ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM NOVEL KOPIAH GUS DUR
KARYA DAMIEN DEMATRA Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Ririn Syodikin NIM: 205051000471
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM NOVEL KOPIAH GUS DUR
KARYA DAMIEN DEMATRA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh Ririn Syodikin NIM: 205051000471
Di Bawah Bimbingan,
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 19700903 199603 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul ANALISIS WACANA PESAN DAKWAH DALAM NOVEL KOPIAH KOPIAH GUS DUR KARYA DAMEIN DEMATRA telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 18 Maret 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Angota Sekretaris
Drs. Study Rizal, LK, MA Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19710412 200003 2 001
Penguji I Penguji II
Drs. Study Rizal, LK, MA M. Hudri, M. Ag NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19720606 199803 1 003
Pembimbing
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ciputat, 24 Februari 2011
ABSTRAK
Ririn Syodikin Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel Kopiah Gus Dur Karya
Damien Dematra
Berdakwah melalui media tulisan merupakan suatu bentuk hikmah yang dapat memberikan pelajaran bagi para pembacanya. Salah satu media tulisan yang digunakan sebagai sarana berdakwah ialah dalam bentuk novel. Novel sebagai sebuah media untuk menyampaikan dakwah memiliki kelebihan tersendiri yang dapat menghilangkan kejenuhan dan rasa digurui bagi para penerima dakwah (mad‟u). Salah satu penulis novel yang memiliki dedikasi dalam menyampaikan pesan dakwah dalam tulisannya ialah Damien Dematra. Melalui novel Kopiah Gus Dur, Damien Dematra dengan cerdas telah mampu membungkus pesan-pesan dakwah melalui jalan cerita yang menggugah dan inspiratif.
Untuk mengetahui cara Damien Dematra dalam mengemas pesan dakwahnya dalam novel Kopiah Gus Dur diperlukan rumusan masalah. Adapun rumusan masalahnya adalah: bagaimana wacana yang dikemas oleh Damien Dematra di dalam novel Kopiah Gus Dur? Serta bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial dalam menyusun wacana pesan dakwah dalam novel Kopiah Gus Dur? Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis wacana (discourse analysis). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis wacana Teun A. van Dijk yang dikenal dengan model kognisi sosial. Data-data dalam penelitian ini disesuaikan dengan metode yang digunakan van Dijk, yaitu meneliti dari analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
Analisis wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi atau lebih tepatnya adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatik) bahasa. Lebih tepatnya lagi adalah telaah mengenai aneka fungsi bahasa. Model analisis wacana van Dijk kerap disebut sebagai “kognisi sosial”. Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT., Sang Maha Tahu dan sumber segala pengetahuan, yang cahaya-Nya selalu terpancar kepada makhluk-Nya, sehingga penulis dengan rahmat-Nya dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat-sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari benar, betapa proses menyelesaikan skripsi tidak terlepas dari dukungan, jasa, dan budi baik berbagai pihak yang telah dengan tulus membantu penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA., selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik sekaligus sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA., dan Bapak Drs. Study Rizal LK, MA.,
4. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum., Ibu Dra. Hj. Musyfirah Nurlaily, MA., dan Bapak Ahmad Fatoni, S. Sos. I., selaku Koordinator Teknis, Sekretaris, dan Staf Administrasi Program Non Reguler Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama menuntut ilmu di UIN Jakarta yang tidak mungkin dapat penulis balas kebaikan dan ketulusannya.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan yang baik dalam menunjang penyelesaian masa belajar penulis selama masa kuliah.
7. Bang Damien Dematra yang telah mengizinkan penulis mengangkat novelnya sebagai bahan skripsi ini dan menginspirasi penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini dengan cepat.
8. Yang terkhusus dan istimewa, kedua Orang Tua, Ayahanda H. Khairul Saleh dan Ibunda Hj. Nurmalina, yang telah membesarkan, mendidik, dan memfasilitasi penulis dengan segenap kasih sayang dan ketulusan hingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di UIN Jakarta ini.
10.Sahabat-sahabat terbaik seperjuangan di program Non Reguler yang selalu memberikan masukan yang baik dan membantu menyediakan referensi bagi penulisan skripsi ini.
11.Teman-teman di kostan kirai yang tak henti-hentinya memberikan dukungan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk membantu penulis dalam proses menyelesaikan kuliah di UIN Jakarta ini.
12.Femmy Piesca Adriani yang selama ini telah memberikan perhatian dan dukungan moral dan finansial bagi penulis baik dalam keadaan senang maupun susah.
Dengan hamparan kedua tangan disertai ketulusan, penulis mendoakan semoga bantuan, dukungan, bimbingan, dan perhatian yang telah diberikan oleh semua pihak akan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah SWT disertai rahmat, hidayah serta berkah-Nya. Amin Ya Robbal Alamin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan belum dapat sepenuhnya menenteramkan kegelisahan intelektual penulis, untuk itu penulis sangat berlapang dada menerima masukan dan kritik konstruktif demi mencapai kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif, memperluas wawasan keilmuan serta menambah khasanah perpustakaan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Tinjauan Kepustakaan ... 5
E. Metodologi Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Analisis Wacana ... 11
a. Pengertian Analisis Wacana ... 11
b. Varian Analisis Wacana ... 12
c. Analisis Wacana Teun A. van Dijk ... 22
B. Konsep Dakwah... 23
a. Pengertian Dakwah ... 23
b. Unsur-unsur Dakwah ... 25
c. Pesan Dakwah ... 28
BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL KOPIAH GUS DUR KARYA
DAMIEN DEMATRA
A. Biografi Damien Dematra ... 34 B. Karya-Karya Damien Dematra ... 37 C. Sinopsis Novel Kopiah Gus Dur ... 41
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS
A. Wacana Pesan Dakwah Yang Ditampilkan Oleh
Damien Dematra Di Dalam Novel Kopiah Gus Dur ... 45 B.1. Analisis Novel Kopiah Gus Dur dari Kognisi Sosial ... 81 B.2. Analisis Novel Kopiah Gus Dur dari Konteks Sosial... 86 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 89 B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
[image:10.595.119.524.104.466.2]DAFTAR TABEL
Tabel 1 ... 7
Tabel 2 ... 7
Tabel 3 ... 13
Tabel 4 ... 15
Tabel 5 ... 16
Tabel 6 ... 19
Tabel 7 ... 20
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejayaan Islam sebagai agama yang terus berkembang dan mudah diterima umat manusia sangat ditentukan oleh kebijaksanaan dan ketepatan Rasulullah dalam berdakwah menyiarkan Islam. Selain melakukan dakwah secara lisan dan keteladanan prilaku, Rasulullah juga banyak melakukan dakwah melalui tulisan. Hal ini dapat dilihat pada dokumentasi surat-surat nabi yang ditulis ahli tarikh Muhammad bin Sa‟ad (w 230 H) dalam kitabnya al-Tabaraqat al-Kubra
yang kesemuanya berjumlah tidak kurang dari 105 buah.1
Pendekatan dakwah melalui tulisan dewasa ini berkembang pesat, tidak hanya tulisan dalam surat kabar, majalah, surat, buletin, atau selebaran, pendekatan dakwah juga banyak dilakukan melalui karya tulisan seperti cerpen dan novel. Salah seorang penulis besar di negeri ini yang memiliki dedikasi dakwah melalui tulisan khususnya novel adalah Damien Dematra, Damien Dematra adalah seorang novelis, penulis skenario, sutradara, produser, fotografer internasional, dan pelukis.
Damien Dematra saat ini memegang 6 rekor dunia sebagai penulis tercepat di dunia, penulis novel yang diterbitkan tercepat di dunia, fotografer tercepat di dunia, pelukis tercepat di dunia, penulis buku tertebal di dunia, penulis buku
1
dengan judul terpanjang di dunia (disahkan oleh Museum Rekor Dunia, Guinness World Records, dan Royal World Records).2
Kemampuan Damien dalam menulis serta kepekaannnya terhadap kondisi sosial masyarakat negeri ini menjadikan Damien seorang penulis yang tidak biasa, Damien mampu dengan cerdas menerjemahkan kondisi realita masyarakat kedalam bentuk tulisan yang menggugah dan menginspirasi. Hal terakhir inilah yang menjadikan Damien pantas disebut sebagai seorang da‟i, karena tulisannya
memiliki kekuatan mengajak ke arah yang baik tanpa menggurui apalagi memaksa.
Diantara novel-novel yang telah diterbitkannya adalah Bulan di Atas Ka'bah, Mereka Bilang Aku Kafir, Mama Aku Harus Pergi, Selusin Ramadhan Setahun, Kau Bakar Aku Bakar, Ternyata Aku Sudah Islam, novel yang terinspirasi kisah nyata grup musik Debu, Demi Allah, Aku Jadi Teroris, dan Tuhan. Selain itu ada juga Yogyakarta, Obama dari Asisi, Si Anak Panah, Ketika Aku Menyentuh Awan, Sejuta Doa untuk Gus Dur, Sejuta Hati untuk Gus Dur, Jangan Pisahkan Kami, Soulmate-Belahan Jiwa, dan Angels of Death-Kumpulan Kisah Malaikat Maut.
Masih terdapat banyak lagi novel yang diterbitkan oleh Damien baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Diantara novelnya yang paling terbaru adalah novel berjudul Kopiah Gus Dur, sebuah novel yang bercerita tentang perjalanan seorang preman bersama kopiah yang diberikan oleh Almarhum Gus Dur. Novel ini sangat menggugah karena novel ini terinspirasi
2Damien Dematra, “About Me.” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari http://www.
dari kisah nyata, penulisan alur ceritanya sangat sederhana sehingga mudah dicerna dan dipenuhi dengan komedi untuk menghindari kejenuhan dan kekakuan. Dan yang paling terpenting dari semua itu adalah bagaimana novel ini mengandung begitu banyak kisah yang menggugah keimanan, dan memberikan sentilan kepada kadar ketakwaan manusia terhadap Tuhannya. Sehingga novel Kopiah Gus Dur memiliki nilai dakwah dan kaya khasanah Islam.
Sejauh mana novel ini dapat mempresentasikan nilai dakwah, dan sebanyak apa nilai dakwah yang terkandung didalamnya tentu hanya dapat dipahami dengan membaca dan mengulas wacana pesan dakwah dari novel Kopiah Gus Dur secara langsung. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu jalan menuju pemahaman yang lebih mengenai pesan dakwah novel Kopiah Gus Dur, sehingga dapat diambil yang baiknya dan dimanfaatkan gunanya.
Berdasarkan latar belakang diatas, makan skripsi ini saya beri judul “Analisis wacana pesan dakwah dalam novel Kopiah Gus Dur karya Damien Dematra”. Diharapkan isi dari skripsi ini dapat mengantarkan kita pada
pemahaman lebih dari kata dan kalimat didalam novel Kopiah Gus Dur yang berisi wacana pesan dakwah. Dimana wacana pesan dakwah tersebut merupakan upaya Damien Dematra menyampaikan dakwah melalui novel.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
dakwah yang terkandung dalam novel Kopiah Gus Dur. Kajian terhadap novel tersebut hanya dari aspek analisis wacana saja.
2. Perumusan Masalah
Sedangkan perumusan masalah yang di kaji pada penelitian skripsi ini adalah :
a. Bagaimana wacana pesan dakwah yang dikemas oleh Damien Dematra di dalam novel Kopiah Gus Dur?
b. Bagaimana kognisi sosial dan konteks sosial dalam penyusunan wacana dakwah dalam novel Kopiah Gus Dur?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui wacana pesan dakwah yang dikemas oleh Damien Dematra
b. Untuk mengetahui kognisi sosial dan konteks sosial dalam penyusunan wacana dakwah dalam novel Kopiah Gus Dur karya Damien Dematra.
2. Manfaat Penelitian a. Akademis
b. Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada para juru dakwah tentang pentingnya pemanfaatan segala media sebagai alat bantu dalam berdakwah. Hal ini menjadi penting agar setiap individu dari masyarakat dapat berperan aktif dalam dakwah di segala bidang.
D. Tinjauan Kepustakaan
Penelitian relevan yang penulis temukan antara lain tulisan dari Muhammad Yusuf yang berjudul Analisis Wacana Pesan Dakwah Dalam Novel Di Bawah Lindungan Ka‟bah Karya Prof. DR. Hamka yang ditulis pada tahun
2008, Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Novel “Di Bawah Lindungan Ka‟bah” oleh saudari Nurchasanah pada tahun 2007, dan Analisis Wacana
Dakwah Melalui Film Koran Gondrong oleh saudari Lisa Badriah tahun 2006. Beberapa penelitian diatas telah lebih dulu mengupas wacana dakwah melalui teori analisis wacana.
Serupa tapi tak sama, kelebihan dari skripsi yang penulis akan teliti adalah pada fakta bahwa novel Kopiah Gus Dur merupakan kisah nyata, meskipun tentu ada penambahan dan dramatisir bahasa namun tidak mengurangi orisinalitas dari cerita sebenarnya, malah lebih menambah tekanan dan kedalaman renungan. Di samping itu, peran Damien Dematra sebagai penulis muda berkarakter dakwah layak mendapatkan perhatian khusus dunia dakwah baik praktis, maupun akademis.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis wacana (discourse analysis), metode ini dilakukan karena lebih memenuhi kebutuhan analisa terhadap struktur pesan dalam komunikasi. Melalui metode ini penulis dapat mengetahui bagaimana sebuah pesan disampaikan lewat kata atau kalimat. Unsur penting dalam analisis wacana adalah kepaduan, kesatuan, dan penafsiran peneliti.
Model yang digunakan adalah model Teun A. van Dijk menurutnya penelitian wacana tidak hanya terbatas pada teks semata, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Kelebihan analisis wacana model Van Dijk adalah bahwa penelitian wacana tidak semata-mata dengan menganalisis teks saja, tetapi juga melihat bagaimana struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan bagaimana kognisi/ pikiran serta kesadaran yang membentuk dan berpengaruh terhadap teks tertentu.3
Terdapat tiga struktur atau tingkatan yang menjadi elemen analisis wacana dalam pemaparan struktur teks oleh van Dijk. Dengan struktur tersebut kita tidak hanya mengetahu apa yang diliput oleh media, namun jua bagaimana media mengungkapkan peristiwa ke dalam pilihan bahasa tertentu. Jika digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut:
3
Tabel 1
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik/ tema yang diangkat oleh suatu teks.
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.4
Berikut tabel yang akan menjelaskan satu per satu elemen wacana Teun A. van Dijk yang diterapkan dalam dimensi teks sosial penelitian ini:
Tabel 2 STRUKTUR
WACANA
HAL YANG DIAMATI ELEMEN
Struktur Makro Tematik
Tema/ topik yang dikedepankan dalam Novel Kopiah Gus Dur
Topik
4
[image:18.595.119.519.540.721.2]Superstruktur Skematik
Bagaimana bagian dari urutan novel dikemas dalam teks yang utuh
Skema
Struktur Mikro 1. Semantik
Makna yang ingin ditekankan dalam Novel Kopiah Gus Dur
2. Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk, susunan) yang dipilih.
3. Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai dalam Novel Kopiah Gus Dur
4. Retoris
Bagaimana dan dengan cara apa penekanan cerita dilakukan.5
Latar, Detail, dan Maksud
Bentuk kalimat Koherensi, dan Kata Ganti Leksikon
Grafis, Metafora
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah novel Kopiah Gus Dur karya Damien Dematra, sedangkan objek dari penelitian ini adalah konstruksi wacana dari segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.
5
3. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan studi dokumentasi dan pengumpulan data data terkait dengan masalah penelitian dari berbagai sumber kepustakaan seperti buku, majalah, internet, dan lain-lain.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang dilakukan didalam penelitian ini ialah dengan cara menyesuaikan data yang didapat kedalam teorinya van Dijk. Data-data tersebut merupakan data yang terdapat di dalam novel Kopiah Gus Dur, kemudian akan ditafsirkan oleh peneliti dengan disesuaikan pada kerangka dalam analisa wacana.
Selanjutnya data akan disajikan dalam bentuk sekumpulan informasi dan interpretasi peneliti sebagai acuan dalam menarik kesimpulan dan saran pada akhir penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun atas lima bab yang terdiri dari:
BAB I :Bab ini berisi Pendahuluan yang membahas Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Tinjauan Kepustakaan, Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
van Dijk, Konsep Dakwah yang terdiri dari Pengertian Dakwah, Unsur-Unsur Dakwah, dan Tujuan Dakwah, Pesan Dakwah yang terdiri dari Aqidah, Syariah, dan Akhlak, serta Novel Sebagai Media Dakwah.
BAB III :Merupakan bab mengenai Gambaran Umum Novel Kopiah Gus Dur Karya Damien Dematra yang mencakup Biografi Damien Dematra, Karya-Karya Damien Dematra, dan Sinopsis Novel Kopiah Gus Dur.
BAB IV :Merupakan bab Temuan Data dan Pembahasan yang mencakup Wacana Pesan Dakwah yang ditampilkan oleh Damien Dematra Di Dalam Novel Kopiah Gus Dur, Analisis Novel Kopiah Gus Dur Dilihat dari Kognisi Sosial, Analisis Novel Kopiah Gus Dur Dilihat dari Konteks Sosial.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Analisis Wacana 1. Pengertian Analisis Wacana
Secara etimologi (bahasa) istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wac/wak/vak yang artinya „berkata‟ atau „berucap‟. Kata ana yang berada di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna „membedakan‟
(nominalisasi). Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Jadi kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan.1
Namun, istilah wacana diperkenalkan dan digunakan oleh para ahli linguis di Indonesia sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris discourse. Kata discourse sebdiri berasal dari bahsa Latin yakni discursus (lari ke sana ke mari). Kata ini diturunkan dari kata dis (dan/ dalam arah yang berbeda) dan kata currere (lari).2
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia terdapat tiga makna dari istilah wacana. Pertama, percakapan; ucapan; tutur. Kedua, keseluruhan tutur yang merupakan satu kesatuan. Ketiga, satuan bahasa terlengkap yang realisasinya merupakan bentuk karangan yang utuh.3
1
Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi, Prinsip-prinsip Analisis Wacana
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.3.
2
Dede Oetomo, Kelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 3.
3
Hoetomo M. A, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), h. 588.
Sedangkan secara terminologi, istilah wacana memiliki arti yang sangat luas. Luasnya makna wacana disebabkan oleh perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang memakai istilah wacana tersebut, mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, dan, sastra.4
Secara ringkas dan sederhana, teori wacana menjelaskan sebuah peristiwa terjadi seperti terbentuknya sebuah kalimat atau pertanyaan. Karena itulah ia dinamakan analisis wacana.5 Analisis wacana menekankan pada “how the ideological significance of news is part and parcel of methods used to process news” (bagaimana signifikansi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi
paket metode yang digunakan untuk proses media). Dari beberapa definisi mengenai analisis wacana di atas dapat disimpulkan bahwa analisis wacana adalah studi tentang susunan/ struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi adalah telaah mengenai aneka fungsi bahasa.
2. Varian Analisis Wacana
Dalam perkembangannya, model analisis wacana dikemukakan para ahli melalui pendekatan yang beragam. Diantara para ahli yang mengembangkan model analisis wacana adalah:
a. Roger Fowler dkk.
Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew mulai dikenal sejak diterbitkannya buku Language and Control pada tahun 1979.
4
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semantik dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 9.
5
Mereka menggunakan pendekatan critical linguistics. Berikut akan digambarkan secara detail beberapa elemen yang ditelaah oleh Fowler dkk.
[image:24.595.108.522.117.772.2]Tabel 3 Kosakata
Sebagai sistem klasifikasi bahasa menggambarkan bagaimana realitas dunia dilihat, memberi kemungkinan
seseorang untuk mengontrol dan mengatur pengalaman pada realitas sosial. Akan tetapi, sistem klasifikasi ini berbeda-beda antara seseorang atau
satu kelompok dengan kelompok lain.
1. Kosakata: Membuat Klasifikasi Bahasa menyediakan klasifikasi. Klasifikasi tersebut karena realitas begitu kompleksnya, sehingga orang kemudian membuat penyederhanaan yang abstraksi dari realitas tersebut. Realitas tersebut bukan hanya bisa dikenali, pada akhirnya berusaha dibedakan dengan yang lain.
2. Kosakata: Membatasi Pandangan Bahasa pada dasarnya bersifat membatasi, kita diajak berfikir untuk memahami seperti itu, bukan yang lain. Hal tersebut berpengaruh terhadap bagaimana kita memahami dan memaknai suatu peristiwa.
kebenaran dengan penjelasan yang berbeda dalam upaya memenangkan perhatian publik. Masing-masing menggunakan kosakata sendiri agar lebih diterima oleh publik.
4. Kosakata: Marjinalisasi
Pilihan linguistik tertentu dengan kata, kalimat, proposisi yang membawa nilai ideologis tertentu. Kita dipandang bukan sesuatu yang netral.
Tata Bahasa
Dalam tata bahasa secara umum ada tiga model yang diperkenalkan Fowler dkk., yaitu: Pertama, transitif merupakan model yang berhubungan dengan proses, dengan melihat bagian mana yang dianggap sebagai penyebab suatu tindakan. Kedua, intransitif
merupakan model dengan
menghubungkan seorang aktor pada suatu proses tetapi tanpa menjelaskan atau menggambarkan akibat atau objek yang dikenal. Ketiga, relasional
1. Efek Bentuk Kalimat Pasif: Penghilangan Pelaku
Dalam tata bahasa bentuk kalimat pasif dapat membuat halus atau netral sisi pelaku karena yang adalah sasaran dari suatu tindakan pelaku.
2. Efek Nominalisasi: Penghilangan Pelaku
merupakan model yang menggambarkan hubungan diantara dua etnis/ bagian yang melakukan tindakan dan yang menjadi akibat.
pada hakikatnya tidak memerlukan subjek.
Dalam menganalisis suatu teks model Roger Fowler memiliki kerangka untuk menganalisis wacana. Kerangka analisis tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
[image:26.595.105.524.83.519.2]Tabel 4
TINGKAT YANG INGIN DILIHAT
Kata
Meliputi pilihan kosakata yang dipakai untuk menggambarkan peristiwa dan pilihan kosakata yang dipakai untuk menggambarkan katro (agen) yang terlibat dalam peristiwa. Kalimat Bagaimana peristiwa digambarkan lewat rangkaian kata.6
b. Theo van Leeuwen
Model analisis yang diperkenalkan Theo van Leeuwen untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Bagaimana suatu kelompok dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan suatu peristiwa dan pemaknaanya sementara
6
kelompok lain yang posisinya rendah cenderung untuk terus-menerus menjadi objek pemaknaan, dan digambarkan secara buruk.7
Analisis wacana van Leeuwen secara umum menampilkan bagaimana pihak-pihak dan aktor ditampilkan dalam pemberitaan. Berikut tabel yang akan menguraikan tentang persoalan tersebut.
[image:27.595.106.522.190.757.2]Tabel 5 Exclusion
Merupakan wacana yang dalam tampilannya dalam suatu teks berita, ada kelompok atau seseorang yang dihilangkan dalam pemberitaan.
1. Pasivasi
Pada dasarnya ini adalah proses bagaimana suatu kelompok atau aktor tertentu tidak dilibatkan dalam suatu pembicaraan atau wacana. Lewat pemakaian kalimat pasif.
2. Nominalisasi
Strategi ini berhubungan dengan mengubah kata kerja (verba) menjadi kata benda (nomina). Umumnya dilakukan dengan imbuhan “pe-an”. Nominalisasi tidak membutuhkan subjek sehingga dapat menghilangkan pelaku dalam sebuah wacana.
3. Penggantian anak kalimat
7
Penggantian subjek juga bisa dilakukan dengan penggantian anak kalimat yang sekaligus berfungsi sebagai aktor. Inclusion
Berhubungan dengan pertanyaan begaimana masing-masing pihak atau kelompok itu ditampilkan lewat pemberitaan. Dengan memakai kata, kalimat, informasi, atau susunan kalimat tertentu, cara bercerita tertentu,
masing-masing kelompok
direpresentasikan dalam teks.
1. Diferensi-Indeferensi
Hadirnya peristiwa atau kelompok lain selain yang diberitakan, bisa menjadi penanda yang baik bagaimana suatu kelompok atau peristiwa direpresentasikan dalam teks yang merupakan strategi wacana bagaimana suatu kelompok disudutkan dengan menghadirkan kelompok atau wacana lain yang dipandang lebih dominan atau bagus.
2. Objektivitas-Abstraksi
Berhubungan dengan pertanyaan apakah informasi mengenai suatu peristiwa atau aktor sosial ditampilkan dengan memberi petunjuk yang konkret ataukah yang ditampilkan adalah abstraksi.
3. Nominasi-Kategorisasi
aktor atau mengenai suatu permasalahan, seringkali terjadi pilihan apakah aktor tersebut ditampilkan apa adanya, ataukah yang disebut adalah kategori dari aktor sosial tersebut. 4. Nominasi-Identifikasi
Merupakan startegi tentang bagiaman suatu kelompok, peristiwa, atau tindakan tertentu didefinisikan. Proses pendifinisiannya dilakukan dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas. 5. Determinasi-Indeterminasi
Penulisan anonim (tidak jelas) oleh wartwan karena belum mendapatkan bukti yang cukup jelas untuk menulis atau karena ada ketakutan struktural kalau kategorisasi yang jelas dari seorang aktor sosial disebut dalam teks. 6. Asimilasi-Individualisasi
pemberitaan bukan kategori aktor sosial yang spesifik yang disebut dalm berita tetapi komunitasi atau kelompok sosial dimana seseorang berada tersebut. 7. Asosiasi-Disasosiasi
Berhubngan dengan pertanyaan, apakah aktor atau suatu pihak ditampilkan sendiri ataukah ia dihubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar yang terjadi seringkali tanpa disadari.
Dalam kerangka analisisnya van Leeuwen memberikan serangkaian strategi wacana bagaimana wacana itu dapat digunakan sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi makna yang sampai ke tangan pembaca. Secara umum, apa yang dilihatnya dapat digambarkan dalam tabel berikut:
[image:30.595.108.523.97.424.2]Tabel 6
TINGKATAN YANG INGIN DILIHAT
Inklusi Dari aktor sosial yang disebut dalam berita, bagaimana mereka ditampilkan? Dengan strategi apa pemarjinalan atau pengucilan dilakukan?8
b. Sara Mills
[image:31.595.107.521.103.699.2]Titik perhatian Sara Mills pada wacana terutama mengenai feminisme: bagaimana wanita ditampilkan dalam teks, baik dalam novel, gambar, foto, atau apapun dalam berita. Oleh karena itu apa yang dilakukan oleh Sara Mills sering juga disebut dengan perspektif feminisme dengan titik perhatian yang menunjukkan pada bagaimana teks bias dalam menampilkan wanita.9
Tabel berikut akan menjelaskan tentang model analisis wacana Sara Mills: Tabel 7
Posisi: Subjek-Objek
Dengan menekankan bagaimana posisi dari berbagai aktor sosial, posisi gagasan, atau peristiwa ditempatkan dalam teks. Posisi-posisi tersebut pada akhirnya
menentukan bentuk teks yang hadir ditengah khalayak. Posisi Pembaca
Dalam teks ini menekankan bahwa teks adalah hasil negosiasi antara penulis dengan pembaca. Oleh karena itu, pembaca disini tidaklah dianggap semata
sebagai pihak yang menerima teks, tetapi juga ikut melakukan transaksi sebagaimana akan terlihat dalam teks.
8
Ibid., h. 192-193.
9
Secara umum, ada dua hal yang diperhatikan dalam analisis model ini yaitu:
1. Bagaimana aktor sosial dalam berita tersebut diposisikan dalam pemberitaan. Siapa pihak yang diposisikan sebagai penafsir dalam teks untuk memaknai peristiwa, dan apa akibatnya.
2. Bagaimana poembaca diposisikan dalam teks. Teks berita dimaknai sebagai hasil negosiasi antara penulis dan pembaca.10
[image:32.595.110.522.99.706.2]Kerangka Analisis Sara Mills dijelaskan dalam tabel beikut ini: Tabel 8
TINGKAT YANG INGIN DILIHAT
Posisi Subjek-Objek
Bagaimana peristiwa dilihat, dari kacamata siapa peristiwa itu dilihat, siapa yang diposisikan sebagai pencerita (subjek) dan siapa menjadi objek yang diceritakan. Apakah masing-masing aktor dan kelompok sosial mempunyai kesempatan untuk menampilkan dirinya sendiri, gagasannya ataukah kehadirannya, gagasannya ditampilkan oleh kelompok atau orang lain.
Posisi Penulis-Pembaca
Bagaimana posisi pembaca ditampilkan dalam teks. Bagaimana pembaca memposisikan dirinya didalam teks yang ditampilkan. Kepada kelompok manakah pembaca mengidentifikasikan dirinya.11
10
Ibid., h. 210-211.
11
3. Analisis Wacana Teun A. van Dijk
Model analisis wacana van Dijk kerap disebut sebagai “kognisi sosial”.
Istilah ini sebenarnya diadopsi dari pendekatan lapangan psikologi sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan proses terbentuknya suatu teks.12
a. Teks
[image:33.595.121.525.85.463.2]Untuk memperoleh gambaran struktur teks dalam model van Dijk, berikut gambaran singkatnya:
1. Tematik, secara harfiah berarti tema. Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
2. Skematik, menggambarkan bentuk wacana umum yang disusun dengan sejumlah kategori seperti pendahuluan, isi, penutup, kesimpulan, dan sebagainya. Struktur ini merupakan satu kesatuan yang mendukung gagasan utama dalam berita. Pemuatan story/ body juga merupakan strategi penulis membentuk pemaknaan terhadap peristiwa yang dilakukan dengan menonjolkan bagian tertentu dan menyembunyikan bagian yang lain.
3. Semantik, adalah disiplin ilmu bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna lesikal maupun makna gramatikal.13 Menggambarkan bentuk wacana umum dengan kategori latar, detil, dan maksud.
4. Sintaksis, merupakan struktur teks yang dalam pengemasannya menentukan koherensi dan kata ganti yang digunakan dalam kalimat. Koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat dalam teks.
12
Sobur, Analisis Teks Media, h. 73.
13
5. Stilistik yaitu cara yang digunakan oleh penulis untuk menyatakan maksud dengan menggunakan bahasa sebagai sarana.
6. Retoris, adalah gaya yang diungkapkanketika seseorang berbicara ata menulis yang memiliki fungsi persuasif dan berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu disampaikan kepada khalayak.
b. Konteks Sosial
Konteks Sosial adalah faktor-faktor yang mempengaruhi cerita atau teks yang berasal dari luar. Menurut van Dijk struktur ini melhat bagaimana teks dihubungkanlebih jauh dengan struktur sosial dan pengetahuan yang berkembang dalam publik atas suatu wacana. Konteks sosial berusaha memasukkan semua situasi dan hal yang berada diluar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa. c. Kognisi Sosial
Struktur ini menekankan pada bagaimana peristiwa dipahami, didefinisikan, kemudian ditampilkan dalam suatu model. Proses terbentuknya teks pada tahap ini memasukkan informasi yang digunakan untuk menulis dari suatu wacana.
B. Konsep Dakwah 1. Pengertian Dakwah
menurut tata bahasa Arab kata dakwah berasal dari kata ةوعد - اوعدي - اعد yang artinya menyeru, memanggil, mengajak, dan menjamu.14
Sedangkan secara terminologi (istilah) kata dakwah memiliki arti yang beragam. Hal ini disebabkan karena adaanya perbedaan sudut pandang dan penafsiran yang dilakukan oleh para ahli dan praktisi dakwah. Beberapa diantaranya yang memaparkan pengertian tentang dakwah adalah:
a. Prof. Toha Yahya Omar menyatakan bahwa dakwah Islam adalah sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemashlahatan didunia dan akhirat.15 b. Syaikh Ali Mahfudz didalam kitabnya Hidayatul Mursyiddin dakwah
adalah mendorong (meotivasi manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk, memerintahkan mereka berbuat ma‟ruf dan
mencegahnya dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.16
c. Syaikh Abdullah Ba‟alawi mengatakan dakwah adalah mengajak, membimbing, dan memipin orang yang belum mengerti atau sesat jalannya dari agama yang benar untuk dialihkan ke jalan ketaatan kepada Allah, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka berbuat jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.17
14
Mahmud Yunus, Kamus Arab- Indonesia (Jakarta: PT Hidayah Karya Agung, 1989), h. 128.
15
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1992), h. 1.
16
Moh. Ardani, Memahami Permasalahan Fikih Dakwah (Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 10.
17
d. Syaikh M. Abduh mengatakan dakwah adalah menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar adalah fardhu yang diwajibkan kepada setiap muslim.18
e. Menurut Muhammad Natsir dakwah mengandung arti kewajiban yang menjadi tanggung jawab seorang muslim dalam amar ma‟ruf nahi munkar.19
Dari berbagai pengertian tentang dakwah diatas dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah suatu usaha baik dalam bentuk lisan, tulisan, perbuatan, dan sebagainya yang merupakan proses untuk menyeru, mengajak individu atau kelompok agar mau menuju jalan Islam untuk beramal ma‟ruf nahi munkar dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai keridloan Allah. 2. Unsur-Unsur Dakwah
Untuk mencapai hasil dakwah yang efektif, dibutuhkan unsur-unsur dakwah yang saling mendukung agar proses kegiatan dakwah dapat terlaksana dengan sempurna. Unsur-unsur dakwah ini antara lain:
a. Subyek Dakwah
Pada dasarnya da‟i (subyek dakwah) adalah orang atau sekelompok orang
yang melaksanakan atau menyiarkan dakwah.20 Seorang da‟i harus memiliki landasan keilmuan yang cukup serta teladan yang baik dalam berdakwah agar dalam proses menyampaikan dakwah mampu menghadapi tantangan dan cobaan di lapangan ketika berhadapan dengan obyek dakwah (mad‟u).
18
Sayyid M. Nuh, Dakwah Fardiyyah dalam Manhaj Amal Islam (Solo: Citra Islami Press, 1996), h. 13-14.
19
Nur Amien Fattah, Metode Dakwah Wali Songo (Pekalongan: PT. T. B. Bahagia), h. 16-17.
20
b. Obyek Dakwah
Obyek dakwah (mad‟u) adalah orang yang menerima pesan dakwah dari
subyek dakwah. Dalam kegiatan dakwah unsur ini harus diperhatikan karena merupakan sasaran dakwah. Sifat, karakteristik, serta jenis dan model mad‟u harus dipahami oleh seorang da‟i agar tujuan dari dakwah dapat diterima
dengan mudah. c. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah inti dari pesan dakwah yang disampaikan dari seorang da‟i terhadap mad‟u, materi dakwah merupakan ajaran-ajaran Islam
yang termaktub didalam Al-Qur‟an dan Hadits yang meliputi perkara mengenai aqidah, syariah, dan akhlak. Materi yang diperlukan untuk suatu kelompok masyarakat belum tentu cocok untuk kelompok masyarakat yang berbeda. Oleh sebab itu pemilihan materi haruslah tepat, apakah itu untuk pemuda, mahasiswa, petani, pekerja kasar, pegawai tinggi, juga apakah pendengar itu heterogen artinya berbagai tingkat dan mutu pengetahuannya ataukah sejenisnya.21
d. Metode Dakwah
Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da‟i untuk menyampaikan materi dakwah, yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sumber metode dakwah yang terdapat didalam Al-Qur‟an menunjukkan ragam yang banyak, seperti “hikmah, nasihat yang benar, dan mujadalah atau
21M. Syafa‟at Habib, Buku Pedoman Da‟wah
berdiskusi atau berbantah dengan cara yang paling baik” (Q.S. an-Nahl: 125),
dengan kekuatan anggota tubuh (tangan), dengan mulut (lidah) dan bila tidak mampu, maka dengan hati (Hadits Riwayat Muslim). Dari sumber metode itu tumbuh metode-metode yang merupakan operasionalisasinya yaitu dakwah dengan lisan, tulisan, seni dan bil-hal.22
Dalam kegiatan dakwah metode dakwah harus disesuaikan dengan kondisi mad‟u (obyek dakwah) baik dari segi ekonomi, pendidikan, latar belakang
sosial, dan adat agar tercapai keberhasilan dalam berdakwah. e. Media Dakwah
Media merupakan saluran dalam proses komunikasi atau penyampaian pesan, dalam proses dakwah media (saluran) merupakan salah satu unsur yang paling penting yang menentukan efektifitas dari proses dakwah. Pemilihan terhadap media (saluran) tertentu tergantung kepada metode dan sasaran dakwah. Media Dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpamanya: televisi, video, kaset rekaman, majalah, surat kabar, novel dan sebagainya.23
f. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta mendapat ridha Allah.24 Secara umum tujuan dakwah adalah mengajak sekalian manusia menuju jalan Islam yang di ridhai oleh Allah agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Namun menurut Prof. Dr. H. Moh. Ardani, tujuan umum dakwah mesti diperinci lagi agar dapat diketahui
22
DR. Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), h. 34
23
Ibid., h. 35.
24
tujuan dakwahnya secara lebih terarah dan fokus. Diantara tujuan khusus dalam berdakwah menurut beliau adalah:
1. Mengajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah.
2. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada Allah (memeluk agama Allah).
3. Mendidik dan mengajar anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya. Dari paparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh dakwah adalah menuntun umat manusia agar melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya agar memperoleh keadaan hidup yang sejahtera.
C. Pesan Dakwah
Menurut Toto Tasmara pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al_Qur‟an dan sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan
-pesan (risalah) tersebut.25 Sedangkan menurut Quraisy Shihab pesan dakwah merupakan Al-Islam yang bersumber pada Al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak. Jadi pesan dakwah dapat dikatakan segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia baik melalui media lisan maupun tulisan agar mengikuti ajaran Islam dan mampu mensosialisasikannya dalam
25
kehidupan dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang baik di dunia maupun akhirat. Penjelasan dari pesan-pesan dakwah tersebut adalah:
1. Aqidah
Secara etimologi aqidah berasal dari kata al-aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan, pengencangan dengan kuat dan juga berarti yakin. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian aqidah baik secara umum maupun secara khusus. Secara umum aqidah berarti hukum yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah, percaya kepada malaikat, rasul, kitab, qadha dan qadhar serta hari kiamat. 2. Syariah
Secara etimologi syariah artinya jalan. Sedangkan secara terminologi syariah artinya suatu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dan hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alam lainnya.26 Dalam pembahasan syariah meliputi perkara ibadah dan muamalah.
3. Akhlak
Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Secara terminologi Prof. Dr. Farid Ma‟ruf mendefinisikan
akhlak yaitu kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan
26
mudah karena kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan fikiran terlebih dahulu.27
D. Novel
Dalam berdakwah, selain kualitas seorang da‟i dan pertimbangan keadaan mad‟u serta pilihan metode tertentu, media (saluran) untuk menyampaikan
dakwah juga harus diletakkan dalam level yang penting. Hal ini diperlukan agar proses menyampaikan dakwah tidak berhenti atau terpaku hanya pada pola-pola yang formal saja. Mengingat majemuknya masyarakat penerima dakwah, maka diperlukan inovasi dan cara-cara baru agar penyampaian dakwah tidak menjemukan dan terkesan kaku. Berbagai cara dikembangkan dalam proses menyampaikan dakwah, salah satunya dengan media novel.
Secara etimologi kata novel berasal dari kata latin novellas yang berasal dari kata novies yang artinya baru. Dikatakan baru karena jika dibandingkan dengan jenis-jenis karya sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka jenis novel ini muncul kemudian.28
Menurut wikipedia Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah, sepotong berita".29
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia novel diartikan sebagai suatu bentuk karangan dalam prosa tentang peristiwa yang menyangkut kehidupan
27
H. A. Mustafa, Akhlak Tasawuf (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 1999), h. 14.
28
Henriy Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra (Bandung: Angkasa, 1993), h. 10.
29Wikipedia, “Novel” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari http://id.wikipedia.org/
manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan sehari-hari, suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya.30
Menurut Muchtar Lubis novel terdiri dari lima jenis, yaitu: Pertama, novel avontur merupakan jenis nivel yang dalam ceritanya dipusatkan pada seorang lakon utama, pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama dan diteruskan pada pengalaman selanjutnya hingga akhir cerita. Kedua, novel psikologis merupakan jenis novel yang berisi kupasan tentang bakat, watak, atau karakter para pelakunya beserta kemungkinan perkembangan jiwa. Ketiga, novel detektif merupakan jenis novel yang melukiskan cara penyelesaian suatu peristiwa, untuk membongkar suatu kejahatan dalam novel jenis ini dibutuhkan bukti-bukti af=gar dapat menangkap si pembunuh dan sebagainya. Keempat, novel sosial merupakan jenis novel yang pelaku pria dan wanitanya tenggelam dalam masyarakat, kelas, atau golongan dengan persoalan yang bukan ditinjau dari sudut individu, tetapi ditinjau melingkupi persoalan golongan dalam masyarakat dan pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita.31
Novel merupakan sebuah media baru dalam penyampaian dakwah. Novel memiliki keunikan tersendiri dalam berdakwah dikarenakan penyampaian pesan dakwah tidak dilakukan secara langsung namun melalui jalan cerita tertentu yang dengan membacanya para pembaca dapat memetik sari pelajaran dan hikmah dari jalan cerita tersebut.
Keistimewaan novel dalam menyampaikan dakwah juga karena dalam penulisan novel mengandung kebebasan dalam membuat alur cerita seperti apa
30
Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2001), h. 949
31
yang diinginkan oleh penulis. Hal ini menjadikan novel sebagai salah satu media dakwah yang efektif di masa kini karena tidak terikat pada aturan-aturan baku tertentu sehingga novel dapat menembus kalangan mad‟u yang lebih luas.
Dewasa ini banyak kita temukan penulis yang menghiasi novelnya dengan pesan-pesan dakwah. Hal ini menjadikan para penulis tersebut bukan hanya sebagai sastrawan namun juga sebagai da‟i. Diantara para sastrawan yang telah
dikenal ditengah masyarakat yang memiliki dedikasi berdakwah melalui novel adalah Prof. Dr. Hamka, Habiburrahman El Shirazy, Asma Nadia, A. Fuadi, dan Helvi Tiana Rosa. Karya-karya mereka dapat dengan mudah kita temukan di toko buku dan kebanyakan dari karya mereka merupakan novel bernafaskan Islam.
Selain nama-nama yang tersebut diatas ada juga seorang novelis baru yang memiliki dedikasi dalam menyampaikan pesan dakwah didalam novelnya, yaitu Damien Dematra, seorang novelis, pelukis, fotografer, sekaligus sutradara. Karya-karya Damien Dematra lebih bertema umum dan luas, hal ini yang menjadikan karya-karyanya dapat diterima kalangan masyarakat luas. Hingga saat ini Ia telah menulis 74 novel dalam bahasa Inggris dan Indonesia, 57 skenario film dan TV series, dan memproduksi 28 film dalam berbagai genre. Beberapa karya novelnya yang bernafaskan Islami adalah Bulan di Atas Ka'bah, Mereka Bilang Aku Kafir, Selusin Ramadhan Setahun, Sejuta Doa untuk Gus Dur, Sejuta Hati untuk Gus Dur, Ternyata Aku Sudah Islam, Demi Allah, Aku Jadi Teroris, dan Tuhan.
BAB III
GAMBARAN UMUM NOVEL KOPIAH GUS DUR KARYA DAMIEN DEMATRA
A. Biografi Damien Dematra
Damien Dematra adalah seorang novelis, penulis skenario, sutradara, produser, fotografer internasional, dan pelukis. Damien Dematra lahir pada 25 Februari.1 Mengenai tahun dan tempat kelahirannya, pria yang mengidolakan Gus Dur dan Obama ini selalu merahasiakannya kepada publik atas alasan pribadi, seperti yang dipetik dari wawancara dengan Zack Peterson di situs www.jakartaglobe.com, ketika Zack Peterson menanyakan: “Are you originally from Jakarta?”(apakah anda asli dari Jakarta?), Damien menjawab: “ I don‟t discuss my date of birth or where I‟m from for spiritual reasons, but I live in
Jakarta, I spend a lot of time in Bali and Yogyakarta, as well.”2 (saya tidak membahas tentang tanggal kelahiran dan dari mana saya berasal atas alasan spiritual, tapi saya tinggal di Jakarta, saya juga menghabiskan banyak waktu di Bali dan Yogyakarta).
Damien Dematra merupakan sosok seniman multi talenta, karya-karyanya banyak mendapatkan penghargaan baik dalam skala nasional maupun internasional. Diantara karya-karyanya yang memecahkan rekor dunia adalah buku tertebal yang diberi judul Obama & Pluralism, melalui karya ini Damien Dematra mendapat rekor penulis novel tertebal (setebal 5247 halaman) yang
1Selebriti,”Damien Dematra” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari
http://selebriti.kapanlagi.com/indonesia/d/damien_dematra/
2Damien “My jakarta”
mengalahkan rekor yang dipegang oleh Agatha Christie (4032 halaman), rekor ini diberikan oleh Jaya Suprana sebagai Chairman Musium Rekor Dunia pada Damien Dematra atas his achievement (pencapaiannya) pada September 2010.
Pada saat bersamaan Damien juga menerima rekor dunia melukis tercepat Musium Rekor Dunia dengan lukisan berukuran 80x100cm yang diselesaikan dalam waktu 9 menit 31 detik dengan tema Obama on Becak dalam pameran lukisan di Dharmawangsa Square pada Juni 2010. Selain itu Damien Dematra juga menjadi rekoris untuk rekor dunia penulis novel tercepat, buku yang ditulisnya hanya dalam waktu dua hari dua malam ini berjudul “Kau Bakar Aku
Bakar”, sebuah novel untuk melawan “Hari Pembakaran Al-Qur‟an Sedunia” pada tanggal 11 September 2010. Sekaligus memecahkan rekornya sendiri ketika menulis sebuah novel untuk Almarhum Gus Dur “Sejuta Do‟a Untuk Gus Dur”
yang diselesaikannya dalam waktu tiga hari tiga malam.
Damien Dematra memperoleh dua gelar tertinggi fotografi yakni “Fellowship in Portraiture” dan “Art Photography” dari Master Photographer
Association. Ia juga mendapat beberapa penghargaan Internasional diantaranya “International Master Photographer of The Year”. Ia adalah lulusan dari New
York Institute of Photography, International Business and Politics University of Western Sydney, dan Filsafat Teologi dari International Seminary.3
Selain menulis dan menghasilkan karya seni, Damien Dematra juga aktif dalam beberapa gerakan nasional, diantaranya Damien Dematra sebagai penggagas dan koordinator nasional “Gerakan Peduli Pluralisme” yang dicetuskan
pada Februari 2010 untuk memberi apresiasi terhadap perjuangan pluralisme
3Daftar Tokoh “Damien Dematra” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari http://www.
Buya Ahmad Syafii Maarif dan Gus Dur, para guru bangsa.4 Ia juga menjadi inisiator “Gerakan Nasional Menulis” yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh besar
Indonesia seperti Prof. Amin Abdullah, Prof. Azyumardi Azra, Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si., Zuhairi Misrawi, Prof. Kacung Mridjan, Prof. Amin Abdullah, Prof. Bachtiar Effendi, Dr. Djohan Effendi dan masih banyak lagi tokoh lainnya.
Dibawah koordinasi Damien Dematra, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) banyak melakukan pergerakan perdamaian seperti memfasilitasi berbagai dialog untuk mencari solusi terhadap masalah bangsa bersama tokoh penting nasional dan organisasi-organisasi besar. Diantaranya Pertemuan GPP, KUIB (Kongres Umat Islam Bekasi), dan Presiden World Church Council tentang Kasus HKBP yang terjadi pada agustus 2010, Dialog GPP dan Nahdlatul Ulama Mencari Solusi untuk Ahmadiyah”, Safari Perdamaian Pertemuan Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) dengan Hizbut Tahriri Indonesia (HTI) Tentang Perlawanan Terhadap “Hari Pembakaran Al Quran Sedunia”, dan Forum Pemuda Lintas
Agama. Selain itu, Gerakan Peduli Pluralisme (GPP) juga aktif dalam kegiatan amal dan budaya seperti Festival Budaya Gus Dur, Lomba Menulis Pelajar dan Umum, Bagi Buku Gratis Peduli Anak Pesisir, dan banyak lainnya.
Ditengah-tengah kesibukannya sebagai koordinator Gerakan Peduli Pluralisme, penulis, dan seniman, Damien Dematra juga menyutradarai puluhan film yang diangkat dari karya tulisnya. Diantara yang paling fenomenal adalah Film “Obama Anak Menteng”, sebuah film yang ia persembahkan untuk Presiden
Amerika Serikat Barack Husein Obama yang belakangan menjadi idola nomor satunya ketika Obama memenangkan Pemilu Amerika serikat pada tahun 2008.
4Waldan Hasan “Siapakah Damien” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari
Film ini selain menuai kontroversi pada topiknya juga mengandung sensasi pada proses pembuatannya yang hanya menghabiskan waktu selama satu bulan untuk proses shoot nya.
Damien Dematra bisa dibilang sebagai seorang pecandu tantangan, ia tidak takut dibilang ambisius, ia justru bangga ketika dapat menjadi rekoris pada sesuatu hal yang dianggap tidak mungkin oleh orang lain. Damien mendefinisikan dirinya sebagai seorang spiritualis yang mengikuti instingnya. Ia adalah seorang seniman yang tidak sabaran dan menginginkan segala sesuatu berhasil dengan cepat. "Otherwise, I will lose it," katanya ketika diwawancarai oleh Louise Lavabre dari The Jakarta Post pada Agustus 2010.5
B. Karya-Karya Damien Dematra
Karya-karya Damien Dematra terdiri dari karya bidang penulisan (buku, novel), karya bidang seni (lukis, fotografi) dan karya filmografi (film layar lebar). Daftar karya-karya Damien Dematra sebagai berikut:
a) Karya Bidang Penulisan 1. Obama & Pluralism. 2. Dear President Obama.
3. Messages to President Obama.
4. Bulan di Atas Ka'bah, kisah tentang KH. Hasyim Asy'ari. 5. New York, Obama & Me.
6. Mereka Bilang Aku Kafir. 7. Mama Aku Harus Pergi.
5Louise Lavabre, “The Riddle of Demin Dematra”
8. Selusin Ramadhan Setahun. 9. Kau Bakar Aku Bakar. 10.Yogyakarta.
11.Obama dari Asisi. 12.Si Anak Panah.
13.Ketika Aku Menyentuh Awan. 14.Obama, Anak Menteng.
15.Si Anak Kampoeng (sebuah novel yang diangkat berdasarkan kisah nyata Buya Syafi‟i Ma‟arif).
16.Sejuta Doa untuk Gus Dur. 17.Sejuta Hati untuk Gus Dur.
18.Ternyata Aku Sudah Islam (novel yang terinspirasi kisah nyata grup musik Debu).
19.Demi Allah, Aku Jadi Teroris. 20.Tuhan.
21.Jangan Pisahkan Kami. 22.Soulmate-Belahan Jiwa.
23.Angels of Death-Kumpulan Kisah Malaikat Maut. 24.If Only I Could Hear-Kisah Suara Hati.
25.Mama Aku harus pergi....
26.Tarian Maut yang dirilis dengan memakai nama Katyana.
27.Ku Tak Dapat Jalan Sendiri yang dirilis dengan memakai nama Mark Andrew.
29.Ibrahim (trilogi ke-3).
30.Mahaguru (trilogi ke-2 Bulan di Atas Ka'bah). 31.Matinya Sasi Hidupnya Amai.
32.Mafia Pluralisme.
33.Aku adalah Aku--The Life of Dorce. 34.Demi Allah, Anakku Jadi Teroris.
35.Kartosoewirjo: Pahlawan atau Teroris? sebuah novel sejarah. 36.Gus Dur, Wali ke-10 sebuah novel perbandingan.
37.Gus Dur dan Pendekar Gendeng di Negeri Edan-- sebuah novel satire. 38.Liarnya si Gadis Berjilbab.
39.Bus Terakhir.
40.Ketika Tuhan sedang Bermain.6 b) Karya Bidang Seni Lukis
Karya bidang seni lukis yang dihasilkan oleh Damien Dematra berjumlah 365 lukisan terbagi menjadi 6 bagian tema, yaitu:
1. Mystic 2. Reflection 3. Modern Art 4. Impressionist 5. Cubist 6. Spiritism7
6 Daftar Tokoh “Damien Dematra” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari
http://www.tokohindonesia.com/daftar-tokoh/article/157-daftar-tokoh/2492-demien-dematra
7 Damien Dematra “Lukisan” Artikel diakses pada 23 Februari 2011 dari http://www.
Secara detil, karya lukis Damien Dematra tidak akan penulis urai satu per satu pada skripsi ini. Mengingat banyaknya jumlah data dan inrelevansi terhadap penelitian dalam skripsi ini.
c) Karya Bidang Fotografi
Karya bidang fotografi terbagi menjadi lima bagian tema, yaitu: 1. Life Story
2. Photo Painting Art
3. The Tale of Restless Spirits
4. Tsunami, the Chronicle of Destruction 5. Narrative Contemplation8
d) Karya Bidang Filmografi
1. Obama Anak Menteng/"Little Obama" the movie (Teaser) (2010) 2. Di Atas Kanvas Cinta (Trailer)
3. Tuhan, Jangan Pisahkan Kami (Trailer) 4. Mystique
5. Senandung Cinta di Pulau Dewata 6. Jurnal Kasih
7. Mama, Aku Harus Pergi 8. Sehari Bersama Gus Dur9
Sebagian besar karya Damien Dematra mengandung nilai dan falsafah Islam dan Pluralisme, ini menunjukkan bahwa seniman multi talenta dan multi profesi ini memiliki dedikasi dakwah melalui karya-karyanya.
8
Damien Dematra “Fotografi” Artikel diakses pada 23 Februari 2011 dari http://www. damiendematra.com/photo_home.htm
9Daftar Tokoh “Damien Dematra” Artikel diakses pada 25 Januari 2011 dari http://www.
C. Sinopsis Novel Kopiah Gus Dur
Mengisahkan tentang seorang preman jalanan yang ganteng tapi pendek bernama Sitor Lubis atau biasa dipanggil “Jarib” alias jari ajaib dan perjalanannya
bersama kopiah Gus Dur. Sebuah kopiah anyaman yang didapatnya langsung dari tangan sang mantan Presiden tersebut ketika ia memalak mobil yang sedang parkir didaerah “palakannya” yang ternyata didalamnya ada Gus Dur.
Jarib memang telah lama mengidolakan Gus Dur, Gus Dur baginya adalah tokoh yang tiada duanya, meskipun preman, Jarib suka membaca dan mengikuti perkembangan berita melalui koran yang juga merupakan hasil palakannya. Jarib selalu terobsesi dengan pemikiran pluralisme ala Gus Dur, ia juga senang dengan humor-humor ala Gus Dur yang selalu mengandung nilai intelektual dan ironi.
Setelah menerima kopiah anyaman dari Gus Dur, kehidupan Jarib mendadak berubah, ia menjadi orang yang alim, bicaranya penuh dengan hikmah dan nasehat kebaikan, sholat yang telah lama ia tinggalkanpun kembali ia jalani bahkan dengan berjamaah di mesjid. Singkat kata Jarib tiba-tiba insyaf, perilakunya berubah hampir 180 derajat. Hal ini menjadikan lingkungan preman disekitarnya menjadi bingung dan bahkan ada yang menghina perubahannya.
Nama Jarib pun dengan sekejap menjadi harum dan terkenal, ia menebarkan cahaya kebajikan kepada setiap hal yang bersentuhan dengannya, banyak orang menyukai gayanya memimpin dan membagi hasil kepada sesama preman. Namun selain ada yang kagum, ada juga yang iri terhadap kekuasaannya. Bento, sang preman besar yang terkenal seram dan sadis yang menguasai daerah disebelah wilayah Jarib merasa terusik dan tidak terima atas pertumbuhan geng Jarib yang terus meningkat.
Atas tuduhan mempengaruhi anak buahnya untuk pindah ke geng Jarib, Bento menantang Jarib dalam sebuah perkelahian ala preman. Perkelahian antar geng. Namun Jarib dengan bijak malah balik menantang Bento untuk duel satu lawan satu. Dengan kesaktiannya bukanlah perkara yang sulit untuk menjatuhkan Bento, namun Polisi lebih dulu datang dan melerai perkelahian tersebut.
Jarib pun ditahan Polisi atas alasan membuat onar, namun lagi-lagi karena “kesaktiannya” dan intelektualitasnya Jarib mampu meyakinkan Polisi bahwa
semuanya terkendali dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jarib pun bebas dan langsung menuju markas Bento untuk menyelesaikan masalah yang tertunda. Alih-alih berkelahi, Jarib malah membuat kesepakatan dengan Bento melalui penawaran yang sulit untuk ditolak. Jarib berjanji akan membagi hasil pendapatannya untuk anak buah Bento. Bento seperti tersihir, tidak menyangka ia akan didatangi Jarib dan menawarkan solusi masalah dengan dialog.
tak semudah membalikkan telapak tangan, kisah cintanya dipenuhi dengan pertarungan dan pengorbanan ala jalanan. Jarib mencintai seorang wanita penjaja seks, ia harus berhadapan dengan lelaki hidung belang bernama Heru yang telah lebih dulu memiliki Si Manis, sang putri cinta Jarib dengan membelinya kepada germo Si Manis. Pertengkaran pun terjadi, Heru menuntut uang ganti sebanyak sepuluh juta. Tak berpikir panjang lagi, Jarib menyanggupi untuk membayarnya.
Si Manis merasa hina atas keadaan itu, ia pun pergi dan meninggalkan kedua lelaki yang memperebutkannya itu. Jarib kembali kesepian namun tidak pernah menyesali perbuatannya, baginya cinta itu harus merdeka, jika ada orang yang ingin mencintainya, maka ia ingin dicintai dalam kebebasan.
Tidak lama Si Manis pergi ia kembali lagi menemui Jarib, namun kali ini dalam keadaan yang berbeda, Si Manis telah bertaubat, ia tidak lagi menjadi penjaja seks, terinspirasi dari kehidupan Jarib, Si Manis pun akhirnya memilih untuk insyaf membersihkan diri. Mulai memakai pakaian muslimah, aktif dipengajian dan melaksanakan sholat.
meninggalkan Jarib. Dalam sendirinya, tiba-tiba ada sesuatu didalam hatinya yang menyuruhnya untuk menyalakan televisi. Jarib tiba-tiba tersentak lalu berteriak seolah tidak percaya atas apa yang terjadi, Gus Dur telah wafat, begitu beritanya. Tokoh yang selama ini ia idolakan telah berpulang ke Rahmatullah. Pria yang selama ini selalu menjadi bagian dari semangat hidup dan perjuangannya telah tiada. Jarib terduduk lemas, mulai memahami mengapa tiba-tiba kopiah tersebut hilang bersamaan dengan wafat tuannya.
BAB IV
TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Wacana Pesan Dakwah yang Ditampilkan Oleh Damien Dematra di
. Dalam Novel “Kopiah Gus Dur”.
Pada bab ini penulis akan memaparkan analisis wacana pesan dakwah yang ditampilkan oleh Damien Dematra dalam novelnya Kopiah Gus Dur yang disesuaikan dengan model Teun A. Van Dijk. Model Teun A. Van Dijk menganalisis wacana dari segi teks sosial meliputi tema, segi skematik, segi semantik, segi sintaksis, segi stilistik, dan segi retoris. Adapun pembahasan penulis lakukan hanya pada beberapa bab didalam buku, yaitu mulai dari bab 5 sampai bab 15 dikarenakan pada bab-bab lainnya tidak penulis temukan tema dakwah secara khusus. Adapun uraiannya sebagai berikut:
a. Pertemuan Istimewa 1. Tema Dakwah
Tema dakwah pada bagian ini adalah akhlak, dapat dilihat dari tema cerita pada bagian ini yakni suatu kebaikan akan menumbuhkan kebaikan lainnya. 2. Segi Skematik
Judul cerita bagian ini adalah Pertemuan Istimewa, bagian ini diawali dengan latar belakang kehidupan Jarib dirumah kontrakannya yang sangat sederhana. Setelah mencuci pakaiannya yang telah dua hari direndam Jarib pun keluar untuk mencari uang dengan membantu memarkirkan mobil-mobil disekitar komplek pertokoan.
Cerita bagian ini berisi tentang pertemuan Jarib dengan tokoh idolanya Gus Dur ketika sedang memarkirkan mobil yang ditumpangi oleh Gus Dur yang mampir di toko buah. Jarib merasa malu dan tidak enak hati dengan pertemuan itu karena ia meminta secara paksa uang parkir kepada supir Gus Dur, padahal parkir di toko buah itu gratis. Demi mengetahui bahwa didalam mobil tersebut ada Gus Dur Jarib pun meminta maaf dan mengatakan tidak perlu membayar parkir. Namun Gus Dur dengan bijak tetap membayar, bahkan lebih, serta memberikannya hadiah sebuah kopiah yang sedang dipakainya.
Inti dari cerita diletakkan pada bagian tengah, terdapat pada kalimat: “...Jarib menatap pria itu bagai masih terhipnotis. “ Gus... Gus maaf...” ia
menjadi salah tingkah. “Saya... saya nggak tahu, Gus” Jarib berkata pelan. Dan
tiba-tiba dengan mata membesar tidak percaya, ia melihat pria didepannya membuka kopiah yang dipakainya – sebuah kopiah berwarna cokelat rajut dengan hiasan pinggir kuning keemasan dan putih, dan memberikannya padanya...”10
Cerita ini ditutup dengan perginya Jarib menuju masjid untuk menunaikan sholat magrib untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun tidak pernah melaksanakan sholat. Jarib menangis, menyadari semua kesalahannya dan merasa mendapatkan sebuah spirit baru untuk menjalani kehidupannya.
Kesimpulan dari cerita bagian ini yaitu Jarib merasa menjadi seseorang yang berbeda setelah pertemuannya dengan Gus Dur yang memberikannya tidak hanya uang seratus ribu, namun juga sebuah kopiah yang sangat indah. Kopiah yang nantinya akan merubah banyak sisi kehidupannya.
10
3. Segi Semantik
Latar cerita bagian ini berawal dari perasaan jarib yang gundah karena nasibnya yang kurang beruntung, tempat ia biasa “markir” menjadi “polisi cepek” sudah kurang aman karena banyak Satuan Polisi Pamong Praja. Ia pun pergi ke daerah pertokoan lainnya untuk mencari nafkah.
Cerita bagian ini cukup detil, karena menceritakan secara naratif tentang perjalanan Jarib dari rumah menuju daerah pertokoan untuk memarkir dan pertemuannya dengan Gus Dur. Tujuan Jarib memarkir didaerah pertokoan adalah untuk menghindari Satuan Polisi Pamong Praja yang sering melakukan razia di jalanan.
Maksud yang ingin disampaikan pada bagian ini disampaikan dengan jelas, terdapat dalam kalimat: “...Perasaannya seketika berubah. Walaupun agak berlebihan, namun entah bagaimana, ia merasa menjadi seperti Gus Dur – seakan-akan perasaan itu masuk kedalam hatinya dan menggoncangkan jiwanya. Ia membuka mata...”11 Kalimat ini menandakan bahwa Jarib sangat tersentuh dengan kejadian pertemuannya dengan Gus Dur.
4. Segi Sintaksis
Bentuk kalimat yang digunakan adalah kalimat berstruktur aktif, yaitu bentuk kalimat yang dalam susunannya meletakkan pelaku sebelum penderita dan biasanya diawali dengan ditandai awalan me-. Bentuk kalimat berstrutur aktif itu terdapat pada kalimat: “...Jarib segera berlari. Ia mendongak, melihat ke arah
pria itu dan membungkuk malu – masih merasakan kejanggalan hidup.
11
Seharusnya ia m