• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PEMEBELAJARAN TIPE COOPERATIF INTEGREATED READING AND COMPOSITION DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORIBERBANTUAN ALAT PERAGA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT DI SMP PENCAWAN MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN PEMEBELAJARAN TIPE COOPERATIF INTEGREATED READING AND COMPOSITION DENGAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORIBERBANTUAN ALAT PERAGA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT DI SMP PENCAWAN MEDAN."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ALATPERAGAKELASVIIMATERISEGIEMPAT DISMP PENCAWANMEDAN

Oleh :

Desi Kristiani Singarimbun NIM 408311008

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan nikmatNya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang Diajar Menggunakan Pembelajaran Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dengan Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Alat Peraga Kelas VII Materi Segiempat

SMP Pencawan Medan ” disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Drs. Togi, M.Pd, dan Ibu Faiz Ahyaningsih, S.Si, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan ,M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Kepala SMP Pencawan Medan Ibu

Dra. Rokiah Ketaren, Bapak Drs. Viktor Siagian, selaku Wakil Kepala sekolah dan Ibu Liasna Tarigan, S.Pd sebagai guru bidang studi matematika dan seluruh Bapak/ Ibu guru beserta Staf Pegawai serta siswa – siswa SMP Pencawan Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

(4)

v

adikku Kartika Elfrida Singarimbun, beserta seluruh keluargaku yang tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, dan seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2008 khususnya kelas Ekstensi dan kepada Ribka itink, Siska itink, Ferdi Sandi Sitepu, Desi. S, Yenniros, Rita, Tanjung, Irma, Yani, Genk_Cezz ( Iyen,HeLda,Sischa,Selvi,Feby,Zipo),

serta orang –orang terdekat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Oktober 2013 Penulis

(5)

Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Yang Diajar Mengg una kan Pe me belajara n T i pe Coo per ati f I nt egreated

Reading And Composition Dengan Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Alat Peraga Kelas VII Materi Segiempat

Di SMP Pencawan Medan

Desi Kristiani Singarimbun (NIM 408311008)

ABSTRAK

(6)

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan...i

Daftar Riwayat Hidup ...ii

Abstrak ...iii

Kata Pengantar ...iv

Daftar Isi ...vi

Daftar Gambar ...viii

Daftar Tabel...ix

Daftar Lampiran ...x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...1

1.3 Pembatasan Masalah ...6

1.4 Rumusan Masalah ...6

1.5 Tujuan Penelitian ...7

1.6 Manfaat Penelitian ...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis ...8

2.1.1 Pembelajaran Matematika ...8

2.1.2 Model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ...13

A. Pengertian Model Pembelajaran... ...13

B. Model Pembelajaran Kooperatif... ... 14

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC... ...16

2.1.3 Pembelajaran Ekspositori...23

2.1.4 Perbandingan Strategi Ekspositori dan StrategiCooperatif Integreated Reading and Composition...26

2.1.5 Media Pembelajaran Alat... ...27

A. Media Pembelajaran Matematika... ...27

B. Alat Peraga Matematika...28

2.1.6 Pemecahan Masalah dalam Matematika... ...30

2.1.7 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika... ...31

2.1.8 Materi Pelajaran... ...34

2.2 Penelitian Relevan ...43

2.3 Kerangka Kontekstual...44

2.4 Hipotesis...46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... ...47

3.1 Lokasi Penelitiandan alokasi waktu... ...47

3.2 Populasi dan Sampel……… ...47

3.3 Definisi Operasional………...47

3.4 Jenis dan Desain Penelitian……….…...48

3.5 Variabel Penelitian……….. ...49

3.6 Prosedur Penelitian………...49

(7)

3.8 Teknik Analisis Data... ...52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...56

4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...56

4.1.1 Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan kelas kontrol ...56

4.1.2 Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...57

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...60

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian ...61

4.2.1 Uji Normalitas ...61

4.2.2 Uji Homogenitas ...62

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 63

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...67

5.1 Kesimpulan ...67

5.2 Saran...67

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 15

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC 21

Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran Ekspositori 24 Tabel 2.4 Perbandingan Strategi Ekspositori dan StrategiCooperatif

Integreated Reading and Composition 26

Tabel 3.1 Randomized Control-Group Pree Test-Post Test Design 48 Tabel 4.1 Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 56 Tabel 4.2 Data Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 58

Tabel 4.3 Ringkasan Rata – Rata Nilai Pretest Dan Postest Kedua Kelas 59 Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretes Dan Postes Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa 60

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematika 61

Tabel 4.6 Data Hasil Homogenitas 62

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persegi Panjang 34

Gambar 2.2 Sifat – sifat Persegi Panjang 35

Gambar 2.3 Keliling dan Luas Persegi Panjang 35

Gambar 2.4 Persegi 37

Gambar 2.5 Sifat Persegi 37

Gambar 2.6 Keliling dan Luas Persegi 37

Gambar 2.7 Jajar genjang 38

Gambar 2.8 Keliling Jajargenjang 39

Gambar 2.9 Belah Ketupat 40

Gambar 2.10 Layang – layang 41

Gambar 2.11 Trapesium 42

Gambar 3.1 Skema Prosedur Pelaksanaan Penelitian 51 Gambar 4.1 Digram Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kobtrol 57 Gambar 4.2 Diagram Postest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 58

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 70 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 75

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 81 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 87

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I 93

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II 98

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III 102

Lampiran 8 Kisi – Kisi Tes Diagnostik 106

Lampiran 9 Tes Diagnostik 107

Lampiran 10 Alternatif Jawaban Tes Diagnostik 111 Lampiran 11 Lembar Validitas Tes Pretest 114

Lampiran 12 Lembar Validitas Posttest 115

Lampiran 13 Kisi – Kisi Kemampuan Pemecahan Masalah 116

Lampiran 14 Tes Kemampuan Awal 117

Lampiran 15 Altenatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 118 Lampiran 16 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 123 Lampiran 17 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 124

Lampiran 18 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran CIRC 130 Lampiran 19 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran Ekspositori 132 Lampiran 20 Data Pretes dan Postest Siswa Kelas Eksperimen 134

Lampiran 21 Perhitungan Rata – Rata, Varians, Dan Simpangan

Baku Kelas Eksperimen 135

Lampiran 22 Data Pretes dan Postest Siswa Kelas 136 Lampiran 23 Perhitungan Rata – Rata, Varians, Dan Simpangan

Baku Kelas Kontrol 137

Lampiran 24 Data Selisih Pretest Dan Postest Kelas Eksperimen 139 Lampiran 25 Data Selisih Pretest Dan Postest Kelas Kontrol 140 Lampiran 26 Perhitungan Rata – Rata, Varians, Dan Simpangan

(11)

Dan Pretest) Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 141

Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Data 143 Lampiran 28 Perhitungan Uji Homogenitas Data Kemampuan

Pemecahan Masalah Matematika 147

Lampiran 29 Perhitungan Uji Hipotesis 149

Lampiran 30 Tabel Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 151 Lampiran 31 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 152

Lampiran 32 Tabel Distribusi Nilai F 153

Lampiran 33 Daftar Nilai Presentil untuk Distribusi t 154

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus

manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berfikir secara mandiri. Metematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar baik

dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lain. Dengan adanya pendidikan matematika di sekolah dapat mempersiapkan anak didik agar menggunakan matematika secara fungsional dalam kehidupan

sehari-hari dan di dalam menghadapi ilmu pengetahuan lain.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting diajarkan pada pendidikan dasar atau pendidikan menengah. Dalam pedoman

penyusunan kurikulum matematika pada pendidikan dasar, antara lain agar siswa memahami konsep matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat serta sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin

tahu atau kritis, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Namun demikian, Menurut catatan TIMMSS ( (Trends in International

Mathematics and Sciencies Study) tahun 2011 lembaga yang mengukur

dan membandingkan kemampuan matematika siswa – siswa antarnegara, penguasaan matematika siswagrade 8 ( setingkat SMP) Negara Indonesia di peringkat ke- 40 dari 56 negara. Rerata skor yang diperoleh siswa – siswa Indonesia adalah 406.Skor ini masih jauh dibawah rerata skor internasional yaitu 500.Selain itu, bila dibandingkan dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand, posisi peringkat siswa jauh teringgal. Singapura berada pada peringkat ke–1 dengan rerata skor 590, Thailand berada pada peringkat ke-27 dengan rerata skor 451, dan Malaysia berada pada peringkat ke-32 dengan rerata skor 426. Jumlah jam mata pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran matematika. Sementara di Malaysia

hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112

(13)

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa di Indonesia lebih banyak waktu yang dihabiskan di sekolah, tetapi tingkat prestasi belajar matematika siswanya

masih rendah. Meskipun matematika merupakan ilmu yang penting dan harus dipelajari siswa, namun masih terdapat masalah dalam pengajarannya. Seperti

yang diungkapkan oleh Makhrus (2011) (http://www.jawapos.com) bahwa:

Masalah utama pengajaran matematika metode lama adalah ilmu itu sekedar ditransfer guru kepada siswa tanpa melibatkan proses bernalar si anak. Metode itu hanya meningkatkan kemampuan siswa untuk mengingat. Padahal, kemampuan anak untuk mengingat selalu menurun seiring bertambahnya usia. Sebab, anak-anak tidak memperoleh informasi yang mengaitkan ilmu dengan nalar/logika mereka, sehingga informasi pengetahuan tersebut lambat laun menghilang tak berbekas.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara penyajian dan prasarana pembelajaran matematika yang membuat siswa aktif

mempelajari matematika. Guru harus mampu mengetahui kesulitan siswa, sehingga guru dapat menggunakan suatu pembelajaran yang tepat bagi siswa. Selain itu guru juga diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan, menemukan, menyelidiki, dan mengungkapkan ide-ide peserta didik itu sendiri.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah. Selama ini pembelajaran matematika terkesan kurang menyentuh kepada substansi pemecahan masalah. Siswa cenderung menghafalkan konsep-konsep

matematika sehingga kemampuan siswa delam memecahkan masalah sangat kurang. Dan siswa selalu bermalas – malasan saja tidak mau mencari sendiri ide – idenya hanya guru saja yang selalu berperan aktifdalam proses belajar –

mengajar. Seperti diungkapkan oleh Widianti (2009) ( http://newspaper.pikiran-rakyat.com):

(14)

3

yang diberikan guru atau yang tertulis dalam buku yang dipelajari, tanpa memahami maksud isinya.Kecenderungan semacam ini tentu saja dapat dikatakan mengabaikan kebermaknaan dari konsep – konsep matematika yang dipelajari siswa, sehingga kemampuan siswa dalam memcahkan masalah sangat kurang.

Suryadi, dkk (dalam Tim MKPBM, 2001: 83) dalam surveinya tentang

current situation on mathematics and science education in Bandung yang

disponsori oleh JICA, menyatakan penemuan bahwa :“pemecahan masalah

matematika merupakan salah satu kegiatan matematika yang dianggap penting baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan mulai dari SD sampai SMU”. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam

mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus

dikerjakan untuk menyelesaikannya.

Oleh sebab itu, guru sebagai salah satu komponen yang menentukan terjadinya proses belajar mengajar harus mampu mendayagunakan metode atau cara mengajar yang lebih menjamin keberhasilan proses belajar mengajar. Banyak

strategi pembelajaran yang telah ada, tapi tidak semua dari pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengajar semua pokok bahasan dalam pembelajaran matematika. Guru perlu memilih, menguasai, dan menggunakan pendekatan,

strategi, metode, dan teknik yang lebih tepat untuk mengajarkan setiap pokok bahasan yang akan diajarkan dalam pembelajaran matematika dengan harus mempertimbangkan apakah pendekatan, strategi, metode, dan teknik yang

digunakan sudah efektif dan efisien dalam penerapannya.

Pendekatan pembelajaran yang biasa dilakukan guru adalah pendekatan pembelajaran ekspositori, menurut Hadi (2008) (

http://www.sman1-labakkang.com) menyatakan bahwa :

(15)

Pendekatan ini menunjukkan bahwa guru berperan lebih aktif, lebih banyak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru telah mengelola

dan mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan, karena menerima bahan

ajaran yang disampaikan guru.

Selanjutnya observasi dilakukan lebih dalam dengan pemberian tes diagnostik pemecahan masalah ke siswa kelas VII, tes yang diberikan berupa tes

berbentuk uraian, untuk melihat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika.

Berikut ini adalah hasil pengerjaan beberapa siswa dalam kesalahan

menyelesaiakan soal tes diagnostik. No.

Soal

Hasil Pekerjaan Siswa Keterangan

1,2 Tidak mampu

memahami masalah dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal.

3,4

Tidak mampu dalam merencanakan

pemecahan masalah dalam merencanakan rumus yang akan digunakan.

5,6

Tidak mampu dalam menyelesaikan

masalah dimana penyelesaian yang dilakukan masih salah dan tidak mampu dalam memeriksa kembali penyelesaian.

(16)

5

memahami soal, ada 3,03% yang dapat merencanakan penyelesaian masalah, ada 12,12% yang dapat melaksanakan penyelesaian masalah dengan perencanaan

yang telah dibuat, dan tidak ada siswa yang mampu memeriksa kembali hasil yang telah diperoleh tersebut. Sedangkan secara penguasaan siswa yang telah

memiliki kemampuan memecahkan masalah pada tingkat kemampuan sangat tinggi terdapat orang (0%) siswa, 7 orang(21,21%) siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 11 orang (33,33%) siswa yamg memiliki kemampuan sedang,

8 orang (24,24%) siswa yang memilki kemampuan rendah, dan 7 orang (21,21%) siwa yang memiliki kemampuan sangat rendah.

Dari data ini dapat dilihat jelas bahwa dari aspek memahami masalah,

merencanakan penyelesaian masalah, menyelesaikan masalah dan memeriksa kembali prosedur tingkat penguasaan siswa rendah .Peneliti dapat menyimpulkan bahwa banyaknya siswa yang tidak mampu menyelesaikan soal dikarenakan

proses pembelajaran yang kurang bermakna sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah.

Tugas guru adalah mengfasilitasi siswa dalam belajar. Pengetahuan bukanlah

sesuatu yang sudah jadi melainkan suatu proses yang harus digeluti, dipikirkan dan dikonstruksikan suatu proses oleh siswa tiidak dapat di transfer pada siswa yang hanya menerima secara pasif .

Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Guru juga diharapkan dapat memampukan siswa menguasai konsep dan memecahkan masalah dengan berfikir

kritis, logis, sistematis, dan terstruktur. Gurujuga harus mampu menggunakan alat bantu ataupun alat peraga matematika seefektif mungkin agar dapat menjelaskan

keabstrakan matematika tersebut. Kemudian guru juga harus menerapkan model pembelajaran yang variatif, melibatkan siswa secara mental, fisik, dan sosial. Sehingga diharapkan dengan meningkatnya pemahaman siswa, maka hasil

(17)

mudah. Dengan alat peraga membantu menjelaskan konsep sehingga anak tak perlu membayangkan.”

Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan pembelajaran kooperatif CIRC (Cooperatif Integreated

Reading and Composition). CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran

kooperatif, yaitu siswa belajar secara berkelompok dan guru memberikan materi untuk dipahami siswa, setelah itu guru memberikan kartu masalah kemudian

siswa membacakan masalah sementara anggota kelompok lain memikirkan cara penyelesaiannya, mendiskusikannya kemudian dipersentasikan di depan kelas.Dengan menerapkan model pembelajaran CIRC, suasana belajar yang

ditimbulkan akan lebih terasa menyenangkan karena siswa belajar dan saling bertukar pikiran dengan temannya sendiri. Selain itu,diharapkan juga siswa bisa berpikir kreatif melalui interaksi dengan teman sehingga dapat menyelesaikan

masalah dengan sistematis. Dengan demikian, tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa akan semakin baik.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadaakan penelitian dengan judul Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Yang Diajar MenggunakanPembelajaran Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition Dengan Pembelajaran Ekspositori Berbantuan Alat Peraga Kelas VII Materi Segiempat Di SMP Pencawan Medan T.A 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah matematika 2. Kegiatan pembelajaran yang selalu didominasi oleh guru

3. Siswa kurang mampu menerapkan konsep dalam memecahkan

masalah matematika.

(18)

7

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dan luasnya cakupan identifikasi masalah,

maka masalah dibatasi pada perbedaan kemampuan pemecahkan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC

dan metode ekspositoriberbantuan alat peraga pada pokok bahasan segiempat di kelas VII SMP Pencawan Medan

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran CIRC berbantuan alat peraga lebih

baik daripada metode ekspositori berbantuan alat peraga pada materi segiempat kelas VII SMP Pencawan Medan T.A 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran CIRC berbantuan alat peraga lebih baik daripada

pembelajaran ekspositori berbantuan alat peraga pada materi segiempat kelas VII SMP Pencawan Medan T.A 2013/2014.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

a. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatakan kemampuan

pemecahan masalah matematika siswa

b. Bagi siswa, melalui model pembelajaran ini dapat membantu siswa

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada materi pokok segiempat

c. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

inovasi pembelajaran matematika disekolah

d. Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan tentang penggunaan model pembelajaran CIRC dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon

(19)

67

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

terdahulu maka dapat disimpulkan sebagai berikut: kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaranCooperatif

Integreated Reading and Composition berbantuan alat peraga lebih baik

daripada model pembelajaran ekspositori berbantuan alat peraga kelas VII materi segiempat di SMP Pencawan Medan T.A 2013/2014.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu :

1. Kepada guru khususnya guru matematika hendaknya mempelajari model pembelajaran kooperatif tipe CIRC agar dapat diterapkan dalam

pembelajaran matematika karena model pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Disarankan agar guru selalu melibatkan siswa dalam proses belajar

mengajar yang bertujuan untu memotivasi siswa dan melatih siswa untuk belajar aktif dalam memahami soal, merencanakan, menyelesaikan dan memeriksa kembali yang berkaitan dengan pemecahan masalah

matematika siswa.

3. Kepada siswa khususnya siswa kelas VII SMP Pencawan Medan hendaknya selalu giat belajar matematika khususnya mempelajari soal –

soal segiempat yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika

4. Bagi peneliti lain, sebaiknya memperhatikan kelemahan – kelemahan yang

ada dalam penelitian ini sehingga kedepannya diharapkan akan lebih baik lagi

(20)

67

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Penerbit Rineka Cipta : Jakarta.

Amustofa. 2009. Strategi Pemecahan Masalah dalam Matematika,

http://amustofa70.wordpress.com (diakses pada tanggal 30 Januari

2013).

Ahsan, H. 2008. Model Pembelajaran,

http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/circ.ht

ml (diakses pada tanggal 13 Maret 2013)

Arsyad, A. 2009.Media Pembelajaran. Penerbit rajawali Pers: Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Mengajar. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Djamarah, S.B. 2006.Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.

Hudojo, H.1988. Mengajar Belajar Matematika. Penerbit Dekdikbud: Jakarta P2LPTK.

Isjoni, H. 2010.Pembelajaran Kooperatif. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Kertiasa. 2008. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan: Medan.

Kurniawan, Y. 2010. Implementasi Model pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC

(Cooperative Integrated Reading and Composition ) untuk

Meningkatkan Aktivitas, Kreativitas, dan Prestasi Belajar Siswa

pada Pelajaran Matematika di Kelas VIII-A SMP Negeri 13 Malang.

http://www.researchgate.net/publication/50602054_Implementasi_M odel_pembelajaran_Kooperatif_Tipe_CIRC_untuk_Meningkatkan_ Aktivitas_Kreativitas_dan_Prestasi_Belajar_Siswa_pada_Pelajaran_

Matematika(diakses Desember 2012 )

Makhrus. 2011. Masalah Pengajaran Matematika http://www.jawapos.com (tanggal akses 07 februari 2013)

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Penerbit Remaja Rosdakarya: Bandung.

Inayah, N. 2007. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Segiempat

Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.

(21)

Polya, George. 2013. (

http://masbied.files.wordpress.com/2011/05/modul-matematika-teori-belajar-polya.pdf) (diakses 20 Agustus 2013)

Rianto. 2009.Paradigma Baru Pembelajaran. Penerbit Kencana: Jakarta. Roestiyah. 2008.Strategi Belajar Mengajar. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta. Ruseffendi, E.T. 1993.Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Tarsito:

Bandung.

Sagala, S. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Penerbit Alfabeta: Bandung.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Beroreintasi Standar Proses

Pendidikan.Prenada Media Group: Jakarta.

Sihombing, W.L. 2007. Telaah Kurikulum Matematika Sekolah.FMIPA Universitas Negeri Medan: Medan.

Slavin, R. 2010. Cooperatif Learning Teori Riset Dan Praktik. Nusa Media: Bandung .

Slavin. 2012.Model Pembelajaran Kooparatif CIRC

http://muhfida.com/pembelajaran-kooperatif-tipe-circ/ (diaksestanggal 20 November 2012)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito: Bandung

Suherman, dkk. ( 1999). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Penerbit Universitas Terbuka: Jakarta.

Sukino,dkk. 2006. Matematika untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga

Suprijono, A. 2009.Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka: Jawa Timur .

Suyitno. 2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I. Universitas Negeri Semarang : Semarang.

TIMSS. 2011. http://nces.ed.gov/timss/results07_math07.asp.(tanggal akses 28

Januari 2013)

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika. 2001. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI: Bandung.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Penerbit Prenada Media Group: Jakarta.

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar seni budaya, faktor kecerdasan emosional

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis dalam penelitian ini adalah sifat fisik krim ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis M/A mempunyai viskositas dan

[r]

 Kata- kata dirangkai dengan tepat untuk mendeskripsikan orang yang terkait dengan profesi, kebangsaan, ciri-ciri fisik, kualitas, dan aktifitasnya..  Kata-kata dirangkai

Sinaga, Rusintong., 2004, Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi dalam Mengkaji Perubahan Penggunaan lahan Kecamatan.. Umbulharjo tahun 1993-2004 ,

Sebuah rencana yang baik tidak akan bisa terealisasikan apabila tidak ada pelaksanaan yang baik pula, pemerintah sudah menetapkan aturan lewat peraturan menteri

BAGI WAJIB PAJAK YANG DIIZINKAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN DALAM MATA UANG DOLLAR AMERIKA SERIKAT.

Untuk mengetahui pengaruh penambahan aditif FeMo terhadap sifat fisis. serbuk BaFe 12