• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh iklim organisasi terhadap keterlibatan kerja karyawan PT.Hero Swalayan Bintaro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh iklim organisasi terhadap keterlibatan kerja karyawan PT.Hero Swalayan Bintaro"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KETERLIBATAN KERJA KARYAWAN PT. HERO

SWALAYAN BINTARO

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

SITI ELI AULIAH NIM: 106070002311

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP

KETERLIBATAN KERJA KARYAWAN PT. HERO

SWALAYAN BINTARO

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi

syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh

SITI ELI AULIAH

NIM:106070002311

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I

Drs. Sofiandy Zakaria M. Psi

Pembimbing II

Miftahuddin M.Si NIP. 19730317 200604 1 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KETERLIBATAN KERJA KARYAWAN PT. HERO SWALAYAN BINTARO telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 14 Juni 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Ketua Pembantu Dekan/ Sekretaris

Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522

Anggota

Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi Drs. Sofiandy Zakaria, M.PSi NIP. 19770608 200501 2 003

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Eli Auliah NIM : 106070002311

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KETERLIBATAN KERJA KARYAWAN PT. HERO SWALAYAN BINTARO” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.

(5)

Motto

Bekerjalah untuk Dunia Mu Seakan-akan Kamu Hidup

untuk Selamanya, dan Beribadalah untuk Akhirat Mu

seolalah-olah Kamu

Mati Besok

(6)

Dedikasi

Skripsi ini Ku persembahkan kepada kedua orang

tua tercinta (Mimi dan Bapak ), saudara-saudara

(7)

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi B) Juni 2011

C) Siti Eli Auliah

D) Pengaruh iklim organisasi terhadap keterlibatan kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro

E) Halaman : 76 halaman + 40 Lampiran

F) Keberhasilan suatu organisasi tidak lepas dari sebuah iklim organisasi yang diciptakan oleh atasannya. Dari sekian atribut personal yang terdapat dalam diri seorang karyawan keterlibatan kerja merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam organisasi. Iklim organisasi yang positif dapat menciptakan keterlibatan kerja yang tinggi yang dimiliki oleh seorang karyawan sehingga dapat mengimbangi perubahan yang terjadi dengan begitu cepatnya, khususnya dalam menghadapi tantangan globalisasi. Menurut Davis dan Newstrong (1994), keterlibatan kerja merupakan tingkatan sampai sebesar individu menekuni serta menggunakan waktu dan tenaga untuk pekerjaan dan memandang pekerjaan sebagai salah satu bagian terpenting dalam hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana iklim organisasi (konformitas, tanggung jawab, standar, penghargaan, kehangatan, kejelasan organisasi, dukungan dan kepemimpinan), lama bekerja, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status pernikahan terhadap keterlibatan kerja karyawan, sehingga dapat disusun rekomendasi untuk meningkatkan keterlibatan kerja.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan analisis regresi berganda untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengaruh iklim organisasi terhadap keterlibatan kerja.

(8)

Berdasarkan hasil tersebut disarankan kepada perusahaan lebih dapat meningkatkan iklim organisasi yang positif dan mengadakan program sosialisasi dan pelatihan mengenai unjuk kerja yang diharapkan perusahan untuk dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan. pekerjaanya. Disamping itu penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan teori yang dikemukakan oleh tokoh lain. Disarankan juga kepada perusahaan-perusahan untuk menciptakan iklim organisasi yang positif agar lebih dapat membangun hubungan yang lebih baik kepada para karyawannya, sehingga karyawan akan lebih terlibat dalam pekerjaanya.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhi rabbil 'alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena dengan kuasa-Nya maka segala kebajikan dapat diamalkan dan segala macam kesuksesan dapat diraih. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kemudahan kepada penulis maka skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KETERLIBATAN KERJA KARYWAN PT. HERO SWALAYAN BINTARO.” Shalawat serta salam tak lupa pula dipanjatkan kepada Nabi Rasulullah Muhammad Saw, yang telah membawa kita dari zaman yang gelap gulita hingga alam yang terang benderang dengan ilmu pengetahuan.

Penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada pihak yang secara langsung maupun tidak langsung kepada semua pihak yang telah berjasa dalam mendukung, memotivasi, dan memberi semangat sehingga skripsi ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu, yaitu sebagai berikut :

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi

2. Bapak Drs. Sofyandi Zakaria M. Psi dan Bapak Miftahuddin M.Si yang telah menjadi pembimbing yang baik selama dalam penyelesaian skripsi penulis, memberikan bimbingan, arahan, ilmu yang tak pernah habis dibagi, dan kesabaran dalam menjawab berbagai pertanyaan.

3. Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, Pembantu Dekan I, Pembimbing Akademik beserta seluruh jajaran dekanat lainnya, yang telah banyak membantu, yang merupakan dosen dan pendidik yang berhati mulia bagi seluruh mahasiswanya.

(10)

memberikan masukan, saran, kritik yang membangun bagi skripsi ini. 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah membimbing dan memberikan banyak ilmu bagi penulis.

6. Staf Tata Usaha Fakultas Psikologi, Ibu Mega, Ibu Faozah, Mbak Rini, Pak Deden, Pak Ayung dan lain-lain, yang telah banyak membantu serta memudahkan penulis selama menjadi mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Teruntuk Bapak dan Mimi tercinta, atas doa yang tiada henti dan dukungan moril serta materil. Orang tua yang tak pernah berhenti mengingatkan agar selalu tegar dan sabar dalam menjalani hidup hingga aku menjadi seperti saat ini dan terima kasih atas kesabarannya dalam menanti kelulusanku saat ini.

8. Untuk yang tersayang, Yayu, Risa, dan Lian yang selalu menyemangati, memberikan dukungan, menjadi pendengar yang baik dan selalu ada saat dibutuhkan.

9. Untuk orang yang selalu menemaniku, Ozy, terima kasih karena sudah sabar membantu dan menemaniku selama mengerjakan skripsi ini. Terima kasih terus menyemangatiku untuk segera menyelesaikan skripsi. Terima kasih karena telah menjadi pendengar yang baik dan menerima keluh kesalku selama ini.

10. Untuk sahabatku Risma terima kasih banyak atas segala kebaikan, kesabaran, dan ketulusanmu selama ini. Terima kasih sudah membantuku menyelesaikan skripsiku dan selalu tak henti-hentinya menyemangatiku hingga akhirnya aku bisa menyusulmu.

11. Untuk sahabatku Utha yang telah memberikan warna-warni yang indah selama perkuliahan. Untuk teman seperjuang ku, Rahmah Hutabarat, Rahmah, Rika, Farhah, dan Pipin akhirnya kita bisa menyelesaikan skripsi ini.

(11)

D dan untuk semua yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis hanya dapat memohonkan kepada Allah SWT untuk membalas semua kabaikan itu dengan sebaik-baiknya balasan. Amin.

Jakarta, Juni 2011

(12)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah... 8

1.2.1 Pembatasan Masalah ... 10

1.2.2 Perumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.5 Sistematika Penulisan ... 13

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Keterlibatan kerja ... 14

2.1.1 Definisi Keterlibatan Kerja ... 14

2.1.2 Aspek-Aspek Keterlibatan Kerja ... 17

2.1.3 Faktor-faktor yang Keterlibatan Kerja ... 18

2.2 Iklim Organisasi ... 21

2.2.1 Definisi Iklim Organisasi ... 21

2.2.2 Dimensi-Dimensi Iklim Organisasi... 24

2.2.3 Fungsi Iklim Organisasi ... 28

2.3 Kerangka Berpikir ... 29

2.4 Hipotesis ... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 34

3.1.1 Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian ... 34

3.2 Pengambilan Sampel ... 35

3.2.1 Populasi dan Sampel ... 35

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel... 35

3.3 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 36

3.3.1 Definisi Variabel ... 36

3.3.2 Definisi Konseptual Variabel... 36

3.3.3 Operasional Variabel... 37

3.4 Teknik Pengambilan Data ... 37

(13)

3.5 Prosedur Penelitian... 45

3.5.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur ... 45

3.5.2 Persiapan Pengambilan Data... 46

3.5.3 Pelaksanaan Pengambilan Data... 46

3.6 Teknik Analisis Data... 47

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian... 49

4.1.1 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

4.1.2 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Usia... 50

4.1.3 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Pendidikan... 50

4.1.4 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Status Pernikahaan ... 51

4.1.5 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Lama Bekerja ... 52

4.2 Uji Beda ... 53

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 56

4.3.1 Kategori skor keterlibatan kerja ... 57

4.3.2 Kategori skor iklim organisasi ... 58

4.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 59

4.4.1 Pengujian Hipotesis Untuk Masing-Masing IV ... 60

4.4.2 Analisis proporsi varians pada masing-masing iklim organisasi terhadap keterlibatan kerja... 63

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Diskusi ... 67

5.3 Saran... 75

5.3.1 Saran teoritis... 75

5.3.2 Saran Praktis ... 76

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Skor Skala Likert ... 39

Tabel 3.2 : Blu Print Try Out Iklim Organisasi... 40

Tabel 3.2 : Blu Print Try Out Keterlibatan Kerja... 45

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek berdasarkan Jenis Kelamin ... 49

Tabel 4.2 Gambaran Umum Katagori Subjek Rentang Usia Berdasarkan Teori Hurlock ... 50

Tabel 4.3 Gambaran Umum Berdasarkan Pendidikan. ... 51

Tabel 4.4 Gambaran Umum Berdasarkan Status Pernikahan ... 51

Tabel 4.5 Gambaran Umum Berdasarkan Lama Bekerja ... 52

Tabel 4.6 ANOVA Uji beda keterlibatan kerja berdasarkan lama bekerja ... 53

Tabel 4.7 Uji beda keterlibatan kerja berdasarkan jenis ... 54

Tabel 4.8 Uji beda keterlibatan kerja berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 55

Tabel 4.9 Uji beda keterlibatan kerja berdasarkan status pernikahan ... 56

Tabel 4.10 Descriptive Keterlibatan Kerja... 57

Tabel 4.11 Kategorisasi Skor Keterlibatan Kerja... 57

Tabel 4.12 Descriptif Iklim Organisasi ... 58

Tabel 4.13 Kategorisasi Skor Iklim Organisasi ... 58

Tabel 4.14 Model Summary Analisis Regresi ... 59

Table 4.15 Anova ... 59

Tabel 4.16 Tabel Koefisien Regresi... 60

(15)

DAFTAR GAMBAR

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk dapat bertahan dan berkembang di era globalisasi yang menjadi ciri abad

21, maka perusahaan-perusahaan di Indonesia dituntut untuk mampu bersaing

secara profesional pada skala dunia atau global. Dalam menghadapi persaingan

tersebut diperlukan berbagai upaya pembenahan pada berbagai aspek agar mampu

memenuhi kualitas standar daya saing internasional. Strategi yang tepat harus

diaplikasikan untuk meraih keberhasilan melalui pemanfaatan peluang-peluang

yang ada pada lingkungan bisnis yang bergerak cepat dan semakin kompetitif

salah satunya dengan mempunyai SDM yang baik.

Berbicara mengenai SDM, tentunya tidak akan lepas dari peran manusia

sebagai penggeraknya. Manusia, dalam konteks organisasi disebut sebagai

karyawan, merupakan sumber daya yang paling utama dalam organisasi karena

kelangsungan hidup dan keberhasilan suatu organisasi tergantung pada peran

karyawan. Walaupun dalam setiap instansi tersedia mesin serba canggih, biaya

cukup, dan ruang kerja yang memadai, tetapi tanpa adanya peran manusia yang

mau bekerja, maka proses dan tujan suatu organisasi tersebut tidak akan tercapi.

Organisasi memerlukan orang-orang yang mampu memberikan hasil kerja

yang berkualitas, memiliki keyakinan dan motivasi yang tinggi, memiliki

(17)

loyalitas. Tuntutan diatas dapat dipenuhi oleh orang-orang yang merasa terlibat

dengan pekerjaannya.

Dalam kaitannya dengan bidang sumber daya manusia tersebut, masalah

yang kini menjadi pusat perhatian adalah proses keterlibatan karyawan pada

kehidupan kerjanya khusunya keterlibatan kerja Robinowitz & Hall (dalam Elloy,

Evereet, & Flynn, 1995), karena keterlibatan kerja digunakan untuk memprediksi

usaha kerja karyawan. Sikap seorang karyawan perlu mendapat perhatian karena

sikap karyawan yang negatif dapat mengurangi daya saing badan usaha.

Seperti yang dikatakan (Newstrong dan Davis, 1997) bahwa keterlibatan

kerja merupakan suatu peningkatan mental dan emosi seseorang dalam situasi

kelompok dengan adanya kontribusi yang aktif dalam memcapai tujuan dan

respons sibilitas mereka dalam bekerja. Mereka juga mengatakan, sikap seorang

karyawan perlu mendapat perhatian karena sikap karyawan yang negatif dapat

mengurangi daya saing badan usaha

Individu yang memiliki keterlibatan kerja memberikan keuntungan baik

pada perusahaan maupun individu itu sendiri. Karena bila suatu perusahaan tidak

adanya kegiatan yang mengikut sertakan keterlibatan karyawanya maka suatu

perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. Dari segi perusahaan, keterlibatan

kerja dipertimbangkan sebagai kunci untuk menghidupkan motivasi karyawan dan

sebagai dasar utama untuk mengembangkan keuntungan kompetitif dalam pasar

bisnis karena berkaitan dengan efektivitas dan produktivitas perusahaan.

(18)

menunjukkan bahwa seseorang yang terlibat dalam pekerjaannya akan bekerja

dengan serius dan seseorang yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi

menyebabkan orang bekerja lebih lama dan lebih keras.

Menurut Rabinowitz (dalam Elloy, Evereet, & Flynn, 1995), keterlibatan

kerja dipengaruhi oleh karakteristik individu seperti umur, pendidikan, jenis

kelamin, kepemilikan, membutuhkan kekuatan, tingkat kontrol dan nilai-nilai

yang terkait dengan keterlibatan kerja.

Sebagai suatu organisasi, PT. Hero Swalayan adalah perusahaan retail.

Perusahaan ini menjual berbagai macam produk makanan maupun non-makanan

seperti beragam pilihan makanan segar, produk keperluan sehari-hari dan

produk-produk untuk kebutuhan pribadi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa karyawan PT. Hero

Swalayan Bintaro (pada tanggal 1 Mei 2010), didapat informasi bahwa di

perusahaan tersebut seringkali para karyawannya merasa tidak dilibatkan dalam

pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan. Sedangkan menurut Manajer

perusahann PT. Hero Swalayan Bintaro terdapat karyawan yang tidak dilibatkan

secara maksimal dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan perusahaan

dikarenakan karyawan tersebut dinilai kurang memiliki potensi dan tanggung

jawab.

Keterlibatan kerja yang terjadi pada karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro

merupakan penilaian terhadap kinerja individu yang dilakukan perusahaan. Ini

(19)

tersebut. Rasa keyakinan inilah yang nantinya dapat menghasilkan kreativitas

karyawan dalam memecahkan persoalan baik sesama rekan kerja maupun atasan.

Namun realita yang ada di lapangan tidak semua karyawan PT. Hero

Swalayan Bintaro mempunyai keterlibatan kerja yang tinggi. Ada beberapa

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro yang kurang terlibat terhadap pekerjaannya,

itu semua dilihat dari karyawan yang hanya bekerja untuk memenuhi target yang

sudah di tentukan oleh perusahaan saja, kurangnya partisipasi aktif dari beberapa

karyawan dalam mengikuti rapat pagi sebelum toko dibuka, karyawan tidak

merasa dari bagian perusahaan, persoalan pribadi karyawan dalam bekerja seperti

malas, adanya karyawan yang pada saat jam kerja berlangsung sibuk mengobrol

dengan temannya, sedangkan peraturan yang ada mewajibkan karyawannya

berkeliling dikarenakan takut bila ada pembeli yang butuh bantuan mereka, dan

iklim organisasi yang dianggap oleh beberapa karyawan kurang nyaman yaitu

dengan adanya salah satu pemimpin yang bekerja dengan peraturannya sendiri

dan tidak mau mendengarkan perkataan karyawan apabila ada seorang karyawan

yang sedang memberikan pendapat dan adanya perasaan kurang adil terhadap

karyawan perempuan dengan kebijakan yang ada.

Dengan berbagai kondisi yang terjadi, salah satu persoalan penting yang

menjadi prioritas adalah meningkarkan keterlibatan kerja dan menjaga iklim

organisasi diantara para karyawan agar selalu merasa nyaman dalam bekerja.

Dengan iklim yang nyaman dalam bekerja diharapkan memacu keterlibatan kerja

yang tinggi. Dalam pelaksanaannya, pihak manajemen di PT. Hero Swalayan

(20)

manajemen mencoba mendorong bawahan agar bekerja dengan optimal dengan

memberikan motivasi melalui imbalan dalam bentuk penghargaan (kenaikan

jabatan) dan melakukan tindakan korektif pada bawahannya, dimana karyawan

yang melakukan kesalahan akan mendapatkan hukuman berdasarkan peraturan

yang ada (hasil wawancara dengan pihak manajemen PT. Hero Swalayan

Bintaro).

Saleh & Hosek (1976) mengatakan Partisipasi aktif karyawan akan terjadi

bila seseorang karyawan diberikan kesempatan yang seluas-luasnya dalam bekerja

seperti kesempatan mengeluarkan ide-ide, membuat keputusan yang berguna

untuk kesuksesan perusahaan, kesempatan untuk belajar, mengeluarkan keahlian

dan kemampuannya dalam bekerja. Seseorang yang terlibat dengan pekerjaannya

akan mengambil kesempatan yang diberikan untuk berpartisipasi aktif dalam

bekerja, sehingga partisipasi aktif ini akan berpengaruh pada hasil kerja dan hasil

yang memuaskan akan mempengaruhi rasa berharga pada dirinya.

Ciliana & Wilman (2008) meneliti tentang keterlibatan terhadap kesiapan untuk berubah, ia mengatakan adanya pengaruh positif yang bermakna dari keterlibatan kerja karyawan terhadap kesiapan karyawan untuk berubah. Hal ini juga menunjukkan bahwa kesiapan karyawan untuk berubah dapat diprediksi melalui derajat keterlibatan kerja karyawan. Semakin tinggi keterlibatan karyawan dalam pekerjaannya, semakin tinggi pula kesiapan karyawan untuk berubah.

(21)

kerjanya berkaitan dengan tinggi rendahnya keberhargaan dirinya. Keterkaitan keberhargaan diri dengan unjuk kerja tersebut mengindikasikan bahwa karyawan yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi, akan memiliki rasa keberhargaan diri yang tinggi pula, hal tersebut mengakibatkan mereka akan tetap aktif dalam menghasilkan unjuk kerja yang baik. Selain itu, karyawan yang memiliki rasa keberhargaan diri yang tinggi akan cenderung untuk percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan tugas dan aktivitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Probst (2000) tahun 1997 terhadap 283

karyawan sektor-publik di Amerika Serikat, menemukan bahwa karyawan yang

terlibat dengan pekerjaan memiliki sikap kerja yang lebih positif, merasa lebih

puas dengan sistem promosi, pengawasan dan pekerjaan itu sendiri apabila

merasakan adanya rasa aman dalam bekerja. Kanungo (1979) menyimpulkan

bahwa situasi kerja yang kurang memberikan kesempatan bagi individu untuk

memuaskan kebutuhan intrinsik seperti kebutuhan untuk mengembangkan diri,

harga diri, kemandirian, prestasi, kontrol, dan ekspresi diri akan mengurangi

keterlibatan seseorang terhadap pekerjaannya. Lawler dan Hall menambahkan,

semakin pekerjaan dapat membuat seseorang menggunakan keahlian dan

kemampuannya, menjadi kreatif dan memiliki kontrol atas apa yang

dikerjakannya, maka ia akan semakin terlibat dalam pekerjaannya (dalam (dalam

Elloy, Evereet, & Flynn, 1995).

Keterlibatan kerja menunjukkan seberapa besar indivdu tertarik dan

bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Hal ini tidak saja menggambarkan

(22)

yang dimiliki individu tersebut pada pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Selain itu, juga untuk melihat bahwa individu tersebut dapat menjamin pekerjaan

yang dilakukan itu sendiri dikerjakan dengan benar dan memiliki standar

kompetensi tinggi.

Menurut Sekaran dan Mowday (dalam Elloy, Evereet, & Flynn, 1995),

secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi seseorang jadi terlibat

dalam pekerjaannya, faktor pertama adalah perbedaan individu, keterlibatan kerja

muncul ketika individu memiliki kebutuhan, nilai atau karakteristik pribadi yang

mempengaruhi mereka untuk menjadi lebih atau kurang terlibat dalam pekerjaan.

Faktor kedua adalah karakteristik situasi kerja, dalam hal ini karakteristik atau tipe

pekerjaan dalam lingkungan kerja, dan karakterisatik organisasi mempengaruhi

derajat individu untuk terlibat dalam pekerjaanya. Kedua karakteristik yang telah

dijelaskan diatas baik pribadi maupun situasional sama-sama memegang peranan

penting dalam menjelaskan keterlibatan kerja.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa karateristik pekerjaan

dan karateristik organisasi memiliki peranan besar dalam mempengaruhi

keterlibatan kerja. Jika ditelaah lebih lanjut, kedua karaterisik tersebut merupakan

dari kualitas lingkungan didalam suatu organisasi. Kualitas lingkungan ini

menyangkut segala sesuatu hal yang terjadi didalam suatu organisasi, dimana

dalam hal ini kedua kareteristik yang telah disebutkan diatas termasuk

didalamnya.

Persepsi individu terhadap kualitas yang ada didalam organisasi ini disebut

(23)

organisasi inilah yang diyakini dapat mempengaruhi keterlibtan kerja karyawan

yang ada didalamnya. Pengertian iklim disini bukan berarti hanya bersifat fisik

seperti: temperatur dan tekanan, tetapi juga memiliki pengertian psikologis,

dimana orang-orang didalam perusahaan menggambarkan lingkungan yang

terdapat didadalamnya.

Menurut Klob et.al (dalam Satria, 2005), dimensi-dimensi iklim organisasi

untuk memotivasi karyawan terlibat didalamnya adalah komformitas tanggung

jawab, standart, penghargaan, kejelasan organisasi, kehangatan dan dukungan dan

kepemimpinan Keempat dimensi ini perlu dipahami dan dilaksanakan oleh pihak

perusahaan tempat karyawan bekerja. Karena karyawan itu sendiri sebagian aset

SDM.

Ada beberapa penelitian yang menjelaskan hubungan iklim organisasi

dengan keterlibatan kerja. Khan (1990 )mengatakan adanya hubungan lingkungan

kerja dalam organisasi dengan keterlibatan kerja, dimana faktor-faktor iklim dapat

mempengaruhi kecenderungan karyawan untuk melibatkan diri secara psikologis

Parker (2003, dalam Riyanti dan Dahesihsari, 2008) juga meneliti iklim

organisasi dengan keterlibatan kerja, mengatakan iklim organisasi memiliki kaitan

yang kuat dengan sikap kerja, motivasi dan kinerja karyawan, dalam hal ini

keterlibatan kerja termasuk dalam sikap kerja.

Mengenai pentingnya faktor lingkungan bagi eksistensi suatu organisasi

diungkapkan oleh (Pace & Faules, 1998) ia menyatakan lingkungan menentukan

prinsip-prinsip pengorganisasian, bentuk terbaik organisasi berdasarkan

(24)

antara stuktur organisasi dan faktor-faktor tertentu dalam lingkungan, seperti

teknologi, situasi, atau ketidak pastian. Jadi dapat dikatakan kemajuan organisasi

harus selaras dengan perubahan lingkungan.

Organisasi apapun bentuknya selalu merupakan bagian dari masyarakat

dan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan dan kemajuan di masyarakat.

Perubahan nilai-nilai sosial, khususnya perubahan nilai-nila kerja yang terjadi dan

berkembang harus diadaptasi sehingga organisasi akan mengalami perubahan baik

dalam kebijakan maupun perubahan dalam pengelolahan SDM.

Dalam hal ini, Martin, Jones, dan Callan (2005, dalam Riyanti dan

Dahesihsari, 2008) menyatakan bahwa iklim organisasi yang positif membantu

proses penyesuaian diri karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi.

Karyawan yang merasa bahwa dirinya telah memberikan kontribusi yang berguna,

dapat mendorong rasa keberhargaan dirinya dan cenderung akan lebih

mempersepsikan iklim organisasi secara positif.

Berdasarkan penjelaan diatas dapat dikatakan bahwa iklim merupakan hal

yang penting dalam mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam

organisasi. Sehubungan dengan hal tersebut maka sikap kerja yaitu keterlibatan

kerja karyawan dapat dipengaruhi sesuai dengan iklim yang terjadi di organisasi.

Selanjutnya, ada penelitian yang meneliti mengenai pengaruh iklim

terhadap keterlibatan kerja yaitu oleh Brown dan Leigh (1996, dalam McCook,

2002),yang menyatakan bahwa persepsi karyawan yang menyenangkan terhadap lingkungan ditempat ia bekerja memiliki hubungan positif terhadap keterlibatan

(25)

Menurutnya ada beberapa kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi

keterlibatan kerja yaitu antara lain ketika manajemen dipersepsi sangat

mendukung, memiliki peran kerja yang jelas, dan karyawan merasa bebas untuk

berekspresi dan menjadi diri sendiri. Selain itu, kondisi dimana karyawan merasa

bahwa dirinya memberikan kontribusi yang bernilai dan dihargai atas kontribusi

tersebut serta mempersepsikan pekerjaannya sebagai hal yang menantang, juga

mempengaruhi keterlibatan kerja.

Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa banyak hal yang

menyebabkan keterlibatan kerja seorang karyawan pada sebuah organisasi

tertentu. Diantaranya adalah iklim organisasi yang dirasakan nyaman oleh seorang

karyawan.

Dengan demikian iklim organisasi menjadi salah satu faktor penting dalam

menjaga keterlibatan kerja karyawan. Karena bagaimanapun, rata-rata hampir

sepertiga hidup karyawan setiap harinya digunakan di tempat kerja. Iklim

organisasi akan sangat menentukan bagaimana seorang bisa terlibat dalam

pekerjaanya.

Mengingat pentingnnya iklim organisasi dan keterlibatan kerja karyawan,

maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut antara dua variabel tersebut untuk

mengetahui tingkat signifikasi hubungannya. Penelitian ini akan dilakukan di PT.

Hero Swalayan Bintaro, dari persepsi karyawan tentang iklim organisasi dan

(26)

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan masalah

Agar peneliti tidak mengalami pelebaran dan perluasan masalah, maka penulis

membatasi penelitian pada permasalan-permasalahan berikut:

1. Iklim organisasi adalah persepsi karyawan terhadap suatu lingkungan kerja

atau organisasi, yang mempengaruhi praktek kinerja individu dan organisasi.

Sedangkan variabel demografi yang digunakan adalah jenis lama bekerja,

usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status pernikahan.

2. Keterlibatan kerja adalah indektifikasi psikologis karyawan terhadap

pekerjaannya dengan cara berperan akif didalamnya, karena pekerjaan

penting bagi citra dirinya secara keseluruhan dan pekerjaan dipersepsikan

sebagai bagian penting dalam kehidupan individu sebagai tempat yang

pontensial untuk memuaskan kabutuhan-kebutuhan penting dalam dirinya

yang bisa mempengarhiself-esteem.

3. Subjek yang dijadikan penelitian ini adalah karyawan bagian pemasaran PT.

Hero Swalayan Bintaro, baik laki-laki maupun perempuan.

1.2.2 Perumusan masalah

1. Apakah iklim organisasi dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan

kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

2. Apakah konformitas dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

(27)

3. Apakah tanggung jawab dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan

kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

4. Apakah standar dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

5. Apakah penghargaan dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

6. Apakah kahangatan dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

7. Apakah kejelasan organisasi dapat secara signifikan mempengaruhi

keterlibatan kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

8. Apakah dukungan dan kepemimpinan dapat secara signifikan mempengaruhi

keterlibatan kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

9. Apakah lama bekerja dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

10. Apakah usia dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

11. Apakah jenis kelamin dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan

kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

12. Apakah pendidikan dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

13. Apakah status pernikahan dapat secara signifikan mempengaruhi keterlibatan

kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro?

(28)

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh iklim organisasi

(mencakup konformitas, tanggung jawab, standar, penghargaan, kehangatan,

kejelasan organisasi, dukungan dan kepemimpinan), lama bekerja, usia, jenis

kelamin, pendidikan, dan status pernikahan terhadap keterlibatan kerja karyawan

PT. Hero Swalayan Bintaro.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat secara teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan

dalam bidang psikologi industri dan organisasi agar dapat dijadikan pedoman

untuk penelitian lebih lanjut terutama dalam mengkaji variabel lain yang berkaitan

dengan iklim organisasi dan keterlibatan kerja dengan kancah penelitian yang

berbeda dan jumlah responden yang lebih banyak.

1.4.2 Manfaat secara praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

informasi dan masukan bagi karyawan dan perusahaan yang berada di dalam

maupun di luar kawasan penelitian untuk terus belajar menciptakan iklim

(29)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman penulisan

skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian

ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan dijabarkan berikut ini:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang latar belakang masalah,

permasalahan (batasan dan rumusan), tujuan dan manfaat penelitian,

serta sistematika penelitian.

BAB II : KAJIAN TEORI

Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang berbagai teori yang

digunakan, kerangka berpikir, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang populasi dan sampel,

variabel penelitian, alat ukur dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, peneliti menyajikan gambaran umum subjek, uji beda,

hasil pengujian hipotesis peneltian dan interpretasinya.

BAB V : KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini, peneliti menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada

bab-bab sebelumnya, diskusi hasil penelitian disertai rekomendasi

(30)

BAB 2 KAJIAN TEORI

Pada bab ini, akan diuraikan kajian literature yang dipakai dalam skripsi

yang terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama membahas tentang teori

keterlibatan kerja yang berkaitan, Su bbab kedua berisi tentang teori iklim

organisasi, diakhir baba ini dipaparkan kerangka berpikir penelitian dilanjutkan

dengan hipótesis penelitian.

2.1 Keterlibatan Kerja

2.1.1 Definisi Keterlibatan Kerja

Menurut Kanungo keterlibatan kerja adalah sebagai identifikasi psikologis

individual terhadap tugas tertentu (dalam Indri & Ashari, 2006).

Robbins (2001: 63) mengatakan bahwa keterlibatan kerja adalah sikap

karyawan untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap pekerjaan. Karyawan

dengan tingkat keterlibatan kerja yang tinggi akan mengidentifikasikan dirinya

terhadap pekerjaan dan sangat perhatian terhadap tugas yang dilakukannya.

Tidak jauh berbeda juga dengan Robbins, Wickert (dalam Saleh & Hosek,

1976) menyatakan bahwa keterlibatan kerja dapat diukur dengan derajat dimana

karyawan merasa aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya. Bass (dalam Saleh &

Hosek, 1976) menyatakan kesempatan individu untuk mengambil sebuah

keputusan penting, sehingga individu tersebut akan merasa telah membuat

(31)

Menurut French & Kahn (dalam Saleh & Hosek, 1976), keterlibatan kerja

adalah derajat sejauh mana karyawan mempersepsikan kinerja kerjanya sebagai

pusat dari konsep dirinya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Lawler & Hall

(1970, dalam Anik & Arifuddin, 2003) mendefinisikan keterlibatan kerja sebagai

tingkatan dimana seseorang memandang seberapa penting pekerjaannya.

Vroom (dalam Saleh & Hosek, 1976) mengacu pada sejauh mana

karyawan mempersepsikan bahwa kinerjanya konsisten dengan karakteristik yang

merupakan pusat dari konsep dirinya. Sedangkan Dubin (dalam Saleh & Hosek,

1976) mengartikan keterlibatan kerja adalah derajat dimana pekerjaan

dipersepsikan sebagai sumber utama terhadap kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan

penting. (Kreitner & Kinicki, 2007) keterlibatan kerja didefinisikan sebagai

"tingkat di mana seseorang terlibat dalam pekerjaanya dan peduli dengan

pekerjaannya.

Dari beberapa teori tentang keterlibatan kerja yang telah dikemukakan

diatas, (Lodahl & Kejner, 1965) mencoba menjelaskan pula konsep dari

keterlibatan kerja dalam beberapa definisi, yaitu:

1. “ job involvement is the degree to which a person is identified

psychological with his work, or the importance of work in his total

self-image:

2. the internalization of value about the goodness of work or importance of

work in worth of person and perhaps it thus measures the ease with which

the person can be further socializaed into an organization:

(32)

Definisi diatas menjelaskan bahwa keterlibatan kerja adalah:

1. Derajat dimana seseorang mengidentifikasikan secara psikologis terhadap

pekerjaannya atau pentingnya pekerjaan terhadap keseluruhan citra diri.

2. Internalisasi nilai-nilai mengenai kebaikan bekerja atau pentingnya

bekerja dalam hal penghargaan atas diri sendiri yang nantinya akan

menentukan tingkat kenyamanan seseorang dalam bersosialisasi disuatu

organisasi

3. Derajat dimana kinerja seseorang mempengaruhi self-esteemnya.

Hal ini tidak saja menggambarkan apakah individu bahagia atau puas

dengan pekerjaannya, tetapi juga menggambarkan tanggung jawab yang dimiliki

individu tersebut terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Juga untuk

melihat bahwa individu tersebut dapat menjamin pekerjaan yang dilakukan itu

sendiri dikerjakan dengan benar dan memiliki standar kompetensi yang tinggi.

Seseorang terlibat dalam pekerjaaannya apabila individu tersebut sangat

terpengaruh secara pribadi terhadap situasi kerja secara keseluruhan, karena

individu mempersepsikan pekerjaan sebagai bagian penting dari konsep dirinya

dan sebagai tempat untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan penting dalam

dirinya. Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja

penting untuk diperhatikan karena dengan adanya keterlibatan pegawai akan

menyebabkan mereka mau dan senang bekerja sama, baik dengan pimpinan

ataupun dengan sesama teman kerja. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk

memancing keterlibatan pegawai adalah dengan memancing partisipasi atau

(33)

Bila seseorang karyawan menyukai suatu organisasi atau perusahaan

dimana dirinya tersebut bekerja, maka individu akan berupaya untuk tetap bekerja

pada organisasi tersebut. Selain itu, tempat kerja yang baik merupakan lingkungan

dimana pekerjaan karyawan dihargai. Dengan demikian karyawan pun nantinya

akan merasa nyaman dan bangga bekerja dilingkungan perusahaan tersebut.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan. Peneliti menyimpulkan

bahwa keterlibatan kerja merupakan identifikasi psikologis karyawan terhadap

pekerjaannya dengan cara bekerja aktif didalamya, karena pekerjaannya penting

bagi citra dirinya secara keseluruhan dan pekerjaan dipersepsikan sebagai bagian

penting dalam kehidupan individu sebagai tempat yang potensial untuk

memuaskan kebutuhan-kebutuhan penting dalam dirinya yang bisa mempengaruhi

self-esteem.

2.1.2 Aspek-Aspek Keterlibatan Kerja

Menurut Saleh & Hosek (1976), keterlibatan kerja merupakan konsep yang

kompleks berdasarkan aspek kognitif, aspek tindakan dan aspek perasaan.

Ditandai dengan adanya:

1. Pekerjaan adalah minat hidup yang utama

Keterlibatan kerja akan muncul bila pekerjaan dirasakan sebagai sumber

utama terhadap harapan individu dan sumber kepuasan dari

kebutuhan-kebutuhan yang menonjol (salient need) individu. Kebutuhan yang menonjol

(salient need) ini akan menguat bila pekerjaan dipersepsikan mampu

(34)

menghabiskan waktu, tenaga dan pikirannya untuk pekerjaannya. (Davis

dalam Saleh & Hosek, 1976)

2. Partisipasi aktif dalam pekerjaan

Partisipasi aktif akan terjadi bila seseorang diberikan kesempatan yang

seluas-luasnya dalam bekerja seperti kesempatan mengeluarkan ide-ide,

membuat keputusan yang berguna untuk kesuksesan perusahaan, kesempatan

untuk belajar, mengeluarkan keahlian dan kemampuannya dalam bekerja.

Seseorang yang terlibat dengan pekerjaannya akan mengambil kesempatan

yang diberikan untuk berpartisipasi aktif dalam bekerja, sehingga partisipasi

aktif ini akan berpengaruh pada hasil kerja dan hasil yang memuaskan akan

mempengaruhi rasa berharga pada dirinya.

3. Menganggap performa sebagai hal yang penting bagi harga dirinya

Seberapa jauh performa kerja individu mempengaruhi harga dirinya (self

esteem). Usaha kerja yang ditampilkan menggambarkan seberapa jauh

seseorang yang terlibat pada pekerjaannya akan menganggap pentingnya

pekerjaan tersebut bagi self-esteem atau rasa keberhargaan diri pada diri

seseorang. Hal ini bisa terlihat dari seberapa sering karyawan memikirkan

tentang pekerjaannya yang belum terselesaikan setelah jam kerja selesai,

masalah yang belum selesai menjadi pusat konsep diri yang berlaku dalam hati

Vroom (dalam Saleh & Hosek, 1976).

4. Menganggap kinerja konsisten dengan konsep dirinya

Seseorang yang terlibat dalam pekerjaannya akan memiliki konsentrasi

terhadap unjuk kerja sehingga bisa mempengaruhi konsistensi seseorang

(35)

2.1.3 Faktor-faktor Keterlibatan kerja

Faktor-faktor keterlibatan kerja dilihat dari sejauh mana karyawan ikut

berpartisipasi dengan seluruh kemampuannya dengan meningkatkan kesuksesan

suatu organisasi atau perusahaan. Ada beberapa faktor yang dapat dipakai untuk

melihat keterlibatan kerja karyawan, dimana faktor-faktor ini banyak digunakan

oleh para ahli untuk studi-studi keterlibatan kerja Menurut yaitu (Schultz &

Schultz, 1990):

1) Karakteristik Pribadi

a. Usia. Karyawan yang berusia lebih tua, biasanya akan lebih terlibat dalam

kerjanya daripada karyawan yang muda. Hal ini mungkin disebabkan pada

karyawan yang lebih tua bertanggung jawab dalam menyelesaikan

tugasnya.

b. Pendidikan. Mempengaruhi hubungan antara keterlibatan kerja dengan

partisipasi dalam pembuatan keputusan kelompok. Artinya semakin tinggi

tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula keterlibatan kerja dalam

pembuatan keputusan kelompok.

c. Jenis kelamin, pekerja laki-laki mempunyai keterlibatan kerja lebih tinggi

dibandingkan wanita.

d. Masa kerja. Semakin lama individu bekerja akan semakin baik

penyesuaian dirinya terhadap unsur-unsur pekerjaan, sehingga akan

semakin mudah kemungkinannya bagi individu memiliki keterlibatan

(36)

e. Kebutuhan untuk berkembang. Keterlibatan kerja berhubungan dengan

keyakinan bahwa pekerjaan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

individu, kebutuhan tersebut adalah kebutuhan yang terpuaskan melalui

proses bekerja itu sendiri.

2) Karakteristik situasi kerja yang berperan dalam keterlibatan kerja yaitu situasi

kerja dalam hal ini karakteristik/tipe pekerjaan dan karakteristik organisasi

dapat mempengaruhi derajat keterlibatan kerja individu Sekaran & Mowday

(dalam Elloy, Everett & Flyn, 1995)

3) Karakteristik pekerjaan adalah pekerjaan yang dapat memuaskan kebutuhan

untuk berkembang. Karakteristik pekerjaan yang mempengaruhi keterlibatan

kerja adalah:

a. Variasi keterampilan. Seseorang karyawan yang memiliki beragam

keterampilan cenderung untuk mengaplikasikan pada pekerjaannya,

terutama pada pekerjaan yang memang membutuhkan banyak variasi

keterampilan. Dengan mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki berarti

karyawan itu lebih banyak terlibat pada pekerjaannya.

b. Identitas tugas. Tugas yang dikerjakan sangat jelas permasalahannya baik

tugas umum secara keseluruhan maupun tugas-tugas spesifik sehingga

membuat karyawan bekerja tanpa keraguan.

c. Pentingnya nilai tugas. Tugas atau pekerjaan yang telah dilakukan dengan

baik akan berpengaruh kepada karyawan lain. Hal ini akan menimbulkan

(37)

d. Otonomi. Karyawan diberi kepercayaan untuk turut serta dalam

pengambilan keputusan mengenai jadwal maupun program maka

karyawan tersebut akan merasa memiliki kebebasan dalam bekerja dan

merasa bertanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan dan akan

mempengaruhi keterlibatan kerja karyawan terhadap tugas yang

dikerjakan.

e. Umpan balik. Merupakan sejauh mana pekerjaan sesuai dengan apa yang

diharapkan dan adanya informasi yang jelas mengenai efektifitas kinerja

karyawan, dengan diberikan umpan balik karyawan merasa adanya

kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

4) Karakteristik organisasi seperti tingkah laku pemimpin dan proses

pengambilan keputusan berhubungan dengan keterlibatan kerja. Pemimpin

yang dilihat penuh kepercayaan, inovatif, adil dan kohesif serta memberi

penguatan positif (positive reinforcement) pada bawahan ketika mereka

memiliki performa yang baik dalam pekerjaannya, secara serempak

menstimulasi iklim yang dapat meningkatkan keterlibatan kerja Elloy, et.al

(1995). Partisipasi dalam pengambilan keputusan juga berhubungan dengan

keterlibatan kerja, karyawan yang bekerja dalam kelompok memperlihatkan

keterlibatan kerja jauh lebih kuat daripada mereka bekerja sendiri (schultz &

(38)

2.2 IKLIM ORGANISASI 2.2.1 Definisi Iklim Organisasi

Pemahaman iklim diasosiasikan seperti halnya udara, kita tidak dapat

menyentuhnya namun bisa merasakannya. Dan itu tercermin dari persepsi yang

dirasakan orang-orang (subordinat) yang ada didalamnya terhadap keseluruhan

lingkungan kerja, dan dianggap mempengaruhi perilaku, kinerja individu, dan

organisasi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia iklim merupakan istilah yang

digunakan dalam konteks meteorologi yang artinya sebagai “ hawa, suhu, menunjukkan keadaan atau suasana”. Dalam konteks organisasi iklim adalah

keadaan atau suasana yang terdapat dalam suatu organisasi.

Sedangkan Organisasi menurut Pace & Faules (1998) sebuah wadah yang

menampung orang-orang dan objek-objek; orang-orang dalam organisasi yang

berusaha mencapai tujuan bersama.

Menurut Schein (dalam Shaleh & Nisa, 2006) organisasi adalah

merupakan koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk

mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui tugas dan fungsi serta

melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab, atau dengan kata lain

menurut Wexley & Yukl (dalam Shaleh & Nisa, 2006) organisasi itu merupakan

pola hubungan antara manusia yang diikut-sertakan dalam aktivitas dimana satu

sama lain saling tergantung untuk suatu tujuan tertentu.

Kata iklim dan organisasi disatukan menjadi iklim organisasi akan

(39)

istilah iklim organisasi untuk menggambarkan lingkungan atau situasi dari

organisasi. Istilah iklim organisasi dapat juga dipergunakan untuk

menggambarkan iklim psikologis atau kepribadian organisasi.

Sedangkan Kolb dkk. (1984, dalam Satria, 2005), mendefinisikan iklim

organisasi diperankan oleh tujuh aspek yaitu komformitas tanggung jawab,

standart, penghargaan, kejelasan organisasi, kehangatan dan dukungan dan

kepemimpinan.

Payne dan Pugne (dalam Arni, 2002) mendefinisikan iklim organisasi

sebagai suatu konsep yang merefleksikan isi dan kekuatan dari nilia-nilai umum,

norma, sikap, tingkah laku, dan perasaan anggota terhadap suatu sistem sosial.

Tagiuri (dalam Arni, 2002) mengatakan iklim organisasi adalah kualitas

yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh

anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam

istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan

Tidak jauh berbeda dengan Tagiuri, Hillrieger and Slocum (dalam Arni,

2002) mendefinisikan iklim organisasi adalah suatu set atribut organisasi dan

subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin

disebabakan oleh cara-cara organisasi atau subsistem terhadap anggota dan

lingkungannya.

Sedangkan Tagiuri dan Litwit (dalam Wirawan, 2008) mengtakan iklim

organisasi merupakan lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus

berlangsung, dialami oleh anggota organisasi; mempengaruhi perilaku mereka dan

(40)

Namun Mezias & Starbuck (dalam Riyanti & Dahesihsari, 2008)

mengatakan iklim organisasi sebagai serangkaian lingkungan kerja yang dapat

diukur berdasarkan persepsi kolektif dari para anggota organisasi yang hidup dan

bekerja dilingkungan suatu organisasi.

Mezias dan Starbuck juga mengatakan (dalam Riyanti & Dahesihsari,

2008) bahwa iklim organisasi sering dikaitakan dengan karakteristik lingkungan

kerja dan dalam pekerjaanya. Hal-hal yang berkaitan langsung dengan situasi

kerja sehari-hari merupakan stimulus yang mengevaluasi sistem kerjanya. Robert

(dalam Wirawan, 2008) iklim organisasi sebagai studi persepsi individu mengenai

berbagai aspek lingkungan organisasinya.

Glimer (dalam Satria, 2005), menyatakan iklim organisasi sebagai

keadaan didalam organisasi dimana setiap anggotanya saling berinteraksi,

membatasi dan mengenalnya satu sama lain, serta menentukan kualitas kerja sama

pengembangan anggota organisasi dan efesiensi yang akan mengubah tujuan

menjadi hasil.

Stringers (dalam Wirawan, 2008), mendefinisikan iklim organisasi sebagai

collection and pattern of enfiromental determinant ofaroused motivation” iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya

motivasi.

Jadi dapat disimpulkan iklim organisasi adalah persepsi karyawan

terhadap suatu lingkungan kerja atau lingkungan psikologis yang dirasakan oleh

(41)

organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja

terhadap pekerjaanya.

2.2.2 Dimensi-dimensi Iklim Organisasi

Dimensi tertentu dari iklim memberikan pengaruh khusus pada kemampuan

organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Adapun dimensi-dimensi

tersebut menurut Litwin dan Stringers (dalam Arni, 2002) adalah :

1. Rasa tanggung jawab

2. Standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan

3. Reward

4. Rasa persaudaraan

5. Semangat tim

Dimensi-dimensi iklim organisasi menurut Klob, et.al (1984, dalam Satria, 2005)

adalah sebagai berikut:

1. Konformitas.

2. Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka adalah

“ bos bagi diri sendiri ” dan tidak memerlukan keputusanya dilegitimasi

oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi

menunjukkan anggotanya merasa didorong memecahkan problemnya

sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan bahwa pengambilan

keputusan dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak diharapkan

(42)

3. Standar. Mengukur perasaan untuk meningkatkan kinerja dan derajat

kebanggaan yang dimiliki anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan

dengan baik. Standar tinggi artinya adalah anggota organisasi selalu

berupaya untuk menigkatkan kinerja, sebaliknya standar rendah

merefleksikan harapan yang lebih rendah dalam kinerja Stringer (dalam

Wirawan, 2008).

4. Penghargaan. Mengidikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai

bila mereka menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan merupakan

ukuran penghargaan yang dihadapkan dengan kritik dan berkarakteristik

keseimbangan antara kritik dan imbalan. Penghargaan rendah artinya

penyelesaian pekerjaan baik dihargai secara tidak konsisten Stringer

(dalam Wirawan, 2008).

5. Kejelasan organisasi. Anggota organisasi merasa bahwa segala hal di

organisasi terorganisir dengan baik dan memiliki tujuan organisasi yang

jelas.

6. Kehangatan. Perlakuan dan perhatian yang baik menyebabkan karyawan

merasa mendapatkan perlindungan dan pengayoman. Persahabatan dan

kekeluargaan merupakan norma dalam organisasi yang bersangkutan.

Anggota merasa percaya dan memberikan dukungan terhadap satu sama

lainnya. Dalam situasi seperti ini, hubungan baik tercipta dalam

lingkungan kerja sehingga iklim organisasi yang dirasakan para

(43)

7. Dukungan dan kepemimpinan. Merefleksikan perasaan percaya dan saling

mendukung yang terus berlangsung diantara kelompok kerja. Dukungan

tinggi jika anggota organisasi merasa mereka bagian dari tim yang

berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan baik dari

atasannya, jika mengalami kesulitan dalam melakukan tugas. Dukungan

rendah jika anggota organisasi merasa terisolasi dan tersisih sendiri

Stringer (dalam Wirawan, 2008).

Dimensi-dimensi iklim organisasi menurut Koys dan DeCotiss (dalam

Wirawan, 2008) adalah sebagai berikut:

1. Otonomi (autonomy) adalah persepsi mengenai penentuan sendiri prosedur

kerja, tujuan, dan prioritas.

2. Kebersamaan (cohesion) adalah perasaan kebersamaan diantara altar

organisasi, termasuk kemauan anggota organisasi untuk menyediakan

bahan-bahan bantuan.

3. Kepercayaan (trust) adalah persepsi kebebasan untuk berkomunukasi

secara terbuka dengan anggota organisasi level atas mengenai isu sensitif

dan personal dengan harapan bahwa integritas komunikasi seperti itu tidak

dilanggar.

4. Tekanaan (pressure) adalah persepsi mengenai tuntutan waktu untuk

(44)

5. Dukungan (support) adalah persepsi toleransi prilaku anggota organisasi

oleh atasannya, termasuk membiarkan anggota belajar dari kesalahannya

tanpa ketakutan dan hukuman.

6. Pengakuaan (recognition) adalah persepsi bahwa kontribusi anggota

organisasi kepada organisasi diakui.

7. Kewajaran(fairness) adalah persepsi bahwa praktik organisasi adil, wajar,

dan tidak sewenang-wenang atau tidak berubah-ubah.

8. Inovasi (innovation) adalah persepsi bahwa perubahan dan kreatifitas

didukung, termasuk pengambilan resiko mengenai bidang-bidang baru

dimana anggota organisasi tidak atau sedikit mempunyai pengalaman

sebelumnya.

Dimensi-dimensi iklim organisasi menurut Jones dan James (dalam

Riyanti & Dahesihsari, 2008) sebagai berikut:

1. Karakteristik pekerjaan dan peran karyawan.

2. Kepemimpinan.

3. Kelompok kerja.

4. Kebijakan dalam sistem organisasi (seperti: sistem imbalan, peraturan, dan

dukungan organisasi).

Dimensi-dimensi iklim organisasi menurut Greenbreg & Baron (dalam

Vivi & Rorlen, 2007) adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan (dimana setiap karyawan harus berusaha keras dalam

(45)

terdapat keyakinan dan kredibilitas yang didukung oleh pernyataan dan

tindakan).

2. Pembuatan keputusan bersama atau dukungan (para karyawan disemua

tingkat dalam organisasi harus diajak komunikasi dan berkonsultasi

mengenai semua masalah dalam sebuah kebijakan organisasi yang relevan

mengenai kedudukan mereka serta dalam pembuatan keputusan dan

menetapkan tujuan.

3. Kejujuran (suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterus terangan

harus mewarnai dalam hubungan organisasi, dan karyawan mampu

mengataka apa yang ada dipikiran mereka).

4. Komunikasi (karyawan organisasi relaif tahu dalam informasi yang

berhubungan dengan tugas mereka).

5. Fleksibilitas atau otonomi (karyawan di setiap tingkat organisasi

mempunyai kekuatan pada diri sendiri yang mana dapat menerima saran

ataupun menolak dengan pikiran terbuka).

6. Resiko pekerjaan (adanya komitmen dalam organisasi tentang pekerjaan

kualitas tinggi, resiko tinggi, dan produktivitas tinggi dengan

menunjukkan perhatian besar pada anggota lainnya).

2.2.3 Fungsi Iklim Organisasi

Menurut Peterson (dalam Riyanti & Dahesihsari, 2008) konsep iklim organisasi

(46)

1. Manajer memiliki peran yang signifikan dalam mengelola meaning didalam

organisasi. Karena menejer merupkan sumber informasi utama bagi karyawan

tentang tujuan dan kebijakan organisasi, maka pemaknaan karyawan akan

iklim organisasi juga banyak ditentukan oleh peran para manajer.

2. Manajer dapat mempengaruhi pandangan karyawan tentang iklim kerjanya

melalui perngarahan perhatian pada kejadian-kejadian spesifik dalam

organisasi maupun penguatan pada interpretasi tertentu mengenai isu-isu yang

berkembang dalam organisasi Eisenberg, et.al (dalam Riyanti & Dahesihsari,

2008).

Beberapa iklim memberikan hasil yang lebih baik untuk suatu tugas yang

spesifik dibandingkan iklim yang lain. Misalnya tugas yang membutuhkan

pengambilan keputusan yang cepat karena kondisi lingkungan yang

berubah-rubah membutuhkan iklim yang terbuka, berotonomi, dan berpartisipasi serta

kreatifitas yang tinggi. Bila tugas yang rutin maka membutuhkan iklim yang

tingkat kepercayaan dan kreatifnya rendah.

2.3 Kerangka Berpikir

Sebagaimana telah diuraikan, keterlibatan kerja adalah identifikasi psikologis

karyawan terhadap pekerjaannya dengan cara bekerja aktif didalamya, karena

pekerjaannya penting bagi citra dirinya secara keseluruhan dan pekerjaan

dipersepsikan sebagai bagian penting dalam kehidupan individu sebagai tempat

yang potensial untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan penting dalam dirinya

(47)

Orang-orang yang memiliki keterlibatan kerja yang tinggi akan

memandang pekerjaanya dengan serius, mampu mengaktualisasikan nilai-nilai

identitas dirinya dalam pekerjaan dan meluangkan emosinya secara penuh serta

terikat secara psikologis dengan pekerjaannya.

Salah satu hal yang dapat meningkatkan keterlibatan dalam bekerja adalah

iklim organisasi. Iklim organisasi adalah persepsi karyawan terhadap suatu

lingkungan kerja atau lingkungan psikologis yang dirasakan oleh para pekerja

atau anggota organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku

pekerja terhadap pekerjaanya.

Iklim organisasi juga merupakan persepsi karyawan terhadap kondisi atau

kualitas lingkungan organisasi, yang terdiri dari sejumlah dimensi-dimensi yang

merupakan karakteristik dari organisasi. Gambaran persepsi karyawan terhadap

karakteristik oraganisasi akan membentuk iklim yang khas pada suatu perusahaan

yang dapat berbeda dengan perusahaan-perusahaan lainya.

Hasil persepsi individu terhadap iklim organisasi nantinya akan

mempengaruhi sikap kerja dan motivasi karyawan diperusahaan. Salah satu sikap

kerja ini adalah keterlibatan kerja. Keterlibatan kerja merupakan identifikasi

psikologis atau keyakinan mengenai pentingnya pekerjaan bagi individu.

Jadi melalui persepsinya individu akan melihat jika iklim organisasi baik

dan cenderung memenuhi kebutuhan dan harapan kerja karyawan maka individu

akan memcurahkan bagian terbanyak dari kemampuan untuk pekerjaannya.

Individu akan melarutkan dirinya pada pekerjaan dan umpan balik dari perilaku

(48)

terpenting atau utama bagi dirinya, atau dengan kata lain individu terlibat dengan

pekerjaannya.

Selain itu, ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam keterlibatan kerja

yaitu lama bekerja, usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status pernikahan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa keterlibatan kerja merupakan

reaksi psikologis yang timbulnya dipengaruhi oleh dimensi iklim organisasi yang

baik dan mampu memenuhi kebutuhan dan harapan kerja angotanya akan

meningkatkan katerlibatan kerja anggotanya. Sebaliknya jika iklim organisasi

dirasakan anggotanya tidak dapat memenuhi kebutuhan dan harapan, maka

keterlibatan kerja karyawan akan rendah.

Jadi ketika faktor-faktor iklim dipersepsikan secara positif maka karyawan

akan lebih banyak terlibat dalam pekerjaannya. Penelitian terhadap karakteristik

organisasi ini erat hubungannya dengan persepsi yang dilakukan oleh individu,

yaitu persepsi terhadap iklim organisasi.

Berdasarkan teori di atas peneliti menduga bahwa iklim organisasi yang

dipersepsikan positif oleh karyawannya kemungkinan akan meningkatkan

keterlibatan kerja karyawan. Sebaliknya, iklim organisasi yang dipersepsikan

negatif oleh karyawanya akan menurunkan keterlibatan kerja. Kerangka berpikir

(49)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Konformitas

Tanggung jawab

Standar

Penghargaan

Kejelasaan Organisasi

Kehangatan

Dukungan dan Kepemimpinan

Lama Bekerja

Usia

Keterlibatan Kerja

Pendidikan Jenis Kelamin

Status Pernikahan

(50)

2.4 Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh independent variable yang

diketahui terhadap dependent variable. Dalam penelitian ini dependent variable

yaitu keterlibatan kerja, sedangkan Independent Variable berdasarkan teori yaitu

iklim organisasi. Hipotesis mayor dari penelitian ini yaitu :

Ha : Iklim organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterlibatan

kerja karyawan.

Ho : Iklim organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keterlibatan kerja karyawan.

Selanjutnya hipotesis minor penelitian ini yaitu :

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan konformitas terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan tanggung jawab terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan standar terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan penghargaan terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan kejelasan organisasi terhadap keterlibatan

kerja karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan kehangatan terhadap keterlibatan kerja

(51)

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan dukungan dan kepemimpinan terhadap

keterlibatan kerja karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan lama bekerja terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha9 : Ada pengaruh yang signifikan usia terhadap keterlibatan kerja karyawan

PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha10 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha11 : Ada pengaruh yang signifikan pendidikan terhadap keterlibatan kerja

karyawan PT. Hero swalayan Bintaro.

Ha12 : Ada pengaruh yang signifikan status terhadap keterlibatan kerja karyawan

(52)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

3.1.1 Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana dalam pendekatan

kuantitatif ini data yang dihasilkan berupa data yang berbentuk bilangan atau

angka yang dimulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, dan pada

penampilan hasilnya. dalam penelitian ini pula, pengumpulan data kuantitatif

diperolah dari hasil pengukuran skala kuesioner dan penyajian hasil datanya

dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan data dan rumus statistik. Adapun

jenis penelitian yang terdapat dalam penelitian ini adalah korelasional yang

bersifat prediktif dengan menggunakan regresi berganda sebagai analisis data

karena tujuan dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh pada variabel (IV)

terhadap variable (DV).

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Gay,

(dalam Sevilla, 1993) mengungkapkan bahwa metode deskriptif adalah kegiatan

yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipoteis atau menjawab

pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari

pokok suatu penelitian. Tujuan utama metode deskriptif adalah untuk

menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian

(53)

3.2 PENGAMBILAN SAMPEL 3.2.1 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Hasan (2002) populasi

adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik

tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh karyawan bagian pemasaran PT. Hero Swalayan Bintaro yang

berjumlah 100 orang.

Sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik populasi

(Ferguson dalam Sevilla et. al, 1993). Dan sampel dalam penelitian ini adalah 75

orang karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro. Penetapan jumlah sampel tersebut

merujuk pada Gay ( dalam Sevilla et. al, 1993) yang mengatakan bahwa sampel

minimum dalam penelitian kuantitatif adalah 30 orang.

3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling.

Dengan teknik pengambilan sample yang digunakan yakni purposive sampling

adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang

diperlukan. Adapun karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1. Karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro.

2. Karyawan yang sudah bekerja minimal selama satu tahun, karena dianggap

(54)

3.3 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel 3.3.1 Definisi Variabel

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau sifat

yang berdiri sendiri. Variabel terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi, sedangkan variabel

terikat adalah Variabel yang dapat dimanipulasi (Sevilla et. al, 1993). Dalam penelitian ini ditentukan yang menjadi variabel bebas adalah iklim organisasi,

lama bekerja, usia, jenis kelamin, pendidikkan, dan status pernikahan, sedangkan

variabel terikatnya adalah keterlibatan kerja.

3.3.2 Definisi konseptual variabel

Adapun definisi konseptual variable penelitian ini adalah:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan kerja antara lain iklim

organisasi dan variabel demografi. Iklim organisasi adalah adalah persepsi

karyawan terhadap suatu lingkungan kerja atau lingkungan psikologis yang

dirasakan oleh para pekerja atau anggota organisasi dan dianggap dapat

mempengaruhi sikap dan prilaku pekerja terhadap pekerjaannya. Sedangkan

variabel demografi yang digunakan adalah lama bekerja, usia, jenis kelamin,

pendidikkan, dan status pernikahan.

2. Keterlibatan kerja adalah identifikasi psikologis karyawan terhadap

pekerjaannya dengan cara bekerja aktif didalamya, karena pekerjaannya

penting bagi citra dirinya secara keseluruhan dan pekerjaan dipersepsikan

(55)

potensial untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan penting dalam dirinya yang

bisa mempengaruhiself-esteem.

3.3.3 Operasional Variabel

Adapun definisi operasional untuk kedua variable ini adalah:

1. Iklim organisas adalah skor yang diperoleh dari pengukuran skala iklim

organisasi dengan aspek-aspek meliputi komformitas, tanggung jawab,

standart, penghargaan, kejelasan organisasi, kehangatan dan dukungan dan

kepemimpinan.

2. Keterlibatan kerja karyawan adalah skor yang diperoleh dari pengukuran skala

persepsi keterlibatan kerja dengan aspek-aspek meliputi adanya partisipasi

aktif terhadap pekerjaannya, pekerjaan sebagai minat hidup yang utama,

menganggap performa sebagai hal yang penting bagi dirinya dan menganggap

kinerja konsisten dengan konsep dirinya.

3. Untuk variabel demografi didapat dari pengisian data responden pada saat

mengisi skala.

3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA 3.4.1 Metode Pengambilan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala atau kuesioner untuk

mengumpulkan data di lapangan. Sugiyono (2008) menjelaskan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

Gambar

Gambaran Umum Subjek Penelitian.......................................... 49
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................................
Gambar 2.1Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Skor Item Skala
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kualitas keluarga, pemahaman nilai agama dan pengetahuan seks pranikah dengan persepsi

Namun berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan beberapa karyawan mengenai pemberian gaji yang sudah disebutkan diatas mereka mengatakan gaji yang diberikan

Pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan fisioterapis rumah sakit dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome. dengan

Hampir seluruh siswa merasa lebih mudah dalam memahami materi perubahan fisika dan kimia menggunakan media permainan Science Wiqu Game karena pada permainan ini

Pada tahapan ini yang menjadi acuan adalah pembongkaran sepeda motor, untuk mencocokan blok silinder Serta bentuk Ruang Bakar mesin dengan piston yang akan di

Abstrak,: Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan servis atas para team BolaVoliPutra SMA Negeri 1 Panyabungan, Penelitian ini dilakukan untuk

Dalam kaintan ini Bank harus memberikan secara jujur harga pokok barang barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.; (g) Nasabah membayar harga barang yang telah

Dewan Pertimbangan Agung Sementara, Dewan Perancang Nasional dan Pengawas Kegiatan Aparatur-Aparatur Negara di Istana Negara 15 Agustus 1959. Arsip Nasional Republik