• Tidak ada hasil yang ditemukan

WORKSHOP MASSAGE DAN MANUAL TRAKSI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PENDERITA CERVIKAL ROOT SYNDROME DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WORKSHOP MASSAGE DAN MANUAL TRAKSI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PENDERITA CERVIKAL ROOT SYNDROME DI RUMAH SAKIT GRANDMED LUBUK PAKAM TAHUN 2019"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

WORKSHOP MASSAGE DAN MANUAL TRAKSI TERHADAP

PENURUNAN SKALA NYERI PADA PENDERITA CERVIKAL

ROOT SYNDROME DI RUMAH SAKIT GRANDMED

LUBUK PAKAM TAHUN 2019

Marliana1*, Sondang Tiolena2, Muhammad Dwi3

1,2,3 Program Studi Fisioterapi, Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Jln. Sudirman No.38 Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara – Indonesia

*email korespondensi author: Abstrak

Cervical Root Syndrome merupakan gejala-gejala yang timbul karena penekanan syaraf akar spinal yang disebabkan oleh proses degenerasi dan discus intervertebralis pada daerah leher. Banyak teknik dan metode fisioterapi yang dapat diaplikasikan dalam menangani nyeri yang terjadi akibat Cervical Root Syndrome. Modalitas fisioterapi yang paling tepat adalah manual traksi cervical. Traksi cervical

dapat mengurangi rasa sakit dengan cara merangsang serat aferen otot besar dan memperlebar foramen intervertebralis dengan memberi rangsangan kifosis pada

cervical. Penekanan pada akar syaraf dan aliran darah akan lancar seingga nyeri pun berkurang. Sedangkan Massage merupakan sentuhan yang dilakukan dengan sadar. Pengabdian ini menunjukkan bahwa ada Pengaruh pemberian massage dan manual traksi terhadap penurunan skala nyeri pada penderita cervical root syndrome.

Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan fisioterapis hingga mencapai 99% sehingga membantu mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome.

.

Kata kunci: Manual traksi; massage; nyeri; Cervical Root Syndrome

Abstract

Cervical Root Syndrome is a symptom that arises due to compression of the spinal root nerve caused by degeneration and intervertebral discs in the neck area. There are many physiotherapy techniques and methods that can be applied in managing pain that occurs due to Cervical Root Syndrome. The most appropriate physiotherapy modality is manual cervical traction. Cervical traction can reduce pain by stimulating large muscle afferent fibers and widen the intervertebral foramen by stimulating cervical kyphosis. Pressure on the nerve roots and blood flow will be smooth so that the pain is reduced. Meanwhile, massage is a conscious touch. This dedication shows that there is an effect of giving massage and manual traction on reducing the pain scale in people with cervical root syndrome. The implementation of this activity is expected to be able to increase the physiotherapist's knowledge by up to 99% so that it helps reduce pain in people with cervical root syndrome.

Keywords: Manual traction; massage; pain; Cervical Root Syndrome 1.Pendahuluan

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi pada zaman modern menyebabkan peningkatan variasi dari aktivitas masyarakat yang secara tidak langsung berdampak pada

kesehatan masyarakat salah satu contoh aktivitas tersebut yaitu pekerjaan yang mengharuskan aktivitas berada di depan komputer dengan waktu yang lama dan statis. Keadaan tersebut dapat menimbulkan keluhan kesehatan seperti nyeri pada area

(2)

cervical yang dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja (Samara, 2016)

Nyeri cervical merupakan keluhan yang sering terjadi pada aktivitas tersebut. Nyeri cervical dibagi menjadi Tipe pertama yaitu nyeri

cervical tanpa disertai dengan nyeri radikular nyeri pada saraf dan nyeri cervical tipe dua yaitu nyeri yang disertai dengan nyeri radikular, salah satu conothnya adalah Cervical root syndrome (Frontera, 2010).

Cervical Root Syndrome adalah gejala karena penekanan pada saraf spinal yang disebabkan oleh proses degenerasi pada vertebrae dan discus intervertebralis pada daerah leher.

Spondylosis cervicalis sering dijumpai pada pasien lansia yang merupakan penyebab disfungsi medula spinalis

(Guez, 2011).

Bekerja menggunakan komputer dalam waktu lama atau bekerja didepan meja dengan posisi membungkuk yang terlalu lama dapat memicu terjadinya nyeri leher. Mengangkat, mendorong atau membawa barang, penari, pengemudi angkutan umum (Samara, 2016)

Sebanyak 83 per 100.000 dari populasi manusia mengalami Cervical Root Syndrome yang terjadi sekitar umur 13 sampai 91 tahun (Eubanks, 2010). World Health Organization

(WHO) melaporkan Insiden Cervical Root Syndrome tahunan yang dilaporkan adalah 83,2/100.000 orang, sementara prevalensi yang dilaporkan adalah 3,5/1000 orang. Preferensi

gender bervariasi individu paling sering terkena dalam dekade 5 dan 6 kehidupan. Aktivitas fisik atau trauma saat onset jarang terjadi, melibatkan kurang dari 15%. Hubungan sebab akibat dengan kecelakaan mobil berkisar antara 3-23% (WHO, 2015).

Insidensi nyeri leher lebih sering mengenai wanita dibandingkan pada laki-laki dengan perbandingan 1,67:1 (Prayoga, 2014). Prevalensi nyeri

cervical semakin parah kondisinya sesuai dengan pertambahan usia. (Turana, 2010).

Dengan adanya nyeri, maka pasien akan mengalami penurunan kualitas hidup seperti gangguan ADL (Aktifitas Daily Living) dan penurunan aktivitas dalam kegiatan sosial (Hudaya, 2014).

Fisioterapi sebagai tenaga kesehatan yang berperan dalam mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot, meningkatkan ROM (Range of motion) sehingga dapat meningkatkan kemampuan fungsional pasien. Fisioterapi menjalankan pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan, pelatihan fungsi, komunikasi (PERMENKES, 2013). Banyak teknik dan metode fisioterapi yang dapat diaplikasikan dalam menangani nyeri yang terjadi akibat Cervical Root Syndrome, seperti penggunaan alat-alat elektro terapi

(MWD, TENS,IF,US), massage, terapi latihan, dan teknik mobilisasi. Manual traksi cervical adalah modalitas fisioterapi yang paling tepat.

Manual traksi cervical memiliki beberapa efek setelah dilakukan proses terapi yaitu pelemasan otot leher, elongasi dan menurunkan iritasi facets, dan penurunan tekanan intra diskal. (Sears, 2010).

Sedangkan Massage merupakan sentuhan yang dilakukan dengan sadar. Menurut Fatmawati (2010) massage dibagi menjadi teknik stroking, effleurage, friction dan vibration.

Best (2011) menyatakan bahwa efek massage dapat bersifat mekanis,

reflektoris, dan khemis. Efek mekanis

yaitu teknik menekan dan mendorong secara bergantian sehingga membantu memperlancar sirkulasi darah, membantu sekresi dan pemberian nutrisi kedalam jaringan. Sedangkan efek reflektoris yaitu massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf, peredaran darah yang memperlancar peredaran darah. Syaraf motoric yang terangsang meningkatkan tonus otot. Efek khemis

yaitu massage menyebab terbebasnya histamin yang memberikan efek dilatasi pembuluh darah, dengan adanya efek

(3)

tersebut nyeri yang berada di otot menjadi berkurang dan kekuatan otot dan lingkup gerak sendipun meningkat.

Penelitian yang dilakukan mendapatkan bahwa ada Pengaruh pemberian massage dan manual traksi

terhadap penurunan skala nyeri pada penderita cervical root syndrome.

Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan fisioterapis sehingga membantu mengurangi nyeri pada penderita

cervikal root syndrome. 2.Metode

Pengabdian ini dilakukan melalui

workshop dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Dalam memberikan materi menggunakan metode konvensional dan demonstrasi langsung tentang massage dan manual traksi serta nyeri pada penderita

cervikal root syndrome. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Langkah 1

Pengabdi mengurus proses perijinan di Rumah Sakit dengan menyertakan surat tugas yang telah dibuat Ketua LPPM.

2. Langkah 2

Pengabdi mensosialisasikan kegiatan pengabdian kepada para fisioterapis.

3. Langkah 3

Pengabdi melakukan skrining pengetahuan dan kemampuan mengurangi nyeri pada penderita

cervikal root syndrome. 4. Langkah 4

Pengabdi dan peserta melakukan simulasi tentang pemberian

massage dan manual traksi. 5. Langkah 5

Pengabdi membuat kegiatan evaluasi dan membuka sesi Tanya jawab terhadap peserta.

6. Langkah 6

Pengabdi memberikan rencana tindak lanjut kepada kepala ruangan.

3.Hasil dan Pembahasan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan fisioterapis dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome

dengan massage dan manual traksi. Secara garis besar hasil kegiatan yang telah tercapai dalam pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut: 1. Materi dapat diterima dan dapat

dimengerti serta mendapat respon dari peserta-peserta.

2. Peserta memahami dan mampu menerapkan massage dan manual traksi.

Kegiatan pengabdian masyarakat di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam mendapatkan respon baik dari para peserta dengan sangat antusias. Secara umum hasil pengabdian meliputi:

1. Ketercapaian tujuan kegiatan

Terjadi peningkatan kemampuan fisioterapis dalam memahami dan menerapkan penggunaan massage

dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita

cervikal root syndrome dengan benar sudah sangat baik.

2. Ketercapaian target materi yang direncanakan

Materi telah disampaikan secara menyeluruh dan sesuai dengan rencana kegiatan.

3. Kemampuan peserta dalam menguasai materi

Kemampuan peserta dilihat dari pemahaman dan kemampuan peserta melakukan redemonstrasi penggunaan massage dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome

yang diberikan oleh narasumber. Pelaksanaan pengabdian ini dipengaruhi oleh faktor pendukung dan penghambat:

1. Faktor pendukung

a. Adanya dukungan baik dari pihak Rumah sakit serta fisioterapis dalam pelaksanaan kegiatan sosilaisasi penggunaan massage

dan manual traksi dalam mengurangi nyeri pada penderita

(4)

cervikal root syndrome.

b. sarana dan prasarana yang sangat mendukung.

c. Antusiasme peserta untuk mengikuti semua rangkaian kegiatan.

2. Faktor penghambat

Dalam pelaksanaan kegiatan tidak ditemukan faktor penghambat dalam kegiatan.

4. Kesimpulan

Pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan fisioterapis rumah sakit dalam mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome

dengan massage dan manual traksi

dapat disimpulkan berhasil sampai

tahap kemampuan untuk

mengaplikasikan. Keberhasilan ini ditunjukkan antara lain:

a. Adanya kesesuaian materi dalam mengatasi masalah di Rumah sakit dimana massage dan manual traksi

dapat menjadi salah satu tindakan untuk mengurangi nyeri pada penderita cervikal root syndrome. b. Adanya respon yang positif dari

peserta yang ditunjukkan dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan selama kegiatan

c. Sebanyak 99% peserta mengalami peningkatan nilai post test.

Kelebihan dari kegiatan ini dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit akan informasi mengenai teknik yang dibutuhkan fisioterapis dalam mengurangi nyeri pada penderita

cervikal root syndrome. Sedangkan kekurangan dari kegiatan ini adalah keterbatasan waktu akibat antusiasme peserta dalam mengikuti workshop Untuk kedepannya diharapkan dapat dilakukan kegiatan dengan durasi yang lebih panjang agar dapat menjawab antusiasme peserta.

5.Ucapan Terima Kasih

Pengabdi menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

a. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam b. Direktur Rumah Sakit Granmed

Lubuk Pakam

6. Daftar Pustaka

Eubank, JD. 2010. Cervical radiculopathy:Nonoperative

management of neck pain radicular sympotoms. American Family Physician.

Fatmawati. 2010. Penurunan Nyeri dan Disabilitas dengan Integrated Neuromuscular Inhibiton Techiques (INT) dan Massage Effleurage pada Pada Myofascial Trigger Point Syndrome Otot Trapezius Bagian Atas. Jurnal Fisioterapi. Juni 2013. Vol. 1, no. 1 : 60-71.

Frontera.2010 .Neck andArm Pain; Third edition, F. A Davis Company, Philadelphia. Hal 45 -47, 75-76. Guez, M., C. Hildingsson, et al. 2011.

"The prevalence of neck pain: a population-based study from northern Sweden." Acta Orthop Scand73(4): 455-459.

Hudaya, Prasetya. 2009. Patofisiologi nyeri leher; Seminar nyeri leher 2009, Solo.

Kisner, e colby. 2007. Cervical traction technigue, F. A Davis Company, Philadelphia

PERMENKES RI No.80. 2013.

Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Fisioterapis. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Prayoga, C.R. 2014. Penatalaksanaan

Fisioterapi Pada Cervical Syndrome E.C Spondylosis C3-6Di Rsud Dr.Moewardi.

Turana, Y. 2010. Pendekatan dan Tatalaksana pada Radikulopati Servikal.

WCPT. 1995. dalam brosur ‘Linking

Physical Therapist Worldwide’. Washington

(5)

WHO.Cervical Radikulopathy. Rilis Berita [serial online] 2015 (diunduh pada 23 April 2019). Tersedia dari: URL: HYPERLINK

Referensi

Dokumen terkait

Sementara pola pergerakan ditinjau berdasarkan variabel jarak tempuh, sebaran pergerakan, waktu tempuh dan moda transportasi yang dillihat berdasarkan lima tujuan

Pada percobaan simulasi jenis pertama dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data riil yang telah ditransformasi, hasil tersebut ditampilkan pada Tabel 1, diperoleh

Selanjutnya Hasratuddin (2013, hlm. 3) menyatakan “…hasil pendidikan sekolah di Indonesia hanya mampu menghasilkan insan-insan yang kurang memiliki kesadaran diri,

Mohanraj dan Chen (2006) membuat nanopartikel dengan beberapa metode, yaitu dispersi polimer, polimerisasi monomer, dan gelasi ionik/koaservasi polimer

Belajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai penerima pelajaran (siswa), sedangkan mengajar menunjukkan kepada apa yang harus dilakukan

Berperan sangat baik dalam berkomunikasi dalam sebuah keluarga yang mana keluarga berperan sebagai pembimbing dan panutan bagi anak- anaknya di dalam keluarga.Agar

Adalah salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi, dimana komponen ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan

proses pembelajaran yang dinilai dari angket respon yang mengkategorikan modul sangat baik, serta didukung dengan hasil disseminate yang diserahkan pada 5 guru IPA