• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Komunikasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt Askes (Persero) Cabang Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Komunikasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Pt Askes (Persero) Cabang Karo"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

DI PT ASKES (PERSERO) CABANG KARO

TESIS

Oleh

SAMUDRA KURNIAMAN ZENDRATO

077019079/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

S

E K

O L A

H

P A

S C

A S A R JA

(2)

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

DI PT ASKES (PERSERO) CABANG KARO

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SAMUDRA KURNIAMAN ZENDRATO

077019079/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT ASKES (PERSERO) CABANG KARO

Nama Mahasiswa : Samudra Kurniaman Zendrato

Nomor Pokok : 077019079

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Sumono, MS) Ketua

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS) Anggota

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)

(4)

Telah diuji pada :

Tanggal 3 September 2010

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ir. Sumono, MS

Anggota : 1. Prof. Dr. Rismayani, SE, MS

2. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, MSc

3. Dr. Arlina Nurbaity, MBA

(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul: “ANALISIS

PENGARUH KOMUNIKASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP

PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT ASKES (PERSERO) CABANG

KARO.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh

siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah

dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, September 2010

Yang membuat pernyataan,

(6)

ABSTRAK

Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif. Terlepas dari besar kecil suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi secara terus menerus merupakan suatu keharusan. Selain itu, komitmen organisasi karyawan merupakan masalah penting, karena masalah mobilitas dan tingkat keluar karyawan sangat mempengaruhi langsung terhadap kualitas jasa perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang kuat terhadap perusahaan serta memiliki loyalitas dalam bekerja akan berupaya untuk terus mengembangkan diri guna meningkatkan prestasi kerjanya. Perumusan masalah dalam penelitian ini: Sejauhmana pengaruh komunikasi, dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo dan sejauhmana pengaruh masa kerja, dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo. Selanjutnya Hipotesisnya adalah: Komunikasi, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo. Masa kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang komunikasi, komitmen organisasi dan prestasi kerja.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sensus dengan mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitiannya adalah penelitian penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 12,0. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT Askes (Persero) Cabang Karo yang berjumlah 31 orang.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama, menunjukkan bahwa komunikasi dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo. Dan secara parsial komunikasi lebih dominan daripada komitmen organisasi. Selanjutnya pengujian hipotesis kedua, menunjukan bahwa masa kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo, dan secara parsial masa kerja berpengaruh lebih dominan daripada kepuasan kerja.

(7)

ABSTRACT

Maintenance of relationships with employees requires effective communication. Apart from a mall large an organization, held a continuous communication is a must. In addition, employee organizational commitment is an important issue, because the problem of mobility and level out the employees' direct influence on the quality of business services. Employees who have a strong organizational commitment to the company and have the loyalty of the work will seek to continue to develop themselves in order to improve performance. Formulation of the problem in this research: To what extent the influence of communication, and organizational commitment to employees' performance in PT Askes (Persero) Cabang Karo and far the effect of years of service and job satisfaction to organizational commitment of employees at PT Askes (Persero) Cabang Karo. The next hypothesis is: communication, and organizational commitment affect employees' performance PT. Askes (Persero) Cabang Karo. Years of service and job satisfaction affect organizational commitment of employees at PT Askes (Persero) Cabang Karo.

Theory used in this study was the theories of Human Resource Management, which is concerned about communication, and organizational commitment and job performance.

The research method used in this research is to census approach by taking the entire population sample. The study was quantitative and descriptive nature of research is the research explanation. Methods of data collection is done by interviews, questionnaires and documentation study. Methods of data analysis used were multiple linear regression using SPSS software version 12.0. The sample in this study were all employees of PT Askes (Persero) Cabang Karo totaling 31 people

The results test the first hypothesis, showing that communication and organizational commitment jointly affect employees' performance Askes (Persero) Branch Karo. And partial communication more dominant than organizational commitment. Further testing the second hypothesis, showing that the period of employment and job satisfaction jointly influence employees' organizational commitment PT Askes (Persero) Cabang Karo, and the partial period of employment is more dominant than the effect of job satisfaction.

The conclusion of this study were: 1) By simultaneous communication and organizational commitment affect employees' performance Askes (Persero) Cabang Karo and 2) simultaneously working lives, and job satisfaction affect organizational commitment of employees at PT Askes (Persero) Cabang Karo.

(8)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

memberikan kasih dan cintaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

penyusunan tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang meneliti masalah dengan

judul: Analisis Pengaruh Komunikasi dan Komitmen Organisasi terhadap

Prestasi Kerja Karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo.

Selama melakukan penulisan tesis penulis banyak memperoleh bantuan moril

dam materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc., Sp.A(K), selaku Rektor

Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program

Magister Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana USU Medan.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sumono, MS., selaku Ketua Pembimbing yang telah banyak

memberikan pengarahan dan membantu menyelesaikan tesis ini.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu

(9)

sebagai Anggota Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan

penulis.

5. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, MSc, Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA dan

Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan

masukan-masukan demi penyempurnaan tesis ini.

6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Rasintaria Br Tarigan, SE, M.Si selaku Kepala Cabang dan seluruh karyawan

PT Askes (Persero) Cabang Karo yang membantu penulis dalam memberikan

bantuan dan dukungan dalam penyelesaian studi ini.

8. Ayahanda Yasokhi Zendrato dan Ibunda tercinta Satia Lase yang penuh kasih

sayang dan selalu mendoakan penulis serta Dermawan Sinaga, Bedali Ndaha, Joni

serta seluruh keluarga yang turut memberikan bantuan dan dukungan dalam

menyelesaikan studi ini.

9. Bapak Betiaro Laia, selaku Camat Mazo yang selalu membantu dan mendukung

serta seluruh Staf Kantor Camat Kecamatan Mazo Kabupaten Nias Selatan.

10. Bapak Ir. Adrie Lambogia, M.Div., Ibu dr. Sisca Lambogia, M.Div., Bapak

Stefenus Wardoyo, S.Th,, Bapak Drs. Stefanus Mujiono, M.Th., Kakanda Ir.

Honda Sonaru dan Yokhebet Tarigan, S.Th., serta seluruh staf Lembaga

Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) yang selalu membantu dan memotivasi

(10)

11. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat

melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penulisan tesis ini dengan baik.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,

namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan

Yang Maha Esa memberikan kasih dan cintaNya kepada kita. Amin.

Medan, Agustus 2010 Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Samudra Kurniaman Zendrato, lahir di Tohia Gunung Sitoli pada tanggal 21

Januari 1983, putra tunggal dari pasangan Ayahanda Yasokhi Zendrato dan Ibunda

Satia Lase.

Pendidikan dimulai pada tahun 1989 di Sekolah Dasar Negeri 071136 Pulau

Tello dan tamat pada tahun 1995, Sekolah Pendidikan Menengah Pertama di SMP

Negeri 1 Pulau Tello dan tamat pada tahun 1998 serta pendidikan Sekolah Menengah

Atas di SMA Swasta Pembda 1 Gunungsitoli dan diselesaikan pada tahun 2001.

Lulus Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Pemerintahan (S1) di Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Darma Agung Medan tahun 2005. Pada tahun 2007

melanjutkan pendidikan Strata-2 (S-2) Program Studi Magister Ilmu Manajemen

di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Saat ini bekerja di Kantor Camat Mazo Nias Selatan sebagai staf

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah... 5

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

I.4. Kerangka Berpikir ... 6

I.5. Hipotesis... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

II.1. Penelitian Terdahulu ... 11

II.2. Teori tentang Komunikasi ... 13

(13)

II.3. Teori tentang Komitmen Organisasi ... 21

II.3.1. Pengertian Komitmen Organisasi... 21

II.3.2. Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi ... 23

II.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ... 26

II.4. Teori tentang Prestasi Kerja ... 28

II.4.1. Pengertian Prestasi Kerja... 28

II.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ... 29

II.4.3. Pengukuran Prestasi Kerja... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

III.2. Metode Penelitian... 35

III.3. Populasi dan Sampel ... 36

III.4. Teknik Pengumpulan Data ... 36

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 37

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 37

III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama... 37

III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 39

III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 41

III.7.1. Uji Validitas ... 41

(14)

III.7.1.2. Uji Validitas Instrumen Komitmen

Organisasi ... 42

III.7.1.3. Uji Validitas Instrumen Prestasi Kerja Karyawan... ... 43

III.7.1.4. Uji Validitas Instrumen Masa Kerja... 43

III.7.1.5. Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja... 44

III.7.2. Uji Reliabilitas... ... 45

III.8. Model Analisis Data ... 46

III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama... 46

III.8 .2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 47

III.9. Pengujian Asumsi Klasik... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

IV.1. Hasil Penelitian ... 52

IV.1.1. Sejarah PT. Askes (Persero) Cabang Karo ... 52

IV.1.1.1. Visi dan Misi PT. Askes (Persero) Cabang Karo... 54

IV.1.1.2. Struktur Organisasi PT. Askes (Persero) Cabang Karo... 54

IV.1.2. Karakteristik Responden ... 57

IV.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.. 57

IV.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. ... 58

IV.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... ... 58

(15)

IV.1.3. Penjelasan atas Variabel Penelitian Hipotesis

Pertama... 60

IV.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel

Komunikasi (X1) ... 60

IV.1.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel

Komitmen Organisasi (X2)... 67

IV.1.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel

Prestasi Kerja Karyawan (Y)... 74

IV.1.4. Penjelasan atas Variabel Penelitian Hipotesis

Kedua ... 82

IV.1.4.1. Penjelasan Responden atas Variabel

Masa Kerja (X1)………... 82

IV.1.4.2. Penjelasan Responden atas Variabel

Kepuasan Kerja (X2) ... 85

IV.1.5. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 93

IV.1.5.1. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama….. 93

IV.1.5.2. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis

Pertama... 96

IV.1.5.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis

Pertama ... 97

IV.1.5.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua... 99

IV.1.5.5. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua 102

IV.1.5.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis

Kedua. ... 103

IV.2. Pembahasan ... 105

(16)

IV.2.1.2. Uji Secara Serempak (Uji F)... 107

IV.2.1.3. Uji Secara Parsial ... 109

IV.2.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 111

IV.2.2.1. Koefisien Determinasi (R2)... 112

IV.2.2.2. Uji Secara Serempak (Uji F)... 113

IV.2.2.3. Uji Secara Parsial... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

V.1 Kesimpulan... 117

V.2 Saran... 117

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 39

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 40

III.3. Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi ... 42

III.4. Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi... 42

III.5. Hasil Uji Validitas Variabel Prestasi Kerja ... 43

III.6. Hasil Uji Validitas Variabel Masa Kerja ... 44

III.7. Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja ... 44

III.8. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 45

IV.1. Karateristik Responden Berdasarkan Usia... 57

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 58

IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 59

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 59

III.5. Penjelasan Responden tentang Komunikasi Antara Karyawan ... 60

III.6. Penjelasan Responden tentang Komunikasi Karyawan dengan Pimpinan... 61

III.7. Penjelasan Responden tentang Bantuan Komunikasi ... 61

IV.8. Penjelasan Responden tentang Peran Komunikasi dalam Merubah Pola Pikir ... 62

(18)

IV.10. Penjelasan Responden tentang Peran Komunikasi Merubah

Perilaku Kerja ... 64

IV.11. Penjelasan Responden tentang Peran Komunikasi ... 64

IV.12. Penjelasan Responden tentang Komunikasi yang Bersifat Persuasif... 65

IV.13 Penjelasan Responden tentang Komunikasi yang Bersifat Koersif ... 66

III.14 Penjelasan Responden tentang Pemahaman Komunikasi... 66

IV.15 Penjelasan Responden tentang Tanggung Jawab Karyawan ... 67

IV.16 Penjelasan Responden tentang Upaya Karyawan Mengurangi Kesalahan ... 68

IV.17. Penjelasan Responden tentang Kesediaan Karyawan Bekerja Lembur ... 69

IV.18. Penjelasan Responden tentang Kesungguhan Karyawan ... 69

IV.19 Penjelasan Responden tentang Kesungguhan dalam Mencapai Target ... 70

IV.20 Penjelasan Responden tentang Kepatuhan... 71

IV.21 Penjelasan Responden tentang Kesan Masyarakat ... 72

IV.22 Penjelasan Responden tentang Kebanggaan ... 73

IV.23 Penjelasan Responden tentang Kebanggaan akan Pencapaian Target ... 74

IV.24. Penjelasan Responden tentang Ketepatan Waktu Bekerja... 75

IV.25. Penjelasan Responden tentang Ketelitian ... 76

IV.26. Penjelasan Responden tentang Upaya Mencapai Target ... 76

(19)

IV.28. Penjelasan Responden tentang Kepatuhan Karyawan ... 78

IV.29. Penjelasan Responden tentang Inisiatif Karyawan ... 78

IV.30. Penjelasan Responden tentang Kerajinan Karyawan... 79

IV.31. Penjelasan Responden tentang Kerjasama Karyawan ... 80

IV.32. Penjelasan Responden tentang Loyalitas Karyawan... 80

IV.33. Penjelasan Responden tentang Sikap Karyawan ... 81

IV.34. Penjelasan Responden tentang Pengaruh Masa Kerja ... 82

IV.35. Penjelasan Responden tentang Loyalitas ... 83

IV.36. Penjelasan Responden tentang Senioritas ... 84

IV.37. Penjelasan Responden tentang Pengaruh Masa Kerja terhadap Loyalitas... 85

IV.38. Penjelasan Responden tentang Semangat Kerja Karyawan... 86

IV.39. Penjelasan Responden tentang Kenikmatan dalam Bekerja ... 86

IV.40. Penjelasan Responden tentang Kenyamanan dalam Bekerja... 87

IV.41. Penjelasan Responden tentang Peluang Mencapai Prestasi... 88

IV.42. Penjelasan Responden tentang Kepuasan Pemenuhan Kebutuhan ... 89

IV.43. Penjelasan Responden tentang Kepuasan atas Sikap Atasan... 89

IV.44. Penjelasan Responden tentang Kerjasama dengan Rekan Kerja . 90 IV.45. Penjelasan Responden tentang Gaji ... 91

IV.46. Penjelasan Responden tentang Peranan Atasan ... 91

(20)

IV.49 Hasil Uji Multikolinearitas ... 97

IV.50 Hasil Uji Glesjer ... 99

IV.51 Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 102

IV.52 Hasil Uji Multikolinearitas ... 103

IV.53. Hasil Uji Glesjer ... 105

IV.54. Koefisien Regresi Hipotesis Pertama... 105

IV.55. Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 106

IV.56. Hasil Uji Secara Serempak (Uji F) Hipotesis Pertama ... 108

IV.57. Uji Secara Parsial Hipotesis Pertama... 109

IV.58. Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 111

IV.59. Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua... 112

IV.60. Hasil Uji Secara Serempak (Uji F) Hipotesis Kedua... 113

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama... 8

I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... 9

IV.1. Struktur Organisasi PT. Askes (Persreo) Cabang Karo, 2010 .... 56

IV.2. Uji Normalitas... 94

IV.3. Uji Normalitas... 95

IV.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 98

IV.5. Uji Normalitas... 100

IV.6. Uji Normalitas... 101

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Tabulasi Skor Jawaban Responden untuk Uji Validitas dan

Reliabilitas ... 122

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 127

3. Tabulasi Skor Jawaban Responden ... 133

4. Deskriptif Variabel ... 138

5. Uji Kolgomorov-Smirnov ... 147

6. Uji Glesjer ... 148

7. Regresi Berganda ... 150

(23)

ABSTRAK

Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif. Terlepas dari besar kecil suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi secara terus menerus merupakan suatu keharusan. Selain itu, komitmen organisasi karyawan merupakan masalah penting, karena masalah mobilitas dan tingkat keluar karyawan sangat mempengaruhi langsung terhadap kualitas jasa perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang kuat terhadap perusahaan serta memiliki loyalitas dalam bekerja akan berupaya untuk terus mengembangkan diri guna meningkatkan prestasi kerjanya. Perumusan masalah dalam penelitian ini: Sejauhmana pengaruh komunikasi, dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo dan sejauhmana pengaruh masa kerja, dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasi karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo. Selanjutnya Hipotesisnya adalah: Komunikasi, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo. Masa kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori-teori Manajemen Sumber Daya Manusia, yang berkaitan tentang komunikasi, komitmen organisasi dan prestasi kerja.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sensus dengan mengambil seluruh populasi menjadi sampel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitiannya adalah penelitian penjelasan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak SPSS Versi 12,0. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai PT Askes (Persero) Cabang Karo yang berjumlah 31 orang.

Hasil penelitian uji hipotesis pertama, menunjukkan bahwa komunikasi dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo. Dan secara parsial komunikasi lebih dominan daripada komitmen organisasi. Selanjutnya pengujian hipotesis kedua, menunjukan bahwa masa kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen organisasi karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo, dan secara parsial masa kerja berpengaruh lebih dominan daripada kepuasan kerja.

(24)

ABSTRACT

Maintenance of relationships with employees requires effective communication. Apart from a mall large an organization, held a continuous communication is a must. In addition, employee organizational commitment is an important issue, because the problem of mobility and level out the employees' direct influence on the quality of business services. Employees who have a strong organizational commitment to the company and have the loyalty of the work will seek to continue to develop themselves in order to improve performance. Formulation of the problem in this research: To what extent the influence of communication, and organizational commitment to employees' performance in PT Askes (Persero) Cabang Karo and far the effect of years of service and job satisfaction to organizational commitment of employees at PT Askes (Persero) Cabang Karo. The next hypothesis is: communication, and organizational commitment affect employees' performance PT. Askes (Persero) Cabang Karo. Years of service and job satisfaction affect organizational commitment of employees at PT Askes (Persero) Cabang Karo.

Theory used in this study was the theories of Human Resource Management, which is concerned about communication, and organizational commitment and job performance.

The research method used in this research is to census approach by taking the entire population sample. The study was quantitative and descriptive nature of research is the research explanation. Methods of data collection is done by interviews, questionnaires and documentation study. Methods of data analysis used were multiple linear regression using SPSS software version 12.0. The sample in this study were all employees of PT Askes (Persero) Cabang Karo totaling 31 people

The results test the first hypothesis, showing that communication and organizational commitment jointly affect employees' performance Askes (Persero) Branch Karo. And partial communication more dominant than organizational commitment. Further testing the second hypothesis, showing that the period of employment and job satisfaction jointly influence employees' organizational commitment PT Askes (Persero) Cabang Karo, and the partial period of employment is more dominant than the effect of job satisfaction.

The conclusion of this study were: 1) By simultaneous communication and organizational commitment affect employees' performance Askes (Persero) Cabang Karo and 2) simultaneously working lives, and job satisfaction affect organizational commitment of employees at PT Askes (Persero) Cabang Karo.

(25)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu proses dari penyaluran informasi, baik dari

dalam maupun dari luar organisasi secara timbal balik, komunikasi yang efektif

adalah merupakan alternatif yang paling diinginkan guna memenuhi secara tepat dan

efisien penyampaian pesan, instruksi-instruksi dan umpan baliknya dari para

bawahan. Sekaligus mengoreksi apakah pesan yang disampaikan dapat dimengerti

dan diterima dengan baik oleh para bawahannya. Keseluruhan proses instruksi itu

akan sangat bermanfaat bagi pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah, akan tetapi dalam

organisasi sering terjadi komunikasi melalui penengah atau perantara sehingga terjadi

komunikasi tidak langsung. Misalnya suatu perintah menurut prinsip-prinsip

organisasi harus mengalir dari atasan ke bawahan melalui rantai-rantai komando.

Demikian juga pertanggungjawaban dari bawahan akan naik melalui jenjang rantai

komando, sehingga dengan demikian prinsip akan mempengaruhi kecepatan dan

ketepatan komunikasi. Sedangkan komunikasi satu arah sering mengalami kesukaran

karena komunikasinya harus disusun dan direncanakan sedemikian rupa agar

(26)

Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang

efektif. Terlepas dari besar kecil suatu organisasi, menyelenggarakan komunikasi

secara terus menerus merupakan suatu keharusan. Dikatakan demikian karena melalui

komunikasi yang menyangkut kehidupan oganisasi disampaikan oleh satu pihak ke

pihak lain.

PT Askes (Persero) Cabang Karo merupakan salah satu perusahaan jasa yang

sangat membutuhkan adanya sumber daya manusia yang berprestasi baik. Untuk

mencapai suatu prestasi kerja diperlukan komitmen organisasi dari karyawannya

untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Prestasi kerja dapat meningkatkan secara

individu maupun secara manajerial dengan adanya suatu komunikasi yang baik

di kalangan semua pihak untuk merumuskannya harus dengan kejujuran dan

keterbukaan satu sama lainnya sehingga mewujudkan adanya kesamaan komitmen.

Namun berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, diketahui bahwa kurangnya

komunikasi antara atasan dan karyawan dalam hal perubahan kebijakan dan juga

kurangnya komunikasi antara karyawan dengan karyawan yang lain karena perbedaan

pendapat dan kepentingan, yang semua ini akan mempengaruhi prestasi kerja yang

ingin dicapai.

Komitmen organisasi karyawan merupakan masalah penting, karena masalah

mobilitas dan tingkat keluar karyawan sangat mempengaruhi langsung terhadap

kualitas jasa perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang kuat

(27)

Komitmen organisasi menyiratkan hubungan karyawan dengan perusahaan

atau organisasi secara aktif karena karyawan yang menunjukkan komitmen tinggi

memiliki keinginan untuk memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam

menyokong kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja. Namun

komitmen organisasi karyawan PT Askes (Persero) Cabang masih kurang maksimal,

ini dapat terlihat adanya karyawan yang tidak berada di tempat/unit kerjanya ketika

jam kerja dan pulang lebih awal dari jam yang ditetapkan.

Komunikasi dan komitmen para karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo

menunjukkan adanya pengidentifikasian dengan tujuan organisasi dan rasa kesetiaan.

Fenomena-fenomena yang terjadi akan mengurangi tingkat perpindahan para

karyawan akan meningkatkan prestasi kerja dan kemajuan sebuah perusahaan, karena

dengan banyaknya perpindahan karyawan serta menurunnya prestasi kerja karyawan

akan menimbulkan dampak negatif bagi organisasi, menciptakan kondisi yang tidak

stabil, hilangnya pemanfaatan kemampuan sumber daya manusia yang potensial,

terhambatnya jenjang prestasi kerja serta hilangnya sumber pendapatan.

Demikian juga halnya dengan PT Askes (Persero) Cabang Karo yang

berusaha untuk tetap tumbuh dan unggul dengan berupaya meningkatkan prestasi

kerja karyawannya yang handal dan representatif. Untuk meningkatkan prestasi kerja

karyawan tersebut, maka upaya yang harus ditempuh terlebih dahulu adalah dengan

meningkatkan prestasi kerja yang dimilikinya, terutama prestasi kerja karyawan yang

(28)

seseorang akan berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, PT Askes (Persero)

Cabang Karo harus selalu memperhatikan dan mempertimbangkan bagaimana cara

mencapai prestasi kerja yang tinggi dengan menggunakan sumber daya yang

dimilikinya.

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Untuk mencapai prestasi

kerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia, walaupun

perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil

yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,

maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Dan secara umum

prestasi kerja karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo belum maksimal, hal ini

terlihat dari administrasi yang masih kurang serta masih adanya sebagian karyawan

belum maksimal dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanya ini dapat

terlihat dari pekerjaan yang menumpuk yang belum diselesaikan karyawan tepat pada

waktunya, hal ini juga disebabkan masa kerja karyawan yang masih baru serta

karyawan merasa atasan atau pimpinan tidak menjadi mitra kerja (partner) dan antara

karayawan masih sulit bekerjasama akibat perbedaan pendapat dan kepentingan

sehingga menimbulkan kepuasan kerja karyawan terganggu yang akhirnya akan

(29)

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana pengaruh komunikasi, dan komitmen organisasi terhadap prestasi

kerja karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo?

2. Sejauhmana pengaruh masa kerja, dan kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasi karyawan di PT Askes (Persero) Cabang Karo?

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh komunikasi dan komitmen organisasi

terhadap prestasi kerja karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh masa kerja dan kepuasan kerja terhadap

komitmen organisasi karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo.

I.3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Sebagai bahan masukan bagi PT Askes (Persero) Cabang Karo dalam hal

pengaruh komunikasi dan komitmen organisasi terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan studi penelitian

(30)

3. Sebagai tambahan wawasan bagi peneliti dan melatih diri berpikir secara ilmiah

pada bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya berhubungan dengan

masalah komunikasi, komitmen organisasi dan prestasi kerja karyawan.

I.4. Kerangka Berpikir

Komunikasi merupakan suatu proses dari penyaluran informasi, baik dari

dalam maupun dari luar organisasi secara timbal balik, komunikasi yang efektif

merupakan alternatif yang paling diinginkan guna memenuhi secara tepat dan efisien

penyampaian pesan, instruksi-instruksi dan umpan baliknya dari para bawahan.

Sekaligus mengoreksi apakah pesan yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima

dengan baik oleh para bawahannya.

Menurut Hovland dalam Effendy (2004) komunikasi adalah upaya yang

sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta

pembentukan pendapat dan sikap. Sedangkan Sikula dalam Mangkunegara (2000)

menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pemindahan informasi, pengertian dan

pemahaman diri seseorang, satu tempat atau sesuatu kepada sesuatu, tempat atau

orang lain.

Mathis dan Jackson (2001) menyatakan komitmen organisasi adalah tingkat

kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai

keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam

(31)

memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat

memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Pemihakan ini disebabkan adanya

keterlibatan kerja yang tinggi pada pekerjaannya yang berarti sekaligus memihak

terhadap organisasi yang mempekerjakannya.

Komitmen organisasi karyawan merupakan masalah penting, karena masalah

mobilitas dan tingkat keluar karyawan sangat mempengaruhi langsung terhadap

kualitas jasa perusahaan. Karyawan yang memiliki komitmen organisasi yang kuat

terhadap perusahaan serta memiliki loyalitas dalam bekerja akan berupaya untuk

terus mengembangkan diri guna meningkatkan prestasi kerjanya.

Menurut Dharma (2003) prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau

produk/jasa yang dihasilkan dan diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang.

Selanjutnya Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut William Stern dalam Mangkunegara (2006) bahwa prestasi kerja

dipengaruhi oleh faktor komunikasi yang efektif dan tingkat komitmen organisasi

(32)

Gambar I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama

Menurut Robbins (2006) masa kerja merupakan variabel yang penting dalam

menjelaskan tingkat pengunduran karyawan. Semakin lama seseorang berada dalam

pekerjaan, semakin kecil kemungkinan ia akan mengundurkan diri. Sedangkan

menurut Siagian (2002) masa kerja merupakan berapa lama seseorang karyawan

melakukan pekerjaan dan tetap bertahan di lembaga/perusahaan tersebut. Bahwa ada

kecenderungan karyawan yang tua lebih memiliki komitmen daripada karyawan yang

berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa karyawan yang tua lebih

berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan

karyawan usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia kerjanya,

sehingga apabila antara harapan dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau

ketidak seimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak berkomitmen.

Handoko (2000) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan

emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para

karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya. Sedangkan Davis dalam Mangkunegara (2000)

menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak Komunikasi

Komitmen Organisasi

(33)

menyokong yang dialami karyawan dalam bekerja. Mathis dan Jackson (2001)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasi cenderung

mempengaruhi satu sama lain, orang yang relatif puas dengan pekerjaannya akan

lebih berkomitmen pada organisasi dan orang-orang yang berkomitmen terhadap

organisasi lebih mungkin untuk mendapat kepuasan yang lebih besar. Seorang yang

tidak puas akan pekerjaannya atau yang kurang berkomitmen pada organisasi akan

terlihat menarik diri dari organisasi baik melalui ketidakhadiran atau masuk keluar

pekerjaan.

Menurut David dalam Sopiah (2008) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu faktor personal,

karakteristik pekerjaan, karakteristik struktur dan pengalaman kerja (masa kerja).

Faktor personal meliputi pendidikan, usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan masa

kerja. Sedangkan Robbins (2006) menyatakan bahwa masa kerja dan kepuasan saling

berkaitan positif.

Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua Masa Kerja

Kepuasan Kerja

(34)

I.5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dihipotesiskan sebagai berikut:

1. Komunikasi, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap prestasi kerja

karyawan PT Askes (Persero) Cabang Karo.

2. Masa kerja, dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi

(35)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya

memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk

membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Umumnya kajian yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah

mempublikasikannya pada beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet).

Penelitian mengenai komunikasi dan komitmen organisasi yang dilakukan peneliti

terdahulu antara lain: Rizal (2003), Loanda (2009) dan Megawati (2005).

Rizal (2003) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Komunikasi dan

Motivasi Kerja terhadap Prestasi Kerja (Studi Pada PT Asuransi Jiwasraya Cabang

Palembang)”. Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah dalam metode penelitian

dilakukan dengan metode sensus yang didukung dengan studi kasus dengan model

analisis regresi sederhana, sedangkan perbedaannya adalah variabel bebas yang

diteliti adalah 2 (dua) yaitu komunikasi dan motivasi sedangkan dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah komunikasi dan komitmen organisasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa komunikasi berpengaruh positif terhadap prestasi kerja

karyawan dan begitu juga bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap prestasi

(36)

Loanda (2009) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Komunikasi

Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Asurnasi Jasa Indonesia

(Asuransi Jasindo)”. Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah dalam metode

penelitian dilakukan dengan metode survey dan kuesioner sebagai alat pengumpulan

data, analisis data dengan regresi linier berganda. Sedangkan perbedaannya adalah

variabel bebas yang diteliti adalah 1 (satu) yaitu komunikasi organisasi sedangkan

dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah komunikasi dan komitmen organisasi.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara komunikasi organisasi dan motivasi kerja karyawan PT. Asuransi Jasa

Indonesia (Asuransi Jasindo) kantor Cabang Supratman Bandung, jika komunikasi

organisasi baik maka kinerja karyawan PT. Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi

Jasindo) kantor cabang Supratman Bandung akan baik.

Megawati (2005) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Komitmen

Organisasi dan Iklim Organisasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan Perusahaan

Asuransi Allianz”. Kesamaan dalam penelitian tersebut adalah dalam metode

penelitian dilakukan dengan metode survey yang didukung dengan studi kasus

dengan model analisis regresi sederhana, sedangkan perbedaannya adalah variabel

bebas yang diteliti adalah 2 (dua) yaitu komitmen organisasi dan iklim organisasi

sedangkan dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah komunikasi dan komitmen

(37)

positif terhadap prestasi kerja karyawan dan begitu juga bahwa iklim organisasi

berpengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan.

II.2. Teori tentang Komunikasi

II.2.1. Pengertian Komunikasi dan Proses Komunikasi

Kata komunikasi berasal dari perkataan “communicare” yang dalam bahasa

latin mempunyai arti “berpartisipasi atau memberitahukan”, sedangkan perkataan

“Comunis” berarti milik bersama ataupun “berlaku di mana-mana” atau juga berarti

sama sama di sini maksudnya sama makna. Jadi kalau dua orang melakukan

komunikasi misalnya dalam bentuk pembicaraan maka komunikasi akan berjalan atau

berlangsung dengan baik selama ada kesamaan makna mengenai apa yang

dbicarakan.

Komunikasi pada prinsipnya mengadakan hubungan sesuai dengan perkataan

di atas disebutkan pemindahan atau penyampaian atau pengoperan lambang-lambang

(biasanya dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain. Untuk

lebih jelasnya pengertian komunikasi berikut akan dikemukakan pendapat beberapa

ahli.

Pengertian komunikasi menurut Hovland dalam Effendy (2004) adalah upaya

yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi

serta pembentukan pendapat dan sikap. Sikula dalam Mangkunegara (2000)

(38)

pemahaman diri seseorang, satu tempat atau sesuatu kepada sesuatu, tempat atau

orang lain. Sedangkan Handoko (2003) menyatakan komunikasi adalah proses

pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang

lain.

Dari beberapa definisi tersebut di atas diambil kesimpulan bahwa komunikasi

melibatkan orang dan bahwa memahami komunikasi oleh karenanya mencoba untuk

memahami bagaimana orang berhubungan satu sama lain, komunikasi meliputi

pertukaran arti (shared meaning), yang menyiratkan agar orang dapat berkomunikasi,

mereka harus menyepakati definisi-definisi istilah yang digunakan, komunikasi

adalah simbolis gerak-gerik, suara, huruf, angka dan kata-kata hanya dapat mewakili

atau mendekati gagasan yang mereka maksudkan untuk dikomunikasikan.

Menurut Handoko (2003) komunikasi berperan sebagai:

a. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi seperti kebutuhan untuk

berhubungan dengan orang lain.

b. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan.

c. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

d. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak

disediakan saluran-saluran komunikasi formal.

Robbins (2001) menyatakan komunikasi menjalankan empat fungsi utama

di dalam suatu kelompok atau organisasi: kendali (kontrol, pengawasan), motivasi,

(39)

Proses komunikasi adalah proses pengoperan dan penerimaan dari

lambang-lambang yang mengandung arti. Syarat utama bahwa komunikasi dipahami adalah

bahwa lambang-lambang diberi arti yang sama oleh komunikator dan komunikan.

Proses komunikasi menurut Siagian (2002) meliputi:

1. Subjek dan objek komunikasi.

2. Pesan yang hendak disampaikan.

3. Pemahaman metode oleh objek.

4. Penerimaan pesan.

5. Umpan balik.

Sedangkan menurut Suprapto (2009) mengatakan ada lima komponen

komunikasi sehingga dapat terjadi proses komunikasi yaitu: 1) Komunikator,

2) Pesan, 3) Media, 4) Komunikan dan 5) Pengaruh.

Sedangkan menurut Handoko (2003) proses komunikasi meliputi: 1) Sumber

(Source), 2) Pengubahan berita ke dalam sandi/kode (Encoding), 3) Pengiriman berita

(Transmitting the message), 4) Penerimaan pesan, 5) Pengertian atau penterjemahan

kembali berita (Decoding) dan, 6) Umpan balik (Feedback).

Bertitik tolak dari kedua pendapat di atas, maka dapat diketahui bahwa

variabel/komponen komunikasi meliputi:

1. Sumber

Permulaan dari proses komunikasi adalah sumber pesan/berita. Sumber adalah

(40)

dalam melakukan komunikasi. Untuk melakukan komunikasi dibuat atau disusun

sumber berita ke dalam lambang atau perkataan yang dapat dimengerti.

Sumber dapat berupa orang/personal, lembaga/institution, dan non personal/

non lembaga. Bila diklasifikasikan, maka sumber dapat berbentuk:

a. Personal/orang: misalnya, Keputusan Presiden, Direktur, Saudara, Ali, Ibu

Mira dan lain-lain.

b. Lembaga/Institute: Misalnya, Universitas, LIPI, NASA dan lain-lain.

c. Non lembaga/non personal: Misalnya, Kitab suci, Pekan olah raga.

2. Komunikator dan Komunikan

Komunikator adalah orang ataupun kelompok yang memilih, mengolah dan

mengembangkan sumber pesan yang dapat disampaikan dan disalurkan melalui

media tertentu hingga dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan. Di dalam

komunikasi setiap orang ataupun kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan itu

sebagai suatu proses timbal balik sehingga komunikator dapat menjadi komunikan

dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.

Komunikan juga sering dikenal sebagai penerima berita ataupun informasi.

Dengan kata lain komunikator dan komunikan dihubungkan satu sama lain oleh

informasi ataupun berita yang merupakan inti/perumusan tujuan dan maksud dari

komunikator kepada komunikan.

3. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator baik

(41)

mengarahkan serta mengubah sikap tingkah laku komunikan. Pesan dapat secara

panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi harus selalu

mengarah kepada tujuan akhir komunikasi.

a. Penyampaian pesan

1) Secara lisan, dilakukan dengan cara bertemu langsung antara komunikator

dengan komunikan.

2) Secara tulisan, dilakukan melalui tulisan.

3) Melalui media/alat, dilakukan melalui saluran tertentu tanpa harus

komunikator dan komunikan berhadapan langsung. Misalnya: pers, radio,

telepon dan lain-lain.

b. Bentuk pesan

1) Informatif: Pesan yang disampaikan sifatnya memberikan

keterangan-keterangan disertai dengan fakta-fakta yang ada sedangkan komunikan

mengambil kesimpulan dan keputusan sendiri sesuai dengan informasi yang

diterimanya. Misalnya: buku pedoman/petunjuk.

2) Persuasi: Pesan yang disampaikan sifatnya mempengaruhi komunikan,

membujuk untuk mengerti, menyetujui dan melaksanakan pesan atas

kehendak dan kesadaran sendiri dan bukan dipaksakan. Misalnya:

advertising.

3) Koersif: Pesan yang disampaikan sifatnya memaksa/menekan komunikan

(42)

4. Channel/Media

Channel/media adalah saluran/alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

sehingga dapat diterima oleh komunikan (target akhir). Media komunikasi yang

dipergunakan dalam organisasi dapat bermacam-macam mulai dari alat-alat yang

tradisional sampai pada penggunaan alat-alat komunikasi modern yang sesuai dengan

perkembangan teknologi.

5. Efek/Hasil

Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi yaitu pengaruh/akibat dari

penerimaan pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Berhasilnya

komunikasi dapat dilihat dari efek/hasil kegiatan komunikasi yang dilakukan. Apabila

sikap dan tingkah laku orang lain itu sesuai dengan yang diharapkan, maka itu berarti

komunikasi berhasil. Efek/hasil dapat dilihat dari: personal opinion, public opinion

dan majority opinion.

a. Personal opinion

Yaitu sikap dan pendapat seseorang terhadap sesuatu masalah tertentu yang

merupakan akibat/hasil yang diperoleh dari komunikasi.

b. Public opinion

Yaitu penilaian sosial yang berlaku umum yang sering diartikan sebagai

pendapat umum. Adakalanya pendapat pribadi tidak sesuai dengan publik

(43)

c. Mayority opinion

Yaitu pendapat sebagian terbesar dari publik atau masyarakat yang

melambangkan dominannya suatu keputusan.

II.2.2. Hambatan-hambatan Komunikasi Efektif

Komunikasi adalah vital, tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan adanya

kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya. Berikut ini akan diuraikan

hambatan-hambatan komunikasi efektif tersebut menurut Handoko (2003) yaitu:

1. Hambatan-hambatan organisasional

Ada tiga (3) hambatan organisasional, yaitu:

a. Tingkatan hirarki

Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan

berbagai masalah komunikasi. Karena berita harus melalui beberapa

tingkatan (jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama

untuk mencapai tempat tujuan dan cenderung menjadi berkurang

ketepatannya. Berita yang mengalir ke atas atau ke bawah

tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter”, dengan persepsi, motif,

kebutuhan dan hubungannya sendiri. Setiap tingkatan dalam rantai

komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah atau sama sekali

berbeda dengan berita aslinya.

b. Wewenang manajerial

(44)

bahwa seorang yang mengendalikan orang lain juga menimbulkan

hambatan-hambatan terhadap komunikasi. Banyak atasan merasa bahwa

mereka tidak dapat sepenuhnya berbagi masalah, kondisi atau hasil yang

dapat membuat mereka tampak lemah.

c. Spesialisasi

Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga

menciptakan masalah-masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung

memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan.

Perbedaan fungsi, kepentingan dan istilah-istilah pekerjaan dapat membuat

orang-orang merasa bahwa mereka hidup dalam dunia yang berbeda.

Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit

memahami dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.

2. Hambatan-hambatan antar pribadi

Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita yang mereka

kirimkan akan berubah atau menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan

komunikasi organisasional tidak ada. Banyak kesalahan komunikasi disebabkan

bukan oleh faktor-faktor organisasi, tetapi oleh masalah-masalah

ketidaksempurnaan manusia dan bahasa. Manajer perlu memperhatikan

hamabatan-hambatan antar pribadi seperti:

a. Persepsi selektif.

(45)

d. Pendengaran lemah.

e. Ketidaktepatan penggunaan bahasa.

Sedangkan menurut Davis dalam Mangkunegara (2000) rintangan atau

hambatan dalam berkomunikasi adalah:

1. Rintangan pribadi

Rintangan pribadi yang dimaksud adalah adanya hambatan pribadi yang

disebabkan karena emosi, alat indera yang terganggu, kebiasaan-kebiasaan yang

berlaku pada norma atau nilai budaya tertentu.

2. Rintangan fisik

Rintangan yang dimaksud adalah terlalu jauh jarak tempat berkomunikasi antara

sender dan receiver. Dalam hal ini diperlukan media komunikasi seperti telepon,

alat pengeras suara, SSB (Single Side Band) dan alat komunikasi lainnya.

3. Rintangan bahasa

Rintangan bahasa yang dimaksud adalah kesalahan dalam menginterprestasikan

istilah kata. Misalnya kata otos, sender orang Sunda dalam pesannya bermaksud

menyatakan otos itu berarti sudah, sedangkan receiver orang Jawa menerima

pesan tersebut dengan pengertian otos itu keras.

II.3. Teori tentang Komitmen Organisasi

II.3.1. Pengertian Komitmen Organisasi

(46)

dan melaksanakan tugas dan kewajibannya pada organisasi. Komitmen dipandang

sebagai suatu orientasi nilai terhadap organisasi yang menunjukkan individu sangat

memikirkan dan mengutamakan pekerjaan dan organisasinya. Individu akan berusaha

memberikan segala usaha yang dimilikinya dalam rangka membantu organisasi

mencapai tujuannya. Untuk lebih memahami pengertian di atas, di bawah ini penulis

akan mengemukakan definisi komitmen organisasi. Mathis dan Jackson (2001)

menyatakan komitmen organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga

kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada di dalam

organisasi yang pada akhirnya tergambar dalam statistik ketidakhadiran serta keluar

masuk tenaga kerja/turnover. Menurut Robbins (2001) komitmen organisasi adalah

suatu keadaan di mana seorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu

dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.

Pemihakan ini disebabkan adanya keterlibatan kerja yang tinggi pada pekerjaannya

yang berarti sekaligus memihak terhadap organisasi yang mempekerjakannya.

Mowday, Steers dan Porter dalam Sopiah (2008) mendefinisikan komitmen

organisasi sebagai daya relatif dari keberpihakan dan keterlibatan seseorang terhadap

suatu organisasi.

Steers dan Porter dalam Sopiah (2008) menyatakan bahwa suatu bentuk

komitmen yang muncul dalam diri karyawan tidak hanya bersifat loyalitas yang pasif,

tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi yang memiliki tujuan

(47)

merupakan bentuk komitmen yang rendah, di mana individu dalam bergabung dan

membantu organisasi sangat tergangung adanya imbalan (umpan balik) yang

diterima. Keikatan menunjuk pada keanggotaan yang bersifat pasif.

Dari definisi-definisi di atas, diketahui bahwa komitmen organisasi

merupakan sikap tentang loyalitas karyawan kepada organisasi mereka, dan sebuah

proses terus-menerus berlanjut di mana partisipan organisasi mengungkapkan

perhatian untuk organisasi dan kesuksesan yang berkelanjutan.

II.3.2. Bentuk-bentuk Komitmen Organisasi

Meyer, Allen dan Smith dalam Sopiah (2008) mengemukakan bahwa ada tiga

komponen komitmen organisasi, yaitu:

1) Affective commitment, terjadi apabila karyawan ingin menjadi bagian dari

organisasi karena adanya ikatan emosional.

2) Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada suatu

organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau

karena karyawan tersebut tidak menemukan pekerjaan lain.

3) Normative commitment, timbul dari nilai-nilai dalam diri karyawan. Karyawan

bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa komitmen

terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.

Meyer dan Allen berpendapat bahwa setiap komponen memiliki dasar yang

berbeda. Karyawan dengan komponen afektif tinggi, masih bergabung dengan

(48)

karyawan dengan komponen continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi

tersebut karena mereka membutuhkan organisasi. Karyawan yang memiliki

komponen normatif yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena mereka

harus melakukannya.

Setiap karyawan memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda berdasarkan

komitmen organisasi yang dimilikinya. Karyawan yang memiliki komitmen

organisasi dengan dasar afektif memiliki tingkah laku berbeda dengan karyawan yang

berdasarkan continuance. Karyawan yang ingin menjadi anggota akan memiliki

keinginan untuk menggunakan usaha yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Sebaliknya, mereka yang terpaksa menjadi anggota akan menghindari kerugian

finansial dan kerugian lain, sehingga mungkin hanya melakukan usaha yang tidak

maksimal. Sementara itu, komponen normatif yang berkembang sebagai hasil dari

pengalaman sosialisasi, tergantung dari sejauh apa perasaan kewajiban yang dimiliki

karyawan. Komponen normatif menimbulkan perasaan kewajiban pada karyawan

untuk memberi balasan atas apa yang telah diterimanya dari organisasi.

Menurut Steers dalam Sopiah (2008), komitmen organisasi dapat dilihat dari 3

faktor:

1) Kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi.

2) Kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi

(49)

Konsep komitmen pada organisasi yang tercantum dalam penelitian ini

diadaptasi dari pendapat Lincoln (1989) dalam Sopiah (2008) yaitu meliputi:

1) Kemauan

Kemauan karyawan untuk bekerja lebih giat dan dengan sekuat tenaga demi

mencapai tujuan organisasi mencerminkan tingginya tingkat komitmen

karyawan. Dengan adanya kemauan dari para karyawan paling tidak dapat

digunakan untuk memprediksi tingkah laku karyawan, dalam hal ini adalah

tanggung jawabnya pada perusahaan. Di samping itu karyawan akan mempunyai

perasaan ikut memiliki perusahaan sehingga mereka akan bertanggung jawab,

baik untuk kemajuan dirinya sendiri maupun perusahaan. Mereka akan

menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, tepat pada waktunya dan

berani menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya.

2) Kesetiaan

Secara umum kesetiaan menunjuk kepada tekad dan kesanggupan mentaati,

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang disertai dengan penuh kesadaran

dan tanggung jawab. Karyawan yang mempunyai kesetiaan yang tinggi pada

perusahaan tercermin dari sikap dan tingkah lakunya dalam melaksanakan tugas

serta tekad dan kesanggupan mereka terhadap apa yang sedang disepakati

(50)

3) Kebanggaan

Karyawan yang memiliki komitmen pada organisasi tentunya akan merasa

bangga dapat bergabung dengan perusahaan. Dalam kerangka komitmen,

kebanggaan karyawan pada organisasi disebabkan antara lain karyawan merasa

organisasi mampu memenuhi kebutuhan dan menyediakan sarana yang

diperlukan. Di samping itu karyawan menyadari bahwa perusahaan mempunyai

citra yang baik di masyarakat. Dan lebih jauh karyawan yakin bahwa perusahaan

akan terus berkembang seiring dengan kemajuan informasi dan teknologi.

II.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

Steers dalam Sopiah (2008) mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap komitmen meliputi:

1) Ciri pribadi pekerja, termasuk juga masa jabatannya dalam organisasi dan

variasi kebutuhannya (seperti kebutuhan untuk berprestasi).

2) Ciri pekerjaan, seperti: identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan rekan

sekerja.

3) Pengalaman kerja, seperti: ketelandalan organisasi di masa lampau dan cara

pekerja-pekerja lainnya memperbincangkan dan mengutarakan perasaan mereka

mengenai organisasi.

Untuk meningkatkan komitmen pekerja organisasi perlu memenuhi harapan

pekerja baik itu keinginan untuk dihargai keberadaannya dalam organisasi, maupun

(51)

memberi tanggung jawab pada pekerja tentang pekerjaannya. Sementara Stum dalam

Sopiah (2008) mengemukakan 5 faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasional, (1) budaya keterbukaan, (2) kepuasan kerja, (3) kesempatan personal

untuk berkembang, (4) arah organisasi, (5) penghargaan kerja yang sesuai dengan

kebutuhan.

Sedangkan Young dalam Sopiah (2008) mengemukakan 8 faktor yang secara

positif berpengaruh terhadap terhadap komitmen organisasional: (1) kepuasan

terhadap promosi, (2) karakteristik pekerjaan, (3) komunikasi, (4) kepuasan terhadap

kepemimpinan, (5) pertukaran ekstrinsik, (6) pertukaran intrinsik, (7) imbalan

intrinsik, dan (8) imbalan ekstrinsik.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari pendapat-pendapat tersebut adalah bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi pada organisasi secara umum

terbagi menjadi dua karakteristik yaitu karakteristik individu dan karakteristik

pekerjaan. Karakteristik individu meliputi pendidikan, usia, pengalaman kerja, jenis

kelamin dan status perkawinan. Sementara karakteristik pekerjaan meliputi ragam

keterampilan, arti tugas, keterlibatan kerja dan umpan balik.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan komitmen pekerja, organisasi perlu

memperhatikan dan memenuhi harapan karyawan, baik itu keinginan untuk dihargai

keberadaannya dalam organisasi maupun harapan agar diberi tanggung jawab pada

(52)

II.4. Teori tentang Prestasi Kerja

II.4.1. Pengertian Prestasi Kerja

Dalam melaksanakan kerjanya, karyawan menghasilkan sesuatu yang disebut

dengan prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan hasil kerja seseorang karyawan

selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan misalnya

standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

disepakati bersama.

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja ini adalah

gabungan dari tiga faktor penting yaitu kemampuan dan minat seseorang pekerja,

kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta tingkat

motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor di atas, maka semakin

besarlah prestasi kerja karyawan bersangkutan.

Menurut Dharma (2003) prestasi kerja kerja adalah sesuatu yang dikerjakan

atau produk/jasa yang dihasilkan dan diberikan oleh seseorang atau sekelompok

orang. Selanjutnya Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Hasibuan (2005) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang

(53)

Mathis dan Jackson (2002) berpendapat bahwa prestasi kerja pada dasarnya

adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Prestasi kerja karyawan

adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada

organisasi yang antara lain termasuk: (1) kuantitas output, 2) kualitas output,

(3) jangka waktu output, (4) kehadiran di tempat kerja, dan (5) sikap kooperatif.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja

yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia, walaupun

perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil

yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,

maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia. Untuk mencapai prestasi

kerja yang baik, unsur yang paling dominan adalah sumber daya manusia, walaupun

perencanaan telah tersusun dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil

yang melaksanakan tidak berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi,

maka perencanaan yang telah disusun tersebut akan sia-sia.

II.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja

Prestasi kerja yang dicapai karyawan merupakan suatu hal yang sangat

penting dalam menjamin kelangsungan hidup organisasi. Dalam mencapai prestasi

kerja yang tinggi ada beberapa faktor yang mempengaruhi untuk menjadi pemicu

apakah prestasi kerja karyawan tinggi atau rendah. Faktor yang mempengaruhi

(54)

1. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi

(IQ) dan kemampuan reality (Knowledge+skill). Artinya karyawan yang memiliki

IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan

lebih mudah mencapai prestasi kerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan

perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

Mathis dan Jackson (2002) menyatakan bahwa banyak faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi kerja dari individu tenaga kerja kemampuan mereka,

motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan

hubungan mereka dengan organisasi. Pada banyak organisasi, prestasi kerjanya lebih

bergantung pada prestasi kerja dari individu tenaga kerja.

Anoraga (2004) menyatakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi

kerja karyawan seperti: motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, sikap etika

kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan dan sistem kerja, teknologi,

Gambar

Gambar I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama
Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua
Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dana yang telah diterima untuk penyelenggaraan Bantuan Program Pelatihan dari Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan

pada inisialisasi data dapat terkirim sesuai dengan fungsi tombol. navigasi masing –

Diberit ahukan bahwa set el ah diadakan penel it ian ol eh Kel ompok Kerj a (Pokj a) Lel ang Fisik Pembangunan Gedung Area St udent Cent er di MAN Insan Cendekia Jambi menurut ket

The Smart Campus Demonstrator building at the University of Brescia, Italy, is equipped with sensors to monitor and control comfort, indoor air quality and HVAC parameters, such

Rancangan Laman Tulis Pesan Laman tulis pesan merupakan laman untuk mengirim pesan ke salah satu kontak yang telah tersimpan (pesan tunggal). Rancangan Laman Pesan Masuk Pada

pelanggan yang mengunjungi situs e- commerce lalu memilih sebuah produk dan menyelesaikan proses pembayaran. Proses tersebut lalu dilanjutkan dengan pengiriman barang ke konsumen

[r]

[r]