• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN MASJID RAYA BAITUS SALAM

KOMPLEK BILLY MOON

JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos I)

Oleh:

Khoirul Efendi

NIM:105053001822

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULATAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

MANAJEMEN MASJID RAYA BAITUS SALAM

KOMPLEK BILLY MOON

JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos I)

Oleh

Khoirul Efendi 105053001822

Pembimbing

Drs. M. Sungaidi, MA NIP: 19600803 199703 1 006

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULATAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

ABSTRAK KHOIRUL EFENDI

Manajemen Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur Masjid Merupakan kegiatan Ibadah dan Muamalah bagi ummat Islam. Kegiatan ibadah ini mempunyai arti luas, tidak semata-mata tempat sholat dan pengajian saja tapi juga untuk segala kegiatan yang bisa membawa kemaslahatan dunia dan akhirat.

Masjid Raya Baitus Salam adalah salah satu masjid yang berada di tengah-tengah komplek Billy Moon tepatnya di daerah Jakarta Timur, yang mana fungsinya tidak hanya untuk tempat ibadah semata melainkan juga untuk tempat berdakwah ke daerah-daerah sekitar. Pendirian Masjid Raya Baitus Salam juga menjawab keluhan masyarakat akan minimnya sarana ibadah di daerah perumahan Billy Moon umumnya saran ibadah yang tersedia tidak layak dan sangat minim kondisinya dan dengan pengelolaan yang sangat baik dari para pengurus Masjid, maka Masjid Raya Baitus Salam bisa menjadi icon dan symbol

di komplek Billy Moon.

Dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengelolaan dan metode dakwah yang dilakukan Masjid Raya Baitus Salam baik itu dari segi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasannya. Melalui penelitian lapangan dan studi kepustakaan, maka akan diketahui bahwa manajemen atau metode dakwah yang digunakan biasanya yang bersifat: Bil Qolam, Bil Lisan, dan Bil Hal.

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan hasil penyajian dalam bentuk deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data aktual dengan melaksanakan studi kepustakaan dari beberapa literatur tertulis, baik dari buku-buku, artikel, majalah, surat kabar atau dari literatur lainnya, serta dengan melakukan penelitian lapangan.

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Masjid merupakan pusat kegiatan ibadah dan muamalah bagi umat Islam. Kegiatan ibadah ini mempunyai arti luas, tidak semata-mata tempat shalat dan pengajian dan mengaji, tapi untuk segala kegiatan yang bisa membawa kemaslahatan dunia dan akhirat. Bentuk kegiatan tersebut yaitu ceramah, diskusi, kajian dan pelatihan keagamaan, sosial dan budaya dan iptek bisa dilakukan di masjid.

Sebagaimana Allah berfirman dalam (Q.S. Attaubah 108) yang berbunyi:

!"#$ %&'' $() * +, -'

.' / 0 1 #-2#3

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (majid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang didalamnya.”

(Q.S At-taubah 108)

Disamping dapat menggambarkan kuantitas kaum muslimin yang ada, juga dapat menggambarkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam. Melalui masjid masyarakat dapat mengembangkan tradisi silaturahmi untuk saling bertukar pikiran. Berbagi pengalaman dan informasi, memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya.

(5)

sajada-sujud, salah satunya bermakna mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan dengan alam raya (sunnatullah).

Dengan keterangan ini jelas bahwa arti masjid itu sebenarnya tempat

sujud, bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat ibadat tertentu. Dalam perkembangannya fungsi dan peranan masjid seperti yang digambarkan pada masa keemasan Islam itu, tentunya tidak seperti Zaman dahulu, namun tidak berarti bahwa masjid tidak dapat berperan dan berfungsi di dalam pembinaan ummat. Meskipun fenomena yang terjadi pada saat ini bahwa masjid hanya berfungsi apa adanya dan belum berfungsi sebagaimana mestinya.

Di zaman Rasulullah masjid salah satunya digunakan sebagai tempat berdakwah, ini berarti masjid amat besar fungsinya dalam dakwah, baik dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya maupun antar sesama sahabat. Oleh karena itu dakwah merupakan suatu yang amat mulia di dalam Islam dan masjid menjadi sarana utamanya.

Dengan demikian menjadi jelaslah bagi kita bahwa masjid di masa Rasulullah tidak hanya digunakan untuk sekedar tempat shalat dan ibadah-ibadah yang sejenisnya, tapi masjid juga difungsikan sebagai lembaga untuk mempererat hubungan dan ikatan jama’ah Islam yang baru tumbuh.

(6)

strategi militer dan tempat menerima perutusan-perutusan dari semenanjung Arabia.1

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis mengadakan penelitian di daerah Jakarta Timur tepatnya di komplek Billy Moon Kalimalang, yang mana terdapat sebuah masjid yang fungsinya tidak hanya untuk tempat ibadah semata melainkan untuk tempat berdakwah ke daerah-daerah sekitar khususnya dan ke daerah lain pada umumnya.

Para pengurus Masjid Raya Baitus Salam berdakwah melalui pengajian-pengajian mingguan, bulanan, selain dengan pengajian para pengurus masjid juga mensiasati dakwahnya dengan membuat buku saku (dakwah bil Qolam), yang isinya seputar FiQih, Tasawuf, Aqidah dan lain-lainnya. Berupa penjelasan atas apa-apa yang ditanyakan oleh para jama’ah, yang mana mayoritas para jama’ahnya adalah dari kalangan kelas menengah atas.

Dari latar belakang diatas penulis mengambil judul skripsi tentang :

“ Manajemen Dakwah Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur”

1

(7)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar permasalahan tidak melebar, maka penulis memfokuskan tentang masalah “Manajemen Dakwah Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur”.

Adapun perumusan masalah adalah:

1. Bagaimana perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan kepengurusan Masjid Raya Baitus Salam dalam berdakwah di kalangan orang-orang elit komplek Billy Moon Jakarta Timur?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan manajemen dakwah Masjid Raya Baitus Salam?

C. Tujuan dan manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian adalah:

a. Keinginan untuk mengetahui Aplikasi Manajemen Dakwah Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur

b. Untuk mengetahui informasi positif dalam berbagai analisis study tentang dakwah terutama dalam bentuk dakwah bil Qolam, yaitu fiqih, tasawuf dan aqidah sebagai alat bantu untuk terlaksananya kegiatan dakwah.

2. Manfaat penelitian

(8)

a. Manfaat teoritis untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya Jurusan Manajemen Dakwah dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada umumnya.

b. Manfaat praktis diharapkan dapat memberikan motivasi dan wawasan bagi praktisi dakwah dalam menyampaikan nilai-nilai Islam.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu dengan menggunakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau prilaku yang diamati, kegiatan penelitian ini merupakan data yang diambil dari lapangan penelitian dengan pendekatan survei, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dalam hal ini penulis melakukan dengan mengamati, dan mengumpulkan data-data dan kemudian data-data yang diperoleh disusun dan dikembangkan dan selanjutnya dikemukakan dengan seobjektif mungkin kemudian dianalisa.2

Adapun teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (Field Reserch)

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut

2

(9)

a. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (Interviewer) guna mendapatkan data-data mengenai program kepengurusan masjid dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penulisan, dalam hal ini dengan pimpinan dan pengurus Masjid Raya Baitus Salam.

b. Observasi

Penulis mendatangi langsung Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy MSsoon guna memperoleh data konkret tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian, baik itu melihat dan mengamati kinerja Kepengurusan Masjid Raya Baitus Salam.

c. Dokumentasi

Yaitu peneliti mencari data berupa buku, majalah, cetakan, yang berkaitan dengan manajemen masjid beserta mencari dan mempelajari berbagai bulletin, brosur atau jurnal yang terdapat di Masjid Raya Baitus Salam sebagai data pendukung dari hasil wawancara.

2. Analisis Data

(10)

analisis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu penulis menganalisis data berdasarkan informasi dari hasil wawancara dan study observasi dokumentasi.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis bagi kedalam beberapa bab dengan maksud untuk memudahkan penulisan dalam melakukan perubahan. Hal ini penulis lakukan agar pembahasan yang penulis lakukan tidak menyimpang dari tema pokok pembahasan. Adapun pembagian tersebut meliputi :

BAB I Pada bab ini penulis menguraikan hal-hal yang menjadi latar belakang dari permasalahan yang penulis bahas, membuat batasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Pada bab ini memuat tentang manajemen dakwah, yang terdiri atas pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen dan fungsi-fungsi manajemen ; pengertian dakwah dan unsur-unsur dakwah, manajemen dakwah ; pengertian manajemen dakwah, fungsi manajemen dakwah.

(11)

BAB IV Pada bab ini memuat tentang pelaksanaan manajemen dakwah Masjid Raya Baitus Salam yang berisi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan pada masyarakat komplek Billy Moon Jakarta Timur, dan hambatan-hambatan yang dihadapi pengurus Masjid Raya Baitus Salam.

(12)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Manajemen sebenarnya sudah ada sejak awal keberadaan manusia. Ilmu ini mulai dikenal secara ilmiah sejak revolusi industri di Eropa dan sejak itu para praktisi manajemen, pengusaha berupaya menuliskan pengalaman manajemennya seperti, Taylor G. Terry yang dikutip Sofyan Syafri Harahap dalam bentuk karya literatur sehingga menjadi embrio perkembangan ilmu manajemen dan berkembang pesat terus sampai saat ini.3

Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris yang diambil dari kata to manaje yang sinonimnya antara lain to hand

berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to guide berarti memimpin atau membimbing. Jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus , mengendalikan, memimpin atau membimbing.4

Namun bila mempelajari literatur manajemen maka akan tampak bahwa istilah manajemen menggandung tiga pengertian, yaitu :

a. Manajemen sebagai suatu proses

b. Manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukan aktifitas manajemen.

3

Sofyan Syafri Harahap. Manajemen masjid, (Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Prima Yasa ,1996) cet 2 hal 27

4

(13)

c. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.5

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, “Proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.” Memberi batasan manajemen sebagai suatu proses karena semua manejer apa pun keterampilannya atau keahliannya, terlibat dalam kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan mereka. Aspek-aspek tersebut dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut, “ manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dalam buku Encyclopedi of the Sosial Science, manajemen adalah proses, di mana pelaksanaan dari suatu tujuan tertentu diselenggaraan dan diawasi. Dari beberapa definisi tersebut dapat disederhanakan bahwa manajemen adalah kegiatan melalui orang-orang lain berlandaskan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan dari definisi-definisi tersebut dapat diteliti adanya 3 unsur yaitu :

a. Adanya tujuan tertentu

b. Adanya kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. c. Adanya orang-orang6

Dari berbagai macam definisi yang sebenarnya masih banyak, namun yang lebih penting dan memberikan gambaran tentang proses

5

Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia , 1981) cet. Ke-7. hal 15

6

(14)

pelaksanaan manajemen, dirumuskan oleh G.R.Terry yang dikutip oleh Zaini Muchtarom bahwa “Manajemen ialah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya”.

Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektifitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, setiap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam arti singular (tunggal) disebut manajer, aktivitas manajemen adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh setiap manajer, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Menurut pengertian yang ketiga, manajemen itu adalah suatu seni atau ilmu. Mary Parker Foollet mendefinisikan manajemen sebagai “seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain”, Mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan oleh para manajer.

(15)

Sedangkan arti dari manajemen menurut Islamologi adalah ilmu manajemen yang dibentuk oleh sumber data implicit atau ayat kauniah ditambah sumber data implicit atau ayat Qauliah. Berbeda dengan ilmu manajemen Eropa, Amerika dan Jepang yang hanya dibentuk oleh sumber data implicit atau ayat kauniah saja. Definisi manajemen menurut data implicit yaitu, manajemen adalah pemimpin yang menyusun dan menggerakkan proses penggunaan sumber data secara efektif untuk mencapai sasaran, kemudian definisi Islamologi adalah ilmu yang mempelajari Islam terutama mengenai kebenaran mutlak keMaha Esaan Allah SWT yang didapat dari ayat kauniah maupun ayat Qauliah.

2. Unsur-Unsur Manajemen

Sebagaimana yang telah ketahui bahwa unsur-unsur Manajemen merupakan suatu unsur yang sangat penting demi tercapainya tujuan organisasi selain dari Fungsi-fungsi Manajemen (POAC) itu sendiri, sedangkan unsur itu sendiri akan penulis bahas seperti di bawah ini :

The Six M’s in Manajemen adalah: Men, Money, Material, Machines, Methods and Market. Keenam unsur manajemen di atas merupakan sumber-sumber manajemen yang sangat diperlukan bagi kepentingan manajemen itu sendiri.7

7

(16)

Ada beberapa unsur manajemen, yaitu: a. Man (manusia)

Manusia adalah unsur pendukung yang paling penting dalam manajemen, karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh, untuk dan kepada manusia. Dan tanpa kegiatan yang dilakukan oleh manusia tujuan pasti tidak akan tercapai, namun manusia itu sendiri harus didukung dengan unsur lain agar tujuan yang ingin manusia capai dapat terpenuhi.

b. Money (Uang)

Uang adalah sarana atau unsur kedua setelah manusia, karena uang dipakai untuk pelaksanaan kerja dan pelaksanaan semua fungsi-fungsi pimpinan demi tercapainya tujuan dengan setepat-tepatnya. Uang juga dipakai untuk perangsang, maksudnya untuk memberi imbalan pada tenaga manusia tadi dan sebagai sarana manajemen agar tujuan manusia tercapai

c. Material (Materi)

Di Indonesia kata material (materi) sering disebut dengan kata perbekalan. Dalam organisasi dan manajemen ini material diartikan sebagai sumber yang diperlukan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi pimpinan, dan juga bagi pencapaian tujuan organisasi, supaya tujuan organisasi tersebut tidak terputus ditengah jalan. Material di sini juga haruslah diartikan baik fisik (bahan-bahan buku) maupun non fisik

(17)

d. Machine (Mesin)

Peranan mesin di dalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan karena sumber tenaga kerja (manusia) ada kemungkinan lelah, sakit, lalai dan lain-lain. Untuk ini bahwa mesin merupakan sumber yang diperlukan pula di dalam rangka proses manajemen ataupun prosedur kerja dengan setepat-tepatnya dalam memperoleh hasil yang maksimal. e. Methode (Metode)

Untuk pelaksanaan kegiatan perusahaan perlu membuat

Alternative Methode agar produk yang diinginkan tercapai karena metode itu sendiri adalah merupakan tata kerja pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya atas rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang menawarkan berbagai metode baru yang lebih cepat dan lebih baik dalam menghasilkan barang atau jasa.

f. Market (Pemasaran)

Pasar (market) adalah tempat untuk usaha-usaha memperluas kegiatan dan pemasaran.8 Para manajer harus mempunyai orientasi pemasaran (pengguna jasa) dengan pendekatan ekonomi mikro maupun makro serta memperhitungkan kecendrungan-kecendrungan baru yang akan menyangkut permintaan atau kebutuhan masyarakat.

8

(18)

3. Fungsi-fungsi Manajemen

Manajemen bisa berarti fungsi, peranan maupun keterampilan manajemen sebagai fungsi meliputi usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Telah banyak orang mendefinisikan tentang manajemen sebagai fungsi akan tetapi penulis mencoba untuk merumuskan sebagai suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.9

Manajer dalam melakukan pekerjaannya harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, yang dinamakn fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari:

a) Planning (Perencanaan)

Perencanaan atau planning adalah untuk menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu. Perencanaan juga merupakan pemilihan menghubungkan fakta, menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dan membuat visualisasi dan perumusan kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan dapat menjawab di muka tentang siapa saja, kenapa, di mana, mengapa, dan bagaimana tindakan-tindakan di masa depan dapat dilaksanakan.

9

(19)

b) Organizing (Organisasi)

Organisasi merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke dalam unit-unit kerja dan fungsinya beserta penetapannya dengan cara-cara yang tepat mengenai orang-orangnya (Staffing), yang harus menduduki fungsi-fungsi itu berikut penentuannya dengan tepat tentang hubungan wewenang dan tanggung jawab.

Jadi pengorganisasian dilakukan demi untuk pelaksanaan kerja daripada perencanaan, yakni penting demi adanya pembagian kerja setepat-tepatnya.

c) Actuating ((Penggerakan)

Penggerakan (Actuating) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesien, efektif, dan ekonomis.

Menerima pendapat yang mengatakan bahwa manusia merupakan unsur terpenting dari seluruh unsur administrasi dan manajemen berarti mengakui pula bahwa fungsi penggerakan merupakan fungsi manajerial yang teramat penting karena secara langsung berkaitan dengan manusia, segala jenis kepentingan dan kebutuhannya.10

10

(20)

Menurut Arifin Abdul Rahman, bahwa penggerakan merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain suka dan dapat bekerja. Kemampuan atau seni untuk menggerakkan orang lain itu disebut kepemimpinan atau leadership. George Terry memberikan definisi pengertian penggerakkan ini sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.

Adapun langkah-langkah penggerakan diantaranya yaitu: 1) Memberi Motivasi

2) Pembimbingan 3) Menjalin Hubungan

4) Penyelenggaraan Komunikasi

5) Pengembangan atau peningkatan pelaksana

Dari beberapa definisi di atas, pengertian penggerakan dapat disimpulkan bahwa penggerakan adalah suatu fungsi atau tekhnik yang mendorong untuk bergerak agar anggota organisasi bekerja untuk mencapai maksud-maksud tertentu dengan efektif dan efesien.

d) Controlling (pengawasan)

(21)

merupakan salah satu tugas mutlak diselenggarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan menajerial, mulai dari manajer puncak hingga para manajer rendah yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan teknis yang diselengggarakan oleh semua petugas operasional.

Semua ilmuan manajemen sepakat bahwa pengawasan mempunyai kaitan langsung dengan seluruh proses administrasi dan manajemen, pengawasan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai, dilaksanakan berdasarkan strategi dasar organisasi yang telah dirumuskan dan ditetapkan. Serta dirinci menjadi program dan rencana kerja. Artinya, seorang manajer tidak akan mengamati penyelenggaraan kegiatan-kegiatan operasional dan mengukur hasil yang dicapai oleh para bawahannya tanpa adanya rencana.11

Pengawasan akan berjalan dengan lancar apabila proses dasar pengawasan diketahui dan ditaati, yang dimaksud dengan proses dasar itu adalah:

1) Penentuan standar hasil kerja 2) Pengukuran hasil pekerjaan

3) Koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.12

Penentuan standar hasil kerja, standar hasil pekerjaan merupakan hal yang amat penting ditentukan, karena terhadap standar itulah hasil pekerjaan yang dihadapkan dan diuji.

11

Ibid., h. 125-126

12

(22)

Pengukuran prestasi kerja, terdiri dari dua jenis, yaitu yang relatife mudah dan yang sukar. Ada berbagai prestasi kerja yang relatife mudah diukur karena standar yang harus dipenuhi bersifat konkret, pengukuran yang relatife mudah biasanya berlaku bagi prestasi kerja yang hasilnya konkret dan pekerjaan yang dilakukan pun biasanya bersifat teknis. Yang kedua adalah pengukuran yang relatife sukar dilakukan karena standar yang harus dipenuhi tidak selalu dapat dinyatakan secara konkret. Misalnya, jumlah keputusan yang diambil seorang pengambil keputusan tidak identik dengan efektivitas kepemimpinan seseorang.

Koreksi terhadap penyimpangan, meskipun bersifat sementara tindakan kolektif terhadap gejala penyimpangan, penyelewengan, dan pemborosan harus bisa diambil.

(23)

B. MASJID

1. Pengertian Masjid

Secara etimologis perkataan masjid berasal dari bahasa Arab yang artinya tempat sujud atau tempat beribadah kepada Allah Swt.13

Sedangkan pengertian masjid secara istilah adalah “tempat sujud”, yaitu tempat ummat islam mengerjakan shalat, dzikir kepada Allah Swt,dan untuk hal-hal yang berhuibungan dengan dakwah Islamiyah. Masjid secara umum sering kali diidentikkan dengan tempat shalat bagi mereka yang mengaku Islam sebagai agamanya.

Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “masjid adalah tempat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri di antara kaum muslimin, karena saat di dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong menolong sehingga dapat mempererat tali persaudaran dan memperkokoh ikatan kasih sayang antar jamaah masjid kaum mukminin.14

M. HR. Songge menyatakan, masjid secara kebahasaan bermakna sebagi tempat para hamba Allah yang beriman bersujud melakukan ibadah

mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai sjhlat sunnah lainnya kepada Allah Swt. Sedangkan dalam maknaistilah yang lain masjid berarti tempat di mana para hamba melakukan segala aktivitas, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.

13

E. Ayub dkk, Manajemen Masjid, Gema Insani Press, 1996. hal 1

14

(24)

Sedangkan Syaikh Sayid Sabiq dalam bukunya Fiqhus Sunnah mengartikan bahwa masjid sebagaimana Allah telah mengkhususkan kepada ummat ini yaitu menjadikan bumi dalam keadaan suci dan sebagi masjid, di mana saja seorang muslim telah sampai pada waktu shalat, sholatlah di mana saja ia berada atau mendapatinya.15

Masjid merupakan bangunan tempat suci kaum mukmin. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat melakukan segala aktifitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah Swt semata, karena itu Al-Qur’an menegaskan:

&.'

'

Artinya: “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah Swt karena itu janganlah menyembah selain Allah sesuatupun” (Al-jin:18)

Dari pengertian tentang masjid di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian masjid adalah suatu tempat di mana seorang dapat melakukan sujud, merendahkan diri dan menyembah Allah Swt, serta tempat untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan denagn persoalan manusia atau dengan kata lain tempat seseorang untuk melakukan aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.

2. Fungsi Masjid

Menurut E. Ayub fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah Swt, tempat shalat dan tempat beribadah kepadaNya. Lima kali dalam sehari semalam umat Islam dianjurkan mengunjungai masjid guna

15

(25)

melaksanakan shalat berjamaah. Masjid juga tempat yang apling banyak mengumandangkan nama Allah Swt melalui adzan, iqamah, tasbih, tahmid, tahlil, istigfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagi bagian dari lafadz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah, selain itu fungsi masjid adalah:

a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri , menggembleng bathin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman bathin atau keagaman sehinngga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah dengan muslim yang lain guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbuldalam masyarakat.

d. Masjid adalah tempat kauim mukminin berkonsultasi, membina keutuhan ikatan jama’ah dan kegotong royongan dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

e. Masjid dengan majlis ta’limnya merupakan wahana meninglkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.

(26)

g. Masjid tempat mengumpulkan dana, menyimpan, dan membagikannya.

h. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.16 Masjid tidak hanya difungsikan sebagi tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt saja. Akan tetapi masjid juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah, menciptakan kader-kader dan ilmu pengetahuan. 3. Peranan Masjid

Dalam sejarah perkembangan dakwah Rasulullah Saw terutama dalam periode madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagi pusat ibadah yang bersifat khusu, seperti shalat, tapi juga mempunyaiperansebagi berikut:

Dalam keadaan darurat, setelah mencapi tujuan hijrah di Madinah beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan dari musuh malah membangun masjid terlebih dahulu.

Kalender islam yaitu tahun hijriyah dimulai dengan pendirian masjid pertama yaitu pada tanggal 12 Rabiul awwal, permulaan tahun hijriyah selanjutnya pada tanggal 1 Muharram.

Di Mekkah agam Islam tumbuyh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun waktu pertama periode Makiyyah, nabi Muhammad mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun waktu kedua atau periode Madinah Rasulullah menandai batas itu dengan mendirikan masjid.

16

(27)

Masjid menghubungkan ikatan terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah Swt.

Masjid didirikan oleh orang-orang yang bertaqwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.

Masjid tidak hanya berperan sebagai tempat untuk melakuikan berbagi kegiatan sosial yang berhubungan dengan kehidupan manusioa sehari-hari. dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman, dinamika masjid sekarang ini anyak yang menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya masjid tidak hanya berperan sebagai tempat shalat semata melainkan juga sebagai tempat beraneka kegiatan jamaah.

C. Manajemen Masjid

1. Pengertian Manajemen Masjid

(28)

Ada beberapa pengertian manajemen masjid yang dikutip dalam buku idarah masjid disebutkan ”idarah masjid adalah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagia tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam.” sedangkan dalam buku terbitan KODI DKI Jakarta disebutkan ”manajemen masjid adalah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan muslim dalam menempatkan masjid sebagi tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam. Dari sini dapat dirumuskan bahwa definisi manajemen masjid adalah suatu proses atau usaha mencapai kemakmuran masjid ideal, yang dilakukan oleh seoprang pengurus masjidbersama staff dan jama’ahnya melalui aktivitas yang positif dengan demikian ketua pengurus masjid harus melibatkan selurruh kekuatan masjid untuk mewujudkan kemakmuran masjid.

Dalam pelaksanaannya manajemen masjid atau idarah masjid secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Idarah Binail Maadiy (phiscal manajement), yaitu manajemen secara fisik yang meliputi kepengurusan masjid, pengaturan fisik masjid, penjagaan kehormatan, ketertiban dan keindahan masjid, pemeliharaan tata tertib dan ketentrama, pengaturan keuangan dan administrasi masjid serta pemeliharaan fasilitas yang dimiliki masjid tersebut dan penataan masjid lainnya bersifat fisik.

(29)

sebagi pusat kebudayaan Islam. Jenis manajemen masjidini meliputi pendidikan Islamiyah, pembinaan akhlak, pelaksanaan dakwah bil hal

dan bil lisan, pembinaan mental spritual dan pemberdayaan ekonomi ummat.

2. Manfat Dan Tujuan Masjid

Dengan semangat yang tinggi masjid yang kita bangun secara bergotong royong dengan mengharap ridho Allah dan tanpa memendang kaya ataupun miskin sehingga masjid dapat berdiri dengan megahnya layaknya taman-taman surga, akan tetapi tinggal bagaimana setiap jamah bisa mengisi masjid tersebut sehingga tidak menjadi sepi dalam mensyiarkan agama Islam. Ada enem aspek yang harus mampu meleyani keperluan ummat yaitu:

a. Aspek Ibadah (ubudiyah)

Manfaat kemakmuran masjid bagi ibadah sesuai dengan kebiasaan Rasulullah yang menjadi tolak ukur dan tuntunan bagi seluruh ummat muslim di duniadalam menjalankan ibadah dan kekhusuan dalam shalat, suasana tenang, dengan pelayanan yang ceria dan cerah tapa pilih kasih denga demikian masjid berjalan sesuai sistem dan aturan yang jelas sehingga memudahkan jama’ah dan masyarakat sekitar simpati dan senang untuk berjamaah secara rutin, apalagi dengan imam shalat yang bagus dan baik dari segi bacaan ayat suci al-quran sehingga dapat menambah kekhusuan beribadah.17

17

(30)

b. Aspek kehidupan sosial, ekonomi dan pemberdayaan SDM (muamalah),

Dilihat dari aspek muamalah ini antara lain dari kehidupan sosial ekonomi dan pemberdayan SDM, bila masjid berfungsi dan berjalan dengan program-program atau kegiatan yang jelasterhadap kegiatan sosial dan lain-lain akan menambah kepercayan jamaah atau masyarakat. Jamaah yang kurang mampu akan merasa aman karena ada perhatian terhadapdiri mereka.

c. Aspek Bagi Keluarga

Setiap para keluarga yang memakmurkan masjid ia akan mendapatkan rahmat dari Allah Swt, akan tercipta sesama keluarga kebaikan-kebaikan belum lagi manfaat dari shalat jama’ah yang akan memperkuat tali persaudaraan dengan anggota jama’ah lainnya, dengan demikian akan terbangunnya rasa solidaritas atau saling tolong menolong dengan masyarakat akan tercipta rasa aman dan nyaman. Persaudaraan antara lingkungan masyarakat makin kuat dengan demikian akan tercipta dilingkungan masyarakat yaitu rasa marhamah

(saling kasih sayang). d. Aspek Bagi Generasi Muda

(31)

program kegiatan pembinaan terhadap generasi muda masjid dapat mandiri dan dapat menolong masyarakat lemah dilingkungan masjidnya. Sementara ini generasi muda masjid hendaknya jangan sampai terjadi kekosongan pembinaan akan membawa dampak negatif bagi kemajuan masjid di masa datang.

e. Aspek Ta’lim dan Pendidikan, dengan ilmu kita akan sadar berupaya membangun diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat oleh karena itu masjid yang makmur memberikan peluang untuk para jama’ah dan masyarakat sekitar melakukan belajar dan mengajar, maka pengelolaan masjid harus dapat memprogramkan kegiatan belajar dan mengajar.

f. Aspek Dakwah, kita ketahui bahwa dakwah adalah ummul hasanah, induk segala kebaikan., dakwah merupakan kewajibankita semua, perubahan jama’ah atau masyarakat sekitar masjid terhadapa pengamalan agama dengan sendirinya menjadi baik, dakwah menyebabkan datangnya hidayah, dengan hidayah manusia dapat keluar dari kegelapan. Dahulu orang-orang pada menyembah berhala, harta benda dan keduniaan lainnya. Dakwah mampu menggunakan semuanya dan sekaligus dapat meyakinia hanya kekuasaan milik Allah swt semata, maka disitulah fungsi masjid sangat dibutuhkan karena di dalamnya terdapat dakwah yang berperan, maka dengan sendirinya masjid menjadi pusat segala aktivitas ummat.18

18

(32)

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID RAYA BAITUS SALAM KOMPLEK BILLY MOON JAKARTA TIMUR A. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Baitus Salam

Pada awal pembangunan Masjid Raya Baitus Salam dimulai sejak PT. Billy & Moon setuju menyerahkan tanah yang diperuntukkan sebagai fasos

(fasilitas Sosial) dan fasum (fasilitas Umum) kepada panitia pembangunan masjid yang terbentuk pada 3 September 1979. penyerahannya sendiri baru terjadi pada tanggal 4 januari 1980 setelah melalui serangkaian pertemuan antara kedua belah pihak yang sangat melelahkan. Untuk sampai pada penyerahan sebidang tanah yang terletak di sebelah Timur komplek bakas bangunan diesel, panitia pembangunan telah melakukan pendekatan kepada Gubernur DKI Jakarta dan berusaha menyakinkannya betapa masyarakat sangat mendambakan kehadiran sebuah sarana ibadah (Masjid).

Gubernur DKI Jaya pada waktu itu dijabat oleh Sudirdja memberikan dukungan moril guna pembangunan masjid tersebut. Dengan cara ini pengembang akhirnya menghibahkan lahan fasos/fasum dengan ukuran 4. 786 m2 untuk dijadikan masjid sebagai salah satu sarana warga untuk

(33)

Bersamaan dengan pembangunan masjid juga dibangun bangunan sekolah untuk taman kanak-kanak dan taman pendidikan Al-Qur’an.

Bangunan yang sederhana tapi mencukupi untuk para jama’ah yang berada di sekitar masjid, dibandingkan dengan beberapa waktu yang silam di mana penghuni kompleks melakukan shalat dengan berpindah-pindah dari rumah-ke rumah. Masjid dengan sarana pendidikannya dimaksudkan agar masyarakat dapat beribadah dengan nyaman di samping menyekolahkan putera dan puterinya di tempat ini tanpa harus mencari sekolah yang jauh dari arah komplek perumahan.

Dengan bentuk masjid yang diuraikan di atas kegiatan agama semakin berkembang tidak hanya sebatas sebagai tempat ibadah fardhu tiap waktu shalat. Akan tetapi juga kegiatan taklim dengan mendatangkan guru tetap yang terjadual, peringatan dan perayaan hari Raya Islam, pengajian bulanan. Kegiatan remaja juga ikut berkembang sejalan dengan kegiatan orang tua mereka, kegiatan ini berlangsung sampai beberapa tahun ke depan, sampai kemudaian para pengurus masjid dan yayasan merasa perlu meningkatkan bangunan masjid menjadi lebih besar, lebih megah dan lebih berestetika di antara masjid yang berada di sekitarnya. Dengan melibatkan unsur-unsur yang ada di dalam masyarakat, seperti pengurus yayasan, pengurus Rw/Rt 05, tokoh masyarakat di lingkungan perumahan Billy Moon.

(34)

difungsikan sebagai tempat pendidikan TPA yang saat itu sudah berjumlah 120 anak didik, ruang kantor, ruang administrasi, ruang rapat, ruang guru, ruang Rissalam (Remaja Islam Yassalam, dan ruang perpustakaan).

B. Visi dan Misi Masjid Raya Baitus Salam

Masjid Raya Baitus Salam sebagai symbol atau icon keberadaan masjid di tengah kawasan orang-orang Elite (kompek) ini diharapkan memberikan ciri dan symbol religiusitas secara fisik. Melalui ekspresi religiusitas yang kuat, ia akan mampu memberikan legitimasi tersebut dan meningkatkan syiar Islam. Memang symbol saja tidak cukup, artinya harus juga diikuti dengan esensi, aktivitas manajemen pengelolaan, pelayanan dan sebagainya.

Menurut Ust. Husnul Fadillah, Visi berdirinya Masjid Raya Baitus Salam adalah memberikan “Visi (Vision) menjadi Pusat Keislaman (Islamic Center) yang terunggul (Excellent) di kawasan Jakarta dan sekitarnya.” Sedangkan Misi (Mission) Masjid Raya Baitus Salam adalah:

1. Memakmurkan masjid Raya Baitus Salam.

2. Meningkatkan peran dan fungsi masjid raya Baitus Salam sebagai pusat peribadatan dan pusat kebudayaan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dilingkungan masyarakat Billy Moon dan sekitarnya.

(35)

transparan, terukur, berdaya guna dan dapat dipertanggung jawabkan. Dan juga dengan mengundang ustadz-ustadz yang ahli dibidang keislaman, dalam memberikan pencerahan agama kepada para jama’ah masjid Raya Baitus Salam.

Sedangkan Strategi (Strategy) yang digunakan adalah:

1. Memanfaatkan potensi jama’ah yang sudah cinta dan terpanggil untuk memakmurkan masjid.

2. Memanfaatkan potensi Jama’ah yang berada dilingkungan Billy Moon maupun dari luar lingkungan Billy Moon untuk berperan serta dalam melaksanakan Visi dan Misi yayasan.

3. Menyemarakkan kegiatan dakwah, loka karya, seminar ataupun kegiatan lain yang sejenisnya yang bertemakan keislaman dan keimanan.

4. Menyelemggarakan pendidikan dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan Iman dan Taqwa (IPTEK dan IMTAQ).

5. Memanfaatkan kekayaan yang telah dimiliki dan kekayaan yang akan dimiliki untuk kesejahteraan Umat.19

C. Struktur dan Bagan Organisasi

Dari segi bahasa, struktur dapat berarti cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi dapat berarti susunan atau aturan dari berbagi bagian, sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan tersusun.20

19

Husnul Fadillah, Wawancara Pribadi, 12 Juni 2009

20

(36)

Struktur organisasi dalam sebuah lembaga, termasuk pengurus masjid Raya Baitus Salam, dimaksudkan sebagai kerangka untuk mengetahui ruang lingkup, jalur koordinasi, kegiatan dan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh masing-masing bagian yang ada dalam struktur organisasi bersangkutan.

Menurut Hani Handoko bahwa struktur organisasi merupakan mekanisme-mekanisme formal dengan organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, Bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.21

Sedangkan organisasi itu sendiri sangat penting sekali untuk pengaturan tugas atau pekerjaan, pentingnya organisasi tersebut disebabkan terlalu banyak tugas atau pekerjaan tertumpuk pada satu orang dan harus dikerjakan dalam waktu tertentu, pekerjaan tersebut memerlukan banyak skill

(keahlian) yang tidak dapat atau dikerjakan atau dimiliki oleh satu orang saja. Apabila pekerjaan dikerjakan oleh lebih dari satu orang , maka perlu adanya pembagian kerja.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur organisasi adalah salah satu susunan formal dan mekanisme-mekanisme dengan mana organisasi

21

(37)

dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan sebagai perwujudan hubungan-hubungan antar komponen-komponen, bagian-bagian, fungsi-fungsi, kegiatan-kegiatan dan posisi-posisi, juga menunjukkan tingkat spesialisasi kegiatan kerja. Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki, tugas dan wewenang, serta memperlihatkan hubungan pelopornya.

Untuk mencapai misi yang diemban oleh pengurus masjid Raya Baitus Salam struktur dalam rangkaian pembagian kerja untuk orang-orang yang tepat, sehingga pada gilirannya tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

Struktur dan bagan organisasi pengurus Masjid Raya Baitus Salam adapun sebagai berikut :

Struktur Pengurus

Masjid Raya Baitus Salam Komplek Billy Moon Jakarta Timur

(38)

Penasehat: Drs. H. Eddy Suchla Wakil sekretaris : Ir. H. Hartoyo

Bendahara : Drs. H. Raihan Ramlie

Penata Administrasi : Drs. H. Husnul Fadillah Pemegang Kas : Ibu Hj. Nugrahantoro Yudo UNIT-UNIT

(39)

Ibu Ira Supito Ibu Chandra Yanti

Pekan Bazar : Ketua Ditunjuk Secara Bergantian Penjualan Buku : Ibu Aida Anwar

Ibu Maida Kahfi 1. Majelis Ta’lim dan Sosial Ibu-Ibu

Koordinator : Ibu Hj. S. Damrah A. D. lubis Perencana Sipil : Ir. H. Amir Yusri Halim Pembangunan : Harry Benyamin

Dana dan Usaha : H. Herman Wiryadi Poero Ibu Hj. Nil Nugrahantoro Yudo Ibu Hj. Chandra Yanti Son Diamar

C. Letak Geografis

(40)

Masjid Raya Baitus Salam di dalamnya terdapat ruang kantor sebagai tempat mengatur dan mengurusi administrasi masjid, kantor ini mempunyai perlengkapan seperangkat komputer, lemari, kamar ganti khotib, imam, arsip, telepon dan meja para pengurus masjid.

Masjid Raya Baitus Salam menyediakan tempat wudhu yang terpisah antara pria dan wanita, bahkan untuk fasilitas kamar kecil, serta ada petugas kebersihan kamar mandi. Sedangkan di belakang masjid, di antara ruang wudhu pria dan wanita disediakan rak untuk menyimpan sepatu beserta disediakannya mukena bagi wanita yang tidak membawanya, serta terdapat gudang untuk penyimpanan barang-barang atau inventaris masjid yang penggunaannnya hanya pada waktu-waktu tertentu, seperti : karpet, untuk di gelar di bagian luar masjid atau di aula masjid pada hari Jum’at, kotak-kotak amal, dan sebagainya.

Idealnya masjid ini memiliki halaman yang sangat luas dan asri, adanya halaman ini tidak hanya membuat masjid bertambah indah dan asri dipandangnya, tapi juga bila daya tampung jama’ah tidak memadai di dalam masjid, maka halaman yang bersih dan indah itu bisa dijadikan tempat shalat idul fitri dan idul adha.22

D. Aktivitas Dakwah Masjid Raya Baitus Salam

Dalam hal ini pengurus masjid membuat suatu bidang dakwah dan fatwa yang merupakan tulang punggung dari seluruh kegiatan dalam rangka

22

(41)

memakmurkan masjid. Di dalam memakmurkan masjid tersebut kita bisa manfaatkan untuk memberikan siraman rohani dengan menambah ilmu agama kepada para jama’ah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Untuk mempererat hubungan tali silahturrahmi antara jama’ah khususnya dan seluruh warga muslim Billy Moon pada umumnya.

Namun mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki para jama’ah atau warga, maka setiap kegiatan selalu kita selenggarakan dengan memperhitungkan waktu yang agak luang, agar dapat dihadiri oleh banyak jama’ah.

Selama ini kegiatan-kegiatan yang diselenggrakan oleh pengurus antara lain :

1. Pengajian Bulanan

Dilaksanakan untuk umum pada setiap hari Jum’at malam sabtu pada akhir bulan di masjid Baitus Salam. Sedangkan penceramahnya bergilir secara bergantian dan ada kalanya satu penceramah membawakan tema materi yang berkesinambungan.

2. Pengajian Mingguan/Kuliah subuh

Diadakan setiap minggu pagi ba’da shalat subuh dengan mendatangkan dua orang ustadz :

a. Drs. H. Umay Maryunani yang membawakan materi tafsir atau Ta’limul Qur’an

(42)

3. Belajar Bahasa Arab

Diadakan pada setiap hari sabtu pagi ba’da shalat Subuh, di bawah asuhan bapak Ust. H. Mahmud Ahmad.

4. Pengajian Ibu-ibu

a. Hari selasa, minggu ke-1 dengan penceramah Drs. H. Syubki Abdul Qadir

b. Hari selasa, minggu ke-2 dan ke-4 dengan penceramah Drs. H. Umay Maryunani

c. Hari selasa, minggu ke-3 dengan penceramah Drs. H. Djailani Husnan, MA

d. Hari Kamis dan Jum’at bimbingan tartil membaca Al-Qur’an dengan pembimbing Hj. Z. Syafi’i dan Ust. F. Razak

e. Bulan Ramadhan Tadarus Al-Qur’an bersama f. Pengajian untuk pramuwisma (Insidental) g. Pesantren Sabtu Ahad untuk TK dan TPA 5. Pengajian Remaja

a. Kajian dasar Islam terpadu, diikuti oleh para mahasiswa b. Kajian dasar Islam siswa, terdiri dari para siswa SMP dan SMU 6. Membetuk Panitia Hari Besar Islam (PHBI), dengan

kegiatan-kegiatan:

a. Ramadhan dan Idul Fitri diantaranya:

(43)

2. Menyiapkan penceramah untuk ceramah setiap ba’ada Isya dan ba’da Subuh selama bulan ramadhan.

3. Memperingati Nuzulul Qur’an

4. Menerima Zakat Fitrah, Zakat Mal, Shodakoh, Infaq, dan membagikan kepada yang berhak menerimanya.

5. Menyelenggarakan shalat Iedul Fitri 6. Mengadakan malam silaturrahmi 7. Mengadakan takbiran semalam suntuk b. Iedul Adha

1. Bekerja sama dengan Rt dan Rw untuk memberikan surat edaran mengenai hewan qurban.

2. Bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan hewan qurban 3. Menerima dan mendistribusikannya kepada yang berhak

menerimanya.

4. Menyelenggarakan shalat Iedul Adha berikut menyediakan khotibnya.

5. Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isro mi’roj. 6. Mempersiapkan segala sesuatu yang berkitan dengan rencana

pembangunan dan pengembangan masjid raya Baitus Salam.23

23

(44)

Selain program di atas para pengurus masjid berusaha merealisasikan program yang telah ada dengan sebaik-baiknya, misalnya:

Pertama, bimbingan dan penyuluhan yang harus dilakukan dengan pendekatan Nilai-nilai yang Islami dalam rangka memecahkan problematika yang dihadapi jama’ah. Hal ini karena ada saja masalah yang dihadapi oleh para jama’ah baik berupa masalah pribadi maupun keluarga dan juga dalam lingkungan masyarakat.

Kedua, Mengurus Jenazah, baik dengan menyediakan tempat pemandian, keranda, ambulans, kain kafan dan segala kelengkapannya secara gratis serta menshalatinya secara berjama’ah. Dalam hal ini para pengurus masjid Raya Baitus Salam berkerja sama dengan para jama’ah dalam memberikan takhziah kepada jama’ah yang tertimpa musibah.

Sebagai pusat dakwah, masjid Raya Baitus Salam menjalankan program kegiatan Ramadhan seperti : Pada saat Idul Fitri, pelaksanaan wajib zakat bagi kaum muslimin dikumpulkan dan disalurkan zakatnya dengan membuka stand di masjid Raya Baitus Salam dan mempublikasikannya dengan cara menyebarkan brosur dan spaduk serta melalui pengumuman pada hari jum’at. Sedangkan pada hari Raya Idul Adha, pengumpulan dan penyaluran hewan Qurban sama dengan pada saat Idul Fitri dengan menggunakan stand.

(45)

sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu, di samping memberikan sumbangan pemikiran, jama’ah masjid diharapkan terlibat pula membantu para pengurus masjid dengan memberikan dana, Dana dari jama’ah ini dapat berupa; Pertama, Sumbangan insidental, yaitu sumbangan yang diberikan sewaktu-waktu ketika ada kegiatan. Kedua, Donatur tetap, yaitu jama’ah memberikan sumbangan secara rutin untuk menunjang program dan kegiatan masjid. Semua program di atas masih berjalan sampai sekarang walaupun masih ada kekurangan-kekurangan.

.

(46)

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN MASJID RAYA BAITUS SALAM KOMPLEK BILLY MOON JAKARTA TIMUR

A. Pelaksanaan Manajemen Masjid Raya Baitus Salam

(47)

dicegah, karena mudah mendeteksinya dan bila penyimpangan betul-betul terjadi bisa dihentikan.24

Hal seperti ini, disadari oleh para pengurus masjid raya Baitus Salam, maka dalam pelasanaanya para pengurus tidak ambil resiko untuk keluar dari fungsi-fungsi manajemen, artinya fungsi manajemen sangat dibutuhkan dan diterapkan di masjid raya Baitus Salam. Fungsi-fungsi manajeman yang setidaknya harus dilaksanakan yaitu anatara lain; perencanaan (planning) yang dilakukan setiap kali sebuah program akan dilakukan, pengorganisasian (organizing) sebagai pembagian kerja pada setiap pengurus, pelaksanaan (actuating) yang merumuskan bagaimana pelaksanaan teknis dan yang terakhir fungsi pengawasan (controlling) sebagai evaluasi atas pelaksanaan kegiatan.

Sebagimana telah di jelaskan pad bab 2 beberapa teori tentang manajemen secara garis besar (umum), seperti manajemen yang telah dikemukakan oleh para ahli, pada garis besar manajemen umumnya mempunyai unsur atau faktor penting yaitu; Man, Materi, Money, Mesin, Metode, Market. Faktor man atau sumbernya manusia yang mengelola memang sangat diperlukan guna dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, faktor materi yakni lahan garapan hendak diorganisir juga harus jelas, faktor

money juga tak kalah pentingnya ini semua akan berjalan dengan baik dengan dana yang mencukupi, faktor mesin yang dijadikan sebagai penggerak organisasi dibutuhkan tenaga ahli yang memang berkompeten dalam

24

(48)

bidangnya, faktor metode seperti yang banyak temui dalam berbagai aspek yang menyangkut pengajaran, metode yang tepat untuk mentransfer keilmuan merupakan hal penting untuk diperhatikan agar dapat tercapai output-input

yang memuaskan, faktor market yaitu sasaran yang hendak dituju dalam organisasi itu sendiri.

Sedangkan yang terlihat pada manajemen masjid di atas ada beberapa pokok yang mendasar dalam kajiannya, sepintas memang berbeda dari satu sisi perlu di garis bawahi bahwa masjid adalah lembaga sosial yang bergerak pada bidang pengembangan sumber daya manusia, pada aspek pemahaman agama baik secara praktis maupun ideologis bukan lembaga yang bergerak pada bidang bisnis atau yang sering disebut dengan lembaga profit. Manajemen masjid terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu ; Idarah, Imarah,

dan Ria’yah. Tiga hal ini yang membedakan pada makna manajemen pada umumnya, bukan hanya terkait teoritis akan tetapi juga berbeda dalam system penerapannya.

(49)

1. Perencanaan (planning)

Setiap kegiatan apapun tujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efesien bilamana sebelumnya sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Demikian pula usaha dakwah Islam dalam hal ini adalah Masjid Raya Baitus Salam yang mencakup segi-segi yang sangat luas itupun hanya dapat berlangsung dengan efektif dan efisien bilamana sebelumnya sudah dilakukan tindakan-tindakan persiapan dan perencanaan yang matang juga.

Dalam suatu lembaga atau organisasi manapun dan apapun bentuknya fungsi perencanaan ini sangatlah urgen, karena berbagai hal yaitu:

a. Keadaan masa yang datang tidak pasti (ragu-ragu) dan berubah, sehingga planning atau perencanan itu menjadi penting untuk memperkecil ketidak pastian dalam menghadapi perubahan-perubahan yang mendadak dan mungkin timbul.

b. Menyebabkan perhatian semua orang dalam organisasi dipusatkan pada mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Dengan perencanaan atau planning biaya-biaya dapat ditekan, sebab ada pemanfaatan metode kerja yang lebih efektif dan efisien.

d. Merupakan pedoman untuk pengawasan, perencanaan menghasilkan standar-standar yang dipakai sebagai alat pengukur hasil kerja.25

25

(50)

Aspek-aspek di atas dipahami bahwa pada setiap program yang akan dilaksanakan sebelum terfokus pada suatu kegiatan maka disusunlah oleh para pimpinan pengelola atas dasar musyawarah dan juga kesepakatan jajaran pimpinan pengelola, dengan agendanya ialah membuat acuan kegiatan agar terprogram setiap pelaksanaannya, kemudian diadakannnya evaluasi dan melaporkannya dalam forum mengenai program yang telah dilaksanakan. Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jelas, serta menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Hasil perencanaan tersebut baru akan diketahui pada masa depan. Agar resiko yang ditanggung itu relative kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan dan kebijakan direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah “memilih”, artinya memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada, tanpa alternatif perencanaan pun tidak ada karena perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan.

(51)

a. Perkiraan Program Masjid Raya Baitus Salam

Dalam melakukan perencanaan, langkah-langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan perkiraan-perkiraan masa depan untuk mempersiapkan strategi yang akan digunakan apabila dalam perencanaan tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

forcasting dilakukan untuk memperkirakan apa-apa yang akan tejadi di masa depan melalui penelitian dan analisa data-data yang tersedia. Sedangkan perkiraan program-program tahunan yang dirumuskan oleh masjid Raya Baitus Salam adalah:

1) Pengajian Mingguan

Yaitu pengajian yang dilakukan pada setiap seminggu sekali yaitu pada hari Minggu Pagi yang diikuti oleh seluruh jama’ah masjid. Pengajian Minggu ini dilaksanakan ba’da Subuh dari jam 05.30 sampai jam 08.00, diisi dengan; setengah jam untuk membaca Qur’an dengan baik dan benar, satu jam setengah untuk pendalaman tentang ajaran Islam serta untuk dialog tanya jawab seputar masalah keagamaan.

2) Bakti Sosial

(52)

3) Pengajian Bulanan

Yaitu pengajian yang dilaksanakan untuk umum pada setiap hari Jum’at malam Sabtu pada akhir bulan di masjid Raya Baitus Salam, sedangkan penceramahnya bergilir secara bergantian dan adakalanya satu penceramah membawakan tema materi berkesinambungan.

4) Perjalanan Wisata Agama

Kegiatan ini dilaksanakan dalam setahun sekali setiap bulan Maulid. Perjalanan wisata agama yaitu ziarah ke berbagai makam Wali Songo dan berbagai tempat-tempat bersejarah lainnya. Perjalanan wisata ini diharapkan dapat menambah khazanah keislaman tentang sejarah Islam.

5) Peringatan Hari- hari Besar Islam (PHBI)

Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian untuk memeriahkan dan mengenang hari-hari bersejarah dalam Islam yang kemudian merealisasikan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu misalnya adalah peringatan Maulid Nabi, Isra’ dan Mi’raj, maka diharapkan momentum itu dijadikan sebagai penyadaran akan kehadiran Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah SWT sebagai penyempurna akhlak manusia.

b. Menetapkan Tujuan

(53)

program yang kita susun telah berhasil dalam pelaksanaannya. Salah satu cara untuk mewujudkan keberhasilan di dalam pengelolaan masjid raya Baitus Salam adalah dengan diadakannya kegiatan pengajian rutin, kegiatan sosial kemasyarakatan dan dakwah. Masjid Raya Baitus Salam dilihat dari tujuan umum adalah ;

1) Meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan seseorang serta meningkatkan pengetahuan ajaran agama Islam.

2) Menanamkan makna dan konsep amal shaleh, amal shaleh mencakup berupa kebutuhan niat dalam hati, prosedur kerja yang professional, tujuan yang jelas dan terarah serta mempunyai nilai guna. Dengan kata lain, tujuan tersebut bertujuan untuk menimbulkan pandangan positif dalam menjalani kehidupan. Tujuan yang diinginkan pihak Yayasan maupun Badan Pengelola dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami dan ditafsirkan dengan mudah dan harus wajar, rasional dan ideal, tegasnya, tujuan yang diinginkan itu harus ditetapkan supaya perencanaan itu tidak mengembang. Para pengurus masjid raya Baitus Salam selalu berusaha menanamkan sikap solidaritas antar sesama para jama’ah dengan cara bersilaturrahmi ke setiap rumah warga.

c. Kebijakan Pengambilan Keputusan

(54)

Badan Pengelola untuk melakukan kegiatan yang berulang-ulang sebagai pedoman dari tindakan-tindakan pengambilan keputusan.

Dalam hal ini, kebijakan atau jenis rencana kegiatan yang akan diselenggarakan di masjid raya Baitus Salam semua itu harus diputuskan oleh Badan Pengelola atau pengurus Yayasan, sehingga setiap kegiatan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Kebijakan yang ditetapkan oleh ketua adalah berupa penerapan kegiatan dakwah dan sosial kemasyarakatan yang diterapkan di masjid raya Baitus Salam. Adapun kebijakan yang diambil adalah Program pembinaan sosial yang diselenggarakan harus bernuansa Islami, Program pelatihan dakwah dan pengajian yang diadakan haruslah bersifat mendidik, Peringatan Hari-hari Besar Islam haruslah menjadi lebih terarah agar tujuan dan makna tersebut menjadi pelajaran yang baik bagi pengurus, jama’ah dan masyarakat pada umumnya.

Atas dasar inilah maka kegiatan-kegiatan di atas itu dapat diurutkan dan diatur sedemikian rupa, agar tahapan yang mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran dapat tercapai dengan baik.

d. Penentuan Program

(55)

Melihat dari arti program di atas, masjid raya Baitus Salam mempunyai beberapa program, di antaranya adalah :

1) Pengajian Mingguan 2) Pengajian Bulanan

3) Penyelenggaraan ibadah shalat Jum’at, Tarawih, dan shalat Iedul Fitri dan Iedul Adha.

4) Kegiatan Peringatan Hari-hari Besar Islam. 5) Pengadaan sembako murah.

6) Santunan anak Yatim dan kaum Dhua’fa 7) Buka puasa bersama pada bulan Ramadhan 8) Mengadakan pesantren kilat26

e. Penentuan Jadwal Kegiatan

Jadwal adalah penetapan waktu untuk melaksanakan program-program yang sudah ditentukan dan batas-batas waktu program-program harus di jalankan. Penentuan jadwal disesuaikan dengan program yang akan dilaksanakan dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Dari semua kegiatan pada dasarnya dilakukan dalam ukuran dalam waktu satu tahun sesuai dengan Rapat Umum Anggota. Kegiatan-kegiatan yang masuk dalam program itu adalah:

1) Pengajian mingguan dilaksanakan setiap hari Minggu ba’da Subuh dari jam 05.30 sampai jam 8.00. adapun pengajarnya berasal dari kalangan kiayi dan ustadz terpilih.

26

(56)

2) Pengajian bulanan dilaksanakan pada hari Jum’at malam Sabtu akhir bulan ba’da shalat Isya sampai dengan selesai. Sedangkan penceramahnya merupakan ustadz tetap yang secara bergantian dalam membawakan materi dakwah.

3) Adapun penyelenggaraan shalat jum’at dan shalat Tarawih dan shalat dua hari Raya dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan.

4) Kegiatan Hari Besar Islam (PHBI) dilaksanakan pada setiap awal bulan kecuali malam Nuzulul Qur’an, seperti peringatan satu Muharram, Isra’ Mi’raj dan Maulid Nabi SAW.

5) Pengadaan sembako murah tidak menentu, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dari pihak Yayasan. Biasanya dilaksanakan setahun sekali pada waktu bulan Ramadhan yang bekerja sama dengan aparat pemerintah dan warga sekitar.

6) Santunan anak yatim dan kaum Dhuafa dilaksanakan pada satu Muharram, biasanya dilaksanakan pada pagi hari sekitar pukul 09.00 sampai selesai.

7) Untuk buka puasa bersama dilaksanakan selama bulan Ramadhan setelah adzan Maghrib, adapun dananya berasal dari donatur tetap dan masyarakat sekitar komplek Billy Moon Jakarta Timur.

(57)

dari anak-anak Sekolah Dasar (SD), dan anak-anak play group

yang tinggal di sekitar lingkungan masjid raya Baitus Salam. Berdasarkan wawancara dengan Ust. H. Husnul Fadillah bahwasanya, kegiatan-kegiatan di atas yang dilakukan oleh pengurus masih berjalan sampai sekarang, hanya saja kegiatan atau program seperti pesantren kilat sudah di tiadakan di masjid raya Baitus Salam, karena faktor waktu yang kurang mendukung dan para peserta didik sudah jarang yang berkeinginan untuk mengikuti pesantren kilat. f. Menetapkan Prosedur

Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, tanpa adanya sebuah metode yang digunakan di dalam pelaksanaan program masjid raya Baitus Salam maka dapat dikhawatirkan pelaksanaan jalannya kegiatan akan kacau, karena sasaran masjid raya Baitus Salam adalah masyarakat sekitar yang masuk dalam jama’ah pengajian, maka dalam pemutusan metode partisipasi mereka sangat dibutuhkan dalam memutuskan segala permasalahan.

(58)

Adapun prosedur tersebut dilaksanakan antara lain adalah : 1) Badan pengelola menyusun program pemeliharaan, pembiayaan

dan pengelolaan masjid raya Baitus Salam.

2) Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan keagamaan dan sosial lainnya.

3) Menyelenggarakan pendidikan dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan Iman dan Taqwa.

Menurut analisis penulis, prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola sudah dapat dikatakan baik. Namun, sekali lagi penulis sangat menyayangkan bahwa terkadang pihak pengelola dalam menjalankan prosedur kurang profesional, sebagai contoh, untuk pemanfaatan sarana atau fasilitas terlalu lambat, seperti renovasi masjid yang belum terselesaikan sampai sekarang.

g. Penentuan Anggaran Kegiatan

(59)

peringatan Hari Besar Islam, buka puasa bersama bulan Ramadhan dan shalat tarawih, Halal Bihalal, kegiatan pengumpulan zakat, infaq dan shodaqah. Adapun perkiraan anggaran itu adalah:

1) Pengajian Mingguan, biaya untuk penceramah atau pengajar diperkirakan sebesar Rp.7.200.000,-/ bln

2) Pengajian Bulanan, biaya pengajian bulanan diperkirakan sama dengan pengajian mingguan sebesar Rp.7.200.000,-

3) Sedangkan perkiraan anggaran biaya untuk pelaksanaaan shalat Iedul Adha dan Idul Fitri sebesar Rp.13.000.000,-

4) Pelaksanaan buka puasa bersama pada waktu bulan Ramadhan sekitar Rp. 10.000.000,-

5) Perkiraan biaya untuk Hari Besar Islam tidak dapat diperkirakan, karena biaya tersebut tergantung kebutuhan yang akan dilaksanakan pada waktu kegiatan berlangsung.

6) Pengadaan sembako murah diperkirakan menelan biaya Rp. 27.000.000,- dan biaya tersebut bisa kurang dan juga bisa lebih, tergantung sembako yang akan disediakan oleh pengurus.

7) Dan biaya untuk santunan anak yatim dan kaum dhuafa tidak dapat diperkirakan kerena dilihat dari pemasukan kotak Amal masjid dan maupun pemberian dari Donatur.

(60)

Salam, sudah begitu baik, walaupun tidak semua Anggaran program kegiatan ditulis, disebabkan Anggaran-anggaran lain merupakan privasi (privacion) masjid raya Baitus Salam.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dapat dirumuskan sebagai rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilaksanakan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja di antara satuan-satuan organisasi atau petugasnya. Jadi setelah perencanaan telah tersusun atau terprogram, para pengelola mengkoordianasikan pelaksanaan tugas urusan umum, personalia, keuangan dan perlengkapan-perlengkapan dengan dibagi-baginya tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan dakwah dalam tugas-tugas yang lebih terperinci, serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa orang agar mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaksana saja, di mana kalau hal ini sampai terjadi, tentulah akan sangat memberatkan dan menyulitkan.

(61)

a. Departementasi

Departementasi merupakan tindakan pemecahan fungsi-fungsi menjadi satuan-satuan organisasi dalam bentuk bagian, bidang departemen atau seksi. Di dalam kepengurusan masjid raya Baitus Salam terdapat bidang-bidang yang menangani tugas masing-masing, diantaranya:

Pertama bidang Ta’mir dan Dakwah, yang bertugas menyusun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan masjid raya Baitus Salam yang berorientasi agar masyarakat di sekitar komplek Billy Moon merasa terpanggil untuk melaksanakan ibadah kepada Alloh SWT. Pelaksanaan program kerja bidang ta’mir dan dakwah dituangkan dengan membuat program-program seperti pengajian mingguan, pengajian bulanan, penyelenggaraan sholat Idul Fitri dan Idul Adha, peringatan hari-hari besar Islam, buka puasa pada bulan Ramadhan dan kegiatan-kegiatan yang spontanitas.

Kedua bidang perlengkapan, yang bertanggung jawab dalam menangani peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh bidang-bidang lain, seperti sound sistem, podium, karpet, dan juga yang mengkoordinir marbot masjid untuk melaksanakan tugasnya. Bidang perlengkapan juga yang menyiapkan peralatan-peralatan pernikahan yang akan disewakan kepada warga Billy Moon dan sekitarnya.

(62)

raya Baitus Salam. Pengeluaran dan pemasukkan ZIS dilakukan melalui pengumuman di hari Jum’at atau melalui pendekatan personal kepada warga sekitar.

Keempat bidang usaha dan dana, yang bertanggung jawab dalam bidang dana dan usaha, seperti melakukan penggalangan dana melalui kotak amal, para donatur dan melakukan kegiatan usaha-usaha yang sifatnya membaur dengan masyarakat sekitar seperti: bazar buku dan pakaian, sembako murah, penyewaan kursi dan alat-alat penikahan dan pelayanan jasa ketring dan sebagainya.

Kelima bidang majlis ta’lim ibu-ibu, bagian ini hanya menangani kegiatan ibu-ibu yang sifatnya hampir sama dengan bidang Ta’mir dan dakwah hanya saja bidang ini hanya menangani kaum ibu-ibu dan para pemudi di sekitar masjid raya Baitus Salam.

Keenam bidang Remaja Islam Baitus Salam (Rissalam), bidang ini adalah yang bertanggung jawab dalam menangani para pemuda-pemuda komplek Billy Moon dan sekitarnya, dalam hal pengajian remaja dan kegiatan-kegiatan remaja seperti kunjungan sosial kepanti Asuhan, mengadakan perlombaan untuk siswa SD dan SMP meliputi lomba Adzan, MTQ dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan

Poin penting yang menjadi titik studi antropologi agama adalah kenyataan yang tampak berlaku, empiris, atau juga bagaimana hubungan pikiran, sikap dan perilaku manusia

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih

(2) Setiap orang, lembaga dan/atau badan dilarang mempromosikan, mengiklankan, menjual dan/atau membeli produk rokok pada fasilitas pelayanan kesehatan

Model dari Sistem Informasi Geografis yang akan dikembangkan adalah SIG yang memperoleh 2 macam data input yaitu data hasil terhadap analisa sampel air

Kualitas produk adalah salah satu alat utama untuk positioning bagi pemasar. Kualitas memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja produk atau jasa, hal ini sangat berhubungan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pemanfaatan konsep green building pada Co-Working Space dan Serviced Office dengan menggunakan perhitungan Sistem Sertifikasi

DAFTAR NAMA DAN ALAMAT TENAGA HONORER FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN.. UNIVERSITAS BRAWIJAYA