• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas Pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas Pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS HIDUP WANITA YANG TINGGAL

DI KOMUNITAS PERTANIAN KECAMATAN SIPAHUTAR

KABUPATEN TAPANULI UTARA

SKRIPSI

Oleh: Ingrid Ave Maria

111121118

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

Judul : Kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

Peneliti : Ingrid Ave Maria NIM : 111121118

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2012

Abstrak

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang.Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian berdasarkan jenis pertanian. Desain penelitian deskriptif analitik yang mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan kualitas hidup berdasarkan karekteristik demografi responden (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan, pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian) dengan jumlah sampel 355 orang. Menggunakan Tehnik purposive sampling, dan menggunakan kuisioner WHOQol-BREF dengan 26 pertanyaan pengumpulan data yang dilakukan selama dua bulan. Hasil penelitian menunujukkan setengah dari 355 responden lebih dari setengah berusia antara 45-58 (56,7%), penghasilan 1.000.000-2.000.000 (62,9%), jenis pekerjaan pertanian (56,1%), dengan lahan pertanian yang kering dan basah (79,4%). Mayoritas bersuku batak toba (95,7%), menganut agama kristen protestan (94.8%), lebih banyak dengan pendidikan SMA (48,5%). Bahwa skor kualitas hidup berbeda secara bermakna pada umur p=0.003, pendidikan p=0,002, penghasilan/bulan p=0,002 dan pada jenis pekerjaan pertanian p=0,0012. Persepsi responden terhadap kualitas hidup, mereka mempersepsikan kualitas hidup mereka baik (50,6%). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar untuk memastikan usia, pendidikan, penghasilan, dan jenis pekerjaan sebagai faktor-faktor kualitas hidup.

(4)

PRAKATA

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas pertanian Kecamatan sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara”.Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU

2. Erniyati , S.Kp. MNS, selaku dosen pembimbing skripsi ini.

3. Mahnum lailan nasution S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing

akademik.

4. Bapak Camat Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara terimakasih atas partisipasi dalam izin tempat penelitian.

5. Bagi siswa SMA N 1 sipahutar yang ibunya menjadi responden , terimakasih member kesempatan pada saya dapat menjadikan para ibu segai sasaran penelitian.

6. Teristimewa buat bapak ( P. Manullang) dan mama tercinta (R.br Marpaung) serta adik-adik tersayang (Intrus theresia manullang, Immanuel lamdo manullang ,Ivo eleonora manullang ,Iriani bhinetta manullang, Ignatius josua pangidoan manullang dan Ifan triputra Michael ) serta semua keluargaku yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, maupun material serta semangat dan doa dalam menyusun skripsi ini.

(5)

8. Peneliti ini juga banyak terimakasih pada teman bimbingan (nuzul, kk reni, merkawati dan nazli) yang memberi dukungan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk teman satu rumah yang menemani dalam suka dan duka apalagi saat dalam proses menyelesaikan. Saya mengucap terimakasih yang sangat banyak.

10.Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman yang

berada di angkatan 2011 ekstensi sore.

Kiranya Tuhan yang akan membalas setiap kebaikan semua pihak yang

telah menolong peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, febuari 2013

Peneliti

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……… ii

DAFTAR TABEL ……….. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang……… 1

1.2. Perumusan Masalah……… 6

1.3. Tujuan Penelitian………. 6

1.4. Manfaat Penelitian……….. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Hidup ………. ………….. 8

2.1.1. Pengertian kualitas hidup wanita……… 8

2.1.2. komponen kualitas hidup………... 9

2.1.3. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup 8 2.1.4. Pengukuran Kualitas Hidup…..………. 9

2.2. Komunitas Pertanian 2.2.1. Pengertian komunitas pertanian ……… 29

2.2.2.Jenis-jenis pertanian……… 30

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep……….. 35

(7)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian………. 37

4.2. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian……… 37

b. Sampel Penelitian………. 37

4.3. Waktu Penelitian……… 38

4.4. Pertimbangan Etik Penelitian……… 38

4.5. Instrumen Penelitian………. 39

4.6. Uji validitas dan reabilitas……….. 41

4.7. Pengumpulan Data………... .... 40

4.8. Analisa Data……….. 43

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1. Hasil penelitian ……… 43

5.2. Pembahasan ……….. 47

BAB VI Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan ………. 50

6.2 Saran ………. 51 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Lampiran 1 : surat izin penelitian Lampiran 2 : surat izin mengambil data

Lampiran 3 : Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Lampiran 4 : Kuiseoner kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian penelitian

Lampiran 5 : Riwayat hidup

(8)

Daftar Tabel

Tabel 4.8.1 Tabel Penilaian Atau Pengskoringan Berdasarkan Pernyataan

Pada Instrumen Penelitian

Table 1 Distribusi Frewkuensi Data Demografi Wanita Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

Tabel 2 Distibusi Responden Berdasarkan Persepsi Kualitas Hidup

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup

Tabel 4 Distribusi Perbedaan Kualitas Hidup Dilihat Dari Karakteristik

Responden

(9)

Judul : Kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

Peneliti : Ingrid Ave Maria NIM : 111121118

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2012

Abstrak

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang.Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian berdasarkan jenis pertanian. Desain penelitian deskriptif analitik yang mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan kualitas hidup berdasarkan karekteristik demografi responden (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan, pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian) dengan jumlah sampel 355 orang. Menggunakan Tehnik purposive sampling, dan menggunakan kuisioner WHOQol-BREF dengan 26 pertanyaan pengumpulan data yang dilakukan selama dua bulan. Hasil penelitian menunujukkan setengah dari 355 responden lebih dari setengah berusia antara 45-58 (56,7%), penghasilan 1.000.000-2.000.000 (62,9%), jenis pekerjaan pertanian (56,1%), dengan lahan pertanian yang kering dan basah (79,4%). Mayoritas bersuku batak toba (95,7%), menganut agama kristen protestan (94.8%), lebih banyak dengan pendidikan SMA (48,5%). Bahwa skor kualitas hidup berbeda secara bermakna pada umur p=0.003, pendidikan p=0,002, penghasilan/bulan p=0,002 dan pada jenis pekerjaan pertanian p=0,0012. Persepsi responden terhadap kualitas hidup, mereka mempersepsikan kualitas hidup mereka baik (50,6%). Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar untuk memastikan usia, pendidikan, penghasilan, dan jenis pekerjaan sebagai faktor-faktor kualitas hidup.

(10)

PRAKATA

Segala Puji dan Syukur Peneliti Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan Karunia Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Kualitas Hidup Wanita Yang Tinggal Di Komunitas pertanian Kecamatan sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara”.Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini, sebagai berikut:

1. Dr. Dedi Ardinata, MKes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU

2. Erniyati , S.Kp. MNS, selaku dosen pembimbing skripsi ini.

3. Mahnum lailan nasution S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing

akademik.

4. Bapak Camat Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara terimakasih atas partisipasi dalam izin tempat penelitian.

5. Bagi siswa SMA N 1 sipahutar yang ibunya menjadi responden , terimakasih member kesempatan pada saya dapat menjadikan para ibu segai sasaran penelitian.

6. Teristimewa buat bapak ( P. Manullang) dan mama tercinta (R.br Marpaung) serta adik-adik tersayang (Intrus theresia manullang, Immanuel lamdo manullang ,Ivo eleonora manullang ,Iriani bhinetta manullang, Ignatius josua pangidoan manullang dan Ifan triputra Michael ) serta semua keluargaku yang telah banyak memberikan dorongan kepada penulis baik moril, maupun material serta semangat dan doa dalam menyusun skripsi ini.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Laurer, dalam Ruggeri, Warner, Bisoffi, & fontecedro, 2001) mengatakan

bahwa tidak terdapat satu defenisi kualitas hidup yang dapat diterima secara

universal. Secara awam, kualitas hidup berkaitan dengan pencapaian manusia

yang ideal sesuai dengan yang diinginkan (Diener dan Suh, dalam kahneman,

diener & Schwarz, 1999 ). Setiap individu memiliki kualitas hidup yang berbeda

tergantung dari masing-masing individu dalam menyikapi permasalahan yang

terjadi dalam dirinya. Jika menghadapi dengan positif maka akan baik pula

kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi dengan negatif maka akan

buruk pula kualitas hidupnya. Coons & Kaplan (Sarafino, 1994 ) Coons & Kaplan

(Sarafino, 1994) kualitas hidup adalah suatu pandangan umum yang terdiri dari

beberapa komponen dan dimensi dasar yang berhubungan dengan kesehatan

diantaranya keadaan dan fungsi fisik, keadaan psikologis, fungsi sosial dan

penyakit serta perawatannya. Cella & Tulsky (Dimsdale, 1995) beberapa

pendekatan fenomenologi dari kualitas hidup menekankan tentang pentingnya

persepsi subjektif seseorang dalam memfungsikan kemampuan mereka sendiri

dan membandingkannya dengan standar kemampuan internal yang mereka miliki

agar dapat mewujudkan sesuatu menjadi lebih ideal dan sesuai dengan apa yang

mereka inginkan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Campbell dkk (Dimsdale, 1995) yang

(12)

pengukuran kualitas hidup. Dalam hal ini dikemukakan bahwa kualitas hidup

dibentuk oleh suatu gagasan yang terdiri dari aspek kognitif dan afektif karena

penilaian individu terhadap satu kondisi kognitif mempengaruhi secara efektif dan

menimbulkan reaksi terhadap kondisi emosi individu tersebut.Adapun menurut

Cohen & Lazarus (Sarafino, 1994) kualitas hidup adalah tingkatan yang

menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan

mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan

hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan

pribadi,intelektual dan kondisi materi. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian individu terhadap posisi

mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana

mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa

yang menjadi perhatian individu.

Kualitas hidup merupakan istilah yang menunjukkan pada emosional,

sosial dan kesejahteraan fisik seseorang wanita juga kemampuan mereka untuk

berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Dan dilihat dari tugas sehari-hari wanita

membesarkan anak dan mengurusi rumah tangga wanita juga dituntun

meningkatkan derajat kehidupan dengan berusaha memcapai prioritas dalam

kehidupan. Sebagai salah satu contoh nyata sebagai prioritas dalam keluarga,

memberi masa depan yang baik pada anak dalam pendidikan, kebutuhan

sehari-hari (sandang dan pangan).

Kualitas hidup diartikan sebagai persepsi individu mengenai

(13)

penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks

budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan

individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu (Fayers &

Machin dalam Kreitler & Ben, 2004).

Peningkatan kualitas kehidupan dan peran wanita sangat diperlukan karena

kualitas kehidupan wanita masih jauh lebih rendah daripada laki-laki. Pencapaian

hasil pembangunan antara perempuan dan laki-laki ,yang tercermin dari masih

terbatasnya akses sebagian besar perempuan ke pelayanan kesehatan yang lebih

baik, pendidikan yang lebih tinggi dan ketelibatan dalam kegiatan publik lainnya

(Belly, 2010)

Hasil-hasil kebijakan yang telah dicapai dapat diuraikan sebagai berikut

(Helmi,2010) pemberantasan buta aksara pada perempuan yang telah

dilaksanakan di jawa timur, bali, bangka Belitung, dan sumatra utara dan

pelaksanaan pedoman pendidikan bagi pekerja rumah tangga (PRT) perempuan

yang putus sekolah diprovinsi jawa timur, jawa tengah, jawa barat, dan lampung

( Meery, 2009 )

Menurut Biro Pusat Statistik (1999) dari hasil SUSENAS tahun 1997 dari

198,68 jiwa penduduk Indonesia 53.06% tinggal di pedesaan dengan lapangan

pekerjaan utamanya di bidang pertanian. Dari jumlah tersebut 63,56 % diusahakan

oleh wanita dan sisanya dilakukan oleh pria. Walaupun jumlah penduduk

separuhnya adalah perempuan, lebih separuh jumah tersebut berada di pedesaan

(14)

Menurut BPS (2000) pada tahun 1966 pertumbuhan wanita didesa lebih

tinggi dibanding diperkotaan. Di pedesaan banyak wanita sebagai pekerja

keluarga,yang artinya bahwa wanita selain bekerja mengurusi anak dan mengurusi

seluruh keperluan rumah tangga wanita juga telah melakukan hal lain seperti

menambah tingkat kesejahteraan keluarga dengan bekerja diluar rumah tanpa

melupakan prioritas wanita sebagai ibu dan kepala rumah tangga. Umumnya

perempuan di perkotaan bekerja di bidang perdagangan dan jasa sedangkan di

daerah pedesaan lebih banyak bekerja di sekitar pertanian dan sebagian kecil di

sektor perdagangan.

Pada pertanian pada tahun 1990 ada penurunan presentasi pekerja pria di

sektor pertanian dengan kata lain dalam perkembangan di masanya yang akan

datang, sektor pertanian akan mengandalkan wanita dalam bidangnya, dan akan

menyerap sejumlah besar tenaga kerja wanita, khususnya pedesaan semakin tinggi

produktifitas desa maka semakin makmur tempat tersebut.Bahwa produktifitas

tinggi bila kesehatan dari tenaga kerjanya sehat. Apalagi dengan yang kita ketahui

bahwa perbedaan wanita dengan pria ada pada penggunaan tenaga , bahwa pria

menggunakan tenaga lebih besar dibandingkan wanita maka wanita yang bekerja

sebagai pekerja keluarga harus memperhatikan kesehatannya.(merly, 1998)

Peranan wanita di sektor pertanian tidak bisa dibantah lagi, banyak sekali

peneliti sudah membuktikannya menurut Kingsley (1998) lebih dari 50% di

Indonesia peranan wanita dalam pertanian sangat besar melihat bahwa Indonesia

terkenal sebagai negara agraria. Indonesia yang memiliki kekayaan pertanian yang

(15)

pertanian membutuhkan tenaga kerja.tenaga kerja itu bisa pria maupun

wanita.namun hasil dari susenas tahun 1995 bahwa ada pergeseran bahwa pria

mengurang aktivitas pekerjaan dibidang pertanian dan digantikan oleh wanita

Tentunya sumbangan tenaga kerja ini lebih dari cukup.mengingat kodrat wanita

yaitu hamil, melahirkan, menyusui dan merawat anak.melihat seharusnya tidak

cukup adil melebihi porsi kerja pria.

Kabupaten Tapanuli sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera

Utara, bahwa Tapanuli Utara memiliki luas 3.646 km2 dan sebagian besar dari luas lahan itu da diolah untuk menghasilkan hasil pertanian. Tapanuli Utara yang luas mempunyai bidang pertanian sebagai komoditi kabupaten dilihat dengan sejumlah besar penduduk bekerja di bidang pertanian. Dengan jumlah penduduk sebanyak 279.257 jiwa, Laki-laki : 138.156 jiwa, Perempuan : 141.101 jiwa, sepertiga dari jumlah

total bekerja sebagai petani. Sedangkan wanita yang bekerja sebagai petani ada

dua pertiga jumlah total wanita di kabupaten tapanuli utara (Profil Tapanuli

Utara, 2011)

Kecamatan Sipahutar juga kecamatan yang mengandalkan segi agraria

sebagai komoditi dasar kecamatan. Wanita di Kecamatan Sipahutar banyak

bergelut di bidang pertanian dan bekerja sebagai petani. Berdasarkan hasil survei

awal di Kecamatan Sipahutar ada sebanyak 3554 orang yang bekerja sebagai

petani. Selain sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi keluarga sebagai

aktivitas utama wanita di kecamatan yang masih di ikat dengan adat istiadat

budaya setempat. Bahwa wanita sebagai ibu penting dalam mengikuti tumbuh

(16)

penentu bahwa kualitas wanita itu baik. Apalagi wanita batak membuat

keberhasilan anak sebagai prioritas utama, Wanita yang menjadi ibu

meningkatkan kualitas hidupnya dengan melihat Keberhasilan anak dalam bidang

pendidikan dan di kesejahteraannya di masa depan. Mewujudkan keberhasilan

anak maka para wanita melekukan pekerjaan sebagai petani untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan untuk biaya masa depan anak/ keluarga. Melihat

Kecamatan Sipahutar didominasi wanita dengan suku batak toba sebanyak 98%

dan suku lainnya ada sebesar 2%. (Profil Kecamatan Sipahutar, 2011)

2. Perumusan Masalah

Bagaimana gambaran kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas

pertanian di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum:

Mengetahui gambaran kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas

pertanian

Tujuan khusus

Mengedentifikasi kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi

responde (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan/bulan, jenis

pekerjaan pertanian dan jenis lahan peranian).

4. Manfaat Penelitian

(17)

- Sebagai informasi dan bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara dan dinas kesehatan Kecamatan Sipahutar dan Dinas

Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara dan Dinas Pertanian Kecamatan

Sipahutar untuk melaksanakan program kesehatan bagi wanita yang terlibat

dalam pertanian.

- Sebagai bahan masukan bagi penelitian lain yang akan melakukan penelitian lanjutan.

- Bagi penulis ,penelitian ini sangat berguna untuk meningkatkan wawasan, pengalaman balajar dalam melakukan penelitian tentang kualitas hidup

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai teori dan tinjauan pustaka yang mendasari

penelitian ini. Pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah pembahasan

mengenai kualitas hidup wanita. Dalam pembahasan mengenai kualitas hidup

akan dibicarakan mengenai pendekatan dalam menjelaskan kualitas hidup

termasuk definisi kualitas hidup, dimensi kualitas hidup, pengukuran kualitas

hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Pembahasan

mengenai akan mengenai wanita yang bekerja sebagai petani, kesehatan wanita

yang tinggal di komunitas pertanian.

2.1. Kualitas Hidup

2.1.1 Defenisi Kualitas Hidup Wanita

Kualitas hidup mendeskripsikan istilah yang merujuk pada emosional

,sosial dan kesejahteraan fisik seseorang, juga kemampuan mereka untuk

berfungsi dalam kehidupan sehari-hari (Donald,2001). Kualitas hidup merupakan

persepsi individu dalam hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem nilai

dimana individu tinggal dan berhubungan dengan standar hidup, harapan,

kesenangan dan perhatian. Hal ini merupakan konsep tingkatan, terangkum secara

kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologi, tingkat kebebasan,

hubungan sosial dan berhubungan kepada karakteristik lingkungan (WHO,1994).

Kualitas hidup dapat diartikan sebagai derajat dimana seseorang

(19)

komponen yaitu pengalaman, kepuasan dan kepemilikan atau pencapaian

beberapa karakteristik dan kemungkinan-kemungkinan tersebut merupakan hasil

dari kesempatan dan keterbatasan setiap orang dalam hidupnya dan merefleksikan

interaksi faktor personal lingkungan (Chang, Viktor &Weissman,2004).

Menurut unit penelitian kualitas hidup Universitas Toronto, kualitas hidup

adalah tingkat dimana seseorang menikmati hal-hal penting yang mungkin terjadi

dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan

dalam hidupnya. Masing-masing orang memiliki kesempatan dan keterbatasan

dalam hidupnya yang merefleksikan interaksinya dengan lingkungan .Sedangkan

kenikmatan itu sendiri terdiri dua komponen yaitu pengalaman dan kepuasan dan

kepemilikan atau prestasi (Universitas Toronto, 2004).

2.1.2 Komponen Kulitas Hidup Wanita

2.1.2.1 Universitas of Toronto (2002)

Beberapa literatur menyebutkan kualitas hidup dapat diklasifikasikan ke

kedalam beberapa komponen, yaitu:

Menyebutkan kualitas hidup dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu internal individu

,kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungan) dan harapan (prestasi dan

asprasi inidividu)

a.Internal individu

Dibagi atas tiga yaitu secara fisik, psikologi, dan spiritual, psikologis dan

spiritual. Secara fisik yang terdiri dari kesehatan fisik, personal hygine, nutrisi,

olahraga, pakaian dan penampilan fisik secara umum. Secara psikologis yang

(20)

konsep diri, dan kontrol diri. Secara spiritual terdiri dari nilai pribadi dan

kepercayaan spiritual.

b.Kepemilikan

Kepemilikan (hubungan individu dengan lingkungannya) dalam kualitas hidup

dibagi menjadi fisik dan sosial. Secara fisik yang terdiri dari rumah,tempat

kerja/sekolah, tetangga (lingkungan dan masyarakat). Secara sosial dekat dengan

orang lain, keluarga, teman kerja, lingkungan, dan masyarakat.

c.Harapan

Harapan (prestasi dan aspirasi individu ) dalam kualitas hidup dapat dibagi

menjadi dua yaitu secara praktis dan secara pekerjaan. Secara praktis yaitu

aktifitas rumah tangga, pekerjaan, aktifitas sekolah atau sukarelawan dan

pencarian kebutuhan atau sosial. Secara pekerjaan yaitu aktifitas peningkatan

pengetahuan dan kemampuan serta adaptasi terhadap perubahan dan penggunaan

waktu santai, aktivitas relaksasi dan reduksi stress.

2.1.2.2 WHO

World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL) membagi kualitas hidup dalam enam domain utama yaitu fisik,psikologi,tingkat kebebasan

hubungan sosial, lingkungan, spiritual, agama atau kepercayaan seseorang

(WHO,1998).

1) Domain I –Fisik

a. Nyeri dan ketidaknyaman

Aspek ini mengeksplor sensasi fisik yang tidak menyenangkan yang dialami

(21)

mempengaruhi hidup individu tersebut. Sensasi yang tidak menyenangkan

meliputi kekakuan, sakit, nyeri dengan durasi lama atau pendek, bahkan

penyakit gatal yang termasuk diputuskan nyeri bila individu mengatakan

nyeri, walaupun tidak ada alasan medis yang membuktikannya (WHO, 1998).

b. Tenaga dan lelah

Aspek ini mengeksplor tenaga, antusiasme dan keinginan individu untuk

selalu dapat melakukan aktivitas lain seperti rekreasi. Kelelahan membuat

individu tidak mampu mencapai kekuatan dengan cukup untuk merasakan

hidup yang sebenarnya. Kelelahan merupakan akibat dari beberapa hal

seperti sakit, depresi, atau pekerjaan yang terlalu berat (WHO, 1998).

c. Tidur dan istirahat

Aspek fokus ini pada seberapa banyak terbanyak tidur dan istirahat. Masalah

tidur termasuk kesulitan untuk pergi tidur, bangun tengah malam, bangun di

pagi hari dan tidak dapat kembali tidur dan kurang segar saat bangun di pagi

hari (WHO,1998).

2) Domain II – Psikologi

WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian yaitu:

a. Perasaan positif

Aspek ini menguji beberapa banyak pengalaman perasaan positif individu

dari kesukaaan Keseimbangan,kedamaian,kegembiraan ,harapan, kesenangan

dan menikmati dari hal-hal baik dalam hidup. Pandangan individu dan

perasaan pada masa depan merupakan bagian penting dari segi ini (WHO,

(22)

b. Berfikir, belajar, ingatan dan konsentrasi

Aspek ini mengeksplor pandangan individu terhadap pemikiran,

pembelajaran, ingatan, konsentrasi, dan kemampuannya dalam membuat

keputusan. Hal ini juga termasuk kecepatan dan kejelasan individu

memberikan gagasan (WHO, 1998).

c. Harga diri

Aspek ini menguji apa yang individu merasakan tentang diri mereka sendiri.

Hal ini bias saja memiliki jarak dari perasaaan positif sampai perasaan yang

ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan seseorang dari harga diri

sebagai individu di eksplor. Aspek dari harga diri fokus dengan perasaan

individu dari kekuatan diri, kepuasaan dengan diri dan kendali diri

(WHO,1998).

d. Gambaran diri dan penampilan

Aspek ini menguji pandangan individu dengan tubuhnya. Apakah penampilan

tubuh kelihatan positif dan negatif. Fokus pada kepuasaan individu dengan

penampilan dan akibat yang dimilikinya pada konsep diri. Hal ini termasuk

perluasan dimana apabila ada bagian tubuh yang cacat akan bisa dikoreksi

misalnya dengan berdandan, berpakaian, menggunakan organ buatan dan

sebagainya (WHO,1998).

e. Perasaan negatif

Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif individu

,termasuk patah semangat, perasaan berdosa, kesedihan, keputusan,

(23)

pertimbangan dari seberapa menyedihkan perasaan negatif dan akibatnya

pada fungsi keseharian individu (WHO,1998).

3) Domain III - Tingkat kebebasan

WHOQOL membagi domain tingkat kebebasan pada empat bagian :

a. Pergerakan

Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya untuk

berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak disekitar tempat

kerja,atau ked an dari pelayanan transprotasi (WHO, 1998).

b. Aktifitas sehari-hari

Aspek ini mengeksplor kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas

sehari-hari. Hal ini termasuk perawatan diri dan perhatian yang tepat pada

kepemilikan. Tingkatan dimana individu tergantung pada yang lain untuk

membantu dalam aktifitas kesehariannya juga berakibat pada kualitas

hidupnya (WHO,1998).

c. Ketergantungan pada pengobatan atau perlakuan

Aspek ini menguji ketergantungan individu pada medis atau pengobatan

alternatif (seperti akupuntur dan obat herbal) untuk mendukung fisik dan

kesejahteraan psikologinya. Pengobatan pada beberapa kasus dapat berakibat

negatif pada kualitas hidup individu (seperti efek samping dari kemoterapi)

disaat yang ada pada kasus lain menambah kualitas hidup individu (seperti

pasien kanker yang menggunakan pembunuh nyeri) (WHO, 1998).

(24)

d. Kapasitas pekerjaan

Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja. Bekerja

didefenisikan sebagai aktivitas besar dimana individu disibukkan. Aktivitas

besar termasuk pekerjaan dengan upah,pekerjaan sukarela untuk masyarakat,

belajar dengan waktu penuh, merawat anak dengan tugas rumah tangga

(WHO, 1998).

4) Domain IV – Hubungan sosial

WHOQOL membagi domain hubungan social pada tiga bagian yaitu:

a. Hubungan perorangan

Aspek ini menguji tingkatan perasaan individu pada persahabatan ,cinta dan

dukungan dari hubungan yang dekat dalam kehidupannya. Aspek ini

termasuk pada kemampuan dan kesempatan untuk mencintai, dicintai dan

lebih dekat dengan orang lain secara emosional dan fisik.tingkatan dimana

individu merasa mereka bias berbagi pengalaman baik senang maupun sedih

dengan oranglain yang dicintai (WHO, 1998).

b. Dukungan sosial

Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tanggung jawab, dukungan dan

tersedianya bantuan dari keluarga dan teman. Aspek ini fokus pada seberapa

banyak yang individu rasakan pada dukungan keluarga dan teman. Sulit

faktanya pada tingkatan mana individu tergantungan pada dukungan disaat

(25)

.

c. Aktifitas seksual

Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks dan tingkatan dimana

individu dapat mengekspresikan dan senang dengan hasrat seksual yang tepat

(WHO,1998).

5) Domain V- Lingkungan

WHOQOL membagi domain lingkungan pada delapan bagian yaitu:

a. Keamanan fisik dan lingkungan

Aspek ini menguji perasaan individu pada keamanan dari kejahatan fisik.

Ancaman pada keamanan bias timbuldari sumber seperti tekanan orang lain

atau politik.Aspek ini lansung dengan perasaan kebebasan individu (WHO,

1998).

b. Lingkungan rumah

Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu tinggal (tempat

berlindung dan menjaga barang-barang). Kualitas sebuah dapat nilai pada

kenyamanan, tempat teraman individu untuk tinggal (WHO, 1998).

c. Sumber penghasilan

Aspek ini mengekpos pandangan individu pada sumber penghasilan (dan

penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada apakah individu itu dapat

menghasilkan atau tidak ada dimana berekibat pada kualitas hidup (WHO,

(26)

d. Kesehatan dan perhatian sosial:ketersediaan dan kualitas

Aspek ini menguji pandangan individu pada kesehatan dan perhatian sosial

disekitar. Dekat berarti berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendapat

bantuan (WHO, 1998).

e. Kesempatan untuk memperoleh informasi baru dan keterampilan

Aspek ini menguji pada kesempatan individu dan keinginan untuk

mempelajari keterampilan baru, baru mendapat pengetahuan baru, dan peka

terhadap apa yang terjadi. Temasuk program pendidikan formal atau

pembelajaran orang dewasa (WHO, 1998).

f. Partisipasi dalam kesempatan berekreasi dan waktu luang

Aspek ini mengekspor kemampuan individu, kesempatan dan keinginan

untuk partisipasi dalam waktu luang ,hiburan dan relaksasi (WHO, 1998).

g. Lingkungan fisik

Aspek ini menguji pandangan individu pada lingkunganya .Hal ini mencakup

kebisingan, polusi, iklim dan estetika lingkungan dimana pelayanan ini dapat

meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup (WHO, 1998).

h. Transprotasi

Aspek ini menguji pandangan seberapa mudah untuk menemukan dan

menggunakan pelayanan transprotasi (WHO, 1998).

6) Domain VI – Spiritual /Agama/Kpercayaan seseorang

Aspek ini menguji pada kepercayaan individu dan bagaimana dampak nya

(27)

kesulitan hidup nya,member kekuatan, aspek ini ditujukan pada individu

berbeda agama (Budha, Kristen, Islam, dan Hindu) dan menghindari

kepercayaan yang tidak sesuai dengan orientasi agama.

2.1.2.3 Ventegodt, Merriek, Anderson (2003)

Kualitas hidup dibagi menjadi 3 bagian yang berpusat pada suatu aspek

individu yang baik. Bagian pertama addalah kualitas hidup subjektif , bagaiman

suatu yang baik dirasakan masing-masing individu dan mengevaluasi bagaiman

mereka menggambarkan suatu perasaan mereka. Kedua adalah kualitas hidup

ekstensial yaitu seberapa baik hidup seseorang merupakan level yang dalam. Hal

ini mengamsusikan bahwa individu memiliki suatu sifat dasar yang lebih dalam

yang berhak untuk di hormati dan dimana individu dapat harmonis.

Ketiga adalah kualitas hidup objektif yaitu bagaimana hidup seseoarang

dirasakan di dunia luar. Kualitas hidup objektif dinyatakan dalam kemampuan

seseorang untuk beradaptasi pada nilai-nilai budaya dan menyatakan tentang

kehidupannya. Ketiga aspek ini dapat ditempatkan dalam spektrum dari subjektif

ke objektif, elemen ektensial beberapa diantaranya yang merupakan komponen

kualiatas hidup meliputi kesejahteraan, kepuasan hidup, kebahagiaan, makana

hidup,gambaran biologis kualitas hidup, mencapai potensi hidup, pemenuhan

kebutuhan dan faktor-faktor objektif.

a. Kesejahteraan

Kesejahteraan berhubungan dengan bagaiman sesuatu dalam suatu dunia objektif

dengan faktor eksternal hidup. Ketika kita bercerita berita baik maka

(28)

b. Kepuasan hidup

Menjadi puas berarti merasakan bagaiman hidup seharusnya, ketika

pengharapan-pengharapan, kebutuhan-kebutuhan dan gairah hidup diperoleh

maka seseorang puas.Kepuasan adalah pernyataan mental yaitu keadaan

kognitif.

c. Kebahagiaan

Menjadi bahagia bukan hanya menyenangkan hati tetapi merupakan perasaan

yang special yang beharga dan sangat diinginkan tetapi sulit diperoleh. Tidak

banyak orang percaya bahwa kebahagian diperoleh dari adaptasi terhadap budaya

seseorang. Kebahagian diperoleh dari adaptasi terhadap budaya seseorang.

Kebahagian diasosiasikan dengan dimensi-dimensi nonrasioanal seperti cinta,

ikatan erat dengan sifat tetapi bukan dengan uang, status kesehatan atau

faktor-faktor objektif lainnya.

d. Makna dalam hidup

Makna dalam hidup merupakan suatu konsep yang sangat penting dan jarang

digunakan. Pencariaan makna hidup melibatkan suatu penerimaan dari ketidak

berartian dan keberartiandari hidup dan kewajiban untuk mengarahkan diri

seseorang membuat perbaikan apa yang berarti.

e. Gambaran biologis kualitas hidup

Gambaran biologis kualitas hidup yaitu system informasi biologis dan tingkat

keseimbangan ekstensial dilihat dari segi kesehatan fisik. Kesehatan fisik

mencerminkan tingkat informasi biologis seperti sel-sel dalam tubuh

(29)

kesehatan dan keseimbangan tubuh. Kesadaran kita akan pengalaman hidup juga

terkondisi secara bilogis. Pengalaman dimana individu bermakna atau tida ,dapat

dilihat sebagai kondisi dari sistem informasi biologis. Hubungan antara kualitas

dengan penyakit diilustrasikan dengan baik mengunakan suatu teori individual

sebagai suatu sistem informasi biologis.

f. Mencapai potensi hidup

Teori pencapaian potensi hidup merupakan suatu teori hubungan antara sifat

dasarnya /titik permulaan biologis .Ini tidak mengurangi kekhususan dari mahluk

hidup tetapi hanya tingkat dimana pertukaran informasi yang bermakna dalam

sistem hidup dari sel ke organisasi sosial.

g. Pemenuhan kebutuhan

Dimana bila pemenuhan kebutuhan terpenuhi maka kulitas hidunya tinggi,

kebutuhan merupakan suatu ekspresi sifat dasar kita pada umumnya di miliki

mahluk hidup. Pemenuhan kebutuhan dihubungkan dengan sifat dasar kita.

Kebutuhan yang kita rasakan baik ketika kebutuhan kita sudah terpenuhi.

Informasi ini berada dalam bentuk kompleks yang dapat disederhanakan menjadi

kebutuhan aktual.

h. Faktor-faktor objektif

Aspek objektif dari kualitas hidup dihubungkan dengan faktor-faktor eksternal

hidup. Hal ini mencakup pendapatan, status perkawinan, status kesehatan, dan

jumlah hubungan dengan orang lain. Kualitas hidup objektif sangat

(30)

2.1.2.4 Hays (1992)

Hays (1992) menyatakan bahwa kualitas hidup dapat disimpulkan dua

bagian yaitu bagian pertama adalah kesehatan fisik terdiri dari fungsi fisik,

keterbatasan peran fisik, nyeri pada tubuh dan persepsi kesehatan secara

umum. Fungsi fisik terdiri dari beberapa pernyataan yaitu aktifitas yang

memerlukan energi, aktivitas ringan, mengangkat dan membawa barang

ringan, menaiki tangga, membungkuk, berjalan beberapa gang, berjalan satu

gang dan mandi serta memakai baju sendiri. Keterbatasan fisik terdiri dari

pernyataan penggunaan waktu yang singkat dalam menyelesaikan pekerjaan

yang tidak tepat waktu, terbatas pada beberapa pekerjaan dan kesulitan dalam

melakukan pekerjaan. Nyeri pada tubuh terdiri dari pernyataan seberapa

besar rasa nyeri pada tubuh dan seberapa nyeri mengganggu aktifitas.

Persepsi kesehatan secara umum terdiri dari pernyataan bagaiman kondisi

kesehatan saat ini.dan satu tahun yang lalu, mudah terserang penyakit, sama

sehatnya dengan orang lain, kesehatan yang buruk dan kesehatan yang baik.

Kedua adalah kesehatan mental terdiri dari vitalitas, fungsi

social,keterbatasan peran emosional dan kondisi mental. Vitalis terdiri dari

pernyataan yang mengembangkan tentang bagaimana pasien dalam

melaksanakan aktifitasnya apakah penuh semangat memiliki energi banyak,

bosan, dan lelah. Fungsi sosial terdiri dari pernyataan seberapa besar

masalahnya emosi menggangu aktifitas social dan berpengaruh pada aktifitas

sosial. Keterbatasan peran emosinal terdiri dari pernyataan apakah masalah

(31)

lama lagi melakukan pekerjaan dan tidak berhati-hati sebagaiman mestinya.

Kondisi mental terdiri dari pernyataan apakah pasien sering gugup,merasakan

tertekan, tenang, sedih dan periang.

2.1.3 Faktor-faktor Mempengaruhi Kualitas Hidup

Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam nofitri, 2009),

persepsi individu mengenai kualitas hidupnya dipengaruhi oleh konteks budaya

dan sistem nilai dimana individu tinggal. Hal ini juga sesuai dengaan apa yang

dikatakan Fadda dan Jiron (1999), (dalam nofitri, 2009) bahwa kualitas hidup

bervariasi antara individu yang tinggal di kota/ wilayah satu dengan yang lain

bergantung pada konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada

wilayah tersebut. Menurut para peneliti, faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas hidup adalah:

1.3.1 Gender atau Jenis Kelamin

Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa gender

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain, dkk (2003)

menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan

perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas

hidup perempuan. Bertentangan dengan penemuan Bain, dkk (2004) menemukan

bahwa kualitas hidup perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Fadda

dan Jiron (1999) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan

dalam peran serta akses dan kendali terhadap berbagai sumber sehingga

(32)

berbeda. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan

dalam hubungannya dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff

dan Singer (1998) dalam Papalia, dkk (2007) mengatakan bahwa secara umum,

kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan

lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan

kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan aspek pendidikan dan

pekerjaan yang lebih baik.

1.3.2 Usia

Moons, dkk (2004) dan Dalkey (2002) (dalam nofitri, 2009) mengatakan

bahwa usia adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian

yang dilakukan oleh Wagner, Abbot, & Lett (2004) menemukan adanya

perbedaan yang terkait dengan usia dalam aspek-aspek kehidupan yang penting

bagi individu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff dan Singer (1998)

dalam Papalia, dkk (2007), individu dewasa mengekspresikan kesejahteraan yang

lebih tinggi pada usia dewasa madya. Penelitian yang dilakukan oleh Rugerri, dkk

(2001) menemukan adanya kontribusi dari faktor usia tua terhadap kualitas hidup

subjektif.

1.3.3 Pendidikan

(dalam nofitri, 2009) Moons, dkk (2004) dan Baxter (1998) mengatakan

bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kualitas hidup subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004)

menemukan bahwa kualitas hidup akan meningkat seiring dengan lebih tingginya

(33)

Noghani, dkk (2007) menemukan adanya pengaruh positif dari pendidikan

terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.

1.3.4 Pekerjaan

Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat perbedaan

kualitas hidup antara penduduk yang berstatus sebagai pelajar, penduduk yang

bekerja, penduduk yang tidak bekerja (atau sedang mencari pekerjaan), dan

penduduk yang tidak mampu bekerja (atau memiliki disablity tertentu). Wahl, dkk (2004) menemukan bahwa status pekerjaan berhubungan dengan kualitas hidup

baik pada pria maupun wanita.

1.3.5 Status pernikahan

Moons, dkk (2004) (dalam nofitri, 2009) mengatakan bahwa terdapat

perbedaan kualitas hidup antara individu yang tidak menikah, individu bercerai

ataupun janda, dan individu yang menikah atau kohabitasi. Zapf et al (1987)

dalam Lee (1998) menemukan bahwa status pernikahan merupakan prediktor

terbaik dari kualitas hidup secara keseluruhan. Penelitian empiris di Amerika

secara umum menunjukkan bahwa individu yang menikah memiliki kualitas

hidup yang lebih tinggi daripada individu yang tidak menikah, bercerai, ataupun

janda/duda akibat pasangan meninggal (Glenn dan Weaver (1981) dalam Lee,

1998). Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, dkk (2004)

menemukan bahwa baik pada pria maupun wanita, individu dengan status

(34)

1.3.6 Penghasilan

Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) (dalam nofitri, 2009) menemukan

adanya pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas hidup

yang dihayati secara subjektif. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani,

Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) juga menemukan adanya kontribusi yang

lumayan dari faktor penghasilan terhadap kualitas hidup subjektif namun tidak

banyak

1.3.7 Hubungan dengan orang lain

Myers, dalam Kahneman, Diener, & Schwarz (1999) (dalam nofitri, 2009)

mengatakan bahwa pada saat kebutuhan akan hubungan dekat dengan orang lain

terpenuhi, baik melalui hubungan pertemanan yang saling mendukung maupun

melalui pernikahan, manusia akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik baik

secara fisik maupun emosional. Penelitian yang dilakukan oleh Noghani,

Asgharpour, Safa, dan Kermani (2007) (dalam nofitri, 2009) juga menemukan

bahwa faktor hubungan dengan orang lain memiliki kontribusi yang cukup besar

dalam menjelaskan kualitas hidup subjektif.

1.3.8 Standard referensi

O’Connor (1993) mengatakan bahwa kualitas hidup dapat dipengaruhi

oleh standard referensi yang digunakan seseorang seperti harapan, aspirasi,

perasaan mengenai persamaan antara diri individu dengan orang lain. Hal ini

sesuai dengan definisi kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHOQOL (dalam

nofitri, 2009) , bahwa kualitas hidup akan dipengaruhi oleh harapan, tujuan, dan

(35)

Argyle, & Schwarz (1991) (dalam nofitri, 2009) menemukan bahwa di antara

berbagai standard referensi yang digunakan oleh individu, komparasi sosial

memiliki pengaruh yang kuat terhadap kualitas hidup yang dihayati secara

subjektif. Jadi, individu membandingkan kondisinya dengan kondisi orang lain

dalam menghayati kualitas hidupnya.

2.1.4 Pengukuran Kualitas Hidup

Skevington, Lotfy, dan O’Connell (2004), mengatakan bahwa pengukuran

mengenai kualitas hidup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengukuran

kualitas hidup secara menyeluruh (kualitas hidup dipandang sebagai evaluasi

individu terhadap dirinya secara menyeluruh) atau hanya mengukur domain

tertentu saja (kualitas hidup diukur hanya melalui bagian tertentu saja dari diri

seorang induvidu) (Skevington, Lotfy, dan O’Connell, 2004).

Schipper, Clinch dan Olweny (dalam Post, Witte, dan Scrijvers, 1999)

menyatakan bahwa kualitas hidup dapat diukur dari aspek fungsi fisik dan

okupasi, keadaan psikologi, interaksi social dan sensasi somatic. (Post, Witte dan

Scrijvers, 1999) juga membuat empat aspek untuk mengukur kualitas hidup yaitu

keadaan fisik dan kemampuan fungsiolan, keadaan psikologis, dan kesejahteraan,

interaksi sosial, dan keadaan ekonomi. Walaupun pembagian mengenai

aspek-aspek yang mempengaruhi kualitas hidup individu tertulis dalam persamaan yang

berbeda-beda, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek tersebut saling berinteraksi

untuk memberikan gambaran kualitas hidup individu.

Berdasarkan konsep WHOQOL – BREF kualitas hidup dapat diukur dari

(36)

Dimensi kesehatan fisik terdiri dari aktivitas sehari-hari, ketergantungan pada

obat-obatan dan bantuan medis, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan

ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja. Aktivitas sehari-hari

yaitu menggambarkan kesulitan dan kemudahan yang dirasakan individu pada

saat melakukan kegiatan sehari-hari. Ketergantungan pada obat-obatan dan

bantuan medis yaitu menggambarkan seberapa besar kecenderungan individu

dalam menggunakan obat-obatan atau bantuan medis lainnya dalam melakukan

aktivitas sehari-hari. Energi dan kelelahan yaitu menggambarkan tingkat

kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam menjalankan aktivitas

sehari-harinya. Mobilitas yaitu menggambarkan tingkat perpindahan yang mampu

(dalam nofitri, 2009) dilakukan oleh individu dengan mudaj dan cepat. Tidur dan

istirahat yaitu menggambarkan kualitas tidur dan istirahat yang dimiliki oleh

individu, dan kapasitas kerja yaitu menggambarkan kemampuan yang dimiliki

oleh individu (Power dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi kesejahteraan psikologi terdiri dari body image dan apprearance, perasaan egatif, perasaan positif, self- estem dan berpikir, belajar, memori, konsentrasi. body image dan apprearance yaitu menggambarkan bagaimana individu memandang keadaan tubuh serta penampilannya. Perasaan negatif yaitu

menggambarkan adanya perasaan yang tidak menyenangkan yang dimiliki oleh

individu. Perasaan positif yaitu menggambarkan perasaan menyenangkan yang

dimiliki oleh individu. Self- estem yaitu menggambarkan bagaimana individu menilai atau menggambarkan dirinya sendiri. Berpiki, belajar, memori dan

(37)

untuk berkonsentrasi, belajar, dan menjalankan fungsi kognitif lainnya (Power

dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi hubungan sosial terdiri dari relasi personal, dukungan sosial, dan

aktivitas seksual. Relasi personal yaitu menggambarkan hubungan individu

dengan orang lain. Dukungan sosial yaitu menggambarkan adanaya bantuan yang

didapatkan oleh individu yang berasal dari lingkungan sekitarnya. Aktivitas

seksual yaitu menggambarkan kegiatan seksual yang dilakukan individu (Power

dalam Lopez dan Snyder, 2004).

Dimensi lingkungan terdiri dari sumber finansial, freedom, physical safety dan security, perawatan kesehatan dan perawatan social, lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan barbagai informasi baru dan keterampilan,

partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi, lingkungan fisik, dan

transportasi. Sumber finansial yaitu menggambarkan keadaan keuangan individu.

freedom, physical safety dan security yaitu menggambarkan tingkat keamanan individu yang dapat mempengaruhi kebebasan dirinya. Perawatan kesehatan dan

perawatan sosial yaitu menggambarkan ketersediaan layanan kesehatan dan

perlindungan sosial yang dapat diperoleh individu. Lingkungan rumah yaitu

menggambarkan keadaan tempat tinggal individu. Kesempatan untuk

mendapatkan informasi baru dan keterampilan yaitu menggambarkan ada atau

tidaknya kesempatan bagi individu untuk memperoleh hal-hal baru yang berguna

bagi individu. Partisipasi dan kesempatan untuk melakukan rekreasi yaitu

menggambarkan sejauhmana individu memiliki kesempatan dan dapat bergabung

(38)

menggambarkan keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal individu sperti

keadaan air, saluran udara, iklim, polusi. Transportasi yaitu menggambarkan

sarana kendaraan yang dapat dijangkau oleh individu (Power dalam Lopez dan

Snyder, 2004)

2.2 Komunitas Pertanian

2.2.1 Pengertian komunitas pertanian

Menurut Kertajaya hermawan (2008) ,komunitas pertanian adalah

sekelompok orang yang peduli satu sama lain lebih dari seharusnya, dimana

dalam sebuah sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antara para

anggota yang bergelut di bidang pertanian karenanya ada persamaan

Menurut soenarno (2002), komunitas pertanian adalah sebuah identifikasi dan

interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai dimensi dimensi kebutuhan

fungsioanal. Jadi arti dari komunitas pertanian adalah adalah kumpulan-kumpulan

orang-orang disuatu wilayah tertentu dan waktu tertentu yang membentuk

kelompok pertanian yang menghasilkan kebudayaan pertanian dan

peraturan-peraturan yang dijadikan dasar bersama.

2.2.2 Jenis-jenis pertanian

Menurut Badan Peneliti Pertanian (2006) membagi atas 3 bagian:

a) pertanian primitif

yang mempunyai ciri-ciri diantaranya cara hidupnya berpindah-pindah,

(39)

baru.Kegiatan bercocok tanam hanya satu kali, peralatannya masih

primitif.

b) pertanian tradisional

mempunyai ciri-ciri diantaranya petani akan menerima keadaan tanah,

curah hujan, sesuai dengan keadaan alamnya, penggunaan air terbatas, alat

pertanian terbatas, alat pertanian masih tradisional, cara bercocok tanam

biasanya akan berdasarkan ilmu yang dapat secara turun-temurun.

c) pertanian modern

Yang mempunyai ciri-ciri diantaranya tehnologi tani dan efisiensi usaha

terus mengalami kemajuan, komoditi tani dan senantiasa berubah dan

disesuaikan dengan permintaan pasar/konsumen sesuai dengan teknologi

tani yang digunakan, perkembangan antara tanah, tenaga dan modal

senantiasa berubah sehingga dapat berpengaruh pada jumlah penduduk

tersedia kesempatan kerja dengan tehnologi usaha tani

Sedangakan menurut departemen pertanian membagi pertanian menjadi:

a) Pertanian dalam arti sempit

Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam jadi hanya kegiatan

usaha tani. Dalam arti luas pertanian meliputi cocok tanam, kehutanan,

perikanan dan peternakan

b) Pertanian rakyat dan perkebunan

Perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama letak dalam luas

areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan rakyat

(40)

perkebunan dibagi menjadi perkebunan swasta nasional, joint venture, dan PIR. Akhir ini dikenal juga PIR unggas

c) Pertanian tanaman makanan dan perdagangan

Penggolangan ini cukup lemah sebagai contoh tanaman padi adalah bahan

untuk makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan. Dalam kehidupan

praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum

komoditinya bukan untuk bahan makanan. Tanaman makanan terdiri atas:

tanaman serealia, kacangan dan

umbi-umbian

d) Pertanian holtikultura dan non-holtikultura

Holtikultura terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan.

Hasil holtikultura pada umumnya mempunyai sifat mudah busuk/rusak

dan bermuatan besar. Sering disebut juga sifat seluruh hasil pertanian dan

untuk tidak mudah rusak dan tidak mudah busuk

e) Partanian tanaman semusim dan tanaman keras

Tanaman muda dan tanaman tahunan. Contoh padi, jagung, pisang dan

cabe, kentang, kacangan, dan sebagainya

Tanaman semusim di bagi dua:  Sekali tanam seperti padi

 Sekali tanam beberapakali panen seperti cabe, tomat, arcis, buncis dan

(41)

Tanaman keras adalah tanaman yang berumur panjang dan dapat berbuah

atau panen berkali-kali.Contohnya: karet ,kelapa sawit, coklat,duren,

manggadan sebagainya

f) Pertanian subsistem dan perusahaan

Adalah pertanian yang seluruhnya hasilnya digunakan atau dikonsumsi

oleh produsennya sendirinya. Contohnya padi, jagung, dan ternak ayam

untuk konsumsi sendiri. Pertanian ini hanya ada banyak di daerah Nias.

g) Pertanian degeneratif dan ekstraktif

Pertanian degeneratif adalah pertanian yang telah dilakukan didalamnya

pemeliharaan pada proses produksinya. Dan pertanian ekstraktif adalah

usaha pertanian yang mengumpulkan hasil misalnya pengambilan rotan.

h) Pertanian lahan sawah dan lahan kering

Pertanian ini berdasarkan pada sumber airnya  Sawah irigasi

Pengambilan air ke sawah disebut irigasi dan pembuangan dari sawah

disebut drainase.  Lahan kering

Lahan yang disenantiasakan kering, lahan kering juga sering disebut

lahan darat, tegalan, huma dan lading

i) Pertanian modern dan tradisional

Pertanian berkonotasi pada tingkat penggunaan tehnologi. Pertanian

modern menggunakan mesin-mesin sedangkan pertanian tradisional

(42)

j) Pertanian spesialisasi dan diverifikasi

Pertanian spesialisasi adalah pertanian dengan jenis tanaman

sejenis/monokultur.mengusahakan lebih dari satu seperti tanaman dan

beternak.

k) Pertanian intensif dan ekstensif

Terlihat dari luas tanah yang dipakai.pada pertanian intensif pemakaian

lahan sempit sebaliknya untuk pertanian ekstensif dengan luas tanah yang

(43)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini ditujukan untuk

menggambarkan kualitas hidup wanitayang tinggal di komunita pertanian

Kecamatan Sipahutar tahun 2012 yang berdasarkan konsep WHOQOL – BREF

menurut WHO. Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjuan kepustakaan maka

kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 3.1 Kerangka Penelitian Kualitas Hidup Wanita

Semakin tinggi skor maka semakin tinggi kualitas hidup

Dimensi Kualitas Hidup: - Dimensi kesehatan fisik - Dimensi psikologi - Dimensi hubungan social - Dimensi lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup :

- Jenis kelamin - Usia

- Pendidikan - Pekerjaan - Status penikahan - Penghasilan

(44)

3.2Defenisi Operasional

Tabel. 3.2.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi

Operasional

Ho: Tidak ada perbedaan kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi (umur, suku, agama, pendidikan, penghasilan/bulan, jenis pekerjaan pertanian dan jenis lahan pertanian).

(45)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yang

mengidentifikasi kualitas hidup wanita yang tinggal di komunitas

pertanian di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

4.2 Populasi dan Sampel

a. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua wanita yang bekerja sebagai

petani yang berada di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara.

Menurut data dari Kecamatan Sipahutar terdapat 3554 wanita yang

bekerja sebagai petani.

b. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat

diambil sampel sebanyak 10-15 % atau 20-25% atau tergantung

kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta

sempit luasnya wilayah pengamatan.

Disini peneliti mengambil sampel sebanyak 10% yaitu 355 sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitan ini dengan cara purposive samplingyang bertujuan tertentu. Tehnik pengambilan ini dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada random atau daerah tetapi

(46)

tenaga dan dana. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu

wanita yang sehari-harinya mengerjakan lahan pertanian baik lahan

basah atau lahan kering.

4.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dari bulan agustus sampai tanggal

oktober dan dilaksanakan di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli

utara. Alasan peneliti mengambil Kecamatan Sipahutar Kabupaten

Tapanuli Utara sebagai tempat penelitian karena kecamatan ini

merupakan kecamatan yang mengandalkan segi agraria sebagai komoditi

utama daerah dan sebagian besar wanita mempunyai pekerjaan petani.

Jumlah penduduk wanita yang menjadi petani yang banyak yaitu sekitar

5334 (81,51%), dari jumlah total wanita yang bekerja sebanyak 4360

wanita. Kecamatan ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai

kualitas hidup pada wanita yang memiliki pekerjaan sebagai petani.

4.4 Pertimbangan Etik Penelitian

Prosedur penelitian akan dilakukan setelah mendapat izin penelitian

kemudian dilakukan dengan pengumpulan data , menganalisa data dan

menajikan data penelitian yang hanya dilakukan untuk kepentingan

penelitian. Jika responden bersedia diteliti maka lebih dahulu

menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden pada

(47)

tersebut hanya diberi inisial nama responden. Kerahasiaan informasi yang

diberikan di jamin kerahasiaan oleh peneliti (Nursalam, 2001).

4. 5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data. Pada bagian awal instumen penelitian berisi data

tentang karakteristik responden yang mencakup usia, suku, pendidikan,

,agama dan penghasilan responden. Pada bagian kedua instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan kualitas hidup yang

dikembangkan oleh WHO yaitu WHOQOL – BREF berjumlah 26 butir.

WHOQOL – BREF terdiri dari dua pokok yang berasal dari kualitas hidup

secara menyeluruh atau secara umum dan 24 pernyataan mengenai

dimensi kualitas hidup (Yudianto, Riazmadewi, dan Maryati, 2008).

Ada empat dimensi yang digabungkan untuk menilai kualitas hidup

berdasarkan WHOQOL – BREF yaitu dimensi fisik, kesejahteraan

psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Dimensi fisik terdiri dari

pertanyaan urutan ke 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Dimensi psikologis

terdiri dari pertanyaan urutan ke 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Dimensi hubungan

sosial terdiri dari pertanyaan urutan ke 20, 21, dan 22. Sedangkan dimensi

lingkungan terdiri dari pertanyaan urutan ke 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan

25. Pertanyaan tentang kualitas hidup secara menyeluruh dan kesehatan

secara umum terdiri dari pertanyaan urutan ke 1, dan 2

Penilaian untuk tiap pertanyaan dalam kuiseoner. Pertanyaan 1

(48)

5(sangat baik). Pertanyaan 2 dengan penilaian 1(sangat tidak

memuaskan), 2(tidak memuaskan), 3(biasa saja), 4(memuaskan), 5 (sangat

memuaska). Pertanyaan 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dengan penilaian 1 (tidak

pernah), 2 ( jarang), 3(cukup sering), 4 (sangat sering), 5 (berlebihan),

pertanyaan 10, 11, 12, 13, 14 dengan penilaian 1(tidak sama sekali),

2(sedikit), 3(sedang), 4(sangat sering), 5(sepenuhnya alami). Pertanyaan

15 dengan penilaian 1(sangat buruk), 2(buruk), 3(biasa saja), 4(baik),

5(sangat baik). Pertanyaan 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 dengan

penilaian 1(sangat tidak memuaskan), 2(tidak memuaskan), 3(biasa saja),

4(memuaskan), 5(sangat memuaskan). Pertanyaan 26 dengan penilaian

1(tidak pernah), 2(jarang), 3(cukup sering), 4(sangat sering), 5(berlebihan)

Untuk menentukan kualitas hidup wanita yang tinggal di

komunitas pertanian dari 26 pertanyaan, maka dilakukan pengskoran

berdasarkan lima kategori dengan poin 1-5, dan pertanyaan berfokus pada

intensitas, frekuensi, kepuasan dan evaluasi. Yang mana, intensitas

mengacu kepada tingkatan dimana status atau situasi yang dialami oleh

individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa kuat yang

dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban untuk mengkaji intensitas adalah

tidak sama sekali (1), sedikit (2), sedang (3), sangat sering (4) dan

sepenuhnya dialami (5).

Frekuensi mengacu pada angka, frekuensi, atau kecepatan dari

situasi atau tingkah laku. Waktu merupakan hal yang paling penting untuk

(49)

yang dialami oleh individu dalam periode waktu yang spesifik. Pilihan

jawaban untuk mengkaji frekuensi adalah tidak pernah (1), jarang (2),

cukup sering (3), sangat sering (4), dan selalu (5).

Kepuasan mengacu pada tingkat dimana situasi yang dirasakan

individu. Pertanyaan ini juga dapat mengarah kepada seberapa puas situasi

yang dirasakan oleh individu. Pilihan jawaban yang berfokus pada

kepuasan adalah sangat tidak memuaskan (1), tidak memuaskan (2), biasa

saja (3), memuaskan (4), dan sangat memuaskan (5). Sedangkan evaluasi

mengacu kepada taksiran dari situasi, kapasitas, atau tingkahlaku. Pilihan

jawaban yang berfokus pada evaluasi adalah sangat buruk (1), buruk (2),

biasa saja (3), baik (4), dan sangat baik (5).

Untuk mengidentifikasi kualitas hidup wanita yang tinggal di

komunitas pertanian maka jumlah nilai mentah dari tiap-tiap dimensi

dilakukan perhitungan. Setelah dilakukan perhitungan, kemudian nilai dari

tiap-tiap dimensi ditransformasikan dalam nilai rentang 26 – 130.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan menyatakan bahwa kuesioner

WHOQOL- BREF merupakan instrumen yang valid dan reliabilitas untuk

mengetahui kualitas hidup. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan Coefficient Alpha Cronbach , mengahasilkan nilai R = 0,743 sehingga dapat dikatakan WHOQOL – BREF adalah alat ukur yang

reliabilitas dalam mengukur kualitas hidup wanita di komunitas pertanian

(50)

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada

responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Mengajukan permohonan ijin pelaksanaan penelitian pada pendidikan

(Program studi Ilmu Keperawatan )

2. Mengirim surat ijin penelitian dari fakultas ke tempat penelitian

(Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara)

3. Setelah mendapat persetujuan dari Camat Kecamatan Sipahutar

peneliti menjelaskan tentang prosedur , manfaat penelitian dan cara

pengisian kuisioner

4. Lalu untuk mempermudah proses pengumpulan data maka penyebaran

kuiseoner dibantu anak SMA N 1 Sipahutar. Hal ini disebabkan

karena SMA satu-satunya yang ada di Kecamatan Sipahutar.

5. Prosedur pengumpulan data setelah diberi penjelasan mengenai

prodesur penelitian dan cara pengumpulan data

6. Setelah dijelaskan oleh peneliti ini, sebanyak 355 siswa diberikan

lembar kuiseoner yang diisi berdaskan wawancara dari para ibu

masing-masing.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data mentah terkumpul kemudian data dikoding dan

di analisa. Patton (2000), menjelaskan bahwa analisa data merupakan

(51)

kategori, dan satuan uraian dasar. Data penelitian ini dianalisa dengan

menggunakan statistik deskriptif untuk mendapatkan data dalam bentuk

tabulasi dengan cara memasukkan seluruh data kemudian diolah secara

statistik deskriptif yang digunakan untuk melaporkan hasil dalam bentuk

distribusi frekuensi dan persentase (%). Data karakteristik responden

ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil

analisa ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi dan persentase kualitas

hidup wanita yang tinggal di komunitas pertanian. Penilaian kualitas hidup

dalam rentan 26-130 dengan nilai median 52. Dengan pengskoran bahwa

semakin tinggi skor maka semakin tinggi kualitas hidup ini.

Tabel 4.8.1 Tabel Penilaian atau Pengskoringan Berdasarkan Pernyataan

Pada Instrumen Penelitian

Kualitas hidup Item Skor max dan min

(rentang)

Secara umum 1,2 2-10

Dimensi kesehatan fisik 3,4,10,15,16,17,18 7-35

Dimensi psikologi 5,6,7,11,19,26 6-30

Dimensi hubungan sosial 20,21,22 3-15

(52)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Dari proses pengumpulan data yang dilakukan dari tanggal 4 agustus 2012, diperoleh informasi tentang kualitas hidup wanita yang tinggal dikomunitas pertanian. Berikut ini dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu: deskriptif karakteristik data responden, kualitas hidup wanita.

5.1.1 Deskripsi karakteristik responden

(53)

Table 1. Distribusi Frewkuensi Data Demografi Wanita Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

No Karakteristik responden Frewkuensi Persentase 1 Umur

- Batak simalungun - Batak karo

5 Penghasilan/bulan

- 1.000.000-2.000.000

6 Jenis pekerjaan pertanian - Pemilik

- Penggarap

(54)

5.1.2. Kualitas hidup wanita

Dari proses pengumpulan data yang dilakukan di kecamatan sipahutar

pada wanita yang tinggal dikomunitas pertanian. Setengah dari

responden mempersepsikan tingkat kualitas hidupnya baik 50,6% , dan

responden mempersepsikan kualitas hidupnya buruk 3,4%. Seperti

pada tabel 2 dibawah ini. Skor total kualitas hidup diatas median.

Dimana nila maksimum skor total 122 dan nilai minimum 62.

Tabel 2 Distibusi Responden Berdasarkan Persepsi kualitas hidup

Kualitas hidup frewekuensi %

Sangat baik 23 7,1

Baik 165 50,6

Biasa saja 127 39,0

Buruk 11 3,4

Tabel 3 menampilkan bahwa mean semua dimensi kualitas hidup berada

diatas median. Nilai minimum dimensi psikologi dan dimensi lingkungan

berada dibawah median. Untuk nilai minimum dimensi fisik diatas

median sedangkan dimensi hubungan sosial sama dengan median Dan

(55)

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup

Untuk melakukan identifikasi ada tidaknya perbedaan kualitas hidup berdasarkan karakteristik demografi dilakukan uji ANNOVA menunjukkan bahwa ada terdapat perbedaan yang bermakna pada skor total kualitas hidup

berdasarkan umur ( p= 0.003), status pendidikan ( p= 0.002),

penghasilan/bulan ( p=0,002), dan pada jenis pekerjaan pertanian ( p=

0,012)

Tabel 4 Distribusi Perbedaan Kualitas Hidup Dilihat Dari Karakteristik

Responden.

(56)

Agama

- Kristen protestan - Kristen katolik

Jenis pekerjaan pertanian - Pemilik

- Penggarap

- Pemilik dan penggarap

86,62 85,72 89,68

0,012

Jenis lahan pertanian - Kering

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh setengah dari responden

mempersepsikan kualitas hidupnya baik 50,6%. (WHO, 1998) Persepsi

responden terhadap kualitas hidup ditinjau dari konteks budaya dan sistem

nilai dimana individu tinggal dan berhubungan dengan standar hidup,

harapan, kesenangan dan perhatian. Hal ini merupakan konsep tingkatan ,

terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status psikologi ,

tingkat kebebasan, hubungan sosial dan berhubungan dengan karakteristik

(57)

dengan tingkat pendidikan yang kebanyakan tinggi. Dan di komunitas

pertanian kualitas hidup tinggi walau hanya dengan penghasilan antara

1.000.000-4.000.000 untuk masyarakat pedesaan itu sudah baik. Dengan

standart hidup yang baik para wanita selain sebagai ibu rumah tangga juga

memiliki penghasilan, yang membuat para wanita itu mandiri. Dengan

penghasilan serta kemandirian para ibu memiliki harapan dapat

menyekolahkan anaknya sampai pada cita-cita masing-masing.

Tipe keluarga di Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara

adalah extended family. Dukungan keluarga yang sangat besar, hal ini yang membuat kualitas hidup yang baik. Kehidupan sosial masyarakat

yang masih banyak dipengaruhi adat istiadat . dan ada jiwa gotong royong

untuk saling membantu antar sesama. Karena semua wanita memiliki

kepercayaan, maka dengan memiliki keyakinan saat melakukan sesuatu

akan dapat berhasil.

Skor kualitas hidup wanita berbeda secara bermakna berdasarkan

umur , (Moons, dkk (2004) dan Dalkey, 2002 mengatakan bahwa usia

adalah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian yang

dilakukan oleh Wagner, Abbot, dan Lett (2004) menemukan adanya

perbedaan terkait usia . Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ryff

dan Singer (1998) dalam papalia, dkk (2007), individu dewasa

mengekspresikan kesejahteraan lebih tinggi pada usia dewasa madya .

Gambar

Gambar. 3.1 Kerangka Penelitian Kualitas Hidup Wanita
Tabel. 3.2.1 Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Tabel 4.8.1 Tabel Penilaian atau Pengskoringan Berdasarkan Pernyataan
Table 1. Distribusi  Frewkuensi Data Demografi Wanita Kecamatan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat serta hidayah-Nya dan salawat serta salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir. RKA SKPD 2.2 PEMERINTAH

Perusahaan yang diperbolehkan untuk mengikuti pengadaan ini adalah perusahaan yang memiliki kualifikasi pengadaan barang sesuai bidang usaha pengadaan Alkes4. ABDUL MANAP KOTA JAMBI

[r]

Sebagai masukan bagi sekolah yang bersangkutan dalam usahanya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas peserta didiknya sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi

Peningkatan dan pengembangan mutu guru tersebut meliputi berbagai aspek antara lain kemampuan guru dalam penguasai kurikulum dan materi pengajaran,kemampuan dalam menggunakan

This report presents the performance of the performance of conventional PCR techniques for detection of promoter 35SCaMV to determine the presence of transgenic soybean in Indonesia

Hasil yang diperoleh dalam eksperimen ini adalah: (1) Peningkatan kemampuan matematisasi siswa yang mendapatkan Pembelajaran Generatif tidak lebih baik daripada siswa yang