• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Return on Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di Corporate Governance Perception Index"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP RETURN ON ASSET, NET PROFIT MARGIN,

DAN EARNING PER SHARE PADA PERUSAHAAN

YANG TERDAFTAR DI CORPORATE GOVERNANCE

PERCEPTION INDEX

Dani Riandi dan Hasan Sakti Siregar

1

Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Abstract: The main objective of this research was to determine the effect of implementation of good corporate governance (GCG) to return on assets, net profit margin , and earning per share in particular. CGPI scores are used as indicators of the implementation of GCG as the independent variable, while return on assets (ROA), net profit margin (NPM), and earning per share (EPS) are used as the dependent variables. This research is explanatory variable associative nature of causality. Samples are included in the rating companies CGPI selected by purposive sampling method. The data used are pooling (data series and cross sectional) and taken from CGPI reports and annual financial statements from year 2006 to 2009. Hypothesis testing is done by statistical methods through simple regression analysis. The results of this study show that GCG has no effect on ROA partially, but has effect on NPM and EPS partially. ROA can not be explained by the GCG, while NPM and EPS can be explained by the GCG.

Keywords: Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), and Earning Per Share (EPS)..

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Diberlakukannya China-ASEAN Free Trade Agreement (CAFTA) pada awal 2010 membuat peta persaingan perdagangan di negara-negara ASEAN menjadi lebih kompetitif dikarenakan semakin mudahnya produsen asal China memasarkan produknya di negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. China yang merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tertinggi di dunia akan menjadi ancaman yang serius bagi produsen dalam negeri. Dengan dibukanya kerjasama antar China–Indonesia dalam bentuk CAFTA akan membuat produk-produk asal China yang harganya lebih murah dari produk lokal membanjiri pasar di Indonesia sehingga produk lokal akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Berdasarkan inventarisasi Komisi VI DPR, ada sepuluh sektor industri yang akan terpuruk jika CAFTA dilaksanakan yaitu meliputi industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri makanan dan minuman,

industri petrokimia, industri peralatan dan mesin pertanian, industri alas kaki, industri fiber sintetik, industri elektronik (termasuk kabel dan peralatan listrik), industri permesinan, industri rancang bangun serta industri baja (Suarakarya-online.com). Menghadapi kondisi seperti ini seharusnya perusahaan dalam negeri memikirkan solusi-solusi yang memungkinkan untuk dilakukan agar dapat tetap bertahan dan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan perusahaan asal China, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menerapkan Good Corporate Governance (GCG).

(2)

diri sendiri, dan umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Di sisi lain, tingginya praktik korupsi di Indonesia menunjukkan masih lemahnya praktik good corporate governance di negeri ini. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan citra perusahaan. Peran dan tuntutan investor dan kreditor asing mengenai penerapan prinsip GCG merupakan salah satu faktor dalam pengambilan keputusan berinvestasi pada suatu perusahaan.

Investor ataupun calon investor senantiasa akan menganalisa laporan keuangan perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi. Tujuan investor ataupun calon investor berinvestasi pada suatu perusahaan adalah untuk memperoleh return, jika yang diharapkan adalah return yang berasal dari aktifitas normal perusahaan, maka investor ataupun calon investor cenderung menilai profitabilitas perusahaan.. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan beberapa rasio keuangan yaitu profit margin, ROA (return on assets), ROE (return on equity), ROI (return on investment), dan EPS (earning per share).

Prinsip-prinsip dasar dari Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan, salah satu diantaranya adalah profitabilitas perusahaan. Dan untuk tetap dapat bertahan hidup, perusahaan harus berada dalam kondisi yang menguntungkan (profitable). Profitabilitas perusahaan dapat diproksikan dengan return on asset, net profit margin, dan earnig per share. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul ‖Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Return On Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Corporate Governance Perception Index .‖

Good Corporate Governance (GCG) Menurut IICG (Indonesian institute of Corporate Governance) pengertian good

corporate governance adalah proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders

yang lain. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja.

Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance

Prinsip- prinsip dasar GCG merupakan kerangka dalam perumusan praktik GCG itu sendiri. Penerapan GCG yang baik adalah ketika prinsip-prinsip dasar GCG dapat dilaksanakan semaksimal mungkin. Menurut FCGI terdapat lima prinsip utama yang penting dalam

Corporate Governance yaitu Keadilan (Fairness), Transparansi (Transparency), Kemandirian (Independency), Akuntabilitas (Accountability), dan Pertanggungjawaban (Responsibility).

Profitabilitas Perusahaan

Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yaitu profit margin, ROA (return on assets), ROE (return on equity), ROI (return on investment), dan EPS (earning per share). a. Profit Margin

Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

Gross Profit Margin =

penjualan

kotor

laba

x

100 %

Profit Margin =

penjualan

bersih

operasi

laba

x 100

%

Net Profit Margin =

bersih

penjualan

bersih

laba

x

100 %

b. ROA (Return on Asset)

(3)

dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.

ROA=

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rasio ROE bisa dihitung sebagai

d. ROI (Return On Investment)

Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut :

Earning per share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan perlembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT. Besarnya hasil perhitungan laba perlembar saham menunjukkan laba yang dapat dibukukan oleh perusahaan setiap unit saham yang digunakannya. Secara matematis EPS (earning per share) dapat diformulasikan sebagai berikut:

Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah:

H1: Penerapan GCG berpengaruh terhadap ROA

H2: Penerapan GCG berpengaruh terhadap NPM

H3: Penerapan GCG berpengaruh terhadap EPS

Kerangka Konseptual

Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu penerapan GCG, dan tiga buah variabel dependen yaitu

Return on Asset (ROA), Net Profit Margin

(NPM), dan Earning per Share (EPS). GCG merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana organisasi dioperasikan dan dijalankan dengan baik karena GCG sebagai sarana interaksi yang mengatur antar struktur dan mekanisme yang menjamin adanya kontrol, namun tetap mendorong efisiensi dan kinerja perusahaan. Secara teoritis praktik good cor porate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya cor porate gover na nce dapat meningkatkan kepercayaan investor. Penerapan GCG secara baik dan konsisten akan membuat segala kegiatan perusahaan berjalan secara efektif dan efisien, hal ini dikarenakan praktik GCG bertujuan untuk melindungi setiap kepentingan sta keholder s sehingga akan menciptakan suasana yang harmonis di lingkungan perusahaan. Keharmonisan ini akan menjadi motivasi dan modal penting bagi perusahaan dalam melakukan aktifitasnya serta akan mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk mendapat laba (pr ofit). Semakin baik dan konsisten perusahaan menerapakan prinsip GCG maka akan semakin mudah perusahaan mencapai tujuannya yaitu laba.

METODE

Jenis & Desain Penelitian

(4)

Hubungan yang dibentuk adalah hubungan sebab akibat. Dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh dari penerapan GCG terhadap ROA, NPM, dan EPS perusahaan

Jenis Data dan Sumber Data

Peneliti menggunakan data sekunder dalam penelitian ini. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data yang diperoleh meliputi laporan CGPI dan laporan keuangan perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Data penelitian bersifat pooling yaitu gabungan dari data

time series dan data cross sectional selama periode pengamatan tahun 2006–2009 untuk beberapa perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian. Data penelitian berupa :

1. data nama perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh IICG selama tahun 2006–2009, dan 2. data perusahaan berupa data

besarnya nilai ROA, NPM, dan EPS dari masing-masing perusahaan selama 2006-2009.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di CGPI dari tahun 2006 – 2009 berjumlah 38 perusahaan. Dari populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan oleh peneliti adalah:

1. terdaftar dalam pemeringkatan CGPI dari tahun 2006 – 2009, 2. merupakan perusahaan yang telah

go public dari tahun 2006 – 2009, dan

3. menerbitkan laporan keuangan lengkap dari tahun 2006 – 2009.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dan menggunakan bantuan program SPSS 17 (Statistic Product & Services Solution), namun

terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,

range, kurtosis, skewness (kemencengan distribusi). Dalam penelitian ini penulis menjabarkan statistik deskriptif berupa

mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi.

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variable residual atau variable pengganggu dalam bentuk distribusi normal atau tidak, karena untuk melakukan uji t harus mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103). Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Dalam analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot. Sedangkan dalam analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov (Uji K-S). Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika tingkat signifikansinya > 0,05, maka data terdistribusi normal.

2) Jika tingkat signifikansinya < 0,05, maka data terdistribusi tidak normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t-1. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin–Watson (DW).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du) maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.

(5)

maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi < 0, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Erlina & Mulyani, 2007: 108).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah

di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Imam Ghozali, 2005: 105)

Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji diatas, sedangkan uji multikolinearitas tidak digunakan, karena multikolinearitas merupakan suatu kondisi dimana terdapat korelasi antara variabel-variabel independen suatu penelitian. Oleh karena model regresi yang digunakan penulis dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel independen, yaitu corporate governance, maka uji multikolinearitas tidak dilakukan.

Pengujian Hipotesis

Hipotesis diuji dengan analisis regresi linear sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel

independen yaitu Penerapan Good Corporate Governance secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA, NPM dan EPS. Model regresi yang digunakan, yaitu:

�= a + bX+e dimana :

Y = Variabel Dependen (ROA, NPM, dan EPS)

a = Konstanta

b = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.

X = Variabel independen (Penerapan

Good Corporate Governance) e = Error

a. Koefisien Determinasi - R2

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1 ( 0 ≤ koefisien determinasi R2≤ 1) atau antara 0% sampai dengan 100%. Nilai R2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Imam Ghozali, 2005: 83).

b. Uji- t

Uji-t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

H0 : b1= 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. H1 : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

Kriteria pengambilan keputusan:

(6)

H0 diterima atau H1 ditolak jika t-hitung < t-tabel untuk α = 5% atau signifikansi > 0,05

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah GCG memiliki pengaruh terhadap ROA, NPM, dan EPS perusahaan. Di sini dihubungkan satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Sampel yang dipilih sebanyak 9 perusahaan selama empat tahun berturut-turut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik uji–t setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Berdasarkan berbagai pengujian dan analisis data dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai pengaruh GCG terhadap ROA, NPM, dan EPS sebagai berikut :

1. penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap terhadap ROA dengan tingkat signifikansi 0,624 (>0,05). Nilai adjusted R² = -0,022 menunjukkan bahwa variabel ROA tidak dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG.

2. penerapan GCG berpengaruh terhadap NPM dengan signifikansi 0,012 (<0,05). Nilai adjusted R² = 0,149 menunjukkan bahwa variabel NPM dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 14,9%, sedangkan sisanya sebesar 85,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model regresi.

3. penerapan GCG berpengaruh terhadap EPS dengan signifikansi 0,000 (<0,05). Nilai adjusted R² = 0,464 menunjukkan bahwa variabel EPS dapat dijelaskan oleh variabel penerapan GCG sebesar 46,4%, sedangkan sisanya sebesar 53,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model regresi, dan

4. penerapan GCG memiliki pengaruh yang bervariatif terhadap profitabilitas perusahaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Pranata (2007) yang menyatakan bahwa penerapan GCG berpengaruh secara parsial terhadap NPM perusahaan dan hasil penelitian Paradita

(2009) yang menyatakan bahwa penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap ROA perusahaan, namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Paradita (2009) yang menyatakan bahwa penerapan GCG tidak berpengaruh terhadap NPM perusahaan.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu dikarenakan adanya perbedaan alat ukur yang digunakan dalam menilai profitabilitas/ kinerja perusahaan sehingga hasil yang berperoleh memiliki variasi antara satu alat ukur dengan alat ukur lainnya, dan antara satu peneliti dengan peneliti lainnya. Hasil penelitian menunujukkan bahwa penerapan GCG memiliki pengaruh yang bervariatif terhadap profitabilitas perusahaan tergantung dari ukuran yang digunakan dalam menilai profitabilitas perusahaan, dengan kata lain perbedaan sudut pandang yang digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan akan memberikan hasil yang berbeda antara satu rasio dengan rasio lainnya.

Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu, yaitu GCG dengan indikator (alat ukur) skor penerapan GCG.

2. sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI dengan jumlah sampel sebanyak 9 perusahaan selama empat tahun, dan 3. peneliti melakukan pengamatan

terhadap profitabilitas perusahaan dengan menggunakan indikator ROA, NPM dan EPS sedangkan masih ada alat ukur lain seperti Return on Investment (ROI), dan Return on Equity (ROE).

SARAN

Beberapa saran dan rekomendasi dari peneliti antara lain:

(7)

komite audit, komisaris independen, dan sebagainya.

2. menambah jumlah sampel dan tahun yang ada, sehingga tidak hanya perusahaan yang terdaftar CGPI saja tapi juga pada ruang lingkup yang lebih luas, misalnya perusahaan yang terdaftar di BEI, dan

3. menggunakan indikator lain selain ROA, NPM dan EPS untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, 2005. Manajemen Penelitian, Cetakan Ketujuh, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000. Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Bringham, Eugene F, dan Houston F. Joel, 2001. Manajemen Keuangan, Jilid 1, Edisi Kedelapan, diterjemahkan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo, Erlangga, Jakarta.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,

Cetakan Pertama, Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri, 2007.Teori Akuntansi, Edisi Revisi, Cetakan

Kesembilan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rochaety, Tresnati, dan Latief, 2009.

Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, Edisi Revisi, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Simamora, Bilson, 2000. Remarketing for Business Recovery, Edisi Pertama, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Singgih, Santoso, 2000. Buku Latihan SPSS

Statistik Parametrik, Cetakan Kedua, Elex Media Komputindo, Jakarta. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis,

Cetakan Kesembilan, CV. Alfabeta, Bandung.

Surya, Indra, dan Ivan Yustiavandana, 2008. Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, Cetakan Kedua, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Tjager, dkk, 2003. Corporate Governance:

Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia, PT Prenhallindo, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menguji pengaruh penerapan GCG (CGPI) terhadap rasio profitabilitas yang mencakup nilai ROA dan ROE pada perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai

PENGARUH RETURN ON ASSETS, NET PROFIT MARGIN, , EARNING PER SHARE DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan food and beverages yang Terdaftar di BEI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menguji, dan membuktikan secara empirik apakah penerapan Good Corporate Governance, Return on Asset, dan Net profit

Penelitian ini membahas masalah pengaruh penerapan GCG terhadap profitabilitas Bank Mandiri yang bertujuan untuk mengetahui penerapan GCG pada Bank Mandiri, profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh ROI, ROE, NPM, dan EPS terhadap harga penutupan saham pada perusahaan Properti dan Real Estate

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Earning per Share, Rerturn on Asset, Return on Equity, dan

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE GCG, CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY CSR, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI