• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Dinas Kebersihan Kota Medan Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Dinas Kebersihan Kota Medan Dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kota Medan (Studi Kasus di Kecamatan Medan Baru)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2013. Kota Medan Dalam Angka. Kota Medan

BPS Kota Medan.2015. Statistik Kecamatan Medan Baru 2015. Kota Medan

Eddy, Karden S.M. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup Edisi Revisi. Jakarta : Djambatan

Gelbert M, Prihanto D, dan Suprihatin A, 1996. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup. Malang : PPPGT/VEDC .

Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif pelayanan publik edisi 2.Jakarta : Mitra Wacana Media.

Kumorotomo, Wahyudi. 2004. Pelayanan Yang Akuntanbel Dan Bebas Dari KKN. Jakarta

Nawawi, H., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogjakarta: Gadjah Mada University Press

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Riadi, Slamet. 1989. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya : Karya Anda

Sastrawijaya A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Jakarta :Rineka Cipta.

Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan : Grasindo Monoratama

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.Bandung : CV Alfabeta

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial.Surabaya : Airlangga University Press

(2)

Sumber Undang-Undang dan Sumber Lain

Undang-Undang No. 18 Tahun 2008tentang pengelolaan sampah Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

(3)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI

III.1 Kecamatan Medan Baru

Kecamatan Medan Baru merupakan Kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas wilayah sekitar 5,41km2 dengan ketinggian wilayah 31 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, di sebelah Utara Kecamatan Medan Baru berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Petisah, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia,

sedangkan di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal.

Kelurahan Padang Bulan merupakan kelurahan terluas di Kecamatan Medan Baru yaitu sekitar 1,68 km2 atau sebesar 31,05 % dari total luas Kecamatan Medan Baru, sedangkan kelurahan dengan wilayah terkecil yaitu Kelurahan Darat dengan luas wilayah hanya 0,28 km2 atau sebesar 5,18 % dari luas wilayah Kecamatan Medan Baru secara total.

(4)

Tabel III.1. Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Kecamatan Medan Baru dipimpin oleh seorang Camat, saat ini terdiri dari 6 kelurahan yang terbagi atas 64 lingkungan. Tahun 2014, Kecamatan Medan Baru memiliki total 130 pegawai negeri sipil dalam instansi- instansi di lingkungan kecamatan Medan Baru yang terbanyak merupakan pegawai di puskesmas yakni sebanyak 40 pegawai. Bila dirinci menurut golongan, pada tahun 2014 dari 130 pegawai negeri sipil dalam instansi- instansi di Kecamatan Medan Baru, ternyata sebagian besar pegawai negeri sudah bergolongan III yaitu sebanyak 95 pegawai.

(5)

Kelurahan Darat yaitu sebanyak 1.965 jiwa. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka Kelurahan Babura merupakan kelurahan terpadat yaitu 8.982 jiwatiap km2, lebih padat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel III.2 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

(6)

Tabel III.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014

( Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

(7)

Tabel III.4 Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk, dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Dirinci Menurut Tiap-Tiap Kelurahan di Kecamatan Medan

Baru Tahun 2014

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

(8)

(Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Tabel III.5. Banyaknya Pasar,Kelompok Pertokoan, Swalayan/Minimarket dan Supermarket 2014

Pada tahun 2014 tercatat ada sejumlah fasilitas pendidikan di Kecamatan Medan Baru yaitu sebanyak 11 TK Swasta, 10 SD Negeri dan 15 SD Swasta, 1 SMP Negeri dan 11 SMP Swasta, dan 6 SMA Swasta serta 2 SMK Swasta. Dan pada tahun 2013 tercatat sebanyak 3.180 siswa bersekolah di SD Negeri dan 3.125 siswa bersekolah di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru, dengan jumlah guru yang mengajar di SD Negeri sebanyak 177 orang dan 179 orang guru mengajar di SD Swasta di Kecamatan Medan Baru pada tahun 2013. Fasilitas pendidikan tersebut juga merupakan sumber timbulan sampah, baik sampah yang dihasilkan para siswa sekolah dan juga yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan sekolah. jenis sampah yang berasal dari fasilitas pendidikan berupa kertas dan plastik yang bersumber dari jajanan siswa.

(9)

masing-masing kelurahan dimana pendistribusiannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelurahan. Penduduk Kecamatan Medan Baru tergolong sudah lebih banyak yang berpartisipasi dalam penekanan jumlah penduduk bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Terlihat dari sejumlah wanita usia subur, lebih dari setengahnya sudah menggunakan alat kontrasepsi.

Fasilitas Puskesmas dan Rumah Sakit di Kecamatan Medan Baru belum tersebar keseluruh Kelurahan. Sebanyak 2 Rumah Sakit terdapat di Kelurahan Merdeka dan 1 Rumah Sakit masing-masing di Padang bulan dan Petisah Hulu. Sebanyak 1 Puskesmas terdapat di Kelurahan Padang Bulan. Sedangkan posyandu tersebar di semua kelurahan. Adapun tenaga medis yang terdapat di Kecamatan Medan Baru sebanyak 35 orang dokter dan 8 orang bidan yang siap melayani penduduk di Kecamatan Medan Baru dan telah tersebar di semua Kelurahan. Fasilitas Kesehata seperti Rumah Sakit dan juga Puskemas juga merupakan sumber penghasil volume timbulan sampah yang tergolong berbahaya karena beberapa sampah tersebut merupakan bekas pakai pengobatan orang sakit.

(10)

( Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

Tabel III.6. Statistik Restoran, Warung Makan, Hotel, Bioskop, dan tempat hiburan di Kecamatan Medan Baru

tahun 2014

Ketersediaan fasilitas keuangan untuk menunjang kegiatan ekonomi di Kecamatan Medan Baru sudah merata di setiap kelurahan. Terdapat 33 Bank serta terdapat 6 leasing serta 3 fasilitas keuangan berupa pegadaian. Bank di Kecamatan Medan Baru terbanyak terdapat di Kelurahan Petisah Hulu sebanyak 14 buah, di Kelurahan Babura 6 buah, Titi Rantai 2 buah dan 3 bank masing-masing terletak di Kelurahan Merdeka , Padang Bulan dan Darat. Adapun Fasilitas keuangan lainnya yakni berupa pegadaian hanya terdapat 3 buah yang terletak di Kelurahan Titi Rantai, Padang Bulan, dan Babura.

( Statistik daerah Kecamatan Medan Baru 2015. BPS Kota Medan)

(11)

Dari deskripsi Kecamatan Medan Baru tersebut mulai dari banyaknya tempat-tempat umum seperti restoran, swalayan, pasar, rumah makan, salon kecantikan, rumah sakit, bank, serta tempat-tempat lainnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kecamatan Medan Baru merupakan daerah yang ramai ditinggali dan dikunjungi oleh masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah. Oleh sebab itu tidak menutup kemungkinan banyak volume sampah yang dihasilkan setiap harinya, sampah-sampah tersebut memiliki jenis-jenis dan karakter sampah yang bebeda.

Selain itu, Kecamatan Medan Baru merupakan daerah aliran sungai, dimana terdapat sungai Deli mengalir disekitar Kecamatan Medan Baru, sungai Deli sangat berguna bagi masyarakat Kecamatan Medan Baru, karena sungai Deli dijadikan muara pengaliran parit-parit yang berada di Kecamatan Medan Baru. Tetapi, sungai Deli juga dapat mengancam lingkungan masyarakat Kecamatan Medan Baru, dimana apabila terjadi hujan kiriman yang berasal dari daerah pegunungan Sibolangit maupun Berastagi, maka akan terjadi penguapan dan menyebabkan bencana banjir yang juga ikut menggenang beberapa rumah yang berada dipinggiran sungai Kecamatan Medan Baru.

(12)

Tabel III.8 Struktur Kecamatan Medan Baru

(13)

III.2 Dinas Kebersihan Kota Medan

III.2.1 Sejarah Dinas Kebersihan Kota Medan

Unit kerja pengelolaan kebersihan pada Pemerintah Kota Medan pertama sekali berbentuk Subdis Kebersihan di bawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Kodati II Medan, dan pada tahun 1975 Subdis Kebersihan diubah menjadi Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pertamanan. Selanjutnya berdasarkan Perda Kota Medan nomor 2 tahun 1978 unit kerja pegelolaan kebersihan diubah menjadi Dinas Kebersihan Kodati II Medan, dengan demikian konsentrasi pekerjaan pengelolaan menjadi khusus dikarenakan Dinas Kebersihan berdiri tunggal. Tahun 1988 berdasarkan Perda Kota Medan No. 2 tahun 1988 Dinas Kebersihan berubah bentuk menjadi Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kodati II Medan. Selanjutnya di tahun 1992 menjadi PD. Kebersihan Bestari Kodati II Medan sesuai Perda Kota Medan No. 12 tahun 1992.

Berdasarkan Perda Kota Medan tahun 2000 Unit kerja pengelolaan kebersihan mengalami perubahan dari bentuk Perusahaan Daerah kembali ke bentuk kedinasan dengan nama Dinas Kebersihan Kota Medan dan hal ini masih berlaku sampai dengan saat ini.

(14)

(dua) buah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yaitu TPA Namo Bintang yang berlokasi dikawasan Tuntungan serta TPA Terjun yang berlokasi dikawasan Kel. Terjun Kec. Medan Deli – Kota Medan.

Sejalan dengan perkembangan pembangunan Kota Medan, instansi pengelola kebersihan Kota Medan mengalami beberapa kali peningkatan organisasi, dimana pada awalnya merupakan Seksi Kebersihan pada Dinas Pekerjaan Umum sampai dengan tahun 1975, kemudian dibentuk Dinas Kebersihan, Keindahan dan Pertamanan (DKKP) dan DKKP ini beroperasi hanya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun yaitu dari Tahun 1975 s/d 1978.Selanjutnya berdasarkan Perda Kodati II Medan Nomor 11 Tahun 1978 DKKP dipecah menjadi 3 (tiga) Dinas yaitu Dinas Perbengkelan, Dinas Pertamanan dan Dinas Kebersihan.

Dinas Kebersihan Kodati II Medan beroperasi sampai dengan Tahun 1989 kemudian dengan terbitnya Perda Kodati II Medan Nomor 2 Tahun 1989, maka dibentuklah Perusahaan Daerah Kebersihan Kodati II Medan dengan pertimbangan :

a. Sebagai salah satu alternatif untuk pengumpulan dan pencairan dana.

(15)

Adapun maksud dan tujuan dibentuknya Perusahaan Daerah Kebersihan Kodati II Medan adalah :

• Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum (public service) dalam

kebutuhan jasa, sarana dan fasilitas kebersihan. • Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD )

Namun setelah berjalan selama kurun waktu dari tahun 1989 s/d 2001 PD. Kebersihan Kodati II Medan tidak dapat mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dan perusahaan terus menerus mengalami rugi, dimana jasa pelayanan (kontribusi) kebersihan yang diperoleh tidak dapat mengimbangi biaya operasional perusahaan, sehingga kualitas kebersihan di Kota Medan mengalami penurunan.

Oleh sebab itu berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas – Dinas Daerah dilingkungan Pemko Medan, maka PD. Kebersihan Kodati II Medan dihapuskan dan kemudian terbentuklah Dinas Kebersihan Kota Medan yang bertugas sebagai unsur pelaksana Pemko Medan dalam bidang pengelolaan kebersihan Kota Medan.

(16)

tahun 2009 telah diterbitkan peraturan Walikota Medan nomor 14 januari 2010 tentang rincian tugas pokok dan fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan.

III.2.2 Gambaran Umum Dinas Kebersihan Kota Medan

Dinas Kebersihan Kota Medan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tanggal 26 juni 2001 jo. Keputusan Walikota Medan nomor 10 tahun 2001 tanggal 11 januari 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga daerah dalam bidang kebersihan dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.

Dinas Kebersihan Kota Medan terletak di Jalan Pinang Baris No. 114 Kota Medan, dan yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan saat ini yaitu Ir. H. ENDAR SUTAN LUBIS, M. Si.

III.2.3 Visi dan Misi Dinas Kebersihan Kota Medan

Visi Dinas Kebersihan Kota Medan : “Terwujudnya Medan bersih yang berwawasan lingkungan”.

Misi Dinas Kebersihan Kota Medan :

• Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur guna membentuk aparatur

(17)

• Meningkatkan sarana dan prasarana kebersihan yang bertekhnologi,

berdaya guna dan berhasil guna dalam penyapuan, pengumpulan, pewadahan, pengangkutan, pemusnahan sampah, serta pengolahan dan pemanfaatan sampah menjadi bernilai ekonomis, guna meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan kota yang berwawasan lingkungan.

• Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan meningkatkan

peran serta masyarakat untuk membayar retribusi pelayanan kebersihan, guna meningkatkan kualitas pelayanan kebersihan.

III.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan

Tugas dan Fungsi Dinas Kebersihan Kota Medan tertulis pada Peraturan Daerah Kota Medan no. 3 / 2009 jo. Peraturan Walikota no. 14 / 2010 tanggal 04 januari 2010, yaitu Dinas Kebersihan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebersihan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Sedangkan yang menjadi fungsi dari Dinas Kebersihan yaitu :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan pelayanan umum di bidang kebersihan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebersihan.

(18)

III.2.5 Susunan Organisasi Dan Job Description di Dinas Kebersihan Kota Medan

Tabel III.9 Struktur Organisasi Dinas Kebersihan Kota Medan

(19)

III.2.6 Program dan Kegiatan-Kegiatan yang Dilaksanakan Dinas Kebersihan Kota Medan

Adapun yang menjadi Program dari Dinas Kebersihan Kota Medan : a. Pelayanan Administrasi Perkantoran.

b. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. c. Peningkatan Disiplin Aparatur.

d. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

e. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. f. Penataan Peraturan Perundang-undangan.

g. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan dan hari-hari besar.

Serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah, yaitu :

a. Penyapuan shift I jalan-jalan protokol/kolektor oleh Melati dari pukul 05.30 – 11.00 Wib.

b. Penyapuan Shift II pukul 11.00 – 14.00 Wib.

c. Penyapuan sore hingga malam hari pukul 15.00 – 21.00 Wib.

d. Pengangkatan sampah dari lokasi kerja mulai pukul 06.00 – 13.00 Wib oleh Truk Typer.

e. Pegangkatan sampah trip II dari pukul 14.00 – 17.00 Wib.

(20)

g. Bestari sungai bekerja membersihkan sampah di sungai/drainase setiap hari.

h. Pengangkutan sampah oleh armroll/continer dari TPS ke TPA dilakukan setiap hari 6-7 trip.

i. Pengangkatan sampah pada malam hari pukul 19,30-24.00 Wib

j. Sosialisasi dengan menggunakan Mobil Penyuluhan keliling di 21 Kecamatan, 151 Kelurahan secara bergantian selama 4 hari dalam seminggu.

k. Pemusnahan sampah di TPA dengan sistem Control Landfill.

III.2.7 SDM, Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Kota Medan

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan tenaga kerjamanusia yang terdapat pada Dinas Kebersihan Kota Medan, baik yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun THL (Tenaga Harian Lepas) dan memiliki tanggung jawab untuk mengelola kebersihan lingkungan di Kota Medan, diantaranya :

a. PNS = 246 Orang

Pejabat Struktural = 25 Orang Non Struktural = 221 Orang b. THL (Tenaga Harian Lepas) = 3.012 Orang Melati (Penyapu Jalan) = 864 Orang Bestari (Becak bermotor/Gerobak) = 768 Orang

Supir = 165 Orang

(21)

Petugas TPA = 73 Orang Pengawas/Staff = 661 Orang Bestari Sungai = 10 Orang

Sarana dan Prasana dalam pengelolaan dan penanganan sampah yang tersedia di Dinas Kebersihan Kota Medan :

a. Kendaraan Operasional merupakan sarana transportasi yang terdapat di Dinas Kebersihan Kota Medan untuk membantu tugas Dinas Kebersihan dalam mengangkut sampah dari lingkungan masyarakat, diantaranya :

1. Tipper / dump truck : 176 unit 2. Truck Container : 14 unit 3. Truck Arm Roll : 12 unit 4. Truck Convektor : 10 unit

b. Perlengkapan Operasional merupakan fasilitas yang di miliki Dinas Kebersihan Kota Medan untuk kegiatan operasional Dinas Kebersihan Kota Medan.

1. Mobil Pick Up unit pelayanan cepat : 15 unit

2. Bechoe Louder : 1 unit

3. Becak Motor : 108 Unit

(22)

1. Jumlah TPS : 80 buah

d. Peralatan di TPA merupakan fasilitas yang terdapat di TPA untuk menunjang proses pemusnahan sampah, antara lain :

1. Bulldozer : 7 unit

2. Becholoder : 4 unit

3. Whelloader : 1 unit

4. Timbangan : 1 unit

e. TPA (Tempat Pembuangan Akhir) merupakan tempat pemrosesan akhir sampah, berikut kondisi TPA Kota Medan :

1. Namo Bintang : 17 Ha (hektar)

TPA Namo Bintang telah ditutup berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor : 658.1/317.K/III/2013 Tanggal 19 Februari 2013

2. Terjun : 14 Ha (hektar)

(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan memaparkan berbagai data yang telah berhasil dihimpun selama melakukan penelitian, data yang akan disajikan berikut merupakan data dari berbagai teknik pengumpulan data, baik primer maupun sekunder. Hasil dari penyajian data ini tidak bersifat baku, dimana penyajian seluruhnya sesuai dengan yang didapat di lapangan, serta penulis mencoba memperbaiki beberapa pernyataan informan agar maksud yang hendak disampaikan informan dapat dipahami, namun tentu dengan tidak mengubah hasil akhir dari penelitian itu sendiri.

IV.1 Masalah Sampah di Kota Medan

Selain menjadi ibukota Provinsi, Kota Medan juga merupakan salah satu Kota terbesar di Sumatera yang banyak dikunjungi oleh penduduk-penduduk dari luar daerah sehingga banyak terjadi pembangunan di sektor-sektor seperti kuliner, restoran, rumah makan, swalayan serta pasar-pasar tradisional, rumah sakit dan juga tempat-tempat hiburan lainnya seperti bioskop, mall, taman bermain dan lain-lain, tempat-tempat tersebut juga merupakan penghasil timbulan sampah yang cukup besar.

(24)

restoran, pasar, maupun tempat-tempat umum lainnya juga memberikan sumbangan sampah dalam jumlah yang besar dan juga memiliki karakter dan jenis-jenis yang berbeda.

Total timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Medan setiap harinya berkisar 1.800 ton/hari dimana yang dapat terangkut oleh petugas Dinas Kebersihan hanya berkisar 1.600 ton/hari yaitu 88% dari total keseluruhan sampah Kota Medan, timbulan sampah tersebut berasal dari rumah-rumah masyarakat, perkantoran, pasar tradisional dan swalayan, jalan raya, dan tempat-tempat lainnya (Sutikno, wawancara pada tanggal 19 Februari 2016 ).

Jumlah volume sampah Kota Medan akan semakin bertambah setiap tahunnya. Peningkatan volume sampah tersebut berasal dari bertambahnya jumlah kebutuhan penduduk, dan juga tidak terlepas dari kemajuan IPTEK saat ini yang semakin banyak memproduksi produk-produk baru yang menghasilkan sampah. Terkait dengan penyebab sumber timbulan sampah Kota Medan terus meningkat kemudian salah satu informan menjelaskan sebagai berikut :

“penyebab utama meningkatnya volume sampah di Kota Medan dikarenakan beberapa faktor, yang pertama pertumbuhan penduduk kota medan, kemudian bertambahnya pedagang musiman, dan para pendatang yang datang ke Kota Medan baik mereka yang mencari kerja di Kota maupun sedang studi atau kuliah.”( Zainal Arifin. SE, wawancara pada tanggal 23 februari 2016).

(25)

penekanan terhadap aktivitas masyarakat yang menghasilkan sampah, contohnya yang sedang berjalan baru-baru ini yaitu plastik berbayar, serta penggunaan atau pendauran ulang barang yang sudah dipakai agar tidak langsung menjadi sampah.

Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat digambarkan bahwa perlu penanganan dan penegelolaan sampah yang serius, karena apabila tidak sampah-sampah yang ada di lingkungan masyarakat dapat menjadi suatu ancaman baik itu dari pencemaran lingkungan sampai berbentuk bencana alam, oleh sebab itu baik dari masyarakat maupun pemerintah haruslah bersama-sama dalam menjaga kelestarian lingkungan dari sampah, dan yang memiliki tanggung jawab dalam penanganan dan pengelolaan sampah adalah Dinas Kebersihan daerah.

(26)

Dilihat dari jumlah dan kepadatan penduduk Kecamatan Medan Barudapat dipastikan jumlahvolume timbulan sampah yang dihasilkan juga pasti besar, dan sampah-sampah tersebut sudah menjadi tanggung jawab dari Pemerintah Daerah Kecamatan Medan Baru dan juga Dinas Kebersihan Kota Medan untuk menangani dan mengelolanya.

Selain dari kepadatan penduduk, banyaknya usaha dan industri yang berkembang di Kecamatan Medan Baru juga memberikan sumbangan timbulan sampah. Di Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014 terdapat 4 Pasar, 64 Kelompok Pertokoan, 27 Swalayan dan Minimarket, 5 Supermarket, 37 Bengkel Sepeda Motor, 36 Doorsmer, 28 Restoran, 210 Warung Makan, 20 Hotel, 33 Bank, 6 Leasing, 3 Pegadaian serta 81 Salon Kecantikan, selain itu juga ada 55 lembaga pendidikan mulai dari SD sampai SMA/SMK sederajat dan ada beberapa Perguruan Tinggi (lihat Tabel III.6, Tabel III.7, Tabel III.8). Dari gambaran tersebut dapat disimpulkan Kecamatan Medan Baru merupakan Kecamatan yang memiliki usaha maupun industri serta lembaga/badan yang tergolong banyak, sehingga timbulan sampah yang dikeluarkan juga banyak dan jenis-jenis serta karakter sampah yang dihasilkan berbeda-beda dari sampah yang berupa organik dan non-organik, sampah domestik maupun non-domestik, serta sampah yang tergolong berbahaya maupun yang tidak berbahaya karena masih dapat diolah.

(27)

sampah yang tergolong berbahaya dan kebanyakan tidak bisa diolah lagi, dikarenakan merupakan bekas pemakain orang-orang sakit dan mengandung zat kimia, seperti alat-alat suntik, infuse, bekas perban, bekas operasi dan lain-lain. Dimana sampah tersebut sudah terkontaminasi oleh virus, bakteri, racun maupun sumber penyakit lainnya yang dapat menyerang makhluk hidup, sehingga jika tidak ditangani secara benar maka dapat merugikan makhluk hidup dan lingkungan. Dan untuk Kecamatan Medan Baru pada tahun 2014 terdapat 4 Rumah Sakit, 1 Puskesmas, dan Posyandu tersebar di setiap Kelurahan.

Penanganan dan pengelolaan sampah merupakan salah satu bentuk pelayanan publik oleh Pemerintah dalam bentuk pelayanan jasa, dimana Pemerintah menyediakan sarana dan prasarana serta program-program dalam pengelolaan dan penanganan sampah untuk mengatasi masalah sampah di lingkungan masyarakat.

(28)

IV.2 Peran dan Kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah di Kecamatan Medan Baru

Sesuai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Kota, bahwa instansi yang memiliki kewenangan dalam mengelola kebersihan Kota Medan adalah Dinas Kebersihan Kota Medan.Salah satuinforman yaitu Zainal Arifin. SE menjelaskan bahwa tugas pokok dan fungsi dari Dinas Kebersihan Kota Medan tertulis pada Peraturan Daerah Kota Medan no. 3 / 2009 jo. Peraturan Walikota no. 14 / 2010 tanggal 04 Januari 2010, yaitu sebagai berikut perumusan kebijakan teknis dibidang kebersihan, penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan, pembinaan dan pelaksanaan tugas si bidang kebersihan, serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam wawancara dengan informan yaitu dengan Zainal Arifin. SE, beliau menjelaskan peran Dinas Kebersihan, sebagai berikut :

”Dinas Kebersihan Kota Medan memiliki peran dalam penanganan sampah yaitu mulai dari penyapuan dan pembersihan jalan-jalan raya dan tempat umum lainnya, pengumpulan sampah dalam wadah yang disediakan, pengangkutan, serta pemusnahan sampah di TPA, dengan sistem pengelolaan yaitu sampah dikumpulkan, sampah diangkut, dan sampah dimusnahkan.” (Zainal Arifin, wawancara pada tanggal 23 Februari 2016).

(29)

di mulai dari pukul 04.30-17.00 wib, selebihnya dalam pemusnahan sampah dilakukan oleh petugas TPA (Data Dinas Kebersihan Kota Medan, tanggal 23 Februari 2016).

Oleh sebab itu, Dinas Kebersihan dituntut untuk menjalankan perannya dalam penanganan dan pengelolaan sampah secara maksimal agar sampah-sampah yang berada di lingkungan masyarakat dapat diatasi sehingga tidak menimbulkan kerugian dalam bentuk apapun, Dinas Kebersihan juga dituntut agar dapat mengimbangi peningkatan volume sampah yang dari waktu ke waktu semakin meningkat, agar tidak terjadi pencemaran sampah dalam jumlah besar di lingkungan masyarakat. Karena itu Dinas Kebersihan Kota Medan wajib untuk meningkatkan kinerja, teknologi, maupun sistem yang ada saat ini agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Untuk perannya sendiri dalam penanganan dan pengelolaan sampah, perangkat Kelurahan hanya bisa melakukan himbauan kepada masyarakat terkait masalah sampah dan kebersihan lingkungan mulai dari himbauan agar tidak membuang sampah sembarangan sampai menjaga kebersihan lingkungan dari sampah, serta Lurah juga berperan sebagai Monitoring dan Controlling terhadap kineja Dinas Kebersihan di daerah Kelurahan, dan juga bersifat Koordinasi dengan Dinas Kebersihan Kota Medan apabila ada masalah persampahan di daerah. Hal tersebut dijelaskan oleh bapak Rushendra S.Sos Lurah dari Kelurahan Merdeka, sebagai berikut kutipan hasil wawancara peneliti :

(30)

petugas kebersihan, dan apabila ada masalah tentang sampah kita langsung koordinasi dengan Dinas Kebersihan melalui Mandor kebersihan yang ada di Kelurahan.” (Bapak Rushendra, S. Sos, wawancara pada tanggal 16 Maret 2016).

Tabel 4.1. Hubungan antara Lurah dengan Petugas Kebersihan Kelurahan

(Sumber : Peneliti, pada Mei 2016)

Dari tabel tersebut dapat diketahui bagaimana fungsi dari Lurah dalam pengelolaan dan penanganan sampah, hanya sebagai pengawas kinerja dari petugas Melati (petugas penyapu), dan petugas Bestari (pengumpul dan pengangkut sampah dengan gerobak/becak) serta Lurah juga berhak untuk berkoordinasi dengan Mandor Kebersihan apabila terdapat masalah terkait dengan penanganan dan pengelolaan sampah di daerahnya.

Petugas Melati Kelurahan

Petugas Bestari Kelurahan Mandor Kebersihan

Kelurahan

Dinas Kebersihan Kota Medan Camat

Koordinasi Lurah

(31)

Sedangkan Camat sendiri menjadi tempat pengaduan apabila terjadi masalah di Kelurahan, dan juga bertanggungjawab terhadap kinerja Lurah.Camat juga berhak untuk menghubungi Dinas Kebersihan apabila ada masalah terhadap penanganan dan pengelolaan sampah di daerahnya, baik itu dari penyapuan tempat-tempat umum, pengangkutan sampah, maupun masalah-masalah lain terkait sampah.

Dari penjelasan tersebut, lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap penanganan dan pengelolaan sampah baik itu pemerintah daerah dan pusat maupun Dinas Kebersihan, jika tidak menangani sampah secara benar dan tepat maka akan menerima keluhan-keluhan masyarakat terkait kinerjanya dalam penanganan dan pengelolaan sampah, dan bukan hanya keluhan, bahkan berupa protes atau demonstrasi terkait tanggungjawab lembaga/badan tersebut.

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data dengan menerapkan metode wawancara dan observasi/pengamatan langsung, serta pengumpulan data sekunder dalam melihat peran dan kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru, maka kegiatan-kegiatan Dinas Kebersihan Kota medan ditetapkan sebagai acuan untuk melihat bagaimana kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan, yaitu sebagai berikut :

IV.2.1 Kegiatan Penyapuan dan Pengumpulan Sampah

(32)

jalan raya, pasar tradisional, serta tempat-tempat umum lainnya.Kemudian sampah tersebut dikumpulkan dalam suatu wadah yang sudah disediakan sebelum diangkut untuk pemrosesan akhir.

Kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah di daerah Kecamatan Medan dilakukan oleh petugas kebersihan yaitu Melati dan Bestari yang bekerja dibawah pimpinan Mandor Kebersihan, yang beroperasi di tiap-tiap Kelurahan.

Petugas Melati merupakan petugas kebersihan yang melakukan penyapuan jalan-jalan protokol, pasar tradisional, taman-taman kota dan juga tempat-tempat umum lainnya.

Sedangkan petugas Bestari bertugas untuk mengumpulkan sampah dengan menggunakan becak maupun gerobak sampah, mereka bertugas mengumpulkan dan mengangkut sampah yang sudah disapu oleh petugas melati dan juga mengumpulkan sampah warga yang tidak bisa dilalui oleh truk sampah seperti perumahan warga yang berada di jalan-jalan tikus dan juga di gang-gang sempit.

Gambar IV.1. Salah satu becak motor yang beroperasi di Kecamatan Medan Baru

(33)

Selain petugas Bestari dan Melati tersebut ada juga Mandor Kebersihan, dimana Mandor Kebersihan merupakan petugas yang mengawasi kinerja petugas Melati dan Bestari dan merupakan perpanjangan tangan dari Dinas Kebersihan Kota Medan di daerah Kelurahan.

Petugas kebersihan tersebut bekerja membersihkan sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat, setiap harinya mereka bekerja pada jam-jam kerja yang sudah ditetapkan sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebershan Kota Medan. Setelah melakukan wawancara dengan Lurah-lurah yang menjabat saat ini di Kecamatan Medan Baru, peneliti menanggapi bahwa kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah di Kecamatan Medan Baru tergolong baik karena petugas melati dan bestari sudah melaksanakan kewajibannya secara rutin dan benar. Ada beberapa Lurah yang setuju bahwa kinerja Melati dan Bestari mereka sangat baik, yaitu Lurah Padang Bulan bapak Albena Boang Manalu, Lurah Merdeka bapak Rushendra, Lurah Darat bapak Alexander Sinulingga, Lurah Babura bapak Zukri Al Rasyid, serta Lurah Titi Rantai bapak Bona Manuel. Berikut peneliti mengutip salah satu pendapat dari informan mengenai kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah oleh petugas Melati dan Bestari di Kelurahan Darat dengan bapak Alexander Sinulingga :

(34)

Namun bukan berarti semua daerah tidak memiliki masalah dalam kegiatan penyapuan dan pengumpulan sampah oleh petugas kebersihan baik Melati dan Bestari, misalnya masih ada Kelurahan yang kinerja Melati dan Bestarinya masih kurang maksimal, hal tersebut terjadi akibat SDM maupun sarana dan prasarana yang mereka gunakan masih kurang serta belum memadai, hal itu dikarenakan sarana yang dipakai dalam mengangkut sampah oleh Bestari masih menggunakan gerobak sampah yang masih ditarik sehingga memperlama dan menyusahkan petugas Bestari untuk mengumpulkan sampah ke TPS, oleh sebab itu sudah seharusnya penggunaan becak motor diperbanyak agar pengumpulan dan pengangkutan sampah oleh petugas Bestari lebih efektif.

Kelurahan yang petugas Melati dan Bestarinya masih belum bekerja dengan baik, atau masih tebilang kurang yaitu Kelurahan Petisah Hulu. Hal tersebut dinungkapkan oleh Lurah Petisah Hulu yaitu bapak Yogi Prayoga, sebagai berikut:

“kalau untuk kinerja melati dan bestari daerah ini untuk saat ini masih kurang, karena baik itu fasilitas maupun kedisiplinan mereka masih belum optimal, misalnya becak yang mereka gunakan dalam mengangkut sampah masih sedikit di daerah ini ada 1 dan mereka lebih bergantung menggunakan gerobak sampah, padahal penggunaan becak lebih efektif dan mudah dibanding dengan gerobak sampah.”(Yogi Prayoga, wawancara pada tanggal 17 Maret 2016).

(35)

mengatakan bahwa petugas Melati dan Bestari bekerja rutin dalam membersihkan sampah yang berserakan di Kelurahan mulai dari pagi sampai dengan siang, serta mereka juga bekerja pada sore hari untuk membersihkan sampah yang berada di pasar-pasar tradisional, karena pasar-pasar tradisional merupakan salah satu tempat yang menerima perlakuan khusus. Kelurahan-kelurahan yang merasa puas dengan kinerja petugas Bestari dan Melati diantaranya, Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Darat, Kelurahan Babura dan Kelurahan Titi Rantai.

(36)

IV.2.2 Kegiatan Pewadahan Sampah

Pewadahan merupakan suatu cara penampungan sampah sementara di sumbernya baik pola individual maupun komunal. Ada beberapa tujuan dilakukan pewadahan ini yaitu memudahkan pengumpulan dan pengangkutan sampah, mengatasi timbulnya bau busuk dan menghindari perhatian dari binatang, menghindari air hujan dan menghindari pencampuran sampah, serta membangun kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah secara sembarangan.

Ada dua cara yang biasa diapakai oleh masyarakat dalam pewadahan sampah, yang pertama yaitu Pola Individual, dimana proses pengumpulan sampah dalam suatu wadah berupa tong, keranjang sampah maupun plastik atau karung sampah yang ukuran wadahnya terbatas dalam menampung sampah yang berada di rumah masyarakat sendiri dan disediakan oleh masyarakat tersebut secara individu.

Kedua, Pola Komunal merupakan pewadahan sampah yang terdapat pada suatu titik dengan jumlah ukuran yang lumayan besar yang biasanya disediakan pemerintah daerah maupun Dinas Kebersihan dan berfungsi menampung sampah-sampah masyarakat sementara sebelum diangkut ke TPA

(37)

bemacam-macam, seperti keranjang sampah, tong sampah, maupun tempat penampungan sampah lain yang bersifat sementara.

Gambar IV.2. Bentuk Pewadahan Sampah yang biasa terdapat di Pemukiman Penduduk

Untuk TPS sendiri di Kecamatan Medan Baru terdapat 2 yaitu TPS Padang Bulan dan TPS Babura. Untuk TPS yang ada di Padang Bulan menampung sampah yang berasal dari Kelurahan Padang Bulan, Kelurahan Titi Rantai, Kelurahan Merdeka dan Kelurahan Darat, sedangkan TPS yang ada di Kelurahan Babura hanya menampung sampah yang berasal dari Kelurahan Babura dan juga Kelurahan Petisah Hulu.

“kalau disini pewadahannya milik masyarakat sendiri, dan wadah sampah tersebut di keluarkan pada saat truk sampah melintas untuk mengangkut sampah warga, kalau kondisi pewadahan masyarakat baik ya, namun masalah kita hanya di TPS yang ada di pajak Pringgan karena kadang volume sampah yang datang ke TPS cukup banyak baik dari aktivitas di pajak tersebut maupun yang kita kumpulkan dari masyarakat sehingga banyak sampah yang berserakan di TPS tersebut dan menyulitkan para petugas kebersihan kita.”( A. Zukri Al Rasyid, wawancara pada 17Maret 2016).

(38)

dimiliki masyarakat biasanya hanya dapat menampung sampah dalam volume yang kecil, sedangkan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dalam satu keluaraga perharinya lebih banyak daripada daya tampung wadah sampah tersebut.

Sehingga sampah-sampah tersebut menumpuk dan berserakan di sekitar pekarangan rumah dan menyulitkan petugas pengangkut sampah untuk mengumpulkan sampah, oleh karena itu perlu ada kesadaran oleh masyarakat untuk menyiapkan wadah sampah yang lebih besar, kemudian dari Dinas Kebersihan sendiri perlu untuk membagi atau menyediakan wadah sampah bagi masyarakat seperti tong sampah dengan merata agar masyarakat memiliki wadah untuk sampahnya sendiri yang lebih besar, dan juga pewadahan di tempat-tempat umum, khususnya di jalan besar karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan timbulan pada suatu titik. Hal tersebut dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, karena sudah ada wadah yang disediakan untuk tempat pembuangan sampah.

(39)

Kondisi di TPS kecamatan Medan Baru masih belum bisa dikatakan baik, karena masih ada TPS yang mengalami kesulitan dalam menampung banyaknya sampah yang berasala dari aktivitas masyarakat yaitu di TPS yang berada di Kelurahan Babura.Saat peneliti melakukan pengamatan ke TPS Babura pada tanggal 16 maret 2016, disana peneliti melihat kondisi sampah masih berserekan di sekitar TPS, dan juga daya tampung TPS lebih sedikit dibanding volume sampah yang datang ke TPS.

Gambar IV.3. Kondisi TPS yang berada di Kelurahan Babura

(sumber : peneliti, pada Maret 2016)

IV.2.3 Kegiatan Pengangkutan Sampah

(40)

Cara pertama yaitu, dari sumber timbulan (sampah rumah tangga) dikumpulkan dari tiap-tiap wadah sampah yang tidak bisa dijangkau truk sampah kemudian diangkut oleh gerobak/becak sampah ke TPS yang sudah disediakan setelah itu dari TPS diangkut dengan menggunakan Armroll truck ke TPA. Cara ini biasanya diterapkan pada rumah-rumah masyarakat yang tidak bisa dilalui oleh truk sampah, sehingga yang berperan untuk mengangkut sampah adalah petugas Bestari dengan menggunakan gerobak/becak motor yang memiliki bak sampah.

Gambar IV.4. Salah satu becak bermotor yang beroperasi mengangkut sampah ke TPS

(sumber : peneliti di Kecamatan Medan Baru, pada Maret 2016)

(41)

dengan dengan cara seperti ini, dimana truk sampah berjalan menyisiri tiap-tiap perumahan masyarakat yang dapat dilalui truk sampah kemudian truk sampah tersebut berhenti dan mengangkut sampah yang berada di wadah sampah masyarakat. Cara ini kurang efektif, karena truk sampah harus berjalan menyisiri rumah-rumah masyarakat yang bisa dilalui truk sampah, hal tersebut memperlama kinerja pengangkutan sampah karena setiap sekali jalan truk sampah lebih banyak berhenti untuk mengangkut sampah dari wadah sampah masyarakat dan juga banyaknya jalan-jalan kecil yang harus dimasuki truk sampah terkadang membuat truk sampah tersebut berputar-putar mengelilingi daerah tersebut untuk kembali ke jalan besar.

(42)

Gambar IV.5. Pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Baru dengan menggunakan Truk Sampah

(sumber : peneliti di Kecamatan Medan Baru, padaMaret 2016) Pengangkutan sampah menggunakan truk sampah, mereka beroperasi dengan menyusuri jalan-jalan yang dapat dilalui truk, dimana truk sampah tersebut berhenti di tiap-tiap rumah masyarakat yang sampahnya sudah dikeluarkan di depan rumah, dan untuk sampah yang berada di gang-gang yang tidak bisa dilalui truk sampah biasanya masyarakat mengumpulkan di depan gang atau diangkut dan dikumpulkan oleh petugas Bestari.

Di Kota Medan sendiri sistem pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan truk sampah yang beroperasi 2 shift seharinya yaitu pagi dan sore hari untuk mengangkut sampah, untuk pengangkutan sampah Dinas Kebersihan menyediakan 1 truk sampah dan beberapa pekerja pengangkut sampah untuk setiap Kelurahan yang ada di Kota Medan, serta menyiapkan beberapa truk sampah khusus mengurusi pengangkutan sampah yang berada di TPS

(43)

dilapangan. Salah satunya, keterlamabatan kendaraan pengangkut sampah yang dapat menyebabkan tertumpuknya sampah pada wadah yang disediakan sehingga mempersulit petugas kebersihan dalam mengangkut sampah-sampah tersebut. Masalah lain yaitu jadwal pengangkutan sampah yang seharusnya dilakukan 2 kali sehari, tetapi yang terlaksana hanya 1 kali sehari hal tersebut dapat disebabkan karena jauhnya jarak tempuh ke TPA yang memakan waktu cukup lama dan juga sistem pembongkaran sampah di TPA harus mengantri dengan truk-truk sampah daerah lainnya, sehingga yang bisa melaksanakan pengangkutan sampah 2 kali sehari hanya daerah yang dekat dengan TPA. Dari wawancara peneliti dengan para informan, semua informan mendeskripsikan masalah-masalah seperti diatas merupakan masalah yang umum di daerah mereka. Berikut salah satu kutipan hasil wawancara dengan bapak Albena Boang Manalu Lurah Padang Bulan :

“kalau masalah pengangkutan saya rasa masih tergolong kurang ya karena kadang truk sampah mengalami keterlambatan dalam mengangkut sampah, sehingga kadang sampah sempat tertumpuk dan menjadi berserakan sehingga mengurangi estetika lingkungan. Selain itu mereka hanya melakukan pengangkutan sampah 1 kali sehari, padahal yang sudah ditetapkan seharusnya ada 2 kali sehari, hal tersebut terjadi dikarenakan kondisi di TPA dan juga jarak tempuh yang lumayan jauh dari TPA kemari.” (Albena Boang Manalu, S.STP, MSP, wawancara pada tanggal 08 Maret 2016).

(44)

sampah keesokan harinya, dan apabila jumlah volume sampah cukup banyak maka hal tersebut dapat menyulitkan petugas pengangkut sampah.

Masalah-masalah tersebut merupakan suatu kondisi yang merugikan masyarakat dan juga pemerintah daerah Kecamatan Medan Baru karena apabila sampah tertumpuk di suatu tempat maka dapat merusak lingkungan baik itu berakibat pada pencemaran lingkungan maupun bencana alam seperti banjir, serta dapat menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang berdiam di lingkungan tersebut.

IV.2.4 Kegiatan Pemrosesan Akhir Sampah Di TPA

Kegiatan pemrosesan akhir sampah adalah usaha pembuangan sampah di TPA yang bertujuan untuk pemusnahan sampah dengan sistem yang sudah ditentukan.Kegiatan pemrosesan akhir sampah merupakan suatu kegiatan yang cukup penting karena dari sini dapat diketahui bagaimana baik buruknya suatu daerah dalam mengelola sampah yang sudah dikumpulkan di TPA, karena masih banyak daerah yang tidak mempedulikan bagaimana sistem yang baik dalam pemrosesan sampah di TPA sehingga masih banyak masalah terkait pencemaran lingkungan dikarenakan sampah di TPA tersebut.

(45)

di Kota Medan.Kegiatan TPA sampah Terjun dioperasikan menggunakan sistem Controlled Landfill yaitu pemusnahan sampah dengan timbunan tanah didalam suatu parit besar menggunakan alat berat.

“di TPA kita menggunakan sistem Controlled Landfill dalam memusnahkan sampah, dimana sampah yang datang kita masukkan ke dalam suatu lubang yang sudah kita gali sebelumnya menggunakan alat berat, kemudian seminggu kemudian lubang tersebut ditutup dengan tanah.”(Sutikno, wawancara pada tanggal 19 Februari 20016).

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Sutikno Kepala Unit Pelayanan Teknis TPA Terjun, masih banyak hambatan-hambatan yang dihadapi di TPA sendiri, yaitu karena hanya memiliki 1 TPA terkadang menyulitkan truk-truk sampah untuk membongkar sampah di TPA sehingga mengakibatkan kurang efektifnya pengeloaan sampah oleh Dinas Kebersihan, masih kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di TPA dalam menunjang produktivitas kinerja TPA itu sendiri, masalah kurangya karyawan atau pegawai yang bekerja di TPA, kondisi jalan yang dilalui truk sampah tergolong rawan karena kadang mengakibatkan truk sampah terpuruk apalagi ketika musim hujan.

(46)

IV.3 Kendala yang Dihadapi Dinas Kebersihan dalam Penanganan dan Pengelolaan Sampah

Tujuan penanganan dan pengelolaan sampah adalah untuk mengatasi masalah persampahan di lingkungan daerah agar tidak merugikan kehidupan masyarakat sekitar, karena penangan yang tidak tepat terhadap sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hingga dapat menyebabkan bencana alam.

Dinas Kebersihan merupakan lembaga pemerintahan yang memiliki fungsi dan tanggung jawab dalam mengawasi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup, termaksud permasalahan sampah.Akhir-akhir ini banyak kita dengar bagaimana masalah persampahan di daerah-daerah lain yang merugikan daerah tersebut, sehingga untuk saat ini diperlukan peran serta masyarakat maupun pemerintah dalam menjaga kelestarian lingkungan dari sampah, salah satunya peran dari Dinas Kebersihan.

Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu lembaga pelayan publik khususnya di bidang lingkungan hidup di Kota Medan, dalam pelaksanaan tanggung jawabnya Dinas Kebersihan sudah ada pembagian tugas dan sistem kerja yang diterapkan dalam penanganan dan pengelolaan sampah.Dalam menjalankan perannya, Dinas Kebersihan Kota Medan juga tidak sepenuhnya berjalan lancar, mereka juga mendapatkan beberapa hambatan atau masalah penanganan dan pengelolaan sampah itu sendiri.

(47)

kinerja Dinas Kebersihan, (Zainal Arifin. SE, wawancara pada tanggal 23 februari 2016)

Kendala lainnya berasal dari masyarakat dimana terkadang tidak mengikuti sistem yang sudah ditetapkan Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengelolaan sampah, contohnya masih banyak masyarakat yang mebuang sampah sembarangan, dan juga mengeluarkan sampah tidak tepat waktunya sehingga sampah tersebut tidak terangkut oleh Dinas Kebersihan. (Zainal Arifin. SE Kepala, wawancara pada tanggal 23 februari 2016)

Selain dari kendala-kendala tersebut, kondisi daya tampung TPA juga menjadi salah satu hambatan dalam penangan dan pengelolaan sampah oleh Dinas Kebersihan Kota Medan, karena hanya memiliki 1 (satu) TPA untuk menampung seluruh sampah dari Kota Medan yaitu TPA Terjun, sehingga pembongkaran akhir sampah oleh truck sampah memakan waktu yang lama hal itu disebabkan karena banyaknya truck sampah yang harus dibongkar, sedangkan untuk pekerja dan sarana masih kurang memadai, serta kondisi jalan yang kurang bagus.

(48)

BAB V PENUTUP VI.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan tentang peran dan kinerja Dinas Kebersihan dalam Penanganan Sampah (Studi kasus di Kecamatan Medan Baru) sebagai berikut :

1. Peran Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengelolaan sampah di Kecamatan Medan Baru masih berjalan kurang baik, karena masih ada ketidakpuasan para informan terhadap penanganan sampah di daerah Kecamatan Medan Baru, yaitu tidak adanya wadah/tempat sampah yang disediakan Dinas Kebersihan untuk setiap lingkungan berupa wadah komunal, kinerja pengangkutan sampah yang belum sesuai dengan yang dijanjikan, contohnya seringnya keterlambatan pengangkutan sampah, pengangkutan sampah yang hanya dilakukan sekali dalam sehari tetapi semestinya harus dua kali. Dari masalah-masalah tersebut maka perlu adanya pembenahan sendiri oleh Dinas Kebersihan terkait peran dan kinerjanya agar mereka bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan maksimal, yaitu mulai dari penyediaan wadah/tempat sampah bagi masyarakat, memperbaiki sistem pengangkutan sampah dan menghimbau masyarakat agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dari sampah.

(49)

menghimbau masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dari sampah.

3. Kinerja yang masih kurang tersebut tidak lepas dari kendala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan, seperti kurangnya pegawai, sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada di Dinas Kecamatan sendiri, serta dari masyarakat sendiri masih banyak yang membuang sampah sembarangan dan tidak mengindahkan himbauan yang sudah disosialisasikan Dinas Kebersihan terkait masalah sampah.

4. Untuk kondisi di TPA sendiri masih banyak terdapat masalah, baik itu sarana dan prasarana, pegawai yang bekerja di TPA, kondisi jalan yang sukar dilalui truk sampah, serta banayaknya truk sampah yang harus ditampung sedangkan TPA hanya ada satu unit.

VI.2 Saran

(50)

mengantri, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama dalam sekali membongkar.

2. Dinas Kebersihan perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Medan terkait kurangnya pegawai, sarana dan prasarana serta fasilitas yang mereka gunakan, sehingga Pemerintah Kota medan dapat menyiapkan suatu keluaran untuk membantu pemenuhan kebutuhan Dinas Kebersihan, baik berupa fasilitas, dana, maupun SDM.

3. Perlu adanya aturan-aturan terkait pelanggaran sampah oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak sembarangan dalam membuang sampah dan menjaga kelestarian lingkungan.

4. Dinas Kebersihan Kota Medan seharusnya memberikan wewenang kepada Lurah dalam mengurusi Kelurahan terkait masalah sampah karena yang lebih mengerti bagaimana kondisi Kelurahan adalah Lurah dan perangkat Kelurahan.

(51)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Menurut Zuriah (2006: 47) penelitian dengan menggunakan metode-metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah.

II.2 Lokasi Penelitian

Dalam melihat dan menilai bagaimana peran dan kinerja dinas Kebersihan kota medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan daerah KotaMedan, maka peneliti menetapkan daerah kecamatan Medan Baru sebagai lokasi penelitian.

II.3 Informan Penelitian

(52)

1. Informan Kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Dinas Kebersihan kota Medan.

Dalam pengumpulan data dengan metode wawancara, peneliti menetapkan beberapa narasumber yang menjadi informan penelitian yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini yaitu informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui bagaimana peran Dinas Kebersihan Kota Medan, Sistem Penanganan dan Pengelolaan Sampah, masalah-masalah yang dihadapi dalam penanganan dan pengelolaan sampah Kota Medan, serta langkah-langkah dan program yang masih direncanakan dan sudah berjalan, yaitu :

a. Kepala Seksi Bidang Operasional Dinas Kebersihan Kota Medan yaitu bapak Zainal Arifin.SE

b. Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) TPA Terjun yaitu bapak Sutikno

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah kecamatan Medan Baru atau perangkat daerah Kecamatan Medan Baru lainnya.

(53)

Medan Baru, dan yang dijadikan sebagai informan adalah perangkat daerah Kecamatan Medan Baru yaitu Lurah-lurah yang menjabat di Kecamatan Medan Baru, diantaranya :

a. Lurah Padang Bulan yaitu bapak Albena Boang Manalu, S.STP, MSP

b. Lurah Merdeka yaitu bapak Rushendra, S.Sos

c. Lurah Darat yaitu bapak Alexander Sinulingga, S.STP, M.Si d. Lurah Babura yaitu bapak A. Zukri Al Rasyid, S.Sos

e. Lurah Petisah Hulu yaitu bapak Yogi Prayoga, SIP f. Lurah Titi Rante yaitu bapak Bona Manuel T.S, SE, M.Si

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas ;

1. Teknik Pengumpulan Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian untuk mencari kebenaran dan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian pengumpulan data primer dilakukan dengan cara atau teknik wawancara dan observasi. a. Wawancara adalah proses tanya jawab antara peneliti dengan para

(54)

wawancara dan pertanyaan yang diajukan disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang sudah ditetapkan.

b. Observasi adalah pengamatan langsung oleh peneliti terhadap gejala-gejala yang ada di lapangan. Sesuai dengan tujuan penelitian untuk melihat bagaimana peran, kinerja, dan kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengelolaan sampah maka peneliti melakukan pengamatan mulai dari proses sampah berasal dari masyarakat sampai pada pemusnahan sampah. Hasil observasi tersebut di deskripsikan peneliti dengan tujuan menggambarkan bagaimana kondisi di lapangan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang berasal dari buku-buku atau sumber-sumber lain maupun instrumen penelitian lain, yang dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data. Teknik ini dilakukan dengan cara, yaitu :

a. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen-instrumen seperti catatan-catatan atau dokumen, foto-foto, maupun gambaran langsung keadaan di lapangan. b. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari

(55)

II.5 Teknik Analisis Data

Menurut Singarimbun (1989), Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipahami serta di interpretasikan dengan melakukan pengelompokan data.

Dalam melakukan analisis data, menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009:246) ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti, yaitu :

1. Reduksi data

Tahapan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah tahapan menyajikan data, dengan tujuan akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasakan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan kesimpulan

(56)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap individu maupun masyarakat, karena lingkungan yang bersih dan sehat menjamin mahluk hidup yang tinggal dilingkungan tersebut tidak akan mudah terserang penyakit. Kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh setiap individu, baik masyarakat maupun pemerintah demi tercapainya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam menunjang kelangsungan hidup manusia.Kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih harus dijaga kelestariannya agar kesejahteraan dan mutu hidup generasi mendatang lebih terjamin.

Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 BAB XI “Tentang Kesehatan Lingkungan” Lingkungan Sehat mencakup : lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum, bebas dari unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat.

(57)

masyarakat. Tetapi kerap kali kita mendengar banyak permasalahan yang ditimbulkan sampah mulai dari proses penanganan sampah yang berasal dari masyarakat, pengangkutan, sampai pengolahan sampah. Sehingga sampah perlu ditangani secara serius, karena bila tidak sampah dapat menimbulkan masalah seperti pencemaran lingkungan, sarang penyakit, kerusakan alam yang diakibatkan oleh sampah plastik, serta menimbulkan bencana seperti banjir.

Kebersihan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh pemerintah, dan salah satu caranya adalah mengurangi penyebab kerusakan lingkungan, contohnya sampah.Secara umum masalah sampah masih dianggap sebagai masalah sederhana dan kurang mendapat perhatian padahal jika ditelusuri lebih dalam, masalah sampah tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia, dimana sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, menimbulkan penyakit, kerusakan alam serta menimbulkan bencana.

(58)

Banyaknya masalah-masalah yang ditimbulkan sampah seperti pencemaran lingkungan sampai kepada terjadinya bencana sehingga menjadikan sampah tersebut sebagai suatu gangguan. Kondisi tersebut memaksa pemerintah pusat maupun pemerintah daerah saat ini untuk memacu kemampuan dalam mengelola sampah dengan baik dan benar, namun sayang niat pemerintah tersebut masih jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah yang efektif, aman , sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Dapat dilihat dari masih banyaknya kota-kota besar yang belum bisa menangani dan mengelola masalah persampahan-persampahan di daerahnya, contohnya yang baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan publik karena bermasalah dalam penanganan pengelolaan sampah yaitu daerah Provinsi DKI Jakarta, dimana tidak adanya TPA yang dijadikan tempat pemrosesan akhir sampah, sehingga sampah tertumpuk di TPS dan menyebabkan gangguan-gangguan yang merugikan.

(59)

Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan dan penanganan sampah, hal ini bisa disebabkan semakin bertambahnya volume sampah yang harus dikelola daerah, sedangkan kondisi tempat atau lokasi pembuangan akhir sampah sudah over capacity, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih kurang memadai, dan banyak kendala-kendala lain baik dari masyarakat maupun para pelayan publik yang mengelola kebersihan lingkungan.

Perkembangan penduduk di kota Medan yang sangat pesat tidak terlepas dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi dan sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan..

(60)

petugas kebersihan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), beda halnya dengan sampah yang berserakan di jalan, parit, atau tempat-tempat umum yang membutuhkan jasa-jasa petugas kebersihan untuk menangani masalah tersebut. Berikut ini tabel Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan dari Tahun 1997-2012.

Tabel 1.1 Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012, Data BPS Kota Medan, 2013.

(61)

organik, an-organik, maupun sampah industri. Sehingga dibutuhkan peran serta lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan terutama masalah sampah.

Dinas Kebersihan merupakan salah satu lembaga pemerintah daerah yang bertugas untuk menangani dan mengelola masalah-masalah kebersihan lingkungan, Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu badan yang menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan, salah satunya adalah menangani dan mengelola sampah-sampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat maupun yang berasal dari masyarakat sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi masyarakat, dan masyarakat juga harus untuk membayar retribusi yang dikenakan oleh pemerintah, sebagai bentuk kewajiban dan bantuan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan.

(62)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang dijadikan peneliti untuk memperjelas penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru?

2. Apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?

3. Bagaimana kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru?

4. Apa saja kedala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru,

2. Mengetahui apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru,

(63)

4. Apa saja yang menjadi kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam pengelolaan dan penanganan sampah di kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini, yaitu :

1. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori-teori yang diperoleh dari proses perkuliahan.

2. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.5 Kerangka Teori

1.5.1 Pelayanan Publik

Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan pendududuk atas barang, jasa, atau pelayanan adminsitratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

(64)

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.Pada hakekatnya, pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat.

Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, adapun asas – asas pelayanan publik adalah:

1. Kepentingan Umum, yaitu: Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingn pribadi/golongan.

2. Kepastian Hukum, yaitu: Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan.

3. Kesamaan Hak, yaitu: Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

4. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu: Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan.

5. Keprofesionalan, yaitu: Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.

6. Partisipatif, yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

7. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif, yaitu: Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.

8. Keterbukaan, yaitu: Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

9. Akuntabilitas, yaitu: Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu: Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan.

11. Ketepatan waktu, yaitu: Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.

(65)

Selain itu, Menurut Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan, sebagai berikut:

1. Pelayanan Administratif, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikasi, izin – izin rekomendasi, keterangan tertulis, pembayaran pajak, dan lain – lainnya. Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikasi tanah, pelayanan IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran/ kematian).

2. Pelayanan Barang, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung sebagai unit atau individual atau satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan prodk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya. Contoh pelayanan ini adalah pelayanan listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telepon.

(66)

pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Contoh jenis pelayanan ini adalah angkutan darat, laut, dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan pemadaman kebakaran.

Dinas Kebersihan merupakan lembaga atau badan yang bergerak dalam pelayanan jasa, dimana Dinas Kebersihan menyediakan jasa untuk menjaga, mengelola dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat agar terciptanya masyarakat yang hidup sehat dan bersih. Dinas Kebersihan memiliki beberapa bidang tugas dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik di bidang lingkungan, yaitu penanganan sampah dan juga tinja.

1.5.2 Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang No.18/2008). Menurut Notoatmodjo (2003:166), sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna.

(67)

meningkat. Sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan plastik, berbeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik yang mudah dimusnahkan (Riadi, 1989 : 47).

Sampah bila dikelola dengan benar dan tepat maka akanberguna bagi manusia dan lingkungannya, seperti kompos, daur ulang sampah untuk digunakan kembali, dan juga menghasilkan barang dari sampah dengan kreativitas yang bernilai ekonomi. Tetapi apabila tidak ditangani dan dikelola, sampah-sampah tersebut akan menjadi gangguan dan masalah bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

1.5.2.1 Jenis-Jenis Sampah

Menurut Gelbert dkk. (1996) sampah dikelompokan berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:

a. Sampah Organik, terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun

b. Sampah Anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

(68)

pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta gaya hidup dari masyarakat.

Menurut Sastrawijaya (2000), berdasarkan sumbernya sampah dapat digolongkan menjadi

a. Sampah domestik misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sekolah dsb,

b. Sampah non domestik misalnya sampah pabrik, pertanian, perikanan, industri dan sebagainya.

1.5.2.2Sumber-Sumber Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah kumpulan sampah yang dihasilkan dari sumber sampah, .Menurut Gelbert dkk. (1996), sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut:

a. Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.

b. Sampah pertanian dan perkebunan, sampah kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang

c. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng.

(69)

termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis.

e. Sampah rumah sakit merupakan sampah khusus karena sampah tersebut memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya karena merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin). Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya.

1.5.2. Penanganan dan Pengelolaan Sampah

Penanganan dan pengelolaan sampah merupakan dua kegiatan yang berbeda, dimana untuk kegiatan penanganan sampah dimulai dari penyapuan dan pengumpulan sampah, pewadahan, serta pengangkutan sampah ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), sedangkan pengelolaan sampah merupakan kegiatan pemrosesan akhir sampah baik itu pendaur ulangan sampah, maupun pemusnahan sampah.

Untuk pengelolaan sampah sendiri merupakan kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).Dan untuk penanganan sampah adalah tindakan-tindakan dari pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh petugas atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan masyarakat, jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya sehingga terkumpul pada suatu wadah tertentu.

(70)

pada dasar-dasar yang terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan yang lain dan juga tanggap terhadap perilaku massa. Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan yang sangat mendasar yang meliputi meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya alam, membangun dan melindungi fasilitas-fasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor strategis.

Berikut merupakan langkah-langkah umum yang biasa diterapkan oleh Dinas Kebersihan dalam penanganan sampah dari wadah penampungan awal sampah hingga berada pada tempat pembuangan akhir (TPA), yaitu :

1. Penyapuan dan pengumpulan sampah, yaitu kegiatan pemindahan sampah dari wadah sebelumnya ke tempat pembuangan sementara (TPS) berupa bak sampah yang disediakan pemerintah daerah untuk penampungan sampah masyarakat sementara.

2. Pewadahan sampah, yaitu kegiatan menampung sampah pada suatu wadah atau tempat tertentu seperti keranjang sampah, agar sampah tersebut tidak mencemari lingkungan sekitar.

3. Pengangkutan sampah, yaitu kegiatan mengangkut sampah yang ada di TPS maupun yang ada di tempat sampah warga yang bersifat sementara dengan menggunakan truk sampah untuk di diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Gambar

Gambar III.1
Tabel III.1. Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014
Tabel III.2 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Kepadatan Penduduk Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014
Tabel III.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan Di Kecamatan Medan Baru Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mendes-krepsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenui kebutuh-an.. - Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral -

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang.

Desain Kebijakan dan Model Pengembangan Sistim Logistik Ikan Nasional di Sulawesi Selatan untuk Mendukung Konektivitas Koridor Sulawesi dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

- Tanda ** : nilai diisi sesuai dengan baku mutu air limbah yang berlaku (baku mutu Peraturan Menteri ini dan/atau baku mutu daerah yang tidak bertentangan

Dengan hormat kami sampaikan bahwa Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat akan menyelenggarakan Pelatihan Pengelolaan dan Akreditasi Jurnal

Rincian tugas adalah suatu paparan atau bentangan atas semua tugas jabatan yang  merupakan  tugas  pokok   yang  dilakukan  oleh   pemegang  jabatan 

Nomor 5537) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OI4

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan : 1) penggunaan multimedia berbasis komputer pada mata pelajaran Akidah akhlak materi asmaul husna di kelas VII MTs YASPI