• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sikap, Nornma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Sikap, Nornma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas"

Copied!
148
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN A

(2)

89

1. Kuesioner Elisitasi Pakaian Bekas

Nama :

Usia :

Jenis Kelasmin : Pria / Wanita

Pekerjaan :

Penghasilan / Uang Saku : a. < Rp. 1.000.000/bulan

b. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000/bulan c. Rp. 3.000.000 – Rp. 5.000.000/bula d. >Rp.5.000.000/bulan

1. Apa yang anda ketahui mengenai pakaian bekas (monza)?

... ... ... ...

2. Sebutkan 3 keuntungan yang bisa Anda peroleh dari membeli pakaian bekas (monza)?

... ... ... ...

3. Sebutkan 3 kerugian yang Anda peroleh dari membeli pakaian bekas (monza)?

... ... ... ...

(3)

5. Menurut anda siapa saja yang tidak mendukung Anda dalam membeli

6. Pendapat siapa saja yang akan Anda ikuti untuk membeli pakaian bekas (monza)?

... ... ... ...

7. Sebutkan 3 hal yang akan mendorong Anda untuk membeli pakaian bekas (monza)?

... ... ... ...

8. Sebutkan 3 hal yang menghambat Anda untuk membeli pakaian bekas (monza)?

... ... ... ...

9. Apa pendapat Anda mengenai pakaian bekas?

(4)

91

Branded 1 Berkualitas 3 Terdapat cacat dipakaian 2 Masi layak

digunakan 1 Branded 2 Kualitas tidak terjamin 1

Barang jelek 1 Model unik 2 Murahan 2

Dari luar negeri 1 Tidak ada pajak

PPN 1 Gengsi 2

(5)

e. Perceived Behavioral Control

Aitem 7 Aitem 8 Aitem 9

Kualitas 3 Tidak dijamin kebersihan

3 Masi layak dipakain, tetapi harus dicuci dulu sebelum dipakai

1

(6)

93

LAMPIRAN B

1. Reliabitas dan Uji Daya Beda Aitem Intensi 2. Reliabitas dan Uji Daya Aitem Sikap

3. Reliabitas dan Uji Daya Aitem Norma Subjektif

4. Reliabitas dan Uji Daya Aitem Perceived Behavioral Control

(7)
(8)

95

2. Reliabilitas & Daya Beda Aitem Skala Uji Coba Sikap

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

(9)
(10)

97 4. Reliabilitas & Daya Beda Aitem Skala Uji Coba Perceived Behavioral

(11)

LAMPIRAN C

1. Data Mentah Subjek Penelitian Pada Skala Intensi, Skala Sikap, Skala Norma Subjektif, dan Skala Perceived Behavioral Control

(12)

99

(13)
(14)

101

(15)
(16)

103

(17)
(18)

105

(19)
(20)

107

(21)
(22)

109

(23)
(24)

111

(25)
(26)

113

LAMPIRAN D

1. Uji Normalitas 2. Uji Linearitas 3. Uji Multikolinear 4. Uji Autokorelasi 5. Uji Heteroskedastisitas 6. Uji Hipotesis Penelitian

(27)

1. Uji Normalitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.

Error Statistic Std. Error

Sikap 297 8 84 42.26 15.509 .114 .141 -.238 .282

NS 297 4 95 29.33 16.506 .712 .141 .849 .282

PBC 297 5 115 44.05 21.509 .382 .141 -.119 .282

Intensi 297 4 20 11.91 3.748 -.421 .141 -.195 .282

Valid N (listwise)

(28)

115 2. Uji Linearitas

Intensi * Sikap

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Intensi * Sikap Between Groups (Combined) 2143.644 67 31.995 3.636 .000

Linearity 1671.860 1 1671.860 190.012 .000

Deviation from Linearity 471.784 66 7.148 .812 .840

Within Groups 2014.901 229 8.799

Total 4158.545 296

Intensi * Norma Subjektif

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Intensi * NS Between Groups (Combined) 2475.051 61 40.575 5.664 .000

Linearity 1631.419 1 1631.419 227.731 .000

Deviation from Linearity 843.632 60 14.061 1.963 .000

Within Groups 1683.494 235 7.164

Total 4158.545 296

(29)

Intensi * PBC

ANOVA Table

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Intensi * PBC Between Groups (Combined) 3045.108 82 37.135 7.137 .000

Linearity 2534.295 1 2534.295 487.085 .000

Deviation from Linearity 510.812 81 6.306 1.212 .139

Within Groups 1113.438 214 5.203

Total 4158.545 296

3. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Sikap .433 2.309

NS .551 1.814

(30)

117

(31)

6. Analisa Regresi Sederhana (Metode Enter)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 6.09 22.06 11.91 2.994 297

Residual -7.825 8.343 .000 2.255 297

Std. Predicted Value -1.942 3.390 .000 1.000 297

Std. Residual -3.452 3.681 .000 .995 297

a. Dependent Variable: Intensi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .799a .638 .634 2.267 1.720

(32)

119 ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2652.984 3 884.328 172.101 .000a

Residual 1505.561 293 5.138

Total 4158.545 296

a. Predictors: (Constant), PBC, NS, Sikap b. Dependent Variable: Intensi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 5.227 .383 13.642 .000

Sikap .019 .013 .078 1.469 .143 .634 .086 .052 .433 2.309

NS .044 .011 .194 4.095 .000 .626 .233 .144 .551 1.814

PBC .104 .010 .598 10.669 .000 .781 .529 .375 .393 2.542

a. Dependent Variable: Intensi

(33)

LAMPIRAN E

(34)

121

SKALA PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

(35)

KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi USU, saya bermaksud mengadakan penelitian di bidang Psikologi Industri dan Organisasi. Untuk itu saya membutuhkan sejumlah data yang hanya akan saya peroleh dengan adanya kerjasama dari Saudara/i dalam mengisi skala ini.

Skala ini terdiri dari 8 pernyataan yang menggambarkan tentang sikap terhadap pembelian pakaian bekas. 8 pernyataan yang menggambarkan tentang dukungan sosial terhadap pembelian pakaian bekas, 10 pernyataan yang menggambarkan tentang kontrol diri terhadap pembelian pakaian bekas, serta 4 pernyataan tentang niat yang ada dalam diri anda untuk membeli pakaian bekas. Dalam mengisi skala ini tidak ada jawaban benar atau salah. Yang saya harapkan dan perlukan adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda yang sesungguhnya. Karena itu, saya mohon Anda bersedia memberikan jawaban yang

sejujur-jujurnya tanpa mendiskusikan dengan orang lain. Semua jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitianian ini saja.

Cara menjawab pernyataan-pernyataan tersebut akan dijelaskan dalam petunjuk pengisian. Oleh karena itu, perhatikan terlebih dahulu petunjuk pengisian sebelum Anda mulai mengerjakan. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti, sehingga tidak ada yang terlewatkan. Bantuan Anda dalam menjawab pernyataan pada skala ini merupakan bantuan yang sangat besar artinya bagi keberhasilan penelitianian ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya, Penelitiani

(36)

123

IDENTITAS DIRI

Nama / inisial :

Usia :

Jenis Kelamin* : pria / wanita

Tempat Tinggal** : a. Tinggal bersama keluarga b. Kos atau rumah sewa c. Lain-laian: ...

Pekerjaan :

Penghasilan / Uang Saku** : a. < Rp. 1.000.000/bulan

b. Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000/bulan c. Rp. 3.000.000 – Rp. 6.000.000/bulan d. > Rp. 6.000.001/bulan

*: Coret yang tidak sesuai **: Lingkari salah satu

(37)

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini ada sejumlah pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk memilih salah satu pilihan yang tersedia di sebelah kanan pernyataan berdasarkan keadaan diri Anda yang sesungguhnya. Berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan yang paling sesuai untuk menggambarkan keadaan diri anda.

Contoh :

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Saya akan merasa tidak nyaman, jika membeli pakaian bekas yang sudah dipakai orang lain

STS TS N S SS

Jika anda ingin mengganti jawaban anda, berikan tanda = pada jawaban yang salah dan berikan tanda silang pada kolom jawaban yang anda anggap paling sesuai.

Contoh Koreksi Jawaban:

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Saya akan merasa tidak nyaman, jika membeli pakaian bekas yang sudah dipakai orang lain

STS TS N S SS

(38)

125

1 Saya akan membeli pakaian bekas karena harga yang murah

STS TS N S SS

2 Jika saya membeli pakaian

bekas, saya akan lebih hemat STS TS N S SS

3 Jika saya membeli pakaian

bekas saya merasa malu STS TS N S SS

4 Pakaian bekas yang dijual

tidak terjamin kebersihannya STS TS N S SS

2 Berhemat dalam membeli pakaian merupakan hal yang saya:

STS TS N S SS

3 Malu jika membeli pakaian

bekas adalah hal yang saya: STS TS N S SS

4 Menjaga kebersihan dalam memilih pakaian merupakan hal yang saya:

STS TS N S SS

(39)
(40)
(41)

No Aitem

Setuju Netral Setuju

Sangat

Sedikit Sedikit Cukup Banyak

Sangat

Sedikit Sidikit Cukup Banyak

Sangat

Setuju Netral Setuju

(42)

129

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. (2003). Pengaruh penjualan pakaian bekas terhadap tingkat pendapatan pedagang pakaian bekas di Kota Madya Tanjung Balal. Fakultas Ekonomi.

Skripsi. Sumatera Utara: USU

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Journal of Organizational Behavior and Human Decisions Processes, 50, 179-211.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality and behavior. New York. USA: Open University Press.

Amaliah, K. (2008). Peranan sikap, norma subyektif, dan perceived behavioral control dalam memprediksi intensi mahasiswa untuk bersepeda di kampus.

Skripsi.Depok: Universitas Indonesia.

Arum, M, D. & Mangkunegara. A.A. A. P. (2010). Peran sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku dalam memprediksi intensi wanita

melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Jurnal Psikologi, 3, 162-172. Azwar, S. (2000). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (2007). Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. (2011). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bondan, A. (2015). Menjamurnya baju-baju bekas luar negeri [online]. Tersedia

pada: http://www.jawapos.com/baca/artikel/12249/menjamurnya-baju-baju-bekas-luar-negeri. Tanggal akses 4 April 2015.

Baron, R. A., & Byrne., Donn (2002). Social psychologi (5th edition). Boston : Allyn & Bacon.

Burn, S.M. (2004). Groups : Theory and practice. Kanada: Thomson Wadsworth. Cahayadi, M. A. (2013). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol

keperilakuan terhadap niat pedagang pasar untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan pada koperasi jasa keuangan syariah di Yogyakarta. Fakultas

(44)

85 Chaplin, J. P. (1999). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Corsini, R., J. (2002). The dictionary of psychology. NewYork : Brunner-Routledge.

Craighead, W. E., & Nemerof, C.B. (2002). The corsini encyclopedia of psychology and behavioral science (3rd ed). Canada: John Wiley & Sons. Del, L. H. & David L. M., dkk. (2007). Consumer behaviour: building marketing

strategy.

Dewi, S. N. & Royanto, D. (2015). Pakaian balam wanita bekas import ternyata

jadi buruan [online]. Tersedia pada:

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/586575-pakaian-dalam-wanita-bekas-impor-ternyata-jadi-buruan. Tanggal akses 3 April 2015.

Engel, F.J., Blackwell, D.R.,and Miniard, P.W. (1995). Consumer Behavior (8th ed). Ohio: Thomson/South-Western.

Fausiah., Muis. M., & Wahyu, A. (2013). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku terhadap intensi karyawan untuk berperilaku K3 di unit PT PLN (PERSERO) sektor tello wilayah SULSELBAR (Aplikasi TPB). Skripsi (Tidak Publikasi). Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM UNHAS, Makassar.

Fishbein, M. S & Ajzen, I. (1975). Beliefs, attitude, intention, and behavior.

Massachussets: Addison Wesley Publishing Company.

Francis, J.J., dkk. (2004). Constructing questionnaires based on the theory of planned behavior : A manual for health services researches. United Kingdom: Centre for Health Services Research University of Newcastle

Godam. (2015). Kegunaan, manfaat, fungsi pakaian bagi manusia (orang) [online]. Tersedia pada: http://www.organisasi.org/1970/01/kegunaan-manfaat-fungsi-pakaian-bagi-manusia-orang.html. Tanggal akses 6 April 2015.

Gudono. (2011). Analisis data multivariat. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM.

Hadi, S. 2000. Methodology research, Jilid 1-4. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Horton R. L. (1984). Buyer behavioral : a decision making approach. Ohio : A Bell & Howell Company.

Karimah, N. (2014). Motivasi masyarakat membeli pakaian bekas di pasar senapelan Pekanbaru. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.1(1), 1-15

(45)

Karwur, S. (2015). Pasar import pakaian bekas menghitung hari [online]. Tersedia pada: http://www.jokowinomics.com/2015/02/03/opini/pasar-import-pakaian-bekas menghitung-hari/. Tanggal akses 5 April 2015.

Kusuma, D. R. (2015). Mulai 2016, pedangangan pakaian bekas import dilarang [online]. Tersedia pada:

http://finance.detik.com/read/2015/03/15/143713/2859115/4/2/mulai-2016-perdagangan-pakaian-bekas-impor-dilarang. Tanggal askses 6 April 2015.

Mas’ud, M. H. (2012). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dipersepsikan nasabah bank terhadap keinginan untuk menggunakan automatic teller machine (ATM) bank BCA. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, 3, 13-28.

Maradona, K. (2009). Hubungan sikap, pelanggan, norma subjektif, dan kontrol perilaku pelanggan dengan intensi telepon rumah di PT Telkomunikasi Indonesia TBK Malang. Fakultas Psikologi. Skripsi. Malang; UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hidayat, W. (2014). Pajak melati, wisata belanja unik [online]. Tersedia pada: http://www.ceritamedan.com/2014/08/Pajak-Melati-Wisata-Belanja-Unik.html. Tanggal akses 17 April 2015.

Mowe, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku konsumen. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2008).Human development. Jakarta: Kencana

Pratiwi, R. N (2014). Studi mengenai intensi karyawan di plaza mandiri yang memiliki kendaraan pribadi untuk menggunakan bus transjakarta ke tempat kerja. Skripsi. Bandung: Universitas Padjajaran.

Rahmah. (2010). Pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi membeli buku referensi kuliah Illegal pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Fakultas Psikologi. Skripsi. Jakarta : UINSH.

Rini, (2013). Pengaruh perdagangan pakaian bekas terhadap perekonomian pedangan pakaian bekas di pasar baru Tanjung Balai 1990-2012. Fakultas Ilmu Sosial. Skripsi. Medan: UNIMED.

Saragih, R (2014). Hubungan sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control dengan intensi melanjutkan program magister psikologi profesi di fakultas psikologi USU. Fakultas Psikologi. Skripsi. Sumatera Utara: USU.

(46)

87 Schiffman, L.G. & Kanuk, Lesley L. (2007). Consumer behavior, New Jersey:

Perason Prestice Hall.

Sudarsono. (1993). Kamus filsafat dan psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujarweni, V.W. (2014). SPSS untuk penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, Suryabrata, S. (2011). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Uswatun, K (2014). Kamus Bahasa Indonesia lengkap. Jakarta: Wahyumedia Virano, A. A., Wiranto., & Andadari, R. K. (2008). Penerapan bentler and

speckartmodel dalam keputusan pembelian pakaian bekas. Jurnal Fakultas Ekononomi 1-12

Yustitia. (2013). Belanja pakaian murah di monza [online]. Tersedia pada: http://medan.panduanwisata.id/oleh-oleh/belanja-pakaian-murah-di-monza/. Tanggal akses 24 April 2015.

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk melihat sejauh mana variasi-variasi dalam suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi dari faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2010).

Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode dan alat pengumpulan data, validitas, reliabilitas, dan uji daya beda aitem, dan metode analisis data.

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN

Berikut adalah identifikasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Variabel dependen : Intensi membeli pakaian bekas

2. Variabel independen : a. Sikap

b. Norma subjektif

c. Perceived behavioral control

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

(48)

34

yang terdiri dari empat aspek yaitu target, action, context dan time. Hasil dari skala tersebut akan menunjukkan kesimpulan apakah subjek memiliki intensi yang tinggi atau rendah untuk membeli pakaian bekas. Dengan demikian, semakin tinggi skor skala yang diperoleh, maka semakin tinggi pula intensi subjek untuk membeli pakaian bekas. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh, maka intensi subjek untuk membeli pakaian bekas semakin rendah.

2. Sikap adalah kepercayaan atau keyakinan konsumen terhadap perilaku membeli pakaian bekas yang menetukan penilaian atau mengevaluasi perilaku tersebu. Sikap dapat diukur dengan menggunakan skala sikap yang terdiri dari dua indikator sikap yaitu behavioral beliefs dan outcome evaluation. Dari hasil skala sikap tersebut, dapat dilihat tingkat sikap yang dimiliki subjek melalui hasil kali skor total kedua aspek di atas. Jika semakin tinggi skor skala yang diperoleh oleh subjek, maka semakin positif sikap yang dimiliki subjek terhadap perilaku membeli pakaian bekas. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh oleh subjek, maka semakin negatif sikap subjek terhadap perilaku membeli pakaian bekas.

3. Norma subjektif adalah pandangan konsumen mengenai tentang tekanan sosial yang berasal dari significant others dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tersebut. Norma subjektif dapat diukur dengan menggunakan skala norma subjektif yang terdiri dari dua indikator yaitu normative belief dan motivation to comply. Dari hasil skala norma subjektif tersebut, dapat dilihat tingkat norma

(49)

subjektif yang dimiliki subjek melalui hasil kali skor kedua aspek diatas. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh oleh subjek menunjukkan bahwa norma subjektif mendukung subjek untuk melakukan perilaku membeli pakaian bekas. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh oleh subjek menunjukkan bahwa norma subjektif kurang atau tidak mendukung subjek untuk melakukan perilaku membeli pakaian bekas.

4. Perceived behavioral control adalah persepsi konsumen terhadap faktor yang mendukung atau tidak mendukung untuk memunculkan suatu perilaku.

Perceived behavioral control dapat diukur dengan menggunakan skala

perceived behavioral control yang terdiri dari dua indikator yaitu control beliefs dan power of control beliefs. Dari hasil skala perceived behavioral control tersebut, dapat dilihat tingkat perceived behavioral control yang dimiliki subjek melalui hasil kali skor kedua aspek diatas. Jika semakin tinggi skor skala yang diperoleh, maka semakin kuat perceived behavioral control

yang dimiliki subjek untuk menampilkan perilaku membeli pakaian bekas. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah skor skala yang diperoleh, maka semakin lemah perceived behavioral control yang dimiliki subjek untuk menampilkan perilaku membeli pakaian bekas.

(50)

36

C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi Penelitian

Menurut Azwar (2010), populasi merupakan kelompok subjek yang akan dikenai penelitian. Populasi dalam penelitian meliputi kelompok subjek yang harus memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang sama sehingga dapat dibedakan dengan kelompok subjek yang lain. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyaraat kota Medan.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2010). Sampel adalah bagian dari populasi, yang terdiri dari beberapa anggota populasi. Penggunaan sampel dalam penelitian didasari atas pertimbangan efisiensi sumber daya berupa waktu, tenaga, dan dana. Oleh karena itu, subjek penelitian hanya diambil dari sampel dalam populasi bukan populasi secara keseluruhan (Azwar, 2010). Sampel tentunya harus merepresentasi populasi atau memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh populasinya.

Agar mendapatkan sampel yang benar-benar merepresentasikan populasinya maka dibutuhkan teknik khusus yang disebut teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling. Non-probability sampling merupakan suatu cara pengambilan sampel yang tidak diketahui berapa besarnya peluang yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Alasan peneliti menggunakan teknik

(51)

probability sampling dikarenakan tidak diketahui berapa banyak populasi konsumen pakaian bekas. Metode sampling yang akan digunakan adalah Sampling Incidental. Metode ini merupakan salah satu teknik non-probability sampling

dimana peneliti mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan tujuan penelitian (Azwar, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Laki-laki dan perempuan

2. Konsumen yang belum pernah membeli pakaian bekas 3. Memiliki informasi mengenai pakaian bekas

Sampel mengetahui informasi tentang pakaian bekas berupa pakaian bekas yang berasal dari luar negeri. Ketika hendak memberikan skala kepada sampel, peneliti akan menanyakan beberapa pertanyaan kepada sampel sejauh mana sampel mengetahui informasi atau pengetahuan sampel tentang pakaian bekas yang dijual di kota Medan.

Berdasarkan dari kriteria diatas jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 297 orang yang memenuhi kriteria. Secara tradisional, statistik menganggap jumlah sampel lebih dari 60 orang sudah cukup banyak (Azwar, 2010). Namun, semakin besar sampel yang diambil akan semakin tinggi taraf

(52)

38

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian ini mengungkap data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Data yang berupa konstrak atau konsep psikologis hanya bisa didapatkan secara tidak langsung melalui indikator-indikator perilaku yang dihimpun dalam skala psikologi (Azwar, 2007). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala psikologi berbentuk likert.

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala intensi, skala sikap, skala norma subjektif, dan skala perceived behavioral control yang akan disusun berdasarkan aspek-aspek. Skala yang digunakan dalam bentuk penyataan yang favorable dan unfavorable.

1. Skala Intensi

Skala ini bertujuan untuk melihat intensi subjek sebagai kesimpulan apakah subjek akan menampilkan perilaku ataupun tidak. Disusun atas 4 aspek yang mempengaruhi intensi yakni action, context, time, dan target. Skala ini akan terdiri dari aitem dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dan terdiri dari aitem favorable. Bobot penilaian dalam skala ini yaitu 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), 4 untuk jawaban Setuju (S), 3 untuk jawaban Ragu-Ragu (R) 2 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (S), 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS).

(53)

Tabel 1. Blue Print Skala Intensi Sebelum Uji Coba

Aspek-aspek Komponen No. Aitem Jumlah Aitem Bobot

Intensi

Target 1,2 2 25%

Context 3,4 2 25%

Action 5,6 2 25%

Time 7,8 2 25%

Total 8 100%

Pengklasifikasian skala intensi konsumen dilakukan dengan mencari mean

dan standar deviasi. Klasifikasi intensi konsumen terhadap pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu kuat, sedang, dan lemah berdasarkan rumus berikut.

Tabel 2. Kategorisasi Skala Intensi

Kategori Rentang Nilai

Tinggi X > (M + 1SD)

Sedang (M - 1SD) ≤ X ≤ (M + 1SD)

Rendah X < (M – 1SD)

2. Skala Sikap

(54)

40

pernyataan dengan 5 pilihan jawabanya itu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable atau unfavorable. Nilai setiap pilihan bergerak dari skor 1 sampai 5 . Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), 4 untuk jawaban Setuju (S), 3 untuk jawaban Netral (N), 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan bobot penilaian untuk pernyataan unfavorable yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), 4 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), 3 untuk jawaban Netral (N), 2 untuk jawaban Setuju (S), dan 1 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)

Tabel 3. Blue Print Skala Sikap Sebelum Uji Coba

Aspek-Aspek Komponen Favorable Unfavorable Bobot

Sikap

Outcome Evaluation 2,3,4,9 1,5,6,7,8 50%

BehavioralBeliefs 2,3,4,9 1,5,6,7,8 50%

Total 8 10 100%

Pengklasifikasian skala sikap konsumen dilakukan dengan mencari mean

dan standar deviasi. Klasifikasi sikap konsumen terhadap pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu positif, netral, dan negatif berdasarkan rumus berikut.

(55)

Tabel 4. Kategorisasi Skala Sikap

Kategori Rentang Nilai

Positif X > (M + 1SD)

Netral (M - 1SD) ≤ X ≤ (M + 1SD)

Negatif X < (M – 1SD)

3. Skala Norma Subjektif

Skala ini disusun berdasarkan proses elisitasi mengenai gambaran dukungan sosial terhadap membeli pakaian bekas. Dari hasil elisitasi dibentuklah skala norma subjektif yang terdiri dari 2 aspek menurut Ajzen (2005) yaitu

normative believe dan motivation to comply. Skala norma subjektif ini

(56)

42

Tabel 5. Blue Print Skala Norma Subjektif Sebelum Uji Coba

Aspek-Aspek Komponen Favorable Bobot

Norma Subjektif

Normative Believe 1,2,3,4 50%

Metivation to Camply 1,2,3,4 50%

Total 8 100%

Pengklasifikasian skala norma subjektif terhadap pakaian bekas dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi norma subjektif terhadap pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu kuat, sedang, dan lemah berdasarkan rumus berikut.

Tabel 6. Kategorisasi Skala Norma Subjektif

Kategori Rentang Nilai

Mendukung X > (M + 1SD)

Netral (M - 1SD) ≤ X ≤ (M + 1SD)

Menolak X < (M – 1SD)

4. Skala Perceived Behavioral Control

Skala ini disusun berdasarkan proses elisitasi mengenai faktor yang mendorong atau menghalangi subjek untuk membeli pakaian bekas. Terdiri dari 2 aspek yang mempengaruhi norma subjektif berdasarkan teori Ajzen (2005) yaitu

control belief dan power of control factors. Skala perceived behavioral control

ini menggunakan skala model likert. Untuk aspek control belief terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Sementara untuk aitem power of control beliefs terdiri dari pernyataan dengan 5 pilihan

(57)

jawaban yang bermacam-macam sesuai dengan indikator yang hendak diukur (Francis dkk, 2004). Skala disajikan dalam bentuk pertanyaan favorable,

dimana nilai setiap pilihan bergerak dari skor 1 sam pai 5 . Bobot penilaian untuk pernyataan favorable yaitu: 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), 4 untuk jawaban Setuju (S), 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R), 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS), dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS).

Tabel 7. Blue Print Skala Perceived Behavioral Control Sebelum Uji Coba

Aspek-Aspek Komponen Favorable Bobot

Perceived Behavioral Control

Control Believe 1,2,3,4,5,6 50%

Power of Control 1,2,3,4,5,6 50%

Total 12 100%

Pengklasifikasian skala perceived behavioral control pada pakaian bekas dilakukan dengan mencari mean dan standar deviasi. Klasifikasi perceived behavioral control pada pakaian bekas dibuat menjadi tiga kategori norma, yaitu mudah, sukar, dan sulit berdasarkan rumus berikut.

Tabel 8. Kategorisasi Norma Skala Perceived Behavioral Control

Kategori Rentang Nilai

Mudah Dilakukan X > (M + 1SD)

Cukup Mudah Dilakukan (M - 1SD) ≤ X ≤ (M + 1SD)

(58)

44

E. UJI VALIDITAS, UJI DAYA BEDA AITEM, DAN UJI

RELIABILITAS 1. Uji Validitas

Validitas alat ukur merupakan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang hendak diukur atau diteliti dalam penelitian (Suryabrata, 2011). Dalam kata lain, validitas merupakan ukuran seberapa cermat suatu tes menjalankan fungsi ukurnya. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi mengukur sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Pengujian validitas ini dilakukan dengan cara analisis rasional atau professional judgement dengan dosen pembimbing.

2. Uji Daya Beda Aitem

Uji daya beda aitem digunakan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu yang memiliki atribut dengan yang tidak memiliki atribut yang hendak diukur (Azwar, 2004). Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment (Azwar, 2004).

Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi item maka

(59)

koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1,00 yang artinya fungsi item cocok dengan fungsi alat ukur dan memiliki daya beda yang baik (Azwar, 2000). Batasan nilai indeks daya beda item dalam penelitian ini adalah 0,3, sehingga setiap item yang memiliki harga kritik ≥ 0,3 saja yang akan digunakan dalam

pengambilan data yang sebenarnya. Perhitungan koefisien korelasi item ini menggunakan komputasi SPSS versi 19.0 for windows.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu kepada ukuran suatu kestabilan atau kekonsistenan responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dalam kuesioner. Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal dimana prosedurnya hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Pendekatan ini dipandang ekonomis, praktis, dan memiliki efisiensi yang tinggi. Pada penelitian ini estimasi reliabilitas dilihat dengan menggunakan koefisien alpha cronbach (Azwar, 2011). Suatu alat ukur akan dinyatakan relibilitas jika kefisien α >0.5. pada penelitian ini akan diperoses dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 19.0 for windows.

F. Hasil Uji Coba Alat Ukur

(60)

46

dilakukan pada 54 orang sampel penelitian yang dianggap memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek yang diinginkan.

1. Hasil Uji Coba Skala intensi

Skala intensi sebelum diujicobakan berjumlah 8 aitem. Setelah melakukan uji coba semua aitem telah valid sehingga tidak ada aitem yang gugur. Tetapi, pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan aitem yang memilki daya beda aitem yang tinggi, sehingga daya beda aitem yang rendah akan dibuang pada setiang aspek. Sehingga aitem yang dipakaian pada penelian ini sejumlah 4 aitem. Hasil uji coba terhadap skala intensi menunjukkan koefisien α =0.882 dengan

daya deskriminasi aitem yang bergerak dari 0.437 sampai 0.812.

2. Hasil Uji Coba Skala Sikap

Skala Sikap sebelum melakukan uji coba berjumlah 18 aitem. Setelah dilakukan uji coba pada skala sikap terdapat 1 aitem yang gugur pada aspek

behavior belief dan 4 aitem yang gugur pada aspek outcome evaluation karena memiliki daya diskriminasi <0.3. Jadi, aitem tersebut tidak dapat digunakan, sehingga pasangan dari outcome evaluation dan behavior belief tidak dapat digunakan dan harus gugur juga. Sehingga aitem yang terpakai pada penelitian ini berjumlah 8 aitem. Skala sikap memiliki koefisien α =0.748 dengan daya diskriminasi aitem yang berderak aitem yang bergerak mulai dari 0.326 sampai 0.64.

(61)

3. Hasil Uji Coba Skala Norma Subjektif

Skala norma subjektif sebelum diujicoba sejumlah 8 aitem. Setelah dilakukan uji coba dimana semua aitem dalam skala ini valid dan tidak ada aitem yang gugur sehingga keseluruhannya akan digunakan dalam penelitian. Sehingga pada penelitian ini menggunakan 8 aitem yang telah diujicobakan. Skala ini memiliki koefisien α =0.859 dengan daya diskriminasii aitem yang bergerak mulai 0.429 samapi 0.762.

4. Hasil Uji Coba Skala Perceived Behavioral Control

Pada skala perceived behavioral control sebelum dilakukan uji coba sejumlah 12 aitem. Pada skala ini ada 1 aitem yang gugur pada aspek power of control belief karena memiliki daya aitem <0.3. Oleh karena itu, pasangan pada aitem

control belief juga gugur. Sehingga pada penelitian ini menggunakan 10 aitem setelah dilakukan uji coba. Skala ini memiliki koefisien α =0.863 dengan daya diskriminasi bergerak mulai 0.364 sampai 0.753.

G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tahap pembuatan alat ukur, tahap uji coba alat ukur, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pengolahan data.

1. Pembuatan Alat Ukur

(62)

48

penting (salient beliefs) dalam diri seseorang mengenai perilaku membeli pakaian bekas. elisitasi bertujuan untuk mencari tahu mengenai behavioral belief,

normative belief, dan control belief . Elisitasi salient belief responden dilakukan pada 18 – 21 September 2015 dengan cara menanyakan pendapat kepada responden mengenai perilaku membeli pakaian bekas. Peneliti membuat 8 pertanyaan untuk melihat elisitasi slient belief yang dilakukan kepada 10 orang.

Dari hasil elisitasi tersebut, peneliti memulai penyusunan skala membuat

blueprint skala dan kemudian mengoperasionalkannya ke dalam bentuk aitem pernyataan. Untuk skala intensi terdiri dari 8 aitem, skala sikap terdiri dari 18 aitem, skala norma subjektif terdiri dari 8 aitem, dan skala perceived behavioral control yang terdiri dari 12 aitem. Skala intensi, sikap, norma subjektif, dan

perceived behavioral control tersebut dibuat dalam kertas HVS ukuran A4 dan setiap pernyataan pada skala memiliki 5 pilihan jawaban mulai dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Setelah keempat skala selesai disusun, maka aitem-aitem tersebut ditelaah dengan analisis rasional dari professional judgement.

2. Tahap Uji Coba Alat Ukur

Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba skala yang telah disusun untuk mengetahui kualitas skala. Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 9 - 16 Oktober 2015 pada 54 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan kriteria sampel. Setelah melakukan uji coba alat ukur, peneliti menguji daya beda aitem, validitas, dan reliabilitas keempat skala dengan menggunakan bantuan aplikasi komputer SPSS version 19.0 for Windows. Setelah hasil uji coba alat

(63)

ukur keluar, peneliti memilih aitem-aitem yang memenuhi validitas dan reliabilitas untuk dimasukkan ke dalam skala.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur dan menyusun kembali aitem-aitem yang sesuai pada saat uji coba, peneliti mengambil data penelitian pada penduduk Kota Medan yang belum pernah membeli pakaian bekas. Proses pelaksaan penelitian dilakukan pada tanggal 2 – 10 november 2015 Peneliti akan melakukan penyebaran skala di kantor-kantor, perguruan tinggi, serta tempat yang banyak dikunjungi masyarakat, dan dilakukan secara online. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik sampling incidental. Untuk memastikan subjek penelitian memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, maka peneliti menanyakan apakah subjek sesuai dengan karakteristik sampel yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Tahap Pengelohan Data

(64)

50

H. METODE ANALISIS DATA

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional. Pengolahan data penelitian yang telah diperoleh, dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat diinterpretasikan. (Azwar, 2010). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa regresi linear berganda. Analisa regresi linear berganda berfungsi untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel bebas terhadap variabel tergantung. Sehingga dalam penelitian ini, analisa regresi linear berganda diharapkan dapat menunjukkan seberapa besar pengaruh sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi membeli pakaian bekas. Sebelum data dianalisa, dilakukan uji asumsi untuk mengetahui apakah hasil analisi regresi linier berganda yang digunkan dalam penelitian ini terbatas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data telah secara normal agar dapat digeneralisasikan pada populasi. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal (Gudono, 2011). Untuk melihat apakah data telah terdistribusi secara normal, penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan skewness dan kurtosis.

Skewness mengukur kemencengan dari data sementara kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data berdistribusi normal jika memiliki nilai Skewness dan

(65)

Kurtosis yang mendekati nol atau diantara -2 sampai 2 (Sujarweni, 2014). Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS version 19.0 for windows.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian antara dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Data penelitian dalam model regresi harus linier (Gudono, 2011). Untuk melihat suatu data linier dapat dilakukan dengan mengamati p pada tabel linearitas, dimana jika p ≤ 0.05 untuk linearity dan jika p > 0.05 untuk deviation for linearity

maka dikatakan kedua variabel memiliki hubungan yang linear.

3. Uji Multikolinear

(66)

52

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan linier antara error serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi autokorelasi (Gudono, 2011). Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (uji DW) dengan kriteria jika nilai DW -2 sampai +2 menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi.

5. Uji Heteroskedastitas

Heteroskedastitas merupakan keadaan dimana adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi heteroskedastitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastitas atau dengan kata lain harus homoskedastitas. Penelitian ini menggunakan uji heteroskedastisitas dengan cara Uji Glejser. Pada Uji Glejser ini mengusulkanuntuk meregres nilai absolud residual (UbsUt) sebagai variabel dependen (Gujarati, Sujarweni, 2014). Jika variabel indenpenden secara signifikan mempengaruhi UbsUt maka ada indikasi heterokedastisitas nilai signifikan disini <0.05. Sebaliknya jika variabel independen tidak mempengaruhi UbsUt maka tidak ada indikasi heteroskedastisitas disini nilai signifikan >0.05.

(67)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Pembahasan ini meliputi analisis deskritif, hasil uji asumsi, dan pengujian hipotesis penelitian.

A. ANALISIS DESKRITIF

(68)

54

Table 9. Deskripsi Hasil Penelitian Descriptive Statistic

Selanjutnya akan diuraikan gambaran hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia, tempat tinggal, penghasilan (uang saku), dan pekerjaan.

1. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Partisipan penelitian terdiri dari 97 orang laki-laki, dan 200 orang perempuan yang dapat dilihat pada tabel 10:

Tabel 10. Persentasi Subjek Bedasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (N) Persentasi

Laki-Laki 97 32,6%

Perempuan 200 67,4%

Total 297 100%

2. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Kategori jenjang usia subjek dalam penelitian ini didasari oleh tahap perkembangan individu yang dikemukakan oleh Havighurst (Papalia, Olds, & Feldman, 2008) yang meliputi masa kanak-kanak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dewasa madya, dan lansia. Dalam penelitian ini dikelompokkan ke

(69)

dalam 4 kelompok yaitu, remaja akhir (16 tahun - 20 tahun), dewasa awal (21 tahun - 40 tahun), dewasa madya (41 tahun – 60 tahun). Adapun kategori berdasarkan jenjang usia dapat dilihat dalam tabel 11.

Table 11. Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenjang Usia

Tahap Perkembangan Jenjang Usia Jumlah Persentase

Remaja Akhir

16 – 19 tahun 110 37,2%

Dewasa Awal 20 40 tahun 179 60,2%

Dewasa Madya

41 – 60 tahun 6 2%

Lansia

61 keatas 2 0,6%

Total 297 100%

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa jumlah responden lebih banyak berasal dari kelompok usia dewasa awal sebesar 60,2%; responden kedua yang paling banyak pada penelitian ini adalah remaja akhir sebesar 37,2%; kemudian dewasa madya sebesar 2%; dan responden paling sedikit pada penelitian ini adalah lansia sebesar 0,6%.

3. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Tempat Tinggal

(70)

56

Tabel 12. Karakeristik subjek berdasarkan tempat tinggal

Tempat tinggal Jumlah Persentase

Tinggal besama keluarga 191 64,3%

Kos atau rumah sewa 95 32%

Lain-lain 11 3,7%

Total 297 100%

4. Gambaran Subjek Berdasarkan Perkerjaan

Gambaran subjek berdasarkan pekerjaann dapat dilihat dalam tabel 13:

Tabel 13. Karakteristik subjek berdasarkan pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentasi

1 Mahasiswa

4 Freelance (pekerja lepas)

(71)

16 Pensiunan BUMN 1 0,34%

17 POLISI 1 0,34%

18 Taruna TNI AD 1 0,34%

Total 297 100%

5. Gambaran Subjek Berdasarkan Penghasilan atau Uang Saku

Berdasarkan penghasilan atau uang saku subjek penelitian diperoleh gambaran pada tabel 14.

Tabel 14. Karakteristik Subjek Berdasarkan Penghasilan Atau Uang Saku

Penghasilan / uang saku Jumlah Persentasi

< Rp. 1.000.000

(72)

58

B. HASIL UJI ASUMSI

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier ganda. Sebelum melakukan analisis maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi penelitian yang bertujuan untuk melihat bagaimana distribusi data penelitian. Uji asumsi meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinear, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunkan kurtosis dan skewness. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas

N

Skewness Kurtosis

Statistic Std. Error Statistic Std. Error

Sikap 297 .114 .141 -.238 .282

Norma Subjektif 297 .712 .141 .849 .282

PBC 297 .382 .141 -.119 .282

Intensi 297 -.421 .141 -.195 .282

Valid N (listwise) 297

Dari tabel 15, dapat dilihat bahwa variabel sikap memiliki rasio skewness

= 0.114 dan kurtosis = -0.238, variabel norma subjektif rasio skewness = 0.712 dan kurtosis = 0.849, variabel perceived behavioral control rasio skewness = 0.382 dan kurtosis = -0.119, dari variabel intensi rasio skewness = -0.421 dan

kurtosis = -0.195. Dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal yang dapat dilihat dari rasio skewness dan kurtosis yang masih berada dalam rentang -2 sampai 2. Hal ini juga dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

(73)

Gambar 2

2. Hasil Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu variabel sikap, variabel norma subjektif, dan variabel

perceived behavioral control memiliki hubungan dengan variabel tergantung, yaitu variabel intensi. Uji linearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Hasil Uji Linearitas Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived

Behavior Control

Signifikasnsi

Linearity DeviationfromLinearity

Sikap .000 .840

Norma Subjektif .000 .000

(74)

60

Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control memiliki nilai linearitas p=0.00; hal ini menunjukkan adanya hubungan yang linier antara variabel, karena nilai p pada linearity < 0.005 dan nilai p pada deviation from linearity >0.005. Hal ini sejalan dengan penyataan Hadi (2000) yang menyatakan bahwa jika nilai p<0.05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung dinyatakan linier. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap membeli pakaian bekas.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat apakah ada saling keterhubungan antara sesama variabel prediktor dalam model regresi. Multikolinieritas dapat diuji dengan melihat nilai tolerance dan nilai VIF (Viriende Inflation Factor) pada aplikasi spss. Multikolinearitas terjadi jika memiliki nilai tolerance <0.1 dan VIF > 10, dan tidak terjadinya multikolinearitas jika mempunyai nilai tolerance > 0.1 dan VIF < 10. Hasil multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Hasil Uji Multikolinearitas

(75)

Dari data 17, dapat dilihat bahwa nilai tolerance dan VIF dari variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control menunjukkan nilai

torelence > 0.1 dan VIF <10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas atau tidak ada korelasi antara variabel independen.

4. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autikorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada penyimpangan asumsi autokorelasi. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (Uji DW). Kaidah yang digunakan yaitu jika nilai DW -2 sampai +2 menunjukkan tidak terjadi autokorelasi. Hasil uji autorelasi dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18. Uji Autokorelasi

Dari tabel 18, dapat dilihat bahwa nilai DW = 1.720 ; nilai tersebut berada antara -2 samapai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa data ini bebas dari autokorelasi, dengan kata lain pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam model regresi. Pada penelitian uji yang digunakan adalah Uji Glejser. Hasil

(76)

62

dari Uji Glejser menunjukkan nilai signifikasi sebesar 1.000 atau > 0.05, dapat dilihat dari tabel 19.

Tabel 19. Hasil Uji Glejser

Model T Sig.

Sikap .000 1.000

Norma Subjektif .000 1.000

PBC .000 1.000

Pada tabel 19, dapat dilihat bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control memiliki nilai sigifikan sebesar 1.000 atau > 0.05. Hal ini sejalan dengan penyataan Gujarati (Surjarweni ,2014) yang menyatakan bahwa pada uji Glejser ini mengusulkan untuk meregresikan nilai absolud residual (UbsUt) sebagai variabel dependen, jika variabel independen secara signifikan mempengaruhi UbsUt maka ada indikasi heteroskedastisitas, sebaliknya jika variabel independen tidak mempengaruhi UbsUt maka tidak ada indikasi heteroskedastisitas. Jika nilai signifikasi di atas 0.05 maka tidak ada indikasi heterokedastisitas, dan sebaliknya apabila nilai signifikasi di bawah 0.05 maka terjadi indikasi heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada penelitian ini. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah memenuhi uji asumsi.

C. HASIL UTAMA PENELITIAN

Berikut ini gambar tentang hasil pengolahan data mengenai peran sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control terhadap intensi membeli

(77)

pakaian bekas yang diperoleh dengan teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS versi 19.0 for windows. Hasil pengelolahan data dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20.Hasil Perhitungan Analisis Regresi

ANOVAb

Pada tabel 20, dapat dilihat bahwa nilai F dalam penelitian ini adalah F = 172.201 dan nilai p = 0.000 dengan nilai p < 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control berpengaruh terhadap intensi membeli pakaian bekas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis utama dalam penelitian ini dapat diterima yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control secara bersama-sama mempengaruhi intensi individu dalam membeli pakaian bekas. Untuk hasil korelasi akan digambarkan padatabel 21.

Tabel 21. Hasil Analisis Korelasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

(78)

64

Tabel 21 menunjukkan bahwa variabel sikap, norma subjektif, dan

perceived behavioral control berkorelasi kuat sebesar 0.799 terhadap intensi membeli pakaian bekas. Hasil dari analisis regresi pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi 0.634 atau 63.4%. Hal ini berarti variabel sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control memberi sumbangan efektif sebesar 63.4% terhadap intensi membeli pakaian bekas. Sedangkan sisanya 36.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Selanjutnya, koefisien regresi akan digambarkan pada tabel 22.

Tabel 22. Hasil Koefisien Regresi

Model Koefisien Signifikansi

Sikap .019 .143

Norma Subjektif .044 .000

PBC .104 .000

Persamaan garis regresi pada penelitian inia dalah:

Keterangan:

- Y’ = Intensi Membeli Pakaian Bekas

(79)

-Berdasarkan rumus diatas, maka pesamaan garis regresi dalam penelitian ini adalah:

Persamaan garis regresi ini menunjukkan bahwa, jika tidak ada sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control maka nilai membeli pakaian bekas menguat sebesar 5.228. koefisien regresi 0.019 pada sikap menggambarkan setiap penambahan satu satuan sikap akan meningkatkan intensi sebesar 0.019; koefisiensi 0.044 pada norma subjektif menggambarkan setiap penambahan satu satuan norma subjektif akan meningkatkan intensi sebesar 0.044. Koefisien regresi 0.104 pada perceived behavioral control menggambarkan setiap penambahan satu satuan perceived behavioral control akan meningkatkan intensi sebsar 0.104. Pengaruh masing-masing variabel independen akan digambarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 23. Koefisien variabel

Model Nilai R Nilai R2 Signifikasnsi

Sikap .086 .007 .143

Norma subjektif .233 .054 .000

PBC .529 .279 .000

Variabel sikap memiliki r sebesar 0.086, namun memiliki nilai signifikansi sebesar 0.143. Sehingga r2=0.007 yang tidak signifikan. Pada variabel norma subjektif memiliki r sebesar 0.233, sehingga r2=0.054 yang menunjukkan bahwa norma subjektif memiliki pengaruh terhadap intensi sebesar 5,4%. Kemudian pada

(80)

66

variabel perceived behavioral control memiliki r sebesar 0.529 sehingga memiliki r2=0.279 yang menujukkan bahwa perceived behavioral control memiliki pengaruh terhadap intensi sebesar 27,9%.

Setelah dilakukan uji relibilitas terhadap sikap, norma subjektif, dan

perceivedbehavioralcontrol terhadap 30 aitem skala yang memenuhi persyaratan untuk kemudian dianalisis menjadi data penelitian dengan rentang 1-5. Berdasarkan data penelitian maka hasil perhitungan mean empiric dan mean

hipotetik sikap, norma subjektir, perceived behavioral control disajikan dalam tabel 24.

Tabel 24. Data Hipotetik dan Data Empirik

Variabel N

Data hipotetik Data Empirik

Skor sebesar 16. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik pada variabel sikap, maka diperoleh mean empirik lebih kecil dari mean hipotetik

(81)

dengan selisih 9.74. Hasil ini menunjukkan bahwa sikap yang dimiliki oleh responden penelitian untuk membeli pakaian bekas.

Variabel norma subjektif, mean empirik sebesar 29.33 dengan SD sebesar 16.509. Perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan

mean empirik lebih kecil daipada mean hipotetik dengan selisih 22.67. Sehingga dapat dikatakan bahwa orang-orang terdekat atau orang-orang disekitar responden penelitian kurang mendukung subjek untuk membeli pakaian bekas dibandingkan dengan orang-orang di sekitar populasi pada umumnya.

Variabel perceived behavioral control, memiliki mean empirik sebesar 44.05 dengan SD 21.509. Pembandingan antara mean empirik dengan mean

hipotetik dengan selisih 20.95. Hal ini menghasilkan bahwa kontrol kendali yang dimiliki subjek dalam membeli pakaian bekas lebih rendah dibandingkan kontrol kendali populasi pada umumnya.

Sementara pada variabel intensi, memiliki mean empirik sebesar 11.91 dengan SD 3.748 ini menunjukkan bahwa mean hipotetik memiliki nilai lebih besar daripada mean empirik dengan selisih 0.09. Sehingga dapat dikatakan bahwa intensi yang dimiliki subjek untuk membeli pakaian bekas lebih kuat dibandingkan intensi populasi pada umumnya.

(82)

68

(Azwar, 2003). Skor akan digolongkan dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah dengan rumus sebagai berikut:

Kategorisasi masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut.

a. Kategorisasi Skor Sikap

Kategorisasi skor sikap dilihat dapat pada tabel 25.

Tabel 25. Kategorisasi Skor Sikap

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 X ≥ 68 Positif 15 5.3%

2 36 ≤ X < 68 Netral 188 63.2%

3 X < 36 Negatif 94 31.5%

Total 297 100%

Pada skala sikap, mean empirik ( = 42.26) berada pada kisaran skor sedang yang berarti hasil analisis menunjukkan bahwa kategori skor responden lebih mengarah pada kategori netral. Hal ini terlihat dari tabel di atas yang menunjukkan bahwa terdapat terdapat 15 responden (5.3%) yang memiliki sikap positif untuk membeli pakaian bekas, ada 188 responden (63.2%) yang memiliki sikap netral untuk membeli pakaian bekas, dan ada 94 responden (31.5%) yang memiliki sikap negatif untuk membeli pakaian bekas.

X M + 1. SD = Tinggi

M – 1. SD X < M + 1. SD = Sedang X < M – 1. SD = Rendah

(83)

b. Kategorisasi Skor Norma Subjektif

Kategori Skor Norma Subjektif dapat dilihat pada tabel 26.

Tabel 26. Kategorisasi Skor Norma Subjektif

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 X ≥ 68 Mendukung 7 2.3%

2 36 ≤ X < 68 Netral 106 35.7%

3 X < 36 Menolak 184 62%

Total 297 100%

(84)

70

c. Kategorisasi Skor Perceived Behavioral Control (PBC)

Kategori skor perceived behavioral control (PBC) dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Kategorisasi Skor Perceived Behavioral Control (PBC)

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 X ≥ 85 Mudah Dilakukan 9 3%

2 45 ≤ X < 85 Cukup Mudah Dilakukan 148 50%

3 X < 45 Sulit Dilakukan 140 47%

Total 297 100%

Pada skala perceived behavioral control ini, mean empirik = 44.05) berada pada skor sedang yang berarti hasil analisis menunjukkan bahwa kategori kekuatan kontrol perilaku dimiliki responden tergolong cukup mudah dilakukan untuk membeli pakaian bekas. Hal ini terlihat dari tabel di atas bahwa terdapat 9 responden (3%) yang menyatakan bahwa perceived behavioral control yang dimiliki subjek untuk membeli pakaian bekas dalam kategori mudah dilakukan, ada 148 responden (50%) yang menyatakan bahwa perceived behavioral control

yang dimiliki responden tergolong dalam kategori cukup mudah dilakukan untuk membeli pakaian bekas, dan ada 140 responden (47%) yang menyatakan bahwa

perceived behavioral control yang dimiliki subjek untuk membeli pakaian bekas tergolong dalam kategori sulit dilakukan.

(85)

d. Kategorisasi Skor Intensi

Kategori skor intensi dapat dilihat pada tabel 28.

Tabel 28. Kategorisasi Skor Intensi

No Skor Kategori Frekuensi Persentase

1 X ≥ 15 Tinggi 43 14.4%

2 9 ≤ X < 15 Sedang 199 67%

3 X < 9 Rendah 55 18.6%

Total 297 100%

Pada skala intensi, mean empirik = 11.91) berada pada skor sedang yang menunjukkan bahwa kategori skor subjek lebih mengarah pada kategori sedang. Hal ini terlihat dari tabel di atas yang menunjukkan bahwa 43 responden (14.4%) memiliki intensi yang tinggi untuk membeli pakaian bekas, ada 199 responden (67%) memiliki intensi sedang untuk membeli pakaian bekas, dan 55 responden (18.6%) memiliki intensi rendah dalam membeli pakaian bekas.

D. PEMBAHASAN

1. Peran Sikap, Norma Subjektif, dan Perceived Behavioral Control terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

Berdasarkan hasil uji regresi pada penelitian diperoleh nilai F sebesar 172.201 dan nilai p sebesar 0.000 dimana nilai p<0.05; r sebesar 0.799 dan

adjusted R-Square sebesar 0.634. Ini berarti bahwa sikap, norma subjektif, dan

(86)

72

36.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control berperan dalam pembentukan intensi membembeli pakaian bekas karena ketiga faktor ini bersama-sama memberikan sumbangan dalam mempengaruhi intensi membeli pakaian bekas. Ajzen (1991) menyatakan bahwa terdapat variabel lain yang mempengaruhi intensi di luar sikap, norma subjektif, dan perceived behavior control, yaitu variabel personal dan variabel lingkungan (situasional). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat 37,4% intensi dipengaruhi oleh faktor personal atau situasional. Hal ini berarti bahwa sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control bersama-sama berperan sebagai indicator pembentukan intensi membeli pakaian bekas.

Theory of Planned Behavior mengungkapkan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh intensinya. Intensi adalah faktor yang memotivasi seseorang untuk memunculkan perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa besar usaha seseorang untuk menampilkan perilaku. Intensi tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor personal yang berupa sikap terhadap suatu perilaku, faktor sosial yang berupa tekanan sosial untuk memunculkan atau tidak memunculkan perilaku, dan faktor kendali yang dapat memfasilitasi atau menghalangi munculnya perilaku (Ajzen, 2005).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui intensi membeli pakaian bekas dapat dilihat dengan mengetahui bagaimana sikap individu terhadap pakaian bekas; peran orang terdekat yang ada disekitar calon konsumen apa mereka mendukung atau tidak mendukung individu tersebut untuk

(87)

membeli pakaian bekas; serta kekuatan kontrol pada konsumen terhadap faktor-faktor yang ada di sekitar calon konsumen yang dapat mendukung atau menghambat keinginan untuk membeli pakaian bekas.

2. Peran Sikap terhadap Intensi Membeli Pakaian Bekas

Pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa sikap tidak berperan secara signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas ditunjukkan oleh nilai p=0.143 (>0.05) sehingga hipotesis tambahan pertama yang menyatakan sikap berpengaruh secara signifikan terhadap intensi ditolak. Sikap tidak memiliki peran yang signifikan terhadap intensi membeli pakaian bekas karena masi banyak sikap yang negatif bagi para calon konsumen pada pakaian bekas, para calon konsumen masi beranggapan bahwa pakaian bekas yang dijual tidak terjamin kebersihannya.

Gambar

Tabel 2. Kategorisasi Skala Intensi
Tabel 3. Blue Print Skala Sikap Sebelum Uji Coba
Tabel 4. Kategorisasi Skala Sikap
Tabel 7. Blue Print Skala Perceived Behavioral Control  Sebelum Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di bawah ini yang merupakan binatang yang halal dimakan adalah...a. Bir, ciu, daan malaga adalah contoh

Penulis menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 dan Microsoft Accsess, suatu program berbasis Windows yang memiliki banyak kelebihan, seperti adanya objek-objek yang mudah dalam

[r]

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Melalui Penulisan ilmiah ini, penulis berusaha menjelaskan bagaimana operator-operator yang ada dalam C++ dapat digunakan pada tipe data matriks. Dengan melakukan operator

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Dengan menggabungkan tag-tag HTML dan skrip ASP maka data-data yang ada dalam database dapat diakses untuk kemudian disajikan dalam halaman web. Dalam merancang sebuah web

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda