SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH
LIDIA SIMANJUNTAK 080503016
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : LIDIA SIMANJUNTAK
NIM : 080503016
PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tanggal ... Ketua Program Studi S-1 Akuntansi
( Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak )
Tanggal ... Dekan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : LIDIA SIMANJUNTAK
NIM : 080503016
PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI
JUDUL SKRIPSI : PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Medan,...2012
Menyetujui Pembimbing
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Telah diuji pada
Tanggal ...2012
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak Pembimbing : Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak Anggota : 1. Drs. Sucipto, MM, Ak
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Struktur Aset,
Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Umur
Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufakttur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri
disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, ...
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh stuktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusaahaan dan umur perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis dalam penelitian ini ialah struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitTeknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan menggunakan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis.
Hasil hipotesis pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan bahwa dua variabel independen yaitu pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan struktur aset, ukuran perusahaan dan umur perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ASSETS STRUCTURE, GROWTH, PROFITABILITY, FIRM SIZE AND AGE TO CAPITAL STRUCTURE ON MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
Formulation of the problem in this study is to what extent the influence of assets structure, growth, profitability, firm size and age to capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. The porpose of this study was to determine and analyse the influence of assets structure, growth, profitability, firm size and age to capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Hypothesis in this study is the assets structure, growth, profitability, firm size and age affect the company’s capital structure.
Secondary data collection is done by downloading the data manufacturing company’s financial statements listed in Indonesia Stock Exchange that is
multiple linear regression to test the hyphotesis.
The first hyphotesis of the research results show that simultaneous assets structure, growth, profitability, firm size and age does affect the capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Partial test showed that the two independent variables namely the company's growth and profitability affect the capital structure of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. While the asset structures, firm size and age does not affect the partial capital structure of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Skirpsi ini berjudul “Pengaruh Struktur Aset, Pertumbuhan Perusahaan,
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis
telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak
selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak selaku ketua program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberi bimbingan
dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini sekaligus
sebagai motivator dan pemberi semangat kepada penulis selama proses
penyelesaiaan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sucipto, MM., Ak selaku Dosen Pembanding/Penguji I penulis
II penulis yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesaian
skripsi ini.
6. Secara khusus kepada kedua orangtua penulis yang sangat penulis sayangi,
Ayahanda Timbul Simanjuntak dan Ibunda Rusmaida Panjaitan yang
senantiasa melimpahkan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral
maupun materi dan doa-doanya yang selalu menyertai penulis. Dan juga
kepada abang dan kakak penulis yaitu Emri Simanjuntak, Hitca
Simanjuntak, Lina Simanjuntak, dan Mariana Simanjuntak, terimakasih
buat dukungan dan doa-doanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, ...
Penulis
Lidia Simanjuntak
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Struktur Modal ... 9
2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 9
2.1.1.2 Teory Struktur Modal ... 10
2.1.1.2.1 Agency Theory ... 10
2.1.1.2.2 Signaling Theory ... 12
2.1.1.2.3 Asymmetric Information Theory .... 13
2.1.1.2.4 Pecking Order Theory ... 15
2.1.1.3 Komponen Struktur Modal ... 16
2.1.2 Struktur Aset ... 19
2.1.4 Profitabilitas ... 21
2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 22
2.1.6 Umur Perusahaan ... 22
2.2 TinjauanPenelitianTerdahulu ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 27
2.4 Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Batasan Operasional ... 32
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 33
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.5 Jenis Data dan Sumber Data ... 39
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 39
3.7 Teknik Analisis ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ... 44
4.2 Hasil Penelitian ... 44
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ... 36
3.3 Keputusan Uji Durbin-Watson ... 42
4.1 Descriptive Statistics ... 45
4.2 Uji Normalitas (One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test) ... 47
4.3 Uji Multikolinearitas (Coefficients). ... 50
4.4 Keputusan Uji Durbin Watson ... 53
4.5 Hasil Uji Durbin Watson ... 53
4.6 Persamaan Regresi ... 55
4.7 Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (Model Summary) ... 57
4.8 Uji Parsial (t-test) ... 58
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 27
4.1 Grafik Histogram ... 48
4.2 Grafik Normal P-Plot ... 49
4.3 Grafik Scatterplot ... 51
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
i Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur... 71
ii Tabulasi Hasil Perhitungan Aset Structure Value (ASV)... 75
iii Tabulasi Hasil Perhitungan Market to Book (MB)... 77
iv Tabulasi Hasil Perhitungan Return on Investment (ROI)... 79
v Tabulasi Hasil lnTotal Assets)... 81
vi Tabulasi Hasil ln(AGE)... 83
vii Tabulasi Hasil Perhitungan Debt to Assets(DAR)... 84
viii Daftar Saham Beredar dan Harga Saham... 86
viii Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 87
xi Hasil Uji Normalitas... 88
x Analisis Grafik... 89
xi Analisis Normal Propability Plot... 90
xii Hasil Uji Multikolinearitas... 91
xiii Hasil Uji Heterokedastisitas... 92
xiv Hasil Uji Autokorelasi... 93
xv Persamaan Regresi... 93
xvi Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 94
xvii Hasil Uji Parsial (t-test)... 95
xviii Hasil Uji Simutan (F-test)... 95
ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR ASET, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN UMUR PERUSAHAAN
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh stuktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusaahaan dan umur perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hipotesis dalam penelitian ini ialah struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh data laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitTeknik analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan menggunakan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis.
Hasil hipotesis pertama hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan bahwa dua variabel independen yaitu pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan struktur aset, ukuran perusahaan dan umur perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ASSETS STRUCTURE, GROWTH, PROFITABILITY, FIRM SIZE AND AGE TO CAPITAL STRUCTURE ON MANUFACTURING COMPANIES LISTED IN
INDONESIA STOCK EXCHANGE
Formulation of the problem in this study is to what extent the influence of assets structure, growth, profitability, firm size and age to capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. The porpose of this study was to determine and analyse the influence of assets structure, growth, profitability, firm size and age to capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Hypothesis in this study is the assets structure, growth, profitability, firm size and age affect the company’s capital structure.
Secondary data collection is done by downloading the data manufacturing company’s financial statements listed in Indonesia Stock Exchange that is
multiple linear regression to test the hyphotesis.
The first hyphotesis of the research results show that simultaneous assets structure, growth, profitability, firm size and age does affect the capital structure on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Partial test showed that the two independent variables namely the company's growth and profitability affect the capital structure of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. While the asset structures, firm size and age does not affect the partial capital structure of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah
pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini
sektor riil harus digerakkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun
demikian banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha, salah satunya yang
sangat penting adalah masalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran
yang diakibatkan oleh kemacetan kredit-kredit yang diberikan ke dunia usaha
tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh
perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui. Oleh karenanya baik itu
pihak manajemen maupun pihak kreditor sudah seharusnya mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah pendanaan ini. Dengan mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal diharapkan bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi evaluasi manajemen.
Struktur modal perusahaan merupakan salah satu faktor fundamental
dalam operasi perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh
kebijakan pembelanjaan (financing policy) dari manajer keuangan yang senantiasa
dihadapkan pada pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
1. keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut, atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal.
2. sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak penyedia dana itu dalam mengelola perusahaan.
3. resiko yang dihadapi perusahaan.
Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi yang paling penting bagi
perusahaan. Karena melalui pendanaan yang ada dalam perusahaan, maka
perusahaan mampu melakukan aktivitas operasionalnya dan mengembangkan
usahanya. Adapun yang menjadi sumber dana bagi perusahaan yaitu berasal dari
dana sendiri, modal saham dan hutang, baik hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu
diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana
yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Struktur
modal merupakan pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan
modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba
ditahan. Modal asing terdiri dari berbagai jenis obligasi, hutang hipotik dan
lain-lain.
Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan
besarnya penggunaan modal asing akan menentukan leverage keuangan
perusahaan. Penggunaan modal asing yang berbeda-beda di antara industri
maupun di antara perusahaan mencerminkan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan leverage keuangan baik yang bersifat historis,
manageril, dan faktor lainnya (Weston dan Copeland, 1992:23 dalam Situmorang,
Karena masalah pendanaan adalah hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, maka industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
adalah sektor industri yang mengalami defisiensi modal. Bursa Efek Indonesia
merupakan sarana untuk mencari dana sebagai tambahan modal. Perusahaan
berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya lebih murah dan hal itu
hanya diperoleh di pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk
memperbaiki struktur permodalan perusahaan. Perkembangan perusahaan
manufaktur di Indonesia terlihat semakin meningkat dari tahun ke tahun, karena
perusahaan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, jadi sangat terbuka
kemungkinan bahwa prospek perusahaan manufaktur akan tetap cerah di masa
sekarang maupun masa yang akan datang.
Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan
kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan
berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan
meningkatkan leverage maka perusahaan ini dengan sendirinya akan
meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan
masalah pajak, karena sebagian ahli berpendapat bahwa penggunaan modal yang
berlebihan akan menurunkan tingkat profitabilitas. Untuk itu sebagian manajer
tidak sepenuhnya mendanai perusahaannya dengan modal tetapi juga disertai
penggunaan dana melalui hutang baik itu hutang jangka pendek maupun hutang
jangka panjang karena terkait dengan sifat penggunaan dari hutang tersebut yaitu
Berdasarkan Balance Theory yang dikemukakan oleh (Myers, 1983;
Brigham, 1999 dalam Muhammad Rizal, 2002) “perusahaan mendasarkan diri
pada keputusan suatu struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal
yaitu struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaaan dan
meminimumkan biaya modal. Struktur modal optimal dibentuk dengan
menyeimbangkan keuntungan dari penghematan pajak atas penggunaaan hutang
terhadap biaya kebangkrutan.
Pecking Order Theory mengatakan bahwa perusahaan lebih cenderung
memilih pendanaan yang berasal dari internal daripada eksternal perusahaan.
Penggunaan dana internal lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan
dana yang bersumber dari eksternal. Urut-urutan yang dikemukakan oleh teori ini
dalam hal pendanaan adalah pertama laba ditahan diikuti dengan penggunaan
hutang dan yang terakhir adalah penerbitan ekuitas baru (Myers 1984 dalam
Muhammad Rizal, 2002). Pemilihan urutan pendanaan ini menunjukkan bahwa
pendanaan ini didasarkan dari tingkat cost of fund dari sumber-sumber tersebut
yang juga berkaitan dengan tingkat resiko suatu investasi.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
telah dilakukan antara lain oleh La Rocca, et al (2009), Talberg, et al (2008),
Al-Fayoumi, et al (2009) dan lain-lain dalam journal of economics and Finance. Dari
penelitian tersebut diperoleh faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal.
Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Abimanyu (2009) mengenai analisis
dilakukan oleh Situmorang (2010), yang meneliti tentang pengaruh struktur
aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap stuktur modal. Penelitian
yang dilakukan oleh Tinambunan (2008), meneliti tentang pengaruh kebijakan
dividen perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007. Penelitian yang dilakukan oleh
Talberg, et al (2008), meneliti dengan enam faktor yang mempengaruhi struktur
modal yaitu struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur perusaahaan, dan pendapatan per karyawan. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa struktur modal (rasio utang) berhubungan positif dengan
struktur aset dan ukuran perusahaan. Sementara profitabilitas, pertumbuhan
perusahaan dan umur perusahaan berhubungan negatif dengan struktur modal.
Dan pendapatan per karyawan tidak memiliki hubungan dengan stuktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Al-Fayoumi, et al (2009), menyimpulkan bahwa
struktur modal dipengaruhi oleh profitability, size dan growth, rasio utang
berhubungan negatif dengan kepemilikan manajerial, dan menemukan hubungan
yang signifikan antara rasio utang dengan kepemilikan institusional. Penelitian
yang dilakukan oleh La Rocca, et al (2009), menyimpulkan bahwa struktur modal
dipengaruhi oleh ROA, non-debt tax shield, tangibility, size dan growth
opportunities.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
perusahaan, akan menjadi suatu pertimbangan bagi evaluasi manajemen. Dari
beberapa penelitian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat
industri, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA, profitabilitas, pendapatan
per karyawan, non debt tax shields, operating laverage, tangibility, growth,
struktur aset.
Berdasarkan uraian di atas dan adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian
serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk menganalisis lebih
lanjut. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana pengaruh stuktur aset,
pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan
terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2008-2010. Penelitian ini merupakan reflikasi dari
peneliti terdahulu. Alasan diadakannya penelitian ini adalah untuk menguji
kembali variabel-variabel yang dikemukakan oleh Abimanyu (2009), Talberg, et
al (2008), Tinambunan (2008), Al-Fayoumi, et al (2009), La Rocca, et al (2009)
dan Situmorang (2010). Dan alasan pemilihan sektor industri manufaktur adalah
karena saham-saham perusaahaan manufaktur adalah saham-saham yang paling
tahan terhadap kondisi ekonomi baik krisis maupun tidak. Sebagian besar
perusahaan manufaktur tetap dibutuhkan walaupun sebagian produknya bukan
merupakan kebutuhan dasar tetapi biasanya tiap rumah tangga memiliki
persediaan produk-produk manufaktur sesuai dengan selera, kebutuhan dan
kebiasaan masing-masing rumah tangga. Masyarakat dimungkinkan dalam
kesehariannya mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan perusahaan
manufaktur. Sebagai contoh, “industri food dan beverages, pharmaceuticals”
yang memproduksi makanan dan minuman, serta obat-obatan. Setiap hari
mempertahankan kelangsungan hidup. Dengan demikian diharapkan perusahaan
manufaktur memiliki prospek yang menguntungkan sekarang dan masa yang akan
datang. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Tahun penelitian adalah 2008-2010.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah struktur aset, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh
signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah menganalisis
secara empiris pengaruh struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas,
ukuran perusahaan, dan umur perusahaan, terhadap struktur modal, baik secara
1.3.2 Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Penulis
Sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama di bangku
perkuliahan.
2. Perusahaan
Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan, namun
penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan, sebagai
masukan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur pemikiran dalam
menyusun suatu struktur modal yang optimum dengan harapan melalui
pembentukan struktur modal yang maksimum, nilai perusahaan dapat
ditingkatkan.
3. Investor
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi manajer dan investor
dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang
mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengenai kinerja
perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan investor dalam
menanamkan modalnya.
4. Pembaca dan pihak-pihak lainnya
Menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Struktur Modal
2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal (capital Structure) berkaitan dengan penentuan
bauran (mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur
modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan
(financial Structure). Struktur modal hanya merupakan bagian dari
struktur keuangan. “Struktur keuangan merupakan kombinasi bauran
dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan
perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur modal merupakan bauran
dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan
perusahaan” (Warsono, 2003 : 235).
Struktur modal memberikan gambaran tentang pendanaan
perusahaan. Pemenuhan pendanaan berasal dari internal perusahaan
dan eksternal perusahaan. Pendanaan internal perusahaan berasal dari
modal sendiri dan eksternal perusahaan berasal dari pinjaman. Weston
dan Copeland (dalam Situmorang, 2010) memberikan definisi struktur
modal sebagai pembiayaan permanen utang jangka panjang, saham
saham terdiri dari saham biasa, modal disetor dan akumulasi laba
ditahan. Jika perusahaan memiliki saham preferen, saham akan
ditambahkan ke ekuitas pemegang saham. Menurut Gitman (dalam
Situmorang, 2010), “definisi struktur modal adalah campuran dari
utang jangka panjang dan ekuitas yang harus dipertahankan oleh
perusahaan". Struktur modal perusahaan menggambarkan
perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang
digunakan oleh perusahaan. Menurut Warsono (2003 : 239), “struktur
modal adalah perbandingan antara hutang perusahaan dengan total
aset”.
2.1.1.2 Teori Struktur Modal
2.1.1.2.1 Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan
William H. Meckling pada tahun 1976 (Horne dan
Machowicz, 1998 : 482 dalam Situmorang, 2010) di mana
agency theory mengemukakan hubungan antara agent
(manajer) dengan principal (kreditur dan investor).
Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai
pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen
akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga
melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus
diberikan insentif dan pengawasan yang memadai.
Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti
pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan
pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil
manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan
biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi
menurut Horne dan Machowicz (2001 : 243) adalah
“biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen
untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten
sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan
kreditor dan pemegang saham”.
Menurut Horne dan Machowicz (dalam Abimanyu,
2009) salah satu pendapat dalam teori agensi adalah
“siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang
timbul pasti tanggungan pemegang saham”. Sebagai misal,
pemegang obligasi mengantisipasi biaya pengawasan, serta
membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar
peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat
bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang
saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai diinsentif dalam
penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar.
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah obligasi
yang beredar. Menurut Horne dan Machowicz (2001:243),
“pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para
pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham”. Para
pemegang saham, dengan harapan bahwa agen akan
bertindak demi kepentingan para pemegang saham, akan
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak
manajemen. Agar pihak manajemen dapat membuat
keputusan yang optimal atas nama para pemegang saham,
merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak
hanya mendapat insentif yang tepat tetapi mereka diawasi
juga.
2.1.1.2.2 Signaling Theory
Teori signal menurut Brigham dan Houston
(1999:36) “adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”.
Dalam Brigham dan Houston (1999 : 36) “perusahaan dengan
prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari
penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang
diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan
hutang yang melebihi target struktur modal yang normal”.
akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman
emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan
suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek
perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan
menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari
biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena
menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif
yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun
prospek perusahaan cerah.
2.1.1.2.3 Asymmetric Information Theory
Asymmetric Information atau ketidaksamaan
informasi menurut Brigham dan Housten (1999:35) adalah
“situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda
(yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada
yang dimiliki investor”. Untuk memahaminya perlu
diperhatikan dua situasi yaitu: situasi pertama, para manajer
mengetahui bahwa prospek perusahaannya sangat
menguntungkan, dan situasi yang kedua, manajer mengetahui
bahwa masa depan perusahaannya tidak menguntungkan.
Bagi perusahaan yang prospeknya di anggab menguntungkan,
akan mencoba menghindari penjualan saham dan
cara-cara lain termasuk penggunaan utang yang melebihi
struktur modal yang normal. “Sedangkan untuk perusahaan
yang prospeknya kurang menguntungkan akan cenderung
untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru
untuk berbagi kerugian” (Brigham dan Houston, 2001 : 39).
“Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen
mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pemodal”
(Husnan, 1997 : 326).
Dengan demikian, pihak manajemen tentu akan
berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (terlalu
mahal). Kalau hal ini diperkirakan terjadi, maka manajemen
tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan saham baru
sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari
yang seharusnya. Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau
perusahaan menawarkan saham baru salah satu
kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu
mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai
akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru
tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu emisi
saham baru akan menurunkan harga saham.
Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: (a)
perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari
hasil operasi perusahan berwujud laba ditahan), (b) Apabila
pendanaan dari luar akan menerbitkan sekuritas yang paling
aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan
obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang
berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru
akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru
diterbitkan. Sesuai dengan teori, tidak ada suatu target debt to
equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal
dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari dalam
perusahaan lebih disukai daripada modal yang berasal dari
luar perusahaan. Menurut Myers (dalam Situmorang, 2010),
“perusahaan lebih menyukai pendanaan dari modal internal,
yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan
depresiasi”.
Dana internal lebih disukai karena memungkinkan
perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari
sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana
yang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas
publik” sebagai akibat saham baru. Dana eksternal lebih
disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena
emisi obligasi akan lebih murah dari biaya emisi saham baru.
Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan
menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir
kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar
buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan
turun. Hal ini disebabkan antara lain kemungkinan adanya
asimetri informasi antara pihak manajemen dengan pihak
pemodal.
2.1.1.3 Komponen Struktur Modal
Modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa
komponen modal sendiri dan modal asing.
1) Modal Sendiri (Shareholder Equity)
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik
perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang
tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern
maupun sumber ekstern. Sumber intern di dapat dari keuntungan yang
dihasikan oleh kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan sumber
ekstern adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan.
Komponen modal sendiri terdiri dari:
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta
dalam suatu P.T. Di mana modal saham terdiri dari saham biasa
dan saham preferen. Saham biasa adalah bentuk komponen modal
jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, di mana pemilik
saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek
dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.
Pemegang saham bisa mendapatkan dividen pada akhir tahun
pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan. Namun, apabila perusahaan mengalami kerugian,
maka pemegang saham tidak mendapat dividen. Saham preferen
adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan
kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang
(obligasi).
b. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah akumulasi laba rugi perusahaan yang
tidak dibagi kepada pemegang saham. Atau laba yang
diinvestasikan kembali.
2) Modal Asing/Hutang Jangka Panjang (Long – Term Debt)
“Hutang jangka panjang adalah pengorbanan manfaat ekonomi
yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang
tidak dibayarkan dalam satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan,
merupakan hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya
lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang pada umumnya
digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau
modernisasi dari perusahaan. Karena kebutuhan modal untuk
keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen hutang
jangka panjang terdiri dari:
a. Hutang Hipotik (Mortgage)
Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang
dengan jaminan aset tidak bergerak (tanah, bangunan) kecuali
kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran tertentu,
supaya bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang
tersebut dapat dijual dan dari hasil penjualan tersebut dapat
digunakan untuk menutup tagihannya.
b. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah sertifikat yang menunjukkan pengakuan
bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujuinya untuk
membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. “Obligasi
merupakan kewajiban jangka panjang yang mempunyai berbagai
ketentuan atau pembatasan untuk melindungi si pemberi pinjaman
ketentuan dan persyaratan lain antara peminjaman dan pemberi
pinjaman dinyatakan dalam kontrak obligasi atau perjanjian
Pada umumnya, hutang jangka panjang memiliki berbagai
ketentuan atau pembatasan untuk melindungi peminjam maupun
pemberi pinjaman. “Item-item yang sering kali dinyatakan dalam
indeture atau perjanjian meliputi jumlah yang diotorisasi untuk
diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, provisi penarikan,
properti yang digadaikan sebagai jaminan” (Kieso 2008 : 238).
Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat
diambil dari penyusutan aset tetap yang dibelanjai dengan pinjaman
obligasi tersebut dan dari keuntungan hasil operasi perusahaan.
2.1.2 Struktur Aset
Struktur aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana
masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap. Struktur aset
diketahui dengan membandingkan antara aset tetap dengan total aset pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2008-2010.
Aset menurut Reeve Fees (2005 : 18), “adalah sumber daya yang
dimiliki perusahaan”. Menurut Brigham dan Houston (2001 : 39) bahwa
“perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung
lebih banyak utang”. Menurut Sartono (2001 : 248) “perusahaan yang
memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam
lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan
perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai
jaminan utang perusahaan. Sedangkan menurut Warsono (2005 : 237)
“perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap (fixed asset)
biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur
modalnya”. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan financial
konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit
dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen.
Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap struktur aset perusahaan diukur
dengan membandingkan aset tetap dengan total aset.
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
“Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai
seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber
pembiayaannya” (Sriwardany, 2006). Menurut Sartono (2001 : 248)
menyatakan bahwa:
semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar
kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar
kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar
keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen
Sedangkan menurut Safrida (2008)
pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik
memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut investor,
pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki
aspek yang menguntungkan dan investor pun akan mengharapkan
tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan menunjukkan
perkembangan yang baik.
Tingkat pertumbuhan perusahaan diukur dengan rasio market to
book. “Market to book (MB) adalah rasio nilai pasar perusahaan (sama
dengan harga saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham yang
beredar) dibagi dengan nilai ekuitas masing-masing perusahaan” (Talberg, et
al, 2008).
2.1.4 Profitabilitas
“Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba
dari kegiatan bisnis yang dilakukannya” (Ghosh, et al, 2000). Profitabilitas
mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas
mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan perusahaan
sebagai penggunaan aset dan passiva dalam suatu periode. Profitabilitas dapat
yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Investor menggunakan
profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar perubahan nilai atas saham
yang dimiliki. Kreditor menggunakan profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar pokok dan bunga pinjaman bagi
kreditor. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap profitabilitas diukur
dengan membandingkan jumlah laba setelah pajak dengan total aset.
2.1.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki perusahaan. Perusahaan kecil akan cenderung menggunakan biaya
modal sendiri dan hutang jangka pendek dari pada hutang jangka panjang,
karena biayanya lebih rendah. Sedangkan perusahaan besar lebih cenderung
memiliki sumber pendananaan yang kuat. Dalam penelitian ini, pengukuran
terhadap ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Talberg, et al (2008), di
mana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma natural dari total
aset.
2.1.6 Umur Perusahaan
Widiastuti (2002, dalam Dewi, 2008) menyatakan bahwa umur
perusahaan dapat menunjukkan bahwa “perusahaan tetap eksis dan mampu
bersaing. Dengan demikian, umur perusahaan dapat dikaitkan dengan kinerja
keuangan suatu perusahaan”. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki
informasi tentang perusahaan. “Umur perusahaan yaitu lama perusahaan
berdiri. Umur perusahaan dihitung sejak tahun perusahaan tersebut berdiri
hingga perusahaan tersebut dijadikan sampel dalam penelitia” (Dewi, 2008).
Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap umur perusahaan mengacu
pada penelitian Talberg, et al (2008), di mana umur perusahaan di proxy
dengan nilai logaritma natural dari umur perusahaan.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian.
Situmorang (2010) dalam penelitiannya menguji pengaruh struktur
aset, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan ketiga variabel independen mempengaruhi
struktur modal. Secara parsial struktur aset berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal, sedangkan profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap struktur modal.
Abimanyu (2009) dalam penelitiannya dengan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode penelitian 2005-2007.
Faktor-faktor tersebut adalah struktur aset, profitabilitas, operating laverage, dan
likuiditas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel
operatin laverage, likuiditas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal, sedangkan struktur aset tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Al-Fayoumi, et al (2009) dalam journal of economics and finance
dengan menganalisis ownership stucture and corporate finance. Di mana
penelitian ini menguji pengaruh dan hubungan antara profitability, size, growth,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional sebagai variabel independen
terhadap capital structure sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh profitability, size, dan
growth. Dan kepemilikian manajerial memiliki hubungan negatif terhadap capital
structure, sedangkan kepemilikan institusional memiliki hubungan positif
terhadap capital structure.
La Rocca, et al (2009) dalam journal of economics and finance
dengan menganalisis effect of diversification on capital structure. Penelitian ini
menguji pengaruh ROA, non-debt tax shield, tangibility, size, growth
opportunities sebagai variabel independen terhadap capital structure sebagai
variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa capital structure
dipengaruhi oleh ROA, non-debt tax shield, tangibility, size, growth opportunities.
Tinambunan (2008) dalam penelitiannya menguji pengaruh kebijakan
dividen perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan kebijakan dividen perusahaan dan
dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal beberapa
sektor industri yang dianalisis.
Talberg, et al (2008) dalam jounal of economics and finance dengan
menganalisis capital structure across industries. Penelitian ini menguji hubungan
structure assets, growth, profitability, company size, company age revenue per
employee sebagai variabel independen terhadap capital structure sebagai variabel
dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa structure assets, company size
memiliki hubungan positif terhadap capital structure. Profitability, growth,
company age memiliki hubungan negatif terhadap capital structure. Sedangkan
revenue per employee tidak memiliki hubungan terhadap capital structure.
Penelitian terdahulu tersebut dapat terlihat sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian
Struktur Modal profitabilitas, operating
Capital structure dipengaruhi
oleh profitability, size dan growth. Kepemilikan manajerial berhubungan negatif dengan capital structure. Dan kepemilikan institusional berhubungan positif terhadap capital structure.
Capital structure dipengaruhi oleh ROA, non-debt Tax dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal beberapa sektor industri yang dianalisis. Secara simultan: Profitability, growth, company age memiliki hubungan negatif terhadap
capital structure. Sedangkan
Revenue per Employee tidak memiliki hubungan terhadap
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka diatas maka dapat disimpulkan kerangka konseptual sebagai berikut:
Struktur Aset (��)
Pertumbuhan Perusahaan (��)
Profitabilitas (��)
Ukuran Perusahaan (��)
Umur Perusahaan (��)
��
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 menjelaskan pengaruh struktur aset, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap
struktur modal. Struktur aset menggambarkan aset suatu perusahaan yang
merupakan perbandingan jumlah aset lancar dengan aset tetap. Berdasarkan
signaling theory, manajemen mengambil tindakan dan memberi petunjuk bagi
investor bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan, apakah prospek ��
��
��
��
��
Struktur Modal
perusahaan menguntungkan atau kurang menguntungkan. Perusahaan yang
prospeknya menguntungkan akan menghindari penjualan saham dan
mengusahakan setiap modal baru dengan cara lain termasuk penggunaan hutang.
Penggunaan modal pinjaman adalah signal positif yang menunjukkan bahwa
manajemen mempercayai bahwa saham perusahaan dibawah nilai (Sundjaja,
2002). “Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar dapat
menggunakan utang dalam jumlah yang besar” (Sartono, 2001 : 248). Menurut
Brigham dan Houston (2001:39) “perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan
jaminan kredit cenderung menggunakan lebih banyak utang”. Maka struktur aset
diduga berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan dalam hubungannya dengan leverage,
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan
ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara
pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Hal ini sesuai dengan agency
theory, di mana terjadi kesejajaran kepentingan antara principal dan agent, juga
hubungan antara pemilik dan pemberi pinjaman. “Pemberi pinjaman menyediakan
dana pada perusahaan dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan modal
penegeluaran sekarang, yang akan datang dan struktur modal bagi
perusahaan”(Sundjaja, 2002). Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial
dapat digunakan untuk mengurangi agency cost, karena dengan memiliki saham
perusahaan diharapkan manajer langsung merasakan manfaat dari setiap
keputusan yang diambilnya. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar
bunga secara teratur. Berdasarkan uraian tersebut, pertumbuhan perusahaan
diduga berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.
Profitabilitas menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari
investasi yang ditanamkan oleh perusahaan. Menurut Brigham dan Houston
(2001:40) “perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi
menggunakan utang yang relatif kecil”. Sesuai dengan pecking order theory
bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan dari modal internal. Dengan tingkat
pengembalian yang tinggi, perusahaan lebih cenderung menggunakan dana yang
dihasilkan secara internal. Modal internal yang dimaksud berupa aliran kas, laba
ditahan, dan depresiasi. Di mana ROI menunjukkan laba dari aktiva yang
dipergunakan. Maka profitabilitas diduga berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal perusahaan.
Ukuran perusahaan dilihat dari besar kecilnya aset yang dimiliki
perusahaan tersebut. Perusahaan kecil lebih cenderung menggunakan modal
sendiri dan hutang jangka pendek daripada perusahaan besar. Dengan mengetahui
ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan, maka pihak manajemen
mengetahui adanya signal positif, dimana perusahaan mampu mendanai
perusahaan dengan modal pinjaman. Hal ini sesuai dengan signaling theory,
bahwa manajemen mampu mengambil tindakan untuk memberi petunjuk bagi
investor tentang prospek perusahaan. Aset merupakan jaminan dalam
penggunaaan hutang, maka perusahaan besar akan lebih banyak menggunakan
perusahaan besar memiliki sumber pendanaan yang kuat. Maka ukuran
perusahaan diduga berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal
perusahaan.
Perusahaan yang tua atau sudah lama berdiri akan memiliki pengalaman
lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang baru saja berdiri, sehingga
lebih mampu untuk bersaing di dunia bisnis. Berdasarkan asymmetric information
theory, bahwa manajer memiliki informasi yang berbeda (lebih baik) mengenai
prospek perusahaan daripada investor. Dengan mengetahui lamanya perusahaan
berdiri dan melalui pengalaman perusahaan, manajer menyimpulkan bahwa
prospek perusahaan menguntungkan atau kurang menguntungkan dimasa yang
akan datang. Dalam hal ini, perusahaan yang sudah lama berdiri memiliki tingkat
kemampuan yang lebih dibanding dengan perusahaan yang baru berdiri. Sehingga
perusahaan ini lebih mampu dalam mengelola struktur modal perusahaan. Dengan
demikian, umur perusahaan diduga berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan kerangka konseptual
diatas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah struktur aset, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal.
Menurut Erlina (2008:34), “penelitian asosiatif adalah menghubungkan dua
variabel atau lebih”.
3.2 Batasan Operasional
Penelitian ini dibatasi. Adapun yang menjadi batasan operasional yaitu:
1. Penelitian dilakukan hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Periode penelitian dibatasi dari tahun 2008-2010.
3. Pengukuran variabel untuk kelima variabel independen yaitu Asets
structure Value (Fixed Assets/Total Assets), Market to Book (Market
Value/Total Equity), ROI (Net Income/Total Assets), SIZE=ln(Total
Assets) dan AGE=ln(Total Age).
4. Rasio yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah Debt to
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian melibatkan enam variabel yang terdiri atas satu variabel
dependen (variabel terikat) dan lima variabel independen (variabel bebas).
Variabel independen meliputi struktur aset, pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, ukuran perusahaan dan umur perusahaan. Struktur modal adalah
variabel dependen dalam penelitian ini.
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana
masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap. Struktur aktiva diketahui
dengan membandingkan antara fixed assets dengan total assets. Pertumbuhan
perusahaan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan
hutang sebagai sumber pembiayaannya. Pertumbuhan perusahaan diketahui
dengan membandingkan antara market value dengan total equity. Profitabilitas
adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang
dilakukannya. Profitabilitas diukur dengan membandingkan net income dengan
total assets.
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki
suatu perusahaan. Pengukuran terhadap ukuran perusahaan diproxy dengan nilai
logaritma natural dari total assets. Umur perusahaan mencerminkan kinerja
keuangan suatu perusahaan. Pengukuran terhadap umur perusahaan diproxy
dengan nilai logaritma natural total age perusahaan yang dihitung mulai sejak
berdiri sampai tahun penelitian. Struktur modal merupakan variabel yang diukur
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis
Variabel
Definisi Indikator Pengukuran
Independen 1 Struktur aset adalah penentuan
Independen 2 Pertumbuhan perusahaan
Independen 3 Profitabilitas adalah
Independen 4 Ukuran
perusahaan adalah ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan.
SIZE= ln (Total Assets) Nominal
Independen 5 Umur perusahaan adalahkinerja keuangan suatu perusahaan.
AGE= ln (Age) Nominal
3.4 Populasi dan Sampel
Menurut Erlina (2008 : 75) “populasi adalah sekelompok orang, kejadian,
suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2010. Dimana perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang
lengkap dan yang dipublikasikan di
“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi” (Erlina, 2008 : 75). Adapun perusahaan yang menjadi
sampel adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2010. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Dengan berdasarkan perimbangan. Berdasarkan teknik pengambilan
sampel tersebut maka dari populasi sebanyak 132 perusahaan.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan. Adapun yang
menjadi kriteria dalam penentuan sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak
keluar (delisting) pada tahun 2008-2010.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan yang lengkap selama periode
penelitian 2008-2010.
3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami rugi dan yang mengalami
Tabel 3.2
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan
No. Kelompok Perusahaan
Kode Perusahaan Kriteria
S
IKAI PT. Intikeramik Alamasri Industri Tbk √ √ KIAS PT. Keramika Indonesia AssosiasiTbk √ √ ALMI PT.Alumindo Light Metal IndustryTbk √ √ √ 5 BTON PT. Betonjaya Manunggal Tbk √ √
SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo
SIAP PT. Sekawan Intipratama Tbk √ √
IMAS PT. Indomobil Sukses International
PAFI PT. Panasia Filament Inti Tbk √ √ ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur
SQBB PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia
Tbk √
TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ 28 17 Cosmetics and
Household
TCID PT. Mandom Indonesia Tbk √ √ √ 29
MBTO PT. Martina Berto Tbk √
PROD PT. Sara Lee Body Care Indonesia Tbk √ MRAT PT. Mustika Ratu Tbk √ √ UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk √ 18 Houseware KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk √ √
KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ 30 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk √ √
Sumber:www.idx.co.id, 2011
3.5 Jenis Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data
yang berbentuk angka-angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung ke perusahaanya. Data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu
sekunder penelitian ini adalah data laporan keuangan (financial statement) seluruh
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008 sampai dengan 2010.
Data yang diperoleh adalah data time series. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 90 sampel yaitu 30 x 3 tahun.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan
dalam periode pengamatan.
3.7 Teknis Analisis
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan
jawaban dari masalah yang dibahas dalam penlitian ini. Dalam menganalisis data,
peneliti menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
“Statistik ini digunakan untuk menginformasikan nilai minimum,
maksimun, mean, standar deviasi, dan menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak” (Wijaya, 2001 : 41).
2. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa model
yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam analisis regresi.
Pengujian asumsi klasik meliputi:
a. Uji Normalitas
“Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak” (Wijaya, 2001 : 41). Pengujian normalitas dapat
Kolmogorov-Smirnov. Data terdistribusi normal jika tingkat signifikasinya lebih besar
dari 5%.
b. Uji Multikolinearitas
“Uji multikolinearitas ditujukan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” (Wijaya,
2004:41). Model regresi yang baik selayaknya tidak terjadi
multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari VIF (Variance
Inflation Factor), jika VIF 10 maka tingkat multikolinearitas dapat
ditoleransi.
c. Uji Heteroskedastisitas
“Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain” (Erlina, 2008:106). Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk melihat
adanya problem heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam
t dengan kesalahan pada periode t-1. Pengujian autokorelasi dapat
dideteksi dengan Uji Durbin Waston. Kriteria DW-test adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Tabel Keputusan Uji Durbin-Watson
Hipotesis nol keputusan jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi,
positif atau negatif
Tolak
No desicion
Tolak
No decision
Tidak ditolak
0 ˂ d ˂ dl
dl ≤ d ≤ du
4-dl˂d˂4
4-du≤d≤4-dl
du˂d˂4-du
3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis ini dapat diuji dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dengan
bentuk persamaan sebagai berikut:
Y=�+�1�1+�2�2+�3�3+�4�4+�5�5+e
Keterangan:
Y = struktur modal pada tahun t
�2 = pertumbuhan perusahaan
�3 = profitabilitas
�4 = ukuran perusahaan
�5 = umur perusahaan
a = konstanta
�1,�2,�3,�4,�5 = koefisien regresi
e = disturbance error
a. UjiSignifikansi Simultan (Uji-F)
Menurut Ghozali (2005 : 84) uji statistik F pada dasarnya
menunjukkkan apakah semua variabel independen yang dimaksud
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Pengujian t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Uji ini
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu:
struktur aset, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan terhadap variabel dependen yaitu
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis
data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel,
selanjutnya dilanjutkan pengujian asumsi klasik dan pengujian dengan regresi
berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai
dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 30 perusahaan manufaktur
yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini selama periode
2008-2010.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif