UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MEDAN
TUGAS AKHIR Diajukan Oleh
MUHAMMAD ISMURROJI 122101059
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini yang berjudul “Perencanaan dan Pengawasan Beban Operasional
Bagian Transaksi Energi Listrik PT. PLN (Persero) Area Medan” yang
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi
Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari ada banyak kekurangan baik dalam penyampaian bahasa,
kata maupun dalam penyajian. Untuk itu penulis berbesar hati dan dengan tangan
terbuka menerima saran maupun kritik sehat yang bersifat membangun dari para
pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus
dan ikhlas penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara atas dedikasinya demi
kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Frida Ramadhini. SE. MM selaku dosen pembimbing yang dengan sabar
telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas
iii
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 8
C. Uraian Pekerjaan ... 9
1. Manajer Area ... 9
2. Asisten Manajer Jaringan ... 11
2.1Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi ... 12
2.2Sub Bagian Supervisor pemeliharaan Distribusi ... 12
2.3Sub Bagian Supervisor PDKB ... 13
3. Asisten Manajer Transaksi Energi Listrik ... 14
3.1Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter ... 15
3.2Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut ... 16
3.3Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi ... 16
4. Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi ... 17
4.1Sub Bagian Supervisor administrasi Umum ... 18
4.2Sub Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan ... 19
D. Kinerja Terkini ... 20
BAB III PEMBAHASAN ... 25
A. Pengertian Laporan Keuangan ... 25
B. Tujuan Laporan Keuangan ... 25
C. Sifat Laporan Keuangan ... 26
D. Keterbatasan Laporan Keuangan ... 26
E. Pihak Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 27
F. Jenis Laporan Keuangan ... 28
G. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan ... 29
H. Penyajian Laporan Keuangan ... 34
I. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan ... 39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 44
A. Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 45
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1 Neraca PT PLN ( Persero) Area Medan ... 35
Tabel 3.2 Laporan Laba/Rugi PT PLN ( Persero) Area Medan ... 37
Tabel 3.3 Rasio Likuiditas PT PLN ( Persero) Area Medan ... 41
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha sejalan dengan pertumbuhan ekonomi baik
yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun industri. Setiap
perusahaan yang didirikan masing-masing mempunyai maksud dan tujuan
tertentu. Pada umumnya tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk
mendapatkan laba atau keuntungan agar dapat mengembangkan dan
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sampai masa yang akan datang.
Tujuan tersebut akan tercapai tentunya apabila setiap tingkat operasional
perusahaan dilakukan secara teliti dan akurat.
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, selalu berkaitan
erat dengan masalah keuangan. Untuk mengukur berhasil tidaknya usaha yang
dijalankan perusahaan, sebaiknya dana yang diinvestasikan bagi perkembangan
perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertantu. Laporan keungan
menggambarkan pos-pos keungan perusahaan yang diperoleh dalam suatu
periode. Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap
perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaanya pada suatu
periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat
Untuk mengetahui perkembangan perusahaan, perlu diadakannya analisis
terhadap data keuangan yang telah dikonfirmasi melalui laporan keungan.Analisis
berarti menguraikan laporan keungan tersebut lebih terperinci sehingga
bagian-bagian yang tercakup didalamnya dengan lebih jelas dan mudah dipahami.Cara
yang dapat dilakukan untuk menganalisa laporan keuangan adalah dengan analisis
rasio keuangan dilakukan antara lain dengan menggunakan analisis rasio yang
bertujuan untuk menentukan tingkat likuiditas dan solvabilitas.
Analisis rasio likuiditas sebagai salah satu analisis rasio keuangan
merupakan analisa pengukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo. Rasio likuiditas
perusahaan terdiri dari current ratio, quick ratio, cash ratio, dan working capital
ratio. Analisis dapat dilakukan dengan membandingkan rasio sekarang dengan
rasio – rasio waktu yang lalu atau tahun sebelumnya, sehingga dapat diketahui
perubahan – perubahan rasio tersebut dari tahun ke tahun
Analisis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang, artinya berapa besar beban utang yang
ditanggung suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.perusahaan yang solvable berarti bahwa
mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua
hutanghutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai
kekayaan yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya disebut perusahaan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengambil
judul “ Analisis Rasio solvabilitas dan Rasio Likuiditas pada PT. PLN
(Persero) Area Medan”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat
suatu masalah pokok yaitu “bagaimana rasio likuiditas dan rasio solvabilitas pada
PT.PLN Persero Area Medan untuk periode 2013 dan 2014”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “untuk mengetahui
tingkat rasio likuiditas dan solvabilitas pada PT. PLN (Persero) Area Medan,
selama tahun 2013 s.d tahun 2014
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :
a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
untuk dipergunakan sebagai bahan masukan khususnya dalam bidang
keuangan.
b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
meningkatkan ilmu pengetahuan penulis dalam bidang kuangan dan
hutang jangka pendek khususnya mengenai analisis rasio likuiditas dan
rasio solvabilitas.
c. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
4 BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A.Sejarah Perusahaan
Sejarah keberadaan kelistrikan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923
yang dibangun oleh NV. NIGEM / OGEM Perusahaan swasta Belanda diatas
tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi Kantor PLN Area Medan Jl. Listrik
No 8 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan
Pangkalan Berandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga
(oleh NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun
1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937.
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945,
Aksi Karyawan Perusahaan Listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang
diambil alih dan diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen
Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih tersebut, maka dengan
penetapan Pemerintah No. 1.SD/45 yang ditetapkan tanggal 27 Oktober 1945
sebagai Hari Listrik Nasional.
Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara BPU-PLN. Setelah BPU-PLN berdiri dengan SK
Menteri PUT No.19/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun
berubah. Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Utara dan Riau
diubah namanya menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965,
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik. Kemudian
dengan terbitnya Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah
kerja PLN secara Nasional menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi, dimana
ditetapkan pembagian daerah kerja PLN Sumatera Utara menjadi Eksploitasi– I.
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara
tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPTS.009/DIRPLN/66 tanggal
14 April 1966, PLN Eksploitasi-I dibagi menjadi 4 DAN dan 1 Sektor, yaitu
Medan, Binjai, Sibolga, Pematang Siantar ( yang berkedudukan ) di Tebing
Tinggi, karena P.Siantar masih dikelola PLD dan Sektor Glugur.
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 dan Keputusan Menteri PUTL
No.01 /PRT/73 untuk menetapkan PLN menjadi PERUM yang isinya
mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara untuk
mengelola kelistrikan di seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia. Dalam
Surat Keputusan Menteri PUTL No.01/PRT/1973 menetetapkan PLN
Eksploitasi-I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi –II Sumatera
Utara. Kemudian menyusul terbitnya Peraturan Menteri PUTL No.013/PRT/75
yang mengubah PLN Ekspoitasi menjadi PLN Wilayah, dimana PLN Eksploitasi
II. Berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Kemudian pada tanggal 16 Juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No.
23 / 1994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan
Umum (PERUM) Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan
Persero. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan
(PJPT-II) yang tanggung jawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan
hubungan yang harmonisasi dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina
dan ditingkatkan terus.
Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya
jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik
dan indikasi pertumbuhan lainnya
Dengan perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara yang terus mengalami
pertumbuhan dengan begitu pesat, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi
Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi
baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan perubahan tersebut maka PT
PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara berkonsentrasi pada bidang distribusi
dan penjualan tenaga listrik.Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II
Sumatera Utara berubah namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 284 Medan. Wilayah kerja PT
PLN (Persero) Wilayah Summatera Utara meliputi Wilayah Propinsi Sumatera
Utara dengan luas 71.680,68 km², sebagian besar berada didaratan Pulau
Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias yang terlihat pada ( Gambar
Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan
Kabupaten / Kota tersebut terdiri dari 417 Kecamatan dan secara keseluruhan desa
sebesar 5.856 desa / kelurahan.
Gambar 2.1 Wilayah Kerja PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
B. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam menjalankan badan usaha, suatu perusahaan harus memiliki
struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan komponen dalam suatu badan
usaha / organisasi. Struktur organisasi menjelaskan tentang adanya pembagian
kerja dan menjelaskan tentang bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda –
beda tersebut dikoordinasikan.
Struktur organisasi juga menunjukkan spealisasi – spealisasi pekerjaan,
saluran perintah dan penyampaian laporan dikoordinasikan. Struktur organisasi
juga menunjukkan spealisasi – spealisasi pekerjaan, saluran perintah dan
penyampaian laporan.
Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara Area Medan adalah menggunakan jenis struktur organisasi fungsional “Line
and Staff Organization” atau gabungan dari pada jenis struktur organisasi
fungsional dengan unsur – unsur yang terdiri dari unsur pimpinan, unsur
pelaksanaan, dan unsur pengawasan.
Berikut ini skema dari Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah
Berdasarkan bagan struktur organisasi PT. PLN (Persero) Area Medan di atas,
masing – masing fungsional memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1. Manajer Area
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh
sumber daya secara efisien, efektif dan sinergi. Pengelolaan perusahaan
pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu
yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan
pelanggan, dan memastikan terlaksananya Good Corporate Governance(GCG) di
PT. PLN (Persero) Area Medan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) melakukan kegiatan pengusaha pembangkit (skala kecil) secara efisien,
hemat energy, handal dan ramah lingkungan.
b) Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Area
Medan.
c) Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Area Medan, dilaksanakan sesuai penetapan Direksi.
d) Menetapkan kebijakan strategis terkait pengelolaan pengusahaan
pembangkitan, pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik Area Medan.
e) Menjamin pengelolaan kegiatan pengusahaan pembangkitan,
pendistribusian, dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang
f) Mengelola sistem manajemen kinerja unit dan manajemen mutu termasuk
menetapkan target kinerja unit-unit dibawah koordinasinya, memonitoring
dan mengendalikan pelaksanaannya.
g) Memastikan pelaksanaan kebijakan pokok pengembangan mekanisme
niaga dan operasi yang telah ditetapkan direksi.
h) Menetapkan kebijakan strategis penyusunan dan pemantauan manajemen
resiko Area Medan.
i) Mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota organisasi.
j) Menetapkan laporan Menejemen Area Medan
2. Asissten Manajer (Asman) Jaringan
Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan
Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan
keandalan jaringan distribusi. Hasil / output pendistribusian energi listrik yang
kontiniu dan handal.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi.
b) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.
c) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan
d) Melakukan analisa dan evaluasi kinerja Operasi dan Pemeliharaan
Jaringan Distribusi dan PDKB.
e) Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan
pelayanan teknik.
f) Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.
g) Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP
untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya Zero Accident.
h) Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.
i) Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.
2.1.Sub Bagian Supervisor Operasi Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian
jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan
efisien penyaluran tenaga listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Menyusun Program Rencana Kerja Operasi.
b) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan Distribusi
sesuai SOP.
c) Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.
d) Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.
e) Mengendalikan dan memonitoring pelaksanaan operasional teknik.
f) Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka
g) Mengevaluasi kinerja operasi.
2.2.Sub Bagian Supervisor Pemeliharaan Distribusi
Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan
jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi
jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).
b) Melaksanakan dan mengevaluasikan kegiatan pemeliharaan jaringan
distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.
c) Merencanakan kebutuhan material operasi dan pemeliharaan untuk
meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.
d) Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam
pelaksanaan pemeliharaan jaringan distribusi.
e) Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi.
2.3.Sub Bagian Supervisor PDKB
Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan
keandalan, keamanan, mutu dan efisensi jaringan distribusi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.
b) Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.
c) Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan
d) Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan peralatan
PDKB.
e) Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat / brevet personil
PDKB.
f) Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB
g) Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala operasi
3. Asisten Manajer (Asman) Transaksi Energi Listrik
Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area /
Rayon / Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk
memenuhi standar operasional yang berlaku.Hasil / output laporan transaksi
energi listrik, susut dan pemeliharaan meter transaksi.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan Manajemen Billing.
b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan
Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.
c) Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP.
d) Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran
SKKI/SKKO.
e) Mengkoordinasikan kegiatan operasional dibagian transaksi energi.
f) Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, Pemeliharaan
APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.
g) Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi.
h) Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam pengelolaan
i) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan
AMR.
j) Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil
penerapan metrologi secara berkala.
k) Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.
l) Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan Setting APP.
m) Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenamg untuk
kegiatan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).
2.4Sub. Bagian Supervisor Pemeliharaan Meter (Har Meter)
Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi
pengukuran pemakaian energi listrik.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Memonitor Program Pemeliharaan Meter Transaksi yang disebabkan oleh
meter rusak, buram, macet dan tua.
b) Memonitor pelaksanaan dan pemeliharaan AMR.
c) Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.
d) Memonitor pelaksanaan hasil peneraan metrologi secara berkala.
e) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan pemeliharaan meter
transaksi.
f) Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta meter
elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.
g) Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya untuk
h) Memastikan hasil sampling peneraan APP baru hasil metrology dan
rekondisi pihak ketiga.
i) Memonitor manajemen segel APP.
2.5 Sub Bagian Supervisor Pengendalian Susut (DalSut)
Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan
PJU / Reklame liar dan pelaksanaan P2TL.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan bagian
/ Rayon terkait.
b) Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon secara
berkala.
c) Melakukan updating data PJU secara berkala.
d) Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah dilakukan
dengan bagian atau Rayon terkait.
e) Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA (Service Level
Agreement).
f) Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara rutin.
g) Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.
h) Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan instansi berwenang
untuk pelaksanaan P2TL.
i) Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan P2TL.
2.6Sub Bagian Supervisor Transaksi dan Energi
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.
b) Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.
c) Berkoordinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.
d) Memvalidasi data kelainan APP.
e) Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.
f) Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan prabayar
secara berkala
4. Asman pelayanan dan Administrasi
Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan
bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia,
kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan
keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan
perusahaan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Mengelola peningkatan Integritas Layanan Publik (ILP).
b) Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.
c) Mengkoordiasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum, SDM dan
Pelanggan.
d) Memonitor data pelanggan.
e) Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran.
g) Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan
Cash Budget.
h) Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan pihak ketiga.
i) Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.
j) Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas kantor dan
pemeliharaan gedung.
k) Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.
l) Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/APK,
tunjangan kecelakaan kerja.
m) Memonitor realisasi anggaran.
n) Memproses permohonan SPPD / Perjalanan Dinas
2.7Sub Bagian Supervisor Administrasi Umum
Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan,
proses akuntansi dan keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rincian tugas sebagai berikut :
a) Melaksanakan pengelolaan tenaga kerja.
b) Melaksanakan pengelolaan K3.
c) Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,
kebanjiran, dan musibah lain yang terkait K3.
d) Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi perkantoran.
e) Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.
g) Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian pelayanan dan
administrasi.
h) Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas pendapatan,
bank, hutang-piutang, persekot dinas, dan PUMP-KPR/BPRP.
i) Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dan dana
operasional
2.8Sub. Bagian Supervisor Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan Pelanggan,
administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.
Rincian tugas pokok sebagai berikut :
a) Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan sesuai
proses bisnis.
b) Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).
c) Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodeik dan
menindaklanjuti pencapaian TMP.
d) Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan menyusun Data Potensi Pasar
(Captive Power).
e) Mengelola peta segmentasi pelanggan.
f) Melaksanakan supervise untuk penyempurnaan layanan PB/PD di Rayon.
g) Memastikan proses PB/PD dan SPJBTL pelanggan Potensial sesuai
kewenangannya.
i) Memonitor Mutasi Data Induk Langganan (DIL) dan memelihara arsip
Data Induk Langganan.
j) Memonitor laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).
k) Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.
D.KINERJA TERKINI
Visi & Misi Tujuan Perusahaan.
Sebagai Unit Bisnis,PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara harus
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat Sumatera Utara sekaligus
harus mampu memberikan kontribusi positif kepada pencapaian Visi dan Misi PT
PLN (Persero).
Proses transformasi di seluruh jajaran PLN menuju perusahan berkelas
dunia sebagaimana tercantum dalam Visi PT PLN (Persero) akan dapat berjalan
dengan baik jika pengamalan nilai-nilai Budaya Perusahaan :Saling Percaya,
Integritas, Peduli dan Pembelajar yang telah disampaikan seluruh anggota
perusahaan dan telah disahkan oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama PT
PLN (Persero) pada tanggal 27 Oktober 2002 dapat berjalan sebagai mana
mestinya.
Apabila pengamalan nilai-nilai budaya perusahaan dapat diwujudkan
dalam kehidupan kerja, maka PT PLN (Persero) dengan seluruh jajarannya akan
dapat melaksanakan pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang telah dicanangkan pada tanggal 31 Desember
2003 oleh Direksi dan Dewan Komisaris PT PLN (Persero) dengan konsisten dan
1.Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2.Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
a. Menjalankan bisnis kelistrikan danbidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi
d. Menjalankan kegiatan yang berwawasan lingkungan
PT PLN Wilayah Sumatera Utara dengan wilayah kerja seluruh Propinsi
Sumatera Utara mempunyai georafis, demografis, sosial budaya dan sumber
daya ekonomi. Oleh sebab itu walaupun sebagai etitas bisnis yang tersendiri,
setelah mempertimbangkan kondisi dan situasi lingkungan internal dan eksternal
perusahaan, seluruh unsur pimpinan PLN Wilayah Sumatera Utara telah
berketetapan hati merumuskan Visi dan Misi PLN Wilayah Sumatera Utara,
yang diharapkan mampu diemban atau dijabarkan oleh PLN Wilayah Sumatera
Utara untuk memberikan pelayanan tenaga listrik yang baik bagi masyarakat
Sumatera Utara.
Selain itu penjabaran Visi dan Misi PLN Wil Sumatera Utara dalam
diperkirakan akan mampu memberikan sumbangan yang Positif kepada
pencapaian Visi dan Misi PT PLN (Persero) secara korporat.
Maksud dan Tujuan Perusahaan
Berdasarkan visi dan misi perusahaan yang telah disebutkan diatas, maka
maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan usaha PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara adalah ”Menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, berupaya memupuk
keuntungan dan melaksanakan penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan
dalam rangka menunjang pemerataan pembangunan dengan menerapkan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas sesuai AD PLN.
Berdasarkan Anggaran Dasar PT PLN (Persero), maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha PT PLN (Persero) adalah menyelenggarakan usaha penyediaan
tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai,
serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang
ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan
prinsip-prinsip perseroan terbatas.
Arah Pengembangan Perusahaan
Dengan diundangkannya UU No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan,
maka dimungkinkan munculnya pemain baru yang akan menjadi pesaing PLN.
Kondisi ini tentu saja akan menjadi pertimbangan bagi PLN dalam menentukan
arah pengembangan perusahaan.
Manajemen PT PLN (Persero) secara korporat telah mencanangkan
pasca diberlakukannya UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. PT
PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sebagai bagian dari PT PLN (Persero)
berkewajiban untuk mendukung program metamorfosa PLN ini sesuai dengan
lingkup dan dinamika bisnis kelistrikan yang dihadapinya. Sehingga dengan
pelaksanaan program metamorfosa ini PLN Sumatera Utara akan dapat terus
meningkatkan kinerja perusahaannya untuk menuju perusahaan kelas dunia sesuai
dengan visi perusahaan. Dalam upaya peningkatan kinerja perusahaan melaui
program metamorfosanya, PLN Sumatera Utara akan berfokus pada upaya untuk
peningkatan kapasitas dan kontinuitas penyaluran TL, perbaikan kualitas
operasional dan pelayanan, serta peningkatan budaya kinerja yang tinggi. Pada
akhirnya dengan konsisten pada pelakasanaan program tersebut diharapkan PLN
Sumatera Utara akan dapat menurunkan biaya pokok produksinya dan
memperbaiki citranya di mata stakeholder.
Logo dan Makna Perusahaan Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan 23ambing Perusahaan resmi digunakan adalah sesuai
yang tercantum pada lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik
Negara No. 031/DIR/76 Tanggal 01 Juli 1976, mengenai Pembuatan Lambang
Perusahaan Umum Listrik Negara
Elemen – elemen Dasar Lambang
1. Warna Kuning
Menjadikan bidang dasar bagi elemen – elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang
terorganisir dengan sempurna.Berwarna kuning untuk menggambarkan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat.Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insane yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk
jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat tepat para insane PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi
para pelanggannya.Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN
sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju
perusahaan beserta tiap insane perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gayaenergi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama
yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
sering sejalan dengan kerja keras para insane PT. PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberikan warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tepat) seperti halnya listrik yang
25 BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut deanta (2004 : 1) yaitu:
Merupakan informasi historis, dimana timbul laporan keuangan setelah munculnya transaksi yang kemudian dicatat dan dibuat laporan keuangan
Sedangkan menurut Munawir ( 2004 : 2) :
Hasil dari proses akutansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut
Analisa sumber dan penggunaan dana yang sering disebut dengan analisa
aliran dana ,merupakan alat untuk mengetahui bagaimana kebutuhan dana tersebut
digunakan dan dapat terpenuhi agar setiap perusahaan mengelola laporan
keuangan berisi tentang masalah naik turunnya pendapatan perusahaan yang
memungkinkan manajer untuk memeriksa kinerja dari perusahaan tersebut.
B. Tujuan laporan keuangan
Secara umum laporan keuangan menurut Kasmir (2008 : 11 ) yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang
dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
5. Memberikan informasi tentang perubahan” yang terjadi terhadap aktifa,
pasiva, modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan” atas laporan keuangan.
C. Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008 : 12) memiliki dua sifat yaitu:
1. Bersifat historis, artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masalalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
2. Bersifat menyeluru, artinya laporan keuangan disusun dengan standar
yang di tetapkan.
D. Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008 : 16 ) ada 5 keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan yaitu :
1. Pembuatan laporan disusun berdasarkan sejarah, data diambil dari masa
lalu.
2. Laporan keuangan dibuat untuk umum bukan pihak tertentu saja.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran” dan pertimbangan”
tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam situasi yang tak pasti.
5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh pada sudut pandang ekonomi
E. Pihak-Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008 : 19) ada 5 pihak yang berkepentingan meliputi pemilik, manajemen kreditor, pemerintah, investor yaitu:
1. Pemilik
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah:
a. Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perushaan dalam suatu
periode.
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Bagi pihak manajemen laporan keuangan merupakan cermin kinerja dalam
periode tertentu. Berikut nilai penting laporan keuangan bagi manajemen.
a. Dengan laporam manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja
mereka mencapai target atau tidak.
b. Melihat kemampuan mereka mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan saat ini.
c. Menilai perusahaan saat ini untuk menjadi dasar pengambilan
keputusan dimasa yang datang.
d. Mengambil keputusan dalam perencanaan , pengawasan, pengendalian
kedepan sehingga target yang di inginkan tercapai.
3. Kreditor
Dalam memberi pinjaman, prinsip berhati hati dalam perusahaan sangat
a. Tidak mengharapkan terjadinya kredit macet maka itu pihak kreditor
melihat kemampuan perusahaan untuk membayarnya dengan cara melihat
laporan keuangan yg ada.
b. Pihak kreditor juga harus memantau kepatuhan perusahaan membayar
kewajibannya.
c. Pihak kredior juga tidak ingin menjadi beban bagi peminjam apabila
kemampuan diluar dari yang di perkirakan.
4. Pemerintah
Arti penting laporan keuangan bagi pemeritnah yaitu:
a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh
keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
b. Untuk mengetahuikewajiban perusahaan terhadap negara dari
laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada
negara secara jujur dan adil
F. Jenis laporan keuangan
Menurut Kasmir (2008 : 28) ada 5 jenis laporan keuangan yang bisa
disusun yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus
kas, laporan catatan, laporan keuangan.
1. Neraca
(balance sheet) laporan yang menunjukan posisi keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu, posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (
2. Laporan laba rugi
(income statement) yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Tergambar jumlah pendapatan dan sumber sumber
pendapatan yang diperoleh, tergambar juga jumlah dan jenis biaya yang
dikeluarkan dan jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih
yang disebut laba atau rugi.
3. Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki saat
ini , kemudian juga menjelaskan perubahan modal dan sebab sebab
terjadinya perubahan di perusahaan.
4. Laporan arus kas
Menunjukan semua aspek berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik
yang berpengaruh langsung atau tidak terhadap kas. Kas masuk dari uang
yang masuk seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya sedangkan
kas keluar merupakan jumlah pengeluaran seperti pembiayaan oprasional
perusahaan.
G. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan membrikan informasi artinya ada komponen atau nilai yg perlu
dijelaskan lebih detail:
a. Analisis Laporan Keuangan
Menurut Wild, dalam laporan keuangan (2005,3) mendefenisikan sebagai
berikut “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam pengambilan
keputusan”. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat
dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, setelah itu dilakukan amalisis
laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat
mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
b. Tujuan dan manfaat analisis
Menurut Kasmir (2008: 68) ada 6 tujuan dan manfaat berbagai pihak dengan
adanya anlisis laporan keuangan yaitu:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta , kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang
telah dicapai untuk beberapa periode.
b. b.Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.
c. c.Untuk mengetahui kekuatan kekuatan yang dimiliki.
d. Untuk mengetahui langkah langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakan perlu
penyegaran atau tidak karna sudah dianggap berhasil atau gagal.
f. Dapat juga digunakan sebagai pembandingan dengan perusahaan
sejenis tentang hasil yang dicapai.
c. Analisis Laporan Arus Kas
Adapun metode analisis yang dilakukan atas laporan arus kas
secara horizontal (dinamis) , dengan cara membandingkan selama
Laporan arus kas pada PT.PLN PERSERO MEDAN disajikan
berdasarkan metode langsung (direct method) dalam hal ini dilakukan
dengan cara melaporkan kelompok” penerimaan kas dan pengeluaran kas
dari kegiatan oprasi secara lengkap (gross) tanpa melihat laporan laba
rugi dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
d. Analisis Rasio Keuangan
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menganalaisa
laporan keuangan adalah analisis rasio dengan menggunakan perhitungan
perbandingan atas data kuantitatif yang ditujukan dalam neraca maupun
laba rugi. Pada dasarnya perhitungan rasio rasio keuangan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan di masa lalu , saat ini, kemungkinan dimasa
depan.
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan diklasifikasikan menjadi 2:
1. Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir ( 2008 : 153 ) ada 8 tujuan perusahaan menggunakan rasio
solvabilitas, yaitu:
a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak
lainnya ( kreditor).
b. Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap ( seperti angsuran pinjaman termasuk bunga)
c. Untuk menilai keseimbangan anatara nilai aktiva khususnya aktiva tetap
dengan modal
e. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap
pengelolaan aktiva.
f. Untuk menilai atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka pendek.
g. Untuk menilai berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih terdapat
sekian kalinya modal sendiri yang dimiliki.
Sementara itu manfaat rasio solvabilitas menurut Kasmir (2008 : 154) ada 8
yaitu:
a. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhdapa kewajiban
kepada pihak lainnya.
b. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang
bersifat tetap ( seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
c. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya ativa
tetap dengan modal.
d. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai hutang.
e. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap aktiva.
f. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah
modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
g. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
2. Rasio Likuiditas
Berkaitan dengan likuiditas perusahaan arus kas memberikan informasi bagi
manajer mengenai kesanggupan perusahaan utk menyediakan kewajiban
membayar jangka pendek.
Lukman Syamsuddin ( 2000 ; 41 ) mengemukakakn tentang likuiditas
yaitu: “Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan
perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yg tersedia.” Likuiditas
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kas.
Tersedianya jumlah kas yang memadai sangat diperlukan agar perusahaan
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.
Likuiditas sering disebut sebagai tingkat kemampuan perusahaan untuk
dapat membayar kewajiabn jangka pendek perusahaan. Dapat diukur dari
kemampuannya untuk mendapatkan kas atau kemampuannya untuk mengubah
aktifa non kas menjadi kas. Kebijkana likuiditas merupakan ketentuan yang dinuat
oleh perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas
memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim ( 2003:77) mengemukakan tentang
rasio likuiditas dan solvabilitas adalah: “mengukur kemampuan likuiditas jangka
pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhdap utang
lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).”
Nilai rasio yang rendah menunjukan adanya masalah bagi perusahaan
sedangkan angka yang tinggi brarti menunjukan adanya aktifa lancar. Penilaian
siklus operasinya melampaui satu periode akutansi. Perusahaan yang mampu
memenuhi nilai rasionya akan melancarkan kewajiban keuangannya tepat
pada waktu jatuh tempo berarti perusahaan dalam keadaan likuid / mempunyai
aktifa lancar yang lebih besar dari utang lancar atau utang jangka pendek,
sedangkan perusahaan yg tidak mampu memenuhi kewajiban pada saat jatuh
tempo makan perusahaan tersebut sedang illikuid.
H. Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan disajikan dengan maksud untuk melihat kondisi keuangan
pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan
kemerosotan pada PT PLN Persero Area Medan dilihat dari Laporan keuangan
selama dua tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca dan Laporan
Penerima Dana dan Laporan Pengeluaran Dana 2013 dan 2014.
Adapun Laporan Neraca dan Laporan Penerimaan dan laporan Pengeluaran
Dana pada Tahun 2013 dan 2014 dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3,3, dan
Uraian atau penjelasan dari tabel 3.1 neraca perbandingan tahun 2013 dan
2014.
1. Aset tetap
Jumlah aset tetap pada tahun 2013 sebesar: Rp 732,077,066,291 sedangkan
tahun 2014 : Rp 790,460,177,454
2. Aset tidak lancar
Jumlah aset tidak lancar lainnya pada tahun 2013 sebesar: Rp
1,190,095,592 sedangkan tahun 2014 : Rp 1,328,198,403
3. Aset lancar
Jumlah aset lancar pada tahun 2013 sebesar :Rp 389,627,692,740 sedangkan
tahun 2014 : Rp 432,372,841,848
4. Ekuitas liabilitas
Jumlah ekuitas liabilitas pada tahun 2013 sebesar : Rp 1,769,223,630,484
sedangkan tahun 2014: Rp 3,309,882,373,496
5. Liabilitas jangka panjang
Jumlah jangka panjang pada tahun 2013 sebesar: Rp 344,536,655,887
sedangkan tahun 2014: Rp74,147,941,450
6. Liabilitas jangka pendek
Jumlah jangka pendek pada tahun 2013 sebesar: Rp 270,248,539,213
sedangkan tahun 2014: Rp 279,629,079,498
Uraian atau penjelasan dari tabel 3.2 neraca perbandingan tahun 2013 dan
2014
1. pendapatan usaha
jumlah pendapatan usaha pada tahun 2013 sebesar: Rp6,173,242,827,437
2. beban usaha
jumlah beban usaha 2013 sebesar: Rp 7,965,503,002,982 sedangkan tahun
2014: Rp 7,810,683,536,351
3. pendapatan usaha
jumlah pendapatan usaha tahun 2013 : Rp 23,036,545,060 sedangkan
tahun 2014 : Rp 25,154,727,857
4. laba rugi bersih
jumlah laba rugi tahun 2013 sebesar : Rp 1,769,223,630,484 sedangkan
tahun 2014: Rp 3,309,822,373,496
I. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan
Berdasarkan pengertian dan penggolongan rasio keuangan, maka dapat
dianalisis beberapa rasio keuangan tersebut untuk melihat tingkat perkembangan
seluruh aktivitas perusahan
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini dianalisis untuk mengetahui kemampuan perusahaan dala
memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2013, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 187,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada
tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 220,7
aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam mengembalikan
hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar meningkat pada tahun 2014.
b.Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat = Aktiva Lancar −Persediaan
Berdasarkan perhitungan rasio cepat pada tahun 2013, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 179,4 aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun
2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 206,6 aktiva
lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam mengangsur setiap rupiah
hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan meningkat pada tahun
2014.
c.Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio Kas = Kas
Aktivalancar
x
100%
2013 = 4.072.367
389.627.692
x
100%
2014 =17.145.171
424.372.841
x
100%
=4,04%
Berdasarkan perhitungan rasio kas, pada tahun 2013 terjadi peningkatan
rasio sebesar 3%. Rasio Kas pada tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat
untuk perusahaan jasa, karena rasio kas yang baik yaitu 100%, sebaiknya
perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan agar perusahaan menjadi
likuid.
Tabel 3.3
Rasio Likuiditas
Akhir Tahun 2013 dan 2014
No Rasio-Rasio Likuiditas 2013 (%)
Sumber : PT.PLN (PERSERO) Area Medan
2.Rasio solvabilitas
Rasio ini biasa digunakan untuk tujuan perusahaan secara keseluruhan,
artinya seluruh jenis rasio perusahaan, sebagian hanya diperlukan untuk
2014 = 1,225,658,020,341
1,138,374,862,014
x100%
= 1,07%
Berdasarkan perhitungan rasio lancar pada tahun 2013, perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 0,92% aktiva lancar. Sedangkan, pada
tahun 2014, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 1,07%
aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusaaan dalam mengembalikan
hutang
Debt to equity ratio tahun 2013 sebesar 0,64% dan tahun 2014 sebesar 0,37%, mengalami peningkatan sebesar 0,27% menunjukan berat hutang
perusahaan yang dijamin dengan modal yang dimiliki, semakin kecil oprasional
yg dibiayai pinjaman, untuk yang dianalisis belum memenuhi syarat perusahaan
karna yang baik itu 100% (1:1), sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar
yang berlebihan.
c. Long term debt to equity ratio
Untuk total ekuitas
=
total hutang jangka panjangBerdasarkan rasio jangka panjang tahun 2013 dan 2014 tidak terdapat
jumlah yang menentukan perbandingan hutang jangka panjang dengan total
ekuitas yang berpengaruh bagi perusahaan untuk memenuhi kewajian jangka
panjang.
Tabel 3.4
Rasio solvabilitas
Akhir Tahun 2013 dan 2014
No Rasio-Rasio solvabilitas 2013 (%) 2 Rasio hutang ke ekuitas (debt to
equity Ratio)
0,64% 0,37% 0,27% (+)
3 Totang hutang jangka panjang ke total ekuitas (LTDtER)
0% 0% 0%
Dari ketiga komponen rasio SOLVABILITAS tersebut, maka secara umum
dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan pasang surut
44 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dilihat dari data perbandingan pada tahun 2013 dan 2014 bahwa PT.PLN
PERSERO medan.
1 Rasio Solvabilitas berdasarkan perhitungan arus kas debt ratio mengalami
peningkatan dan sedikit penurunan sebesar 0,15%(-) debt to equity ratio
tahun 2013 sebesar 0,64% dan tahun 2014 sebesar 0,37%, mengalami
peningkatan sebesar 0,27% menunjukan berat hutang perusahaan yang
dijamin dengan modal yang dimiliki. Hal ini berarti, kemampuan
perusahaan dalam membayar setiap rupiah hutang dengan jaminan
sebaiknya perusahaan menghindari hutang lancar yang berlebihan.
2 Rasio Likuiditas berbanding terbalik dengan perhitungan rasio cepat pada
tahun 2013, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan
179,4% aktiva lancar pada tahun 2014, perusahaan mampu menjamin
setiap hutang lancar dengan 206,6% aktiva lancar perusahaan cukup
dalam memenuhi hutang jangka panjangnya dan peningkatan jumlah
aktiva namun jika dibandingkan dalam rata rata kondisi perusahaan kurang
baik Terlihat dari penyediaan kas, peningkatan rasio ini berpengaruh bagi
perusahaan sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi
B. SARAN
Saran yang diajukan smoga menjadi masukan bagi PT PLN PERSERO.
Diantaranya :
1. Dilihat dari tahun 2013 ke 2014 sebaiknya kinerja perusahaan terutama
dibagian keuangan dan material maunpun penyedian dan perbaikan untuk
tahun yang dianalisis belum memenuhi syarat karna debt equity yang baik
yaitu 100% (1:1)
2. Sebaiknya perusahaan menghindari hutang berlebihan dan membatasi
pinjaman berlebih agar hutang perusahaan tidak terlalu banyak, lebih ketat
untuk menertibkan pencurian listrik dengan mendapat sanksi yang tegas
dan perusahaan pln harus lebih meningkatkan penjualan.
3. Terlebih lagi dalam masalah akses pelayanan agar dipermudah untuk
membayar tagihan dan pelayanan keluhan cepat ditindak lanjuti demi
46
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, pustaka bandung.
Lukman Syamsuddin, 2000, mengemukakan tentang likuiditas, MANAJEMEN
KEUANGAN, Pustaka Bandung.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul halim, 2003,DASAR MANAJEMEN
KEUANGAN PERUSAHAAN, JILID 1. JAKARTA.
Rahardjo, Budi, 2007, Keuangan dan Akutansi, edisi pertama, cetakan pertama, graha ilmu, yogyakarta.
Syahyunan, 2004, MANAJEMEN KEUANGAN, MEDAN:USU.
Website :