumnya, maka timbul rasa ingin tahu penulis dalan1 penelitian ini, yaitu
tentang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Kontribusinya Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqh di MTs
Darul Huda Pedes-Karawang. Maka dari judul penelitian ini dapat diketalmi
terdapat dua variabel: yaitu:
I. Variabel bebas (Independent Variable) yakni: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Variabel terikat(Dependent Variable) yakni: Prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran fiqh.
Tabel02
(TabelVariabel)
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan l>endidikan (KTSP) dan Kontribusinya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 2 pada Mata
Pelajaran Fiqh Di MTs Darnl Huda Pedes-Karawang
No. Variabel Dimensi Indikator
1 VariabelX
Pelal(sanaan - Perangkat - Guru sudah membuat dan
Kurikulum Pembelajaran menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Tingkat Satuan Pembelajaran (RPP).
Pendidikan -Guru menentukan dan
(KTSP) menjelaskan Indikator.
- Guru menyesuaikan alokasi waktu dengan kalender pendidikan.
-Proses -Guru menggunakan strategi dan
Belajar metode yang bervariasi dalam
Mengajar mengajar.
(PBM)
[image:48.595.80.485.153.723.2]-Evaluasi -Guru membuat kisi-kisi dan analisis butir soa!.
-Guru memberikan ujian praktik dan penilaian portofolio untule penilaian tugas siswa.
-Guru memberikan latihan soal-soal semester/menilai siswa dari aspek afektif dan psikomotorik.
2 Variabel Y:
Prestasi Belajar Pencapaian Kompetensi kegiatan kognitif,
Siswa hasil belajar afektif, dan psikomotorik yang
dengan baik tertuang dalam nilai raport siswa (baik dalam pada semester genap.
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik)
D. Langkah-langkah Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan langkah-Iangkah
sebagai berikut:
1. Sumber Data
a. Sumber Data Teoritis
Sumber data teoritis yang digunakan oleh penulis adalah hasil bacaan
buleu (Librmy Research) yaitu dengan mempelajari, memahami dan
membandingkan buleu-buleu yang berhubungan dengan judul di atas,
khususnya buku-buku yang berhubungan dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan pelaksanaannya, buleu-buku tentang
pendidikan.
b. Sumber Data Empiris
Fiqh, bagian kurikulum dan petugas tata usaba serta 30 orang siswa
kelas dua yang dijadikan sampel dalam penelitian.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian yang ada.
Populasi adalab suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang
merupakan perhatian peneliti. Obyek penelitian dapat berupa makhluk
hidup, benda-benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain-lain.I
Populasi dalam penelitian ini adalab siswa kelas 2 MTs Darul Huda
Pedes-Karawang, yang berjumlab kurang lebih 150 orang.
b. Sanlpel
Sampel adalah bagian dari populasi yang representatif. Untuk
mempermudah penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik
penarikan sampel secara acak atau biasa dikenal dengan istilab random sampling, yaitu dengan mengambil 20% dari jumlab populasi yang ada. Jadi sampelnya sebanyak 30