• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tokoh Utama Pada Novel Pearl Of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Tokoh Utama Pada Novel Pearl Of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL

PEARL OF CHINA

KARYA ANCHEE MIN BERDASARKAN PENDEKATAN

STRUKTURAL

SKRIPSI

Oleh:

RUSMAWANI

070710036

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL PEARL OF CHINA KARYA ANCHEE MIN BERDASARKAN PENDEKATAN STRUKTURAL

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina

Oleh : Rusmawani NIM: 070710036

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Rohani Ganie,M.Hum NIP: 195702031985032002

Julina,MTCSOL

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

Disetujui oleh

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Sastra Cina Ketua,

NIP: 19630109 198803 2 001 Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.

(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Ilmu Budaya dalam Bidang Ilmu Sastra Cina pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Pada :

Tanggal : 26 Juli 2012 Hari : Kamis

Pukul : 10.00 – 11.30 WIB

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,

(5)

Panitia Ujian

No. Penguji Tanda Tangan

1. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. ( ) 2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si ( ) 3. Dra.Rohani Ganie,M.Hum ( )

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan

yang saya buat ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa

pembatalan gelar sarjana yang pernah saya peroleh.

Medan, 26 Juli 2012

Penulis,

RUSMAWANI

(7)

ABSTRACT

The title of this paper is “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Pearl of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural”. In this paper, the writer is trying to analyze the main character from novel Pearl of China based on structural approach. There are some concepts have written in chapter two, they are novel and intrinsic element of the novels. The theory used in this paper is structural theory that is used to analysis relationship between the main character and intrinsic element in a novel. The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In the last chapter, the result of the analysis shows intrinsic elements of the novels Pearl of China and the relationship between the main character and intrinsic elements .

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala

Puji hanya milik Allah SWT, Sang pencipta, pemilik, dan pengatur alam semesta

yang telah menciptakan manusia dan mengajarkan apa-apa yang tidak diketahui.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah keharibaan junjungan kita Nabi

Muhammad SAW.

Atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

Dalam proses penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima

bantuan dari berbagai pihak, bantuan moril maupun bantuan spirituil. Untuk itu,

penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya, penghargaan

serta penghormatan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A, selaku Ketua Departemen Sastra Cina

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya B, M.Si, selaku Sekretaris Departemen sastra Cina

(9)

4. Ibu Dra. Rohani Ganie, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu disela-sela kesibukan beliau untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT

melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau.

5. Ibu Julina, MTCSOL, selaku pembimbing II yang telah meluangkan

banyak waktu dan pemikirannya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini hingga selasai.

6. Seluruh Dosen Departemen Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara yang dengan penuh kesabaran telah memberikan berbagai

ilmu pengetahuan yang pasti berguna bagi penulis di masa depan.

7. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda yang

dengan sabar mendampingi ananda didalam setiap detik kehidupan hingga

saat ini. Sungguh tiada suatu apapun yang dapat menggantikan kasih dan

sayang yang kalian berikan. Cinta yang sedalam-dalamnya ananda

persembahkan untuk keduanya. Semoga Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada keduanya.

8. Bapak Drs. Samsul Tarigan, selaku Pembantu Dekan II yang senantiasa

membantu saya dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi saya, yang

dengan rela mendengarkan curhatan-curhatan sampah saya, dan

memberikan saya dukungan serta nasehat-nasehat yang begitu luar biasa

bagi saya, sehingga menjadikan saya sebagai pribadi yang tegar dan bijak

(10)

9. Eco Irwansyah, selaku kekasih hati saya yang selalu mensupport dan

menemani hari-hari perjuangan saya dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

10.Kepada Veronika Anggeriani, SS, selaku sahabat saya yang telah dengan

setia mendampingi saya sebagai tempat bertukar pikiran dan berbagi ilmu

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11.Teman-teman Dontcha dan Betrayer ; Thicka, Wilma, Hanny, Nanda,

Yennika, Rizki, Gosonk, Yhani, Ayu, Ken, Dika. Banyak kenangan yang

menyenangkan bersama kalian semua. Semoga Allah SWT senantiasa

mengikat kita dalam silaturrahmi yang utuh hingga sampai kapanpun.

12.Teman-teman saya di Program Studi Sastra Cina khususnya stambuk

2007, terucap kepada Enny, Ririn, Ayu, Sari, Yana, Bibie, Yohana, Ama,

Dewi dan Kembar. Terima kasih karena kehadiran kalian mewarnai

hari-hari saya selama proses belajar di kampus.

13.Rekan-rekan mahasiswa/I Sastra Cina (2007) dan adik-adik 2008-2011

yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah menjalin tali

silaturrahmi yang baik selama masa perkuliahan.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang membantu dan

memberikan dukungan pada penulis. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh

(11)

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini, begitu

juga dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan semoga skripsi ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi penulis sendiri serta para pembaca.

Medan, 20 Juni 2012

(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

1.4.1 ... Manf aatTeoritis ... 12

1.4.2 Manfaat Praktis ... 12

1.5... Batas an Masalah... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.2 Konsep ... 15

2.2.1 Novel ... 16

(13)

2.3 Landasan Teori ... 24

2.3.1 Teori Struktural ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Metode Penelitian ... 27

3.2 Data dan Sumber Data ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.4 Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV PEMBAHASAN ... 31

4.1. Analisis Unsur Intrinsik ... 31

4.1.1 Tema ... 31

4.1.2 Alur... 33

4.1.3 Latar ... 35

4.1.4 Penokohan ... 37

4.1.4.1 Pearl ... 37

4.1.4.2 Willow... 45

4.1.4.3 Absalom ... 54

4.1.4.4 Carie ... 56

4.1.4.5 Dick... 58

4.1.4.6 Lossing ... 61

4.1.5 Sudut Pandang ... 63

4.2 Analisis Tokoh Utama Berdasarkan Pendekatan Struktural ... 64

4.2.1 Hubungan Pearl dan Willow dengan Tokoh Lain ... 65

(14)

4.2.3 Hubungan Pearl dan Willow dengan Alur ... 69

4.2.4 Hubungan Pearl dan Willow dengan Latar ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN...78

i. Riwayat Hidup Penulis dan Karyanya………..78

(15)

ABSTRACT

The title of this paper is “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Pearl of China Karya Anchee Min Berdasarkan Pendekatan Struktural”. In this paper, the writer is trying to analyze the main character from novel Pearl of China based on structural approach. There are some concepts have written in chapter two, they are novel and intrinsic element of the novels. The theory used in this paper is structural theory that is used to analysis relationship between the main character and intrinsic element in a novel. The methodology used on the research to describe the data is descriptive. In the last chapter, the result of the analysis shows intrinsic elements of the novels Pearl of China and the relationship between the main character and intrinsic elements .

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra merupakan deskripsi atau gambaran kehidupan yang

dituangkan dalam bentuk yang lebih sederhana. Maksudnya dalam menghasilkan

sebuah karya sastra, seorang penulis langsung menggambarkan atau

mendeskripsikan cerminan hidup dari seseorang ataupun lingkungan sekitarnya

dengan bahasa yang sederhana.

Karya sastra adalah wujud dari buah pemikiran manusia yang secara sadar

maupun tidak sadar yang tergambar melalui perbuatan maupun perwujudan

keseharian. Sastra juga memiliki banyak manfaat dan sekaligus memiliki banyak

dampak yang mempengaruhi watak maupun sikap seseorang dalam menjalani

kehidupannya. Sastra berada di atas kehidupan manusia. Secara tidak langsung

dapat dikatakan bahwa sastra, baik secara lisan maupun tulisan, keluar dari mulut

maupun gaya keseharian, yang tersurat dalam tulisan.

Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

masyarakat. Melalui karya sastra pengarang berusaha mengungkapkan suka-duka

kehidupan masyarakat yang mereka rasakan atau alami. Selain itu, karya sastra

(17)

masyarakat, setelah mengalami proses secara intensif dalam imajinasi pengarang,

maka lahirlah pengalaman kehidupan tersebut dalam bentuk karya sastra.

Menurut Semi (1988:8), “Sastra itu adalah suatu bentuk dan hasil

pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan

mengggunakan bahasa sebagai mediumnya”. Sastra adalah hasil pekerjaan seni

kreatif, manusia dengan tangan pikirannya menjangkau riak-riak dalam hidup

manusia. Hal ini sepaham dengan pengertian yang dibentuk oleh penulis sendiri,

yaitu sastra merupakan wujud pikiran yang dituangkan kedalam mangkuk

kehidupan yang luas. Dengan begitu, sastra merupakan hal kompleks yang ada di

dalam manusia secara tak sadar.

Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi dua macam. Karya sastra yang

bersifat fiksi dan karya sastra yang bersifat non fiksi. Karya sastra yang bersifat

fiksi berupa novel, cerpen, essai, dan cerita rakyat. Sedangkan karya sastra yang

bersifat non fiksi berupa puisi dan drama.

Novel adalah hasil pemikiran penulis mengenai salah satu atau lebih

cerita-cerita dalam kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam tulisan, di

rangkaikan dan diolah sedemikian rupa sehingga memiliki jalan cerita tentang

lika-liku kehidupan manusia.

Menurut Tarigan (1990: 164), “ novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif

dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan

kehidupan yang nyata dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau

kusut”. Hal ini berarti bahwa didalam sebuah novel diceritakan kisah nyata

(18)

Cerpen adalah cerita berbentuk prosa yang relatif pendek. Dikatakan

pendek karena jenis cerita fiksi ini hanya mempunyai efek tunggal, karakter, alur,

dan latar yang terbatas tidak beragam dan tidak konteks. (Sumardjo dan Saini,

1988:30).

Sedangkan yang dimaksud dengan essai adalah karangan pendek tentang

suatu fakta yang dikupas menurut pandangan pribadi penulisnya. Dalam essai,

baik pikiran maupun perasaan dan keseluruhan pribadi penulisnya tergambar

dengan jelas, karena essai merupakan ungkapan pribadi penulisnya terhadap suatu

fakta.

Cerita rakyat merupakan kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh

bangsa Indonesia. Pada umumnya cerita rakyat menceritakan tentang suatu

kejadian disuatu tempat atau asal muasal suatu temapt. Tokoh-tokoh yang

dimunculkan dalam cerita rakyat biasanya diwujudkan dalam bentuk binatang,

manusia maupun dewa.

Bagian yang termaksud kedalam karya sastra non-fiksi adalah puisi dan

drama. Puisi merupakan seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas

nilainya sebagai tambahan selain dari arti semantiknya. Penekanan pada segi nilai

suatu bahasa dan penggunaan kata yang diulang, serta matra dan rima adalah cirri

khas dari puisi. Sedangkan yang dimaksud dengan drama adalah karya sastra yang

mengungkapkan cerita melalui dialog-dialog para tokohnya. Drama sebagai karya

sastra sebenarnya hanya bersifat sementara, sebab naskah drama ditulis sebagai

(19)

(Sumardjo dan Saini, 1988:31). Dari semua penjabaran jenis-jenis karya sastra

yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarikuntuk membahas novel.

Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun

tulisan ilmiah biasanya dijumpai masalah-masalah yang mendasari dalam

pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra khususnya novel, masalah-masalah

yang muncul biasanya berdasarkan unsur-unsur yang ada didalamnya, yaitu

unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur

yang berada dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Yang termasuk bagian dari

unsur instrinsik yaitu : tema, alur, latar, penokohan, gaya bahasa, dan sudut

pandang. Sedangkan yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik adalah unsur yang

ada di luar tubuh karya sastra tetapi sangat berpengaruh terhadap isi karya sastra

tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik meliputi pendekatan biografi, psikologi, dan

sosial (masyarakat).

Pearl Of China merupakan salah satu karya Anchee Min. Anchee Min adalah seorang wanita keturunan Cina yang tinggal di Amerika. Anchee Min lahir

di Shanghai pada tahun 1957, dia bertumbuh pada masa revolusi budaya Mao

(1964-1976). Sebagai seorang remaja, dia diajarkan untuk menentang Pearl S.

Buck yang dianggap sebagai imperialis budaya asal Amerika. Pada usia tujuh

belas, Anchee Min bergabung dengan sebuah Badan Buruh, dimana seorang

pencari bakat yang bekerja untuk Madam Mao merekrut dirinya untuk bermain di

film-film propaganda sebagai seorang aktris.

(20)

persahabatan sejati yang menembus ruang jarak dan waktu. Kisah tentang

perjuangan akan kebenaran dan ketulusan sebuah cinta akan tanah air yang

sebenarnya.

Pearl Of China sebagai salah satu karya Anchee Min, bisa membawa kepada kehidupan seorang wanita yang berani dan penuh gairah dalam pergolakan

negara Cina. Meskipun penulis mengisahkan novel dengan gaya bertutur tokoh

cerita begitu ringan dan gamblang, tetapi tidak membuat tokoh-tokoh yang ada

dalam novel ini menjadi kurang berkarakter, sebaliknya malah hampir semua

tokoh dalam novel ini mempunyai karakter yang sangat kuat.

Pearl Of China senantiasa menggambarkan dengan jelas perubahan Negara Cina dari masa ke masa. Pearl Of China menceritakan tentang

persahabatan dua wanita yang berbeda kebangsaan dan kebudayaan, semenjak

kecil hingga dewasa. Dalam novel Pearl Of China sangat menonjolkan kisah dua

sosok wanita yang kuat dan cerdas. Novel tersebut banyak menonjolkan tentang

sisi kebudayaan dan kesusastraan Cina. Dari novel tersebut tergambar jelas

bagaimana seorang wanita yang berjuang keras ditengah situasi politik dan

budaya yang sedang bergejolak disuatu Negara. Ketika itu Negara Cina berada

dalam masa perubahan pemerintahan yaitu dari kerajaan (monarki) beralih ke

pemerintahan nasional.

Novel Pearl Of China sedikit memberikan gambaran situasi politik pada

akhir abad ke-19 di Cina yang selama ratusan tahun berada dalam bentuk

pemerintahan kerajaan yang pada saat itu berada dibawah kepemimpinan ibu Suri

(21)

dibawah kepemimpinan Chiang Kai Shek. Pergolakan-pergolakan politik

terus-menerus berlangsung sampai zaman Komunis dibawah kepemimpinan Mao.

Dalam sebuah novel pasti memiliki tokoh-tokoh, baik tokoh utama

maupun tokoh pendukung. Menurut Aminuddin tokoh adalah pelaku yang

mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu

cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh disebut penokohan (dalam

Siswanto, 2008 : 182).

Ditinjau dari peranan dan keterlibatan dalam cerita, tokoh dapat dibedakan

menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Tokoh primer atau utama adalah tokoh yang banyak mengalami

peristiwa dalam cerita. Dalam tokoh utama ada yang membawakan

perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif dan ada juga

yang membawakan perwatakan negatif atau menyampaikan nilai-nilai

negatif.

2. Tokoh sekunder atau bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung

atau membantu tokoh utama. Tokoh bawahan merupakan tokoh yang

kedudukannya bukan sebagai peran utama di dalam cerita, tetapi

kehadiranya sangat diperlukan untuk mendudkung tokoh utama.

3. Tokoh komplementer atau tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali

memegang peran dalam sebuah cerita. Di dalam sebuah cerita tokoh

tambahan tidak memegang peranan apa-apa dalam penyampaian cerita.

Dilihat dari perkembangan kepribadian tokoh, tokoh dapat dibedakan atas

(22)

dapat dibedakan atas tokoh yang mempunyai karakter sederhana dan kompleks.

Tokoh dinamis adalah tokoh yang kepribadianya selalu berkembang. Tokoh statis

adalah tokoh yang mempunyai kepribadian tetap. Tokoh yang mempunyai

karakter sederhana adalah tokoh yang mempunyai karakter seragam atau tunggal.

Tokoh yang mempunyai karakter yang kompleks tokoh yang mempunyai

kepribadian yang kompleks (Aminuddin, 1984 : 91-92).

Dilihat dari watak yang dimiliki oleh tokoh, dapat dibedakan atas tokoh

protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang wataknya

disukai oleh pembacanya. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang

wataknya dibenci oleh pembacanya (Aminuddin, 1984 : 85).

Menurut Aminuddin, ada beberapa cara memahami watak tokoh, yaitu :

1. Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya.

2. Gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan

kehidupannya maupun cara berpakaiannya.

3. Menunjukkan bagaimana perilakunya.

4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri.

5. Memahami bagaimana jalan pikirannya.

6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya.

7. Melihat tokoh lain berbincang dengannya.

8. Melihat bagaimanakah tokoh-tokoh yang lain itu member reaksi

terhadapnya.

(23)

Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis tokoh utama dalam novel Pearl

Of China, yaitu Pearl dan Willow. Dalam novel ini, penulis menggambarkan karakter dengan cukup jelas. Karakter dari masing-masing tokoh digambarkan

dengan jelas khususnya tokoh-tokoh utama.

Pearl adalah seorang putri seorang misionaris asal Amerika, yang

menetap di Cina. Dia begitu memuja Cina dan menganggap Amerika tak lebih

sebagai tanah air yang asing. Sahabatnya juga adalah orang cina tulen yaitu

Willow, bocah miskin yang bertempat tinggal di daerah Chin-Kiang yang

tertangkap Pearl sedang mencuri di rumahnya. Tetapi kemudian, mereka bak

rantai yang tak dapat dipisahkan. Ketika pernikahan dan politik mencoba

mengguncang persahabatan mereka, menyiksa jiwa mereka, mengintai nyawa

mereka, Pearl dan Willow menjadi goyah.

Novel ini juga mengisahkan tentang kehidupan Willow, yang bersahabat

dengan Pearl sejak masih anak-anak. Meskipun pada awalnya Pearl bersikap

memusuhi pencuri kecil, namun pada akhirnya mereka menjadi sahabat yang

paling dekat. Pearl dan kecintaannya pada Cina dipotretkan melalui sudut

pandang Willow sebagai seorang sahabat terdekat. Beragam kisah mulai tentang

keluarga Pearl, perasaan Pearl tentang keluarganya, kehidupan percintaan rumah

tangga Pearl serta prinsipnya.

Pearl Of China sangat menonjolkan karakter atau penokohan dari tokoh utama, yaitu Pearl dan Willow. Dan kedua wanita tersebut sangat nasionalis dan

(24)

paling penting keduanya sangat mencintai budaya dan sastra Cina, serta sangat

gemar menulis.

Dalam menganalisis tokoh utama, penulis menggunakan pendekatan

intrinsik. Unsur intrinsik dalam sebuak karya sastra, yaitu : (1) Tema, (2) Alur, (3)

Latar, (4) Penokohan, (5) Sudut Pandang, dan (6) Gaya Bahasa. Dari keenam

unsur intrinsik yang telah disebutkan diatas, peneliti hanya membahas lima dari

enam unsur intrinsik. Karena dari kelima unsur tersebut yaitu tema, alur, latar,

penokohan, dan sudut pandang adalah dasar untuk membangun sebuah karya

sastra, sehingga isi dari novel tersebut dapat tersampaikan.

Untuk menganalisis karya sastra berdasarkan teori dan kritik sastra

terdapat beberapa pendekatan yang dikategorikan oleh Abrams (Wiyatmi,

2006:78) yaitu:

1. Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang menitik

beratkan kajiannya terhadap hubungan karya sastra dengan

kenyataan di luar karya sastra. Pendekatan yang memandang karya

sastra sebagai imitasi dan realitas. (Abrams,1981:89).

2. Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memusatkan

perhatian semata-mata pada unsur-unsur, antarhubungan dan

totalitas. Pendekatan ini mengarah pada analisis intrinsic.

(Abrams,1978:26).

3. Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang menempatkan karya

sastra sebagai curahan, ucapan, dan proyeksi pikiran dan perasaan

(25)

produksi persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan

yang dikombinasikan (Abrams,1958:22).

4. Pendekatan pragmatik merupakan pendekatan yang memberikan

perhatian pada pergeseran dan fungsi-sungsi baru pembaca.

Pendekatan ini mengutamakan peranan pembaca dan

mempertimbangkan implikasi pembaca melalui berbagai

kompetensinya.

Dalam pembahasan ini penulis menggunakan pendekatan objektif atau

struktural. Penulis menganalisis tokoh utama karena mengganggap tokoh utama

dalam novel Pearl Of China ini mendominasi seluruh isi cerita. Dalam novel ini

tokoh utama penceritaan berlangsung dari awal hingga akhir. Bentuk

kehidupannya yang dari kecil bergantung pada dirinya sendiri membuat pribadi

tokoh utama sangat dewasa.

Pearl Of China adalah salah satu dari beberapa buku yang sukses di pasaran. Novel Pearl Of China sangat menarik untuk dibaca, karena Pearl Of

China menggambarkan kisah kehidupan yang keras di Cina, perebutan kekuasaan, kemiskinan, penderitaan yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam novel tersebut.

Peneliti tertarik untuk menganalisis tokoh utama, karena penulis

menyajikan tokoh utama yang memiliki posisi penting sebagai penguat cerita.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut di atas penulisan ini diberi

judul “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel Pearl Of China Karya Anchee Min

(26)

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimanakah unsur intrinsik novel Pearl Of China karya Anchee Min

yakni meliputi tema, alur, latar, penokohan, dan sudut pandang?

2. Bagaimanakah sifat tokoh utama dalam novel Pearl Of China karya

Anchee Min berdasarkan pendekatan struktural?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan unsur intrinsik dalam novel Pearl Of China karya

Anchee Min yakni meliputi tema, alur, latar, penokohan, dan sudut

pandang.

2. Mendeskripsikan sifat tokoh utama dalam novel Pearl Of China karya

Anchee Min berdasarkan pendekatan struktural.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari hasil penelitian terdiri

(27)

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Memperkaya pengkajian dan mengapresiasikan karya sastra Indonesia.

2. Dapat menambah wawasan dan gambaran bagi pembaca mengenai

unsur-unsur pembentuk di dalam novel Pearl Of China.

3. Memberikan gambaran tentang penokohan tokoh utama dalam sebuah

karya sastra berdasarkan pendekatan sturktural dalam novel Pearl Of

China.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

atau acuan dalam penelitian, khususnya bagi mahasiswa sastra Cina Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.5 Batasan Masalah

Dalam pelaksanaan penulisan karya ilmiah, pasti selalu bertitik tolak dari

adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan.

Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang

panjang lebar, sesuai dengan judul skripsi ini adalah analisis tokoh utama dalam

novel Pearl Of China berdasarkan pendekatan struktural, maka pada penelitian ini

penulis menganalisis unsur-unsur di dalamnya seperti tema, alur, latar, penokohan,

dan sudut pandang. Setelah meneliti unsur-unsur kemudian menerangkan tentang

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai tinjauan pustaka yaitu tentang

peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Pertama-tama penulis

memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, kemudian tentang konsep

yang berkaitan dengan judul penelitian, dan terakhir tentang landasan teori yang

digunakan penulis sebagai landasan peneliti dalam meneliti.

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti.

Berikut ini peneliti akan memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah

menganalisis tokoh utama dalam sebuah novel.

Penelitian tentang unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra sudah banyak

dilakukan, diantaranya :

1. Buhari Imran, dengan judul skripsi “Para Priyayi Analisis Struktural,

2001”. Penelitian tersebut meneliti tentang unsur-unsur intrinsik yaitu

tokoh, tema, latar, alur, dan sudut pandang dalam novel para priyayi,

serta keterkaitan antar unsur yang menbangun sebuah novel. Penelitian

ini membantu penulis dalam menganalisis unsur intrinsik novel Pearl

Of China. Sedangkan penulis sendiri membahas tentang tokoh utama yang ditinjau berdasarkan pendekatan struktural.

2. Irwan, B dengan judul skripsi “Analisis Tokoh Utama Dalam Novel

(29)

Struktural, 2010”. Penelitian tersebut meneliti tentang tokoh utama

dengan pendekatan struktural. Melalui pendekatan struktural, Irwan B

menganalisis tokoh utama dengan menghubungkan unsur-unsur

intrinsik yang membangun dalam sebuah novel, yaitu hubungan tokoh

utama dengan latar, hubungan tokoh utama dengan alur, dan hubungan

tokoh utama dengan tokoh lain. Penelitian ini sangat membantu

penulis untuk melihat bagaimana menganalisis tokoh utama

berdasarkan pendekatan struktural.

3. Zhang Se Hong danBi Hong dalam penelitiannya yang berjudul Cong

<Jian Nan Shi Shi> Kan Jia Geng Qi Xiao Shuo De Ren Wu Ke Hua (2003) menggambarkan tentang karakter tokoh-tokoh utama yang

terdapat dalam novel Jian Nan Shi Shi terutama tokoh Jia Geng Qi.

Penelitian ini membantu penulis untuk menggambarkan tokoh-tokoh

utama.

4. Jiang Feng Bi dalam penelitiannya yang berjudul Cong Ren Ji Gong

Neng Kan <Wan Ou Zhi Jia> De Ren Wu Xing Ge Yu Ren Wu Zhi Jian De Guan Xi (2007), menggambarkan tentang karakter tokoh utama berdasarkan hubungan antara manusia dalam kehidupan.

Penelitian ini membantu penulis untuk dapat mendeskripsikan tokoh

utama dalam novel Pearl Of China.

5. Sui Hong Lei dalam penelitian yang berjudul Cong Ren Ji Gong Neng

(30)

berdasarkan pendekatan fungsi interpersonal. Penelitian ini membantu

penulis untuk menggambarkan cirri-ciri karakter tokoh utama dalam

novel Pearl Of China.

6. Yang Cheng Jin dengan judu l penelitian Qian Tan <San Guo Yuan

Yi> Zhong Cao Cao Xing Xiang De Cun Zao (2009), menggambarkan secara mendalam tentang karakter tokoh Cao Cao dalam novel San

Guo Yuan Yi. Penelitian ini membantu penulis intuk bisa

mendeskripsikan secara mendalam tentang karakter tokoh-tokoh dalam

novel Pearl Of China.

2.2 Konsep

Dalam konsep akan dipaparkan tentang variabel-variabel dalam judul

penelitian. Penulis akan memaparkan dengan jelas tentang pengertian

variabel-variabel dalam judul penelitian ini. Pertama-tama penulis akan memaparkan

tentang novel dan unsur-unsur intrinsik yang membangun novel tersebut.Dalam

penelitian ini menggunakan beberapa konsep, yaitu:

1. Novel

2. Unsur intrinsik novel

a. Tema

b. Alur (plot)

c. Latar (setting)

d. Penokohan

(31)

2.2.1 Novel

Novel berasal dari bahasa Italia “novella” (yang dalam bahasa Jerman :

novella). Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Istilah novella atau

novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelette yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun

juga tidak terlalu pendek (Abrams, dalam Nurgiyantoro, 1998:9).

Novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas. Ukuran yang

luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, karakter yang

banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita

yang beragam pula. Namun “ukuran luas” di sini juga tidak mutlak demikian,

mungkin yang luas hanya salah satu unsur fiksinya saja, misalnya temanya,

sedangkan karakter setting, dan lain-lainnya hanya satu saja.

Novel dapat dibagi menjadi tiga golongan, yakni novel percintaan, novel

petualangan, dan novel fantasi.

Novel percintaan melibatkan peranan tokoh wanita dan pria secara imbang, bahkan kadang-kadang peranan wanita lebih dominan. Dalam jenis novel ini

digarap hampir semua tema, dan sebagian besar novel termaksud jenis ini.

Novel petualangan sedikit sekali memasukkan peranan wanita. Jika wanita tersebut dalam novel jenis ini, maka penggambarannya hampir stereotif dan

kurang berperan. Jenis novel petualangan adalah “bacaan kaum pria” karena

tokoh-tokoh di dalamnya pria dan dengan sendirinya melibatkan banyak masalah

(32)

novel petualangan ini sering ada percintaan juga, namun hanya bersifat sampingan

belaka; artinya novel itu tidak semata-mata berbicara persoalan cinta.

Novel fantasi bercerita tentang hal-hal yang tidak realistis dan serba tidak mungkin dilihat dari pengalaman sehari-hari. Novel jenis ini mempergunakan

karakter yang tidak realistis, setting dan plot yang juga tidak wajar untuk

menyampaikan ide-ide penulisnya. Jenis novel ini mementingkan ide, konsep dan

gagasan sastrawannya yang hanya dapat jelas kalau diutarakan dalam bentuk

cerita fantastik, artinya menyalahi hukum empiris, hukum pengalaman sehari-hari.

Novel merupakan salah satu karya sastra imajinatif yang merupakan hasil

dari pemikiran rekaan manusia. Jenis fiksi ini memuat cerita yang kompleks

mengenai kehidupan seseorang maupun masyarakat. Menurut Jakob Sumarjo

(1986:29).

Novel sebagai sebuah karya fiksi juga menawarkan sebuah dunia, dunia

yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun

melalui berbagai unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan),

latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya bersifat imajiner.

Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam

interaksinya dengan lingkungan dan sesama. Fiksi merupakan hasil dialog,

kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan. Walau

berupa cerita rekaan atau khayalan, tak benar jika fiksi dianggap sebagai hasil

kerja lamunan belaka, melainkan penghayatan dan perenungan secara intens,

perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan, perenungan yang dilakukan

(33)

yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya

seni. Fiksi menawarkan model-model kehidupan sebagaimana yang diidealkan

oleh pengarang sekaligus menunjukkan sosoknya sebagai karya seni yang

berunsur estetik dominan.

2.2.2 Unsur Intrinsik Novel

Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah

unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan dalam teks karya

sastra itu, yang membangun karya sastra tersebut dari dalam.

Dalam sebuah karya sastra tentu terdapat unsur-unsur yang membangun

karya sastra tersebut. Sama halnya dalam sebuah novel ada unsur-unsur yang

membangun yaitu, tema, alur (plot), setting (latar), tokoh (penokohan), sudut

pandang. Unsur-unsur ini yang menjadi fokus untuk diresensi atau ditelaah secara

struktur formal pada umumnya.

a. Tema

Menurut Fananie (2000:84), tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup

pengarang yang melatar belakangi ciptaan karya sastra. Tema adalah ide yang

mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam

memaparkan karya rekaan yang diciptakan pengarang. Tema merupakan kaitan

hubungan antara makna dengan tujuan pemaparan prosa rekaan oleh

(34)

Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang

diungkapkan dalam karya sastra bisa sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan

moral, etika, agama, sosial budaya , teknologi, tradisi yang terkait erat dengan

masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide atau

keinginan dalam menyiasati persoalan yang muncul.

Seorang pengarang memahami tema cerita yang akan dipaparkan sebelum

melaksanakan proses kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat

memahami tema apabila mereka telah selesai memahami unsur-unsur yang

menjadi media untuk mendeskripsikan tema tersebut, menyimpilkan makna yang

dikandungnya serta mampu menghubungkan dengan tujuan penciptaan pengarang

(Aminuddin dalam Siswanto, 2008 : 161).

Berdasarkan pengertian tema yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di

ambil kesimpulan bahwa tema dalam novel Pearl Of China ini adalah bagaimana

perjuangan dua orang wanita yang bersahabat yang berbeda kebangsaan dapat

bertahan hidup ditengah gejolak politik dan budaya di Negara Cina.

b. Alur (Plot)

Menurut Sundari, dalam Fananie, (2000: 93), alur atau plot merupakan

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Plot atau alur

berfokus pada suatu aksi atau suatu moment.

Alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk tahapan-tahapan peristiwa

sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu

(35)

cerita. Pada umumnya alur pada cerita fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai

berikut:

1. Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan),

2. Generating Circumstance (peristiwa yang bersangkut-paut dan mulai

bergerak),

3. Ricing Action (keadaan mulai memuncak),

4. Climax (peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya),

5. Denoument (pengarang memberikan pemecahan soal dari semua

peristiwa).

Namun bukan berarti bahwa suatu cerita harus disusun menurut urutan

peristiwa seperti di atas, karena ini hanya merupakan penjelasan terhadap

unsur-unsur yang membangun alur tersebut. Di dalam novel urutan peristiwa dpat di

mulai dari mana saja, tidak harus berawal dari tahap pengenalan tokoh atau latar,

dengan kata lain novel mengenal alur maju dan alur mundur. Menurut

Nurgiyantoro (1995 : 154) alur maju terjadi apabila peristiwa-peristiwa yang

dikisahkan bersifat kronologis berurutan dari awal sampai akhir. Sedang alur

mundur menurut Sudjiman (1988 : 33) ialah urutan peristiwa-peristiwa yang

disajikan dalam karya sastra disela dengan peristiwa yang terjadi sebelumnya

disebut sorot balik ini di tampilkan dalam dialog, dalam bentuk mimpi, atau

sebagai lamunan tokoh yang teringat kembali kepada peristiwa masa lalu.

Selain kedua jenis alur ini, dikenal juga alur campuran, yakni teknik

penceritaan yang mengunakan alur maju sekaligus alur mundur. Menurut

(36)

atau sebaliknya, sorot balik. Secara garis besar, sebuah fiksi mungkin beralur

maju, tetapi di dalamnya sering terdapat adegan sorot balik, demikian juga

sebaliknya. Untuk menentukan pengkategorian alur sebuah fiksi, hendaknya

dilihat penggunaan alur yang lebih dominan.

Adapun alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur maju. Dimulai

ketika Pearl dan Willow sebagai tokoh utama memasuki usia 7 tahun yang diawali

dengan persahabatan antara Pearl dan Willow dan dilanjutkan dengan cerita ketika

mereka keduanya menikah kemudian akhrinya hidup terpisah.

c. Latar (Setting)

Setting diterjemahkan sebagai latar cerita. Menurut Abrams, latar atau

setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat penting, karena

elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya (dalam

Fananie, 2000:97). Latar atau setting yang disebut sebagai landas tumpu yang

mengarahkan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial

tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (dalam Nurgiyantoro,

1998:216).

Leo hamalian dan Frederick R. Karell (dalam Siswanto, 2008: 149)

menjelaskan bahwa latar cerita dalam karya fiksi bukannya berupa tempat, waktu,

peristiwa, suasana serta benda-benda dalam lingkungan tertentu, tetapi juga dapat

berupa suasana yang berhubungan dengan sikap, jalan pikiran, prasangka, maupun

(37)

karena itu latar tidak hanya mendeskripsikan tempat, waktu dan peristiwa serta

suasana dalam suatu cerita.

Menurut Hudson dalam Siswanto membagi setting atas setting social dan

setting fisik. Setting sosial menggambarkan keadaan masyarakat,

kelompok-kelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan, cara hidup, bahasa dan lain-lain

yang melatari peristiwa. Fisik mengacu pada wujud fisikal, yaitu bangunan,

daerah, dan sebagainya (2008 : 150). Dalam sebuah cerita rekaan setting sosial

maupun setting fisik tidak selalu muncul, tetapi bisa juga setting cerita yang

menonjol adalah setting waktu dan tempat.

Penggambaran latar dalam sebuah cerita ada yang terperinci, ada pula

yang tidak. Ada setting yang dijelaskan sama seperti kenyataannya, ada juga yang

merupakan gabungan antara keyataan dengan khayalan.

Adapun latar atau setting dalam novel “Pearl Of Cina” berada disebuah

kota kecil yang bernama Chin Kiang, disebelah selatan sungai Yangtze, provinsi

Jiang Su, China.

d. Penokohan

Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra

adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah komponen yang penting dalam cerita.

Apabila tokoh tidak ada, sulit menggolongkan sebuah karya sastra ke dalam karya

sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebabkan terjadinya alur.

(38)

Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan

psikologi. dia adalah “eksekutor” dalam sastra. Jutaan rasa akan hadir lewat tokoh.

Dalam sebuah novel tokoh memegang peranan yang sangat penting, namun tak

lepas dari itu, tokoh dalam novel memegang peranan yang berbeda-beda. Ada

tokoh yang penting ada pula tokoh tambahan. Seorang tokoh memiliki peranan

yang penting dalam suatu cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama.

Sedangkan tokoh yang memiliki peranan tidak penting karena permunculannya

hanya melengkapi, melayani, mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan

atau tokoh pembantu. (Aminuddin,1987:79).

Sedangkan penokohan atau karakteristik adalah upaya pengarang untuk

memberikan gambaran yang utuh mengenai tokoh di dalam ceritanya. Penokohan

adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan watak tokoh-tokoh dalam

sebuah cerita rekaan (Mursal Esten, 1978:27). Watak, perwatakan, dan karakter

menuju pada sifat dan sikap para tokoh seperti ditafsirkan oleh pembaca, lebih

menunjukan pada kualitas pribadi seorang tokoh (Nurgiyantoro,2000:165).

Penokohan dalam sebuah cerita harus dapat digambarkan dengan jelas.

Sehingga apa yang diucapkan, apa yang diperbuat, apa yang dipikirkan, dan apa

yang dirasakan harus dapat betul-betul menggambarkan watak dari

tokoh-tokohnya.

Adapun tokoh utama dalam novel Pearl Of China adalah sebagai berikut:

1. Pearl : Memiliki karakter pemberani, kebajikan, penyayang, pintar, baik

hati dan bersifat terbuka

(39)

e. Sudut pandang (point of view)

Menurut Abrams, sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar

dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca (dalam Nurgiyantoro, 1998:248). Sudut pandang adalah tempat

sastrawan memandang ceritanya. Dari sudut pandang itulah sastrawan bercerita

tentang tokoh, peristiwa, tempat, waktu, dengan gayanya sendiri.

Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut

pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan sebagai sarana untuk

menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita

dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi,

teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan

gagasan dalam ceritanya.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang Anchee Min dalam novel “Pearl

Of China” adalah sebagai pengamat. Anchee Min sebagai pengarang novel ini menceritakan orang lain yaitu Pearl dan Willow.

2.3 Landasan Teori

Landasan teori merupakan dasar penulis untuk berpijak dalam sebuah

penelitian. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

(40)

Teori dipergunakan sebagai landasan berpikir untuk memahami,

menjelaskan, menilai suatu objek atau data yang dikumpulkan, sekaligus sebagai

pembimbing yang menuntun dan memberi arah di dalam penelitian. Adapun teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Struktural.

2.3.1 Teori Struktural (Objektif)

Pendekatan objektif adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian

kepada sastra itu sendiri. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai struktur

yang otonom dan bebas dari hubungannya dengan realitas, pengarang, maupun

pembaca. Wellek dan Werren dalam Wiyatmi (2006:87) menyebutkan pendekatan

ini sebagai pendekatan intrinsik karya sastra yang dipandang memiliki kebulatan,

koherensi, dan kebenaran sendiri.

Dalam meneliti sebuah karya sastra diperlukan pendekatan, dalam

penulisan ini digunakan pendekatan struktural. Jika peneliti sastra ingin

mengetahui sebuah makna dalam sebuah karya sastra peneliti harus menganalisis

aspek yang membangun karya tersebut dan menghubungkan dengan aspek lain

sehingga makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra mampu dipahami

dengan baik. Pendekatan sturuktural melihat karya sastra sebagai satu kesatuan

makna secara keseluruhan.

Menurut Teeuw (1984:135), pendekatan struktural mencoba menguraikan

keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan

(41)

struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik di dalam novel) dan

menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.

Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks-teks

sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural

sastra mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti

halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar

struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan

mempunyai koherensi batiniah (2011:46). Struktural secara khusus mengacu pada

praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik

modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik (struktur kesusastraan)

dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.

Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan

secermat, seteliti, sedetail, dan sedalam mungkin tentang keterkaitan dan

hubungan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan

makna menyeluruh. Analisis struktural merupakan satu langkah, satu sarana atau

alat dalam proses pemberian makna dan dalam usaha ilmiah untuk memahami

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis memaparkan tentang metode yang digunakan dalam

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta yang menjadi data

dan sumber data dalam penelitian.

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian

yang didasarkan pada data deskripsi dari suatu kasus, keadaan, sikap, hubungan,

atau suatu sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian.

Biasanya objek penelitian dilakukan untuk mendapatkan deskripsi, gambaran,

atau suatu lukisan secara sistematis, faktual, detail, dan akurat serta sifat-sifat atau

perilaku hubungan antara berbagai fenomena.

Ciri dari metode ini biasanya, difokuskan pada masalah faktual yang ada

pada waktu penelitian. Data yang dikumpulkan, disusun, dianalisis, dan

diinterpretasi sangat tergantung pada teknik penelitian yang digunakan, karena itu

teknik-teknik pengumpulan dan analisis data harus disajikan secara jelas dan

detail. Mula-mula data dikumpulkan dan disusun, lalu dideskripsikan, dengan

(43)

3.2 Data dan Sumber Data

Yang menjadi sumber data penelitian ini adalah novel itu sendiri yang

berisi kutipan yang dapat mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik dan kutipan

percakapan ilustrasi yang mampu menggambarkan kepribadian tokoh utama

berdasarkan pendekatan struktural.

Adapun secara rinci sumber data tersebut adalah:

Judul roman : Pearl Of China

Karya : Anchee Min

Dicerikatan kembali oleh : Rika Iffati Farihah

Penerbit : Bloomsbury USA, New York

Tahun : 2010

Tebal buku : 392 halaman dan terdiri dari 36 Bab

Ukuran buku : 140 x 210 mm

Kulit : Cokelat muda

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data yang sesuai dengan objek yang sedang di teliti, di

butuhkan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan objek penelitian.

Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

kepustakaan merupakan sumber data yang utama diperoleh dari sumber tertulis.

Peneliti dalam hal ini mengumpulkan semua data-data dan buku yang berkaitan

dengan pendekatan intrinsik. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

(44)

1. Membaca novel secara berulang-ulang untuk mencari dan menentukan

tokoh utama dalam novel Pearl Of China.

2. Melakukan teknik catat, yaitu mencatat masalah-masalah yang

berhubungan dengan unsur-unsur intrinsik seperti: tema, alur, latar,

penokohan, dan sudut pandang dalam novel Pearl Of China.

3. Mencatat semua tindakan dan perkataan tokoh utama untuk dapat

menggambarkan karakter dalam novel Pearl Of China.

3.4 Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini teknik analisis data yang di gunakan adalah dengan

mengunakan teknik deskrptif kualitatif. Analisis kualitatif juga termaksud ke

dalam metode deskriptif karena bersifat memaparkan, memberikan, menganalisis,

dan menafsirkan. Adapun langkah-langkah yang di lakukan dalam menganalisis

novel Pearl Of China adalah:

1. Membaca seluruh isi novel Pearl Of China secara cermat untuk

memperoleh pemahaman yang lebih baik.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi unsur-unsur intrinsiknya.

Klarifikasi unsur-unsur tersebut dicatat dalam kartu data yang

berbeda-beda.

3. Mendeskripsikan unsur-unsur intrinsik novel yang diteliti.

4. Menganilisis unsur-unsur intrinsik dalam novel, kemudian

(45)

5. Menyimpulkan hasil analisis data untuk mengetahui tokoh utama

(46)

BAB IV

PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisis tentang unsur-unsur yang membangun novel

berdasarkan pendekatan stuktural yaitu: tema, alur, latar, penokohan, dan sudut

pandang yang terdapat pada novel Pearl Of China (2010) karya Anchee Min.

4.1 Analisis Unsur Intrinsik

Pada sub bab ini, penulis menganalisis unsur-unsur intrinsik yang terdapat

dalam sebuah novel. Pertama-tama penulis menganalisis tentang tema dalam

novel Pearl Of China, kemudian penulis melanjutkan menganalisis alur, latar, penokohan, dan sudut pandang. Berikut ini adalah analisis unsur intrinsik dalam

novel Pearl Of China.

4.1.4 Tema

Tema adalah ide yang mendasari suatu cerita. Tema berperan sebagai

pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya rekaan yang diciptakan

pengarang. Tema merupakan kaitan hubungan antara makna dengan tujuan

pemaparan prosa rekaan oleh pengarangnya (Aminuddin dalam Siswanto, 2008 :

161).

Dalam novel Pearl Of China digambarkan bagaimana kisah Pearl dan Willow yang bersahabat dari kecil hingga mereka dewasa menempuh jalan

(47)

penulis terkenal di Internasional. Kisah persahabatan antara Pearl dan Willow

dimulai ketika mereka berumur 7 tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan :

“ Terima kasih telah menyelamatkanku, Teman,” ucapku. “siapa yang temanmu?” Dia berbalik. “Pembohong!”

“Maafkan aku, Pearl. Akan kulakukan apa saja untuk menembus kesalahanku padamu.” (Pearl Of China, 2010 : 32).

Pertemanan mereka terus berlanjut sampai mereka berumur 10 tahun

mereka bersama-sama pergi bermain. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :

“Sambil bergandengan tangan, kami menyusuri tepian sungai…” (Pearl Of China, 2010 : 45).

Pearl dan Willow sama-sama menghadapi masa sulit saat menghadapi

kaum Boxer, sehingga mereka harus berpisah karena pada saat itu masyarakat

Cina percaya orang asing akan menghancurkan Cina, yang menyebabkan Pearl

dan Willow harus berpisah. Hal ini dapat dilihat pada kutipan:

“Pearl dan aku berjuang menemukan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, tetapi itu tidak mungkin. Kami menyampaikan salam perpisahaan dan berpelukan dalam diam.” (Pearl Of China, 2010 : 103).

Tema lainnya yang juga terdapat dalam novel Pearl Of China adalah

perjuangan seorang yang berkebangsaan Amerika hidup ditengah masyarakat

Cina yang tidak percaya akan orang asing yang hidup di negara mereka. Hal ini

dapat dilihat dari kutipan :

“Pemberontakan kaum Boxer tidak menjalar ke Chin-kiang hingga tahun-tahun pertama abad baru. Pemberontakan itu menyebar seperti api liar. Buruh-buruh tani dari daerah pedalaman datang dengan mengenakan serban merah. Mereka percaya orang asing menghancurkan Cina.” (Pearl Of China, 2010 : 89).

Pearl merasa dia tidak diterima di Negara Cina bahkan tulisannya pun

(48)

“Tapi, siapa yang ingin membaca cerita-ceritanya? Orang China tidak perlu perempuan pirang menuturkan kisah mereka, sementara orang barat tidak tertarik pada China.” (Pearl Of China, 2010 : 155).

Tapi pada akhirnya Pearl berhasil menjadi penulis terkenal di Amerika

melalui tulisan-tulisannya yang pernah ditulisnya pada saat berada di Cina. Dia

juga mendapat pengahargaan dalam bidang sastra. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan :

“Pada 1932, dia memenangkan penghargaan Pulitzer untuk the Good Earth. Pada 1938, dia memenangkan hadiah nobel di bidang sastra.” (Pearl Of China, 2010 :266).

Jadi jelas terlihat bahwa tema utama novel ini adalah perjalanan hidup

seorang wanita yang sangat kuat sehingga menjadi seorang penulis terkenal yang

berkebangsaan Amerika, tetapi memiliki jiwa Cina yang menghadapi tantangan

yang berbeda-beda pada setiap masa pergolakan atau Revolusi Kebudayaan yang

terjadi di Cina.

4.1.2 Alur (Plot)

Menurut Sundari, dalam Fananie, (2000: 93), alur atau plot merupakan

keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita. Alur adalah

rangkaian cerita yang dibentuk tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin

sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Alur yang terdapat dalam novel Pearl Of China adalah mengikuti pola alur

biasa atau alur maju. Dalam novel Pearl Of China penggunaan alur maju sangat

dominan. Novel Pearl Of China terdiri dari tahapan yang pertama “awalan”,

(49)

latar sosialnya yang berasal dari keluarga miskin. Hal ini dapat dilihat dari

kutipan :

“Aku terbangun dalam keadaan lapar setiap pagi dan tidur dalam keadaan lapar setiap malam. Kadang-kadang rasa menusuk-nusuk di perutku membuatku tidak bisa tidur. Karena harus terus-menerus mengais sisa-sisa makanan, aku hidup dalam keadaan antara sadar dan tidak.” (Pearl Of China, 2010 : 6).

Pada tahap awal ini juga pengenalan akan tokoh dalam novel seperti :

Nai-nai, Papa, Absalom, Carie. Dan juga pada tahap awal ini bisa terlihat awal Pearl

dan Willow menjadi sahabat.

Pada tahap pertengahan muncul konflik yaitu pengusiran orang asing dari

Negara Cina. Tentara-tentara Cina melakukan evakuasi seluruh orang asing di

Negara Cina. Hal ini dapat dilihat pada kutipan :

“Konsulat Jenderal memerintahkan evakuasi segera seluruh warga Amerika di Nanking.”(Pearl Of China, 2010 : 299).

Keluarga Pearl merupakan orang asing yang harus di evakuasi ke

Amerika. Keluarga mereka berhasil ditangkap oleh tentara-tentara Cina.

Tentara-tentara Cina tersebut ingin melenyapkan semua warga asing. Mereka merasa

semakin cepat menyingkirkan orang asing akan semakin baik. Pada tahap akhir

Pearl harus kembali ke Amerika dan tidak kembali lagi ke Negara Cina. Pearl

harus berpisah dengan Willow untuk selama-lamanya. Hal tersebut dapat dilihat

pada kutipan :

(50)

Pada akhirnya mereka berdua harus menjalani kehidupan masing-masing,

Pearl hidup di Amerika dengan anak-anaknya dan menjadi seorang penulis

sedangkan Willow hidup di Cina dengan keluarganya beserta anaknya.

4.1.3 Latar (Setting)

Latar atau setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat

penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah

karya (dalam Fananie, 2000:97). Latar atau setting yang disebut sebagai landas

tumpu yang mengarahkan pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan (dalam

Nurgiyantoro, 1998:216).

Latar fisik dan sosial yang terdapat pada novel Pearl Of China adalah

sebuah kota kecil yang bernama Chin-kiang yang jauh dari ibukota Peking

disebelah selatan sungai Yangzte propinsi Jiang Su. Keadaan alam kota

Chin-kiang jelek, tidak subur, dan sering terjadi banjir, juga banyak terdapat perompak.

Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan :

“Selama bergenerasi-generasi, keluargaku mengerjakan tanah wilayah itu yang jelek lagi tak subur dan bergulat dengan kelaparan, banjir, hama belalang, perompak…” (Pearl Of China, 2010 : 4).

Keadaan masyarakat Chin-kiang yang terutama adalah para petani dan ada

juga yang bekerja sebagai buruh tani musiman. Hal tersebut dapat dilihat pada

kutipan :

“Aku berlari melewati sawah-sawah, lading-ladang kapas, memasuki bebukitan dan bersembunyi di balik rumpun-rumpun bamboo.”

(51)

Tugasku adalah menanam kacang kedelai di sepanjang tepi sawah.” (Pearl Of China, 2010 : 7).

Latar waktu kejadian yang berlangsung dalam novel ini cukup panjang,

Dimulai tahun 1880 dimana pada saat itu Pearl dan Willow baru berumur 7 tahun

sampai dengan Pearl pindah ke Amerika pada tahun 1904, dan Pearl kembali lagi

pada masa Revolusi kebudayaan tahun 1966.

Jadi bisa dikatakan novel ini adalah perjalanan hidup atau biografi Pearl.

Dalam kurun waktu yang panjang itu (1880 -1966) banyak kejadian-kejadian

atau peristiwa penting yang terjadi, dimana para tokohnya terlibat dan ikut serta

mengalaminya, seperti perang Boxer dan Revolusi Kebudayaan.

Peristiwa penting dan besar tersebut dapat kita lihat dari kutipan berikut ini :

Zaman perang Boxer

“Pemberontakan kaum Boxer tidak menjalar ke Chin-kiang hingga tahun-tahun pertama abad baru. Pemberontakan itu menyebar seperti api liar. Buruh-buruh tani dari daerah pedalaman dating dengan mengenakan serban merah. Mereka percaya orang asing menghancurkan Cina.”

“Pearl dan aku mendengar bahwa makin banyak orang yang bergabung dengan kaum Boxer. Kelompok orang yang jumlahnya semakin banyak itu mulai menuntut agar pemerintah Cina mengusir orang-orang asing dan menutup bisnis mereka di Cina selamanya.” (Pearl Of China, 2010 : 89-90).

Masa Revolusi Kebudayaan

“Madam Mao menjadikan Pearl sebagai contoh negative. Dia siap membantu suaminya meluncurkan Revolusi Agung Kebudayaan Proletar. Tujuannya adalah untuk mengamankan kekuasaan Mao di Cina dan sekitarnya.”

(52)

4.1.4 Penokohan

Salah satu unsur intrinsik yang mendukung keberhasilan karya sastra

adalah tokoh dan penokohan. Tokoh adalah komponen yang penting dalam cerita.

Apabila tokoh tidak ada, sulit menggolongkan sebuah karya sastra ke dalam karya

sastra naratif karena tindakan para tokoh menyebabkan terjadinya alur.

Berikut ini dipaparkan mengenai analisis karakter yang dimiliki oleh

tokoh-tokoh pada novel Pearl Of China. Banyak tokoh yang hadir dalam novel

Pearl Of China ini dengan perannya masing-masing. Para tokoh yang akan dibahas disini ialah Pearl, Willow, Papa (Ayah Willlow), Absalom (Ayah Pearl),

Carie (Ibu Pearl), Lossing (Suami Pearl), Dick (Suami Kedua).

4.1.4.1Pearl

Pearl adalah seoarang wanita berkebangsaan Amerika yang sejak dari kecil

tinggal di Cina bersama orang tuanya yang adalah seorang misionaris. Pearl

merupakan seorang wanita yang mempunyai idealis yang kuat, cerdas, peduli

terhadap masyarakat, rasa keingin tahuan yang sangat besar, dan senantiasa

pengertian terhadap sahabatnya Willow. Dia merupakan tamatan dari sebuah

Universitas di Amerika. Pearl sangat suka menulis.

Dengan keidealisannya itu Pearl senantiasa menulis artikel yang

benar-benar terjadi disekitar kehidupannya di Cina. Hal tersebut dapat dilihat dalam

kutipan :

“Maukah kau memublikasikan cerita semacam itu jika aku menulisnya? Tanya Pearl. Maksudku cerita mengenai orang-orang nyata? ”

(53)

“Mengapa tidak? Tanya Pearl. Cerita-cerita itu menyentuh, manusiawi. Para pembaca akan tertarik dan cerita-cerita itu mungkin berguna.”

“Ya, barangkali. Tapi surat kabar punya tradisi memublikasikan sesuatu yang menginspirasi, bukan yang membuat sedih. Ingat, ini The Nanking Daily, bukan The Chin-kiang Independent. Pendanaan kami berasal dari pemerintah.”

“Apa tujuan surat kabar jika bukan memberitakan kebenaran? Kata Pearl. Masyarakat akan mendapat gambaran yang salah mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Cina.” (Pearl Of China, 2010 : 160).

Dengan keidealisannya Pearl senantiasa menulis berdasarkan realita atau

kenyataan yang ada disekitar lingkungan Pearl tinggal. Dia tidak merasa takut

untuk mengungkapkan kebenaraan. Sifat idealism Pearl sangat tinggi, konsistensi

keidealismeannya selalu terjaga dalam dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan berikut :

“Dick gagal dalam misinya, karena Pearl terlalu paham mengenai Cina sehingga tak bisa diperdaya. Pearl menilai Mao berdasarkan tindakannya, bukan slogan-slogannya yang indah. Melayani rakyat dengan hati dan jiwa tak berarti apa-apa bagi Pearl. Seperti ayahnya, Pearl menolak dibeli. Novel-novel yang dia tulis sepanjang kurun 1960-an menggambarkan kehidupan tragis di bawah kepemimpinan Mao, meski dia menulisnya dari seberang lautan dan hanya menduga-duga. Sepertinya menjadi semakin tajam seiring pertambahaan usia.”

“Dick tak pernah mengungkapkan pendapatnya kepada Mao bahwa Pearl adalah satu-satunya orang barat yang mampu menulis mengenai realitas Cina dengan manusiawi sekaligus akurat. Dick tak pernah mengatakan bahwa dia menggagumi Pearl, tetapi aku tahu demikianlah adanya.”

“Dick tak berani membantah Madam Mao ketika dia menyatakan novel-novel terbaru Pearl menyerang komunisme. Madam Mao percaya Pearl adalah bagian dari konspirasi Amerika melawan Cina. Dick diperintahkan untuk mendorong para kritikus Cina melancarkan serangan balasan. Pearl dilabeli Imperialis Kultural.” (Pearl Of China, 2010 : 291-292).

Dalam novel Pearl Of China, karakter yang diperlihatkan Pearl adalah

seorang yang cerdas dan pintar. Pearl mampu menghafal puisi-puisi Cina. Hal

(54)

“Dalam cerita itu, mereka memperjuangkan keadilan dan menjadi pahlawan. Mr. Kung terkesan karena Pearl hafal keseratus delapan tokoh dalam novel itu, tetapi dia mengkritik Pearl layaknya semua guru Cina. Orang yang benar-benar pintar… Mr. Kung berhenti sejenak dan mengelus jenggut kambingnya dengan ibu jari dan jari telunjuk sebelum melanjutkannya… adalah orang yang cukup cerdik untuk menyembunyikan kecerdasannya.” (Pearl Of China, 2010 : 53).

Dari kutipan tersebut jelas terlihat bahwa Pearl mampu menghafal semua

tokoh-tokoh Cina dalam sebuah novel, sehingga Mr. Kung yang adalah guru dari

Pearl sangat terkesan terhadap kecerdasaannya.

Pearl memiliki sifat yang penuh keingintahuan dan berpengetahuan luas.

Dia sangat berbeda dengan anak-anak perempuan yang tinggal di kota yang

berpikiran sempit dan dangkal. Sampai-sampai sahabatnya sendiri yaitu Willow

membandingkan-bandingkan antara Pearl dengan anak perempuan kota yaitu sifat

Pearl yang ingin tahu dan berpengetahuan luas. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan berikut :

“Mau tak mau aku membandingkan mereka dengan Pearl, yang baik hati, penuh keingintahuan, dan berpengetahuan luas” (Pearl Of China, 2010 : 99).

Dengan sifat keingintahuan Pearl, maka dia menjadi sosok wanita yang

tidak pemalu, lain halnya dengan adik perempuan Pearl yaitu Grace yang pemalu.

Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut :

(55)

Pearl senantiasa menjadi orang yang tidak putus asa terhadap apapun yang

terjadi dalam hidupnya. Ketika dia merasa terpuruk, maka dia bisa bangkit

kembali dengan penuh semangat. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan :

“Akan halnya Pearl, bacaannya segera meluas di luar buku-buku rekomendasiku dan membantu mendorong masalh perkawinannya ke sudut benak. Semangatnya kembali. Dia kembali menjadi Pearl yang dulu kukenal.” (Pearl Of China, 2010 : 161).

Pearl memiliki sifat yang sangat optimis terhadap apapun. Bahkan dalam

hal menulis pun Pearl sangat optimis akan apa yang ditulisnya dalam

menggambarkan suatu realita kehidupan yang nyata. Pearl selalu menganggap hal

yang tidak patut untuk diceritakan untuk rakyat melalui apresiasi dalam sebuah

novel merupakan hal yang dianggap Pearl layak untuk diangkat. Pearl

menganggap ketika dia menulis menceritakan sesuai dengan kehidupan

sehari-hari yang nyata memiliki kekuatan tersendiri. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan berikut :

“Pearl tidak suka pada keputusan getir novel itu. Dia lebih suka cerita-cerita yang membangkitkan harapan di akhir, betapa pun tragisnya. Sang tokoh harus percaya pada dirinya sendiri, dan dia harus punya stamina untuk bertahan.”

“Kisah tragedi yang indah dan memilin perasaan sudah menjadi inti tradisi Cina sejak ribuan tahun, aku mengingatkannya. Baik novelis maupun pembaca menikmati apa yang kau sebut sebagai keputusasaan.”

(56)

Setiap Pearl bertutur kata sangat penuh dengan rasa percaya diri dan

berbicara dengan santai. Hal tersebutlah yang membuat seorang sastrawan Cina

terkenal yaitu Hsu Chih-mo tertarik kepadanya. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan :

“Setelah kuingat kembali, akulah yang tidak melihat betapa Hsu Chih-mo tertarik pada pandangan pertama. Sikap Pearl yang santai dan penuh percaya diri memikatnya.” (Pearl Of China, 2010 : 176).

Walaupun Pearl adalah kebangsaan Amerika, tetapi jiwa Pearl adalah

sebagai orang Cina. Selain sangat fasih berbahasa Cina, Pearl sangat tertarik

terhadap adat-istiadat dan budaya Cina. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan

berikut :

“Bisa kurasakan Hsu Chih-mo terkejut melihat kefasihan bahasa Cina Pearl. Selain ciri fisiknya yang barat dan warna rambutnya, dari segala sisi Pearl adalah orang Cina.” (Pearl Of China, 2010 : 175).

“Hsu Chih-mo yakin bahwa Pearl lebih Cina daripada dirinya. Dia tergila-gila dengan perspektif Pearl, adat-istiadat Cina Pearl, kecintaan Pearl akan bunga kamelia. Dia sangat terpesona ketika Pearl memaki dalam bahasa Cina. Dia mencintai jiwa Cina di balik kulit yang putih itu.” (Pearl Of China, 2010 : 203).

Pearl mampu membuat seorang sastrawan Cina yang terkenal yaitu Hsu

Chih-mo terkesan terhadap tingkah laku Pearl dan perkataan Pearl. Hsu Chih-mo

menganggap Pearl adalah seorang yang cerdik, lucu, dan memukau. Hal tersebut

dapat dilihat dari kutipan berikut :

(57)

Jiwa Cina Pearl juga sangat tampak dari kecintaannya menulis. Pearl

bahkan mampu menulis sebuah puisi Cina. Puisi Cina yang ditulis pertama kali

oleh Pearl adalah puisi yang ditujukan untuk mengenang Hsu Chih-mo. Menulis

sudah menjadi bagian dari jiwa Pearl. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan

berikut :

“Menulis novel itu seperti memburu dan menangkap roh, demikian penuturan Pearl kelak mengenai proses menulisnya. Novelis di undang masuk ke dalam mimpi-mimpi yang luar biasa indah. Mereka yang beruntung dapat menjalani mimpinya satu kali, sementara yang paling beruntung berkali-kali.”

“Dia membuat sebuah puisi dalam bahasa China untuk mengucapkan selamat jalan kepada Hsu Chih-mo.

Musim panas yang liar dalam tatap matamu Bumi tergelak dalam bunga-bunga

Birahi dalam dingin kubur Tangan angin bersentuhan

Benak merunduk menanggung beban duka cita Perahu anggrek kunaiki sendiri

Hujan musim semi mengaburkan cahaya lentera

Hijau tua adalah pikiran perpisahanku akanmu.”(Pearl Of China, 2010 : 216-217).

Karakter yang dimiliki Pearl adalah suka memberi pertolongan kepada

orang yang membutuhkan dan memperhatikan sesama. Pearl percaya ketika dia

menolong orang lain yang menderita, dia mampu merasa bahagia. Di dalam

rumah Pearl juga banyak tinggal orang yang membutuhkan tempat tinggal. Dia

sangat suka member derma kepada orang lain. Pearl tidak pernah menganggap

rendah kepada siapapun seperti orang-orang yang ada di desa Chin-kiang dan

tidak juga menganggap hormat kepada siapapun. Hal tersebut dapat dilihat dari

kutipan berikut :

(58)

hormat pada siapapun sampai Hsu Chih-mo hadir.” (Pearl Of China, 2010 : 221).

“Seperti Carie, secara obsesif Pearl bekerja untuk gereja dan member derma. Dia memainkan piano Carie, yang sudah bobrok. Kunci-kuncinya tak berfungsi atau sudah sumbang nadanya. Pearl memanfaatkan benda itu sebisanya.”

“Rumah Pearl menjadi seperti rumah Carie dulu, tempat bernaung mereka yang membutuhkan. Para tetangga dating tanpa pemberitahuan. Orang-orang meminjam apa saja yang mereka perlukan, dar

Referensi

Dokumen terkait

wanita yang diinginkan oleh para tokoh utama dalam Novel OUT karya

Hasil dari penelitian ini adalah bentuk konflik batin tokoh utama dalam novel Rindu karya Tere Liye adalah konflik mendekat-mendekat (approach-approach

tokoh utama yang terdapat dalam film Curse of the Golden Flower menggunakan.

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian menunjukkan adanya sejumlah temuan data berupa konflik yang dialami oleh tokoh utama dalam novel Belok Kiri

Mendeskripsikan unsur intrinsik pendorong kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3 Warna karya A. Mendeskripsikan kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel

Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan, bahwa faktor traumatik yang menjadi penyebab fobia pada tokoh utama dalam novel ‘ShindereraTiisu’ adalah pengalaman pada

Berdasarkan hasil skizofrenia tokoh utama dalam novel Chemistry karya Akhmad Sekhu perspektif psikologi abnormal maka dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam

Perwatakan tokoh utama novel Ni Wungkuk dalam menggambarkan tokoh utama peneliti menggunakan teknik dramatik yaitu: teknik cakapan, melalui percakapan yang