KONSEP PERE
VI.1. Konsep Perencanaan P
Pada konsep perencanaan sistem lingk ruang.
VI.1.1. Persyaratan dan
Bangunan Rusuna dan di daerah dataran 26,6ºC. Kondisi geologis memiliki kondisi tektonik merusak.
Tata guna lahan pemukiman. Ketinggian Yogyakarta adalah 18 m pusat kota dan 80 % di d 10 % dari luas persil. Kondi umum misalnya berupa Yogyakarta banyak dik Yogyakarta.
Konteks Kultural
Dalam proyek Ru mempengaruhi rancanganny diperhatikan dalam mere
− Tempat bermain dan
− Kegaduhan
− Kebebasan penghuni
− Tempat menjemur pa
− Tempat parkir kenda
− Lift
BAB VI
RENCANAAN DAN PERANCA
aan Programatik
ep perencanaan programatik ini akan dibahas ngkungan, manusia, perencanaan tapak, tata bang
an Standar Perencanaan Sistem Lingkungan
unawa di Kota Yogyakarta terletak pada daerah an lereng aliran Gunung Merapi dengan suhu ra ogis di Kota Yogyakarta berupa tanah lempung ber tonik stabil namun sering terjadi gempa kecil dengan f
ahan banyak yang berupa penggunaan jasa, per nggian bangunan maksimal di Kecamatan Ngam
8 meter, dengan luas tutupan lahan dapat menc di daerah pinggiran kota. Tutupan lahan hijau disy
ondisi sarana transportasi di Kota Yogyakarta ter upa bus kota dan bus Trans-Jogja. Citra kaw
dikaitkan dengan keberadaan landmark Tugu
Rumah Susun Sederhana Sewa ini salah satu fak angannya adalah konteks kultural. Persoalan
rencanakan rumah susun:
n dan rekreasi
enghuni pakaian
daraan bermotor
CANGAN
bahas mengenai angunan dan tata
ah beriklim tropis uhu rata-rata sebesar berpasir padat dan dengan frekuensi tidak
perdagangan, dan Ngampilan, Kota encapai 100 % di disyaratkan minimal terdapat angkutan kawasan di Kota ugu dan Kraton
− Pembuangan sampah
− Perubahan kebiasaan
− Pemeliharaan rumah
VI.1.2. Persyaratan dan
Persyaratan dan mengenai sasaran pen dalam Rusunawa.
VI.1.2.1. Sasaran Pem
Dalam Rusunaw kebutuhan hunian dar daerah administrasi wilayah sekitar pinggi penataan lingkungan sampai dua kali UM tempat tinggalnya dir sarana prasarana fis
VI.1.2.2. Persyaratan
Kebutuhan-ke Yogyakarta berupa k
1. Kebutuhan Organi
Kebutuhan konsumsi, pernapas mencakup pelaku
Pelaku Kegiatan
a. Pelaku Tetap: Rusunawa, badan umum, unit pel b. Pelaku Tidak
pembeli, pengun pah aan hidup
ah susun
an Standar Perencanaan Sistem Manusia
dan standar perencanaan sistem manusia ini ak pengguna dari Rusunawa dan kebutuhan, syarat
Pemakai
usunawa, target utama pelayanan ditujukan unt an dari masyarakat berpenghasilan rendah yang
asi Kota Yogyakarta, diutamakan masyarakat y nggiran sungai maupun tempat-tempat yang ber ungan permukiman (dengan pendapatan keluarga
MP, belum memiliki rumah tinggal tetap) dan m a direlokasi untuk pembangunan rumah susun atau
fisik yang lain.
atan-Persyaratan Pemakai
kebutuhan dari aktivitas-aktivitas di dalam Rus kebutuhan:
anik
ebutuhan organik dasar dari pemakai pada Rus napasan, pembuangan, aktivitas dan peristiraha aku kegiatan, kegiatan pemakai.
an di Rusunawa dapat digolongkan menjadi:
etap: keluarga penyewa Rusunawa, pedagang a, badan pengelola Rusunawa (manajer, unit ad
pelayanaan hunian)
dak Tetap: pengunjung Rusunawa (tamu penye , pengunjung yang akan menyewa Rusunawa).
akan membahas arat dari aktivitas
untuk melayani ang berdomisili di t yang berada di berkaitan dengan ga tiap bulan satu dan masyarakat yang atau pembangunan
usunawa di Kota
usunawa seperti ahatan yang dapat
pedagang Penyewa t administrasi dan
Pengelom jenis kegiatan yang di
Pelaku
Manajer Me
ba
ompokan kegiatan pada Rusunawa dilakukan ber yang dilakukan oleh pelaku sebagai berikut:
Tabel VI.1. Pengelompokan Kegiatan
Kegiatan Pen
Memasak, beristirahat, MCK, dst. Kegiat
Berkumpul bersama keluarga, antar tetangga Kegiat
Menggunakan fasilitas yang ada Kegiat
Melakukan pembayaran sewa Kegiat
Melakukan pengaduan bila ada fasilitas yang rusak
Kegiat
Menyiapkan barang dagangan, menutup kios Kegiat
Melakukan transaksi jual-beli Kegiat
Melakukan pembayaran sewa Kegiat
Istirahat Kegiat
Menyusun program dan rencana kegiatan
badan pengelola, membagi tugas,
bekerjasama dengan pihak lain, melakukan
pembinaan kepegawaian, melakukan
pengawasan, evaluasi, melaporkan pada Walikota Yogyakarta melalui dinas terkait
Kegiat
Melakukan pembinaan terhadap penghuni Rusunawa
Kegiat
Istirahat Kegiat
Melakukan kegiatan administrasi, mengurusi kebutuhan rumah tangga badan pengelola, menginventarisasi
Kegiat
Menarik uang sewa, membuat perjanjian
sewa, meninjau perpanjangan sewa
terhadap penghuni
Kegiat
Istirahat Kegiat
Menjaga keamanan semua fasilitas Kegiat
Membersihkan semua ruang Kegiat
Melakukan perawatan/ pemeliharaan rutin terhadap peralatan dan perlengkapan bangunan
Kegiat
Istirahat Kegiat
Melakukan transaksi jual-beli Kegiat
Melakukan pengaduan bila ada fasilitas yang rusak atau mengalami perlakuan kurang nyaman
Kegiat
Istirahat Kegiat
Menanyakan persyaratan sewa rumah susun dan kios
Kegiat
Melihat-lihat tempat yang akan disewa Kegiat
Mengadakan perjanjian sewa Kegiat
Bertanya alamat rumah Kegiat
Bertamu Kegiat
berdasarkan
jenis-Pengelompokan Kegiatan
iatan Hunian iatan Sosialisasi iatan Pendukung iatan Servis iatan Servis
iatan Servis iatan Perdagangan iatan Servis iatan Pendukung iatan Pengelolaan
iatan Servis
iatan Pendukung iatan Pengelolaan
iatan Servis
iatan Pendukung iatan Servis iatan Servis iatan Servis
iatan Pendukung iatan Perdagangan iatan Servis
iatan Pendukung iatan Informasi
iatan Informasi iatan Servis
Berdasark Rusunawa dapat
a. Kegiatan Huni b. Kegiatan Penge c. Kegiatan Pener d. Kegiatan Sos e. Kegiatan Perdagan
2. Kebutuhan Senso
Kebutuhan tingkat pencahay
a. Persyaratan penc - Teras: 60 - Hunian: 120 - Ruang dir - Ruang rapat - Toko kue dan - Toko perhi
500 lux - Mesjid, ge - Lobby, ko b. Persyaratan
dalam satuan - Ruang tidur - Ruang kel - Toko: 55 dB - Ruang ser - Ruang kel - Rumah sa
c. Persyaratan penghaw - Suhu udar
- Kelembaban - Kecepatan
arkan Tabel VI.1. Pengelompokan Kegiatan, mak a dapat dikelompokan menjadi lima kelompok kegiatan, y
unian
engelolaan dan Servis enerimaan dan Pendukung osialisasi
erdagangan
ensorik
ebutuhan sensorik pada proyek Rusunawa ini berupa k ahayaan, akustik, penghawaan, dan persyaratan pe
atan pencahayaan (dalam lux): 60 lux
an: 120-250 lux
uang direktur, ruang kerja: 350 lux
uang rapat, toko buku dan alat tulis/gambar: 300 lux e dan makanan, toko alat listrik, rumah sakit: 250 perhiasan/arloji, pakaian, barang kulit dan sepatu, pas
gereja, vihara, ruang serbaguna: 200 lux koridor, gudang: 100 lux
n akustik (tingkat kebisingan maksimal yang tuan dBA/weighted deciBel):
uang tidur: 30 dBA keluarga: 40 dBA. 55 dBA
uang serbaguna: 45 dBA kelas: 40 dBA
sakit: 35 dBA atan penghawaan:
udara ruang dalam: 25º C-26º C baban udara ruang dalam: 45%-60%
atan angin ruang luar: 6,5 km/jam (efek tidak mengganggu
aka kegiatan pada an, yaitu:
upa kebutuhan akan pemakai khusus:
50 lux
epatu, pasar swalayan:
ang diperbolehkan
d. Persyaratan pe - Ketinggian
cm, perm kolam/danau e. Persyaratan pe
- Ketinggian cm
f. Persyaratan pe - Transport
lebar mini cm dan pan - Sanitair di
toilet, was - Handrail
antar kedua
3. Kebutuhan Sosia
Organi sebagai berik
Sumbe
TIM PEMBINA PENGAWA
UN
atan pemakai khusus 1 (anak-anak):
gian tangga: maksimal 9 cm, handrail: 60 cm, te rmukaan lantai area bermain: lunak, rak bu /danau: 70 cm
atan pemakai khusus 2 (lansia):
gian tangga: maksimal 15 cm, handrail: 80 cm, te
atan pemakai khusus 3 (difabel):
portasi vertikal: ramp dengan kemiringan maksim inimal 105 cm. kemiringan lebih baik lagi 8% dengan panjang antar pemberhentian maksimal 9 m
r dilengkapi dengan handrail, terdapat rangka pegang ashtafel memiliki ketinggian 80 cm
diletakkan pada kedua sisi, dengan tinggi 70 edua handrail sebesar maksimal 90 cm
osial
ganisasi badan pengelola Rusunawa di Kota Yog berikut:
Bagan VI.1. Organisasi Badan Pengelolaan
ber: Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 44 tahun
UNIT ADMINISTRASI DA WALIKOTA
MBINA DAN NGAWAS
KEPALA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJ DAN TRANSMIGRASI
MANAJER
UNIT PELAYANAN HUNIAN
STAF STAF
tempat duduk: 30 buku: 125 cm,
tempat duduk: 50
imal 10% dengan dengan lebar 122
a pegangan pada
70 cm, dan jarak
ogyakarta adalah
n 2008
4. Kebutuhan Lokas
Berdasark tiap pelaku diperol
No. Kelompok Kegiatan
1. Hunian
2. Pengelolaan
3. Layanan
4. Perdagangan
5. Pendukung
6. Pada A
Terbuka
asional
arkan hubungan antar-kegiatan dan hubungan antar peroleh kebutuhan ruang sebagai berikut:
Tabel VI.2. Kebutuhan Ruang
ok
Macam Kegiatan Kebut
Beristirahat Memasak
Mandi,cuci,buang air
Menerima tamu,berkumpul
bersama keluarga
Ruang Tidu
Menerima tamu Menyimpan barang Buang air R. Staf Pela R. Teknisi R. Rapat R. Tamu Gudang Toilet Pusat Orientasi
Menerima pembayaran sewa
Mengurus administrasi,
menerima pengaduan, memberi informasi Berdagang, berbelanja
Makan, minum, memasak Buang air Bersosialisasi antar-penghuni
rumah susun
Berobat (periksa, menunggu) Beribadah
Parkir penyewa, pengelola, pengunjung, tamu penyewa
Taman, R. S
Balai Pengo Musholla Area Parkir
Area Bermain Berolah raga
Area berma Lapangan V
ungan antar-ruang dari
utuhan Ruang
idur
andi/WC amu
jer taris
la Unit Administrasi m
Administrasi dan
elayanan Hunian
mbayaran
fice
Makan
. Serbaguna
gobatan
kir
Organisasi Ruan
Organisasi ruang a. Organisasi ruang
Bagan VI.2.
AREA
Musho Balai Pengobatan
R.Genset
ang
uang secara makro dibedakan menjadi dua yaitu: ruang secara horizontal pada Rusunawa di Kota Y
. Organisasi Ruang Secara Makro (Horizontal) Pad Kota Yogyakarta
PLAZA PUBLIK, OLAHRAGA
Area Parkir Pengunjung Toilet Toilet
LOBBY
AREA BERMAIN OUTDOOR
AR PERDAG
AREA PENGELOLA
Area Parkir Karyawan
HUNIAN
Tipe 30
Ruang Bersam
AREA PELAYANAN
Pembayaran Sewa
Informasi Pengaduan
AREA PENDUKUNG
Ruang Serbaguna
Musholla obatan
ota Yogyakarta
ada Rusunawa di Area parkir
penyewa
AREA PERDAGANGAN
HUNIAN
Ruang Bersama
b. Organisasi
Bagan VI.3. O
Sedangkan hubungan berikut:
1) Area Hunian
B
2) Area Pelayanan
Ba Lantai Dasar
Lantai 3
Lantai 2
Lantai 1
Luar
Area p peng Area p penye pengunj
asi ruang secara vertikal pada Rusunawa di Kota Yogy
Organisasi Ruang Secara Makro (Vertikal) Pada Ru Yogyakarta
hubungan mikro dibedakan dari setiap kelompok kegi
Bagan VI.4. Organisasi Ruang Pada Area Hunian
Bagan VI.5. Organisasi Ruang Pada Area Pelayana Area Perdagangan, Pengelola, Pendukung, Keg. Kom
Unit-Unit Hunian
Unit-Unit Hunian
Unit-Unit Hunian
Area Bermain Outdoor, Plaza, Lapangan Voli/Buluta
Tipe 36
Tipe 30
Ruang Bersama
Area parkir pengelola Area parkir penyewa, pengunjung
LOBBY
Toilet Area parkir
penyewa, pengunjung
Area parkir pengelola
Loket Pembayaran
Sewa
Front Office
LOBBY
gyakarta
Rusunawa di Kota
kegiatan sebagai
an
nan
eg. Komunitas, Area Parkir
li/Bulutangkis, Area Parkir
3) Area Kegiatan Pe
Bagan V
4) Area Perdagangan
Bag
5) Area Pengelolaan
Bag
n VI.6. Organisasi Ruang Pada Area Kegiatan Pend
dagangan
agan VI.7. Organisasi Ruang Pada Area Perdagang
aan
agan VI.8. Organisasi Ruang Pada Area Pengelolaa R.Serbaguna Area parkir
penyewa, pengunjung
Musholla
Area parkir pengelola
Toilet LOBBY
Area parkir penyewa, pengunjung
Area parkir pengelola rea parkir
enyewa, engunjung
5. Kebutuhan Spasi
Sumber-sumber s
1. Time-Saver S 2. Data Arsitek-3. Standard Arsi 4. Time-Saver S 5. Architecture G 6. People Places 7. Architect’s Studi
Kebutuhan Yogyakarta ini ak
1. Kebutuhan Ar
No.
6 Kegiatan
7 Area pak
Total Are
2. Perkiraan Jum dst., dan lantai pada ruang te 3. Perkiraan Kebu 4. Kebutuhan R
2.365,9218 m 5. Total Kebutuhan
pasial
r standar besaran ruang diambil dari:
er Standards for Building Types-4th Edition -Edisi 33 Jilid 2
rsitektur di Bidang Perumahan
er Standards for Interior Design dan Space Planning e Graphic Standards
ces: Design Guidelines for Urban Open Spaces-2 Studio Handbook
ebutuhan untuk bangunan Rumah Susun Sederhana akan membutuhkan area fungsional seluas:
ebutuhan Area Bangunan:
Tabel VI.3. Kebutuhan Total Area Bangunan
Fungsi
r Pengelolaan r Layanan
Pendukung erdagangan
Area Bangunan (Netto)
asi 8,77% (Architect’s Studio Handbook)
ory 1,09% (Architect’s Studio Handbook)
2,52% (Architect’s Studio Handbook) Area Bangunan (Brutto)
tan Ruang Terbuka akir
Area Fungsional
Jumlah Lantai: 4 lantai (lantai dasar untuk pengel antai dua hingga lantai empat merupakan unit hun
terbuka).
ebutuhan Area Dasar Bangunan: 2.365,9218 m² n Ruang Terbuka menurut KDB 60% (untu
m² (digunakan)
tuhan Lahan: 2.365,9218 m² + 1.577,2812 m² = 3
anning-2nd edition
2nd edition 4.708,0635 m² 412,8972 m² 51,3179 m² 118,6432 m² 5.290,9218 m² 763,2 m² 171,91125 m² 6.226,03305 m²
pengelolaan, usaha, hunian, area parkir
²
untuk perumahan):
VI.1.2.3. Pendapatan
Rusunawa ini Menurut Peraturan Pengelolaan Rumah masyarakat yang ter pendapatan keluarga sampai dengan dua memiliki tempat tinggal
VI.1.2.4. Biaya Pemb
Biaya pembangunan biaya tersebut sepenu
Menurut Peraturan Pengelolaan Rumah besaran uang sewa (Rp134.224,92-Rp372. 300% maksimal dari
1. Uang Sewa Hunian Uang sewa huni Rp240.000,00 (ti lantai 1 sebesar R 2. Uang Sewa Kios
Uang sewa warung Total uang sewa
Total hasil sewa huni termasuk biaya listrik
Hasil dari biaya sew pengelolaan, pemeli bila masih kurang ma pihak lain yang sah, pen
1. Biaya pengelolaan Badan Pengelola R
atan atau Kemampuan Finansial
ini ditujukan untuk masyarakat golongan ek an Walikota Yogyakarta Nomor 44 Tahun
ah Susun Sederhana Sewa Milik Pemerintah K termasuk berpenghasilan rendah adalah masy uarga tiap bulan sebesar Rp745.694,00-Rp1.491
dua kali UMP Kota Yogyakarta pada tahun 2010) ggal yang tetap.
embangunan dan Biaya Sewa
an Rusunawa di Kota Yogyakarta sebesar Rp11.831. epenuhnya diambil dari APBN dan APBD kota Yogy
an Walikota Yogyakarta Nomor 44 Tahun ah Susun Sederhana Sewa Milik Pemerintah K
a unit hunian ditentukan antara 18%-25% mak p372.847,00). Besaran uang sewa kios ditentukan dari uang sewa hunian (Rp201.337,38-Rp1.118.541
unian
hunian dimulai dari Rp190.000,00 (tipe 30 pada l (tipe 36 pada lantai 2), uang sewa hunian sekal r Rp300.000,00. Total uang sewa hunian: Rp15.570 os
arung makan: Rp500.000,00, uang sewa kios: a hunian: Rp5.100.000,00
hunian dan sewa kios: Rp20.670.000,00. Biaya trik dan air perbulan.
ewa pada Rusunawa di Kota Yogyakarta digunak eliharaan, perbaikan, perawatan bangunan dan maka akan diambilkan dari bantuan pemerintah K ah, pendapatan lain yang sah.
olaan Rusunawa di Kota Yogyakarta yaitu: Total G ola Rusunawa di Kota Yogyakarta sebesar Rp14.876.595
ekonomi rendah. ahun 2008 Tentang ntah Kota Yogyakarta, asyarakat dengan p1.491.388,00 (satu 2010) dan belum
os: Rp300.000,00.
a sewa ini belum
gunakan untuk biaya an fasilitas rusun. Kota Yogyakarta,
2. Biaya pemelihar diambil dari si Rp5.793.404,70.
VI.1.3. Konsep Lokasi d
Lokasi yang digunak dekat Jl.Kyai Haji Ahmad dengan jumlah kepadat pembelian lahan sudah mendapat prioritas utam luasan lahan 4.608,045 dan garis sempadan 2,5 dua motor), juga dengan 110 meter ke arah Jl.Ky Trans Jogya.
Gambar VI.1. F
Batas-batas wilayah site
- Utara : SDN Serangan dan - Selatan : Pemukiman
- Barat : Pemukiman - Timur : Jalan Muni
haraan, perbaikan, perawatan bangunan dan sisa pendapatan sewa rusun dan kios ,70.
kasi dan Perencanaan Tapak
igunakan untuk Rusunawa di Kota Yogyakarta adal ad Dahlan. Seluruh bagian lahan merupakan pe datan penduduk sebesar 26.283,78 jiwa/km² udah diselesaikan dan masyarakat yang terkena peng
tama dalam penyewaan Rusunawa. Lahan ter 4.608,045 m² dengan KDB 80%, ketinggian bangunan m
,5 meter. Mudah dicapai oleh kendaraan pribadi an berjalan kaki (lebar jalan kampung 5 meter). .Kyai Haji Ahmad Dahlan dan berjarak 250 mete
. Foto Udara Tapak Terpilih Rusunawa di Kota Yogya Sumber: Googleearth
ite adalah sebagai berikut:
erangan dan Pemukiman
iman, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah iman
unir dan Pemukiman
Jl.Kyai Haji Ahmad Dahlan
Jalan Munir Sungai
SITE
dan fasilitas rusun yaitu sebesar:
ta adalah lokasi di an pemukiman padat (seluruh urusan penggusuran akan tersebut memiliki bangunan maksimal 18 m, adi (satu mobil dan r). Lahan berjarak eter ke halte bus
Gambar
VI.1.4. Konsep Perencan
Berdasarkan organi
analisis perencanaan tata bangunan dan
Gambar VI.3
4
5 6
3
2
2d 2b
2c
ar VI.2. Konsep Zoning Rusunawa di Kota Yogyakarta
canaan Tata Bangunan dan Tata Ruang
organisasi ruang dan analisis perencanaan tapak anaan tata bangunan dan tata ruang sebagai berikut:
-3. Konsep Perencanaan Tata Bangunan dan Tata Ru
Keterangan:
1. Lobby
1a. Front Office
1b. Loket Pembaya 2. Area Pendukung
2a. Balai Pengobata 2b. Musholla 2c. R.Genset 2d. R.Serbaguna 3. Area Pengelola 4. Area Perdagangan
4a. Ruko 4b. Kios
4c. Warung Makan 4d. R.Duduk 5. Area Terbuka 6. Parkir Pengelola da 7. Parkir Pengunjung Entrance
Exit
7
1
1a
1b 4b
4a
4c
4d
2
2a
Publik Semi Publik Privat
U
ta
tapak, maka didapat
Ruang
embayaran ukung engobatan
aguna
gangan
g Makan
gelola dan Penyewa gunjung
VI.2. Konsep Perencanaan P
Berdasarkan kata suprasegmen arsitektur s
Tabel VI.4. Transfo
KATA KUNCI Ben & Wu Pemanfaatan
sumber energi secara efisien dan optimal Pemanfaatan sumber daya alam secara efisien dan optimal
Berdasarkan kat suprasegmen arsitektur s
Tabel VI.5. Tran
KATA KUNCI Ben & Wu Meminimalkan
penggunaan energi
VI.2.1. Konsep Wujud E
Tabel VI.6. Proses Penc
Elemen
Kunci Green
Pemanfaatan sumber energi secara efisien dan optimal
Pemanfaa energi sec optimal
aan Penekanan Studi
ata kunci green architecture dapat ditransformas tur sebagai berikut:
sformasi Green Architecture dalam Suprasegmen A
SUPRASEGMEN ARSITEKTUR entuk
Wujud
Skala & Proporsi
Material
& Tekstur Warna Sirkulasi
kata kunci hemat energi dapat ditransformas tur sebagai berikut:
ansformasi Hemat Energi dalam Suprasegmen Ars
SUPRASEGMEN ARSITEKTUR entuk
Wujud
Skala & Proporsi
Material
& Tekstur Warna Sirkulasi
d Esensial Suprasegmen Arsitektur
ncarian Suprasegmen Arsitektur Berdasarkan Gree
en Architecture Analisis Suprasegmen A
aatan sumber
ecara efisien dan
pada green
ture adalah ran secara efisien angunan terhadap an listrik, gas,
air yang
annya.
Bentuk dan Wujud
Bentuk dan wujud dapat memak
dengan penggabungan, pen
pengurangan. Dengan adanya penambahan, dan pengurangan pencahayaan alami akan lebih m
Perubahan bentuk dengan p
asikan ke dalam
n Arsitektur
asi Organisasi
reen Architecture
n Arsitektur
akai bentuk-bentuk
enambahan atau
ya penggabungan, n penghawaan dan mudah masuk.
Perubahan bentuk dengan p
Skala dan Proporsi
Makin tinggi plafond makin nyam dalam ruang (udara panas naik ruangan yang terlalu tinggi juga tinggi ruangan dibatasi oleh p yang memakai ruangan. Ru menampung aktivitas berkapas dibuat berskala megah.
Skala wajar dipakai pada ruan aktivitas sedang.
Material dan Tekstur
Material memakai bahan-baha yang rendah biaya perawatannya
Warna
Warna yang dapat digunakan warna muda dan cerah.
Memberi kesan ceria, cerah, han perhatian
Memberi kesan kesegaran, k mewakili warna al
n penambahan
aman penghawaan aik ke atas). Tetapi ga tidak baik maka psikologi manusia uang-ruang yang asitas besar yang
uang-ruang dengan
han lokal, material ya.
an adalah
warna-angat, dan menarik
Pemanfaatan sumber daya alam secara efisien dan optimal
Pemanfaa daya alam dan optim
architectur
meminima buruk terhadap maupun m
Memberi kesan kesederhanaan menyegarkan, lem
Sirkulasi
Sirkulasi dibuat sedemikian rup
dapat mengalir dengan la
mengurangi penggunaan pengha
Pada ruang tertutup diberi ven pada ruang terbuka desain di dapat mengalir dengan lancar.
Organisasi Ruang
Ruang dikelompokkan sesuai d aktivitas dan potensi untuk me panas bagi ruang yang memerlu (pola terpusat, pola linier).
Pola Terpusat Pol
aatan sumber
am secara efisien timal pada green
ture adalah alkan pengaruh pembangunan
p lingkungan
manusia.
Bentuk dan Wujud
Makin padat bentuk gedung, m siang hari yang tembus ke dalam Pengarahan bentuk dan wujud b orientasi barat-timur dengan bag menerima cahaya alami tanpa ke Bentuk dan wujud dapat memak
dengan penggabungan, pen
pengurangan. Dengan adanya penambahan, dan pengurangan pencahayaan alami akan lebih m
Perubahan bentuk dengan p
Perubahan bentuk dengan p
an, luas, canggih, mbut.
rupa supaya udara lancar sehingga hawaan buatan.
entilasi, sedangkan dibuat agar udara
i dengan kedekatan enjadi penghalang rlukan kenyamanan
ola Linier
makin kecil panas amnya.
bangunan menurut agian utara-selatan kesilauan.
akai bentuk-bentuk
enambahan atau
ya penggabungan, n penghawaan dan mudah masuk.
n pengurangan
Skala dan Proporsi
Makin tinggi plafond makin nyam dalam ruang (udara panas naik ruangan yang terlalu tinggi juga tinggi ruangan dibatasi oleh p yang memakai ruangan. Ru menampung aktivitas berkapas dibuat berskala megah.
Skala wajar dipakai pada ruan aktivitas sedang seperti unit-unit
Material dan Tekstur
Material memakai bahan-baha tidak beracun, tidak mengga manusia.
Warna
Penggunaan warna yang s
lingkungan dan warna-warna mu
Memberi kesan kesegaran, k mewakili warna al `
Memberi kesan ceria, cerah, han perhatian
Memberi kesan kuat, membang serta kegiatan bekerja menj
aman penghawaan aik ke atas). Tetapi ga tidak baik maka psikologi manusia uang-ruang yang asitas besar yang
uang-ruang dengan nit hunian.
han lokal, material ganggu kesehatan
seunsur dengan uda.
, kesejukan dan alam
angat, dan menarik
VI.2.2. Konsep Wujud K
Tabel VI.7. H
Hemat Energi
Meminimalkan
Sirkulasi dibuat sedemikian rup
dapat mengalir dengan la
mengurangi penggunaan pengha
Pada ruang tertutup diberi ven pada ruang terbuka desain di dapat mengalir dengan lancar.
Organisasi Ruang
Ruang dikelompokkan sesuai d aktivitas dan potensi untuk me panas bagi ruang yang memerlu (pola terpusat, pola linier).
Pola Terpusat Pol
d Konseptual Suprasegmen Arsitektur
Hubungan Hemat Energi dengan Green Architect
Aplikasi
dan Wujud
dan wujud bangunan dapat memakai dengan penggabungan, penambahan atau
angan. Dengan adanya penggabungan,
bahan, dan pengurangan penghawaan dan ayaan alami akan lebih mudah masuk.
an diarahkan pada orientasi barat-timur dengan utara-selatan menerima cahaya alami tanpa
an.
an Proporsi
egah dipakai pada Musholla, Ruang Serbaguna, (area pendukung), dan area pelayanan.
Normal dipakai pada area perdagangan, area , area pengelolaan.
l dan Tekstur
l memakai bahan-bahan lokal (kayu, bambu, lam), material tidak beracun, tidak mengganggu tan manusia, material yang rendah biaya tannya (aluminium).
yang digunakan pada bangunan adalah warna uning, putih, cokelat.
Pe lancar sehingga hawaan buatan.
entilasi, sedangkan dibuat agar udara
i dengan kedekatan enjadi penghalang rlukan kenyamanan
ola Linier
Sirkulasi Sirkulasi mengalir pengguna
Pada rua ruang terb dengan la
Organisas Ruang d aktivitas pelayanan unit-unit potensi u yang me linier).
VI.3. Konsep Perancangan P
Analisis perancangan ruang luar Rusunawa di bentuk, warna, tekstur, energi dengan pendekatan
VI.3.1. Konsep Green A
Tabel VI.8. Konsep Wu
Elemen Pembentuk G
Architecture
Pemanfaatan sumber ene efisien dan optimal pa
architecture adalah secara efisien suatu terhadap kebutuhan lis ataupun air yang diperlukan
si dibuat sedemikian rupa supaya udara dapat lir dengan lancar sehingga mengurangi
naan penghawaan buatan.
uang tertutup diberi ventilasi, sedangkan pada terbuka desain dibuat agar udara dapat mengalir
lancar.
sasi Ruang
dikelompokkan sesuai dengan kedekatan (area pengelolaan dekat dengan area nan, Lobby dekat dengan Ruang Serbaguna, it hunian dekat dengan Ruang Bersama) dan i untuk menjadi penghalang panas bagi ruang emerlukan kenyamanan (pola terpusat, pola
an Penekanan Studi
ancangan penekanan studi mencakup wujud ruang a di Kota Yogyakarta, perancangan dianalisis untu tur, proporsi dan skala, jenis bahan pada banguna
atan green architecture.
Architecture dan Suprasegmen Arsitektur
ujud Esensial Green Architecture dan Suprasegm
k Green
Wujud Esensial
nergi secara pada green pengaturan bangunan listrik, gas, kannya.
Bentuk dan Wujud
Bangunan tidak harus menghadap menghadap ke Selatan atau Utara. Penggunaan tirai matahari pada sisi yang ada bukaannya atau mengura sisi Barat/Timur bangunan.
Skala dan Proporsi
Ruang-ruang yang menampung aktiv besar yang dibuat berskala megah.
h
ruang dalam dan untuk menemukan bangunan yang hemat
gmen Arsitektur
ap ke jalan tetapi
isi Barat dan Timur rangi bukaan pada
vitas berkapasitas
Skala wajar dipakai pada ruang-ruang sedang seperti unit-unit hunian.
Material dan Tekstur
Material sehat adalah bahan yang bis air di udara dan melepaskannya disebut juga bahan higroskopis, biasa kelembaban moderat, antara 40-antara lain kayu lunak, plester semen yang bersifat alami, wallpaper terbuat perabot terbuat dari serat alam. Sec bangunan yang ekologis dibedakan bangunan alam (anorganik dan bangunan buatan dan bahan banguna Material dapat mengurangi penggu dipasang secara tepat misalnya sa warna muda dapat memberikan efek 40%, marmer dapat memberikan efek 50%, pasir putih dapat memberikan 60%.
Warna
Warna-warna yang akan digunakan ya Warna yang memberikan efek pema 50%, 70-80%, 80-90%.
Memberi kesan ceria, cerah, hanga perhatian
Memberi kesan kesegaran, kesejuka warna alam
Memberi kesan kesederhanaan, l menyegarkan, lembu
Sirkulasi
Model jendela yang akan dipakai Rusunawa di Kota Yogyakarta yaitu:
h
ng dengan aktivitas
bisa menyerap uap lagi. Material ini sanya mengandung -60%, contohnya en yang berpori, cat uat dari kertas serta ecara umum bahan an menjadi: bahan organik), bahan nan logam.
gunaan energi bila saja dinding kayu fek pemantulan
fek pemantulan 60-n efek pema60-ntula60-n
yaitu:
mantulan 50%,
40-gat, dan menarik
ukan dan mewakili
, luas, canggih, but.
pada Bangunan
VI.3.2. Konsep Wujud K
Tabel VI.9. Konsep Wuju
Elemen Pembentuk
Architecture
Pemanfaatan sumber en efisien dan optimal p
architecture adalah penga
efisien suatu banguna kebutuhan listrik, gas, atau diperlukannya.
Bukaan luas dengan persentase seb utara dan selatan, setinggi tubuh m sisi datangnya angin.
Organisasi Ruang
Ruang dikelompokkan sesuai de aktivitas dan potensi untuk menjadi p bagi ruang yang memerlukan ke terpusat, pola linier).
d Konseptual Ruang Luar dan Ruang Dalam
ujud Konseptual Green Architecture dan Supraseg
uk Green
re Wujud Konseptua
energi secara pada green
gaturan secara nan terhadap taupun air yang
Ruang Dalam
Ruang dalam dirancang den
ventilation.
Siasat cross ventilation sa memungkinkan untuk menempatka dinding berhadapan.
Siasat cross ventilation saa memungkinkan untuk menempatka satu dinding saja.
ebesar 40 sebelah manusia dan pada
dengan kedekatan i penghalang panas kenyamanan (pola
egmen Arsitektur
ual
engan sistem cross
saat kondisi tidak tkan jendela pada
Posisi inlet diletakkan pada ke manusia (sekitar 0,5-0,8 m), sedang dibuat lebih tinggi.
Fungsi utama rumah susun fungsi hunian. Perancangan rua ditekankan pada fungsi hunian. P terdapat ruang tidur utama, ruang t ruang bersama, KM/WC. Pemakaian hunian yaitu:
1. Ruang Tidur Utama
Ruang tidur menggunakan wa dan hangat seperti putih, krem dan hijau.
Warna Pastel 2. Ruang Tidur Anak
Ruang tidur anak dapat dipakai
Warna Pastel 3. Dapur
Pada dapur dipakai warna me dapur dipilih tekstur halus.
Warna Merah 4. Ruang Bersama
Warna hijau lembut dapat dipak ini.
5. KM/WC
Lantai pada KM/WC dipilih kasar.
Warna-warna light dan warna untuk lantai, warna-warna light atau pada dinding dan plafond.
Material keramik digunakan p bersama yang digunakan banyak or
Warna-warna pastel, warna hijau yang memberikan efek peman 50%), dan warna putih kapur, (memberikan efek pemantulan sebe 90%) digunakan pada tembok bag bersama.
ketinggian aktivitas angkan posisi outlet
un adalah sebagai uang dalam lebih Pada unit hunian g tidur anak, dapur, ian warna pada unit
warna-warna netral em, cokelat, pastel
tel
ai warna pastel.
tel
erah, tekstur pada
ah
pakai pada ruangan
h yang bertekstur
na gelap digunakan tau putih digunakan
n pada lantai ruang orang.
na cerah (kuning, antulan sebesar
40-, putih mengkilap ebesar 70-80%,
Warna Kuning
Warna Hijau
Warna Putih
Atap diberi skylight, material l hunian (mulai dari tingkat 2-4) pad selasar diberi glass block berm sedangkan pada bagian pinggir dibe
light.
Jendela pada area penduku dibuka lebar (90º), area hunian d Rusunawa di Kota Yogyakarta dibu area pengelola, dan pada toile
bouvend.
Jendela didesain dengan pen dan jendela kecil pada bagian atas.
Aluminium digunakan untuk jendela, baja ringan digunakan untu
Ruang-ruang yang menam
berkapasitas besar yang dibuat yaitu Ruang Serbaguna, Lobby, M pelayanan.
h
al lantai selasar unit ada bagian tengah rmotif dan buram, iberi keramik warna
kung dibuat dapat dan perdagangan ibuat berjalusi, pada ilet diberi jendela
enambahan tritisan s.
k kusen pintu dan tuk konstruksi atap.
nampung aktivitas t berskala megah Musholla dan area
Skala wajar dipakai pada ruan aktivitas sedang seperti area pe hunian, area pengelolaan.
Ruang Luar
Ruang luar adalah sarana penghubung antara fungsi satu lainnya. Penataan ruang luar san terhadap aktivitas dan kebutuhan p di Kota Yogyakarta. Untuk itu perlu elemen-elemen pendukung ruan berikut:
a. Penataan vegetasi
• Digunakan sebagai ciri dari p Vegetasi dibentuk menyerup bentuk geometri pada da untuk anak-anak.
• Untuk mempertegas da
eksterior
Dapat diletakkan disekelili sehingga saat berada d pengawasan dapat terus dila
• Menghalangi pemandangan
dalam bangunan
Dengan adanya pembatas luar site maka dapat men privasi tersendiri pada Ru Yogyakarta
• Mempertegas ruang masuk Untuk mempertegas jalan m
bangunan. Hal ini ak
pengunjung dalam menentuk
• Mengarahkan udara ke dala menyejukkan udara di sekita Dapat diletakkan sedemikia udara dapat masuk ke dalam
Vegetasi yang dipilih mer peneduh.
h
ang-ruang dengan perdagangan, area
a pendukung dan tu dengan fungsi angat berpengaruh n pelaku Rusunawa lu adanya penataan ang luar sebagai
ri pemandangan rupai binatang atau daerah playground
daerah kegiatan
liling open space di luar ruangan ilaksanakan. gan dari luar ke
as pandangan dari enciptakan sebuah Rusunawa di Kota
n masuk ke dalam
akan membantu
tukan arah.
alam bangunan dan itar bangunan kian rupa sehingga am bangunan.
erupakan vegetasi
VI.4. Konsep Perancangan P
Konsep peranc dipertimbangkan dalam daripada analisis peranc
b. Jalan setapak
Jalan setapak adalah pedestrian yang menghubungkan antara ba lainnya yang terpisah agar te berhubungan secara fungsiona pembedaan material (material adalah batu kali, conblock bero diisi vegetasi dan pasir putih penambahan atap.
Batu Kali c. Ruang terbuka
Ruang terbuka adalah suatu digunakan sebagai tempat aktivitas-aktivitas yang membu santai dan terbuka di alam. Ru dapat digunakan sebagai ruang persimpangan dari jalan-jalan memberikan rasa nyaman dan kegiatan-kegiatan tersebut, m tempat bersantai sejenak (temp itu ruang terbuka juga dig perbaikan kondisi udara, pengem
Pada dinding luar bangunan R Yogyakarta diberi warna putih m elemen vertikal dan horizontal d muda, warna cokelat digunakan pad
Cokelat
an Programatik
ancangan programatik merupakan hal-hal m perwujudan rancangan arsitektural yang sifatny ancangan penekanan desain.
ian pada ruang luar
bangunan satu dan tetap saling dapat nal. Dapat berupa al yang digunakan rongga yang dapat utih) atau dengan
tu ruangan yang yang mewadahi butuhkan suasana uang terbuka juga ng transisi atau titik n setapak. Untuk an mengakomodasi maka dibutuhkan pat duduk). Selain igunakan sebagai embalian air tanah.
Rusunawa di Kota mengkilap, bagian diberi warna hijau ada atap.
VI.4.1. Konsep Fungsio
Setiap ruang mem fungsi ruangnya masing Rusunawa di Kota Yogyak
Tabel VI.10. T
Kelompok Kegiatan
Hunian H
Pengelolaan R
R
Pelayanan F
Pendukung M
R
Perdagangan K
R W R
Kegiatan Ruang
Terbuka
embutuhkan tuntutan ruang yang berbeda-beda ing-masing. Berikut ini merupakan tabel tuntutan ogyakarta:
. Tuntutan Ruang pada Rusunawa di Kota Yogyak
Kebutuhan Ruang Tunt
Hunian pada tiap unit: R.Tidur
KM/WC Dapur R.Tamu
Hunian pada tiap lantai: R.Bersama
R.Sekretaris Manajer
R.Kepala Unit Admninstrasi dan Umum R.Kepala Unit Pelayanan Hunian R.Staf Unit Admninstrasi dan Umum R.Staf Unit Pelayanan Hunian R.Tamu
R.Rapat R.Teknisi Gudang
Perkantora dari publik terdapat si
Front Office Terbuka
terdapat si Musholla
Ruang Serbaguna Lobby
R.Panitia Gudang
Balai Pengobatan R.Genset
Warung Makan R.Duduk
Terbuka terdapat in
Area Anak
Tempat duduk-duduk Lapangan Voli/Badminton Rest Area
Tempat Menonton
Ruang t
secara interaksi secara dinamis/pe Area Parkir Pengunjung
Area Parkir Karyawan dan Penyewa
Penataan
beda sesuai dengan tuntutan ruang pada
akarta
ntutan Ruang
i antar-penghuni satu unit, kegiatan han.
i sosial antar-ni dalam satu lantai.
oran, tersembunyi lik, kegiatan tenang, t sistem organisasi.
secara visual, t sistem organisasi.
secara visual, t interaksi sosial lla, R.Serbaguna, Balai Pengobatan, anitia)
ruang serbaguna tuhkan detail visual, pencahayaan.
usholla dan Balai atan membutuhkan
tenang.
secara sosial, t interaksi sosial.
terbuka, terbuka visual, terdapat i sosial, terlindung fisik, /pergerakan.
Organisasi ruang sebagai berikut:
Keterangan:
Area Pelayanan
Area Pengelola
Area Perdagangan
Area Parkir Pengelol
Organisasi ruang 4 adalah sebagai berikut
Keterangan: Gudang Kebersihan dan
Perawatan Gedung
Gudang Perawatan Taman
uang bangunan Rusunawa di Kota Yogyakarta pada l
Area Pendukung
Area Kegiatan Terbuk
Area Parkir Pengunjun
lola dan Penyewa
uang bangunan Rusunawa di Kota Yogyakarta pada l kut: Area Parkir Pengelola
dan Penyewa
R.Kepala Unit R.Staf Pelayanan Hunian
R.Manajer dan Sekretaris
R.Duduk
R.Panitia eknisi
R.Tamu
a pada lantai 1 adalah
uka
jung
a pada lantai 2 hingga
Tipe
VI.4.2. Konsep Perancan
Berikut ini adalah Yogyakarta:
Keterangan:
Area Pelayanan
Area Pengelola
Area Perdagangan
Area Parkir Pengelol
Organisasi ruang 4 adalah sebagai berikut:
Keterangan: Gudang Kebersihan dan
Perawatan Gedung
Gudang Perawatan Taman
cangan Tata Tapak
adalah tatanan bangunan dan ruang pada Rus
Area Pendukung
Area Kegiatan Terbuk
Area Parkir Pengunjun
lola dan Penyewa
uang bangunan Rusunawa di Kota Yogyakarta pada ut:
Area egiatan erbuka
Area Parkir Pengelola dan Penyewa
R.Kepala Unit R.Staf Pelayanan Hunian
R.Manajer dan Sekretaris
R.Duduk
pada lantai 2 hingga Exit
Entrance
VI.4.3. Konsep Perancan
Aklimatisasi ruang penghawaan ruang, penc hanya dilakukan pengkondi
VI.4.3.1. Konsep Pen
Sistem penghaw Yogyakarta hanya ber alami diterapkan deng agar aliran udara diterapkan pada selur
VI.4.3.2. Konsep Pen
Sistem pencahay adalah sistem pencahay
• Sistem pencahay Pencahay digunakan sebag ruang adalah cahay bangunan (shadi yang dapat meng terutama unit-uni melalui bukaan.
Bukaan memperkecil kem Membuat jendela
cangan Aklimatisasi Ruang
uang pada Rusunawa di Kota Yogyakarta dir pencahayaan dan akustikalnya. Untuk pengkondi
kondisian pencahayaan pada malam hari.
Penghawaan Ruang
penghawaan udara yang digunakan pada Rusunaw a berupa sistem penghawaan alami. Sistem peng
dengan memberi bukaan-bukaan dengan sistem a di dalam ruang tetap terpelihara. Penghaw eluruh ruangan supaya mendapatkan udara alami
Gambar V.4. Sistem Penghawaan Alami
Pencahayaan Ruang
cahayaan yang digunakan pada Rusunawa di K ncahayaan alami dan buatan.
ahayaan alami
hayaan alami (day lighting) diperoleh dari sinar ebagai sumber cahaya pada siang hari. Cahaya alam
cahaya tidak langsung (diffuse) baik dipantulkan hading devices). Sama halnya dengan penghawaan
menggunakan pencahayaan alami adalah sel unit hunian yang memungkinkan mendapatkan c
an (jendela) menghadap ke utara atau ke emungkinan sinar langsung matahari masuk ke endela selebar-lebarnya akan lebih menguntungkan dar
dirancang melalui ondisian eksterior,
usunawa di Kota enghawaan secara cross ventilation hawaan alami ini
mi yang sejuk.
di Kota Yogyakarta
nar matahari yang alami yang dipakai ulkan oleh elemen aan alami, ruang seluruh ruangan cahaya matahari
sempit. Bila terl sebagian jendel dikehendaki. Jendel matahari pagi dan
Pencahay 03-2396-1991: T rumah dan gedung
Pada siang har terdapat cuku Distribusi caha
menimbulkan
• Sistem pencahay Pencahay rupa untuk mener penerangan di m pada siang hari pener
Lampu yang lampu fluoresen.
erlalu banyak cahaya dapat digunakan tirai dela agar didapat penerangan yang sesuai
endela timur dan barat perlu dilindungi tirai agar panas dan sore yang tajam tidak mengganggu.
hayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabi : Tata cara perancangan Penerangan alami si gedung):
ang hari antara jam 08.00 sampai dengan 16.00 w kup banyak cahaya yang masuk ke dalam ruangan cahaya di dalam ruangan cukup merata da an kontras yang mengganggu.
Gambar VI.5. Sistem Pencahayaan Alami
ahayaan buatan
hayaan buatan berasal dari sinar lampu yang dides nerangi ruangan. Pencahayaan buatan ini lebih di malam hari karena Rusunawa ini berfungsi juga
i penerangan mungkin dibutuhkan pada selasar. pu yang digunakan pada Rusunawa di Kota Yog
en.
ai untuk menutup uai dengan yang agar panas dan sinar
apabila (SNI. No. siang hari untuk
00 waktu setempat, uangan.
ta dan atau tidak
desain sedemikian h ditekankan untuk uga sebagai hunian,
Sumber: Jimmy S
VI.4.4. Konsep Perancan
Fungsi struktur yan bangunan. Sistem struk bagian yaitu pondasi, ra dapat dibedakan menja merupakan sistem struk berada di atas permukaan dalamnya berisi sirkulas paling atas yaitu atap menuj struktur adalah sistem st menerima gaya atau b atasnya.
1. Sub-Struktur
Pondasi berfun beban bangunan te keamanan, kestabilan pondasi. Pemilihan p
Gambar VI.6. Berbagai Jenis Lampu Fluoresen y S. Juwana. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Erlangga: Jakarta.
cangan Struktur dan Konstruksi
tur yang utama adalah menjaga keutuhan, stabilitas ruktur pada bangunan yang utama adalah terdi , rangka bangunan, dan atap. Secara garis besar enjadi dua yaitu super struktur dan sub-struktur. ruktur yang berkaitan dengan struktur-struktur
aan lantai. Struktur tersebut membentuk suatu ker ulasi dan arah beban yang terjadi pada bangunan atap menuju ke struktur paling bawah yaitu pondasi. S
struktur yang terletak di bawah permukaan lanta au beban yang didapatkan dari sistem struktur y
berfungsi mendukung seluruh beban bangunan da tersebut ke dalam tanah. Sistem pondasi har tabilan bangunan di atasnya dan tidak boleh ter
pondasi didasarkan pada beberapa syarat sebaga
gi, p.240. Penerbit
tas, dan kekakuan terdiri dari 3 (tiga) besar, sistem stuktur tur. Super struktur r bangunan yang uatu kerangka yang di unan dari struktur i. Sedangkan sub-antai dengan fungsi
r yang berada di
a. Berat bangunan serta beban-beban eksternal.
b. Jenis tanah dan day
Rumah Susun kondisi tanah yang d adalah:
- Bangunan satu lantai batu kali
- Bangunan empat pondasi batu kal kedalaman 2-4m)
2. Super Struktur
Sistem struktur sistem rangka kaku (
Struktur rang meletakkan elemen k (balok) sering disebut
n yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban beban lain dan beban-beban yang diakibatk
dan daya dukung tanah.
usun Sederhana Sewa merupakan bangunan ang datar maka sistem pondasi dan jenis pondasi
u lantai menggunakan sistem pondasi lajur dengan
Gambar VI.7. Pondasi Batu Kali
pat lantai menggunakan sistem lajur dan titik kali, foot plate (untuk kedalaman 1-2 m) dan s
m).
Gambar VI.8. Pondasi Foot Plate
ktur yang digunakan pada Rusunawa di Kota Yog u (rigid frame) dengan penataan kolom balok seca
angka kaku merupakan struktur yang dibentuk en kaku horisontal di atas elemen kaku vertikal. El
ebut sebagai elemen lentur, yaitu memikul beban
beban hidup, mati atkan gaya-gaya
ngunan tinggi dengan pondasi yang digunakan
dengan jenis pondasi
titik dengan jenis dan sumuran (untuk
Yogyakarta adalah ecara grid.
secara transversal dar vertikal yang menum kemudian mentransf melentur ataupun mel tekan saja.
Gambar VI.9. Ran
Untuk struktur atap pelana dengan menggunakan atap balkon.
VI.4.5. Konsep Perancan
VI.4.5.1. Konsep Jar
Sumber listrik pada R
• Sumber listrik y merupakan sumbe tinggi dialihkan k menjadi listrik ber
Sumber: Jimmy S
al dari panjangnya dan mentransfer beban ters enumpunya. Kolom dibebani beban secara aks sfer beban tersebut ke tanah. Kolom yang mem melendut karena kolom pada umumnya mengal
angka Kaku Gambar VI.10. Elemen Balok dan Ko
tur atap pada Rusunawa di Kota Yogyakarta menggun dengan sistem rangka kuda-kuda baja ringan, stru
atap datar (beton bertulang) untuk ruang genset dan
cangan Perlengkapan dan Kelengkapan Bangu
Jaringan Listrik
pada Rusunawa di Kota Yogyakarta terdiri atas 2 bagi
yang berasal dari PLN (Perusahaan Listrik mber pasokan listrik utama bagi bangunan. Listr an ke gardu induk dan gardu lingkungan terlebih dahul
bertegangan rendah yang kemudian dipasokkan k
Gambar VI.11. Pasokan Listrik ke Bangunan y S. Juwana. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi,
Erlangga: Jakarta.
tersebut ke kolom ksial oleh balok, emikul balok tidak engalami gaya aksial
Kolom Struktur
enggunakan jenis struktur atap juga dan tritisan pada
angunan
bagian:
rik Negara) yang Listrik bertegangan h dahulu sehingga an ke bangunan.
• Sumber listrik dengan kebutuhan diasumsikan 25% Sumber listrik da merupakan mekani
VI.4.5.2. Konsep Jar
Sumber air be berasal dari sumur dal minum sebelum didis
Sistem distribus sumur dalam dapat di kemudian disalurkan feed.
Berikut merupa Sederhana Sewa:
PLN
GENERATOR
berupa generator (genset) yang kapasitasny tuhan bangunan sebesar 107.141,1665 Watt (ka 25% dari kebutuhan bangunan yaitu sebesar 26. dari genset direncanakan untuk keadaan darur
kanisme penerapan sistem jaringan listrik pada bangu
Jaringan Air Bersih
r bersih pada Rusunawa diperoleh dari sumur ur dalam harus diolah terlebih dahulu agar memenu
distribusikan.
tribusi air yang dipakai menggunakan sistem dow t dipompa dan ditampung di dalam tangki air terl an ke setiap unit bangunan dengan menggunak
erupakan mekanisme distribusi air bersih pada Trafo
Trafo
Automatic Transfer
Switch
Sub Trafo 1
Sub Trafo 2 Meteran
Unit
Unit
Unit
Unit
Unit
SUMUR
Water Pump
Upper Tank (down feed system
tasnya disesuaikan (kapasitas genset 26.785,292 Watt). darurat. Berikut ini
bangunan:
galian. Air yang enuhi standar air
down feed. Air dari terlebih dahulu lalu akan sistem down
pada Rumah Susun
Ruang
Ruang
Ruang
Ruang
VI.4.5.3. Konsep Per
Pada bangunan pengolahan air limbah terdiri dari dua pros pemisahan, dan pengen bakteri yang meman dengan asam atau m
Untuk dimens septik tank pada Rus orang.
Gamb Sumber: Jimmy S. J
VI.4.5.4. Konsep Pem
Corong pembua dibuang dari lantai atas bak dan terdesak ole akan dipadatkan dan dibuang keluar bangunan keperluan penampunga keseluruhan adalah 316
Peralatan Pengolah Air Limbah
bangunan Rusunawa di Kota Yogyakarta diguna bah (SPT-Sewage Treatment Plant). Sistem pengol proses utama, yaitu proses mekanik, berupa pengendapan, serta proses biologi/kimia berupa
anfaatkan O2 dari udara (aerob) dan proses ne memasukkan bahan kimia untuk oksidasi.
ensi SPT sebesar 116,4 m³ (5.290,9218 m²x 0,022 usunawa di Kota Yogyakarta sebesar 2,2 X 5,4 X
mbar VI.12. Skema Tipikal Sistem Pengolahan Limbah . Juwana. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi, p
Erlangga: Jakarta.
Pembuangan Sampah
mbuangan sampah dibuat serong ke bawah agar ai atas tidak masuk ke lantai di bawahnya. Sampah
oleh sampah yang dibuang belakangan. Setelah dan selanjutnya bak penampungan yang sudah bangunan dengan kendaraan. Perkiraan jumlah
pungan dan pembakaran sampah sebesar 1 kg/ ah 316 kg/hari).
digunakan sistem pengolah limbah upa penyaringan, upa proses aktivitas netralisasi cairan
0,022) sedangkan 5,4 X 2 m³ untuk 300
ah
, p.189. Penerbit
Sumber: Jimmy S.
VI.4.5.5. Konsep Pen
Pada Rusunaw terhadap api sekuran kebakaran untuk me Berikut ini merupakan pada bangunan Rusuna
• Mempunyai siste smoke, dan heat v
• Mempunyai bahan
• Mempunyai jara terhadap lingkunganny
• Mempunyai penc
• Hidran diletakkan mudah dibuka, benda/barang-bar bangunan Rusunaw
Gambar VI.13. Saluran Pembuangan Sampah . Juwana. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi, p
Erlangga: Jakarta.
Penanggulangan Bahaya Akibat Kebakaran
unawa di Kota Yogyakarta struktur utamany urang-kurangnya dua jam (kelas B), dan perlu
emudahkan petugas yang menanggulangi benc kan persyaratan material dan sistem untuk mencegah usunawa di Kota Yogyakarta yaitu:
istem pendeteksian dengan sistem alarm, sis heat ventilating.
bahan struktur utama dan finishing yang tahan api. arak bebas dengan bangunan-bangunan di seb
ungannya.
pencegahan terhadap sistem penangkal petir. kan 1 buah/1000 m² (penempatan hidran harus
a, mudah dijangkau, dan tidak terhalang barang lain yaitu pada selasar), terdapat s unawa merupakan bangunan 4 lantai.
, p.190. Penerbit
anya harus tahan erlu adanya gang bencana kebakaran. encegah kebakaran
sistem automatic
sebelahnya atau
harus terlihat jelas, ang oleh
Sumber: Dwi Tan
• Tangga kebakaran arah bukaan ke otomatis, dilengk bebas asap. Tangga dengan lebar tan bawah. Tangga k bahan finishing dar
VI.4.5.6. Konsep Sist
Sistem transpor utama dan dua buah bangunan. Tangga dalam bangunan. Ben dan kenyamanan s tangga pada Rusunaw
• Lebar tangga = 2
• Lebar anak tangga
• Tinggi anak tangga
• Jumlah anak tangga
VI.4.5.7. Konsep Sist
Sistem penang Yogyakarta adalah si
Gambar VI.14. Hidran/FHC
angoro. 2006. Utilitas Bangunan, p.33. Penerbit Unive Jakarta.
aran harus dilengkapi pintu tahan api, minimum ke arah ruangan tangga dan dapat menutup engkapi lampu dan tanda petunjuk serta ruangan
angga dalam ruang efektif mempunyai jarak m tangga minimum 120 cm dan tidak boleh meny angga kebakaran tidak boleh berupa tangga puntir/mel
dari tangga terbuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan
Sistem Transportasi
ansportasi yang diperlukan dalam bangunan adalah buah tangga darurat yang terletak pada bagi gga utama disediakan untuk jalur utama sirkulas Bentuk tangga harus mempertimbangkan kemuda anan sehingga dipilih tangga yang memiliki bordes unawa di Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut:
2 jalur (minimal 120 cm)
tangga = kondisi rata-rata panjang pijakan kaki penggun tangga = 17,5 cm
tangga (termasuk bordes) = tinggi antar-lantai/tinggi = (3,85 / 0,175 )
= 22 anak tangga
Sistem Penangkal Petir
penangkal petir yang digunakan pada Bangunan Rus ah sistem Thomas.
versitas Indonesia:
um 2 jam dengan tup kembali secara ngan tangga yang maksimum 25 m enyempit ke arah melingkar. Semua uat dan tahan api.
adalah sebuah tangga bagian ujung-ujung asi pergerakan di udahan, keamanan des. Perencanaan
ut:
pengguna ( ±30 cm)
ggi anak tangga
Sumber: Ji
Gambar VI.15. Penangkal Petir Sistem Thomas Jimmy S. Juwana. 2005. Panduan Sistem Bangunan
Penerbit Erlangga: Jakarta.
D
Akmal, Imelda. 2006. Menat Utama: Jakarta.
Ashihara, Yoshinobu. 1981. E Reinhold Company: New York BPS Kota Yogyakarta. 2008. K Broadbent, G., Richard Bunt & Wiley & Sons Ltd.: Bath. Ching, D.K. 2008. arsitektur: Erlangga: Jakarta.
De Chiara, Joseph, John Cal Mcgraw-Hill International Book De Chiara, Joseph, Julius Paner Space Planning-2nd edition. Mc
D.I. Yogyakarta Dalam Angka 2006/2007 Editor Santoso, Joko Alb. 2009. Yogyakarta.
Frick, Heinz dan F.X Bamba Kanisius: Yogyakarta.
G. Lippsmeier. 1969. Building i Indonesia Architecture Magazi Jay (Griya Kreasi). 2009. Krea Jakarta.
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Bangunan. Penerbit Erlangga: Lembaga Penyelidikan Masalah Lembaga Penyelidikan Masalah Mediastika, Christina E. 2005. Yogyakarta.
Neufert, Ernst. 2002. Data Ars Patterson, Terry L. 2002. Archi Rencana Tata Ruang Wilayah K Satwiko, Prasasto. 2005. Arsit Satwiko, Prasasto. 2009. Fisik
DAFTAR PUSTAKA
enata Rumah dengan Warna. Penerbit PT Gra
Exterior Design In Architecture Revised Edition rk.
008. Kota Yogyakarta Dalam Angka 2008.
unt & Charles Jencks. 1980. Sign, Symbol, and Ar
ur: BENTUK, RUANG, DAN TATANAN Edisi Ke
Callender. 1983 Time Saver for Building Types ook Company: Singapore.
anero, dkk. 2001. Time-Saver Standards for Inte . McGraw-Hill: New York.
ngka 2006/2007.
b. 2009. Konservasi Energi. PSE UAJY dan P
bang Suskiyatno. 2007. Dasar-dasar Eko-Arsi
ng in The Tropics. Calwey Verlag: Munchen. agazine edisi 9 tahun 2007.
reasi Warna untuk Interior Rumah. Penerbit Peneb
Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek ga: Jakarta.
alah Bangunan. 1972. Standard Arsitektur di Bidang alah Bangunan: Bandung.
2005. Menuju Rumah Ideal, Nyaman dan Sehat.
rsitek Edisi 33 Jilid 2. Penerbit Erlangga: Jakarta. rchitect’s Studio Handbook. McGraw-Hill: New Yor
ah Kota Yogyakarta Tahun 2010-2029.
rsitektur Sadar Energi. Penerbit ANDI: Yogyakarta isika Bangunan. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
ramedia Pustaka
ion. Van Nostrand
Architecture. John
Ke Tiga. Penerbit
ypes 2nd Edition.
nterior Design and
an Penerbit UAJY:
rsitektur. Penerbit
enebar Swadaya:
sitek dan Praktisi
idang Perumahan.
. Penerbit ANDI:
arta. ork.
Tangoro, Dwi. 1999. Utilitas Bangunan White, Edward T. 1985. Perenc
Wicaksono, Andie A. 2009. Menc Wong, Wucius. 1993. Principles of America.
Wong, Wucius. 1996. Beberap Yudohusodo, Siswono, Soearl Unit Percetakan Bharakerta: J http://allows.wordpress.com/20 http://www.architecture.uwater aia/teaching/shaviv/shaviv2.ht http://arest.wordpress.com/200 http://astudioarchitect.com/2008 http://besthousedesign.blogspot.
http://www.docstoc.com/docs/36568554 PEMBANGUNAN-RUMAH-SU
http://forum.tamanroyal.com www.googleearth.com http://hukumproperti.com/ http://iconarchitecture.weebly.c http://id.shvoong.com/social-sc http://id.wikipedia.org/wiki/Rum http://www.indonesian-propert http://pip2bdiy.org/document/P http://www.rusunawa.net/index peminat-rusunawa&catid=1:lates http://www.sripoku.com/view/1704/ ungan
http://www.tempointeraktif.com
Bangunan. Penerbit Universitas Indonesia: Jakar erencanaan Tapak. Penerbit Intermatra: Bandung.
Menciptakan Rumah Sehat. Penerbit Penebar Sw iples of Form and Design. John Wiley & Sons Ltd.
berapa Asas Merancang Trimata. Penerbit ITB: Bandung. oearli Salam, dkk. 1991. Rumah untuk Seluruh Raky
: Jakarta.
/2009/01/12/informasi-upah-minimum-regional-um
aterloo.ca/faculty_projects/terri/carbon-2.html
2008/01/19/laris-manisnya-rusunawa/
/2008/11/konsep-green-architecture-arsitektur_10.ht ogspot.com/2007/10/best-cabin-design-winner-at-ark
s/36568554/KEBIJAKAN-DAN-RENCANA-STRA SUSUN
eebly.com/
sciences/education/1882825-green-green-architec umah_susun
operty.com/2008/09/casa-jardin-garden-residence-in nt/Permen%20PU%2005-2007_RUSUN
dex.php?option=com_content&view=article&id=63: 1:latest-news&Itemid=50
/1704/memadukan_bangunan_hemat_energi_dan_r
om/hg/nusa/2009/04/23/brk,20090423-172191,id.ht akarta.
Swadaya: Jakarta. Ltd.: United States
andung.
akyat. INKOPPOL,
umr/
0.html
arkitektur.html
ATEGIS-hitecture/
in-daan.html
63:bersabarlah-dan_ramah_lingk