• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2010"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMK NEGERI 1 MEDAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TAHUN 2010

Oleh :

FRANSISCO SENTOSA P 070100164

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMK NEGERI 1 MEDAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

FRANSISCO SENTOSA P 070100164

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2010

Nama : Fransisco Sentosa P.

NIM : 070100164

Pembimbing Penguji I

(dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes (dr. Isti Ilmiati Fujiati, M.Sc.CMFM,PKK )

NIP. 1977 0126 2001 12 2002 NIP. 1967 0527 1999 03 2001

Penguji II

(dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes)

NIP. 1973 1015 2001 12 2002

Medan, 26 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari tingginya masalah kesehatan reproduksi remaja seperti 15 juta remaja usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahun, 4 juta remaja melakukan aborsi setiap tahun , 100 juta remaja terinfeksi penyakit menular seksual setiap tahun, dan 7000 remaja terinfeksi HIV setiap hari (UNAIDS, 1998). Di beberapa negara disebutkan bahwa program penyuluhan yang intensif akan menurunkan risiko kesehatan reproduksi remaja atau paling tidak insidensinya akan menurun. Tingginya risiko kesehatan reproduksi remaja ini, salah satu penyebabnya adalah tingkat pengetahuan remaja yang masih relatif rendah. Hal ini pada akhirnya akan berpengaruh kepada sikap dan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi remaja itu sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja. Penelitian ini bersifat

deskriptif dan dilakukan dengan metode survey dengan pendekatan cross

sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Negeri 1 Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan secara proporsional berdasarkan tingkatan kelas. Pengumpulan data dengan menggunakan angket dan analisi data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil uji tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan berada dalam kategori sedang (42,2%).

(5)

ABSTRACT

Adolescent reproductive health issues are now very worried. This can be seen from the height of adolescent reproductive health problems such as 15 million teens age 15-19 give birth each year, 4 million teens have abortions every year, 100 million adolescents are infected by sexually transmitted disease every year, and 7000 adolescent infected eith HIV every day (UNAIDS, 1998) . In some countries mentioned that intensive counseling program would reduce the risk of adolescent reproductive health or at least the incidence will decrease. The high risk of adolescent reproductive health, one cause is the level of knowledge adolescents who are still relatively low. This in turn will affect the attitude and behavior of adolescents to reproductive health of adolescents themselves.

This study aims to determine the level of student knowledge of SMK Negeri 1 Medan on adolescent reproductive health. This study is descriptive and was conducted by survey method with cross sectional approach. The population of this study are all students of SMK Negeri 1 Medan. The number of samples in this study as many as 90 people with a level of relative accuracy (d) of 0.1. Sampling was done by using stratified random sampling. The sample is then distributed proportionally based on grade level. Data collection using questionnaires and data analysis done using descriptive statistics.

Student knowledge level test results SMK Negeri 1 Medan on adolescent reproductive health knowledge showed that most students of SMK Negeri 1 Medan is in the moderate category (42.2%).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah member rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja”. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumaterta Utara.

2. Ibu dr. Mega Sari Sitorus, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak member arahan dan masukan kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Ibu Dra. Asli Br. Sembiring, MM, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1

Medan, yang telah memberikan izin dan banyak bantuan kepada penulis dalam melakukan proses pengumpulan data di lokasi penelitian.

4. Seluruh staf SMK Negeri 1 Medan yang telah membantu administrasi

perizinan untuk melakukan penelitian.

5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

6. Terima kasih tiada tara penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta,

(7)

7. Seluruh siswi SMK Negeri 1 Medan, atas bantuan dan partisipasinya dalam proses penelitian ini.

8. Seluruh teman-teman Stambuk 2007, atas bantuan dan dukungannya.

Untuk seluruh bantuan baik moril maupun materiil yang diberikan kepada penulis selama ini, penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan dan pahala yang sebesar-besarnya.

Penulis meyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 22 November 2010 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan... i

Abstrak………... ii

Abstrack………. iii

Kata Pengantar………. iv

Daftar isi... vi

Daftar tabel... ix

Daftar Singkatan………... x

Daftar Lampiran………... xi

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.4. Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Kesehatan Reproduksi Remaja... 5

2.1.1. Pengertian Kesehatan Reproduksi... 5

2.1.2. Remaja... 5

2.1.2.1. Pengertian Remaja... 5

2.1.2.2. Perubahan yang Terjadi pada Masa Remaja.... 6

2.1.3. Anatomi dan Fungsi Organ Reproduksi... 7

. 2.1.3.1. Wanita... 7

(9)

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Repro-

duksi Remaja... 10

2.1.4.1. Kebersihan Organ-Organ Genital... 10

2.1.4.2. Akses Terhadap Pendidikan Kesehatan... 10

2.1.4.3. Hubungan Seksual Pranikah... 10

2.1.4.4. Penyalahgunaan NAPZA... 12

2.1.4.5. Pengaruh Media Massa... 13

2.1.4.6. Akses terhadap Pelayanan Kesehatan Repro- duksi... 13

2.1.4.7. Hubungan Harmonis dengan Keluarga... 13

2.1.4.8. Penyakit Menular Seksual... 14

2.2. Pengetahuan... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 16 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 16

3.2. Variabel dan Defenisi Operasional... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN... 18

4.1. Jenis Penelitian... 18

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian... 18

4.4. Metode Pengumpulan Data... 19

4.4.1. Uji Validitas dan reabilitas……….. 20

4.5. Metode Analisis Data... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 21

5.1. Hasil Penelitian……….. 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian………. 21

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden………. 21

(10)

5.1.3.1. Distribusi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan

Tentang KRR……… 22

5.1.3.2. Distribusi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Tentang Puberitas………. 22

5.1.3.3. Distribusi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Kehamilan………... 23

5.1.3.4. Distribusi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang PMS………. 23

5.1.3.5. Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan….. 24

5.1.3.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia………. 24

5.2. Pembahasan……… 25

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………. 27

6.1. Kesimpulan………. 27

7.1. Saran……… 27

DAFTAR PUSTAKA... 28

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1. Skor berdasarkan pilihan jawaban ... 17

4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas………. 20

5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia.. 21 5.2. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang KRR 22 5.3. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang pu-

beritas……… 22

5.4. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang ke-

hamilan……….. 23

5.5. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang PMS 23 5.6. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel penge-

tahuan……… 24

5.7. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan

usia……… 25

(12)

DAFTAR SINGKATAN

AIDS Acquired Immunedeficiency Syndrome

BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

Depkes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia

HIV Human Immunodeficiency Virus

KRR Kesehatan Reproduksi Remaja

KTD Kehamilan Tidak Diinginkan

NAPZA Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif

PATH Program for Appropriate Technology in Health

PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PKBI Program Keluarga Berencana di Indonesia

PMS Penyakit Menular Seksual

SKRRI Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia

SMK Sekolah Menegah Kejuruan

SMP Sekolah Menegah Pertama

UNAIDS United Nations Programme on Human

Immunodeficiency Virus and Acquired Immunedeficiency Syndrom

UNFPA United Nation Fund for Population Activities

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Izin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Medan

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian Bidang

Kesehatan

(14)

ABSTRAK

Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari tingginya masalah kesehatan reproduksi remaja seperti 15 juta remaja usia 15-19 tahun melahirkan setiap tahun, 4 juta remaja melakukan aborsi setiap tahun , 100 juta remaja terinfeksi penyakit menular seksual setiap tahun, dan 7000 remaja terinfeksi HIV setiap hari (UNAIDS, 1998). Di beberapa negara disebutkan bahwa program penyuluhan yang intensif akan menurunkan risiko kesehatan reproduksi remaja atau paling tidak insidensinya akan menurun. Tingginya risiko kesehatan reproduksi remaja ini, salah satu penyebabnya adalah tingkat pengetahuan remaja yang masih relatif rendah. Hal ini pada akhirnya akan berpengaruh kepada sikap dan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi remaja itu sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja. Penelitian ini bersifat

deskriptif dan dilakukan dengan metode survey dengan pendekatan cross

sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMK Negeri 1 Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 orang dengan tingkat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan secara proporsional berdasarkan tingkatan kelas. Pengumpulan data dengan menggunakan angket dan analisi data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil uji tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan berada dalam kategori sedang (42,2%).

(15)

ABSTRACT

Adolescent reproductive health issues are now very worried. This can be seen from the height of adolescent reproductive health problems such as 15 million teens age 15-19 give birth each year, 4 million teens have abortions every year, 100 million adolescents are infected by sexually transmitted disease every year, and 7000 adolescent infected eith HIV every day (UNAIDS, 1998) . In some countries mentioned that intensive counseling program would reduce the risk of adolescent reproductive health or at least the incidence will decrease. The high risk of adolescent reproductive health, one cause is the level of knowledge adolescents who are still relatively low. This in turn will affect the attitude and behavior of adolescents to reproductive health of adolescents themselves.

This study aims to determine the level of student knowledge of SMK Negeri 1 Medan on adolescent reproductive health. This study is descriptive and was conducted by survey method with cross sectional approach. The population of this study are all students of SMK Negeri 1 Medan. The number of samples in this study as many as 90 people with a level of relative accuracy (d) of 0.1. Sampling was done by using stratified random sampling. The sample is then distributed proportionally based on grade level. Data collection using questionnaires and data analysis done using descriptive statistics.

Student knowledge level test results SMK Negeri 1 Medan on adolescent reproductive health knowledge showed that most students of SMK Negeri 1 Medan is in the moderate category (42.2%).

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi, 2008).

Sekitar 1 milyar manusia atau 1 dari 6 manusia di bumi ini adalah remaja dan 85% diantaranya hidup di negara berkembang (UNFPA, 2000). Banyak sekali remaja yang sudah aktif secara seksual meski bukan atas pilihannya sendiri. Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan risiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang masih dapat disembuhkan. Secara global, 40% dari semua kasus HIV/AIDS terjadi pada kaum muda 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah setiap hari ada 7000 remaja yang terinfeksi HIV (UNAIDS, 1998). Jumlah kasus HIV di Indonesia yang dilaporkan hingga Maret 2007 mencapai 14.628 orang. Sedangkan kasus AIDS sudah mencapai 8.914 orang, dimana separuh dari kasus ini adalah kaum muda (umur 15-29 tahun = 57,4 %) (Depkes, 2007).

(17)

seksual sekali, masing-masing baru mencapai 49,5 % dan 45,5 %. Remaja perempuan dan remaja laki-laki usia 14-19 tahun yang mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah masing-masing mencapai 48,6 % dan 46,5 % (SKRRI, 2002-2003).

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2001) didapatkan 27% remaja laki-laki dan 9% remaja perempuan di Medan mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual dan data PKBI (2006) didapatkan bahwa kisaran umur pertama kali melakukan hubungan seksual adalah 13-18 tahun dan 60% tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Risiko kesehatan reproduksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan misalnya kebersihan organ-organ reproduksi, hubungan seksual pranikah, akses terhadap pendidikan kesehatan, kekerasan seksual, pengaruh media massa, gaya hidup yang bebas, penggunaan NAPZA, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan kurangnya kedekatan remaja dengan kedua orangtuanya dan keluarganya (PATH, 2000).

Pentingnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, remaja perlu mendapat informasi yang cukup, sehingga mengetahui hal-hal yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya dihindari (Wardah, 2007). Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, kita dapat menghindari hal-hal yang negatif yang mungkin akan dialami oleh remaja yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja (Wardah, 2007).

Remaja juga perlu menyadari akan pentingnya pembuatan keputusan untuk menolak setiap kegiatan seksual yang rentan terjadi pada masa remaja karena setiap kegiatan seksual mempunyai risiko negatif tentang kesehatan reproduksinya. Hubungan atau kontak seksual pada remaja di bawah 17 tahun juga berisiko terhadap tumbuhnya sel kanker pada mulut rahim, penyakit menular seksual, HIV/AIDS, melakukan aborsi, dan lebih jauh dapat menyebabkan komplikasi berupa ganguan mental dan kepribadian pada remaja (Ernawati, 2007).

(18)

reproduksinya yang dekat dengan anus. Dari segi fisiologis, remaja putri akan mengalami menstruasi, sedangkan masalah-masalah lain yang mungkin akan terjadi adalah kehamilan di luar nikah, aborsi, dan perilaku seks di luar nikah yang berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Dari segi sosial, remaja putri sering mendapatkan perlakuan kekerasan seksual.

Risiko kesehatan reproduksi remaja ini dapat ditekan dengan pengetahuan yang baik tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Pengetahuan tentang KRR ini dapat ditingkatkan dengan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi di usia remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi juga bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diharapkan atau kehamilan berisiko tinggi (BKKBN, 2005). Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi remaja.

1.2.1. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan siswi-siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan

tentang puberitas

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan

(19)

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yaitu untuk:

1. Mengetahui tingkat pengetahuan siswi-siswi SMK Negeri 1 Medan

tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

2. Memberikan pandangan tentang dampak negatif dari kurangnya

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja

3. Sebagai bahan masukan kepada pihak sekolah untuk memberikan

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja.

4. Sebagai bahan masukan kepada orangtua dalam upaya merangsang

kepedulian orangtua terhadap pendidikan seksual anak yang dimulai sejak usia remaja.

5. Menambah pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.

6. Sebagai informasi kepada Dinas Kesehatan Kota Medan mengenai tingkat

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kesehatan Reproduksi Remaja

2.1.1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International

Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi., 2008).

2.1.2. Remaja

2.1.2.1. Pengertian Remaja

Remaja pada umumnya didefenisikan sebagai orang-orang yang mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang

berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan

dalam sebuah terminologi kaum muda (young people) yang mencakup 10-24

(21)

mereka yang telah meningalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab.

2.1.2.2. Perubahan yang terjadi pada masa remaja

Perubahan-perubahan yang terjadi pada saat seorang anak memasuki usia remaja antara lain dapat dilihat dari 3 dimensi yaitu dimensi biologis, dimensi kognitif dan dimensi sosial.

a. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun mimpi basah pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar. Pubertas menjadikan seorang anak memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada saat memasuki masa pubertas, anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, panggul mulai membesar, timbul jerawat dan tumbuh rambut pada daerah kemaluan. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, tumbuhnya kumis, jakun, alat kelamin menjadi lebih besar, otot-otot membesar, timbul jerawat dan perubahan fisik lainnya. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

b. Dimensi Kognitif

(22)

tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.

c. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dan sebagainya. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

2.1.3. Anatomi dan Fungsi Organ Reproduksi 2.1.3.1. Wanita

Organ reproduksi wanita terbagi menjadi organ reproduksi bagian luar dan organ reproduksi bagian dalam.

Organ reproduksi bagian luar:

1. Vulva, yaitu daerah organ kelamin luar pada wanita yang meliputi labia

majora, labia minora, mons pubis, bulbus vestibuli, vestibulum vaginae, glandula vestibularis major dan minor, serta orificium vaginae.

2. Labia majora, yaitu berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit dan memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis. 3. Mons pubis, yaitu bantalan berisi lemak yang terletak di permukaan

(23)

4. Payudara / kelenjar mamae yaitu organ yang berguna untuk menyusui.

Organ reproduksi bagian dalam:

1. Labia minora, yaitu merupakan labia sebelah dalam dari labia majora, dan berakhir dengan klitoris, ini identik dengan penis sewaktu masa perkembangan janin yang kemudian mengalami atrofi. Di bagian tengah klitoris terdapat lubang uretra untuk keluarnya air kemih saja.

2. Hymen, yaitu merupakan selaput tipis yang bervariasi elastisitasnya berlubang teratur di tengah, sebagai pemisah dunia luar dengan organ dalam. Hymen akan sobek dan hilang setelah wanita berhubungan seksual (coitus) atau setelah melahirkan.

3. Vagina, yaitu berupa tabung bulat memanjang terdiri dari otot-otot melingkar yang di kanankirinya terdapat kelenjar (Bartolini) menghasilkan cairan sebagai pelumas waktu melakukan aktifitas seksual.

4. Uterus (rahim), yaitu organ yang berbentuk seperti buah peer, bagian bawahnya mengecil dan berakhir sebagai leher rahim/cerviks uteri. Uterus terdiri dari lapisan otot tebal sebagai tempat pembuahan, berkembangnya janin. Pada dinding sebelah dalam uterus selalu mengelupas setelah menstruasi.

5. Tuba uterina (fallopi), yaitu saluran di sebelah kiri dan kanan uterus, sebagai tempat melintasnya sel telur/ovum.

6. Ovarium, yaitu merupakan organ penghasil sel telur dan menghasilkan hormon esterogen dan progesteron. Organ ini berjumlah 2 buah.

Fungsi organ:

(24)

menopause, kemudian tidak berproduksi lagi. Kelenjar payudara juga dipengaruhi oleh hormon ini sehingga payudara akan membesar.

2.1.3.2. Pria

Alat kelamin pria juga dibedakan menjadi alat kelamin pria bagian luar dan alat kelamin pria bagian dalam.

Organ reproduksi bagian luar:

1. Penis, yaitu organ reproduksi berbentuk bulat panjang yang berubah

ukurannya pada saat aktifitas seksual. Bagian dalam penis berisi pembuluh darah, otot dan serabut saraf. Pada bagian tengahnya terdapat saluran air kemih dan juga sebagai cairan sperma yang di sebut uretra.

2. Skrotum, yaitu organ yang tampak dari luar berbentuk bulat, terdapat 2

buah kiri dan kanan, berupa kulit yang mengkerut dan ditumbuhi rambut pubis.

Organ reproduksi bagian dalam:

1. Testis, yaitu merupakan isi skrotum, berjumlah 2 buah, terdiri dari saluran kecil-kecil membentuk anyaman, sebagai tempat pembentukan sel spermatozoa.

2. Vas deferens, yaitu merupakan saluran yang membawa sel spermatozoa,

berjumlah 2 buah.

3. Kelenjar prostat, yaitu merupakan sebuah kelenjar yang menghasilkan

cairan kental yang memberi makan sel-sel spermatozoa serta memproduksi enzim-enzim.

4. Kelenjar vesikula seminalis, yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan

untuk kehidupan sel spermatozoa, secara bersama-sama cairan tersebut menyatu dengan spermatozoa menjadi produk yang disebut semen, yang dikeluarkan setiap kali pria ejakulasi.

Fungsi organ:

(25)

1. Keluarnya semen atau cairan mani yang pertama kali. Hal ini berlangsung selama kehidupannya.

2. Organ testis yang menghasilkan sel spermatozoa akan bekerja setelah

mendapat pengaruh hormon testosteron yang dihasilkan oleh sel-sel

interstisial Leydig dalam testis.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi remaja

Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: kebersihan alat-alat genital, akses terhadap pendidikan kesehatan, hubungan seksual pranikah, penyakit menular seksual (PMS), pengaruh media massa, akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan hubungan yang harmonis antara remaja dengan keluarganya.

2.1.4.1. Kebersihan organ-organ genital

Kesehatan reproduksi remaja ditentukan dengan bagaimana remaja tersebut dalam merawat dan menjaga kebersihan alat-alat genitalnya. Bila alat reproduksi lembab dan basah, maka keasaman akan meningkat dan itu memudahkan pertumbuhan jamur. Remaja perempuan lebih mudah terkena infeksi genital bila tidak menjaga kebersihan alat-alat genitalnya karena organ vagina yang letaknya dekat dengan anus.

2.1.4.2. Akses terhadap pendidikan kesehatan

(26)

abstinesia sebagai upaya pencegahan kehamilan, Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja secara benar, kita dapat menghindari dilakukannya hal-hal negatif oleh remaja. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi remaja tersebut berguna untuk kesehatan remaja tersebut, khususnya untuk mencegah dilakukannya perilaku seks pranikah, penularan penyakit menular seksual, aborsi, kanker mulut rahim, kehamilan diluar nikah, gradasi moral bangsa, dan masa depan yang suram dari remaja tersebut.

2.1.4.3. Hubungan seksual pranikah

Kehamilan dan persalinan membawa risiko morbiditas dan mortalitas yang lebih besar pada remaja dibandingkan pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun. Remaja putri yang berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2 sampai 5 kali risiko kematian dibandingkan dengan wanita yang berusia 18-25 tahun akibat persalinan yang lama dan macet, perdarahan, dan faktor lain. Kegawatdaruratan yang berhubungan dengan kehamilan juga sering terjadi pada remaja yang sedang hamil misalnya, hipertensi dan anemia yang berdampak buruk pada kesehatan tubuhnya secara umum.

Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir dengan aborsi. Banyak survey yang telah dilakukan di negara berkembang menunjukkan bahwa hampir 60% kehamilan pada wanita berusia di bawah 20 tahun adalah

kehamilan yang tidak diinginkan atau salah waktu (mistimed). Aborsi yang

disengaja seringkali berisiko lebih besar pada remaja putri dibandingkan pada mereka yang lebih tua. Banyak studi yang telah dilakukan juga menunjukkan bahwa kematian dan kesakitan sering terjadi akibat komplikasi aborsi yang tidak aman. Komplikasi dari aborsi yang tidak aman itu antara lain seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yaitu:

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat

2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal

3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

(27)

5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya

6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

wanita)

7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

9. Kanker hati (Liver Cancer)

10. Kelainan pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya

11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic

Pregnancy)

12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease) 13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

Selain itu aborsi juga dapat menyebabkan gangguan mental pada remaja yaitu adanya rasa bersalah, merasa kehilangan harga diri, gangguan kepribadian seperti berteriak-teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali, bahkan dapat menyebabkan perilaku pencobaan bunuh diri.

2.1.4.4. Penyalahgunaan NAPZA

(28)

2.1.4.5. Pengaruh media massa

Media massa baik cetak maupun elektronik mempunyai peranan yang cukup berarti untuk memberikan informasi tentang menjaga kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. Dengan adanya artikel-artikel yang dibuat dalam media massa, remaja akan mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari untuk menjaga kesehatan reproduksinya.

2.1.4.6. Akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi

Pelayanan kesehatan juga berperan dalam memberikan tindakan preventif dan tindakan kuratif. Pelayanan kesehatan dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, klinik, posyandu, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan. Dengan akses yang mudah terhadap pelayanan kesehatan, remaja dapat melakukan konsultasi tentang kesehatannya khususnya kesehatan reproduksinya dan mengetahui informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Remaja juga dapat melakukan tindakan pengobatan apabila remaja sudah terlanjur mendapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan organ reproduksinya seperti penyakit menular seksual.

2.1.4.7. Hubungan harmonis dengan keluarga

(29)

2.1.4.8. Penyakit Menular Seksual

Penyakit menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara penularannya tidak hanya terbatas secara genital-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital-genital, atau ano-genital-genital. Sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit kelamin ini tidak hanya terbatas pada daerah genital saja, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital. Penyakit menular seksual juga dapat terjadi dengan cara lain yaitu kontak langsung dengan alat-alat seperti handuk, pakaian, termometer dan lain-lain. Selain itu penyakit menular seksual dapat juga ditularkan oleh ibu kepada bayinya ketika di dalam kandungan.

Penyakit menular seksual yang umum terjadi di Indonesia antara lain:

gonore, vaginosis bakterial, herpes simpleks, trikomoniasis, sifilis,

limfogranuloma venerium, ulkus mole, granuloma inguinale, dan Acquired immune deficiency syndrom (AIDS).

2.2 Pengetahuan

Sebelum seseorang berperilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Menurut Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003), sebelum seseorang berperilaku baru (mengadopsi perilaku), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, antara lain :

1. Kesadaran (Awareness), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2. Interest, yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulus

3. Evaluation, yakni orang tersebut menimbang baik tidaknya stimulus bagi dirinya

4. Trial, orang tersebut mulai mencoba perilaku baru

(30)
(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Variabel dan Defenisi Operasional

1. Defenisi operasional:

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh siswi SMK

Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja.

2. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural.

2. Cara pengukuran : angket

3. Alat ukur : kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 21 pertanyaan

dengan 3 pilihan jawaban. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.

4. Kategori: Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan dengan

menggunakan sistem skoring (Arikunto, 2007), yakni dengan skala ordinal sebagai berikut:

Pengetahuan Siswi

(32)

a. Tingkat pengetahuan baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 12-15

b. Tingkat pengetahuan sedang, apabila jawaban responden benar

antara 50-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 8-11

c. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden benar

[image:32.595.115.509.298.497.2]

antara <50% dari nilai tertinggi, yaitu skor 0-7

Tabel 3.1. Skor berdasarkan pilihan jawaban

No. A B C No. A B C

1 0 0 1 9 0 0 1

2 1 0 0 10 1 0 0

3 0 0 1 11 0 1 0

4 0 0 1 12 0 0 1

5 0 1 0 13 0 1 0

6 0 1 0 14 0 0 1

7 0 1 0 15 0 0 1

8 0 0 1

(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja. Pendekatan yang dilakukan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana data dikumpulkan pada satu waktu tertentu. Penelitian ini telah mendapatkan

ethical clearance atau Persetujuan Komisi Etik Penelitian tentang Pelaksanaan Penelitian di Bidang Kesehatan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan, sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Februari hingga Desember 2010.

4.2.2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 1 Medan, provinsi Sumatra Utara.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMK Negeri 1 Medan. Populasi penelitian ini berjumlah 916 orang.

4.3.2. Sampel Penelitian

(34)

Keterangan: n = Besar sampel N = Jumlah populasi

d = tingkat kepercayaan (ketepatan yang diinginkan)

Dengan tingkat ketepatan relatif 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dari rumus di atas berjumlah sekitar 90 orang. Pengambilan dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada setiap jenjang kelas di sekolah tersebut:

• Siswi kelas X : 30 orang

• Siswi kelas XI : 30 orang

• Siswi kelas XII : 30 orang

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi: Kriteria Inklusi:

Siswi-siswi SMK Negeri 1 Medan yang bersedia mengisi kuesioner.

Kriteria Eksklusi:

Siswi-siswi SMK Negeri 1 Medan yang tidak bersedia mengisi kuesioner.

4.4. Metode Pengumpulan Data

(35)

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas

Angket yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitasnya dan

reabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji

Cronbach (Cronbanch Alpha) dengan menggunakan program SPSS 17.0. Sampel

[image:35.595.113.385.343.601.2]

yang digunakan dalam uji validitas ini menggunakan sampel yang memiliki karakteristik yang hamper sama dengan sampel dalam penelitian. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reabilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Setelah uji validitas dilakukan, hanya pada soal-soal yang dinyatakan valid saja yang diuji reabilitasnya. Hasil uji validitas dan reabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reabilitas

pertanyaan Korelasi

pearson status alpha status

1 0,572 Valid 0,892 Reliabel

2 0,635 Valid Reliabel

3 0,571 Valid Reliabel

4 0,754 Valid Reliabel

5 0,620 Valid Reliabel

6 0,746 Valid Reliabel

7 0,736 Valid Reliabel

8 0,573 Valid Reliabel

9 0,523 Valid Reliabel

10 0,612 Valid Reliabel

11 0,524 Valid Reliabel

12 0,758 Valid Reliabel

13 0,520 Valid Reliabel

14 0,719 Valid Reliabel

15 0,572 Valid Reliabel

4.5. Metode Analisis Data

Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan statistik, yaitu data dikumpulkan terlebih dahulu dan diolah secara deskriptif kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMK Negeri 1 Medan. Sekolah ini terdapat di Jalan Sindoro No. 1, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1950. Pada Agustus 2010 sekolah ini mempunyai jumlah total siswa/I sebanyak 1008 orang, dengan perincian 916 siswi dan 92 siswa.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 90 siswi yang terdiri dari 30 siswi kelas X, 30 siswi kelas XI, dan 30 siswi kelas XII.

[image:36.595.126.401.487.581.2]

Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi usia responden. Data lengkap bila ditinjau dari segi usia dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar responden terdapat pada usia 17 tahun, yaitu sebanyak 37,8 %, diikuti usia 15 tahun sebanyak 35,6 %, lalu usia 16 tahun sebanyak 20 %, dan terendah pada usia 14 tahun sebanyak 6,7 %.

Kelompok Usia Frekuensi Persentase (%)

14 6 6.7

15 32 35.6

16 18 20

17 34 37.8

(37)

5.1.3. Hasil Analisis Data

5.1.3.1. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang KRR

Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi seksual dengan menggunakan angket dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang KRR

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai kesehatan reproduksi remaja paling banyak pada kategori buruk, yaitu sebanyak 41orang (45,6%), diikuti dengan kategori sedang sebanyak 35 orang (38,9%), dan kategori buruk sebanyak 14 orang (15,5%).

5.1.3.2. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Puberitas

[image:37.595.107.388.582.659.2]

Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai puberitas menggunakan angket pertanyaan nomor 2, 3, dan 4 dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang Puberitas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai puberitas paling banyak pada kategori baik yaitu sebanyak 39 orang

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 14 15,5

Sedang 35 38,9

Buruk 41 45,6

jumlah 90 100

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 39 43,3

Sedang 30 33,3

Buruk 21 23,3

(38)

(43,3%), diikuti dengan kategori sedang sebanyak 30 orang (33,3%), dan kategori buruk sebanyak 21orang (23,3%).

5.1.3.3. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang Kehamilan

Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai kehamilan menggunakan angket pertanyaan nomor 6, 8, 9 dan 10 dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang Kehamilan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai kehamilan paling banyak pada kategori buruk yaitu sebanyak 51 orang (56,7%), diikuti dengan kategori sedang sebanyak 28 orang (31,1%), dan kategori baik sebanyak 11orang (12,2%).

5.1.3.4. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan tentang PMS

[image:38.595.110.423.608.695.2]

Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai PMS menggunakan angket pertanyaan nomor 12, 13, 14 dan 15 dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang PMS Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 11 12,2

Sedang 28 31,1

Buruk 51 56,7

jumlah 90 100

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik 0 0

Sedang 23 25,6

Buruk 67 74,4

(39)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai PMS paling banyak pada kategori buruk yaitu sebanyak 67 orang (74,4%), diikuti dengan kategori sedang sebanyak 23orang (25,6%).

5.1.3.5. Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan

[image:39.595.121.508.300.591.2]

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6 distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan Jawaban Responden

No Pertanyaan Benar Salah

n % n %

1 Pengertian KRR 59 65,6 31 43,4

2 Pengertian puberitas 79 87,8 11 12,2

3 Perubahan struktur tubuh 60 66,7 30 33,3

4 Tanda awal puberitas 59 65,6 31 34,4

5 Fungsi sistem reproduksi 55 61,1 35 38,9

6 Awal mula kehamilan 64 71,1 26 28,9

7 Ciri-ciri usia subur 43 47,8 47 52,2

8 Tanda utama kehamilan 58 64,4 32 35,6

9 Dampak negatif KTD 33 36,7 57 63,3

10 Cara mencegah kehamilan 48 53,3 42 46,7

11 Dampak negatif aborsi 50 55,6 40 44,4

12 Pengertian PMS 13 14,4 77 85,6

13 Contoh PMS 55 61,1 35 38,9

14 Pencegahan PMS 51 56,7 39 43,3

15 Penularan HIV/AIDS 38 42,2 52 57,8

(40)

5.1.3.6. Distribusi Frekuensi Hasil Uji Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Usia

[image:40.595.120.500.224.345.2]

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia

Tingkat Pengetahuan

Usia Baik Sedang Buruk Total

n % n % n % (%)

14 1 16,7 0 0 5 83,3 100

15 3 9,4 10 31,3 19 59,4 100

16 4 22,2 6 33,3 8 44,4 100

17 6 17,6 19 55,9 9 26,5 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada seluruh responden dengan usia 14 tahun yang mempunyai pengetahuan baik, sedang dan buruk masing-masing adalah 16,7%, 0%, dan 83,3%. Pada seluruh responden dengan usia 15 tahun yang mempunyai pengetahuan baik, sedang dan buruk masing-masing adalah 9,4%, 31,3%, dan 59,4%. Pada seluruh responden dengan usia 16 tahun yang mempunyai pengetahuan baik, sedang, buruk masing-masing adalah 22,2%, 33,3%, dan 44,4%. Pada seluruh responden dengan usia 17 tahun yang mempunyai pengetahuan baik, sedang dan buruk masing-masing adalah 17,6%, 55,9%, dan 26,5%.

5.2. Pembahasan

(41)

kebanyakan responden tidak mengerti secara konkrit pengertian dan penularan penyakit menular seksual. Para responden hanya mengetahui bahwa penyakit menular seksual hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual saja, padahal sebenarnya penyakit menular seksual dapat ditularkan dengan cara lain. Di SMK sendiri, pelajaran biologi yang diajarkan lebih memfokuskan kepada pelajaran yang berhubungan dengan dunia kerja seperti biologi pertanian, biologi kesehatan kerja, biologi perencanaan gizi, dan teknologi pangan sehingga siswa/i kurang mendapat pendidikan tentang kesehatan reproduksi di SMK ini.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan usia, ditemukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik paling besar terdapat pada usia 16 tahun yaitu 22,2%. Untuk pengetahuan sedang paling banyak ditemukan pada usia 17 tahun yaitu sebesar 55,9 % dan pengetahuan buruk pada usia usia 14 tahun yaitu sebesar 83,3 %.

Hasil ini tidak sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Hadi, et all (2008), bahwa pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, perkembangan psikososial dan perkembangan sosial yang artinya semakin tinggi usia seseorang seharusnya pengetahuannya semakin bertambah. Hal ini dapat dilihat dari kelompok yang mempunyai pengetahuan baik terbanyak adalah kelompok usia 16 tahun (22,2%), bukan kelompok usia 17 tahun. Hasil ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihyugiarto (2008), bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah usia, yaitu pada kelompok usia yang lebih tua akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan pada kelompok usia yang lebih muda. Hal ini dikarenakan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengakses informasi dan mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja.

(42)
(43)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang kesehatan reproduksi remaja mayoritas berada pada kategori buruk, yaitu 45,6%.

6.2. Saran

1. Untuk meningkatkan pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang

KRR perlu dilakukan pemberian pengetahuan secara merata kepada remaja, baik melalui jalur sekolah ataupun luar sekolah. Melalui pihak sekolah, disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada siswa/i-nya. Pemerintah juga khususnya dinas pendidikan dan kesehatan diharapkan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja ke sekolah-sekolah. Sedangkan melalui jalur di luar sekolah disarankan kepada orangtua dalam meningkatkan kepedulian mereka terhadap pendidikan seksual anak yang dimulai pada usia remaja.

2. Hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, H., 2007. Pengetahuan dan Persepsi Mahasiswa tentang Pencegahan

HIV/AIDS. Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya.

Arikunto, S., 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2008. Pelatihan Pemberian

Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja oleh Pendidik Sebaya. Diperoleh dari:

Bhia, 2007. Adolescent Reproductive Health Issues. Diperoleh dari:

http://www.bhia.org/articles/adolescent-reproductive-health-issues.html [Diakses pada 29 Maret 2010].

.

Cunningham, G., et al. 2005. Obstetri Williams: Kehamilan pada Manusia. Ed 21. Jakarta: EGC, 2005.

Daili, S. F., 2007. Tinjauan Penyakit Menular Seksual (P.M.S.). Dalam: Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. (eds). 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 363-365.

Dehne, K. L., Riedner, G., 2005. Sexually Transmitted Infections Among

Adolescent: The Need for Adequate Health Service. Diperoleh dari:

Ernawati, 2007. Hubungan Seks Usia Muda Berisiko Kanker. Diperoleh dari:

(45)

[Diakses pada 29 Maret 2010]

Fauzi, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari:

http://www.kesrepro.info/?q=remaja. [Diakses pada 17 Maret 2010].

Fauzi, 2008. Tumbuh Kembang Remaja. Diperoleh dari:

http://www.kesrepro.info/?q=node/381.[Diakses pada 23 April 2010].

Hadi, et all., 2008. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Jakarta tentang Seks Aman dan Faktor yang berhubungan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan.

Muhammad, A. G., 2006. Perbedaan Pengetahuan dan Sikap tentang Kesehatan

Reproduksi pada Siswa SMA Negeri 1 Makassar dan SMA NEgeri 6 Makasar tahun 2006. Diperoleh dari : http://blogjoeharno. blogspot.com/2008/04/pengetahuan-kespro-remaja.html. [Diakses pada 23 April 2010].

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Program for Appropriate Technology in Health, 1998. Kesehatan Reproduksi

Remaja: Membangun Perubahan yang Bermakna. Diperoleh dari: 2010].

Palang Merah Indonesia, 2008. Pendidikan Remaja Sebaya: Tentang Kesehatan

dan Kesejahteraan Remaja. Diperoleh dari:

(46)

Prihyugiarto, T. Y., 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Indonesia. Dalam: Jurnal Ilmiah

Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi II (2). Diperoleh dari:

2010].

Sadock, B. J., Sadock V. A., 2007. Kaplan and Sadock’s Synopsis of Psikiatri: Behavioural Science / Clinical Psikiatri. 10th ed. USA: Williams & Wilkins.

Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia, 2007. Gambaran Kesehatan

Reproduksi Remaja Propinsi Bengkulu Tahun 2007. Diperoleh dari:

United Nation Fund for Population Activities, 2003. Overview of Adolescent Life. Diperoleh dari:

Maret 2010].

_______, 2005. Adolescent Fact Sheet. Diperoleh dari:

[Diakses pada 29 Maret 2010].

Wardah, A., Ismail, 2007. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari:

(47)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fransisco Sentosa P

Tempat / Tanggal Lahir : Kisaran/27 November 1989

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sei Padang 138 E Medan

Riwayat Pendidikan : 1.Taman Kanak-kanak Methodist 2 Kisaran (1994-1995)

2. Sekolah Dasar Methodist 2 Kisaran ( 1995-2001)

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Kisaran

( 2001-2004 )

4. Sekolah Menengah Atas Methodist 2 Kisaran ( 2004-2007 )

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007-Sekarang )

(48)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SMK NEGERI 1 MEDAN TENTANG KESEHATAN

REPRODUKSI REMAJA TAHUN 2010

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Fransisco Sentosa P

NIM : 070100164

Judul : Tingkat Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tahun 2010

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan tentang KesehatnanReproduksi Remaja. Agar terlaksananya penelitian ini, saya mengharapkan kepada anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini dan mengisi pertanyaan yang ada pada kuesioner dengan jujur. Informasi yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya, dan penelitian ini akan digunakan untuk kepentingan dalam penelitian ini, namun apabila anda tidak bersedia maka saya akan tetap menghargainya.

Demikianlah surat pernyataan persetujuan ini saya perbuat dengan sadar dan tanpa ada paksaan siapapun. Atas bantuan dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Medan,………..2010

Responden Peneliti

(49)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

“Informed Consent”

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :……….

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab dengan jujur seluruh pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

Medan, ……… 2010 Yang membuat pernyataan

(50)

PENGETAHUAN SISWI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

I. Karakteristik Responden:

Umur :

Kelas :

II. Pengetahuan:

1. Apakah yang dimaksud dengan Kesehatan Reproduksi Remaja?

a. Keadaan sehat fisik pada masa remaja dan terhindar dari berbagai

penyakit

b. Keadaan sehat mental pada masa remaja

c. Keadaan sehat fisik, mental dan sosial yang utuh dan terbebas dari

berbagai penyakit

2. Apakah yang dimaksud dengan masa puber?

a. Masa dimana seseorang mengalami perubahan struktur tubuh;

masa peralihan dari anak-anak ke dewasa

b. Masa dimana seseorang mulai tertarik dengan lawan jenisnya

c. Masa dimana seseorang seseorang mulai memasuki jenjang

pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 3. Perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada masa puber?

a. Kematangan organ-organ reproduksi saja seperti produksi sperma

(laki-laki), dan produksi sel telur (pada perempuan)

b. Pada laki-laki timbulnya kumis, jakun, suara membesar, rambut di

sekitar ketiak dan alat kelamin, dan alat kelamin membesar. Pada wanita payudara mulai membesar, panggul mulai membesar, tumbuh bulu di ketiak dan sekitar alat kelamin

c. Kedua jawaban di atas (a dan b) benar.

4. Kapankah seseorang dikatakan sudah memasuki masa puber?

a. Pada saat umur 12 tahun

b. Pada saat mulai tertarik kepada lawan jenis

c. Pada saat mulai menstruasi (perempuan) dan mimpi basah

(laki-laki)

5. Apakah fungsi utama dari sistem reproduksi?

a. Untuk memberikan kesenangan dan kenyamanan hidup sesuai

dengan kebutuhan

b. Untuk menghasilkan keturunan dan kelestarian manusia sesuai

dengan kehendak Tuhan Yang Maha Esa

(51)

6. Bagaimanakah terjadinya kehamilan?

a. Adanya pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum di dalam

alat kelamin laki-laki

b. Adanya pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum di dalam

alat kelamin perempuan

c. Adanya kematangan alat reproduksi pada perempuan meskipun

tanpa pertemuan sel sperma dan sel ovum

7. Dibawah ini yang menjadi cirri-ciri seseorang mulai memasuki usia subur

adalah?

a. Pada laki-laki dan perempuan tertarik dengan lawan jenis, mulai

berpacaran, dan ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang lain

b. Pada laki-laki mulai mengahsilkan sperma yaitu ditandai dengan

mimpi basah dan pada perempuan mulai menghasilkan sel telur yang ditandai dengan menstruasi

c. jawaban diatas ( a dan b ) salah

8. Dibawah ini yang merupakan tanda utama adanya kehamilan pada perempuan adalah?

a. Perut membesar

b. Pusing dan muntah pada pagi hari

c. Tidak datang haid

9. Keadaan ideal untuk hamil adalah keadaan dimana seorang perempuan siap secara fisik (pertumbuhan tubuh yang telah selesai) , mental, psikologis, emosi dan kesiapan sosio-ekonomi.

Apakah dampak negatif dari kehamilan yang tidak siap secara fisik (umur < 20 tahun)?

a. Ketidakteraturan pada tekanan darah yang berdampak pada

kematian

b. Risiko terjadinya kanker mulut rahim karena pertumbuhan organ

reproduksinnya belum sempurna c. Jawaban di atas (a dan b) benar

10. Bagaimanakah cara untuk mencegah kehamilan yang paling efektif pada remaja?

a. Tidak melakukan hubungan seksual (abstinence)

b. Memakai Alat dan Obat Kontrasepsi

c. Jawaban di atas (a dan b) salah

(52)

disengaja (aborsi spontan). Di bawah ini yang merupakan dampak negatif yang terjadi ketika melakukan aborsi adalah?

a. Pingsan

b. Pendarahan

c. Kanker mulut rahim

12. PMS adalah Penyakit Menular Seksual. Apakah yang dimaksud dengan PMS?

a. Penyakit akibat melakukan hubungan seksual

b. Penyakit yang hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual

c. Penyakit yang bisa menular dengan atau tanpa hubungan seksual

13. Salah satu contoh Penyakit Menular Seksual adalah?

a. TBC

b. Sifilis

c. Apendisitis

14. Bagaimana cara mencegah Penyakit Menular Seksual?

a. Membersihan alat kelamin sebelum melakukan hubungan seksual

b. Meminum obat sebelum melakukan hubungan seksual

c. Tidak melakukan hubungan seksual

15. Penyakit AIDS dapat ditularkan jika?

a. Berjabat tangan dengan penderita AIDS

b. Menggunakan jarum suntik bergantian dengan penderita AIDS

(53)

MASTER DATA DAN OUT PUT

Kode Kelas Umur P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 Total PengTot Puber PengPub Keham PengKeh PMS PengPMS

1 1 15 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 6 buruk 1 buruk 3 sedang 1 buruk

2 1 15 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 6 buruk 2 sedang 2 buruk 2 buruk

3 1 14 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 buruk 2 sedang 1 buruk 1 buruk

4 1 15 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 buruk 1 buruk 2 buruk 0 buruk

5 1 15 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 6 buruk 1 buruk 2 buruk 0 buruk

6 1 15 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 10 sedang 2 sedang 1 buruk 3 sedang

7 1 15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 10 sedang 2 sedang 2 buruk 2 buruk

8 1 15 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 4 buruk 1 buruk 1 buruk 1 buruk

9 1 15 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 8 buruk 2 sedang 2 buruk 2 buruk

10 1 14 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4 buruk 2 sedang 0 buruk 1 buruk

11 1 15 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 10 sedang 3 baik 3 sedang 3 sedang

12 1 15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 11 sedang 3 baik 2 buruk 2 buruk

13 1 14 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 6 buruk 1 buruk 1 buruk 2 buruk

14 1 15 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 6 buruk 2 sedang 1 buruk 1 buruk

15 1 15 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5 buruk 1 buruk 2 buruk 1 buruk

16 1 14 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 6 buruk 2 sedang 0 buruk 2 buruk

17 1 14 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 12 baik 3 baik 2 buruk 3 sedang

18 1 15 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 4 buruk 1 buruk 2 buruk 0 buruk

19 1 15 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 5 buruk 1 buruk 1 buruk 1 buruk

20 1 14 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 8 buruk 2 sedang 1 buruk 2 buruk

21 1 15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 11 sedang 2 sedang 2 buruk 3 sedang

22 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 13 baik 3 baik 3 sedang 3 sedang

(54)

25 1 15 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 7 buruk 3 baik 2 buruk 1 buruk

26 1 15 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 buruk 2 sedang 1 buruk 0 buruk

27 1 15 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3 buruk 2 sedang 0 buruk 0 buruk

28 1 15 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 buruk 2 sedang 1 buruk 0 buruk

29 1 15 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 10 sedang 2 sedang 2 buruk 3 sedang

30 1 15 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 5 buruk 1 buruk 2 buruk 0 buruk

31 2 15 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 6 buruk 3 baik 0 buruk 1 buruk

32 2 15 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 10 sedang 3 baik 2 buruk 2 buruk

33 2 16 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 buruk 2 sedang 2 buruk 1 buruk

34 2 16 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 buruk 1 buruk 1 buruk 1 buruk

35 2 17 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 10 sedang 1 buruk 3 sedang 3 sedang

36 2 17 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 8 buruk 3 baik 4 baik 0 buruk

37 2 15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12 baik 3 baik 3 sedang 2 buruk

38 2 15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 9 sedang 3 baik 3 sedang 1 buruk

39 2 15 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 8 buruk 2 sedang 3 sedang 2 buruk

40 2 16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 11 sedang 3 baik 3 sedang 2 buruk

41 2 16 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 buruk 1 buruk 2 buruk 1 buruk

42 2 16 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 9 sedang 3 baik 2 buruk 2 buruk

43 2 16 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 7 buruk 1 buruk 2 buruk 1 buruk

44 2 16 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 6 buruk 2 sedang 2 buruk 1 buruk

45 2 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 13 baik 3 baik 4 baik 2 buruk

46 2 16 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 10 sedang 3 baik 3 sedang 1 buruk

47 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 12 baik 3 baik 3 sedang 3 sedang

48 2 17 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 4 buruk 1 buruk 1 buruk 0 buruk

49 2 16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 12 baik 3 baik 4 baik 2 buruk

50 2 16 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 10 sedang 1 buruk 3 sedang 2 buruk

51 2 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12 baik 3 baik 3 sedang 2 buruk

52 2 17 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 6 buruk 2 sedang 2 buruk 1 buruk

53 2 15 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 11 sedang 2 sedang 3 sedang 3 sedang

(55)

56 2 17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 baik 3 baik 4 baik 3 sedang

57 2 16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 11 sedang 3 baik 2 buruk 2 buruk

58 2 16 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 12 baik 3 baik 4 baik 2 buruk

59 2 15 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 5 buruk 1 buruk 1 buruk 1 buruk

60 2 17 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 11 sedang 2 sedang 4 baik 3 sedang

61 3 17 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 10 sedang 1 buruk 2 buruk 3 sedang

62 3 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 12 baik 3 baik 3 sedang 2 buruk

63 3 17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 10 sedang 3 baik 4 baik 2 buruk

64 3 16 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 5 buruk 1 buruk 2 buruk 1 buruk

65 3 17 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 11 sedang 3 baik 4 baik 2 buruk

66 3 17 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 buruk 1 buruk 2 buruk 1 buruk

67 3 17 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 11 sedang 3 baik 3 sedang 2 buruk

68 3 16 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 10 sedang 2 sedang 3 sedang 3 sedang

69 3 17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 11 sedang 2 sedang 4 baik 2 buruk

70 3 17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 11 sedang 3 baik 3 sedang 3 sedang

71 3 17 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 10 sedang 2 sedang 3 sedang 2 buruk

72 3 17 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 11 sedang 3 baik 2 buruk 3 sedang

73 3 17 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 9 sedang 2 sedang 3 sedang 2 buruk

74 3 17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 buruk 3 baik 2 buruk 1 buruk

75 3 17 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 11 sedang 2 sedang 3 sedang 2 buruk

76 3 17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 11 sedang 3 baik 4 baik 1 buruk

77 3 17 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 6 buruk 2 sedang 1 buruk 2 buruk

78 3 16 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 5 buruk 1 buruk 2 buruk 1 buruk

79 3 17 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 11 sedang 3 baik 3 sedang 3 sedang

80 3 17 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 5 buruk 2 sedang 1 buruk 1 buruk

81 3 17 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 8 buruk 3 baik 2 buruk 1 buruk

82 3 17 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 11 sedang 3 baik 3 sedang 3 sedang

83 3 17 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 5 buruk 1 buruk 1 buruk 1 buruk

84 3 17 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 12 baik 3 baik 3 sedang 3 sedang

(56)

87 3 17 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 baik 3 baik 3 sedang 3 sedang

88 3 17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 13 baik 3 baik 4 baik 3 sedang

89 3 16 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 12 baik 3 baik 3 sedang 3 sedang

90 3 17 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 11 sedang 3 baik 3 sedang 2 buruk

Hasil Uji Validitas Angket Pengetahuan

Co rrela tio n s

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total

p1

Pearson Correlation 1 .285 .206 .535* .524* .504* .356 .312 .285 .285 .048 .579** -.055 .218 .286 .572**

Sig. (2-tailed) .223 .384 .015 .018 .023 .123 .181 .223 .223 .842 .007 .819 .355 .222 .008

N 20 20 20 20 20 20

Gambar

Tabel 3.1.  Skor berdasarkan pilihan jawaban
Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reabilitas
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 5.3. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan tentang Puberitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Perihal : Pengumuman Pemenang Pendampingan Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Program

Bahwa penyedia barang tersebut pada huruf a telah lulus kualifikasi.. dan penawaran harga memenuhi syarat

Bahwa penyedia barang tersebut pada huruf a telah lulus kualifikasi dan penawaran. harga memenuhi syarat

Jl. Kartini, Tegal Mojayan, Klaten Tengah, Klaten CV. Jeblogan Desa Karanglo

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI DAN JASA LAINNYA.. Klaten, 27 April 2011 Nomor : 027/06.J.ULP/027.a

Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat mengundang penyedia jasa Konsultansi baik secara individu maupun membentuk kemitraan /