BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Penelitian ini berjudul “Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden
Flower Berdasarkan Pendekatan Struktural”. Film yang akan penulis analisis
diadaptasi dari drama Thunderstorm. Alur cerita drama Thunderstorm dikarang
oleh Cao Yu pada tahun 1934.
Pengalihan atau perubahan bentuk karya seni telah lama dilakukan. Paling
banyak yang dikenal adalah perubahan bentuk sebuah skenario menjadi sebuah
film. Dalam hal ini perubahan bentuk (media) atau adaptasi karya sastra menjadi
sebuah film disebut ekranisasi. Menurut Eneste (1991:11), “Ekranisasi merupakan
pemindahan atau pengangkatan sebuah skenario ke dalam film. Ekranisasi adalah
sebuah bentuk intertekstual atau resepsi terhadap sebuah karya. Seorang pembaca
yang aktif akan melahirkan sebuah karya baru sebagai wujud apresiasi terhadap
sebuah karya.” Dalam penelitian ini penulis mengacu kepada dialog cerita yang
terdapat dalam film Curse of the Golden Flower dengan petunjuk hitungan dalam
bentuk detik, menit, jam detik.
Film merupakan produk karya seni dan budaya yang memiliki nilai guna
karena bertujuan memberikan hiburan dan kepuasan batin bagi penonton. Melalui
sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan
sehingga produk karya seni dan budaya dapat membuat penonton menjadi
manusia yang lebih arif dan dapat memanusiakan manusia (Nurgiyantoro,
2007:40). Film adalah sastra yang ditentukan oleh teknik, sebaliknya praktik
sastra membangun bagian-bagian tertentu yang berpengaruh pada film. Drama
dan film dikategorikan dalam seni pertunjukan karena keduanya menggunakan
tokoh sebagai sarana utama untuk berekspresi. Sebuah film biasanya
menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan
dan sesamanya. Tokoh adalah sarana pengarang mengungkapkan cerita dan
merupakan pelaksana terjadinya sesuatu karya sastra, tanpa tokoh bisa dikatakan
karya sastra itu tidak lengkap.
Menurut Lewis Jacobs dalam bukunya The Rise of the American Film (New
York, 1939), mengatakan bahwa David W. Griffith seorang penulis seni film,
pernah mengatakan : “Tugas yang ingin saya laksanakan di atas segala-galanya
adalah untuk membuat Anda melihat”. Pengarang novel Inggris Joseph Conrad
dalam kata pengantar novelnya yang berjudul Niger of the Narcissus mengatakan
bahwa, “Tugas yang ingin saya laksanakan dengan bantuan kata-kata tertulis
adalah membuat Anda mendengar, merasakan, dan di atas segala-galanya
membuat Anda melihat”. Baik sutradara Griffith maupun novelis Conrad sudah
menunjukkan suatu kesamaan tujuan biarpun bidang mereka tidak sama. Ada
suatu perbedaan yang dengan mudah dilihat oleh seorang pembaca buku yang
menonton film yaitu novel yang bersendikan kata-kata, sedangkan film
Sedangkan Griffith menghadirkan apa yang dapat dilihat sebagai sesuatu yang
hadir didepan mata. Karena keduanya adalah seni yang terikat pada waktu.
Menurut Boggs (1992:24) sastra dan film memiliki banyak unsur yang sama.
Biarpun keduanya adalah media yang berbeda, keduanya mengkomunikasikan
berbagai macam hal dengan cara yang sama. Analisa film yang perseptif dibangun
atas unsur-unsur yang dipakai dalam analisa sastra.
Menurut Himawan (2008:2) menyatakan film secara umum dapat dibagi atas
dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif dan unsur sistematik. Unsur naratif
adalah bahan (materi) yang akan diolah berhubungan dengan aspek cerita. Adapun
setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi,
waktu serta lainnya. Berdasarkan teori di atas penelitian ini fokus kepada tokoh
cerita, masalah dan konflik yang digambarkan melalui alur cerita, serta lokasi dan
waktu yang digambarkan melalui latar.
Dalam sebuah tugas mengapresiasikan, baik dalam karya sastra maupun
tulisan ilmiah biasanya dijumpai masalah-masalah yang mendasari dalam
pembuatan tugas tersebut. Pada karya sastra masalah-masalah yang muncul
biasanya berdasarkan unsur-unsur yang ada didalamnya, yaitu unsur-unsur
intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik. Dalam penelitian ini penulis hanya fokus
pada tokoh cerita. Unsur intrinsik adalah unsur yang berada dalam tubuh karya
sastra itu sendiri. Yang termasuk bagian dari unsur intrinsik yaitu tema, alur,
latar, tokoh, gaya bahasa, dan sudut pandang. Sedangkan yang dimaksud dengan
berpengaruh terhadap isi karya sastra tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik meliputi
pendekatan biografi, psikologi, dan sosial (masyarakat).
Tokoh adalah salah satu unsur instrinsik dalam pengembangan isi karangan.
Setiap film memiliki tokoh dan karakter yang unik untuk dibahas, namun dalam
menampilkan tokoh rekaannya sutradara sering menampilkan secara tersirat atau
implisit sehingga tidak semua penonton dapat memahami maksud dalam film
tersebut.
Penulis akan menganalisa tokoh utama pada film Curse of the Golden
Flower karya Zhang Yimou yang diperankan oleh Chow Yun Fat sebagai Kaisar
Ping dan Gong Li sebagai Ratu Phoenix. Curse of the Golden Flower merupakan
film yang didistribusikan oleh Edko Film pada 21 Desember 2006 yang
memenangkan nominasi Oscar ke 79 untuk Best Costumes Design serta
Hongkong Film Awards untuk aktris dan aktor terbaik. Curse of the Golden
Flower banyak menampilkan budaya atau tradisi masyarakat Cina pada jaman itu
yang masih sangat kental. Curse of the Golden Flower layak ditonton karena
dikemas dengan kecanggihan teknologi pengambilan gambar yang lebih modern
dan tidak membuat penonton merasa bosan.
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisa peran dengan
menggunakan teori struktural dan analisa kepribadian tokoh utama dengan
menggunakan teori psikologi Sigmund Freud. Teori struktural sastra merupakan
sebuah teori untuk mendekati teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan
Film Curse of the Golden Flower yang berlatar belakang masa Dinasti
Tang (923-936 AD), mengisahkan mengenai masa yang terkenal dengan
merajalelanya korupsi, kediktatoran dan peperangan. Di balik semua kekejaman
itu terdapat tempat yang sangat indah dengan jutaan potongan bunga krisan emas.
Disanalah tempat tinggal sang Kaisar Ping yang kejam, permaisurinya Ratu
Phoenix yang putus asa, tiga putra pewaris tahtanya yang sangat bertolak
belakang sikapnya, dokter kerajaan yang bermasalah dan istrinya yang bersikap
dingin serta putrinya yang naif.
Dalam Film Curse of the Golden Flower terdapat dua tokoh utama yaitu
Kaisar Ping dan Ratu Phoenix. Kaisar Ping adalah seorang kaisar yang memiliki
banyak rahasia dalam hidupnya. Kaisar Ping selalu berusaha menampilkan sisi
baik keluarganya walaupun itu hanyalah sebuah topeng belaka. Ratu Phoenix
adalah istri kedua dari Kaisar Ping. Ratu Phoenix mempunyai hubungan khusus
dengan anak kandung Kaisar Ping, Pangeran Mahkota Wan, yang mana ibunya
telah meninggal beberapa tahun lalu. Kaisar Ping pun mengetahui hubungan
antara Ratu Phoenix dengan Pangeran Wan. Kaisar Ping merencanakan
membunuh Ratu Phoenix secara perlahan dengan menambahkan jamur beracun ke
dalam obat Ratu Phoenix yang diminumnya setiap hari.
Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis peran dan kepribadian
tokoh utama yang terdapat dalam film Curse of the Golden Flower menggunakan
metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan
(Moleong, 1995:13). Kata-kata atau lisan dari orang atau data yang diamati yaitu
berupa dialog yang diucapkan oleh para pemain. Dalam analisis kepribadian
tokoh utama penulis menggunakan teori psikologi Sigmund Freud berupa id, ego
dan superego.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini
adalah :
1. Apa saja peran tokoh utama dalam film Curse of the Golden Flower ?
2. Bagaimana kepribadian tokoh utama dalam film Curse of the Golden
Flower ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan peran tokoh utama dalam film Curse of the Golden
Flower.
2. Mendeskripsikan kepribadian tokoh utama dalam film Curse of the Golden
Flower .
1.4 Manfaat Penelitian
2. Dapat menambah wawasan dan gambaran bagi penikmat film mengenai
unsur-unsur pembentuk di dalam film Curse of the Golden Flower.
3. Memberikan gambaran tentang penokohan tokoh utama yang dalam
penulisan ini difokuskan pada film Curse of the Golden Flower.
4. Melalui penelitian dapat dianalisis dalam sudut pandang yang berbeda.
1.4.2 Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau
acuan dalam penelitian serta menambah khasanah dalam mengkaji karya sastra,
khususnya bagi mahasiswa di Jurusan Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
1.5 Batasan Masalah
Dalam pelaksanaan penulisan karya ilmiah, pasti selalu bertitik tolak dari
adanya masalah yang dihadapi dan perlu segera dipecahkan.
Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang
panjang lebar, sesuai dengan judul skripsi ini adalah Analisis Tokoh Utama Pada
Film Curse of the Golden Flower Berdasarkan Pendekatan Struktural, maka pada
penelitian ini penulis menganalisis peran karakter melalui tokoh cerita dan